Pendorong Perubahan dan Pembaruan
JUMAT 31 OKTOBER TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33
Semua Perwira Polres Dites Urine Ditelepon Mendadak Jelang Pengambilan Sampel BANYUWANGI - Maraknya peredaran narkoba tidak hanya mengancam masyarakat umum. Aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat
dan penegak hukum juga rentan terjangkit peredaran dan penyalahgunaan bahan berbahaya itu. Potensi itu yang ingin ditangkal jajaran petinggi Polres Banyuwangi. Upaya preventif pun dilakukan dengan menggelar tes urine dadakan kemarin (3/10). Tes urine dadakan itu ditujukan
jajaran perwira di Polres Banyuwangi. Setidaknya 25 kapolsek, kepala bagian (kabag), kepala satuan (kasat), dan kepala sub bagian (kasubag) di lingkup Polres Banyuwangi yang menjalani tes urine. Guna menyamarkan kegiatan itu, polisi yang mengikuti tes urine itu dihubungi via telepon beberapa jam sebelum
tes dilaksanakan. Kegiatan itu dilaksanakan secara serentak di ruang kerja Wakapolres Banyuwangi Kompol Yoga Putra Prima Setya kemarin. Dalam pelaksanaan tes urine tersebut, seluruh perwira polisi itu digiring menuju toilet ■ Baca Semua...Hal 43
BAYU SAKSONO/RABA
DISPLAY: Sebagian karya peserta lomba foto ”Air dan Irigasi” dipajang di aula Dinas PU Pengairan Banyuwangi kemarin (30/10). Berita dan foto para pemenang lomba, baca Radar Society edisi besok.
Terkumpul 800 Foto Air dan Irigasi BANYUWANGI - Lomba foto ”Air dan Irigasi” yang merupakan kerja bareng Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi dengan Jawa Pos Radar Banyuwangi resmi berakhir kemarin (30/10). Dari sekitar 800 foto yang masuk, beberapa foto terbaik akhirnya terpilih sebagai pemenang. Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah lomba foto berlangsung di aula kantor Dinas PU Pengairan Banyuwangi sore kemarin. Selain undangan, sekitar seratus peserta lomba tersebut juga menghadiri kegiatan awarding tersebut.
Para peserta mulai datang ke aula Dinas PU Pengairan sejak pukul 15.00. Peserta juga dihibur musik elektron sebelum pengumuman pemenang dibacakan. Selain itu, panitia juga meramaikan awarding tersebut dengan pemberian santunan kepada anak yatim. Dalam sambutannya, Kadis PU Pengairan, DR Guntur Priambodo, yang diwakili Sekretaris Dinas PU Pengairan, Dwiyo Tamtomo, mengaku puas dengan pelaksanaan lomba. Dwiyo mengakui, lomba foto air dan irigasi itu bertujuan agar masyarakat bisa berpartisipasi memelihara Baca Terkumpul...Hal 43 air di Banyuwangi ■
Promosi Efektif dengan Cost Relatif Minim
Lomba Lomba Foto Foto
ADA APA LAGI
Catatan BAYU SAKSONO
ACUNGAN dua jempol layak kita berikan kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi. Dinas yang dipimpin DR. Ir. Guntur Priambodo itu mendadak ‘’umet’’ dan jadi gunjingan. Tak hanya warga Bumi Banyuwangi membicarakan kekayaan sumber daya air permukaan di Bumi Blambangan. Seantero jagat—dunia maya—pun ramai
‘’mengudal-udal’’ komentar seputar harta karun sumber daya air di bumi The Sunrise of Java ini. Betapa tidak, ketika daerah lain sedang sibuk menghadapi kekeringan, ternyata Banyuwangi tak terlalu resah. Ketika petani daerah lain kelimpungan, ternyata petani Banyuwangi masih bisa survive ■ Baca Promosi...Hal 43
Razia Kos, Enam Pasang Diangkut BANYUWANGI - Pergaulan kalangan remaja di Banyuwangi tampaknya semakin memprihatinkan. Setidaknya itu terbukti dari hasil razia tempat kos yang dilakukan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banyuwangi kemarin (30/10). Dalam razia yang digelar di siang bolong itu, petugas berhasil menjaring enam pasang remaja berbeda jenis
KENA: Warga yang terjaring razia kos-kosan diangkut truk Satpol PP Banyuwangi kemarin.
kelamin berduaan di dalam kamar kos. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, petugas Satpol PP menyisir sejumlah tempat kos yang berlokasi di Kecamatan Banyuwangi, Giri, Glagah, dan Kalipuro. Lantas, petugas memeriksa kartu identitas setiap penghuni kamar kos yang menjadi sasaran razia tersebut ■ Baca Razia...Hal 43
GALIH COKRO/RABA
Perjalanan Mengikuti Seminar Kedokteran di Negeri Singa (4) GERDA SUKARNO/RABA
BAJU ASTRONOT: Petugas memakai kostum steril di atas dek kapal di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, kemarin.
Antisipasi Ebola, Pelabuhan Waspada BANYUWANGI - Pelabuhan Tanjung Wangi menerapkan kewaspadaan tinggi dalam mengantisipasi penyakit berbahaya, seperti ebola. Bahkan, kemarin (30/10) pelabuhan di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, itu mendatangkan petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Probolinggo. Rencananya, petugas tersebut akan melakukan simulasi kejadian darurat kesehatan masyarakat atau public health emergency of international concern (PHEIC) di Tanjung Wangi hari ini (31/10). Antisipasi penyakit menular itu dilakukan di Pelabuhan Tanjung Wangi, karena pelabuhan tersebut merupakan salah satu pintu masuk dari luar negeri. Kegiatan itu dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, menyusun rencana kontigensi ■ Baca Antisipasi...Hal 43
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Hampir 1.300 Dokter Spesialis Dibantu Teknologi Robot Mount Elizabeth Hospital (MEH) Annual Medical Seminar tahun ini tak hanya menjadi ajang diskusi studi kasus bidang kedokteran. Lebih jauh dari itu, para pakar sedang berlomba-lomba mengusung technology robotic dalam melakukan tindakan terhadap pasien. Berikut catatan BAYU SAKSONO yang baru pulang dari Singapura. PAGI itu (25/10), peserta Mount Elizabeth Annual Medical Seminar (MEHAMS) sudah siap di lobby hotel The
BAYU SAKSONO/RABA
USG: Alat-alat kedokteran terbaru dijual di luar arena seminar kedokteran di Convention Hall, level 6 Mandarin Tower, Singapura, akhir pekan lalu (25/10).
Elizabeth. Beberapa bus sudah menunggu di areal parkir hotel tersebut. Mesinnya terus menyala, untuk mempertahankan penyejuk udara (AC) di kabin bus tersebut. Maklum, suhu udara Singapore beberapa hari terakhir memang sedang panaspanasnya. Tepat pukul 9.15 waktu setempat, peserta sudah naik bus dan berangkat menuju Mandarin Tower. Lokasi seminar kedokteran itu berada di Convention Hall di lantai 6 superblok Mandarin Tower tersebut. Ada tiga hall besar yang digunakan untuk seminar tahunan yang diikuti kalangan medis dari Asia dan Eropa tersebut. Dua ruangan digunakan seminar yang berbeda pada saat bersamaan. Satu hall lain digunakan sebagai ruang makan siang para peserta ■
Banyuwangi juara umum POR SD, Wongsorejo juru kunci Dampak tak langsung musim tanaman cabai rusak
Semua perwira polres dites urine Hampir pasti hasilnya positif bau pesing
Baca Hampir...Hal 43
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
34
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
Jawa Pos
B A N Y U W A N G I
Jumat 31 Oktober 2014
Tiga Budaya Lokal Masuk Warisan Budaya Nasional KALIPURO - Dari ratusan budaya lokal di Banyuwangi, hanya tiga yang masuk warisan budaya nasional. Hal tersebut diungkapkan Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sri Hartini, pada kegiatan dialog pemberdayaan masyarakat adat di Hotel Mirah kemarin (30/10). Pada tahun 2013 lalu budaya lokal Banyuwangi yang masuk warisan budaya nasional adalah Gandrung. Tahun 2014, ada dua budaya Banyuwangi yang menyusul yakni, Tumpeng Sewu, dan Seblang. Hartini menjelaskan, secara keseluruhan se-Indonesia pada tahun 2013, ada 77 warisan budaya nasional yang terdaftar, sementara pada tahun 2014 bertambah menjadi 96, dari total 4 ribu 156 warisan budaya tak benda yang terdaftar di Dirjen Kebudayaan. Hartini mengungkapkan, sekitar 4. 156 warisan budaya tak benda yang sudah masuk ke Dirjen Kebudayaan ini bermacam macam jenisnya, mulai dari kekayaan seni dan budaya lokal. Jumlah tersebut termasuk sedikit, mengingat luasnya wilayah negara Indonesia yang memiliki puluhan ribu suku bangsa, adat istiadat dan struktur sosial
GALIH COKRO/RABA
KERJA BARENG: Komisi IV DPRD menggelar rapat kerja dengan eksekutif untuk pembahas draf KUA-PPAS hari Selasa (28/10)
A.RAHMATULLAH JOHN FOR RABA
BERKUMPUL: Plt. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memberikan paparan dalam acara dialog pemberdayaan komunitas adat di Banyuwangi kemarin (30/10)
yang beragam. “Kabupaten/ kota harus mendata seni, budaya, dan komunitas adat lokal untuk dilaporkan kepada Dirjen Kebudayaan,” pintanya. Pendataan jumlah seni budaya, adat-istiadat tersebut, lanjut Hartini, butuh kepedulian dan inisiatif dari daerah untuk berperan aktif melaporkan kepada pusat. Harapannya, agar seluruh warisan budaya Nusantara bisa terdata dengan baik dan menyeluruh. Untuk itu, salah satu cara yang masih mungkin bisa dilakukan kabupaten/kota, menurut Sri adalah dengan melakukan dia-
log antara budayawan, seniman, akademisi, tokoh adat, serta pihak terkait. Sehingga memunculkan rekomendasi untuk membuat kebijakan mengenai kepercayaan komunitas adat di masing-masing daerah. Rekomendasi itu akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun rancangan dalam rangka mengelola kebudayaan sebagai suatu identitas dari masingmasing komunitas. “Seperti Banyuwangi, saat ini menjadi sorotan terkait peningkatan di bidang pariwisata dan industri kreatif,” katanya. (ddy/c1/afi)
Realisasi PAD Rp 209 Miliar BANYUWANGI - Dua bulan menjelang berakhirnya tahun anggaran 2014, target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum tercapai. Dari Rp 225 miliar yang ditargetkan dalam APBD 2014, realisasinya baru sekitar Rp 209 miliar atau setara 92 persen. Walau target belum berhasil dicapai, tapi Dinas Pendapat Daerah (Dispenda) memuji kesadaran wajib pajak daerah. Kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dan distribusi dianggap cukup membantu realisasi penerimaan PAD. Realisasi PAD itu berasal dari
beberapa sektor. Pendapatan lain-lain sah mendominasi penerimaan PAD, yakni Rp 80 miliar atau surplus sekitar Rp 5 miliar dari target yang ditetapkan Rp 75 miliar. Selain pendapatan lain-lain, penerimaan pajak daerah yang sudah masuk sekitar Rp 73 miliar atau terjadi surplus dari target sebesar Rp 69 miliar. Sedangkan retribusi daerah baru tercapai sekitar 65 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 64 miliar. Sektor lain, PAD yang sudah masuk berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisah-
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pembahasan KUAPPAS 2015Terhenti BANYUWANGI - Agenda pembahasan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2015 antara DPRD dan eksekutif terhenti sementara kemarin (30/10). Penyebabnya, pimpinan dewan bersama pimpinan fraksi berangkat lagi ke Jakarta untuk mengikuti sosialisasi pelaksanaan pemilu kepala daerah (Pilkada). Keterangan yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, sosialisasi itu digelar Asosiasi DPRD Kabupaten/Kota se-Indonesia (Adeksi). Dalam sosialisasi itu, para anggota dewan mendapat materi tentang Un-
dang-Undang (UU) MPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota (MD3) serta UU tentang Pemerintah Daerah (Pemda), khususnya yang berkaitan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Wakil Ketua DPRD, Ismoko yang dikonfirmasi Jawa Pos Radar Banyuwangi tidak menampik pihaknya tengah mengikuti sosialisasi di Jakarta. “Kami sedang mengikuti sosialisasi,” ujarnya. Ismoko menambahkan, sosialisasi tersebut rencananya akan digelar sampai Jumat hari ini (31/10). “Rencananya sosialisasi dilaksanakan sampai Jumat pagi,” kata dia.
Sementara itu, pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di kantor DPRD Banyuwangi kemarin, meski tidak ada agenda pembahasan KUAPPAS, sejumlah anggota dewan tampak tetap datang ke kantor wakil rakyat tersebut. Anggota dewan yang datang ke kantor itu tampak lebih banyak berada di ruang fraksi masing-masing ketimbang melakukan pembahasan KUA-PPAS. Untuk diketahui, Minggu lalu, 50 anggota DPRD Banyuwangi bedol desa ke Bandung untuk beberapa hari. Mereka datang ke Bandung untuk mengikuti acara bimbingan teknis (bimtek)
yang digelar di Kota Kembang itu. Mereka memilih menggelar bimtek di Bandung dari pada melakukan pembahasan draf KUA-PPAS yang sudah disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas dalam rapat paripurna dewan. Mereka baru mulai pembahasan setelah selesai mengikuti bimtek. Kali ini, pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi-fraksi berangkat lagi ke Jakarta dengan dalih mengikuti sosialisasi. Mereka memilih mengikuti sosialisasi dan memutuskan untuk menghentikan pembahasan draf KUA-PPAS. (sgt/c1/afi)
kan sebesar Rp 15 miliar. “Realisasinya pengelolaan kekayaan daerah sudah 84 persen,” ungkap Kabid Penagihan dan Pelaporan Dispenda, Fransiska Sudarmi. Menurut Fransiska, berbagai strategi telah dikerjakan untuk memacu peningkatan PAD. Setiap tahun target PAD yang dibebankan APBD selalu naik seiring realisasi yang positif. Pada tahun 2013, realisasi PAD mencapai Rp 220 miliar. “Kita optimistis target PAD bisa terealisasi dalam tempo dua bulan ke depan,” katanya n Baca Realisasi...Hal 43
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
KTOB KT BER ER JUMAT 31 O OKTOBER
ST
35
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN T TAHU TA A UN 2014
P Penambangan Sekarang!
DPRD Hearing earing dengan Kades dan SKPD SITUBONDO – Gabungan Komisi I dan III DPRD Kabupaten Situbondo kemarin (30/10) memanggil beberapa kepala desa (kades) terkait dengan maraknya aktifitas galian pasir dan bebatuan. Para petinggi ini diminta menjelaskan kondisi galian yang dilakukan di desa mereka masing-masing. Selain hearing (dengar pendepat)
dengan denga para kades, di kesempatan yang berbeda, kemarin DPRD juga mengadakan hal yang sama dengan beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Dalam hearing ini juga dibahas masalah aktifitas penambangan yang saat ini menjadi sorotan banyak pihak. Ada sejumlah poin yang digarisbawahi DPRD sebagai kesimpulan sementara. Salah satunya, apapun alasan pembenarnya, pengerukan lahan tetap dikategorikan aktifitas penambangan ilegal n
Apapun alasan pembenarnya, mulai alasan karena hak milik, normalisasi, rekrut tenaga kerja, adanya retribusi kepada desa atau kelompok, maupun alasan perbaikan jalan, untuk saat ini penambangan tetap tidak bisa dibenarkan dan harus ditutup,”
SERIUS: Sejumlah kepala desa diundang dalam pelaksanaan hearing membahas maraknya pertambangan liar, kemarin.
Zeiniye Wakil Ketua DPRD
Baca Stop...Hal 41
RENDRA KURNIA/JPRS
Tes CPNS Hari Pertama Diikuti 799 Peserta SITUBONDO –Tes untuk pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) asal Kabupaten Situbondo digelar di Kantor Regional II, Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya, Kamis (30/10) kemarin. Di hari pertama, tes yang menggunakan Sistem Computer Assisted Test (CAT), diikuti 799 orang dari 1331 pendaftar yang telah mendapatkan nomor p urut tes CPNS. Menurut Ke p a l a B a dan Kepeg aw a i a n Daerah (BKD) SitubonSit do, Ahmad A Yu l i a n t o, 799 peserta tes CPNS itu dibagi menjadi empat sesi. Masing masing sesi diikuti oleh 200 orang. “Khusus untuk sesi kedua diikuti oleh 199 peserta. Jadi sesuai data yang ada hari pertama, ada 799 peserta yang mengikuti tes CPNS,” katanya, saat dihubungi melalui telepon selulernya, kemarin. Dengan dikelompokkan menjadi empat sesi, pelaksanaan tes CPNS berlangsung seharian penuh. Sesi pertama mulai melakukan verifikasi sejak pu-
LUPUS: Lupakan Pacaran Utamakan sekolah.” Fendi Febriyanto EDY S/JPRS
KRIMINALITAS
Perampok Gasak Rp 73 Juta dan 30 Gram Emas ARJASA –Berbekal bondet (sejenis bom ikan) serta celurit, kawanan perampok berhasil menggasak habis harta kekayaan milik pedagang sapi, Pak Mega, warga Dusun Opelan, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. Insiden yang terjadi dini hari kemarin (30/10) itu, membuat korban harus kehilangan uang sebesar Rp 73 juta dan perhiasan emas seberat 30 gram. Data yang diperoleh wartawan koran ini menyebutkan, perampokan mengerikan itu terjadi sekitar pukul 24.30, disaat korban dan sebagian besar warga sekampung sedang tidur pulas. Kawanan perampok yang belum diketahui jumlah pastinya itu, tiba-tiba datang dengan berteriak serta menggedor-gedor pintu rumah korban. Mendengar suara keras yang juga meminta dibukakan pintu, Pak Mega sempat mengintip dari balik jendela memastikan perampok tersebut n Baca Perampok...Hal 41
DEMO DAMAI: Sejumlah sopir MPU melakukan dialog dengan Kasatlantas Polres Situbondo, AKP Budi Handoko di Terminal Situbondo, kemarin.
kul 07.00, hingga selesai mengerjakan materi tes pada pukul 09.40. Untuk pelaksanaan tes sendiri, peserta harus menjawab 100 soal dalam waktu 90 menit. Setelah sesi pertama usai melaksanakan tes, 20 menit kemudian dilanjutkan dengan tes untuk sesi kedua, ketiga, serta sesi keempat. Sesi terakhir di hari pertama ini selesai pada pukul 16.10 sore. “Jadi hanya ada 20 menit saja kemudian sesi berikutnya sudah harus masuk,” kata pria yang sudah stan by di Surabaya sejak hari Rabu (29/10) lalu, itu. Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya peserta yang telat, BKD Situbondo serta pejabat teras Pemkab Situbondo tetap berjaga di Posko CPNS asal Situbondo. Sejak sesi pertama hingga sesi keempat ternyata tidak ada satupun peserta tes yang terlambat. Dengan begitu, tidak ada kendala untuk urusan keterlambatan peserta. Meski tidak ada peserta yang telat memasuki ruang tes CPNS, tetapi ada beberapa peserta yang memang tidak hadir. Akibatnya, secara otomatis mereka gugur sebelum bertanding. “Ada yang tidak datang tetapi sedikit. Masing-masing sesi hanya ada dua sampai empat peserta saja,” ujarnya n Baca Tes...Hal 41
RENDRA KURNIA/JPRS
Sopir MPU Pilih Demo Damai PANJI – Tak sabar menunggu keputusan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menindak Mobil Penumpang Umum (MPU) yang dianggap melanggar trayek, puluhan sopir MPU melakukan aksi unjuk rasa di terminal bus Situbondo, kemarin (30/10). Aksi damai yang berlangsung sejak pukul 08.00 tersebut
langsung ditangani Dishub dan Polres Situbondo. Puluhan sopir MPU dari beberapa paguyuban itu menuntut agar sebuah MPU yang awalnya beroperasi di Bondowoso agar tidak diizinkan menaikkan penumpang lagi n Baca Sopir...Hal 41 ISTIMEWA
SISTEM CAT: Ratusan peserta tes CPNS asal Situbondo mengerjakan materi di Kanreg II, BKN Surabaya, kemarin.
ISTIMEWA
JEBOL: Lemari tempat tidur yang berada di kamar korban dirusak kawanan perampok.
SENGKETA
Tanah Mantan Suami Dibelah Semangka PANJI – Pengadilan Agama (PA) Situbondo mengeksekusi sebidang lahan di jalan Gunung Arjuno, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, siang kemarin (30/10). Eksekusi lahan gono-gini itu dilakukan berdasar amar putusan yang memenangkan pemohon Anis Tamaro, terhadap mantan suaminya Ustabrani. Pengamatan wartawan koran ini, eksekusi lahan oleh petugas PA yang dijaga ketat aparat Kepolisian Polres Situbondo, digelar sekitar pukul 10.30. Eksekusi itu, dihadiri langsung oleh Anis Tamoro, 43, serta Ustabrani, 43. Selain itu juga disaksikan oleh ketua RT serta Lurah Mimbaan. Eksekusi lahan ini terlihat aman meski sebelumnya sempat ada bahasa penolakan dari termohon Ustabrani yang memang tinggal di kawasan itu. Namun setelah dijelaskan, Ustabrani akhirnya pasrah terhadap putusan pengadilan serta hanya mengaku keberatan n Baca Tanah...Hal 41
NUR HARIRI/JPRS
EKSEKUSI: Sejumlah petugas PA Situbondo mengukur obyek lahan untuk dibagi dua, di Kelurahan Mimbaan, kemarin (30/10). http://www.radarbanyuwangi.co.id
FOTO-FOTO: SYAMSURI/JPRS
MEMBUKA ACARA: Kepala Bakesbangpol Situbondo (tengah), didampingi Kesbangpol Provinsi Jawa Timur, Djahyo Widodo (kanan) dan Kabid Integrasi Bangsa, Sri Rahayu dalam acara Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, kemarin.
Reformasi Masih Belum Dipahami Secara Baik Bakesbangpol Gelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan BUNGATAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) kemarin (30/10) menggelar pelatihan sosialisasi wawasan kebangsaan. Kegiatan yang digelar di Aula Hotel dan Rumah Makan Sido Muncul 1, Pasir
Putih, Kecamatan Bungatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pentingnya wawasan kebangsaan di kalangan masyarakat Kabupaten Situbondo n Baca Reformasi...Hal 41 ANTUSIAS: Peserta mendengarkan pemaparan materi dari salah satu nara sumber. email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
SITUBONDO SEKITAR
36
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
S I T U B O N D O
PANJI
Terima Tamu, Rp 12 Juta Raib Di Kamar Kos NUR Hasanah, penghuni kamar kos di Perumahan Panji Permai, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, harus gigit jari. Perempuan yang bekerja di sektor swasta asal Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan ini kehilangan uang sebesar Rp 12 juta di kamar kosnya. Nasib apes yang dialami perempuan ini terjadi sekitar pukul 19.00 kemarin (29/10) malam. Pada waktu itu, korban yang berada di kamar kosnya tiba-tiba di datangi oleh dua orang tamu perempuan. Begitu menyapa, korban dimintai tolong untuk mengantar ke tempat kos yang masih kosong. Korban pun mengaku hanya mengantarkan satu pelaku dan meninggalkan pelaku lain di depan kamar kosnya yang tidak dikunci. Setelah puas melihat-lihat kamar kos, korban dan satu pelaku itu kembali menghampiri kamar kosnya. Dua tamu perempuan itu pun langsung pamit pulang dari sekitar kos Panji Permai tersebut. Tidak disangka, begitu korban masuk ke dalam kamar kos. Dirinya melihat uang sebesar Rp 12 juta yang berada di dalam kamar telah raib dari tempat semula. Korban selanjutnya berusaha mengejar dua tamu perempuan yang baru saja mendatanginya n Baca Terima...Hal 41
JATIBANTENG
LSM Peras Penambang Rp 1 Juta SEMUA aktifitas penambangan liar dan batu sudah tidak ada yang beroperasi. Termasuk pengerukan dengan modus normalisasi. Sayang, keadaan tersebut masih dimanfaatkan oknum LSM untuk melakukan pemerasan terhadap pengelola tambang. Aksi ini dilakukan Rudi Bagas. Dedengkot LSM Awas itu meminta sejumlah uang kepada Musawir, pengelola penambangan di Desa/Kecamatan Jatibanteng. Selain untuk dirinya, uang itu disebut-sebut untuk mengkondisikan wartawan koran ini dan sejumlah media lainnya. Hal itu disampaikan langsung oleh Musawir. Total uang yang diterima Rudi mencapai Rp 1 juta. “Awalnya saya beri Rp 500 ribu, setelah itu minta lagi Rp 500 ribu,” terang Munawir kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Musawir mengungkapkan, aksi pemerasan ini dilakukan Rudi setelah berita tentang sorotannya kepada penambangan yang dilakukan Musawir dimuat di koran ini. ”Pagi itu dia telepon saya. Dia bilang kalau tidak ingin ramai. Ya, saya ngerti maksudnya. Saya kasik Rp 500 ribu,” kata lelaki yang juga berprofesi sebagai tenaga pengajar di salah satu lembaga pendidikan itu. Kemudian tidak berselang lama, Rudi kembali menghubungi Musawir untuk meminta sejumlah uang kepada Musawir. ”Saya lupa tadi pak Wir, ini untuk mengkondisikan dua wartawan,” ujar Musawir menirukan ucapan Rudi. Karena Musawir mengaku ingin tenang dalam bekerja, dia menyetujui saja permintaan Rudi itu. Lelaki tinggi kurus tersebut langsung saja meminta Rudi untuk datang ke rumahnya mengambil uang. ”Untuk dua wartawan itu Rp 500 ribu saja,” kata Rudi waktu itu, ditirukan Musawir. Pada saat serah terima uang untuk kedua kalinya itu, terang Musawir, ada dua saksi yang kebetulan juga sedang bertamu. ”Ada saksinya dua orang yang bernama pak Agus dan ibu Is,” katanya n Baca LSM...Hal 41
KOTA
Kapolres Gadungan Minta Uang PERGANTIAN Kapolres Kabupaten Situbondo pada tanggal 22 oktober lalu sempat menghebohkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Situbondo. Bagaimana tidak, pada waktu itu ada salah seorang yang mengaku sebagai Kapolres baru yang meminta-minta uang. Modusnya, Kapolres gadungan tersebut menghubungi beberapa pejabat dan pengusaha yang ada di Situbondo melalui telepon seluler (Ponsel). Dengan modus mengajak bekerjasama beberapa pejabat itu dia terus menelpon pihak-pihak tersebut. Sayang, keberadaan penipu tersebut masih belum diketahui hingga saat ini. Sedangakan skenario untuk menjebak dan menangkap orang yang mengaku sebagai Kapolres baru tidak membuahkan hasil. Setiap kali diajak bertemu, orang tersebut selalu punya alasan untuk menghindar. Kabag Humas Pemda, Sugeng Yuwono saat dikonfirmasi kemarin (29/10) mengaku, sekarang dirinya sudah tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Kapolres gadungan itu. ”Entahlah, sekarang sudah tidak menghubungi saya lagi,” kata Sugeng. Padahal, sebelumnya, terang Sugeng, Kapolres gadungan itu intens berkomunikasi dengan beberapa pihak, termasuk dirinya. Akan tetapi, dirinya sudah meminta bantuan kepada aparat polisi untuk mengungkap siapa Kapolres gadungan itu. ”Nomor HP-nya sudah saya beri intel,” ujarnya. Sebelumnya, orang pertama yang dihubungi adalah Kabag Humas Pemda, Sugeng Yuwono. Melalui Sugeng, orang misterius tersebut meminta nomor hand phone para kepala dinas dan pengusaha yang ada di Situbondo. Bahkan, dia juga sempat meminta uang Rp 65 juta kepada salah seorang pejabat Pemda. Waktu itu, dia beralasan untuk membiayai salah seorang anggota polisi yang akan keluar negeri. Beruntung, aksi penipuan yang dilakukan itu tidak sampai memakan korban. Pejabat yang kena tipu sudah terlebih dahulu mengetahui kalau orang tersebut adalah penipu. (bib/pri)
IKLAN JITU TANAH Djl Tnh 2 Kapling L.440m2.Blkg K.Dinsos.. Jl. Anggrek STB 170Jt H.08563639318
Pengemis Bawa Anak Mewabah Lagi Diduga Kuat Terorganisir SITUBONDO – Modus pengemis dengan membawa anak kecil untuk meningkatkan belas kasihan pemberi uang kembali ma-
u Fotografi
rak. Di beberapa titik lampu merah Jalan Pantura, semakin sangat mudah untuk menjumpai pemandangan tersebut. Banyak diantara anak-anak yang dibawa menjadi pengemis ini masih berusia
erpesan bahwa untuk dapat menjual sebuah foto para fotografer harus dapat menangkap momen. “Nilai dari kebudayaan yang ditampilkan pada momen yang berbeda yang kemudian membuat foto itu berharga,” jelas Rendra. Sementara itu, seusai acara, Andri salah satu pembina Kakang-Embug, mengatakan minggu depan para finalis diagendakan diajak untuk langsung terjun ke lapangan. “Sebagai duta wisata mereka harus menguasai juga beberapa komponen promosi yang dapat
sangat kecil, yaitu antara lima sampai tujuh tahun. Diduga, keberadaan pengemis anak ini terorganisir rapi. Sehingga keberadaannya susah diberantas. Banyak ragam modus untuk mela-
kukan eksploetasi anak dalam mengemis. Selain meminta-minta seorang diri, tak sedikit dari mereka yang ditemani orang yang seolah menjadi orang tuanya n Baca Pengemis...Hal 41
mengangkat nilai pariwisata S
FREDY RIZKI/JPRS
EKSPLOITASI : Pengemis yang mengikutsertakan anak di bawah umur mangkal di salah satu lampu merah di Kota Situbondo, kemarin.
CERITA BERSAMBUNG
Kiai As’ad Nyambi Berjualan Tikar Rampan “Saya ingin mati mempertahankan dan menegakkan negara,” ujar Kiai As’ad tanpa pikir panjang. KIAI As’ad tidak berada di depan rombongan, namun karena ilmu mecah diri yang dimilikinya, beliau selalu menghilang dan tiba-tiba sudah berada di depan. Anggota Pelopor hanya terheran-heran melihatnya. “Kiai lewat mana, kok bisa sudah ada di depan?” tanya Pelopor heran. “Lewat jalan pintas,” jawab Kiai As’ad pendek. Beliau berusaha menutupi ilmunya. Konon ilmu ini hanya dapat dicapai oleh orang dengan ilmu tarekat tinggi. Kiai As’ad sengaja menutupi keistimewaannya. Selain untuk menghindari agar tidak terjadi penyimpangan syariat juga agar tidak takabur. Kiai As’ad memperbolehkan santrinya belajar tarekat asalkan syariatnya telah mapan dan umurnya telah empat puluh tahun. Kiai As’ad juga telah banyak berguru di berbagai pesantren di Madura, Jawa bahkan sampai Mekah. Un-
SANG KSATRIA KUDA PUTIH SERI 25 Oleh A. SUFIATUR RAHMAN
tuk memperluas ilmu dan pengalaman Kiai Sepuh Syamsul Arifin mengirim Raden As’ad yang masih muda ke berbagai pesantren. Pada usia belia Kiai As’ad diterima di Shalatiyah Mekah. Setiba di tanah air, beliau juga sering berpindah-pindah pesantren dari pondok Ba-
nyuanyar di Madura, pondok Sidogiri di Pasuruan, pondok Buduran Panji di Sidoarjo, pondok pesantren Bangkalan dan pondok Tebuireng di Jombang. Setelah mendapat sari pati ilmunya, Kiai As’ad pindah lagi ke pesantren lain. Dalam hal perjuangan Kiai As’ad meneladani Kiai
Hasyim Asy’ari Jombang, dalam hal akhlak meneladani Kiai Kholil Bangkalan, dalam hal zikir meneladani Kiai Jazuli Pamekasan, dalam hal keilmuwan berguru kepada Kiai Chozin Sidoarjo. Meski selama mondok, Kiai As’ad merasa bukan santri yang istimewa. Bahkan ketika mondok Kiai As’ad menggunakan keranjang untuk tempat pakaian dan bahan makanan, padahal abahnya, Kiai Sepuh Syamsul Arifin telah membelikannya koper yang bagus. Namun, Kiai As’ad tidak ingin membebani orang tuanya. Karena itu selama mondok Kiai As’ad nyambi berjualan tikar rampan. Beliau sudah terbiasa dengan dengan getirnya hidup. Kuda putih yang dinaiki Kiai As’ad tak tampak letih meski jalan makin menanjak, berliku dan berbatu. Memasuki perbatasan desa Bayeman, Kiai As’ad memilih untuk berjalan kaki karena jalan makin sulit. Kuda putih dititipkan ke salah seorang Pelopor untuk diantar kembali ke pesantren. Tapi, anehnya, kuda putih itu selalu terlihat berlari tidak jauh dari rombon-
gan sepanjang perjalanan. “Kuda putih siapa itu, Kae?” tanya seorang Pelopor seraya menunjuk seberang bukit. “Sedari tadi mengikuti kita.” “Kau tidak kenal?” tanya Kiai As’ad. “Bukankah kuda Kae Rato sudah dibawa kembali ke pesantren?” “Masih ingat kisah buraq, burung ababil atau anjing milik Ashabul Kahfi?” “Masih ingat.” “Kalau begitu, tidak akan heran dengan kisah kuda putih milik saya.” Anggota Pelopor itu lantas tertegun. Tidak dapat berkata apapun lagi. Hanya menganggukangguk kagum. Biasanya Kiai As’ad berpakaian serba putih, kudanya juga putih, namun kali ini mengenakan pakaian layaknya rakyat jelata. Karena itu tak seorang pun warga yang mengenal Kiai As’ad saat berpapasan di perjalanan. Karena pada waktu itu beliau tengah menyamar. Setiap berpapasan, penduduk desa hanya menyapa seperti biasa. Bahkan kebanyakan mereka memandang dengan selidik dan curiga. (bersambung)
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
KOMUNIKASI BISNIS R A D A R
BERAS IR 64
GULA PASIR LOKAL
Rp 0 Rp 8.700
MINYAK GORENG CURAH
Rp 300
DAGING SAPI Rp 2.000
Rp 0
Rp 9.700
Rp 11.000
Rp 98.000
37
B A N Y U W A N G I
DAGING AYAM BROILER
TELUR AYAM RAS
Rp 1.000
Rp 0
Rp 25.000
Rp 16.000
KACANG KEDELAI IMPOR
KACANG KEDELAI LOKAL
CABE RAWIT
CABE BIASA
Rp 6.000
Rp 1.900
Rp 200
Rp 0 Rp 8.500
Rp 7.800
Rp 16.000
Rp 21.900
BAWANG MERAH
BAWANG PUTIH
Rp 1.200
Rp 200
Rp 12.800
r HARGA PER KILOGRAM
Hasil Tangkapan Naik, Harga Ikan Merosot MUNCAR - Para nelayan di pesisir pantai Muncar kini bisa sedikit bernapas lega. Sebab, ikan di perairan yang dulu dikenal penghasil ikan terbesar di Indonesia itu kini muncul kembali. Hanya, membaiknya hasil tangkapan para nelayan itu tidak dibarengi membaiknya harga. Malahan, beberapa hari terakhir harga ikan terus merosot. “Ikan sudah mulai ada, tapi harga malah turun,” cetus Samsul, 54, salah satu nelayan asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Menurut Samsul, 54, harga lemuru yang menjadi primadona nelayan Muncar saat ini hanya Rp 2700 per kilogram. Itu turun Rp 300 dibanding beberapa hari sebelumnya seharga Rp 3000 per kilogram. “Harga lemuru sudah turun,” katanya. Dengan harga yang turun itu, jelas dia, para nelayan tidak bisa berbuat banyak. Satu sisi, sebut dia, ikan yang mulai banyak membuat nelayan semangat melaut. “Kalau ikan banyak tapi murah ya sama saja, habis untuk biaya kuli dan lainnya,” keluhnya. Samsul menyebut, saat ini para nelayan resah dengan isu kenaikan harga BBM. Jika BBM naik, para nelayan akan kesulitan melaut. “Harga ikan tidak cukup untuk
SHULHAN HADI/RABA
TIMBANG: Nelayan menimbang ikan yang akan disetor ke pabrik pengolahan.
membeli BBM. Nelayan bisa bangkrut,” sebut Dul Maswi, 50, nelayan lain. Para nelayan, lanjut dia, berharap pemerintah
melihat kondisi nelayan agar tidak menaikkan BBM. “Pemerintah harus melihat nasib nelayan kecil ini,” cetusnya. (sli/c1/abi)
Rp 10.800
r SUMBER DISPERINDAGTAM KABUPTEN BANYUWANGI
Disperindagtam Bina Mantan PSK BANYUWANGI-Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Kabupaten Banyuwangi memberikan pembinaan ketrampilan kewirausahaan kepada para mantan pekerja seks komersial (PSK) di bekas lokalisasi. Kegiatan yang dilaksanakan belum lama ini tersebut sebagai tindak lanjut program ketrampilan kewirausahaan bagi mantan PSK dan warga sekitar lokalisasi. Saat ini, Disperindagtam memberikan pembinaan ketrampilan menjahit di eks lokalisasi Bomo Waluyo, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono. Pelatihan tersebut diadakan sejak 29 Oktober 2014 hingga 7 November 2014. Di eks lokalisasi Pakem, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi juga akan dilakukan pembinaan ketrampilan produksi aneka olahan makanan mulai tanggal 4 hingga 9 November 2014. Sebelumnya, pembinaan ketrampilan produksi olahan pangan juga telah diberikan di eks lokalisasi Sumberloh, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, beberapa waktu lalu. Kepala Disperindagtam Kabupaten Banyuwangi Ir. Hary
DISPERINDAGTAM for JP-RaBa
PEMBINAAN: Disperindagtam mengajarkan ketrampilan membuat kue kepada mantan PSK dan warga sekitar eks lokalisasi Sumberloh, beberapa waktu lalu.
Cahyo Purnomo, MSi mengatakan, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk penguatan ekonomi masyarakat melalui pemberian ketrampilan di bidang jahit-menjahit dan aneka olahan pangan. Sedangkan tujuannya adalah mantan PSK dan warga sekitar lokalisasi mampu memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki untuk mengembangkan usaha. Khususnya di bidang jahit-menjahit dan aneka olahan pangan. “Guna mendukung perekonomiannya setelah penutupan
lokalisasi,” cetusnya. Pelatihan ketrampilan tersebut melibatkan sejumlah narasumber berkompeten. Pembinaan di eks lokalisasi Sumberloh menghadirkan narasumber dari UD. Sanjaya dan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Banyuwangi. Sedangkan pembinaan di eks lokalisasi Pakem akan mengundang narasumber dari industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman di Kelurahan Kertosari dan LP3I Banyuwangi. (*)
PKK Cegah Kematian Ibu Melahirkan Tim penggerak PKK dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa diminta serius memberikan pengetahuan kepada masyarakat, agar angka kematian ibu saat melahirkan ini tidak terus meningkat. “Saat ini Banyuwangi berada di urutan ketiga jumlah kematian ibu melahirkan di Jawa Timur,” ungkap Ny. Dani. Langkah kecil yang akan dilakukan tim penggerak PKK, kata dia, akan memberikan seragam kepada kader-kader posyandu yang ada di masing-masing desa. Selain itu, mereka juga akan di-
B A N Y U WA N G I – M a s i h tingginya angka kematian pada ibu melahirkan di Banyuwangi, mendapat perhatian serius Tim Penggerak (TP) PKK. Organisasi isteri pejabat itu menyimpulkan, kawin muda merupakan penyebaba kematian ibu melahirkan. Ketua TP PPK Ny. Dani Azwar Anas mengatakan, kawin muda mengakibatkan sang ibu tidak siap hamil, dan terlambat mengambil keputusan terkait proses persalinan dan menyebabkan tingginya kematian angka ibu melahirkan.
BANYUWANGI
BANYUWANGI
berikan insentif. Mereka dianggap berjasa dalam melakukan pemantauan perkembangan ibu hamil, kesehatan balita, dan juga kesehatan masyarakat. “ Ini sebuah reward dari pemerintah daerah atas kerja keras dan jasajasa mereka,” katanya. Dengan cara itu, diharapkan para kader posyandu di desadesa akan lebih intensif melakukan pemantauan. Di sisi lain, pengurus PKK juga diminta bersinergi dengan lembaga dan SKPD dalam menyelenggarakan program-programnya.
Ny. Dani juga meminta agar pengurus PKK yang baru dilantik, dapat menjadi motor penggerak dan teladan bagi ibu-ibu di lingkungannya masing-masing. Sehingga, program-program pemerintah Banyuwangi bisa tersampaikan dengan baik. Tidak itu saja, ibu-ibu PKK juga diminta berperan aktif dalam kegiatan Musrenbangdes, dan Musrenbangcam. “ Jangan hanya pelatihan menjahit, tapi kegiatan yang memiliki dampak yang lebih luas di masyarakat bisa diprogramkan,” pintanya. (ddy/afi)
HUMAS FOR RABA
DISUMPAH: Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten, Ny. Dani Azwar Anas melantik pengurus tim penggerak PKK baru.
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
LGX 2004
Suzuki
Avanza ‘11
Innova ‘10
Nissan
Promo Ertiga Irit, Nyaman, Anti Maling, Splash, Swift, Karimun, Wagon DP Mulai 20-30 Jt.an @ 2-3 Jtan Mega Cary Xtra AC PS Paling Laris 081216442144 BB 28703C7E
Dijual Avanza Th ‘011 G Silver Hrg 125 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb: 08123453975/081335897888
Dijual Innova ‘010 Solar Silver Hrg 202,5 Jt, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb: 08123453975
Nissan Bwi dptkn Promo Spesial & DP Ringan, Bs Cash & Kredit Buruan Inden Sblm Hrga Naik Ready Stok:March, G. Livina, X Trail, Juke Info: Andi 081359944425 BB 2881226A
Honda Jazz ‘10
Toyota Fortuner ‘12
All New Xenia
Nissan Evalia
Dijual Honda Jazz ‘010 Matic Hitam Harga 177,5 Juta, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 08123453975/081335897888
Dijual Toyota Fortuner ‘012 Manual G Putih, Istimewa KM 9800 Hrga 365 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111
Dijual All New Xenia tahun 013 PMK 1,3cc/1.0cc pth hrg 139/119 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Nissan Evalia/livina tahun 013/014/09 PMK putih hrg 139/149/135 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Honda Jazz
Fortuner
Kijang Innova
Suzuki SX-Over
Dijual Honda Jazz/crv/strem tahun 013/03 PMK putih/htm hrg 178,5/127/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Fortuner tahun 08 M/T (solar) PMK htm/slv hrg 229 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Kjg Innova G XS42 (solar) tahun 014/011 PMK hitam/slv hrg 239/197.5juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Suzuki SX-Over 2010 P 1881 YT kondisi mulus istimewa warna silver km 24.000 harga Nego Yanti 081234632780.
Djl LGX 2004 Silver Full Variasi Harga 130 Jt Hub: 081336706811
BANYUWANGI Tanah Kapling Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631
BANYUWANGI STNK Hlg STNK P 6310 WK an Sanati, Dsn. Kedawung RT. 2/1 Ds. Aliyan, Rgjmpi
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS,THN LAMA &TANPA EFEK SAMPING. HRG 375.000/195.000 • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH POSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 KG TANPA EFK SMPING 175.000 • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPOTEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN
• OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PADAT, KENCANG • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PENUMBUH RAMBUT BOTAK • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • PERAPAT VGN WANITA • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000
BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING -
-
PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH POSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + 5-10 CM TANPA EFEK SMPING PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 KG TANPA EFK SMPING KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPOTEN, EJAKULASI DINI PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA
-
OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PADAT, KENCANG PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU PERAPAT VGN WANITA PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK VAKUN ALAT PEMBSR PENIS
BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
LI-ONG
JL. KOLONEL SUGIONO BANYUWANGI NO. HP: 082 214 477 333 / 087 857 230 002 PESAN DIANTAR - ONGKOS GRATIS
Hlg STNK P 4333 YU an Sehatul Afiyah, Dsn. Kalimati RW. 01/01, Ds. Kedungrejo Hlg STNK P 6414 ZH an Sumiyati, Dsn. Krajan RT. 1/2 Pengantigan, Rogojampi
BANYUWANGI Karyawati Dbthkn Karyawati Bag. Adm+Gudang, Karyawan Bag. Marketing (Beras) All Area. Syarat: Min: SMA, Jujur, Kerja Keras, Pengalaman diutamakan Hub: (0333) 396659 Jam Kerja
BANYUWANGI Pijat Tradisional Pijat Tradisional Untuk Kesehatan Hp. Imam 081230652290
OPINI
40
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
Antara Keboan dan Kebo-keboan
RESI GUDANG
RADAR JEMBER/JPNN
BARU BEROPERASI: Sekkab Jember Sugiarto meresmikan sistem resi gudang (SRG) di Ajung, kemarin.
Gudang SRG Baru Beroperasi SETELAH usai dibangun oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2012 lalu, gudang pertanian dengan sistem resi gudang (SRG) di Desa Wirowongso, Ajung, kemarin (29/10) akhirnya dioperasionalkan. Gudang SRG tersebut mampu menampung 2 ribu ton gabah milik petani. Gudang tersebut diresmikan Sekkab Jember Sugiarto, dengan dihadiri pula perwakilan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappeti) Kemendag. Menurut Sugiarto, sebenarnya gudang yang dibangun dengan APBN 2012 senilai Rp 5,6 miliar tersebut hendak diresmikan akhir 2013. Namun, kata dia, rencana itu tertunda karena menunggu persiapan teknis operasional. “Tentu saja kami sangat bersyukur memiliki gudang SRG ini karena akan membantu petani,” katanya. Dia mengatakan, gudang SRG sangat menguntungkan petani, terutama bagi petani padi dan jagung. Sementara ini gudang SRG baru bisa menampung padi dan jagung. Dengan adanya gudang SRG ini, lanjut Sugiarto, saat harga komoditi turun, petani tidak harus segera menjualnya, melainkan bisa menitipkan ke gudang SRG. Padi yang ditutup bisa dijual saat harga sudah naik kembali. “Apalagi tidak ada biaya sewanya karena ditanggung pemerintah,” tutur pria yang biasa disapa Pak Gik ini. (ram/har/jpnn/aif)
OPERASI YUSTISI
SETIAP Muharram atau yang biasa disebut Suro dalam kalender Jawa, di Banyuwangi tidak sedikit tradisi, adat, kebiasaan, yang digelar masyarakat. Seperti yang akan digelar pada Minggu (2/11), yakni Keboan dan Kebo-keboan. Keboan dan Kebo-Keboan sebetulnya sama tapi berbeda. Keboan adalah upacara adat yang digelar di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Sementara itu, Kebo-keboan adalah upacara adat yang dilaksanakan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Jika diperhatikan, upacara adat di dua desa itu hampir sama. Namun, pada tataran pelaksanaannya terlihat sedikit perbedaan. Saat Kebo-keboan di gelar, hampir di setiap jalan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, didirikan gapuro polopendem. Gapura itu terbuat dari bambu dan dihiasi aneka jenis hasil bumi, seperti ubi-ubian, padi, dan buah-buahan. Pun sama dengan Keboan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Yang membedakan adalah saat pelaksanaan ritual. Pengamatan saya pribadi, ritual di Desa Aliyan lebih sakral ketimbang di Desa Alasmalang. Namun demikian, bisa dipastikan Kebo-keboan di Desa Alasmalang selalu dipenuhi pengunjung. Kebo-keboan selalu menjadi jujugan banyak orang. Di Desa Alasmalang, lakon kebo-keboan didandani layaknya kerbau dan bertanduk. Selain itu, wajah dan tubuhnya dilumuri cat warna hitam. Pengiringnya juga mengenakan aksesori yang sangat menarik. Dari
segi kemasan, Kebo-keboan memang layak dipromosikan. Sebab, banyak kesenian pengiring Kebo-keboan yang ditampilkan, mulai jaranan, barong, hingga hadrah-kuntulan. Akibatnya, banyak masyarakat yang tumplek blek di desa tersebut. Hal lain yang menarik dan menjadi salah satu magnet penyedot massa, pelaku kebokeboan yang dicat warna hitam itu juga kerap kali menggoda penonton. Lantaran semua tokoh kebo-keboan lelaki, maka yang sering menjadi sasaran digulet adalah penonton wanita. Akhirnya muncul ungkapan “kebo ngerti wong ayu (Kerbau mengerti orang cantik)”. Sebagian penonton paham dan meyakini pada upacara adat Kebo-Keboan ada prosesi yang dinanti, yakni prosesi ngurit. Pada ritual ngurit, Dewi Sri (salah satu lakon dalam Kebokeboan) meletakkan padi hasil panen di tengah sawah. Ada yang meyakini, jika padi yang diletakkan lakon Dewi Sri tersebut dicampur dengan benih padi yang lain, maka si empunya akan mendapat panen yang melimpah dan terhindar dari hama. Orang-orang menyebut padi yang diletakkan lakon Dewi Sri itu bisa dijadikan ugeman (syarat). Percaya atau tidak, wallahu’alam bissawab. Nah, melalui berjalannya waktu, saya melihat upacara adat Kebo-keboan di Desa Alasmalang mulai mengalami pergeseran nilai dan norma. Di tahun 90-an pemeran kebo-keboan masih ada yang kesurupan roh leluhur, yakni Buyut Karti. Makam Buyut
O l e h
DEDY JUMHARDIYANTO * Karti berada di kawasan bernama Watu Loso di desa setempat. Kini jarang sekali pemeran kebo-keboan mengalami kesurupan. Kalaupun ada, itu hanya satu-dua orang. Pemeran kebo-keboan di era 90-an juga tidak aktif menggoda penonton seperti saat ini. Pemeran kebo-keboan saat itu hanya menggoda penonton yang masih memiliki ikatan saudara dengan dirinya. Atau, paling tidak pemeran kebo-keboan mengenalnya. Sebab, jika tidak kenal tapi digulet, dikhawatirkan penonton tersebut akan tersinggung dan marah. Selain itu, saya menilai kesakralan padi yang diletakkan lakon Dewi Sri dalam prosesi ngurit mengalami penurunan. Di tahun 90-an, yang memperebutkan padi tersebut bukanlah penonton yang masih anak-anak atau remaja, melainkan orang tua. Mereka adalah petani dan buruh tani. Tentu padi tersebut diharapkan bisa dijadikan syarat saat mereka menanam padi. Bisa membawa pulang seikat padi tersebut melahirkan rasa bangga. Lebih dari itu adalah kepuasan pribadi para petani. Berbeda dengan Kebo-keboan di Desa Alasmalang, Keboan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, relatif masih terjaga. Lakon keboan tak didandani mirip kerbau seperti di Desa Alasmalang. Yang perlu diacungi jempol
adalah kebersamaan dan kekompakan masyarakat Aliyan dalam upacara adat tersebut. Pagi hari sekali, sebelum upacara adat dimulai, masyarakat menggelar selamatan Gelar Songo. Selamatan itu digelar di sepanjang jalan, di depan rumah warga sedesa, dan dikomando melalui pengeras suara. Penonton yang saat itu sudah hadir dipersilakan ikut menyantap makanan yang tersedia. Biasanya, begitu selamatan itu selesai, satu per satu warga setempat kesurupan roh halus dan tiba-tiba menceburkan diri ke kedokan yang disediakan di setiap sudut desa. Setengah jam kemudian, warga setempat yang disusupi roh halus biasanya semakin banyak. Mereka pun akan menceburkan diri ke kubangan lumpur. Roh halus yang menyusupi warga tersebut dipercaya sebagai sesepuh desa, yakni Buyut Wongsokenongo. Warga setempat biasa menyebutnya Buyut Suko. Namun, roh yang merasuki warga Dusun Sukodono, Desa Aliyan, diyakini sebagai Buyut Wadung. Makam Buyut Wadung berada di Pemakaman Pejaratan. Begitu orang yang kesurupan banyak, barulah para penabuh gamelan menabuh alat musiknya. Musik itu mengiringi keboan yang kesurupan tersebut. Menariknya, anggota keluarga mereka yang kesurupan, seperti istri, anak, bibi, paman, dan keponakan, bergegas membawa timba berisi air bersih. Air itu digunakan membasuh muka keboan yang berjibaku di lumpur tersebut. Terlihat ada kebersamaan dan sebuah tang-
gung jawab. Warga pun bangga jika anggota keluarga mereka disusupi roh leluhur. Nah, saat ider bumi (keliling kampung), keboan yang terdepan adalah yang membawa paspan (pedupaan). Keboan yang lain berada di belakangnya. Dalam ider bumi itu hampir semua keboan kesurupan. Diyakini, dalam prosesi ider bumi itu keboan tersebut membersihkan desa dan semua warga dari hal-hal gaib, seperti pengaruh sihir dan lain-lain. Percaya atau tidak, jika ada warga yang diganggu ilmu sihir, maka keboan akan berhenti di depan rumah warga yang bersangkutan untuk memberikan tombo (obat). Ider bumi tersebut berakhir ketika para keboan berjalan menuju kompleks makam Buyut Suko. Setelah itu, keboan menuju perempatan desa. Di perempatan itu lakon Dewi Sri meletakkan padi-padi yang sudah menguning. Setelah keboan gelundungan di padi-padi yang diletakkan tersebut, warga dipersilakan mengambilnya. Terkait dua ritual adat tersebut, sudah selayaknya masyarakat mengubah mindset, yakni tidak lagi tergantung pada anggaran dan bantuan pemerintah. Sehingga, tak ada kesan pemborosan anggaran. Ritual adat harus tetap bertahan menjadi sebuah jati diri masyarakat yang berbudaya, menjunjung tinggi norma dan nilai kebangsaan. Tetaplah beradat, berkarya, dan berbudaya, tanpa harus mengada-ada. (*) *) Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Surat Terbuka kepada M. Nizar RADAR JEMBER/JPNN
DATANGKAN JAKSA DAN HAKIM: Pengendara motor yang melanggar langsung menjalani sidang di tempat.
114 Pelanggaran Langsung Disidang DINAS PERHUBUNGAN (Dishub) Jember bersama dengan sejumlah instansi melakukan operasi yustisi besarbesaran di Terminal Pakusari kemarin (29/10). Bukan merazia angkutan umum, namun juga pengendara roda dua dan empat tidak luput dari operasi. Hasilnya, sebanyak 114 pengendara berhasil ditilang dan mengikuti sidang di lokasi. Untuk itu, dalam kegiatan itu hadir pula hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Jember. Dalam operasi gabungan tipe A tersebut, Dishub Jember melibatkan Satlantas Polres Jember, CPM Jember, Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember hingga hakim PN Jember. “Kami melakukan operasi ini agar pengendara yang bersalah bisa langsung sidang di tempat. Karena itu, kami datangkan juga dari kejaksaan dan hakim PN Jember,” tutur Isman Sutomo, kepala Dishub Jember. Dishub hanya melakukan tilang terhadap untuk kendaraan yang tidak melengkapi perizinan, seperti memeriksa izin angkutan dan uji kir kendaraan. “Sedangkan untuk SIM dan STNK merupakan kewenangan pihak kepolisian yang melakukan tindakan,” ungkap Isman. Oleh karena itu, semua kendaraan kemarin tidak luput dari operasi gabungan petugas. Dalam kegiatan ini, hampir semua kendaraan yang lewat di depan Terminal Pakusari langsung dipersilahkan masuk ke terminal. Untuk kendaraan roda dua diperiksa di lobi terminal. Sedangkan roda empat diperiksa di bagian belakang. Sejumlah pengendara banyak yang ditindak oleh petugas karena menyalahi sejumlah aturan. Misalnya, uji kir sudah mati, bahkan lebih dari dua tahun. Selain itu, ada sejumlah kendaraan angkutan barang yang kemarin mengangkut penumpang langsung ditilang oleh petugas. (ram/jum/JPNN/aif)
KASUS KORUPSI
Sukarso Diancam Bui 1,5 Tahun SUKARSO, anggota DPRD Jember yang terjerak kasus dugaan korupsi, terancam bui 1,5 tahun. Hal itu sejalan dengan tuntutan yang diajukan jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember di sidang Pengadilan Tipikor Surabaya, belum lama ini. JPU menuntut Sukarso dengan pidana penjara 18 bulan atau 1,5 tahun. Saat ini Sukarso yang tercatat sebagai anggota DPRD Jember dari PPP masih mendekam di Lapas Kelas 2A Jember. Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Jember M. Hambaliyanto mengatakan, dalam persidangan belum lama ini, JPU dari Kejari Jember sudah membacakan tuntutannya di hadapan majelis hakim. “Terdakwa dituntut oleh JPU dengan hukuman penjara selama 1,5 tahun,” katanya kemarin (29/10). Selain dituntut dengan hukuman kurungan, Sukarso juga dikenakan denda Rp 50 juta. “Juga uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 61 juta,” ungkap jaksa yang biasa disapa Hambali ini. Bila tidak bisa membayar pengganti kerugian negara, terdakwa harus mengganti dengan kurungan selama tiga bulan Dalam kasus tersebut, lanjut dia, terdakwa Sukarso dikenakan pasal 3 Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Yakni terkait dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada karena jabatan atau kedudukan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain. Hambali mengatakan ada sejumlah pertimbangan JPU, sehingga menuntut dengan penjara 1,5 tahun. Pertimbangan yang memberatkan, dirinya dianggap merugikan keuangan negara dan tidak mendukung pemberantasan korupsi sebagai seorang kepala desa. Sekedar tambahan, kasus ini terjadi saat Sukarso masih menjabat menjadi Kades Arjasa pada 2012. (ram/har/jpnn/aif)
SAYA menulis surat terbuka ini untuk menanggapi statemen M. Nizar atas ketidakcocokan beberapa fraksi di DPRD Situbondo dengan ketua DPRD setempat. Dalam pernyataan tegasnya, beliau menyatakan sikap plin-plan sang ketua dalam mengambil keputusan itu dianggap manajemen santri, manajemen surau atau musala. Berikut pernyataan lengkapnya yang ditulis sebagai quote pada Radar Situbondo edisi 27 Oktober 2014 “Ini kan manajemen santri, manajemen surau atau musala, kami dianggap santri atau murid-murid yang harus tunduk kepada guru. Ini akan ditentang seluruh fraksi”. Saya tidak bermaksud untuk mencampuri urusan rumah tangga DPRD Situbondo. Apalagi merecokinya. Tidak. Cuma yang saya sayangkan statemen bapak terkait dengan manajemen santri itu yang membuat saya prihatin. Jelas statemen itu sangat bias. Bagaimana ti-
dak, kata santri bagi kalangan akademisi terutama pesantren itu sangat sakral. Sakral di sini dimaksudnya bahwa seorang santri dituntut untuk bertindak dan bertutur baik sesuai dengan koridor syariat. Akan saya paparkan definisi santri dalam pandangan ulama. Salah satunya adalah definisi santri menurut Pondok Pesantren Sidogiri. “Santri berdasar pada peninjauan langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan Alquran dan mengikuti sunah Rasul serta teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bensandar pada sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selamalamanya. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya”. Dari definisi tersebut jelas bahwa seorang santri tidak akan abai akan hasil yang telah menjadi kesepakatan dalam musyawarah mufakat. Apalagi menganulir kesepakatan yang
O l e h
M. ABDULLAH AZALI * sudah diambil, yang menurut bapak itu aneh. Ya memang aneh. Tapi bagi seorang santri hal itu tidak akan dilakukan. Karena jelas dalam Alquran yang menjadi acuan utama bagi seorang santri ditegaskan; siapa pun dituntut untuk selalu bermusyawarah dalam suatu urusan (Q.S. 42: 38). Dan bahkan musyawarah (Asy-Syura) juga menjadi salah satu nama surat di dalam Alquran. Hal ini menandakan bahwa bagaimana pentingnya bermusyawarah mufakat bagi kita semua. Selanjutnya Bapak M. Nizar, berbicara tentang surau dan musala. Perlu bapak ketahui, lembaga tersebut merupakan salah satu sarana ibadah umat Islam. Di dalam sejarahnya, surau dan musala juga memiliki peran penting dalam kemerdekaan
bangsa ini. Surau dan musala kerap dijadikan sarana untuk berdiskusi, mengkaji dan mengaji akan pentingnya kemerdekaan dan cinta tanah air. Dan dalam proses diskusinya pun tidak pernah terjadi caci maki dan baku hantam antar peserta sidang seperti yang tampak pada sidang-sidang di gedung DPR. Sampai saat ini pun surau dan musala juga menjadi tempat untuk kalangan Nahdliyin dalam mengkaji dan mengaji baik soal sosial budaya sampai urusan ukhrawiyah (akhirat). Terkait dengan urusan manajemen, seorang santri berpedoman pada sebuah ungkapan “Al-haqqu bighairi nidzamin ghalabahul bathil binidzamin”. Yang artinya sebuah kebenaran yang tak tertata dengan baik, akan terkalahkan oleh kebatilan yang tertata dengan baik. Hal inilah yang menjadi roh dalam urusan manajemen. Maka tak jarang banyak pesantren yang memiliki aturan seperti AD/ART. Dan
dalam hal kepatuhan, seorang santri akan tunduk kepada gurunya selagi sang guru masih dalam batas koridor yang ada. Karena pr insip ketaatan seorang santri adalah “la tho’ata limakhluqin fi ma’shiyatil kholiq”. Tidak ada ketaatan kepada seseorang termasuk guru jika itu dalam kemaksiatan kepada Sang Pencipta. Kalau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Alquran tentu arahan gurunya akan diabaikan. Jadi, mohon maaf bapak, janganlah bapak beranggapan bahwa seorang santri akan sembarangan dalam bertindak. Meskipun bahwa saya sadari betul memang ada santri yang tidak sesuai dengan prinsipprinsip kesantriannya. Namun, apakah bapak setuju jika nanti digeneralisasi bahwa lembaga DPR adalah lembaganya para koruptor karena ada anggotanya tersangkut kasus korupsi? (*) *) Kepala SMP Islam FAZZA, Arjasa, Situbondo.
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
SAMBUNGAN R A D A R
Kades Desak Perda Pertambangan Disahkan n STOP... Sambungan dari Hal 35
”Seperti alasan karena hak milik, normalisasi, rekrut tenaga kerja, adanya retribusi kepada desa atau kelompok, maupun alasan perbaikan jalan, untuk saat ini tetap tidak bisa dibenarkan dan harus ditutup,” ujar Zeiniye, wakil ketua DPRD saat menutup acara hearing. Ditemui usai hearing, Zeiniye mengaku, ada dua kesimpulan hasil hearing yang digelar dengan dua pihak tersebut. Kesim-
pulan pertama, DPRD akan merekomendasikan kepada Bupati Situbondo untuk segera menginventarisir penamabangan liar. ”Baik dengan alasan normalisasi maupun penambangan di atas tanah rakyat,” jelas politisi perempuan itu. Kesimpulan yang kedua, sambil menunggu proses pengesahan Perda tentang mineral bukan logam dan bebatuan, semua kades harus ikut membantu mengawasi semua aktifitas pengerukan yang ada di wilayahnya. Tujuannya, agar pe-
nambangan yang sudah resmi ditutup tidak beroperasi kembali. Pengawasan tersebut terus dilakukan sampai dengan terbitnya Perda. Zeiniye menambahkan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, legislatif sudah bisa menyerahkan rancangan raperda tersebut ke eksekutif. ”Sehingga minggu depan sudah dilakukan permulaan pembahasan bersama,” ulas anggota dewan dari fraksi PPP itu. Sementara itu, beberapa Kades mendesak agar raperda
tersebut segera dibahas. Mereka memandang, DPRD seharusnya menjadikan hal itu sebagai agenda proritas. ”Untuk sementara lupakan semua masalah internal mereka,” kata Yoyok Hermanto, Kades Klatakan. Sebab, menurut Kades dua periode itu, masalah tersebut juga menyangkut pendapatan daerah. Sehingga, kalau semua galian sudah ada perda, tentu akan ada retribusi kepada daerah. ”Sehingga tidak ada alasan untuk tidak disahkan,” kata Yoyok. (bib/pri)
532 Orang Dibagi Jadi Tiga Sesi
Lahan Bawaan Tidak Diekskusi n TANAH... Sambungan dari Hal 35
“Saya jelas keberatan dengan eksekusi ini, saya tidak menolaknya, saya patuh pada putusan pengadilan. Saya hanya keberatan saja dan akan mengajukan keberatan saya,” katanya usai mendengar pembacaan surat nomor 13.A19/2043/HK.03.5/X/2014 yang disampaikan salah satu petugas PA Situbondo. Menurut Ustabrani lahan yang dieksekusi merupakan hasil kerja keras antara dirinya dengan Anis Tamaro, mantan istrinya yang kini tinggal di Desa/Kecamatan Besuki. “Saya menikah dengan Anis Tamaro sekitar tahun 80-an. Kemudian kami berdua membeli lahan itu. Beberapa waktu lalu kami bercerai. Kenapa sekarang dia itu
n PERAMPOK...
Sambungan dari Hal 35
Sambungan dari Hal 35
ISTIMEWA
REGISTRASI: Peserta tes CPNS asal Situbondo diperiksa kelengkapannya di Kanreg II, BKN Surabaya.
Paguyuban MPU Lebih Dari Satu n SOPIR... Sambungan dari Hal 35
Salah satu orang yang menjadi kordinator unjuk rasa, Mawardi, 48, meminta agar kendaraan tersebut dikandangkan. Pria yang juga mengaku sebagai ketua paguyuban di wilayah timur ini menolak jika kendaraan itu diijinkan menggunakan trayek Situbondo-Banyuwangi kembali. Selain itu, Wardi juga mengungkapkan jika selama ini banyak pengusaha pemilik MPU yang menggunakan trayek seenaknya. Para penguasaha nakal ini menurut Wardi sering mem-
buat kekacauan karena banyak kendaraan yang kemudian berjalan tidak sesuai dengan trayeknya. “Kita minta dilakukan pemeriksaan surat kendaraan dan SIM sopir dari MPU, sehingga tidak ada lagi MPU yang beroperasi seenaknya, kalau perlu dicabut ijinnya,” kata Wardi. Menanggapi tuntutan dari sopir-sopir tersebut, awalnya Kasatlantas Polres Situbondo, AKP Budi Handoko berusaha menenangkan dengan komunikasi ringan. Dia berjanji akan menindak jika diketahui adanya pelanggaran baik dari pengusaha maupun sopir MPU.
Bahkan, Budi memberikan solusi jika dimungkinkan akan membuat SIM khusus untuk sopir MPU. Sebab, selama ini yang sering ditemukan di lapangan adalah sopir MPU dengan SIM A umum. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Situbondo, Lutfi Joko P yang berada di lokasi berjanji kepada para sopir untuk tidak memberi ijin kepada MPU yang bermasalah tersebut. “Sampai ada keputusan yang jelas terkait masalah MPU yang diprotes, untuk sementara kendaraan tersebut tidak kita izinkan beroperasi. Selain itu saya berharap
kepada sopir-sopir yang hadir untuk juga melengkapi dokumen baik kendaraan maupun sopir,” kata Lutfi. Selain masalah trayek, selanjutnya Lutfi juga meminta agar status paguyuban diperjelas. Menurutnya selama ini banyak sekali paguyuban yang memiliki berbagai macam tuntutan. Banyaknya paguyuban tersebut tentunya akan menghambat kordinasi dan konsolidasi. Sehingga dia berharap jika paguyuban ini dapat menjadi satu agar memudahkan komunikasi baik dengan pihak Dishub maupun yang lain. (fre/pri)
Krisis Persatuan dan Kesatuan Nasional n REFORMASI... Sambungan dari Hal 35
Khususnya, dalam mewujudkan cita-cita leluhur untuk cinta terhadap Negara kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, juga untuk membekali diri semangat memperkokoh titipan pendiri bangsa. Yakni, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tungggal Ika dan NKRI serta meningkatkan semangat nasionalisme dan patrionalisme. Kegiatan dibuka Kepala Bakesbangpol Situbondo, Herry Suryanto. Pesertanya 120 orang. Mereka terdiri dari Kasi Sosial Kecamatan, tim penggerak PKK tingkat kecamatan (masing-masing kecamatan dua orang utusan), organisasi kemasyarakatan, pengurus OSIS dan guru pendamping SMA kecamatan se-wilayah barat serta anggota pramuka. Peserta mendapatkan sejumlah materi. Diantarnya, wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI, disampaikan oleh Kesbangpol Provinsi Jawa Timur. Materi peningkatan wawasan kebangsaan dalam menanamkan jiwa patrionalisme dan cinta tanah air disampaikan oelh Bakesbangpol Kabupaten Situbondo. Materi peran TNI dalam menjaga keutuhan NKRI disampaikan oleh Kodim 0823 Situbondo. Sedangkan peran serta polri dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat guna terciptanya keamanan dan ketertiban disampaikan kepolisian Resort Situbondo. Untuk materi peningkatan pemahaman wawasan nu-
santara dalam lingkup pendidikan sisampaikan Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo. Dalam sambutannya, Herry Suryanto mengungkapkan bahwa situasi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat sejak berjalannya reformasi sampai saat ini masih diwarnai dengan fenomena sosial dan politik yang sangat dinamis. Sebab, reformasi masih belum dipahami secara baik. Salah satu contoh dalam banyak kasus, reformasi sering diartikan sebagai kebebasan yang tidak terkendali. “Demikian juga dalam memahami otonomi daerah yang tidak komprehensif. Ini telah menambah jumlah penyebab rentannya situasi dan kondisi dalam masyarakat tidak menjadi kondusif,” ungkap Herry Suryanto Beberapa kondisi riil yang seringkali dijumpai akhir-akhir ini adalah adanya isu globalisasi, demokratisasi, transparansi, tranformasi iptek, akuntabilitas, penegakan hukum, masalah HAM dan lingkungan hidup serta isu pemulihan perekonomian dalam negeri. Isu-isu tersebut apabila tidak diselesaikan secara arif akan berpotensi berkembang kearah disintegrasi bangsa. “Kondisi ini akan menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu akan sangat terasa terutama ketika bangsa Indonesia khususnya masyarakat Situbondo sangat membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik dari yang berasal dari dalam maupun luar,” imbuh Herry Suryanto
Dengan ancaman berbagai konflik saat ini, perlu disadari bersama perlunya upaya bersama dari setiap komponen masyarakat untuk menjaga dan mengawal secara simultan persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satunya adalah perlunya wawasan kebangsaan sangat sebagai upaya meningkatkan kualitas kebangsaan. Sehingga, Bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten situbondo mampu mengatasi berbagai permasalahan kebangsaan yang dihadapi. “Dengan sosialisasi yang digelar ini kami berharap akan terpatri semangat kebersamaan yang tinggi di kalangan kita semua dan akan berkomitmen saling menghargai dan menghormati. Baik itu perbedaan kultur dan pendapat, komitmen kepedulian akan permasalahan sosial yang dihadapi sebagian besar masyarakat kita,” terang Herry Suryanto Kabid Integrasi Bangsa (IB), Sri Rahayu menambahkan bahwa terbentuknya Negara kesatuan Republik Indonesia dilatarbelakangi perjuangan seluruh bangsa. Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekad bersama menggalang kesatuan dan keutuhan bangsa. “Kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Indonesia tentu saja harus selalu didasari oleh segenap landasan baik landasan ideal, konstitusional dan juga wawasan visional. Landasan ini akan memberikan kekuatan konseptual filosofis untuk merangkum, mengarahkan dan mewarnai segenap kegiatan hidup masyarakat berbangsa dan
tega menggugatnya,” terangnya kepada sejumlah wartawan. Begitu Ustabrani selesai menyatakan keberatannya di hadapan sejumlah petugas dari PA Situbondo, beberapa orang terlihat langsung melakukan pengukuran lahan. Diketahui lahan yang dieksekusi yang merupakan hasil dari jerih payah pemohon dan termohon selama menjalin pernikahan, langsung dibelah semangka. Dalam pelaksanaan eksekusi tersebut sempat panas, karena terdapat sebuah bangunan yang masuk ke areal orang lain. Dari situ agar tidak terjadi permasalah dikemudian hari, ketua RT setempat langsung mengingatkan agar petugas PA melakukan pengukuran dengan benar. “Warga sekitar sini juga harus menyaksikan agar pengukurannya benar, kalau
perlu bawa juga bukti kepemilikan tanahnya,” kata Sucip, ketua RT setempat. Menurut petugas PA Situbondo, Surya Akbar mengatakan, eksekusi lahan tersebut dilakukan berdasar amar putusan pengadilan. Dirinya menyebut, ada dua obyek sengketa. “Kami melakukan eksekusi lahan ini berdasar amar putusan sidang. Jadi kami harus melakukannya,” kata Surya Akbar yang menjabat sebagai panitera muda hukum, di PA Situbondo. Akbar menjelaskan, dari dua obyek tersebut tidak semuanya dieksekusi. Itu karena ada tanah yang merupakan harta bawaan milik termohon. “Yang dieksekusi hanya lahan yang dibeli pada saat mereka sedang nikah. Tetapi untuk lahan bawaan tidak dieksekusi,” tegasnya. (rri/pri)
Warga Melakukan Pengejaran
n TES... Pria yang akrab disapa Yuli itu, menjelaskan begitu uji materi selesai setiap peserta bisa langsung melihat hasil pengerjaan tesnya. Akan tetapi hasil yang dilihat itu masih sebatas nilai tes. Karena untuk kategori lolos atau tidak, harus menunggu setelah 1.331 peserta asal Situbondo selesai mengerjakan tes. Sementara itu, pelaksanaan tes materi dari peserta CPNS asal Situbondo, masih akan terus digelar hingga hari ini. Peserta yang mengikuti tes CPNS sesuai nomor urut, ada sebanyak 532 peserta yang dibagi menjadi tiga sesi. “Tes di hari kedua dilaksanakan lebih pagi. Kalau kemarin (30/10) pukul 07.00 harus sudah registrasi, maka hari ini pukul 06.30 pagi. Semoga untuk hari kedua ini bisa berjalan dengan baik,” harapnya. (rri/pri)
41
S I T U B O N D 0
bernegara,” Ungkap Sri Rahayu Sejak proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan Negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang nyaris membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami distorsi wawasan kebangsaan yang mengarah kepada krisis persatuan dan kesatuan nasional. “Distorsi wawasan kebangsaan tersebut, ditandai dengan adanya konflik baik vertikal maupun horizontal dengan berbagai kepentingan dan motivasi masing-masing, yang dilatarbelakangi karena adanya ketidakadilan, pelaggaran HAM, demokratisasi, KKN, lemahnya penegakan hukum, primordialisme yang berlebihan serta fanatisme kedaerahan yang sempit,” Imbuh Sri Rahayu Lebih lanjut Sri Rahayu, menjelaskan bahwa kondisi bangsa yang dihadapkan dengan berbagai permasalahan tersebut adalah menjadi hal yang sangat penting dan mendesak untuk melakukan upaya intensif dan langkah-langkah yang strategis. Tujuannya menanamkan rasa nasionalisme dan menumbuhkan semangat patriotisme secara dini kepada generasi penerus yang ada di Kabupaten Situbondo. Salah satu caranya melalui jalur pendidikan. Sedangkan kepada masyarakat luas dapat ditempuh dalam bentuk sosialisasi dan menciptakan berbagai simulasi yang bersifat persuasif dan edukatif. (pri)
Korban ini melihat ada sejumlah pria yang membawa celurit dan pedang berdiri tepat di depan rumahnya. Pria 48 tahun yang menyempatkan diri untuk mengintip itu, juga melihat ada sebagian perampok yang mengenakan penutup wajah alias bertopeng. Suasana di dalam rumah saat itu sudah sangat tegang. Sehingga, korban memilih membangunkan keluarganya. Teriakan sejumlah perampok di halaman rumahnya tak digubris oleh korban. Karena cukup lama pintu depan tidak dibukan oleh korban, sebagian pelaku langsung memecahkan kaca jendela dan menerobos masuk rumah. Melihat aksi perampok semakin bringas, serta mendapat ancaman celurit dan bondet, korban dan keluarganya langsung berlari melewati pintu belakang. Langkah yang di-
ambil Pak Mega dan keluarganya untuk menyelamatkan nyawanya memang tepat. Namun, harta kekayaan milik korban dengan mudah dikuras habis. Iya, dengan ditinggal pergi, pelaku perampokan dengan leluasa mengobrak-abrik isi rumah. Sehingga mereka berhasil menemukan uang sebesar Rp 73 juta dari dalam laci kamar korban. Selain itu, kawanan perampok juga menggasak perhiasan emas 30 gram, serta tiga buah handpone. Disela-sela aksi perampokan itu, korban yang sudah berada di luar rumah segera meminta pertolongan kepada tetangganya. Pada saat kawanan perampok hendak kabur dari rumah korban. Sebagian warga sudah berhasil dikontak dan siap mengepung perampok tersebut. Sayang, pada waktu warga melakukan pengejaran, mereka mendapat serangan dari seorang perampok yang melempar bondet ke arah warga. Bondet tersebut meledak cukup dahsyat hingga menghentikan kejaran
warga. Untungnya, tidak ada warga yang terluka akibat bondet yang meledak tersebut. Kepada wartawan, Kapolsek Arjasa, AKP Didik Rudianto membenarkan adanya aksi perampokan dini hari itu. Dari keterangan korban, diduga pelaku perampokan melibatkan antara enam hingga delapan pelaku yang sebagian mengenakan cadar. “Kejadiannya dini hari. Dalam perampokan itu tidak ada korban jiwa karena pemilik rumahnya lari. Kemudian warga sempat mengejar, tetapi bondetnya sempat dilepas sekali, namun tidak ada yang terluka,” katanya. Atas kejadian itu, pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan serta memintai ketarangan dari sejumlah saksi. “Saat ini kasus perampokan itu masih dalam penyelidikan. Anggota di lapangan juga sedang berusaha melakukan pengejaran. Mudah-mudahan para pelaku segera tertangkap,” pungkas AKP Didik Rudianto. (rri/pri)
Satpol PP Ancam Proses Hukum n PENGEMIS... Sambungan dari Hal 36
Dan tak sedikit pula pengemis yang menggendong anak-anak yang masih bayi demi menggerakan hati pengguna jalan. Di tengah kota Situbondo, lokasi favorit yang menjadi tempat pengemis ini berkeliaran adalah lampu merah jalan P.B Sudirman. Keberadaan mereka ini justru semakin membuat para pengguna jalan menjadi risih. Muzayanah, 32, salah seorang pengguna jalan mengaku kesal dengan pengemis yang terlihat sehat tersebut. Dia berpikir jika seharusnya ibu-ibu sehat itu tak usah melibatkan anakanak. Apalagi anak-anak itu harus berpanas-panasan di tengah teriknya matahari.
Belum lagi saat kendaraan besar yang mengeluarkan banyak asap yang pastinya membahayakan kesehatan balita. “Mereka kan masih bisa kerja yang lain, kenapa juga harus membawa anak-anak. Mereka itu seharusnya sekolah bukan meminta minta,” kata wanita itu. Sebagai masyarakat Situbondo, Yanah ingin pemerintah menyikapi masalah tersebut. apalagi Situbondo sedang menggalakkan program kota layak anak. Pemerintah diminta untuk bertanggaung jawab atas maraknya anak kecil mengemis ini. Salah satunya dengan menghentikan hal itu dan mendorong orang tua untuk melarang anaknya mengemis. Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Paraja (Sat-
pol PP) Agung Wintoro saat dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan jika pihaknya juga menerima laporan terkait maraknya pengemis anak. Menanggapi hal tersebut,saat ini Satpol PP sedang melakukan investigasi di lapangan. “Kita sudah menerima laporan itu dan sedang kami lakukan invetigasi. Jika memang benar adanya aktivitas eksploitasi anak yang terorganisir, maka akan kita proses secara hukum. Sebab, itu memang merupakan tindak kejahatan,” jelas Agung saat diwawancarai Kemarin. (30/10). Selain itu untuk pengemis anak sendiri, jika nanti orang tuanya tidak dapat mengurus dengan baik, kemungkinan akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dibina. (fre/pri)
Korban Berteriak Minta Tolong n TERIMA... Sambungan dari Hal 36
Sambil mengejar, korban berteriak meminta tolong. Tidak begitu lama beberapa anak kos serta warga sekitar yang mendengar teriakan korban langsung berkerumun ikut membantu mengejar pelaku. Sayang, pengejaran korban serta beberapa warga tidak
membuahkan hasil. “Karena tidak menemukan dua perempuan itu, korban kemudian melapor kepada polisi. Diduga pelaku pencurian dengan modus lama atau dengan cara bertamu ini sudah memahami situasi di lokasi. Setelah korban lengah, satu pelaku menggasak uang korban,” kata Kasubag Humas Polres Situ-
bondo, AKP Wahyudi. Dirinya menyebut, setelah mendapat laporan dari korban, pihaknya langsung melakukan penyelidikan untuk memngunkap siapa dua tamu misterius yang berpura-pura mencari tempat kos tersebut. “Petugas masih melakukan penyelidikan serta meminta keterangan dari sejumlah saksi,” kata Wahyudi. (rri/pri)
Rudi Ancam Polisikan Musawir n LSM... Sambungan dari Hal 36
Dalam kenyataannya, setelah Musawir melakukan konfirmasi kepada wartawan yang disebutsebut Rudi akan dikondisikan, ternyata tidak pernah menerima uang tersebut. Dengan kenyataan itulah, Musawir mengaku dilecehkan. Baginya, apa yang dilakukan Rudi kepada dirinya itu adalah pemerasan. ”Betul-betul memeras saya dengan meminta
uang dengan dalih mengkondisikan wartawan. Tulis saja tidak masalah,” pungkasnya. Sementara itu, dikonfirmasi koran ini, Rudi Bagas membantah keras jika dinilai telah melakukan pemerasan. “Saya tidak pernah melakukan. Itu (pemerasan) alibi dia saja. Dia (Musawir) justru yang akan memengaruhi saya dengan memberi sesuatu,” terangnya. Sebab itulah, karena merasa nama baiknya dicemarkan, Rudi mengaku akan mela-
porkan Musawir ke polisi dengan pencemaran nama baik. “Saya sudah sangat dirugikan dengab pernyataannya tersebut,” kata Rudi. Menurut Rudi, Musawir selama ini cukup menjadi sorotan bukan karena hanya aktifitas penambangannya. Tapi karena dia sebagai seorang pengajar tidak menjalankan tugasnya dengan baik. “Dia itu lebih banyak di lokasi penambangan dari pada di sekolah, padahal dia guru,” cetusnya. (bib/pri)
OLAHRAGA
42
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
Banyuwangi Juara Umum, Wongsorejo Juru Kunci Kontingen Rogojampi total mendapatkan 10 emas, 4 perak dan 5 perunggu dengan jumlah total skor akhir 43. Empat kontingen tersebut memang diprediksi kuat menjadi unggulan teratas pada ajang edisi VIII itu. Sebab, jumlah atlet yang diturunkan paling besar. Selain itu, fasilitas pembinaan olahraga di empat kontingen tersebut cukup memadai dibandingkan dengan daerah lain. Dalam ajang multi even dua tahunan itu, terlihat jelas jika pembinaan olahraga masih belum merata. Khususnya pembinaan atlet di daerah pedesaan. Misalnya, Kecamatan Rogojampi yang terpaksa menjadi juru kunci dalam perolehan medali. Bayangkan, pada POR SD kali ini, kontingen Wongsorejo hanya mengantongi satu medali perak n Baca Banyuwangi...Hal 43
Perolehan Akhir Medali POR SD
GALIH COKRO/RABA
PERLU DIUSUT: Pemain Persewangi, Rahmad ‘’Hulk’’ Johansyah (kanan) berebut bola dengan pemain PSS Sleman di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, 24 September lalu.
Ada Indikasi Main Mata Desak Komdis PSSI Usut Laga Persewangi Vs PSS Sleman BANYUWANGI - Kasus sepak bola gajah pada pertandingan PSS Sleman versus PSIS Semarang pantas dikutuk. Sebab, tindakan tersebut telah mencederai asas fair play dalam dunia olahraga. Sebagaimana diketahui, kedua tim jelas tidak bermain sportif dalam pertandingan di laga pemungkas babak delapan besar kompetisi Divisi Utama musim ini. Dalam pertandingan yang digeber di Stadion Sasana Krida AAU, Sleman, Minggu lalu itu, kedua tim memperlihatkan tindakan bodoh dengan membobol gawang sendiri. Tidak tanggung-tanggung, lima gol bunuh diri tercipta dalam pertandingan tersebut. Pertandingan tersebut dimenangkan PSS Sleman dengan skor akhir 3-2. Melihat rekaman pertandingan, kedua tim sama-sama tidak menginginkan menang untuk menghindari Pusamania Borneo FC di semifinal. Atas kejadian itu, kedua tim
harus menerima pil pahit. Sebab, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah resmi menjatuhkan sanksi berat dengan mendiskualifikasi dari kompetisi. Akibatnya, langkah menuju babak semifinal pun gagal. Hanya saja, Komdis PSSI masih belum memberikan sanksi kepada pemain yang terlibat dalam gol bunuh diri tersebut. Jika terbukti match fixing atau pengaturan skor, maka pemain kedua kubu juga bakal mendapatkan sanksi berat. Hal itu jelas menjadi ancaman serius bagi nasib pemain dalam dunia sepak bola di tanah air. Atas kasus tersebut, publik Banyuwangi langsung teringat laga antara Persewangi melawan PSS Sleman. Saat itu, The Lasblang (Laskar Blambangan) menjamu Super Elang Jawa, julukan PSS Sleman pada laga pamungkas grup L babak 16 besar kompetisi Divisi Utama di Stadion Diponegoro, Banyuwangi tanggal 24 September lalu. Tuan rumah sudah dipastikan gagal lolos ke delapan besar. Sebaliknya, PSS Sleman butuh poin dalam laga tersebut untuk
bisa lolos. Di luar dugaan, tuan rumah akhirnya dipermalukan di kandang sendiri dengan skor 2-1. Satu dari dua gol kubu tamu dicetak melalui titik putih. Melihat hasil pertandingan itu, maka timbul kecurigaan terkait dengan pertandingan tersebut. Patut diduga jika laga tersebut syarat dengan pengaturan skor. Sehingga, Persewangi akhirnya harus mengakui keunggulan lawan dan malu di kandang sendiri. Meskipun, pada pertandingan tersebut terlihat jelas jika skuad tuan rumah tampil habis-habisan untuk mencari kemenangan. Namun, kubu tuan rumah beberapa kali protes dengan keputusan wasit yang dianggap menguntungkan lawan. Berdasar hal itu, maka publik Banyuwangi pun memberikan harapan besar bagi Komdis PSSI untuk mengusut laga Persewangi melawan PSS Sleman. Hal itu disuarakan salah satu suporter Laros, Malik Barkah kemarin. ‘’Komdis PSSI harus melakukan investigasi pertandingan Persewangi melawan Sleman,’’ katanya, kemarin n Baca Ada...Hal 43
BANYUWANGI - Pekan Olahraga Tingkat Sekolah Dasar (POR SD) resmi berakhir kemarin. Seperti diprediksi sebelumnya, sejumlah kontingen yang masuk bursa juara umum menemui kenyataan. Berdasar rekapitulasi akhir, kontingen Banyuwangi kota keluar sebagai juara umum. Kontingen Banyuwangi mendulang 18 medali emas, 5 medali perak, dan 2 perunggu. Total skor yang dikumpulkan adalah 66 poin. Dengan hasil ini, kontingen ibu kota Banyuwangi itu sukses mempertahankan posisi pada edisi sebelumnya yang digelar tahun 2012 lalu. Keberhasilan kontingen Banyuwangi mendulang emas tidak merata di semua cabang olahraga (cabor). Bahkan, kontingen Banyuwangi sukses memanfaatkan kans mendulang emas di satu cabor saja, yaitu dalam kategori renang. Bayangkan, dalam cabang renang, kontingen Banyuwangi berhasil menorehkan 11 medali emas dan tiga perak. Renang menjadi dominasi kontingen Banyuwangi lantaran fasilitas penunjang. Sedangkan, pada kontingen lain minim pembinaan. Sedangkan, juara umum kedua diraih kontingen Genteng. Dalam rekap akhir, dari 14 cabor yang diikuti, kota atap Genteng itu mendulang 9 emas, 4 perak dan 16 perunggu. Total poin yang dikumpulkan adalah 51 atau kalah selisih 15 poin dari peringkat pertama. Sedangkan, kontingen Muncar juga sukses menembus tiga besar. Kontingen di bawah binaan Kepala UPTD Muncar, Machsun, tersebut mengumpulkan 6 emas, 10 perak dan 6 perunggu. Sebagai catatan, skor medali emas tiga, medali perak dua dan perunggu satu, maka kontingen Muncar meraup total 44 poin. Posisi keempat diraih kontingen Rogojampi dengan hanya
GERDA SUKARNO/RABA
PERTAHANKAN JUARA: Nurhamim bersama atlet POR SD yang memperkuat UPTD Banyuwangi.
selisih satu poin dari kontingen Muncar. Padahal, perolehan medali emas kontingen Rogojampi lebih banyak dari kontin-
gen Muncar, yaitu 10 emas. Meski begitu, berdasar perolehan skor, kontingen Muncar lebih baik dengan selisih hanya satu poin.
REKAPITULASI PEROLEHAN MEDALI No Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Banyuwangi Genteng Muncar Rogojampi Siliragung Kalibaru Sempu Pesanggaran Giri Songgon Kalipuro Cluring Licin Gambiran Kabat Bangorejo Glagah Glenmore Tegaldlimo Singojuruh Tegalsari Purwoharjo Srono Wongsorejo
Perolehan Emas Perak Perunggu 18 9 6 10 4 4 6 5 3 3 2 4 2 1 1 1 1 1 -
5 4 10 4 9 6 4 3 4 4 5 2 4 4 2 3 1 2 2 1 1
2 16 6 5 4 6 2 3 6 5 3 2 2 3 3 7 1 2 1 4 1 -
Emas 54 27 18 30 12 12 18 15 9 9 6 12 6 3 3 3 3 3 -
Skor Perak Perunggu 10 8 20 8 18 12 8 6 8 8 10 4 8 8 4 6 2 4 4 2 2
2 16 6 5 4 6 2 3 6 5 3 2 2 3 3 7 1 2 1 4 1 -
Jumlah Skor Peringkat 66 51 44 43 34 30 28 24 23 22 19 18 14 13 10 9 9 8 6 4 4 3 3 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
Bila Terbukti Pemakai Langsung Dipecat ■ SEMUA...
Sambungan dari Hal 33
Sampel urine mereka langsung diambil dengan kawalan petugas Propram. Uji sampel urine para perwira itu dilakukan di ruang Wakapolres Banyuwangi. “Tes urine ini diikuti setidaknya 39 perwira Polres Banyuwangi. Jika terbukti sebagai pecandu maupun pemakai, tidak ada toleransi. Perintah Kapolri bahwa pemakai narkoba akan dipecat,” beber Wakapolres Kompol Yoga Putra Prima Setya saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Mantan Wakapolres Probolinggo itu menambahkan, para perwira polisi menjadi target utama tes urine agar mereka bisa menjadi pelopor dan teladan. Figur pimpinan yang bebas narkoba diharapkan bisa menjadi contoh dan teladan bagi anak buahnya di lapangan. Lalu, bagaimana hasil
NIKLAAS ANDRIES/RABA
HASIL LABORATORIUM: Jajaran perwira usai mengikuti tes urine di ruangan Wakapolres Banyuwangi kemarin.
tes urine mendadak kemarin? Wakapolres Kompol Yoga menyatakan, hasil pemeriksaan yang
dilakukan secara maraton tersebut cukup memuaskan. Tidak ada perwira di jajaran polsek dan polres yang
terindikasi mengonsumsi narkoba. “Semua nihil dari zat terlarang seperti narkoba,” pungkasnya. (nic/c1/bay)
Diharapkan Bantu Memelihara Air ■ TERKUMPUL...
Sambungan dari Hal 33
”Di Banyuwangi ini air melimpah, tapi pertumbuhan permukiman semakin banyak, sehingga mengakibatkan serapan air menjadi berkurang. Melalui lomba foto ini, saya harap masyarakat ikut membantu memelihara air di Banyuwangi,” tuturnya. Selanjutnya, pemenang kategori
pelajar langsung diumumkan. Juara I kategori pelajar diraih Bagas Yogi Prasetya, juara kedua diraih Sofi Sulistiana, juara ketiga diraih Dita Wiji Lestari. Juara harapan I dan II diraih Andry Bhakti Perdana dan Eka Andriyani. Selanjutnya, kategori mahasiswa, juara I diraih Bayu Catur Pamungkas. Posisi runner up kategori mahasiswa diraih Firdian Wahyu Rahmatulah. Juara III diraih Ria Rizki
Puspanegari. Sementara itu, juara harapan I dan II berurutan diraih Jovy Alvian dan Laili Anggraini. Puncaknya, panitia mengumumkan pemenang lomba foto kategori umum. Gelar juara kategori umum menjadi milik Nuryadi. Juara dua diraih dokter Handri Irawan dari PKU Muhammadiyah Rogojampi. Juara ketiga diraih Abraham Bayu Indarto. Sementara itu, juara ha-
rapan I dan harapan II diraih Aditya Pradana dan Marisca Yuni Andiani. Pemenang lomba foto ”Air dan Irigasi” tersebut mendapatkan uang pembinaan, piala, dan piagam. ”Seluruh pemenang mendapatkan hadiah total Rp 35 juta. Uang pembinaan dipotong pajak,” ujar panitia lomba foto dari Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Donny Arsilo Sofyan, kemarin. (tfs/c1/bay)
Banyak Pengaduan dari Masyarakat ■ RAZIA...
Sambungan dari Hal 33
Dalam razia itu petugas mendapati sepuluh penghuni kos yang tidak mengantongi kartu identitas (KTP). Yang lebih memprihatinkan, petugas mendapati enam pasangan bukan muhrim di dalam kamar kos. Oleh petugas, sebanyak 22 orang yang terjaring razia itu digiring ke
kantor Satpol PP. Di kantor instansi penegak peraturan daerah (perda) tersebut, mereka didata sekaligus diberi pembinaan. Mereka juga diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai mengatakan, apabila orangorang yang terjaring razia tersebut
kedapatan mengulangi perbuatannya, maka Satpol PP tidak akan segan mengenakan sanksi pidana sesuai ketentuan yang berlaku. “Kami berpedoman pada Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang pendaftaran tanda penduduk dan catatan sipil, serta Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang ketertiban umum,” ujarnya. Ripai menegaskan, pihaknya akan mengintensifkan razia serupa.
Sebab, menurut dia, pihak Satpol PP kerap menerima pengaduan masyarakat terkait dugaan penyalahgunaan tempat kos. “Razia penertiban tempat kos ini memang cukup lama tidak kami gelar karena terbentur padatnya kegiatan. Namun, setelah ini kami akan mengintensifkan razia karena banyak pengaduan dari masyarakat,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Hari Ini Menggelar Simulasi Resmi ■ ANTISIPASI...
Sambungan dari Hal 33
Tahap kedua adalah geladi bersih, dan tahap ketiga adalah simulasi yang berlangsung hari ini. Sementara itu, para petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Probolinggo telah melakukan geladi kotor kemarin. Mereka mempersiapkan segala sesuatu
agar simulasi berjalan lancar dan sesuai prosedur. Pada hari Selasa dan Rabu lalu KKP telah mengundang lintas sektor yang terkait, meliputi KSOP Tanjung Wangi, Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) Gilimanuk, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Ketapang, Bea Cukai, Imigrasi, PT. Pelabuhan Indonesia III Tanjung Wangi, PT. Pertamina
Tanjung Wangi, PT. ASDP Indonesia Ferry Ketapang, dan lintas sektor terkait di Kabupaten Banyuwangi. Kepala KKP Probolinggo, Rahmat Subakti mengatakan, simulasi hari ini akan dihadiri seluruh pejabat di Pelabuhan Tanjung Wangi dan instansi terkait di Banyuwangi. ”Jumlahnya 90 orang, di antaranya Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Tanjung Wangi, Oto-
ritas Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Unit Penyelenggara Pelabuhan Ketapang, Polsek Kalipuro, Polsek KPPP, Danlanal Banyuwangi, PT. Pelabuhan Indonesia III Tanjung Wangi, Bea Cukai Banyuwangi, Imigrasi Jember, dan instansi terkait lain di Pelabuhan Tanjung Wangi dan Kabupaten Banyuwangi,” terang Rahmat Subakti. (tfs/c1/bay)
Hanya Satu Menit Laser Tuntas Mengiris Katarak ■ HAMPIR...
Sambungan dari Hal 33
Karena pada saat bersamaan ada dua ruangan dengan dua pembicara berbeda, saya harus pandai memilih ruangan seminar untuk menyimak. Jika tema yang disajikan narasumber dirasa kurang menarik, saya bisa pindah ke aula sebelah untuk mengikuti seminar dengan topic yang menurut saya lebih menarik. Namun, secara umum, saya bisa menilai bahwa semua materi yang dipaparkan narasumber sangat menarik. Hampir semua menyajikan temuan terbaru dan metode terbaru dalam menangani penyakit. Tentu saja, materi yang disampaikan narasumber sesuai bidang spesialis dokter yang bersangkutan. Supaya tidak buta dan keliru mengikuti seminar yang sesuai keinginan peserta, panitia dari Parkway Health Group telah menyediakan panduan lengkap. Manual acara seminar, narasumber beserta topic yang dibawakan, hingga direktori lengkap sekitar 800 dokter spesialis di RS Mount Elizabeth Novena dan RS Mount Elizabeth Orchard. ‘’Sebenarnya kami didukung 1.300 tenaga dokter spesialis yang semua adalah ahli di bidangnya dan sudah berpengalaman,’’ tutur Dr. Kevin Loh, Chief Executive Officer (CEO) Mount Eizabeth Hospital. Dr. Kevin Loh menambahkan, annual seminar tahun ini memang mengedepankan tema utama Robotic Technology dalam mengatasi kasus bidang medis. Teknologi robot tersebut, kata dia, sudah dimanfaatkan ribuan dokter spesialis di RS Mount Elizabeth Orchard, RS Mount E. Novena, dan RS Glennagles. Sementara itu, para narasumber di arena seminar juga berlomba membeberkan perkembangan terkini technology robotic di bidang kesehatan. Yang paling ‘’wajib hukumnya’’
43
S A M B U N G A N
Bisa Ditiru Dinas Lain ■ PROMOSI...
Sambungan dari Hal 33
Bahkan, ada petani yang masih bisa panen. Semua itu tak lepas dari kekayaan sumber daya air di Bumi Blambangan. Banyuwangi memiliki banyak sekali sumber air. Banyuwangi punya daerah aliran sungai yang cukup panjang. Banyuwangi juga punya daerah irigasi sangat panjang dan luas. Banyuwangi juga punya lebih banyak, panjang, dan luas lagi saluran sub irigasi. Semuanya luar biasa. Kekayaan sumber daya air milik Banyuwangi yang luar biasa itu selama ini barangkali hanya diketahui ‘’orang dalam’’ dan keluarganya. Bahkan, mungkin tak semua warga Banyuwangi menyadari kekayaan air daerahnya. Selain itu, butuh strategi pengaturan yang sistematis dan terpadu untuk menjaga ketersediaan air bagi seluruh wilayah di Banyuwangi. Dengan begitu, produksi pertanian kabupaten di ujung timur Jatim ini tetap terjaga. Contohnya, petugas PU Pengairan setiap hari bisa mengalirkan air irigasi dari kawasan Kecamatan Kalibaru ke kecamatan lain yang jaraknya bisa mencapai seratus kilometer lebih. Mereka terus mengawal perjalanan air tersebut ke daerah yang dituju di musim kemarau seperti ini. Tak jarang, petugas harus bekerja semalam suntuk demi mengawal air antar kecamatan tersebut. Namun, selama ini publik tak pernah tahu hal itu. Karena tak tahu, tentu saja mereka tidak care. Sesuai hukum alam, tak kenal maka tak sayang. Tak paham akhirnya tak peduli. Nah, satu langkah berani
diambil Dinas PU Pengairan Banyuwangi. SKPD tersebut membuka diri dengan jalan meng-explore potensi yang mereka miliki. Akhirnya, upaya itu dilakukan dengan jalan menggelar lomba foto seputar air dan irigasi yang menggandeng harian pagi Jawa Pos Radar Banyuwangi. Sebab, koran terbesar di Banyuwangi ini sudah dinilai kredibel dan berpengalaman menggelar lomba foto. Setelah dibuka, lomba foto dengan pendaftarangratisitupunjadigunjingan kalangan fotografer. Tak hanya tukang potret lokal, fotografer dari daerah lain punberminat.Syaratnyasatu,objekfoto harusberadadiwilayahKabupatenBanyuwangi.Nah,darisinipotensikekayaan sumberdayaairBumiBlambanganmulai ter-explore.Setiapakhirpekankalangan fotografermulairamaihuntingkelokasilokasisumberair,dam,saluran,danlokasi lainyangterkaitpengairandanmanfaatnya untuk petani. Tak jarang foto mereka juga diunggah ke jagat maya. Ternyata terkuak, bahwa kekayaan air daerah ini sangat fantastis. Apalagi, lomba berlangsung di saat puncak-puncaknya musim kemarau. Ketika daerah lain kering kerontang, tanah di dasar dam terlihat retakretak, di Banyuwangi justru terkumpul ratusan foto air yang menyegarkan. Panitia pun berhasil mengumpulkan 800 foto seputar air dan irigasi. Itu tentu foto pilihan terbaik masing-masing fotografer peserta lomba. Para peserta tentu memiliki koleksi foto air dan irigasi yang jumlahnya mencapai ribuan frame di rumah masing-masing. Foto yang masuk (hard copy dan soft copy) menjadi hak panitia.
Jika dihitung secara materi, butuh banyak anggaran untuk mengumpulkan sekian banyak foto air dan irigasi tersebut. Banyak cost perjalanan ke lokasi, kebutuhan makan saat hunting, dan sebagainya. Tentu saja bagi Dinas PU Pengairan yang mendapatkan sekian banyak foto dokumentasi asetnya itu merupakan sukses luar biasa. Bayangkan jika dinas tersebut melakukan sendiri pemotretan sekian banyak lokasi itu, bakal menghabiskan berapa duit anggaran dokumentasi. Dengan menggelar lomba foto semacam itu, keuntungan ganda berhasil diraih. Dokumen foto didapat dengan mudah dan murah. Selain itu, Dinas PU Pengairan akan terlihat menggeliat dan terbuka untuk publik. Lihat saja aula dinas di Jalan Adisucipto, Banyuwangi, itu. Biasanya aula itu sepi-sepi saja, terkesan formal, dan mungkin saja hanya digunakan kegiatan dinas. Kini selain sering dikunjungi warga, sejak proses pendaftaran hingga awarding lomba foto kemarin, suasana aula itu tampak lebih hidup. Sebagian foto air dan irigasi karya peserta pun menghiasi dinding aula. Intinya, lembaga itu kini terasa jauh lebih hidup dan berwarna. Kesimpulannya, tidak salah DR. Ir. Guntur Priambodo menggagas lomba foto tersebut. Selain jadi ajang promosi kekayaan sumber daya air yang efektif, biaya yang dikeluarkan juga relatif murah. Terlebih, dinas tersebut terasa lebih terbuka dan berwarna di mata masyarakat. Tentu layak dapat dua jempol. Nah, dinas mana lagi yang menyusul? (*) (bay11saksono@gmail.com)
Minta Warga Tertib Bayar Pajak ■ REALISASI... Sambungan dari Hal 34
Kepala Dispenda Soedirman menambahkan, selama ini sering kali wajib pajak meminta keringanan nominal pajak bumi dan bangunan yang harus dibayarkan. Wajib pajak yang sering minta keringanan itu berasal pemilik aset tanah dengan luas ribuan meter persegi. Pemilik tanah seluas 4.945 meter persegi dengan NJOP Rp 103 ribu per meter persegi
misalnya, terang-terangan minta keringanan PBB. “Padahal PBB-nya cuma Rp 509 ribu tiap tahun. Tanah seluas itu pasti pemiliknya orang kaya, saya enggak mau kasih keringanan,” ujar Soedirman. Dia meminta masyarakat tertib membayar PBB sesuai aturan untuk menyokong program pembangunan. Justru pemilik aset tanah kecil, kata dia, tak mempersoalkan besarnya PBB. “Pajak itu kembalinya ke rakyat lagi dalam bentuk pembangunan,” katanya. (sgt/c1/afi)
Bangga Bisa Pertahankan Kemenangan ■ BANYUWANGI... Sambungan dari Hal 42
Medali perak sebagai tanda juara kedua itu diraih dari cabang tenis meja. Melihat hal itu, maka semua elemen untuk memperhatikan pembinaan atlet di daerah terpencil. Tentu saja, keberadaan fasilitas penunjang perlu segera penambahan. Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Ahmad Khoirullah mengungkapkan, jika POR SD edisi ke VIII berjalan lancar dan sukses. Dia me-
ngucapkan selamat kepada para atlet yang sukses membawa pulang medali. ‘’Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada atlet yang juara. Bagi, atlet yang tidak dapat, masih ada waktu berbenah dan bisa mencapai sukses di kemudian hari,’’ katanya. Para atlet yang masuk nominasi juara bakal menjadi kontingen Banyuwangi dalam POR SD Jawa timur tahun depan. Untuk itu, dia menyerukan agar para atlet terus mengasah kemampuan agar bisa berjaya dalam membela Banyuwangi di kancah Jawa timur. ‘’Ting-
katkan kemampuan diri dan kerja keras dalam latihan, itu kuncinya,’’ tandasnya. Kepala UPTD Banyuwangi Nurhamim, Spd mengaku senang dengan perolehan medali Banyuwangi kota. Pihaknya juga bangga karena bisa mempertahankan kemenangan POR SD sebelumnya. ”Target kita sudah sesuai harapan bersama. Bahwa latihan rutin yang disiapkan jauh-jauh hari telah membuahkan hasil. Minimal bisa mempertahankan juara umum seperti tahun lalu,” ujar Nurhamim. (ton/c1/aif)
Kerap Dirugikan Putusan Wasit ■ ADA... Sambungan dari Hal 42
Dia mengatakan, jika kasus sepak bola gajah jelas melibatkan PSS Sleman. Sebab itulah, Komdis PSSI juga harus mengambil sikap terkait dengan perjalanan PSS Sleman selama berkiprah di fase reguler, termasuk melawan Persewangi pada babak 16 besar. ‘’Kami minta PSSI harus melakukan penelusuran terkait dengan pertandingan itu supaya jelas,’’ tandasnya. Dia mengungkapkan, jika kasus sepak bola gajah menjadi perhatian serius bagi dunia sepak bola di
tanah air. Sebab itulah, PSSI harus selektif dalam melakukan verifikasi pada musim-musim berikutnya. ‘’Kalau tidak punya dana besar, jangan diloloskan verifikasi. Kalau tidak, maka WO bisa saja terjadi, termasuk Persewangi,’’ katanya. Pelatih Persewangi musim ini, Bagong Iswahyudi menegaskan, timnya tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan, termasuk melawan PSS Sleman. Hanya saja, dia mengakui jika timnya kerap kali dirugikan atas keputusan wasit yang memimpin pertandingan tersebut. ‘’Jadi, kita tidak main-main. Tidak benar kalau
ada main mata,’’ katanya. Mengenai adanya sorotan dugaan main mata dalam pertandingan tersebut, Bagong menyebut jika hal itu tidak benar. Hanya saja, hal itu mencuat setelah kasus sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman saat bersua dengan PSIS Semarang. ‘’Tapi, tim kami memang dirugikan wasit saat itu,’’ tandasnya. Sayang, ketua Persewangi, Hari Wijaya belum bisa menanggapi terkait dengan dugaan miring tersebut. Saat dihubungi kemarin sore, ponselnya tidak aktif. Sehingga, belum ada komentar tentang masalah tersebut. (ton/c1/aif)
Pabrik Akan segera Bangun Cerobong ■ ASAP... Sambungan dari Hal 44
BAYU SAKSONO/RABA
KECIL EFEKTIF: Dr Foo Chek Siang memeragakan cara memotong lambung dengan stapler electric di RS Mount E. Novena Singapura.
menggunakan teknologi robot adalah saat pembedahan atau operasi. ‘’Saya menggunakan laser untuk operasi mata. Hasil pemotongan teknologi ini bisa bulat persis dan presisi. Saya hanya butuh waktu 1 menit untuk eksekusi operasi katarak. Itu di luar masa persiapan dan masa penanganan pascaoperasi,” jelas Dr. Leo Sei Wei, dokter spesialis mata untuk anak dan dewasa di RS Mount Elizabeth Orchard. Teknologi robot juga digunakan untuk mengatasi kanker prostate. Dengan metode robotic radical prostatectomy, kanker prostat dapat dideteksi lebih dini. Dengan perlakuan
tertentu, kanker dapat disembuhkan. Selain itu, ada juga robotic in collateral surgery untuk membantu proses pembedahan dengan tingkat kesulitan tinggi. Ada juga teknologi robot yang digunakan untuk mengoperasi kanker yang terdeteksi dini di sekitar ginjal. Tidak ketinggalan, ada juga yang memaparkan keberhasilan perdana di Singapura yang melakukan operasi kelenjar adrenalin dengan bantuan teknologi robot. ‘’Intinya, recovery pasien setelah operasi bisa jauh lebih cepat dengan metode pembedahan yang menggunakan robotic technology ini,” jelas Dr. Kevin Loh. (*/c1/bersambung)
Warga lain, Said Rahman, 38, mengaku terkena flu akibat pencemaran udara dari pabrik HL itu. “Pabrik HL sudah lama tidak beroperasi, tapi menjelang Lebaran kembali beroperasi. Itu tidak ada sosialisasi kepada warga,” cetusnya. Said menyebut, warga sekitar sudah beberapa kali meminta pihak pabrik melakukan perbaikan bangunan, terutama membangun cerobong asap. Tetapi, itu tidak dilaksanakan. “Asap seharusnya dibuang melalui cerobong yang
tinggi agar tidak mengganggu warga,” katanya. Lantaran dianggap mengganggu, warga meminta agar pabrik menunda kegiatan produksi sampai proses perbaikan selesai dilakukan. “Suara mesinnya juga keras. Kaca rumah sampai bergetar,” ujar warga lain. Sayang, Jawa Pos Radar Banyuwangi tidak berhasil menemui pimpinan pabrik HL. Salah satu sekuriti pabrik HL, Nasikhudin, mengatakan penyebab munculnya abu itu karena bahan bakar yang digunakan batu bara. Sebelumnya, bahan bakar yang digunakan adalah solar. “Abu itu dari batu bara,” katanya.
Nasikhudin menyebut, selama ini pabrik sudah dua kali melakukan perbaikan. Rencananya, cerobong pabrik akan segera ditinggikan. “Cerobong memang akan segera ditinggikan,” ujarnya diamini H. Syariat, 36, salah satu perwakilan pabrik. Kapolsek Muncar, Kompol Ary Murtini, melalui Kasi Humas Aipda Budi PS mengatakan, terkait keresahan dan keinginan warga tersebut, pihak pabrik sudah berkomitmen melakukan perbaikan. “Pihak pabrik sudah berjanji akan membenahi cerobong,” tegasnya. (sli/c1/abi)
Forpimka Rajin Melakukan Razia ■ EKS... Sambungan dari Hal 44
“Tapi temanku (sambil menoleh ke RN) sedang nggak bisa ‘melayani’,” kata LN yang mengaku di wismanya hanya bersama RN. Salah satu sesepuh eks lokalisasi Sumberloh, Pak W mengakui selama ini tetap buka. Setiap malam, jelas dia, pengunjung tetap ramai. Para PSK juga cukup banyak, meski tidak sebanyak sebelum ditutup. “Paling banyak di tempat Bu Rin,
jumlah anaknya (PSK) ada lima,” sebutnya. Sementara itu Camat Singojuruh, Nanik Mafruchi, ketika dikonfirmasi mengatakan jajaran Forpimka Singojuruh setiap sepekan sekali rutin melakukan sidak ke eks lokalisasi Sumberloh tersebut. “Kemarin malam kami sidak dan tidak ada PSK, mungkin bocor dan mereka sembunyi,” dalihnya. Nanik mengakui, memberantas persoalan tersebut bukan perkara mudah. Forpimkan Singojuruh
terus berusaha melakukan berbagai langkah. Seperti melakukan pendataan hingga memberi surat pernyataan kepada para mucikari agar tidak buka lagi sudah dilakukan. “Surat pernyataannya ada semua,” ujarnya. Bahkan, lanjut Nanik, dia juga rutin melakukan pembinaan terhadap para eks mucikari dan PSK dari penduduk setempat. “Semua bentuk pembinaan mulai pemberian keterampilan dan modal usaha sudah kita lakukan,” katanya. (azi/c1/abi)
RADAR GENTENG
44
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 31 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
Perumahan Permata Banyuwangi
Konsep Minimalis Modern dan Fasilitas Terlengkap BANYUWANGI – Perumahan yang menawarkan hunian minimalis modern kini hadir di Banyuwangi. Dengan mengikuti tren arsitektur bangunan masa depan, Perumahan Permata Banyuwangi layak menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi. Permata Banyuwangi merupakan perumahan baru yang mengintegrasikan antara keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya. Lokasi strategis juga menjadi salah satu nilai lebih dari perumahan yang terletak di kawasan Sukowidi ini. Terletak di pinggir jalan nasional, tepatnya di jl Yos Sudarso Banyuwangi. Kita hanya butuh waktu lima menit untuk ke pusat kota, sepuluh menit jika kita ingin ke Pelabuhan Ketapang. Selain itu, Perumahan Permata Banyuwangi
dibangun menggunakan bata ringan yang mempunyai banyak kelebihan dibanding bata merah biasa. Selain kokoh, bata ringan memang lagi ngetren dipakai untuk membangun perumahan di kota-kota besar. Berbagai fasilitas pendukung juga disiapkan oleh perumahan Permata Banyuwangi, seperti pagar belakang, pagar samping, wastafel, taman, dan carport sudah berpaving. Anda juga tak perlu khawatir jika musim hujan tiba, dengan kontur tanah yang tinggi, Perumahan Permata Banyuwangi akan menjadi kawasan perumahan bebas banjir. Tunggu apa lagi, segera datang ke kantor pemasaran Perumahan Permata Banyuwangi di Jl Yos Sudarso Sukowidi Telp 085258112117, 082234115746, Ayo pesan sekarang juga, unit terbatas.
Asap Pabrik Cemari Lingkungan
ABDUL AZIZ/RABA
LUAR KOTA: Beberapa PSK asal Madiun, Jember, dan Surabaya, kembali beroperasi di eks lokalisasi Sumberloh.
Eks Lokalisasi PSK Sumberloh Beroperasi SINGOJURUH - Lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) Sumberloh di Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, kembali beroperasi. Meski sudah ditutup Pemkab Banyuwangi, tapi tempat pelacuran terbesar di Kota Gandrung itu masih ramai dikunjungi pelanggan. Puluhan PSK yang sebagian besar berasal dari luar kota banyak yang berdatangan. Mereka terlihat nongkrong di sejumlah wisma di lokalisasi itu. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan sebelum dilakukan penutupan. Hanya saja, lokasi parkir motor yang dulu di halaman depan, kini berada di tempat tertutup, yaitu di sebuah gang sisi barat jalan. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi datang ke eks lokalisasi itu, suasana cukup ramai. Parkir mobil dikenai biaya Rp10 ribu. Pengunjung yang akan masuk juga dikenai biaya Rp10 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp 2.000. “Tiket masuknya, Mas,” pinta seorang penjaga di pos pintu gerbang masuk eks lokalisasi. Suara pengunjung dan perempuan dari
beberapa wisma yang sedang main karaoke terdengar bersautan. Bahkan, sejumlah PSK terlihat nongkrong di teras rumah. Mereka hampir semua dari luar kota. Salah satu PSK berinisial AL mengaku dari Kota Madiun. LN mengaku dari Surabaya, dan RN dari Sempolan, Kabupaten Jember. Tetapi, IN mengaku dari salah satu desa di Kecamatan Singojuruh. Kepada wartawan koran ini, para cewek itu sempat merayu dan tidak menolak bila diajak kencan. Mereka mengaku sudah beberapa hari tiba di eks lokalisasi Sumberloh ini. “Ayo jadi buka berapa ini,” rayu IN pada wartawan koran ini. IN dan AL yang berada dalam satu wisma mengaku setiap hari berada di tempat pelacuran itu. Mereka beroperasi hingga pukul 01.00 dini hari. “Saya di sini setelah hari raya,” cetus AL yang mengaku sedang sakit gigi itu. Hal sama juga diakui LN, perempuan asal Surabaya yang tinggal di wisma lain mengaku masih melakukan aktivitas seperti biasa n Baca Eks...Hal 43
BEROPERASI: Dua PSK menunggu pelanggan di salah satu wisma
ABDUL AZIZ/RABA
MUNCAR - Warga yang tinggal di sekitar Gang Keadilan, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, mengeluhkan asap pabrik HL yang dianggap mencemari lingkungan. Asap dari pabrik ikan itu mengganggu pernapasan warga. Sejumlah warga yang tinggal di sekitar pabrik tidak hanya mengalami sesak napas, tapi juga banyak yang batuk dan flu. “Asap dan kegiatan pabrik menyebabkan polusi. Itu mengganggu warga sekitar,” terang Subairiyanto, salah satu tokoh masyarakat setempat. Menurut Subairiyanto, pabrik ikan HL di kampungnya itu tidak memiliki cerobong. Asap pabrik
SHULHAN HADI/RABA
PENCEMARAN: Warga berharap pabrik buat cerobong pembuangan asap.
keluar dari ventilasi bangunan pabrik. Selain itu, debu hasil pembakaran pabrik juga mengganggu.
“Debunya hitam. Keramik rumah jadi kotor,” ujarnya n Baca Asap...Hal 43