Pendorong Perubahan dan Pembaruan
RABU 3 DESEMBER TAHUN 2014
KUCUR
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 29
NGOPAI
BWI-STB Promosi Bersama
SUHARTONO
Rindu Kampung Halaman SUDAH sepekan ini Suhartono berada di Banyuwangi. Kepulangannya ke Bumi Blambangan untuk berpartisipasi dalam ajang pameran seni dalam rangka Harjaba. Mumpung berada di tanah kelahirannya, pematung nasional itu ingin menumpahkan rindunya kepada kampung halaman. 43 tahun menetap di Jakarta, masa-masa selama tinggal di Banyuwangi selalu terbayang di benaknya ■
BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi dan pemkab Situbondo menorehkan sejarah kemarin (2/12). Kabupaten bertetangga itu sepakat mengesampingkan tapal batas kedua daerah. Dua pemerintah daerah ini menjalin kerja sama mempromosikan potensi wisata di kedua kabupaten bertetangga ini.
Baca Rindu... Hal 39
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, bertemu Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin. Kedua kepala daerah bertemu menandatangani kerja sama di bidang penerapan teknologi informasi (TI) untuk perencanaan pembangunan daerah ■ Baca BWI-STB...Hal 39
Kerja Sama Kabupaten Bertetangga Banyuwangi-Situbondo
CHIN JULLIEN/RABA
GALIH COKRO/RABA
KOMPAK: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto (kiri) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berjalan di halaman belakang Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin.
Kuras Brankas Rp 182 Juta Kena 3 Bulan
HIPMI
Peserta Seminar Membeludak BANYUWANGI - Jumlah peserta seminar nasional yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) Jawa Timur membeludak. Antusiasme pengusaha muda Banyuwangi ngangsu ilmu kepada anggota HIPMI pusat ternyata luar biasa. Sejak pertama iklan seminar nasional ditayangkan di koran ini, sejumlah short message service (SMS) dan yang menelepon terus mengalir. Namun, karena terbatasnya seat yang disediakan, peserta yang ikut harus cepat-cepat mendaftar. Ketua panitia seminar nasional, Drs. Ahmad Khoirullah mengatakan seminar nasional yang digelar HIPMI tersebut bertema “Menggerakkan Pengusaha Muda Daerah untuk Menjadi Pemenang Pasar Global”.Rencananya, seminar tersebut digelar pada Sabtu (7/12) di hall Ketapang Indah Hotel, Banyuwangi. “Seminar ini sangat bagus untuk pengusaha muda yang usahanya sedang mengembangkan. Sebab, narasumber yang dihadirkan sangat berbakat dan sukses di bidangnya,” kata lelaki yang juga Pelaksana tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Banyuwangi itu ■ Baca Peserta...Hal 39
SENI BUDAYA
BANYUWANGI - Masih ingat kasus pembobolan kantor BFI Finance Cabang Banyuwangi yang dilakukan kepala operasional perusahaan leasing tersebut Agustus 2014 lalu? Terdakwa Kepala Operasional BFI, Dedy Yuza Putra, 27, akhirnya divonis penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi kemarin (2/12). Sukses menggondol duit di
Sudah Terealisasi: ■ Penerapan TI untuk perencanaan pembangunan daerah Rencana MoU berikutnya: 1. Promosi Pariwisata Bersama ■ Pemkab Situbondo berencana menjadikan Desa Wonorejo sebagai desa kebangsaan dan desa budaya. ■ Desa Wonorejo memiliki nilai-nilai toleransi masyarakat yang tinggi. ■ Lokasi Desa Wonorejo di sekitar TN Baluran lebih dekat dengan Banyuwangi. ■ Banyuwangi lebih dulu gencar berpromosi wisata. 2. Situbondo belajar jalinan kerja sama dengan pihak ketiga ■ Berkaca kesuksesan Banyuwangi bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dalam mengelola Pantai Pulau Merah ■ Situbondo ingin menerapkan kerja sama dengan Kemenhut itu untuk TN Baluran dan sekitarnya.
brankas Rp 182 juta, pria asal Sumatera itu hanya diganjar hukuman tiga bulan penjara. Dedy terbukti melanggar Pasal 374 KUHP. Putusan yang dijatuhkan majelis hakim lebih ringan dua bulan daripada tuntutan jaksa pe-
nuntut umum. Dalam tuntutannya, jaksa menuntut terdakwa dihukum penjara lima bulan. Dalam amar putusannya, majelis hakim memperhatikan sejumlah pertimbangkan. Pertimbangan yang meringankan adalah terdakwa mengakui perbuatannya dengan mengganti uang yang diambil ■ Baca Kuras...Hal 39
Inflasi Banyuwangi Tembus 1,22 Persen BANYUWANGI - Badan Pusat Statistik (BPS) Banyuwangi mencatat inflasi Banyuwangi sebesar 1,22 naik pada November 2014. Angka inflasi tersebut naik 0,71 persen jika dibandingkan inflasi Oktober 2014. Kepala BPS Banyuwangi Mohammad Amin melalui Kasi Statistik dan Distribusi, Mulyono menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi pertengahan November sebesar Rp 2.000 per liter memicu peningkatan angka inflasi. “Kenaikan BBM paling dominan menyumbang inflasi November. Sebab, peran nilai konsumsi bensin bersubsidi di Banyuwangi paling besar di antara komoditas lain,” terang Mulyono kemarin (2/12) ■
GALIH COKRO/RABA
ARMADA LAMA: Deretan taksi sedan di sekitar Taman Sri Tanjung, Banyuwangi. Dalam waktu dekat, sedan tua akan diganti kendaraan jenis MPV mini.
Tarif Taksi Naik Rp 1.000/Km
Baca Inflasi...Hal 39
Inflasi Oktober 2014 Banyuwangi Jawa Timur Nasional
: 0,51 % : 0,44 % : 0,47 %
Inflasi November 2014 Banyuwangi Jawa Timur Nasional
: 1,22 % : 1,38 % : 1,50 %
CHIN JULLIEN/RABA
PREMIUM: Pedagang bensin eceran di Banyuwangi kemarin. Kenaikan harga BBM menyumbang inflasi terbesar.
BANYUWANGI - Beroperasinya taksi Bosowa di Banyuwangi langsung disikapi Pemkab Banyuwangi. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) bertemu pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan pengelola taksi Osing Banyuwangi. Pertemuan di rumah makan di Jalan A. Yani, Banyuwangi, tersebut bertujuan menyamakan persepsi agar tidak muncul persoalan di kemudian hari. Kepala Dishubkominfo Suprayogi hadir bersama Ketua
Tarif Taksi Argometer BWI Tarif Lama Buka Pintu Per Kilometer Tarif Baru Buka Pintu Per Kilometer
: Rp. 6.000 : Rp. 4.000 : Rp. 7.500 : Rp. 5.000
Organda Banyuwangi Fafan Luika, koordinator taksi Osing, dan pengelola taksi Bosowa. Hasilnya, semua pihak menyepakati tarif argo taksi. Ketua Organda Fafan Luika mengatakan, pihaknya menyambut baik hadirnya tak-
si Bosowa di Banyuwangi. Kedatangan armada sedan yang masih mulus tersebut dinilai membantu pesatnya kunjungan wisatawan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. Terutama, bagi pengguna jasa transportasi angkutan darat yang memadai aman dan nyaman. Namun, Organda juga meminta agar taksi Bosowa hendaknya sudah bernomor polisi (nopol) Banyuwangi. Dengan begitu, pajak kendaraan masuk di Kabupaten Banyuwangi ■ Baca Tarif...Hal 39
Panjak Cilik Juara Tetembangan Asal Rogojampi GALIH COKRO/RABA
PENUH WARNA: Karya para fotografer dipamerkan di Aula Sayuwiwit, TMP Wisma Raga Satria, Banyuwangi, kemarin.
Dipamerkan Dulu, Dilelang Kemudian BANYUWANGI - Pameran foto hasil kerja sama Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan Banyuwangi Photography Community (BPC) dibuka kemarin (2/12). Lebih seratus karya fotografer Banyuwangi dipamerkan di Aula Sayuwiwit, kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria, Banyuwangi, tersebut. Dalam pameran foto yang bertema ”Isun Gandrung, Gandrungono Isun ” itu, karya yang ditampilkan bernuansa potensi seni dan budaya Banyuwangi nonmaterial. Ada yang membidik tradisi Kebo-keboan, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Festival Gandrung Sewu, seni Seblang, dan lain-lain. Setelah dipamerkan, foto-foto itu akan dilelang di akhir acara. (tfs/c1/bay) http://www.radarbanyuwangi.co.id
Berkah Mewadahi Siswa Tabuhan Meja di Kelas Siswa yang hobi kothekan (tabuhan bangku) di dalam kelas kadang bikin jengkel karena menyebabkan berisik. Namun, siapa sangka, mengarahkan siswa yang hobi memukul-mukul bangku itu ternyata bisa melahirkan juara. DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
PERGELARAN Banyuwangi Festival yang menyajikan pertunjukan seni dan budaya tidak sekadar menjadi tontonan dan daya tarik bagi wisatawan. Di lain pihak, regenerasi pelaku seni-budaya
UNJUK KEBOLEHAN: Panjak cilik asal Kecamatan Rogojampi sedang memainkan alat musik dalam lomba tetembangan pekan seni pelajar.
di tanah ujung Pulau Jawa ini pun terus berjalan. Demi melanjutkan tongkat estafet
seni-budaya tersebut, ratusan pelajar SD dari berbagai kecamatan beradu kebolehan dalam pekan seni pelajar
yang dihelat Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi. Siapa sangka kontingen dari semua kecamatan di Banyuwangi sangat antusias mengikuti pekan seni pelajar tersebut. Dengan rasa bangga, mereka menyajikan kesenian khas masing-masing. Apalagi, Banyuwangi tidak hanya dihuni suku Osing, juga ada suku Madura, Jawa Mataraman, Bugis, Mandar, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Bangga rasanya ketika melihat salah satu peserta tetembangan yang menampilkan pengrawit perempuan sangat piawai dalam memainkan gamelan (timpalan, cacalan, sesegan). Hampir semua teknik memainkan alat musik tersebut dikuasai dengan baik. Bahkan, perempuan tersebut dapat menyisihkan peserta laki-laki ■
Retribusi tower BTS seluler masih minim Mau dirobohkan, bisa-bisa malah rugi di ongkos tebang
BWI-STB promosi bersama Kalau cakupan wilayah ini, paling pas promosinya di Jawa Pos RaBa
Baca Berkah...Hal 39 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
30
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
B A N Y U W A N G I
Mencermati Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 (2)
RAKYAT BICARA
Bangun 400 Km Jalan dan Tuntaskan Venue Porprov
Penghargaan Bukan Tujuan
Pemprov Jatim telah menunjuk Banyuwangi sebagai venue Pekan Olahraga Provinsi (Prorprov) 2015. Banyaknya tamu yang datang ke kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini bisa membawa efek domino bagi masyarakat Banyuwangi. Nah, dana untuk keperluan Porprov tersebut menjadi salah satu “penyumbang” pengeluaran pada APBD 2015.
K E B E R H A S I LAN meraih pengharagaan Otonomi Award (OA) 2014 bidang kinerja politik dan akuntabilitas akan memacu kami untuk terus meningkatkan kinerja. Penghargaan bukan tujuan kami. Namun, penghargaan itu bisa menjadi indikator keberhasilan suatu program. Intinya, kami terus berupaya DEDY J/RaBa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Banyuwangi” Djuang Pribadi Kabag Humas-Protokol
RANCANGAN APBD Tahun 2015 memang sudah disahkan DPRD Banyuwangi Jumat pekan lalu (28/11). Namun hingga kini dokumen APBD masih menjalani tahap verifikasi Gu-
bernur Jatim. Pos pendapatan daerah pada APBD 2015 tersebut mencapai Rp 2,264 triliun lebih. Sedangkan belanja daerah pada tahun anggaran 2015 sebesar
Dishubkominfo Tidak Tahu Jumlah Tower
BANYUWANGI - Menjelang tutup tahun 2014, kalangan dewan terus mengebut pembahasan dua rancangan peraturan daerah (raperda). Sebelum melakukan pembahasan bersama eksekutif, para wakil rakyat getol melakukan langkah-langkah penyempurnaan raperda analisis dampak lalulintas (andalalin) dan raperda pembentukan Kecamatan Blimbingsari. Ketua DPRD, I Made Cahyana Negara mengatakan, pihaknya memaksimalkan waktu sebulan sebelum tahun 2014 berakhir untuk membahas raperda andalalin dan raperda pembentukan Kecamatan Blimbingsari. “Kita wajib menyelesaikan dua raperda yang telah melalui tahap pengantar bupati dan penyampaian pandangan umum (PU) fraksi tersebut,” ujarnya Made dikonfirmasi di kantornya dewan kemarin (1/12). Dikatakan, panitia khusus (pansus) DPRD tersebut sejak kemarin melakukan konsultasi ke pusat. “Setelah itu, teman-
DOK.RaBa
Abdul Kadir
busi lebih maksimal,” ujarnya. Dekan Fakultas Hukum Universitas Bakti Indonesia itu menduga, ada kebocoran PAD dari sektor retribusi tower BTS. Jika digali secara maksimal, retribusi dari sektor tower BTS bisa menyumbang PAD ratusan juta rupiah, bahkan miliaran rupiah. Kepala Dishubkominfo Suprayogi mengaku tidak tahu jumlah menara BTS yang berdiri di Banyuwangi. Selama ini Dishubkominfo hanya memiliki kewenangan mengeluarkan rekomendasi teknis, sementara perizinannya kewenangan BP2T. Saat ditanya terkait retribusi tower, Yogi mengaku belum ada retribusi khusus yang mengatur tentang BTS. Yang ada hanya retribusi umum sesuai yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang retribusi jasa umum. “ Kami akan terus menggali potensi PAD dari sektor retribusi tower BTS ini,” janjinya. (ddy/c1/afi)
MINIM KONSTRIBUSI: Salah satu menara BTS milik perusahaan telepon seluler yang berdiri di Banyuwangi tapi tidak memberikan konstribusi maksimal pada PAD.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Rp 2,375 triliun. Dari komposisi pendapatan daerah dan belanja daerah tersebut, terjadi devisit anggaran sebesar Rp 110,484 miliar. Devisit anggaran tersebut akan ditutup dengan pembiayaan daerah. Postur pembiayaan daerah di tahun 2015 itu terdiri dari penerimaan pembiayaan daerah mencapai Rp 110,484 miliar dan pengeluaran pembiayaan daerah di tahun 2015 diproyeksi kosong. Dalam APBD 2015 yang sudah disahkan, pos belanja tidak langsung Rp 1,678 triliun. Sedangkan
belanja langsung sebesar Rp 697,007 miliar, atau lebih kecil sekitar Rp 1 triliun dibanding belanja tidak langsung. Belanja pegawai menjadi penyumbang terbesar pada postur belanja tidak langsung APBD 2015, yakni mencapai Rp 1,395 triliun. Belanja hibah sebesar Rp 165,497 miliar menempati posisi kedua penyumbang belanja tidak langsung tersebut. Pos belanja tidak langsung APBD 2015 juga terdiri dari belanja bantuan keuangan sebesar Rp 96,318 miliar, belanja
bantuan sosial Rp 13,193 miliar, belanja bagi hasil sebanyak Rp 3,168 miliar, dan belanja tidak terduga sebesar Rp 5 miliar. Sedangkan pos belanja langsung yang jumlahnya mencapai Rp 697,007 miliar terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 67,559 miliar, belanja barang dan jasa sebanyak 360,916 miliar, dan belanja modal mencapai 268,531 miliar. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi, Slamet Kariyono mengatakan, pada tahun 2015 mendatang, n Baca Bangun...Hal 39
Desember, Raperda Kecamatan Rampung
Retribusi PAD BTS Seluler Minim BANYUWANGI - Walau jumlah tower base transceiver station (BTS) milik beberapa perusahaan telekomunikasi menjamur, tapi sumbangan pundi-nya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sangat minim. Pada tahun 2013 lalu kontribusi puluhan tower itu hanya Rp 27 juta. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, (BP2T) Abdul Kadir mengungkapkan, uang tower yang masuk PAD merupakan retribusi atas pengajuan permohonan IMB dan HO di BP2T. Retribusi lain tidak ada. “Harus segera diusulkan raperda tentang retribusi menara telekomunikasi BTS kepada DPRD,” ujar PNS yang pernah menjabat wakil bupati itu kemarin (2/12). Kadir mengatakan, jika ada perda yang mengatur tentang retribusi pajak menara telekomunikasi, maka akan mendongkrak PAD Banyuwangi. Sehingga, pemasukan tidak hanya dari retribusi pengurusan IMB dan HO, tapi juga dari pajak daerah yang harus dibayar pemilik menara telekomunikasi. Pengamat kebijakan publik, Abdul Hafid mengatakan, saat ini tower BTS milik perusahaan telekomunikasi mulai menjamur di wilayah Banyuwangi, terutama Banyuwangi Selatan. Namun, Pemkab Banyuwangi tidak bisa menggali PAD secara maksimal dari tower BTS itu. “ Saya heran kenapa PAD dari retribusi menara BTS tidak maksimal. Padahal, sesuai data dari BP2T, jumlah menara BTS di kabupaten ini mencapai ratusan. Seharusnya penerimaan retri-
Jawa Pos Rabu 3 Desember 2014
teman pansus akan melakukan rapat-rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait,” bebernya. Made berharap, dua raperda yang merupakan bagian dari Program Legislasi Daerah (Prolegda) 2014 tersebut bisa disahkan akhir Desember ini. Seperti diberitakan, rencana Pemkab Banyuwangi membentuk satu kecamatan baru, yakni Kecamatan Blimbingsari tampaknya akan terealisasi tahun 2014 ini. Pemkab Banyuwangi bersama DPRD kini tengah getol membahas raperda yang menjadi payung hukum kecamatan ke-25 di Bumi Blambangan tersebut. Bupati Anas mengatakan, penyusunan raperda pembentukan Kecamatan Blimbingsari bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pendekatan pelayanan publik kepada masyarakat. Tujuan lain, penyusunan raperda itu diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang ada di
daerah Blimbingsari. Sesuai rencana, wilayah Kecamatan Blimbingsari akan terdiri dari sepuluh desa. Sepuluh desa tersebut antara lain Desa Blimbingsari, Desa Kaotan, Desa Watukebo, Desa Gintangan, Desa Bomo, Desa Patoman, Desa Kaligung, dan Desa Karangharjo. Selain itu, ada dua desa lain yang akan masuk menjadi wilayah Kecamatan Blimbingsari tersebut, yakni Desa Badean dan Desa Sukojati. Menurut Anas, Kecamatan Blimbingsari akan berbatasan dengan empat kecamatan lain. Di sebelah utara, Kecamatan Blimbingsari akan berbatasan dengan Kecamatan Kabat, sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Muncar, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Rogojampi dan Kabat. Bupati Anas mengatakan, raperda pembentukan Kecamatan Blimbingsari sudah lama diajukan kepada lembaga dewan n Baca Desember...Hal 39
DOK.RaBa
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jalan Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
RABU 3 DESEMBER
DEWAN PENDIDIKAN
Sertifikasi Segera Cair Untuk Guru Agama SD di Lingkungan Kemenag yang Sempat Nunggak Satu Tahun
ISTIMEWA
WORK SHOP: Sekretaris Dispendik, Syamsul Arifin (kanan) bersama Ketua Dewan Pendidikan, Jhon Hari Santoso (kiri) membuka acara.
31
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2014
SITUBONDO – Tunggakan sertifikasi guru agama sekolah dasar (SD) yang belum terbayar sejak tahun 2013 lalu sudah ada ti-
tik temu. Kasie PAI kantor kementrian agama (Kemenag) Kabupaten Situbondo, Chaironi Hidayat memperkirakan, pada desember ini, tunggakan sertifikasi itu sudah bisa dicairkan ”Alhamdulillah, notifikasi (semacam pemberitahuan) sudah turun. Tinggal menunggu petunjuk operasional, lalu segera bisa dicairkan (tunggakan sertifikasi) itu,” terang Chaironi kepada Jawa Pos Radar Si-
Notifikasi sudah turun, waktu pencairan biasanya tidak akan lama lagi. Tenggat waktu setelah notifikasi turun berkisar antara sepuluh sampai 20 hari. Biasanya tidak lebih dari itu.” Chaironi Hidayat, Kasie PAI kantor Kemenag Situbondo.
tubondo kemarin (02/12). Sebab, kata dia, jika notifikasi tersebut sudah turun, waktu pen-
cairan biasanya tidak akan lama lagi. Tenggat waktu setelah notifikasi turun berkisar antara sepuluh
sampai 20 hari. ”Biasanya tidak lebih dari itu,” imbuh Chaironi. Meski demikian, dirinya tidak bisa memastikan kapan bisa dicairkan. Akan tetapi, ujar lelaki kelahiran Pasuruan itu, saat ini pihaknya sudah mempersiapkan perangkat administrasi penerimaan tunggakan sertifikasi. Seperti rincian yang akan diterima oleh masingmasing guru n Baca Sertifikasi...Hal 37
Gelar Work Shop Tiga Hari SITUBONDO - Dewan Pendidikan Kabupaten Situbondo menggelar work shop pendidikan selama tiga hari berturut-turut. Kegiatan ini dilaksanakan karena menyadari sekolah sebagai sebuah pranata sosial yang bersistem. Itu terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi. Work Shop dimulai tanggal 18 dan berakhir pada 20 November. Temanya adalah, “Penguatan Kelembagaan Membangun Sinergitas Kinerja Antara Kepala Sekolah dan Komite”. Kali pertama, work shop digelar pada 18 Desember di Gedung NU Situbondo. Pesertanya sekitar 500 orang yang terdiri dari kepala sekolah SD, SMP, san SMA serta Ketua Komite SD, SMP dan SMA. Sedangkan work shop kali kedua digelar pada 19 hingga 20 Desember bertempat di Aula STKIP Situbondo n
Air Sungai Meluap, Jalur Pantura Klatakan Macet
KENDIT – Aliran air di sebuah jembatan jalur Pantura di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit meluap hingga menggenangi separuh jalan raya, Selasa pagi (2/12) kemarin. Akibatnya, kendaraan yang lewat tidak bisa melaju dengan lancar. Sehingga, arus lalu lintas diatur dengan menggunakan sistem buka-tutup.
Warga yang berada di sekitar lokasi pun dengan sigap langsung turun ikut membantu mengatur arus lalu lintas. Ini dilakukan agar kendaraan tidak melewati genangan air bercampur lumpur yang ketinggiannya sekitar 20 centimeter. Apalagi, antrian kendaraan mencapai 500 meter dari dua sisi yang berlawanan.
Meluapnya aliran sungai hingga ke jalan raya ini disebabkan hujan yang turun. Narwiyoto, salah satu pengendara yang kebetulan melawati lokasi jalan tersebut, mengatakan jika air meluap akibat adanya gundukan tanah yang mengganggu kelancaran arus air sungai n Baca Air...Hal 37
Baca Gelar...Hal 37
HUT KORPRI
ISTIMEWA
BERSALAMAN: Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba HUT KORPRI
Serahkan Santunan ke Panti Asuhan SITUBONDO – Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Pemkab Situbondo menyerahkan bantuan kepada Panti Asuhan Darul Aytam Desa Talkandang, Kecamatan Situbondo, Senin (02/12) lalu. Ini dilakukan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-43. Penyerahan bantuan ini dilakukan usai pelaksanaan upacara bendera di Alun-alun Situbondo. Bantuan diserahkan oleh perwakilan pengurus Korpri yang langsung dipimpin sang Ketua, Syaifullah. “Kalau nilainya, bantuan ini tidaklah seberapa,” terang Syaifullah saat akan menyerahkan bantuan kepada pengurus Yayasan Darul Aytam. Meski demikian, pria yang juga menjabat sebagai sekda tersebut berharap agar bantuan yang diwujudkan dalam bentuk sembako tersebut bisa memberikan manfaat kepada penghuni panti asuhan. “Kita juga ingin berbagi di hari pertambahan usia Korpri ini dengan memberikan bantuan,” kata Syaifullah n Baca Serahkan...Hal 37
PUNGLI
FREDY RIZKI/JPRS
Basuki
Penarik Pungutan Bantuan Sapi adalah PNS Eks Dinsos SITUBONDO – Janji pemberian bantuan sapi kepada 45 orang warga Dusun Bekoan dan Dusun Cangkring, Desa Curahtatal, Kecamatan Arjasa mendapat tanggapan dari Kepala Dinas Sosial, Basuki. Dia mengaku terkejut menerima informasi yang mengabarkan tiap warga telah dimintai uang Rp 100 ribu. Padahal, program pemberian sapi kepada kelompok masyarakat miskin tersebut hingga kini masih pada tahap sosialisasi. Hewan ternak yang akan diberikan kepada warga pun masih belum ada di Dinsos. “Saya terkejut membaca berita ada penarikan uang sebanyak Rp 100 ribu per kepala untuk calon penerima bantuan. Padahal di dalam program bantuan hewan ternak itu sendiri tidak ada peraturan semacam itu n Baca Penarik...Hal 37 http://www.radarbanyuwangi.co.id
RENDRA KURNIA/JPRS
AIR SUNGAI MELUAP: Kendaraan yang lewat jalur Pantura, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, sekitar satu kilometer dari Hotel San Sui harus berjalan bergantian, Kemarin.
Kisi-kisi Dam Sluice Mulai Dibuka SITUBONDO – Sebanyak lima kisi-kisi pada Dam Sluice, Kelurahan Patokan, Situbondo, akhirnya dibuka sejak siang kemarin (2/12). Ini dilakukan, setelah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksana Jaringan Pemamfatan Air (SNVT PJPA) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Surabaya, turun langsung meninjau lokasi, kemarin (12/02). Sebelum kisi-kisi pada pintu lima dam Sluice dibuka, kepala SNVT PJPA dan Kabid BBWS Brantas bermusyarah dengan warga. Dia menegaskan, lima kisi-kisi akan dibuka dengan
beberapa persyaratan. Dari situ, gabungan pengurus Himpunan Petani Pengguna Air (HIPPA) Daerah Irigasi Sampean Lama Situbondo, menyatakan sanggup untuk melakukan beberapa persyaratan bila kisi-kisi dam Sluice dibuka. “Hasil musyawarah di lokasi tetap sama seperti di kantor SNVT PJPA di Surabaya. Yaitu kisi-kisi tetap dibuka dengan beberapa persyaratan yang harus dilakukan pengurus HIPPA atau para petani,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Situbondo, Yoyok Mulyadi n Baca Kisi...Hal 37
Hasil musyawarah sama seperti di kantor SNVT PJPA di Surabaya. Yaitu kisikisi dibuka dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengurus HIPPA atau para petani,” NUR HARIRI/JPRS
Yoyok Mulyadi, Kepala DBMP
DIBUKA: Sejumlah petugas teknis akan melakukan pemotongan kisi-kisi di Dam Sluice, kemarin (2/12). Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan sekaligus.
Melihat Penambang Manual Batu dan Pasir di Sungai Kalibasian, Jatibanteng
Tak Hanya Harus Bertenaga, Tapi Juga Harus Kuat Dingin Penambang manual atau penambang tradisional batu dan pasir di Sungai Kalibasian, Desa/Kecamatan Jatibanteng terus beraktifitas. Iya, jenis kegiatan penambangan yang seperti ini memang tak dilarang oleh pemerintah. HABIBUL ADNAN, Jatibanteng PAGI itu, sekitar pukul 06.30, di sungai Kalibasian, Desa/Kecamatan Jatibanteng. Saat koran ini dating, terlihat ada dua pemandangan berbeda. Ada orang yang ber-
HABIBUL ADNAN/JPRS
TRADISIONAL: Penambang batu memukul batu yang akan dijadikan batu-batu pecah di Sungai kalibasian, Jatibanteng.
mandikan keringat, ada juga yang menggigil kedinginan. Mereka semua adalah penambang. Lalu kenapa bisa berbeda? Iya, yang berkeringat itu adalah penambang tradisional yang mencari batu dengan cara manual. Sedangkan yang menggigil kedinginan adalah penambang pasir. Kedua pemandangan berbeda itu ditemukan dalam waktu yang bersamaan setiap hari di sungai Kalibasian, Desa/Kecamatan Jatibanteng. ”Di sini banyak penambang manual. Dan mereka bekerja tiap hari,” kata Wahyu, warga Dusun Dau, Desa Jatibanteng. Dalam melakukan pekerjaannya, mereka meggunakan alat yang berbeda. Untuk penambang batu,
misalnya. Mereka harus menyediakan palu berukuran besar. Ini digunakan untuk mengahantam batu agar berkeping-keping. Selain itu mereka juga menggunakan linggis. Linggis ini digunakan untuk mencongkel batu yang ada di bawah tanah. Biasanya, penambang batu ini harus orang yang punya tenaga kuat. Bagi orang yang sudah tidak energik, untuk mengumpulkan kepingankepingan batu akan lebih lama. Yang masih bertenaga, akan memilih menghantam batu yang besar. Sedangkan bagi penambang batu yang tenaganya sudah berkurang akan memilih memukul batu kecil n Baca Tak Hanya...Hal 37 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
SITUBONDO SEKITAR Pungli Uang PSKS Hanya Salah Paham
32
Jawa Pos
R A D A R
HABIBUL ADNAN/JPRS
WASPADA: Petugas BPBD memasang baliho peringatan rawan bencana banjir di salah satu jembatan yang melewati jalur pantura, kemarin.
BPBD Memasang Baliho Peringatan Bencana SITUBONDO – Curah hujan cukup tinggi yang mulai mengguyur Kabupaten Situbondo membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mengambil sikap waspada. Salah satu langkah yang ditempuh adalah meminta warga untuk berhati-hati dengan bencana. Caranya, BPBD kemarin (02/12) memasang baliho rawan bencana di sejumlah titiktitik strategis. Di semua titik di Kabupaten Situbondo, terpasang empat baliho dengan uku-
ran 1 x 6 meter. Di wilayah timur Kota Santri terpasang di depan Pasar Asembagus. Kemudian di wilayah barat dipasang di dekat Alun-alun Besuki. Dua baliho lainnya terpasang di tengah kota Situbondo, yaitu satu baliho ditempatkan di pojok timur Alun-alun kota. Satu baliho lagi dibentangkan di jembatan kembar Sumberkolak, Situbondo. Kepala BPBD Kabupaten Situbondo, Zainul Arifin mengatakan, pemasangan baliho itu bertujuan untuk memberi-
CAGAR BUDAYA
BPCB Mojokerto akan Segera Turun di Situbondo SITUBONDO – Keinginan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Whirabumi agar pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Situbondo ikut serta dalam menyelamatkan kawasan situs cagar budaya Situbondo akan menjadi kenyataan. Pertemuan LSM yang bergerak di bidang kecagarbudayaan ini dengan bupati beberapa lalu, segera membuahkan hasil. Surat yang dikirim oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disperbudpora) ke Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) di Mojokerto beberapa waktu akan segera mendapatkan jawaban. ”Informasi yang saya terima, surat balasan hari ini (kemarin) sudah digarap,” ujar Agus Sodu, ketua LSM Wirhabumi. Dengan adanya balasan dari BPCB itu, kata Agus, tim dari BPCB akan turun ke Situbondo untuk mengunjungi beberapa lokasi yang sudah ditetapkan sebagai kawasan situs cagar budaya. ”Selain itu akan ada juga wilayah yang akan ditetapkan sebagai kawasan situs cagar budaya,” ujar warga Desa Perante, Kecamatan Asembagus itu. Agus menambahkan, saat ini, BPCB meminta pihaknya untuk melengkapi data-data situs cagar budaya yang ada di Situbondo yang pernah diajukan. ”Sehingga BPCB nanti tahu tempat yang akan dikunjungi,” terangnya. Sekedar informasi, beberapa waktu lalu, LSM Wirhabumi bertemu secara langsung dengan Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto. Selain bertemu Bupati, saat itu mereka juga menemui Kepala dinas pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga (Disparbudpora), Tulus Prijatmadji. Kepada bupati dan Kadisparbudpora, LSM Wirhabumi meminta agar pemerintah mengirimkan surat ke BPCB untuk segera turun ke Situbondo. Hal itu dilakukan agar pemerintah ikut berpartispasi menyelamatkan kawasan situs cagar budaya n Baca BPCB...Hal 37
kan peringatan kepada masyarakat terhadap bahaya bencana alam pada musim hujan ini. ”Termasuk yang perlu diwaspadai adalah banjir. Sebab, banjir sewaktu-waktu datang. Buktinya, baru beberapa hari hujan, sudah terjadi banjir dibeberapa tempat di Situbondo,” ujar Zainul. Dia mengatakan, masyarakat harus segera waspada terhadap bencana alam yang satu itu. ”Itu harapan kita sehingga sampai memasang baliho dibeberapa tempat,” imbuh orang nomor sa-
Rabu 3 Desember 2014
S I T U B O N D O
tu di lingkungan BPBD itu Menurut Zainul, bencana alam yang perlu diwaspadai pada musim hujan saat ini tidak hanya bencana banjir saja. Akan tetapi ada kemungkinan terjadinya bencana alam yang lain. Seperti, angin puting beliung, tanah longsor dan gelombang rob. ”Di Situbondo semua bencana alam itu bisa terjadi,” katanya. Zainul menambahkan, pada baliho yang dibentangkan itu berisi peringatan tentang ancaman musim hujan yang me-
nimbulkan bencana. Dalam baliho itu juga dipasangkan nomor telepon yang bisa dihubungi masyarakat. ”Masyarakat langsung bisa menghubungi kami lewat nomor itu,” terangnya. Mantan Sekretaris KPU itu menyarankan kepada semua masyarakat agar segera melapor ke BPBD jika terjadi bencana alam. Dia mengatakan, jika masyarakat bisa lebih cepat melapor, tentu tidak akan menimbulkan korban jiwa. ”Paling tidak meminimalisir timbulnya korban,” pungkasnya. (bib/pri)
PANJI – Mencuatnya kasus pemotongan bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, terjadi karena salah paham. Salah seorang warga penerima PSKS yang sempat mengaku uangnya dipotong oleh ketua RT-nya, ternyata justru memberikan uangnya sebagai ungkapan rasa terima kasih. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara warga yang sempat mengaku dipotong dengan ketua RT berinisial AG, di kantor Desa Curah Jeru, kemarin (2/12). “Sebenarnya bahasanya bukan dipotong. Tetapi saya memberikan uang Rp 15 ribu dengan ikhlas. Jadi uang saya, saya potong sendiri,” kata warga yang namanya tidak mau disebut itu, dengan bahasa Madura yang kental. Berawal dari itulah kemudian muncul isu adanya pemotongan dana PSKS di Desa Curah Jeru. Bahkan, warga tersebut juga sempat menyebut adanya dua orang yang menyuruh. Hal ini pun, diakui sebagai pengucapan kalimat yang tidak tepat kepada wartawan. “Pak RT disuruh (melakukan pungli) pak kampung itu juga bukan (begitu). Justru, saya menyuruh atau meminta Pak RT untuk menyampaikan terima kasih kepada Pak Kampung,” papar warga yang sehari-harinya menjadi abang becak itu. Sementara itu, ketua RT berinisial AG mengaku terkejut dengan adanya pemberitaan di media massa yang mengabarkan bahwa dirinya meminta potongan dana PSKS kepada warga. RT yang bersangkutan mengaku tidak tahu-menahu karena pada saat datang ke rumah warga, memang langsung diberi uang Rp 15 ribu. “Datang ke rumah warga saya untuk mengantarkan undangan. Tidak minta uang apalagi sampai memotong (uang PSKS). Warga saya malah memberi dan titip salam kepada pak kampung,” katanya. Ditambahkan, adanya kabar pemotongan yang sempat mencuat itu, oleh dirinya langsung disampaikan kepada pihak desa. Dari situ, ketua RT tersebut justru mendapat tugas untuk mencari benar tidaknya kasus pemotongan dana PSKS yang sempat beredar. “Saya lapor ke desa, saya malah ditugasi untuk mencarinya. Saya cari-cari, ya tidak ada pemotongan,” pungkasnya. Diberitakan beberapa waktu lalu, berdasar penyampaian seorang warga, kasus pemotongan dana PSKS terjadi di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji. Warga tersebut mengaku didatangi oleh ketua RT dan meminta uang Rp 15 ribu untuk diberikan kepada Pak Kampung. (rri/pri)
LANGGANAN RADAR SITUBONDO
Hubungi:
0338 - 671982
Stok Kian Terbatas Harga Cabai Semakin Pedas PANJI – Harga bumbu dapur jenis cabai rupanya semakin pedas saja. Bagaimana tidak, Selasa (2/12) harga cabai rawit sudah menyentuh Rp 70 ribu perkilogramnya. Padahal, dua minggu yang lalu harganya masih berkisar antara Rp 48 ribu sampai Rp 50 ribu. Hal tersebut tentu saja semakin membuat ibu-ibu yang berbelanja harus mengurangi jatah mereka. Menurut Sumanik, 55, salah satu pedagang di Pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, naiknya harga tersebut terjadi karena langkanya jumlah barang di pasaran. Banyak dari cabai lokal Situbondo yang dijual ke luar daerah. Sehingga, stok di dalam kabupaten sendiri tinggal sedikit. Cabai merah pun ternyata tak mau kalah. Meski tidak terlalu banyak, harganya pun naik dibandingkan dari harga sebelumnya. Saat ini cabai merah besar dijual pedagang seharga Rp 55 ribu per kilogramnya, naik Rp10 ribu dari harga sebelumnya. Tak hanya harga cabai yang naik, beberapa sayur mayur rupanya juga mengikuti langkah bumbu pedas itu. Untuk tomat,
harga naik menjadi Rp.9000 perkilogramnya dari harga sebelumnya Rp.6000. Yang paling tinggi, yaitu sayur buncis yang harganya naik lebih dari dua kali lipat. Yaitu dari harga sebelumnya Rp.6000 menjadi Rp.15 ribu per kilogramnya. Sedangkan untuk sayur lain harganya tetap naik dari kisaran Rp.1000 hingga Rp.2000 perkilogramnya. “Sekarang pembeli semakin mengurangi jumlah belanjanya, kalau awal-awal dulu dari sekilo beli setengah kilo, sekarang mereka beli seperempat kilo,” jelas Sumanik. Jika penyebab tingginya harga cabai adalah karena langkanya stok di pasaran, maka harga sayuran berbeda lagi. Sayuran yang kebanyakan diambil dari luar kota seperti Bondowoso, Probolinggo dan Batu ini harus dibeli pedagang lebih mahal. Belum lagi jika sayur tersebut tidak segera laku sehingga banyak yang rusak, maka harganya akan semakin mahal. “Rasa cabai sekarang tidak sepedas cabai dulu, biasanya beli cabai banyak sekarang harus sedikit , jadi masakan kurang pedas,” ujar Nisa, 34, salah sa-
FREDY RIZKI/JPRS
TERUS NAIK: Seorang pedagang melayani pembeli bumbu dapur dan sayuran di Pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, Kemarin (2/12).
tu pembeli di Pasar Mimbaan. Sementara itu, meski harga bumbu dapur dan sayuran sedang mengalami kenaikan sig-
Musim Hujan, Musim Menanam KAPONGAN - Musim hujan yang mulai mengguyur Kota Situbondo benar-benar dimanfaatkan para petani dengan maksimal. setelah selama beberapa bulan dilanda kesulitan air akibat musim kemarau panjang, sejak lima hari yang lalu para petani mulai menanam padi dan menyiangi tanaman padinya. di Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan para petani mulai menanam padi di sawah-sawah yang telah panen satu bulan lalu. “ Mumpung airnya banyak, para petani segera menanam padi, apalagi padi muda butuh banyak air,” kata Fathur salah satu petani di wilayah tersebut. (fre/pri)
nifikan, harga daging rupanya masih terbilang stabil. Di lokasi yang sama, pedagang mengatakan jika harga ayam masih se-
putar Rp 24 ribu sampai Rp.26 ribu. Sedangkan harga daging sapi masih stabil di kisarang Rp.95 ribu sampai Rp.100 ribu.(fre/pri)
IKLAN JITU TANAH Djl Tanah Kv Melati gg 6 sisa 1 unt L 170m2 Bisa Byr cicil H.082121957957 Djl Tanah 2 Kapling L.440m2 Blkg K.Dinsos Jl. Anggrek Stb. Nego Hub. 08563639318
MOBIL Djl.Timor Dohc98 SIlver (L) Brg Istmw ori luar dlm 55 jt.Hub 082337191090
STNK Hlg. STNK Nopol. N7369NF an. Chandra Irawan. Jl.Yos Sudarso No.12. Probolinggo
BPKB Hlg. BPKB No. G 0393746 J an. Anggi Hardiyan Purnama Besuki - Situbondo
36
DAERAH SEKITAR Pramono Masuk Rumah Sakit Jiwa R A D A R
CLURING
Jawa Pos
Rabu 3 Desember 2014
B A N Y U W A N G I
ISTIMEWA
SERAHKAN HADIAH: Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi, M. Kayun menyerahkan piala kepada klub pemenang.
Sepak Bola Benculuk Cup Berlangsung Sukses
PERHELATAN sepak bola Benculuk Cup di Kecamatan Cluring yang dihelat mulai awal Oktober sampai Desember 2014 di stadion Benculuk, mencapai puncaknya kemarin. Babak final mempertemukan PS Arvel Sembulung, Kecamatan Cluring, melawan PSB Benculuk. Pada pertandingan yang dipimpin wasit Didik, Pengawas Pertandingan Bagong Wahyudi, dan panpel Takin itu, PS. Arvel Sembulung berhasil menjadi yang terbaik setelah menang 1-0 atas PSB benculuk. Sehingga PSB Benculuk harus puas dengan meraih juara kedua. Sedangkan juara 3 diraih PS. Plampang, Kecamatan Cluring, yang berhasil mengatasi perlawanan PS Printis Srono, Kecamatan Srono. “Itu Hasil akhir dari pertandingan selama 72 hari,” kata Ketua Asskab Banyuwangi, M. Kayun. Kayun mengatakan, mulai pertandingan pertama sampai akhir, sudah beberapa tim yang telah bertanding dengan waktu selama 72 hari. “Yang membuat kami bangga, semua klub bermain secara profesional,” katanya. Dia menyebutkan, peserta turrnamen sepak bola Benculuk Cup ini diikuti 64 peserta dan berasal dari berbagai klub se-Banyuwangi. Kayun sangat mendukung adanya pelaksanaan Benculuk Cup ini. Dia menilai, turnamen ini akan membangkitkan prestasi olahraga, khususnya di bidang sepak bola. “Setelah pertandingan selesai, dilakukan penyerahan Piala Benculuk Cup oleh camat, polsek, dan ketua Asskab PSSI Banyuwangi,” pungkas Kayun. (adv/als)
SUMBERSARI
Tantang Security, Maling Helm Bengep SALAH satu ‘penyakit’ yang diduga sering mencuri helm di kawasan kampus kemarin tertangkap. Adalah Zainal Arifin, 25, warga Jl Danau Toba Sumbersari yang kepergok mencuri helm di parkiran Fakultas Tekhnologi Pertanian (FTP) Unej, (1/12). Namun aksinya dipergoki security hingga dia menjadi bulan-bulanan warga yang kesal. Saat diamankan, pelaku sempat berontak dan melawan. Setelah kedua tangannya diborgol, pelaku akhirnya pasrah dan mau diangkut ke Polsek Sumbersari. Selain mengamankan pelaku, polisi juga juga menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya helm merk TNK, sebilah JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN PENCURI HELM: Tersangka pisau, serta motor Beat P Ahmad saat dikeler ke Mapol- 6236 SM yang digunakan sebagai sarana. Setelah sek Sumbersari. menjalani pemeriksaan, penyidik langsung menetapkan Arif sebagai tersangka. Berdasarkan informasi di lapangan, tersangka menjalankan aksinya sendirian. Saat itu, tersangka mencuri helm milik mahasiswi bernama Silvia Nur Arifin, 20 warga Desa Kertosari, Pakusari. Namun aksi tersangka dipergoki security kampus. Saat ditegur, tersangka yang sedang dalam pengaruh miras, bukannya kabur. Tersangka sambil mengambil pisau dari balik bajunya dan menantang satpam. Security pun memanggil bantuan termasuk mahasiswa dan warga sekitar. Akhirnya tersangka berhasil dibekuk setelah melalui pergumulan.(jum/wah/jpnn/aif)
JEMBER
Anggota DPRD Gianyar yang Jadi Tersangka Korupsi GIANYAR - Panggilan kedua yang dilayangkan Kejari Gianyar untuk tersangka kasus korupsi dana bansos Ngakan Putu Tirta Pramono kembali tidak membuahkan hasil. Sebab, oknum anggota DPRD Gianyar, itu lagi-lagi tidak memenuhi panggilan penyidik Kejari Gianyar. Ngakan Kompyang Dirga, pengacara tersangka mengatakan, kliennya tidak bisa datang karena dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli untuk perawatan oleh keluarganya. Pantauan di Kejari Gianyar menunjukkan, tanda-tanda bakal hadirnya politisi PDIP itu sebenarnya pagi harinya cukup kencang berembus. Sebab, salah seorang jaksa yang sempat menghubungi pengacara tersangka menyebutkan jika pria tersebut bakal hadir. Namun, menejlang siang justru kabar sebaliknya yang datang. Sebab, ketika dihubungi untuk kali kedua, pengacara Pramono mengatakan, jika kliennya tidak bisa datang ke Kejari Gianyar. Kabar itu pun akhirnya terjawab setelah dua pengacara tersangka masing-masing Ngakan Kompyang Dirga dan Ngakan Putu Putra Ariana tiba berdua di Kejari Gianyar sekitar pukul 13.00. Kehadiran mereka sekaligus memberitahukan jika kliennya tersebut tidak bisa memenuhi panggilan kejaksaan. Lantarn sejak pagi kemarin Pramono disebutkan menjalani pemeriksaan di RSJ yang ada di Bangli. ”Hari ini klien kami memang tak bisa datang. Karena tadi apgi oleh keluarganya
dia dibawa ke RSJ Bangli untuk perawatan,’’ kata Ngakan Kompyang Dirga ketika keluar dari ruangan penyidik Kejari Gianyar. Dalam kesempatan kemarin, dia menjelaskan menegnai kondisi kejiwaan yang dialami kliennya tersebut. ”Bahkan menurut dia, Pramono memiliki rekam jejak menegnai gangguan kejiwaan yang dialami sejak 2008 silam. ”Rekam jejak memang ada ganguan psikis. Dia berubah sejak tahun 2008. Itu ada rekam medisnya, kok. Pokoknya mentalnya,’’ katanya. ”Sejak dua hari lalu dia terus mengigau dan ngomongnya juga kacau dan mengamuk. Makanya tadi pagi oleh keluarganya dia dibawa ke RSJ Bangli. Saat ini dia masih observasi,’’ sambungnya. Ditanya apakah dia sempat melihat kliennya tersebut saat di RSJ Bangli, pria ini menyatakan belum melihat langsung. Tapi sekitar dua hari lalu dia sempat dihubungi dan Pramono mengaku bingung. ”Jadi, itu komunikasi saya terakhir, karena tadi pagi keluarganya yang bilang jika sudah dibawa ke RSJ Bangli,’’ terangnya seraya mengatakan jika kliennya tersebut menjadi salah satu pasien dari psikolog kondang LK Suryani. Lalu bagaimana dengan pemanggilan jaksa terhadap kliennya itu? ”Kalau itu kewenangan jaksa. Apakah aka nada pemanggilan lanjutan atau tidak,’’ pungkasnya. Mendapat penjelasan seperti itu, jaksa Kejari Gianyar pun tidak tinggal diam. Bahkan, sore kemarin beberapa jaksa dipimpin Kasi Intel Widi Wicaksono langsung meluncur ke RSJ Bangli. Ini dilakukan guna memastikan keberadan tersangka pasca ketidakhadirannya untuk kali kedua pemanggilan. (wid/yes/jpnn/aif) RADAR BALI/JPNN
Ambulu dan Wuluhan Awali Penyaluran
HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN
EKSOTIK: Kawasan kawah Ijen yang kian diminati pengunjung, terutama kalangan wsiman.
Pendapatan Ijen Naik Drastis
JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN
TERJEBAK BANJIR: Seorang polisi mendorong angkutan kota yang mogok di Jl Hayam Wuruk, Jember kemarin.
Banjir Lumpuhkan Jalan Hayam Wuruk INI baru banjir “pemanasan”, Bung! Banjir di Jl Hayam Wuruk kemarin (1/12) benar-benar merepotkan ribuan warga Jember. Bukan hanya pengguna jalan, melainkan sejumlah warga yang rumahnya terendam banjir. Intensitas hujan yang turun sejak dinihari hingga sekitar pukul 09.30 itu sebenarnya tidak terlalu deras. Tetapi, karena cukup lama dan proyek saluran di kawasan itu belum selesai, banjir akhirnya melumpuhkan Jl Hayam Wuruk. Puluhan petugas Satlantas Polres Jember, Dinas Perhubungan (Dishub) Jember, Dinas PU Bina Marga Jember, Dinas PU Pengairan Jember, dikerahkan ke lokasi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan banjir di kawasan itu. Petinggi sejumlah instansi tersebut turun langsung memimpin anak buahnya, seperti Kasatlantas AKP Mario Prahartinto, Kepala Dinas PU Bina Marga Rasyid Zakaria, dan Kepala Dinas PU Pengairan Joko Santoso. (ram/jum/har/jpnn/aif)
BONDOWOSO – Pesona Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen di Sempol masih menjadi magnet besar bagi wisatawan. Bahkan meski tarif masuk ke kawasan Ijen dinaikkan, namun tak berpengaruh terhadap banyaknya kunjungan. Kenaikan tarif yang diterapkan sejak Agustus itu membuat pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari Ijen melonjak drastis. Sunandar Trigunajasa, kepala BKSDA Wilayah III Jember selaku pemangku TWA Kawah Ijen
menjelaskan, kenaikan tarif masuk ke Ijen tidak mempengaruhi volume kunjungan wisatawan. Dia menambahkan, pasca kenaikan tarif masuk itu, PNBP dari Ijen memang mengalami kenaikan yang cukup drastis. Jika sebelumnya pendapatan hanya berkisar Rp 350 juta dalam satu tahun, kini pihaknya menargetkan bisa mencapai Rp 2,5 miliar dalam setahun. Karcis masuk untuk rombongan pelajar mahasiswa minimal 10 orang maupun pengunjung umum
dipatok Rp 100 ribu per orang. Sedangkan tarif pada hari libur menjadi Rp 150 ribu per orang. Sementara itu, tarif masuk pelajar atau mahasiswa minimal 10 orang dipatok Rp 3 ribu per orang. Sementara pada hari libur naik menjadi Rp 4.500 per orang. Untuk tarif wisatawan lokal yang masuk kategori umum lebih mahal. Pada hari-hari biasa dipatok Rp 5 ribu per orang. Sementara pada harihari libur naik menjari Rp 7500 per orang. (esb/sh/jpnn/aif)
JEMBER – Kantor Pos Besar Jember akhirnya mulai menyalurkan Program Simpanan kesejahteraan Sosial (PSKS) atau dana kompensasi kenaikan harga BBM. Di hari pertama kemarin (1/12), kantor pos menargetkan penyaluran pada 10.333 rumah tangga sasaran (RTS) di Ambulu dan Wuluhan. Tetapi, penyaluran dana kompensasi harga BBM itu belum diikuti pembagian tiga kartu sakti Jokowi. Wahyudi Aziz, kepala Kantor Pos Jember mengatakan, pihaknya sengaja mulai melakukan pencairan dana PSKS lebih dulu. Jumlah penerima dana PSKS di Ambulu sebanyak 5.175 RTS dan Wuluhan sebanyak 5.158 RTS. “Petugas memang langsung datang ke desa-desa di dua kecamatan ini,” ungkapnya. Hal ini untuk memudahkan bagi penerima melakukan pencairan. Di hari pertama kemarin, berdasarkan pantauan Wahyudi, penyaluran dana kompensasi itu disambut antusias masyarakat. “Namanya ada bantuan, pasti diserbu masyarakat,” katanya. Seperti di Balai Desa Ambulu, warga yang mendapatkan undangan langsung hadir di lokasi. Meskipun warga yang hadir cukup banyak, namun tidak sampai terjadi kericuhan. “Berdasarkan pantauan saya di Desa Ambulu, semuanya berjalan lancar dana aman,” ujarnya. Wahyudi menjelaskan, pencairan dana PSKS di dua kecamatan wilayah Jember selatan tersebut berjalan lancar dan tertib. Tetapi, dia belum mendapatkan data berapa RTS di dua kecamatan itu yang belum mengambil dana bantuan. Dalam penyaluran dana tersebut, warga yang mendapatkan dana PSKS harus menunjukkan kartu pengaman sosial (KPS) sebagai syarat untuk mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 200 ribu per bulan. “Tapi ini diberikan langsung dua bulan, sehingga menerima Rp 400 ribu,” ungkapnya. (ram/har/jpnn/aif)
Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya SUMBERSARI – Peringatan hari AIDS Internasional yang jatuh 1 Desember diperingati oleh berbagai kalangan. Salah satunya adalah komunitas sepeda low rider Jember. Komunitas tersebut selain menyebarkan leaflet tentang HIV/AIDS, juga mengajurkan untuk menjauhi penyakitnya, bukan pengidapnya. Acing, salah seorang anggota komunitas tersebut mengatakan, kampanye tersebut melibatkan anggota komunitas dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di pendampingan ODHA. Sehingga, selain menebarkan pamflet HIV/AIDS, juga ada periksa gratis. “Dari LSM yang akan memeriksa,” kata dia. Menurutnya, kegiatan kampanye yang dia-
dakan di depan pintu masuk Unej tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat. Jika ODHA membutuhkan perhatian, bukan ditinggalkan. “Karena mereka masih kurang paham dengan HIV,” tambahnya. Akibatnya, kata dia, pengidap HIV/AIDS selalu dijauhi bahkan dikucilkan. Padahal, penyakit tersebut tidak menular secara langsung. “Sehingga, masyarakat perlu tahu itu,” ujarnya. Dia menambahkan, rangkain acara kampanye tersebut dimulai dengan menyebarkan pamflet tentang HIV/AIDS kepada masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan gratis dan konvoi bareng ke alun-alun. (gus/wah/jpnn/aif)
BAGUS SUPRIADI/RADAR JEMBER/JPNN
DEMI SESAMA: Anggota komunitas low rider Jember memperingati hari AIDS sedunia di depan kampus Unej, kemarin.
Jawa Pos
Rabu 3 Desember 2014
SAMBUNGAN R A D A R
37
S I T U B O N D 0
Minta SKPD Pantau Proses Normalisasi n AIR... Sambungan dari Hal 31
Pria yang juga anggota komisi II DPRD Situbondo ini berdalih luberan air ini diakibatkan proses normalisasi sungai yang setengah-setengah. “Padahal musim hujan baru saja datang tapi air sudah meluber sebanyak itu. Padahal ke depan, curah hujan semakin tinggi. Apa jadinya nanti? Tegasnya dengan nada kecewa. Politisi PDI Perjuangan ini beranggapan, para pihak yang menggarap proses normalisasi hanya mengambil keuntungan saja dari kegiatan tersebut. Tetapi mereka tidak memperdulikan imbas setelah mengambil batu
dari sekitar wilayah aliran sungai. “Lebih baik untuk selanjutnya proses normalisasi ditangani pemerintah, bukan umum atau swasta. Ini agar lebih peduli terhadap lingkungan, tidak hanya mengambil untung, setelah itu pergi begitu saja,” jelas Narwiyoto. Sementara itu, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo langsung turun ke lokasi. Bahkan tim dari Bina Marga dan Pengairan Pemkab Situbondo juga hadir dengan membawa alat berat. Tujuannya, untuk memperbaiki atau membersihkan segala penghalang yang membuat arus air sungai tidak berjalan lancar. Alat tersebut kemudian menge-
ruk gundukan tanah. Kepala BPBD Situbondo, Zainul Arifin, saat ditemui koran ini mengaku jika timnya selalu memantau lokasi yang menjadi titik rawan banjir. Terutama di wilayah jalan pantura yang meliputi Kecamatan Kendit, Kecamatan Bungatan, Kecamatan Besuki dan Kecamatan Banyuglugur. “Wilayah-wilayah itu yang sering menjadi langganan banjir musiman,” terangnya. Zainul juga mengingatkan agar warga selalu mempersiapkan diri atau waspada terhadap datangnya bencana, terutama mereka yang bermukim di dekat sungai besar. Untuk masalah normalisasi yang dilakukan pihak swasta, Zainul
mengaku kurang mengetahui karena pihaknya tidak mengurusi hal tersebut secara teknis. BPBD, kata Zainul, hanya bereaksi untuk menangani masalah bencana yang terjadi. Namun dirinya meminta kepada beberapa dinas terkait yang menangani program normalisasi, agar dapat memantau aktifitas tersebut, supaya tidak berimbas kepada lingkungan. “Musim hujan masih panjang, jadi warga harus mempersiapkan kondisi jika terdapat indikasi akan terjadinya banjir atau longsor yang lebih besar, mereka dapat segera melaporkan ke BPBD, supaya dapat dipantau dan cepat ditangani saat terjadi banjir,” kata Zainul.(fre/pri)
Total Keseluruhan yang Belum Cair Rp 17 Miliar n SERTIFIKASI... Sambungan dari Hal 31
”Kita sudah persiapkan semua berkas-berkas itu. Tinggal diprint saja,” imbuh mantan kepala KUA Banyuglugur itu. Diberitakan sebelumnya, mayoritas guru sertifikasi un-
tuk guru agama SD di Situbondo angkatan 2012 dan angkatan di bawah 2012 pada anggaran 2013 tidak terbayar. Bahkan, untuk angkatan tahun 2012 tidak terbayar satu tahun penuh pada anggaran 2013. Sedangkan untuk guru sertifikasi angkatan di bawah 2012
yang juga untuk anggaran 2013 rata-rata yang belum terbayar lima bulan. Ada sekitar 400 lebih guru sertifikasi yang ada di Kabupaten Situbondo (PNS maupun non PNS) yang menjadi korban dari tunggakan gaji sertifikasi ini. Total gaji sertifikasi yang tidak
terbayar itu keseluruhan mencapai sekitar Rp 17 miliar. Penyebab dari tunggakan gaji sertifikasi guru agama SD itu karena kurangnya ploting anggaran dari pusat. Sehingga, sebagian besar guru sertifikasi pada tahun 2013 tidak dibayar. (bib/pri)
Kisi-Kisi Dipotong Satu Persatu n KISI... Sambungan dari Hal 31
Dia mendampingi para petani di dam Sluice. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi gabungan pengurus HIPPA dan petani, yakni harus bekerja bakti apabila ada sampah yang masuk ke sungai setelah kisi-kisinya dibuka. Persyaratan itupun diamini oleh gabungan HIPPA. “Jangankan sampah, bangkai saja akan tetap diangkat oleh petani,” kata ketua gabungan HIPPA, Supiyono. Kepala SNVT PJPA Surabaya, Ahmad Fauzi mengatakan, pembukaan lima kisi-kisi tersebut dilakukan berdasar permintaan para petani yang mengeluhkan kecilnya air apabila ada sampah yang menyumbat
pada kisi-kisi. “Petani menuntut agar kisi-kisi dilepas, ya kita lepas,” kata Ahmad Fauzi, saat memantau proses pelepasan kisi-kisi Dam Sluice. Dia menjelaskan, pembangunan kisi-kisi dam Sluice tujuannya untuk kepentingan masyarakat. Akan tetapi, karena dianggap merugikan para petani, maka kisi-kisi dibuka juga untuk kepentingan masyarakat. “Kita sudah menjelaskan dampak-dampak dibukanya kisi kisi, dan petani siap menanggung resikonya. Misalnya, jika ada sampah, petani harus gotong royong membersihkannya,” terangnya. Dengan keputusan dibukanya lima kisi-kisi pada Dam Sluice, maka kisi-kisi pada dam Sampean Lama, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo tidak bo-
leh dibuka. Sebab jika kisi-kisi pada dam Sampean Lama dibuka, maka sampah-sampah akan masuk ke dalam kota. “Untuk kisi-kisi yang di atas (dam Sampean lama) tidak boleh dibuka, kalau dibuka sampah akan masuk ke pintu lima (dam Sluice) dan itu yang berbahaya,” pungkasnya. Pantauan wartawan koran ini, setelah pihak SNVT PPJA dan BBWS Brantas meninjau lokasi, kisi-kisi pada dam Sluice langsung dibuka. Bangunan kisi-kisi yang melekat pada dam dan dibangun secara permanen, nampak cukup sulit untuk dilepas oleh petugas. Sejumlah pekerja teknis harus menggunakan semacam alat las besi untuk memotong kisi-kisi tersebut. Besarnya air serta medan yang
cukup membahayakan membuat petugas teknis harus berhati-hati. Akhirnya kembali dilakukan musyawarah karena pemotongan diperkirakan akan membutuhkan waktu lama. Salah satu keputusannya, pemotongan kisi-kisi penyaring sampah tidak bisa dilakukan sekaligus. Tapi satu persatu, hingga selesai. Diberitakan sebelumnya, gabungan HIPPA Daerah Irigasi Sampean Lama Situbondo yang didampingi kepala DBMP, mendatangi kantor SNVT PPJA di Surabaya, meminta kisi-kisi dam Sluice dibuka. Para petani mengeluh adanya kisi-kisi pada Dam Sluice justru membuat sampah menumpuk dan menyumbat aliran air sungai yang masuk ke sawah-sawah. (rri/pri)
ISTIMEWA
AKTIF: Salah seorang peserta work shop menyampaikan pertanyaan.
Komite Sekolah Berjalan Mandiri n GELAR... Sambungan dari Hal 31
Ketua Dewan Pendidikan Situbondo, Jhon Hari Santoso, menerangkan komponen utama sekolah adalah siswa, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, kurikulum, serta fasiltias pendidikan. Selain itu, pemangku kepentingan (stakeholder) juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu perangkat pelaksana sistem pendidikan, suatu wadah yang menampung aspirasi masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. “Perangkat atau wadah inilah yang disebut sebagai Komite Sekolah (school board). Komite Sekolah merupakan wakil bagi masyarakat atau orangtua/wali murid yang menjadi mitra bagi sekolah dalam membantu penyelenggaraan program pendidi-
kan,” paparnya. Berbeda dengan organisasiorganisasi sebelumnya, yaitu POMG dan BP3, Komite Sekolah memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi. POMG dan BP3 bertugas membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, khususnya dalam bidang pendanaan. “Dalam arti, kedua organisasi tersebut baru bergerak apabila sekolah membutuhkan peranannya,” papar Jhon. Lebih jauh dia menerangkan, dalam Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dijelaskan peran Komite Sekolah tidak sekedar membantu sekolah dalam penggalangan dana. Komite sekolah mempunyai peran yang jauh lebih luas. Diantaranya, pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Selain itu juga sebagai pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financi-
al, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. Komite sekolah juga sebagai pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. Demikian juga peranannya sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif ) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif ) dengan masyarakat. Untuk menjalankan peran yang demikian besar, kata mantan Ketua STKIP PGRI Situbondo tersebut, Komite Sekolah berjalan secara mandiri. Dalam artian, tidak di bawah koordinasi kepala sekolah. Melainkan berkerjasama dengan kepala sekolah untuk memajukan sistem pendidikan di sekolahnya. “Perbedaan prinsip antara BP3 dengan Komite Sekolah adalah dalam peran dan fungsi, keanggotaan serta dalam pemilihan dan pembentukan kepengurusan,” paparnya. (pri)
Harap Pelayanan PNS Semakin Baik n SERAHKAN... Sambungan dari Hal 31
Dalam acara ramah tamah tersebut, pengurus Korpri Pemkab Situbondo tidak hanya ditemui oleh pengurus yayasan, tapi juga ditemui para penghuni Darul Aytam. Bahkan, pertemuan tersebut juga dimanfaatkan untuk menyampaikan keluh kesah. Misalnya saja masalah pelayanan kesehatan untuk warga panti asuhan. Sekda pun menyanggupi untuk memfasilitasi. Ketua Korpri Pemkab Situbon-
do, Syaifullah mengungkapkan, dalam memperingati HU T Korpri, ada banyak rangkaian acara yang dilakukan. Diantaranya lomba masak antar pejabat yang melibatkan suamiistri. Jalan sehat, serta lomba balap karung. “Juga ada lomba karya tulis ilmiah yang membahas tentang PDAM. Ada lima karya tulis terbaik yang diberi penghargaan langsung oleh Bapak Bupati. Kemudian ada acara lomba adzan, yang selanjutnya HUT Korpri ini ditutup dengan zi-
arah bersama serta memberi santunan kepada anak yatim,” terang Syaifullah. Dengan adanya HUT Korpri, kata Syaifullah, pihaknya berharap bisa menumbuhkan kedekatan emosional antar pegawai. Tujuannya, tidak lain yaitu agar seluruh pegawai bisa meningkatkan kinerjanya. “Tujuannya untuk menumbuhkan tali silaturrahmi. kinerja pegawai bisa semakin meningkat. Sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin baik,” paparnya. (pri)
Sesalkan Pungutan Kepada Warga n PENARIK... Sambungan dari Hal 31
Saya baru tahu hari ini (kemarin) kalau ada penarikan uang kepada warga jika yang ingin mendapat bantuan,” kata Basuki kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Menurut Basuki, program bantuan hewan ternak tersebut memang ada di Dinas Sosial pada tahun 2014. Tetapi tahapannya sendiri masih berupa sosialisasi dan pendataan. Karena jumlah bantuannya sendiri masih belum diketahui secara pasti. Sedangkan sesuai pemberitaan, ternyata penarikan dan pendataan yang dilakukan di Dusun Bekoan dan Dusun Cangkring sudah dilaksanakan dari tahun 2013.
Saat ditanya mengenai keterlibatan seseorang yang mengaku petugas Dinsos bernama Muse, Kepala Dinsos itu menjawab jika orang yang dimaksud memang benar pernah bekerja di Dinsos. Akan tetapi kata Basuki, orang tersebut sudah tidak bekerja lagi di Dinsos pada saat ini. “Nanti akan kita tindak lanjuti lebih jauh, kenapa sudah bisa mendata dan memastikan keempat puluh lima orang itu akan dapat bantuan. Padahal, kita sendiri masih belum jelas,” ujar Basuki. Lebih lanjut, pria penggemar lagu Campursari ini mengatakan, jika prosedur dari program itu memang sudah sesuai. Mereka yang didaftarkan
untuk memperoleh bantuan harus dibentuk dalam kelompok-kelompok. Dan itupun tidak semuanya akan memperoleh bantuan. Yang paling disesalkan Basuki adalah pungutan yang dilakukan terhadap warga miskin yang tidak seharusnya dilakukan. Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan koran ini, beberapa pihak yang terlibat dalam perkara bantuan hewan ternak ini akan dikumpulkan di Kecamatan Arjasa pada hari ini (3/12). Dalam pertemuan itu juga rencananya akan diperjelas mengenai keterlibatan pihak tidak bertanggung jawab terhadap program milik Dinsos tersebut.(fre/pri)
BPCB Harus ikut Bertanggung Jawab n BPCB... Sambungan dari Hal 32 NUR HARIRI/JPRS
BERMUSYAWARAH: Kepala SNVT PJPA Surabaya, Ahmad Fauzi (mengangat tangan), memutuskan pembukaan kisi-kisi di areal Dam Sluice, kemarin (2/12).
Satu Pikap Pasir Hanya Rp 40 Ribu n TAK HANYA... Sambungan dari Hal 31
Nah, penambang yang memukul batu kecil yang sudah kurang energik inilah yang biasanya membawa linggis. Sebab, untuk mendapatkan batu kecil harus digali di bawah pasir. Sedangkan batu-batu besar lebih mudah ditemukan karena sangat banyak dipermukaan sungai Kalibasian. Batu-batu inilah yang mereka pukul hingga berkeping-keping. Kepingan batu yang berukuran dua genggaman orang dewasa ini yang dikumpulkan dan mereka jual. Untuk yang tenaganya masih kuat, tiap harinya bisa mengumpulkan hingga 500 biji batu yang
sudah dikecilkan itu. Sedangkan untuk yang tenaganya tidak terlalu kuat, paling banyak bisa menghasilkan 200 biji kepingan batu. ”Kalau saya tenaga sudah berkurang. Paling banyak 200 biji begitu sudah,” ujar Mirjo, salah seorang penambang. Lelaki 69 tahun itu mengatakan, untuk menjadi seorang penambang batu harus memiliki tenaga yang kuat. Akan tetapi, bagi dia, tenaga bukanlah satu-satunya. “Dalam memukul itu ada caranya. Jadi bukan hanya membutuhkan tenaga besar, cara yang tepat tak kalah pentingnya,” ujarnya. Mirjo terpaksa memilih pekerjaan yang berat itu karena tidak ada pekerjaan lain. “Rata-ra-
ta penambang itu tidak memilik sawah. Sawah kami terbawa banjir dulu,” ujarnya. Penambang pasir juga tidak jauh beda dengan penambang batu. Harus bertenaga. Bedanya, penambang pasir harus kuat dengan dingin. “Sebab bekerjanya di tengah air,” kata Sawi, salah satu penambang pasir. Menurut dia, yang dibutuhkan juga bagi penambang pasir adalah kemampuan menyelam yang lama. Sebab, di dalam air itulah mereka mengumpulkan pasir yang kemudian diangkat ke permukaan. “Kalau tidak kuat menyelam, tentu lebih lama mengumpulkan pasir,” kata Sawi. Bagaimana dengan pengaha-
silan mereka? “Tidak seberapa dik. Tapi dari pada tidak kerja. Biasanya kalau berdua itu dapat dua pikap pasir. Sedangakan satu pikap harganya Rp 40 ribu,” ujar Sawi lagi. Penghasilan rupiah yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan beratnya pekerjaan juga dirasakan oleh para penambang batu. Harga satu keping batu yang mereka dapatkan setelah berpeluh keringat itu hanya Rp 150 per biji. Berarti, 100 keping batu harganya Rp.150 ribu. “Coba pemerintah perhatian sama masyarakat kecil,” harap Sawi kepada wartawan koran ini saat hendak mengakhiri perbincangan dengan beberapa penambang manual itu. (pri)
Kemudian pemerintah melalui Disparbudpora mengirimkan surat ke BPCB untuk turun ke Situbondo. BPCB diminta meneliti beberapa wilayah yang sudah ditetapkan menjadi kawasan situs. Seperti
situs melik di Desa Sumberejo, Kecamatan Bayuputih, dan situs di Desa Talangan, Kecamatan Sumbermalang. LSM Wirhabumi mengaku penting menemui bupati karena banyaknya situs cagar budaya yang rusak. Sedangkan BPCB sendiri yang sudah diamanahkan oleh negara secara
mutlak untuk melestarikan situs-situs cagar budaya terkesan tutup mata. ”Dengan ditemukannya beberapa kerusakan situs cagar budaya di Situbondo, BPCB harus ikut bertanggung jawab. Sebab, BPCB sudah diamanahkan oleh negara secara mutlak,” pungkas Agus. (bib/pri)
38
Jawa Pos R A D A R
Rabu 3 Desember 2014
B A N Y U W A N G I
MASCOT HALL & RESTO
Hall Luas, Bisa Dipakai Acara Pernikahan BINGUNG mencari tempat untuk seminar atau kegiatan lainnya? Coba saja ke Mascot Hall and Resto. Lokasinya sangat mudah dijangkau, yakni di Jalan Yos Sudarso (100 meter utara lampu merah Sukowidi). Selain tempatnya yang sangat representatif, Mascot sangat tepat dijadikan untuk pagelaran yang sifatnya masal. Bahkan, Mascot sering mendapat pemesanan untuk menjadi tempat pernikahan, seminar, hingga meeting. Owner Mascot, Hall and Resto, Alex mengatakan, Macot hadir untuk memberikan alternatif tempat berbagai acara. Jika sebelumnya acara-acara tersebut digelar ditempat yang selama ini ada, maka Mascot memberikan kelebihan lain. Misalnya, ruangan yang sangat luas tiga lantai. Dua di antaranya full AC. Sementara satu ruangan di atas memberikan kesan outdoor dengan pemandangan langsung ke alam. “Ini adalah salah satu fasilitas yang ada di Mascot,” kata Alex. Mascot, kata Alex, menyediakan berbagai menu makanan dan minuman yang bisa dinikmati dalam berbagai suasana. Apalagi pada jam 19.00 hingga 24.00 pengelola menyediakan live music dengan iringan elekton mendampingi suasana jamuan Anda. Bagi Anda yang ingin menggelar rapat maupun seminar dengan kapasitas 30 orang Mascot juga menyediakannya. Dengan ruangan yang sangat istimewa yang di dalamnya sudah terdapat sound system serta Televisi LED berukuran besar. “Kami menyiapkan paket harga untuk berbagai acara,” kata pria penggemar fotografi itu. Untuk reservasi buka mulai 09.00-01.00. Office 0333-413500, Alex 0811351024. (*/als)
JAZZY: Desainnya yang elegan sangat menggoda untuk memakainya.
GALIH COKRO/RaBa
Kaus Jazz Elegan KaOsing GULUNG Ombak Jazz Bersemarak. Kalimat puitis itu tepat berada di bawah saxofon yang berdiri menyunggi tulisan “Banyuwangi Beach Jazz Festival”. Tampak artistik dan elegan. Itulah desain hasil kerja tim kreatif KaOsing (Kaos Etnik Negeri Osing). Desain itu dicetak di atas kain cotton
combet. Dua warna: hitam dan putih. Sesuai nafas jazz. Kaus limited edtion itu resmi dirilis hari ini oleh KaOsing. “Silakan berburu mulai hari ini di outlet KaOsing, Jalan Ahmad Yani 93C Banyuwangi. Atau 50 meter arah selatan kantor pemkab Banyuwangi. Persis di seberang kantor pengadilan agama
Banyuwangi,” ujar Tasya Madina. Pengelola outlet KaOsing itu menambahkan, seperti tahun lalu KaOsing pada event Banyuwangi Beach Jazz akhir pekan ini juga mempersembahkan kaus eksklusif. Yang lain daripada yang lain. “Pokoknya keren habis. Bagus untuk suvenir atau dipakai sendiri. Tidak ha-
nya saat menonton Banyuwangi Beach Jazz. Tapi juga saat santai di mana pun kita berada,” tandas Tasya. Dijamin pemakai kaus jazz KaOsing tidak akan kecewa. Apalagi minder. Sebab, desainnya sangat menarik. Sekelas desain kaus-kaus distro besar seperti yang terpampang di foto berita ini. (*)
Santai Bisa Apalagi Lesehan ISTIMEWA
LUAS: Mascot Hall and Resto bisa dijadikan tempat untuk berbagai acara. Fasilitas yang nyaman akan membuat Anda lebih betah berada di sini.
OSING DELES
Hadirkan Alternatif Kaus BWI Beach Jazz Festival BANYUWANGI – Osing Deles kembali menghadirkan desain kaus bertema Banyuwangi Beach Jazz Festival. Desain terbaru ini terlihat lebih dinamis dengan menonjolkan tulisan yang lebih besar dengan perpaduan warna yang serasi. Memang, Osing Deles sengaja mengeluarkan kaus terbarunya menjelang perhelatan akbar event Banyuwangi Beach Jazz Festival yang akan dilaksanakan pada Sabtu (6/12) mendatang di Pantai Boom Banyuwangi. Hal ini bertujuan untuk menambah kemeriahan event berslogan Gulung Ombak Jazz Bersemarak itu. Selain itu, dengan hadirnya kaus bertema jazz dari Osing Deles, tentu akan membantu mengenalkan musik jazz ke masyarakat Banyuwangi secara luas. Sebagai alternatif pilihan, Osing Deles juga mengeluarkan desain uniknya dengan kembali mengangkat tema I Love Banyuwangi. Dengan perpaduan yang apik antara tulisan dan lambang love, kaus ini terlihat berbeda dan terkesan manis jika dipakai. Kaus Banyuwangi Beach Jazz Festival dan I Love Banyuwangi bisa Anda dapatkan di Outlet Osing Deles, Jl Juanda No70 Jajag, dan di Predator Distro, Jl Raya Rogojampi No 26 (Selatan RS Muhammadiyah). (*/als)
ISTIMEWA
APIK: Kaus made in Osing Deles seperti Banyuwangi Beach Jazz Festival dan I Love Banyuwangi sangat cocok untuk dikoleksi.
BANYUWANGI – Berada di jalur utama Rogojampi-Srono, Kedai Kampoeng Mangir tidak hanya menawarkan sajian bebek ingkung sebagai sajian kuliner penggugah selera. Dipadu dengan suasana yang nyaman dan tentram. Kedai yang bercorak nuansa pedesaan modern ini juga menjamin pengunjung bakal betah. Pengunjung bisa memilih lokasi atau tempat yang makan sesuai keinginan. Bagi yang ingin nuasa keluarga yang santai, Kedai Kampoeng Mangir juga menyediakan ruangan meja
makan yang pas untuk keluarga maupun kolega. Bagi yang suka lesehan, disini juga ada pondokan yang bisa digunakan untuk empat orang. Pas, saat bersantap ria dengan sendirinya nuansa pedesaan yang asri dan teduh bisa dirasakan d isini. Deru angin dan suasana asri bisa menjadi perangsang untuk menggugah nafsu makan. Makanya jangan lewatkan untuk menyempatkan waktu di Kedai Kampoeng Mangir. Dengan sajian bebek ingkung khas Kedai Kampoeng Man-
gir, suasana bersama keluarga maupun sahabat bakal semakin ceria. Selain menu olahan bebek, warung ini juga menyediakan masakanberbahanayamdanikan. Tidak ketinggalan aneka makanan ringan bisa menjadi opsi bersantai sejenak di tempat ini. Dijamin rasa yang diperoleh akan sesuai dengan kocek yang dikeluarkan. Jaminan makan disini tidak akan bikin kantong jebol. Sebab semua harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan sangat bersahabat. So, segera ke Kedai Kampoeng Mangir saja. (nic/als)
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
NYAMAN DAN ASRI: Suasana Kedai Kampoeng Mangir yang cocok untuk acara keluarga maupun kolega.
OLAHRAGA
Noda Tunas Muda Genteng SEMPU – Rekor apik yang ditorehkan Tunas Muda Genteng dalam lanjutan kompetisi divisi utama internal Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi akhirnya terhenti di partai keenam. Tim asuhan Nur Cahyo itu tumbang saat bersua dengan Bintang Taruna Purwoharjo dalam laga yang digeber di Lapangan Karangsari, Kecamatan Sempu, kemarin sore. Imam Banda Nidji dkk harus menerima kenyataan pahit setelah takluk dengan skor tipis sepanjang 40 x 2 menit. Adalah Rizki Abdurrohim, striker Bintang Taruna Purwoharjo yang sukses merobek jala gawang dan sekaligus menodai catatan apik Tunas Muda Genteng pada menit ke-10. Atas hasil itu, Tunas Muda Genteng gagal memperbaiki posisi dalam daftar klasemen zona selatan. Andai menang, maka tim terbaik kota atap itu bisa menembus peringkat dua menggeser PSGS yang mengemas 11 poin dan Virgo Trias
Sukorejo yang berada di posisi ketiga dengan 10 poin. Capaian buruk itu membuat Tunas Muda Genteng masih terpaku di posisi empat. Rinciannya, 2 kali menang, 3 kali imbang, dan sekali berujung kekalahan. Di lain pihak, Bintang Taruna Purwoharjo langsung tancap gas. Ardi Putra Sanjaya dkk langsung naik dari peringkat ketujuh ke peringkat kelima. Menariknya, mereka mengumpulkan poin sama dengan Tunas Muda Genteng. Catatan yang ditorehkan sama persis dengan Tunas Muda Genteng. Kedua tim sama-sama tampil ngotot dalam laga tersebut. Duel tersebut terlibat jual beli serangan. Sehingga, kedua kesebelasan sama-sama memiliki peluang untuk mencetak gol. Namun, Bintang Taruna Purwoharjo akhirnya tampil sebagai pemenang setelah memanfaatkan momentum pada awal-awal pertandingan n Baca Noda...Hal 39
ALI NURFATONI/RaBa
TIDAK BERKUTIK: Striker Tunas Muda Genteng Imam Banda Nidji dikepung empat pemain Bintang Taruna Purwoharjo di Lapangan Karangsari, Kecamatan Sempu, kemarin sore.
Dukung Michael Kendalikan Persewangi BANYUWANGI - Kesiapan Michael Edi Hariyanto kembali menangani Persewangi Banyuwangi musim depan mengundang berbagai respons dari kalangan pelaku bola di Bumi Blambangan.
Mantan manajemen klub berjuluk Laskar Blambangan hingga pengurus klub meminta agar pengelola Agro Wisata Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi itu segera meng-take over tim berjuluk
Laskar Blambangan. Dukungan kepada Michael itu, di antaranya datang dari mantan asisten manajer Persewangi Divisi I, Iwan Rudianto n Baca Dukung...Hal 39
Jawa Pos
Rabu 3 Desember 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
Sepakat Menggarap Desa Wonorejo ■ BWI-STB...
Sambungan dari Hal 29
Bupati Dadang mengatakan, penandatanganan kerja sama itu dilakukan untuk menindaklanjuti komunikasi yang telah dibangun antar dua pemerintah daerah. “Kami di Situbondo dengan segala kekurangan yang ada merasa sangat senang ketika peluang kerja sama ini bisa ditindaklanjuti,” ujarnya. Dadang menambahkan, setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, menurut dia, selain memiliki luas wilayah yang lebih besar dibanding Situbondo, Banyuwangi juga telah melakukan pembaruan secara sistematis. “Seperti kita ketahui, Banyuwangi saat ini memiliki nama harum di tingkat nasional dan sudah semakin dikenal di
tingkat internasional,” kata dia. Bupati Anas mengatakan, dirinya percaya bahwa setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan. “Karena itu, kita perlu saling belajar,” cetusnya. Bahkan, menurut Anas, saat ini sudah tidak terlalu penting memperdebatkan tapal batas wilayah. Yang lebih penting dilakukan adalah bekerja sama agar daerah bertetangga bisa berkembang bersama-sama. “Batas daerah sebenarnya hanya batas administratif. Tetapi, di bidang ekonomi, itu tidak terlalu penting. Sebenarnya jika Banyuwangi, Situbondo, Jember, dan Bondowoso, bersatu melakukan promosi wisata, itu akan luar biasa,” cetus Bupati Anas. Dalam acara itu, Bupati Anas didampingi Wakil Bupati (Wabup) Yusuf Widyatmoko, Sekretaris
Kabupaten (Sekkab) Slamet Karyono, dan beberapa pejabat lain juga hadir. Bupati Dadang disertai Sekkab Syaifullah, Ketua DPRD Situbondo Basori Sonhaji, dan beberapa pejabat lain, hadir pada momen spesial tersebut. Dikonfirmasi usai penandatanganan kerja sama, Bupati Dadang mengatakan, selain kerja sama pemanfaatan TI untuk kepentingan perencanaan daerah, pihaknya juga mencoba menjajaki beberapa hal lain yang bisa dikerjasamakan dengan Pemkab Banyuwangi. “Tadi (kemarin) kita mencoba mengkaji beberapa hal, misalnya kerja sama bidang promosi wisata. Kami ingin belajar kepada Banyuwangi tentang kerja sama pengelolaan pariwisata dengan pihak ketiga,” terangnya. Dadang mengaku, pihaknya
akan memilih destinasi wisata yang secara kultur memiliki kemiripan dengan promosi wisata yang sudah berjalan di Banyuwangi. Melihat potensi tersebut, kata dia, Taman Nasional (TN) Baluran bisa menjadi salah satu alternatif. Selain TN Baluran, Pemkab Situbondo tengah merencanakan promosi Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, sebagai desa kebangsaan. Sebab, masyarakat desa yang berlokasi di sekitar kawasan TN Baluran tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. “Pluralisme di Desa Wonorejo sangat tampak. Gereja dan masjid berdiri berdempetan, tapi antarwarga tidak terjadi gesekan. Desa Wonorejo juga akan kita jadikan panggung budaya,” beber Bupati Dadang. (sgt/ c1/afi)
Lebih Ringan Dua Bulan dari Tuntutan ■ KURAS...
Sambungan dari Hal 29
Yang memberatkan, perbuatan terdakwa merugikan orang lain. Menanggapi putusan tersebut, terdakwa langsung menerima. Sekadar mengingatkan, aksi pembobolan BFI Banyuwangi diungkap
jajaran Satreskrim Polres Banyuwangi. Kepala Operasional PT. BFI Finance Cabang Banyuwangi, Dedy Yuza Putra, 27, ditahan karena diduga mencuri Rp 182 juta di brankas kantornya sendiri pada 24 Agustus 2014 lalu. Dedy diduga kerap mencuri uang di brankas, karena ketagihan mengikuti bisnis multi-level marketing
online. Dia berharap dapat mengembalikan uang curiannya bila bonus MLM tersebut cair. Namun, ternyata dia gagal mengembalikan uang curian tersebut. Lelaki asal Pekanbaru tersebut membobol uang di brankas kantornya sebanyak Rp 182 juta saat kantor itu tutup. Dia merusak
plafon dan tembok agar seolah-olah terjadi perampokan. Kecurigaan muncul karena tidak ada kerusakan di brankas. Kemudian, polisi memeriksa Dedy sebagai pemegang kunci secara maraton. Akhirnya, lajang yang telah bekerja 1,5 tahun di BFI itu mengakui perbuatannya. (nic/c1/bay)
Masih Paling Rendah di Jatim ■ INFLASI...
Sambungan dari Hal 29
Secara otomatis, kondisi tersebut menambah biaya distribusi barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Akibatnya, ada kenaikan harga di tingkat konsumen. Setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, komoditas yang paling mempengaruhi inflasi adalah cabai dan beras. Cabai rawit menyumbang inflasi sebesar 0,3488 persen. Beras menyumbang angka inflasi sebesar 0,0853 persen.“Cuaca yang fluktuatif menyebabkan produksi pertanian banyak menga-
lami kerusakan. Akibatnya, komoditas menurun tidak bisa seimbang dengan kebutuhan, dan harga cenderung meningkat,” terang Mulyono. Diperkirakan, inflasi Desember 2014 nanti juga akan mengalami kenaikan signifikan. Adanya kegiatan akbar yang menuntut masyarakat memenuhi sejumlah kebutuhan lebih banyak dibanding hari-hari biasa menyebabkan permintaan konsumen meningkat. “Akan ada perayaan Natal, Hari Raya Kuningan, dan Tahun Baru 2015. Pada momen itu, kebutuhan masy-
arakat meningkat. Kemungkinan yang akan mengalami kenaikan signifikan pada saat itu adalah bahan makanan,” tambahnya. Demi menekan laju inflasi Desember nanti, BPS menyarankan agar pemkab memantau pergerakan harga barang. Namun, Mulyono optimistis, walaupun diprediksi pada Desember ini banyak komoditas naik, kenaikannya tidak akan menyebabkan inflasi lebih tinggi dari inflasi November. “Kalau di luar momen kenaikan BBM, inflasi insyaallah tidak akan mencapai di atas satu persen,” ujarnya.
Walaupun angka inflasi Banyuwangi naik signifikan, tapi besaran inflasi di Banyuwangi masih di bawah nilai inflasi Provinsi Jawa Timur yang menembus angka 1,38 persen. Banyuwangi juga menempati urutan terakhir di Jawa Timur dengan inflasi terendah. Inflasi paling tinggi di Jawa Timur terjadi di Jember, yakni sebesar 1,92 persen, disusul Kediri 1,66 persen, Malang 1,51 persen, Madiun 1,51 persen, Probolinggo 1,31 persen, Sumenep 1,28 persen. Dan sebelum Banyuwangi ada Surabaya, yakni sebesar 1,27 persen. (cin/c1/bay)
Sopir Wajib Tahu Destinasi Wisata ■ TARIF...
Sambungan dari Hal 29
Tidak hanya itu, tenaga sopir taksi hendaknya juga berasal dari Banyuwangi. “Kehadiran taksi Bosowa itu juga akan berdampak terbukanya lapangan pekerjaan di Banyuwangi,” ujar Fafan. Mengenai keberadaan angkutan taksi Osing yang lebih dulu beroperasi, Organda sudah memiliki solusi, yakni akan membedakan spesifikasinya. Jika taksi Osing smenggunakan mobil sedan, kini secara bertahap akan menggunakan armada mobil multi purpose vehicle (MPV) mini. Mobil yang digunakan adalah baru dengan mesin harus berumur maksimal sepuluh tahun, tidak boleh lebih. “Jadi, mesin mobil dan cover-nya harus bagus agar penumpang bisa nyaman dan aman,” tegasnya. Ke depan, Organda juga akan memberikan pelatihan bagi para sopir tentang teknis melayani
penumpang yang baik, dan para sopir juga akan dilatih berbahasa asing. Sehingga, ke depan, para sopir sudah terlatih jika ada penumpang wisman. “Ini langkah kami menyambut ekonomi ASEAN 2015, dan kesiapan Organda menyambut terminal pariwisata di Banyuwangi,” terangnya. Bagaimana jika ditemukan sopir tidak ramah, ugal-ugalan, dan menerapkan tarif sangat tinggi? Fafan menegaskan, Organda siap memberikan sanksi kepada armada yang bersangkutan. Jika masih terulang, Organda akan merekomendasikan Dishubkominfo mencabut izin trayek armada tersebut. Dalam pertemuan tersebut juga diputuskan, angkutan taksi menggunakan sistem argometer. Buka pintu argo berjalan Rp 7.500, sedangkan tarif jalan Rp 5.000 per kilometer. Menanggapi hal tersebut, koordinator taksi Bosowa Banyuwangi,
Hariyadi, mengaku sangat senang dan tidak keberatan dengan kesepakatan Organda Banyuwangi itu. Apalagi, saat ini seluruh armada Bosowa sudah bernomor polisi Banyuwangi dan membayar pajak di Banyuwangi. Mengenai tenaga sopir, pihak Bosowa telah membuka lowongan sopir asli Banyuwangi. “Hanya saja, terkait sopir, kita ada ketentuan dan kriteria, tidak asal sekadar bisa mengemudi. Tetapi, sopir juga harus bisa memberikan pelayanan dan memiliki attitude kepada pengguna jasa angkutan,” jelasnya. Hariyadi menambahkan, sampai saat ini taksi Bosowa sudah menyiapkan 25 unit sedan. Namun, di tahap awal, hanya akan dioperasikan sepuluh unit armada yang akan melayani seluruh wilayah di Banyuwangi. home base taksi Bosowa berada di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro.
Dalam melayani pengguna jasa angkutan transportasi darat, armada yang digunakan merupakan keluaran terbaru dan menggunakan sistem argometer. Mengenai besaran harga argonya akan disesuaikan kesepakatan bersama Organda. “Kita siap bersinergi dengan taksi lain dalam melayani pengguna jasa layanan transportasi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dishubkominfo Suprayogi menyambut baik kehadiran taksi Bosowa di Banyuwangi. Dengan pertemuan tersebut, taksi Bosowa bisa bersinergi dan saling melengkapi dengan taksi lain di Banyuwangi. Dia menegaskan, ke depan, para sopir dituntut harus bisa menjadi guide pariwisata di Banyuwangi. Sehingga, sopir memiliki peran yang penting bagi industri pariwisata di Bumi Blambangan ini. “Jadi sopir taxi minimal harus tahu destinasi pariwisata di Banyuwangi,” pungkasnya. (ddy/c1/bay)
Kompak Meski hanya Berlatih Sepekan ■ BERKAH...
Sambungan dari Hal 29
Penampilannya sangat menakjubkan. Begitu turun dari pentas, para panjak (wiyogo) perempuan tersebut bercakap-cakap dengan temannya dengan bahasa Madura yang sangat kental. Rupanya, mereka kontingen dari Kecamatan Kalibaru. Dalam lomba tetembangan tersebut kontingen Kecamatan Rogojampi menjadi Juara I, disusul Kecamatan Tegaldlimo sebagai Juara II, dan Kecamatan Kalibaru sebagai Juara III. Panjak cilik asal Kecamatan Rogojampi tersebut memang dominan. Usut punya usut, 18 panjak cilik tersebut gabungan dua sekolah. Yang layak diacungi jempol, ternyata mereka hanya berlatih selama satu pekan. Doni Sumardi, pelatih kontingen seni Kecamatan Rogojampi mengatakan, 13 siswa panjak cilik tersebut berasal dari SDN 1 Watukebo, dan lima sisanya berasal dari SDN 2 Aliyan. Sebanyak 13 siswa SDN 1 Watukebo tersebut memang sudah terbiasa memainkan alat musik tradisional khas Banyuwangi. Mereka juga sudah sering kali mengisi kegiatan di kecamatan. Bahkan, tidak jarang mereka tanggapan dikhitanan sesama siswa SD. Penabuh cilik itu mengiringi musik penari gandrung yang juga siswa SD. “Mereka kerap diundang guna memeriahkan khitanan kawan mereka. Kalaupun diberi uang tanggapan, itu untuk kas,” ujar guru SDN 1 Watukebo itu. Grup panjak cilik tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Setiap pelajaran berlangsung dan saat istirahat, banyak anak berkumpul di dalam
kelas hanya untuk tabuhan meja. Mereka menabuh meja, bangku, botol air mineral, dan gelas. Ternyata irama yang dihasilkan anak-anak tersebut enak didengar. Berawal dari kothekan itu, Doni mengusulkan kepada pihak sekolah agar dibelikan alat musik tradisional. Anak-anak yang biasa kothekan di dalam kelas tersebut dikumpulkan jadi satu. Mereka disuruh memainkan alat musik tradisional. Tanpa disangka chemistry anak-anak tersebut sudah terbentuk. Meski belum ada arahan tentang teknik memainkan alat musik, kebolehan mereka dalam menabuh alat musik sudah terlihat. “Jadi, saya hanya mengarahkan nggarap gendhingnya. Tidak terlalu lama-lama,” imbuh Doni. Lantaran sering mendapat tawaran mentas, mereka pun menjadi penabuh alat musik tradisional di sekolah. Grup musik tradisional itu kini kian diminati siswa. Bahkan, sekolah kini menjadikan panjak sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Cara itu dinilai sangat efektif membantu anak-anak dalam kegiatan belajar. Jika siswa bosan menerima pelajaran, sebagai refreshing, mereka diperkenankan memainkan alat musik. Setelah itu, baru mereka menerima pelajaran kembali di dalam kelas. Khusus lomba tetembangan pekan seni pelajar kali ini, Doni mengambil lima siswa SDN 2 Aliyan. Mereka adalah siswa yang khusus memainkan alat musik rebana. Pukulan rebana siswa SDN 2 Aliyan tersebut dinilai sangat bagus dibanding siswa di sekolahnya. Teknik memukul dan memainkan rebana mereka juga sangat baik.
39
S A M B U N G A N
Memadukan irama saron, angklung, dan rebana tersebut, hanya butuh waktu satu minggu. “Tiga kali pertemuan, mereka langsung padu,” tegasnya. Musik yang dimainkan musisi cilik itu berjudul “Layangan”. Salah satu syairnya, “pedote layangan sing dadi paran, tapi ojo sampek pedhot seduluran” (Putusnya layang-layang tidak jadi apa, asal jangan sampai putus persaudaraan). Atas keberhasilannya menjuarai lomba tetembangan tingkat kabupaten tersebut, kontingen kecamatan Rogojampi itu berhak mewakili Banyuwangi dalam lomba yang sama di tingkat Provinsi Jawa Timur Juni 2015 mendatang. Penampilan yang cukup atraktif panjak cilik tersebut tidak hanya memikat dewan juri, tapi juga mendapat aplaus hadirin yang memadati gedung Korpri Banyuwangi. Juwono, guru SD dari Kecamatan Singojuruh, mengaku senang dan bangga dengan adanya kegiatan pekan seni pelajar tersebut. Kegiatan itu dinilai dapat menjadi regenerasi penabuh alat musik tradisional. Dia berharap, musik tradisional bisa menjadi ekstrakurikuler di SD. Sehingga, keberadaannya bisa melengkapi alat marching band. Selain itu, ajang pekan seni pelajar juga bisa terus dilaksanakan tiap tahun demi memacu kreativitas siswa agar giat berlatih. “Sejak dini mereka harus dikenalkan alat musik tradisional, sehingga keberadaannya tidak tergerus dengan alat musik modern. Yang lebih penting, ini bagian dari regenerasi dan pelestarian seni,” pungkas Juwono. (c1/bay)
Jadi Murid Pematung Nasional Edi Sunarso ■ RINDU...
Sambungan dari Hal 29
Menurutnya, kenangan ketika tinggal di Banyuwangi merupakan kenangan istimewa yang tidak bisa dilupakan.“Masa bahagia manusia itu menurut saya pribadi mulai SD hingga SMA” ujar pria kelahiran Genteng 71 tahun lalu itu. Masa kanak-kanak hingga remajanya memang dihabiskan di Banyuwangi. “Terutama saat masih anak-anak, berenang di
sungai saat banjir di Kali Setail, Genteng. Itu kenangan yang sangat indah dan tak bisa dilupakan,” cerita pria yang membuat patung Presiden Soeharto untuk Keluarga Cendana itu. “Saya rindu melihat pemandangan hijau Banyuwangi. rindu saat pergi dan pulang sekolah menggunakan sepeda kayuh dari Genteng ke Banyuwangi,” imbuh pria empat anak itu. Dalam kesempatan bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi, Suhartono menjelaskan bahwa ia sedikit ter-
ganggu dengan features yang dimuat Jawa Pos Radar Banyuwangi edisi 1 Desember lalu. Di situ dijelaskan bahwa Suhartono merupakan anggota tim pembuat Patung Pancoran. ”Saat itu saya belum menjadi anggota tim pembuat patung Pancoran. Ketika patung itu dibuat, saya masih mahasiswa dari komando pelaksana pembuat Patung Pancoran. Saya termasuk murid pematung nasional Edi Sunarso,’ tandas pematung kelahiran Genteng, Banyuwangi itu. (cin/c1/aif)
Munculkan Seribu Entrepreneur ■ PESERTA...
Sambungan dari Hal 29
Khoirullah menambahkan, selama ini Dispora telah menjalankan program pembekalan wirausaha kepada para pemuda di Banyuwangi. Dispora mulai mendata pemuda yang berpotensi di Kabupaten Banyuwangi untuk diberi bekal kewirausahaan. “Pendataan tersebut
bertujuan agar pemuda yang memiliki potensi bisa memiliki jiwa kewirausahaan yang mantap. Jika sudah demikian, mereka diharapkan produktif, mandiri, dan memiliki kehidupan yang sejahtera,” katanya. Program seminar nasional yang digelar HIPMI Jatim itu selaras dengan yang dijalankan Dispora. Program itu sejatinya merupakan
program unggulan Pemkab Banyuwangi. Bupati Abdullah Azwar Anas menginginkan munculnya seribu entrepreneur. Para pengusaha muda tersebut nanti diharapkan bisa memajukan perekonomian masyarakat. “Langkah yang dijalankan Dispora itu merupakan salah satu upaya mewujudkan hal tersebut,” urainya. (*/ c1/bay)
Suntik Dana Sarana Olahraga ■ BANGUN... Sambungan dari Hal 30
Beban gaji karyawan yang harus dibayar Pemkab Banyuwangi memang cukup besar. Selain harus menggaji pegawai negeri sipil (PNS) yang saat ini jumlahnya hampir mencapai 13 ribu orang, tahun depan pemkab juga harus menganggarkan gaji bagi 51 calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang telah melalui seleksi tahun 2014 ini. “Hal lain, sebentar lagi surat keputusan (SK) pegawai K-2 juga akan diturunkan oleh Pemerintah Pusat,” ujarnya. Menurut Sekkab Slamet, di samping beban gaji pegawai, Banyuwangi akan menggelar pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada). Dana pilkada
tersebut juga menjadi penyumbang belanja tidak langsung daerah pada APBD 2015. Tidak hanya itu, pada 2015 Banyuwangi juga akan menjadi tuan rumah Porprov Jatim dan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Jatim. Selain itu, Pekan Budaya dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) Provinsi Jatim, HUT Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tingkat Jatim, dan Pekan Olahraga Pelajar tingkat Jatim juga akan digeber di Bumi Blambangan pada tahun 2015. Menurut Sekkab, penunjukan Banyuwangi sebagai tuan rumah Porprov tersebut dilakukan oleh Pemprov Jatim. Pemkab Banyuwangi tidak menolak penunjukan tersebut. “Sebab, dengan banyaknya tamu yang datang ke
Banyuwangi, akan ada efek domino yang dirasakan masyarakat. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banyuwangi semakin bergeliat. Even tersebut sekaligus bisa dijadikan ajang promosi wisata Banyuwangi. Itu juga sekaligus untuk mendidik PNS bekerja profesional dalam menerima tamu,” bebernya. Nah, lantaran menjadi tuan rumah beberapa even, Banyuwangi bertekad menggenggam prestasi tinggi di ajang Porprov tersebut. Pembangunan atau penambahan fasilitas venue, misalnya penambahan lampu stadion juga akan dituntaskan dengan suntikan anggaran APBD. “Venue lain yang belum tuntas akan kita tuntaskan di tahun 2015,” kata dia. (sgt/afi/ bersambung)
Mengatur Dampak Lalu Lintas ■ DESEMBER... Sambungan dari Hal 30
Namun, baru kali ini pembahasan raperda tersebut diagendakan. “Kecamatan Rogojampi sudah besar. Mudah-mudahan dengan adanya Kecamatan Blimbingsari,
ke depan produktivitas masyarakat bisa lebih tinggi,” ujarnya beberapa waktu lalu. Sedangkan raperda andalalin menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan dan atau pengembang-
an suatu kawasan terhadap lalin di sekitarnya. Ruang lingkup raperda analisis dampak lalin itu mencakup pelaksanaan analisis dampak lalin, tata cara analisis dampak lalin, dokumen analisis dampak lalin, dan penilaian analisis dampak lalin. (sgt/c1/afi)
Kalangan Klub Juga Mendukung ■ DUKUNG... Sambungan dari Hal 38
Pengusaha asal Muncar itu sangat mendukung mantan ketua PSSI Banyuwangi itu mengambil
tampuk kendali Persewangi. “Publik sudah tahu kapasitas dan kemampuan dia (Michael) saat memegang Persewangi,” tegasnya. Iwan pun me-review perjalanan Michael saat memegang Per-
sewangi dan PSSI kala itu. Dari level Divisi II tahun 2009, pria yang juga menjabat sebagai ketua DPC Partai Demokrat ini mampu memberikan dua gelar prestisius bagi Banyuwangi. (nic/c1/als)
Persik Huni Dasar Klasemen ■ NODA... Sambungan dari Hal 38
Tertinggal satu gol membuat Tunas Muda Genteng semakin gencar melancarkan serangan.
Namun, lini belakang Bintang Taruna Purwoharjo yang dipimpin Nanang tampil disiplin. Sehingga, usaha duet striker Tunas Muda Genteng, Imam Banda Nidji dan Agus Dumbo gagal berbuah gol.
Tidak ada gol hingga peluit akhir dibunyikan. Meski kalah, namun Tunas Muda Genteng mencatatkan hasil manis. Striker Imam Banda Nidji tercatat sebagai sebagai top skor dengan koleksi 5 gol. (ton/als)
Tanaman Tetap Dirawat ■ PROYEK...
Sambungan dari Hal 40
“Kegiatannya berhenti sementara, tapi tanamannya masih kita rawat,” cetusnya. Sementara itu, Camat Sempu, Achmad Cholid
Askandar, mengaku belum mengetahui secara detail rencana pembangunan RTH yang digagas para pemuda itu. “Saya belum tahu itu (RTH). saya kan masih baru,” dalihnya. Pihaknya berharap para pemuda datang ke kantornya untuk menyampaikan masalah itu. (sli/c1/abi)
Petani Sudah Minta Izin ■ SUMBAT...
Sambungan dari Hal 40
Gara-gara dipasangi gorong-gorong, saluran irigasi itu dianggap kurang lancar. “Petani banyak yang protes, air tidak sampai ke sawah,” terang Imik, salah satu Jogotirto asal Desa Cluring.
Imik menyebut, gorong-gorong yang dibongkar itu dipasang secara pribadi, yakni oleh warga yang memiliki lahan di sekitar sungai itu. Sebelum membongkar, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemiliknya. “Petani sudah minta izin kepada pemilik,” katanya.
Ketua HIPPA Desa Cluring, Sugiono, menambahkan pembongkaran gorong-gorong di saluran irigasi itu disaksikan Kepala Desa (Kades) Cluring, Sunarto, dan warga pemilik gorong-gorong. “Pembongkaran itu atas permintaan petani Desa Tampo dan Cluring,” ujarnya. (azi/c1/abi)
Penghasilan Berkurang Jauh ■ BBM...
Sambungan dari Hal 40
Menurunnya penghasilan para pengamen itu, karena sejak BBM naik, jumlah penumpang angkutan
umum berkurang. “Penumpang bus sepi. Penghasilan kita berkurang jauh,” cetus Agus, 33, pengamen yang biasa mangkal di Terminal Jajag, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Sebelum ada kenaikan BBM, te-
rang dia, penghasilannya bisa mencapai Rp 30 ribu per hari, bahkan lebih. Tetapi, setelah ada kenaikan harga BBM, tinggal Rp 15 ribu per hari. “Kita ngamennya bareng-bareng,” katanya. (azi/c1/abi)
Mengaku tak Lama Berjualan ■ POLISI...
Sambungan dari Hal 40
Berdasar informasi itu, polisi langsung bergerak menuju warnet, tempat mangkal Fadillah. Di warnet itu, tersangka togel lain berhasil ditangkap. “Dua tersangka kita amankan beserta BB dua HP
dan uang Rp 20 ribu,” jelasnya. Saat ditemui Polsek Genteng, Fadillah mengaku dirinya masih baru beberapa hari jualan togel. “Baru dua minggu, Mas, wong ini hanya coba-coba, kok,” ungkap. Sementara itu, Tedi Kurniawan alias Wawan, 46, asal Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo, Kecamatan
Srono, ditangkap anggota Polsek Srono saat menjalankan bisnis togel di dekat warung di Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo, Kacamatan Srono. “Dia kita tangkap saat melayani pembeli di dekat warung makan,” kata Kapolsek Srono, AKP Hery Subagio, melalui Kanitreskrim Ipda Karyadi. (azi/c1/abi)
RADAR GENTENG
40
R A D A R
Jawa Pos
Rabu 3 Desember 2014
B A N Y U W A N G I
Proyek RTH Mandiri Mandek
SHULHAN HADI/RABA
Baca Proyek...Hal 39
MANGKRAK: RTH Mandiri yang dibangun oleh para pemuda terhenti karena dilarang oleh PT KAI kembali ditumbuhi rumput liar.
OPO MANEH
Rebutan Lahan, Penjual Jajanan Ditusuk Sempat Cekcok dengan Penjual Jajanan Lainnya
ABDUL AZIZ/RABA
REZEKI: Pedagang asongan dan pengamen di bus umum Terminal Jajag, Gambiran.
BBM Naik, Penghasilan Pengamen Merosot
SRONO - Gara-gara berebut tempat jualan, Sholehudin, 46, warga Dusun Sukomukti, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, ditangkap anggota polsek setempat kemarin. Penjual jajan dan mainan itu diringkus karena diduga telah menusuk Bagio, 42, pedagang jajan lain. Keperluan pemeriksaan, Sholehudin, sementara diamankan di ruang tahanan
polsek. Sementara itu, Bagio yang mengalami luka di leher dilarikan ke salah satu rumah sakit di Desa Kebaman, Kecamatan Srono. “Korban mengalami luka di leher,” terang Kapolsek Srono, AKP Hery Subagio, melalui Kanitreskrim Ipda Karyadi. Aksi kekerasan yang dilakukan tersangka itu bermula ketika Sholehudin jualan jajan dan mainan di lokasi pengajian di Dusun Sukomukti, Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Saat jualan itu, datang Nafsiah, 39, penjual jajan lain asal Dusun Kaligoro, Desa
GAMBIRAN - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ternyata bukan hanya berimbas pada naiknya harga bahan pokok dan tarif angkutan umum. Para pengamen juga mengaku pengha Baca BBM...Hal 39 silannya merosot ■
BONGKAR: Gorong-gorong di saluran air Dusun Karangrejo, Desa/ Kecamatan Cluring, ini dibongkar warga.
JUDI
ABDUL AZIZ/RABA
ABDUL AZIZ/RABA
APES: Suwandi dan Fadillah di Polsek Genteng. Wawan diamankan di Polsek Srono.
Polisi Buru Penjual Togel GENTENG - Aparat kepolisian masih terus memburu para pengedar judi toto gelap (togel). Polsek Genteng meringkus Suwandi, 64, dan Fadillah alias wawan, 27, keduanya tinggal di Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Sementara itu, Polsek Srono menangkap Tedi Kurniawan alias Wawan, 46, asal Dusun Umbulrejo, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono. Terungkapnya pengedar judi togel di wilayah Kecamatan Genteng itu bermula dari laporan warga. Dalam laporannya kepada polisi, warga menyebut Suwandi sedang ngecer togel di sebuah bengkel motor di Jalan KH. Hasyim Asy’ary, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. “Suwandi kita tangkap,” cetus Kapolsek Genteng, Kompol Riamun, melalui Kanitreskrim AKP Abdul Jabar. Saat menangkap Suwandi, polisi berhasil mengamankan sebuah hand phone (HP), berisi pesan singkat bertulisan nomor togel. “Berdasar HP dan pengakuan, tersangka jualan togel bersama Fadillah yang sedang berada di warnet,” terangnya ■ Baca Polisi...Hal 39
SEMPU - Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mandiri di bawah jembatan rel kereta api (KA), sekitar 500 meter sebelah timur Stasiun Kalisetail, Desa/Kecamatan Sempu, kini mangkrak. Meski sempat menjadi perhatian warga karena bagus dan bersih, kini RTH yang dibangun warga secara mandiri itu kotor. Sekitar RTH banyak ditumbuhi rumput liar. “Dilarang oleh PT. KAI (Kereta Api Indonesia),” cetus Riyan, 30, salah satu pemuda desa setempat. RTH yang dibangun di bawah jembatan rel KA itu digagas para pemuda setempat. Mereka membersihkan lahan milik PT. KAI itu agar terlihat bersih dan bisa dimanfaatkan warga untuk bersantai. “Kita ditegur PT. KAI, katanya aset PT. KAI tidak boleh dipakai,” katanya. Menurut Riyan, pihaknya sempat memprotes larangan yang disampaikan PT. KAI itu. Sebab, kenyataannya, banyak di lahan milik PT. KAI didirikan bangunan oleh warga. Padahal, RTH itu untuk kepentingan masyarakat umum. “Yang sudah dibangun, katanya itu telanjur. Aneh kan,” ungkapnya sambil geleng-geleng kepala. Meski telah dilarang PT. KAI, lanjut dia, sejumlah pemuda masih merawat tanaman yang sudah ditanam di lokasi tersebut ■
Sumbat Saluran Air, Bongkar Gorong-gorong CLURING - Dianggap menghambat aliran air ke sawah, sebanyak 72 gorong-gorong yang terpasang di saluran irigasi di Dusun Karangrejo, Desa/Kecamatan Cluring, dibongkar warga setempat kemarin.
Sungai yang dipasangi gorong-gorong itu selama ini mengairi persawahan Desa Cluring dan Desa Tampo, Kecamatan Cluring ■ Baca Sumbat...Hal 39
ABDUL AZIZ/RABA
Sholehudin
Sukamaju, Kecamatan Srono. Mungkin karena barang yang dijual sama, Sholehudin meminta Nafsiah pindah tempat agar rezeki yang didapat rata. Tetapi, permintaan itu ditolak Nafsiah. Keduanya pun cekcok. “Saat cekcok itu Nafsiah tersinggung dan memanggil suaminya (Bagio),” terangnya. Tidak lama, Nafsiah datang bersama suaminya dan cekcok kembali terjadi. Hanya saja, perang mulut kali ini adalah antara Sholehudin dengan Bagio. “Sholehudin emosi lalu mengambil gunting
dan menyerang Bagio hingga lehernya terluka,” ungkapnya. Pertikaian itu menjadi perhatian warga yang menghadiri pengajian. Korban yang mengalami luka di leher itu dilarikan ke rumah sakit. “Istri korban lapor polsek, dan kita langsung datang ke lapangan,” ungkapnya. Atas laporan istri korban itu, lanjut dia, beberapa anggota datang ke lokasi. Saat itu Sholehudin masih berada di lokasi dan masih berjualan. “Sholehudin kita amankan di lokasi kejadian,” cetusnya. (azi/c1/abi)