RABU 4 FEBRUARI
Rujukan Informasi Terkini
TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 25
Toilet Umum Jadi Sasaran Vandalisme LICIN – Gerakan ”Toilet Bersih, Jeding Rijig” mulai digalakkan di Banyuwangi. Bahkan, Jumat lalu (30/1), Pemkab telah me-
KUCUR
launching gerakan Jedhing Rijig ini kepada seluruh lapisan masyarakat Bumi Blambangan. Sayang, kampanye tersebut belum mampu membangkitkan kesadaran warga untuk menjaga kebersihan fasilitas umum (fasum). Lihat saja kondisi toilet umum di Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Kondisi toilet yang letaknya berada di seberang jalan menuju Gunung Ijen ini -- tepatnya di sebelah barat tempat budidaya tawon madu-sangat memprihatinkan. Bahkan, kondisi tembok toilet berwarna warna putih itu jadi sasaran aksi vandalisme n Baca Toilet...Hal 35
NGOPAI
SUSI PROBOWATI
Senang Berorganisasi BANYAK cara yang bisa dilakukan oleh seseorang agar berguna bagi manusia lainnya. Susi Probowati mencoba menerapkan falsafah tersebut. Selain sibuk mengajar, PNS berusia 53 tahun ini juga aktif dalam organisasi kewanitaan. Kepala SMPN 1 Kalipuro ini ternyata juga aktif dalam organisasi Bhayangkari Polres Banyuwangi. Bersama dengan istri-istri anggota Polri, Susi kerap mengadakan kegiatan bakti akti sosial. Dia juga rutin menggelar pengajian n bersama masyarakatt yang tinggal di sekitar ar tempat tinggal ibu-ibu bu-ibu Bha yang g kari. “Apalagi suami uami sebagai aparat parat kepolisian n harus diberi semangat supaya dapat at mengemban an tugas deengan sebaikkbaiknya,” ,” tandas istri ri Kabagopss Kompol Su-jarwo itu. u. (fre/aif)
FREDY/RABA
VENUE PORPROV
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
CORETAN DINDING: Toilet yang dibangun di jalan menuju tempat wisata Gunung Ijen penuh coretan. Padahal toilet ini baru dibangun bulan Oktober 2014 lalu.
DBD Menggila di Tegaldlimo Pasien Dirawat di Lorong hingga Ruang Bersalin TEGALDLIMO - Pasien demam berdarah dengue (DBD) di daerah Kecamatan Tegaldlimo hingga kemarin ternyata masih tinggi. Di antara pasien itu kini menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Tegaldlimo. Penyebaran DBD di wilayah Kecamatan Tegaldlimo tahun ini termasuk paling tinggi di Kabupaten Banyuwangi. Sampai saat ini pasien yang sedang dirawat di puskesmas itu mencapai 13 orang n Baca DBD...Hal 35
PEMENANG LOMBA DISCOVERY BANYUWANGI
DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
OVERPOPULASI: Pasien DBD terpaksa ditampung di ruang bersalin dan ruang bidan di Puskesmas Tegaldlimo kemarin (3/2).
Keliling Kampung Perangi Nyamuk
GALIH COKRO/RABA
Optimistis Tuntas Akhir Bulan April
Baca Optimistis...Hal 35
SIDANG NARKOBA
Pengedar Sabu Kena 5,2 Tahun BANYUWANGI - Palu hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi kembali diketuk bagi pelaku penyalahgunaan narkoba. Kali ini Sunarto, 44, warga Dusun/Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, diganjar hukuman 5,2 tahun penjara. Dia dianggap bersalah melanggar Pasal 112 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Selain divonis 5,2 tahun penjara, terdakwa juga dikenai denda Rp 1 miliar subsider tiga bulan kurungan. Dalam putusan yang didok kemarin itu, hukuman Sunarto lebih ringan daripada tuntutan jaksa penuntut umum n Baca Pengedar...Hal 35 http://www.radarbanyuwangi.co.id
BANYUWANGI - Discovery Banyuwangi yang diselenggarakan Jawa Pos Radar Banyuwangi pada 24 Januari lalu ternyata memecahkan rekor tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya pesertanya mencapai 10.000 orang, tahun ini tembus 12.000 peserta yang diikuti siswa sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) se-Banyuwangi. 12.000 lembar jawaban yang terkumpul telah dikoreksi panitia. Kemarin (3/1) bertempat di Seblang Room, kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi, diumumkan siapa saja yang berhak mendapatkan penghargaan dari panitia. Pengumuman itu disampaikan panitia kepada pengurus Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan perwakilan Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Pendidikan. Rapat tersebut juga dihadiri Hamami, kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan Banyuwangi. Dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan acara tersebut n Baca SDN...Hal 35
TERUS DIKEBUT: Stadion Diponegoro ini disiapkan untuk gelanggang para atlet Porprov.
BANYUWANGI - Komitmen Banyuwangi menyukseskan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur V patut diacungi jempol. Sebagai wujud keseriusan sebagai host tunggal, Kota Gandrung membangun venue baru. Selain itu, banyak venue yang dipoles agar berstandar nasional. Sejak tahun 2014 lalu pengerjaan proyek tersebut digalakkan. Seperti pembangunan tribun Stadion Diponegoro, Tribun lapangan GOR Tawang Alun, dan tribun kolam renang GOR Tawang Alun. Meski begitu, arena pertandingan di tiga titik itu justru terabaikan n
SDN 1 Glagah Dapat Tablet
GALIH COKRO/RABA
BLUSUKAN: Petugas Kelurahan Kampung Mandar ke gang-gang mengampanyekan aksi PSN kemarin (3/2).
SEMENTARA itu, yang dilakukan petugas Kelurahan Kampung Mandar, Banyuwangi, ini patut ditiru daerah lain. Di saat demam berdarah dengue (DBD) menggila di mana-mana, mereka melakukan tindakan preventif. Aksi preventif itu bisa dibilang unik n
1 Lintang Septiana 2 Putri Utami 3 Yasmin Refilia Putri 4 Elim Dwi Wulandari 5 Putri Nesya Aulia 6 Ananda Putri F 7 Laili Rahmah Ilhami 8 Ainur Rosyidi 9 Nauval Revaldi 10 Rochmadani 11 Dendi Satria 12 Arnitra Clarita 13 Rodifah Royani 14 Cristi Rai Dinanti 15 Dedi Hermawan 16 Elok Mas Laha 17 Verina Dwisari 18 Alfia Putri P 19 Abdullah Gymnastiar 20 Manda Ardiansah 21 Yohanes Shallom 22 Fita Purnamasari 23 Rika Maulida 24 Dian Wahyu Wardani 25 Vicka Winda 26 Kevin Aprivio W A 27 Vina Nazarina 28 Nadira Safa 29 Dina Agustin 30 Evinda Ria Agustin 31 M Wahyu Kurnianto 32 Daniel Pradana 33 Hidatul Mufidatun
SDN 1 Glagah SDN 3 Singotrunan SDN 7 Ketapang SDN 5 Kedungrejo SDN 1 Parangharjo SDN 1 Mojopanggung SD Muhammadiyah 1 SDN Model SDN 1 Genteng SDN 4 Penganjuran SDN 1 Lateng SDN 9 Kembiritan SDN 1 Rogojampi SDN 3 Blambangan SDN 5 Genteng SDN 4 Karangbendo SDN 1 Temuasri SDN 7 Tamanagung SDN 2 Kalirejo SDN 3 Sidorejo SDK Santa Petrus SDN 5 Tamansari SDN Singojuruh SDN 1 Bimorejo SDN 1 Pesanggaran SDN 4 Sukorejo SDN 1 Kedungasri SDN 2 Sepanjang SDN 2 Kebonrejo SDN 6 Dasri SDN 2 Genteng SDN 1 Wonosobo MI Al Muntafi’ah
1 Unit Tablet 1 Unit Android 1 Unit Android Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran Langganan Koran 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt 1 Buah T-Shirt
Baca Keliling...Hal 35
Budi Daya Lebah Madu Memasuki Musim Paceklik
Kuncup Bunga tak Mekar, Datangkan Lebah dari Australia Musim hujan tampaknya berpengaruh terhadap madu yang dihasilkan lebah-lebah di Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Karena bunga yang mengandung saripati tidak mekar, produksi madu pun boleh dibilang vakum.
Joni klarifikasi masa bakti kepengurusan DPC PKB Tanda-tanda akan muncul DPC tandingan! Venue Porprov tuntas akhir April Meleset lagi, black list taruhannya!
TAUFIK FERDIANSYAH, Licin TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
JIKA kita berbicara madu, pasti yang ada di benak kita adalah rasa madu itu; manis, legit, dan sangat baik untuk kesehatan. Itulah madu, sebuah cairan kental yang menyerupai sirup berwarna kecokelatan. Rasa madu
MUSIM PACEKLIK: Seorang pekerja menunjukkan lebah madu yang dibudidayakan di Desa Tamansari, Licin.
memiliki ciri khas, karena tidak bisa disamakan dengan rasa apa pun. Di perkebunan Licin, tepatnya di pinggir jalan menuju wisata Gunung Ijen, dijumpai deretan kotak warna-
warni yang sengaja diletakkan begitu saja oleh pemiliknya. Kotak-kotak tersebut berisi ribuan lebah. Lebah-lebah tersebut sengaja dibudidayakan petani madu di perkebunan tersebut.
Bonari, 45, petani madu asal Desa Alas Bulu, Kecamatan Wongsorejo, menuturkan saat ini sedang paceklik madu n Baca Kuncup...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
26
POLITIK & PEMERINTAHAN
DPC PKB Kirim Surat Klarifikasi
CERMIN DIRI
Memperkuat Daya Saing Buah Lokal
M
ENGHADAPI pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, berbagai upaya dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan daya saing potensi produk lokal Banyuwangi. Salah satu program yang sedang digalakkan adalah meningkatkan daya potensi buah lokal Banyuwangi. Selama ini Banyuwangi termasuk daerah di Indonesia yang memiliki potensi lokal yang cukup bagus. Beberapa komoditas pertanian asal Banyuwangi sukses menembus pasar nasional dan internasional. Agar tidak kalah bersaing dengan buah impor, Pemkab Banyuwangi pun mengembangkan tanaman jeruk keprok secara besar-besaran. Buah jeruk keprok dipilih karena memiliki rasa yang enak dan penampilan yang tak kalah menarik dengan jeruk impor. Jenis jeruk keprok yang akan dikembangkan adalah varietas tejakula dan trigas. Jenis itu dipilih karena dinilai cocok dengan dataran di Banyuwangi. Saat ini budi daya jeruk keprok di Banyuwangi baru sekitar tiga hektare saja. Mulai April mendatang, Pemkab Banyuwangi akan mengembangkan budi daya jeruk keprok seluas 6,5 hektare di wilayah Kecamatan Licin. Selain menggenjot produksi, Pemkab Banyuwangi juga mendorong para pedagang buah untuk mengemas atau mem-packing buah lokal. Packing itu penting dalam rangka menarik minat konsumen. Selama ini konsumen lokal banyak yang melirik buah impor karena harga lebih murah, juga karena kemasannya lebih menarik. Sejumlah terobosan yang dilakukan pemerintah daerah itu harus mendapat dukungan semua pihak, utamanya petani dan pedagang. Kalau hanya pemerintah yang memiliki hasrat maju tapi petani dan pedagang tidak mendukung, pasti tidak akan berhasil. Para petani dan pedagang buah lokal harus memiliki optimisme bahwa buah lokal akan berhasil menghalau buah luar. Kalau pemerintah memiliki sejumlah terobosan, maka petani dan pedagang pun harus cerdas berinovasi demi memperkuat daya saing buah lokal. Proteksi pemerintah terhadap eksistensi buah lokal mungkin sudah cukup. Sejak beberapa tahun lalu Bupati Abdullah Azwar Anas sudah melarang kegiatan pemerintahan mulai tingkat RT hingga kabupaten menyajikan buah impor. Namun, proteksi pemerintah saja tidak cukup untuk memperkuat daya saing buah lokal. Larangan itu harus dijadikan peluang emas bagi petani dan pedagang untuk meningkatkan produksi dan penjualan. Begitu juga seruan pemerintah daerah agar pedagang mem-packing buah lokal jangan disikapi sebagai sebuah beban. Jika seruan itu dianggap sebagai beban, maka bersiap-siapalah kalah dengan pedagang buah luar negeri yang akan menyerbu Banyuwangi. Konkretnya, petani dan pedagang jangan hanya menggantung pada inovasi pemerintah, tapi harus kreatif menjemput peluang pasar bebas yang segera datang. (*)
Tegaskan Masa Jabatan Berakhir Desember BANYUWANGI - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi bereaksi terkait turunnya surat pemberitahuan dari DPW PKB Jatim terkait masa berakhirnya masa jabatan. Agar surat DPW PKB itu tidak berkembang menjadi bola liar, DPC PKB Banyuwangi melayangkan surat klarifikasi kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim. Surat klarifikasi yang dikirim DPC PKB itu bermula saat DPW PKB Jatim mengirimkan surat pemberitahuan Nomor 4353/DPW03/IV/A-1/I/2015. Dalam surat tertanggal 26 Januari tersebut disebutkan, kepengurusan DPC PKB Banyuwangi periode 20102015 akan berakhir 25 Maret 2015. Setelah menerima surat tersebut, DPC PKB melayangkan klarifikasi kepada pengurus PKB Jatim. Versi DPC PKB, masa bakti pengurus DPC baru akan berakhir 10 Desember 2015. Ketua DPC PKB Joni Subagio menjelaskan, Musyawarah Cabang (Muscab) DPC PKB Banyuwangi dilaksanakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Kanzul Makarim, Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, pada 31 Oktober 2010. Pada Muscab tersebut terpilih KH. Masruchin Aba Hidayat sebagai ketua Dewan Syura dan HM. Joni Subgio sebagai
BANYUWANGI - Ketersediaan air bersih bagi masyarakat menjadi salah satu fokus bidikan Bupati Abdullah Azwar Anas. Setelah bulan lalu menggelar inspeksi tandon dan sarana air bersih di Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, Bupati
JAGA SUMBER AIR: Administratur Perhutani Barat Adi Winarno (kanan) menyerahkan bibit bambu kepada perwakilan anggota Hippa.
Perhutani Barat Fasilitasi Hippa Tanam Bambu ISTIMEWA
Komentar dan Alasan Usul Bupati Idol 2015
rumpun bambu. Bahkan dari mata air tersebut tidak hanya digunakan untuk daerah sekitar hutan saja, namun mengairi lahan pertanian hingga daerah Muncar dan Tegaldlimo. Pada awal tahun yang masih musim penghujan, KPH Banyuwangi Barat bersama Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) melaksanakan penanaman 1000 bibit bambu di kawasan hutan sekitar mata air dan sungai. Adminstratur KPH Banyuwangi Barat, Adi Winarno, Shut, MM mengatakan, KPH Perhutani Barat akan memfasilitasi semua pihak mau bersama-sama menjaga keberadaan mata air serta melestarikan hutan, dalam hal ini menanam pohon. “Ini baru pertama kali, Perhutani Barat
ketua Dewan Tanfidz. Setelah itu, sebagai tindak lanjut permohonan Tim Formatur Muscab DPC PKB Banyuwangi untuk mendapat surat keputusan (SK) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB. DPP PKB lantas menerbitkan SK Penetapan Susunan DPC PKB Banyuwangi Nomor 6291/DPP-03/V/A.1/XII/2010 tertanggal 10 Desember 2010. Beberapa bulan berselang, DPP PKB mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 7120/DPP-03/
menanam pohon bersama dengan masyarakat HIPPA dan di luar ruang lingkup Perhutani,” ujar Adi. Yang sudah dilakukan KPH Perhutani Barat menanam pohon atau menghijaukan hutan dilakukan bersama dengan Pramuka, Pecinta Alam dan ibu-ibu dharma wanita Perhutani. Masih menurut Adi Winarno, tempat penanaman dan bibit pohon disediakan Perhutani Barat. Dalam kesempatan yang sama, selain menanam pohon Bambu, juga dilaksanakan penandatanganan kerja sama antara KPH Perhutani Barat dengan Federasi HIPPA untuk pelestarian hutan di sekitar mata air. Harapannya mata air terjaga sehingga kebutuhan manusia akan air tetap terpenuhi. (*)
Anas blusukan ke Dusun Guwuk, Desa Grogol, Kecamatan Giri, pagi kemarin (3/2). Usai memimpin apel pagi di kantor Pemkab Banyuwangi, Anas langsung meluncur ke perkampungan yang berlokasi di bagian barat Desa Grogol itu.Di hadapan Bupati Anas, Sekretaris Desa Grogol, Hariri, mengatakan tandon itu dibangun pemerintah tahun 2004. Air yang ditampung di tandon itu dimanfaatkan sekitar 150 kepala keluarga (KK) untuk keperluan minum sehari-hari. Masingmasing KK pengguna air bersih dikenakan retribusi Rp 4 ribu per bulan. Setelah mendengar penjelasan Sekdes Grogol Hariri, Bupati Anas lantas mencelupkan tangannya untuk mengambil air dari dalam tandon. Sejurus kemudian, Bupati Anas meminum air tersebut. “Sangat bersih. Saya merasa nyaman meminum air ini,” ujarnya. Menurut Anas, wilayah Banyuwangi bagian barat memang sangat kaya sumber mata air. Dia berharap, air bersih yang berlimpah itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Anas menuturkan, kunjungan kerja (kunker) dilakukan sebagai upaya memetakan kebutuhan dan ketersediaan air bersih. Sejumlah daerah sangat kaya sumber mata air tetapi tidak memiliki penampungan dan pipa penyalur ke rumah-rumah warga. Sedangkan beberapa daerah lain tidak memiliki sumber mata air, sehingga perlu pembuatan sumur bor. Pemkab Banyuwangi telah memberikan bantuan sumur bor, tandon, dan sarana penyalur air ke rumah-rumah penduduk, salah satunya di
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Heru Pratista : Rokhmatullah : Jl. Brawijaya no. 8 Banyuwangi : Tegas, berwibawa dan orangnya sangat bersahaja. Cocok memimpin Banyuwangi yang saat ini lagi moncer
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Yusuf Widyatmoko : Angga Dimas : Jl. Widuri no. 19 Banyuwangi : Sebagai bapak Pramuka Banyuwangi tentunya sudah bukan janji kosong yang ditawarkan ke masyarakat
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Munib Syafaat : Abdurahman bin Rochim : Banyuwangi saja : Kyai sholeh umat bersahaja dan sejahtera
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Michael Edy Harianto : Kevin Anggara : Jl. Ikan Sepat 92 Banyuwangi : Dengan tidak membedakan keturunan, saya yakin Michael bisa menjadi Ahok Banyuwangi
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
SIGIT HARIYADI/RABA
BEBER BUKTI: Joni Subagio menunjukkan surat pemberitahuan DPW PKB Jatim dan salinan surat klarifikasi yang dikirim kepada DPW PKB di kantor DPRD Banyuwangi kemarin.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
V/B.1/2011 tertanggal 1 Maret 2011. Dalam SE tersebut DPP PKB menginstruksikan DPW dan DPC PKB se-Indonesia melakukan perubahan susunan kepengurusan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 02 Tahun 2011 tentang parpol. Joni mengatakan, DPC PKB merespons SE dari DPP PKB tersebut dengan menggelar
rapat pleno. Singkat cerita, DPP lantas menerbitkan SK Nomor 7473/DPP-03/V/A.1/III/2011 tertanggal 25 Maret 2011 tentang Penetapan Perubahan Susunan DPC PKB Banyuwangi. “Maka, sesuai Pasal 26 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga PKB, periode kepengurusan DPC PKB Banyuwangi akan berakhir pada 10 Desember atau tepat lima tahun sesuai SK DPP Nomor 6291/DPP-03/V/A.1/XII/2010 tertanggal 10 Desember 2010,” ujarnya kemarin (3/2). Joni mengaku pihaknya sudah melakukan rapat pleno di kantor DPC PKB Banyuwangi pada Senin lalu (2/2). Hasilnya rapat pleno memutuskan agar DPC PKB melayangkan surat klarifikasi kepada DPW PKB Jatim. Menurut Joni, surat DPW PKB tersebut sangat prematur dan diterbitkan tergesa-gesa, dan ada unsur keteledoran. “Kita melakukan klarifikasi agar periode kepengurusan DPC PKB Banyuwangi dikembalikan sampai 10 Desember 2015 sesuai Anggaran Rumah Tangga PKB,” kata pria yang juga wakil ketua DPRD tersebut. Jika periode DPC PKB Banyuwangi habis pada 25 Maret, maka seharusnya periode DPC PKB Banyuwangi baru akan berakhir pada 25 Maret 2016 mendatang. “Kalau semua pihak menghendaki periode DPC PKB Banyuwangi sesuai SK DPP tertanggal 25 Maret 2011, maka tambah enak, periode DPC PKB baru akan berakhir pada 25 Maret 2016, bukan 25
Maret 2015,” bebernya. Joni menegaskan, pihaknya sudah mengirimkan klarifikasi kepada DPW PKB Jatim sesuai keputusan pleno DPC PKB melalui pesan elektronik (email). “Hari ini (kemarin), surat fisiknya dibawa kurir ke Surabaya,” pungkasnya. Seperti diberitakan, masa jabatan DPC PKB Banyuwangi pimpinan HM. Joni Subagio segera berakhir. Dengan demikian, PKB Kota Gandrung segera menggelar suksesi kepemimpinan dalam waktu dekat. Pada 26 Januari 2015 lalu, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim sudah melayangkan surat kepada DPC PKB Banyuwangi tentang segera berakhirnya periode kepengurusan. Dalam surat yang ditekan Ketua dan Sekretaris DPW PKB HA. Halim Iskandar dan H. Thoriqul Haq itu disebutkan, berdasar SK DPP PKB Nomor: 7473/DPP03/V/A.1/III/2011 tertanggal 25 Maret 2011 tentang penetapan perubahan susunan DPC PKB Banyuwangi periode 2010-2015 bahwa periodeisasi kepengurusan DPC PKB Banyuwangi akan berakhir 25 Maret 2015. Dalam surat itu, tidak ada instruksi agar segera menggelar musyawarah cabang (muscab) untuk memilih kepengurusan baru. Surat itu sifatnya hanya menekankan bahwa kepengurusan DPC PKB Banyuwangi periode 2010-2015 akan segera berakhir pada 25 Maret 2015. (sgt/c1/afi)
Petakan Ketersediaan, Sidak Tandon Air Bersih
KPH BANYUWANGI BARAT
GLENMORE – Air adalah sumber kehidupan dan tentu saja tidak terlepas dari keseharian kita sebagai manusia. Di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Barat , BKPH Glenmore ada sembilan titik mata air. Debit airnya pun cukup tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan kehidupan sehari-hari. Mulai pengairan sawah, hingga kebutuhan air bersih. Rabu (28/2) kemarin, bertempat di Hutan petak 45KBKPH Glenmore dilaksanakan penanaman di sekitar mata air. Sebanyak 1000 pohon bambu ditanam di daerah tersebut. Lebih dari 80persen wilayah BKPH Glenmore terdiri dari pohon pinus, namun kebanyakan wilayah di daerah sungai dan mata air lebih banyak ditanami
Jawa Pos Rabu 4 Februari 2015
J Wartawan
GALIH COKRO/RABA
PANTAU TANDON: Bupati Anas melihat langsung tandon air bersih di Dusun Guwuk, Desa Grogol, Kecamatan Giri, kemarin.
Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo. Selain meninjau air bersih, Anas juga memantau langsung proyek jalan hot mix di wilayah barat Banyuwangi tersebut. Salah satunya jalan yang menghubungkan Jambean – Mangli – Grogol, tepatnya di Desa Jambesari. “Infrastruktur kita cicil. Jalan-jalan sudah kita hot mix, tetapi di gang-gang ada yang masih rusak. Ini akan kita bangun secara bertahap,” cetusnya. Selama empat tahun ini Pemkab Banyuwangi telah menyelesaikan pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 300 kilometer per tahun. Jalan yang telah dibangun pemkab tersebut antara lain jalan poros
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Archdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
penghubung desa ke desa, antar desa dengan kecamatan, dan juga jalan menuju destinasi wisata. Seperti pernah diberitakan, masyarakat Desa Sidodadi, Kecamatan Wongsorejo, semringah. Kesulitan air bersih yang kerap mereka alami, terutama di musim kemarau, kini teratasi. Itu menyusul pembangunan sarana dan prasarana air bersih bantuan Pemkab Banyuwangi di desa tersebut. Peresmian sumur bor dan tandon air bersih yang dialirkan ke rumah-rumah warga setempat itu dilakukan Bupati Abdullah Azwar Anas Jumat (16/1). Komandan Kodim 0825 Letkol (Inf.) Mangapul Hutajulu, Asisten Administrasi Umum (Asmin)
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Wiwik Pudjiastuti : Sholeh Sutarman : Perum GBS Blok AA12 Muncar : Wong bu Susi aja bisa moso seorang Wiwik ndak bisa? saya yakin bisa lebih dari sekarang majunya Banyuwangi bila dipimpin Wiwik Pudjiastuti
Nama Calon Pengirim Alamat Alasan
: Jony Subagyo : Irik : Pendalungan Kalipuro : Satu-satunya tokoh Banyuwangi yang mau blusukan kedaerah
terpencil dan bermedan sulit hanya untuk kemsalatahan umat
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Sulihtiyono, dan Camat Wongsorejo Sulistiyowati, hadir dalam peresmian kali ini. Ketua Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) setempat, Ahmad mengatakan, bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi warga Desa Sidodadi. Dikatakan, sarana air bersih itu akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan air minum sekitar 800 kepala keluarga (KK). “Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangun sarana air bersih di desa kami. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Bupati Anas,” ujarnya disambut tepuk tangan ratusan warga yang hadir di lokasi peresmian. (sgt/c1/afi)
Nama calon Pengirim Alamat Alasan
: Wiwik Pujiastuti : Elsha Zaliyanti : Perum Kalirejo : Orang yang suka membantu dan menyantuni anak yatim
Nama calon Pengirim Alamat Alasan
: Satiyem : Rudi Wibowo : JL Salak Pondo : Orang yang Anti Korupsi
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
RABU 4 FEBRUARI
27
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2015
Muncul Tiga Nama di PPP
PANARUKAN
Dua Pemuda Digampar Preman Kampung KASUS pemukulan masih kerap terjadi di Situbondo. Kali ini dialami dua orang pemuda, di Dusun Pesisir, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan. Kedua korban adalah Ersen Marta Setia Budi, 23, dan Dika Fratandi, 26, yang mengaku dipukul oleh seseorang berinisial JH, 36, warga setempat. Data yang diperoleh wartawan koran ini menyebutkan, kasus pemukulan tersebut terjadi pada pukul 15.00 Minggu (1/2) lalu n Baca Dua...Hal 28
SALEH
Miskin Bukan Penghalang Raih Impian BERASAL dari keluarga kurang mampu tidak menjadikan pemuda asal pinggiran wilayah barat Situbondo ini menyerah. Ketangguhannya menghadapi getir hidup mengantarkannya mencapai impian yang dicitakannya. Dalam hidupnya dia mengaku berpegang pada prinsip miskin bukan penghalang meraih impian. Saleh, SH., MH lahir di Kampung Jetis Randuh, Desa Jetis Kecamatan Besuki 38 tahun lalu dari pasangan Hadari (almarhum) yang hanya tamatan SR dan bekerja sebagai buruh tani n
FOTO-FOTO: HABIBUL ADNAN/JPRS
Yoyok Mulyadi
Abdul Hamid
Akan Ikuti Konvensi Dalam Waktu Dekat SITUBONDO – Penjaringan Calon Bupati (Cabup) yang dilakukan pengurus DPD Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melalui konvensi tampaknya akan berlangsung seru.
Baca Miskin...Hal 28
Hadi Wijono
Setidaknya hal itu terlihat dari mulai merapatnya beberapa tokoh kuat di parpol yang dulu pernah dipimpin langsung KHR Ahmad Fawaid ini. Informasi yang dikumpulkan koran ini, meski pendaftaran konvensi belum dibuka, sudah ada beberapa tokoh yang dipastikan akan mengikuti konvensi partai berlambang ka’bah tersebut n Baca Muncul...Hal 28
Sikat Sapi Pakai Mobil Avansa RENDRA KURNIA/JPRS
DITEMUKAN: Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jasad Junami yang tewas setelah diterjang banjir sungai, di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih.
ISTIMEWA
YESSY YULI AGUSTIN
Cinta Mati Radio BAGI Yessy Yuli Agustin, berkarier di radio sudah menjadi panggilan jiwanya. Sehingga, baginya sangat sulit jika harus berpisah dengan dunia yang sudah begitu mendarah daging. Diakui oleh Yessy, m e n g e l o l a ra d i o dewasa ini bukan merupakan hal yang mudah. Meski demikian, dia tak pernah ada keinginan untuk meninggalkannya. Baginya, keadaan itu justru menjadi tantangan untuk terus bangkit. “Saya makin tertantang untuk membuat program siaran yang berkualitas dan menarik agar bisa tetap menjadi pilihan pendengar,” terang Owner Garasi FM tersebut n
BAB, Diterjang Banjir, Nenek Tewas BANYUPUTIH – Seorang nenek hanyut diterjang banjir sungai, di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih. Korban bernama Junami, 50, asal Dusun Leduk RT 1 RW 14 tersebut, ditemukan tewas di sungai Dusun Sukorejo, desa setempat. Pada mulanya, kondisi cuaca di sekitar lokasi sedang turun hujan. Hari Senin (2/2) sekitar pukul 16.00, korban berangkat ke sungai Dusun Leduk untuk buang air besar (BAB). Karena masih turun hujan, korban pun tak lupa memba-
wa payung untuk berteduh. Di saat korban melakukan BAB di pinggir sungai, aliran air sungai tiba-tiba membesar, karena curah hujan dibagian hulu cukup besar. Diduga, korban tidak mengetahui datangnya air sungai sehingga tubuhnya hanyut diterjang banjir sungai. Sekitar pukul 17.00 jelang waktu Magrib, korban yang pergi ke sungai tak kunjung kembali. Hal itu membuat curiga suaminya di rumah. Tidak disangka, ada seorang
warga bernama Bu Sus, yang berlari menghampiri suaminya dengan membawa payung milik korban. “Ibu SUS menemukan payung milik korban dipinggir sungai. Karena curiga korban terhanyut yang bersangkutan langsung memberitahu suami korban,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Arifin, pagi kemarin (3/2). Suami Junami kemudian meminta tolong kepada sejumlah warga sekitar n Baca BAB...Hal 28
KAPONGAN – Seekor sapi indukan milik Abdur Rahman, 50, warga Dusun Tengah, Desa/ Kecamatan Kapongan digasak maling, dini hari kemarin (3/2). Pelaku pencurian diduga lebih dari dua orang. Sebab, mereka menjalankan aksinya menggu-
nakan sebuah mobil Avansa warna hitam, bernopol N. Pencurian sapi yang terjadi sekitar pukul 03.30, membuat Abdurrahman dan istrinya Sumyati mengaku sangat terkejut n Baca Sikat...Hal 28
NUR HARIRI/JPRS
GANDENG RUMAH: Sapi milik Abdulrrahman digasak kawanan maling bermobil dari kandangnya di Desa Kapongan.
Bupati Optimistis Pelanggaran Berkurang Jalan Raya Terpantau CCTV 24 Jam
Baca Cinta...Hal 28
HABIBUL ADNAN/JPRS
BERI PENJELASAN: Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto pada acara Luanching kemari
SITUBONDO – Bupati Dadang Wigiarto optimistis pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Situbondo akan berkurang. Begitu juga dengan tingkat kecelakaan. Ini menyusul sudah terpasangnya CCTV di sejumlah ruas jalan utama di Kota Santri. Keberadaan sarana itu dipastikan akan sangat membantu petugas. Sebab, pemantauan lalu lintas yang selama ini dila-
kukan oleh manusia, akan lebih maksimal lagi dengan penggunaan perangkat teknologi. Alasan Bupati bahwa pelanggaran di jalan raya akan sedikit demi sedikit berkurang cukup logis. Sebab, dengan terpasangnya kamera pemantau (CCTV), maka pengguna jalan juga akan selalu merasa terawasi. ”Kesadaran akan timbul dari diri sendiri. Masyarakat akan sadar kalau selalu terpantau CCTV,” ujar bupati usai menghadiri acara launching pemasangan CCTV n Baca Bupati...Hal 28
HABIBUL ADNAN/JPRS
Horiyadi, 22 Tahun Berada di Tempat Pemasungan
Dulu Bintang Kelas, Tampan, Digemari Banyak Cewek
ILUSTRASI: EDY S/JPRS
Polisi Ringkus Penipu Investasi Online SITUBONDO –Agus Hermanto, warga Desa Sumberanya, Kecamatan Maesan, Bondowoso, sukses melakukan serangkaian penipuan bermodus bisnis investasi online n Baca Polisi...Hal 28 http://www.radarbanyuwangi.co.id
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo memiliki program pembebasan pasien pasung. Tapi, program tersebut ternyata belum menyentuh semua pasien pasung. Horiyadi contohnya. Dia sudah 22 tahun berada di tempat pasung. HABIBUL ADNAN, Panarukan TIDAK sehelai benang pun menempel di badannya. Tubuhnya kotor. Pandangannya kosong. Tangan kanannya diikat menggu-
SULTAN ANSHORI FOR JPRS
MEMPRIHATINKAN: Jasmito (baju putih), orang tua Horiyadi menunjukkan tempat pemasungan anaknya
nakan rantai pada potongan kayu. Mulutnya komat-kamit sembari mengatakan sesuatu. Begitulah kondisi Horiyadi sekarang. Sehari-hari, dia berada di tempat pemasungan yang berada di belakang rumahnya. Jika hujan turun, dia akan bernaung ke dalam jeding. Yang tragis, lelaki tersebut mengalami gangguan jiwa sejak berusia 16 tahun. Sudah 22 tahun dia berada di pemasungan. Nasib buruk yang dialami Horiyadi itu berbeda sekali ketika dia baru baligh. Tidak ada yang membayangkan kalau lelaki yang kini berumur 39 tahun itu akan mengalami gangguan jiwa seperti sekarang ini. Ketika menginjak dewasa, Horiyadi memiliki paras yang rupa-
wan. Dia menjadi idola kaum hawa. Horiyadi sering didekati teman-teman ceweknya. Tidak jarang perempuan yang menginginkan cinta darinya. ”Waktu dia masih SMA dulu, teman-teman ceweknya bahkan sering main ke rumah,” ujar Jasmito, ayah Horiyadi. Jasmito menceritakan, Horiyadi dulu sekolah di SMA 1 Situbondo. Selain digemari wanita, selama di bangku sekolah, Horiyadi termasuk siswa yang berprestasi. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Horiyadi selalu meraih juara kelas. Kalau tidak juara satu, dia akan meraih juara dua. Paling tidak dia ada di peringkat empat n Baca Dulu...Hal 28 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR SITUBONDO
AFRICA VAN JAVA Pelaku Pernah Dihukum Konvensi Amanah AD/ART
28
Jawa Pos
n DUA...
Sambungan dari Hal 27
n MUNCUL... Sambungan dari Hal 27
”Sudah ada tiga kandidat yang akan mengikuti konvensi,” ujar Sekretaris DPD PPP Kabupaten Situbondo, Erfan Zainul Fanan, kemarin. Dia mengatakan, ketiga tokoh tersebut sudah mulai membangun komunikasi dengan partainya. Sehingga, besar kemungkinan ketiga orang inilah yang akan mengikuti konvensi nanti.
Ketiga kandidat yang diduga kuat mengikuti konvensi Cabup dari PPP ini masing-masing KH. Abdul Hamid, Hadi Wijono, dan Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan (DBMP), Yoyok Mulyadi. ”Ketiga kandidat peserta konvensi ini saya kira memiliki peluang yang sama,” terangnya. Erfan menambahkan, pembukaan pendaftaran konvensi akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Sesuai jadwal akan di-
buka pada Jum’at (06/02) mendatang. ”Tunggu pengumuman. Sebab pendaftaran akan kami umumkan,” terang lelaki asal Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih itu. Erfan menambahkan pelaksanaan konvensi merupakan amanah AD/ART partai. Sehingga penjaringan calon lewat konvensi adalah cara yang terbaik. Dia mengatakan, PPP membuka konvensi secara terbuka. Itu dilakukan karena in-
gin menjaring kandidat terbaik untuk memimpin Kabupaten Situbondo lima tahun ke depan. Sehingga, proses konvensi akan dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya. Seperti dengan diadakannya uji publik. ”Calon Bupati pilihan PPP harus sesuai dengan keinginan rakyat. Setidaknya, mereka memiliki integritas dan kompentensi mengelola Pemerintahan,” pungkasnya. (bib/pri)
Keluarga Pilih Langsung Memakamkan n BAB... Sambungan dari Hal 27
Kabar tersebut kemudian diterima oleh BPBD Situbondo, Koramil, serta laporannya masuk ke Mapolsek Banyuputih. Informasi yang diketahui beberapa warga serta sejumlah intansi tersebut direspons dengan cepat. Sejumlah Tim SAR ga-
bungan, kemudian menuju ke sungai tempat ditemukannya payung milik korban. Aliran air sungai yang sebelumnya diketahui nyaris meluap ke areal pertanian dan permukiman warga, sekitar pukul 18.00 sudah menyusut dan kembali normal. Kondisi sungai yang dirasa cukup mendukung, membuat tim SAR gabun-
gan serta sejumlah warga melakukan penyisiran menuju ke hilir sungai. Sekitar empat jam penyisiran, sejumlah petugas akhirnya jasad Junaimi tersangkut batang pohon di sungai Dusun Sukorejo, Desa Sumberejo. Sayang, saat ditemukan kondisi korban sudah tidak bernyawa. “Pastinya pada saat korban hanyut
dia juga terbentur, bisa batu atau kayu,” imbuh Zainul. Usai ditemukan, jasad korban langsung dimasukkan ke mobil ambulan untuk menuju ke Puskesmas Banyuputih. Akan tetapi pihak keluarga korban memilih untuk langsung membawanya pulang di rumah duka Dusun Leduk, untuk kemudian dimakamkan. (rri/pri)
Pelaku Diduga dari Luar Kota n SIKAT... Sambungan dari Hal 27
Apalagi, lokasi kandang sapi berada tepat di samping rumahnya. Namun saat terjadi pencurian, pelaku mampu melancarkan aksinya dengan mulus hingga mereka berhasil kabur. Sebelum diketahui hilang, Abdurrrahman seperti biasa memberi pakan ternak secara rutin sekitar pukul 01.45 dini hari. Setelah memberi pakan sapi-sapinya, korban kembali meneruskan tidurnya sebelum melaksanakan Salat Subuh. Nah, begitu korban tidur itulah, sejumlah kawanan maling diduga kuat menghampir kandang sapi milik korban. Mereka
datang menggunakan sebuah mobil yang diparkir di bawah pohon. Kawanan maling kemudian beraksi dengan membuka pintu belakang kandang sapi korban dan menggasak sapi betina indukan. Dengan cepat kawanan maling tersebut memasukkan satu sapi ke dalam mobil jenis Avansa. Para maling yang merasa sudah untung langsung tancap gas, kabur ke arah utara. “Pada saat ada bunyi mobil istri saya bangun. Setelah dilihat ternyata sapi indukan tidak ada,” kata Abdurrahman, saat ditemui wartawan koran ini di kandang sapi miliknya, kemarin. Mengetahui sapinya hilang, Sumiati dan Abdurrahman
langsung teriak maling-maling. Warga sekitar yang mendengar teriakan itu kontan terjaga dan keluar rumahnya. Sayang, pengejaran yang dilakukan warga tidak membuahkan hasil dan para maling bermobil tersebut berhasil kabur. “Ada warga yang lihat. Mereka hanya tahu ada mobil hitam jenis Avansa yang berjalan cepat, nomor depannya N. Mereka awalnya tidak curiga setelah mendengar teriakan saya mereka baru tahu kalau itu mobilnya maling,” imbuh Abdurrahman, sambil mengaku tidak bisa melakukan pengejaran karena tidak punya kendaraan bermotor. Akibat pencurian tersebut, korban mengalami kerugian
sekitar Rp 10 juta. Selain itu, korban juga harus memberikan susu pada anak sapi karena induknya telah digasak kawanan maling. “Karena tidak bisa mengejar saya langsung lapor polisi,” pungkasnya. Dikonfirmasi, Kapolsek Kapongan, AKP Bahtiar Teguh mengatakan, setelah pihaknya mendapat laporan beberapa petugas langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan olah TKP. “Hasil olah TKP serta keterangan dari sejumlah saksi pelaku diduga dari luar kota. Untuk saat ini masih dilakukan lidik dan kami sudah koordinasi dengan tim Buser Polres untuk membantu pemburuan terhadap para pelaku,” katanya. (rri/pri)
Titik-Titik Pemasangan CCTV Tersebar n BUPATI... Sambungan dari Hal 27
kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Situbondo, kemarin (03/02). Meski begitu, bukan berarti petugas tidak menjalankan tugas-tugasnya. Sebab, keberadaan CCTV itu hanya untuk membantu petugas. ”Akan tetapi kalau ada pelanggaran, petugas langsung akan menindaknya,” ujarnya. Bupati menjelaskan, beberapa negara be-
Ke depan, pemasangan CCTV akan ditambah. Sehingga, tidak hanya dimanfaatkan untuk pengamanan lalu lintas saja.” Dadang Wigiarto Bupati Situbondo
sar sudah melakukan hal itu. Seperti di Tiongkok. ”Di sana sudah tidak mengandalkan ma-
nusia. Begitu ada pelanggaran, langsung ditindak,” terangnya Ke depan, Bupati berharap, pemasangan CCTV akan ditambah. Sebab, CCTV tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pengamanan lalu lintas saja. ”Seperti kemungkinan pelanggaran pidana juga bisa terawasi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dishubkominfo, Lutfi Joko Prihatin mengatakan, saat ini CCTV terpasang di 15 titik. Masing-masing titik, dipasang empat CCTV. Dia menambahkan, titik-titik pemasangan tersebar di se-
jumlah tempat. Dari ujung barat sampai ujung timur Kota Santri, semuanya sudah disediakan CCTV. Penentuan tempat pemasangan CCTV itu di koordinasikan dengan sejumlah pihak. Terutama dengan Polres Kabupaten Situbondo. ”Ada beberapa alasan kita tempatkan CCTV,” ujar Lutfi. Misalnya titik-titik kemacetan dan kerawanan lalu lintas. ”Makanya itu harus kita koordinasikan dengan kepolisian. Polisi yang lebih tahu,” pungkasnya. (bib/pri)
Ingin Horiyadi Sembuh Dari Gila n DULU... Sambungan dari Hal 27
Begitu juga ketika Horiyadi duduk di bangku SMP maupun SMA. Prestasi demi prestasi terus diraihnya.
SITUBONDO TANAH Tnh 9600m Ry.Pantura km215 Arjasa. cck.Industri,perum,hotel,rest @200rb/m. Tanh+rmh+Gd.9000m @900rb/m Jl.Argpuro 15B.Sltn bank Mega H.082337703779 Djl 1 lhn.tanah, sdh pagar keliling. LT.650.P.Pagar 180. Tinggo 3m lokasi pantai Pathek gumok Situbondo. cocok villa&pembenihan udang Hub.0823135151405
Waktu terus berputar. Horiyadi sudah duduk di bangku kelas 1 SMA. Ketika mau naik ke kelas dua SMA, Horiyadi harus melupakan mimpi besarnya. Sebagai siswa yang berprestasi, dia harus rela putus sekolah. Apa mau
dikata, pendidikannya harus terhenti di tengah jalan. Itu disebabkan gara-gara orang tuanya terkendala masalah biaya. Sebagai anak pertama, Horiyadi pun memutuskan untuk membantu kedua orang
tuanya mencari nafkah. ”Setelah putus sekolah, dia bekerja di Bali,” ujar Jasmito. Entah apa sebabnya, setelah pulang dari Bali, Horiyadi mengalami gangguan jiwa hingga saat ini. Diduga kuat, dia terkena guna-guna.Menurut Jasmito, anak pertama dari tiga bersaudara itu pernah dirawat di rumah sakit jiwa (RSJ) Lawang, Malang dengan menggunakan biaya sendiri. ”Karena tidak mampu dengan biaya, terpaksa kami pulang,” ujar lelaki yang berprofesi sebagai buruh nelayan itu. Lelaki beruban itu mengaku, setelah pulang dari RSJ Lawang itu, Horiyadi tidak pernah dirawat kembali. ”Belum ada orang yang menjenguknya,” jawab lelaki 65 tahun itu ketika ditanya apakah pernah ada petugas Dinkes yang meyambangi Horiyadi Dengan keadaan itulah, Jasmito berharap agar anaknya itu bisa menjadi normal kembali. Dia mengatakan, jika Horiyadi sembuh dari gangguan jiwa, akan ada yang membantunya dalam bekerja. ”Dia itu pekerja keras. Kalau dia sembuh, ada yang akan merawat saya. Saya dan istri sudah tua,” pungkasnya (pri)
Saat itu, kedua korban baru datang dari kota Situbondo dan akan pulang ke rumahnya di Dusun Pesisir. Tidak disangka, kedua korban yang mengendarai mobil dihentikan oleh JH ketika melintas di depan masjid kampung. Saat itu, pelaku meminta jatah uang kepada korban. Akan tetapi korban menjawab tidak membawa uang. Tidak terima jawaban mereka, pelaku yang diduga mabuk tersebut memaksa kedua korban untuk turun dari mobil. Tak disangka, Ersen Marta Setia Budi yang turun lebih dulu langsung
digampar pelaku menggunakan tangan kosong. Tak hanya itu, Dika Fratandi yang bermaksud untuk mencegah juga terkena pukulan pelaku. “Saya sampai luka di pelipis kanan dan teman saya luka lebam di pelipis dan dia luka lecet karena jatuh saat dipukul,” kata Ersan. Usai kedua korban tersungkur akibat pukulan terlapor, pelaku yang sebelumnya pernah dipenjara dengan kasus yang sama, langsung merlarikan diri. “Beruntung warga segera melerai, dia langsung kabur,” imbuhnya. Karena telah dipukul hingga terluka, kedua korban bergegas melapor kepada polisi. Mereka berharap, perbuatan yang di-
Rabu 4 Februari 2015
alaminya bisa diselesaikan secara hukum agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi membenarkan adanya laporan yang masuk di Mapolsek Panarukan tersebut. “Dilaporkan Minggu (1/2) sore, saat ini kasusnya masih diselidiki,” katanya. Dia menyebut, pelaku pemukulan sempat dikejar oleh aparat serta beberapa warga sekitar. Namun, hingga kini keberadaan pelaku masih belum diketahui. “Pelaku pemukulan yang dilaporkan kabur, sampai sekarang belum diketahui. Untuk korban sudah dimintakan visum dan kasus ini terus kita selidiki,” tegasnya. (rri/pri)
Sukses Harus Tetap Rendah Hati n MISKIN... Sambungan dari Hal 27
Ibunya Sniti yang tak pernah mengenyam bangku sekolah bekerja penjual kue jajanan pasar. Aktivis yang pernah mejadi Ketua Bidang hukum di PB PMII ini merupakan anak ke sembilan dari sebelas bersaudara. Yakni, Sunarno, Suhapia (almarhum), Abdurrazak, Siti Hadijah, Rukmini, Ridwan, Sahri, Spd., Daud, Saleh, SH. MH, Su’udah (almarhum), dan Rahmaniah, S.Pd. Keluarga kurang mampu ini dalam kesehariannya harus makan baktebak (bubuk jagung dikasih kapur disangrai dan krupuk uli/nasi basi yang dijadikan krupuk) untuk bertahan hidup. Menahan rasa lapar sudah menjadi biasa. “Bapak telah mengajarkan bahwa miskin bukan lantas harus meminta-minta untuk dikasihani. Melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha. Sehingga anaknya yang ketahuan makan di rumah saudara dari ibu pun akan dipukul,” kenang Saleh. Setelah lulus dari SDN Jetis V, Kecamatan Besuki, Situbondo pada 1990, pria yang saat ini aktif sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Situbondo Jakarta (FORMASI-Jakarta) kemudian melanjutkan ke SMPN I Besuki Situbondo. Dia sempat berencana merantau ke luar jawa untuk bertaruh nasib. Namun akhirnya memutuskan melanjutkan sekolah ke SMAN I Suboh Situbondo walapun harus menjadi pengamen, jualan koran bekas, bahkan jadi buruh tani untuk membiayai sekolahnya. Berkat kegigihannya, Pria yang pernah menjadi Direktur Eksekutif Lembaga Konsulatasi dan Advokasi Pemilu ini berhasil lulus SMA pada tahun 1996. Keinginan kuatnya melanjutkan ke perguruan tinggi harus terkubur karena keterbatasan biaya. Akhirnya dia memutuskan merantau ke ibu kota
dengan harapan dapat melanjutkan kuliah sambil bekerja. “Dalam perantauan saya di ibu kota yang hanya bermodal ijazah SMA, saya hanya diterima sebagai buruh tukang pasang kancing baju batik yang harus bekerja mulai pagi pukul 7.00 wib hingga sore hari dan hanya digaji Rp 35 ribu seminggu. Jadi itu hanya cukup untuk biaya makan saja,” kisahnya. Tak menemukan impiannya di ibu kota, dua tahun kemudian dia memutuskan pulang kampung. Saleh memulai usaha sendiri sebagai penjahit baju dan celana. Dengan penghasilannya itu, Shaleh bertekad melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat itu, dia sempat dihalangi oleh saudara pertamanya karena keterbatasan biaya. Dengan tekad dan keinginan kuat, pria yang saat ini masih menjabat Pengurus Lembaga Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu, pada tahun 1998 akhirnya mendaftar kuliah di jurusan hukum di Universitas Abdurrahman Saleh (UNARS) Situbondo. Berkat ketekunan dan kegigihannya, dia berhasil diwisuda dan meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 2003. Berbekal Ijazah sarjananya dan motivasi yang kuat dan sikap pantang menyerah serta ditopang oleh pengalaman berorganisasi selama menjadi mahasiswa, pada tahun 2004 Saleh memutuskan kembali mengadu nasib dengan merantau ke Jakarta. Dia memiliki keinginan kuat untuk menaklukkan ganasnya ibu kota. Itu tertuang dalam mottonya “anak desa menguasai Jakarta”. Pada perantauan keduanya Saleh kemudian diterima bekerja salah satu kantor Pengacara/ Advokat hingga 2007. Setelah dilantik menjadi Advokat pada 2007, Saleh membuka kantor Advokat sendiri yang dinamainya SALEH SH. MH., & PARTNERS beralamat di Gedung Nariba Dua Lantai 3 Nomor 307 Jl. TB Sima-
tupang No. 49 Jakarta Timur dengan Website: www.salehpartners.com. Tahun itu diakuinya penuh kesan bagi lowyer yang sudah sering menghiasi media cetak nasional maupun elektronik itu. Sebab, dia menangani kasus yang banyak menarik perhatian publik. Misalnya, kasus sengketa pemilu legislatif maupun sengketa pemilihan umum kepala daerah baik bupati, walikota maupun gubernur. Selain berhasil mendirikan kantor advokat, di tahun yang sama Saleh juga mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Shinta Devi Surya, SE., MM., putri pertama dari pasangan Prof. DR. H. Suryanto, SE., MM., dengan Eviatus Syamsiah. Saat ini pasangan bahagia tersebut dan telah dikaruniai dua anak bernama Sofie Nadia Ardiyanti & Elvia Anindya Saleh. Walaupun berasal dari kampung dan berbekal ijazah kampus di daerah, Saleh mengaku tidak ciut nyali berkompetisi dengan pengacara terkenal Jakarta yang mayoritas adalah alumni dari kampus-kampus besar di ibu kota baik negeri maupun swasta. Dengan kondisi ekonomi yang sudah lumayan, Saleh berhasil meraih titel magister jurusan hukum dari Universitas Nasional (UNAS) & Universitas Jayabaya Jakarta dan berhasil lulus tahun 2012. Sebagai pengacara yang dulu menjadi Kuasa Hukum Hj. Lily Chadidjah Wahid (Adik kandung Gusdur) dan Kuasa Hukum Effendy Choirie/ Gus Coi pada kasus recall anggota DPR RI dia memiliki pesan khusus. “Walaupun telah sukses haruslah selalu rendah hati dan tetap memegang teguh kesederhanaan,” terangnya. Saleh mengaku dirinya yang berasal dari keluarga miskin sangat tahu rasanya lapar. Sehingga, dia mengaku selalu menanamkan semangat berbagi terhadap sesama terutama anak yatim dan orang tidak mampu. (pri/*)
Jadikan Radio Sebagai Pilihan n CINTA... Sambungan dari Hal 27
Di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih, istri Irwan Yulianto terse-
but tetap ingin menjadikan radio sebagai pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan. “Maksudnya sekarang kan banyak orang yang sudah pe-
gang tablet, ipad, dll. Informasi dan hiburan itu bisa didapat dari sana. Namun, saya tetap berusaha menjadikan radio sebagai pilihan,” tegasnya. (pri)
Diduga Memakan Banyak Korban n POLISI... Sambungan dari Hal 27
Sayang, aksi jahat dia harus berakhir di balik jeruji penjara. Ini setelah, Polres Situbondo menangkap pria berumur 34 tahun itu. Agus yang diduga terlibat serangkaian aksi penipuan, ditangkap tim Resmob Polres Situbondo di rumahnya, di Dusun Jatian, Desa Sumberanyar. Unit Resmob pimpinan Aiptu Jujuk tersebut tak hanya menggelandang pelaku, akan tetapi juga menyita barang bukti (BB)
yang digunakan pelaku dalam melakukan penipuan. “BB yang digunakan Agus Hermanto sudah kita amankan. Diantaranya, laptop, modem, empat buah Kartu ATM dan sejumlah buku catatan. Jumlah pelaku diduga lebih dari satu orang,” kata Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi. Data yang diperoleh wartawan koran ini menyebutkan, salah satu korban aksi penipuan Agus Hermanto adalah Mohammad Munir, warga Kelurahan Dawuhan, Kota Situbondo. Korban yang berpro-
fesi sebagai PNS ini tergiur dengan bisnis online yang ditawarkan pelaku. Korban pun merugi hingga Rp 10 juta. Aksi yang dilakukan Agus tergolong rapi. Dia menggunakan internet untuk menawarkan kerja sama kepada para korban, demi meyakinkan bisnis online penipuannya. Begitu ada orang yang tertarik, korban langsung mengajak kerja sama dalam bentuk program investasi Sukses Kaya Bersama (SKB). (rri/pri)
Jawa Pos
BERAS IR 64
Rabu 4 Februari 2015
GULA PASIR
MIGOR CURAH
100
0
9.500
29
EKONOMI BISNIS R A D A R
DAGING SAPI
0
9.100
0
10.800
SEMBAKO
DAGING AYAM BROILER
0
104.000
28.800
B A N Y U W A N G I
TELUR AYAM RAS
KACANG KEDELAI IMPOR
200
0
20.800
9.900
KACANG KEDELAI LOKAL
CABAI RAWIT
BAWANG MERAH
800
0
9.000
CABAI BIASA
0
600
21.400
BAWANG PUTIH
12.800
0
16.000
12.800
Lima Buah Lokal Siap Sambut MEA
DOK. RABA
NORMAL: Pedagang daging melayani pembeli di Pasar Banyuwangi.
Pasokan Jeroan Aman BANYUWANGI - Larangan impor jeroan sapi yang dilakukan Kementerian Pertanian RI tidak memberikan efek apa pun kepada pedagang daging sapi di Banyuwangi. Larangan itu tidak memiliki imbas apa pun terhadap penjualan daging, khususnya jeroan sapi. Salah seorang pedagang sapi Pasar Rogojampi, M. Zain mengungkapkan, larangan impor jeroan itu dinilai tidak mengganggu pasokan. Sebelumnya memang ada kekhawatiran, bila impor jeroan dibatasi, maka sapi lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Namun kekhawatiran itu tidak terbukti, pasokan jeroan sapi tetap lancar. Para pedagang tidak kebingungan untuk menyediakan stok jeroan sapi. “Tengkulak sapi masih sanggup menyediakan permintaan pasar,” ujar Zain. Jeroan daging sapi kebanyakan dijual di supermarket. Harga jeroan impor terpaut murah dibanding jeroan lokal. Satu kilogram jeroan daging sapi impor dijual sekitar Rp 35.000 hingga Rp 40.000. Sedangkan jeroan sapi lokal dijual dengan kisaran Rp 80.000 per kilogram. Zain mengatakan, berbeda lagi jika ada larangan impor daging sapi. “Jika daging impor yang dilarang, harga sapi lokal bisa melonjak,” terang Zain. Harga daging sapi rata-rata dijual Rp 100.000 hingga Rp 110.000 per kilogram. Harga itu dianggap mahal. “Normalnya daging sapi dijual seharga Rp 90.000,” kata Zain. (cin/c1/afi)
BANYUWANGI - Berlakunya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun ini menuntut pelaku usaha termasuk sektor hortikultura untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk. Dari aspek kuantitas, produk pertanian Banyuwangi cukup melimpah. Data yang tercatat pada Dinas Pertanian Perhutanan dan Perkebunan (Dispertahutbun) Banyuwangi beberapa produk hortikultura produksinya melimpah. Pada tahun 2014, produksi buah jeruk menembus angka 350 ribu ton, buah naga 25 ribu ton, semangka 70 ribu ton, dan buah manggis 50 ribu ton, serta buah pisang 100 ribu ton. Beberapa komoditas tersebut sukses menembus pasar internasional ke beberapa negara, seperti Singapura, Tiongkok, China, dan Timur Tengah. Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Pertambangan (Disperindagtam), Hary Cahyo Purnomo mengatakan, buah-buahan tersebut layak menembus pasar internasional karena sudah sesuai standar buah ekspor yang minta pasar. Lima komoditas tersebut sudah siap mengikuti pasar bebas. Hary berharap komoditas buah lokal lainnya segera menyusul lima komoditas itu. Hary mengaku kelemahan buah lokal di Banyuwangi berasal dari kontur permukaan buah yang tidak begitu cantik. “Kalau dari segi rasa dan kesegaran buah lokal tidak kalah dibanding buah-buahan impor,” terang Hary. Hary mengatakan pemerintah sendiri sedang melakukan upaya untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki buah lokal. “Kami sedang berupaya untuk mengadakan pelatihan-pelatihan pada kelompok tani untuk memperbaiki kualitas buah lokal,” jelas Hary. Untuk mendukung buah lokal memasuki pasar bebas, pemerintah menyerukan masyarakat untuk lebih konsumsi buah lokal. “Apa salahnya dengan membeli produk sendiri, buah lokal lebih segar dan tanpa pengawet,” tegas Hary. Menurut Hary, buah impor banyak mengandung lilin. Sedangkan buah lokal karena tidak melalui jarak tempuh yang panjang, kesegarannya terjamin. Bupati Abdullah Azwar Anas dalam setiap kesempatan mengingatkan masyarakat untuk konsumsi buah lokal ketimbang buah impor. (cin/c1/afi)
DOK. RABA
BERSIAP MASUK PASAR BEBAS: Salah satu buah yang siap sambut pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah komoditas buah Naga.
Pedagang Diminta Packing Buah Lokal BANYUWANGI - Demi meningkatkan penjualan buah lokal, Pemkab Banyuwangi mendorong para pedagang membuat packing khusus. Dengan kemasan khusus, pemerintah daerah optimistis buah lokal Banyuwangi bisa bersaing dengan buah impor. Imbauan melakukan packing itu disampaikan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Pertambangan (Disperindagtam) kepada para pedagang buah di tempat strategis. “Kami ingin buah lokal Banyuwangi mendapat tempat di hati para konsumen. Karena itu, pedagang harus punya inovasi agar menarik pembeli,” kata Kepala Disperindagtam, Hary Cahyo Purnomo. Imbauan dalam bentuk sosialisasi dadakan itu, kata Hary, telah dilakukan di lima pasar besar; Pasar Blambangan, Pasar Banyuwangi, Pasar Rogojampi, Pasar Genteng, dan Pasar Gambiran. Pedagang diberi pemahaman mengenai manfaat dan biaya penggunaan kemasan khusus. Salah satu manfaat penggunaan kemasan khusus adalah meningkatkan pamor buah lokal. “Ini salah satu cara menghargai buah lokal. selain praktis menampung buah dalam jumlah besar, tentu juga menambah daya tarik,” ungkap Hary. Apalagi, kata Hary, menjelang Banyuwangi Festival (B-Fest) yang akan dimulai bulan ini, banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Banyuwangi. Packing akan memudahkan wisatawan mendapatkan buah lokal dan ingin membawa pulang sebagai oleholeh. Pedagang diharapkan bisa meneruskan sosialisasi tersebut kepada sesama pedagang buah. Saat mendatangi para pedagang, petugas Disprindagtam memberi satu sampel kemasan buah yang
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Jl. Rinjani
Rumah Kebalenan
KEMASAN: Petugas Disperindagtam memberikan contoh kemasan kepada pedagang buah di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, kemarin.
CHIN JULLIEN/RABA
direkomendasikan Disperindagtam, yakni berupa tas berbahan kardus yang mampu menampung tiga kilogram buah. Selebihnya, pedagang buah bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan maupun selera pembeli. Packing khusus itu dianjurkan memiliki label ikon Banyuwangi. Pemkab berharap, pedagang buah secara merata mengaplikasikan penggunaan packing khusus. Meski pedagang buah menyambut dengan antusias bukan berarti tidak ada pertimbangan internal bagi para pedagang itu sendiri. Para pedagang, kata Hary, mengaku terbebani
dengan biaya tambahan untuk membuat kemasan. Belum lagi harga buah akan sedikit lebih mahal jika menggunakan kemasan khusus yang mungkin berimbas pada penjualan mereka. “Ya rata-rata mereka takut pelanggan lari karena harga lebih mahal jika menggunakan kemasan khusus,” terang Hary. Hary optimistis, langkah ini akan berhasil mengubah image buah lokal. Selain kualitas rasa dan kesegaran, tentunya membutuhkan kualitas fisik. Disperindagtam menerima saran dan kritik yang bisa menambah inovasi untuk mendorong perekonomian buah lokal. (cin/c1/afi)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
STNK
Kijang LGX ‘04
Phanter LV’04/’08
Honda CRV ‘03
Dijual LGX 04/01, Bensin/Solar, Htm/Silver Hrg 125/115 Jt, Nego Bisa Cash/Kredit Tukar Tambah Hb. 081358166266
Dijual Phanter LV ‘04/’08 Kuning/Silver Hrg 112/143 Jt Nego Bisa Cash/Kredit Tukar Tambah Hb. 082142194111
Dijual CRV Th 2003 AT, Hitam Hrg 120 Jt Nego Bisa Cash/Kredit Tukar Tambah Hb. 08123453975
Kijang Innova
All New Xenia
All New Avanza
DIJUAL Innova tahun 011/06 PMK slor/bsn slv/bru hrg 187,5/143,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013/010/06 PMK slv/htm hrg 136/102/81 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUALAll New Avanza/LGX tahun 013/04/02 PMK htm/abu-abu hrg 146/110/105 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Hlg STNK P 3669 XG an Yeni Sumarsi, Jl. Candi Sewu RT. 01/II, Penganjuran Hlg STNK P 6106 VL an Hartatik, Jl. Ikan Kembang Waru RT. 4/3, Ds. Karangrejo Hlg STNK P 3628 XS an Daniel M. Erwin P. Saputro, Dsn. Sawahan RT. 4/4, Genteng Djl Rumah Lok di Jantung Kota Bwi Jl. Rinjani Gg. Kerinci No. 23 Fas: Mushola, R. Tamu, R. Keluarga, 3 KT, 2 KM, 1 Dapur, 1 Gudang, SHM, Tngan Prtama Hrg 325 Jt Nego H:082141496296
Djl Rumah lok kebalenan/lugonto di Jl. Raya Rogjmpi/Genteng 150m2/80m2/70m2 SHM, Cash/Kredit , bisa disewa hrg nego H: (0333) 631526-635176,0811351148
Desa Balak
Hlg STNK P 6421 VD an Drs. Mukhlisin, Jl. Ikan Layur No. 22 RT. 2/1, Sobo Hlg STNK P 5585 ZH an Dewi Eko R, Perum Puri Camar Blok D 10, Giri Hlg STNK P 3671 X an Susilowati,A. Ma.Pd, Dsn. Mantren RT. 1/4 Kabat
BANYUWANGI STNK Djl Tanah+Bangunan L 4X8=32m2 + 10X15=150m2,cash/kredit, bisa disewa, SHM Lok. Ds. Balak/Kebalen Hrg Nego H: (0333) 631526-635176, 0811351148
Hlg STNK P 5028 YH an H. Taufiq, Pakistaji RT. 02/06, Kabat
JURNAL ILMIAH Cetak jurnal ilimiah ber-ISSN untuk kenaikan pangkat guru. Berminat hubungi 082331575640.
Banyuwangi Innova G Solar ‘09
Djl Rumah & Ruko L 10x15 = 150 M2 Lok Banyuwangi antra pabrik es bs dibeli dg cash/kredit, bisa disewa hrg nego H: (0333) 631526-635176, 0811351148
Honda Jazz 09
Dijual Innova G Solar 2009, Silver, Full Variasi, Harga 182 Juta Nego, Plat P atas nama sendiri. Bisa TT dg Honda City 2004 Hub. 087 857 422 944
Dijual Tanpa Perantara Jazz Th 2009 Warna Abu-abu tua methalik, Standart Harga 163 Juta Nego, Jl. Kampar No. 9, Bwi Hubungi 081336581680
Suzuki Ertiga
Grand Livina/Evalia
DIJUAL Ertiga/Estilo/Karimun tahun 013/011/10 PMK pth/htm hrg 146/90/85 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Grand livina/evalia tahun 013/011 PMK pth hrg 143,5/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Perum Permata Giri
BANYUWANGI Administrasi Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP
Prsh IT brkmbng Cab. Lombok, mmbthkan adm (D3/S1), Mktg dstrbsi&retail, teknisi. pnmptn di Lombok. Min Peng 1 Th/ SMA sdrjt, kndrn sndri SimC gaji + insentive. Krm CV Jl. Palapa 1 No 8 Mataram - NTB
RABU 4 FEBRUARI TAHUN 2015
HALAMAN 32
45 Motor Pelajar Dirazia
SHULHAN HADI/JPRG
PANEN: Puluhan motor milik para pelajar diamankan di halaman Polsek Gambiran kemarin.
GAMBIRAN - Anggota Polsek Gambiran menggelar razia penertiban dengan sasaran pelajar yang mengendarai sepeda motor Selasa kemarin (3/2). Dalam operasi itu, sebanyak 45 unit motor berbagai jenis berhasil diamankan. Dari 45 unit motor yang semua milik para pelajar itu, umumnya mereka tidak membawa surat kelengkapan berupa STNK dan helm. “Semua motor milik para pelajar itu kita amankan di polsek,” cetus Kapolsek Gambiran, AKP Suwanto Barri. Menurut Kapolsek, operasi itu bertujuan menertibkan pa-
ra pelajar yang sekolah mengendarai motor. Selain untuk ketertiban berlalu lintas, juga demi keselamatan para pelajar. “Biar tertib akan kita operasi terus,” katanya. Para pelajar yang terjaring itu, jelas dia, semua diberi pembinaan. Selain itu, orang tua mereka juga diminta datang ke polsek. “Ini anak-anak (pelajar) kita bina, dan orang tuanya juga akan kita beri tahu,” ujarnya. Operasi penertiban dengan sasaran pelajar yang sekolah dengan naik motor, itu dimulai pukul 06.00 hingga pukul 07.00 ■
Razia Motor Pelajar Pelaksana Lokasi Hasil Pelanggar
Jenis Pelanggaran
Sanksi
: Polsek Gambiran : Simpang Tiga Desa Wringinagung : 45 unit motor : ■ Siswa SMAN 1 Gambiran ■ Siswa SMK Muhammadiyah 9 ■ Siswa SMPN 2 Gambiran : ■ Tidak bawa STNK : 25 kasus ■ Tidak bawa STNK dan helm : 20 kasus : Diberi pembinaan Motor hanya boleh diambil ortu
Baca 45 Motor...Hal 33
GRAFIS: REZA/RABA
SHULHAN HADI/JPRG
DINASIHATI: Kapolsek AKP Suwanto Barri memberi pembinaan pada para pelajar yang terjaring razia lalu lintas di Polsek Gambiran kemarin (3/2).
ADA APA LAGI
Bedil Burung, Kena Orang, Diganjar 4 Bulan BANYUWANGI - Sugiyo, 39, terdakwa yang diduga melakukan kelalaian hingga menyebabkan korban, Nanda Catur Baktiar, meninggal dunia dijatuhi hukuman empat bulan penjara kemarin. Warga Dusun Tanjung, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, itu dinyatakan terbukti melanggar Pasal 359 KUHP. Majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi menilai kelalaian yang dilakukan Sugiyo telah menyebabkan Nanda Catur Bakhtiar meninggal dunia. Korban yang tinggal di Dusun Lidah Balaikambang, Desa/Kecamatan Gambiran, itu meninggal dengan luka di kepala. Luka
itu diduga berasal dari senapan yang dibawa terdakwa saat berburu. Putusan yang dijatuhkan majelis hakim sebetulnya lebih ringan empat bulan daripada tuntutan jaksa. Dalam persidangan sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) Budi Cahyono menuntut delapan bulan. Namun, melihat fakta dan alat bukti persidangan, majelis hakim memutuskan terdakwa dihukum empat bulan. Majelis hakim mengemukakan se-
jumlah pertimbangan yang memberatkan dan meringankan. Pertimbangan yang memberatkan, perbuatan terdakwa menyebabkan nyawa orang lain hilang. Yang meringankan, terdakwa belum pernah dihukum dan bersikap sopan selama persidangan. Atas keterangan saksi dan alat bukti yang terungkap di persidangan, majelis hakim menjatuhkan pidana empat bulan penjara. Menanggapi putusan itu, terdakwa dan kuasa hukumnya menyatakan pikir-pikir. JPU juga menyatakan hal yang sama ■ Baca Bedil...Hal 33 DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
PENIPU: Kain mori dan sejumlah bukti diamankan bersama tersangka di Polsek Rogojampi kemarin (3/2). DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
Dukun Abal-abal Diringkus Polisi
MULAI MUSIM: Pedagang menjajakan belalang kayu di tepi Hutan Karetan, Kecamatan Purwoharjo, kemarin (3/2).
Pedagang Belalang mulai Bertebaran
■ Mengaku Bisa Menggandakan Uang
PURWOHARJO - Masyarakat sekitar hutan jati di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, punya aktivitas baru, yakni berburu belalang kayu. Selanjutnya, belalang hasil tangkapan itu dijual di tepi jalan raya Hutan Karetan ■ Baca Pedagang...Hal 33
KRIMINALITAS NIKLAAS ANDRIES/RABA
TERIMA PUTUSAN: Sugiyo berdiskusi dengan penasihat hukumnya setelah divonis empat bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi kemarin.
ROGOJAMPI - Diduga menipu warga dengan dalih bisa menggandakan uang, Sukarno, 38, warga Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, ditangkap anggota Polsek Rogojampi Minggu lalu (1/2). Saat diringkus, Sukarno berada di rumah korban, Ahmad Bisri, 44, warga Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi.
Keperluan pemeriksaan, tersangka dan sejumlah barang bukti (BB) berupa seperangkat sesaji, bambu keramat, tiga buah cincin akik, selembar kain kafan, dan dua bendel kertas HVS yang sudah dipotong seukuran uang kertas diamankan. “Saya dijanjikan uang Rp 100 juta,” terang Ahmad Bisri ■ Baca Dukun...Hal 33
Fatkhurohman, Bocah Tenggelam di Sungai Kalisetail Tegalsari
Pertengahan Tahun Ini Berencana Masuk Sekolah SHULHAN HADI/JPRG
JEJAK: Lemari di rumah korban berantakan setelah diobrak-abrik pencuri di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, kemarin (3/2).
Rumah Juragan Konter Ponsel Dijarah Maling GAMBIRAN - Aksi pencurian kembali terjadi di wilayah hukum Polsek Gambiran. Kali ini rumah yang menjadi sasaran adalah milik pasangan Zakaria, 40, dan Susanti, 35, warga Dusun Krajan, RT 1, RW 4, Dusun Krajan, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, kemarin ■ Baca Rumah...Hal 33
Sujarno dan Suwati, pasangan suami istri dari Dusun Krajan 1, Desa/Kecamatan Tegalsari, tidak pernah menyangka anak bungsunya, Fatkhurohman, yang masih berumur tujuh tahun itu akan pergi secepat ini. Mereka shock saat putranya itu meninggal dunia karena hanyut di sungai.
TEGAR: Kedua orang tua almarhum Fatkhurohman bersama Rifki, kakak korban (kanan), di rumah duka di Desa/ Kecamatan Tegalsari kemarin (3/2).
SHULHAN HADI, Tegalsari SUASANA duka masih terlihat di rumah pasangan Sujarno dan Suwarti di Dusun Krajan 1, Desa/Kecamatan Tegalsari. Ruang tamu di rumah itu tampak masih dipasangi tikar. Kerabat dan tetangga banyak yang berkumpul
SHULHANHADI/JPRG
di samping rumah. Seorang nenek yang sudah berusia lanjut tamp-
ak bergegas berdiri saat Jawa Pos Radar Genteng datang ke rumah duka Selasa kemarin (3/2).
“Orang tuanya (Sujarno dan Suwarti) masih shock,” cetus Partiyem, 70, nenek korban. Saat Fatkhurohman hanyut di sungai dan ditemukan warga sudah meninggal, Sujarno dan Suwarti shock berat. Keduanya hanya bisa duduk dan tidak bisa diajak komunikasi. “Sekarang sudah mulai bisa menerima, karena itu memang musibah,” terang nenek itu. Ketika jenazah cucunya itu baru ditemukan dan dievakuasi warga, suasana keluarga tidak karuan. Aparat kepolisian bersama petugas puskesmas yang akan memeriksa korban sempat ditolak. “Kami tidak mau diotopsi,” ungkap nenek korban itu. Kepergian putra bungsu dari tujuh bersaudara itu memang sangat mengejutkan keluarga. Apalagi, saat kejadian, kondisi sungai tidak sedang banjir. “Cuaca cerah, sungai juga tidak banjir,” sambung Suwarti, ibu kandung korban ■ Baca Pertengahan...Hal 33
SAMBUNGAN
Jawa Pos
Rabu 4 Februari 2015
BLAMBANGAN RAYA
33
Warga Afdeling Bejong Bangun Parit SONGGON - Kekompakan warga Dusun (Afdeling) Bejong, Desa Sumberarum, Kecamatan
Songgon, gotong-royong membuat parit patut diacungi jempol. Mereka kompak membuat parit
di sebelah kanan dan kiri tebing jalan sepanjang lima kilometer. Menggunakan alat seadanya,
seperti cangkul dan karung plastik, mereka kompak membuat saluran air. Kegiatan itu ternyata
Anak Ditilang, Ortu malah Senang ■ 45 MOTOR...
Sambungan dari Hal 32
Lokasi razia di jalan simpang tiga Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, atau jalan masuk ke SMAN 1 Gambiran. “Yang terjaring itu pelajar dari beberapa sekolah,” terang Kanitlantas Polsek Gambiran, Ipda Dalyono. Dari 45 motor milik para pelajar itu, jelas Dalyono, jenis pelanggarannya tidak membawa kelengkapan surat sebanyak 25 kasus, selain itu tidak membawa helm dan STNK ada 20 kasus. “Motor
bisa diambil oleh orang tuanya,” katanya. Identitas para pelajar yang terjaring dalam operasi ini, jelas dia, semua didata. Bila mereka terjaring lagi, sanksi yang diberikan berupa proses tilang. “Kalau sampai melanggar lagi, para siswa ini akan kita tilang dan sidang di pengadilan,” ancamnya. Dalyono menyebut, para pelajar yang terjaring razia ini ternyata cukup beragam. Selain para siswa SMAN Gambiran, juga ada yang mengaku dari SMK Muhammadiyah 9. “Juga ada yang dari SMPN 2 Gambiran,”
bebernya. Selama ini, terang dia, kepolisian sudah memberi prioritas dan toleransi kepada pelajar dalam berkendara motor. Pada para siswa itu, hanya minta untuk mengenakan helm dan membawa kelengkapan surat. “Tapi masih saja membandel,” katanya. Salah satu pengurus OSIS SMAN Gambiran, Abimanyu, 16, yang datang ke polsek untuk melihat teman-temannya mengatakan, teman-temannya itu memang jarang yang mengenakan helm saat berangkat sekolah. Setelah kejadian
ini, pihaknya akan membicarakan dengan ketua OSIS untuk mengadakan sosialisasi ketertiban lalu lintas di sekolah. “Nanti akan kita sampaikan ke ketua OSIS,” ujar siswa kelas XI jurusan IPA itu. Orang tua siswa, Nati, 38, asal Dusun Sidomukti, Desa Yosmulyo, Kecamatan Gambiran, mengaku sudah sering memperingatkan pada anaknya untuk memakai helm. Tapi, anaknya masih saja tidak mau menurut. “Saya itu memperingatkan sampai mimiren, dan saya justru senang dengan razia ini, biar kapok,” ungkapnya. (sli/c1/abi)
sudah dilakukan sejak sebulan lalu dan dikerjakan secara bertahap. Selain membuat parit, warga juga mengepras tebing yang berpotensi longsor. “Kalau dikepras begini jalannya kelihatan lebih lebar, dan tidak was-was kalau turun hujan,” tutur Jaenal, 46, salah satu warga setempat. Gagasan membangun parit itu
sebenarnya sudah lama, yakni sebelum musim penghujan. Tetapi, karena ada beberapa kendala, kegiatan itu baru bisa dilaksanakan. Biasanya jika musim hujan tiba, air akan mengalir sembarangan. “Kalau dibuatkan selokan seperti ini, air akan mengalir ke parit,” katanya. Warga lainnya, Totok, 51, mengungkapkan pembangunan parit ini
merupakan program perkebunan untuk membangun infrastruktur yang memadai bagi warga. Oleh karena itu, semua warga menyambut baik dan ikut berpartisipasi. Dengan kegiatan itu, kerukunan warga dapat terjalin. “Alhamdulillah, semua warga tidak keberatan, dan pembuatan parit berjalan lancar,” terangnya. (ddy/c1/abi)
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
KOMPAK: Warga gotong royong membuat parit di tepi tebing Afdeling Bejong, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, pekan lalu (29/1).
Meninggal dengan Luka di Kepala ■ BEDIL...
Sambungan dari Hal 32
Sekadar diketahui, kejadian itu bermula saat Sugiyo bersama keponakannya, Dedit Setiawan, hendak berburu biawak di sekitar lokasi kejadian pada 26 Maret 2014. Untuk mendapatkan buruannya, terdakwa membawa senapan
warna hitam kaliber 4,5 milimeter. Saat berburu itu, Sugiyo dan Dedit melihat sepasang burung truok di tanah. Sugiyo pun berancang-ancang membidik dua burung itu. Sementara itu, Dedit mundur ke belakang memperhatikan gerakan pamannya itu. Sayang, burung itu beralih ke kiri dan ke kanan. Perpindahan po-
sisi itu membuat Sugiyo tidak jadi membidik. Keduanya pun melangkah menuju tempat lain. Namun, tidak jauh dari lokasi keduanya, Nanda Catur Baktiar ditemukan meninggal dengan luka di kepala. Hasil visum et repertum rumah sakit menunjukkan ada serpihan benda asing di jaringan otak kepala sebelah kiri korban. Akibat luka
KUMUH: Kondisi Sungai Kalimati dipenuhi sampah dan limbah dari pabrik ikan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, kemarin (3/2).
itu, korban koma hingga kemudian meninggal dunia. Dalam dakwaannya, jaksa penuntut umum Budi Cahyono mendakwa terdakwa dengan Pasal 359 KUP subsider 360 ayat 1 KUHP. Kasus itu sempat ditangani Polsek Gambiran. Sebuah senapan angin milik Sugiyo diamankan sebagai barang bukti perkara itu. (nic/c1/aif) DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
Sungai Kalimati Dipenuhi Limbah
Mengaku Bertapa di Alas Purwo ■ DUKUN...
Sambungan dari Hal 32
Dugaan penipuan itu dilakukan dengan cara tersangka meminta uang Rp 24 juta kepada korban. Uang sebanyak itu akan digandakan menjadi Rp 100 juta. “Selain menggandakan uang, dia (tersangka) mengaku bisa mengambil pusaka atau perhiasan dari alam gaib,” terangnya. Setelah memberi uang, korban diberi bungkusan oleh tersangka. Pelaku meminta bungkusan itu un-
tuk tidak dibuka sebelum tujuh hari. “Saya manut saja. Setelah seminggu bungkusan itu saya buka, isinya ternyata hanya kertas,” katanya. Menyadari menjadi korban penipuan, korban akhirnya melapor ke Polsek Rogojampi. Atas laporan itu, anggota kepolisian meminta korban mengundang tersangka ke rumahnya. “Saat tersangka berada di rumah korban, langsung kita tangkap,” cetus Kapolsek Rogojampi, Kompol Toha Choiri, melalui Kanitreskrim Ipda Winardi. Hasil pemeriksaan, jelas kani-
treskrim, tersangka itu sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk menggandakan uang. Sebab, yang menjadi para normal itu adalah orang tuanya. “Yang jadi paranormal itu bapaknya,” terangnya. Pada polisi tersangka mengaku kalau uang yang didapat dari korban, itu dibuat untuk senang-senang di Bali bersama pacarnya dan dibuat untuk membeli hand phone (HP). “Semua BB sudah kita amankan,” katanya. Menurut kanitreskrim, korban sebenarnya ingin menemui orang
tua tersangka yang dikenal paranormal. Tapi anehnya, yang menemui adalah tersangka. “Tersangka ini datang ke rumah korban dan mengiming-imingi bisa menggandakan uang,” jelasnya. Pada korban, terang dia, tersangka mengaku pernah bertapa di Alas Purwo dan akhirnya memiliki kesaktian berupa menggandakan uang dan mengambil perhiasan dan pusaka dari alam gaib. “Korban percaya dan mau memberi uang Rp 24 juta itu,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)
Rasanya Gurih Mirip Udang ■ PEDAGANG...
Sambungan dari Hal 32
Belalang kayu itu muncul setahun sekali setiap musim penghujan. Pemilik nama latin Melanoplus cinereus itu banyak muncul saat daun jati mulai hijau. Belalang kayu sebenarnya hama yang sering menyerang tanaman jagung dan kedelai milik para petani. Saat ini warga yang tinggal di sekitar Hutan Karetan ramai-ramai memburu belalang itu. Mereka biasanya memburu pada malam hari. “Yang mencari belalang itu banyak sekali,” cetus
Mbah Rubinem, 59, pemburu belalang asal Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Untuk memperoleh belalang itu, Mbah Rubinem mengajak anak dan cucunya. Dengan membawa lampu, mereka memburu belalang di sekitar tanaman milik para petani hingga tengah hutan. “Belalang itu mendekati lampu yang kita bawa, lalu kita tangkapi,” katanya. Dalam semalam, Mbah Rubinem bersama dua anak dan satu cucunya bisa mendapatkan ribuan belalang kayu. Semua belalang itu esok harinya dijual
di tepi jalan raya Hutan Karetan. “Tiap tahun kita mencari belalang,” terangnya. Belalang hasil buruannya itu, jelas dia, saat dijual diuntai menggunakan sapu lidi. Terkait harga, setiap 100 ekor belalang dijual seharga Rp 20 ribu. “Satu untai berisi 20 ekor belalang harganya Rp 4.000,” ungkapnya. Salah satu pembeli belalang, Witono, 39, asal Desa Barurejo, Kecamatan Siliargung, mengaku sangat menyukai menu belalang. Dia sengaja membeli belalang untuk digoreng dan dibuat lauk. “Rasanya
gurih dan mirip udang,” katanya. Selain rasanya enak, jelas dia, belalang goreng itu juga dipercaya bisa menyembuhkan penyakit gatal. Tetapi, tidak jarang warga yang makan belalang malah merasa gatal. “Kalau tidak tawar, tubuhnya bisa biduren,” ujarnya. Keberadaan pencari belalang itu ternyata sangat menguntungkan para petani. Sebab, para petani tidak perlu menyemprot tanamannya untuk mengusir hama tersebut. “Ini yang mencari belum seberapa. Biasanya ramai sekali,” tuturnya. (ddy/c1/abi)
Lemari dan Tas Diobok-obok ■ RUMAH...
Sambungan dari Hal 32
Akibat pencurian itu, korban yang membuka usaha konter telepon seluler (ponsel) itu mengalami kerugian Rp 10 juta. Sebab, dua ponsel, satu jam tangan, dan uang di laci konter raib dibawa kabur maling. “Yang masuk (pelaku) hanya satu,” cetus korban, Zakaria.
Dalam pencurian itu, pelaku diduga masuk ke rumah melalui taman. Sebelumnya, pelaku melewati tangga bangunan di samping rumah. “Di sekitar tangga ada jejak kaki,” terangnya. Setelah berhasil masuk rumah, jelas dia, pelaku diduga langsung membuka pintu depan. Sebab, saat dipergoki istrinya, pencuri langsung kabur melalui pintu depan. “Sempat dikejar oleh istri saya,” katanya.
Pelaku yang beraksi di rumah korban itu mengenakan penutup kepala seperti ninja dan mengenakan celana pendek. Saat kali pertama dipergoki, pelaku bersembunyi di balik lemari. “Sempat masuk ke kamar juga,” terang Susanti, istri Zakaria. Zakaria dan Susanti belum tahu pasti kerugian yang diderita akibat pencurian ini. Yang pasti, dua buah ponsel, jam tangan, dan uang
yang tersimpan di laci konter hilang. “Sempat mengobrak-abrik lemari dan tas, mungkin dikira ada perhiasan,” cetus Susanti. Kapolsek Gambiran, AKP Suwanto Barri, melalui Kanitreskrim, Iptu Subagyo, mengatakan dugaan sementara pelaku sudah mengenali kondisi rumah korban. “Kalau melihat modelnya, pelaku tidak jauh. Kita akan memburu,” katanya. (sli/c1/abi)
SHULHAN HADI/JPRG
LOKASI KEJADIAN: Di kawasan inilah, korban tenggelam dan hanyut di aliran sungai Kalisetail di Desa/Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Senin lalu (2/2).
Cuaca Cerah dan Tidak Terjadi Banjir ■ PERTENGAHAN...
Sambungan dari Hal 32
Dengan suara berat, ibu korban menuturkan anak bungsunya itu belum sekolah. Rencananya, pada tahun ajaran ini akan masuk sekolah. “Ibu, saya nanti langsung kelas satu saja. Kasihan ibu tidak ada biaya,” ungkap Suwarti menirukan penuturan anak kesayangannya itu. Sayang, sebelum keinginannya sekolah tercapai, takdir berkata lain. Korban meninggal
karena hanyut di Sungai Kalisetail saat memancing bersama Rifki Yusuf Efendi, 9, kakak kandungnya. “Rifki dan adiknya memang sering memancing,” terangnya. Sujarno kini hanya pasrah atas kepergian putra bungsunya. Dia hanya bisa berdoa agar putra kesayangannya itu mendapat tempat terbaik di sisi Allah. “Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” harapannya. Sujarno dan Suwarti mengaku tidak punya firasat apa pun sebelum kepergian Fatkhu-
rohman. Setiap hari putranya itu periang. “Saya tidak punya firasat. Saya juga tidak pernah mimpi apa pun,” ungkapnya. Rifki Yusuf Efendi, kakak korban yang menjadi saksi mata saat adiknya kecebur sungai dan hanyut, ternyata kurang sreg saat ditanya peristiwa tragis tersebut. bocah kelas II SD itu hanya menjawab beberapa kata saja saat Jawa Pos Radar Genteng menemuinya. “Guru saya itu baik semua, dan saya ingin menjadi pilot,” cetus Rifki mencoba mengalihkan pembicaraan. (c1/c1/abi)
MUNCAR - Kondisi Sungai Kalimati di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kini sangat memprihatinkan. Sungai yang bermuara ke Pantai Muncar itu sekarang dipenuhi sampah. Ironisnya, sungai itu dijadikan lokasi pembuangan limbah pabrik yang banyak berdiri di sekitar aliran sungai itu. Air yang mengalir di sungai itu terlihat bukan air sungai pada umumnya. Selain berbusa, warna airnya kecokelatan dan hitam pekat. Selain itu, tampak kental seperti limbah yang dihasilkan pabrik ikan. “Baunya juga tidak enak,” cetus Safroni, warga Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, kemarin (3/2). Safroni mengaku hampir tiap hari melintas di Sungai Kalimati itu. Saat melewati sungai, dia sering menutup hidung karena baunya cukup menyengat. “Bau itu kayaknya dari sampah yang menumpuk dan limbah,” ungkapnya. Pada jembatan yang ada di Sungai Kalimati, sebenarnya sudah di pasang papan larangan untuk tidak membuang sampah di sungai. Tapi masih ada saja warga yang membuang sampah di sungai. Sampah yang menumpuk di sungai, oleh warga sempat dibakar. “Tiga bulan lalu warga membakar sampah dan hampir membakar pabrik yang ada di samping sungai,” katanya. Warga sebenarnya sering membersihkan sungai dari sampah. Hanya saja, sampah masih terus menumpuk di sepanjang aliran sungai itu. Karena sampah terus menumpuk, warga lelah dan membiarkannya. “Warga susah-susah membersihkan, tapi ada juga yang membuang,” cetusnya. Kepala Desa (Kades) Kedungrejo, H. Abdurah-
man, mengaku persoalan sampah di sungai Kalimati itu sebenarnya sudah sering dibersihkan. Hanya saja, di daerahnya terkendala kendaraan yang akan mengangkut sampah tersebut. Untuk menjaga kebersihan, jelas dia, warga swadaya telah membangun beberapa tempat pembuangan sampah sementara (TPS), termasuk di bantaran Sungai Kalimati tersebut. Hanya saja, sampah yang sudah terkumpul itu jarang sekali diangkut oleh mobil milik Dinas kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi. Kades mengaku sudah pernah beberapa kali mendatangkan mobil DKP untuk mengangkut sampah di desanya. Hanya saja, itu tidak bisa dilanjutkan karena terbentur soal biaya. “Sebulan saya beri Rp 500 ribu, petugas minta dinaikkan,” ungkapnya. Uang sebesar Rp 500 ribu itu, jelas dia, diperoleh secara swadaya dari para kepala dusun yang ada di desanya. Tapi, iuran itu dihentikan karena petugas minta naik Rp 600 ribu per bulan. “Warga keberatan kalau dinaikkan, jadi ya berhenti,” cetusnya. Sebagai kades, Abdurahman mengaku sudah kewalahan menangani persoalan sampah. Berbagai cara sudah dilakukan, tapi masih saja ada kendala. “Masyarakat sudah mulai ada kesadaran membuang sampah di tempat sampah, tapi sampah jarang diangkut,” ujarnya. Ditanya mengenai limbah pabrik yang dibuang ke sungai, kades enggan untuk berkomentar. Sebab, masalah limbah itu sudah ada yang menangani. “ Itu (limbah) bukan kewenangan saya, silakan tanya ke Badan Lingkungan Hidup,” katanya. (ddy/c1/abi)
RADAR BANYUWANGI
OTOMOTIF
34 BISNIS BUNGA
HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN
PETIK SENDIRI: Seorang pembeli bunga yang sekaligus berlibur ke kebun bunga wisata di kawasan Rembangan memetik sendiri bunga yang hendak dibelinya.
Musim Manten, Krisan Laris JEMBER – Di saat banyak masyarakat yang menggelar mantenan, pemesanan bunga segar di di kebun bunga semakin tinggi. Bahkan, pengelola kebun bunga yang berlokasi di Rembangan, Arjasa, mengaku kewalahan melayani permintaan di saat musim mantenan. Yuli, salah seorang penjaga kebun tersebut mengatakan, pemesanan bunga di tempat tersebut tak hanya saat musim nikah. Tapi sudah beralih pada momentum kegiatan rapat atau acara yang diselenggarakan sejumlah instansi. “Tapi yang paling ramai tetap musim mantenan,” katanya Menurut dia, ada berbagai macam bunga yang tersedia di kebun tersebut. Seperti bunga anggrek, gerbera, kalatea, mawar serta tanaman pot lainnya. “Namun yang paling sering dipesan bunga krisan,” tambahnya. Dia menambahkan, pemesanan saat musim nikah bisa mencapai 100 ikat, dimana per ikatnya terdiri dari sepuluh tangkai bunga. “Satu ikatnya bisa seharga Rp 15 ribu, kalau diatas lima ikat bisa Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu,” akunya. Namun, lanjut dia, karena masih baru memasuki musim nikah, pemesanan masih sekitar 60 sampai 70 ikat per hari. Sekitar pertengahan Februari akan mencapai puncak pemesanan. “Di waktu itu kami selalu kewalahan melayani pemesanan,” tuturnya. Sehingga, kata dia, pemesanan tersebut harus dilakukan paling tidak tiga hari sebelum acara. Mereka yang memesan adalah toko yang ada di kota, atau para perias pengantin. “Kalau harga jual ketika sudah di toko sangat jauh dengan disini. Misal, satu tangkai mawar disini hanya Rp 2.500, di sana bisa Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu,” terangnya. (gus/har/jpnn)
BANYUWANGI - Penguasaan pasar roda dua masih didominasi Honda. Selain bertengger di tingkat nasional, keperkasaan Honda di pasar lokal juga tidak tergoyahkan. Misalnya, di Banyuwangi. Selama tahun 2014 saja market share Honda all type mencapai 85 persen. Bahkan selama tahun 2014, Honda mampu mencatatkan pembukuan dengan penjualan 34.260 unit atau naik 15 persen dari tahun 2013. Kejayaan Honda ini sekaligus menjadi faktor utama naiknya total market share all merk yang naik sebesar 12,4 persen. Branch Manager diler Honda Banyuwangi Motor Danang Midianto mengatakan, matic kategori kendaraan bermotor di segmen menengah ke bawah memberikan sumbangan pertumbuhan yang besar disusul kemudian matic high end dan matic middle. Ketiga jenis matic yang bermain disegmen ini telah memiliki pasar tersendiri. Sehingga dari total 100 persen, matic menyumbangkan angka 80 persen, sedangkan sisanya 20 persen harus dibagi untuk kelas bebek dan sport. Danang optimistis tahun 2015, Honda masih diterima pasar. Bahkan potensi konsumen Banyuwangi selatan masih bisa berkembang, sementara untuk konsumen Banyuwangi kota cenderung stagnan, namun tidak demikian dengan Banyuwangi bagian utara. “Sejak panen cabe beberapa pekan lalu, permintaan motor Honda melaju kencang untuk di Banyuwangi utara,” kata Danang kemarin. Danang menambahkan, bahkan, n, tahun 2015 ini Honda menawarkan arkan produk p baru. Yaitu Honda Beat eSP (sport) dan Honda Beat Pop eSP (stylish) (sstylish) dan Vario Techno 150cc. 0cc. Dua D pilihan model tersebut diha dihadirkan adirkan untuk memberikan pilian pi ilihan yang beragam sesu sesuai ai perkembangan tren n gen-erasi muda dan peminat minat model. “Konsumen men Honda sangat fanatik, tik, hal ini terbukti disesetiap peluncuran motor otor terbaru selalu laku ku di pasar,” cetusnya. (als) als)
TOHA/RaBa
TAK TERGOYAHKAN: Tahun 2015 Honda meluncurkan produk baru Beat eSP dan Vario Techno 150cc.
Honda Pelopor Teknologi Ramah Lingkungan HONDA menggunakan teknologi PGM-Fi sejak tahun 2005. Saat itu teknologi ini dikenal sebagai pelopor teknologi injeksi di industri kendaraan roda dua yang diperkenalkan pertama kali adalah Honda Supra X 125 PGM-FI pada tahun 2005. Kini, teknologi itu sudah tertancap pada setiap produk Honda. De ngan teknologi ini maka Honda menjadi salah satu
RULLY EFENDI/RADAR JEMBER/JPNN
TINJAU LAPANGAN: Camat Ambulu Sutarman, Kapolsek AKP Tri Joko, dan Danramil Kapten Pujianto saat meninjau tambang pasir di Dusun Brego, Desa Sumberejo, Ambulu, kemarin (3/2).
haknya berkewajiban memberikan pengarahan kepada penambang. Dirinya sempat mendapat kiriman surat dari sebuah lembaga yang mengaku keberatan mengenai keberadaan penambangan tersebut. “Saya rasa hasil dari tinjauan kami di lapangan mayoritas warga sekitar penambangan tidak mempersoalkan adanya aktivitas tambang itu,” klaimnya. Senada dengan Camat Sutarman. Sugeng, salah seorang buruh tambang pasir bermesin, mengklaim tak ada warga yang menolak penambangan di sungai tersebut. Bahkan, mereka ikut bertanggung jawab memperbaiki jalan desa yang rusak.
“Kalau ada jalan yang rusak, kami penambang pasir ini yang memperbaiki,” akunya. Tak hanya itu, dia juga mengaku setiap truk yang memuat pasirnya selalu menyisihkan Rp 5 ribu yang diberikan kepada pemilik tanah yang dijadikan jalan akses masuk lokasi penambangan. “Semua sudah kami jatah. Semisal ada lima warga yang tanahnya kami jadikan jalan, mereka juga sudah kami beri uang. Jadi jika disurvei, mereka pasti setuju dengan tambang ini,” tegas Sugeng. Apalagi, kata dia, meski penambangan itu belum berizin, aktivitasnya sudah berlangsung sejak lama. “Sebelum ada Pak
Camat, Kapolsek dan Komandan Koramil ini, kami sudah menambang pasir dengan cara demikian,” akunya. Pantauan Jawa Pos Radar Jember, para penambang pasir tersebut membuka akses jalan khusus menuju bibir sungai. Bahkan jalan desa lainnya menuju bibir sungai disisi berbeda, terpasang portal jalan larangan truk pasir memasukinya. Namun, menurut Sugeng, jalan khusus tersebut sengaja dibuat para penambang, agar tidak mengganggu warga lainnya saat mereka melakukan penambangan. “Prinsipnya, kami kerja juga tidak mau mengganggu orang lain,” tuturnya. (rul/har/jpnn)
PENDIDIKAN
SMPN 2 Banyuwangi Jenggirat di Usia 36 Tahun
Gelar Khitanan hingga Undang Ustad Ghofar BANYUWANGI - Keluarga besar SMPN 2 Banyuwangi menggelar peringatan hari jadinya ke36 tahun. Serangkaian kegiatan akbar digelar selama dua hari. Yakni sejak Senin (2/2) hingga Selasa kemarin (3/2). Hari pertama, ratusan siswa-siswi, termasuk guru, karyawan, dan kepala sekolah menggelar jalan sehat. Usai jalan sehat, kegiatan lainnya adalah khitanan yang diikuti 10 anak. Kepala SMPN 2 Banyuwangi, Subiyantoro, M.Pd mengatakan, selain mengkhitan 10 anak, kegiatan lain adalah pemeriksaan kesehatan gratis, bakti sosial baju layak pakai, lomba MTQ, pemilihan dai cilik (Pildacil), lomba puisi, parade band, hadrah, hataman Aquran dan ngaji bareng Ustad Ghofar. “Pada hari Selasa (3/2) usai
TOHA/RaBa
CERAMAH: Ustad Ghofar memenuhi undangan untuk menyejukkan siswa-siswi SMPN 2 Banyuwangi kemarin.
hataman Alquran digelar pengajian yang diisi oleh Ustad Ghofar, sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,” kata Subiyantoro. Ketua pelaksana Hari Jadi SMPN 2 Banyuwangi, Hj Mif-
Rabu 4 Februari 2015
Motor Honda 2014 Terjual 34.260 Unit
Tambang Pasir Bermesin Disidak JEMBER – Penambangan pasir bermesin di sungai yang ada di Dusun Brego, Desa Sumberejo, Ambulu, Jember, disidak (inspeksi mendadak) Muspika setempat, kemarin (3/2). Sejumlah penambang yang ada di sungai tersebut diminta mematikan mesin diesel penyedot pasir milik mereka. Meski demikian, tak ada mesin milik penambang yang diamankan Muspika. Sutarman, Camat Ambulu yang didampingi Danramil dan Kapolsek setempat, mengaku tak bisa mengeksekusi tambang tersebut sebelum ada koordinasi dengan Dinas Pengairan Jember. Sebab, lokasi yang ditambang merupakan wewenang dinas pengairan. “Kami datang ke sini hanya memberikan imbauan kepada para penambang,” katanya. Dia mengaku, sekitar 15 mesin penyedot pasir murni milik masyarakat desa sekitar. Bahkan, ratusan warga sekitar sungai yang ditambangi menggantungkan perekonomian keluarganya pada penambangan pasir. “Semua penambang warga asli. Mereka menambang karena kebutuhan ekonomi,” akunya. Pria berkumis itu sebenarnya mengaku dilematis jika penambangan tersebut harus ditutup. Selain mayotitas pekerja tambang pasir warga asli setempat, keberadaan penambang tersebut juga dinilai ikut membantu pembangunan desa. “Karenanya, saya arahkan agar mereka segera mengurus perizinan penambangan rakyat galian C,” sarannya. Sutarman menyatakan, pi-
Jawa Pos
tahul Rohmah mengatakan, untuk tahun ini hari jadi SMPN 2 Banyuwangi digelar lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Selama 36 tahun SMPN 2 Banyuwangi mengabdikan diri di bidang pendi-
dikan dan ini merupakan usia yang sudah sangat dewasa dan matang bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai predikat nama baik dan nama besar,” kata Miftahul. Sementara itu, Wakil Humas SMPN 2 Banyuwangi Anshori, S.Pd menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat terutama wali murid SMPN 2 Banyuwangi yang masih memercayakan anaknya untuk mengenyam pendidikan di SMPN 2 Banyuwangi. Bahkan, selama 36 ini SMPN 2 Banyuwangi telah meluluskan ribuan alumninya dengan cerita kesuksesannya masingmasing. “Alumni kami tersebar seantero, dan saat ini kami sedang menjalin komunikasi agar para alumni bisa terwadahi,” kata Anshori. (*/als)
produk yang ramah lingkungan. Karena mampu menekan dan mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyesuaikan dengan standar pemerintah Indonesia yang mulai menerapkan pada kendaraan bermotor roda 2 sesuai Standar Euro 3. PGM-Fi sendiri singkatan dari Programmable Fuel Injection yang bekerja secara elektronik sebagai sistem suplai bahan bakar yang artinya sistem terprogram untuk memasok BBM dan oksigen sesuai kebutuhan mesin dengan perhitungan yang tepat dan akurat. Sehingga mampu menghasilkan tenaga yang responsif dan irit
bahan bakar juga ramah lingkungan. Honda sendiri mempunyai target bahwa seluruh motor keluaran terbarunya baik kategori sport, matic dan bebek akan dibenamkan teknologi PGM-FI atau sistem injection ini. Hingga saat ini Honda telah mengeluarkan beberapa produk yang sudah menggunakan sistem PGM-Fi. Di antaranya di kategori motor sport ada Honda CBR 250R, CBR 150R, di kategori matic ada PCX, Vario, Honda Spacy Helm In PGM-FI dan Beat. Sementara di kategori bebek ada Revo AT, Honda Supra X 125 PGM-FI, dan Honda Supra X 125 Helm In PGM-FI, dan beberapa produk terbarunya. (als)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Rabu 4 Februari 2015
BERITA UTAMA
35
Rawat Pasien dari Purwoharjo n DBD... Sambungan dari Hal 25
Padahal, kapasitas ruang rawat inap tersebut hanya tujuh pasien. Tingginya angka penderita DBD yang harus menjalani perawatan, ruang rawat inap di Puskesmas Tegaldlimo tidak mampu menampung pasien yang ada. Akhirnya, ruang bersalin dan ruang para bidan terpaksa dijadikan ruang rawat inap pasien. Malahan, pada Jumat (3//1) sejumlah
pasien terpaksa dirawat di loronglorong ruang perawatan. “Anak saya sempat dirawat di lorong karena sudah tidak muat,” cetus Puji Lestari, 36, warga Dusun Jatirejo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Puji mengaku putrinya, Antika Ramadani, 15, yang positif DBD hingga kini masih menjalani perawatan di puskesmas. Tetapi, sekarang sudah mendapat ruang rawat khusus. “Saya tidak masalah dirawat di lorong asal
bisa dirawat,” katanya. Saat datang pada Sabtu lalu ( 31/1) kondisi ruangan rawat inap di Puskesmas Tegaldlimo sudah penuh. Dirinya sempat bingung dengan kondisi anaknya yang sudah lemas. “Saya ditawari di lorong oleh pegawai, ya tidak masalah daripada harus ke rumah sakit di Genteng,” ungkapnya. Pasien lain yang sempat menjalani perawatan di lorong adalah Bahtiar, 12, juga dari Dusun Jatirejo, Desa Glagahagung. Saat
datang pada Sabtu (31/1) kondisi ruang rawat inap sudah tidak muat. “Baru tadi malam (kemarin malam) dapat ruangan,” cetus Suprandowo, 42, ayah kandung Bahtiar. Kepala Puskesmas Tegaldlimo, dr. Budi Hartawan, mengatakan jumlah penderita DBD kini sudah mulai menurun. Sebelumnya, pasien yang menjalani rawat inap hingga 19 pasien. Kini tinggal 13 pasien. “Hari ini (kemarin) pasien yang semua
positif DBD itu tinggal 13 pasien. “Kondisinya masih keluar dan masuk, tapi sudah mulai berkurang,” katanya. Budi mengakui, akibat tingginya jumlah pasien penderita DBD di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dan sekitarnya, ruang rawat inap di Puskesmas sempat tidak mampu menampung pasien. Sebab, ruang rawat inap itu hanya mampu menampung tujuh pasien. “Kami harus memaksimalkan
ruangan yang ada, termasuk ruang pasien bersalin dan ruang bidan,” terangnya. Menurut Budi, seluruh desa di wilayah Kecamatan Tegaldlimo berpotensi diserang DBD. Data yang ada, pasien DBD itu berasal dari Desa Tegaldlimo, Desa Purwoasri, dan Desa Purwoagung. Selain itu, juga ada pasien yang dari Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Guna menekan penyebaran DBD, lanjut dia, pihaknya mela-
kukan sosialisasi kebersihan dan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur potensi sarang nyamuk aedes aegypti penyebar virus DBD. Sementara itu, “plus” yang dimaksud adalah mencegah gigitan nyamuk penyebar virus dengue, misalnya menggunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk, atau kelambu saat tidur. “Kita juga membagi Abate,” ujarnya. (ddy/c1/abi)
Pengunjung Ijen Sayangkan Kondisi Tembok Untuk Menarik Minat Masyarakat n TOILET... Sambungan dari Hal 25
Tembok yang masih baru dicat itu dikotori dengan coretan-coretan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bangunan dengan luas sekitar 7 x 4 meter tersebut terdiri dari beberapa ruangan. Di bagian depan ada dua ruangan kosong dengan pintu terbuka. Kondisinya sangat kotor sekali dengan tembok penuh coretan. Di bagian barat ada dua pintu tertutup rapat yang ternyata itu adalah dua ruangan toilet yang tidak berfungsi.
Lantai keramik yang ada di depan bangunan tersebut juga tampak kotor sekali dengan dipenuhi lumpur-lumpur bekas pengunjung yang sekadar istirahat di sana. Dengan kondisi toilet yang sangat kotor dan tidak berfungsi ini membuat sebagian pengunjung ataupu wisatawan Gunung Ijen yang hendak buang air hanya mendapatkan harapan palsu. Bagaimana tidak, dari kejauahan memang kondisi toilet tersebut sangat bagus karena bangunannya masih tergolong baru. Setelah didekati, bangunan tersebut sangat kotor dan pintu
toilet terkunci rapat. Alhasil pengunjung yang telah kebelet tersebut harus putar balik dan mengurungkan niatnya. ”Balik lagi Mas, toiletnya di kunci pintunya. Tidak bisa dibuka, saya kira tadi toiletnya bisa digunakan,” ujar Ribut, 30, wisatawan Gunung Ijen yang hendak buang air kecil di toilet tersebut. Hal senada juga dilontarkan oleh Junaidi, 18, pengunjung Gunung Ijen yang sedang beristirahat di tempat tersebut. Dia juga menyayangkan kondisi bangunan yang penuh dengan coretan dan toilet yang terkunci rapat tersebut. ”Kesan-
nya sangat kumuh, padahal bangunannya seperti baru. Eman-eman mbangun mahal-mahal tapi tidak difungsikan,” sesal Junaidi. Dia menambahkan, dua bulan yang lalu kondisi bangunan tersebut masih terlihat sangat bersih dan bagus. ”Sekarang kok jadi kotor ya, banyak coretannya lagi. Coretannya juga pornoporno. Mudah-mudahan ini bisa berfungsi nantinya. Kalau pengunjung seperti saya lagi kebelet kan enak, bisa buang air di sini. Soalnya di jalan menuju Ijen ini minim sekali toilet,” pungkas Junaidi. (tfs/aif)
n KELILING... Sambungan dari Hal 25
Demi mengajak masyarakat memerangi nyamuk penyebab DBD, tujuh petugas Kelurahan Kampung Mandar berkeliling kampung menyerukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Mereka mencoba menarik perhatian masyarakat dengan berpenampilan nyentrik. Mereka mengenakan pakaian adat Madura. Mereka berjalan kaki sembari membawa atribut, seperti gong dan pengeras suara. Melalui pengeras suara, mereka mengabarkan kepada masyarakat agar aktif melakukan aksi PSN dan 3M plus (mengubur, menguras, menutup). Tidak hanya melalui lisan, pe-
tugas juga mengajak warga memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan nyata. Kepala Kelurahan Kampung Mandar, Bambang Purwanto mengatakan, tujuh petugas yang melakukan sosialisasi itu akan berkeliling ke tiap sudut Kampung Mandar untuk menggemakan langkah-langkah mengantisipasi DBD. “Kita gunakan sistem door to door. Mereka akan masuk hingga gang-gang kecil supaya informasi tersebar secara merata,” ungkap Bambang. Rencananya, aksi itu akan dilakukan dalam waktu tiga hari. Di Kampung Mandar terdapat 1.435 kepala keluarga (KK) dengan jumlah warga keseluruhan sebanyak 4.279 orang. Bambang berharap, selain aksi bersama, seperti Jumat Bersih, tiap KK
memiliki kesadaran masingmasing tentang arti penting memberantas sarang nyamuk dan memberikan perlindungan ekstra dari serangan nyamuk untuk saat ini. Aksi itu sengaja dilakukan sebagai upaya lain tindakan preventif memerangi nyamuk DBD. “Memang sengaja dikemas seperti ini demi menarik minat masyarakat,” kata Bambang. Selama ini penyampaian informasi mengenai gerakan PSN yang konvensional tidak memberi efek kepada masyarakat. “Langkah-langkah antisipatif yang disampaikan melalui pertemuan-pertemuan formal hanya berlalu begitu saja. Tidak ada tindak lanjutnya,” tandas Bambang. (cin/c1/aif)
Terdakwa Bisa Menerima Putusan n PENGEDAR... Sambungan dari Hal 25
BENNY SISWANTO/RABA
TENTUKAN PEMENANG: Pengumuman pemenang Discovery Banyuwangi yang dihadiri K3S dan perwakilan UPTD di kantor RaBa kemarin.
Panitia Akan Menghubungi Sekolah n SDN... 1 2 3 4 5
Zelika Anindita Rakha Bavitio Evi Milatus Zahra Hisella Moranika Rhaisa Ananda Tiara
1 2 3 4 5
Dwi Maulida Maulita Karuniasari Pravita Aisyidea Putri Nanda Ahmad Arya Nur Azizatur R
SDN 4 Penganjuran SDN 4 Penganjuran SD Darussalam Blok Agung SDN Model SDN Model
Banyuwangi Banyuwangi Tegalsari Banyuwangi Banyuwangi
Pemenang Lomba Pidato SDN 1 Rogojampi SDN 2 Sumberbulu SDN 1 Rogojampi SDN 4 Kebaman SD Darussalam Blok Agung
Rogojampi Songgon Rogojampi Srono Tegalsari GALIH COKRO/RABA
Buang Jauh-jauh Sikap Pesimistis n OPTIMISTIS... Sambungan dari Hal 25
Bahkan, pergantian rumput stadion yang direncanakan akan dibangun pada tahun 2014 lalu justru gagal. Sampai saat ini pengerjaan proyek di tribun stadion dalam tahap finishing. Sementara itu, untuk menutup kekurangan, lintasan atletik GOR Tawang Alun yang sempat terlewati akan mulai dikerjakan pada tahun 2015 ini. Perbaikan
kolam renang sekaligus penyempurnaan tribun juga masuk APBD tahun ini. Sedianya, pengerjaan proyek itu akan dimulai bulan ini. Tuan rumah yakin pengerjaan proyek lanjutan itu akan tuntas sebelum Porprov dilaksanakan. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono. Dia memiliki target khusus terkait pengerjaan proyek tersebut. Mujiono
optimistis semua proyek itu akan tuntas sebulan sebelum pelaksanaan. ‘’Akhir April sudah harus selesai,” tekad ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Banyuwangi itu. Keyakinan itu tidak terlepas dari pengalaman selama ini. Dia mengingatkan saat pengeprasan kawasan Erek-Erek, Gunung Ijen. Saat itu banyak yang meragukan pengeprasan itu selesai tepat waktu untuk pelaksanaan Banyuwangi Tour
de Ijen (BTDI) kali pertama. ‘’Tapi, hasilnya semua beres,” tandasnya. Maka dari itu, nada pesimistis terkait kesiapan Banyuwangi menghadapi porprov harus dibuang jauh-jauh. Sehingga, muncul optimisme Banyuwangi bisa sukses dalam ajang multieven yang digeber tanggal 6 hingga 13 Juni mendatang itu. ‘’Pengerjaan tribun dan kolam renang akan segera dimulai,” tandasnya. (ton/c1/aif)
Punya Pelanggan Tetap dari Malang n KUNCUP... Sambungan dari Hal 25
Tidak adanya bunga yang mekar menyebabkan produksi madu menjadi terhenti. ”Sekarang kita sedang paceklik. Pekerjaan kita sekarang hanya melakukan perawatan agar lebah tetap hidup. Sering hujan ini juga pengaruh,” terang Bonari. Banyaknya madu yang dihasilkan tentu saja tergantung makanan yang diserap lebah. Sari bunga adalah salah satu makanan favorit lebah-lebah tersebut. Namun, saat ini bungabunga di sekitar perkebunan tersebut sedang tidak mekar. Otomatis dengan tidak mekarnya bunga-bunga tersebut, lebahlebah itu tidak bisa mengisap sari di dalam bunga tersebut. ”Sekarang sedang musim paceklik, diperkirakan sampai bulan Mei. Bulan Juni sudah musim lagi,” tambah Bonari sembari membersihkan rumah lebah miliknya. Meski sedang tidak musim,
pang, Kecamatan Kalipuro. Dari tangannya, polisi mengamankan satu paket sabu seberat 0,66. Dia diduga sebagai pengedar barang haram tersebut. Pengakuannya, Sunarto membeli sabu seberat 10 gram saat berada di Madura. Bermodal uang Rp 10 juta, 10 gram sabu itu dia kemas menjadi paket kecil. Selanjutnya, sabu-sabu tersebut dijual kepada konsumen yang selama ini berlangganan kepadanya. (nic/c1/aif)
Pemenang Lomba Presenter
Sambungan dari Hal 25
Siapa pemenangnya? Lintang Septiana Safitri asal SDN 1 Glagah berhak mendapatkan satu unit tablet dari Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dua unit Android berhasil digondol Putri Utami siswa SDN 3 Singotrunan dan Yasmin Refilia Putri siswi SDN 7 Ketapang. Hadiah hiburan berupa 15 voucher berlangganan koran Jawa Pos Radar Banyuwangi dan 15 T-shirt juga disampaikan dalam pertemuan tersebut. Menurut Hamami, pengambilan piala dan sertifikat bagi para pemenang, baik Discovery Banyuwangi, lomba presenter, lomba pidato, maupun lomba mewarnai poinsilis, bisa diambil di Dinas Pendidikan Banyuwangi. ”Terkait penyerahan hadiah, panitia akan menghubungi masing-masing sekolah,” tandas Hamami. (c1/aif)
Sebelumnya, jaksa meminta majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 6 tahun. Dalam amar putusannya, majelis hakim mengemukakan pertimbangan yang meringankan dan memberatkan. Pertimbangan yang meringankan, terdakwa berterus terang, belum pernah dihukum, dan menjadi tulang punggung keluarga.
Pertimbangan yang memberatkan, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat dan tidak mendukung program pemerintah memerangi narkoba. Menanggapi putusan tersebut, terdakwa yang didampingi kuasa hukumnya, Tomy Yudianto, menyatakan menerima putusan tersebut. Sunarto ditangkap tim Resnarkoba Polres Banyuwangi pada 14 Agustus 2014 lalu. Dia disergap saat berada di Poskamling di Dusun Kapuran, Desa Keta-
Bonari tidak membiarkan begitu saja lebah-lebah peliharaannya. Dia tetap melakukan perawatan rutin satu minggu sekali sekadar memberi makan dan membersihkan rumah lebah dari kotoran. Saat ini dirinya juga sedang memilah lebah agar koloni lebah bertambah. ”Karena sekarang sedikit bunga yang sedang mekar, lebah kita beri makan gula agar tetap hidup. Kita juga pilah-pilah agar koloni lebah terus bertambah,” ujarnya. Melakukan budi daya lebah, menurut Bonari, tidaklah terlalu sulit. Selain perawatan, yang paling terpenting adalah kondisi alam tempat budi daya lebah harus mendukung. Meski berasal dari Wongsorejo, Bonari memilih perkebunan Licin. Karena tempat itu sangat cocok dan sangat banyak dijumpai makanan-makanan lebah. ”Di sini banyak macam bunga, seperti bunga mangga, kelengkeng, dan yang paling disukai itu bunga randu. Di sini banyak sekali po-
honnya,” jelas Bonari. Jenis lebah yang digunakan juga tidak sembarang lebah. Bonari sengaja mendatangkan lebah tersebut dari Australia. Lebah tersebut adalah lebah madu Apis mellifera atau kalau di Indonesia lebih dikenal dengan nama lebah unggul. Lebah ini tergolong jinak dan mudah pemeliharaannya, yang paling penting adalah menguasai manajemen koloni. ”Dulu ada teman yang bekerja di Australia dan bawa madu ini, akhirnya kita kembangkan di sini,” terang Bonari. Jika sedang panen, Bonari bisa memanen madu yang dihasilkan lebah-lebahnya tidak butuh waktu lama. Cukup 15 hari saja, madu-madu bisa dipanen apabila sedang musim bunga. ”Di dalam kotak ini ada delapan sisir (rumah). Kalau musim, satu sisir bisa menghasilkan 1 kilogram lebih madu asli,” jelasnya. Bonari menambahkan, banyak orang yang beranggapan
kalau madu yang dihasilkan tidak murni. Sebab, saat ini di musim paceklik, petani madu memberi makan lebah dengan gula. Orang banyak yang beranggapan madu yang dihasilkan bukan madu murni. ”Banyak yang beranggapan begitu, kita beri gula ini karena memang sekarang sedang tidak ada bunga yang mekar. Gula adalah makanan lebah agar tetap hidup,” tambahnya. Usaha yang dia mulai sejak tahun 1996 ini tetap dia geluti sampai saat ini. Awalnya dia adalah pengusaha mebel. Mengetahui usaha lebah ini sangat menjanjikan, akhirnya dia banting setir menjadi petani madu sampai saat ini. ”Kita punya pelanggan besar di Malang. Kalau lagi panen saya bisa kirim satu truk dengan isi 200 kotak. Satu truk itu saya mendapat keuntungan sekitar Rp 8 juta. Sisanya ya saya jual i daerah sekitar dengan harga Rp 55 ribu sampai Rp 60 ribu untuk satu kilogram madunya,” pungkasnya. (c1/aif)
TUAN RUMAH: Venue Porprov di lintasan lari kawasan GOR Tawangalun ini bakal jadi ajang untuk mendulang medali sebanyak-banyaknya.
Perlu Suntikan Spirit Tambahan n SIAPKAN... Sambungan dari Hal 36
Genderang perang itu sebenarnya mulai ditabuh pada tahun 2014 lalu. Banyak venue-venue baru yang dibangun. Selain itu, tidak sedikit venue yang dipoles agar memenuhi standar nasional. Akomodasi penginapan juga dikerjakan. Tujuannya jelas agar semua atlet bisa tertampung dengan baik. Dana yang dikeluarkan juga cukup besar, yaitu senilai Rp 21 Miliar. Memang, semua fasilitas itu masih belum ter-cover pada tahun lalu. Maka dari itu, kekurangan sarana dan prasarana itu akan dipenuhi pada tahun 2015 ini. Komitmen awal, semua fasilitas harus klir menjelang hari H. Jika semua itu beres, maka misi sukses sebagai penyelenggara tidak akan meleset. Warga Banyuwangi pasti setuju! Bagaimana soal prestasi? Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi mencanangkan target meraih lima besar dalam ajang dua tahunan itu. Untuk itu, perlu strategi khusus agar atlet tuan rumah berjaya. Para atlet butuh support penuh. Jangan sampai terlewatkan sehingga nasib mereka mengambang. Pada porprov edisi sebelumnya tahun 2013 lalu, Kontingen Banyuwangi terlempar dari posisi sepuluh besar. Bahkan, kala itu panji-panji prajurit Bumi Blambangan hanya sanggup berada di nomor urut 16 dalam daftar klasemen akhir. Prestasi terbaik itu adalah hanya mengantongi lima emas.
Tentu saja, hasil tersebut menjadi preseden buruk bagi Banyuwangi. Bagaimana tidak, Banyuwangi disebut-sebut sebagai gudang atlet. Tapi, prestasinya tidak terlalu menggembirakan. Hal itu yang semestinya dijadikan cambuk dan jangan sampai terulang pada Porprov V Jatim di Banyuwangi yang digeber tanggal 6 hingga 13 Juni mendatang itu. Ibarat perang, para prajurit harus dibekali dengan peralatan lengkap. Amunisi harus cukup tidak boleh kurang. Sebab, risikonya fatal. Bayangkan, jika sasaran meleset. Sedangkan amunisi sudah habis, maka perjuangan prajurit berakhir. Tamatlah riwayat. Sebelum berlaga di medan perang, prajurit sangat perlu mendapatkan suntikan spirit tambahan. Bukan hanya motivasi, prajurit yang berhasil mengalahkan lawan patut diapresiasi. Iming-iming penghargaan itu harus didengungkan jauh-jauh hari agar prajurit fokus dalam berlatih. Hal itu yang kini perlu dijadikan referensi agar atlet Banyuwangi bisa berprestasi dalam ajang multi even itu. Sebab, persaingan antar kontingen diprediksi akan berlangsung sengit. Sudah barang tentu kontingen lain yang menjadi lawan sudah melakukan segala persiapan agar bisa berbicara banyak dalam perhelatan olahraga paling akbar di Jatim itu. Tapi, amunisi untuk atlet Banyuwangi dinilai masih belum maksimal. Hal itu mengacu pada dana hibah yang dikucurkan untuk KONI Banyuwangi. Pada APBD tahun 2015, dana
hibah pembinaan itu senilai Rp 5 Miliar. Dana itu akan dibagi untuk 30 cabang olahraga (Cabor) resmi di bawah naungan KONI Banyuwangi. Selain cabor, sebagian dana itu diperuntukkan untuk keperluan KONI Banyuwangi. Nilainya memang turun dari tahun lalu. Kali ini, nilai yang diplot yaitu Rp 350 juta. Sedangkan, pada edisi tahun lalu sebesar Rp 650 juta dari total anggaran Rp 3 Miliar. Dengan demikian, dana itu tidak full masuk distribusi ke semua cabor. Nilai itu dinilai sangat kecil jika berkaca pada target masuk lima besar. Sebab, persiapan atlet membutuhkan asupan gizi. Seperti program training center (TC). Bahkan, gara-gara masalah pendanaan, persiapan atlet menjadi terhambat. Faktor lain yang mengancam target Banyuwangi bisa meleset adalah masalah bonus. Sampai saat ini, nilai bonus untuk atlet berprestasi, seperti emas, perak dan perunggu masih belum jelas. Padahal, iming-iming bonus itu sangat urgen. Bahkan, janji bonus itu lebih baik diumumkan jauh-jauh hari. Artinya, jika janji itu pada pelaksanaan, maka hal itu dianggap percuma. APBD Banyuwangi tahun 2015 mencapai Rp 2,5 Triliun lebih atau Rp 2.500 Miliar. Tapi, pembinaan untuk atlet hanya kurang dari satu persen. Perhatian itu yang tampaknya harus mendapatkan perhatian lebih agar dunia olahraga berkembang dan maju. Masa depan atlet juga cerah. Semoga!!! (nurfatoni.raba@gmail.com)
RADAR BANYUWANGI
RADAR SPORT
36
Jawa Pos
Rabu 4 Februari 2015
CATATAN
Siapkan Amunisi, Lalu Perang BANYUWANGI bakal menghadapi tugas berat dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa timur tahun 2015. Apalagi, sebagai host tunggal, Kota Gandrung mengusung target tinggi dalam ajang multi even itu. Yaitu sukses penyelenggaraan dan prestasi. Agar bidikan itu tepat sasaran. Maka, tuan rumah dituntut kerja keras. Persiapan harus benarbenar dimatangkan. Jika tidak, maka kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu dalam bahaya dengan risiko kegagalan. Jujur! Sebagai bagian dari rakyat Banyuwangi, saya ikut menanggung malu jika ajang dua tahunan itu berujung kegagalan. Padahal, nama harum Banyuwangi sudah OLEH membahana di pentas tanah air. Ali Nurfatoni Bahkan, gaungnya sudah menembus manca Negara. Berkaca pada track record selama ini, Banyuwangi nyaris seratus persen dalam menggelar hajatan nasional maupun internasional. Maka dari itu, sangat naïf jika Banyuwangi tidak bisa menyukseskan ajang yang hanya berkaliber regional. Hanya saja, meski hanya kaliber provinsi, tapi persiapan hajatan kali ini dianggap paling rumit. Sebab, tuan rumah dituntut untuk memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Paling tidak menyiapkan venues sebagai arena pertandingan dan akomodasi untuk penginapan atlet n Baca Siapkan...Hal 35
PORPROV V
Maskot Terpilih Penuh Filosofi BANYUWANGI - Sayembara maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur V 2015 telah resmi berakhir. Dewan juri telah memutuskan satu karya terbaik dalam tahap penilaian. Desain tersebut akan dijadikan maskot resmi dalam ajang multi even tersebut. Keputusan dewan juri dalam menetapkan karya tersebut sebagai juara memang sangat pantas. Sebab, bukan hanya desain semata yang harus dinilai, tapi juga filosofi. Karya yang dipilih dalam maskot itu adalah tukik atau anak penyu. Hewan satu ini merupakan binatang khas Kota Gandrung. Sehingga, kriteria itu sangat tepat untuk melambangkan Banyuwangi. Selain itu, terdapat udeng dengan kombinasi warna merah-hitam. Udeng tersebut sebagai simbol nilai budaya Banyuwangi yang terus dilestarikan. Maskot itu juga terdapat obor di tangan kanan yang kental dengan aroma semangat berolahraga. Kaus warna hitam dengan kombinasi hitam yang identik dengan Banyuwangi. Apalagi, dalam kaus itu juga terdapat motif batik gajah oling yang merupakan batik khas Banyuwangi. Gesture tangan tukik yang terbuka memberi arti ucapan selamat datang kepada para peserta Porprov. Seperti diketahui, desain karya terbaik disabet warga Jombang. Dia adalah Andrew William Putra. Hasil karya pria kelahiran Dompu, 24 Maret 1994, itu sukses menyisihkan banyak desain yang masuk. Sehingga, pria yang beralamat di Desa Sumber Agung, Kecamatan Megaluh, Jombang, itu berhak mendapatkan hadiah tunai senilai Rp 5 juta dan sertifikat. Ketua KONI Banyuwangi, Bambang Wahyudi menegaskan, maskot tersebut merupakan pilihan terbaik. Menurut dia, dalam karya itu syarat filosofi tentang arti Banyuwangi. ‘’Kami mengapresiasi tentang karya itu,’’ ungkapnya. Dia menjelaskan, jika maskot hasil sayembara itu akan segera di-launching. Mengenai pelaksanaannya, KONI akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi. (ton/c1/als)
ALI NURFATONI/RaBa
BUTUH DUKUNGAN: Pemain masih menunggu kejelasan tentang kesiapan finansial Persewangi untuk menghadapi kompetisi Divisi Utama musim ini.
Terancam tak Lolos Verifikasi GENTENG - Persewangi masih terkendala krisis finansial. Hingga kemarin (3/2) The Lasblang (Laskar Blambangan) masih kesulitan mencari dukungan untuk menutup masalah pendanaan. Jika kendala itu tak kunjung klir, maka situasi itu bakal menjadi ancaman serius bagi tim kebanggaan rakyat Banyuwangi itu. Dalam situasi krisis akut saat ini, Persewangi dalam bahaya. Jika tidak segera ada kabar positif, Tim Merah-Hitam terancam gagal dalam verifikasi. Sebab, PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi tampaknya akan memberlakukan peraturan ketat terkait masalah kesiapan pendanaan. Maka dari itu, Persewangi setidaknya harus segera berbenah. Kalau tidak, maka Persewangi terpaksa akan dicoret dari keikutsertaan dari kompetisi pada musim ini. Setidaknya hal itu berkaca pada Persik
Kediri dan Persiwa Wamena yang berkiprah di ISL gara-gara tidak lolos verifikasi. Sekadar tahu, persaingan dalam Kompetisi Divisi Utama pada musim 2015 jauh lebih ketat jika dibandingkan dengan musim sebelumnya. Sebab, sebanyak 30 dari 54 tim dipastikan degradasi ke level amatir dan terpaksa harus turun kasta mengikuti Liga Nusantara pada musim berikutnya. Badai ancaman bagi Persewangi kini tengah memasuki masa kritis. Jika tidak siap menjadi mengikuti kompetisi, maka Persewangi terpaksa kembali menjadi tim amatir setelah tiga musim berkiprah di level profesional. Dengan demikian, maka Persewangi akan sejajar dengan tiga tim yang selama ini mengarungi Liga Nusantara, yaitu Persewangi Muda, Banyuwangi Putra dan Banyuwangi United. Melihat sejarahnya, Persewangi sukses
menembus liga professional pada tahun 2011 lalu. Saat itu, Persewangi lolos dari Divisi Satu di bawah komando Michael Edy Hariyanto. Tapi, setelah lolos, Michael dilengserkan. Selanjutnya, Hari Wijaya mendapatkan amanah dari klub-klub di Banyuwangi untuk menjadi nahkoda baru Persewangi. Artinya, dipilih atas rekomendasi pemilik klub sebagai pemegang voters. Tapi, belakangan, Persewangi kini dikelola oleh PT. Sebab, sebagai salah satu syarat, tim profesional harus memiliki PT. Hingga saat ini, pria asal Genteng masih menjadi ketua Persewangi. Namun, melihat kondisi saat ini, Persewangi berada di ujung tanduk. Apalagi, belum ada kepastian mengenai dukungan Pemkab Banyuwangi. Wacana yang berkembang, Pemkab Banyuwangi masih belum melirik untuk memajukan sepak bola.
Terkait kemelut yang melanda Persewangi muncul desakan agar Hari Wijaya mundur. Sebab, banyak tokoh di Banyuwangi yang siap mengelola Persewangi. ‘’Kalau sudah tidak kuat, lebih baik kibarkan bendera putih,” ujar mantan pengurus Persewangi, Iwan Rudianto. Langkah tersebut semata-mata untuk menyelamatkan tim kebanggaan rakyat Banyuwangi. Menurut dia, Persewangi merupakan asat daerah yang lahir berkat sokongan dana APBD. “Kalau masih bertahan, ya susah,” tandasnya. Sementara itu, meski belum ada kejelasan mengenai pendanaan, tapi proses seleksi jalan terus. Namun, sampai saat ini belum ada titik terang mengenai nasib pemain yang bakal direkrut. Hanya saja jika kondisi mepet, Persewangi akan diisi pemain muda. (ton/c1/als)
Tim Silat Cari Lawan Tanding
ALI NURFATONI/RaBa
LIHAI: Pesilat yang dipersiapkan untuk kategori seni tunggal dalam Porprov mendatang.
BANYUWANGI -Tim silat Banyuwangi terus mempersiapkan diri guna menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur V Tahun 2015. Hingga kemarin pesilat terbaik Kota Gandrung itu masih melakukan pemusatan latihan. Program training center (TC) itu sudah berlangsung awal Januari tahun 2014 lalu. Sebab, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi menyadari jika prestasi itu membutuhkan kerja keras. Tanpa perjuangan,
mustahil prestasi akan diraih. Tim silat Banyuwangi telah memiliki komposisi yang final. Tercatat ada 22 pesilat yang akan dipersiapkan dalam menghadapi ajang multi even itu. Rinciannya, 10 pesilat yang berlaga di kelas tanding. Sedangkan sisanya sebanyak 12 pesilat diturunkan di kelas seni Tunggal, Ganda, dan Regu (TGR). Tim pelatih silat Banyuwangi proyeksi Porprov, Bambang Wahyuono, menegaskan tim silat Banyuwangi terus melakukan
pematangan. Sampai saat ini, banyak perkembangan yang cukup signifikan. ‘’Mulai fisik dan teknik banyak progress,’’ ungkapnya kemarin. Dia menyatakan, jika tim silat Banyuwangi terus menyusun skenario untuk memuluskan target meraih misi dalam ajang multi even itu. Untuk mengukur kemampuan atlet, tim silat Banyuwangi berencana melakukan uji coba. ‘’Sudah kita bidik untuk uji tanding melawan Jember dan Bondowoso,’’ sebutnya. (ton/c1/als)