Radar Banyuwangi | 5 September 2014

Page 1

15 Tahun

Tahun

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

JUMAT 5 SEPTEMBER TAHUN 2014

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33

300 KK tanpa Buku Nikah KALIPURO - Desa Ketapang di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, ini tergolong wilayah terbanyak warganya yang hidup tanpa dokumen nikah. Dari data pemerintah desa

setempat, jumlah warga yang hidup bersama tanpa buku nikah di desa tersebut diperkirakan mencapai 200 hingga 300 pasangan ■ Baca 300 KK...Hal 43

Tempat: Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro Hidup Jumlah warga tanpa Buku Nikah: 200 – 300 KK Bersama Terbanyak: Dusun Pancoran dan Dusun Kali Selogiri tanpa Buku Penyebab: ■ SDM warga ■ Tradisi merasa cukup dengan nikah siri ■ Perjodohan anak Nikah

sejak belia Dampak: kesulitan mengurus akta kelahiran anak Hambatan : ■ Biaya isbat nikah cukup tinggi ■ Penghasilan warga pas-pasan (mayoritas buruh kebun, buruh harian lepas)

Mulai Seleksi 84 Calon Pilot ROGOJAMPI - Sebanyak 84 pendaftar calon taruna mengikuti seleksi di kampus Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) kemarin (4/9). Puluhan pemuda asal seantero tanah air itu menjalani seleksi untuk menjadi taruna penerbang dan perkeretaapian. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, di saat nyaris bersamaan, seleksi serupa digelar di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Perhubungan Udara di Curug, Tangerang, Provinsi Banten. Seleksi di Curug tersebut diikuti sebanyak 90 peserta. Kepala Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) Afen Sena, melalui Chief Flight Instruktur Budi Hartono mengatakan, peserta seleksi di LP3B dan Curug, khususnya seleksi calon penerbang, nanti akan digabung menjadi satu dan bersekolah di LP3B. “Kami akan merekrut sesuai anggaran yang ada ■ Baca Mulai...Hal 43

GALIH COKRO/RABA

INSPEKSI: Para peserta seleksi taruna calon pilot berbaris di kampus Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) kawasan Bandara Blimbingsari, Rogojampi, kemarin.

GALIH COKRO/RABA

PROGRESS 20 PERSEN: Tiang bangunan untuk proyek terminal baru dengan konsep green airport di Bandara Blimbingsari, Rogojampi, Banyuwangi.

HAJI

CJH Disarankan Bawa Krim Pelembab BANYUWANGI - Cuaca panas di Arab Saudi yang mencapai suhu 50 derajat Celcius harus diantisipasi calon jamaah haji (CJH) asal Banyuwangi. Salah satunya dengan membawa krim pelembab kulit dan bibir. Pelembab dirasa penting mengingat cuaca yang sangat menyengat akan berdampak terhadap kesehatan CJH. Belum lagi badai debu kerap datang ketika musim panas ■ Baca CJH...Hal 43

PENDIDIKAN

Ijazah Pengganti Datang Hari Ini BANYUWANGI - Enam ijazah yang ditarik karena kesalahan penulisan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Banyuwangi akan segera diganti. Rencananya, ijazah pengganti tersebut akan tiba di Banyuwangi hari ini (5/9). Sebelumnya, pihak MTsN Banyuwangi telah berangkat mengambil blangko kosong ijazah ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur (Kanwil Kemenag Jatim) di Surabaya Kamis malam lalu (3/9) ■ Baca Ijazah...Hal 43

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Terminal Green Airport Sudah Pasang Tiang

SEMENTARA itu, rencana Pemkab Banyuwangi menjadikan Bandara Blimbingsari sebagai green airport mulai direalisasikan. Bahkan, kemarin (4/9) progress pembangunan terminal baru bandara kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan itu sudah mencapai 20 persen. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (PU-BMCKRT) Banyuwangi, Mujiono mengatakan, pembangunan fisik terminal baru Bandara Blimbingsari sudah memasuki tahap pembangunan tiang.

Sebelumnya, pihak pelaksana proyek, yakni Nindya Karya, sudah menyelesaikan pembangunan fondasi. “Pembangunan tahap pertama ini kami target rampung pertengahan Desember,” ujarnya. Dikatakan, terminal baru Bandara Blimbingsari tersebut akan dibangun dua lantai. Sesuai konsep green building yang didesain arsitek Andra Matin, terminal seluas 5.000 m2 itu meminimalkan penggunaan kaca ■ Baca Terminal...Hal 43

Touring Moge Mampir Lepas Tukik BANYUWANGI - Makin banyak saja kelompok masyarakat yang mendukung pelestarian satwa lindung penyu di Banyuwangi. Kali ini komunitas pemilik motor gede (moge) yang tergabung dalam Moge Owners Surabaya (MOS) mampir untuk melepas-liarkan puluhan tukik

RIDER: Anggota Moge Owner Surabaya (MOS) melepas anak penyu di Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin.

(anak penyu) di Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin (4/9). Puluhan anggota komunitas moge itu datang di Pantai Boom tepat pukul 17.00 kemarin. Deretan motor gede dari berbagai jenis itu langsung parkir di kawasan Pantai Boom ■ Baca Touring...Hal 43

BSTF

GALIH COKRO/RABA

Mengikuti Penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud (1)

Gintangan Salah Satu Bahasa Oseng Tua Kebanyakan peneliti kebudayaan Banyuwangi hanya mengenal Kemiren. Tidak terkecuali peneliti bahasa. Tetapi, perlu diketahui, data yang ditemukan di Desa Gintangan dan Mangir menunjukkan bahwa bahasa di kedua desa itu lebih tua dan tidak banyak tercemar. SIGIT HARIYADI, Rogojampi BANYAK yang menyebut bahasa asli masyarakat Banyuwangi adalah bahasa Oseng. Tetapi, di manakah bahasa Oseng

ISTIMEWA

PENJARINGAN DATA: Para peneliti tengah berinteraksi dengan para informan yang tengah menganyam bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi.

tertua, hingga kini belum ada yang bisa memastikan. Memang ada beberapa peneliti yang pernah melakukan pemetaan pengguna bahasa Oseng, tapi hasilnya tidak terlalu memuaskan. Kenapa tidak memuaskan? Karena hasilnya tidak sesuai kenyataan empiris di lapangan. Tidak sedikit data yang keliru, entah disengaja ataukah tidak. Begitulah kata Ketua Pusat Penelitian Bahasa Oseng, MH. Qowim. “Ketimpangan itu bisa disengaja, bisa juga disebabkan ketidakmampuan peneliti,” katanya. Nah, beberapa hari lalu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud (BPPB Kemendikbud) bersama Balai Bahasa Jawa Timur sengaja datang ke Banyuwangi untuk melakukan penelitian bahasa Oseng ■

300 KK di Ketapang hidup bersama tanpa buku nikah Kalau harga bukunya seharga buku tulis, mau saja dong!

Satu kampus dianggarkan Rp 200 juta untuk bangun toilet Porprov Atlet kebelet pipis ternyata membawa berkah

Baca Gintangan...Hal 43

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

POLITIK & PEMERINTAHAN Jawa Pos

R A D A R

Jumat 5 September 2014

B A N Y U W A N G I

Putuskan Bentuk Pansus Tatib

AGENDA KOTA

Pelantikan MWC NU Kecamatan Tegalsari

BANYUWANGI - Usai mengikuti orientasi pendalaman tugas di Surabaya, anggota DPRD Banyuwangi langsung tancap gas. Para anggota dewan yang terhormat itu menggelar rapat koordinasi internal kemarin (4/6). Hasilnya, mereka sepakat menggelar dua agenda rapat paripurna sekaligus hari ini (5/9). Pimpinan sementara DPRD Banyuwangi, Ficky Septalinda mengatakan, hasil rapat koordinasi internal dewan kemarin, lembaga DPRD Banyuwangi memutuskan menggelar dua rapat paripurna hari ini. Yang pertama, paripurna penyampaian surat masuk terkait komposisi dan pimpinan Fraksi Partai Demokrat (F-PD). Rapat paripurna tersebut dilakukan lantaran pada rapat paripurna internal pengesahan fraksi-fraksi beberapa hari lalu, komposisi dan pimpinan F-PD belum disahkan gara-gara rekomendasi dari partai terlambat turun. Sedangkan rapat paripurna agenda kedua yang akan digeber hari ini, masingmasing fraksi akan menyampaikan usul nama-nama anggota yang dimasukkan dalam panitia khusus (pansus) tata tertib (tatib). “Pansus tatib akan merepresentasikan masing-masing fraksi di DPRD Banyuwangi,” tuturnya. Ficky mengaku banyak bekal saat mengikuti orientasi pendalaman materi di Surabaya. Di antaranya pendidikan kepemimpinan dan pembekalan terkait kegiatan dewan. “Seperti yang kami sampaikan, orientasi pendalaman tugas

Hari ini, Jumat (5/9) Bupati Abdullah Azwar Anas akan menghadiri pelantikan MWC NU dan muslimat NU Kecamatan Tegalsari di lapangan Tegalsari (*)

KUNJUNGAN

TOHA/RABA

DISKUSI: Samsudin Adlawi (kanan) bertandang ke kantor Telkom Banyuwangi kemarin dan diterima Kakandatel Rizka Muchtar.

Telkom dan JP-RaBa Sinergi Gelar Even DIREKTUR Jawa Pos Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi, berkunjung ke Kantor Telkom Banyuwangi Kamis kemarin (4/9). Dalam kunjungan itu, Samsudin didampingi Manager Even Benny Siswanto dan Manager Iklan MS Muntaha dan diterima langsung oleh Kepala Kantor Daerah Telkom (Kakandatel) Banyuwangi Rizka Muchtar. Dalam kesempatan itu, Samsudin mengatakan kunjungan ini merupakan silaturahmi antara JP Ra-Ba dan mitra. Apalagi saat ini Rizka baru diangkat menjadi Kakandatel menggantikan Putro Dewanto yang sekarang bertugas di Pasuruan. “Silaturahmi saja, sebab sudah lama kami tidak pernah bermain ke Kantor Telkom,” kata Samsudin kemarin. Sementara itu, Kakandatel Banyuwangi Rizka Muchtar mengatakan kerja sama yang dibangun antara Telkom dan JP Radar Banyuwangi sudah sangat baik. Sebab itu, pihaknya akan menambah porsi kerja sama ini dengan sinergi program-program yang menguntungkan kedua belah pihak. “Misalnya menggelar even. Sebenarnya ada peluang even yang bagus untuk dikembangkan menjadi sebuah even yang melibatkan pelajar Banyuwangi, ini dikaitkan dengan jumlah pengguna akses Wi-Fi yang semakin meningkat. Barang kali teman-teman Radar Banyuwangi ada ide, nanti kita support,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)

GALIH COKRO/RABA

SANTAI : Setelah mengikuti orientasi pendalaman tugas di Surabaya selama tiga hari, anggota DPRD mulai masuk kantor kemarin.

tersebut bersifat wajib,” cetusnya. Hal senada diutarakan Ketua Fraksi PPP DPRD Banyuwangi, Syamsul Arifin. Dikatakan, orientasi pendalaman tugas tersebut menambah wawasan para anggota dewan. Dengan demikian, para wakil rakyat dapat menjalankan tugas secara optimal. “Melalui orientasi pendalaman tugas, kita bisa menyesuaikan

dengan lingkungan sekaligus bisa membawa lembaga DPRD lebih baik. Komunikasi kelembagaan akan betul-betul dimaksimalkan. Ini juga tak lepas dari peran teman-teman incumbent yang memberikan teladan baik kepada kami,” kata dia. Menurut Syamsul, penyampaian materi di kelas selama orientasi pendalaman

tugas tersebut mencapai 33 jam. Pemateri dalam kegiatan yang berlangsung mulai 31 Agustus sampai 3 September tersebut merupakan narasumber berkompeten di bidang masing-masing. “Pemateri minimal lulusan strata dua (S2),” tutur pria yang juga pernah menjabat anggota DPRD Banyuwangi periode 2004-2009 tersebut. (sgt/c1/afi)

Draf Perbup Kendali Belajar Belum Dibahas BANYUWANGI - Peraturan bupati (perbup) tentang kendali belajar dan ibadah yang ditargetkan sebelum keberangkatan calon jamaah haji Banyuwangi hampir dipastikan meleset. Hingga kemarin (3/9) draf rancangan perbup itu belum rampung dibahas. Kabag Hukum Kunta Prastawa melalui Kasubag Peraturan Perundang-undangan, Aang Muslimin Susiawan mengatakan, draf perbup sudah dikirimkan kepada bagian hukum melalui email. Walau sudah masuk di bagian hukum, tapi belum dibahas. Draft perbup itu masih banyak yang perlu dibenahi terkait waktu ibadah dan

belajar. “Karena perbup ini akan meng-cover semua agama, maka tokoh lintas agama harus melibatkan, tidak hanya dengan melibatkan MUI,” katanya. Selain waktu belajar dan ibadah, kata Aang, adanya benturan waktu jam belajar dengan jam ibadah. Seperti kegiatan belajar di luar sekolah, seperti bimbingan belajar, dan les privat. Bagi pelajar yang beragama Islam, waktu mengaji pada sore hari, sementara ada sebagian pelajar lainnya, pada sore hari itu justru mengikuti bim-

bingan belajar. “Waktu belajar dan ibadah ini perlu kita bahas secara mendetail. Termasuk bagi siswa yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha yang jam ibadahnya juga harus menyesuaikan,” jelasnya. Aang mengatakan, pihaknya tidak ingin pelaksanaan perbup kendali belajar dan ibadah tidak bisa dilaksanakan karena penyusunan tidak dibahas secara mendetail. “Jangan sampai perbup yang diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran beribadah, justru

mengekang dan merepotkan ruang gerak pelajar dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari,” kata Aang. Persoalan ketiga perlu dikaji, lanjut Aang, acuan penilaian 30 persen kendali ibadah dan belajar yang termuat dalam perbup tersebut. Praktik kegiatan ibadah yang dilaksanakan siswa, tentu sangat berpengaruh terhadap nilai mata pelajaran mereka di sekolah. Sementara siswa yang nilainya pas-pasan dan tidak terlalu aktif melakukan kegiatan ibadah, tentu akan memperoleh nilai sangat rendah. “Pencantuman nilai itu, kami masih belum jelas apa tolak ukurnya.

Jika siswa aktif di sekolah, sementara kurang aktif mengikuti dalam kegiatan ibadah bagaimana cara memberikan penilaian. Harus diperjelas dulu,” tambahnya. Diberitakan sebelumnya, perbup kendali belajar dan ibadah akan segera ditandatangani bupati sebelum keberangkatan jamaah haji kabupaten Banyuwangi pada (11/9) mendatang. Program yang ditargetkan bisa menggalakkan semangat belajar dan ibadah pelajar. perbup ini juga mengamanatkan tanggung jawab semua pihak, mulai lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan. (ddy/c1/afi)

UPTB LL BLH Menuju Akreditasi 2015 BANYUWANGI-Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Laboratorium Lingkungan (LL) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi berbenah diri untuk menjadi laboratorium lingkungan yang tepercaya sesuai kaidah Good Professional Laboratory Practice (GPLC) dalam SNI/ ISO17025:2008. Plt Kepala BLH Banyuwangi, Husnul Chotimah mengatakan, untuk mencapai tujuan tersebut, UPTB Laboratorium Lingkungan BLH Banyuwangi melakukan proses tahap akreditasi Laboratorium Lingkungan tahun 2014 – 2015 yang digelar pada tanggal 1 hingga 4 September 2014 bertempat di kantor BLH Banyuwangi. Tahap akreditasi ini meliputi penyusunan dokumen mutu ISO/IEC 17025:2008 dan pelatihan personil dengan pen-

dampingan konsultan laboratorium lingkungan dari Jakarta. UPTB LL BLH Banyuwangi adalah unit institusi yang berperan dalam penyediaan jasa dan data kualitas lingkungan. Mempunyai kebijakan memberikan pelayanan pengujian yang didukung dengan integritas teknis, komitmen tinggi dan profesional untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Keberadaan laboratorium lingkungan ini cukup vital dan strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara makro. Selain itu, UPTB LL BLH Banyuwangi juga memberikan layanan pengambilan contoh dan analisis parameter kualitas lingkungan meliputi; uji kualitas Air Badan Air, uji kualitas Air Limbah Industri,

uji kualitas Air Limbah klinis, uji Kualitas Air Limbah Domestik, uji kualitas udara emisi sumber bergerak, uji tingkat kebisingan dan uji tingkat getaran mekanis. Adapun visi UPTB LL BLH, ungkap Husnul, adalah menjadi laboratorium lingkungan yang berkualitas menuju terakreditasi dan teregistrasi. Sedangkan misinya adalah melaksanakan uji kualitas lingkungan sebagai salah satu dasar kebijakan BLH Banyuwangi. Dan, mendukung pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan pengkajian kualitas lingkungan beserta penegakan hukum lingkungan dan mengembangkan komunikasi dan kerjasama dengan laboratorium Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Timur. Capaian dan prestasi yang

diraih UPTB LL BLH, ungkap Husnul, pada tahun 2013 – 2014 adalah adanya peningkatan volume pelayanan baik dari segi jumlah, intensitas maupun pelayanan terkait jenis layanan. Terpilih sebagai peserta asistensi teknis (Astek) di Madiun dan Yogyakarta bersama 15 laboratorium terpilih se pulau Jawa, dan tahun 2014 kembali menjadi Astek yang digelar di Tuban dan Yogyakarta. UPTB LL BLH Banyuwangi juga menjadi salah satu nominasi laboratorium Pilot Project untuk percepatan akreditasi laboratorium lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup RI tahun 2015 dan merupakan salah satu laboratorium dengan grade penilaian diatas 80 oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPEJ) Kementerian Lingkungan Hidup RI. (*/afi)

AKREDITASI : Adnan Rahman (kiri) memberikan pelatihan penyusunan dokumen sistem mutu ISO/IEC 17025:2008 kepada petugas UPTB Laboratorium Lingkungan BLH Banyuwangi.

BENNY SISWANTO /RABA

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.

Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Jawa Pos

INFOTORIAL

Jumat 5 September 2014

R A D A R

37

B A N Y U W A N G I

Satpol PP Kabat Bongkar Bangunan Tidak Ber-IMB TOHA/RaBa

MENDENGAR: Konsumen Telkom Zainal Abidin berkeluh kesah kepada Kandatel Rizka Muchtar kemarin.

Harpelnas Pengingat Telkom Berikan Layanan Terbaik BANYUWANGI— Ada pemandangan berbeda pada hari pelanggan nasional (Harpelnas) di Kantor Telkom Banyuwangi kemarin (4/9). Pada hari-hari normal, customer service hanya dilayani petugas saja namun pada Harpelnas Kandatel Telkom Banyuwangi Rizka Muchtar secara khusus langsung terjun ke lapangan untuk mendengarkan dan menerima keluhan pemakai jasa telekomunikasi. “Sebenarnya ini dalam rangka memperingati Hari Pelanggan Nasional

(Harpelnas), meski begitu setiap hari kami selalu memperhatikan berbagai keluhan tersebut,” kata Rizka kemarin. Dikatakan, dalam rangka Harpelnas ini Telkom juga memberikan souvenir kepada pelanggan Telkom yang secara kebetulan melakukan kewajibannya. Selain itu bersama tim, Rizka juga mengunjungi rumah pelanggan Telkom. “Seluruh karyawan Telkom memakai batik juga,” ujarnya. Rizka menambahkan, service ex-

cellence merupakan competitive advantage bagi perusahaan untuk dapat bertahan. Oleh karena itu, Telkom berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik yang dapat memuaskan pelanggan.“Hari pelanggan yang senantiasa diperingati tiap tahun ini pada dasarnya adalah pengingat bagi perusahaanperusahaan di Indonesia khususnya Telkom terhadap komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan sebagai salah satu stakeholder,” cetusnya. (*/afi)

KABAT - Satpol PP Kecamatan Kabat mengambil tindak tegas terhadap sejumlah bangunan yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Rabu siang (3/9), Satpol PP membongkar bangunan liar di Desa Labanasem. Bangunan yang berdiri di sebelah utara SPBU Labanasem masih dalam proses pembuatan fondasi tersebut langsung dibongkar Satpol PP karena tidak memiliki IMB. Bangunan milik Sudi, rencana akan dipakai untuk berjualan batu alam itu sebelum dibongkar sudah dikirimi surat teguran oleh petugas Satpol PP Kecamatan Kabat untuk menghentikan proses pembangunan. “ Kami sudah dua kali mengirim surat peringatan, tapi tidak digubris oleh pemilik. akhirnya langsung kami bongkar saja sekarang,” ujar I Wayan Sudanta, kepala Satpol PP Kecamatan Kabat. Camat Kabat, Moh. Luqman yang memimpin langsung proses pembongkaran, menjelaskan, setelah dilakukan pengecekan kepada pemilik, ternyata yang bersangkutan tidak memiliki izin mendirikan

TEGAS: Camat Kabat, H. Moh. Luqman (dua dari kanan), memimpin pembongkaran bangunan liar di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, kemarin (3/9). DIAN EFFENDI/JP-RaBa

bangunan (IMB). “Pagar bangunan hanya lima meter dari as jalan. Yang benar, pagar harus sepuluh meter dari as jalan,” tegas Luqman. Menyikapi banyaknya bangunan semi permanen yang berdiri di sempadan jalan poros menuju kota Banyuwangi, Luqman mengaku sudah mengirim surat peringatan kepada pemilik bangunan. Menurutnya, dengan surat tersebut sudah banyak bangunan semi permanen yang dibongkar sendiri oleh pemi-

liknya. “Alhamdulillah banyak pemilik warung semi permanen yang sudah membongkar bangunannya sendiri, tapi jika ada yang masih membandel, kita akan bongkar. Ini semua demi kemajuan dan keindahan Banyuwangi,” tegasnya. Setelah dilakukan pembongkaran, petugas Satpol PP yang didampingi personel Polsek dan Koramil Kabat langsung memasang papan larangan untuk melanjutkan pembangunan di lokasi tersebut. (dia/c1/afi)

DISKUSI: Dari kiri, Kepsek SMKN 1 Banyuwangi H Karimullah, Puguh Raharjo saat memberikan sambutan dalam kegiatan sosialisasi ASBN di SMKN 1 Banyuwangi kemarin.

Hari Pelanggan, Yamaha Bagi-Bagi Bensin DALAM rangka memperingati Hari Pelanggan Nasional (HPN) yang jatuh pada tanggal 4 September 2014, Yamaha Indonesia melakukan aksi yang dapat membuat kaget para konsumennya. Aksi yang bertajuk Yamaha Customer Day (YCD) ini diselenggarakan di 23 kota besar di Indonesia sejak tanggal 2 September dan yang membuat konsumen terkejut adalah aksi YCD memiliki konsep memberikan ucapan terima kasih berupa souvenir dan voucher BBM. Selain itu, bagi para konsumen yang sedang berada di dealer Yamaha akan mendapatkan souvenir menarik berupa handuk sporty. ”Pada momentum ini kami memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan Yamaha yang telah mendukung Yamaha untuk Semakin di Depan dan juga menjadi tantangan bagi kami untuk terus meningkatkan kepuasan pelanggan,” buka Bambang Setiabudi, Branch Manager PT. Rodasakti Suryaraya Jember Dalam kegiatan ini, Yamaha memberikan kejutan kepada pengendara motor Yamaha yang sedang berkendara di jalan raya dengan turun ke jalan untuk menyampaikan terima kasih secara langsung dan membagikan flyer

BANYUWANGI

TOHA/RaBa

yang dapat ditukarkan di dealer dengan voucher BBM. Bentuk kontribusi Yamaha untuk memuaskan pelanggan yaitu dengan memberikan edukasi mengenai teknologi injeksi Yamaha dan pembagian voucher BBM gratis pada HPN ini. Hal ini dimaksudkan agar para pelanggan bisa merasakan sensasi berkendara dengan teknologi injeksi Yamaha yang kencang dan irit. Menariknya, selama bulan September 2014, Branch Manager Yamaha Jember melayani secara langsung para konsumennya di beberapa dealer Yamaha. Salah satu konsumen Yamaha yang beruntung dilayani langsung

GENTENG Bumi Maron Genteng

Hlg STNK P 6291 VH a/n Ayina, Dsn. Krajan Rt 1/1 Ds. Grogol, Giri

Ruko Bumi Maron Genteng LT 2000 m, LB 750, SHM, Lok Sgt Strategis 081333242594

Hlg STNK P 5464 ZM a/n Yuha Auliya, Jl. Riau No. 71 RT. 4/2 Kel. Lateng

MUNCAR

Hlg SIM C an Diva Prima W+STNK P 2823 ZL an Apri Apriyanto, Jl. Tanjung RT3/1 Rogojampi

Toko Dikontrakkan

Hlg SIMC+STNK P 3812 VI an Sulistyorini Lingk. Gajah Oling 1 RT2/1 Temenggungan

Dkntrakkan Toko Sumberayu Jln Raya, dpn Pasar Sapi Sumberayu, Bs utk Showroom, Bank, Toko H: 081231457220

HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; 085204983000 DIAN BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336161357 THOMY 081336287999 EKO

BANYUWANGI- Penyalahgunaan narkotika dan zat berbahaya lainnya meresahkan berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Semakin hari semakin banyak kasus narkoba yang ditemukan. Di Jawa Timur angka penyalahgunaan narkotika menduduki ranking dua setelah DKI. Oleh sebab itu, untuk menekan bahaya narkotika ini, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim menggelar kegiatan Aksi Sekolah Bersih Narkotika (ASBN) di SMKN 1 Banyuwangi pada Rabu (4/9). Sosialisasi aksi Sekolah Bersih Narkotika langsung dipimpin oleh Ketua Tim ASBN Jatim Puguh Raharjo didampingi Kepala Sekolah SMKN 1 Banyuwangi Drs H Karimullah, Ketua Tim ASBN SMKN 1 Banyuwangi Drs Suwei Susiyanto. Ketua Tim ASBN Jatim Puguh

HPN: Bambang Setyabudi (kiri) memberikan souvenir helm eksklusif dan T-Shirt kepada seorang konsumennya.

STNK

Hlg STNK P 5279 ZK an Siti Haisah, Jl. Sumbing No. 33 RT. 4/1, Singotrunan

SMKN1 BWI Jadi Percontohan Bebas Narkoba

ISTIMEWA

oleh pimpinan Yamaha adalah Halimatus Sa’diyah, warga Perum Pondok Bedadung Indah RT. 02/07, Kebonsari. “Saya kaget saat dilayani secara khusus pimpinan Yamaha , apalagi saat di berikan souvenir helm eksklusif dan TShirt. Terima kasih saya ucapkan atas pelayanan Yamaha yang sangat istimewa di hari ini,” ungkap Halimatus. “Dengan mendekatkan diri dan bertemu langsung dengan pelanggan, maka kami bisa menggali informasi lebih lanjut guna meningkatkan pelayanan dan kepercayaan pelanggan terhadap produk kami baik di sisi sales, service dan spare part,” sambung Bambang. (*/afi)

BANYUWANGI

BANYUWANGI Balak

RUMAH LT 382M2

Dijual Tanah+bagunan L 4x8 =32M2 + 10x15=150M2 bisa dbeli dg kash/kredit & jg bsa dsewa, SHM Lok Ds Balak hrg nego. H: (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Djl Rmh Lantai 2 di Dpn Pintu Masuk ASDP Ketapang L 11 m, P 16,5 m, SHM, IMB Harga 1,2 M Nego Utara Alfa Hub: 081336159705 Dijual Rumah & Ruko L 10X15 = 150M2 lok Bwi utara pbrik ES bs dbeli dg kash /kredit & jg bs dsewa hrg nego. H:(0333) 631526 – 635176, 0811351148

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Manager Operasional

Toyota Yaris ‘10

Innova

Manager Operasional

Ketapang Djl Ruko 2 Lt Lksi Strtgs, Jl. Raya Rogojampi 217 (Sltn Kntr Pos/Utra Jmbtn), SHM, Nego, Tnp Prantara H: 081324519642

BANYUWANGI

KALIBARU

ROGOJAMPI Jl. Raya Rogojampi

lai sebagai amanah bagi SMKN 1 Banyuwangi ditunjuk sebagai sekolah percontohan bebas narkoba. Untuk membentengi para siswa agar terjauh dari narkoba, salah satunya harus membiasakan siswa hidup sehat, baik saat ketika ada di rumah maupun di sekolah. Untuk tingkat sekolah, pihaknya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih narkoba. “Banyak sekali kegiatan untuk mendukung agar narkoba tidak masuk sekolah, misalnya membuat poster dengan memberikan kreativitas kepada setiap kelas, bulan lalu juga kita ambil sample urine siswa. Semua ini dilakukan sebagai wujud dukungan sekolah agar narkoba tidak masuk sekolah,” ujar kepala sekolah yang sukses mewujudkan sekolah Adiwiyata Mandiri ini. (*/afi)

Dcr Marketing, SPG, SPB, Sanitary Min SMA, Gaji+Bonus Hub: 081934784789

Ju a l R u m a h LT 3 8 2 m 2 , 3 K a m a r Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 350 Jt Nego, Hub: 081289447925,085233441946

Banyuwangi

Raharjo menjelaskan kegiatan ini bertujuan mengajak para siswa untuk berperan aktif dalam kampanye narkoba. Narkoba adalah salah satu musuh masyarakat. Tak kenal kelas sosial dan pendidikan, narkoba berpotensi masuk ke sekolah yang tentu saja dengan sasaran para siswa. “Minimal siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Dan ini langkah faktual untuk membentuk dan memberdayakan lingkungan sekolah agar berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba,” katanya. Kepala SMKN 1 Banyuwangi Drs H Karimullah menyambut baik kedatangan tim BNNP Jatim, bahkan kedatangan tim BNNP ini dini-

Depan Pintu Masuk ASDP Dijual Rumah Luas 150m, Depan Pintu Masuk ASDP Hub: 08123353502

PT. Glen Nevis Gunung , Prusahaan prkbunan karet, kopi, kayu2an, prtanian bth: Manager Operasional Syrt, Pria min SMK Jrsn IPA mmliki pngetahuan tnaman&pnglmn lap. prkebunan,pnglmn min 3 th,kreatif, inovatif,tanggap &tanggung jwb. Krm lamrn & biodata lngkp ke email:glennevis gunungterong@yahoo.com atau PT. Glen Nevis Gunung Terong Dsn. Gunung Terong Ds. Kebonrejo Kalibaru Bwi.

Dijual Toyota Yaris 1.5 S LTD AT th 2010 Warna Putih hrg 160 Jt Nego, Hub: 08883361235

Truck Fuso

Dijual Innova tahun 011/010 solar/bsn pmk slv/htm hrg 199/171 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Honda CRV

GENTENG Teknisi Dcr Teknisi Min SMU, Pnglamn dlm pmasangan CCTV & GPS, Gaji Menarik + Bonus, Hub. Rumah Jaga Ruko Madania Residence R7, Jl. Hasyim Asyari Genteng 68465 Telp. 0333 - 842929

Kebalenan/Lugonto

Dijual Rumah lok kbalenan/lugonto di JL raya Rogojampi/Genteng L 10 x15 = 150m2 SHM bs dbeli dg kash/kredit & jg bs dsewa hrg nego. H: (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Truck fusso tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

All New Xenia

Dijual All new Xenia/ taruna tahun 013/012/05 pmk pth/htm/mrh hrg 139/89 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Honda stream/CRV tahun 03/04 pmk hrg 126 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

All New Avanza

Dijual All New Avanza – Velos 012/013 Pmk htm/pth hrg 147,5/151,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.


OPINI

40

R A D A R

Jawa Pos

Jumat 5 September 2014

B A N Y U W A N G I

Dari Bandung untuk Banyuwangi

BONDOWOSO

EKO SAPUTRO/RADAR JEMBER

TUNGGU GILIRAN: Truk tebu terlihat mengular menunggu proses giling.

PG Prajekan Diserbu Tebu Luar Bondowoso ANTREAN panjang truk tebu di PG Prajekan dikeluhkan para petani tebu di Bondowoso. Sebab, truk tebu yang antri tidak hanya berasal darui tebu local Bondowoso. Namun, tebu luar Bondowoso juga ikut antrean di PG Prajekan. Tak ayal, petani tebu Bondowoso cukup kesal dengan kondisi ini. Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Kabupaten Bondowoso Cung Kusaeri menampung keluhan dari anggotanya.”Para petani mengeluhnya ke APTR. Karena, dengan banyaknya truk tebu dari luar, antrean semakin panjang,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Kamis (4/9). Oleh sebab itu, APTR Kabupaten Bondowoso meminta PG Prajekan menolak kedatangan truk tebu dari luar BOndowoso. Sebaliknya, PG Prajekan hanya mau menggiling tebu yang dibawa oleh truk tebu local Bondowoso.”Kalau truk tebu dari luar masuk ke PG Prajekan, maka antrean semakin panjang dan itu membikin tebu lokal Bondowoso mengalami penyusutan,” jelasnya. Apalagi PG diluar Bondowoso, cukup banyak.”Kenapa mereka tidak menggiling tebu di kota masing-masing. Kok malah ke PG Prajekan,” katanya. Selain itu, petani tebu mengeluhkan harga gula yang semakin merosot. Para petani merasa rugi dengan harga gula yang semakin turun. Apalagi, saat ini harga lelang gula di Surabaya hanya mencapai Rp 8.250 per kilogram.”Sedangkan, HPP atau harga pokok produksi mencapai Rp 8.719 per kilogram. Petani semakin rugi,”katanya. (eko/JPNN/aif)

JEMBER

RADAR JEMBER/JPNN

BERANGKAT PEKAN DEPAN: CJH asal Jember melakukan manasik haji di Stadion Notohadinegoro Jember, kemarin.

446 CJH Berisiko Tinggi SEBANYAK 1.650 calon jamaah haji (CJH) asal Jember kemarin (4/9) melakukan manasik haji di Stadion Notohadinegoro Jember. Dari jumlah tersebut, sebanyak 446 CJH tergolong beresiko tinggi. Mereka direncanakan berangkat pekan depan. Dalam pelaksanaan manasik haji kemarin, ada beberapa CJH yang pingsan. Namun, secara umum pelaksanaan manasik haji yang dilaksanakan Kementerian Agama (Kemenag) Jember berlangsung dengan lancar. Para CJH asal Jember tergabung dalam kloter 32, 34, dan 35. Dalam manasik tersebut, sejumlah calon CJH sempat dikejutkan dengan seorang calon haji dari kloter 35 yang pingsan. CJH terseut pingsan saat berebut dan saling dorong ketika check list kloter. Karena pingsan, yang bersangkutan dievakuasi untuk mendapat perawatan medis. “Kemungkinan kelelahan mengikuti sejumlah rangkaian acara manasik haji dan alhamdulillah sudah mendapatkan pertolongan tim medis,” kata Kepala Kemenag Jember Rosyadi Badar. Usai mendapat pertolongan dari tim kesehatan, kondisi calon haji yang pingsan tersebut membaik. Calon jamaah ini disarankan untuk istirahat terlebih oleh tim medis di mobil ambulans. Rosyadi mengakui, dari 1.650 calon jamaah haji yang akan berangkat ke tanah suci, sebagain besar berusia lanjut dan memiliki resiko tinggi terhadap serangan penyakit. “Pihak Kemenag dan petugas haji dinas kesehatan memberikan pengawasan khusus,” ungkapnya. (ram/har/jpnn)

MAYANG

Tunjangan Madrasah Segera Cair KABAR gembira bagi para guru yang menantikan pencairan tunjangan fungsional sejak sebelum lebaran lalu. Dalam waktu dekat, tunjangan tersebut dikabarkan segera dibagikan kepada para guru setelah kelengkapan beres. Ahmad Fatoni, 25 salah seorang guru MI Alqohiriah di Mayang mengatakan, tunjangan tersebut tidak cair sebelum hari raya kemarin karena para guru ada yang belum memenuhi kelengkapan. Menurutnya, pencairan TF tersebut akan dilaksanakan seminggu lagi. Sebab, hari ini sejumlah guru sudah memproses kartu Identitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) serta verifikasi dan validasi (verval) NUPTK di Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI). “Jadi pengambilan TF tersebut menggunakan kartu itu,” tambahnya. Dia menambahkan, proses pembuatan kartu tersebut diikuti oleh semua guru madrasah sehingga TF tersebut akan cair dalam waktu seminggu lagi. “Kalau tidak punya kartu tersebut, tidak dapat tunjangan fungsional,” imbuhnya. Diakuinya, tunjangan tersebut sudah lama ditunggu para guru madrasah. Jumlah yang diterima sekitar Rp 2,5 juta. “Memang sebelumnya dijanjikan sebelum hari raya, tapi tidak ada. Bahkan di janjikan lagi setelahnya, sampai sekarang belum,” jelasnya. Tunjangan tersebut diharapkan tidak ditunda lagi, karena penantian para guru madrasah sudah cukup lama. Selain itu, dana tersebut merupakan hak mereka setelah melaksanakan kewajiban. “Semoga bisa langsung cair, tidak hanya janji,” harapnya. (mg2/wah/JPNN)

SAYA berbicara dengan teman lama, mantan pemimpin redaksi Pikiran Rakyat Budhiana Kartawijayayang yang sekarang menjadi kepala pengembangan media digital Pikiran Rakyat dan anggota Dewan Kehormatan PWI Jawa Barat. Dia lumayan tertarik dengan Banyuwangi. Sebab, saat masih di Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia, dia berkenalan dengan Pak Abdullah Azwar Anas. Intinya dia mendukung penuh segala kreativitas yang dilakukan Pemkab Banyuwangi saat ini. Seperti halnya Banyuwangi, Bandung yang wali kotanya seorang arsitek, Ridwan Kamil, juga berusaha membangun kotanya dengan partisipasi masyarakat. Saya pernah berbincang cukup intens dengan Kang Emil, begitu sapaan akrab Ridwal Kamil, sebelum beliau menjadi wali kota. Saat itu Kang Emil, yang membangun kompleks Rasuna di Jakarta menjadi seperti Singapura karena dia juga terlibat dalam menyiapkan master plan Marina Bay, Singapura, mempunyai

ide membuat kuis televisi. Kuis itu akan menilai kotakota mana yang nyaman ditinggali. Kota mana yang membuat warganya keluar rumah untuk bergabung dengan warga lain beraktivitas. Kota yang sehat tidaklah membuat penduduknya mengurung diri dalam rumah. Kota yang ramah, menyediakan tempattempat publik yang banyak, sehingga komunitas berkumpul dan menikmati kenyamanan kota secara bersamasama. Tidak malah membuat munculnya sifat egoisme dan semuanya untuk diri sendiri. Warga kota saling tolong-menolong dan bahu-membahu untuk membangun kotanya agar cantik, indah, dan enak ditinggali. Kota besar yang ramah adalah kota yang antar satu gedung tinggi ke gedung tinggi lain terhubung di tingkat duanya, dengan sebuah pedestrian, tempat pejalan kaki. Kota yang membuat warganya menjadi sehat hanya karena menyusuri jalanan yang menghubungkan gedung satu dengan yang lain. Pejalan kaki terasa nyaman

O l e h

ANTARIKSAWAN JUSUF * dan menikmati segala aktivitas perkotaan di lantai dua. Apabila agak terburu-buru, sudah tersedia transportasi publik yang menghubungkan titik-titik perkotaan. Sehingga, seluruh kota dapat dijangkau dengan kendaraan yang ramah, nyaman, dan murah. Kota yang tidak memaksa penduduknya berjam-jam duduk di mobil, menghabiskan banyak bahan bakar, dilanda stres, dan tidak toleran terhadap orang lain karena macet menyebabkan mereka gampang kehilangan kesabaran. Balik ke Banyuwangi. Teman saya, Budhiana, menyebut Bandung Creative City Forum, yang pada hari-hari tertentu seminggu sekali, sebagai tempat berbagai komunitas berkumpul mengajukan program masing-masing. Dari situ muncul gagasan dan ideide bagus yang bisa diadopsi pemerintah kota. Pikiran-pikiran liar akan muncul. Misalnya

Urban accupuncture. Titiktitik kota yang gelap dan sepi dibikin kegiatan oleh anggota komunitas itu, sehingga hidup dan terang. Kebutuhannya disokong berbagai komunitas. Kegiatan festival kreatifnya doleh berbagai kegiatan yang menginspirasi orang dan tampil kreatif. Seperti pertunjukan musik, video mapping, mural lapangan, movie screening, workshop memotret, workshop menggambar, dan workshop pemberdayaan lain. Beruntung Bandung mempunyai Institut Teknologi Bandung yang banyak mendukung kegiatan tersebut. Tak hanya ITB, tidak sedikit kegiatan yang dimotori komunitaskomunitas yang tergabung dalam BCCF. Saya kira Dewan Kesenian Blambangan bersama berbagai komunitas kreatif Banyuwangi bisa mengadopsi kegiatan itu. Pemda sudah menggelar banyak kegiatan dengan merentang berbagai festival, acara pertunjukan, ritual, dan olahraga, berbulan-bulan. Tinggal berbagai komunitas yang ada mengisinya, mem-

beri masukan, memperkaya, dan menyiapkan generasi berikutnya dengan berbagai pelatihan. Satu lagi dari Pemkot Bandung yang membuat saya iri adalah acara Rabu Nyunda. Saya bermimpi ada Jemuah Using, yakni semua PNS dan pegawai kantor-kantor lain pada hari Jumat berpakaian tradisional; memakai udeng atau minimal berbatik gajah uling. Itu memperkuat kecintaan terhadap daerah sekaligus mendorong industri batik lokal terus berkembang. Pada hari Jumat seluruh pembicaraan di kantor-kantor diusahakan menggunakan bahasa Using. Dengan demikian, usaha pelestarian dan ikut nguri-uri bahasa Blambangan dilakukan seluruh pihak di Banyuwangi. Sedikit demi sedikit bahasa Using akan semakin menjadi tuan rumah di latarnya sendiri. Bahasa Using akan tumbuh menjadi bahasa yang menjadi kebanggaan orang Banyuwangi. *) Pemerhati Budaya Banyuwangi.

Bahasa Indonesia di Era Modern SEPERTINYA ungkapan “Bahasa Menunjukkan Identitas Sebuah Bangsa” mulai bergeser di era yang semakin modern seperti sekarang. Sebenarnya karakter seseorang bisa dilihat dari bahasanya. Seperti peribahasa yang menyebutkan “Bahasa menunjukkan Bangsa” hal ini menjadi cermin bahwa karakter seseorang sebenarnya bisa dilihat dari bahasanya. Secara khusus hal ini berlaku di Indonesia yang menempatkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan perkembangan teknologi dari sebuah zaman yang kian modern menjadi faktor utama pergeseran penggunaan Bahasa Indonesia sebagai identitas sebuah bangsa Indonesia. Sebagai contoh nyata yang langsung dapat kita amati yakni ketika menonton film atau sinetron di televisi nasional. Beberapa film Indonesia yang pernah saya amati menunjukkan pergeseran Bahasa Indonesia ke arah yang sebenarnya tidak mendidik untuk mendukung perkembangan dan kemajuan Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang lebih baik. Sebagai contoh pemakaian kata-kata loe, gue, bokap, nyokap, ndak, anggak, oke, ntar, kayaknya, sempet, dan bales yang sebenarnya tidak sesuai dengan Bahasa Indonesia yang benar. Sepertinya hal ini terdengar sederhana, namun kenyataannya hampir semua kalangan remaja menggunakan katakata tersebut.

Penggunaan kata-kata tersebut salah satunya merupakan dampak dari film dan sinetron remaja di televisi yang sering ditayangkan oleh kebanyakan stasiun televisi di Indonesia. Tidak ada hukumnya memang melarang untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang kurang tepat seperti itu, namun yang perlu kita sadari adalah dampak bagi perkembangan dan jati diri Bahasa Indonesia. Jika remaja sebagai generasi bangsa sudah terbiasa mendengar, mengalami, dan melakukan kesalahan dalam berbahasa maka secara tidak sadar akan membawa Bahasa Indonesia ke arah penurunan perannya sebagai bahasa nasional. Perlu sebuah gerakan bersama berupa kesadaran bagi para penyumbang dampak pergeseran Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan cara-cara sederhana yang efektif. Seperti tidak menampilkan sebuah film atau sinetron yang dapat memicu untuk ditiru oleh kalangan remaja di Indonesia. Dampak yang lebih serius ketika remaja tersebut berada di lingkungan akademis seperti sekolah. Beberapa hari yang lalu saya didatangi seorang siswa yang mengatakan, “Selamat pagi Pak Ujang, ntar sore dateng nggak pas acara Persami di sekolah?”. Kalimat seperti itu diucapkan oleh siswa yang duduk di kelas VII SMP. Mungkin terdengar biasa bagi mereka yang mengucapkan, tetapi bagi para guru khususnya guru Bahasa Indonesia

O l e h

UJANG SARWONO * akan menjadi hal yang perlu untuk diperbaiki. Memang hal ini secara khusus menjadi tanggung jawab guru Bahasa Indonesia, namun membina agar remaja bisa berbahasa yang baik dan benar perlu kerja sama dari berbagai pihak. Keluarga sebagai lingkungan terdekat siswa perlu memperhatikan cara berkomunikasi siswa dalam hal berbahasa. Meski tidak bisa dimungkiri lingkungan sangat mempengaruhi penggunaan bahasa mereka sehari-hari. Arus modernisasi yang sangat pesat menjadi hal yang tidak bisa dimungkiri menyumbang pergeseran berbahasa di kalangan remaja Indonesia. Penggunaan telepon genggam yang kian modern dengan segala aplikasinya menjadikan komunikasi remaja terbiasa dengan hal yang sifatnya ‘salah kaprah’. Penggunaan telepon genggam memicu kalangan remaja untuk berkomunikasi baik tulis maupun verbal mengalami pergeseran. Seperti ketika saya mengoreksi tulisan siswa menemukan kata-kata yang ditulis sebagai berikut, ‘jalan2’, ‘pura2’, ‘cpt’, dan ‘gimana’. Hal semacam ini sudah menunjukkan pergeseran penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan remaja. Perbaikan perlu dilakukan untuk mengembalikan Bahasa

Indonesia sebagai identitas sebuah bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara timur yang ramah dan santun. Ramah dan santun salah satunya dapat diwujudkan melalui penggunaan bahasa oleh masyarakatnya. Bagaimana cara berbicara kepada orang yang lebih tua dan bagaimana cara berbicara kepada orang yang baru dikenal merupakan hal yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang. Hasilnya banyak remaja yang bertutur tidak sopan kepada lawan bicara meski usia yang diajak bicara lebih tua. Menggunakan bahasa dengan baik, entah itu lisan atau tulisan menunjukkan karakter seseorang tersebut juga baik. Demikian juga sebaliknya, jika bertutur tidak sopan kepada lawan bicara sebenarnya karakter seseorang tersebut sudah dapat diketahui. Oleh karena itu, hendaknya sebagai Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun layaknya menggunakan bahasa dengan baik saat bertutur dengan orang lain. Selain menunjukkan identitas sebuah bangsa hal ini juga dapat dilakukan untuk melatih diri kita tentang bagaimana cara menghormati orang lain dengan tutur kata yang santun. Bukan perkara mudah memang untuk mengembalikan Bahasa Indonesia yang sudah mulai bergeser perannya sebagai identitas sebuah bangsa yang dikenal ramah dan santun. Akan tetapi, sekecil apa

pun harus dilakukan untuk perubahan yang lebih baik. Dimulai dari para tokoh masyarakat, pejabat negara, artis, dan tontonan di televisi yang sering mengumbar kata-kata tidak santun harus sedikit demi sedikit dihilangkan. Jika hal ini tidak dilakukan bisa dipastikan kalangan remaja akan tetap menggunakan Bahasa Indonesia menurut kemauan mereka. Mereka akan tetap menirukan apa yang sudah ada, meskipun itu salah dan kurang baik. Di lembaga formal, guru sebagai teladan siswa harus mampu memberikan dorongan dan koreksi bila siswa menggunakan bahasa yang kurang baik. Terlebih guru Bahasa Indonesia bukan sekadar bertugas menyampaikan materi yang ada di buku, tetapi juga bertanggung jawab tentang keberhasilan anak didik dalam menguasai keterampilan berbicara dengan baik dan benar. Jika kesadaran untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar ini sudah tertanam sejak dini, maka generasi mendatang diharapkan mampu mengembalikan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah dan santun. Ramah dan santun bukan hanya dalam sikap tetapi dari bahasanya. Semoga masyarakat semakin menyadari pentingnya menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik sebagai sebuah identitas bangsa. *) Guru bahasa Indonesia.

Semoga Kita Bisa Jadi Diri Sendiri SAYA dan mungkin masyarakat Asembagus bertanya-tanya dan sedikit bingung dengan rencana tata ruang kota di Kabupaten Situbondo. Itu wajar, karena rencana jangka panjang pembangunan yang akan dilaksanakan, di samping tidak memperhatikan sejarah dan budaya lokal, juga hanya bermain-main pada istilah bombastis tanpa makna. Setelah berusaha menghilangkan kata dan makna Situbondo sebagai kota santri yang dipaksakan dengan nama Bumi Selawat Nariyah, kini akan dikembangkan lagi sebuah istilah Asembagus sebagai kota kedua (second city). Standar dan parameter apakah yang digunakan? Apakah Situbondo sebagai kota pertama pemaknaannya secara ekonomi? Rencana tersebut harus dipersiapkan secara matang karena menyangkut pembangunan karakter masyarakat Situbondo. Jika hanya konsentrasi pada masalah ekonomi, sudahkah konsep yang dipersiapkan berkeadilan dan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat, jangan hanya Asembagus maju secara ekonomi namun pertumbuhannya hanya dinikmati oleh mereka yang memang punya modal besar. Janganlah masyarakat dininakbobokkan dengan istilahistilah keren tapi justru punya potensi membodohi. Asembagus adalah kecamatan yang diapit dua kecamatan yang menurut saya ke

dua kecamatan tersebut juga maju dari segi pertumbuhan ekonomi dan pendidikan. Sebelah barat ada Kecamatan Jangkar yang memiliki potensi kuat dalam pengembangan ekonomi kelautan yang dilengkapi Pelabuhan Jangkar. Pelabuhan tersebut adalah roh ekonomi yang menghubungkan dengan Pulau Madura. Di Kecamatan Jangkar juga terdapat pesantren-pesantren kecil dengan perkembangan positif. Sementara itu, di sebelah timurnya ada Kecamatan Banyuputih yang kita tahu di sana ada Pondok Pesantren Salafiyah Syafiyah Sukorejo yang memberikan kontribusi positif bukan hanya dalam bidang pendidikan, tapi juga berperan dalam pembangunan karakter masyarakat Situbondo. Akankah ke dua kecamatan tersebut akan menjadi kota ke tiga dan kota ke empat. Lalu, bagaimana dengan kecamatan-kecamatan lain. Bahasa dan komunikasi yang digunakan seharusnya dibuat sesederhana mungkin tapi sarat makna. Bukankah banyak kegagalan terjadi hanya karena kita tidak mampu mengimbangi penggunaan bahasa yang berlebihan. Misalnya, sekolah standar internasional. Kenyataannya siswasiswi di sekolah tersebut justru tidak lebih pintar daripada siswa sekolah yang dijalankan dengan sangat sederhana dan apa adanya. Yang tampak jadi pembeda dari keduanya

O l e h

GHOZI ZAINUDDIN * adalah biaya. Yang satu sangat murah, dan satunya lagi sangatlah mahal. Kemudian, sekolah menjadi tempat transaksi jasa, bukan lagi sebagai tempat pendidikan. Ketika Pondok Pesantren Salafiyah Syafiyah Sukorejo akan ditetapkan sebagai tempat wisata religi, Kiai Azaim mengumpulkan para pedagang di sekitar pondok agar membantu bagaimana kawasan itu benarbenar menjadi tempat yang kegiatan sehari-harinya menunjukkan sikap dan perilaku agamis. Para pedagang baju diminta menjual baju Islami. Para pedagang makanan dan minuman diminta menjual makanan dan minuman yang layak. Para pedagang buku diminta menjual buku pendidikan dan sejarah Islam. Artinya, ada persiapan yang matang dan sosialisasi yang intens serta komunikasi yang serius dari pemilik kebijakan. Maka ketika rencana tersebut dilaksanakan, masyarakat sasaran tidak kaget dan siap dengan lingkungan dan kompetisi yang ada. Pemda Situbondo seharusnya lebih intensif mengkaji potensi yang dimiliki setiap daerah (kecamatan) daripada sibuk dengan istilah baru yang pastinya akan membawa suasana baru. Masyarakat belum

tentu siap dengan keadaan tersebut. Sebagaimana diketahui, masyarakat Asembagus adalah petani tebu, karena di sana ada pabrik gula yang cukup besar. Di tengah persoalan SPA, daya giling dan rendemen yang setiap panen raya bermasalah, kurang bijak rasanya pemkab menjadikan Asembagus sebagai sosok asing dengan istilah kota ke dua. Bukankah lebih baik pemkab mengembangkan petani tebu agar bisa menghasilkan tebu yang berkualitas. Kenapa pemkab tidak berkonsentrasi mengeluarkan anggaran untuk pengadaan mesin giling yang lebih bagus, sehingga tiap hari kapasitas giling bisa ditambah. Kenapa pemkab tidak berkonsentrasi bagaimana harga gula bisa stabil dengan terobosanterobasan cerdas. Bukankah itu lebih penting daripada menciptakan sesuatu yang baru, tapi hanya memberikan harapan semu. Kita tahu semua bahwa pada musim tebang tahun 2013 banyak tebu yang tidak digiling karena terjadi musim hujan. Perubahan cuaca tersebut menyebabkan kualitas tebu turun dan truk yang akan mengangkut tebu ke pabrik banyak yang macet. Di sebelah timur Pasar Asembagus sekarang ada tempat bermain anak-anak yang dalam jangka panjang jika tidak dilindungi kebijakan akan berdampak pada perubahan perilaku masyarakat Asembagus dan sekitarnya. Bayangkan,

arena bermain tersebut buka pada pukul lima sore. Di waktu demikian, seharusnya orang tua sibuk menyiapkan putraputrinya mengaji ke musala, malah menuju tempat bermain. Itu adalah contoh skala kecil. Lalu, bagaimanakah jika rencana taman kota di depan Masjid Jamik Asembagus terealisasi. Saya tidak menolak dan antipati terhadap kemajuan zaman, tapi alangkah bijaknya jika kita mempersiapkan secara detail dampak pembangunan tersebut. Saya tentu sepakat dan setuju dengan istilah-istilah yang akan menjadi image setiap daerah. Namun, alangkah bijaknya jika istilah tersebut disesuaikan dan diselaraskan potensi dan karakter daerah masing-masing. “Selamat Datang di Kecamatan Asembagus Kota Gula”, misalnya. “Selamat Datang di Kecamatan Jangkar Kota Bahari”, “Selamat Datang di Kecamatan Banyuputi Kota Religi”, dan lain sebagainya. Jika kata tersebut yang digunakan, maka akan menimbulkan semangat untuk terus memperbaiki dan mengembangkan potensi dan karakter yang dimiliki, daripada membuat istilah baru tapi membuat iri kecamatan lain karena merasa tidak diperhatikan. Semoga kita bisa menjadi diri sendiri. Itu jauh lebih bermanfaat dan bermartabat. *) Pengurus takmir Pondok Pesantren Sukorejo.


OLAHRAGA

42

R A D A R

Jawa Pos

Jumat 5 September 2014

B A N Y U W A N G I

Menang 3-2 Buka Peluang Lolos ROGOJAMPI - Persewangi Jr kembali memetik hasil positif dalam lanjutan liga remaja Piala Suratin tahun 2014. The Lasblang (Laskar Blambangan) junior berhasil menjinakkan Persikapro Probolinggo dengan skor tipis 3-2 di Lapangan AIL Rogojampi kemarin sore. Dua dari tiga gol kemenangan tuan rumah dilesakkan Yusuf Dwi Yulianto. Satu gol lain dicetak M. Rohlan. Dua gol lawan ditorehkan Samsu Wijaya dan sang kapten, Dedi Pranata. Persewangi Jr sempat tertinggal dengan gol cepat yang dilesakkan Samsu Wijaya. Gol tersebut membuat tuan rumah terhenyak. Tak ayal, tim asuhan Saiful Amri itu langsung gencar menyerang. Walhasil, tuan rumah berhasil mengubah keadaan menjadi satu-satu saat pertandingan berjalan 27 menit melalui kaki Yusuf Dwi Yulianto. Bahkan, striker satu itu kembali menjebol jala tamu untuk membalikkan keadaan menjadi 2-1. Gol tersebut hanya berselang satu menit dari gol pertama. Gol tersebut membuat Hendrik Febriawan dkk semakin di atas angin. Namun, keadaan tersebut membuat mereka lengah. Tim tamu berhasil membalas ketertinggalan gol menjadi 2-2 saat pertandingan berjalan pada menit ke 41. Gol tersebut sekaligus menutup babak pertama dengan skor sama kuat. Usai turun minum, Persewangi Jr termotivasi untuk bisa memenangkan pertandingan jika ingin peluang lolos. Jika kalah, praktis peluang lolos sangat tipis. Kemenangan menjadi mutlak untuk bisa lolos dari fase penyisihan grup A n Baca Menang...Hal 43

ALI NURFATONI/RABA

DUEL KETAT: Pemain Persewangi Jr (merah-hitam) berebut bola di udara dengan pemain Persikapro di Lapangan AIL Rogojampi sore kemarin.

Hanya 23 Cabor yang Cair

GALIH COKRO/RABA

TERJUNKAN PEMBALAP TERBAIK: Pembalap nasional Timbul Kurniawan ikut memperkuat BRCC dalam Tour De East Java yang dihelat 6 sampai 7 September mendatang.

BRCC Ikuti Tour De East Java BANYUWANGI – Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) bakal ikut ambil bagian dalam even balap sepeda Tour De East Java 2014. Sejumlah pembalap terbaik diterjunkan dalam ajang yang dihelat pada tanggal 6 hingga 7 September mendatang. Satu tim BRCC akan diperkuat pembalap yang sudah berkelas dan memiliki prestasi moncer di berbagai even sebelumnya. Lima pembalap yang masuk dalam tim binaan Guntur Priambodo itu antara lain, Warseno, Timbul Kurniawan, Muhamad Taufik, Herwin Jaya dan Eko W Nandra. Selain itu, BRCC juga membawa satu pembalap cadangan dalam even tersebut. Dia adalah Eko Setiawan. Enam pembalap tersebut resmi diberangkatkan menuju ke Sidoarjo kemarin. BRCC Banyuwangi akan bersaing dengan 15 tim baik dalam maupun

luar negeri untuk merengkuh posisi terbaik. Sembilan tim asal luar negeri yaitu, Aisan Racing Team dari Jepang; Tabriz Shahdari Ranking, Iran; Malaysia National Team, Malaysia; Terengganu Cycling Team, Malaysia; dan Eddy Hollands, Australia. Selain itu ada Team Gusto, Taiwan; CCN Cycling Team, Brunei; RTS Santic, Taiwan; dan Tabriz Petrochemical Team, TPT. Sedangkan, tim asal Indonesia yakni Polygon Sweet Nice, Trans Libas Sidoarjo, KFC Bike Team, Kukar Kutai Kartanegara, dan Pegasus Continental Cycling Team. BRCC diprediksi bakal merengkuh hasil manis dalam ajang tersebut. Hal itu mengacu pada berbagai ajang yang telah diikuti. Owner BRCC Banyuwangi, Guntur Priambodo mengaku timnya

sudah siap dalam perebutan juara dalam even tersebut. ‘’Kami sepenuhnya siap,’’ ujarnya. Mengenai target, BRCC akan berusaha tampil lebih baik. Masuk tiga besar tampaknya merupakan target realistis dengan bekal yang sudah dilakoni selama ini. ‘’Kami berusaha untuk finis sebaik mungkin. Mohon doa restu dan dukungan kepada masyarakat Banyuwangi agar kami sukses,’’ harapnya. Sebagaimana diketahui, ajang balap tersebut sudah memasuki edisi ke 10. Kali ini, hanya ada dua etape yang bakal dilahap peserta. Etape pertama akan menempuh jarak sejauh 133,8 Kilometer (Km) dengan start di Kahuripan Nirwana Village Sidoarjo. Pada etape kedua melahap sejauh 130,7 Km dengan start di Museum Trowulan dan finis di Hotel PCP Trawas.(ton/aif )

Satu Kampus Dialokasikan Rp 200 Juta Untuk Pembangunan Fasilitas Toilet Porprov BANYUWANGI - Perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa Timur berdampak cukup signifikan bagi masyarakat Banyuwangi. Dari sektor ekonomi, rakyat Bumi Blambangan akan sangat diuntungkan selama gelaran yang dilakukan selama sepekan mulai tanggal 6 hingga 12 Juni tahun 2015 mendatang itu. Bayangkan, sekitar 8.000 atlet yang tersebar di berbagai daerah di Jatim akan berada di Banyuwangi. Belum lagi ditambah dengan ofisial dari masing-masing kontingen. Sebab itulah, jumlah yang merapat di Bumi Blambangan bisa bertambah. Keberadaan atlet tersebut jelas sangat berdampak bagi rakyat Banyuwangi. Pada sektor ekonomi misalnya, masyarakat kelas bawah bisa menjajakan makanan maupun merchandise tentang hiruk pikuk Porprov. Tentu saja, penghasilan bisa

MEGAH : Kampus STAI Ibrahimy Genteng akan mendapatkan bantuan pembangunan toilet untuk menyukseskan Porprov V Jawa timur tahun 2015 mendatang. Proyek senilai Rp 200 juta tersebut akan dikerjakan pada tahun ini. ALI NURFATONI/RABA

lebih meningkat jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Selain itu, kalangan pengusaha seperti pemilik hotel juga otomatis kecipratan rezeki. Sebab, hotel di berbagai titik tertentu diprediksi akan full dengan keberadaan atlet dan official. Bahkan, keberadaan hotel di kota Gandrung dinilai tidak

mampu menampung atlet. Maka dari itu, Pemkab Banyuwangi pun memiliki strategi khusus. Berbagai solusi itu antara lain menyiapkan asrama dormitory atlet yang sedang dibangun di dekat Wisma Atlet Gelora Banyuwangi. Hingga kemarin, pengerjaan proyek yang menelan biaya miliaran rupiah

itu masih berlangsung. Selain itu, pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) juga bisa menjadi pilihan. Dana pembangunan yang menyedot bantuan dari pemerintah pusat itu bisa digunakan atlet untuk tempat penginapan yang layak huni n Baca Satu...Hal 43

BANYUWANGI - Dana hibah dari APBD tahun 2014 senilai Rp 3 miliar untuk pembinaan olahraga di Banyuwangi dalam waktu dekat akan segera cair. Meski begitu, saat pencairan, tidak semua cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI Banyuwangi bisa menerima anggaran tersebut. Jika sebelumnya ada tiga cabor yang terpaksa tidak bisa menikmati dana hasil pajak rakyat Banyuwangi itu. Tiga cabor itu adalah Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat), Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) dan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Sebagai catatan, dana hibah untuk pembinaan atlet itu diperuntukkan bagi cabor yang terbentuk sebelum bulan November tahun 2013. Selain itu, cabor tidak bisa menyerap anggaran meski sudah berdiri cukup lama. Sebab, pada tahun sebelumnya, cabor tersebut vakum dan tidak mengajukan anggaran. Sementara, tiga cabor tersebut ada yang terbentuk setelah bulan November tahun 2013. Seperti Kodrat dan IKASI. Sedangkan, PRSI membentuk kepengurusan baru pada tahun 2014. Pada tahun lalu, kepengurusan PRSI yang lama tidak mengajukan anggaran. Selain tiga cabor itu, ternyata masih ada beberapa cabor lain yang

Cabor yang Tidak Dapat Kucuran Dana: n Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) n Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) n Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) n Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) n Gabungan Brigde Seluruh Indonesia (GABSI) n Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI)

harus gigit jari karena mengalami nasib serupa. Ada tiga cabor yang terpaksa merogoh kocek sendiri dalam upaya untuk pembinaan atlet, yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), Gabungan Brigde Seluruh Indonesia (GABSI), dan Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). Tiga cabor terbaru itu merupakan cabor yang resmi berdiri pada tahun 2014. Padahal, enam cabor tersebut tetap akan menjadi bagian kontingen Banyuwangi dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa timur yang dihelat pada tanggal 6 hingga 12 Juni tahun 2015 mendatang. Dengan demikian, dari total 29 cabor yang tercatat dalam KONI Banyuwangi, hanya ada 23 cabor yang bisa menikmati anggaran dari Pemkab Banyuwangi pada tahun 2014. ‘’Jumlah cabor yang terdata mendapatkan bantuan hibah berjumlah 23 cabor,’’ sebut Sekretaris KONI Banyuwangi,

Bambang Wahyudi, kemarin. Meski begitu, KONI Banyuwangi tetap memperhatikan enam cabor yang tidak mendapatkan kucuran APBD tahun 2014 itu. Sebab, tim kajian dari KONI akan memberikan porsi untuk menyuplai dana untuk cabor yang tidak dapat jatah hibah itu. ‘’Kami sudah membentuk tim kajian. Cabor akan kami berikan yang tentunya secara yuridis tidak melanggar hukum,’’ terang Wakil Ketua KONI Banyuwangi, Anton Sumartono. KONI Banyuwangi, papar dia, tentu sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada cabor yang tidak mendapatkan jatah APBD pada tahun ini. Sebab, cabor baru sudah all out dalam menghadapi Porprov pada tahun depan. Menurut dia, otomatis kalangan cabor itu akan mendapatkan dana untuk pembinaan pada tahun 2015 mendatang. ‘’Kalau pada tahun 2015 pasti dapat,’’ tandasnya. (ton/c1/aif)

Sepak Bola Wanita Ditunda BANYUWANGI - Sepak bola wanita direncanakan akan dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa timur tahun 2015. Sebab itulah, tuan rumah harus bersiapsiap menyambut ajang multi even tersebut. Sebagaimana diketahui, sepak bola menjadi salah satu dari 35 cabor yang dipertandingkan dalam ajang dua tahunan itu. Sejauh ini, ada dua nomor yang dipertandingkan dalam ajang yang dihelat selama sepekan mulai tanggal 6 hingga 12 Juni tahun depan itu. Tapi, ada wacana jika cabor sepak bola ada kualifikasi tambahan yaitu mempertandingkan nomor sepak bola wanita. Sebelum dipertandingkan dalam Porprov, sepak bola wanita akan dilakukan pra Porprov. Dari 38 tim di Jatim, kualifikasi itu akan mengerucut menjadi 12 tim untuk tiket ke babak utama yang dipertandingkan pada Porprov. Sebab itulah, adanya pertandingan sepak bola wanita itu cukup menarik ditunggu. Tapi, Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi, Muhamad Kayun memberikan kabar terbaru. Menurut dia, rencana pertandingan untuk sepak bola wanita ditunda. Sebab, banyak daerah di Jatim yang belum siap. ‘’Cuma ada beberapa daerah yang

siap, seperti Surabaya dan Malang,’’ ungkapnya kemarin. Dia menjelaskan, jika sepak bola wanita memang diagendakan pada Porprov V Jatim. Tapi, berdasar informasi teraktual, rencana tersebut sementara masih di-pending. ‘’Masih belum deal. Kita tunggu kepastian, dipertandingkan atau tidak,’’ paparnya.

Jika memang sepak bola wanita benar-benar dipertandingkan, Asskab, jelas dia, tentu akan mempersiapkan diri. Menurut dia, pihaknya sudah menyusun program terkait dengan venue lapangan yang dipertandingkan dalam cabang olahraga sepak bola. ‘’Kalau dipertandingkan, kami juga siap,’’ tegasnya. (ton/c1/aif)


Jawa Pos

Jumat 5 September 2014

BERITA UTAMA H A L A M A N

Terbanyak di Pancoran ■ 300 KK...

Sambungan dari Hal 33

Ratusan kepala keluarga (KK) tersebut kebanyakan hidup bersama dengan ikatan pernikahan siri. Desa Ketapang yang memiliki lima dusun tersebut, nyaris di setiap dusun terdapat KK yang tidak memiliki buku nikah resmi. Selain karena faktor Sumber Daya Manusia (SDM), banyak faktor yang menyebabkan warga tersebut tidak memiliki buku nikah. Kepala Desa (Kades) Ketapang, H. Slamet Kasihono mengatakan, faktor-faktor yang menyebabkan warganya hanya melangsungkan nikah siri karena faktor adat. Warga tersebut masih banyak yang beranggapan nikah secara siri sudah cukup. ”Kebanyakan yang tidak memiliki surat nikah itu hanya melakukan nikah siri. Yang kami sesalkan, mereka menganggapnya itu sudah cukup. Padahal, buku nikah itu penting sekali. Mengurus akta kelahiran anak

akan kesulitan tanpa memiliki buku nikah,” jelas Kades Slamet. Selain itu, kabar yang terdengar warga Desa Ketapang ini juga masih banyak yang dijodohkan oleh orang tuanya. Bahkan, tidak jarang perjodohan oleh orang tua itu dilakukan sejak anaknya masih kecil. Mereka juga nanti tidak melangsungkan nikah secara hukum, hanya melakukan secara siri. ”Yang banyak itu warga Dusun Pancoran dan Dusun Kali Selogiri. Banyak warga sana yang nikah siri dan sampai mempunyai anak. Tapi di dusun lainnya, juga ada beberapa KK yang tidak memiliki buku nikah,” terang Kades Slamet. Di Dusun Pancoran dan Dusun Kali Selogiri yang jalannya masih tidak beraspal ini, mayoritas warga bekerja sebagai buruh perkebunan dan buruh harian lepas. ”Kami sudah sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang hanya melangsungkan nikah siri untuk mendaftarkan dirinya ke Kantor Urusan Agama (KUA) setempat,

agar dapat buku nikah. Tapi mereka terbentur masalah ekonomi, isbat nikah itu biayanya bisa sampai satu juta lebih,” ujar Kades Slamet. Dengan begitu, pihak Desa Ketapang berharap ada bantuan berupa anggaran untuk membantu warga yang belum menikah secara resmi, agar dapat tercatat pernikahannya secara resmi di KUA terdekat. ”Istilahnya isbat nikah, jadi untuk warga yang sudah telanjur nikah siri, agar segera melangsungkan nikah secara resmi dan nanti bisa terdaftar. Saya harap pemerintah memberi sokongan dana untuk mereka yang terbentur masalah ekonomi,” tutur lelaki yang pernah bekerja di perusahaan pelayaran itu. Sementara itu, Kaur Kesra Desa Ketapang, Sarkawiyanto menambahkan, sampai saat ini pihak pemerintah Desa Ketapang masih melakukan pendataan terhadap warganya yang tidak memiliki buku nikah. Setelah terdata, mereka diupayakan untuk didaftar-

kan ke KUA. ”Sementara yang sudah terdata masih sekitar 80 KK. Di Dusun Pancoran misalnya, dalam satu RT terdapat 8 KK yang tidak punya surat nikah. Padahal di sana itu ada 16 RT. Bisa Anda kalikan sendiri, berapa estimasi warga yang tidak memiliki buku nikah,” jelas Sarkawiyanto. Sarkawiyanto menambahkan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah untuk mengurangi KK yang masih belum mempunyai buku nikah. Seperti membuat surat pernyataan, bahwa mereka memang benar-benar sudah menikah tapi hanya menikah secara siri. ”Sampai saat ini masih kita lakukan pendataan, langkahnya kami akan terjun langsung ke dusun-dusun untuk mencari warga yang hanya melakukan nikah siri. Setelah itu, kita suruh mereka buat surat pernyataan, dan nanti akan kita buatkan surat rekomendasi agar bisa melangsungkan nikah resmi di KUA,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)

Madinah Dingin, Makkah Panas Kering ■ CJH...

Sambungan dari Hal 33

Jika tidak disikapi dengan bijak, perubahan cuaca dan pengaruh panas-tanah selama di Makkah dan Madinah bisa berdampak negatif terhadap kesehatan. Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, H. Mukhlis mengatakan, kondisi cuaca di Makkah dan Madinah yang sering berubah dapat menyebabkan kulit kering dan gatal-gatal. Jika gatal-gatal

tersebut digaruk, maka akan menyebabkan luka. Tidak itu saja, kata Mukhlis, cuaca kering juga bisa menyebabkan bibir pecah-pecah. “Kalau bibir pecah-pecah terus dibiarkan, bisa luka dan tidak enak makan dan minum,” jelasnya. Karena itu, tidak ada salahnya CJH membawa krim pelembap wajah, kulit, dan bibir. Selain membawa krim pelembab, CJH juga harus memilih sabun yang lembab dan tidak kering. Pasalnya, cuaca siang hari di Madinah jarang pa-

nas, bahkan cenderung dingin. Tetapi, di Mekkah sangat panas dan terik. Bahkan, pada malam hari masih terasa hangat. “Kondisi cuaca selama di Makkah dan Madinah sangat lain, tidak sama dengan di tanah air. Itu perlu dipersiapkan jamaah calon haji,” imbuhnya. Saat dikonfirmasi mengenai pembagian buku kesehatan CJH, Mukhlis mengaku, ribuan buku sampul hijau tersebut akan dibagikan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. “Buku kesehatan

tersebut nanti akan kita bagikan bersamaan dengan paspor, gelang, dan living cost (uang bekal), menjelang pemberangkatan,” ujarnya. Mukhlis menambahkan, setiba di Asrama Haji Sukolilo, CJH akan menerima uang perbekalan 1.500 real (sekitar Rp 5 juta). “Kita akan bagikan semua kepada jamaah calon haji menjelang pemberangkatan ke Bandara agar tidak tertinggal atau kesingsal,” pungkasnya. (ddy/ c1/bay)

Wali Murid Langsung Lega ■ IJAZAH...

Sambungan dari Hal 33

Kepala MTsN Banyuwangi, H. Nurokhim, melalui Kepala TU Abdul Rakhman mengatakan, enam ijazah yang terjadi kesalahan penulisan tersebut akan secepatnya diganti. Kini pihaknya masih menunggu kedatangan staf MTsN yang bertugas mengambil blangko kosong ijazah tersebut di Kanwil Kemenag Jatim. “Kamis malam

(4/9), satu orang staf sudah kami tugasi mengambil blangko kosong ijazah tersebut ke Surabaya. Kita masih menunggu kedatangannya, karena masih proses pengambilan di Surabaya,” ujarnya. Sementara itu, salah seorang wali murid yang ijazahnya terdapat bekas tipe-ex mengaku lega. Perasaan tersebut dirasakan setelah pihak MTsN memberitahukan ijazah anaknya tersebut akan segera diganti.

“Saya baru dihubungi pihak sekolah tadi pagi (kemarin, Red). Saya diberi tahu pihak sekolah menarik ijazah tersebut dan akan menggantinya dengan ijazah baru,” ujar wali murid tersebut kemarin (4/9). Mendengar kabar ijazah anaknya akan diganti, wali murid tersebut langsung memberitahukan kepada anaknya sepulang sekolah. Kabar yang sama juga telah diterima teman-teman

43

S A M B U N G A N

lain yang ijazahnya juga terdapat bekas tipe-ex. Diberitakan sebelumnya, ijazah lulusan MTs Negeri Banyuwangi tahun 2014 terjadi kesalahan penulisan. Kekeliruan tersebut pada pengisian kolom nilai ujian nasional dan ujian madrasah. Dari 286 ijazah yang dinyatakan lulus, terdapat enam ijazah yang ditemukan terdapat kekeliruan penulisan dan dihapus menggunakan tipe-ex. (ddy/c1/bay)

Tambah Lima Pesawat Latih Baru ■ MULAI...

Sambungan dari Hal 33

Yang diutamakan adalah kualitas calon taruna itu sendiri,” ujarnya. Budi menuturkan, peserta yang lolos seleksi tahap kedua akan menjalani tes lanjutan berupa tes kesehatan, wawancara dan lain-lain. Tes kesehatan akan dilaksanakan di Balai Kesehatan Penerbang Kementerian Perhubungan. Setelah itu, seleksi dilanjutkan di Balai Kesehatan Penerbang Angkatan Udara di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma. “Kita sudah bekerja sama dengan Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Udara (AU),” tuturnya. Jika lolos seleksi tahap ketiga tersebut, imbuh Budi, calon taruna akan menjalani tes akhir, yakni aptitude test (tes ketangkasan) yang meliputi tes terbang dengan menggunakan flight simulator. Calon taruna yang menjalani seleksi kali ini akan masuk taruna angkatan keenam LP3B. Budi menambahkan, jika diterima menjadi taruna penerbang, peserta seleksi tersebut akan mendapat beasiswa dari negara. Karena itu, dia mengimbau siswa lulusan SMA tahun 2014 maupun siswa kelas XII SMA tidak ragu mendaftar menjadi calon taruna. “Mumpung ada beasiswa dari pemerintah. Lulusan SMA tahun 2014 maupun siswa kelas XII SMA tahun ini, bisa bersiap-siap mengikuti seleksi tahun depan,” cetusnya. Namun sayang, dia enggan merinci berapa jumlah peserta seleksi yang mendaftar menjadi calon siswa penerbang maupun berapa kuota taruna penerbang yang akan diterima tahun ini. “Ini rahasia. Nanti akan kami umumkan pada tahap selanjutnya,” pungkasnya.

Sementara itu, LP3B ditarget mampu meluluskan 12 pilot tahun ini. Untuk mendukung percepatan proses belajar para taruna, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Perhubungan Darat akan menggelontor sekolah pilot negeri di Bumi Blambangan itu dengan empat pesawat latih baru jenis Cessna. Penambahan empat pesawat latih tersebut akan melengkapi lima pesawat latih serupa yang saat ini sudah ada di LP3B. Pesawat latih kinyis-kinyis tersebut diharapkan sudah tiba di Bumi Blambangan pada November 2014 mendatang. Hal itu terungkap dalam upacara serah terima Kepala LP3B kemarin (4/9). Dalam acara yang dilangsungkan di kompleks LP3B, tepatnya di kawasan Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi tersebut, jabatan kepala LP3B diserahterimakan dari Kapten Daniel Rukmani kepada Kapten Afen Sena. Dalam sambutannya, Kepala PPSDM Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Yudhi Sari Sitompul mengatakan, pergantian jabatan merupakan hal yang biasa dalam suatu organisasi. Penggantian tersebut dilakukan sesuai kebutuhan organisasi. Dikatakan, setelah menjabat Kepala LP3B, Sena memiliki tanggung jawab membina para taruna LP3B yang merupakan aset bangsa. “Sedangkan Kapten Daniel akan bertugas di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI),” ujarnya dalam acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi, Suprayogi; Kepala Bandara Blimbingsari, Andy Hendra Suryaka tersebut.

Menurut Yudhi Sari, tahun 2014 ini, angkatan pertama LP3B wajib selesai. “Tidak ada tawar menawar lagi. Tahun 2014 angkatan pertama harus selesai. Sedangkan angkatan kedua harus selesai 2015, dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujarnya dikonfirmasi usai memimpin sertijab kepala LP3B. Dia menambahkan, untuk mendukung percepatan pelatihan para taruna LP3B, akan ada empat pesawat latih baru yang akan dialokasikan untuk LP3B. “Dengan kedatangan empat pesawat latih baru, akan melengkapi lima pesawat latih yang sudah ada. Dengan demikian, akan terjadi percepatan penambahan jam terbang bagi para taruna,” paparnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala LP3B Afen Sena mengatakan, kekurangan tenaga penerbang di tingkat nasional adalah suatu yang nyata. Nah, LP3B menjadi salah satu sekolah penerbang yang diharapkan mampu mengurangi kesenjangan tenaga pilot tersebut. Afen mengatakan, pihaknya optimistis tahun ini bisa meluluskan 12 pilot. Selain itu, dia menargetkan Maret atau April 2015 akan meluluskan 12 pilot yang lain. “Apa yang dilakukan Kapten Daniel sudah on the track. Bahkan dengan evaluasi, kami akan melakukan optimalisasi sehingga percepatan bisa dicapai,” ujarnya. Pria asal Banyuwangi itu menambahkan, pesawat latih yang akan dialokasikan ke LP3B diharapkan sudah tiba di Banyuwangi November mendatang. Alumnus SMAN 2 Banyuwangi tahun 1995 (kini SMAN 1 Giri) tersebut mengungkapkan, saat ini pesawat latih jenis Cessna tersebut sudah berada di Malaysia. “Mudah-mudahan November sudah sampai Banyuwangi,” harapnya. (sgt/c1/bay)

Minim Kaca, Full Kayu Ulin ■ TERMINAL...

Sambungan dari Hal 33

Dinding terminal baru tersebut dibuat dari kayu ulin bekas. Sirkulasi udara akan memanfaatkan kombinasi air kolam dan kipas angin. Tidak hanya itu, di bagian atap terminal tersebut akan dibangun taman. Menurut Mujiono, pembangunan tahap pertama terminal baru

bandara yang berlokasi di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, tersebut dianggarkan sebesar Rp 40 miliar. Anggaran itu belum termasuk pembangunan jalan, bunker, dan area parkir kendaraan. “Pembangunan lanjutan akan dianggarkan pada tahun 2015 mendatang,” cetusnya. Dijelaskan, anggaran sebesar Rp 40 miliar itu tidak hanya digunakan pembangunan fisik.

Anggaran sebesar Rp 500 juta untuk pembayaran jasa manajemen proyek alias pengawas. Sisanya, tepatnya Rp 39,5 miliar, digunakan untuk biaya pembangunan fisik terminal baru Bandara Blimbingsari. “Konsep green airport terminal baru Bandara Balimbingsari ini menyerupai Bandara Koh (Pulau) Samui di Thailand,” pungkas Mujiono. (sgt/c1/bay)

Temukan Fon-fon Unik, yakni Tebal dan Aspirat Pelestarian Penyu Diapresiasi BKSDA

■ GINTANGAN...

Sambungan dari Hal 33

Tujuan penelitian mereka kali ini adalah menambah data yang sudah mereka miliki tentang bahasa Oseng, mengetahui sikap masyarakat terhadap bahasa Oseng, dan perbedaan bahasa Oseng di wilayah kota dan desa. Dalam penelitian kali ini, mereka menggandeng Pusat Penelitian Bahasa Oseng dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB). Wilayah-wilayah yang termasuk pusat kota, di antaranya Kelurahan Lateng, Singotrunan, Temenggungan, Panderejo, dan lain-lain. Adapun yang jauh dari pusat kota adalah desa-desa di Kecamatan Kabat dan Rogojampi. Diharapkan, di Kecamatan Kabat dan Rogojampi ditemukan relik, yakni desa pengguna bahasa Oseng yang cenderung bisa mempertahankan diri alias belum terkontaminasi bahasa lain. “Berdasar pemetaan yang tengah dilakukan Pusat Penelitian Bahasa Oseng, masyarakat di wilayah Kecamatan Kabat dan Rogojampi termasuk relik,” kata Hasan Basri, wakil ketua DKB. Wilayah kota yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah Kelurahan Lateng. Sebab, selain ada penutur bahasa Jawa, di Kelurahan Lateng juga berdiri pasar. Nah, hampir semua penduduk yang beraktivitas di pasar tersebut penutur bahasa Madura. Ditambah lagi, di sebelah timur, Kelurahan Lateng berdampingan dengan Kelurahan Kampung Mandar yang penduduknya merupakan penutur bahasa Madura. Nah, di bagian tengah Kelurahan Lateng adalah Kampung Arab. Oleh karena itu, sangat besar kemungkinan

bahasa Oseng di Kelurahan Lateng bercampur dengan bahasa-bahasa lain, seperti Madura, Jawa, dan Arab. “Kita ingin mengetahui apakah banyak fon dan morf bahasa lain yang masuk ke dalam bahasa Oseng yang mereka gunakan,” kata Oktavia Vidiyanti, peneliti dari Balai Bahasa Jawa Timur. Sementara itu, kriteria yang digunakan menentukan daerah penelitian di Kecamatan Rogojampi dan Kabat adalah; usia desa tersebut harus tua, warganya penutur bahasa Oseng, dan bahasa Oseng menjadi bahasa pertama yang diajarkan kepada anak atau biasa disebut sebagai “bahasa ibu”. Dengan berbagai pertimbangan, dipilihlah Gintangan dan Mangir sebagai lokasi penelitian. Gintangan dan Mangir dipilih karena kedua desa tersebut dianggap memenuhi syarat dan relik, meskipun kedua desa itu sama-sama di Kecamatan Rogojampi. “Ini bukan penelitian main-main. Jadi, mulai penentuan populasi harus metodologis dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lain kali kami akan lakukan penelitian di Kecamatan Kabat,” kata Inayatusshaliha, peneliti dari BPPB Kemendikbud. Di Gintangan, data diambil dari seratus informan dengan berbagai kriteria usia. Sebanyak 30 informan berusia 10 sampai 25 tahun, sebanyak 35 informan berusia 26 sampai 40 tahun, dan sebanyak 41 informan berusia 41 hingga 70 tahun. Seratus informan tersebut merupakan warga berbagai dusun di Desa Gintangan, kecuali Dusun Gumuk Agung. Sebab, warga Gumuk Agung penutur bahasa Jawa. “Kami juga ingin mengetahui bagaima-

na sikap mereka terhadap bahasa Oseng,” kata Okta, panggilan akrab Oktavia Vidiyanti. Sementara itu, di Desa Mangir data diambil dari tiga informan. Tiga informan itu hanya menguasai bahasa Oseng. Mereka bukan dwibahasa. Diharapkan, data yang muncul lebih akurat dan mendekati kebenaran empiris. “Kami sengaja memilih informan yang hanya bisa bahasa Oseng, karena ingin menyajikan sampel yang akurat kepada peneliti,” tambah Hasan Basri. Hasilnya, ditemukan bunyi-bunyi bahasa baru yang tidak muncul pada penutur bahasa Oseng di wilayah kota. Muncul fon tebal, seperti [w], [g], [l], [u], dan lain-lain. Selain itu, juga ditemukan fon-fon yang mengandung aspirat [y], seperti [wy], [gy], [ly], dan lain-lain. Bunyibunyi itu terdengar jelas dari ujaran-ujaran yang dimunculkan informan, termasuk diftong yang tidak boleh diabaikan peneliti. “Kami menemukan fon-fon unik yang tidak ditemukan pada penutur bahasa Oseng di pusat kota. Itu sangat menarik,” kata Puspa Ruriana M.Hum, peneliti dari Balai Bahasa Jatim yang lain. Ahli leksikografi tersebut menyebut, di Desa Mangir bunyi [o] dan [e] juga terdengar sangat jelas. Atau dalam ilmu linguistik disebut “terdengar sempurna”. Hal itu sangat berbeda dengan bahasa Oseng di pusat kota. “Jadi, kata /oseng/ itu bunyinya [o] dan [e], bukan [u] dan [i],” timpal Hasan Basri. Puspa Ruriana yang dalam penelitian kali ini bertugas sebagai pencatat fonetis itu mengaku terkejut dengan kekhasan bahasa Oseng di Mangir dan Gintangan. Selama ini yang terkenal hanya Kemiren. (c1/bay/bersambung)

Hantam Portal, Tewas Dekat Lokasi Balap Liar BANYUWANGI - Aksi balapan liar di Jalan A. Yani, Banyuwangi, memakan korban. Seorang pemuda, Lukman Hakim, 20, yang diduga sebagai joki adu cepat motor di depan kantor Bupati Banyuwangi itu harus meregang nyawa. Pemuda tersebut ditemukan tidak bernyawa saat kabur akibat polisi datang ke lokasi balapan liar itu dini hari kemarin (4/9). Kabar kematian pemuda asal Jalan Kiai Saleh RT/RW 02/II Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, ini mengundang tanda tanya. Korban ditemukan meninggal di Jalan Kapten Waroka atau persisnya di sebelah timur Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria. Korban diduga meninggal karena cedera serius di kepala akibat terbentur aspal jalan.

Kasus kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan Unit Laka Lantas Polres Banyuwangi. Polisi juga masih mencari keberadaan motor korban yang tidak ditemukan bersamaan dengan penemuan tubuh korban dini hari itu. “Motor korban masih kami cari untuk kepentingan penyelidikan,” ujar Iptu Soemono, Kanit Laka Satlantas Polres Banyuwangi kemarin (4/9). Sementara itu, kabar kronologi meninggalnya Lukman masih simpang siur. Sejumlah versi muncul terkait awal bubarnya aksi balapan liar di depan kantor Pemkab Banyuwangi tersebut. Awal mula terjadi kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 00.20. Versi pertama, saat balapan tengah berlangsung, tiba-tiba muncul anggota kepolisian

yang hendak pulang tugas. Munculnya polisi yang kebetulan melintas itu spontan membuat peserta balapan liar semburat ketakutan. Mereka langsung membubarkan diri ke segala arah. Dari sekian banyak orang tersebut, Lukman diduga turut mengambil langkah seribu. Mempergunakan motor balapnya, pemuda itu kabur menuju jalan di sisi timur TMP Wisma Raga Satria. Sampai di lokasi kejadian, motor yang dikendarainya diduga menghantam portal (polisi tidur) di jalan tersebut. Karena motor melaju kencang dan diduga hilang keseimbangan, Lukman terjatuh dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Versi lain kejadian itu menyebutkan, balapan liar itu bubar karena diobrak seorang anggota polisi.

Korban pun ikut semburat hingga menyebabkan kecelakaan di lokasi kejadian. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, kasus kecelakaan itu tidak hanya diselidiki Satlantas Polres Banyuwangi. Unit Paminal Polres Banyuwangi dikabarkan juga tengah menyelidiki kasus kecelakaan tersebut. Di antaranya memeriksa petugas yang melintas di lokasi balapan liar malam itu. Sementara itu, Unit Laka Lantas Polres Banyuwangi masih mendalami kasus kecelakaan tunggal di kawasan timur TMP Wisma Raga Satria tersebut. “Kasus ini masih dalam penyelidikan. Sebab, motor korban tidak ditemukan. Diduga dibawa lari teman-temannya,” pungkas Iptu Soemono. (nic/c1/bay)

■ TOURING...

Sambungan dari Hal 33

Setelah memarkir motor berkapasitas mesin besar tersebut, para rider anggota MOS langsung menuju bibir Pantai Boom untuk melepas tukik. Rider juga mendapat paparan tentang satwa dilindungi tersebut dari penasihat Yayasan Penyu Banyuwangi alias Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF), Ir. Kuswaya. Setelah mendapat penjelasan, anggota MOS didampingi personel Polres Banyuwangi itu langsung dipersilakan melepas anak penyu tersebut. Ketua MOS, Yudistira mengaku sangat terkesan dengan tukik di pesisir Banyuwangi. Dalam perjalanan touring ke Bali, para anggota komunitas moge itu menyempatkan diri bermalam di Banyuwangi dan sengaja melepas tukik. ”Kita memang sengaja bermalam di Banyuwangi agar mengenal kota ini lebih dalam. Untuk pelestarian penyu ini, saya harap

lebih dikembangkan lagi karena potensi ke depannya sangat bagus. Untuk pantainya saya harap juga lebih dirapikan lagi,” tuturnya. Yudistira menambahkan, kota Banyuwangi ini mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Saat melewati kota Banyuwangi, dia mengaku sangat terkesan dengan apa yang ada di daerah dengan tagline The Sunrise of Java ini. ”Kalau dulu itu orang lebih mengenal Ketapang daripada Banyuwangi. Sekarang sudah hilang kesan tersebut, Banyuwangi sekarang makin eksis. Lalu lintasnya juga lancar, ini menjadi surprise bagi kami,” tambahnya. Sementara itu, sekitar 30 menit sebelumnya, rombongan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Perhubungan RI, Yudhi Sari Sitompul juga menyempatkan dirinya untuk melepas tukik di Pantai Boom. ”Kami apresiasi, masih ada yang peduli dengan dan mencintai hewan purba ini. Saya juga sangat kagum dengan potensi Banyuwangi ini ke depan.

Mudah-mudahan tukik ini juga bisa menjadi aset Banyuwangi ke depan,” harap Yudhi Sari. Pendiri BSTF, Wiyanto Haditanojo mengaku bangga dengan banyaknya komunitas mendukung pelestarian penyu. Semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi melepas tukik selama ini. ” Kami harap momen pelepasan tukik ini bisa lebih banyak yang peduli terhadap penyu. Dan dapat mengurangi angka kepunahan penyu,” tuturnya. Yang menarik, pelepasan tukik di Pantai Boom tersebut dihadiri Kepala Seksi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Banyuwangi, Pudjiadi. BKSDA juga sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BSTF bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi dalam pelestarian penyu. ”Saya sangat berterima kasih kepada BSTF karena telah membantu melestarikan penyu di Banyuwangi, yang seharusnya merupakan kewenangan pemerintah,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)

Lawan Berikutnya Jember United ■ MENANG... Sambungan dari Hal 42

Pertandingan pun berjalan alot. Namun, dewi fortuna berpihak kepada tuan rumah. Persewangi Jr kembali leading ketika pertandingan memasuki menit ke 60. M. Rohlan menjadi penyelamat tim lewat gol cantik yang dia ukir. Pada sisa laga, Persewangi Jr sebetulnya beberapa kali memiliki peluang emas untuk kembali menambah keunggulan. Namun, para pemain kurang tenang dalam menyelesaikan peluang yang ada.

Sebaliknya, kubu tamu juga mengancam tuan rumah, namun barisan lini belakang tuan rumah cukup solid dalam mengantisipasi serangan lawan. Hingga laga usai, skor tidak berubah untuk kemenangan Persewangi Jr. Atas hasil itu, Persewangi Jr berhasil memperbaiki posisi menjadi runner up dengan koleksi 6 poin dari tiga laga. Sedangkan, Persikapro berada di posisi ketiga meski memiliki poin sama dengan Persewangi Jr. Hanya, Persewangi Jr memiliki surplus gol lebih baik. Sedangkan, posisi puncak kla-

semen masih dipegang Jember United dengan poin sempurna dari tiga laga. PSIL Lumajang berada di posisi ketiga dan Asyabab Bangil paling buncit dengan poin nol setelah tiga laga berakhir dengan kekalahan. Persewangi Jr harus menghadapi lawan berat yaitu melawan Jember United pada partai terakhir. Jika ingin lolos, Persewangi Jr harus bisa memetik poin absolut melawan pemimpin klasemen dalam laga yang akan digeber pada tanggal 7 September mendatang itu. (ton/c1/aif)

Kampus Kecipratan Untung ■ SATU... Sambungan dari Hal 42

Lokasinya berada di Kelurahan Klatak, Sukowidi, Banyuwangi. Belum lagi, sejumlah kampus juga kecipratan untung. Sebab, kalangan atlet akan menginap di beberapa kampus yang mendapatkan rekomendasi dari Kelompok Kerja (Pokja) dan KONI Banyuwangi. Kepada kampus, Pemkab Banyuwangi memberikan bantuan anggaran untuk pembangunan toilet. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan

Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono mengungkapkan, jika Pemkab Banyuwangi telah menganggarkan dana untuk pembangunan fasilitas pembangunan toilet. Dia menyebut, anggaran setiap kampus senilai ratusan juta rupiah. ‘’Setiap kampus kita alokasikan dana Rp 200 juta,’’ ungkapnya. Dia menyebut, beberapa kampus itu antara lain, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi, STAI Ibrahimy Genteng, Universitas Bhakti Indonesia (UBI) Cluring, Universitas PGRI Banyuwangi dan Stikom Banyuwangi. (ton/c1/ aif)


44

RADAR GENTENG

Jawa Pos

Jumat 5 Sepetmber 2014

Pupuk Subsidi Dijual Rp 140 Ribu SHULHAN HADI/RABA

EKONOMIS: Tanaman bakau di Teluk Pangpang Dusun Tegalpare Desa Wringinputih kini diolah jadi kripik dan kopi.

Tanaman Bakau Disulap Jadi Keripik MUNCAR - Tanaman bakau yang banyak tumbuh di sekitar pantai bila diolah memiliki nilai ekonomis tinggi. Itu kini dikembangkan warga Dusun Tegalpare, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar. Warga yang tinggal di pesisir pantai itu mengolah tanaman bakau menjadi keripik dan

kopi. “Biasanya bakau hanya dijadikan obat penyakit kulit dan pembersih darah. Padahal, bila diolah bisa menjadi kopi dan keripik,” terang Hendro Supeno, 37, salah satu warga Dusun Tegalpare, Desa Wringin Putih. Tanaman bakau, terang dia, semua bagiannya bisa diolah

dan memiliki nilai ekonomis. Daun yang masih muda bisa dibuat keripik. “Daun bakau dicampur tepung, bisa jadi keripik,” katanya. Bukan hanya daun, Hendro menyampaikan kalau biji bakau yang selama ini hanya dibuang, sebenarnya bisa dibuat untuk kopi. “Kami mengembangkan

untuk keripik dan kopi,” cetusnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Menurut Hendro, pemanfaatan daun bakau menjadi keripik itu sangat mudah. Apalagi, rasa dasar daun yang sudah asin tidak perlu ditambah campuran garam. “Harus diberi tepung, karena asin sekali,” ungkapnya.

Hendro mengaku untuk pendistribusian keripik dan kopi hasil karya warga itu, dilakukan dengan membentuk koperasi. Hanya saja, sampai saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah. “Kami berharap pemerintah bisa membantu, terutama dalam promosinya,” harapnya. (sli/c1/abi)

Pengelola Hotel Sebut DA Pernah Diusir GENTENG - Pengelola Hotel Asri, Genteng, tampaknya tidak mau disalahkan terkait tamu yang masih berstatus siswi salah satu SMA di Kecamatan Singojuruh dan diduga terkurung di kamar hotelnya karena ditinggal teman lelakinya. Manajer Hotel Asri, Genteng, Zainal Muttaqin mengatakan saat DA dikerubung warga di hotelnya, itu sebenarnya sudah bukan tamu hotel lagi. Karena saat itu, cewek bersama teman lelakinya itu sudah check out. “Warga datang, DA itu sudah check out,” katanya. Menurut Zainal, dari keterangan karyawan di bagian resepsionis dan buku tamu, DA dan teman lelakinya check in pada pukul 02.00 dan check out pada pukul 07.00. “Dalam catatan yang ada pada kami, teman lelakinya itu bernama Cristo,” terangnya.

Cristo yang sempat bermalam bersama DA, jelas dia, dalam kartu identitasnya beralamat di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. “Bermalam di kamar hotel hanya berdua, bukan bertiga,” ungkapnya. Zainal mengaku tidak tahu dengan KO yang disebut DA, sebagai temannya. Bisa jadi, lanjut dia, KO yang diduga warga Genteng itu yang mengenalkan Cristo dengan DA dan mencarikan hotel. “Pastinya kami tidak tahu,” cetusnya. Yang pasti, lanjut dia, pada Rabu (3/9) sekitar pukul 07.00, Cristo dan DA sudah check out dengan mengambil Kartu Tan-

da Penduduk (KTP). “DA oleh Cristo disuruh menunggu di resepsionis, katanya keluar sebentar,” ungkapnya. Tapi nyatanya, Cristo yang kabur dengan naik motor itu tidak kembali lagi. Sedang DA terlihat kebingungan dengan mondarmandir di sekitar hotel. “Sempat ditemui warga, tapi DA malah lari dan masuk kamar hotel,” cetusnya. Zainal menyebut DA bukan orang asing bagi karyawan Hotel Asri. Karena selama ini sering datang dan selalu disuruh pergi. Malahan, oleh karyawan sempat dimarahmarahi. “Sudah pernah dimarahi dan diusir, ini kok datang lagi.

TKI Harus Buka Usaha GAMBIRAN - Ekonomi para mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diharapkan bisa lebih mapan setelah pulang ke kampung halamannya. Salah satu caranya adalah dengan mengelola uang hasil kerjanya sebagai modal usaha. Harapan itu disampaikan petugas dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jakarta, Budiono dalam bimbingan teknis kewirausahaan TKI Purna di Hotel Surya, Jajag, Kecamatan Gambiran kemarin. “Kegiatan itu penting dilakukan agar kehidupan mereka (TKI) setelah kerja di luar negeri bisa lebih baik,” katanya. Menurut Budiono, tanpa diberi bekal yang cukup para mantan TKI akan merasa kesulitan mengelola ekonominya setelah pulang dari luar negeri. “Makanya kita beri pembekalan dan

ABDUL AZIZ/RABA

MANTAN TKI: Saiful berbagi ilmu kepada puluhan TKI di Hotel Surya, Jajag, kemarin.

pendampingan, semua ini agar ekonomi mereka bisa lebih sejahtera,” ujarnya. Pembekalan kepada para mantan TKI, terang dia, dilakukan di berbagi kota dan kabupaten di Indonesia, khususnya yang menjadi basis TKI. Untuk di Jawa Timur, jelas dia, ada tiga kabupaten yang menjadi sasaran, yaitu Blitar, Bangkalan, dan Banyuwangi. “Setiap kabupaten

ada 50 peserta dari mantan TKI, untuk di Banyuwangi ini narasumber mantan TKI yang sukses membuka usaha,” tuturnya. Sementara itu Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertran) Kabupaten Banyuwangi, Saiful Alam Sudrajat menyampaikan pembekalan bagi para TKI bukan hanya disiapkan pasca mereka pulang menjadi TKI. (azi/c1/abi)

Warga Desa Ringin Telu Buat Biopori BANGOREJO – Warga Desa Ringin Telu, Kecamatan Bangorejo, ramai-ramai membuat biopori atau resapan air kemarin. Dalam kegiatan itu, juga ikut kepala Desa (Kades) Telu Dodik Hari Susiyanto, para kepala dusun, dan anggota Koramil Bangorejo yang dipimpin langsung Danramil, Kapten Inf. Suparman. Untuk pembuatan biopori itu, warga membuat 100 titik yang selama ini sering terjadi banjir atau genangan air. “Kami sangat mendukung kegiatan warga yang membuat biopori, itu sangat bermanfaat,” terang Kades Ringin Telu, Telu Dodik Hari Susiyanto. Menurut Dodik, program pembuatan biopori itu akan membantu penyerapan air di beberapa titik yang sering banjir. Di antara lokasi itu seperti di utara SPBU Bangorejo dan tikungan pasar krempyeng. “Untuk Desa Ringin Telu ada 100 titik biopori,” katanya. Biopori itu, jelas dia, fungsinya bukan hanya untuk penyerapan air. Tapi, juga efektif untuk membuat pupuk kompos. “Di dalam

EKO BUDIYONO/RABA.

RESAPAN: Kades bersama Danramil dan warga membuat biopori di Desa Ringin Telu, Bangorejo.

biopori itu diberi daun yang kering, itu Nantinya bisa menjadi pupuk,” ungkapnya. Dalam gotong royong itu, Dodik mengajak semua warga untuk selalu mendukung program pemerintah daerah agar pembangun desa bisa berkembang. “Semua warga untuk kompak,” harapnya.

Plt. Camat Bangorejo, Supriyani mengatakan program biopori di Kecamatan Bangorejo itu ditargetkan ada 600 titik. Untuk memaksimalkan program tersebut, setiap desa diharapkan membuat 75 titik biopori. “Di sekitar kantor kecamatan sudah dibuat 10 titik biopori,” ungkapnya.(adv/abi)

Kemarin itu saya yang lapor ke polsek,” katanya. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, warga yang tinggal di belakang Hotel Asri, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, dikejutkan teriakan keras seorang perempuan dari salah satu kamar di hotel tersebut, Rabu (3/9). Penasaran dengan suara teriakan, sejumlah warga mendatangi hotel. Di antara warga ada yang melapor ke polsek setem-

pat. “Kami kaget ada yang teriak-teriak dari kamar hotel. Suaranya cewek lagi,” terang Bambang, salah satu warga sekitar hotel. Setelah didatangi warga, petugas hotel mendatangi kamar yang terdengar ada suara teriakan itu. Ternyata suara itu dari kamar hotel nomor 15. Setelah dibuka, cewek berusia sekitar 15 tahun terlihat lemas. “Cewek itu hanya sendiri di kamar,” kata Bambang. (azi/c1/abi)

PESANGGARAN - Kelangkaan pupuk yang kini tengah melanda, ternyata dimanfaatkan oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi. Pupuk urea bersubsidi yang harganya hanya Rp 90 ribu per sak dengan isi 50 kilogram, ternyata ada yang menjual dengan harga Rp 140 ribu per sak. Anehnya, pendistribusian pupuk bersubsidi itu dilakukan bukan pada siang hari seperti biasa. Tapi, pupuk itu datang dan langsung ke petani pada malam hari. “Distribusinya tidak melalui petani, tapi langsung ke petani,” terang salah satu pemilik kios pupuk di Desa/Kecamatan Pesanggaran. Pemilik kios yang menolak namanya dikorankan itu mengatakan kalau sampai saat ini, pupuk bersubsidi memang langka. Stok yang ada di kiosnya terbatas dan tidak mampu memenuhi kebutuhan petani. “Setiap hari, kami itu kena complain

dari petani,” cetus Kanthi, 52, pemilik kios resmi pupuk bersubsidi di Desa Wringinagung, Kecamatan Pesanggaran. Kanthi mengakui ada pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga mulai Rp 140 ribu per sak. Padahal, harga normalnya hanya Rp 90 ribu per sak. Pendistribusian pupuk itu, terang dia, langsung pada petani dengan di antar pada tengah malam. “Pupuk tidak diturunkan ke kios, tapi langsung ke petani,” ungkapnya. Pada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kanthi mengaku biasanya setiap minggu menerima pasokan sekitar lima ton pupuk bersubsidi. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Padahal saat pengajuan, dirinya sudah berdasar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dari para petani. “Katanya harus melalui RDKK, tapi ada RDKK pupuk tetap tidak ada,” katanya. (sli/c1/abi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.