32
Jawa Pos
Jawa Pos
Minggu 30 November 2014
n email: radarbwi@gmail.com/beritaraba@gmail.com
n
Minggu 30 November 2014
http://radarbanyuwangi.co.id
Aksi Kolosal
1.258 Penari
warisan
marsan dan misti
25
anyuwangi semakin menahbiskan diri sebagai Kota Gandrung. Betapa tidak, pertunjukan gandrung kolosal yang melibatkan 1.258 penari digelar di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini kemarin (29/11). Perhelatan akbar bertajuk “Festival Gandrung Sewu” tersebut digelar di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi n
B
Baca Aksi Kolosal...Hal 31
ari gandrung dipilih karena dianggap sebagai ikon Banyuwangi yang harus dilestarikan dan diharapkan akan digandrungi semua kalangan. Terutama kalangan muda Banyuwangi yang diharapkan bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Tari Jejer Gandrung dalam dua versi, yaitu Jejer Jaran Dawuk dan Jejer Gandrung Gandrung Dor. Keduanya merupakan tarian yang sudah sangat dikenal baik di Banyuwangi sendiri maupun secara nasional. Sebagai kesenian asli Banyuwangi, Gandrung memang banyak digandrungi masyarakat Banyuwangi. Tarian Gandrung ini juga ditarikan oleh berbagai macam kalangan di Banyuwangi. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa n
T
Baca Warisan...Hal 31
GALIH COKRO/RABA
Tarian Penyemangat Kaum Laki-Laki ada tahun 2012 merupakan kali pertama tari gandrung dilakukan secara masal. Penari gandrung kala itu diikuti kalangan pelajar dari SD, SMP dan SMA. Diawali dengan pembacaan kisah sejarah Kabupaten Banyuwangi dan juga teatrikal penjajah Belanda datang. Dikisahkan, dalam perhelatan Festival Gandrung Sewu 2012, saat itu rakyat begitu sengsara oleh penindasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan penjajah. Perlakuan kasar dan perampasan kekayaan hasil bumi rakyat Banyuwangi membuat mereka menderita. Penjajah juga membawa serta perilaku dan budaya yang sama sekali berbeda dengan budaya lokal, terutama budaya bersenang-senang dan mabuk-mabukan. Begitu banyak rakyat Banyuwangi yang terbunuh dan terusir dari kampung ha-
P
lamannya, sehingga hanya sedikit yang tersisa dan tinggal terpisah di hutan-hutan belantara. Pada saat itulah tari gandrung tercipta dengan tujuan untuk menyemangati para lelaki usai membuka hutan untuk ditempati. Lambat laun tari Gandrung ini dibawa berkeliling untuk mencari dan membantu rakyat yang masih tinggal di hutan-hutan. Sehingga akhirnya rakyat kembali berkumpul dan bersatu untuk membuka daerah baru bernama Banyuwangi. Karena sedemikian lekat tari Gandrung dengan rakyat Banyuwangi maka tidak heran bila Kabupaten Banyuwangi juga disebut sebagai Kota Gandrung dan menjadi ikon pariwisata Banyuwangi. Tak berlebihan rasanya bila dalam serangkaian Banyuwangi Festival, rakyat Banyuwangi menyuguhkan Parade Gandrung Sewu dengan menampilkan 1.000 penari untuk menari Gandrung. (tfs/c1/als)
Dibawa ke Ajang Miss Tourism International
FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RaBa
IKUT TAMPIL: Bule pun ikut berpartisipasi dalam Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom Banyuwangi kemarin.
GANDRUNG MARSAN: Tak hanya kaum perempuan, penari lakilaki juga ikut tampil dalam Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom.
Diawali Pemasangan Baling-Baling alam Festival Gandrung Sewu 2013, tepatnya pada tanggal 23 November 2013, panitia mengusung tema Paju Gandrung. Paju Gandrung sendiri merupakan bagian dari gelaran gandrung terop. Yang mana dalam pertunjukan gandrung terop tersebut, penari gandrung menari bersama dengan tamu undangan yang hadir dalam pementasan. Pada sesi itulah disebut dengan paju gandrung. Paju Gandrung Sewu kala itu diawali dengan pemasangan balingbaling bambu (kiling) yang biasa
D
HADIR: Putri Pariwisata Syarifah Fajri Mauludiah.
digunakan petani di Banyuwangi untuk menghalau burung. Dan, berturut-turut diikuti penampilan para penari Seblang, Gandrung Marsan (gandrung pria), Gandrung Semi dan Paju Gandrung senior (profesional). Selanjutnya, muncul ribuan penari gandrung yang menari secara kolosal. Disusul munculnya ribuan paju yang bergabung sebagai penari pengiring. Antara penari gandrung dan penari laki-laki saling berpasangan menari bersama secara kolosal yang di mana itu disebut Paju Gandrung. Penampilan ribuan penari secara
kolosal ini membuat bulu kuduk penonton menjadi merinding. Liukan gerakan penari yang indah dan seirama mengikuti alunan musik khas Banyuwangi bercampur aroma kemenyan yang dibakar menciptakan atmosfer magis yang kuat. Dalam Festival Gandrung Sewu 2013 ini mantap Presiden RI Megawati Soekarnoputri juga tampak hadir. Menurut Mega, saat dirinya masih kecil, ayahnya yang seorang proklamator RI Ir Soekarno sering mementaskan tarian gandrung di istana negara. (tfs/c1/als)
estival Gandrung Sewu kembali digelar tahun ini. Festival Gandrung Sewu 2014 ini merupakan kali ketiga tarian gandrung kolosal digelar. Dalam festival Gandrung Sewu kali ini tema yang diusung adalah Gandrung Seblang Subuh. Di mana Seblang Subuh adalah bagian akhir dari pementasan Gandrung Terop. Dalam penyajiannya, Seblang Subuh ini mengandung arti permintaan maaf sekaligus memberi nasihat kepada penonton serta permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Mahaesa. Dinamakan Seblang Subuh karena memang pada sesi ini dilangsungkan pada saat menjelang azan subuh berkumandang. Dengan adanya sesi Seblang Subuh ini juga berarti pertunjukan gandrung terop akan berakhir. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, awalnya gandrung ini penarinya adalah laki-laki. Lambat laun penari gandrung laki-laki mulai digantikan oleh penari gandrung perempuan. Penari gandrung perempuan pertama kali adalah gandrung Misti. ”Selain Paju Gandrung, dalam pementasan gandrung terop tersebut juga ada sesi Seblang Subuh. Sesi itu merupakan bagian akhir dari pementasan gandrung terop setelah semalam suntuk melakukan paju gandrung. Makanya dalam sesi terakhir tersebut disebut Seblang Subuh,” terang Bram. (tfs/c1/als)
F
P
penampilan tiga mahasiswa asing asal Eropa dan Amerika Latin. Tiga mahasiswa yang tengah menempuh studi di Malang tersebut adalah Marina Dobosova (Slovakia), Mariam Garcia (Venezuela), dan Georgiana Gulimas (Rumania). Mereka ikut
menari gandrung bersama penari gandrung asli Banyuwangi. Keindahan kesenian gandrung yang ditampilkan pada Festival Gandrung Sewu 2014 itu membuat Putri Pariwisata Indonesia 2014, Syarifah Fajri Maulidiyah, yang menyaksikan acara secara langsung mengaku sangat terkesan. “Luar biasa sekali. Selamat untuk penarinya, selamat untuk pelatihnya, selamat untuk semua warga Banyuwangi,” ujarnya.
Syarifah mengaku akan memperkenalkan tari gandrung dan pergelaran Gandrung Sewu tersebut saat dirinya tampil mewakili Indonesia pada ajang Miss Tourism International 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir Desember mendatang. “Pesan saya untuk masyarakat Banyuwangi, tetap jaga budayanya. Jangan sampai diserobot negara lain,” pungkas perempuan yang karib disapa Riri tersebut. (sgt/c1/bay)
FULL: Sekitar 1.200 penari gandrung tampil bersama dalam Parade Gandrung Sewu di Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin (29/11).
Pasang Cermin Cembung di Tikungan Tajam
DARI KEMENDIKBUD: Ketua DKB Samsudin Adlawi (kanan) menerima piagam dari Bupati Abdullah Azwar Anas. Gandrung dinobatkan sebagai warisan budaya.
Ditutup Seblang Subuh
perhelatan Gandrung Sewu 2014 terasa benar-benar spesial. Seniman profesional dan kalangan siswa, mulai tingkat SD, SMP, SMA/sederajat asal berbagai pelosok Banyuwangi mampu berkolaborasi dengan baik hingga menghasilkan pertunjukan spektakuler. Pertunjukan kolosal yang kali ini mengangkat tema Seblang Subuh itu terasa semakin istimewa berkat
HUKUM
Ajukan Surat, Minta Tidak Ditahan BANYUWANGI - Penyidik Kejaksaan Negeri Banyuwangi terus melanjutkan pemeriksaan tiga tersangka dugaan korupsi pembangunan gedung RSUD Genteng jilid II. Tidak ingin mengulang nasib tersangka korupsi RSUD jilid I, tiga tersangka RSUD jilid II kali ini tak ingin mendekam di sel tahanan. Upaya agar para tersangka itu tidak ditahan pun langsung diajukan kepada penyidik. Sekadar mengingatkan, dalam pemeriksaan yang d i l a ku k a n d i ruang penyidik Kejaksaan Negeri Banyuwangi sebelumnya, ketiga tersangka kasus korupsi itu sudah diperiksa oleh penyidik kejaksaan. Ketiganya adalah Bambang Suyitno, Agung Sasongko, dan Mukhlisin. Ketiganya dianggap bertanggung jawab dalam proyek yang telah menghabiskan dana APBD Banyuwangi 2010 sebesar Rp 4,1 miliar tersebut. Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, ketiga tersangka masih belum ditahan n Baca Ajukan...Hal 31
BANYUWANGI - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) memasang banyak rambu baru akhir-akhir ini. Selain itu, dipasang juga sarana penunjang keselamatan berlalu lintas. Sarana baru tersebut berupa cermin cembung yang dipasang di beberapa persimpangan dan tikungan tajam di Banyuwangi sepekan terakhir. Cermin cembung tersebut dipasang di pertigaan Jalan Borobudur, pertigaan Jalan Musi, dan pertigaan Jalan Barito. Kepala Dishubkominfo Banyuwangi, Suprayogi mengatakan, pemasangan cermin cembung tersebut demi meningkatkan keamanan berlalulintas. Cermin tersebut dipasang di jalur tikungan dan persimpangan tanpa traffic light. Mengingat, jalan tersebut juga tidak terlalu lebar tapi kenda-
raan yang melintas banyak. ”Ya demi menjamin keselamatan pengendara, kita pasang cermin cembung itu,” ujarnya kemarin (29/11). Dengan sarana tersebut, pengemudi bisa melihat keberadaan atau orang yang akan berpapasan. Seperti halnya pertigaan di belakang stadion, tepatnya di Jalan Musi. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, pengendara yang melintasi jalan tersebut tidak perlu lagi membunyikan klakson karena khawatir ada kendaraan yang melintas. Sebab, setelah dipasangi cermin cembung tersebut, kendaraan dari arah berlawanan tampak jelas n Baca Pasang...Hal 31 LEBIH AMAN: Cermin cembung di pertigaan Jalan Musi Banyuwangi. TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
Keluarga Mbah Semi, Pelopor Tari Gandrung Wanita Pertama
Konsisten Menari Gandrung hingga Tiga Generasi Perjalanan seni tari Gandrung tidak lepas dari peran Mbah Semi, salah satu pelopor penari Gandrung perempuan. Bahkan hingga kini keluarga dan tiga generasi keturunan Mbah Semi masih konsisten menekuni profesi sebagai seniman Gandrung.
Pilih opname atau rawat jalan? Gandrung dibawa ke ajang Miss Tourism International di Malaysia Eloknyaaaa… Betul betul betul ! FOTO-FOTO: TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
TAUFIK FERDIANSYAH, Banyuwangi SEBETULNYA kesenian Gandrung Banyuwangi sudah dikenal mancanegara sejak tahun 1927. Saat itu John Scholte menulis makalah ”Gandroeng van Banyuwangi”. Saat itu dikisahkan, penari Gandrung
Tersangka korupsi RSUD Genteng jilid II minta tidak ditahan
SEJARAH: Rustadi menunjukkan potret Mbah Semi (kiri). Makam m Mbah Semi di Cungking, Mojopanggung, Kecamatan Giri.
masih dilakukan oleh orang laki-laki bernama Marsan. Kelompok Gandrung laki-laki Marsan dan kawan-kawan itu menghibur para pejuang di hutan-hutan.
Mereka menari dengan iringan musik perkusi sederhana. Sepeninggal Marsan (sekitar tahun 1914), tidak ada lagi penari Gandrung laki-laki. Pada perkembangan selanjutnya,
n muncullah Gandrung perempuan pertama bernama Semi, wargaa Cungking, Kecamatan Giri, Ba-nyuwangi n Baca Konsisten...Hal 31 1
OLAHRAGA
26
R A D A R
Jawa Pos
Minggu 30 November 2014
B A N Y U W A N G I
SK Musorkablub KONI Turun Abbas Sekretaris, Emi Bendahara
ALI NURFATONI/RaBa
SPIRIT BARU: Tim selam Banyuwangi akan tampil dalam Kejurnas Selam nomor kolam di Surabaya.
Incar Tujuh Medali di Kejurnas Selam BANYUWANGI - Tim selam Banyuwangi kini sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kejuaraan nasional (Kejurnas) nomor kolam yang digeber di Surabaya. Hingga kemarin, para penyelam Kota Gandrung terus melakukan pemusatan latihan di kolam renang Tawang Alun, Banyuwangi. Dalam kejurnas selam yang akan dilaksanakan pada 20 hingga 22 Desember 2014, kontingen Banyuwangi akan menerjunkan 16 atlet terbaik. Para penyelam itu akan berkiprah di berbagai kelompok usia dengan dominan usia dini. Meski terus menggembleng
atlet, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Banyuwangi tidak mulukmuluk dalam mengejar target. Sebab, persaingan antarkontingen dalam memperebutkan medali diprediksi berlangsung ketat. Sehingga, induk organisasi selam Bumi Blambangan itu mencoba bersikap realistis. Pelatih POSSI Banyuwangi, Yusuf Widodo, mengungkapkan jika timnya telah menyiapkan atlet terbaik dalam menghadapi ajang yang memperebutkan piala Gubernur Jawa Timur, Soekarwo itu. Menurut dia, jika Banyuwangi berjaya maka otomatis membawa nama harum
Jawa Timur sebagai tuan rumah. ‘’nak-anak terus latihan, waktu libur hanya Senin dan Kamis,’’ ujar anggota TNI AL itu. Tim selam Banyuwangi memang ingin menjaga dan mempertahankan prestasi terbaik pada
ajang edisi pertama tahun lalu. Saat itu, Banyuwangi ikut andil dalam membantu Jawa Timur menjadi juara umum. ‘’Target tujuh medali kami kira realistis. Kami berupaya untuk membantu Jatim,’’ tandasnya. (ton/c1/abi)
ALI NURFATONI/RaBa
AKAN DIINVESTIGASI: Pertandingan Pesawat Tegalwudi melawan Hoki Bayu mencoreng citra sepak bola Banyuwangi.
AGENDA KOTA
Derby Songgon Jadi Sorotan
Desy Education Uji Kompetensi Bahasa Inggris
BANYUWANGI - Pertandingan yang mempertemukan Pesawat Tegalwudi dan Hoki Bayu mendapatkan sorotan. Pemicunya, kedua tim samasama menurunkan skuad tidak komplet dalam pertandingan lanjutan kompetisi Divisi Utama Internal Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi itu. Kedua tim hanya menurunkan sembilan pemain saat kick off. Memang, dalam regulasi, tim tetap diperbolehkan ber-
main minimal tujuh pemain. Jika kurang, maka tim tersebut dinyatakan kalah WO. Dengan demikian, laga derby Pesawat Tegalwudi versus Hoki Bayu itu tetap bisa digelar. Meski begitu, fakta tersebut menimbulkan tanda tanya besar. Kalangan pencinta sepak bola di Banyuwangi mengernyitkan dahi atas keadaan itu. ‘’Pertandingan yang sangat tidak wajar,” cetus Ketua Putra Kali Setail, Sunjoyo Hadi, kemarin n Baca Derby...Hal 31
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
STNK
Perum Karangrejo
Perum Permata Giri
The Lagoon Residence
Hlg STNK P 8328 VE an Dedi, Jl. Yos Sudarso 24 Lingk. Sukowidi RT2/2, Klatak
Djl Rmh Perum Kr. Rejo Dpn Pbrk Es H3-4 LB 115 LT 168, 4KT,2KM 081913906633
LEMBAGA Kursus Bahasa Inggris Terbaik “Desy Education” bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggelar uji kompetensi bahasa Inggris (UK-BIG) pada tanggal 7 dan 14 Desember 2014. Bertempat di PKH Room, tempat uji kompetensi bahasa Inggris (TUK BIG) Desy Education Test Center, Jalan Hayam Wuruk 75 -77, Giri, Banyuwangi. Ortek UK BIG hari ini Minggu 30 Nopember 2014, pukul 14.30 hingga selesai, di AAMDANI Restoran, Banyuwangi. Informasi pendaftaran hubungi TUK-BIG Desy Education (0333) 424476, HP. 085258036777, 085232768999, PIN BB 740EB849 , email : desy.education@yahoo.co.id, buruan daftar, kuota terbatas. (*)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP
BANYUWANGI Marketing Madu Hitam Pahit Djl Madu Hitam Pahit Asli Unt Diabet Sgl Macam Penyakit Hub. 081236306006
Waterboom Bukit Jati di Bali Mmbthkan Marketing Tnga Free Land 10 Orang Wkt Krj Terserah Krj di Banyuwangi Pnghsln Min Rp. 3.300.000/bln+Bonus Pndftran ditutup Tgl 5 Des 2014 H: 08123635793
Djl Rmah SHM 280m2 Fslts 3 Kmr Tidur,1 KM dlm, 1 KM luar, Garasi, Gudang, Dapur, Ruang Makan Lok. ± 300m dari Hotel Santika H: 081937676945, 085236556444
JUAL/SEWA TANAH + BANGUNAN Dijual/Sewa Tanah + Bangunan, SHM / IMB Lt. 1520 LB. 150 Lok. Depan Pasar Subuh Jajag Hub: 082230129393
ngurusan KONI saat ini. Hanya, komposisi kepengurusan KONI Banyuwangi era Bambang Wahyudi ini lebih ramping dibandingkan era Nurmansyah. Tidak sedikit nama-nama pengurus era Nurmansyah gigit jari karena terpental dari kepengurusan. Seperti diprediksi sebelumnya, posisi sekretaris umum KONI Banyuwangi jatuh ke tangan M. Khoirul Abas. Edi Syaiful Anwar harus puas mengisi jabatan wakil sekretaris. Jabatan itu sama persis pada era Nurmansyah. Sebelumnya, komisioner KPUD Banyuwangi itu mengincar posisi yang ditinggal Bambang Wahyudi sebagai sekretaris umum. Emi Wahyuni mendapatkan job baru sebagai bendahara umum n Baca SK...Hal 31
Mahasiswa Harus Siap Hadapi AEC BANYUWANGI-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi bersiap diri menghadapi pemberlakukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015. Salah satu upayanya dengan menggelar seminar yang dihadiri 450 mahasiswa Untag pada Jumat (28/11). Seminar tersebut mengangkat tema “Tantangan Mahasiswa dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015”. Ketua BEM FISIP Untag Suryanto mengatakan, dasar penyelenggaraan seminar itu karena masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa, harus siap menghadapi AEC. Sebab, sistem pasar bebas akan memasuki Indonesia. Dijelaskan, AEC merupakan kesepakatan yang dibangun sembilan negara ASEAN. Terutama di bidang ekonomi, imbuh dia, dalam upaya meningkatkan perekonomian di kancah internasional. “Agar ekonomi tumbuh merata, dan juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan,” cetusnya. Seminar dibuka oleh Dekan FISIP Untag Dra Sri Wilujeng, MSi. Dalam sambutannya, Sri menegaskan, mahasiswa ha-
UNTAG For JP-RaBa
FOTO BERSAMA:Usai seminar, narasumber Kadin, jajaran BEM FISIP, Dekan FISIP, Wakil Rektor III, dan undangan berfoto. rus siap menghadapi AEC 2015. Caranya, tutur dia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan diarahkan pada penguasaan IPTEK. “Meningkatkan kemampuan bahasa, ketrampilan, dan kesadaran berwirausaha,” sebutnya. Narasumber dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banyuwangi Saiful Bachri MBA, MSi. Saiful mengatakanb, persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada akhir 2015. Berbagai profesi, seperti tenaga medis, boleh diisi oleh tenaga kerja asing pada tahun 2015. “Keuntungan AEC bagi negara-negara Asia Tenggara, yaitu dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang
BANYUWANGI
yang hidup di Asia Tenggara,” paparnya. Internasional Labor Organization (ILO) merinci bahwa pada tahun 2015, beber Saiful, permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41 persen tau 14 juta. Permintaan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22,5 atau 38,5 persen. Sementara itu, tenaga kerja level rendah meningkat 24 persen atau 12 juta jiwa. Pertanyaannya, apakah tenaga Indonesia bisa bersaing dengan negara Asia Tenggara? “Jawabannya bisa asal memiliki dedikasi dan integrasi ,pandai membaca peluang, selalu berfikir secara inovatif, responsive dan dibekali dengan etika, countesy, dan behavior dalam membangun network,” terangnya dalam seminar yang dipandu Wakil Rektor III Drs Subur Bahri, MSi. (*)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Tanah SHM
Kijang LGX ‘03’04
Honda Jazz ‘09
Djl Tnh SHM L 477m2 & 1.120M2 Kel. Kebalenan (SMPN 2 Bwi), Kel. Klatak (Utr Stasiun Argopuro Brt Jln) SHM L 7360m2, Ds/Kel. Tamansari (Sumberwatu) Licin SHM L 5723m2 H: 082141824222/0811350315
Dijual Kjg LGX Disel 03/04 Warna Silver Asli P Tlp 081559983839
SITUBONDO
SITUBONDO
Timor DOHC ‘98
Tanah Kavling
Djl.Timor Dohc98 SIlver (L) Brg Istmw ori luar dlm 55 jt.Hub 082337191090
Djl Tnh Kv Melati gg 6 sisa 1 unt L 170m2 Bisa Byr cicil H.082121957957
Jl. Anggrek
RUMAH SHM 280M2
Apoteker Dibutuhkan Satu Orang Apoteker Untuk Meneruskan Apotek yang Sudah Jalan Lokasi di Kecamatan Cluring Banyuwangi, Hubungi: 08124912227 / (0333) 393923
The Lagoon Residence Banyuwangi Lokasi Strategis, One Gatesyst, Ready Stocks Type 60+90 Jl. Ry. Yos Sudarso Bwi Hub. 082331514338 - 0333 7602937
BANYUWANGI - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi akhirnya bisa bernapas lega. Sebab, induk organisasi semua cabang olahraga (cabor) itu kini telah mengantongi Surat Keputusan (SK) yang diteken langsung Ketua Umum KONI Jawa Timur, Erlangga Satriagung, kemarin. Berdasar mandat hasil musyawarah olahraga kabupaten luar biasa (musorkablub), Bambang Wahyudi terpilih menjadi ketua umum KONI Banyuwangi meneruskan masa jabatan Nurmansyah yang mengundurkan diri pada tahun pertama. De ngan demikian,
pengawas PDAM Banyuwangi itu hanya bertugas selama tiga tahun atau hingga tanggal tahun 2017. Sebetulnya, musorkablub tersebut hanya memilih ketua umum KONI Banyuwangi. Sebab itu, pemilihan tim formatur untuk menyusun struktur kepengurusan ditiadakan. Dalam arena itu juga ditegaskan bahwa periodenya tetap alias tidak diubah, yaitu 2013-2017. Jika memang ada reshuffle, itu menjadi kewenangan ketua umum terpilih. Tetapi, ketua harus tetap mempertimbangkan saran para pengurus harian. Ternyata perubahan struktur era Bambang Wahyudi ini bersamaan dengan turunnya SK. Tidak ada perubahan cukup signifikan dalam struktur kepe-
READY STOCK SUZUKI
Djl Tanah 2 Kapling L.440m2 Blkg K.Dinsos Jl. Anggrek Stb. Nego Hub. 08563639318
MOBIL ANDA BELUM LAKU? HUBUNGI: 0333412224
Ready Stock Mega Cary, APV & Pick Up, Splash, Ertiga Laris DP 5 Juta/6x Free Angsuran Hubungi: 0818579057081216442144
FREE SERVIS GRATIS
Free Servis Gratis, harga 80-100 Jt.an Angsuran 2 Jt.an/DP Murah, Ready Stock Hub. Yaya 085334030737 Pin BB 7DC2C66B
Dijual Honda Jazz Th 2009 Plat P Tanpa Perantara, Warna Abu-abu tua Metalik, Mulus, Standart Harga Rp. 190 Jt Nego Hub: 081336581680
TOYOTA PROMO AKHIR TAHUN Promo Akhir Tahun!! Toyota Cuci Gudang Beli Cash/Kredit, Syarat Mudah DP Ringan, Buktikan Saja. Hub. Toni 081336236483 BB 22483BC4
ALL NEW A X XENIA
All New Xenia mulai 125 Jt atau UM 20 Jt langsung bw pulang. Hub: HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555 (Caption Promo Akhir Tahun)
HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336960391 THOMY 081336287999 EKO
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jalan Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Jawa Pos
Minggu 30 November 2014
BERITA UTAMA R A D A R
KRIMINALITAS
Dua Pejudi Sabung Ayam Digaruk
27
B A N Y U W A N G I
Warga Minta Bongkar Tugu Tengah Jalan
PURWOHARJO - Arena judi sabung ayam di Dusun Tempurejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, digerebek anggota polsek setempat kemarin. Dalam operasi itu, dua warga yang diduga main judi berhasil ditangkap. Kedua warga itu adalah, Saspriyanto, 54, warga Dusun Sumberluhur, Desa/Kecamatan Tegaldlimo, dan Misenu, 42, warga Dusun Tempurejo, Desa Sidorejo. Di lokasi itu polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa dua ekor ayam dan uang Rp 100 ribu. Kapolsek Purwoharjo, AKP TrijokoSetyonarso, melalui Kanitreskrim Aiptu Gatot menegaskan judi sabung ayam itu terungkap saat anggota sedang patroli ■ Baca Dua...Hal 31
ADA APA LAGI
ABDUL AZIZ/RABA
TUNGGU BERITA ACARA: Tugu di tengah simpang empat di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo ini akan segera dibongkar.
Dua Buronan Perkara Pengeroyokan Ditangkap SHULHAN HADI/RABA
JUMBO: Jamur yang tumbuh di bawah sanggah berukuran cukup besar.
Jamur Raksasa Muncul di Sanggah TEGALSARI - Warga Dusun Sumberagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, kini dihebohkan dengan munculnya jamur berukuran besar. Jamur dengan diameter sekitar 50 centimeter itu tumbuh di bawah sanggah (tempat pemujaan) depan rumah Madnawi, 57. Jamur berwarna kekuning-kuningan itu tumbuh cukup cepat. Hanya beberapa hari, jamur aneh itu sudah membesar. “Pada Jumat (28/11) jamur itu besarnya masih satu kepalan tangan orang dewasa. Sore sudah seperti payung,” terang Madnawi. Menurut Madnawi, jamur yang dianggap langka itu sebenarnya ada dua. Hanya saja, satu jamur yang juga cukup besar dipetik tetangga. “Yang dipetik tetangga itu ukurannya agak kecil,” katanya. Kepala Desa (Kades) Karangdoro, Supriyadi, yang tinggal tidak jauh dari lokasi tumbuhnya jamur aneh itu mengaku heran melihat jamur cukup besar itu. “Saya dengar dari cerita warga, penasaran ya lihat,” cetusnya. Kades menyebut jamur yang tumbuh di depan rumah warganya itu jarang muncul. Demi menjaga keamanan dan kesehatan, minta warga diminta tidak mengonsumsinya. “Ukurannya besar. Kita khawatir akan ada apa-apa kalau dimasak,” ujarnya. (sli/c1/abi)
Ditangkap Setelah Empat Bulan Kabur ke Bali BANGOREJO - Dua buronan yang diduga terlibat aksi pengeroyokan berhasil ditangkap di tempat terpisah oleh anggota Polsek Bangorejo kemarin malam. Kedua tersangka itu kini dijebloskan ke ruang tahanan polsek sambil menjalani pemeriksaan. Kedua tersangka itu adalah Muhamad Muchlisin, 21, warga Dusun/Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, dan Lukman Santoso, 22, warga Dusun Ringinsari, Desa/Kecamatan Pesanggaran. “TKP (tempat kejadian perkara) berbeda, tapi kita tangkap hampir bareng,” terang Kapolsek Bangorejo, Iptu Ali Masduki, melalui Kanitreskrim Aiptu Karjono. Muchlisin ditangkap polisi sekitar pukul 22.00 tidak jauh dari rumahnya. Saat diringkus, tersangka akan pulang setelah empat bulan kabur ke Bali. “Muchlis kita masukkan DPO (daftar pencarian orang) karena telah mengeroyok Toto,” terangnya. Menurut kanitreskrim, Toto, 31, warga Dusun Silir Krajan, Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung, itu dihajar tersangka bersama beberapa temannya pada pukul 23.00 di sebuah jalan sepi di Dusun/ Desa Sukorejo. “Tito yang akan pulang dari Jajag (Desa Jajag, Kecamatan Gambiran), diteriaki tersangka,” jelasnya.
HABIBUL ADNAN/JPRS
TIDAK TEREALISASI: Lokasi rencana pembuatan drainase yang belum dimulai hingga sekarang.
Proyek Drainase Desa Sumberwaru Tidak Jelas BANYUPUTIH - Warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, mempertanyakan rencana pembangunan saluran drainase di daerahnya. Sebab, proyek saluran irigasi itu anggarannya sudah masuk APBD 2014. Tetapi, hingga akhir November 2014 tanda-tanda proyek drainase akan dikerjakan belum terlihat. Padahal, tahun anggaran 2014 tinggal sebulan lagi. “Tahun anggaran 2014 sudah akan habis, terus kapan proyek itu dikerjakan,” cetus Purwaji, 69, salah satu warga sekitar. Rencana pembangunan drai-
nase di Pasar Karang Tekok, Desa Sumberwaru, itu sudah dilakukan pengukuran. Dalam banner APBD 2014 yang ditempel di kantor desa juga disebutkan akan ada pembangunan drainase dengan anggaran Rp 175 juta. “Warga menunggu realisasi proyek itu. Di tikungan itu rawan banjir,” ungkap tokoh masyarakat tersebut. Sejumlah karyawan Pemerintah Desa (Pemdes) Sumberwaru menyampaikan, pihak desa sudah sering mengusulkan pembangunan drainase itu. Tetapi, sampai saat ini pengerjaan proyek itu masih belum dilaksanakan. (bib/c1/abi)
ABDUL AZIZ/RABA
Lukman Santoso
ABDUL AZIZ/RABA
Muhamad Muchlisin
Mendengar suara orang memanggil, korban yang naik motor Honda Mega Pro langsung berhenti dan mendatangi arah suara tersebut. Saat bertemu, tersangka bersama temannya langsung menghajar korban hingga luka parah di bagian kepala. “Usai menghajar korban, tersangka bersama temannya kabur,” cetusnya. Sementara itu, Lukman Santoso, 22, warga Dusun Ringinsari, Desa/Kecamatan Pesanggaran, ditangkap polisi karena diduga telah menganiaya Oki Hermanto, 32, warga Dusun Seloagung, Desa/Kecamatan Siliragung, sekitar dua bulan lalu. Sekitar pukul 15.00, korban yang sedang minum kopi di sebuah warung bersama rekan-rekannya, didatangi oleh tersangka bersama temannya. Saat itu, tersangka sedang mabuk. Belum jelas penyebabnya, korban dan tersangka gegeran dan tersangka memukul hidung korban. “Tersangka kita tangkap di tempat biliar Desa Siliragung,” ungkapnya. (azi/c1/abi)
PURWOHARJO - Keberadaan tugu yang berdiri persis di tengah simpang empat Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, itu ternyata banyak dikeluhkan warga yang melintas di jalan raya tersebut. Tugu yang kondisinya kurang terawat itu oleh warga dianggap menganggu. “Yang membangun tugu itu salah satu pabrik rokok,” cetus Yaji, salah satu warga sekitar. Kondisi tugu di tengah simpang empat itu kini sudah rusak. Meski bangunannya tampak bagus, tapi pada bagian bawah sudah rusak parah. Lampu neon terlihat karena penutupnya sudah hilang. “Demi kelancaran lalu lintas, tugu itu sebaiknya dibongkar,” pintanya. Camat Purwoharjo, Zein Castolani, mengaku sudah melihat kondisi bangunan di tengah jalan tersebut. keberadaan tugu itu dianggap menganggu pengendara motor dan mobil. “Kami sedang koordinasi dengan PLN untuk memutus lampunya,” kata Camat Zein. Rencana pembongkaran tugu tersebut, terang dia, pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu. Jika memang akhirnya harus dibongkar, maka akan dibuatkan berita acara. Sehingga, pembongkaran itu tidak akan memunculkan masalah. “Bertahap,” dalihnya. (azi/c1/abi)
BUDAYA
30
R A D A R
Jawa Pos
Minggu 30 November 2014
B A N Y U W A N G I
Karena Cinta Lama yang tak memiliki kemampuan untuk menyelam ke dasar laut, ringan bergerak tak memiliki keyakinan untuk memegang prinsip yang sebelumnya kau buat penuh rasa dan harapan, kini baru kutahu semua hanya pemulas bibir, rayuan dan nafsu. “Dan bukan aku wanita yang aku cari” balasku di tengah hiruk pikuk gemuruhnya hatiku, aku tak punya kata lain, aku tak percaya, semua begitu cepat berubah. “Seperti laut yang setia pada pantainya, langit pada buminya, begitu juga aku yang setia padamu”, tak mengiranya aku bila semua hanya permainanmu, kesetiaan yang kau bilang tak ada apa-apanya, seperti kapas yang ditiup angin, ringan saja, dan parahnya baru sekarang kusadari. Saat ini yang kulakukan hanya mengenang kebodohanku, karena begitu mudah jatuh, kini penuh luka aku harus bangkit, mataku berbinarbinar menahan air mata yang mau jatuh, namun kutahan, aku takut jatuh membasahi dan diketahui banyak orang, tubuhku hampir sembuh dari luka yang panjang, tak boleh ada yang tahu, biarlah derita ini aku saja yang tahu, kusimpan dalam-dalam, kumasukkan lewat merahnya darah, aku yang terluka. “Meski kau jahat, aku sayang sama kamu, meski kau ingin aku melupakanmu tapi aku rindu kamu, ah sampai nanti aku tetap sayang sama kamu” ah, gombal aku tak percaya lagi kata laki-laki, awalnya manis akhirnya menusuk hati, sendiriku akan lebih baik. Daun-daun di pantai melambai pelan mengajak siapa pun yang ingin bermain dengannya, lalu aku pun tenggelam dalam heningnya, dan bila waktu dapat kembali, aku tak mau salah lagi, kuisi banyak hal yang baik-baik saja untuk hidupku yang satu kali. Ah, sayang sekali waktu tak seperti yang kumau, waktu terus berjalan mengiringi kehidupan manusia, pahit dan manisnya hidup saling melengkapi. Bila tak ingin luka jangan mencintai, kata-kata ini ada benar juga, kalau tidak ingin luka ya jangan mencintai, ha..ha..ha.., istilah yang cocok bagi yang tidak ingin mengenal cinta. “Apa ini nomor Riyana?” “Maaf ini siapa ya?” “Aku Danar temanmu SMA dulu” “O, ya bagaimana kabarmu, Nar?” “Baik, Kamu?” “Ya baik juga” SMS dari teman aku, laki-laki yang dulu suka pandangi wajahku, sampai aku tersipu Ikuti Lomba Menulis Puisi malu, ya SMA maPotensi Lokal Banyuwangi sih culun banget, lucu bila diingat. DEWAN Kesenian Blambangan (DKB) mengadakan lomba menulis puisi bertema “Potensi Lokal Banyuwangi”. Lomba “Ri, ada sesuatu tersebut terbuka untuk tiga kategori, yakni SMP, SMA, dan yang ingin kumahasiswa/umum. Syaratnya cukup mudah; puisi berbahasa katakan, aku tahu Indonesia, tentang Banyuwangi, dan bukan plagiat. Cara mengikutinya juga cukup mudah, silakan kirim karya Anda ini mendadak kusecara terlampir ke email naniasiany@yahoo.com. Jangan lupa katakan padamu” cantumkan nama lengkap, asal sekolah, scan kartu pelajar/kartu mahasiswa/KTP, dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Tiap “Apa?” peserta boleh mengirim maksimal lima karya. Di tiap kategori “Aku mencinakan ditentukan juara satu hingga juara tiga. Pengiriman karya taimu, perasaanku paling lambat tanggal 14 Desember 2014. Pengumuman pemenang akan diselenggarakan tanggal 18 Desember 2014 belum berubah di Rumah Budaya Osing, Desa Kemiren. Tiga puluh karya sampai saat ini, terbaik di tiap kategori akan dibukukan. Pendaftaran lomba ini tidak dipungut biaya alias gratis. Keterangan lebih lanjut silakan bayangmu Ri tetap hubungi Ibu Nanik di nomor 082141626093. ada di hatiku, lima
BENARBENAR sunyi, lekatnya rindu yang kurasa menjepit baya nganmu di hati meski telah berlalu, hangus sudah yang kuimpikan untuk hidup bersamamu, kita sudai semua, meski teramat berat, tapi apa daya kutak mampu menahanmu, bencilah aku, lalu bukalah lembaran baru seperti yang kau mau, dan aku yang kau tinggal di sini tak akan pernah lupa, karena kau satusatunya yang berhasil memberi aku neraka, aku luka, aku sakit, kau yang dulu kudamba atas kesabaran dan kesetiaanmu ternyata hanya benih perih kau tinggalkan di hati, janji dan harapan yang kau bilang dapat kubuktikan suatu saat, ternyata hanya pemanis bibir, oh…sayang mengapa kau tinggalkan kenangan begitu buruk di hatiku. Ah, sudahlah kau bukan siapa-siapaku lagi, bencilah aku, dan semua yang kuimpikan bersamamu juga aku kubur dalam-dalam, kau sudah tak mau padaku, buat apa aku berlama-lama dalam perasaanku, biarlah di dalam hati ini kuletakkan bayanganmu. “Jika kita jadi satu keluarga yang kuutamakan, apa yang aku lakukan dan kau tak suka aku patuh, aku tidak akan melakukan sesuatu yang tak kau restui, keluarga lebih penting dari apa pun di dunia ini” sungguh ini meluluhkan hatiku, lembut kau berkata, menambah rasa sayangku padamu, kau tak seperti yang lain, sungguh aku salut, aku benar-benar luluh padamu. Sepanjang doaku semoga kelak kita saling miliki, terjun bersama menghadapi pahitnya kehidupan, kita buat manis karena dalamnya cinta kita, istana yang kau bangun untukku kita isi dengan banyak kenangan, kita buat setiap sudutnya sebagai inventaris kebahagiaan, sungguh semua kau persiapkan dengan ketulusan, tapi aku tak menyangka semua hanya tipuan belaka, ya kuterima kenyataan ini, kekasihku tak lagi sejuk membelai, kau tak lagi sejuk kekasihku, kau bukan yang dulu kukenal. “Bukan aku lelaki yang kau cari” jantungku berdetak kencang dengan pernyataan itu, mengapa baru sekarang kau bilang, setelah aku jatuh dalam lubang yang dalam, mengapa tak dari dulu-dulu kau bilang itu, padahal kau tahu seperti apa aku, kau orang yang pandai meluluhkan hatiku, tapi kini kau meremasnya dalam ego dan amarahmu, yang dulunya rapi kau tutupi, kau laksana pangeran baik hati penyelamat hidupku, tapi aku salah, kau tak lebih dari benda terapung
O l e h
ARIYA ERMILES * belas tahun sudah berlalu, tapi aku tak sanggup melupakanmu, aku tidak tahu Ri saat ini kau miliki pendamping apa belum, aku tak mau tahu, yang kumau kau tahu apa yang kurasakan selama kini, aku sakit Ri, kau terasa dekat di hati tapi tak bisa kumiliki” “Subhanallah Danar, luar biasa kau, lima belas tahun kau simpan aku di hatimu, itu waktu yang lama Nar dan kau masih mencintaiku, aku salut” “Ri yang kukatakan bukan rayuan atau sejenisnya aku serius, Ri…boleh aku tanya? ” “Apa itu Nar? “ “Apa kau sudah menikah Ri? jawablah Ri bila sudah biarlah aku sendiri seumur hidupku, aku tak bisa mencintai wanita lain, aku berusaha untuk melupakanmu, tapi semakin kulupakan kau semakin dekat di hatiku ” “Maaf Danar aku belum bisa menjawab, beri aku waktu“ “Untuk sebuah jawaban apa perlu waktu Ri?“ “Ya Nar, sebab kau tak tahu apa yang kurasa selama ini?” “Ada apa denganmu Ri?“ “Suatu saat bila ada waktu kucerita semua padamu“ “Untuk sebuah jawaban aku harus menunggu, berapa lamakah Ri?“ “Entahlah…”, Danar orang baik, tak mampu aku menolaknya, tapi hati aku masih sakit, aku ragu, dapatkah aku menerima laki-laki lain dalam hidupku, sulit bagiku untuk mempercayai laki-laki, sulit bagiku untuk membedakan antara rayuan dan ketulusan, aku tak mau jatuh kedua kali, Danar aku bingung jawaban apa yang harus kukatakan padamu, sudah terlalu lama kau setia dengan perasaanmu padaku, sedang luka lamaku belum sembuh. “Bisakah kita bertemu Ri?“ “Apa?“ “Bertemu Ri, bukan untuk apaapa, aku hanya ingin melihat wajahmu yang selama ini hidup di hatiku, aku tidak akan menyentuhmu, melihat wajah cantik dan manis bibirmu itu sudah cukup bagiku” “Ha…” “Mengapa kaget Ri“ “Jangan takut Ri, percaya aku, tidak akan kuapa-apakan kamu, kau tahu aku kan?” “Masalahnya…?“ “Apa? kau tak suka dengan caraku mencintaimu, aku memang rindu Ri, tapi aku tahu diri, aku tidak akan menyakiti orang yang aku cintai, tidak akan kukotori tanganku dengan menyentuh wanita yang belum jadi milikku, Ri adakah harapan untukku bertemu denganmu? hanya untuk memandang wajahmu“, oh… hatiku terombang-ambing antara iya dan tidak, aku tidak mampu menolaknya, kata-katanya begitu rapi ditulis untukku, tapi aku takut, aku tak ingin mengulangi kebodohan yang sama. “Tunggu aku di warung dekat sekolah kita dulu, hari Rabu jam dua” “Baik Ri, akan kutunggu kau di
sana, wajah yang lama kurindu“ Malam ini purnama memancar keindahan menyapa semesta alam dengan redup cahaya yang dikelilingi bintang-bintang, aku bayangkan pertemuanku dengan Danar, laki-laki yang setia dengan perasaannya padaku, seperti apakah kau sekarang Nar, lima belas tahun kau di sana dan aku di sini. Jalan sempit kulalui menuju tempat di mana jadi pertemuan kami setelah lama berpisah, dari jauh kulihat sosok laki-laki duduk membelakangiku, dari belakang ingin kusapa, tapi bibirku takut salah benarkah dia sosok yang menantiku, kuingat hari dan jam pertemuan, ya benar ini hari Rabu jam dua, aku tidak salah ini pasti Danar. Aku berjalan mendekati, langkahku semakin dekat, belum aku menyapa, sosok itu memalingkan wajahnya padaku. “Riyana Dewi Lasmita,“ bibir itu bergerak memanggilku. “Danar ini aku“ suaraku bergetar. “Ya aku tahu itu kau Ri, wanita yang kucintai selama ini, duduk Ri biarkan aku memandang wajahmu saat ini“ “Kau belum berubah Nar, tetap cakep sama ketika masih SMA“ “Ri tak perlu memujiku, langsung katakan padaku apa kau sudah menikah? jika belum saat ini juga aku melamarmu, kau cantik Ri, kau manis, putih kulitmu, seputih hatimu, laki-laki bodoh yang tak suka sama kamu“ “Kau juga tak perlu memujiku Nar“ “Aku serius Ri katakan kau sudah menikah apa belum?“ “Aku tak mampu menjawab Nar?“ “Kau janda punya anak lima, aku tak peduli, aku punya banyak harta cukup untuk biaya hidup bahkan lebih, maaf bukan maksud besarkan diri, itu kenyataan, selama ini aku hidup dalam kemewahan tapi hatiku sepi, Ri aku mencintaimu, aku tak bisa mencintai wanita lain, aku sakit menahan rasaku ini, kau yang pertama menempati ruang di hatiku sampai saat ini “ “Nar, tatapanmu membuatku sakit, kau tak tahu apa yang ada di hatiku“ “Sakit? Mengapa harus sakit? kalau sakit biar aku yang mengobati, pacar atau suamimu selingkuh?, laki-laki bodoh yang berani meninggalkan dan menyakitimu, aku tahu kau sedikit keras tapi itu unik bagiku karena sebenarnya lembut hatimu, kau memiliki pesona yang tidak dimiliki wanita lain“ “Nar kata-katamu membuatku sakit?“ “Ada apa denganmu Ri, hei mengapa kau menangis ?“ aku lari meninggalkan Danar, air mata ini tak mampu kutahan, aku tak sanggup menatap bola mata Danar yang begitu tulus, aku tak sanggup mendengar kata-katanya, aku takut, aku tidak tahu bagaimana harus bersikap, bibirku tak mampu berkata, dadaku sesak, rasanya sulit untuk kujelaskan. Aku belum berpikir untuk mencari pengganti, aku ingin sendiri, aku tidak mau luka kedua kali, yang pernah terjadi dalam hidupku sudah cukup, namun aku belum bisa menolakmu Nar, aku ti-
Micasa Solusi Hunian Idaman Anda BANYUWANGI - Hunian yang nyaman merupakan impian setiap pemiliknya. Tidak hanya dari eksterior saja, tetapi interior rumah faktor yang paling penting dalam menciptakan hunian yang nyaman dan diimpikan oleh setip orang. Tidak perlu pusing lagi untuk memikirkan hal yang satu ini, karena kami telah hadir di Banyuwangi. Micasa Design Interior akan sanggup memberikan apa yang Anda impikan. Micasa Design Interior menyediakan berbagai furniture interior mulai dari sofa, bedset, backdrop tv, aneka partisi/sekat, ambalan, kitchen set, aneka wallpaper, dan gordyn yang dapat mempercantik rumah
ISTIMEWA
ELEGAN: Ruangan akan terlihat anggun dengan Micasa Design Interior.
Anda. Design dirancang secara langsung oleh owner sekaligus desaigner
interior, Vonny Irawan. Di mana furniture dapat disesuaikan dengan gaya
dan bentuk rumah Anda. Micasa Design Interior dan Furniture mengedepankan sisi kualitas dan berkelas, tentu saja sesuai dengan budget yang Anda siapkan. Dapatkan konsultasi gratis seputar rumah idaman Anda. Dapatkan promo menarik menyambut Natal dan tahun baru 2015 hanya di Micasa Design Interior and Furniture. Kunjungi kantor kami Micasa Design Interior and Furniture di Jalan Ahmad Yani nomor 14 (dekat lampu merah simpang lima/sebelah Honda Ahas atau depan toko buku istana), Banyuwangi, hubungi cp: (0333) 428422, 0853-3600-0830/08230151-6142. (*/abi)
dak tahu kata yang pantas untuk kukatakan padamu, sedang bayangan masa lalu belum bisa kulupakan, padahal aku tahu kau cukup segalanya, tapi cinta tidak bisa dipaksa, aku belum bisa menerimamu,
cintaku sudah dibawa pergi cinta yang lama, yang tersisa di hati hanya kehambaran rasa yang tak lagi terpupuk, luka lama masih tertanam di hati, entah hasrat ini mungkin juga sudah mati, atau mungkin juga aku
ditakdirkan sendiri, sampai tiba saatnya aku dipertemukan dengan kekasih yang benar-benar tulus menerima kekuranganku, sekarang biarkan aku sendiri, menangis, dan menepi. *) Guru bahasa Indonesia.
DIAN EFFENDI/JP-RaBa
DIGANDRUNGI: Kopiko 780C banyak digemari oleh kalangan muda.
Maskot Gandrung Banyuwangi Semakin Nyata BANYUWANGI - Maskot gandrung yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, benar-benar tercipta dalam ajang Festival Paju Gandrung pada Sabtu (29/11). Bertempat di Pantai Boom, seribu lebih penari gandrung memainkan aksi menari masal yang disaksikan ribuan masyarakat Banyuwangi. Sajian spektakuler itu adalah bagian dari even akbar Banyuwangi Festival. Cuaca cerah mengiringi festival paju gandrung. Masyarakat tampak antusias dalam melihat even tahunan ini, rasa haus tidak terlihat dari raut wajah para pengunjung. Maklum, di salah satu sudut Mayora berusaha memberikan pelayanan dengan menyediakan minuman Kopiko 78 derajat celcius. Area Sales & Promotion Head Mayora Beverage, Aries Budiarto, mengatakan
Mayora menyediakan kopi siap minum lewat Kopiko 78°C. Minuman kopi dengan kemasan fungky. Meski hadir belum setahun, konsumen sangat menerima produk baru ini, buktinya persediaan di berbagai outlet selalu kekurangan. Aries menjelaskan, Kopiko 78°C juga mengubah perilaku konsumen khususnya anak muda. Bila selama ini kopi selalu diidentikkan dengan orang tua, maka segmen muda yang minum kopi bertambah sejak kehadiran Kopiko 78°C. “Semenjak kami luncurkan produk ini, peminum kopi muda mulai bertambah. Alasannya tentu saja karena Kopiko 78°C dikemas dengan cara anak muda,” katanya. Dikatakan nama 78°C sendiri juga punya makna, yakni diartikan sebagai suhu untuk memanaskan. Yang dimaksud dipanaskan
MERIAH: Kopiko 780C berpartisipasi dalam paju gandrung di Pantai Boom.
di sini adalah proses pembuatan yang dimulai dari pemanasan biji kopi, di mana tingkat ekstraksi paling bagus ada di tingkat suhu panas hingga 78 derajat Celcius. “Ini juga bagian dari edukasi kepada konsumen bahwa kopi yang baik adalah yang diekstraksi di suhu 78 derajat celcius,” pungkasnya. (*/abi)
Jawa Pos
Minggu 30 November 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
31
S A M B U N G A N
Ditetapkan sebagai Warisan Budaya ■ AKSI KOLOSAL... Sambungan dari Hal 25
Kesenian asli Banyuwangi yang tahun lalu ditetapkan sebagai “Warisan Budaya Tak Benda” oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut ditampilkan dengan apik di tepi pantai dengan panorama Selat Bali yang memesona tersebut. Pemilihan waktu pergelaran, yakni sore hari, membuat pertunjukan kali ini terasa semakin memukau dengan pemandangan sunset yang sangat menawan. Sekadar tahu, Festival Gandrung Sewu tahun 2014 ini merupakan episode ketiga. Pada perhelatan perdana tahun 2012 silam tema yang diusung adalah “Jejer Gandrung”. Dilanjutkan pada 2013, penonton disuguhi tema “Paju Gandrung”. Di tahun 2014 kali ini, tema yang diusung “Seblang Subuh”. Pada pertunjukan Gandrung asli, yakni gandrung terop, Seblang Subuh merupakan rangkaian akhir pertunjukan. Seblang Subuh mengandung makna permintaan maaf kepada penonton dan tuan rumah, sekaligus permohonan ampun kepada Tuhan Yang Mahaesa. Sementara itu, pertunjukan kolosal “Gandrung Sewu 2014” diawali munculnya beberapa lelaki yang membawa penjor. Laki-laki yang membawa penjor itu menggambarkan mantan prajurit Blambangan yang tengah berusaha mengumpulkan rekan-rekan seperjuangan mereka. Setelah beberapa orang berkumpul, mereka “menjelma” menjadi penari gandrung laki-laki. Ya, awalnya tari Gandrung dibawakan laki-laki yang didandani layaknya perempuan. Awal kemunculan gandrung laki-laki tersebut terjadi di era
kepemimpinan Bupati Banyuwangi kelima, yakni Bupati Pringgokusumo. Pada zamannya, Gandrung laki-laki yang paling terkenal adalah Gandrung Marsan. Namun, setelah era gandrung laki-laki, lambat laun tari Gandrung dibawakan penari perempuan. Penari Gandrung perempuan pertama adalah Semi. Nah, pada Festival Gandrung Sewu kali ini, adegan munculnya Gandrung Semi diikuti ribuan penari gandrung berkostum merah yang menghambur dari berbagai sudut menuju tengah area pertunjukan. Ini adalah penggambaran episode “Paju Gandrung” alias tarian pembukaan pada pergelaran gandrung terop. Sejurus kemudian, ribuan penonton yang memadati Kawasan Pantia Boom disuguhi fragmen beberapa lelaki yang berebut menari bersama penari gandrung perempuan. Akibatnya, keributan antar penonton yang ingin menari tersebut tidak terelakkan. Fragmen ini menggambarkan episode “Paju Gandrung”. Keributan antar penonton tersebut digambarkan berlangsung hingga menjelang subuh. Saat subuh tiba, giliran adegan Seblang Subuh ditampilkan. Kala itu penonton yang sempat bersitegang tersebut menyadari kesalahannya. Lantaran bermakna permintaan maaf kepada tuan rumah dan penonton serta memohon ampunan kepada Tuhan, para penari Seblang Subuh membawa properti berupa sapu lidi. Sapu lidi tersebut merupakan simbol upaya pembersihan diri dari kesalahan yang terjadi selama pertunjukan Gandrung berlangsung. Kekompakan para penari dalam membawakan kesenian khas
Banyuwangi tersebut membuat penonton berdecak kagum. Di akhir pertunjukan, ribuan penonton langsung memberikan standing applause kepada seluruh penari gandrung tersebut. Sementara itu, sebelum memberikan sambutan, Bupati Abdullah Azwar Anas menyerahkan piagam Kemendikbud tentang penetapan gandrung Banyuwangi sebagai warisan budaya tak benda kepada Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Samsudin Adlawi. Penyerahan piagam yang diterbitkan Kemendikbud kepada Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) tahun 2013 lalu itu disambut riuh tepuk tangan penonton. Dalam sambutannya, Bupati Anas mengatakan, pergelaran Festival Gandrung Sewu bukan sekadar tarian kolosal. Lebih dari itu, perhelatan akbar tersebut merupakan bagian dari konsolidasi budaya Banyuwangi. “Anak-anak (penari gandrung) datang dari berbagai pelosok Banyuwangi. Mereka bangga bisa tampil du sini (Festival Gandrung Sewu),” ujarnya. Dikatakan, Festival Gandrung Sewu tersebut juga tidak hanya bertujuan menarik wisatawan datang ke Banyuwangi. Ajang yang tersebut merupakan upaya nguriuri (melestarikan) budaya masyarakat Banyuwangi. “Ini strategi kami agar anak-anak semakin cinta budaya lokal,” cetusnya. Sementara itu diakui atau tidak, Festival Gandrung Sewu yang rutin digelar sejak tiga tahun terakhir mampu mengembalikan tari gandrung ke posisi terhormat, khususnya di Bumi Blambangan. Betapa tidak, kesenian asli Banyuwangi yang sebelumnya sempat
meredup itu kini banjir peminat. Kalangan siswa berlomba-lomba belajar tari gandrung agar bisa tampil pada even akbar tahunan dalam rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) tersebut. Sejak Gandrung Sewu edisi pertama pada 2012 lalu, sanggarsanggar tari di Banyuwangi semakin menjamur. Jika sebelumnya tidak semua kecamatan di Banyuwangi memiliki sanggar tari, kini di satu kecamatan rata-rata ada dua sampai tiga sanggar. Itu pun belum termasuk sanggar tari yang ada di sekolah-sekolah di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. Julaidi, pelatih sanggar tari Sayu Wiwit, Desa Aliyan, Kecatan Rogojampi mengatakan, sebelum Festival Gandrung Sewu “episode” pertama digelar tahun 2012, tari gandrung kurang diminati oleh kalangan pelajar dan remaja. Namun setelah pentas akbar penari gandrung tersebut digelar, kalangan pelajar justru berlomba-lomba ingin bisa menari gandrung. Tak ayal, sanggar-sanggar seni tumbuh subur layaknya cendawan di musim hujan. “Jika pada episode pertama Gandrung Sewu kita kesulitan mencari penari, kali ini kita harus melakukan seleksi yang cukup ketat. Sebab, banyak sekali siswa yang ingin tampil,” ujar pria yang juga anggota Paguyuban Pelatih Tari dan Seniman Banyuwangi (Patih Senawangi) tersebut. Julaidi berharap, Festival Gandrung Sewu kembali digelar tahun 2015 mendatang. “Gandrung Sewu merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap para pelaku seni, khususnya penari dan pelatih tari di Banyuwangi. Kami Berharap, Gandrung Sewu kembali digelar tahun depan,” harapnya.
Selama Ini Tersangka Sudah Kooperatif ■ AJUKAN... Sambungan dari Hal 25
Agung Sasongko dan Mukhlisin yang menjadi konsultan proyek itu dianggap lalai dalam bertugas. Sebagai konsultan, keduanya tidak melaporkan kejadian yang sebenarnya dalam proyek tersebut. Bambang Suyitno dianggap bersalah karena menyalahgunakan kewenangan sebagai PPTK. Akibatnya, negara mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sebelumnya,
Kejari telah menetapkan tiga tersangka yang lebih dulu menjalani hukuman. Mereka adalah Komisaris PT. Pancoran, Riskiyanto Dodik; Direktur PT. Pancoran, Dwinta Indarwati; dan mantan Direktur RSUD Genteng, dr. Nanang Sugianto. Agar tidak bernasib sama dengan para pendahulunya, kuasa hukum tersangka langsung mengajukan surat permohonan kepada kejaksaan. Pengacara Mohamad Ipung Purwadi Quthbi selaku kuasa hukum tiga tersangka menuturkan, pihaknya
mengajukan permohonan kepada penyidik agar kliennya tidak sampai ditahan. “Suratnya sudah kami ajukan pas pemeriksaan,” ujar kuasa hukum Muhklisin itu. Ipung menambahkan, ada sejumlah alasan kenapa pihaknya mengajukan permohonan agar tidak ditahan. Sejauh ini kliennya sangat kooperatif dalam perkara ini. Selain itu, Ipung menyebut tanggung jawab dalam beberapa pekerjaannya sangat vital. Alhasil, pekerjaan sebagai konsultan itulah
yang tidak bisa ditinggalkan. Di sisi lain, Ipung menyebut bahwa alasan keluarga yang mendasari pengajuan permohonan agar tidak ditahan. “Ya mudah-mudahan pengajuan ini bisa menjadi pertimbangan penyidik kejaksaan,” pintanya. Sementara itu, Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Banyuwangi Muhamad Arif Abdillah menyatakan, permohonan yang diajukan tersebut akan menjadi pertimbangan. “Semua nanti akan dipertimbangkan,” katanya. (nic/c1/bay)
Semua Meninggal Dunia pada Hari Rabu ■ KONSISTEN... Sambungan dari Hal 25
Sebagaimana laporan Bambang Sularto (1975), asal mula Gandrung perempuan itu saat Semi yang masih berumur 10 tahun sakitsakitan. Pada sekitar tahun 1896, ibunda Semi bernama Mak Midah, perempuan asal Ponorogo, kemudian mengucap nazar bahwa jika Semi sembuh dari sakitnya akan dijadikan Seblang, yaitu cikal-bakal Gandrung. Singkat cerita, Semi sembuh dan kemudian benar-benar menjadi penari Gandrung tanpa ada yang melatih secara khusus. Aksi Semi itu sangat disukai masyarakat saat itu, kemudian diikuti saudara-saudara perempuannya dengan memakai nama depan Gandrung. Kini keturunan ketiga Gandrung Semi masih melanjutkan profesinya sebagai penari Gandrung, yaitu Gandrung Wiwik. ”Seingat saya, awalnya Mbah Semi sering melihat gandrung yang ditarikan oleh gandrung Marsan. Karena kepingin belajar dan akhirnya dia yang menjadi cikal-bakal gandrung perempuan pertama,” kenang Rustadi, 51, cucu Mbah Semi yang tinggal di Lingkungan Cungking, Kecamatan Giri, Banyuwangi, tersebut. Rustadi yang juga pelatih drum band itu menambahkan, Gandrung dan perang gerilya banyak ditulis dalam sejumlah buku dan laporan ilmiah. ”Dulu gandrung itu dipakai alat gerilya melawan penjajah. Syair-syair lagu yang dibawakan kebanyakan dalam bentuk wangsalan, sanepan, agar Belanda tidak mengerti artinya. Makanya kostum gandrung ada warna merah putih sebagai simbol nasionalisme. Namun, saat zaman Belanda, warnanya merah putih dan biru,” terang Rustadi. Apakah ada keharusan agar keturunan Mbah Semi menarikan gandrung? Rustadi menegaskan, tidak ada keharusan anak cucu Semi menjadi gandrung. Namun, semua itu muncul atas keinginan masing-masing keturunan Mbah Semi. ”Tidak ada keharusan untuk itu. Seperti keturunan Mbah Semi lainnya seperti Gandrung Prapti, Gandrung Lilik, Gandrung Darti, dan Gandrung Wiwik, semua atas kemauan sendiri melestarikan warisan nenek saya. Kalau kita tidak melanjutkan, terus siapa lagi,” ujar lelaki yang aktif melatih tari tersebut. Rustadi juga mengakui bahwa neneknya adalah orang pintar semasa hidupnya. Bahkan, Semi juga sering didaulat menyembuhkan orang sakit. ”Dulu sering menyembuhkan orang sakit. Sandingane bawang neng sampinge,
ambi jempol sikile wong hang loro mau di petek-petek (di sampingnya ada bawang, orang yang sakit itu jempol kakinya juga dipijat),” kenang Rustadi. Dia menambahkan, banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan dari Mbah Semi. Dia sering dinyanyikan gending-gending saat mau tidur. Katanya Mbah Semi sering menyanyikan gending yang berisi mantra-mantra saat cucunya hendak tidur. ”Waktu mau tidur, saat saya masih kecil sering dinyanyikaan gending-gending mantra. Saya juga sering diajari mantra saat melewati hutan yang dirasa angker,” terang Rustadi. Ada kisah menarik dari keluarga Semi. Ternyata Semi dan keturunannya yang terakhir meninggal pada hari Rabu. Hal ini dibenarkan Rustadi. Bahkan, ibu kandung Rustadi juga meninggal dunia pada Rabu. ”Iya benar, kakek-nenek saya semua meninggal dunia pada hari Rabu. Bisa dibuktikan di makam keluarga di utara Kelurahan Mojopanggung. Di sana juga ada makam Mbah Semi. Semua meninggal hari Rabu,” terang Rustadi. Ditanya mengapa semua keluarga meninggal pada hari Rabu, Rustadi tidak mengetahui secara persis. Tetapi, kenyataannya memang benar semua keturunan Semi meninggal pada hari Rabu. ”Saya juga tidak tahu kenapa semua meninggal hari Rabu. Tetapi, ya nyatanya memang keluarga kami yang telah meninggal dunia, ternyata meninggalnya pada hari Rabu,” jelas bapak tiga anak tersebut. Meski hari meninggalnya para anggota keluarga pada hari Rabu, keturunan Semi saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Rustadi menegaskan, tidak ada pengistimewaan hari Rabu. ”Tidak ada. Semua saya serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Tidak ada juga ritual mengenai hari Rabu tersebut. kita pasrah saja,” kata pria yang juga akrab disapa Teddy tersebut. Ditanya tentang penilaian keluarga Mbah Semi atas perkembangan kesenian gandrung saat ini, Rustadi mengatakan perubahan terhadap tarian gandrung tidaklah terlalu melenceng jauh dari pakem tarian gandrung Mbah Semi. Meski begitu, ada sedikit perubahan. ”Utamanya gandrung terop. Gandrung yang sekarang disuruh menampilkan seblang tidak bisa. Gandrung sekarang fokusnya hanya menyanyi. Disuruh menyanyikan Layar Kumendung dan gendinggending seblangan, 90 persen tidak bisa. Selain itu, tari juga mulai berubah, seperti tari Gudril, Jaran Dawuk Kemiren, Serampat, Thehtel-Thethel, Gerang Kalong (menampilkan ekspresi antara penari gandrung dan paju gandrung), Samirah
(antara tukang paju gandrung saling menari, gandrung hanya sebagai background) itu sudah tidak ada sekarang. Padahal, dulu semua itu ada dalam pementasan gandrung terop,” jelas Rustadi. Pernah juga Rustadi melihat gandrung terop yang diselingi suling dan musik modern seperti organ. Hal itu menurutnya sudah keluar dari nilai luhur pertunjukan gandrung. Ada juga yang pernah membuat hati Rustadi miris, dia pernah melihat gandrung dan selendangnya bertulisan sponsor minuman keras. ”Nelongso ndelenge, melenceng adoh teko pakeme (nelangsa melihatnya, melenceng jauh dari pakem),” kata Rustadi. Dia menambahkan, gandrung lain di luar keturunan Mbah Semi tidak ada silaturahmi kepada keluarga Mbah Semi. ”Makanya saya kasihan ke Mbah Semi, seperti tidak ada yang memperhatikan. Pernah Pak Yadi pelukis mempunyai usul dibuatkan gapura di makam Mbah Semi, dengan tulisan gandrung pertama. Itu bertujuan agar orang tahu bahwa di situ memang benar makam Mbah Semi. Katanya masih dibuatkan desain yang pas untuk gapura tersebut,” tambahnya. Dari semua keturunan Mbah Semi yang menjadi Gandrung, memang kebanyakan adalah dari keturunan perempuan. Hanya Rustadi keturunan laki-laki yang hingga kini berkecimpung di kesenian tari. Padahal, saudara laki-laki lainnya tidak ada yang bergabung sekalipun sebatas panjak. ”Hanya saya cucu laki-laki yang mewarisi bakat seni Mbah Semi. Sebetulnya anak saya perempuan bernama Wieka Yustrida Merzylindya mewarisi bakat seni, tapi belum menjadi Gandrung profesional. Di umurnya saat ini yang masih 17 tahun, dia pernah ikut adik saya Gandrung Wiwik tanggapan di Panarukan. Wajah anak saya itu mirip Mbah Semi waktu muda. Dia sudah mengeluarkan dua album dengan karakter suara Gandrung,” ujarnya. Mengenai pergelaran parade Gandrung Sewu, Rustadi menyatakan mendukung terhadap apa yang dilakukan pemerintah itu. Namun, dia berharap keturunan Mbah Semi diperhatikan. Sejauh ini perhatian terhadap Mbah Semi dan keturunannya dirasa kurang. ”Kami mewakili keluarga besar Mbah Semi sangat senang atas upaya Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Gandrung Sewu. Namun, gemerlap festival itu jangan sekaligus menenggelamkan keluarga Mbah Semi yang hingga sekarang masih menjadi seniman Gandrung,” pungkasnya. (c1/bay)
Selain kalangan pelatih tari, Festival Gandrung Sewu juga mampu memupuk rasa bangga bagi para pelajar yang tampil menari di hadapan ribuan pasang mata tersebut. Selain mendapat tempat terhormat, para penari gandrung yang didominasi kalangan pelajar itu merasa telah ikut serta melestarikan tarian asli Bumi Blambangan tersebut. Salah satu penari yang tampil pada Festival Gandrung Sewu kemarin, Marita Alfiana, 14, siswa kelas IX SMPN 1 Kalipuro, mengatakan, dia merasa senang bisa tampil di pada ajang tahunan tersebut. “Ini ketiga kali saya tampil pada acara Gandrung Sewu,” kata dia. Dia menambahkan, selain bisa tampil di hadapan pejabat Banyuwangi, kebanggaan itu muncul
lantaran dirinya telah ikut berperan aktif melestarikan tari gandrung. “Kalau bukan warga Banyuwangi sendiri yang bangga pada tari gandrung, siapa lagi?,” cetusnya. Senada dengan Marita, Anisa Dewi, 15, mengatakan, bisa menari di ajang Festival Gandrung Sewu
merupakan suatu kehormatan bagi dirinya. “Saya tergugah ikut melestarikan kesenian asli Banyuwangi ini. Kalau tahun depan Gandrung Sewu kembali digelar dan saya ditunjuk lagi menjadi salah satu penari, saya siap,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Tahun Depan Dipasang di Lereng Gunung Ijen ■ PASANG... Sambungan dari Hal 25
Suprayogi menambahkan, pemasangan cermin cembung saat ini masih terpasang tiga unit. Rencananya di tahun 2015 mendatang,
pihaknya akan memasang lagi cermin serupa di beberapa titik rawan. ” Tahun depan rencana akan ada pemasangan di setiap tikungan menuju kawasan pariwisata Gunung Ijen,” pungkas Suprayogi. (tfs/c1/bay)
Struktur Kepengurusan Lebih Ramping ■ SK... Sambungan dari Hal 26
Satu-satunya wanita di tubuh KONI Banyuwangi itu akan dibantu Gandi Krisanto sebagai wakil bendahara. Ada empat posisi sebagai wakil; Ayub Hidayat dipercaya sebagai wakil ketua satu, Anton Sunartono ditunjuk sebagai wakil sekretaris dua, Yanuar Pribadi mengemban amanah sebagai wakil ketua tiga, dan Fandi Ahmad Joko didapuk menjadi wakil sekretaris empat. Arief Prasetyo Ariwibowo mengisi posisi badan auditor internal. Melihat komposisi itu, maka ada beberapa nama yang sebelumnya menjadi wakil ketua kini tidak ada. Sebagian nama naik kasta dan
sebagian yang lain mendapat tugas baru. Mujiono misalnya, kini mendapat kepercayaan sebagai dewan penasihat. Guntur Priambodo masuk dalam jajaran dewan penasihat bersama Achmad Khoirullah, Eko Sukartono, Sukron Makmun Hidayat, dan Yusuf Widyatmoko. Pada bagian bidang-bidang, hanya ada sejumlah wajah baru, seperti Ali Ruchi, Hasyim Wahid, Ahmad Yani, Achmad Jayul Mustain, Setio Utomo, dan Suyadi. Ipung Purwadi, Sumarsono, dan Suwardi, juga nama anyar. Yang paling banyak terlempar dari kepengurusan saat ini adalah mereka yang juga merupakan pentolan cabor. Pertimbangannya, mereka diminta lebih fokus dalam
mempersiapkan atlet menghadapi Porprov V Jawa Timur tahun depan. Ketua Umum KONI Banyuwangi, Bambang Wahyudi, memang ingin struktur kepengurusan lebih ramping. Menurutnya, kepengurusan saat ini terdiri atas tiga bagian; 50 persen diisi kalangan cabor, 25 persen kalangan profesional, dan sisanya kalangan pencinta olahraga serta pengusaha. Yang jelas, porsi kalangan cabor memang dikurangi. Menurut dia, kalangan cabor memang harus fokus menghadapi Porprov. Sehingga, konsentrasi mereka tidak terpecah. ‘’Ini harapan kita bersama. Semoga ke depan, prestasi Banyuwangi semakin meningkat,” harapnya. (ton/c1/aif)
Asskab Banyuwangi Diminta Tegas ■ DERBY... Sambungan dari Hal 26
Dia menduga, kedua tim tidak menurunkan skuad terbaik karena terpaksa. Masalahnya, banyak pemain yang memilih mengikuti pertandingan antar kampung (tarkam). ‘’Banyak pemain yang memilih tarkaman, karena honor yang diterima lebih besar,’’ katanya. Menurut dia, pada saat kompetisi berlangsung, tidak sedikit pertandingan tarkam di Banyuwangi tetap berlangsung. Tentu saja situasi itu membuat konsentrasi pemain terpecah. ‘’Kalau saja tarkam di-
hentikan sementara, kompetisi tidak akan terganggu,” paparnya. Gara-gara hal itu, kualitas kompetisi semakin berkurang. Hal itu jelas berdampak pada kompetisi di musim-musim berikutnya. Oleh karena itu, dia meminta Asskab Banyuwangi bertindak tegas terhadap pertandingan tarkam. ‘’Minimal saat kompetisi turnamen semacam tarkam itu dihentikan sementara waktu,” tandasnya. Ketua Asskab Banyuwangi Muhamad Kayun telah menerima informasi terkait masalah tersebut. Menurut dia, hal itu menjadi kabar buruk bagi persepakbolaan di
Banyuwangi. ‘’Ini menjadi perhatian Asskab,’’ katanya. Asskab Banyuwangi akan meminta klarifikasi terhadap kedua tim yang tidak menurunkan pemain secara komplet itu. Apa pun hasilnya, semua itu menjadi perhatian khusus Asskab Banyuwangi. ‘’Tetap akan kita tidak lanjuti,” tandasnya. Sementara itu, pertandingan Pesawat Tegalwudi dan Hoki Bayu memang berakhir imbang dengan skor 2-2. Tetapi, apa pun hasilnya, penonton yang menyaksikan laga tersebut bubar sebelum pertandingan usai. Mereka menganggap laga tersebut main-main. (ton/c1/aif)
Polisi akan Terus Mengembangkan ■ DUA...
Sambungan dari Hal 27
“Saat patroli ada warga yang melaporkan judi sabung ayam itu,” terangnya. Anggota pun langsung melakukan pemantauan. Setelah dinyatakan positif ada unsur judi dalam sabung ayam itu, lokasinya langsung dikepung. “Banyak yang kabur, hanya dua orang yang berhasil kita tangkap,” ungkapnya.
Lokasi sabung ayam di Dusun Temurejo, Desa Sidorejo, terang dia, sebenarnya sudah lama terendus sebagai tempat perjudian. Hanya saja, saat anggotanya melakukan penggerebekan, para pelaku selalu lolos. “Kali ini hanya dua pelaku yang berhasil ditangkap,” terangnya. Hingga siang kemarin dua tersangka judi sabung ayam masih menjalani pemeriksaan di polsek. Polisi akan mengembangkan kasus ini. “Kami berharap masyarakat melapor ke polsek bila ada perjudian,” harapnya. (sli/c1/abi)
Tiap Tahun Miliki Tema Berbeda ■ WARISAN... Sambungan dari Hal 32
Besarnya perhatian terhadap Gandrung ini, maka perlu disediakan media aktualisasi secara masal bagi para penari Gandrung yang ada di Banyuwangi. Hal ini juga sekaligus untuk mengenalkan dan menguatkan Gandrung sebagai bahan yang tidak bisa dipisahkan dari cerita tentang Banyuwangi. Sejarahnya, gandrung mulanya ditarikan oleh laki-laki yang kala itu ditarikan oleh Gandrung Marsan. Berkembangnya zaman, gandrung mulai ditarikan oleh perempuan. Gandrung perempuan yang pertama kali, yaitu gandrung Misti. Berjalannya waktu, gandrung tidak lagi ditarikan oleh laki-laki. Sejak gandrung Misti menarikan tari gandrung
tersebut, sampai saat ini gandrung ditarikan oleh perempuan. Sampai saat ini, pementasan gandrung juga masih banyak dilakukan seperti adanya gandrung terop. Gandrung Terop biasanya dipentaskan dalam acara hajatan. Dalam pementasan gandrung terop ini, para penari gandrung tidak hanya menari saja, namun juga menyanyi gending-gending gandrung. Ada juga sesi paju gandrung, di mana para penari penari gandrung menari bersama dengan tamu undangan di atas pentas dengan diiringi gamelan khas masyarakat Banyuwangi. Di Tahun 2014 ini merupakan ketiga kalinya perhelatan Gandrung Sewu dilaksanakan. Setiap tahunnya juga memiliki tema Gandrung Sewu yang berbeda-beda. Gan-
drung Sewu di tahun 2012 tidak ada tema khusus dalam perhelatan festival Gandrung Sewu tersebut. Untuk Festival Gandrung Sewu di tahun 2013 panitia penyelenggara mengusung tema Paju Gandrung Sewu. Di mana para penari gandrung ini menari bersama dengan penari laki-laki, dalam hal ini biasa disebut dengan paju gandrung. Nah, untuk tahun 2014 ini, Festival Gandrung Sewu mengambil tema Gandrung Seblang Subuh. Seblang Subuh sendiri merupakan bagian akhir dari pertunjukan Gandrung Terop dalam bentuk penyajiannya mengandung arti permintaan maaf sekaligus memberi nasihat kepada penonton dan permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Mahakuasa. (tfs/c1/als)
Guru TK mulai Latihan Pembukaan Porgu GENTENG - Ratusan guru taman kanak-kanak (TK) latihan tari Umbul–umbul Blambangan di lapangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, kemarin pagi Dalam latihan tari itu, para guru itu membentuk barisan dua banjar. Dengan membawa rumbai, mereka mengelilingi RTH di lapangan Maron tersebut. Salah seorang guru yang ikut latihan, Faiz, 24, mengatakan lati-
han yang dilakukan itu untuk persiapan pembukaan Pekan Olahraga Guru (Porgu) yang akan berlangsung pertengahan Desember 2014 di Kecamatan Purwoharjo. Guru TK Fajar, Genteng, itu mengaku kesulitan saat melakukan latihan itu, yakni banyak peserta dari berbagai tingkatan usia. “ Pesertanya banyak. Dari kita saja 500 orang. Itu belum dari kecamatan lain. Gerakan yang muda dan yang tua jelas beda,” jelasnya.
Guru TK lainnya, Fitria Wardana, 26, menyampaikan bahwa para guru di Kecamatan Muncar juga telah menyiapkan tarian yang akan ditampilkan dalam pembukaan acara tersebut. Berbeda dengan guru TK di Genteng, guru TK di Kecamatan Muncar akan menampilkan kostum dominasi Sakera. Rencananya, nanti akan diusahakan persis Sakera dan berpasangan. “Rencananya nanti bawa celurit juga,” jelas guru TK asal Kecamatan Muncar itu. (sli/c1/abi)