2 MARET
TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750
29
Tiket Ekonomi Nyaris Ludes Lini Depan Kurang Tenang
Dilengkapi Barcode, Waspadai Tiket Palsu BANYUWANGI - Laga ekshibisi timnas U-19 versus Persewangi di Stadion Diponegoro Senin besok (3/3) betul-betul ditunggu warga Banyuwangi dan sekitarnya. Animo masyarakat untuk menyaksikan laga tersebut sangat tinggi. Terbukti, ribuan tiket yang dijual di beberapa outlet resmi itu nyaris ludes terjual. Seperti yang terlihat di salah satu outlet resmi kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi ke marin (1/3). Kantor yang beralamat di Jalan Yos Sudarso 89 C tersebut didatangi warga yang ingin menukarkan bukti pem belian dengan tiket asli yang disediakan panitia penyelenggara (panpel). Sebenarnya sesuai jadwal dari panpel, penukaran tiket sudah bisa dilakukan di outlet resmi pukul 12.00 kemarin. Sayang, kedatangan petugas panpel ternyata molor sekitar satu jam di outlet resmi tersebut. Meski molor hanya satu jam dari jadwal, para pemesan tiket sempat gusar n Baca Tiket...Hal 35
SEMENTARA itu, jelang menghadapi Timnas U-19 Senin (3/3) sore pukul 15.00, skuad Persewangi terus melakukan serangkaian latihan. Selain berlatih game, Anis Mujiono dkk juga mengikuti laga uji coba. Ke marin, skuad Perse wangi mengukir hasil positif dalam laga persahabatan melawan Jember Uni ted (JU). Hasilnya, The Lasblang unggul 2-1 atas JU dalam laga yang dimainkan di Lapangan Kalibendo, Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, itu n Baca Lini...Hal 35
GALIH COKRO/RaBa
MEMBELUDAK: Warga antre menukar kuitansi dengan tiket asli pertandingan Timnas U-19 versus Persewangi di oulet resmi kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi sekitar pukul 13.15 kemarin.
Kostum Timnas Laku Keras
GALIH COKRO/ RaBa
LARIS: Pembeli melihat jersey timnas di sekitar Stadion Diponegoro, Banyuwangi, kemarin.
SEMENTARA itu, pertandingan Tim Na sional (Timnas) U-19 melawan Per sewangi membawa berkah bagi pedagang di sekitar Stadion Di ponegoro, Banyuwangi. Beberapa hari te rakhir, pedagang jersey timnas dan pernak-perniknya laku keras. Di sekitar Stadion Diponegoro marak penjual berbagai jersey sepak bola. Abdurohim, 50, seorang pedagang jersey bola mengaku, sudah berjualan di tempat tersebut sejak seminggu lalu. Kali ini
omzet penjualan komoditas tersebut mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat daripada biasa. “Alhamdulillah kali ini omzet penjualan meningkat pesat,” ujar warga Kelurahan Kampung Mandar tersebut. Abdurohim menambahkan, para pembeli umumnya memburu jersey Tim Garuda Jaya. Hal tersebut berkaitan dengan pemain yang menjadi primadona saat ini. Dia menambahkan, selain menjual jersey timnas, mereka juga menjual jersey tim
Persewangi. Sebab, pembeli juga banyak yang mencari kostum tim berjuluk Laskar Blambangan (The Lasblang) tersebut. Seperti yang dilakukan Agus Wahid, 43, warga Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Di pertandingan besok, Agus mengaku tetap mendukung Persewangi. Bahkan, dia memprediksi Persewangi bisa mengalahkan timnas U-19 dengan skor tipis 1-0. “Persewangi menang 1-0 besok,” ujar bapak satu anak itu. (mg2/c1/bay)
ALI NURFATONI/RaBa
ASA TINGGI: Pemain Persewangi mengasah kemampuan menendang bola-bola mati di Lapangan Kalibendo.
Nurwulan Serahkan Mobil dan Rumah Minta Usut Otak Penggelapan Dana Nasabah Rp 3 Miliar HUKUM
Besok Vonis Korupsi RSUD Genteng BANYUWANGI - Perkara dugaan penyimpangan proyek dua lantai ruang rawat inap RSUD Genteng yang sedang diproses di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya hampir rampung. Tiga tersangka yang diduga terlibat dalam perkara itu dijadwalkan akan diputus Senin besok (3/3). Ke t i g a t e rdakwa kasus itu adalah mantan direktur RSUD Genteng dr. Nanang Sugianto, komisaris PT. Pancoran Riskiyanto Dodik Pram, dan manajer PT. Pancoran Ir. Dwinta Indarwati. “Perkara ini (RSUD Genteng) tinggal putusan,” cetus Kepala Seksi Pidana Khusus (Ka si Pidsus) Ke jaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi Paulus Agung Widaryanto SH kemarin (1/3). Putusan perkara dugaan korupsi yang menyebabkan negara rugi Rp 200 juta itu, terang kasipidsus, sudah dijadwalkan Senin besok. “Bila tidak ada perubahan, sidang putusan akan dilaksanakan Senin besok,” ujarnya. Mengenai putusan perkara dugaan korupsi itu, kasipidsus menyerahkan sepenuhnya kepada majelis hakim Pengadilan Tipikor n Baca Besok...Hal 35
SHULHAN HADI/RaBa
TUMPAH: Muatan truk berceceran di tepi jalan raya Hutan Baluran, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, kemarin.
Rem Blong, Truk Terguling di Baluran BANYUPUTIH - Diduga akibat rem blong, truk tronton Hino bernopol P 8281 UW bermuatan kopi sachet terguling di jalan raya Hutan Baluran kemarin (1/3). Tempat kejadian perkara persis di sebelah utara kantor Balai Taman Nasional Baluran di Kecamatan Banyuputih, Situbondo. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) tersebut. Penuturan
sopir truk, Widi, kendaraan yang dikemudikannya melaju normal. Namun, ketika akan melewati tikungan, tiba-tiba kendaraannya lepas kendali dan rem tidak berfungsi. Kendaraan berat berwarna hijau itu pun terguling. Sebagian besar muatan kopi sachet dari Surabaya yang akan dikirim ke sebuah gudang di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, itu pun tumpah. “Remnya blong, Mas,” ujarnya n Baca Rem...Hal 35
BANYUWANGI - Penahanan tersangka kasus penggelapan dana nasabah Rp 3,5 miliar, Kholis Nurwulan Puspitasari, 41, memantik reaksi pengacara tersangka. Kuasa hukum karyawan Bank Mahkota Genteng itu meminta aparat kepolisian terus mengusut kasus tersebut. Ahmad SH selaku kuasa hukum Kholis Nurwulan menyatakan, yang bertanggung jawab atas raibnya dana milik nasabah itu bukan hanya kliennya. “Kenapa hanya klien saya yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” kata pengacara asal Jember itu kemarin (1/3). Ahmad menyebut, ada kejanggalan dalam laporan dan penanganan kasus dugaan penggelapan dana nasabah Bank
AGUS BAIHAQI/RaBa
Nurwulan Puspitasari
Mahkota Genteng tersebut. Di antaranya, jelas dia, kliennya sudah kooperatif dengan menyerahkan rumah dan mobilnya. “Perkara itu sebenarnya sudah diselesaikan secara intern,” cetusnya. Sebelum Bank Mahkota Genteng, yang diwakili direktur utamanya Siti Komariah, melapor ke aparat kepolisian, mobil dan rumah milik Nurwulan sudah diserahkan ke bank n
Pengalaman Asmuni, Guru di Pelosok Situbondo
Sakit, Jalan Kaki Empat Jam, Tertidur di Hutan Asmuni ditugaskan di SDN Merak, dusun terpencil di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo. Menuju lokasi itu hanya bisa menggunakan transportasi laut atau jalan setapak lewat tengah hutan.
ASMUNI sudah sekitar tiga tahun mengajar di SD Merak. Mengajar di lembaga pendidikan yang menjadi “kelas jauh” SDN 1 Sumberwaru ter sebut sebenarnya merupakan tantangan baginya. Pria asal Kabupaten Banyuwangi itu harus rela meninggalkan istri dan anak tercintanya. Asmuni baru pulang ke
Kostum timnas laku keras Bulan depan giliran kaus kostum caleg
Lindungi konsumen, bentuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Tentu tak berlaku untuk konsumen narkoba
EDY SUPRIYONO, Situbondo
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Baca Nurwulan...Hal 35
EDY SUPRIYONO/RaBa
MENGABDI: Asmuni (kanan) bersama sejumlah warga Dusun Merak di DPRD Situbondo beberapa waktu lalu.
rumah setiap akhir pekan. Atau, jika cuaca tidak memungkinkan, dia pulang setengah bulan sekali.
Di Merak dia tinggal di rumah dinas sangat sederhana yang dindingnya terbuat dari gedek. Hal yang sama
juga dialami guru-guru lain yang juga mengajar di SD Merak n Baca Sakit...Hal 35
email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com
30
Minggu 2 Maret 2014
Untag Siap Hearing Soal Pendirian Unair BANYUWANGI - Pro dan kontra terhadap rencana pendirian kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Banyuwangi masih terus berlanjut. Bahkan, kemarin (1/3) civitas akademika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi menggelar pertemuan dengan Ketua DPRD Banyuwangi Hermanto untuk mengklarifikasi pernyataan sang ketua dewan tentang dukungan terhadap pendirian Unair di Bumi Blambangan. Rektor Untag Banyuwangi, Tutut Hariyadi mengatakan, pihaknya tidak berfokus pada
dukung-mendukung dan menolak pendirian Unair di Banyuwangi. Bagi dia, sebagai perguruan tinggi yang taat asas, Untag akan bersikap jika ada kebijakan yang bertentan-
gan dengan undang-undang yang berlaku. Dikatakan, berdasar hasil kajian yuridis yang dilakukan Untag, pendirian Unair di Banyuwangi diindikasi ber-
• Toyota Avanza ‘13 •
• Daihatsu Terios ‘09/’11 •
• Nissan •
• Innova ‘10/09 •
Djl Rmh Sarang Burung LT 33X40 LB 12X12 LB 8X12 Ry Besuki H: 082315151405
Dijual New Avanza Veloz L.5MT tahun 2013 putih hrg 166,5 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Daihatsu Terios f700RG tahun 2009/ 011 merah/hitam hrg 149 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Nissan Banyuwangi diskon istimewa untuk Nissan Grand Livina, March, Evalia, Juke, Navara, Serena, X-Trail, Teana, Elgran Info Adzam:081232246632
Dijual Toyota kjg Innova (solar) tahun 2010/ 2009 silver/hitam hrg 199,5 jt/149 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
• Tanah & Bangunan •
• Honda Jazz ‘06/’13 •
• Honda Jazz ‘04 •
• Nissan •
• Suzuki Karimun ‘05/’09 •
Dijual tanah dan bangunan tanpa perantara SHM luas 1.120 m2. Lokasi pinggir jalan raya kembiritan Genteng Bwi. Peminat serius hub. 085339630080
Dijual Honda Jazz GD3 IDSI tahun2006/ 013 merah/hitam hrg 109 jt/185 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Djl Honda Jazz IDSI 2004, Hitam Nopol N 1530 NH,Veleg Ring 17 Full Audio, 120 Juta/ Nego.H: Lasmono, Sawahan.Jl.Nuri RT13/ 01 Genteng Kulon Tlp.081 358 234 555
Promo diskon heboh,Promo Bonus Hanya di bln ini Untk Setiap Pembelian Mobil Nissan Info Lebih Lanjut Hub: Frengki Setiawan 081333210583/087857733083
Dijual Suzuki SL410 R-Karimun/apv tahun 2005/09 hitam hrga 88,5 jt/107,5 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
SIGIT HARIYADI/RaBa
SIKAPI UNAIR: Dari kiri, Rektor Untag Tutut Hariyadi, Kepala Perpenas Waridjan, Ketua DPRD Hermanto, dan pakar hukum tata negara Untag Didik Suhariyanto, berdialog di kampus Untag Banyuwangi kemarin (1/3).
tentangan dengan beberapa ketentuan undang-undang. Salah satunya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan program studi (prodi) di luar domisili perguruan tinggi. Menurut Rektor Tutut, penolakan rencana pendirian Unair di Banyuwangi bukan didasari ketakutan Untag bersaing dengan perguruan tinggi lain. Sebaliknya, Untag siap bersaing asal menggunakan jalan yang benar. Bukan jalan pintas seperti kasus pendirian Unair di Banyuwangi n Baca Untag...Hal 34
SHULHAN HADI/RaBa
CARI SUMBANGAN: Sejumlah anggota komunitas menggalang dana terhadap pengendara yang berhenti di lampu merah depan Mapolsek Besuki.
Galang Dana untuk Korban Erupsi Kelud BESUKI - Guna meringankan beban korban Bencana Kelud, sejumlah pemuda yang tergabung dalam komunitas motor CB BeSi (Besuki Situbondo) menggelar penggalangan dana di depan Mapolsek Besuki kemarin (1/3). Dalam aksi itu, mereka mengajak pengguna jalan menyisihkan sebagian uang untuk
korban erupsi Kelud. Sasaran yang dituju anggota komunitas CB BeSi adalah korban Kelud di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. “Selain anggota CB BeSi, sejumlah anggota komunitas CB dari wilayah Bondowoso dan tempat lain juga ikut menggalang dana,” kata Totok, koordinator
penggalangan dana. Menurutnya, uang hasil penggalangan dana itu akan disalurkan kepada korban bencana Kelud. Para relawan berangkat ke lokasi, imbuh Totok, menggunakan uang pribadi. “Semua hasil penggalangan akan disalurkan sepenuhnya,” lanjut Totok. (mg1/c1/als)
ADA APA LAGI
Pengajian Ad-Dhuha di MAB YAYASAN Masjid Agung Banyuwangi (MAB) kembali menggelar pengajian Ad-Dhuha. Acara yang dimulai pagi ini (2/3) pukul 07.00 itu mengundang Ketua MUI Situbondo KH Saiful Muhyi sebagai pembicara.(*)
LOWONGAN KERJA Sebuah Perusahaan Distributor Farmasi Nasional membuka cabang baru di Banyuwangi membutuhkan segera tenaga:
1. APOTEKER (PEN. JAWAB PBF) 2. ASISTEN APOTEKER Bagi yang sesuai dengan kualifikasi untuk lowongan pekerjaan di atas, mau & mampu bekerja keras baik secara personal maupun team. kirim Surat Lamaran beserta CV ke: dany.artanto@tsj.co.id atau hubungi: 08119501411
BANYUWANGI
• Pertokoan Anggrek Mas •
• STNK •
Djl Toko L 52m2 SHM S Pakai Utk Usaha Pertokoan Anggrek Mas A-1 Jl Anggrek Stb H: 085233066166 / 081249724358
P 3750 YB an Adang Abdul Rahim Prm Kebalenan Indah Blok E 04 RT 01/01, Kblenan
BANYUWANGI • Tanah Kavling • Dijual Tanah Kaplingan belakang Polsek Glagah Hub 085230764536
SITUBONDO SITUBONDO • Grand Panji • • Rumah •
BANYUWANGI • Sales Executive • PT Wahana Wirawan Indomobil Nissan Bwi Mmbthkn Sales Executive Syrt Pria/Wnta Usia Max 30 Th Pend Min SMA/SMK Krm CV Ke Indomobil Nissan Bwi Jl S. Parman 147Sumberrejo Bwi 0333 -4460222
NewLaunching,T100danT54,unittrbatas,Lok Strtgis, CCTV, Atap Galvalum, Genteng Beton, Drainase, Jln 8 m, One Gate System, Security, HrgPromo,H:085236828956,085234074222.
PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Event: Benny Siswanto. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: Samsudin Adlawi. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/ mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
BERITA UTAMA
Minggu 2 Maret 2014
35
HALAMAN SAMBUNGAN
Ketahuan Palsu, Urusan dengan Aparat n TIKET... Sambungan dari Hal 29
Kusuma, salah satu petugas outlet mengakui, minat warga membeli tiket laga bergengsi itu sangat tinggi. “Yang membeli ti ket sudah ramai sejak pagi tadi,” ujarnya. Dia menambahkan, pelayanan penukaran tiket seharusnya hanya dilayani pada jam kerja hingga pukul 16.00. Namun, petugas terpaksa memberi toleransi masa
penukaran tiket hingga pukul 18.00 tadi malam. “Sampai kewalahan kita,” ujarnya. Dia menambahkan, per sediaan tiket kelas ekonomi di outlet tersebut sudah hampir habis. “Tiket ekonomi yang tersedia di sini sudah nyaris habis. Yang masih tersedia adalah tiket kelas utama dan VIP. Itu pun jumlahnya tidak terlalu banyak,” imbuhnya. Sementara itu, panpel mengingatkan masyarakat mewas-
padai peredaran tiket palsu. Masyarakat yang membeli tiket palsu dipastikan tidak bisa masuk stadion besok sore. Sebab, tiket yang asli sudah dirancang dengan dukungan teknologi tinggi. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Ahmad Khoirullah mengungkapkan, penonton masuk stadion dengan pemeriksaan ketat. Selain itu, petugas akan memeriksa ti ket masuk yang dilengkapi
barcode itu dengan dukungan teknologi. ‘’Tiket palsu nanti ada warning voice (peringatan suara) saat berada di pintu masuk stadion,’’ jelasnya. Khoirullah menambahkan, tiket asli tidak ada tanda bunyi dalam pemeriksaan. Karena itu, mereka yang membawa tiket asli tidak ada kendala masuk stadion. ‘’Yang pakai tiket palsu tidak akan lolos,’’ tegasnya. Oleh karena itu, kata dia, masyarakat harus membeli tiket
Pemain Sudah Tidak Sabar Tampil n LINI... Sambungan dari Hal 29
Meski menang tipis, tapi kemenangan itu membuat Anis Mujiono dkk semakin mantap menatap laga melawan Evan Dimas dkk yang digelar di Stadion Diponegoro. Dalam laga tersebut, Persewangi tampil penuh determinasi tinggi sepanjang 90 menit. Dua gol tuan rumah dicetak Sukarno Andi Wijaya dan M. Ikrom Syafi’i. Tim tamu yang musim depan berkiprah dalam Kompetisi Divisi I itu hanya mampu membalas gol melalui sepakan Galuh. Gol pertama tuan rumah lahir melalui skema apik. Sukarno Andi Wijaya berhasil menang sprint melawan beberapa bek
lawan. Pemain 18 tahun itu pun tidak menyia-nyiakan peluang manis saat berhadapan dengan kiper. Sepakan mendatarnya tidak mampu dihalau kiper lawan. Skor 1-0 untuk tuan rumah itu dicetak saat pertandingan berjalan 27 menit. Tetapi, keunggulan itu hanya mampu bertahan 4 menit. Gol untuk menyamakan kedudukan bermula dari tendangan bebas. Bola tendangan Cakra melewati pagar hidup tuan rumah. Boy Vilanosa yang dipercaya sebagai penjaga gawang sebenarnya mampu menghalau bola. Tetapi, bola mental dan disambar Galuh sehingga menjadi gol. Persewangi tidak ingin menuai hasil imbang dalam laga ter sebut. Tuan rumah terus
menekan pertahanan lawan. Sayang, beberapa peluang yang seharusnya menjadi gol gagal di manfaatkan dengan baik. Nah, M. Ikrom keluar sebagai pahlawan di menit 51. Skor tersebut sekaligus menjadi hasil akhir dalam laga tersebut. Meski hanya menang tipis, tapi duet pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi-Ribut Santoso, merasa puas. Pasalnya, performa anak didiknya dalam skema 4-4-2 kian berkembang. ‘’Permainan anak-anak terus berkembang. Itu bagus jelang menghadapi Timnas U-19,’’ ujar Bagong Iswahyudi. Sebetulnya Persewangi bisa menambah perbendaharaan gol. Namun, para pemain kurang tenang dalam mengeksekusi bola.
‘’Andik (Sukarno Andi Wijaya, red), striker Persewangi, punya empat peluang. Sayang masih kurang tenang,” sesal Bagong. Sementara itu, Bagong mengevaluasi pertahanan tim. Menurut dia, beberapa pemain di lini belakang kerap melakukan pe langgaran. ‘’Pelanggaran di area 16 tidak perlu terjadi. Sa ngat berisiko. Ini menjadi evaluasi kita,” katanya. Menurut dia, tim tamu adalah tim bagus. Beberapa pemain tercatat dalam skuad tim pra-PON Jatim. Karena itu, hasil tersebut bisa menambah kepercayaan tim jelang menghadapi Garuda Jaya besok. ‘’Anak-anak sudah tidak sabar menantikan laga melawan Timnas U-19,” jelang Bagong. (ton/c1/als)
Tiga Karyawan Kembalikan Uang n NURWULAN... Sambungan dari Hal 29
Selain itu, pihak Nurwulan juga masih menyerahkan uang tunai. “Ada tiga karyawan yang me ngembalikan uang, tapi kenapa yang dilaporkan dan ditahan hanya klien saya,” ujar Ahmad kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Ahmad menyebut, dua oknum karyawan Bank Mah kota itu sebenarnya juga bertanggung jawab atas raibnya dana nasabah tersebut. Tetapi, sampai saat ini kedua karyawan itu hanya dijadikan saksi. “Bapak polisi harus mengusut tuntas,” ujarnya. Terkait raibnya dana nasabah Bank Mahkota senilai Rp 3 miliar itu, Ahmad mencium ada aktor intelektual. Hal itu, jelas dia, perkara yang sudah dilakukan sejak 2008 baru diungkap tahun 2013. “Ini pasti ada yang mengelola dana itu. Itulah otaknya dan harus dibongkar juga,” tuntutnya. Ahmad menyampaikan, bila
Bank Mahkota Genteng memiliki validasi, maka kejadian 2008 itu pasti segera terbongkar. Nyatanya, baru terbongkar setelah aksi itu berjalan lima tahun. “Tanpa ada yang mengelola, tidak mungkin bisa aman hingga beberapa tahun,” cetusnya. Sementara itu, Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kasatreskrim AKP Nandu Dyanata mengakui, rumah dan mobil milik tersangka yang diduga pembeliannya menggunakan uang dari Bank Mahkota itu sudah disita sebagai barang bukti (BB). “Nilai kerugiannya sudah berkurang,” katanya. Dalam laporan yang disampaikan kepada polisi, lanjut dia, pihak Bank Mahkota menyebut dana yang diduga digelapkan tersangka mencapai Rp 3.063.690.000. Dana sebesar itu setelah dikurangi penyerahan rumah dan mobil menjadi Rp 2.666.390.000. “Kita masih terus mengusut perkara ini,” ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, kar-
yawan Bank Mahkota Genteng, Kholis Nurwulan Puspitasari, 41, ditangkap polisi. Perempuan itu dilaporkan ke polisi oleh pimpinan bank tersebut karena di duga menggelapkan dana nasabah. Tidak tanggung-tanggung, dana nasabah yang raib diperkirakan Rp 3 miliar. Sambil menjalani pemeriksaan, karyawan bagian administrasi Bank Mahkota itu harus menginap di ruang tahanan Polres Banyuwangi. “Tersangka kita titipkan di ruang tahanan Polsek Kota (Polsek Blambangan),” cetus Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kasatreskrim AKP Nandu Dyanata. Menurut Kasatreskrim Nandu, Nurwulan ditangkap se telah ada laporan Direktur Uta ma Bank Mahkota Genteng, Siti Komariah. Berdasar laporan itu, polisi menindaklanjuti dengan memeriksa sejumlah saksi. “Dalam laporannya, jum lah dana nasabah yang hilang sekitar Rp 3.063.000.000,” katanya.
Dana nasabah senilai Rp 3 mi liar lebih yang tidak jelas keberadaannya itu, kata kasatreskrim, diduga diurus tersangka sejak 2008 hingga 2013. Di antara dana itu diduga kuat digunakan untuk kepentingan sendiri. “Ada yang dipakai sendiri,” cetusnya. Sementara itu, Kholis Nurwulan Putpitasari kepada petu gas mengaku kaget terkait hilangnya dana nasabah Bank Mahkota senilai Rp 3,5 miliar itu. “Yang pernah disampaikan ke saya, uang nasabah yang hilang Rp 3,5 miliar. Padahal tidak sebesar itu,” sebutnya. Nurwulan menyebut, dana yang menjadi tanggung jawabnya dalam perkara itu senilai Rp 3,1 miliar, bukan Rp 3,5 miliar seperti yang dituduhkan. Dana sebesar itu sebenarnya masih ber putar di sekitar nasabah Bank Mahkota. “Kalau ada kar yawan yang butuh dana untuk diputar, maka saya beri,” terangnya. (abi/c1/bay)
Terdakwa Dwinta sedang Sakit n BESOK... Sambungan dari Hal 29
Pihak penuntut optimistis tuntutan yang telah disampaikan dalam persidangan sebelumnya diterima majelis hakim. “Putusannya, kita ya belum tahu,” katanya.
Dalam sidang sebelumnya, masih kata dia, jaksa penuntut umum (JPU) Karimudin SH menyatakan ketiga tersangka terbukti melanggar Pa sal 3 UndangUndang (UU) RI Nomor 31 tentang Pemberantasan Tipikor. “Kami menilai proyek di RSUD Genteng ada penyimpangan,” ujarnya.
Meski jaksa menuntut pasal yang sama untuk tiga tersangka, tapi tuntutannya berbeda. dr. Nanang dan Riskiyanto dituntut tiga tahun penjara dengan denda Rp 50 juta subsider tiga bulan kurungan. “dr. Nanang dan Riskiyanto memiliki peran besar. Keduanya dituntut tiga
tahun penjara,” ungkapnya. Untuk terdakwa Dwinta Indarwati, jelas dia, jaksa hanya menuntut dua tahun penjara. Tetapi, kakak kandung Riskiyanto itu diwajibkan membayar denda Rp 50 juta subsider tiga bulan kurungan. “Dwinta juga sedang sakit,” dalihnya. (abi/c1/bay)
Listrik Diesel Menyala Pukul 17.00 n SAKIT... Sambungan dari Hal 29
“Karena kita memang tidak memungkinkan melakukan PP (pulang-pergi) sekolah–rumah setiap hari. Waktunya tidak nutut. Jadi, mau tidak mau ya memang harus tinggal di Merak,” terang Asmuni kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Kata Asmuni, perjalanan menuju Dusun Merak sangat melelahkan. Jika menggunakan jalur laut, dibutuhkan waktu hingga satu jam. Jika menggunakan jalur darat hanya butuh waktu sekitar setengah jam mengendarai motor. Namun, akses darat hanya bisa ditempuh pada saat musim kemarau. Jika musim hujan, medan dengan tanah berlumpur itu sangat tidak mungkin dilalui kendaraan. “Kalau terpaksa jalan kaki lewat jalur darat saat musim hujan, butuh waktu tiga sampai empat jam. Kalau musim hujan memang repot. Mau naik perahu pun takut karena biasanya ombak besar,” terang Asmuni. Asmuni memiliki pengalaman tak terlupakan saat musim hujan. Dia mengaku pernah berjalan kaki sampai empat jam dari Karangtekok ke Dusun Merak. Padahal, saat itu dia sedang sakit. “Pas di tengah jalan saya sangat capek, saya sempat tertidur sekitar satu jam di tengah hutan,” kenangnya.
Jauhnya jarak dan sulitnya akses transportasi menuju Dusun Merak memang menjadi salah satu keluhan para guru. Terutama, jika mereka harus menyetorkan berkas administrasi dengan cepat. “Jadi, kita tidak bisa kalau mendadak, misalnya di-SMS harus ngirim saat itu juga. Kita kelabakan bukan main. Kita baru kita bisa mempersiapkan dengan baik jika ada pemberitahuan dua atau sehari sebelumnya,” ujar Asmuni. Bagi Asmuni, tiga tahun sudah dianggap cukup untuk mengabdikan diri di daerah terpencil. Ke depan, dia ingin pindah tugas ke lokasi yang dekat dengan keluarga. Namun, keinginan Asmuni meninggalkan SD Merak masih terganjal masyarakat Dusun Merak. Mereka menginginkan Asmuni membantu memperbaiki gedung SD Merak. Beberapa waktu lalu, bersama sejumlah warga Merak, Asmuni datang ke DPRD Kabupaten Situbondo. Selain mencari jalan keluar tentang dana yang dibutuhkan, Asmuni bersama warga juga mendesak dewan agar SD Merak tidak lagi menjadi filial SDN 1 Sumberwaru. Apalagi, jumlah siswa sudah memenuhi persyaratan. “Nanti kalau semua sudah berhasil, saya akan tenang meninggalkan SD Merak. Saya juga telah memberikan kenangkenangan cukup berharga bagi siswa dan warga di sana,” terang pria yang bertugas di SD Merak
sejak 2011 tersebut. Menurut Asmuni, keadaan SD Merak saat ini rusak parah. Dari lima kelas yang tersedia, tiga di antaranya sudah tak bisa lagi ditempati karena sudah tak beratap. Masyarakat setempat kini sedang memperbaikinya dengan anggaran swadaya. Itu demi memperlancar proses belajar-mengajar siswa. Menunggu selesainya kegiatan rehab ruang kelas yang tak diketahui waktunya kapan, siswa SD Merak harus rela belajar dengan kondisi kelas seadanya. Kini satu ruang kelas disekat agar bisa digunakan siswa dua kelas. Siswa yang tidak tertampung, mereka belajar di Mas jid. Asmuni juga merelakan rumahnya dijadikan ruang kelas pada waktu pagi. Meski harus belajar dengan fasilitas pendidikan yang sangat terbatas, Asmuni mengaku bangga kepada murid-muridnya. Sebab, hasil ujian nasional (UN) mereka bisa bersaing dengan teman-temannya di Kecamatan Banyuputih. Hal tersebut terjadi, kata Asmuni, karena siswa SD Merak lebih konsentrasi dalam belajar. Sebab, di Dusun Merak belum ada listrik. Kalau pun ada aliran listrik dari mesin disel, itu baru nyala pukul 17.00 hingga pukul 22.00. “Jadi tidak ada main game dan sebagainya,” terangnya. (c1/bay)
resmi jika ingin menyaksikan Evan Dimas dkk. Selain itu, ma syarakat harus waspada
terhadap peredaran tiket palsu. ‘’Penonton yang bawa tiket palsu otomatis tidak bisa ma-
suk. Nanti kalau ketahuan, juga akan berurusan dengan aparat,’’ tandasnya. (mg2/ton/c1/bay)
Sopir dan Kernet Selamat n REM... Sambungan dari Hal 29
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal tersebut. Sopir tidak mengalami luka berarti. Kernet truk tersebut mengalami luka ringan di kaki. Menurut keterangan petugas Pos Jaga Lalu Lintas
Baluran, Brigadir Katono, kecelakaan lalu lintas itu bersifat tunggal. Karena itu, sopir truk hanya akan dimintai keterangan atas peristiwa itu. Muatan di bak truk tersebut akan dipindah ke kendaraan lain. Dampak tergulingnya truk tersebut, arus lalu lintas jalur utama jurusan Banyuwangi-Situbondo itu sempat tersendat. (mg1/c1/bay)
Mutu Pendidikan Semakin Meningkat n UNTAG... Sambungan dari Hal 30
“Kalau pemkab ingin menguatkan potensi daerah, akan lebih baik bila pemkab merintis perguruan tinggi negeri di Banyuwangi, bukan nebeng ketenaran Unair. Kami tidak pernah keberatan saat pemkab me negerikan Politeknik Banyuwangi, karena memang prosedurnya benar,” cetusnya. Pernyataan senada dilontarkan Ketua Persatuan Pendidikan Nasional (Perpenas) Banyuwangi, Waridjan. Menurut dia, penolakan pendirian kampus Unair oleh Untag dan Perpenas dilandasi kajian bahwa ada tiga aturan main yang ditabrak. Tiga aturan main itu, antara lain Permendiknas Nomor 20 Tahun 2011, UndangUndang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah. Menanggapi pernyataan Tutut dan Waridjan, Ketua DPRD Hermanto menjelaskan, dukungan terhadap pendirian kampus Unair seperti yang dia lontarkan kepada awak media adalah tanggapan pribadi. Bukan atas nama lembaga DPRD Banyuwangi. Menurut Hermanto, kalau dilihat dengan “kasat mata”, pendirian Unair di Banyuwangi akan berdampak positif. Dengan banyaknya perguruan tinggi di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini, kata Hermanto, maka akan semakin banyak pilihan bagi warga dalam melanjutkan studi. Selain itu, dengan semakin ba nyaknya perguruan tinggi di Banyuwangi, maka akan terjadi kompetisi sehat sehingga mutu pendidikan semakin meningkat. Hanya saja, Hermanto mengaku pihaknya belum tahu
mekanisme pendirian Unair di Banyuwangi. Karena itu, Hermanto mengatakan pertemuan dengan civitas akademika Untag tersebut bisa menjadi salah satu referensi bagi dirinya. “Untag bisa menyampaikan secara formal ke lembaga DPRD, khususnya kepada komisi IV yang membidangi pendidikan. Jika ternyata ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai aturan, dewan bisa menggunakan fungsi kontrol,” terangnya. Dikonfirmasi usai pertemuan di ruang F-4 kampus Untag Banyuwangi tersebut, Hermanto menjelaskan, pemkab belum pernah menyampaikan secara formal kepada DPRD terkait rencana pendirian Unair di Banyuwangi. Namun, imbuh Hermanto, pemkab memang tidak selalu harus berkoordinasi dengan dewan, kecuali terkait hal-hal yang menyangkut penggunaan APBD dan aset daerah. “Soal pendirian Unair di Banyuwangi, itu inovasi pemkab. Tidak ada masalah (tidak berkoordinasi dengan DPRD). Cuma kalau kebijakan tersebut menyimpang, DPRD bisa menggunakan fungsi kontrol agar kebijakan pemerintah itu memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Banyuwangi,” cetusnya. Sementara itu, ditanya hasil pertemuan dengan Ketua DPRD Hermanto, Tutut mengaku pi haknya akan mengajukan he aring kepada DPRD. Hal ter sebut dilakukan untuk me nyampaikan tanggapan dan hasil kajian Untag terkait ren cana pendirian Unair di Banyuwangi. “Insyaallah pekan depan kami akan menyampaikan permintaan hearing ke DPRD,” pungkasnya. Seperti pernah diberitakan, keputusan Menteri Pendidikan
RI, Muhammad Nuh, membuka kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Banyuwangi mendapat apresiasi kalangan wakil rakyat. Keputusan itu dinilai sebagai langkah tepat dalam memacu per cepatan pembangunan dan kesejahteraan warga Banyuwangi. Ketua DPRD Hermanto mengatakan, kampus Unair di Banyuwangi akan berdampak positif terhadap kesejahteraan warga. Karena itu, kehadiran Unair di Kota Gandrung harus mendapatkan apresiasi semua elemen masyarakat. Dengan kehadiran Unair, kata Herman, warga Banyuwangi akan lebih baik dalam mendapatkan pelayanan pen didikan. Kehadiran Unair sebagai salah satu kampus terbaik di Asia akan memberikan dampak terhadap pengembangan pembangunan pendidikan warga Banyuwangi. Pembangunan beberapa daerah yang miliki kampus negeri, kata Hermanto, jauh lebih maju daripada daerah yang tidak memiliki kampus negeri. Dengan kehadiran Unair, pendidikan di Banyuwangi tidak monoton dan akan terjadi kompetisi yang sehat, sehingga kualitas pendidikan semakin baik. “Walau Unair hadir di Banyuwangi, tapi tidak akan mematikan perguruan tinggi swasta yang ada,” ujarnya pekan lalu (25/2). Apalagi, lanjut Hermanto, tidak semua lulusan SMA bisa ditampung Unair. Sebab, kapasitas tampung Unair sangat ter batas dan tidak mungkin sam pai mematikan kampus swas ta. Hermanto mengajak para akademisi yang menolak kehadiran Unair berpikir lebih rasional. (sgt/c1/als)
Butuh Sabar dan Kreatif n KUNCI... Sambungan dari Hal 36
Bonsai yang baru dibuat akan lebih dikenal oleh pemiliknya untuk dijadikan jenis bonsai model apa. Apabila keinginan membuat bentuk bonsai sudah diketahui lebih awal, maka proses awal hingga pemangkasan bonsai akan lebih mudah dilakukan.
“Yang merawat tanaman bonsai pasti akan lebih tahu dan mengenal. Nantinya bonsai itu akan dibentuk seperti apa. Makanya, dalam perawatan bonsai juga dibutuhkan kreativitas,” te rang pria yang membuka kebun bonsai di Desa Duwet, Kecamatan Panarukan, ini. Bila kesabaran dan kreativitas berjalan bersamaan dengan merawat tanaman bonsai, maka
untuk mendapatkan bonsai yang indah, yang dapat menarik perhatian banyak orang akan tercapai. Karena tidak ada tanaman yang dibonsai tidak akan jadi. “Semua tanaman yang dibonsai akan jadi, tinggal memilih saat pembentukan akan dibuat bonsai seperti apa. Jadi siapa saja bisa, asalkan tekun dan kreatif,” pungkasnya. (rri/c1/als)
Ibarat Ditiup Angin n KELAS... Sambungan dari Hal 36
Sebab, setiap kali ada festival atau pameran tanaman bonsai, dapat di pas tikan terdapat masing-masing kategori kelas bonsai yang dapat diadu. “Banyak kelasnya. Ada bonsai kelas tertiup angin, jadi daunnya searah ibarat ditiup angin. Bonsai kelas natural alam, ke las formal dan informal, semi kesket, dan masih banyak
yang lain. Semuanya bagus, tetapi sekarang orang banyak berburu kelas ekstrem,” terang Saniman sambil membetulkan bengkokan bonsai serut. Dikatakan, untuk memperoleh cikal bakal tanaman bonsai (disebut bukolan), diakuinya memang tidak mudah. Kadang ada yang didapat dari Sumbawa, dari Kalimantan, dan tempat-tempat lainnya. “Di Situbondo saja ada, tetapi tidak begitu banyak,” terangnya.
Kini, Suhri Nurwahyudi, pemilik bonsai di Desa Duwet, Kecamatan Panarukan ini terus me rawat ratusan tanaman bonsai yang sudah terlokalisasi dengan baik. Dia dibantu oleh sang ahli bonsai, yakni Saniman warga asal Bondowoso. “Ta na man yang dibonsai semuanya akan jadi. Kecuali tanaman itu mati. Tetapi bagus tidaknya ben tuk bonsai tergantung perawatannya,” pungkas Saniman. (rri/c1/als)
Akar Kesulitan Cari Makan n HATI-HATI... Sambungan dari Hal 36
Menurut pria yang sudah puluhan tahun bergelut dengan tanaman bonsai ini, setelah menentukan jenis tanaman, selanjutnya adalah memilih media tanam. Dikatakan, media tanam yang digunakan bisa berupa pot atau jenis lain sesuai dengan keinginan. Dalam media tanaman tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Misalnya saja tanah yang dipupuk harus sesuai ukuran, di campuri pasir agar air tidak se lalu menggenangi tanaman, serta tidak telat melakukan pe-
rawatan yang berkaitan dengan makanan tumbuhan alias pupuk dan airnya. Setelah tanaman bonsai sudah tertanam pada media bonsai, kelembaban tanah dalam media harus terus terjaga. Jangan sampai akar bonsai kesulitan mencari makanan hanya karena me dia nya kering. Selain itu, lang kah pemeliharaan yang harus dilakukan hingga bonsai terbentuk, pemberian sinar matahari yang cukup sekitar 1-3 jam, yang selanjutnya secara bertahap dapat diperpanjang sampai tanaman benar-benar bisa bertahan di bawah terik matahari atau diguyur hujan. Langkah selanjutnya ada-
lah pemangkasan. Cara ini dilakukan setelah kondisi tanaman segar guna membentuk bonsai dengan menggunting cabang-cabang. Dengan begitu, bentuk awal yang diinginkan akan mudah diketahui bonsai yang dirawat itu akan dibentuk menjadi bonsai macam apa. Tanaman bonsai, akhirnya memasuki tahap pengawatan untuk mengubah pertumbuhan batang dan cabang tanaman bonsai. Proses pengawatan ini, sebaiknya dilakukan dengan tepat waktu yakni pada batang dan cabang yang kondisinya masih belum tua. Tujuannya agar arah batang dan cabang bisa dibentuk sesuai keinginan. (rri/c1/als)
31
Minggu 2 Maret 2014
Lindungi Konsumen, Bentuk BPSK
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
MENANTANG MAUT: Tampak para siswa menaiki bentor sepulang sekolah di ruas jalan Desa Kebaman kemarin.
Satu Betor Angkut Delapan Orang SRONO - Jalan raya sering kali menjadi momok menakutkan bagi pengguna kendaraan yang lalai. Namun, kesan menakutkan itu terkesan dilupakan demi efisiensi. Seperti angkutan becak motor (betor) yang biasa mengantar-jemput anak sekolah. Nyali pengguna kendaraan modifikasi itu terkesan tidak pernah ciut saat melewati jalanan Desa
Kebaman, Kecamatan Srono. Meski idealnya becak hanya bisa mengangkut penumpang maksimal dua orang, betor bisa mengangkut hingga delapan penumpang. Jumlah yang sangat riskan tentu. Namun, kondisi itu tidak membuat para siswa khawatir. Dengan wajah ceria, mereka pulang sekolah menunggang becakmotor. Padahal, ancaman bisa
datang kapan saja, termasuk bagi sang sopir. Sebab, arus lalu-lintas di jalan Desa Kebaman yang menghubungkan Desa Kebaman dan Desa Blambangan di Muncar itu tergolong padat. Kendaraan,seperti truk trailer dan bus, sering lewat di jalur tersebut, tentu dibutuhkan kewaspadaan ekstra agar selamat. Bagaimana ini? (nic/c1/als)
BANYUWANGI - Dari waktu ke waktu, jenis produk dan jasa yang beredar di pasaran semakin beragam. Di satu sisi, konsumen sebagai pengguna produk dan jasa tentu diuntungkan karena kebutuhan mereka semakin mudah terpenuhi. Tetapi di sisi lain, kondisi tersebut dapat berakibat kedudukan pelaku usaha dan konsumen semakin timpang. Konsumen dikhawatirkan “hanya” akan menjadi objek bisnis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Hal itu bisa diperparah dengan sumber daya manusia (SDM) konsumen yang masih rendah sehingga berpotensi mengakibatkan kesadaran konsumen akan hak-haknya cenderung rendah pula. Kabar baiknya, dalam waktu dekat Banyuwangi akan memiliki lembaga independen yang akan melindungi konsumen dari praktik-praktik tidak sehat para produsen maupun penyedia jasa. Lembaga bernama Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Kelembagaan BPSK diperlukan untuk meningkatkan perlindungan konsumen. Itu sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 8
Di banyak toko sering dijumpai tulisan ‘Barang yang sudah diterima tidak boleh dikembalikan’. Harusnya itu tidak boleh dilakukan. Karena membelenggu hak konsumen. Hary Cahyo Purnomo Kepala Disperindagtam
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dengan adanya UU tersebut, sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha yang dulu hanya bisa diselesaikan melalui jalur peradilan, kini bisa ditempuh melalui jalur non-ligitasi atau di luar pengadilan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Har y Cahyo Purnomo mengatakan, sebagai instansi yang membidangi perdagangan, Disperindatam tidak hanya memperhatikan produsen. “Konsumen juga
harus diperhatikan. Kami mendorong terwujudnya konsumen cerdas di Banyuwangi,” ujarnya Jumat (28/2). Hary mencontohkan, di banyak toko atau pusat perbelanjaan sering dijumpai tulisan “Barang yang sudah diterima tidak boleh dikembalikan”. Harusnya, tambah Hary, hal itu tidak boleh dilakukan. Sebab, membelenggu hak konsumen. “Dengan berdirinya BPSK nanti, secara bertahap para konsumen dan produsen akan diberi edukasi. Dengan begitu kedua belah pihak sama-sama menyadari hak dan kewajibannya masing-masing,” kata dia. Hary menambahkan, kepengurusan BPSK terdiri dari lintas sektor, mulai pelaku usaha, produsen, konsumen, maupun unsur perguruan tinggi. Setelah melewati seleksi ketat oleh tim khusus, sudah ada sembilan orang yang terpilih untuk mengisi kepengurusan BPSK Banyuwangi. “Rekrutmen sudah tuntas. Tinggal kita usulkan kepada Menteri Perdagangan dan dimintakan tanda tangan presiden,” cetusnya. Jika BPSK di Banyuwangi berdiri, kata Hary, maka akan menjadi yang kedua di Jatim. Sebab, saat ini baru Kota Surabaya yang memiliki BPSK. (sgt/c1/als)
Terjatuh Akibat Jalan Berlubang Cari Kayu, Tertimpa Kayu, Meninggal KALIPURO - Kecelakaan akibat jalan berlubang kembali terjadi. Kali ini menimpa Maritim Pratiwi. Siswa yang tinggal di Ketapang tersebut mengalami kecelakaan di Jalan Yos Sudarso, Klatak, Banyuwangi, Jumat (28/2). Maritim yang saat itu berboncengan dengan temannya hendak menuju sekolah, terjatuh setelah berusaha melewati jalan berlubang yang ada di bouble way tersebut. Menurut Abu Saud, seorang saksi mata, korban yang saat itu menaiki motor matis melaju dari arah Ketapang menuju ke arah kota. Namun nahas, setelah sampai di samping SDN 1 Klatak, dia terjatuh dari sepeda motor akibat menghindari jalan aspal yang berlubang. “Anak ini saya lihat jatuh,” ujar Abu Saud. Suasana di lokasi tersebut sempat macet akibat pengendara banyak yang berhenti untuk melihat kondisi korban. Namun, selang beberapa saat, polisi datang untuk mengatur lalu lintas tersebut. Dari keterangan korban dan saksi mata menyimpulkan, bahwa insiden tersebut murni kecelakaan pribadi yang disebabkan oleh jalan yang berlubang. “Ini kecelakaan biasa,” ujar Partika, anggota Satlantas Banyuwangi. (mg2/c1/als)
GLENMORE - Sungguh malang nasib Samirah, 82, seorang pencari kayu asal Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. Saat mencari kayu di Afdeling Besaran, Perkebunan Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, mendadak tertimpa ranting pohon mahoni yang roboh karena
SULTAN ANSHORI/RaBa
TERLUKA: Sejumlah siswa dan seorang guru saat menolong Maritim Pratiwi yang terjatuh akibat jalan berlubang di Jalan Yos Sudarso.
Perpustakan TMP Kembali Dibuka BANYUWANGI - Keluhan sejumlah pihak terkait tutupnya perpustakaan yang ada di sisi barat Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria Banyuwangi kini terjawab. Sejak Jumat (28/2) lalu, perpustakaan itu kembali dibuka untuk umum. Sebelumnya, perpustakaan itu sempat ditutup karena adanya pendataan buku secara menyeluruh di Perpustakaan Daerah. Meski sudah dibuka, namun tidak rak buku sepenuhnya diisi buku-buku. Beberapa partisi rak masih terlihat kosong. Meski begitu, beberapa pengunjung terlihat memasuki perpustakaan. Menurut Kurniantoro, salah seorang pegawai di bagian arsip Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Banyuwangi, buku-buku yang dipasang di perpustakaan ini
BISA DIPAKAI DISKUSI: Perpustakan di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria Banyuwangi sudah dibuka sejak Jumat lalu.
SHULHAN HADI/RaBa
akan dilakukan secara bertahap. Dia juga menambahkan, jam buka perpustakaan ini juga tidak seharian penuh. Melainkan dimulai pada pukul 14.00 sampai pukul 17.00. Hal ini mengacu pada jumlah petugas yang bisa berjaga. “Kalau pagi kita semua di kantor perpus
daerah,” ungkapnya. S e l a i n i t u , m o b i l p e rpustakaan keliling yang biasanya mangkal setiap sore di depan TMP kini akan berpindah ke Taman Sri Tanjung. “Mobil perpus sekarang mangkalnya di Sri Tanjung. Karena di sini sudah buka,” terangnya.
Kurniantoro juga menambahkan, ruangan perpustakaan itu juga boleh dipakai masyarakat untuk mengadakan diskusi atau kegiatan yang berhubungan dengan kepustakaan. “Kalau mau bedah buku atau diskusi buku bisa di sini, gratis,” tegasnya. (mg1/c1/als)
tertiup angin kencang Kamis (27/2) lalu. Akibat tertimpa pohon mahoni, dia mengalami luka di kepala bagian belakang. Akhirnya yang bersangkutan meninggal dunia. Kapolsek Glenmore AKP Subardi melalui Kanitreskrim Ipda Abdullah Syajad mengatakan, kali pertama yang mengetahui kejadian tersebut adalah
Ponia, anak kandungnya. Saat itu Ponia yang sedang berada di rumah mendengar suara pohon roboh di dekat rumahnya. Saat dilihat, ternyata ibunya tertimpa ranting kayu tersebut. “Kemungkinan waktu ada pohon roboh, korban tidak mendengar karena memang pendengarannya agak kurang baik,” tuturnya. (azi/c1/als)
INSPIRASI
34
Kecil Dulu Besar Kemudian
Minggu 2 Maret 2014
Endang Mariana Owner Hotel Margo Utomo Kalibaru
Demi Orang Tua, Tinggalkan Bisnis Properti Endang Mariana, 61, termasuk sosok perempuan yang sukses mengelola usaha warisan orang tuanya, yaitu Hotel Margo Utomo I, Hotel Margo Utomo I, Wisata Agro, dan Susu Perah. DIA adalah generasi keempat yang mengelola usaha tersebut. Generasi pertama adalah almarhum Raden Mas Oandji Djoyo Adi Ningrat alias Haji Mohammad Yasin Efendi. Kala itu, sekitar tahun 1930-an, almarhum Mohammad Yasin adalah pe-
milik Perkebunan Margo Utomo. Namun, berapa luas lahannya kala itu, Endang mengaku tidak tahu secara persis. Yang jelas, semua ditanami pohon kelapa. Generasi kedua usaha perkebunan kelapa itu diteruskan anak Mohammad Yasin, yaitu Raden Mas Moestajab, yang kemudian pada 1947 mencoba mengembangkan usaha susu sapi yang diberi nama Dayry Farm. Usaha perhotelan baru dirintis generasi ketiga Margo Utomo, yakni Haji Mohammad Moestadjab. Dia adalah anak keempat Raden Mas Moestadjab. Setelah pensiun dari jabatannya di sebuah PTPN di Jog-
kisan? Kirim ke , puisi, atau lu akan menerPunya cerpen i ail.com. Kam radarbwi@gm man ini. Maaf, kami tidak hala t. bitkannya di ah yang dimua balan bagi nask menyediakan im
jakarta, Moestadjab pulang kampung ke Kalibaru. Dia memanfaatkan rumahnya yang sekarang menjadi kantor Hotel Margo Utomo I untuk membuka usaha wisata. Moestadjab yang fasih berbahasa Belanda itu sering membawa turis dari Negeri Kincir Angin itu yang berkunjung ke Jogjakarta ke Margo Utomo. “Waktu itu dibawa sendiri dan kendaraan disopiri sendiri,” tutur Endang. Kemudian, para bule tersebut diajak menginap di Hotel Maro Utomo. Mereka juga diajak berwisata ke Pantai Sukamade, Kecamatan Pesanggaran, dan Gunung Ijen, di Kecamatan Licin.
Semakin lama, upaya Moestadjab itu diminati para bule. Sehingga, Hotel Margo Utomo terus berkembang. Akhirnya pada tahun 1999, Moestadjab yang sudah tua meminta salah satu anaknya, yaitu Endang, agar pulang kampung. Saat itu Endang sedang sukses menjadi pengusaha properti di Jakarta. Kedua anak Endang juga masih bersekolah di Australia. “Namun, karena oleh orang tua disuruh pulang, saya mengikuti perintah orang tua dan pulang,” tutur Endang. Tanpa disangka, permintaan ayahnya agar Endang pulang kampung itu menjadi isyarat bahwa dia diminta menerus-
kan usaha keluarganya itu. “Sebab, setahun kemudian, ayah saya meninggal dunia,” sebutnya. Sejak itu Endang dipercaya para saudaranya untuk meneruskan usaha keluarga itu. Didampingi ibunya, almarhumah Sayati Soeparman, dia berusaha menjalankan usaha keluarga dan mengembangkannya. Kini sebagai generasi keempat, Endang berhasil mengembangkan usaha keluarga dari yang sebelumnya hanya hotel, susu sapi, dan wisata agro, menjadi produksi keju yang dikirim ke Bali, Kalimantan, dan Jogjakarta. Selain itu, dia juga memproduksi pupuk organik. (azi/c1/als)
BUDAYA
Elegi Samar Wulu Andika Ftiriyah*
P
agi itu Marwi sedang melayani pasien yang sedang sakit hati kepada pacarnya. “Mau disantet pakai apa ini, Beng? Wajan? Paku? Atau pisau?” tanya Marwi kepada pasiennya. “Apa saja dah, Pak! Aku muak dengan laki-laki ini! Bisanya buat aku sakit hati terus-terusan!” jawab si pasien. Tak lama kemudian mulut Marwi komatkamit membaca mantra. Marwi mengambil batu menyan lalu dia taburkan ke arang-arang panas, sehingga asap mengepul menutupi pandangan Marwi terhadap pasiennya. Dengan sigapnya Marwi mengambil boneka yang terbuat dari jerami sebagai media penyalur teluh yang ia kirim. Setelah ritual selesai, Marwi berkata kepada pasiennya untuk memastikan korban santetnya apakah sudah bereaksi. Seperti biasanya Marwi mendapat bayaran 50% dan sisanya akan dibayar jika santetnya sudah mulai bereaksi dan sudah memberikan dampak serius. Diterima uang senilai lima juta dari si pasien, Marwi pun mempersilakan pasiennya keluar meninggalkan kediamannya yang terletak tidak begitu jauh dari kawah Ijen. Beribu-ribu pohon karet menutupi kediaman gubuk kecil yang ditempati oleh si dukun santet ini. Gubuk kecil yang sedikit reot dan lusuh seakan tak bisa menopang atap berdaun kelapa itu, hal itu memperkuat kesan seram dari tempat mangkal si dukun santet yang tak begitu populer ini. Lubang-lubang gedeg memberi celah sinar matahari, sesekali mengizinkan Marwi memberi sedikit pemandangan sejuk di luar gubuknya. Gubuk itu memang lusuh dalam pandangan orang-orang merumput dan orang yang hanya sekadar melintas melewati hutan untuk berburu kayu bakar, namun bagi Marwi gubuknya adalah bak istana di tengah pinus. Istana yang membagi pada dirinya akan atmosfer kedamaian yang merupakan kebutuhan khusus untuk profesinya sebagai pembantu insan yang pecah asanya. Namun, ada satu yang mengusik pandangan ketika kesendirian menghampiri Marwi. Pandangan itu tertuju pada foto sepia yang mulai usang ditelan masa. Foto sesosok gadis pujaan Marwi. “Kapankahakubisamenyandingjiwasertaragamu, Rodiah?” tanya Marwi kepada hati kecilnya. Dialah Rodiah sesosok gadis cantik yang menjadi pujaan Marwi selama ini. Sudah sekian lama si dukun santet ini mengagumi Rodiah perawan kampung yang elok rupanya, tak sedikit lancing-lancing yang enggan mengedipkan kelopak matanya jika Rodiah melintas di depan mereka untuk menjajakan
jamu dagangannya. Sudah tak asing dari sorotan penduduk jika Rodiah sering kali menolak lamaran dari banyak lancing kaya yang ingin mempersuntingnya dengan alasan singkat namun tegas, yaitu masih ingin sendiri. Marwi hanya bisa memperhatikan Rodiah dari kejauhan. Entahlah apa yang membuat Marwi tak sanggup meluapkan cinta dan kasihnya kepada Rodiah, mungkin merasa tak sebanding dengan gadis indah tersebut. Jangan tanya tersiksanya Marwi saat mendengar kabar ngalor-ngidul tentang lamaran yang diperuntukkan Rodiah. *** Senja hitam di langit Banyuwangi, entah detik ke berapa dari abad yang tengah berlalu. Saat itu terlihat gerombolan orang kampung lengkap dengan benda-benda tajam tergenggam di setiap tangan kekar mereka. Sepertinya menuju gubuk reot Marwi, memang hentinya langkah mereka tepat di depan pintu bambu gubuk milik Marwi. “Keluar kau dukun keparat!” “Jangan melungker di bawah kasur, kau!” “Pembunuh, keluar kau!” Kobaran jago merah yang melahap gubuk Marwi menjadi simbol amukan penduduk Desa Licin pada samar wulu saat itu. Jangan tanya Marwi, Marwi lari terbirit-birit takut kematian menjemputnya saat itu. Melihat telah banyaknya dukun santet semacam dirinya dibakar hiduphidup secara tragis oleh penduduk Desa Licin. Ludes semua hunian Marwi, yang tersisa hanya secarik foto Rodiah. Marwi tau hanya itulah yang bisa diperjuangkan. Marwi memilih meninggalkan Desa Licin itu dan menghilang. Inilah fajar perpisahan antara Marwi dan Rodiah. Sejak menghilangnya Marwi dari Desa Licin itu, Rodiah tertusuk runcingnya rindu yang menuntut keresahan dalam hati kecil Rodiah. Telah lelah Rodiah mencoba melupakan rindunya terhadap dukun santet keparat itu. Dengan menari, Rodiah bisa kurang ingat tentang Marwi. Menarilah Rodiah dengan luwesnya bagai bangau betina dan terbuka memori satu tahun lalu akan awalan dia mengagumi sosok Marwi. Entahlah, Rodiah sama sekali tidak
terganggu akan penilaian warga terhadap Marwi, yang Rodiah tahu Marwi telah berjasa menyembuhkan bapaknya dari teluh hina yang hampir meledakkan perut bapak tersayangnya, membuat ibunya terjaga dari penyakit gilanya. Diam-diam Marwi pun mengisi palung hati Rodiah hingga tak ada ruang kosong lagi di hati kecil Rodiah. Titik keputusasaan Rodiah menanti Marwi yang tak kunjung kembali ke tempat peraduannya itu. Hingga suatu saat Desa Licin diserang penyakit kulit yang tak bisa disembuhkan. Banyak warga ke sana-sini meminta obat akan penyakit kulitnya. Tapi hasilnya nihil. Mendengar kabar ganasnya penyakit yang melanda desanya dulu, Marwi tidak hanya berpangku tangan, jiwanya gelisah akan keselamatan gadis pujaannya itu. Akhirnya ia pun melakukan semedi di bukit Tumpangsari, Desa Alasmalang, tempat pelariannya kini. Usahanya pun mulai menjumpai titik terang. Di hari ketujuh, tepatnya Selasa Kliwon, Jin Kebo pun datang menampakkan diri kepada Marwi. Marwi meminta petunjuk kepada Jin Kebo. Dan Jin Kebo berkata, “Buatlah ritual kebo-keboan saat panen raya. Pasti semua penyakit itu akan hilang dengan sendirinya.” “Baik, aku akan melaksanakan ritual itu,” jawab Marwi dengan senangnya. *** Sembari berjalan ke kampung halamannya. Kakinya yang kuat menapaki jalan setapak yang dipenuhi guguran daun trembesi yang
tumbuh besar sepanjang Desa Licin. Terlintas puing-puing kenangan di benaknya dan hatinya selalu berdebar ketika melintasi rumah Rodiah, gadis pujaannya. Tibatiba Marwi terkejut ketika mendengar suara yang memanggil namanya. “Mau ke mana kamu Wi?” tanya bapak Rodiah yang sedang memotong kayu bakar di samping rumahnya. “Anu…anu..anu…Pak,” jawab Marwi dengan gugup dan malu. “A n u Pa k W i ? B i caralah dengan jelas, tidak usah sungkansungkan dengan bapak,” bujuk bapak Rodiah. “Begini Pak, saya punya kabar baik pak, untuk sembuh dari penyakit kulit ini kita harus adakan ritual kebo-keboan,” sahutnya. “Sadarlah Marwi, aku percaya kamu baik. Tetapi semua warga sudah tidak bisa percayai kamu lagi,” tukas bapak Rodiah. Keringat dingin mulai mengembun di sekujur tubuhnya, matanya tidak berani menatap wajah bapak Rodiah. Dengan penuh kecewa Marwi kembali menjauhi Desa Licin yang menjadi kampung halamannya itu. Dia ingin sekali membantu desanya yang dilanda penyakit kulit itu. Tetapi niat baiknya tidak diterima dengan baik oleh warga. Bapak Rodiah selaku penyambung lidah Marwi mencoba meyakinkan warga. Alhasil semua warga malah mencibir bapak Rodiah. Warga mengira bapak Rodiah berkomplot dengan Marwi. “Pasti penyakit ini ulah si Marwi!” keluh salah satu warga, Akhirnya karena tidak ada jalan lain. Warga memberi kesempatan pada Marwi untuk membuktikan apa benar omongan dia. Warga juga tidak ingin penyakit ini terus-terusan melanda kampungnya. Diundanglah Marwi untuk menyiapkan sesaji agar ritual kebo-keboan terlaksana. Jam 08:00 pagi semua peralatan sudah siap. Dan Marwi membacakan mantra yang sudah diberi Jin Kebo. Dengan cepat sang mediator yang sudah dirias layaknya kerbau langsung kesurupan sehingga hilang kendali dan bergulung-gulung di petak sawah. Setelah ritual
kebo-keboan selesai keesokan harinya warga kaget kulitnya yang dulu bernanah dan bau langsung kembali seperti semula. Warga pun banyak mengucapkan terima kasih dan menerima kembali Marwi sebagai warganya. Warga juga takut jika suatu saat penyakit itu datang kembali. Dengan cepat Marwi mendapatkan hati dari orang tua Rodiah. Rodiah pun senang dengan keadaan ini. Akan tetapi, ada satu kegelisahan dalam diri Marwi. Tiap malam Marwi selalu bermimpi tentang Jin Kebo. Di dalam mimpi Marwi Jin Kebo meminta tumbal seorang gadis cantik dan bisa menari. Sedangkan, satu-satunya gadis cantik yang pandai menari di kampungnya adalah Rodiah. Marwi mengelak permintaan itu. akan tetapi satu per satu warga bermimpi Jin Kebo akan mengambil nyawa warga jika permintaan Jin Kebo terhadap Marwi tidak dilaksanakan. Karena Marwi sudah meminta bantuan Jin Kebo untuk menyembuhkan penyakit kulit yang melanda Desa licin. Satu per satu warga yang bermimpi Jin Kebo, meninggal seperti digigit binatang buas. Warga mulai resah dan meminta Marwi mengakhiri teror Jin Kebo ini. “ Tak nyana aku melihat orang yang kucintai menjadi tumbal,” kata Marwi. Dengan penuh derai air mata. Marwi menjadikan Rodiah tumbal. Marwi menyiapkan sesaji itu sendiri dan membacakan mantra di tengah hutan yang gelap. Lalu Rodiah pun kerasukan dan menari dengan indahnya ditemani sorot cahaya obor yang bergelut dengan cahaya bulan. Oleh warga, tarian ini disebut tari Seblang. Seusai Rodiah menari, dia langsung mati seketika sehingga Jin Kebo tidak lagi meneror warga lewat mimpi. Marwi menyesal lalu memilih mati bersamanya. Akan tetapi, warga keburu datang dan mengeroyok Marwi dengan membabi buta. Tubuh Marwi sampai tercabik-cabik hingga wajahnya tidak bisa dikenali lagi. Lalu jasad Marwi digantung pada Pohon Beringin bersama cintanya yang sudah lama ia pelihara dan ia pupuk hingga tumbuh bersemi. *** Pagi itu, kabut tipis memeluk rerumputan liar di lereng Gunung Ijen dan embun pun menyepuh pada kelopak bunga-bunga edelweis. Sementara, keheningan menyergap tiap latar rumah warga setelah terdengar bahwa mayat Marwi menghilang bersama hilangnya Rodiah dari rumahnya. “Ku tau ke mana kamu harus pergi, Nak!” gumam Bapaknya Rodiah. *) Cerpenis muda Banyuwangi, mahasiswa PBSI FKIP UNEJ.
MINGGU l 2 MARET 2014 l HALAMAN MAN 36
Kelas Ekstrem Paling Diburu TANAMAN bonsai juga memiliki tren tanaman-tanaman terbaik. Bahkan, dari musim ke musim, perubahan bentuk bonsai yang menjadi buruan ba nyak orang, ternyata juga selalu berubah-ubah. Selama beberapa tahun terakhir, para pencinta tanaman hias masih terpikat dengan bonsai kelas ekstrem. Bonsai ekstrem merupakan tanaman yang arahnya dan bentuknya seakan semrawut, tetapi tetap menunjukkan bentuk keindahannya. “Sampai sekarang, bentuk bonsai yang paling diburu adalah bonsai kelas ekstrem. Bonsai ini bentuknya mbulet tetapi ter lihat keindahan tanaman
dengan bentuknya yang mbulet seperti itu,” terang Saniman saat berada di areal tanaman bonsai milik Suhri Nurwahyudi kemarin (1/3). Bonsai kelas ekstrem tersebut, bisa terbuat dari berbagai je nis tanaman. Hanya saja, pembuatannya lebih sulit serta prosesnya memakan waktu yang cukup lama. “Kelihatannya alami, tetapi sem bu rat dan terbentuk dengan baik. Prosesnya lebih lama dari yang biasa,” katanya. Meski bonsai kelas ekstrem banyak diburu orang, bukan berarti bonsai-bonsai lainnya kalah pamor n Baca Kelas...Hal 35
NUR HARIRI/RaBa
PEMASANGAN KAWAT: Saniman membetulkan lilitan kawat pada bonsai yang mulai dibentuk. P
Kunci Sukses Menanam Bonsai KERDIL: Salah satu
contoh bonsai yang
sudah jadi.
Hati-Hati Memilih Jenis Tanaman TANAMAN bonsai bisa dibuat secara langsung setelah pemilihan jenis pohon ditentukan. Memilih pohon yang hendak dibonsai merupakan hal penting. Agar sang perawat mempunyai gambaran untuk membentuk bonsai sebagai tanaman yang menarik dan indah. Langkah membuat bonsai bisa dimulai dengan pembuatan bibit tanaman bonsai dari biji khusus untuk ditanam. Tetapi langkah pembibitan semacam ini tergolong cukup lama dan memakan waktu. “Untuk membuat bonsai harus ditentukan dulu tanaman apa. Kalau harus menanam biji, tentu
Bonsai merupakan tanaman yang dikerdilkan atau diperkecil dari ukuran tanaman sesungguhnya. Tanaman bonsai bisa dibuat dengan berbagai macam bentuk sesuai dengan keinginan pemilik yang merawatnya. Tak heran, tanaman bonsai akan disukai oleh banyak orang. UNTUK membuat tanaman bonsai yang indah dan menarik, tentu tidak semudah menanam pohon pada umum-
nya yang dapat dibiarkan begitu saja. Pembuatan tanaman bonsai terkadang harus melibatkan keeratan emosi sang
perawat dengan pertumbuhan tanaman yang dibonsai. Sebab, hampir setiap hari tanaman bonsai yang dirawat itu harus selalu mendapat perhatian oleh pemiliknya. Bila dibiarkan atau tidak diperhatikan setiap waktu, maka pertumbuhan tanaman bonsai tidak akan menarik. Ka rena itu, dibutuhkan kesabaran perawat untuk melihat sejauh mana perkembangan tanaman bonsai yang sedang dibentuk. “Setiap hari, tanaman
bonsai harus dilihat. Diperiksa apakah tanaman itu sudah waktunya di bentuk, di pangkas, atau mau diapakan,” kata Suhri Nur Wahyudi, penggelut dunia bonsai, yang tinggal di Desa Alas Malang, Kecamatan Panarukan. Selain membutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam merawat bonsai, selama proses pembuatannya juga dibutuhkan kreativitas sang pemilik bonsai n Baca Kunci...Hal 35
butuh waktu lama,” kata Suhri Nur Wahyudi. Karena itu, langkah tercepat untuk membonsai tanaman, yakni dengan mencangkok atau mendongkel tanaman yang sudah ada. Langkah membuat bonsai dengan mencangkok akan memiliki seni tersendiri. Begitu pula, dengan mencongkel tanaman yang sudah tumbuh. “Kebanyakan langkah ini yang sekarang dipakai agar prosesnya tidak memakan waktu,” pungkas Suhri. Lain halnya dengan trik yang dilakukan oleh Saniman n
PROSES TANAM: Salah satu tanaman bonsai ekstrem yang belum terbentuk dan butuh perawatan panjang.
Baca Hati-hati...Hal 35
NUR HARIRI/RaBa
Cari yang Tahan Banting dan Lentur DALAM perkembangannya, tanaman bonsai tidak hanya terpaku pada tanaman jenis tertentu saja. Tetapi tanaman apa pun ternyata dapat dijadikan tanaman bonsai. Asalkan, tanaman tersebut memiliki batang yang kuat. Memang beberapa tahun lalu, pohon beringin menjadi tren dan menjadi salah satu tanaman yang dibonsai dan mendunia. Tetapi, tanaman bonsai tidak hanya terbatas pada pohon beringin saja. Setelah tanaman lain dibonsai, ternyata juga menghasilkan bonsai yang menarik dan sangat indah. Dalam membuat tanaman bonsai membutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Tanaman bonsai tercepat yang dapat dihasilkan, butuh waktu minimal satu tahun. Itu pun untuk tanaman mami atau bonsai jenis tanaman kecil. “Kalau bonsai kecil satu tahun bisa jadi. Tetapi untuk yang sedang dan besar paling tidak butuh waktu dua tahun,” kata Saniman, seorang ahli bonsai asal Bondowoso yang menggeluti dunia bonsai sejak 1979 lalu. Beberapa kiat untuk memilih tanaman yang bisa dibonsai, di antaranya adalah tanaman tahan banting dan lentur jika dibuat seabrek model seperti yang diinginkan pe rawat bonsai. Maksudnya, tanaman yang dipilih harus bisa dililit, diiris, dan dipangkas, untuk kemudian memperoleh bentuk yang diinginkan. Setelah memastikan tanaman tersebut tahan banting dan lentur, bentuk tanaman setidaknya sudah memiliki keindahan sebelum dibonsai. Misalnya saja, akarnya cukup menarik, batangnya melengkung, bunga menunduk, atau yang lain. Dengan begitu, proses pembuatan bonsai akan semakin mudah. Selain itu, kondisi tanaman juga harus siap hidup di dua musim. Setidaknya pada musim panas dan hujan, tanaman bonsai tetap sehat. “Yang penting juga, tanaman itu yang umurnya panjang. Jadi
NUR HARIRI/RaBa
ANGGUN: Putra Suhri Nur Wahyudi melihat bonsai yang sudah terbentuk di halaman rumahnya di Desa Alas Malang, Kecamatan Panarukan.
bisa dibentuk dengan sabar agar hasilnya memuaskan dan menarik,” kata Saniman. Dirinya mencontohkan, misalnya saja tanaman jenis dikotil. Tanaman yang memiliki batang keras berkeping dua ini bisa saja dibuat sedemikian indah. “Tanaman berbatang keras, selain yang sejati (tanaman kelapa dan bambu disebut bonsai sejati) bisa dibentuk seindah mungkin,” imbuh Saniman.
Beberapa tanaman yang sudah pernah dibonsai olehnya, yakni tanaman asam londo, beringin, serut, cemara, santegu, kemuning, jambu kerikil, dan saing sembor. Selain beberapa jenis tanaman itu juga masih ada banyak tanaman lain yang bisa di bonsai. “Ada juga wahong, kawis, dan semua tanaman yang memiliki batang kuat, itu bisa dibonsai,” pungkasnya. (rri/c1/als)