Rujukan Informasi Terkini
SENIN 9 MARET TAHUN 2015
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 25
Lebih Suka Ajarkan Humanisme daripada Kenalkan Sempoa KEMATIAN identik dengan kehilangan. Anak akan mengalami duka mendalam ketika orang tuanya wafat. Sebaliknya, orang tua akan sedih jika anaknya memejamkan mata selama-lamanya. Itu sunnatullah. Sebab, antara orang tua dan anak ada hubungan psikologis yang kuat. Bertahun-tahun mereka
MAN
terikat jalinan emosi yang kuat. Maka, sekali lagi, wajar jika kesedihan langsung memeluk ketika salah satu di antara mereka ada yang mendahului meninggalkan dunia. Tapi tidak demikian dengan teman atau orang lain yang meninggal. Ketika mendengar ada teman meninggal biasanya orang akan terkejut.
NAHNU Oleh SAMSUDIN ADLAWI 5
untuk mengetahui kebaikan seseorang. Ketika meninggal dunia, orang baik akan didoakan banyak pelayat yang datang ke rumah duka atau tempat persemayaman. Indikator lainnya: banyak orang/kolega yang mengiringi perjalanannya menuju rumah masa depan (kuburan) ■
Tapi kadar terkejutnya hanya sekian karat sehingga cepat menguap. Fenomena yang sama juga banyak terjadi dalam kelompok atau komunitas. Misal ada pimpinan lembaga/kantor/perusahaan yang meninggal, bawahannya sedih. Tapi kesedihan itu hanya berlangsung sesaat. Konon, kematian merupakan alat tercanggih
Baca Lebih...Hal 35
Brigadir Sigit Ditarik Polda Kasus Polisi Narkoba yang Divonis Bersalah Empat Tahun BANYUWANGI – Masih ingat dengan kasus narkoba yang menjerat Brigadir Sigit Dwi Susanto, anggota Polres Banyuwangi tiga tahun lalu? Setelah divonis empat tahun dan keluar dari Lapas Banyuwangi, yang bersangkutan bukannya dipecat atau disanksi lain ■ Baca Brigadir...Hal 35
Brigadir Sigit Dwi Susanto Ditangkap BB Vonis
: 22 Juni 2012 : 5 gram sabu-sabu : Lima tahun penjara (17 Desember 2012 ) Kasasi : Empat tahun penjara Keluar Lapas : 2 Januari 2015 Ditarik ke Polda : 27 April 2015 Sanksi : Belum jelas
DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
KAMPANYE KESEHATAN: Bupati Anas bersama Gus Sholah (belakang baju batik) meninjau pelayanan kesehatan di arena Baksos LKNU di Songgon, kemarin.
PBNU Apresiasi Bakti Sosial LKNU Gus Sholah Getol Kampanye Pentingnya Seribu Hari Kehidupan
SONGGON - Bakti Sosial Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (Baksos LKNU) gelombang keempat yang digelar di Pasar Songgon kemarin benar-benar dipadati pengunjung. Ribuan orang datang ke lokasi untuk mendapatkan pengobatan gratis dan layanan
kesehatan lainnya. Baksos di Songgon kemarin terasa istimewa dibanding dengan kegiatan sebelumnya, yakni di Glenmore, Ponpes Darussalam Blokagung, maupun di Muncar. Baksos di Pasar Songgon kemarin dihadiri ■ Baca PBNU...Hal 35
Ringan Dipecat, Berat Dapat Tempat
Briptu Andik Triana Kasus Narkoba Vonis Sanksi
: 2008 : 1,5 tahun : Diberhentikan secara tidak hormat setelah terbukti terlibat narkoba. Pemberian sanksi: Era Kapolres AKBP Rahmat Mulyana (6/4/2009)
BAKTI SOSIAL KESEHATAN
LKNU
Brigadir Herman Kasus Narkoba : 2008 Divonis : 10 bulan penjara setelah diketahui menyimpan narkoba. Sanksi : Diberhentikan secara tidak hormat setelah terbukti terlibat narkoba (6/4/2009).
RECYCLE FASHION
Hari Ini Latihan Lenggak-lenggok BANYUWANGI – Latihan berjalan di catwalk untuk peserta umum Fashion On The Street akan dilaksanakan hari ini pukul 09.00 i di GOR Tawang Alun. Pendaftaran juga akan dilakukan hari ini. Peserta terdiri mahasiswa, staf perbankan, Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), anggota Dasa Wisma (Dawis), dan umum ■
GRAFIS: REZA/RABA
Seperti Kena Hipnotis
Baca Hari Ini...Hal 35
GALIH COKRO/RABA
SELAMAT JALAN ENGKONG: Jenazah almarhum Adi Kardono dimasukkan ke liang lahat di pemakaman Kluncing, siang kemarin.
Ratusan Pelayat Antar Pemakaman Adi Kardono GIRI – Ratusan pelayat mengantarkan jenazah mantan Direktur PT. Perkebunan Kali Bendo, Sardju Adi Kardono alias Tan Pwee Jong di pemakaman Kluncing, Kelurahan Giri, Banyuwangi siang kemarin. Isak tangis mewarnai
detik-detik jenazah dimasukkan ke liang lahat. Anak dan cucu almarhum turut mengantarkan kepergian pria yang dikenal sebagai kamus berjalan perkebunan tersebut ■ Baca Ratusan...Hal 35
GIRI – Pelaku penipuan para pelajar SMA dan SMK di Banyuwangi tampaknya memang sudah profesional. Pemilik salon kecantikan juga jadi korban aksi licin penipu tersebut. Total kerugian salon mencapai Rp 6 juta. Sumiyati, pemilik Salon Mustika yang beralamat di Jalan Gajah Mada nomor 73 Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi membenarkan hal tersebut. Wanita berusia 53 tahun itu mengaku belum menerima uang sepeser pun dari jasa rias dan sewa baju miliknya oleh Iwan. ”Total kerugian sekitar Rp 6 juta. Itu uang sewa baju, ongkos rias, dan bayar tenaga tambahan untuk 41 pelajar yang saya rias,” terang Sumiyati ■ Baca Seperti...Hal 35
Total kerugian sekitar Rp 30 juta. Pemilik rental dan salon juga sudah melapor. Rental mobil dari Kecamatan Cluring.” IPTU MUDJIONO Kapolsek Giri
Ketika Pedagang Pasar Balik Kucing Jualan di Pinggir Jalan
Waktu Dibatasi, Janji Tidak Ganggu Arus Lalin Aksi protes pedagang pasar Banyuwangi agar diizinkan berjualan di luar membuahkan hasil. Sudah empat hari ini, mereka bisa menjajakan dagangannya di pinggir jalan raya.
TETAP TERTIB: Aktivitas jual beli pedagang di Pasar Banyuwangi, Sabtu sore kemarin (7/3). Mereka kini diberi keleluasaan untuk berjualan di luar pasar.
CHIN JULLIEN, Banyuwangi SABTU sore lalu (7/3) langit mendung menutupi kota Banyuwangi. Hujan rintik-rintik sedikit mengiringi langit yang gelap meski baru pukul 15.00. Pelataran parkir Banyuwangi masih bergeliat dengan aktivitas jual-beli. Padahal biasanya, pada pukul yang sama, suasana pasar yang kerap menjadi kontroversi tersebut nyaris lengang. http://www.radarbanyuwangi.co.id
Gus Sholah apresiasi Baksos LKNU Bisa ditiru rantingranting NU seIndonesia!
Eks ketua Golkar jadi Ketua PAC PDIP Hanya ganti baju, dari kuning ke merah!
CHIN JULLIEN/RABA
Berbeda dengan empat hari belakangan ini, pelataran parkir dipenuhi aktivitas jual beli pedagang. Ada puluhan pedagang yang menjajakan dagangannya
di pelataran pasar. Ada yang berdagang secara lesehan, ada pula yang sengaja membawa bangku plus payung untuk barang dagangan mereka.
Beberapa pedagang yang ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi mengaku lega dengan kelonggaran yang diberikan Pemkab Banyuwangi ■ Baca Waktu...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
26
POLITIK & PEMERINTAHAN CERMIN DIRI
Antara Aljin dan Bodos
J
ANGER lawak khas Banyuwangi kembali menunjukkan eksistensinya. Dipelopori Bodos dkk. kesenian tradisional itu kini mulai mendapat tempat di hati masyarakat Suku Osing. Mulai anak-anak hingga para manula, semua hanyut dalam guyonan Banyuwangian ala Bodos, Memet, Ganjut, dkk. Terbukti, setiap pagelaran janger lawak yang menghadirkan ketiga komedian kawakan ini selalu menyedot perhatian pengunjung. Terakhir, pada pagelaran janger lawak yang digelar di Taman Blambangan, Minggu (7/3) malam, ratusan orang tumplek-blek menyaksikan aksi konyol Bodos dkk. Fenomena Bodos dkk ini mengingatkan kita pada masa kejayaan alm. Aljin, pelawak tempoe doeloe Kota Gandrung. Aljin yang berjaya di era tahun 1960 hingga 1980-an itu selalu dipenuhi penonton setiap kali tampil di atas panggung. Saking ngefans-nya, orang-orang tua zaman dulu sering mengkata-katai anak-anak kecil yang bertingkah lucu dengan sebutan Aljin. Hampir setiap orang yang sedang menggelar acara kawinan, selalu mengundang lawak Aljin. Begitu juga acara khitanan, Aljin menjadi idola bagi orang Osing untuk menghibur tetamu dan undangan. Rasa-rasanya, tidak lengkap jika hajatan tanpa kehadiran Aljin. Kehadiran Bodos, Memet, dan Ganjur, seolah mengobati kerinduan masyarakat Suku Osing akan sosok pelawak yang polos, konyol, dan apa adanya. Gelak tawa penonton yang mengiringi kata-kata yang meluncur dari mulut Bodos dkk menjadi menjadi obat stres di tengah makin menjamurnya tontonan berbau hedonis saat ini. Semoga saja Bodos dkk terus berkiprah dan menghibur masyarakat Banyuwangi. Sudah saatnya kebudayaan tradisional merajai di tengah-tengah arus modernitas saat ini. Hidup Bodos! (*)
AGENDA KOTA
Paripurna Raperda BPR Syariah dan Insentif BUPATI Abdullah Azwar Anas hari ini (9/3) pukul 10.00 akan menghadiri rapat paripurna pengantar nota diajukan raperda tentang pemberian insentif pemberian kemudahan penanaman modal dan raperda pendirian PT. Bank Pembiyaan Rakyat Syariah BPRSdi Gedung DPRD. (*)
Jawa Pos Senin 9 Maret 2015
Eks Ketua PG Jadi Ketua PAC PDIP Calon Ketua DPC Ditentukan Hari Ini BANYUWANGI - Suksesi kepemimpinan di tubuh Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Banyuwangi memasuki tahap paling krusial. Tiga calon ketua DPC PDIP Banyuwangi yang mendapat rekomendasi DPP akan musyawarah untuk memilih ketua dalam forum konferensi cabang (konfercab) yang dihelat di Hotel Bandung Permai, Jember, hari ini (9/3). Informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, lima kandidat ketua DPC PDIP Banyuwangi yang lolos seleksi tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
PDIP Jatim bakal diundang dalam konfercab tersebut. Mereka antara lain, ketua DPC PDIP incumbent, Yusuf Widyatmoko; Sekretaris DPC PDIP, I Made Cahyana Negara; pengurus harian DPC PDIP, Kondang Suryaningrat, serta dua anghota dewan asal Fraksi PDIP, Made Suwastiko dan Sugirah. Selain lima kandidat yang lolos seleksi tingkat DPD PDIP Jatim tersebut, satu kandidat calon ketua DPC PDIP yang melakukan seleksi di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP di Jakarta juga diundang menghadiri konfercab tersebut. Dia adalah mantan calon anggota legislatif (caleg) PDIP tingkat provinsi yang bertarung di darah pemilihan (Jatim) III, Wiwik Pujiyanti. Sebelum konfercab digeber, DPC PDIP Banyuwangi telah mengebut pelaksa-
naan musyawarah anak cabang (musancab) di masing-masing Pengurus Anak Cabang (PAC) di Bumi Blambangan. Namun hingga kemarin sore, masih ada satu PAC yang belum melaksanakan musancab, yakni PAC PDIP Srono. Musancab perlu dituntaskan lantaran utusan yang berhak mengikuti konfercab adalah pengurus PDIP tingkat kecamatan yang terpilih melalui musancab tersebut. Sekretaris DPC PDIP Banyuwangi, I Made Cahyana Negara tidak menampik ada satu PAC PDIP yang belum menyelenggarakan musancab. Made mengaku ada dua alternatif yang bisa dilakukan, alternatif pertama, musancab PAC PDIP Srono dilaksanakan sebelum pelaksanaan konfrecab atau alternatif kedua, jika PAC Srono tidak melaksanakan musancab, maka PAC PDIP Srono tidak
dilibatkan dalam konfercab hari ini. “Tanpa PAC PDIP Srono, konfercab sah dilaksanakan karena diikuti lebih dari dua per tiga dari jumlah PAC PDIP seBanyuwangi,” ujarnya kemarin (8/3). Terkait pelaksanaan musancab di empat PAC PDIP yang gagal mencapai kata mufakat, Made mengatakan hal tersebut sudah diselesaikan. Setelah DPD PDIP Jatim mengeluarkan surat ketetapan ketua PAC PDIP Giri, Kabat, dan Licin, satu PAC lain yang gagal mencapai mufakat saat musancab juga telah diselesaikan, yakni PAC PDIP Glagah. Untuk PAC Glagah, DPD PDIP Jatim memilih mantan Ketua DPD Partai Golkar (PD) Banyuwangi Eko Sukartono sebagai ketua PAC. “Pak Eko ditetapkan sebagai ketua PAC PDIP Glagah,” pungkasnya. (sgt/afi)
Open House SDIT Al-Uswah Dibanjiri Wali Murid BANYUWANGI—Open house penerimaan siswa baru (PSB) Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Uswah Banyuwangi dihadiri kurang lebih 400 calon wali murid pada Sabtu (7/3). Cara SDIT Al-Uswah dalam menggaet siswa baru dinilai sangat efektif. Sebab dengan cara ini, maka calon wali murid bisa mengetahui secara dekat kondisi dan kualitas siswa SDIT Uswah. Dalam open house itu pula juga digelar berbagai lomba, seperti lomba salat dan adzan. Sebagai pemenang juara satu lomba salat dimenangkan oleh TK Al Qomar, dimana siswa yang menjadi imam adalah Rafa Putra Prayudha. Kepala Sekolah SDIT Uswah Djuwita Rarasmaya, M.Pd mengatakan kegiatan open house
ini adalah kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. Tujuannya untuk membuka diri kepada masyarakat luas agar informasi dan profil sekolah SDIT Al-Uswah dapat terima dengan baik. “Dulu saat 2007 open house pertama digelar masih ada tiga kelas dengan delapan murid, tetapi sekarang jumlah siswa SDIT Al-Uswah sudah mencapai 168 siswa. Dan open house sekarang adalah yang kedelapan kalinya digelar,” kata Djuwita. Perwakilan UPTD Kecamatan Kalipuro Eko Edi memberikan apresiasi terhadap proses belajar mengajar di SDIT Al-Uswah. Menurut Eko, calon wali murid tidak perlu khawatir untuk menyekolahkan anaknya ke SDIT Al-Uswah. “Sudah banyak prestasi yang diraih, selain TOHA/RaBa
PRAKTEK SALAT: Peserta lomba salat di SDIT Al-Uswah pada Sabtu (7/3).
Hindari Zat Kimia Pengurang Bau BANYUWANGI – Toilet atau kamar mandi sekolah, selama ini dikenal kotor, jorok dan bau. Namun tidak demikian jika kita berkunjung di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepatihan. Memang, jeding atau toilet diletakkan agak jauh dari ruang kelas. Tujuannya supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Namun pandangan kotor, jorok dan bau kurang sedap tidak ditemukan di Jeding SDN Kepatihan ini. Dipoles dengan warna-warni ceria, membuat toilet sekolah yang berlokasi di depan Taman Blambangan ini terlihat lebih bersih. Bagaimana dengan kebersihannya? Sekolah dibawah asuhan Endahwati ini tidak hanya menempatkan petugas kebersihan yang mengecek setelah istirahat siswa dan saat pulang sekolah. Endahwati juga memberlakukan piket untuk menjaga kebersihan sekitar toilet secara bergiliran yang dilakukan guru
BERSAMASAMA: Siswa dan komite memasang tanaman di sekitar toilet sekolah.
berhasil membina anak didik di bidang agama, juga berhasil di bidang akademik,” ujar Eko kemarin. Ketua Yayasan Al-Uswah Karyono, S.Pd, MT menyampaikan, open house ini merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan serta menggambarkan kondisi akademik SDIT
Al-Uswah kepada masyarakat. Selama ini SDIT Al-Uswah telah mampu menunjukkan eksistensinya dalam mendidik siswasiswinya. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hasil tes akademik yang digelar oleh beberapa sekolah. “Metode belajarnya mengusung konsep mastery learning (belajar tuntas), joyful
learning (belajar menyenangkan), learning by doing (belajar sambil melakukan), dan creative learning (belajar dengan kreatif ). “Saat ini, kami membuka pendaftaran siswa baru. Informasi silakan menghubungi 081234759664,” kata Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Korwil 3 ini. (*)
ISTIMEWA
dan siswa. Untuk menghilangkan bau yang kurang sedap, ada resep berbeda yang diterapkan SDN Kepatihan. Atas dasar pemikiran Endahwati bersama kepala Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) kecamatan Banyuwangi, Nurhamim, maka di sekitar Jeding sekolah diletakkan
tanaman-tanaman yang bisa menyedot bau. Seperti tanaman bunga lidah mertua, dan tanaman yang memiliki bunga nan harum diletakkan tidak jauh dari pintu kamar mandi. “Pandangan mata semakin sejuk dengan bunga, hidung tidak tersengat oleh bau kurang sedap,”
ujar Endahwati. Nurhamim, yang didampingi komite sekolah mengamini pendapat Endahwati. Dirinya bersama komite, wali murid dan jajaran guru siap menyongsong program bupati “Toilet Bersih Jeding Rijig” serta menuju Adiwiyata mandiri. (*)
Untag Latih 15 Posdaya Terbaik BANYUWANGI-Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi memberikan pelatihan bagi 15 Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Mereka adalah Posdaya terbaik dari 123 Posdaya yang dibina oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (PPPM) Untag Banyuwangi. Pelatihan yang dilaksanakan sejak Sabtu lalu (7/3) hingga hari ini (9/3), itu dibuka Ketua PPPM Nanang Choirul H, SE, MM di Ruang F4 Untag. Menurut Nanang Choirul, adanya pelatihan itu berawal dari kerjasama PPPM Untag dengan Yayasan Damandiri. Yayasan dari Jakarta itu memberikan TOT (Training of trainer) kepada PPPM Untag untuk melakukan pendataan dan pemetaan keluarga Indonesia di Hotel Savana, Malang, pada 26-28 Februari 2015. Sebagai tindak lanjut dari TOT tersebut, Untag menyeleksi 15 Posdaya binaannya. “Selanjutnya, 15 Posdaya itu diberi pelatihan dalam rangka pendataan dan pemetaan keluarga Indonesia,” terangnya. Ada pun 15 Posdaya terbaik itu,
UNTAG FOR JP-RABa
AJARI PEMETAAN: PPPM Untag memberikan pelatihan bagi 15 Posdaya terbaik.
antara lain Posdaya Kesehatan, Desa Taamansuruh, Kecamatan Glagah; Posdaya Apokat, Kelurahan Kalipuro; dan Posdaya Sari Murni, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Selain itu, Posdaya Melati, Desa Paspan, Kecamatan Glagah; Posdaya Kemiri, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah; serta Posdaya Alamanda, Kelu-
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
rahan Gombeng, Kecamatan Kalipuro. Posdaya Baitul Muttaqin, Desa/Kecamatan Licin; Posdaya Manggis, Desa Jelun, Kecamatan Licin; Posdaya Karangsari, Desa Segobang, Kecamatan Licin; dan Posdaya Bersih, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Ditambah lagi, Posdaya Andong, Posdaya Semangka, Posdaya Manggis,
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Posdaya Pisang, dan Posdaya Rembang. Latar belakang pelatihan itu, lanjut Nanang, adalah untuk membantu kader Posdaya dalam rangka melaksanakan programprogram kerjanya. Harapannya, implementasinya lebih tepat sasaran. Dalam pendataan itu, kader Posdaya akan memetakan keluarga yang meliputi empat kompetensi, yaitu keluarga prasejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III plus. “Sasaran utama dari pelatihan ini adalah untuk memberdayakan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I,” imbuhnya. Untag juga menggandeng BKKBN Banyuwangi, yang diwakili narasumber H.S. Fadjar Harijanto, APerPen, MKes. Narasumber dari Untag adalah Ir. Sunaryanto, MT. dan I Kadek Yudiana, SPd, MPd. “Dengan pelatihan ini membuktikan bahwa Untag sangat perduli terhadap pengentasan kemiskinan yang ada di Banyuwangi melalui pos pemberdayaan keluarga,” pungkas Nanang. (*)
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Archdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
SENIN 9 MARET
27
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2015
Wagub Jatim Targetkan Tahun ini BANYUPUTIH – Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) menargetkan gelar Pahlawan Nasional sudah diterima oleh Kiai As’ad pada tahun ini. Pernyataan itu disampaikan saat menjadi salah satu nara sumber dalam pelaksanaan Sarasehan Nasional dalam rangka proses pengusulan penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi KHR As’ad Syamsul Arifin n Baca Wagub...Hal 28 NARA SUMBER: Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf (kiri) dalam acara saresehan pengusulan penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi KHR As’ad, kemarin. EDY SUPRIYONO/JPRS
Satu Korban Belum Ketemu
Orang sukses tidak mengenal kata menyerah.”
Nelayan Temukan Lagi Korban Tewas KM Harmonis
BESUKI – Satu lagi korban tenggelamnya kapal motor (KM) Harmonis kembali ditemukan nelayan. Setelah diidentifikasi jasad tersebut bernama Muslim alias
Pak Sawi, 25, warga Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur. Pak Sawi ditemukan di perairan laut utara Kecamatan Besuki, oleh nelayan yang sedang melaut
Minggu (7/3) siang. Mengetahui ada jasad korban mengapung, nelayan tersebut langsung mengurungkan niatnya mencari ikan. Sebelum meninggalkan jasad
korban, nelayan yang menemukan itu berusaha mengikat jasad korban dan memberi sebuah tanda bendera warna merah n Baca Satu...Hal 28
Tahan Truk Pengangkut Pupuk
Vicky Dwi Julio
VETERAN
Tanyakan Tunjangan Cair ASEMBAGUS – Para veteran di Kecamatan Asembagus mempertanyakan tunjangan veterannya. Sebab, hingga saat ini mereka tidak kunjung mendapatkannya. Seperti diakui Balok Imam Subakti. Veteran asal Desa Bantal, Asembagus itu mengaku hanya mendapatkan janji saja n Baca Tanyakan...Hal 28
Diduga Akan Diselundupkan ke Luar Daerah SITUBONDO – Diduga mengangkut pupuk bersubsidi yang akan diselundupkan ke luar daerah, truk bernopol S 9063 UE diamankan di Mapolres Situbondo,
Minggu (7/3). Kendaraan yang dikemudikan Ridwan, 42, warga Bojonegoro tersebut, diberhentikan Tim Resmob Polres Situbondo saat melintas di jalan Raya Kecamatan Jangkar. Data yang diperoleh wartawan Koran ini menyebutkan, truk asal Bojonegoro tersebut diketahui oleh tim Resmob wilayah timur membawa sejumlah sak pupuk
DISELUNDUPKAN?: Truk asal Bojonegoro yang diduga mengangkut pupuk bersubsidi diamankan di Mapolres Situbondo.
yang diduga bersubsidi. Kecurigaan semakin kuat karena pengemudi truk berusaha menghindar dan kabur saat dihentikan oleh polisi di jalan raya. Aksi kejar-kejaran pun sempat terjadi. Namun, polisi akhirnya berhasil menghentikan laju truk di jalan Desa Curah Kalak, Kecamatan Jangkar n Baca Tahan...Hal 28 NUR HARIRI/JPRS
Perayaan Imlek Super Meriah Bupati: Ini Awal yang Baik untuk Merajut Kebersamaan SITUBONDO – Perayaan tahun baru Imlek yang ke-2566 di Kabupaten Situbondo Sabtu malam (07/03) lalu berlangsung meriah. Jalan Pemuda hingga Jalan Irian Jaya yang menjadi tempat berlangsungnya acara dipenuhi ribuan warga. Mereka ingin menyaksikan secara langsung perayaan tahun baru warga Tionghoa kali pertamanya di Kota Santri itu. Warna merah dan kuning emas terlihat mendominasi di sepanjang tempat acara. Hampir semua yang hadir, khususnya warga Tionghoa mengenakan pakaian perpaduan warna tersebut. Termasuk jajaran Muspida dan pejabat di lingkungan Pemkab Situbondo yang mengenakan pakaian khas warga Tionghoa. Kedua warna ini melambangkan keberanian dan kejayaan. Aneka ragam hiburan pun ditampilkan sepanjang rute perjalanan. Mulai dari atrakasi Barongsai dari prajurit TNI Kostrad Ngawi dan Pasuruan, penampilan marching band, iringan-iringan lampion, hingga penampilan jawara Best Situbondo Carnival (BSC). Semua penampilan tersebut dalam rangka memeriahkan Festival Huang Ying Ni. Pentas utama ditempatkan di Jalan Irian Jaya, tepatnya di depan pintu masuk Pa-
sar Mimbaan Baru. ”Ini baru pertama dilaksanakan di Kota Santri. Luar biasa!,” ucap pembawa acara beberapa kali. Ditemui usai acara, Bupati Kabupaten Situbondo, Dadang Wigiarto mengatakan, suksesnya perayaan Imlek berkat dukungan dari semua pihak. “Ini semua adalah awal yang baik dalam merajut kebersamaan,” terangnya. Menurut bupati, Kabupaten Situbondo akan menjadi kota yang besar jika masyarakatnya memiliki kesadaran dan bisa menghargai perbedaan. ”Kita akan besar dan menjadi masyarakat yang beradab manakala tidak membedakan antar suku, etnis. Karena kita adalah adalah satu,” ujarnya. Bupati yakin, dengan perayaan tahun baru imlek itu, trauma warga Tionghoa akibat kerusuhan beberapa tahun yang lalu akan terhapus. ”Kenangan pahit akibat gesekan sosial itu marilah kita lupakan. Itu semua kita akhiri dengan cara berbaur,” terangnya. Dengan begitu, lanjut Bupati, tidak ada lagi istilah mengkotakkotakkan. Apalagi membedakan antara pribumi dan yang non pribumi. ”Suasana inilah yang harus dibangun dan dijaga untuk terus membangun Kabupaten Situbondo ke depan,” tambah orang nomor satu di Pemkab Situbondo itu. Bagi bupati Dadang, Kabupaten Situbondo akan mampu dibangun dengan baik jika dilakukan secara bersama-sama. Sebab, untuk menuju masyarakat yang lebih dewasa tidak bisa dibangun dengan kekua-
KOMPAK: Ketua MUI Situbondo, KH Syaiful Muhyi memberi sambutan bersama pemuka agama lain.
http://www.radarbanyuwangi.co.id
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
TERTAWA: Bupati Dadang dan Ny Umi Kulsum berbincang dengan warga keturunan Tionghoa di sela-sela Festival Huang Ying Ni, Sabtu malam (07/03).
tan satu kelompok saja. ”Tapi semua kelompok harus bahu membahu untuk menjadi kekuatan yang sama,” imbuhnya. Kepala daerah berlatang belakang pengacara itu berpendapat, dengan cara menghormati nilai kepercayaan masing-masing, masyarakat Situbondo akan menjadi masyarakat yang sejahtera. Sehingga, akan menjadi cikal bakal kemajuan daerahnya. Ketua Panitia Imlek, Linda Indrawati menegaskan, masyarakat Tionghoa adalah bagian dari warga Kota Santri. Dengan begitu, akan
UNTUK KERUKUNAN: Bupati melantik kepengurusan Forum Pembauran Umat Beragama Situbondo.
menjadi kebanggaan tersendiri jika mereka diberikan ruang untuk merayakan tahun barunya. Dia menerangkan, Imlek sama dengan perayaan tahun baru Masehi maupun tahun baru yang lain. Oleh karena itulah, dalam kepercayaan kaum Tionghoa, perayaannya sangat penting untuk diperingati. ”Pada kebudayaan Tionghoa, setiap tradisi memiliki kisah dan makna tertentu. Demikian pula pada tahun baru Imlek disambut dan dirayakan dengan beberapa tradisi unik yang sarat makna,” ujarnya.
Lebih jauh, linda menjelaskan, dengan terselenggaranya Festival Huang Ying Ni ini, maka menjadi bukti kalau Situbondo adalah daerah yang kondusif. Yaitu, daerah yang menjunjung nilai toleransi yang memberikan ruang kepada tiap warganya untuk merayakan hari besarnya. ”Itu akan membuka peluang investasi sebagai salah satu wujud presentasi bahwa Situbondo adalah daerah yang kondusif bagi parta investor lintas golongan,” jelas perempuan keturunan Tionghoa itu.
BIKIN MERIAH: Atrakasi Barongsai dari prajurit TNI Kostrad Ngawi dan Pasuruan.
Linda menambahkan, membangun kebersamaan antar warga lintas golongan akan mendukung pembangunan. Sebab, secara tidak langsung hal itu telah mempromosikan Situbondo sebagai salah satu destinasi wisata budaya. Linda berharap, pada tahun yang akan datang, perayaan Imlek di kabupaten yang dijuluki Afrika Van Java ini bisa terselanggara dengan meriah. ”Jika pemerintah kembali memberikan kesempatan, kami akan membuat persiapan yang lebih matang dan mantap,” pungkasnya. (bib/pri/*)
MERAH: berbagai kesenian warga Tionghoa ditampilkan dalam perayaan Imlek (07/03)
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR SITUBONDO
AFRICA VAN JAVA Diduga Iri, Sapi Limusin Nenek Diracun 28
Jawa Pos
PANJI – Sapi limosin jantan milik Sahwiya, 60, warga Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, tiba-tiba mati di kandangnya. Peristiwa ini cukup mengejutkan sejumlah orang. Sebab, diduga kuat kematian sapi tersebut karena diracun oleh orang tak dikenal. Aksi meracuni sapi ini diduga dilakukan seseorang yang me-
miliki rasa iri kepada sang nenek. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 23.00, hari Senin (2/3) lalu. Hanya saja, korban saat itu belum mengetahui penyebab kematian sapi. Sehingga, tidak langsung melapor kepada polisi. Data yang diperoleh wartawan koran ini menyebutkan, pada Senin malam itu sang nenek baru selesai memberi
pakan terhadap sapinya. Usai itu, Sahwiya masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Diduga, pada waktu korban sudah tertidur, seseorang yang tidak diketahui identitasnya masuk ke dalam kandang sapi. Orang misterius itu kemudian menuangkan sebuah racun ke tumpukan rumput yang sedang dimakan sapi tersebut.
sampainya di kandang, sapi kesayangannya sudah mati. Mengetahui sapi yang dirawatnya bertahun-tahun mati, Sahwiya merasa sedih. Dia sempat meminta tolong kepada keluarga serta warga yang tinggal di sekitar rumahnya. Namun, sejumlah orang tak bisa berbuat apa-apa. Sapi diputuskan untuk langsung dikubur.
Malam itu juga, sapi tersebut langsung lemas dan terkapar di kandang sapi. Tanpa diketahui oleh pemiliknya, sapi limosin tersebut kemudian mati dengan mengeluarkan busa dari mulutnya. Matinya sapi tersebut baru diketahui Sahwiya Selasa (3/3) pagi. Usai Salat Subuh, dia terbiasa menghampiri sapinya untuk memberikan pakan. Sayang, se-
Selang dua hari kemudian, nenek tersebut masih meratap di kandang sapinya. Tidak disangka, di tempat pakan sapi itu terdapat sisa racun ikan sangkali. Racun tersebut ditemukan pada rumput yang dimakan Sapi Limosin. Dari penemuan inilah, diduga kuat ada orang yang sengaja membunuh sapi korban. Tak in-
Senin 9 Maret 2015
gin pelakunya lepas begitu saja, Sahwiya langsung melapor ke Mapolres Situbondo. Korban mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 15 juta lebih. “Kejadiannya Senin (2/6) malam dan tadi baru dilaporkan. Kasus dugaan pembunuhan hewan ini masih kami selidiki,” kata Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang P. (rri/pri)
Mayat di Sepeken Bukan ABK Harmonis No
Nama
Usia
Desa/Kecamatan
Keterangan
1
P. Juhari
52
Pesisir, Besuki
2
P. Lin
45
Lubawang, Banyuglugur ABK Selamat
Nahkoda Selamat
3
P. Yono
31
Pesisir, Besuki
4
P. Son
60
Pesisir, Besuki
ABK Selamat
5
P. Sunaryanto
30
Pesisir, Besuki
ABK Selamat
6
P. Sumawi
23
Lubawang, Banyuglugur ABK Selamat
7
P. Ali
27
Lubawang, Banyuglugur ABK Selamat
8
P. Hariyanto
40
Besuki, Besuki
9
P. Lantari
50
Lubawang, Banyuglugur ABK Selamat
10
P. Wasil
40
Lubawang, Banyuglugur ABK Selamat
11
P. Abd Rasid
70
Besuki, Besuki
12
P. M.Nur / Ridwan
33
Lubawang, Banyuglugur ABK Tewas
13
P. Tatik/Sanadin Sanan
60
Pesisir, Besuki
14
P. Sundari / Junaidi
35
Lubawang, Banyuglugur ABK Tewas
15
P. Asmat/ Sumawi
38
Lubawang, Banyuglugur ABK Tewas
16
P. Muslim / Sawi
25
Lubawang, Banyuglugur ABK Tewas
17
P. Wijoyo/Raden Sahud
30
Lubawang, Banyuglugur Belum Ditemukan
ABK Selamat
ABK Selamat
ABK Tewas
ABK Tewas
Data 17 Nelayan yang Tenggelam Bersama Kapal Harmonis
n SATU... Sambungan dari Hal 27
Dari lokasi penemuan mayat itu, sang nelayan kemudian balik arah ke darat dan menginformasikan adanya penemuan mayat. Kabar penemuan Pak Sawi membuat ratusan orang serta keluarga korban berkumpul di pelabuhan. Kabar itu juga dengan cepat sampai kepada tim SAR gabungan dan mereka langsung meluncur ke pelabuhan Besuki. Dari petuntuk nelayan yang menemukan, tim SAR gabungan kemudian melesat ke laut yang berjarak sekitar delapan sampai sembilan mil dari Pelabuhan Besuki. Tim SAR yang menggunakan perahu karet dikawal oleh nelayan yang menemukan. Mereka baru sampai ke
lokasi setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam. Sekitar pukul 17.30, tim SAR kemudian mengangkat jasad korban untuk dimasukkan ke dalam bungkus evakuasi. Tim SAR kembali ke Pelabuhan Besuki dan baru bersandar sekitar pukul 21.00 Minggu malam. Jasad korban selanjutnya dibawa ke RSU Besuki untuk diidentifikasi oleh tim DVI. Hasil dari identifikasi, korban Muslim alias Pak Sawi mudah dikenali meski tubuhnya sudah sangat rusak. Korban dikenali oleh keluarganya dari baju dan jaket yang dikenakan. Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, Zainul Afirin menyebut, penemuan jasad Pak Sawi merupakan korban ke16. “Jadi masih ada satu kor-
RENDRA KURNIA/JPRS
EVAKUASI: Anggota tim SAR gabungan membawa jasad korban menuju ke Pelabuhan Besuki.
ban lagi yang belum ditemukan,” katanya. Sementara itu, untuk korban yang sempat dikabarkan ditemukan di Perairan Pulau Saluar, Sapeken, Sumenep, masih belum jelas kebenarannya.
Pemkab Pastikan Akan Support Penuh n WAGUB... Sambungan dari Hal 27
Dalam acara yang ditempatkan di Aula Akademi Kebidanan Ibrahimy tersebut, Gus Ipul menerangkan panjang lebar sekitar satu jam tentang kenapa Kiai As’ad layak untuk diberi gelar Pahlawan Nasional. “Walaupun, tanpa gelar dari pemerintah, sebenarnya Kiai As’ad sudah jadi pahlawan. Pahlawan umat, pahlawan bangsa,” terangnya. Kata pria yang kerap menyelingi joke-joke segar dalam pemaparannya itu, saat ini masyarakat perlu keteladanan yang mampu dijadikan pegangan
di masa sekarang hingga mendatang. Nah, Kiai As’ad dinilai layak karena selain sebagai kiai, dia juga ulama, pengasuh pesantren hingga pejuang. Figur seperti ayahanda Kiai Fawaid itu, semakin lama semakin dibutuhkan. “Makin maju, makin modern Indonesia, maka semakin dibutuhkan. Tokoh seperti Kiai As’ad bisa dijadikan sebagai teladan. Kami yang di pemerintahan berkepentingan untuk merealisasikan apa yang menjadi keinginan umat. Kalau bisa tahun ini sudah diberi gelar. Namun, tentu prosesnya tetap dimulai dari bawah sebagaimana yang telah diamanatkan undang-un-
dang” terang Gus Ipul. Kata Gus Ipul, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara peran dan jasa Kiai As’ad sudah tak perlu dipertanyakan. Salah satu jasa monumentalnya adalah pelaksanaan Munas NU tahun 1993 dan Muktamar NU tahun 1994. Karena acara itulah kehidupan berbangsa bernegara menjadi damai di Indonesia, meski di tengah keberanekaragaman agama, ras, dan suku bangsa. “Kalau tidak ada tokoh-tokoh seperti Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Ahmad Siddiq, Kiai As’ad, negara ini akan ribut. Namun, kiai-kiai itu mau menerima sebagai azas tunggal. Padahal, kalau mereka
SITUBONDO TANAH Djl. Tnh 31000m. cck perum, rmh. makan, dll Ry. BWI. Seberang jln ada perum dan sawah 22000m. Rmh Wallet full cor tkt dkt pelabuhan Hub. 081336078507
mau bikin keributan, sangat bisa. Bahkan bisa lebih heboh dari ISIS,” terangnya disambut tawa hadirin. Selain Gus Ipul, dua nara sumber lainnya adalah K.H. Hasan Basri, Lc. Alumni Pesantren Sukorejo ini menyampaikan materi tentang Kiai As’ad sebagai pejuang. Sedangkan KH. Hasib Wahab yang merupakan putra pahlawan nasional K.H. Wahab Hasbullah menyampaikan materi tentang usulan Gelar Pahlawan Nasional bagi KHR. As’ad Syamsul Arifin. Bupati Dadang Wigiarto yang memberi sambutan mengatakan, Pemkab Situbondo akan memberikan support penuh terhadap setiap langkah proses pengusulan Kiai As’ad sebagai Pahlawan Nasional. “Namun Pemkab tidak bisa bekerja sendiri. Tim yang akan kita bentuk tidak hanya dari dinsos, tapi juga dari DRD (Dewan Riset Daerah),” imbuh Bupati seraya menambahkan sudah mempersiapkan jalan yang akan diberi nama Jalan Kiai As’ad. Pengasuh Pesantren Sukorejo, KHR Azaim Ibrahimy menegaskan tidak akan pernah ikut campur dalam pengusulan gelar pahlawan nasional kepada Kiai As’ad. Sebab, keluarga Kiai As’ad tidak pernah berkepentingan terhadap gelar tersebut. “Kami akan lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Yang pasti, tanpa gelar pahlawan dari siapa pun, di hati kami Kiai As’ad sampai kapanpun adalah pahlawan,” terang cucu Kiai As’ad tersebut. (pri)
Bahkan, kemungkinan besar, dia bukan bagian dari ABK KM Harmonis. Tim SAR gabungan punya keyakinan itu, karena 16 korban lainnya ditemukan di lokasi yang tidak jauh dari tenggelamnya kapal.
Dengan demikian, korban yang belum ditemukan masih ada satu orang. Korban terseut bernama Pak Wijoyo alias Raden Suhud, warga Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur. (rri/pri)
Sopir Akui Bukan Pupuk Subsidi n TAHAN... Sambungan dari Hal 27
Untuk memastikan benar-tidaknya dugaan pengangkutan pupuk bersubsidi, polisi langsung menggiringnya ke Mapolres Situbondo. “Kami curiga truk tersebut mengangkut pupuk bersubsidi dari Situbondo ke luar daerah atau sebaliknya. Kecurigaan kami karena saat mereka diminta berhenti, truk itu justru tancap gas,” kata Brigadir Hudoyo, anggota resmob wilayah timur. Dalam truk tersebut, Ridwan diketahui tidak sendirian. So-
pir truk itu bersama dua orang temannya bernama Eko dan Iwan, warga Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Kasus ini hingga kini masih diselidiki oleh kepolisian. Pupuk dalam truk tersebut belakangan juga diketahui berjenis Phoska yang dikeluarkan oleh Cv Sumber Agung Jaya Gresik Indonesia. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda H Nanang Priambodo membenarkan adanya truk yang dicurigai membawa pupuk bersubsidi tersebut. Sementara ini truk tersebut masih diduga memba-
wa masuk pupuk ke wilayah Situbondo atau sebaliknya. “Truk yang dicurigai membawa pupuk bersubsidi sekarang masih diperiksa. Kalau dalam pemeriksaan benar, maka sopir dan dua orang lain akan kita proses,” Kata Nanang, kepada wartawan, kemarin (8/3). Hasil pemeriksaan sementara, sang sopir mengaku bahwa pupuk yang diangkut truk tersebut bukan pupuk bersubsidi. “Masih kita dalami. Menurut pengemudinya pupuk itu non Subsidi. Dia juga mengaku membawa dokumen dari perusahaannya,” pungkas Nanang. (rri/pri)
Tidak Ada Alasan Tidak Diberikan n TANYAKAN... Sambungan dari Hal 27
Bahkan, pada Bulan November 2014 lalu, dirinya pernah mendengarkan informasi kalau tunjangannya akan segera dicairkan. Dalam kenyataannya, tunjangan yang dijanjikan itu tidak kunjung didapatkannya. ”Katanya akan mendapatkan hingga Rp 7 juta,” ujar Balok. Balok menceritakan, waktu itu dirinya sempat menandatangani berkas-berkas. Saat itu, petugas yang mendampingi diri-
nya juga mengatakan kalau itu tunjangan yang akan diberikan. ”Saya tungu-tunggu kok tidak ada,” tambahnya. Balok mengaku, dirinya pernah memperoleh informasi ada perubahan peraturan. Mungkin, itulah yang membuat tunjangan tersebut tidak diturunkan. Akan tetapi, dari pengakuan Balok, dirinya tidak tahu perubahan peraturan yang dimaksudkan itu. ”Yang pasti, saya dikasih tahu ada perubahan peraturan,” terangnya. Oleh karena itulah Balok ber-
harap agar perubahan peraturan yang dimaksudkan itu ditunjukkan kepada dirinya. ”Baru saya puas kalau ditunjukkan. Perubahan yang mana maksudnya,” imbuh Balok. Bagi Balok, tunjangan veteran tersebut adalah hak semua Veteran. Tidak alasan tunjangan tersebut tidak diberikan kepada yang berhak menerimanya. ”Dan saya telah mendapatkan SK (Surat keputusan) Veteran,” pungkasnya. (bib/pri)
PEROLEHAN SKOR SEMENTARA BUPATI IDOL TAHAP 2 No. Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Agus Rajana Aqiq Zaman Badrus Sholeh Bashori Shanhaji Danial Maulana Didiet Soebagyo Djon Hari Santoso Fatah Yasin Fathor Rakhman Fathor Rasjid Fauzan Masruwi H Zuhri Nirwana
Skor 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
No. Nama 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
H. Dadang Wigiarto SH H. Fahrudi H. Muhammad H. Yoyok Mulyadi Habib Muh. Abu Bakar Habib Sholeh AL Muhdlar Hadi Prianto Hadi Wijono Hj Umi Kulsum HM Rofiq KH Abdul Hamid KH Syaiful Muhyi
Skor 2 0 0 160 0 50 0 3 0 0 0 0
No. Nama 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Khalilurahman KHR. Azaim KHR. Kholil As’ad Lora Fadoil Lora malung Lora Zakky Mahmudi Baijuri Muhyiddin Khotib Ny. Hj. Djuwariyah Rahmad O. W. (Khing) Rahmad SH. M.Hum Reno Widigdyo
Skor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
No. Nama 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
Sayonara Slamet Basuki Soeroso Sofwan Hadi Sukarso Sumadin Sunardi Demokrat Supriyono SH. M.Hum Syaifullah Yuli Asiska Zainiye Zainuri Ghazali
Skor
No.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
Nama Umar Said Bainu Ali Imron Taufoqurrahman Nyai. Masudah KH. Mursyid Romli Sigit Prasetyo KH. Saiful Islam Imam Hidayat Saiful Bahri Jamaluddin Kumudawati Suharto Dinar
Skor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29
EKONOMI BISNIS 0
0
0
9.100
DAGING AYAM BROILER
10.700
104.000
0
10.800
DAGING SAPI
25.600
TELUR AYAM RAS
KACANG KEDELAI IMPOR
0
100
MIGOR CURAH
0
GULA PASIR
17.500
9.600
KACANG KEDELAI LOKAL
CABAI RAWIT
0
BERAS IR 64
B A N Y U W A N G I
8.600
Jawa Pos
CABAI BIASA
600
400
30.800
11.800
BAWANG MERAH
Senin 9 Maret 2015
BAWANG PUTIH 200
0
R A D A R
18.000
13.000
Pakai Kurikulum Berbasis Dunia Usaha dan Industri BWI Jadi Rujukan SDM Maritim BANYUWANGI- Keputusan pemerintah pusat untuk membangun Politeknik Kelautan dan Perikanan Negeri di Banyuwangi, ternyata memiliki target besar. Salah satu obsesi itu adalah menjadikan Banyuwangi sebagai centre of excellent atau pusat rujukan pembangunan sumberdayamanusia(SDM) bidang maritim internasional. Pemerintah menggelontorkan dana Rp 150 miliar untuk membangun Politeknik, karena Banyuwangi memiliki basis dan potensi besar untuk pengembangan SDM maritim. “Kita butuh SDM bidang kemaritiman yang handal. Banyuwangi akan dijadikan basis SDM maritim secara terintegrasi, dari sisi perikanannya, hingga wisata bahari,” ujar Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Indroyono Soesilo saat mengunjungi Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jumat (6/2). Selain sudah mempunyai BPPP,
Banyuwangi juga memiliki SMK maritim, industri galangan kapal dan potensi wisata bahari yang cukup besar. BPPP Banyuwangi didesain dengan keunggulan penggunaan kurikulum pelatihan internasional bekerja sama dengan banyak negara. “Penyelenggaraan pelatihan menggunakan kurikulum internasional yang berbasis dunia usaha dan dunia industri,” ungkap Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)RI, Suseno Sukoyono. Menurut Suseno, pemerintah memilih Banyuwangi sebagai centre of excellent SDM maritim karena beberapa alasan. Pertama, daerah berjuluk The Sunrise of Java ini memiliki instrumen pendidikan yang lengkap di bidang kemaritiman, mulai SMK sampai perguruan tinggi. “Dapat dilihat di Banyuwangi ada SMK, akademi dan universitas yang memiliki jurusan di bidang kelautan dan perikanan,” ujarnya. Kedua, Banyuwangi juga memiliki penyuluh perikanan yang mumpuni. “SDM Banyuwangi sendiri juga kami lihat rata-rata memiliki keuletan
JL. GATSU KETAPANG
Perum Permata Giri
yang tinggi untuk meraih cita-cita. Ini adalah modal utama dalam ke-
berhasilan membangun SDM yang berkualitas,” imbuh Suseno. (afi)
Seragam Sekolah dan Kantor Terlengkap Di Laris Textile BANYUWANGI – Laris Textile menyediakan kain seragam sekolah yang terdiri dari bahan Drill, Oxford, TC, twist, dan lainnya. Pilihan merek dan warna yang ditawarkan sangat beragam dengan harga dijamin murah. “ Selain seragam sekolah, Laris Textile juga menyediakan kain untuk seragam kerja, seragam
kantor, dan lainnya.” ujar Faiz Gasim, pemilik Laris Textile. Di Laris Textile, Anda juga dapat belanja berbagai macam jenis kain lain dengan kualitas dan harga terbaik sesuai dengan kualitasnya. Kunjungi Laris Textile, di Jl DI Pandjaitan 13 (Timur lampu merah Lateng) Banyuwangi. (*)
Perumahan Bersubsidi Minimalis Type 36/60 PT. Putra Pande Rijasa pengembang GedongKertosari Residence, menawarkan rumah hunian bersubsidi dengan desain minimalis type 36/60. Dengan DP terjangkau sebesar 10.500.000, dengan angsuran perbulan 797,550,- selama 20 tahun. Dengan letak yang begitu strategis di tengah kota Banyuwangi, memiliki rumah di GedongKertosari Residence mau ke tujuan mana pun mudah, baik menuju pertokoan, tempat sekolah serta rumah sakit dan kantor-kantor instansi yang lain cukup di tempuh sekitar lima menit saja. Hal itu yang jarang ditemui di perumahan yang lain yang ada di kota
Banyuwangi. dengan fasilitas penunjang seperti, air bersih PDAM / sumur bor, listrik dengan 900w. Sedang untuk jalan lingkungan paving blok, Selain sudah berpengalaman di dunia perumahan khususnya di kota Dewata Bali, pengembang GedongKertosari Residence, dikonsep sedemikian rupa. Hasilnya adalah konsep rumah minimalis dengan sentuhan desain arsitektur menjadi sebuah rumah sehat bagi keluarga. Untuk lebih jelasnya konsumen bisa menghubungi marketing office 0333416623, 082145368344, 085333470353, 081338179472, 081338179472, 085792869115. (*)
ISTIMEWA
CONTOH: Bermacam warna kain untuk seragam sekolah dan kantor di toko Laris Textile Banyuwangi.
Komputer
BANYUWANGI
Dijual Cepat BU 7 Unit Computer 17’’ LED Hub. Cahaya Cell 081803533000
Djl Tanah 465 m2 Jl. Gatsu Ketapang Dpn Polsek Ketapang Hub: 085854605975
THOMY SILA/RABA
HUNIAN ASRI: Dengan konsep hunian nyaman dan nilai investasi tinggi.
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Daihatsu Xenia
Toyota Avanza
Suzuki Karimun
DIJUAL All New Xenia/Terios tahun 013/014/012/05 PMK slv hrg 138,5/148,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Avanza/LGX tahun 013/02/01 PMK htm hrg 137,5/110 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Suzuki karimun Estilo tahun 011/06 hitam mtl PMK hrg 90/85 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Truck
Toyota Kijang Innova
Honda CRV
DIJUAL Truck tahun 80/81/82/83/84 PMK hrg 80/82,5/85/115 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Toyota kjg Innova tahun 014/011 PMK slv hrg 237,5/187.5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda CRV tahun 03 silver hrg 112 juta nego bisa cash/kridit atau tukar tambah hb 082285662524
Chevrolet Aveo
Suzuki Swift
Dijual Chevrolet Aveo 1.4 KT AT tahun 2013 silver mtl harg 155 juta nego hub 085331081688 – 08155918371
Dijual Suzuki Swift tahun 013 GX putih istimewa hrg 158 juta nego bisa cash/ kredit atau tukar tambah hb 082142194111
Nissan Grand Livina STNK HILANG P6288 WI, P6294ZB+SIMC an Saiful Bahri Jl Mawar RT 03/II Penataban Giri
Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP
Sidamta Kertosari I Jual Cepat Rumah & Tnh Kavling Sidamta Kertosari 1 Siap Bngun SHM/Kav. Lok Tngh Kota Bwi, Trbts, Mul Hrg 20 Jt-an 082257987699, 0852365100667 Pin BB 52283720
Promo Menarik! Nissan All New Grand Livina Angsuran Rp. 120 Ribuan/Hari, Ready Stock Hubungi Miftah 082 141 847 778
Kijang Innova Diesel Kijang Inova Diesel Th 2009 Istimewa Palat P an Sendiri, Silver, Full Variasi, Ban Baru Hrg 178 Jt Hub: 081217109666
MITSUBISHI BUNGA RESIDENCE Dijual Rmh Baru Perum Bunga Residence LB 36 LT 100 Hdp Utr SHM 081233643200
Dijual 1 Mitsubishi 92 Filter Hubungi 081330535933
JL. RAYA ROGOJAMPI Dijual Ruko 2 Lt Jl. Ry. Rogojampi No. 217 (Dkt Kantr Pos) SHM Hub: 08112443906
Toyota
PERUM KALIPURO ASRI
Marketing
Djl Rmh Perum Kalipuro Asri 2 Lantai, Luas 145m2, SHM Rumah Baru H: 081913900030
Wsta Wtrboom di Bali Mncri Mrkting P/W Gaji Mulai Rp. 2.000.000/Bln Syrt Mnrik, Pny Motor, Kmnksi Baik+Lncr, Ijazah Min SMA/ Sdrjt Lmrn Dbwa+Lngsng Interview di Jl. Raya Sesetan No.56 Dnpsr-Bali
P E M B E R I TA H U A N Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Promo Bulan Maret Toyota Banyuwangi, Mau DP Murah/Angsuran Murah Hub. 081333210583 Frengki Toyota Bwi Siap Melayani Dgn Pelayanan Jujur, Apa adanya, Ikhlas
LGX 2004 LGX 2004 EFI Bensin 1,8 Silver Harga 120 Jt Nego Hub: 081336706811
JL. TUNGGUL AMETUNG Jual Tnh Kav 650 M2 SHM Jl. Tunggul Ametung Bwi Lingk. Aman,Nyaman Cocok U/ Hunian/Inves Hub 082337602251
TERIOS TX TERIOS TX Adv’08 MT Htm Tgn1 Istmewa Pajak Baru (W) 137Jt Nego 081283104411
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. HRG 375.000/195.000 • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
HALAMAN 32
SENIN 9 MARET
TAHUN 2015
Pohon Raksasa Rowo Bayu Tumbang SONGGON-Keelokan wana wisata Rowo Bayu yang dikelola KPH Perhutani Banyuwangi Barat, masuk wilayah Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, kini berkurang. Pohon Apak dan beringin berukuran raksasa yang ada di lokasi wisata itu telah tumbang. Pohon yang sudah berumur ratusan tahun itu, ambruk saat ada hujan deras dan angin besar pada akhir Pebruari 2015 lalu. Hingga kini, pohon itu belum tuntas pembersihannya. “Kita membersihkan secara gotong royong, jadi ya lama,” terang kepala Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Akema, 45. Menurut Akema, pohon raksasa itu tumbang sekitar pukul 02.00. Saat kejadian, tidak sampai makan korban. Hanya saja, warung milik Saji, warga setempat, hancur tertimpa pohon besar tersebut. “Kalau ambruknya siang, ya tidak tahu jadinya, warung milik Saji hancur tertimpa,” katanya. Selain menimpa warung, jelas dia, sejumlah pohon mahoni dan pohon pinus yang ada di sekitar pohon raksasa itu, jelas dia, juga tumbang. “Pohon yang tumbang itu sangat besar, umurnya mungkin ada ratusan tahun,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng, kemarin. Pohon yang tumbang ini, jelas dia, selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke wana wisata Rowo Bayu n Baca Pohon...Hal 33
AGUS BAIHAQI/JPRG
DIBERSIHKAN: Dua pekerja membersihkan apak dan beringin di lokasi wana wisata Rowo Bayu yang tumbang, kemarin (8/3).
BAGAIMANA INI
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
BERKUBANG: Jalan raya yang menghubungkan Desa Lemahbang Dewo dengan Dusun Lugjag, Desa Pengatigan, mirip kolam, kemarin (8/3).
Jalur Tembus Rogojampi Rusak dan Berlubang ROGOJAMPI-Pembangunan jalan tembus dari Desa Lemahbang Dewo dengan Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, sudah lama mangkrak. Dan itu ternyata membuat jalan yang ada di daerah itu, kini rusak parah. Saat turun musim hujan seperti saat ini, jalan yang sudah tidak beraspal karena rusak itu kini banyak kubangan lebar hingga mirip kolam. Untuk mengurangi kerusakan, warga yang ada di dua desa itu sering kerja bakti melakukan perbaikan dengan mengurug. “Kami ini bolak-balik ngurug, tanpa ada perhatian dari pemerintah,” ujar Asnawi, 45, salah seorang warga setempat. Warga sebetulnya sangat berterima kasih karena separo dari akses jalan itu sudah diaspal hotmik. Tapi, jelas dia, separo dari sisa jalan hingga kini masih dibiarkan rusak. “Dua tahun lalu separo diaspal hotmik, tapi kelanjutannya kapan, kita belum tahu,” katanya n Baca Jalur Tembus...Hal 33
Polisi Amankan 13 Motor Protolan GAMBIRAN-Sebanyak 13 unit sepeda motor protolan, terjaring razia yang dilaksanakan oleh anggota Polsek Gambiran, di Jalan PB Sudirman, tepatnya depan Terminal Jajag, Kecamatan Gambiran, Minggu dini hari (8/3). Belasan motor yang sebagian menggunakan onderdil tidak standar itu, selanjutnya diamankan ke polsek. “Dalam operasi ini, semua unit di polsek kita libatkan,” cetus Kapolsek Gambiran, AKP Suwanto Barri. Operasi motor protolan yang digelar ini, terang dia, untuk pencegahan balapan liar sekaligus mencegah kegiatan kriminal lainnya. “Kami sengaja menggelar razia untuk mencegah balapan dan peredaran narkoba,” katanya. Terkait sanksi yang diberikan kepada
pemilik motor, jelas dia, jelas berbeda dengan pelaku balap liar. Sebab, motor yang diamankan ini karena onderdil yang tidak lengkap. “Bukan balap liar, tapi sepedanya tidak lengkap, pemilik sudah kita beri surat,” tegasnya. Kanitreskrim Polsek Gambiran, Iptu Subagyo, menambahkan dalam razia yang dilakukan polisi tidak menemukan pengendara motor yang membawa senjata tajam (sajam) atau benda terlarang lainnya. “Sepeda saja, sajam tidak ada,” terangnya. Motor yang terjaring dalam operasi ini, jelas dia, hampir semua protolan. Selain itu, juga ada motor yang pernah terjaring razia dalam operasi sebelumnya. “Salah satu motor sudah pernah terjaring, sekarang kena lagi,” cetusnya.(sli/abi)
SHULHAN HADI/JPRG
SITA: Belasan unit sepeda motor protolan diamankan di halaman Polsek Gambiran, kemarin (8/3).
Tikungan Desa Balak Rawan Laka
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
MINIM RAMBU: Tikungan letter S di Dusun Derwono, Desa Balak, ini sangat rawan terjadi kecelakaan.
SONGGON-Jalan raya di Dusun Derwono, Desa Balak, Kecamatan Songgon, ini rawan terjadi kecelakaan. Jalan dengan tikungan letter S itu, ternyata sangat minim dengan ramburambu lalu lintas. Kecelakaan yang menewaskan seorang remaja asal Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Rabu sore (4/3), ternyata satu dari sekian kecelakaan yang terjadi di jalur mat tersebut.
“Kecelakaan di tikungan itu sering terjadi,” cetus Pramono, 40, warga setempat. Menurut Pramono, bukan hanya rambu lalu lintas yang minim. Di sekitar tikungan itu, lampu penerangan dinilai juga sangat kurang. “Tikungannya sangat tajam dan seperti huruf S, jadi bahaya sekali. Warga yang melewati tikungan itu, harap lebih berhati-hati,” ungkapnya n Baca Tikungan...Hal 33
A D V E R T O R I A L
JUARA: Kasek Sudarman bersama juara 1 sampai 10 try out yang digelar SMPN 1 Cluring, kemarin (8/3). EKO BUDIYONO/JPRG
Try Out SMPN 1 Cluring Dibanjiri Peserta CLURING-Kegiatan try out yang di laksanakan SMPN 1 Cluring, dibanjiri peserta, Minggu (8/3). Ratusan peserta dari siswa SD/ MI se Kabupaten Banyuwangi, menjajal kemampuan dalam acara yang digelar setiap tahun itu. Ketua panitia try out SMPN 1 Cluring, Suhaimi, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa SD/ MI dalam menghadapi ujian akhir. Selain itu, juga menambahkan dalam acara ini untuk menjaring siswa yang berprestasi. “Untuk menunjang prestasi di akademik,” katanya. Dari 700 peserta yang ikut dalam try out, jelas dia, panitia mengambil juara 1 sampai 10. Untuk juara 1 sampai 5, terang dia, mendapatkan tropy dan uang http://www.radarbanyuwangi.co.id
pembinaan. Sedangkan juara 5 sampai 10, hanya mendapat uang pembinaan dana berpeluang besar untuk masuk ke SMPN 1 Cluring pada tahun ajaran baru ini. Dalam try out ini, siswa yang meraih juara 1 adalah Gilang Aditia P dari SDN 1 Genteng, juara 2 di raih Gustiba Alghifari dari SDN 2 Kedungkebang, Kecamatan Tegaldlimo, dan juara 3 di raih Moh. Lucky R dari SDN 1 Purwoharjo. Sedangkan juara 4 dan 5 masing-masing di raih Yolanda Yudira R dan Zulfa Shihatul I, keduanya SDN 1 Karangsari, Kecamatan Sempu. Kepala sekolah (Kasek) SMPN 1 Cluring, Sudarman, mengatakan melalui kegiatan try out ini juga ingin memperkenalkan kepada para siswa SD/MI bahwa SMP 1 Cluring ini merupakan sekolah
favorit yang sudah malahirkan siswa berprestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik. “Sudah menyumbangkan banyak prestasi di bidang pendidikan baik akademik maupun nonakademik. Prestasi juara juga sudah banyak yang kita raih baik tingkat kabupaten maupun provinsi,” katanya. SMPN 1 Cluring, terang dia, juga menjadi juara 1 Liga Pelajar Indonesia (LPI) untuk zona 3. Untuk LPI ini, SMPN 1 Cluring kini tengah mempersiapkan diri dalam piala Bupati Banyuwangi pada babak final. “LPI kita juara 1 untuk zona 3, dan siap merebut piala Bupati. Makanya tidak ragu lagi kita menyebut SMPN 1 Cluring ini sebagai sekolah juara,” ungkapnya. (adv/abi)
SMAN 1 Genteng Borong OSN dan O2SN GENTENG-SMAN 1 Genteng kembali menunjukkan prestasi cemerlangnya. Kali ini, para siswanya memborong juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA tingkat Kabupaten Banyuwangi, yang digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, pada 11 Februari 2015. Dalam OSN yang diikuti oleh semua SMA Negeri maupun Swasta se Banyuwangi itu, siswa SMAN 1 Genteng berhasil memborong juara di semua mata pelajaran, baik jurusan IPA atau pun IPS. Selain itu, SMAN 1 Genteng juga berhasil meraih juara dalam Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional(O2SN). Untuk juara OSN tingkat kabupaten itu, SMAN 1 Genteng akan mewakili Kabupaten Banyuwangi dalam OSN tingkat Provinsi Jawa Timur, yang akan di laksanakan pada 18 Maret 2015. Dalam OSN itu, di harapkan SMAN 1 Genteng bisa mendapatkan juara dan hingga menembus tingkat nasional. Atas prestasi yang di raih oleh siswanya itu, kepala sekolah (Kasek) SMAN 1 Genteng, Mujib, berharap semua siswa yang selama ini telah berjuang dan berhasil meraih juara, untuk tidak lengah dan terus mempertahankan juara tersebut. Selain itu, prestasi yang di raih oleh siswanya ini, juga tidak lepas dari kerja keras para guru pembina, orang tua, serta jajaran pengurus komite sekolah. “Ini kerja keras semua, para guru, pembina, orang tua, dan
JUARA: Para Juara OSN dan O2SN bersama Kasek Mujib dan Pengawas SMA Ashadi didampingi guru pembina.
EKO BUDIYONO/JPRG.
komite sekolah,” katanya. Berkat kerja keras semua itu, terang dia, akhirnya bisa mewujudkan program sekolah untuk terus berprestasi baik akademik maupun nonakademik. Itu semua, bekal dalam melahirkan generasi emas (golden generation) yang sejalan dengan implementasi kurikulum 2013. “Persaingan OSN tingkat provinsi lebih berat, maka persiapan harus lebih baik agar dapat menembus lolos tingkat nasional,” katanya. Pengawas SMA pada Dispendik Banyuwangi, Ashadi, mengatakan OSN tingkat kabupaten itu bertujuan untuk menjaring siswa berprestasi menuju ke tingkat provinsi dan nasional n Baca SMAN 1 Genteng...Hal 33
Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA Tingkat Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015
email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id
RADAR GENTENG
Jawa Pos
Senin 9 Maret 2015
BLAMBANGAN RAYA
Mesin Pabrik Gula Siap Dikirim GLENMORE-Memasuki bulan Maret 2015, suasana di lokasi pembangunan pabrik gula terpadu Glenmore, belum tampak ada aktivitas. Padahal sebelumnya, pada Maret ini mesin untuk pabrik akan didatangkan dari tempat penyimpanan di daerah Gresik. Direktur Utama PT Industri Gula Glenmore (IGG), Ade Prasetyo, selaku pelaksana proyek
mengatakan proses perakitan komponen akan segera dimulai. Saat ini, keberadaan komponen pabrik sudah siap dikirim dari gudangnya di Gresik. “Masih proses pengiriman,” terangnya. Dia menambahkan, petugas di lapangan juga sudah melakukan pemeriksaan di lokasi yang akan dijadikan penempatan material dan komponen pabrik. “Petugas sudah melihat lokasi penempa-
tan,” ujarnya. Meski belum berdiri, terang dia, pihaknya tetap optimis pabrik yang diklaim sebagai pabrik gula paling modern di Indonesia itu akan siap beroperasi pada 2016. “Agustus 2016 ditargetkan sudah giling,” jelasnya. Sebagai informasi, pabrik gula terpadu ini merupakan kerja sama PTPN XII dan PTPN XI. Kelebihan pabrik gula ini me-
miliki beberapa fasilitas pendukung yang modern, seperti PLTU dengan menggunakan biomassa dari limbah tebu. Selain produksi gula, juga akan dikembangkan untuk menghasilkan bio ethanol dan pupuk. Pabrik yang menempati area seluas 102,4 hektare itu memiliki daya tampung produksi 6.000 ton tebu setiap hari, itu selama masa giling 150 hari.(sli/abi)
Kawanan Pemuda Bersih-bersih Pulau Merah PESANGGARAN-Ada pemandangan berbeda di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kemarin siang (8/3). Sekitar 150 pemuda yang menamakan Banyuwangi Beach Clean Up (BCU), membaur dengan para pengunjung sambil membawa tas kresek. Mereka terlihat memungut sampah yang ada di sepanjang pantai tersebut. Sampah itu, selanjutnya dimasukkan ke tas kresek dan dibuang ke tempat sampah yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan para pemuda itu, sempat menarik perhatian pengunjung Pulau Merah. “Pantai kotor, kita bersihkan,” cetus Hudi Mawaradi, 19, salah satu anggota BCU. Menurut Hudi, kegiatan BCU ini bersifat sosial. Setiap ada pantai yang ramai dikunjungi warga, akan dipantau dan dibersihkan bila terlihat kotor. “Dengan kegiatan ini, kita berharap para pengunjung bisa ikut menjaga kebersihan,” katanya. Kegiatan yang melibatkan pemuda dari berbagai kawasan di Banyuwangi ini, terang dia, merupakan kali kedua setelah sebelumnya membersihkan ka-
BCU for JPRG
PEDULI LINGKUNGAN: Anggota komunitas melakukan foto bersama usai bersih-bersih pantai Pulau Merah, kemarin (8/3).
wasan pantai di Gumuk Kantong, Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar. “Kita keliling, sebelumnya di Pantai Gumuk Kantong,” cetus pemuda asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring itu. Untuk menggalang anggota, Hudi mengaku hanya mengandalkan media sosial dan jejaring melalui smartphone seperti broadcast BBM dan sejenisnya. “ Kita undang mereka melalui
BC dan sosial media,” katanya. Fokus utama dalam pembersihan yang dilakukan oleh komunitasnya ini, terang dia, sebenarnya lebih mengarah pada sampah anorganik seperti plastik, karet, dan sampah lainnya. “Sampah organik kita pinggirkan saja,” cetusnya. Anggota BCU lainnya, David Mawardi, 24, mengaku tertarik mengikuti kegiatan ini karena
rasa kepedulian terhadap kebersihan pantai. “Pengunjung ada yang respect, khususnya yang muda,” ujarnya. Dia berharap, pemuda di tempat lain memiliki inisiatif dan mengadakan aksi kepedulian terhadap lingkungan sekitar. “Harapan kita para pemuda lain bisa mengikuti kegiatan seperti yang kami lakukan,” ujarnya. (sli/abi)
RAIH BEASISWA: Peserta UKBIG Desy Education foto bersama di halaman SDN 1 Mimbaan Situbondo, kemarin (8/3).
Sambungan dari Hal 32
Malahan, pohon ini oleh sejumlah warga ada dikeramatkan. “Pohon apak dan beringin menyatu, sering dibuat untuk foto-foto pengunjung,” ujarnya.
Sambungan dari Hal 32
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, jelas dia, warga sudah mengantisipasi dengan mengalah agak mundur dari bahu jalan saat membangun. Selain itu, pemilik bangunan di tikungan juga memberi tembok
Sambungan dari Hal 32
Menurut Asnawi, jalan tembus yang mangkrak ini merupakan jalur alternatif bagi kendaraan besar jika di jalan raya utama jurusan Banyuwangi-Jember dipakai untuk kegiatan. “ Kalau
ALI NURFATONI/RaBa
HASIL SWADAYA: Bupati Anas menandatangani prasasti peremian musala Asy Syifa Puskemas Dumer, Songgon, kemarin.
hun terakhir. Sehingga prestasi itu membuat Puskemas Dumer Songgon layak ditiru. Kader Posyandu dianggap sebagai the real gate keeper pada grassroots. Sebab, tugas mereka langsung menyentuh kepada masyarkat yang membutuhkan. Apalagi, pelayanan mereka terhadap masyarakat langsung dari bawah. Sementara itu, Bupati Anas mengapresiasi pembangunan musala
itu. Sebab, berdirinya musala itu berdasar hasil swadaya masyarakat. ‘’Sebagai kepala daerah, kami mengapresiasi musala ini dengan hasil swadaya,’’ ungkapnya. Dengan adanya musala itu, maka fasilitas puskemas itu semakin lengkap. Musala itu dibangun sekitar empat bulan lalu. Setelah peremian, bupati bersama rombongan dijamu makan bersama di puskemas itu. (ton/*/als)
jelas pria yang juga Asesor Akreditasi BAN PNF itu. Sementara itu, Kasi PLS Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo Melok Pujiastutik M.Pd mengatakan, program PKH ini sangat bagus karena dapat membantu masyarakat secara langsung. Khususnya dalam meningkatkan kompetensinya di bidang Bahasa Inggris. Oleh karena itu pihaknya mengucapkan terima
kasih kepada LKP Andi’s English Course dan LKP Safira English Course yang telah melaksanakan program PKH dengan baik. “Sekaligus memberikan apresiasi kepada TUK BIG Desy Education Banyuwangi yang telah memberikan pembinaan, baik melaui program permagangan menuju akreditasi dan pelaksanaan uji kompetensi Bahasa Inggris ini,” pungkas Melok. (*/als)
Akema menyebut, pohon raksasa yang ambruk ini mengganggu lokasi wisata. Sebab, pohon ini tumbang dan menutup salah satu jalan menuju ke areal Rowo Bayu. “Sekarang hanya ada satu jalan menuju ke puncak, karena satu jalan
tertutup pohon,” cetusnya. Perhutani Banyuwangi Barat sebagai pengelola lokasi wisata, jelas dia, tampaknya telah angkat tangan untuk membersihkan pohon yang tumbang. “Perhutani katanya tidak punya anggaran untuk membersihkan pohon,
akhirnya ya kita,” jelasnya. Karena pohon yang tumbang ini terlalu besar, lanjut dia, maka proses pembersihan juga lama. Apalagi, pemerintah desa juga tidak ada anggaran. “Kita bersihkan pohon yang besar ini secara gotong royong,” katanya.(abi)
pembatas. “Di sini dulu rata dengan jalan, sekarang agak ditinggikan agar kalau ada motor yang bablas tidak nyelonong masuk ke toko,” ujar Harun, 30, pemilik toko di tikungan jalan tersebut. Harun sependapat dengan Pramono yang menyebut salah satu faktor penyebab pengendara motor atau mobil mengalami
kecelakaan di daerah itu, karena minimnya rambu lalu lintas. Apalagi di jalan desa itu jika malam gelap. “Kalau malam hari yang belum pernah lewat sini, biasanya bablas dan menabrak,” ungkapnya. Warga sudah sering mengusulkan agar tikungan tajam di jalan itu diberi tanda atau rambu. Tapi
sayang, yang hanya pemberian rambu berupa tanda panah yang ditempelkan di pojok Itu pun hanya dari arah timur (Rogojampi), sementara yang dari arah barat (Songgon) belum ada. “ Minimal 100 meter sebelum tikungan harusnya sudah dipasang rambu peringatan,” cetusnya. (ddy/abi)
ada gerak jalan tradisional, truk dan bus ya lewat sini, giliran jalannya rusak malah dibiarkan,” cetusnya geram. Warga berharap, terang dia, jika pemerintah tidak melakukan perbaikan dengan cara diaspal, minimal ada perhatian dengan mengurug jalan yang
berlubang itu dengan materialan. “Kami sangat perihatin kalau ada pengendara celaka di jalur ini,” katanya. Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, meskipun kondisi jalan raya rusak parah, tidak sedikit dari warga yang tetap memilih melintas di jalur tersebut.
Alasannya cukup sederhana, warga ingin mempersingkat jarak tempuh. “Kalau lewat sini lebih dekat, rusak-rusak sedikit tidak apa-apa yang penting berhati-hati,” sebut Aini, 23, salah seorang pengendara motor yang melintas di jalan itu, kemarin.(ddy/abi)
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
SIMBOLIS: Kasek SMPN 2 Rogojampi, Sunarno, bersama panitia dan pemenang Olimpiade MIPA, kemarin (8/3). Rogojampi, Sunarno, mengatakan selain bidang akademik, SMPN 2 juga berhasil menjuarai beberapa bidang nonakademik, seperti juara I Karate tingkat Provinsi Jatim, dan mewakili zona 2 dalam Liga Pelajar Indonesia (LPI) Banyuwangi.“ Melalui kegiatan ini, kita harapkan akan muncul siswasiswa berprestasi lainnya,” ujarnya. Di sela-sela kegiatan ini, juga ditampilkan berbagai kegiatan mulai dari kesenian tari, marawis, karate, pramuka, PMR, dan angklung. “Ini sengaja kita tampilkan
sebagai bukti kepada wali murid dan peserta olpimpiade yang notabene masih pelajar SD dan MI,” jelasnya. Dalam Olimpiade MIPA ini, Febby Prasticia, siswi SDN 1 Rogojampi berhasil meraih juara satu, juara dua diraih Denis Asarani, dari siswi SDN 1 Karangsari, dan juara tiga diraih Khoirul Anam, siswa SDN 1 Watukebo. “ Para juara kita beri hadiah tropi, uang pembinaan, dan piagam. Semua peserta yang beruntung juga kita beri door prize,” pungkasnya. (ddy/adv/abi)
Bimbingan Dilakukan Tiap Hari
ISTIMEWA
PKH percontohan di Kabupaten Situbondo. Yaitu LKP Safira English Course (SEC) dan LKP Andi English Course. Handoyo menambahkan, uji kompetensi ini akan terus digelar secara rutin setiap bulan dan tempatnya Road Show di kabupaten/kota se-Jawa Timur. “Untuk Uji Kompetensi Bahasa Inggris bulan April mendatang akan digelar di Kota Madiun,”
Walaupun Rusak, Warga Banyak yang Lewat n JALUR TEMBUS...
ROGOJAMPI-SMPN 2 Rogojampi sukses menggelar olimpiade MIPA yang ke X, kemarin (8/3). Untuk tahun ini, acara bergengsi yang dilaksanakan setiap tahun itu diikuti oleh 700 peserta dari siswa SD danMI se Kabupaten Banyuwangi. Wakil kepala sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMPN 2 Rogojampi, Jayusman, mengatakan pelaksanaan olimpiade pada tahun ini pesertanya meningkat dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu hanya diikuti 600, kali ini peserta yang mendaftar 700 peserta. “Ini untuk menjaring siswa SD/MI baik dalam bidang akademik dan nonakademik,” katanya. Salah satu hasil dari penjaringan olpimpiade itu, Sherlina Awalusasi, yang kini kelas VII berhasil meraih prestasi membanggakan bagi SMPN 2 Rogojampi. Yakni masuk lima terbaik dalam lomba siswa berprestasi se Kabupaten Banyuwangi, dan akan mewakili Banyuwangi ke tingkat Provinsi Jawa Timur. “Kegiatan ini akan terus kita laksanakan setiap tahun,” ujar lelaki yang juga ketua panitia olimpiade ini. Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2
Sambungan dari Hal 32
Kecelakaan Biasa Terjadi Malam Hari n TIKUNGAN...
SONGGON – Puskemas Durian Merah (Dumer) Songgon terus melakukan berbagai terobosan. Kali ini, keluarga besar puskemas tersebut berhasil mendirikan musala baru. Bahkan, musala AsySyifa itu diresmikan langsung Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, kemarin (8/3). Yang membanggakan, Bupati Anas menandatangani prasasti itu didampingi Plt. Rais Am PBNU KH Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah. Selain itu, peremian musala hasil swadaya itu juga disaksikan Ipuk Festiandani Anas, dan ketua bakti sosial (baksos) LKNU Banyuwangi, Mufti Anam. Camat Songgon, Wagianto juga turut mendampingi. Sebelum meresmikan musala, bupati dan rombongan disambut ratusan pemburu K 1 murni (Pemukim) yang notabane kader Posyandu. Tercatat sekitar 250 kader yang menyambut kedatangan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi itu. Sekedar tahu, keberadaan kader Posyandu itu cukup menggembirakan. Bagaimana tidak, angka kematian untuk ibu melahirkan nihil. Itu tercatat selama dua ta-
n SMPN 1 GENTENG...
Proses Pembersihan Lama n POHON...
Bupati Resmikan Musala Asy-Syifa Puskesmas Dumer
SMPN 2 Rogojampi Gelar Olimpiade MIPA
Desy Education Jaring 35 Peserta UK-BIG SITUBONDO - Tempat Uji Kompetensi Bahasa Inggris (TUK-BIG) Desy Education kembali sukses menggelar Uji Kompetensi Bahasa Inggris (UK-BIG) di SDN 1 Mimbaan Situbondo, Minggu (8/3) kemarin. Ketua Penyelenggara Uji Kompetensi Bahasa Inggris Desy Education, Handoyo Saputro, M.Si, M.MPd, 39, ketika ditemui di sela-sela ujian mengatakan, TUK BIG Desy Education berhasil menjaring 35 peserta uji. Peserta uji ini merupakan penerima beasiswa Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bantuan sosial dari Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Ditbinsuslat), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (Ditjen PAUDNI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I di Jakarta. Para peserta sebelumnya telah digembleng selama tiga bulan melaui dua Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) penyelenggara Program
33
“Bila berhasil menembus tingkat nasional, bisa mewakili Indonesia ke
tingkat internasional sesuai dengan bidangnya masing-masing,”ujarnya. Salah satu guru pembina, Heni Tri Darmi, menyampaikan untuk menghadapi OSN tingkat ka-
bupaten itu, persiapan dengan bimbingan dilakukan setiap hari. “Bimbingannya kita laksanakan pada jam istirahat maupun saat pulang sekolah,”terangnya. (adv/abi)
Her es
34
Punya usulan pahlawan masa kini? Kirim datanya ke
beritaraba@gmail.com plus alasan mengapa dia layak disebut pahlawan. Kami akan memuatnya di rubrik ini.
Jawa 2 Februari 2015 JawaPos Pos Senin Senin 9 Maret 2015
Perjuangan menjadi Tenaga Pendidik DI usia belia, Suhaifiyah muda merajut asa tidak hanya melalui pendidikan formal. Fiya juga mengikuti berbagai macam pelatihan keterampilan. Seperti kursus menjahit dan berbahasa Inggris. Pada usia belasan tahun, ia ditunjuk menjadi sekertaris PKK di kelurahan setempat. Kesempatan menjadi batu loncatan bagi ibu yang sekarang memiliki tiga anak ini untuk aktif di berbagai hal. Fiya sering dilibatkan dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan PKK atau pemerintah desa. “Tapi hingga sekarang, saya tidak bisa menjahit,” kekeh Fiya. Berkat serius mengikuti kursus bahasa Inggris, Fiya sering diminta menjadi penerjemah ketika ada tamu dari luar negeri. Baik di sekolah maupun di desanya. Padahal, saat itu, kata perempuan kelahiran 3 Oktober 1962 ini, bahasa Inggrisnya tidak begitu lancar. Ia hanya berusaha memberanikan diri untuk mencoba menerapkan ilmu Bahasa Inggris-nya di dunia nyata. Ketika lulus MTsN Banyuwangi pada tahun 1979, Fiya kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru Negara (SPGN) 1 Banyuwangi. Dalam masa pendidikannya yang singkat tersebut, Fiya sempat menorehkan prestasi dan membuat bangga kedua orangtuanya yang sudah sepuh. Fiya mendapatkan beasiswa Supersemar. Beasiswa tersebut membantu meringankan beban orang tuanya. Penghasilan kedua orangtuanya yang bekerja sebagai petani biasa tidak mampu menutupi biaya pendidikan Fiya di jenjang pendidikan yang setara dengan SMA saat ini. Apalagi, saat itu kondisi kedua orangtuanya sangat sepuh. Tidak seproduktif saat masih muda dulu. Akhirnya, dengan perjuangan yang cukup melelahkan, tahun 1982 Suhaifiyah lulus dari SPG. Kakak perempuannya menyarankan agar Fiya melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi untuk bisa
menunjang karirnya lebih baik lagi. “Ya, saya disarankan untuk ambil D1 atau D2, biar mudah ngajar di SMP,” ujar Fiya. Namun ia menangguhkan saran tersebut, perempuan yang pada tahun tersebut belum berhijab ini memilih untuk menjadi guru bantu di salah satu SD di Kabat untuk masa bakti. Saati itu disebut sukwan sembari menunggu pengangkatan PNS. Tahun pertama, ia mendapatkan upah Rp 6.000 perbulan. “Waktu itu sangat ngepas sekali. Karena saya memang masih ambil kursus bahasa Inggris. Upah itu digunakan untuk transport dari Sobo ke Kabat,” ceritanya. Tiga tahun menjalani masa bakti, tiga kali pengangkatan PNS, Suhaifiyah belum juga menyandang status PNS. Sedangkan teman-teman seangkatannya sudah resmi direkrut menjadi PNS. Sedikit menyedihkan, Fiya mendengar selentingan kabar, kawankawannya berhasil menyandang PNS tersebut karena memberikan uang suap. “Saya tidak tahu pasti apakah itu benar atau tidak. Tapi saya sempat berfikir, jika memang untuk menjadi pendidik dengan status PNS harus menempuh cara seperti itu, apa yang bisa saya berikan? Mungkin harus menjual sapi ayah. Tapi saya tidak akan sejahat itu kepada orang tua saya, ataupun saya sendiri,” ungkapnya. Fiya memutuskan untuk sabar menunggu. Suaminya, Sulistiyo, yang menikahi Fiya setahun setelah lulus dari SPG mendukung upaya Fiya untuk tetap sabar menunggu. Lagi pula, upah Fiya telah naik menjadi Rp 15.000 perbulan. Tahun 1986, pengangkatan susulan PNS. Fiya terjaring dan ditempatkan di SD Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Saat berangkat ke sana, Fiya dalam keadaan hamil dua bulan. Suaminya tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai barber shop di Banyuwangi. (cin/als)
CHIEN JULIEN/RaBa
TANPA PAMRIH: Suhaifiyah (tengah) saat memimpin pengajian ibu-ibu kemarin. Dia berkeliling dari satu musala ke musala lainnya di Kelurahan Sobo.
Suhaifiyah, Pelopor Pengajian Keliling asal Kelurahan Sobo
Lepas Status PNS, Pilih Keliling Musala SEPERTI perempuan yang satu ini. Siapa sangka, di balik sosoknya yang sederhana, banyak ‘jasa’ tidak tertulis yang dilakukan Suhaifiyah di usianya yang memasuki setengah abad. Selain menjadi ibu dari tiga orang anak, dia juga dengan tangan terbuka menerima anak yatim dan piatu yang membutuhkan pembimbing belajar di luar sekolah. Di usianya yang ke-53 tahun ini, Suhaifiyah masih aktif menggalang ibu-ibu dalam kelompok Dasa Wisma (Dawis) untuk mengelola sampah serta menata perumahan setempat menjadi hijau dan bersih. Dua minggu sekali Suhaifiyah juga tidak lelah menggelar pengajian keliling musalamusala di Kelurahan Sobo. Pengajiannya tidak hanya membaca Alquran biasa. Pengajian yang diikuti oleh ibuibu itu juga diisi dengan pembelajaran tajwid dan terjemahan kitab suci itu. Belum lagi tugasnya sebagai Rukun Warga (RW) dan petugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD). Namun, seluruh tugas tersebut tidak mampu mengurangi kewajibannya sebagai istri yang taat kepada suami. Fiya setia merawat suaminya yang beberapa tahun belakangan ini lebih banyak berbaring di tempat tidur. Meski demikian, jika dalam keadaan fit, Sulistiyo, suami Suhaifiyah, juga tetap menjalani rutinitasnya sebagai barber shop. ****
CHIEN JULIEN/RaBa
DIPERCAYA: Suhaifiyah juga aktif dalam kegiatan Kelurahan Sobo.
Data Diri
Di sekitar kita, barangkali banyak sosok seperti pahlawan yang tanpa kita sadari berjasa dalam banyak hal. Biasanya sosok tersebut tidak dikenali karena kesedehanaan tingkah laku dan penampilan mereka.
BARU tiga tahun menyandang status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai abdi negara yang mendidik
REPRO CHIEN JULIEN/RaBa
PENGABDIAN: Suhaifiyah rela meninggalkan status PNS saat usianya masih muda.
pelajar sekolah dasar di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Fiya memutuskan untuk mengundurkan diri. Dia memiliki alasan pribadi yang enggan diungkapkan kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Namun katanya, pengunduran dirinya itu lebih dilatari oleh keinginannya untuk mengabdi pada suami dan keluarga tercinta di tanah kelahiran, Sobo. Ya, selama tiga tahun bertugas di Bondowoso, dari tahun 1986 hingga 1989, Fiya tinggal seorang diri di perumahan khusus guru. Dalam keadaan hamil muda, ia mencoba untuk mengurus kebutuhan hidupnya seorang diri di sana. Tidak ada sanak famili. Beruntung, Fiya cepat berinteraksi dengan baik kepada masyarakat sekitar, baik lingkup tetangganya, pesantren sekitar, bahkan ketika di pasar. Hingga, Fiya mahir berbahasa Madura dalam waktu tiga bulan saja. Suaminya, Sulistiyo, tidak bisa ikut dengan Fiya. Sebab harus menjalankan usaha barber shop-nya. Saat itu hanya menjenguk Fiya seminggu sekali. “Waktu itu setiap seminggu sekali suami saya datang kemari. Kemudian jalan-jalan. Hari SabtuMinggu jadi hari favorit saya, karena
Selalu Tebar Kebaikan kepada Sesama RESMI lepas dari status PNS nya pada tahun 1986, Fiya kembali ke rumah orangtuanya di Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Tidak mau menyia-nyiakan ilmu pendidikan yang dimiliki, Fiya membuka bimbingan belajar untuk anak TK hingga SD di rumahnya. Ketika masih menjalani pendidikan di SPGN Banyuwangi, Fiya kerap dipercaya tetangga sekitar untuk dititipi anak-anak yang masih sekolah. “Jadi, saya balik ke Banyuwangi itu, alhamdulillah mereka masih percaya menitipkan anak-anak mereka kepada saya,” ungkapnya. Hingga kini, Fiya membimbing sekitar 40 anak pelajar TK hingga SD. Tidak hanya memberikan bimbingan akademis, perempuan murah senyum ini juga berusaha menyisipkan pesan moral atau nilai agama disetiap pertemuan dengan anak bimbingannya. Waktu belajar dibagi menjadi dua, yakni pukul 16.00 hingga pukul 17.00 dan pukul 18.00 hingga pukul 19.00 malam. Fiya tidak mematok harga pasti kepada anak didiknya. “Ya
kadang Rp 2.000 kadang Rp 3.000 tiap kali bimbingan,” katanya. Namun, Fiya lebih senang menyesuaikan keadaan ekonomi keluarga masing-masing anak didiknya untuk membayarnya. Lebih sering dia menggratiskan biaya bimbingan, terlebih kepada anak didiknya yang yatim atau piatu. “Kalau yatim piatu, tidak bayar juga tidak apa-apa. Yang tidak mampu tidak bayar juga tidak masalah,” katanya. Dengan demikian, ia memiliki kepuasan tersendiri. “Saya akan lebih senang jika hubungan saya dengan mereka dan orang tua mereka terjalin dengan baik, mempererat tali persaudaraan dan silaturrahmi,” katanya lagi. Tahun 2000, di usianya yang ke-38, keinginan terpendam Fiya untuk berjilbab akhirnya terealisasi. Ya, beberapa tahun sebelumnya, Fiya mulai ingin memnuhi kewajibannya sebagai perempuan muslimah. Namun sempat ragu karena beberapa hal. “Ya zaman itu, wanita menggunakan jilbab masih asing.
Pandangan masyarakat dulu terhadap wanita berjilbab tidak seperti sekarang. Dulu dianggap aneh. Yang pakai jilbab, kalau tidak istrinya kyai, ya ustadzah,” ceritanya. Apalagi melihat busana sehari-hari yang ia kenakan saat itu bertolak belakang dengan pakaian perempuan muslimah yang tertutup. Ia ingin merubah penampilannya secara perlahan. Namun kejadian aneh terjadi, seluruh baju Fiya hilang. “Kebetulan semua pakaian saya yang baru saja disetrika diletakkan di lemari belakang. Tempat cuci-setrika. Eh hilang semua. Dari celana jeans saya, rok pendek, hilang semua,” katanya. Ia yakin bajunya dicuri. Saat itu Fiya mengakui cukup terguncang. Pakaian yang ia miliki tinggal pakaian yang melekat ditubuhnya. Namun di tengah kesedihannya ia merenung, mengambil hikmah. “Yah, mungkin Tuhan mengingatkan dengan cara demikian. Saya harus memantapkan niat saya berjilbab,” ujarnya n Baca Selalu...Hal 35
bisa menghabiskan waktu dengan suami saya,” kenangnya. Saat memutuskan untuk melepas status PNS-nya,banyak pihak yang menggandolinya. Baik dari rekan sejawatan maupun Dinas Pendidikan setempat. Bahkan, dari pihak keluarga pun demikian, saudarinya mengingatkan perjuangannya untuk diangkat menjadi PNS tidaklah semudah saat ia melepaskan statusnya. “Itu bentuk rasa perhatian dan khawatir mereka sebenarnya. Saya disuruh menimbang-nimbang lagi gaji dan sejumlah fasilitas sebagai PNS,” ceritanya. Namun tekatnya telah bulat. Dia harus konsisten dengan rencana yang diputuskannya. Selang beberapa lama, Fiya mendapatkan surat pemberhentian terhormat yang diterbitkan Gubernur Jatim pada waktu itu. Ia sempat meragu dan ingat kekhawatiran kawan-kawannya sebelum menyatakan mundur dari sebagai PNS. Tentang gaji rutinnya perbulan yang kini sudah tidak ada lagi. Selama menjadi PNS tersebut, kehidupan keluarganya cukup sejahtera karena pendapatannya. Mengingat suaminya hanya barber shop. Namun sekali lagi, ia memantapkan niat untuk
Nama : Suhaifiyah Lahir : Bwi, 3 Oktober 1962 Alamat : Jalan Ikan Pesut no 28, Lingkungan Karajan, Kelurahan Sobo. Suami : Sulistiyo (63 tahun) Anak : 1. Rizal Aditya Fiyanda 2. Rino Harditya Fiyanda 3. Rizka Efitya Fiyanda Pendidikan: 1. SD Kebalenan 1 2. MTsN Banyuwangi 3. SPGN 1 Banyuwangi Profesi : 1. PNS sebagai guru SD di Bondowoso 2. Ketua Rukun Warga 1 lingkungan Krajan 3. Takmir Masjid 4. Ketua Dasa Wisma (Dawis) Sakinan Sobo 5. Anggota PKK Kelurahan Sobo 6. Anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
mengabdi pada keluarganya, berbakti kepada suaminya untuk mengurus keluarga kecilnya, dan mendampingi orangtuanya yang kian sepuh. “Rezeki itu sudah ditakar pada masingmasing hambanya. Tidak akan tertukar,” katanya. Ia kembali ke Kelurahan Sobo pada tahun 1995. Tidak hanya mengabdi pada keluarganya sebagai ibu rumah tangga, saat terlepas dari status PNSnya, Fiya aktif diberbagai aktivitas-aktivitas yang nota bene mengabdi kepada masyarakat juga. Fiya menjadi takmir salah satu masjid yang kemudian menggerakkan pengajian ibu-ibu keliling antar dusun di Kelurahan Sobo, juga aktif di Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Dasa Wisma (Dawis), bahkan menjadi Rukun Warga (RW). Fiya juga memberi pendidikan non formal pada pelajar TK hingga SD di rumahnya saat sore dan malam hari. (cin/als)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
BERITA UTAMA
Senin 9 Maret 2015
Vonis Hukuman 1,5 Tahun malah Dipecat ■ BRIGADIR...
Sambungan dari Hal 25
Diam-diam, warga Perumahan Griya Indah, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro malah dipindahtugaskan di Mapolda Jatim. Posisi Sigit bukannya ”dikotak”, tapi malah dapat tempat yang strategis. Dia kini menjadi anggota Satnarkoba Polda Jatim. Ada kesan, Sigit memang ”diselamatkan” dari sanksi internal. Siapa yang menyelamatkan tidak tahu. Yang pasti, begitu bebas bersyarat dari Lapas tanggal 2 Januari 2015 lalu, yang bersangkutan tidak segera diajukan ke sidang Komisi Kode Etik Polisi (KKEP). Sumber di Polres Banyuwangi menyebutkan, Sigit disebut-sebut punya ”orang kuat” di Polda Jatim. Terbukti, meski divonis lebih dari satu tahun kasus narkoba, yang bersangkutan tetap ”sakti”. ”Kita juga tidak tahu Mas, kenapa bisa dengan mudah pindah ke Polda Jatim,’’ ujar sumber koran ini yang wanti-wanti tidak mau disebut namanya. Dengan pindahnya Sigit ke Polda, kini menjadi preseden buruk bagi petinggi Polres Banyuwangi karena tidak tegas dan terkesan mengolor-olor sidang kode etik
Sigit. Padahal sejak bebas bersyarat dari Lapas, masih ada jeda waktu untuk menyidangkan. Faktanya, kasus Sigit tidak segera disidang, tapi malah keburu dipindah ke Polda Jatim. Kabarnya, sejumlah LSM pegiat anti-narkoba juga berkirim surat ke sejumlah instansi terkait tidak ada sanksi tegas di internal kepolisian. Tanpa harus membandingkan dengan anggota polisi lain yang kena kasus narkoba, sanksi untuk Sigit memang terkesan ringan. Dua anggota Polres Banyuwangi pernah dipecat gara-gara kasus narkoba. Mereka adalah Briptu Andik Triana dan Brigadir Herman Supriyanto. Tanggal 6 Maret 2009, pemberhentian keduanya diumumkan secara resmi oleh Kapolres Banyuwangi yang kala itu dijabat AKBP Rahmat Mulyana dalam upacara disipliner di halaman Mapolres Banyuwangi. Briptu Andik diberhentikan secara tidak hormat setelah terbukti terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba tahun 2008 lalu. Pengadilan Negeri Banyuwangi akhirnya memvonis Briptu Andik dengan hukuman 1,5 tahun penjara. Sedangkan, Brigadir Herman divonis hukuman 10 bulan penjara setelah diketahui menyimpan narkoba di rumah dinasnya. Pem-
berhentian kedua anggotanya itu sesuai dengan Surat Keputusan Nomor Polisi 262/VII/ 2009 per tanggal 31 Maret 2009. Bagaimana tanggapan Polres Banyuwangi terkait kasus Brigadir Sigit? Wakapolres Banyuwangi Kompol Yoga Putra Prima Setya mengatakan perkara Brigadir Sigit Dwi Susanto telah dilimpahkan ke Polda Jawa Timur. Ini artinya sidang KKEP atas diri Brigadir Sigit Dwi Susanto akan dilaksanakan di Polda Jawa Timur. Sebab yang bersangkutan sejatinya sudah tercatat sebagai anggota Polda Jawa Timur. “Dia bukan lagi anggota Polres Banyuwangi tetapi Polda,” tegas Yoga. Keanggotan Brigadir Sigit sendiri sebagai anggota Polres Banyuwangi gugur setelah turunnya telegram rahasia (TR) tanggal 27 April 2012. Dalam surat bernomor STR 327/IV/2012/RO.SDM, Brigadir Sigit dimutasi menjadi Banit Subdit III Diresnarkoba Polda Jawa Timur. Ini artinya tertanggal dikeluarkannya TR tersebut, mantan anggota Satnarkoba Polres Banyuwangi ini telah berubah status keanggotaan. Selain itu, dalam kelanjutannya, Brigadir Sigit baru mendapat surat penghadapan beberapa waktu lalu. Inilah yang membuatnya
hanya bisa diproses di tingkat Polda karena status keanggotannya. Dan kini, Brigadir Sigit kini sudah menjalani tugasnya di Polda Jawa Timur. Meski demikian, proses sidang KKEP atas dirinya masih akan diberlakukan. Kompol Yoga menegaskan, karena keanggotaan inilah Brigadir Sigit akan diproses nantinya langsung di Polda Jawa Timur. Soal kapan digelar, mantan Wakapolres Probolinggo ini tidak mengetahuinya. ”Pelaksanaan sidang kode etik sepenuhnya berada pada kewenangan atasan langsung di Polda Jawa Timur,’’ kata Yoga. Sekadar mengingatkan, Brigadir Sigit Dwi Susanto terancam masuk dalam sidang KKEP. Sebelumnya oknum Polisi ini pernah divonis bersalah dalam kasus penyalahgunaan narkoba ini. Ada tiga pilihan sanksi yang dihasilkan dari sidang KKEP nantinya. Pertama, mutasi yang bersifat demusi ke luar wilayah. Kedua, pemberhentian dengan hormat dari Kepolisian, dan yang terakhir adalah pemberhentian dengan tidak hormat. Dalam proses persidangan, jika dinyatakan bersalah dan dijatuhi salah satu dari hukuman tersebut, Brigadir Sigit memiliki hak untuk mengajukan banding atas putusan tersebut. (nic/aif)
Rajin Baca Buku Terbitan Terkini ■ RATUSAN...
Sambungan dari Hal 25
Jenazah diberangkatkan dari tempat persemayaman Mitra Abadi Jalan Ikan Gurami, Banyuwangi. Sampai ke pemakaman pukul 10.15. Pelayat yang datang dari berbagai lapisan masyarakat. Ini menunjukkan kalau semasa hidupnya almarhum Adi Kardono dikenal supel bergaul dan banyak teman. Ada pejabat, pengusaha, budayawan, mandor perkebunan, dokter, polisi, tentara, dan masih banyak lagi yang melayat. Karangan bunga juga menghiasi area pemakaman. Kiriman berbela sungkawa berupa karangan bunga itu datang dari Kapolda Jatim, Kapolda Metro Jaya, Bupati Jombang, Dirlantas Polda Jatim, hing-
ga kalangan pengusaha ternama. Sebelum jenazah dinaikkan ke dalam kendaraan, putra dari Sardju Adi Kardono, Setiawan Subekti sempat memberikan sambutan kepada para pelayat yang hadir. Pria yang akrab disapa Iwan itu menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada pelayat yang telah hadir. “Papa dan Engkong bukan hanya milik keluarga, namun juga milih masyarakat Banyuwangi. Karena itu kami memohon maaf sebesar besarnya atas kesalahan beliau, serta memohon doa agar amal ibadahnya diterima di sisi-Nya,’’ kata Iwan terbata-bata. Setelah jenazah dinaikkan ke atas mobil selanjutnya iring-iringan kendaraan berangkat menuju tempat pemakaman Kluncing.
Rombongan sempat melewati kediaman almarhum Adi Kardono di Jalan Dr. Sutomo, Banyuwangi. Pukul 10.15 rombongan pengiring dan bus jenazah memasuki area pemakaman. Begitu bus jenazah mendekat ke tempat persemayaman terakhir, ratusan pelayat yang sejak tadi menunggu langsung mengerumuni jalur yang akan dilalui peti mati. Selanjutnya anggota keluarga mendekat dan mengelilingi lokasi makam. Setelah pemuka agama melakukan ritual ritus dan pembacaan doa bagi almarhum Adi Kardono, pukul 11.30 peti mati diturunkan ke dalam liang lahat dengan iringan doa dan isak tangis dari beberapa anggota keluarga. Ina, 52, salah seorang pelayat
mengaku kehilangan dengan sosok Adi Kardono. Warga Ketapang, Kecamatan Kalipuro itu mengaku akrab dengan sosok almarhum. Menurut Ina, almarhum bukan hanya dikenal sebagai kamsu berjalan pekebunan. Ditanya seputar ekonomi hingga perpajakan, almarhum juga sangat mahir. Di mata Ina, alamarhum juga dikenal sebagai kutu buku. Meski usianya sudah 85 tahun, almarhum masih rajin membaca buku terbitan terbaru. Hal ini juga terlihat di rumah almarhum yang banyak dihiasi aneka buku. “Pokoknya tidak ada duanya. Almarhum Adi Kardono merupakan sosok yang selalu memberi nasihat dan tidak pernah membeda-bedakan orang,” kenang Ina dengan mata berkaca-kaca. (fre/aif)
Total Kerugian Penipuan Rp 30 Juta ■ SEPERTI...
Sambungan dari Hal 25
Dia menceritakan, Kamis siang (5/3) Iwan menelepon dirinya bahwa pada hari Jumat (6/3) sore akan ada puluhan pelajar yang akan dirias di tempatnya. Sumiyati pun memberikan berapa-berapa harganya. Namun anehnya, Iwan tidak melakukan penawaran mengenai ongkos rias dan sewa baju tersebut. ”Untuk satu orang saya kasih harga Rp 150 ongkos rias plus sewa baju. Tapi dia tidak menawar. Biasanya kalau rombongan begitu mesti menawar,” terangnya. Sumiyati tidak menaruh curiga sama sekali dengan aksi Iwan yang berujung penipuan. Sebab, Iwan mencatut acara fashion pemkab yang akan digelar pada tanggal 14 Maret 2015 mendatang. Selain itu, para pelajar yang didampingi murid juga menjadi alasan mengapa Sumiyati tidak menaruh curiga sama sekali terhadap Iwan. ”Awal ya percaya saja. Tapi anehnya saya ini kok nggak minta uang muka dulu. Biasanya saya selalu minta uang muka ke konsumen. Rasanya seperti manut saja saya pada anak itu,” jelasnya. Keanehan juga muncul saat dia merias para pelajar wanita. Bia-
sanya, kalau masalah rias-merias wajah wanita paling cerewet untuk itu. Tapi yang dialami Sumiyati selama merias pelajar wanita, semuanya nurut dan tidak ada yang cerewet. ”Seperti dihipnotis, pelajar cewek yang tak rias manut semua,” kata Sumiyati. Dia menuturkan, masih ingat betul dengan wajah Iwan. Menurutnya, Iwan yang mengaku sebagai panitia fashion tersebut berperawakan kurus, berkulit putih, tinggi dan juga menggunakan kaca mata. Sumiyati memperkirakan umur Iwan sekitar 25 tahunan. Penampilan Iwan yang meyakinkan juga menjadi alasan rasa curiga tidak muncul pada benak Sumiyati. ”Logat bicaranya seperti orang Jakarta. Saya masih ingat betul dengan wajahnya,” ujar Sumiyati geram. Terkait penipuan yang dilakukan Iwan itu, Sumiyati mengaku sudah melapor ke Polsek Giri. ”Saya langsung lapor ke Polsek. Masih penyelidikan. Nanti katanya saya harus siap dipanggil polisi kalau memang keterangan saya dibutuhkan,” pungkas Sumiyati. Kapolsek Giri, Iptu Mudjiono mengaku masih melakukan penyeledikan terkait kasus penipuan
tersebut. Pihaknya juga telah menerima laporan dari puluhan pelajar, pemilik salon, dan pemilik rental mobil. ”Total kerugian sekitar Rp 30 juta. Pemilik rental dan salon juga sudah melapor. Rental mobil dari Kecamatan Cluring,” terang Mudjiono. Diberitakan sebelumnya, puluhan pelajar tertipu masal oleh ajang fashion abal-abal. Sejumlah barang-barang milik puluhan pelajar itu digasak seorang pria yang mengaku sebagai panitia sebuah acara fashion yang ternyata palsu. Tidak hanya itu, pelaku juga berhasil menggondol satu unit motor milik salah satu pelajar. Penipuan itu menimpa puluhan siswa-siswi SMAN 1 Giri, SMK Gajah Mada, dan SMK Pradana. Para pelajar yang tertipu itu didampingi orang tuanya langsung beramai-ramai melapor ke kepolisian. Dengan wajah masih dengan riasan, para korban penipuan fashion abal-abal itu melapor ke Polsek Giri sesat setelah kejadian Jumat malam lalu (6/3). Kamis (5/3) siang pelaku yang hanya seorang diri itu awalnya mendatangi sekolah-sekolah untuk mencari peserta pelajar agar ikut acara fashion pada 14 Maret 2015 menda-
tang. Setelah semua peserta terkumpul, para siswa-siswi tersebut disuruh mengisi sebuah data diri masing-masing di sebuah formulir. Setelah formulir terisi, lelaki yang mengaku bernama Iwan itu memberikan penjelasan kepada seluruh peserta yang terjaring agar mengikuti sesi pemotretan. Pelaku mengatakan bahwa sesi pemotretan berlangsung di Hotel Santika Jumat sore kemarin (6/3). Sebelum pemotretan, seluruh peserta terlebih dahulu dirias bersama-sama di sebuah salon rias pengantin di Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri. Mereka juga disuruh memilih kostum yang akan dipakai saat pemotretan. Selanjutnya, setelah seluruh pelajar dirias dan mengenakan kostum yang disediakan, pelaku memerintahkan seluruh pelajar menuju sebuah hotel di jantung kota Banyuwangi untuk pemotretan. Sadar menjadi korban penipuan, para pelajar itu mulai bingung. Bahkan, sebagian peserta tampak menangis histeris. Ada juga pelajar lelaki yang geram sembari meninju aspal jalan di depan salon rias pengantin itu. Aksi para pelajar korban fashion abal-abal itu langsung mendapat perhatian warga sekitar. (tfs/aif)
Batas Waktu Jualan Pukul 22.00 ■ WAKTU...
Sambungan dari Hal 25
Menurut mereka, berdagang di luar lebih menguntungkan ketimbang di dalam. Logikanya, dengan berjualan di luar pasar, pedagang memudahkan pembeli yang enggan berjalan lebih jauh dari tempat memarkirkan kendaraannya. Minat pembeli lebih banyak di luar daripada di dalam pasar, yang otomatis juga mempengaruhi penghasilan para pedagang. Khotim,52, misalnya. Pedagang tempe ini mengaku bersyukur bisa diizinkan berdagang di luar pasar meski hanya sebentar. “Ya syukur, akhirnya diizinkan jualan diluar lagi,” katanya. Khotim dan rekan-rekannya yang menjual ikan segar pun merasa senang dengan kelonggaran ini. Dia mengaku bersyukur bisa berjualan di luar meski dibatasi waktu. Pedagang diizinkan berdagang di luar mulai pukul 16.00 hingga pukul 22.00.
Pukul 22.00, pedagang berjanji mengemasi dagangannya termasuk membersihkan sampah sisa-sisa dagangan. “Pukul 22.00 hingga sore lagi kita berdagang di dalam pasar, tetap tertib,” timpal Masriyah, salah seorang pedagang sayur. Bukannya tanpa perjuangan pedagang diizinkan berjualan di luar. Sebulan yang lalu, pedagang pasar diwakili tiga paguyuban pasar mendatangi kantor DPRD Banyuwangi untuk melakukan hearing (dengar pendapat) dengan perwakilan pemkab. Hearing tersebut ricuh hingga ditunda oleh pimpinan sidang. Perjuangan pedagang untuk bisa kembali berjualan tidak sampai di situ. Tanggal 3 Februari 2015 lalu, sejumlah perwakilan pedagang mendatangi kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) selaku pengelola pasar. Mereka menanyakan perihal boleh tidaknya berjualan di luar pasar. Namun hasilnya nihil. Kala itu, Kepala Dispenda Banyuwangi Soedirman yang diwakili oleh Kabid Pasar, Sri Widyanto menemui perwakilan pedagang. Ia tidak bisa memenuhi
permintaan pedagang karena merasa bukan penentu kebijakan. Selang beberapa hari kemudian, mereka mengadukan hal tersebut kepada Plt. Kasatpol PP, Nuril Falah. Dihubungi koran ini Nuril Falah mengakui ditemui perwakilan pedagang pasar. Ia mengambil kebijakan lokal untuk memberikan toleransi kepada pedagang pasar bisa berdagang di luar pasar namun tetap sesuai prosedur yang disepakati. Nahrayu, ketua salah satu paguyuban pasar mengatakan, mereka mengajukan izin untuk berdagang di luar pasar bukannya tanpa pertimbangan. “Kami memperhatikan ketertiban, juga kebersihan. Untuk itu kami berdagang masih dalam pagar,” katanya. Diungkapkan Nahrayu, sejak ada peraturan harus berdagang di dalam, banyak pedagang yang gulung tikar. “Sekitar 25 persen pedagang yang tadinya berdagang di luar telah gulung tikar. Ada yang beralih menjadi pencari rongsokan, ada yang nganggur,” tandasnya. (aif)
35
Tanamkan Virus Humanisme ■ LEBIH...
Sambungan dari Hal 25
Itulah cara paling gambang untuk mendeteksi baik-tidaknya seseorang. Setidaknya itulah cara yang selama ini saya percayai. Dan, hasilnya 99,9% ternyata jitu. Makin banyak pentakziyah yang hadir hampir bisa dipastikan ketika hidup si jenazah sangat baik kepada orang lain. Ketika saya melayat Pak Sardju Adi Kardono Sabtu kemarin di persemayaman di Jalan Ikan Gurami, banyak sekali orang yang datang. Kursi yang tersedia dipenuhi pelayat. Dalam acara penguburan almarhum di pemakaman Kluncing kemarin juga banyak sekali koleganya yang datang. Saya langsung teringat rumus soal orang baik. Saya langsung teringat cerita-cerita tentang Pak Adi dari beberapa orang. Baik teman dekat atau teman biasa. Semua menceritakan tentang kebaikan Pak Adi. Almarhum tidak pernah perhitungan dalam berbuat baik. Membantu orang adalah hobinya. Menyayangi karyawan merupakan bagian dari hidupnya. Maka tidak heran, jika semua karyawan PT Perkebunan Kalibendo yang pernah dia pimpin berbondong-bondong memberi penghormatan terakhir. Dan, orang-orang itulah yang memenuhi kursi di tempat persemayaman jenazah di Jalan Ikan Gurami Sabtu lalu –ketika saya melayat. Karyawan perkebunan Glenmore dan Bayu Lor juga melakukan hal yang sama. Bahkan perkebunan Klatak, konon, mengibarkan bendera setengah tiang. Kebaikan Pak Adi tidak hanya dirasakan langsung oleh para karyawannya. Banyak sekali tokoh penting yang ikut merasa kehilangan. Itu bisa dilihat dari banyaknya karang bunga yang dijajar memenuhi tempat persemayaman. Dari Banyuwangi tampak karangan bunga dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas da Forpimda. Dari luar kota ada Kapolda Metro Jaya, Kapolda dan Wakapolda Jatim, Bupati Jombang. Belum lagi dari pengusaha dan perusahaan dari seluruh Indonesia. Tak terhitung jumlahnya. Saya sendiri merasa Pak Adi adalah sahabat istimewa. Istimewa karena kami bukan teman sebaya. Tapi teman beda usia. Pak Adi lebih tepat menjadi bapak saya daripada seorang teman. Usia saya baru 45 tahun. Sedangkan Pak Adi ketika meninggal kemarin berusia 85 tahun. Persahabatan saya dan Pak Adi terjalin sejak belasan tahun silam. Jadi, jauh sebelum saya kenal Pak Iwan (putra sulung beliau yang bernama lengkap Setiawan Subekti). Pak Adi-lah yang mengenalkan Pak Iwan kepada saya. ’’Wan, ini teman
papa. Kamu harus kenal juga. Ini orang hebat,’’ kata Pak Adi ketika mengenalkan saya kepada Pak Iwan, sepuluh tahun silam. Begitulah cara Pak Adi menghargai teman. Ketika mengenalkan saya kepada anggota keluarga yang lain dan para koleganya, selalu saja dia menyebutkan saya sebagai orang hebat. Padahal, yang hebat sebenarnya adalah beliau. Saya tidak ada apa-apanya dibanding beliau. Tapi itulah teman sejati: selalu andap asor dan menyanjung temannya di hadapan orang lain. Bukan sebaliknya: ngetrek-ngetrek kejelekan teman ke mana-mana. Kepakaran Pak Adi di bidang tanaman kebun tak perlu diragukan. Semua orang yang pernah bekerja bersamanya pasti mengakuinya. Saya selalu terkagumkagum ketika diskusi dengan Pak Adi soal tanaman perkebunan. Meski sudah lanjut usia, ternyata dia masih rajin mengikuti perkembangan teknologi perkebunan terkini. Namun, menurut dia, teknologi itu masih kalah dibanding dengan teknologi yang dipraktikannya selama ini. Yang membuat saya kagum dua kali dari sosok Pak Adi adalah ini. Cara mendidik anaknya. Terutama Pak Iwan. Menurut penuturan Pak Iwan, sejak kecil sampai kuliah tidak pernah diajari memakai sempao. Bahkan, Pak Adi terkesan menjauhkan Iwan dari kalkulator Tiongkok itu. Sebaliknya, Adi menanamkan virus humanisme ke dalam otak Iwan: kamu harus menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Pak Adi berhasil. Iwan yang menjadi salah satu pakar kopi dunia yang dimiliki Indonesia sampai sekarang tidak jadi pengusaha seperti anak orang Tionghoa kebanyakan. Iwan malah membuat sanggar kopi Genjah Arum. Sebuah tempat yang menjadi jujugan orang yang ingin ’belajar’ tentang kopi. Mulai dari pengolahan sampai cara menyeruputnya. Tak terhitung tamu yang datang ke sanggar minum kopi Genjah Arum. Mulai orang biasa sampai tokoh. Mulai mantri sampai menteri. Mulai orang lokal hingga dari mancanegara. Lewat dsanggar Genjah Arum Iwan juga mengenalkan tarian asli Banyuwangi, gandrung dan barong Kemiren kepada para tamunya. Dia juga merawat warisan budaya Osing, yakni mocoan. Kepeduliannya terhadap seni budaya Osing itu membuat Iwan mendapat julukan yang sama dengan Pak Adi: lebih Jowo daripada orang Jowo dan Lebih Osing daripada orang Osing. Iwan sendiri sering melempar joke kepada para tamunya. Jangan melihat casing dan mata saya yang hanya 5 watt, tapi lihatlah hati saya. Ternyata benar, Iwan memang orang Osing, orang Banyuwangi, dan orang Indonesia. (kaosing93@gmail.com)
Konsentrasi Penyuluhan KB dan Reproduksi ■ PBNU...
Sambungan dari Hal 25
Plt. Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Sholahudin Wahid atau biasa akrab dipanggil Gus Sholah. Dalam kesempatan tersebut, adik kandung Gus Dur tersebut mengapresiasi terlaksananya baksos LKNU. Menurut Gus Sholah, selain melakukan pengobatan gratis dan bakti sosial, NU juga harus getol mengkampanyekan pentingnya seribu hari kehidupan, mulai dari dalam kandungan hingga masa pertumbuhan dua tahun. “Perbaikan gizi ini penting, kalau ibu hamil gizinya baik, anaknya Insya-Allah juga akan baik,” ujarnya. Kedatangan Gus Sholah kemarin juga ditemani Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Ketua Panitia Baksos dr. Mufti Anam, Dipl. Cibtac. Anas mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya dengan menjaga toilet atau jeding tetap bersih. “ Ukuran acara itu sukses, jika setelah acara selesai tidak ada sampah berserakan. Oleh karena itu mari kita jaga lingkungan sekitar
dengan tidak membuang sampah sembarangan,” ajak mantan anggota DPR RI itu. Menurut Anas, rumah sakit saat ini sudah banyak mengalami perubahan fungsi. Tidak lagi menjadi tempat penyembuhan orang sakit, melainkan sudah mulai sebagai industri bisnis. Oleh karena itu, NU sebagai organisasi kemasyarakatan harus bisa mengambil peran yang intensif. Orang bisa sehat, kata Anas, dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya pola makan dan pola pikir. Warga NU acapkali lupa mengatur pola makan. Apalagi di kalangan warga nahdliyin dalam acara haul, imtihan, dan lain-lain selalu dibarengi dengan menyembelih kambing atau makan daging. Sementara, mereka dengan enaknya menyantap sate, gule, dan lainnya tanpa memikirkan dampaknya bagi kesehatan. Oleh karena itu, lanjut Anas, perlu adanya penyadaran bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Makin banyaknya dokter atau apotik saat ini, tidak akan membuat orang menjadi sehat, jika pola makan dan pola pikirnya tidak dirubah. “Tradisi orang terdahulu sudah bagus, ada puasa ngrowot atau makan sayur. Ini
sebetulnya harus mulai kembali digalakkan,” terangnya. Ketua Panitia Baksos Mufti Anam mengaku puas dengan kegiatan di Songgon yang berlangsung lancar dan mendapat animo masyarakat yang luar biasa. Khusus di Songgon, pihaknya berkonsentrasi terhadap penyuluhan KB dan reproduksi. Pasalnya, dari data yang ada, jumlah angka bayi yang lahir di wilayah Songgon mencapai 23 ribu jiwa. “Kita harapkan dengan kegiatan ini, muncul kesadaran dari masyarakat akan pentingnya reproduksi dan keluarga berencana,” harapnya. Dalam kegiatan baksos kemarin, pengunjung menikmati berbagai layanan kesehatan. Antara lain khitan masal, donor darah, pemeriksaan kesehatan gigi, penyuluhan reproduksi dan KB, penyuluhan HIV/ AIDS dan konseling pola hidup sehat. Tak ketinggalan, ada penyerahan santunan untuk anak yatim serta sembako untuk para janda dan orang-orang lanjut usia (lansia). Selanjutnya, kegiatan yang digagas oleh LKNU ini akan berlanjut di Ponpes Miftahul Ulum, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Jumat (13/3). (ddy/aif)
Stage Bisa Berbentuk Lingkaran ■ HARI INI...
Sambungan dari Hal 25
Peserta untuk kategori inin diberi batasan umur. Yakni mulai 19 tahun hingga 35 tahun. Demikian juga dengan tinggi badan dibatasi minimal 160 hingga 165 cm. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan, peserta yang hadir bisa membawa serta bahan-bahan recycle untuk benda yang ditampilkan saat pergelaran tanggal 13 Maret nanti. Ini untuk memantapkan pembekalan desain yang telah disampaikan pada 5 Maret lalu. Untuk memantapkan cara berjalan, DKP mendatangkan mentor fashion dari Banyuwangi Sukirno Fajar. Pemerhati lingkungan di bidang recycle dari Jogjakarta juga dihadirkan untuk memberikan saran dan masukan mengenai bahan dan desain yang
akan digunakan untuk membuat busana. Sama seperti peserta kategori pelajar di Green And Recycle Fashion Week, busana yang akan dikenakan peserta saat tampil nanti harus berbahan kertas bekas sebanyak 70 persen dan sisanya bisa dikombinasikan dengan bahan lainnya. Khusus untuk Fashion On The Street, kata Arief, peserta tidak hanya diberikan kesempatan untuk memamerkan busana saja. Tetapi juga benda lain hasil dari daur ulang sampah. “Bisa mambawa tas, keranjang, topi, aksesoris, atau benda lainnya yang terbuat dari barang bekas,” kata Arief. Fashion On The Street ini akan dilaksanakan di depan kantor Pemkab Banyuwangi sehari sebelum Green And Recycle Fashion Week. Peserta akan tampil di atas stage yang disediakan panitia. “Stage-nya bisa berbentuk lingkaran atau persegi, tiap peserta akan tampil maksimal 1 menit di atas panggung,” pungkas Arief. (cin/aif)
Tiap Pengajian Diikuti 150 Orang ■ SELALU... Sambungan dari Hal 34
Bersyukur, tahun pertama menggunakan jilbabnya, ia dipercaya oleh Kepala Kelurahan setempat untuk mengisi pengajian remaja. “Kebetulan, waktu pertama pake jilbab dipercaya untuk ngisi pengajian remaja putri. Jadi tidak ada cibiran dari tetangga ataupun keluarga. Saya sangat bersyukur,” katanya. Fiya tetap konsisten mengenakan busana tertutup. Seiring berjalannya waktu, ia kemudian terpilih menjadi takmir yang membidangi urusan wanita di masjid Baitul Muttaqin, Kelurahan Sobo. Kemudian, bersama dua orang
kawan lainnya yang memiliki kemampuan menghafal Alquran dan pemilik yayasan pondok pesantren, mereka mendirikan kegiatan ngaji keliling-keliling musala di Kelurahan Sobo. Sasarannya adalah ibu-ibu dan remaja putri. “Pengajiannya tidak hanya sekadar baca Quran biasa, tapi juga mengkaji terjemahan dan mempelajari tajwid. Karena banyak dari kita yang merasa sudah bisa membaca Alquran tanpa memperhatikan dua hal tersebut,” tuturnya. Pengajian itu berjalan rutin hingga kini. Yang menggembirakan, antusias warga sangat tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah jamaah yang kian bertambah. Setiap peng-
ajian ibu-ibu yang hadir bisa sampai 100 hingga 150 orang. Selain itu, Fiya yang juga ketua Rukun Warga (RW) 1 di Lingkungan Krajan, Kelurahan Sobo ini menjadi ketua Dasa Wisma (Dawis) Sakinah. Ia mengajak ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi bentukan pemerintah kabupaten tersebut umtuk membuat lingkungan hijau, asri, bersih lebih tertata dan bebas dari sampah. Fiya juga tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK). “Semua saya lakukan selagi saya bisa, I do something what i can do for someone else, I’m happy to make them smile,” katanya. (cin/als)
RADAR BANYUWANGI
OLAHRAGA
36
Jawa Pos
Senin 9 Maret 2015
Miskin Atlet, Sulit Penuhi Target BANYUWANGI – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur V akan menjadi pertaruhan bagi Banyuwangi. Sebab, sebagai tuan rumah, Kota Gandrung dituntut bisa sukses ganda, yaitu sukses penyelenggaraan dan prestasi. Soal prestasi, tuan rumah mengusung target lima besar dalam ajang multi even itu. Tapi, bidikan itu tampaknya cukup sulit diwujudkan. Sebab, banyak cabang olahraga (cabor) yang tidak menurunkan skuad komplet. Bayangkan, seperti cabor Persatuan Angkat Berat, Besi, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI). Bagaimana tidak, total ada 42 nomor lomba yang dipertandingkan dalam ajang dua tahunan itu. Dengan estimasi itu, maka Banyuwangi sebetulnya bisa mencuri keuntungan. Asalkan, menurunkan atlet lengkap dan terbaik di kelasnya masing-masing. Namun sayang, PABBSI Banyuwangi justru tidak memiliki atlet. Hal itu yang diakui ketua PABBSI Banyuwangi, Beni Hiar.
ALI NURFATONI/RaBa
TERBAIK: Omen, pebiliar asal Banyuwangi Sarera BC berhasil merengkuh juara dalam Open Tournament Wabup Cup 1.
12 Pebiliar Terbaik Terjaring BANYUWANGI – Cabang biliar langsung fokus menatap Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur V. Sebab, tim sudah terbentuk berdasar hasil penjaringan seleksi atlet dalam open tournament biliar bertajuk Wabub Cup I yang berakhir Kamis (5/3) lalu. Dalam penjaringan itu, terdapat 12 tim atlet yang akan diterjunkan dalam ajang multi even itu. Para atlet under 21 itu merupakan atlet terbaik yang tersebar di Kota Gandrung. ‘’Kita langsung fokus,’’ tegas sekretaris Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Banyuwangi, Tri Sudaryono, kemarin. POBSI Banyuwangi, jelas dia, optimistis bisa berbicara banyak dalam ajang dua tahunan itu. Sebab, kualitas atlet Banyuwangi sudah terlihat jelas. ‘’Meski baru berdiri, tapi potensi atlet kami luar biasa,’’ tandasnya.
POBSI Banyuwangi memang tidak bisa mendapatkan dana APBD tahun 2015 karena tergolong cabang olahraga (cabor) baru. Meski begitu, Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko yakin jika prestasi menonjol, maka banyak pihak yang akan membantu. ‘’Nasehat dari pak Wabup menjadi spirit kami,’’ paparnya. Sementara itu, 12 atlet yang terjaring itu yaitu, Fiki, Komeng, Tri, Rendi, Cindi Dita Anggraini, Pardi, Tomy dan Ariel. Empat lainnya yakni Maulana, Adi, M Rifky, dan Rizki. Sedangkan, juara open turnamen biliar Wabup Cup diraih Omen, dari klub Banyuwangi Sarera BC. Runner up direngkuh Fuad dari klub Muncar Bit BC. Sedangkan, juara tiga diraih Doni dari tim Jajag Queen BC, dan Sam Gondrong dari Muncar Bit BC menjadi juara empat. (ton/als)
Selain kendala itu, masalah pendanaan yang tak kunjung cair juga menjadi pemicu. Hingga
ALI NURFATONI/RaBa
BUTUH DUKUNGAN: Salah satu binaraga Banyuwangi, Firdaus Danang Saputra tengah berlatih di Papo Gym.
Dia mengaku sudah bekerja keras untuk mencari bibit-bibit atlet. Tapi, atlet U-21 memang cukup sulit. ‘’Kita akui memang kekurangan atlet,’’ katanya. Bahkan, dia menyebut, jika pihaknya tidak bisa menurunkan atlet untuk mengisi setiap no-
mor lomba yang dipertandingkan. Banyak yang menjadi pemicu tentang masalah tersebut. ‘’Sekarang masih ada delapan atlet,’’ katanya. Dengan kenyataan itu, maka Banyuwangi tampaknya akan sulit meraih prestasi lima besar.
kemarin, belum jelas kapan dana hibah senilai Rp 5 Miliar itu bisa cair. (ton/als)