SENIN 3 NOVEMBER
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750
HALAMAN 25
Sekolah Kesalehan itu Bernama Haji OLEH:
SAMSUDIN ADLAWI
PARA jamaah haji pulang membawa cerita bermacam-macam. Utamanya pengalaman yang mereka alami selama di tanah suci: 38 hari di MekahMadinah atau Madinah-Mekah. Dulu, sekita ziarah ke orang yang baru pulang haji, saya sempat ragu
akan pengalaman berhaji sang tuan rumah. Tapi, setelah berangkat sendiri beberapa waktu lalu ternyata ceritacerita seperti itu nyata adanya. Di Mekah dan Madinah apa yang tidak mungkinmenurutakalmanusia,bisamenjadi mungkin. Meski sangat menguasai
medan, jamaah tetap tidak boleh takabur. Meski hanya dengan seloroh: sudah tinggal saja saya. Saya sudah tahu jalan pulangnya. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk membungkam mulut yang sombong. Seketika itu rekaman jalan di otak jamaah takabur tadi hilang. Tak
tahu lagi jalan pulang ke maktab. Hanya istighfar (minta ampun kepada Allah Yang Maha Tahu) yang mengembalikan memorinya. Beberapa jamaah haji dalam rombongan saya mengalami peristiwa itu n Baca Sekolah...Hal 35
Kebo-keboan Diwarnai Tawuran Penonton Jotosan, 7 Orang Terluka
RELIGI
ISTIMEWA
SANTUNAN: Gus Solah dan Bupati Anas menyantuni yatim di pendapa Sabha Swagata kemarin.
Salahuddin Wahid Hadiri Haul Gus Dur
SINGOJURUH – Keributan mewarnai ritual kebo-keboan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, siang kemarin. Sekelompok pemuda terlibat tawuran saat berlangsung pergelaran musik setelah kebo-keboan selesai. Akibat tawuran itu, tujuh orang menderita luka-luka. Ada yang lebam dan sekadar luka lecet. Belum diketahui secara pasti penyebab tawuran antarpenonton tersebut. Yang pasti sesama penonton terlibat saling pukul. Beruntung, keributan bisa diredam. Namun, tak seberapa lama, terjadi kegaduhan lagi. Kali ini skala keributan semakin besar dan lebih bringas. Penonton melempar batu dan tanah lumpur yang mengering dengan seenaknya. Akibatnya, ibu-ibu yang ikut menonton dari kejauhan juga ikut menjadi sasaran keributan. Bahlan, seorang ibu hamil yang sedang menonton nyaris menjadi korban kerusuhan antar penonton tersebut. Beruntung, bapak-bapak yang menyaksikan peristiwa tersebut segera menggendong ibu hamil tersebut untuk dibawa ke mobil ambulans. “Saya kecewa, bagaimana orkes sebesar ini tak ada satupun aparat yang melerai,” celetuk seorang penonton. Pantauan koran ini, semula jalannya pertunjukan orkes yang diundang dalam acara kebo-keboan tersebut berjalan lancar n Baca Kebo-keboan...Hal 35
DEDY JUMHARDIYANTO/ RABA
KISRUH: Sejumlah penonton musik saling pukul di arena kebo-keboan Desa Alasmalang, Singojuruh, siang kemarin (2/11).
Seorang Penonton Diseruduk ’’Kebo’’
BANYUWANGI – Ratusan warga menghadiri Haul Akbar KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan KH. Hasyim Asyari di Pendapa Sabha Swagata kemarin (2/11). Haul ini sekaligus untuk memperingati Tahun Baru Islam yang ke-1436 Hijriyah. Selain dihadiri oleh sejumlah ulama dan masyarakat Banyuwangi yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng, haul juga dihadiri oleh tokoh masyarakat lintas agama n Baca Salahuddin...Hal 35
SEMENTARA itu, prosesi kebo-keboan di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh berlangsung meriah, kemarin. Prosesi ider bumi ini melibatkan 45 TERLEMPAR: Seorang penonton yang nekat mengambil benih padi kena serudukan kebo-keboan.
pasang kebo-keboan. Mereka melakukan ider bumi dengan mengelilingi jalan-jalan desa hingga berakhir di lokasi prosesi kebo-keboan. Beberapa saat sebelum kebokeboan datang, digelar prosesi tumpengan yang dipimpin seorang pawing. Dalam prosesi ini, salah satu pawang me-
mimpin doa untuk keselamatan seluruh warga dan juga desa. Usai doa, seluruh undangan menyantap makanan pecel pitek dan nasi tumpeng. Tak berselang lama, suasana menjadi gaduh saat para keboyang berdandan hitam menuju arena yang telah disiapkan n Baca Seorang...Hal 35
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
TAEKWONDO
1.194 Pendaftar CPNS Siap Jalani Tes
GALIH COKRO/RaBa
BANYUWANGI - Seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemkab Banyuwangi segera memasuki babak paling menentukan. Dari jumlah pendaftar mencapai 1.827 orang, kini telah terjaring 1.194 pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Nah, sebanyak 1.194 pendaftar yang lolos seleksi administrasi itu diwajibkan mengikuti tes kompetensi dasar (TKD) untuk
memperebutkan 51 formasi yang tersedia. Tes bagi calon abdi negara tersebut dijadwalkan berlangsung mulai Selasa (18/11) sampai Senin (24/11) mendatang. Data yang dilansir Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Banyuwangi, kecuali hari Jumat (21/11), pelaksanaan TKD dengan menggunakan computer assisted test (CAT) itu akan dilakukan empat gelombang per
hari. Khusus di hari Jumat, dalam sehari tes akan dilakukan sebanyak tiga gelombang. Tes gelombang pertama dimulai pukul 07.30, disusul tes gelombang kedua yang dimulai tepat pukul 09.30. Setelah itu, tes dilanjutkan peserta yang masuk gelombang ketiga dan keempat yang dijadwalkan masing-masing berlangsung pukul 11.30 dan 13.30 per hari n Baca 1.194 Pendaftar...Hal 35
Karena perangkat CAT sudah ter sedia di Banyuwangi, peserta tes CPNS 2014 di kalangan Pemkab Banyuwangi akan melakukan tes di kantor BKD” Sih Wahyudi Kepala BKD Banyuwangi
REBUTKAN PIALA BUPATI: Dua taekwondoin saling tendang dalam Kejurkab di gedung Korpri Banyuwangi, siang kemarin.
Kalah TKO, lalu Nangis BANYUWANGI – Ratusan taekwondoin bersaing keras dalam memperebutkan juara dalam Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Taekwondo Banyuwangi, kemarin. Namun demikian, hanya atlet yang tangguh yang keluar sebagai pemenang dalam ajang yang dihelat di Gedung Korpri Banyuwangi itu n Baca Kalah TKO...Hal 35
Ujian Berat Mendera Dwi Yanto saat Menunaikan Ibadah Haji
Ibu Kandung dan Mertua Wafat, Jabatan Diturunkan Mantan Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Dwi Yanto, baru saja pulang menunaikan ibadah haji. Yang bikin iba, selama berada di Tanah Suci Mekkah, Dwi Yanto mendapat cobaan yang cukup besar. Apa saja cobaan itu? DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi PAGI itu, suasana Hotel Baru Indah Beach di Watudodol, Ketapang, Kecamatan Kalipuro agak ramai dari biasanya. Maklum, hotel yang view-nya menghadap selat Bali itu jadi titik kepu-
http://www.radarbanyuwangi.co.id
langan jamaah haji asal Banyuwangi pada Selasa 21 Oktober 2014 lalu. Diangkut menggunakan bus, ratusan jamaah haji yang tergabung dalam KBIH Sabilillah bergantian turun di hotel tersebut. Satu dari ratusan jamaah tersebut terlihat sosok pria berpenampilan kalem. Dia adalah Dwi Yanto, mantan Plt. Kadispendik Banyuwangi. Begitu turun dari bus, satu per satu kerabat Dwi Yanto langsung menyalami dan saling berpelukan erat. Pagi itu, Dwi Yanto terlihat semringah. Mengenakan baju batik seragam haji dan memegang tongkat, dia terlihat menenteng tas warna hitam. Sejurus kemudian, Dwi menuju tempat pengumpulan barang-barang bawaan haji di kawasan Hotel Baru Indah Beach n Baca Ibu Kandung...Hal 35
Ditinggal naik haji, Dwi Yanto dapat ujian berat Biasanya kalau lolos ujian bakal dapat tempat yang bagus.
Ritual kebo-keboan, penonton adu jotos Wah, ternyata masih kalah disiplin sama ”kebo”!
RAMADA/RaBa
PENUH HARU: Dwi Yanto disalami kerabatnya begitu turun dari bus di Hotel Baru Indah Beach, Ketapang beberapa waktu lalu.
email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id
26
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
Jawa Pos Senin 3 November 2014
B A N Y U W A N G I
Tertarik Teknologi Hijau Swedia BANYUWANGI – Kunjungan Duta Besar (Dubes) Swedia untuk Indonesia, Johanna Bismar Skoog ke Banyuwangi tampaknya semakin memantapkan Pemkab Banyuwangi menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan. Swedia yang dikenal leading dalam penerapan teknologi hijau menawarkan pemanfaatan konsep dan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lingkungan. Pada kunjungan pertamanya di Banyuwangi ini, Dubes Johanna terkesan dengan pengembangan kota Banyuwangi. Menurut dia, pemerintah daerah telah melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Johanna menyatakan, pihaknya mendukung pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan seperti yang telah dilakukan Banyuwangi. Johanna
pun ingin pengetahuan dan teknologi yang dimiliki negaranya bisa dimanfaatkan di Banyuwangi. Dubes Johanna menawarkan pemanfaatan konsep dan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lingkungan. “Negara kami leading dalam penerapan teknologi hijau. Kami berdiskusi dan menawarkan beberapa kerja sama di bidang ini dengan Bupati Banyuwangi,” ujarnya dikonfirmasi usai beramah tamah dengan Bupati Abdullah Azwar Anas di pendapa Sabha Swagata Blambangan Sabtu (1/11). Bupati Anas mengaku tertarik menerapkan teknologi hijau Swedia tersebut. “Kami tertarik dengan pengelolaan sampah mereka yang ramah lingkungan, dengan cara mendaur ulang sampah menjadi gas,” cetusnya.
Seperti diberitakan kemarin, geliat industri strategis di Banyuwangi seolah tidak terbendung. Bukan hanya memproduksi kapal perang yang menjadi alat pertahanan negara, salah satu perusahaan di Bumi Blambangan, yakni PT. Lundin Industry Invest atau North Sea Boats Pte Ltd, tinggal selangkah lagi akan meluncurkan kendaraan roda tiga bertenaga listrik, Z-bee. Hal itu terungkap saat Duta Besar (Dubes) Swedia, Johanna Bismar Skoog, berkunjung ke Banyuwangi Sabtu lalu. Johanna datang ke kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini bersama sejumlah petinggi perusahaan asal Swedia, salah satunya SAAB. Dubes Johanna menyatakan ingin mengembangkan teknologi hijau di Banyuwangi n Baca Tertarik...Hal 35
GALIH COKRO/RaBa
DIPLOMASI CENIL: Bupati Anas bersama Dubes Swedia Johanna Bismar Skoog mencoba menu makanan tradisional Banyuwangi Sabtu lalu.
DOK.RaBa
SEDOT ANGGARAN: Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan sekretariat daerah rutin menggelar apel pagi dan sore. Pemerintah berencana melakukan moratorium pengangkatan calon pegawai negeri sipil.
Rp 1 Triliun APBD Untuk Gaji PNS Sepakat Moratorium Pengangkatan CPNS BANYUWANGI - Rencana pemerintah pusat memberlakukan moratorium pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama lima tahun mulai 2015 mendatang, tampaknya sudah diantisipasi Pemkab Banyuwangi. Dalam rangka mendorong intensifikasi pegawai, pemerintah kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini sudah berancangancang menerapkan skema penilaian berbasis kinerja sejak tahun ini. Bupati Abdullah Azwar Anas
mengatakan, pihaknya setuju jika pemerintah pusat melakukan moratorium PNS secara selektif. Namun, untuk pos-pos tertentu, khususnya guru dan tenaga kesehatan harus diberi ruang yang cukup untuk mengangkat CPNS. Dikatakan, yang perlu dilakukan adalah intensifikasi tugastugas administrasi. Terkadang, tenaga administrasi di suatu instansi tidak efisien. “Masak tenaga administrasi sampai sebelas orang, padahal mungkin tiga orang cukup,” ujarnya kemarin (2/11). Menurut Anas, Pemkab Banyuwangi sudah mengantisipasi pemberlakuan moratorium
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
PNS dengan menerapkan tunjangan kinerja secara bertahap. Sejak 2014, pemerintah daerah memberlakukan sistem absensi di seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD). “Mulai tahun depan tunjangan kinerja diberlakukan secara bertahap supaya pegawai tidak kaget. Sistemnya sudah ada, uangnya kita siapkan. Sehingga nanti begitu moratorium diterapkan, tidak terlalu masalah karena kita sudah melakukan penilaian berbasis kinerja. Semakin banyak (pegawai) menyelesaikan pekerjaan, honor yang diterima semakin besar. Ini sebagai solusi,” bebernya. Meski begitu, Anas men-
gatakan ada beberapa bidang kerja yang tidak bisa dilakukan penilaian berbasis kinerja. Misalnya guru dan dokter. “Karena guru ada batas maksimum jam mengajar. Sedangkan dokter ada batas maksimum jam praktik,” terang bupati berusia 41 tahun tersebut. Sementara itu, rata-rata per tahun ada 800 PNS di lingkungan Pemkab Banyuwangi yang
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
pensiun. Beruntung, ada kebijakan pemerintah pusat yang memperpanjang usia pensiun pejabat eselon tertentu. “Dengan demikian, untuk eselon tertentu memang masih bisa bertugas. Tetapi bagi (eselon) yang lain-lain memang kekurangan,” ungkap Anas. Namun di sisi lain, imbuh Anas, sebenarnya saat ini ada masalah anggaran di setiap
daerah. Contohnya, tahun ini pemerintah pusat menaikkan gaji PNS sebesar enam persen. Tetapi jumlah dana alokasi umum (DAU) yang ditransfer ke daerah rata-rata baru sekitar tiga persen. Kebijakan pusat itu menyebabkan sejumlah daerah mengalami defisit anggaran. Beruntung, kata Anas, hal itu tidak sampai terjadi di Banyu-
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
wangi. Dari total APBD sebesar Rp 2,3 triliun, sekitar Rp 1 triliun habis digunakan untuk membayar gaji pegawai. “Dan itu (dana gaji pegawai) harus stand by. Karena gaji tidak bisa diutang. Mudah-mudahan sebelum Desember DAU segera turun. Jadi menurut saya, moratorium ini menjadi masuk akal, tetapi harus selektif,’ pungkas Bupati Anas. (sgt/afi)
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jalan Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
SENIN 3 NOVEMBER
27
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2014
Suami Gorok Zainiya
EDY SUPRIYONO/JPRS
CINTA SEJARAH: Anggota MPPM Timur dan LSM Wirabhumi kembali menelusuri jejak-jejak kejayaan Panarukan di Dusun Budaran, Panarukan.
Diduga Cemburu, Setelah Tiga Hari Menghilang ASEMBAGUS – Diduga terpicu cemburu buta, Ernadi, warga Gang Juwita, Desa/Kecamatan Asembagus, nekat menggorok leher istrinya, Zainiya, Sabtu malam (1/10) lalu. Akibatnya, kini perempuan itu harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jember. Awalnya, Zainiya dilarikan ke Puskesmas Asembagus dan RS dr Abdoer Rahem. Namun, karena luka yang dideritanya sangat parah, dia harus dilarikan ke rumah sakit di Jember. Perempuan dua anak itu mengalami dua luka robek di lehernya. Selain itu, korban juga mengalami luka sayat pada jari tangan kanan dan kirinya. Diduga, luka tersebut akibat usaha Zainiya melakukan perlawanan terhadap suaminya saat akan menggorok lehernya dengan celurit. Yang menarik, usai melakukan perbuatan itu, suami Zainiya memilih menyerahkan diri ke Polsek Asembagus. Informasi yang dikumpulkan koran ini menyebutkan, aksi percobaan pembunuhan yang dilakukan Ernadi terjadi sekitar pukul 18.30. Saat itu rumahnya sedang sepi. Dua anaknya sedang mengaji di sebuah musala yang tak jauh dari rumahnya. Nah, saat kondisi rumah seperti itulah Ernadi memanfaatkan untuk menganiaya istrinya. Dengan sebilah celurit, dia langsung menggorok leher istrinya. Konon, kekesalan Ernadi kali ini tengah memuncak. Maklum, selama tiga hari sang istri menghilang dari rumah n Baca Suami...Hal 33
CADAS Telusuri Jejak-jejak Kejayaaan Panarukan Lagi
NUR HARIRI/JPRS
DIRAWAT: Zainiya, korban KDRT menjalani perawatan di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, kemarin (1/10) malam, sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit di Jember.
PANARUKAN- Penelusuran jejakjejak kejayaaan Panarukan kembali dilakukan oleh LSM Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit (MPPM) Timur bersama LSM Wirabhumi yang tergabung dalam Aliansi Cagar Budaya Situbondo (CADAS) Sabtu (01/11) lalu. Kali ini penelusuran dilakukan di Dusun Buduran, Desa Duwet, Kecamatan Panarukan. Lokasi yang didatangi kali ini tak jauh dari situs Kota Bedha yang berada di Desa Tokengan, Kecamatan Panarukan. “Kawasan yang kita telusuri kali ini berupa struktur batu bata yang membentang dan berbentuk kotak,” terang Lutfia Amerta dari MPPM Timur. Di sebelah struktur batu bata yang membentang tersebut banyak sekali digunakan sebagai lahan tebu. Di areal itu ditemukan sebaran batu bata yang juga memiliki kesamaan dengan batu bata yang berada di Kawasan Situs Mellik dan juga situs Kota Bedha. Selain sebaran batu bata di kawasan tersebut, tim juga menemukan pecahan-pecahan gerabah dan keramik
Kakek Ditemukan Tewas Terbakar di Lahan Tebu Jangan gampang menyerah kalu cita-cita kita belum tercapai.” Deky Trianjaya EDY S/JPRS
SITUBONDO – Sesosok mayat ditemukan hangus terbakar di areal bekas tanaman tebu, di Dusun Krajan, Desa Patokan, Kecamatan Situbondo, Sabtu malam (01/11). Korban yang wajahnya gosong dan nyaris sudah tidak dapat dikenali itu adalah Pak Nur alias Arbin, 67, warga setempat. Kali pertama jasad korban ditemukan sekitar pukul 19.00 oleh Supriyadi,
salah seorang tetangganya. Dia sengaja melakukan pencarian Arbin bersama seorang temannya Wiwi, karena Arbin telah dinyatakan hilang oleh pihak keluarganya. Dari sini kerabat serta tetangga korban melakukan pencarian. Karena curiga korban masih berada di sawahnya, Supriyadi dan Wiwi menuju ke sawah n
http://www.radarbanyuwangi.co.id
dari Dinasti Ming. Tim menduga itu merupakan bekas dari pondasi sebuah bangunan. Jika dikaitkan dengan situs-situs yang letaknya tak jauh dari situ diperkirakan itu merupakan sebuah kompleks yang sangat luas dan terdiri dari beberapa situs n Baca CADAS...Hal 33
g gadis berinisial Z, di Kecamatan Sumbermalang, justru menjadi korban pelampiasan nafsu bejat sang dukun. Alih-alih sembuh, siswi kelas III Madrasah Aliyah (MA) itu kini justru tengah hamil tiga bulan. Tidak terima dengan keadaan tersebut, keluarga siswa berusia 17 tahun itu, akhirnya melaporkan pelakunya berinisial AS, warga Desa Bloro, Kecamatan Besuki, ke Mapolres Situbondo, kemarin (22/9). Kasus pencabulan ini sebenarnya telah terjadi beberapa waktu lalu. Orang tua korban, baru mengetahuinya setelah seorang bidan menyatakan bahwa anaknya yang duduk di bangku MA kelas 3 tersebut sedang ham
Baca Kakek...Hal 33
Sesalkan di Wilayah Utara dan Tengah Dibiarkan
Baca Sesalkan...Hal 33
Lutfia Anggota MPPM Timur
SisCabul
PENAMBANGAN
SITUBONDO – Maraknya desakan penutupan aktifitas penambangan liar akhir-akhir ini dinilai masih tebang pilih. Tak terkecuali hal itu juga dilakukan oleh beberapa komunitas yang mengaku kontra dengan aktifitas illegal tersebut. Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Situbondo, Mohammad Nizar. Kata dia, jika aktifitas penambangan liar melanggar aturan, seharusnya semua penambangan disuarakan untuk ditertibkan. “Akan tetapi sesuai temuan, tidak sedikit tempat penambangan justru tidak disuarakan untuk ditutup. Sedangkan di tempat lain malah dieksploitasi secara besar-besaran agar ditutup,” terangnya. DOK.JPRS Dia membeMoh. Nizar rikan masukan kepada LSM, agar tidak hanya berkoar-koar mempermasalahkan penambangan milik orang, tapi aktifitas penambangan milik sendiri atau orang-orangnya dibiarkan. Nizar mengaku banyak ditemukan beberapa wilayah penambangan yang justru tidak pernah dipermasalahkan. “Ini sebagai bukti, ada beberapa lokasi penambangan yang memancing dugaan adanya kesengajaan untuk dibiarkan beroperasi. Baik oleh pihak terkait maupun oleh LSM,” ungkap pria asal Panarukan tersebut. Nizar mencontohkan beberapa aktivitas penambangan di wilayah tengah dan utara Kabupaten Situbondo. Padahal, di wilayah ini juga marak aktivitas penambangan. ”Tapi kok tidak pernah disinggung,” imbuhnya. Di wilayah yang dimaksud ini, terang Nizar, komisi tempatnya bernaung sering menemukan adanya aktivitas pengerukan. Akan tetapi waktu ditutup, malah tidak ada tindak lanjut n
“Keberadaan situs- situs ini sangat berkaitan dengan apa yang dijelaskan dalam data-data sejarah dan juga memperkuat dugaan bahwa ibu kota Patukangan saat itu berada di antara Desa Duwet dan Desa Peleyan, Kecamatan Panarukan,”
NUR HARIRI/JPRS
HANGUS: Jasad Arbin dievakuasi dari areal tanaman tebu Desa Patokan ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, kemarin (1/11) malam.
Cait Hakala, Relawan Amerika yang mengajar di SMAN 1 Asembagus
Naik MPU ke Panarukan, Sempat Dikira Cinta Laura Jangan heran jika melihat bule yang menggunakan sepeda kayuh di sekitar wilayah Pasar Asembagus. Sebab, dia bukan turis. Gadis asal Amerika Serikat ini adalah relawan yang mengajar menjadi guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Asembagus. FREDY RIZKI, Asembagus. KAMI kurang beruntung saat mengunjungi SMA 1 Asembagus pada hari itu Jumat (31/10). Guru bahasa inggris asal Amerika Seri-
FREDY RIZKI/JPRS
SUPEL : Cait Hakala, 23, Relawan asal Amerika Serikat berwawancara dengan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, Jumat (31/10).
kat yang Jawa Pos Radar Situbondo ketahui mengajar di tempat itu sedang libur mengajar. Atas ijin dari Kepala SMA 1 Asembagus, Misyari, kami pun di perbolehkan untuk mengunjungi rumah tinggal guru asing tersebut selama di Situbondo. Lokasinya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter dari Pasar Buah Asembagus. Cait Hakala, 23, yang kami datangi saat itu masih dalam kondisi baru bangun tidur. Meski kedatangan kami terkesan mengganggu, tapi Cait tidak sedikit pun memudarkan senyumnya. “Maaf saya belum mandi, cuci muka, gosok gigi, you know its tidak ada waktu mengajar,” sambut Cait saat kami menemuinya. Selanjutnya kami pun mulai
mengajaknya berbicara mengenai banyak hal yang dia rasakan selama menjadi relawan di Situbondo. Sebagai permulaan, Cait menceritakan bahwa dirinya adalah lulusan Nortwestern University jurusan sastra Inggris – Spanyol. Selepas kuliah, dirinya mendaftarkan diri di salah satu program pemerintah Amerika yang bergerak di pengiriman relawan di beberapa negara. Program bernama Peace Corp yang diikuti oleh Cait kemudian membawanya untuk bertugas sebagai tenaga pengajar di Indonesia. Setelah mendapatkan pelatihan Bahasa Indonesia selama tiga bulan gadis asal Chicago itu dikirim ke Situbondo pada Juni 2014 n Baca Naik...Hal 33 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
28
SITUBONDO SEKITAR Menipu, Oknum PNS Ditahan Polisi Jawa Pos
R A D A R
Tersangka ditahan karena berkas perkaranya sudah P21 atau sempurna. Jadi ditahan karena akan diserahkan ke JPU (Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Situbondo).” AKBP Hadi Utomo Kapolres Situbondo
SITUBONDO – Uswatun Hasanah, salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Situbondo ditahan aparat kepolisian. Penyebabnya, perempuan yang bertugas di Bagian Ekonomi tersebut diduga melakukan penipuan terhadap Eko Prayitno, warga Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo.
Senin 3 November 2014
S I T U B O N D O
Penahanan terhadap Uswatun Hasanah, dilakukan setelah penyidik polres Situbondo memeriksa tersangka. Data yang diperoleh wartawan Koran ini, dugaan kasus itu berawal dari adanya transaksi pinjam-meminjam uang sebesar Rp 150 juta dengan istri pelapor, Eko Prayitno. Di balik transaksi meminjamkan uang itu versi pelapor,
Uswatun Hasanan menjanjikan fee dari jasa proyek sebesar enam hingga tujuh persen yang dijalankan tersangka. Namun ternyata, pemberian uang fee tersebut berhenti di tengah jalan. Tidak itu saja, uang Rp 150 juta juga tidak dikembalikan. Sementara, atas pernyataan dari pelapor ini, Uswatun Hasanan juga sempat menyatakan bebera-
pa waktu lalu bahwa dirinya tidak melakukan penipuan. Hal itu menurutnya murni kasus pinjam-meminjam, dan dirinya hanyalah sebagai kurir. Kasus dugaan penipuan ini selanjutnya digodok oleh pihak kepolisian. Begitu terlapor diperiksa beberapa kali, polisi akhirnya menahan Uswatun Hasanah n Baca Menipu...Hal 33
Belum Atur Regulasi Bentor
RENDRA KURNIA/JPRS
SITUBONDO – Keberadaan becak motor (Bentor) di wilayah Kabupaten Situbondo sudah merebak, baik di wilayah kota maupun kecamatan. Bentor yang merupakan modifikasi becak ini lebih dipilih warga karena dianggap lebih cepat dari becak biasa. Namun yang jadi masalah, kendaraan modifikasi ini belum memiliki kejelasan, baik dari ijin maupun tata cara bentuk kendaraannya. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Situbondo, Lutfi Joko P mengatakan jika hingga hari ini (2/10) tidak ada ketentuan pasti mengenai kendaraan modifikasi becak tersebut. Lutfi menjelaskan bahwa belum ada pembahasan mengenai bentor. Maka untuk sementara pihaknya dan kepolisian khususnya satuan lalu lintas hanya melihat berdasarkan mesin yang digunakan untuk memodifikasi Bentor. Jika bentor memodifikasi sepeda motor sebagai pendorong becak, maka regulasinya sama dengan kendaraan roda dua. Yaitu harus melengkapi surat-surat kendaraan. Tapi, jika yang digunakan adalah mesin diesel regulasinya tidak ada. “Karena kendaraan ini sama saja dengan mesin diesel lain, hanya berdasarkan kepemilikan barang. Selama ini kita dan kepolisian masih melihat sebatas jenis mesin yang digunakan, jika sepeda motor ya diterapkan roda dua, takutnya ada kendaraan curian yang digunakan. Tapi jika mesinnya dari diesel ya kita terapkan seperti becak biasa,” jelas Lutfi. Sementara itu, berdasarkan keterangan para sopir bentor, kendaraan ini menjadi usaha yang cukup mudah bagi mereka. Jika menggunakan becak maka diperlukan tenaga ekstra, tapi jika bentor hanya perlu dibelikan bensin atau solar. Ekri, 51, salah seorang pengendara bentor di wilayah Asembagus mengatakan jika dia baru tiga bulan menggunakan Bentor. Namun, hasilnya sudah lumayan. Ekri yang awalnya hanya berjualan es kelapa muda ini mengatakan dengan modal Rp 2,5 juta dia sudah bisa memiliki bentor. Usaha ini menurutnya lebih murah dan mudah n Baca Belum...Hal 33
HASIL MODIFIKASI: Becak Motor (Bentor) menjadi kendaraan alternatif yang cepat dan murah di wilayah timur Kabupaten Situbondo.
INFRASTRUKTUR
Petani Jagung Merugi Akibat Kekurangan Air
HABIBUL ADNAN:
SILUMAN?: Poyek Drainasi di Kendit Tanpa Papan Nama
Warga Persoalkan Proyek Tidak Pasang Papan Nama PANJI – Maraknya Proyek pembangunan di kabupaten Situbondo kembali mendapatkan kritikan dari masyarakat. Kali ini terjadi pada proyek drainase yang berada di Desa/ Kecamatan Kendit. Kritikan tersebut muncul karena proyek saluran air tersebut tidak dilengkapi papan nama. Hal itu dinilai melanggar peraturan undang-undang tentang keterbukaan publik. ”Dalam hal ini juga bisa disebabkan kurangnya pengawasan dari pihak instansi terkait dalam suatu pekerjaan,” kata Darsono, salah satu warga setempat. Darsono mengaku bingung asal proyek dari tersebut. Sebab, tidak dijelaskan apakah progrma desa, kabupaten atau provinsi. “Ini proyek apa kok gak ada papan nama gitu?” katanya dengan nada penuh sesal. Selain tidak jelasnya asal proyek, Darsono juga menilai, material yang di gunakan terdiri dari pasir yang mengandung unsur bercampur dengan tanah. Sehingga, tidak menutup kemungkinan kualitas proyek tersebut tidak akan tahan lama n Baca Warga...Hal 33
BEREMMA REA
HABIBUL ADNAN/JPRS
GEDUNG TUA: Kondisi Balai Desa Mangaran yang tidak pernah diperbaiki kian memprihatinkan.
Kantor Desa Mangaran Memprihatinkan MANGARAN – Kondisi kantor Desa/Kecamatan Mangaran memprihatinkan. Bagaimana tidak, selain sudah sangat tampak tua, beberapa bagian balai desa tersebut juga sudah banyak yang rusak. Beberapa warga mengaku khawatir bangunan suatu saat akan ambruk. Sebab, kontruksi bangunan sudah banyak yang lapuk dan rapuh n Baca Kantor...Hal 33
PANJI –Petani jagung di Desa Kayu Putih, Kecamatan Panji melakukan panen. Jagung yang umumnya dipanen dalam masa tiga bulan, kali ini sedikit lebih panjang. Penyebabnya, terkait suplai air yang kian terbatas. Kesulitan air inilah yang kemudian membuat petani harus memutar otak untuk dapat memperoleh air. Salah satu caranya dengan cara patungan membeli pompa air atau menyewa pompa air. Sebab, mereka sudah tidak bisa mengharapkan aliran air sungai. Abdus, 55, Petani asal Desa Kayu Putih, Kecamatan Panji, mengeluhkan kondisi kekurangan air yang berkepanjangan seperti ini. Dirinya bersama petani lain harus menambah ongkos penyediaan air agar tanamannya tidak mati kekeringan. Tapi sayangnya bertambahnya ongkos tidak sebanding dengan harga jagung. Bahkan harga jagung mengalami penurunan. Jika pada musim panen sebelumnya harga jagung glondongan per-kilogramnya adalah Rp 2700, saat ini harganya Rp 2500 perkilogram. “Kalau begini terus petani bisa merugi, kalau selalu rugi petani tidak akan mau bercocok tanam lagi, mungkin kita akan mencari tanaman lain,” ujar Abdus. (fre/pri)
RENDRA KURNIA/JPRS
TERANCAM MERUGI: Petani di wilayah Panji langsung mengupas kulit jagung di sawah saat melakukan panen.
CERITA BERSAMBUNG
Dihadang Lima Orang Bersenjata Tajam DI tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba seorang remaja berlari-lari mendekat. Kiai As’ad mengira remaja bernama Yusuf yang datang mendekat, namun ternyata remaja lain yang sepantaran. Remaja itu mengabarkan bahwa Belanda yang mendarat di Teluk Meneng Banyuwangi juga tengah menuju tempat itu. Untuk mengetahui bahwa remaja itu bukan mata-mata Belanda, seorang Pelopor menanyakan sandinya. “Satu-satu.” “Dua-dua,” timpal kurir Pelopor itu tangkas. “Jadi kau kurir Pelopor? Ada berita apa?” “Belanda hendak memukul gerilyawan melalui jalur belakang. Mereka menuju Bondowoso. Kemarin malam sudah berangkat dari Banyuwangi. Setelah baku tembak dengan TNI di Kelompang Bungkok!” “Dari mana kamu tahu?” “Mereka membakar desa yang dilewati, Kiai!” Napas remaja itu tersengal. “Penduduk banyak yang mengungsi. Katanya Be-
SANG KSATRIA KUDA PUTIH SERI 28 Oleh A. SUFIATUR RAHMAN
landa mencari gerilyawan.” Anggota Pelopor tampak geram sekaligus cemas. Jika Belanda sampai menuju Bondowoso, maka kemungkinan besar mereka akan bertemu di dalam hutan. “Jadi pasukan Be-
landa di Pasir Putih juga taktik. Sebaiknya Kiai kembali ke pesantren. Karena akan makin berbahaya.” “Saya ingin mati mempertahankan dan menegakkan negara,” ujar Kiai As’ad tanpa pi-
kir panjang. Tanpa tersirat kesangsian di raut wajahnya. “Mati syahid di jalan Allah!” Anggota Pelopor seketika terdiam menyadari tekad Kiai As’ad. Mereka pun melanjutkan perjalanan melewati desa Bayeman, menuju selatan. Jalan makin sulit dilalui. Rumah-rumah penduduk yang sangat sederhana terbuat dari bambu mulai jarang, dipisah tegalan dan hutan yang rapat. Ketika melewati tegalan, mereka diawasi beberapa orang. Kilatan celurit dan parang tampak di genggaman mereka. Nampaknya ada warga dusun yang mengenal salah seorang anggota Pelopor. Mereka mengira rombongan Pelopor hendak datang merampok atau mengacau keamanan dusun. Walau tidak semua anggota Pelopor dari bandit atau bajingan. “Kita harus cepat, sepertinya warga ada yang tidak senang melihat kedatangan kita,” ujar salah seorang Pelopor. Ia baru saja bergabung seminggu lalu.
“Bukan karena kita, tapi karena kamu!” ujar rekannya. “Apa yang pernah kamu lakukan di sini?” tanya Kiai As’ad. “Orang yang melakukan kesalahan, akan mendapat balasan setimpal sepanjang perjalanan ini.” Kurir Pelopor itu terdiam untuk beberapa saat. “Sa—saya pernah mencuri sapi di daerah ini, Yai.” Wajahnya tampak gusar. “Ya, pantas saja.” Lima orang bersenjata tajam tiba-tiba menghadang rombongan Kiai As’ad. “Orang itu bajingan tengik! Serahkan pada warga!” seru seorang warga seraya menghunus golok dan mengacungkan ke udara. “Maaf, tapi kami dari pesantren, tidak berniat jahat,” ujar Kiai As’ad. “Bohong! Orang pesantren itu pakaiannya rapi, nggak kumal seperti kalian!” Kiai As’ad dan barisan Pelopor memang sedang dalam penyamaran. (bersambung)
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
KOMUNIKASI BISNIS R A D A R
29
B A N Y U W A N G I
Warga Sambut Bulan Suro dengan Selamatan
CHIN JULLIEN/RABA
MAYORITAS NAIK: Cuaca buruk menyebabkan hasil pertanian menurun, akibatnya kebutuhan pangan yang dijual mengalami kenaikan harga.
Cabai Tembus Rp 30 Ribu Dampak Kemarau Berkepanjangan BANYUWANGI – Musim panas di Banyuwangi benar-benar memberi dampak buruk bagi petani. Hasil panen yang menurun, membuat pedagang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Akibatnya, komoditas hasil pertanian baik sayuran, palawija
maupun rempah-rempah harganya meningkat. Seperti beras misalnya, dua minggu yang lalu harga beras meningkat dari harga Rp. 8500 menjadi Rp 9500 dalam satu kilogram (kg). Selain beras, beberapa jenis sayuran pun mengalami kenaikan harga dua kali lipat. Seperti buncis yang tadinya Rp 5000 kini naik menjadi Rp 8000. Begitu cabai yang seminggu
lalu harga berkisar dalam Rp 24 ribu hingga Rp 28 ribu. Minggu kemarin (2/11) harga cabai kembali merangkak dua ribusehingga menjadi Rp 30 ribu. “Tidak hanya cabai besar, cabai rawit juga ikut naik, sekarang 26 ribu, padahal tadi Rp 20.000,” ujar Misnawati, 56. Sejumlah pedagang lainnya mengeluhkan kenaikan harga merica. Seperti Misnah, 36 mis-
alnya ia mengatakan baru pertengahan bulan lalu, harga merica naik dari harga Rp 120.000 menjadi Rp 160.000 ribu. Namun empat hari yang lalu harga merica naik lagi menjadi Rp 180.000. Pedagang juga kesulitan mencari jahe berkualitas baik. “Ada jahe, tapi jelek kualitasnya, namun harganya sama seperti harga jahe yang kualitas bagus,” keluh Misnah. (cin/afi)
Capai Predikat Nama Baik dan Nama Besar
THOMY SILA/RABA
ACARA PUNCAK : Kepala SMP Negeri 1 Srono Seno M.Pd dan panitia mengecek peserta MIPA.
turut memeriahkan dengan wajah ceria, Seno M.pd selaku kepala sekolah SMPN I Srono mengatakan, kegiatan lomba ini untuk menonjolkan bakat-bakat siswa-siswi yang ada di SMP Negeri 1 Srono, baik, bisa peduli pada lingkungan sekolahnya, kecintaan almamater dan juga untuk menumbuhkan budayanya sendiri, bertujuan, membendung masuknya permainan modern yang masuk ke negara kita. Setidaknya
dengan mengenalkan permainan tradisional, kami bisa melestarikan jati diri bangsa jelasnya. Seno juga mengatakan kegiatan ini juga untuk menyongsong lomba tata kelola dana Bos tingkat Nasional, sedang kegiatan MIPA itu sendiri untuk, menuju kualitas daya saing siswa dan juga mencari bibit-bibit unggul, kami juga akan memberikan nilai skor tersendiri bagi siswa yang masuk 10 besar dan mau masuk ke SMP Negeri 1 Srono janji Seno. (*)
GENTENG – Risiko kecelakaan kerja setiap saat bisa terjadi di mana saja dan kapan pun. Terkadang pekerja, walau sudah berhati-hati, bisa mengalami kecelakaan kerja sehingga bisa menimbulkan trauma, luka dan cedera bagi pekerja. Kecelakaan kerja itu tidak diinginkan bersama karena bisa mempengaruhi produktivitas pekerja maupun perusahaan. Baik kinerja hingga financial. Namun, hal tersebut tidak perlu lagi dikhawatirkan, melalui Pusat Layanan Trauma atau Trauma Center (TC) yang diluncurkan oleh Badan Penanganan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan bisa teratasi. Program TC adalah suatu pengembangan pelayanan terhadap permasalahan trauma, luka, cedera dan bentuk kecelakaan kerja bagi peserta program BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya terhadap riseko pelayanan kesehatan yang terjadi selama pekerja sakit akibat kecelakaan kerja. Selama ini BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi bekerja sama dengan dua rumah sakit yang ditunjuk menjadi TC, yakni Rumah Sakit (RS) Yasmin Banyuwangi dan RS Bhakti Husada Krikilan. Untuk mendukung progam TC ini, BPJS Ketenagakerjaan kembali mengembangkan kerja sama. Kali ini RS Al Huda Genteng yang ditunjuk sebagai TC BPJS Ketenaga-
PERLUAS LAYANAN : Penanda tanganan kerja sama Trauma Center oleh direktur RS Al huda, dr. Hj. Faida, MMR (tengah) dan kepala BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi, Nurdinsyah
kerjaan Banyuwangi. Kerja sama tersebut dilaksanakan pada 22 Oktober yang lalu bertempat di RS Al Huda Genteng. Ditunjuknya RS yang dipmpin dr. Hj. Faida, MMR ini karena RS Al Huda sangat mendukung untuk layanan TC. Seperti layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, ambulance, laboratorium, radiologi, Apotek yang buka nonstop hingga fasilitas layanan rehabilitasi medik. “Ini merupakan standar RS yang sudah ditentukan untuk menjadi Trauma Center BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Kepala BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi, Nurdinsyah.
Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami riseko trauma kecelakaan kerja dan diharuskan rawat inap bisa menggunakan fasilitas layanan kamar kelas II. BPJS Ketenagakerjaan akan terus berupaya mengembangkan layanan TC di Banyuwangi. Dengan begitu pekerja akan merasa tenang atas kepastian ditanggungnya biaya kesehatan oleh BPJS Ketenagakerjaan selama pekerja sakit akibat kecelakaan kerja. “BPJS Ketenagakerjaan Banyuwangi juga membuka seluas-luasnya kepada RS yang ada di Banyuwangi untuk kerja sama layanan TC,” imbuh Nurdin. (*)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Jl. Yos Sudarso
LGX 2004
Suzuki
Avanza ‘11
Innova ‘10
Nissan
Lokasi Strategis, One Gatesyst, ready stock type 60+90, Jl. Raya Yos Sudarso Bwi. Hub: 082331514338,081937664579
Djl LGX 2004 Silver Full Variasi Harga 130 Jt Hub: 081336706811
HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBOND 0338671982; BIRO GENTENG 081336960391 THOMY 081336287999 EKO
Djl Honda All New CRV Th 2008 AT, Silver, KM 90.000, 207 Jt Nego H: 087852755758 Promo Ertiga Irit, Nyaman, Anti Maling, Splash, Swift, Karimun, Wagon DP Mulai 20-30 Jt.an @ 2-3 Jtan Mega Cary Xtra AC PS Paling Laris 081216442144 BB 28703C7E
Dijual Avanza Th ‘011 G Silver Hrg 125 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb: 08123453975/081335897888
Dijual Innova ‘010 Solar Silver Hrg 202,5 Jt, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb: 08123453975
Nissan Bwi dptkn Promo Spesial & DP Ringan, Bs Cash & Kredit Buruan Inden Sblm Hrga Naik Ready Stok:March, G. Livina, X Trail, Juke Info: Andi 081359944425 BB 2881226A
Honda Jazz ‘10
Toyota Fortuner ‘12
Suzuki SX-Over
Pijat Tradisional
STNK Hlg STNK P 4017 YE an Umi Azizah, Dsn. Krajan RT. 01/02 Pesucen.
All New SRV ‘08
BANYUWANGI Asisten Apoteker
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING -
PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH POSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + 5-10 CM TANPA EFEK SMPING - PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 KG TANPA EFK SMPING - KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPOTEN, EJAKULASI DINI - PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA
- OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN - PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PADAT, KENCANG - PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU - PERAPAT VGN WANITA - PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK - VAKUN ALAT PEMBSR PENIS
BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
LI-ONG
ulama setempat. Kemudian warga menyantap makananmakanan, tumpeng yang sudah dikumpulkan oleh masyarakat. Anak-anak, dan orang tua bercampur menikmati hidangan tersebut di tengah jalan desa. “ Ini wujud rasa syukur kami setelah satu tahun, diberikan kesehatan dan bertemu kembali dengan tahun baru Islam,” pungkas Imam Bukhori salah satu warga lain.(ddy/afi)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
dalam selamatan tersebut diwajibkan satu sama lain saling bersalaman dan memaafkan. Agar tidak ada lagi warga kampung yang tidak saling bertegur sapa antara satu dengan yang lain. Dengan begitu, warga kampung akan bersatu guna mewujudkan pembangunan kampung dan lingkungan setempat. Usai ider bumi, tasyakuran ditutup dengan membaca tahlil dan doa bersama yang dipimpin
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Pijat Tradisional Untuk Kesehatan Hp. Imam 081230652290
DEDY JUMHARDIYANTO/ RABA
KERUKUNAN: Warga Kampung Candian, Desa Rogojampi berdo’a bersama sebelum menyantap tumpeng yang disajikan
BPJS Ketenagakerjaan Perluas Kerja Sama TC
Ulang Tahun Ke 31 SMP Negeri 1 Srono
SRONO – Tiga puluh satu tahun perjalanan SMP Negeri 1 Srono dalam mengabdikan diri di bidang pendidikan, merupakan usia yang panjang dan matang bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai predikat nama baik dan nama besar. Kemampuan SMP Negeri 1 Srono dalam menjaga dan mengatur ritme dan strategi, untuk terus mempertahankan kepercayaan pemerintah dan masyarakat sebagai salah satu lembaga pendidikan yang senantiasa mencetak prestasi gemilang dan menyumbangkan alumni yang cerdas, tangguh, dan mumpuni, di tingkat daerah, regional, nasional, sudah tidak diragukan lagi. Sebagai bentuk syukur dan kegembiraan seluruh warga SMP Negeri 1 Srono, dalam rangka memperingati hari jadinya, mengadakan gebyar kegiatan selama bulan Oktober kemarin. Aneka lomba kebersihan, cerpen, puisi, paduan suara, permainan tradisional dan lomba olimpiade MIPA untuk tingkat SD/ MI pun di gelar di acara puncak tanggal (2/11) kemarin, kegiatan yang berlangsung meriah, sangat berkesan di hati seluruh warga sekolah, tidak ada yang mau ketinggalan, semuanya tampak senang
ROGOJAMPI – Pergantian tahun baru Hijriah atau dalam kalender Jawa disebut bulan suro. Di beberapa tempat bulan suro menjadi ajang syukuran untuk menggelar selamatan kampung. Seperti yang terlihat di Kampung Candian Desa/Kecamatan Rogojampi, Sabtu malam ( 1/11). Puluhan warga berkumpul di jalan desa setempat, untuk selanjutnya mereka melakukan ider bumi atau berjalan keliling kampung. Sembari berjalan tersebut, warga kompak membaca kalimat thoyibah, istighfar memohon ampun kepada Allah Swt. Selama ider bumi tersebut, sejumlah anak-anak membawa obor sebagai penerangan. Hamzah salah seorang warga mengaku, selamatan kampung tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun di bulan Muharam atau bulan syuro dalam kalender Jawa. Dimaksudkan, agar tahun baru ini warga di kampungnya diberikan berkah dan keselamatan oleh Allah SWT. “ Selamatan kampung ini juga sekaligus sebagai media silaturahim untuk menjaga kerukunan antar warga kampung,” katanya Warga kampung yang hadir
JL. KOLONEL SUGIONO BANYUWANGI NO. HP: 082 214 477 333 / 087 857 230 002 PESAN DIANTAR - ONGKOS GRATIS
Dbthkn Asstn Apoteker (AA) Syrt Wanita D3 Farmasi Pnglmn Min 2 th Bs Admnstrsi Obat/ Farmasi Bs Microsoft Excel Lmrn diantar Ke Klinik Madani, Sasak Bomo Mangir Rgjmpi Jm 9.000-13.000 WIB H: 085236267072 (Isro’i)
ALL NEW XENIA Hny dg UM 23 Jt Bwa pulang All New Xenia VVT-i. Hub sgr HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555
Dijual Honda Jazz ‘010 Matic Hitam Harga 177,5 Juta, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 08123453975/081335897888
Dijual Toyota Fortuner ‘012 Manual G Putih, Istimewa KM 9800 Hrga 365 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111
Dijual Suzuki SX-Over 2010 P 1881 YT kondisi mulus istimewa warna silver km 24.000 harga Nego Yanti 081234632780.
32
DAERAH SEKITAR R A D A R
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
B A N Y U W A N G I
Pengangguran Buang Bayi Hasil Hubungan Gelap dengan Pelajar SMK
HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN
GAYA PERANG: Sepasang penggemar vespa menaiki motor kesayangannya di lapangan Unej yang bergaya kendaraan perang.
Satu Vespa Sejuta Saudara JEMBER – Para penggemar motor vespa berkumpul di lapangan Universitas Jember (Unej), Sabtu (1/11). Mereka mengikuti kegiatan kontes vespa dan silaturahim penggemar vespa se-Indonesia. Kontes tersebut juga diikuti dengan kegiatan uji emisi gas buang. Ahmad Yani, ketua panitia acara, mengatakan, undangan yang disebar kepada para penggemar sepeda antik tersebut sebanyak tiga ribu buah ke seluruh daerah di Indonesia. Namun, penggemar vespa dari Makassar dan Papua belum bisa dipastikan hadir ke Jember. “Karena perjalanan dari Papua ke Jember membutuhkan waktu dua bulan, masih belum ada konfirmasi,” ungkapnya. Menurut dia, selain untuk memeriahkan Festival Tegalboto, kegiatan tersebut untuk menjalin silaturahim antar penggemar motor vespa di Indonesia. Sebab, mereka memiliki ikatan emosi yang kuat sesama anggota komunitas. Pria yang akrab disapa Yani ini menambahkan, kontes penggemar scooter tersebut diikuti dengan berbagai rangkain acara. Salah satunya adalah pengenalan profil Unej. “Kegiatan ini sangat didukung oleh rektor Unej,” tegasnya. Kontes tersebut, lanjut Yani, mendatangkan beberapa juri dari Jakarta dan Jember. Se-
hingga, akan ada beberapa kriteria yang dinilai, seperti keunikan modifikasi vespa peserta. “Semuanya ada empat juri,” tandasnya. Tak hanya itu, kegiatan yang digelar di lapangan kampus tersebut juga ingin memberikan pesan bahwa para penggemar vespa bebas dari obatobatan berbahaya maupun minuman keras. “Sehingga di pintu masuk ada banner No Drugs No Alcohol,” imbuh lelaki yang juga sebagai pembina komunitas vespa di Jember ini. Sementara itu, I Made Ade Mahendra, dari Stac Bali Club, mengatakan, dia datang bersama empat temannya dari Bali untuk mengikuti kontes vespa di Unej. “Tujuan pertama kami adalah untuk silaturahim,” ujarnya. Namun, kata Made, masih ada beberapa klub lagi yang akan ikut memeriahkan kontes tersebut. Sebab, di Bali ada sekitar 25 komunitas pecinta vespa. “Namun, yang sudah datang sekarang baru tiga klub,” ungkapnya. Menurut dia, motivasi lain mengikuti kontes vespa adalah agar sepeda klasik tersebut tetap lestari. Karena, vespa memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri. “Selain itu, kami ingin terus menjalin persaudaraan dengan para penggemar scooter. Slogan kami, satu vespa sejuta saudara,” tuturnya. (gus/har/jpnn)
JEMBER – Warga Kencong digemparkan dengan pembuangan bayi yang dilakukan oleh M. Sulton Arif, 23, yang tak lain ayah kandung dari bayi tersebut. Aksi yang dipergoki oleh warga yang sedang ke sawah tersebut sempat dilaporkan ke pihak Desa Kencong. Selanjutnya, perangkat desa mengamankan pelaku di salah satu rumah warga. Aksi pembuangan bayi tersebut bermula saat Putri (bukan nama sebenarnya), 17, pelajar sebuah SMK di Kecamatan Jombang, melakukan hubungan gelap dengan Sulton alias Beton, yang tinggal di Dusun Panggul Melati, Desa Kepanjen, Gumukmas. Dari hubungan gelap tersebut, Putri
hamil. Kedua orang tua Putri tidak tahu bahwa anaknya sedang hamil. Bahkan, teman-teman di sekolahnya juga tidak tahu dengan kehamilan Putri. Menurut salah seorang keluarga Putri, pada pukul 03.00, Sabtu (1/11), Putri melahirkan bayi hasil dari hubungan gelap dengan pelaku di rumahnya. Meski kedua orang tua Putri ada di rumah tersebut, persalinan itu tidak diketahui oleh keduanya. Karena ketakutan, Putri lantas menghubungi Sulton agar menemuinya di rumah. Mendengar sang pacar melahirkan, Sulton bergegas menuju rumah Putri dan mengambil bayi tersebut. Bayi yang tali pusatnya belum dipotong itu dibungkus menggunakan sarung. Dengan mengendarai sepeda motor Suzuki FU 150R, membawa bayinya tersebut dengan cara menggen-
dongnya menuju area persawahan yang dekat dengan pemakaman Desa Keting, Jombang. Rupanya, keberadaan pelaku di tengah sawah menjelang Subuh itu memancing kecurigaan warga yang hendak ke sawah. Warga lantas menegur Sulton. Melihat pelaku membawa sesuatu yang mencurigakan tersebut, warga menanyakan apa yang sedang digendongnya. Tetapi, pelaku tidak bisa menjawab. Hal itu semakin menambah kecurigaan warga. Lantas, warga meminta agar barang yang ada di gendongan pelaku untuk dibuka. Warga sangat terkejut ketika mengetahui bahwa yang digendong pelaku adalah bayi perempuan yang masih lengkap dengan tali pusatnya. Tak panjang kata, warga langsung mengamankan pemuda tersebut di Balai Desa Kencong. Sulton menga-
ku akan membuang bayinya di area pemakaman. Namun, aksinya keburu diketahui warga. “Tadinya mau saya letakkan di pemakaman, tapi keburu ditemukan warga,” akunya. Bayi perempuan itu lalu dibawa ke Poliklinik Desa (Polindes) Cakru untuk mendapatkan perawatan. Menurut Darma, salah seorang petugas polindes, kondisi bayi tersebut keadaan sehat dan normal. “Bobotnya 2,8 kg dengan panjang 45 cm,” katanya. Sementara itu, Putri akhirnya dirujuk ke Puskesmas Kencong untuk mendapatkan perawatan pasca persalinan. Dia dibawa ke Puskesmas Kencong oleh salah seorang kakaknya. Sulton sendiri akhirnya dibawa anggota Resmob Jember Barat ke Mapolres Jember untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (jon/rul/har/jpnn)
HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN
KEKAYAAN: Potensi pertanian yang besar di Jember memungkinkan untuk dibangun kawasan agropolitan.
Ambulu-Balung Diproyeksikan Agropolitan
ADRIAN SUWANTO/RADAR BALI/JPNN
KENDALA KLASIK: Dua atlet selancar angin Bali, Shasa Krisna (kiri) dan Gede Subagiasa saat menjalani latihan rutin di laut Semawang, Sanur, kemarin.
Selancar Problem Dana DENPASAR - Dalam waktu dekat ini, atlet selancar angin Bali bakal dihadapkan dengan dua agenda keuaraan berskala internasional. Masing-masing Asian Beach Games (ABG) IV/2014 di Phuket, Thailand pada 12-23 November dan kejuaraan dunia di Pulau Bintan pada 15-20 Desember mendatang. Target meraih hasil maksimal pun diusung masing-masing atlet. Untuk itu, porsi latihan para atlet pun terus digenjot. Bagi pelatih selancar angin Bali IGM Oka Sulaksana, kesempatan tampil di even internasional tersebut bertujuan untuk terus memberikan jam terbang terhadap para atlet selancar Bali. Hanya saja, kendala yang dihadapi Porlasi sejauh ini masih klasik. Yakni masih berkutat dengan masalah anggaran dana untuk menyambut dua even tersebut. Untuk diketahui, pada ABG IV, tim Indonesia hanya mengirim satu atlet putra dan satu putri. Di mana atlet asal Bali Komang Suartana akan tampil bersama atlet putri asal Jawa Timur Rio Hoiriah. Mereka bakal bertanding
di nomor RS One. “Sebenarnya Indonesia mendapat kuota tiap nomor dua atlet, namun yang dikirim cuma satu nomor,” papar Suartana yang juga adik kandung dari peselancar angin andalan Bali Gede Subagiasa dijumpai di sela latihan di pantai Semawang, Sanur, Sabtu (1/11). Sementara untuk kejuaraan dunia di Pulau Bintan, Bali menarget menerjunkan lima peselancar. Di antaranya Subagiasa, Suartana, Oka Sulaksana, Gopala Sulaksana, dan Candra Pertiwi Sulaksana. Mereka bakal turun di nomor RS One. “Kami juga masih ragu, karena dari sarana alat terbatas. Jika menyewa di sana (bintan, Red) biayanya sangat besar,” tambah Oka Sulaksana yang juga Ketua Umum Pengprov Porlasi Bali. Meski begitu, pihaknya bakal selalu mencari solusi yang terbaik, karena ajang ini dinilai sangat baik untuk keempat atletnya tersebut untuk menambah pengalaman kembali. “Mereka merupakan atlet proyeksi Pra Pon XIX/2015 nanti, setidaknya mesti diasah terus kemampuannya,” imbuh legenda selancar nasional itu. (tri/han/jpnn)
JEMBER – Pemkab Jember sebenarnya sudah mulai melakukan kajian mengenai pengembangan kawasan agropolitan pada 2010. Namun, hingga hari ini belum ada keputusan dari Pemkab Jember kapan penetapan agropolitan itu akan direalisasi. Menurut Kabid Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Jember Shinta Rosmala mengatakan, pihaknya sudah menggandeng beberapa peneliti dari perguruan tinggi untuk meneliti mengenai daerah yang cocok sebagai kawasan agropolitan di Jember. “Dari hasil penelitian itu direkomendasikan dua kecamatan, yakni Ambulu dan Balung,” katanya, belum lama ini. Dia menjelaskan, untuk mene-
tapkan sebuah kawasan sebagai agropolitan membutuhkan proses yang panjang. Mulai dari bupati, gubernur, sampai menteri pertanian. Joko Wibowo, dosen Politeknik Jember (Polije), salah seorang tim peneliti agropolitan Jember, mengatakan, dari penelitian yang dilakukannya bersama tim, ada dua kecamatan di Jember yang cocok untuk menjadi kawasan agropolitan. “Yakni Kecamatan Ambulu dan Balung,” katanya. Dia menjelaskan, dua kecamatan itu sudah didukung oleh infrastruktur yang layak dan bagus. “Selain itu sudah didukung pasar dan sarana kesehatan yang memadai,” ujarnya. Mengenai potensi, dua kecamatan itu juga memiliki potensi agribisnis yang bagus. Di Ambulu, ada
tanaman yang bisa menjadi produk unggulan, seperti padi dan palawija. Potensi lainnya adalah tanaman hortikultura berupa kubis, cabai, dan tanaman perkebunan, seperti kopi, tembakau, dan kakao. Selain itu, lanjut Joko, kondisi tanah di Ambulu dan Balung sangat subur. Demikian pula dengan kondisi sumber daya manusia yang cukup dinamis. “Lahannya juga cukup,” sambungnya. Namun, kata dia, ketersediaan air menjadi hal mutlak dalam pengembangan kawasan agropolitan. Di Ambulu, ada Sungai Mayang yang airnya mengalir sepanjang tahun. ”Meskipun kemarau seperti sekarang, air tersebut terus ada,” ungkapnya. Sedangkan di Balung memiliki
IBU RUMAH TANGGA ANIAYA MURID SD Vinati Shaplina dilaporkan karena memukul MRS. Dia tidak terima anaknya sering diejek dan dipukul oleh korban. Pemukulan itu terjadi di SD Banjar Tengah, Negara, Jembrana Kasus menganiayaan ini terjadi pada Jumat (31/10) lalu saat masih jam pelajaran berlangsung Awalnya, pelaku yang baru selesai dikhitan diejek, bahkan beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik dari korban. Mendapat perlakukan seperti itu, kemudian melapor kepada ibunya yang tinggal di Jalan Pulau Samosir Lingkungan Dauh Waru, Jembrana. Tidak terima anaknya mendapat perlakuan kasar, pelaku datang ke sekolah mencari korban. anpa basa-basi langsung memukuli korban. Korban mengalami bengkak pada mata kirinya dan memar pada pipi.
Murid SD Dianiaya di Sekolah JEMBRANA - Seorang ibu rumah tangga dilaporkan ke polisi lantaran memukul teman sekolah anaknya sendiri. Vinati Shaplina, 29, memukul korban, MRS, 9, karena tidak terima anaknya sering diejek dan dipukul oleh korban. Mirisnya, pemukulan tersebut terjadi di area sekolah dasar tempat korban sekolah. Informasi yang dihimpun koran ini, penganiayaan tersebut terjadi Jumat (31/10) lalu saat masih jam pelajaran berlangsung di SD Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana, bali. Awalnya anak pelaku yang baru selesai dikhitan beberapa waktu lalu diejek, bahkan beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik dari korban. Mendapat perlakuan seperti itu, kemudian melapor kepada ibunya yang tinggal di Jalan Pulau Samosir, Lingkungan Dauh Waru, Jembrana. Tidak terima anaknya mendapat
perlakuan kasar, pelaku datang mencari korban ke sekolah. Tanpa basa-basi langsung memukuli korban. Orang tua siswa lain yang ada di lokasi kemudian melerai dengan memeluk korban sehingga berhenti memukuli korban. Akibat penganiayaan itu, korban mengalami bengkak pada mata kirinya dan memar pada pipi. Korban kemudian melaporkan pemukulan tersebut kepada orang tuanya. Selanjutnya, orang tua korban melapor ke Polres Jembrana. Sabtu (1/11) lalu pelaku diamankan polisi untuk dimintai keterangan. Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra, saat dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut. “Kasus masih kita selidiki. Jika nanti terbukti pelaku dijerat pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” tukas dia. (bas/gup/jpnn)
produk unggulan, berupa kerajinan di Desa Tutul, Balung. Selama ini produk kerajinan Balung sudah diekspor ke berbagai negara. “tetapi, sampai sekarang masih belum ada SK mengenai penetapan Ambulu dan Balung sebagai kawasan agropolitan,” akunya. Sementara, Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Widjajadi mengatakan, potensi pertanian di Jember cukup besar. Jember memiliki lahan dengan luas sekitar 84 ribu hektare dan produksi padi yang mencapai hampir 1 juta ton. “Memang masih di bawah target sebesar 1,1 juta ton. Meski ini target mustahil karena kita menghadapi persoalan pupuk, air, dan penyusutan lahan, namun target ini sebagai penyemangat kami,” akunya. (gus/har/jpnn)
Kasek Keluhkan Moratorium CPNS JEMBER – Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan moratorium atau penghentian sementara penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama lima tahun ke depan dikeluhkan oleh jajaran birokrasi di bawah. Seharusnya, moratorium CPNS tidak diberlakukan secara merata, melainkan cukup terbatas. Menurut Rinoto, kepala SMKN 5 Jember, dirinya bisa memahami ketika pemerintah pusat mengambil kebijakan moratorium CPNS. Salah satu pertimbangannya adalah untuk mengefektifkan kinerja PNS yang sudah ada. Tetapi, kata dia, moratorium CPNS seharusnya diberlakukan terbatas. Misalnya, diberlakukan pada CPNS yang ada di formasi tenaga administrasi. “Tetapi, untuk CPNS yang bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, seperti guru atau petugas kesehatan, mestinya jangan ada moratorium,” kata kepala sekolah kejuruan di bidang pertanian ini. Dia menjelaskan, selama ini banyak sekolah yang masih
kekurangan guru PNS. Bukan hanya di luar Jawa, kekurangan guru itu juga masih dialami oleh sekolah-sekolah di Jawa. Rinoto menyontohkan sekolahnya. “Di SMKN 5 Jember ini total jumlah guru sekitar 200 orang. Tetapi, yang CPNS hanya 78 orang. Sisanya banyak ditopang oleh guru honorer atau sukwan,” paparnya. Padahal, kata dia, jika guru berstatus PNS, maka yang bersangkutan lebih konsentrasi dalam mengajar. Sebab, kesejahteraan yang diterima guru lebih baik daripada guru honorer. Selain itu, lanjut guru asal Banyuwangi ini, sekolah vokasi seperti yang dia pimpin banyak membutuhkan guru dengan skill khusus. Misalnya, guru yang memiliki kompetensi di bidang pertanian, peternakan, atau perikanan. “Mencari guru dengan kompetensi khusus ini kan tidak mudah. Karena sulit, rekrutmen guru bisa dilakukan tiap tahun sampai ada guru yang sesuai dengan kebutuhan,” tuturnya. Padahal, program studi dan ilmu pengetahuan terus berkembang. (gus/har/jpnn)
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
SAMBUNGAN R A D A R
Amankan BB dan Tersangka n SUAMI... Sambungan dari Hal 27
Saat digorok, tidak terdengar jeritan korban. Diduga, korban sempat menghalangi serta melawan suaminya. Sehingga dia harus mengalami luka di jari tangannya. Usaha Zainiya untuk menyelamatkan nyawanya tidak sia-sia. Sebab, dia mampu berlari keluar rumah mengalahkan kekuatan suaminya yang sedang kalap. Korban berlari sambil memegang lehernya yang telah berlumuran darah. Beberapa tetangganya kemudian bertanya tentang keadaan leher
Zainiya yang berlumuran darah. Pada saat warga bertanya, suami korban kabur keluar rumah dan berlari menyerahkan diri kepada polisi. “Tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya. Karena tidak ada suara pertengkaran. Saya lihat adik saya keluar dari rumahnya sambil pegang leher, sudah banyak darahnya. Saya cuma berpikir harus segera membawa adik ke puskesmas Asembagus,” kata Badriyah kakak korban. Karena lukanya yang cukup parah, korban langsung dirujuk ke IGD RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Setelah mendapat penanganan medis, beberapa saat
kemudian korban langsung dirujuk ke RSUD dr Soebadi, Jember. “Korban mengalami pendarahan yang cukup banyak. Dua luka robek di leher korban butuh dieksplorasi. Jadi langsung dirujuk ke Jember,” kata dr Dewi Setyaning, dokter yang menangani. Sementara itu, pelaku yang kabur dan menyerahkan diri ke Mapolsek Asembagus, langsung dilimpahkan ke MApolres Situbondo. Hal itu untuk menghindari kemungkinan adanya amukan massa. “Kasus ini kategorinya KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Sehingga, untuk menindaklanjuti kasus KDRT ini ka-
mi serahkan PPA Polres Situbondo. Untuk sementara kasus ini diduga karena ada rasa cemburu. Tetapi untuk pastinya masih dilakukan penyelidikan,” kata Kapolsek Asembagus, AKP Priyono. Dikatakan, selain mengamankan tersangka Ernadi, kepolisian juga berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa celurit yang digunakan untuk menggorok leher istrinya. “Kami belum bisa menyimpulkan kasus KDRT ini, yang jelas sejumlah pihak akan kita mintai keterangan. Untuk pelaku dan BB yang digunakan sudah diamankan petugas,” pungkasnya. (rri/pri)
Hayam Wuruk Menginap di Patukangan n CADAS... Sambungan dari Hal 27
“Keberadaan situs- situs ini sangat berkaitan dengan apa yang dijelaskan dalam datadata sejarah dan juga memperkuat dugaan bahwa ibu kota Patukangan saat itu berada di an-
tara Desa Duwet dan Desa Peleyan, Kecamatan Panarukan,” papar Lutfia. Dalam Kitab Negarakertagama, lanjut perempuan berjilbab tersebut, dijelaskan bahwa Hayam Wuruk saat melakukan perjalanan mengunjungi wilayah Jawa bagian timur
singgah di Patukangan. Bahkan di Patukangan ini Hayam Wuruk menginap dalam waktu yang cukup lama. salah satu aktifitas yang dilakukan adalah menerima perwakilan dari Bali, Madura dan Balumbungan. “Menurut Prapanca dalam Kitab Negarakertagama itu, tem-
33
S I T U B O N D 0
pat perkemahan sudah disiapkan bagi para pengunjung di sebuah lapangan di pinggir laut sebelah barat, yang dilindungi oleh pohon-pohon Siwalan. Sedangkan tempat tinggal Hayam Wuruk berada di sebelah utara lapangan tersebut,” terangnya. (pri)
Dipermasalahkan Hingga Berlebihan n SESALKAN... Sambungan dari Hal 27
Dengan dasar itulah, komisi III akan mengadakan investigasi kembali ke wilayah-wi-
layah yang dilakukan pembiaran itu. ”Jika ditemukan adanya permainan, kami tidak segan-segan menindak tegas,” imbuhnya. Sementara wilayah-wilayah
penambangan yang sering dipermasalahkan adalah yang berada di wilayah timur dan barat. Bahkan dipermasalahkan secara berlebihan. (bib/pri)
Mengaku Hanya Sebagai Kurir n MENIPU... Sambungan dari Hal 28
Ini setelah terungkap disebut-sebut memiliki hubungan dengan Nur Aini. Dia adalah oknum PNS yang telah divonis 3 tahun penjara dengan kasus yang sama yakni melakukan penipuan. “Saya mengapresiasi kepada lembaga Polri, khususnya Polres Situbondo. Dimana dapat menegakkan hukum dengan ti-
dak tebang pilih. Saya menduga ini ada semacam sindikat, karena sebelumnya Nur Aini yang merupakan adik dari Uswatun Hasanah ini juga melakukan penipuan yang sekarang dipenjara tiga tahun,” kata Eko Prayitno. Dikonfirmasi Kapolres Situbondo, AKBP Hadi Utomo membenarkan penahanan terhadap oknum PNS bernama Uswatun Hasanah. Menurutnya
polisi telah melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap korban dan saksi. Begitu cukup bukti, polisi selanjutnya menahan tersangka. “Tersangka ditahan karena berkas perkaranya sudah P21 atau sempurna. Jadi ditahan karena akan diserahkan ke JPU (Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Situbondo),” terang AKBP Hadi Utomo, kemarin (2/11). (rri/pri)
Di Jangkar Kerjasama dengan MPU n BELUM... Sambungan dari Hal 28
Dirinya mengetahui karena yang digunakannya adalah sepeda motor, maka surat kendaraan selalu diperhatikannya. Dia tidak memungkiri jika ada beberapa yang menggunakan bentor dari sepeda motor bermasalah. Teta-
pi pihak kepolisian menurutnya jarang menjaring bentor saat operasi tertib lalu lintas. Hanya beberapa kali saja bentor dimintai keterangan lalu dilepaskan. Ketika Jawa Pos Radar Situbondo menanyakan apakah tidak ada gesekan dengan sopir MPU, Ekri menjawab bahwa sementara aman. Sejak merebak
pada awal tahun 2014 ini, bentor menurutnya selalu bekerja sama dengan Sopir MPU. “Kalau di Jangkar malah kita sama MPU kerjasama, kalau penumpang sudah terlalu banyak, kita akan cari MPU untuk membawa penumpang dari Jangkar, kadang mau ke kota atau ke Sukorejo,” ujar Ekri. (fre/pri)
Sudah Rampung 80 Persen n WARGA... Sambungan dari Hal 28
”Dan, pastinya akan asal jadi saja yang akhirnya yang dirugikan masyarakat. Maka dari itu tolong instansi terkait supaya turun meninjau langsung bagaimana kualitas proyek ini,” tambahnya. Hal yang sama di ungkapkan
oleh Hariri, 30, warga yang lain. Dia mengatakan, sebagai masyarakat biasa, dirinya memang tidak begitu mengerti tentang pembangunan. Baginya, apapun bentuk dari roda pembangunan, itu berasal dari uang rakyat dan untuk rakyat. ”Lantas kenapa banyak di jumpai proyek tanpa papan
nama,” tanyanya. Menurutnya, papan nama proyek sangat penting dipasang. Itu karena masyaraklat luas berhak tahu apa dan berapa anggaran proyek pembanguan yang terserap. Proyek drainase tersebut sudah hampir selesai. Diperkirakan sudah rampung 80 persen. (bib/pri)
Belum Pernah Diperbaiki n KANTOR... Sambungan dari Hal 28
Bebarapa warga juga mengaku, kantor desa yang sudah berumur puluhan tahun ini sampai kini belum pernah diperbaiki. Padahal, menurut mereka,
FREDY RIZKI/JPRS
MENGOREK TANAH: Anggota CADAS mengamati batu bata yang diduga kuat peninggalan jaman Patukangan
Warga Bantu Evakuasi Korban n KAKEK... Sambungan dari Hal 27
“Sabtu (1/11) siang dia sempat pulang. Karena bibit padi yang ditanamnya kurang. Kemudian dia balik lagi ke sawahnya setelah mencari pesanan tambahan bibit,” kata Supriyadi kepada sejumlah wartawan. Pada saat menuju sawah milik korban itulah, di tengah perjalanan Supriyadi menemukan sesosok mayat di areal bekas tanaman tebu yang telah terbakar. Tidak disangka, jasad yang tergeletak di aliran irigasi tersebut merupakan tubuh Arbin. “Sawah korban berdampingan dengan lahan tebu, jadi kalau ke sawahnya ha-
rus lewat areal tebu,” imbuhnya. Diduga, korban terjatuh pada saat berjalan melewati areal bekas tanaman tebu yang sedang terbakar. Karena tak ada yang menolong, jasad korban akhirnya ikut hangus lantaran terbakar oleh sisa-sisa daun tebu. “Korban memang diketahui sakit-sakitan. Menurut keluarganya korban juga punya penyakit asma. Dia mudah pingsan kalau penyakit asmanya kambuh,” papar Supriyadi. Pada saat ditemukan, tubuh korban terlihat telentang dengan sebagian tubuhnya tertutupi oleh abu daun tebu. Akibatnya, korban mengalami luka bakar di bagian perut hingga
wajahnya. Sementara, sebagian celana yang dikenakan korban terlihat tidak terbakar. Penemuan mayat Arbin cepat menyebar. Aparat kepolisian yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi. Mereka selanjutnya melakukan identifikasi serta olah TKP di lokasi kejadian. “Petugas sudah melakukan oleh TKP, kita menemukan arit yang tak jauh dari korban. jadi kasus ini masih diselidiki,” kata Kapolsek Kota Situbondo, Iptu I Wayan Karba, saat berada di lokasi kejadian. Penemuan jasad petani yang terbakar ini juga mengundang puluhan warga sekitar. Bersama polisi, warga yang datang
ke TKP selanjutnya ikut membantu mengevakuasi korban ke kamar mayat RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo guna kepentingan otopsi. Sementara itu, mengenai kemungkinan apakah korban ini terbakar sendiri atau ada yang sengaja membakar, polisi masih terus mendalaminya. “Untuk memastikan penyebab kematian korban, kita tunggu hasil otopsinya dulu. Tetapi dari hasil olah TKP sementara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Korban meninggal diduga tidak kuat menghirup asap kebakaran, karena memiliki penyakit asma,” pungkas I Wayan Karba. (rri/pri)
Dikenal Mandiri dan Tidak Merepotkan n NAIK... Sambungan dari Hal 27
Di SMAN 1 Asembagus, Cait bertugas sebagai tenaga pelajar tambahan. Bersama guru Bahasa Inggris yang lain, Evi Hajar, 32, dirinya menjadi guru yang membantu siswa agar berani menggunakan Bahasa Inggris secara langsung. Dengan adanya Cait, siswa yang selama ini hanya bisa mengucapkan Bahasa Inggris dapat langsung berbicara dengan orang Asing secara langsung. Jika murid mulai pasif, Cait akan menghampiri murid-murid itu agar mau kembali belajar. Satu hal yang menurut Cait cukup membedakan antara siswa di negaranya dan di tanah air. Cait menceritakan jika seorang siswa di Amerika kesulitan dan tidak bisa mempelajari sesuatu, mereka akan terus mencoba. Tapi jika di tempatnya mengajar saat ini, murid akan langsung diam ketika tidak bisa. Melihat perbedaan itu Cait berkata dirinya harus lebih aktif, dan dia sangat menyukai bagaimana murid-murid yang me-
nyukai dirinya. Setelah berbicara masalah tempatnya mengajar, kami pun menanyakan kesan yang dirasakannya sebagai warga Asing di Indonesia. Cait berkata jika selama ini dia hanya mengetahui satu dua orang muslim di negaranya. Namun setelah merasakan tinggal di lingkungan yang memiliki mayoritas penduduk Muslim seperti Situbondo, Cait merasakan kekerabatan yang sangat kuat di sini. Cait yang setiap pagi pergi mengajar menggunakan sepeda kayuh merasa selalu menjadi perhatian. Di jalan-jalan yang dilaluinya warga yang ditemuinya selalu menebar senyum, hal yang tidak akan ditemuinya di negeri Paman Sam. Bahkan, saat menaiki MPU menuju Panarukan, karena menggunakan Bahasa Indonesia yang bercampur baur, Cait pernah dikira oleh salah satu penumpang sebagai Cinta Laura. “Saya sepertinya pernah lihat anda di televisi,” ujar Cait menirukan penumpang tersebut. Orang Indonesia di matanya adalah penduduk yang ramah
dan ramai. “Setiap hari ada dua puluh lebih orang yang bertanya, mau kemana, dari mana, sudah makan belum, tinggal dimana, sebenarnya jika di Amerika itu adalah hal pribadi, meskipun awalnya saya ilfeel, but now I can accept this attention, orang Indonesia ramah, hahahhaha dan yang paling sering mereka yang saya temui di jalan selalu memanggi Hello Miss, Are you going to Bali, hahahaha,” cerita Cait dengan penuh senyum. Satu hal lagi yang Cait ceritakan kepada kami. Meski dari awal dia selalu memenuhi pembicaraannya dengan senyum, kali ini dirinya sedikit serius. Dengan mimik yang sedikit dikerutkan, warga Amerika yang menurut kami cukup cantik ini berkata jika tak semua warga Amerika adalah penganut pergaulan bebas. Dia menceritakan jika pernah ada salah seorang warga yang mendekatinya dan berperilaku kurang baik. “Jadi hal yang tidak kalian lakukan pada wanita Indonesia, jangan dilakukan kepada saya,” tegas Cait, sem-
bari kemudian tertawa kembali. Secara keseluruhan, meski Indonesia cukup panas Cait menyukai Negara ini. Masyarakatnya adalah bagian yang sulit untuk dilupakan. Ketika ditanya apa yang dia harapkan nanti seandainya dirinya sudah tidak lagi berada di Indonesia, Cait hanya berharap agar siswa rajin belajar. Dia ingin siswa-siswi yang diajarnya sekarang dapat menjadikan Cait sebagai inspirasi, agar mereka mau belajar lebih tekun agar memperoleh kesempatan lebih banyak untuk melihat luasnya dunia. Sementara itu, di mata para guru Cait adalah guru yang sangat bersemangat. Miarsi, Wakasek Kurikulum SMAN 1 Asembagus bercerita jika semenjak kedatangan Cait, antusiasme siswa terhadap Bahasa Inggris lebih tinggi. Terkadang Cait juga mengikuti siswa hingga kantin agar mereka bisa belajar bahasa Inggris di sana. “Yang jelas Cait sangat mandiri, tidak pernah merepotkan, malah dia mempermudah tugas kami di sini,” kata Miarsi. (pri)
kantor desa Mangaran sudah saatnya diperbaiki. Kepala Desa (Kades) Mangaran Imron Junaedi mengatakan, dari generasi ke generasi kantor desa Mangaran belum tersentuh bantuan pemerintah. Padahal kata Kades yang akrab dipanggil Di-
dik itu, Kades yang lama sudah mengusulkan rehabilitasi kantor. Namun belum ada tanggapan serius dari Pemeritah. “Sampai sekarang pemerintah masih belum ada upaya untuk mengagendakan kapan Kantor Desa ini mau dibangun,” imbuhnya. (bib/pri)
Hilangkan Kesan Polisi Menakutkan Kapolres Belusukan ke Pelosok Desa PANJI – Sejak bertugas di Bumi Selawat Nariyah, Kapolres Situbondo AKBP Hadi Utomo, terlihat gemar blusukan ke kampung hingga ke pelosok desa. Kegiatan itu salah satunya untuk menghilangkan kesan negatif dari masyarakat awam terhadap polisi. Karena selama ini masih ada anggapan bahwa polisi menakutkan. Seperti yang dilakukan bersama anggota Polsek Panji di Desa Tokelan, Kecamatan Panji. Dalam blusukannya, kapolres melakukan gowes untuk melihat kondisi sosial di masyarakat. Pria yang baru kemarin (1/11) memasuki rumah dinasnya itu masuk ke desa-desa dengan tujuan untuk mensosialisasikan agar masyarakat ikut menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Pendekatan yang dilakukan Hadi Utomo ini, menyedot perhatian sejumlah warga. Tidak di-
sangka, mereka yang berkumpul langsung diajak untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan mereka masing-masing. “Warga tidak kenal dengan kapolres, tetapi setelah mereka dikunjungi mereka senang. Warga langsung diajak kerja bakti,” kata Kapolsek Panji, AKP Mas Ahmad Sujalmo. Dengan bersepeda menuju ke suatu desa semacam itu, dinilai akan sangat efektif untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat. Sambil bersih-bersih, pihak kepolisian bisa mensosialisasikan pentingnya keamanan. “Biasanya warga jaga kalau ada maling. Kenapa tidak setiap saat, jadi gotong royong yang selama ini hampir dilupakan harus digalakkan lagi,” katanya. Tidak hanya itu, dengan masuk ke desa-desa, rombongan polisi ini juga dapat melihat secara langsung kondisi perekonomian di masyarakat. Gowes yang dilakukan dari Mapolsek Panji kemudian berhenti di kantor Desa Tokelan. Sejumlah warga desa yang tidak mampu, diberi bantuan atau kenang-kenangan. Akhmad Sujalmo menjelaskan, kegiatan itu senga-
ja dilakukan untuk pendekatan kepada masyarakat. Selain mengemas dalam bentuk kerja bakti, sosialisasi, kegiatan itu juga untuk merangkul masyarakat agar tidak salah persepsi kepada anggota kepolisian. “Selama ini kesan masyarakat awam, polisi masih terkesan menakutkan. Padahal fungsi kami bukan hanya melakukan penindakan hukum, melainkan juga pengayomi masyarakat,” terangnya, sambil menyebut kegiatan blusukan akan dilakukan secara rutin dari satu desa ke desa lainnya yang ada di Situbondo. Kapolres AKBP Hadi Utomo mengajak masyarakat bisa lebih dekat dengan kepolisian. Dia mengakui penegakan hukum tanpa adanya dukungan masyarakat tidak akan mungkin terlaksana dengan maksimal. “Butuh peran serta semua elemen masyarakat untuk ikut terlibat dalam setiap tugas yang kami emban ini. Karena keutuhan bangsa merupakan tugas bersama. Sehingga tanpa keterlibatan masyarakat, sangat tidak mungkin Polisi mampu bekerja sendirian,” katanya. (rri/pri)
ISTIMEWA
MASUK KAMPUNG:Warga kurang mampu mendapat kenangan Kapolres Situbondo AKBP Hadi Utomo.
Her
34
R A D A R
Baru-baru ini, Gubernur Jatim Soekarwo menobatkan Ayub Hidayat sebagai tokoh olahraga Jawa Timur. Penobatan itu dilakukan saat gelaran Popda Jatim di Gresik pertengahan September lalu. Penyebabnya, Ketua Umum PASI Banyuwangi dan Ketua I PBVSI Banyuwangi selalu moncer dalam menelurkan atlet kelas nasional. Siapa sebetulnya Ayub?
B A N Y U W A N G I
es
Spesialis Produsen
Atlet Bola Voli
I
barat pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah orang dulu ini rasanya pas untuk menggambarkan olahragawan yang satu ini. Banyak orang lebih memanggilnya dengan sebutan yang cukup familiar, Bang Ayub. Nama lengkapnya adalah Ayub Hidayat. Dia adalah mantan atlet bola voli era 1984 hingga 1993. Namanya cukup melegenda sebagai pemain yang membela Petrokimia Gresik dalam kurun waktu tersebut. Sebab, selama aktif menjadi atlet, Ayub Hidayat hanya membela satu tim asal Kota Pudak itu selama karirnya. Ragam kejuaraan bola voli pun pernah diikutinya. Inilah yang kemudian sedikit banyak membantu karir kepelatihannya usai pensiun menjadi pemain. Awal kepelatihannya yang dimulai sejak 1993 mulai dirintisnya dengan menangani klub yang membesarkannya, tim Gresik dan Jawa Timur. Sentuhan tangan dingin Ayub Hidayat rupanya mulai bertaji. Sederet polesan kepelatihannya mampu menghadirkan pengakuan di berbagai kejuaraan mulai tingkat provinsi bahkan nasional. Berbekal ilmu kepelatihan yang diperolehnya dari pendidikan di kampus dan pengalamannya sebagai pemain. Ayub terus mendapat kepercayaan untuk berkiprah lebih tinggi lagi. Di level nasional, Ayub Hidayat pernah ikut cawe-cawe dalam tim PON Jawa Timur dalam tiga periode penyelenggaraan even multi olahraga tersebut. Jabatan karir sebagai pelatih tim nasional bola voli pun diembannya. Itu di antaranya tampak dengan serangkaian kejuaraan yang diikutinya seperti kejuaraan pelajar Asia Nasional di Singapura tahun 1996, pelajar ASEAN di Singapura dan Thailand. Bahkan, dia sempat merasakan kejuaraan multi even Asia Tenggara dalam Sea Games tahun 2001 di Malaysia. Tidak cukup di sana, Ayub Hidayat juga pernah terjun dalam kejuaraan internasional, seperti prakualifikasi dunia di Khazakstan dan Dubai. Selain itu juga pernah andil dalam kejuaraan internasional di Jepang. Pengakuan ilmu kepelatihannya tidak hanya datang dari lingkup nasional, Ayub Hidayat juga menjadi sedikit banyak pelatih Indonesia yang memiliki sertifikasi internasional. Pria yang kini menjabat sebagai Plt Direktur PDAM Banyuwangi ini pun memegang lisensi level II internasional. Sentuhannya pula, Ayub melahirkan sejumlah talenta pebola voli andal tanah air. Mereka di antaranya Andri Widyatmoko, Maya Indri, Yulis Indahyani, Dhini Indah Sari, Sri Lestari, hingga Devi. Ibarat pabrik, Ayub Hidayat merupakan sebuah mesin penghasil produk seorang atlet bola voli dengan kualitas nasional dan dunia. (nic/c1/als)
Ayub Hidayat Tokoh Olahraga Jawa Timur
DATA DIRI
DATA DIRI
Ayub Hidayat Lamongan, 2 Desember 1966 Jl. Simpang Gajah Mada II/5 Bwi Plt. Dirut PDAM Banyuwangi Deslyna Errawati 1. Adam Raka Sekti 2. Akbar Primananda Pendidikan : 1. MIN & SDN Kranji Lamongan 2. SMP Prapanca Blitar 3. SMAN 1 Gresik 4. S-1 IKIP Negeri Surabaya 5. Sertifikat Pelatih Internasional Bola Volly Level 1 dan Level 2 Karier Atlet : Tim Bola Volly Petrokimia Gresik 1983 – 1993
Kejuaraan : Kejurda kejurnas, Pomnas Spiker terbaik antar perguruan tinggi Pelatih : 1. Kejurnas (93-97) 2. Pelajar Asia, Singapura 3. Junior Asean di Thailand 4. PON XV Jatim 5. Proliga I Jatim 6. Asia Pasific Japan 7. Kualifikasi Dunia di Kazakhstan 8. Sea Games XXI Malaysia 9. Junior Asia di Iran 10. Junior Asean di Thailand 11. PON XVII Palembang 12. Junior Asean di Indonesia 13. PON XVIII Riau 14. International Senior Dubai
: : : : : :
beritaraba@gmail.com plus alasan mengapa dia layak disebut pahlawan. Kami akan memuatnya di rubrik ini.
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
Pilih Bola Voli karena Hobi BOLA voli ibarat belahan jiwa bagi Ayuh Hidayat. Olahraga ini sudah menjadi bagian dari dirinya sejak masih remaja. Permainan ini pun sering kali dimainkan bersama dengan teman sejawat hingga penggemar bola voli lainnya. Perjalanan kecintaan Ayub terhadap olahraga ini bermula saat masih berada di Blitar. Setiap sore, dia selalu menyempatkan untuk mengasah kemampuannya bermain bola voli. Termasuk dengan beberapa punggawa tim sepak bola PSBI Blitar kala itu. “Satu asrama dengan tim sepak bola. Ya sering jadi bermain bersama di sana,” beber pria yang juga ketua PASI Banyuwangi itu. Kecintaan Ayub Hidayat terhadap bola voli saat hijrah ke Gresik. Aroma merakyatnya olahraga ini di kalangan masyarakat semakin membuat dia semakin jatuh hati. Saking merakyatnya olahraga ini beberapa kampung selalu ada lapangan dan pertandingan bola voli setiap sorenya. Dan kini dedikasi dan kecintaan Ayub Hidayat terhadap olahraga ini tetap hidup. Dia bercitacita bisa mengangkat potensi Banyuwangi sebagai tulang punggung kekuatan tim nasional. Selebihnya bibit dan potensi lokal Banyuwangi bisa dimaksimalkan. (nic/c1/als)
Pensiun Gara-gara Tinggi Badan FOTO-FOTO: GERDA/JP-RaBa
Nama TTl Alamat Pekerjaan Istri Anak
Punya usulan pahlawan masa kini? Kirim datanya ke
Organisasi : 1. Bidang Pembinaan klub Bola Voli Indonesia 2. PBVSI Prov Jatim 3. Wakil Ketua I KONI Bwi 4. Wakil Ketua I PBVSI Banyuwangi 5. Ketua Umum PASI Bwi 6. Pelatih PPLD Prov Jatim 7. Pembina Klub Atletik lare Osing Bwi 8. Pelatih Banyuwangi Bola Voli Bwi
TAHUN 1993 menjadi akhir perjalanan Ayub Hidayat sebagai atlet. Membela Petrokimia Gresik di berbagai ajang kejuaraan. Pemain yang masuk dalam jajaran legenda tim bola voli asal Gresik itu pun akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu. Padahal, menilik perjalanan karirnya di lapangan, pemain yang berposisi sebagai tukang smash ini masih cukup moncer. Bahkan, dirinya pun pernah meraih reward sebagai speaker terbaik di kejuaraan antar perguruan tinggi. Tapi apa daya, tekadnya untuk mundur dari olahraga yang membesarkan namanya seolah sudah bulat. Ayub mundur dari bola voli sejak tahun 1993. Lalu, apa alasan dirinya memilih off dari olahraga itu. Sederhana, dia merasa dirinya terlalu pendek untuk ukuran pemain bola voli. “Saya merasa tidak bisa berkembang lagi karena ukuran badan yang terlalu pendek,” bebernya. Permainan bola voli selain stamina, pemain juga membutuhkan postur jangkung untuk bisa maksimal dalam olahraga ini. Dengan tinggi badan mencapai 177 cm, Ayub Hidayat menganggap posturnya kurang ideal untuk bisa berkembang lagi dalam permainan tersebut. Langkah bijaknya, dia pun mundur. (nic/c1/als)
OLAHRAGA
Sukses Keluar dari Tekanan
GALIH COKRO/RaBa
LANGKAH MANIS: Pemain voli Putri Banyuwangi (merah) berusaha memblok smash dari pemain Vobgard Jakarta pada laga pembuka Livoli Divisi Utama di GOR Tawang Alun kemarin.
BANYUWANGI – Tim putri Banyuwangi mengawali laga pembuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Livoli divisi satu dengan manis dalam laga yang digeber di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin (2/11). Kubu tuan rumah keluar sebagai pemenang saat bersua tim ibu kota, Vodgard Jakarta dalam pertandingan lima set. Mengawali pertandingan awal, tuan rumah tampil penuh beban. Hal itu terlihat dari hasil pada set pertama. Teta dkk tertinggal dalam perolehan angka dan akhirnya kalah dengan mengemas 14-25 untuk kemenangan lawan. Memasuki set kedua, tuan rumah mulai bangkit. Perlahan tapi pasti, tuan rumah terus mengumpulkan angka. Bahkan, perolehan poin tuan rumah leading enam poin dengan skor 16-10. Meski begitu, tuan rumah terlalu jumawa sehingga tim lawan berhasil mengejar. Saat itulah, tuan rumah keluar dari tekanan. Hingga sukses memenangkan laga pada set kedua dengan perolehan poin 25-23 untuk tuan rumah. Dengan demikian, kedua tim sama kuat 1-1. Tensi pertandingan pada set ketiga berlangsung panas. Bahkan, pada set ketiga tersebut sarat menguras energi. Tuan rumah terus memimpin dalam perolehan angka sejak awal laga. Tapi,
Jadwal Hari Ini
Kemenangan tersebut disambut soPutra : PDAM Sidoarjo vs Jeep Bali rak sorak para penPutri : Vobgard Jakarta vs ASABRI dukung tuan rumah Putri : JWS Minahasa Sulut vs Vita Solo yang memadati triPutri : Putri Banyuwangi vs JVC Jakarta bun GOR Tawang Putra : Putra Banyuwangi vs Vini Vidi Vici Kaltim Alun, Banyuwangi. Putra : Indomaret Sidoarjo vs Tirta Jati Cirebon Sebab, tim yang diPutra : ASABRI vs Padang Putra hadapi terbilang tim yang tangguh. Kelawan berhasil menyamakan kedu- menangan tersebut menjadi bukti sahih dukan. Pada akhirnya, tuan rumah jika dukungan suporter bisa memacu lebih beruntung dan menang 30-28. semangat bagi tuan rumah. Pada set keempat, pertandingan Pelatih kepala tim putri Banyuwangi, semakin seru. Seperti set ketiga, per- Ali Takdir tidak bisa menyembunyitandingan dilanjutkan dengan ekstra kan kegembiraannya saat timnya time. Namun kali ini, lawan keluar keluar sebagai pemenang. Menurut sebagai pemenang dengan skor 26-28. dia, kemenangan tersebut dijadikan Pada set kelima atau penentuan, tuan modal positif dalam perjalanan perrumah tampil lebih hati-hati. Kesalahan tandingan berikutnya. ‘’Kerja keras dalam servis yang kerap kali gagal tidak anak-anak luar biasa,’’ katanya. terulang. Meski kejar mengejar poin Namun, dia memberikan beberapa tidak terhindarkan, namun tuan rumah catatan meski menang dalam laga sukses memenangkan pertandingan perdana tersebut. Yang jelas, demam dengan skor tipis 15-13. panggung dan tekanan sebagai tuan Kemenangan tersebut menjadi kado rumah telah pudar. ‘’Jadi, anak-anak manis bukan hanya bagi Banyuwangi semakin optimis pada pertandingan melainkan Jawa timur. Sebab, tim pu- berikutnya,’’ tandasnya didampingi tri Banyuwangi menjadi satu-satunya asisten pelatih, Rusmiyati. tim asal Jawa timur pada kategori Sementara itu pada pertandingan putri. Kemenangan tersebut jelas bisa lain, tim putri JWS Minahasa Sumengangkat moral bertanding tuan lawesi Utara berjibaku dengan JVC rumah pada pertandingan berikutnya. Jakarta.(ton/als)
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
BERITA UTAMA R A D A R
35
B A N Y U W A N G I
Tidak Dijaga Aparat Keamanan n KEBO-KEBOAN... Sambungan dari Hal 25
Satu persatu penyanyi mendendangkan lagu-lagu yang menghentak. Sejumlah penonton pun riuh dalam suasana kegembiraan. Pertunjukan orkes musik semakin meriah manakala artis papan atas Banyuwangi, Wandra, hadir mengisi acara tersebut. Tepuk tangan dan riuh
penonton membuat suasana siang itu kembali ceria. Meski di bawah terik panas matahari yang begitu menyengat, pesona Wandra cukup menyedot animo masyarakat Banyuwangi yang hadir di tempat tersebut. Sayangnya, tontonan gratis yang sengaja disuguhkan untuk menghibur masyarakat tersebut berubah menjadi gaduh. Setelah Wandra mendedangkan lagu kedua berjudul ”Roso Se-
jati”, tiba-tiba sejumlah pemuda yang berada di bawah pentas langsung terlibat baku hantam dengan penonton lain. Tak pelak, kondisi itu membuat sejumlah penonton langsung menyelamatkan diri. ”Daripada saya kena sasaran amukan mending lari dulua,” ujar Deny, seorang pemuda asal Desa Padang, Singojuruh Melihat tawuran tersebut, artis yang terkenal dengan tembang
berjudul Kelangan dan Ngobong Ati, ini langsung mengimbau agar penonton berdamai dan tidak bertengkar. Sejurus kemudian orkes pengiringnya pun juga ikut berhenti. Sayangnya, tidak ada satupun petugas kepolisian dan TNI yang mengamankan jalannya orkes musik tersebut. Beruntung, sejumlah panitia dan pemuda desa setempat melerai kejadian tersebut, agar tidak meluas. Wandra pun
kembali mendedangkan lagu kelima berjudul kelangan. Di tengah penonton sedang asyik bergoyang, aksi tawuran kembali pecah. Tawuran kedua lebih parah dari yang pertama. Pantauan Jawa Pos Radar
n SEKOLAH... Sambungan dari Hal 25
Maka, maaf, meski sangat menguasai wilayah Mekah dan Madinah serta bisa komunikasi dengan bahasa Arab, saya tidak pernah mengungkapkannya secara vulgar. Maka, alhamdulillah, saya tidak pernah tersesat. Malah beberapa kali membantu jamaah yang tersesat. Di dalam masjid AlHaram, jamaah mudah sekali tersesat. Wajar. Sebab, masjidnya bueesaar. Bisa menampung dua juta jamaah. Sudah begitu pintunya buaanyak. Saat di dalam masjid yang sedang dipugar itu, ada saja jamaah yang menanyakan tempat sa’i ke saya. Sebetulnya kalau jeli, jamaah tidak akan sulit menemukan lokasi sa’i. Sebab, di beberap pilar masjid AlHaram ada penunjuk menuju lokasi sa’i. Cuma orang kurang perhatian. Mungkin karena petunjuk itu menggunakan dua bahasa asing: Inggris campur Arab. Bunyinya: to masa’i. Tulisan yang berarti menuju lokasi sa’i dibingkai garis membentuk arah panah. Masih banyak pengalaman lain yang remeh tapi sarat kesan. Kalau dikumpulkan, pengalaman para jamaah haji bisa jadi satu buku sendiri. Bahkan lebih. Saya pribadi menganggap ibadah haji sebagai sekolah singkat. Short course. Kawah candradimuka. Setiap hari selama 38 hari mental jamaah digembleng. Spiritualitasnya ditempa. Rasanya doa tak lagi berjarak. Apa yang kita minta terkabulkan begitu cepat. Meski baru sebatas dalam batin. Dalam kondisi seperti itu tidak ada jamaah haji yang tidak senang hatinya. Kecuali yang “sakit”. Yang tidak bisa merasakan nikmatnya ibadah di Mekah dan Madinah. Mereka ingin pulang saja pembawaannya. Takut masuk ke masjid
AlHaram dan masjid Nabawi. Hatinya gelisah terus. Pikiran selalu sumpek. Kasihan sekali. Konon, itu dialami oleh jamaah yang niat hajinya tidak full. Atau, berangkat berhaji dengan uang yang diragukan kehalalannya. Atawa, tidak mau terang-terangan menyatakan dosa-dosanya kepada Allah s.w.t serta minta ampun kepadaNya. Karena sangat menikmati semua ritual haji, saya punya kesempatan merekam pengalaman yang sangat berharga. Ternyata haji merupakan sekolah kesalehan: saleh secara religi, juga saleh sosial. Berhaji itu harus ikhlas. Juga sabar. Dan yang terpenting ini: merontokkan egoisitas. Lalu buang jauh-jauh. Kalau tidak, tiap hari hati kita sakit. Bayangkan, setiap hari hari kita bergaul dengan beragam orang yang berbeda budayanya, bahasanya, dan kelakuannya. Kalau tidak arif, bisa stres menghadapi keragaman itu. Kalau gagal bersosialisasi hanya satu yang bisa dilakukan: mengurung diri. Selain itu, kita saban hari kita juga salat di tengah jamaah yang cara saatnya tidak sama dengan kita. Ada yang takbir tanpa meningkat tangan. Berdiri tanpa mersidekap. Ada yang bersedekap tapi sidekapnya di dada. Salat sambil matikan HP. Salat sambil manggut-manggut setelah dibisiki temannya. Saat duduk tasyahut ada yang jari telunjuknya menunjuk, goyang-goyang, juga ada yang tidak menunjuk dan tidak goyang-goyang. Pokoknya banyak ragamnya. Anehnya, meski cara saatnya berbeda-beda tidak ada yang menegur. Apalagi sampai menyalahkan cara salat yang berbeda itu. Apalagi sampai mengkafirkannya. Yang lebih aneh, para jamaah yang berbeda-beda cara saatnya tadi tunduk pada satu orang. Yakni, imam salat. Padahal, sang imam
juga jelas-jelas tidak sama dengan mereka. Misalnya, saat baca fatiha ada yang bismillah-nya dibaca jahr (keras), juga ada yang shirr. Pokoknya, benarbenat bhinneka tunggal ika. Berbeda-beda cara saatnya tapi hanya satu tujuannya: Allah. Kesalehan sosial-religi itu dalam kelompok kecil bisa didapat dalam regu dan rombongan. Haji reguler memang dibagi dalam koloni-koloni. Dalam koloni jamaah hidup seperti dalam keluarga besar. Koloni terkecil bernama regu. Terdiri 10 - 11 jamaah. Laki dan perempuan. Sebagai keluarga dituntut kerja sama. Saling membantu. Terutama di Mekah: 29 hari masak sendiri! Meski hanya koloni kecil, ada beberap jamaah yang gagal mendapatkan kesalehan sosialreligi. Ia tidak kompak. Solidaritasnya kurang. Berangkat ke masjid AlHaram dan Nabawi sendiri. Tidak mau barengbareng sama anggota regu yang lain. Bahkan, maaf, istrinya pun beberapa kali ditinggal. Suruh pulang sendiri dari masjid, sementara dia lebih mengutamakan ibadah. Padahal, mendampingi istri juga ibadah. Apalagi di Arab, perempuan tidak boleh sendirian. Bahaya. Beberapa kejadian membuktikan, jamaah perempuan yang sendirian rawan jadi korban pemerkosaan. Kalau tidak hatihati sama suaminya pun bisa dilarikan sopir taksi. Itu sebabnya, saat naik taksi suami harus masuk dulu bari istrinya. Sebaliknya, saat turun harus istri dulu baru suami. Saat di Mekah lalu tersebar kabar, jamaah perempuan Aceh dilarikan sopir taksi. Modusnya: si sopir sengaja mematikan taksinya tapi berdalih mogok. Si suami diminta turun mendorong taksi itu. Begitu turun, sopir menghidupkan taksinya lalu tancap gas. Kerawan-kerawan seperti ha-
rus diketahui oleh calon jamaah haji. Caranya bisa baca buku/ berita media. Atau ikut bimbingan haji. Bagaimanapun berhaji butuh ilmu. Dan, buku saja belum cukup. Sebab, masjid AlHaram maupun Nabawi terus berkembang. Pun kota Mekah dan Madinah. Pesat sekali kemajuannya. Buku yang terbit sering tidak bisa mengimbanginya. Apalagi kalau buku yang dibaca terbitan lima atau 10 tahun sebelum berangkat haji. Bisa cilaka 1000 kali. Karena buku yang dibaca sudah sangat tidak up to date saat di masjid AlHaram atau Nabawi pasti bingung. Buku yang dibaca sudah sangat tidak sesuai dengan kondisi riel di lapangan. Beda halnya dengan ilmu yang diberikan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) --apapun nama KBIH-nya. Karena setiap tahun mendampingi jamaah haji, para pembimbing KBIH selalu memberi informasi terbaru. Selain pula tata cara menjalan rukun, wajib, dan sunnah haji. Serta rangkaian ziarah ke tempat bersejarah terkait perkembangan Islam sebagai pelengkap/pemerkasa khasanah kehajian. Pengalaman menunjukkan, jamaah haji mandiri alias non-KBIH tidak sesiap jamaah KBIH. Jamaah KBIH justru lebih mandiri dalam menjalankan ritual haji. Sebab, selama enam bulan ikut manasik mereka dikebali ilmu berhaji. Mereka tahu dan mantap menjalankan ibadah haji. Tidak perlu banyak bertanya lagi. Yang lebih mengenaskan, saat jamaah KBIH melakukan tour ke sejumlah tempat bersejarah Islam, jamaah non KBIH hanya diam diri di kamar. Mau ikut sungkan. Tapi ada juga yang tebal muka. Tetep nekad nyusup ke bus rombongan KBIH. Sudah haji kok tak punya malu. Main selundupan. Mudah-mudahn mabrur hajinya... (kaosing93@gmail.com)
Sempatkan Nyekar Makam Ibu n IBU KANDUNG... Sambungan dari Hal 25
”Perjalanannya lancar, Mas. Tidak ada kendala ap-apa,’’ ucap Dwi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi yang pagi itu ikut nyanggong kedatangan jamaah haji di Hotel Baru Indah Beach. Berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, memiliki hikmah tersendiri bagi Dwi Yanto. Sebelum dan selama di tanah suci, pria yang tinggal di Dusun Kebalen Lor, Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi ini mempunyai cerita dan hikmah tersendiri. Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin menyempatkan bersilaturahmi ke rumah Dwi Yanto. Tamu yang datang berangsur sepi, tidak seperti pada hari pertama dan kedua. Malam itu hanya tampak satu, dua, hingga tiga orang tamu saja yang datang untuk bersilaturahmi. Kondisi ini membuat Jawa Pos Radar Banyuwangi bisa berbincang santai dan nyaman di ruang tamu berukuran enam meter kali tiga meter tersebut. Sebelum menceritakan kisah suka dukanya selama berada di Tanah Suci Mekkah, kami mendapat kehormatan untuk meminum air zam-zam, air suci dari Mekkah yang dibawa pulang jamaah haji asal Indonesia. Cerita diawali dari saudara kembar Dwi Yanto, yaitu Dwi Yono. Sepekan sebelum berangkat haji, adiknya tersebut sempat diterpa sejumlah ujian dan cobaan. Ujian dan cobaan itu tak lain adalah kasus tangkap tangan yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Banyuwangi terhadap Kepala Sekolah dan Kepala UPTD Kalibaru, Munir CS, saat menggelar musyawarah di SDN 2 Tampo Kecamatan Cluring. Selaku Plt. Kadispendik kala itu, mau tidak mau, Dwi Yanto ikut kena ”awu
angetnya” dari kasus pungli dana bansos pendidikan tersebut. Bahkan, akibat terpaan kasus yang turut menyeret nama Kabid Sarpras Dispendik, Lukman tersebut, sempat membuat Dwi Yanto harus beberapa kali jatuh sakit. Malam hari saat acara pemberangkatan haji, Dwiyanto juga nyaris tertinggal bus rombongan KBIH Sabilillah. ”Beruntung, sebelum bus diberangkatkan, adik saya sudah berada di lokasi. Begitu keluar dari mobil langsung naik ke dalam bus rombongan yang telah ditentukan,’’ cerita Dwi Yono Entah ujian dan cobaan apalagi yang harus diterima mantan guru SMPN 2 Rogojampi ini. Sesampainya di Mekkah, saat hari Tarwiyah, Rabu siang (1/10), dia mendapat kabar dari istrinya yang ada di Banyuwangi, jika ibu mertuanya, Samawah meninggal dunia pada usia 64 tahun. Padahal, ibu mertuanya tersebut sempat ikut mengantarkan pergi haji dari rumah menuju KBIH Sabilillah Banyuwangi. “Saat dikabari melalaui SMS (pesan singkat), saya sedang berada di dalam maktab sewaktu bermalam di Mina,” kenang Dwi Yanto. Mendapat kabar tersebut, pikiran Dwi Yanto tidak karuan. Dia benar-benar larut dalam kesedihan. Hebatnya, kondisi ini tetap dirahasiakan dan disimpan seorang diri oleh Dwi Yanto. Tak satupun jamaah haji laiinnya mengetahui kabar duka yang dialaminya tersebut. Dwi Yanto hanya bisa berdoa dan terus tabah sembari fokus menjalankan rukun dan ibadah haji di Tanah Suci. Cobaan tak terhenti di situ. Tujuh hari setelah ibu mertuanya meninggal dunia, Dwi Yanto menerima kabar buruk lagi. Ibu kandungnya sendiri, Murtinah,73, yang tinggal di Desa Badahan, Kecamatan Babad,
Kabupaten Lamongan dikabarkan tutup usia. Kabar duka tersebut diterima saat Dwi Yanto sudah menyandang status haji, karena telah melaksanakan rukun haji. Ibu kandungnya tersebut memang sudah mengalami sakit sejak tujuh bulan dengan kondisi koma sebelum dia berangkat haji. Selama sakit, Murtinah dirawat oleh kakak kadungnya, Dwi Yono di Lamongan. Ketika berada di Tanah Suci dan ditinggal wafat ibu kandung dan ibu mertuanya, Dwi Yanto mengaku tidak memiliki firasat apapun. Lagi-lagi kabar duka itu disimpan sendiri oleh Dwi Yanto. Dia tidak mau menceritakan kepada sesama jamaah, khususnya kolter 27. Meski dalam suasana duka, Dwi Yanto mencoba tetap tegar, sabar dan tabah. Hanya beberapa orang saja yang dia beritahu. Ketua KBIH Sabilillah KH. Latif Harun pun juga mengaku terkejut mendengar kabar wafatnya ibu mertua dan ibu kandungnya itu. “Sengaja saya rahasiakan. Saya tidak ingin merepoti orang lain. Apapun selama bisa saya kerjakan dan saya selesaikan sendiri akan tetap saya tahan dan kuatkan sendiri,’’ ucap Dwi Yanto dengan mimik sedih. Meski ditinggal dua orang tua perempuannya, Dwi Yanto justru merasa sangat bersyukur. Sebab, sebelum berangkat haji, dia sudah menyempatkan diri berpamitan kepada ibu kandungnya, Murtinah,73. Dwi datang langsung ke Lamongan hanya untuk memohon maaf sekaligus restu agar selama melaksanakan ibadah haji diberikan kesehatan dan kelancaran. Tidak hanya itu, selama berada di Tanah Suci terutama di beberapa tempat mustajabah seperti di multazam, Dwi memanjatkan doa kepada Allah swt. Dua doa yang dipanjatkan tersebut, yakni
agar ibu kandungnya dan mertuanya diberikan kesembuhan dari penyakit yang diderita. Dwi juga minta agar kedua orang tuanya diberi kemudahan. ”Alhamdulillah, dua doa saya dikabulkan, ibu mertua saya sempat sembuh dua hari saja dan langsung meninggal dunia. Sementara ibu kandung saya sendiri, langsung meninggalkan dunia,” terangnya. Sepulang dari haji, Dwi Yanto yang sudah tidak kuat menahan duka langsung pulang ke rumahnya di Dusun Kebalen Lor, Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi. Usai menemui tamu yang bersilaturahmi, Sabtu malam pukul 22.00, dengan naik bus Patas Jatim, Dwi pergi ke Lamongan seorang diri. Kepergiannya ke Lamongan hanya untuk nyekar ke makam ibu kandungnya. Usia ziarah ke makam ibundanya, Dwi langsung balik menuju Banyuwangi. Pasalnya, Senin pagi dia harus masuk kerja. Setelah masuk kerja, lagi-lagi cobaan dan ujian datang lagi. Dwi harus menghadapi penyidik kejaksaan. Dia diperiksa untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi dan hibah bansos APBN tersebut. Jabatanya juga diturunkan, dari semula Plt. Kepala Dispendik, kini kembali menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan. ”Mungkin ini sudah lakon saya seperti ini. Doakan saja semoga saya kuat, sabar dan tegar menghadapi semua ujian dan cobaan ini,” pintanya. Sebelum berpamitan pulang, wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Dwi wanti-wanti segera menabung agar bisa daftar naik haji. Selain itu, dia juga berpesan agar berita duka wafatnya ibu kandung dan mertuanya dirahasiakan. “Saya mohon untuk tetap dijaga dan tidak disebarluaskan,” pintanya lagi. (aif)
aparat kepolisian dan TNI juga ikut pulang. Maklum cuaca siang itu sangat terik. Akibatnya tawuran antar penonton tak bisa dikendalikan karena tak satupun aparat keamanan ada yang melerai. (ddy/aif)
Yakini Hasil Panen Padi Melimpah n SEORANG... Sambungan dari Hal 25
Jamaah KBIH Lebih Mandiri
Banyuwangi, sejumlah aparat kepolisian dan TNI banyak hadir saat Bupati dan wakil Bupati Banyuwangi datang ke lokasi kebo-keboan. Sayang, begitu orang nomor satu di Banyuwangi itu meninggalkan lokasi,
Mereka melakukan proses brujul atau membajak sawah dengan menarik alat bajak layaknya kerbau di sawah. Setelah itu, mereka melakukan teter atau meratakan sawah yang telah dibajak untuk siap ditanami bibit padi. Menurut Sarpin, salah seorang panitia, sebidang tanah yang telah disiapkan untuk arena tersebut di masing-masing sudut telah dipasangi anjer atau sebilah daun kelapa. Hal ini sebagai simbol bahwa tanah yang telah diteter tidak boleh dijadikan arena bermain atau dengan kata lain barang siapa yang nekat masuk ke dalamnya maka akan ditangkap dan dihalau oleh pasukan kebo ini. Beberapa penonton yang nekat
memasuki arena menjadi buruan para kerbau. Di antara mereka ada yang iseng hanya ingin masuk supaya dikejar kebo-keboan. Namun ada juga yang masuk dengan maksud mencuri atau mengambil benih padi yang ada. Warga meyakini dengan mengambil bibit padi, hasil panen bisa melimpah. “Kepercayaan masyarakat kalau bisa mengambil bibit itu, padinya akan tumbuh subur,” kata Sarpin. Di akhir sesi, seorang perempuan yang digambarkan sebagai Dewi Sri kemudian datang ke tengah para kebo-keboan dan memberikan beras kuning sebagai penawar dan tanda terima kasih kepada kebo yang telah membantu para petani merawat dan melakukan penanaman di sawah. “Itu yang diusapkan dan
diberikan beras kuning, sebagai bentuk terima kasih,” jelas Sarpin. Sarpin menambahkan, para pemeran kebo-keboan di Alas Malang tidak diharuskan memiliki persyaratan khusus. Secara umum mereka adalah pria yang tidak bermasalah. “Bisa siapa saja, pemuda yang tidak bermasalah,” ungkapnya. Bupati Banyuwangi Abdullah AzwarAnas yang hadir dalam acara itu berkomitmen untuk mendukung, menjaga, dan mengemas kegiatan adat masyarakat sebaik mungkin.Tempat penyelenggaraan dan juga waktu pelaksanaan diharapkan memang benar-benar bisa sesuai dengan asalnya. “Agar budaya lokal lebih membumi, karena tidak hanya di alun-alun dan di depan pemkab,” ujarnya. (sli/aif)
Pemkab Punya Perangkat CAT n 1.194 PENDAFTAR... Sambungan dari Hal 25
Namun khusus di hari Jumat, tes gelombang pertama dimulai pada pukul 07.30, gelombang kedua pukul 09.30, dan gelombang ketiga dimulai pukul 13.30. Sementara itu, setiap gelombang tes diikuti sebanyak 45 peserta. Lantaran jumlah
pendaftar CPNS 2014 yang lolos seleksi administrasi hanya sebanyak 1.194 orang, tes gelombang keempat di hari Senin hanya diikuti 24 orang. Kepala BKD Banyuwangi, Sih Wahyudi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengadaan dan Mutasi Pegawai, Astorik mengatakan, Pemkab Banyuwangi saat ini telah memiliki perangkat CAT
sebanyak 50 unit. Sebelum digunakan untuk pelaksanaan tes CPNS 2014, CAT tersebut telah disimulasikan oleh BKN dan dinyatakan memenuhi standar yang ditetapkan. “Karena perangkat CAT sudah tersedia di Banyuwangi, peserta tes CPNS 2014 di kalangan Pemkab Banyuwangi akan melakukan tes di kantor BKD,” ujarnya. (sgt/aif)
Ingin Ada Ponpes Tebuireng di Banyuwangi n SALAHUDDIN... Sambungan dari Hal 25
Acara yang berlangsung sekitar satu jam ini berlangsung lancar dan hikmat. Acara dibuka dengan testimoni Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Seperti biasa Bupati membeberkan peningkatan prestasi yang dicapai Kabupaten Banyuwangi mulai dari tahun 2010 hingga tahun ini. Mulai dari peningkatan jumlah kapita, penurunan angka kemiskinan serta penurunan jumlah masyarakat buta aksara. “Hal ini terus saya sampaikan setiap kali kesempatan agar masyarakat Banyuwangi lebih percaya diri,” katanya. Anas menambahkan, capaian prestasi yang didapat tidak lepas dari peran alim ulama. Usai menyampaikan testimoninya, Bupati memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim. Selanjutnya adik almarhum Gus
Dur, KH. Salahuddin Wahid sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng menyampaikan pidatonya. Gus Solah – panggilan akrab Salahuddin Wahid -- mengapresiasi prestasi yang dicapai Banyuwangi dalam kurun yang singkat. Gus Solah lebih banyak mengoreksi berbagai polemik dalam negeri. Ke depannya, untuk menghadapi berbagai polemik, dia berharap agar seluruh masyarakat memperkokoh persatuan tanpa memandang latar belakang. “Hanya dengan kebersamaan dan persatuan lah, keberhasilan mudah dicapai,” pesannya. Diakhir pidatonya, Gus Solah menyampaikan keinginannya, cabang Pondok Pesantren Tebuireng bisa berdiri di Banyuwangi. Menurutnya, jumlah alumni Tebuireng asal Banyuwangi berkisar 500 orang. Ini merupakan sumber potensi
mengapa pondok pesantren kondang tersebut layak untuk didirikan di Bumi Blambangan. Untuk itu, Gus Solah mengajak kepada para alumni yang hadir untuk membahas lebih lanjut rencana tersebut. Menanggapi hal itu, Bupati Anas mengatakan, setiap ada lembaga baru nirlaba yang akan didirikan di Banyuwangi adalah baik. “Namun yang paling penting dari acara haul ini adalah dua tokoh nasional yang agamis, yakni KH. Abdurrahman Wahid dan KH. Hasyim Asyari bisa menjadi tauladan masyarakat, terutama pikiran mereka dalam menghargai perbedaan pandangan,” kata Anas. Dia berharap, dengan berkumpulnya alumni pondok pesantren dan sejumlah lintas agama, dapat bersinergi dalam membangun Banyuwangi menjadi lebih baik. Acara diakhiri dengan pimpinan doa dari KH. Sholahudin Wahid. (cin/aif)
Tidak Ada Atlet yang Cedera n KALAH TKO... Sambungan dari Hal 25
Staf ahli bupati Ketut Kencana membuka langsung ajang edisi ketiga itu. Para pengurus KONI Banyuwangi dan para pengurus cabang olahraga (cabor) juga tampak hadir menyaksikan acara seremonial tersebut. Para atlet terlibat duel dalam kategori kyorugi atau tanding tersebut. Saking banyaknya atlet, pertandingan belum tuntas hingga kemarin sore. Namun demikian, beberapa kategori sudah menemukan pemenang. Beberapa partai yang rampung itu antara lain pada kelas kadet under 28 putra, juara pertama direngkuh Fajrul Falah. Atlet satu ini berhasil menjadi yang terbaik setelah mengandaskan Riski Candra. Sedangkan, juara ketiga dan keempat masing-masing diisi Moh Jafan Jati dan M Taffarel.
Moh Trio Nuril menjadi juara pada kelas kadet under 32 putra. Posisi runner up menjadi milik Amirully. Sedangkan, pada kelas kadet under 47 putri diraih Ferika Sandra. Juara kedua direbut Natasya Oca Suyanto dan Ocha Surya Manggalih sebagai juara ketiga. Sedangkan, pada kategori poomsae sudah berhasil ditentukan pemenang. Pada kelas kadet putra, juara satu diraih Achmad Abdul Hafid. Posisi kedua menjadi milik Bagas Tri Ananda dan juara ketiga direbut Mohammad Fazdad Rizqillah. Pada kategori poomsae kadet putri, Dewi Nur Army dinobatkan sebagai yang terbaik. Dia mengalahkan Muhimatul Hanisah dan Andini Putri yang berurutan menjadi pemenang kedua dan ketiga. Pada kategori poomsae senior putra direngkuh Moh. Nur Rokh-
im sebagai juara pertama disusul Agung Eko yang duduk di podium kedua. Pada kategori poomsae junior putra menjadi milik Jaya Saputra Ria Novandanu. Atlet satu ini lebih baik dari Riza Andriyan Shidiq yang berada di posisi runner up dan Reza ikhza Izul Haq sebagai juara ketiga. Risma Wakhidatur Rohmani menjadi juara pada kategori poomsae junior putri disusul Novi Safira Fatimah yang berada sebagai juara kedua. Sementara itu, beberapa atlet terpaksa tidak bisa melanjutkan pertandingan karena terjadi benturan. Bahkan, di kelas kadet, tidak sebagian atlet yang menangis setelah menerima tendangan. ‘’Tidak ada atlet yang sampai cedera serius. Pertandingan dilalui dengan sukses,’’ ungkap ketua Taekwondo Indonesia (TI) Banyuwangi, Yanuar Pribadi. (ton/aif)
Tunggu Kedatangan Menteri Perindustrian n TERTARIK... Sambungan dari Hal 26
Dia mengaku terkesan dengan pembangunan di Banyuwangi yang mengusung konsep hijau. Johanna mendukung penuh pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan yang telah dilakukan Banyuwangi. Johanna pun ingin pengetahuan dan teknologi yang dimiliki negaranya ditransfer ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. Sementara itu, informasi yang
berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sebelum berkunjung ke pendapa kabupaten, rombongan Dubes Swedia tersebut meninjau galangan kapal PT. Lundin Industry Invest di kawasan Pantai Cacalan, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Dikonfirmasi di tempat yang sama, Direktur PT. Lundin Industry Invest, Lisa Lundin mengatakan, pihak Swedia bersedia bekerja sama dengan Banyuwangi lantaran kabupaten yang
satu ini menerapkan konsep hijau. “Swedia suka industri yang mengusung konsep hijau, mulai pertahanan sampai agrikultur,” kata perempuan asli Banyuwangi tersebut. Lisa mengungkapkan, dalam waktu dekat PT. Lundin akan meluncurkan ‘’bajaj’’ bertenaga listrik, yakni Z-Bee. “Saat ini masih dalam proses, menunggu Menteri Perindustrian meninjau (pabrik) kami. Setelah itu, baru kita pasarkan. Nanti Bapak Bupati yang akan me-launching,” paparnya. (sgt/afi)
RADAR GENTENG
36
R A D A R
PELATIHAN
Jawa Pos
Senin 3 November 2014
B A N Y U W A N G I
Pendapatan Pencari Pasir Berkurang
AGUS BAIHAQI/RABA
LDII Latihan Jurnalistik DPD LDII Banyuwangi menggelar pelatihan jurnalistik dan kewirausahaan kemarin (2/11). Acara yang digelar di Aula Pondok Pesantren AR Royan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, itu mendatangkan narasumber dari Jawa Pos Radar Banyuwangi dan JTV. Dalam pelatihan itu diikuti puluhan peserta dari PC LDII se-Kabupaten Banyuwangi dan perwakilan dari kader Muhammadiyah, Kristen, Hindu, Budha, dan GP Ansor. “Kegiatan ini untuk peningkatan SDM kader muda dan menjalin persatuan antarkader,” kata ketua DPD LDII Banyuwangi, Drs. Ustadz Suryono. (abi)
BUDAYA
GENTENG - Kemarau panjang yang terjadi belakangan ini bukan hanya membuat para petani mengeluh kekurangan air. Namun para pencari pasir dan batu di Sungai Kalisetail, Kecamatan Genteng, berkurang penghasilannya. Seperti diakui Sutinah, 60, seorang penambang batu asal Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, ini. Menurutnya, bersamaan dengan musim kemarau, keberadaan pasir dan batu juga berkurang. Sebab, kiriman pasir dari atas sungai juga terus menyusut. “Kalau pasir berkurang, kemarau,” ujarnya. Sutinah berharap segera turun hujan. Sebab, bersamaan dengan turunnya hujan, biasanya air sungai akan meluap dan membawa tumpukan material pasir dan bebatuan. “Kalau batu sebenarnya selalu ada saja, tapi pasir memang berkurang,” ujarnya. Hal sama juga disampaikan Qomariah, 60. Menurutnya, penghasilan penambang pasir di sungai besar tersebut belakangan ini berkurang drastis. Bila sebelumnya para penambang pasir dalam sehari bisa memperoleh pasir sebanyak dua sampai tiga bak pick
ABDUL AZIZ/RABA
BERKURANG: Produksi pasir di Sungai Kalisetail, perbatasan Desa Genteng Kulon dan Desa Setail.
up perhari, belakangan ini hanya bisa satu bak pick up perhari. “Pokoknya berkurang, Mas. Yang biasanya dapat dua pikap sekarang cuma dapat satu pikap,” sebutnya. Qomariah menyebutkan, produksi pasir di sungai Kalisetail, memang terbilang
sangat banyak. Meski jumlah penambangnya cukup banyak, namun pasir di tempat tersebut tak pernah habis. Apalagi, lanjutnya, jika kemudian hari nanti ternyata hujan deras turun dan air sungai besar, maka jumlah produksi pasir kemungkinan besar akan bertambah
banyak. Sebab, saat ini air sungai menyusut dan lokasi di sisi kiri dan kanan sungai banyak yang kosong pasir. “Nanti kalau hujan dan banjir, pasirnya bisa sampai di tepi-tepi sungai ini,” tuturnya sambil menunjuk ke lokasi tepian sungai sisi barat. (azi/als)
Penasaran Kawah Ijen
Duet Bapak-Anak Memukau
MESKI ikon dalam pagelaran wayang kulit malam kemarin adalah Ki Anom Suroto, namun tidak dipungkiri masyarakat yang berduyun-duyun mendatangai lokasi acara juga menantikan sabetan yang disuguhkan putranya Bayu Aji Pamungkas. Usai acara, dia menyampaikan, setelah sehari berada di Banyuwangi, dia menagku kagum terhadap kerukunan dan keramahan masyarakat Banyuwangi. “Masyarakatnya tidak membedabedakan suku agama,” ujarnya. Dia menambahkan, tidak seperti di tempat lain, keramahan di Banyuwangi lebih terasa. Hal SHULHAN HADI/RABA itu dia rasakan saat secara tidak Bayu Aji Pamungkas sengaja berbelanja di pasar untuk membeli sesuatu. “Saat saya di pasar, mereka itu seperti orang sudah kenal beberapa hari,” ungkapnya. Tidak hanya kehangatan sambutan masyarakatnya, daya tarik pariwisata di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini juga membuat rasa penasaranya muncul. “Saya penasaran Kawah Ijen dan G-Land, saya penasaran sekali,” akunya.(sli/als)
TEGALDLIMO – Pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang berlangsung di Lapangan Bima Sakti Dusun Persen, Desa Kedungasri, Tegaldlimo, benar-benar membuat para penikmat wayang kulit menjadi puas. Lakon Mbabat Alas Ngamarta malam itu terasa hidup. Dengan suara emasnya, Ki Anom Suroto, dalang kondang asal Klaten, Jawa Tengah, itu mampu menjawab rasa penasaran para penikmat yang telah menunggu sejak sore. Selain dihadiri masyarakat umum, pertunjukan wayang tersebut jga disaksikan oleh segenap jajaran Forpimda Kabupaten Banyuwangi, seluruh Satuan Kerja Kepala Daerah dan juga para camat. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, pertunjukan ini tidak semata-mata melestarikan kebudayaan Jawa. Namun, melalui pagelaran wayang kulit ini, diharapkan warga atau penonton bisa menela-
SHULHAN HADI/RABA
LESTARIKAN BUDAYA: Ki Anom Suroto saat tampil di Lapangan Bima Sakti, Kedungasri.
dani kisah yang terkandung di dalamnya. “Gelaran wayang kulit ini tidak hanya melestarikan kesenian khas Jawa. Lebih jauh dari itu permainan wayang kulit ini mengandung filosofi dan makna yang dalam dari setiap lakon yang mainkan dalang,” ujarnya. Yang menarik, di atas pentas wayang, instrument music tidak hanya berupa gamelan Jawa, melainkan berkolaborasi dengan gamelan Banyuwangi. Paduan dan iringan tembang yang dilantunkan pun beragam. Malam itu, penonton menikmati pagelaran wayang kulit. Pertunjukan salah budaya Indonesia yang diakui sebagai salah satu warisan dunia tersebut semakin menarik saat putra Ki Anom Suroto, Bayu Aji, menyambung sabetan yang telah lebih dulu dilakukan ayahnya. Acara semakin meriah saat munculnya tiga pelawak Pentul, Cak Dikin, dan Nyimut. (sli/als)
Warga Kena DB, Puskesmas Dua Konsumen Bank Jatim Raih Rp 150 Juta Pengundian Gemerlap Lakukan Penyemprotan Tabungan Simpeda SINGOJURUH - Petugas Puskesmas Singojuruh, Kecamatan Singojuruh, melakukan penyemprotan pembasmi nyamuk demam berdarah di ruamh-rumah warga lusa kemarin. Penyemprotan tersebut difokuskan di rumah warga yang ada di Dusun Wijenan Lor, Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh. Petugas puskesmas melakukan penyemprotan untuk pembasmian jentik demam berdarah. Sebab, dalam sepekan ini warga Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, sering terjangkit penyakit demam berdarah dan ada yang dirawat di Puskesmas Singojuruh. Kepala Desa Singolatren Apandi mengatakan, penyemprotan tersebut dilakukan setelah pihaknya mengajukan permohonan ke Puskesmas Singojuruh. ”Kami ajukan penyemprotan agar masyarakat singolatren tidak terkena penyakit demam berdarah lagi,” tuturnya. Sementara itu, Rudi Hartono, salah satu warga setempat berharap, penyemprotan tersebut sebaiknya dilakukan secara berkala ke rumah-rumah warga, yang ditengarai terserang nyamuk DB. Sehingga kasus warga terserang
ISTIMEWA
SEMPROT: Petugas Puskesmas Singojuruh menyemprot antisipasi nyamuk DB, di lingkungan Dusun Wijenan.
DB, tidak sampai terjadi hingga menyebabkan warga terkena serangan nyamuk membahaya-
BANYUWANGI - Undian Gemerlap Tabungan Simpeda Bank Jatim tingkat regional tahun 2014 mencapai klimaksnya Minggu (2/11) kemarin. Pengundian yang diawali dengan fun bike ini dihadiri oleh ribuan nasabah Bank Jatim dan masyarakat umum. Mengambil start di depan Pendapa Sabha Swagata Blambangan, fun bike ini dilepas oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didampingi Dirut Bank Jatim Hadi Sukrianto dan Wabup Yusuf Widyatmoko. Bahkan, mereka pun turut bersepeda sehat mengelilingi Kota Banyuwangi hingga akhirnya finish di Taman Blambangan. Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasi terhadap peran Bank Jatim yang selama ini telah turut menjadi bagian membangun Banyuwangi. “Oleh sebab itu, sebagian besar dana Pemkab Banyuwangi kita simpan di Bank Jatim,” ujarnya. Sementara itu, Dirut Bank Jatim Hadi Sukrianto juga memberikan terima kasih kepada Bupati Anas yang telah memberikan kepercayaan terhadap Bank Jatim. Sebagai Bank BUMD, begitu besar perannya dalam peningkatan perekonomian di Jawa Timur. Sederet
FOTO-FOTO TOHA/RABA
SIMBOLIS: Dari kiri Hadi Sukrianto, Bupati Anas, dan Wabup Yusuf, melepas merpati diacara Undian Gemerlap Tabungan Simpeda Bank Jatim kemarin.
prestasi yang telah dicapai Bank Jatim telah membuktikan sebagai salah satu bank daerah yang kiprahnya patut disejajarkan dengan bank umum lainnya di Indonesia. Selain itu Bank Jatim telah mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia (go publik). Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Jatim Banyuwangi Riyanto mengatakan undian gemerlap Tabungan Simpeda yang dilakukan
pada Minggu diikuti oleh Kantor Bank Jatim wilayah kerja Probolinggo, Kraksaan, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi. Program Simpeda ini berhadiah menyediakan hadiah uang tunai senilai Rp 12 miliar dan hadiah utama mobil Fortuner. “Hari ini kita undi untuk dua nasabah di setiap daerah mendapat Rp 100 juta dan Rp 50 juta,” terang Riyanto kemarin. (*/als)
kan tersebut. “Untuk antisipasi jangan sampai ada kasus DB,” ujarnya. (azi/als) SEMANGAT: Ribuan nasabah dan masyarakat umum turut memeriahkan fun bike undian Simpeda.
MEWAKILI: Kepala Cabang Bank Jatim dari enam wilayah kabupaten secara simbolis menerima hadiah Rp 100 juta dan Rp 50 juta untuk dua konsumen.
PEDULI SOSIAL: Dirut Bank Jatim Hadi Sukrianto (kiri) memberikan bantuan kepada Ketua PMI Yusuf Widyatmoko. Bantuan juga diberikan kepada Ketua Penggerak Tim PKK Banyuwangi, Ny Dani Azwar Anas.