Radar Banyuwangi | 9 Maret 2014

Page 1

31 HARI LAGI

PILEG 2014 9 MARET

TAHUN 201 2014

Eceran Rp 5.750

29

Tabrak Sepeda, Siswa Terpental 2 1

3 NUR HARIRI/RaBa

EVAKUASI: Begitu terjadi tabrakan, warga langsung menolong dua siswa yang tergolek di aspal jalan (1).Warga langsung menggotong para korban (2), lalu menempatkan mereka ke lokasi yang cukup aman di poskamling dekat kantor KPU Situbondo kemarin (8/3).

SITUBONDO - Kecelakaan terjadi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Situbondo siang kemarin (8/3). Dua siswa yang mengendarai motor bernopol P 2156 EI menabrak sepeda pancal di Jalan Merak, Situbondo. Akibatnya, dua siswa bernama Samsul asal Kecamatan Wonosari, Bondowoso, dan Rosit, warga Lombok, yang sama-sama sekolah di Situbondo itu mengalami luka cukup serius. Mereka langsung dilarikan ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo untuk mendapat perawatan medis n Baca Tabrak...Hal 35

Lahan KIEB Tuntas 4 Bulan Pemkab dan 3 BUMN Teken MoU Kampe Industrial Estate GLENMORE - Momentum bersejarah bagi pembangunan sektor industri ujung timur Pulau Jawa, terjadi di halaman Rumah Sakit Bakti Husada, Krikilan, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, kemarin (8/3). Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggandeng Pemkab Banyuwangi sepakat untuk segera membangun Kampe Industrial Estate Banyuwangi (KIEB) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Proses kesepahaman pembangunan kawasan industri terpadu di sekitar Pantai Kampe itu tergolong berlangsung cepat. Awalnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berdiskusi kecil dengan menteri negara BUMN Dahlan Iskan saat sarapan di halaman belakang Pendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi November 2013 lalu. Saat itu, Anas menyatakan Banyuwangi siap membangun kawasan industri terpadu di lahan eks HGU kebun kapuk di Kecamatan Wongsorejo. Namun, penggunaan lokasi HGU kjebun kapuk tersebut terkendala problem pembebasan. Selanjutnya, Bupati Anas mengusulkan kepada Menteri Dahlan agar kawasan industri terpadu itu bisa menggunakan lahan PTPN XII di sekitar pantai Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Nah, menyikapi usulan Bupati Anas tersebut, Dahlan langsung menghubungi para direktur BUMN terkait untuk mengkaji dan menindaklanjuti usulan tersebut n Baca Lahan...Hal 35

ABDUL AZIZ/RaBa

SEPAKAT: (Dari kiri) Meneg BUMN Dahlan Iskan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Dirut PTPN XII Irwan Basri, Dirut SIER Rudy Wisaksana, dan Direktur Keuangan PT. Pelindo Wahyu Suparyono usai menandatangani MoU terkait pembangunan Kampe Industrial Estate Banyuwangi (KIEB) di halaman RS Bakti Husada, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, kemarin.

Buru Perusak ATM, Polisi Pelajari CCTV

FemalE

Masih Kecanduan Voli LAYAKNYA seseorang yang tengah ke canduan, Sinta Dwi Rahayu, 22, tak bisa jauh dari olahraga bola voli. Terbukti, meski kini sibuk be kerja sebagai salah satu staf PT. Pelabuhan Indonesia ( Pe l i n d o ) III Cab a n g Banyuwa ngi, l a ja n g y a n g satu ini masih setia menggeluti olah raga tersebut n Baca Masih... Hal 35

BANYUWANGI - Anggota Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Banyuwangi belum berhasil mengendus pelaku perusakan mesin automatic teller machine (anjungan tunai mandiri, ATM) yang beraksi di tiga lokasi. Hingga kemarin (8/3) polisi masih mempelajari rekaman closed-circuit television (CCTV) di beberapa counter mesin ATM tersebut. Sejumlah bank yang mesin ATM-nya sempat dirusak kawanan maling itu telah menyerahkan re kaman CCTV kepada polisi. “Aksi perusakan mesin ATM oleh para pelaku, semua terekam dalam CCTV,” terang Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kasatreskrim krim AKP Nandu Dyanata kemarin. Kasatreskrim Nandu du mengakui, pihaknya belum elum ber hasil melacak pelaku aku pem bobolan sejumlah ah ATM yang beroperasi di kecamatan be berapa b n Kamis di Banyuwangi B mallam lalu (6/3). Hanya, dari aksinya, penya la kku seperti pemain lokal. ka “Pelakunya kayak lokalan, bukan jaringan loka besar,” katanya. bes Para pelaku yang meruPa usak mesin ATM itu, jelas dia, diduga du akan membobol uang lam mesin tersebut. Namun, dala aksi kejahatan yang dilakukan kukan para pelaku itu tidak membuah kan hasil n pela ahkan Baca Buru...Hal 35

Beda Partai Duduk Bareng Doa Bersama

AGUS BAIHAQI/RaBa

DICONGKEL MALING: MAL Kondisi salah satu mesin ATM di halaman kantor Samsat Bersama Banyuwangi.

BANYUWANGI - Sebelum kampanye terbuka Pemilu 2014 dimulai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi menggelar doa bersama lintas agama. Acara doa bersama yang diikuti para calon anggota legislatif (caleg) dan kalangan partai politik (parpol) itu berlangsung di Pendapa Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jumat malam (7/3) lalu. Doa bersama itu tak hanya

diikuti caleg DPRD Kabupaten Banyuwangi. Para caleg DPD RI dan DPRD Jatim juga berbaur dalam acara religi tersebut. Dari kalangan undangan, tampak Bupati dan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), para pimpinan SKPD, dan tokoh lintas agama. Acara yang berlangsung pukul 20.00 itu diawali sambutan Bupati Abdullah Azwar Anas n Baca Beda...Hal 35

Hosnatun, Sesepuh Seniman Tari Tradisional Situbondo

Ciptakan Alat Musik Gamelan dari Bambu Alat musik tradisional gamelan Al biasa terbuat dari besi. Bagaimana bila gamelan itu berbahan bambu dan kayu. NUR HARIRI, Panji

GALIH COKRO/RaBa

SOSOK Hosnatun, 52, sudah cukup lama berkecimpung di dunia seni di Kota Santri. Dia seakan tidak pernah meninggalkan nilai filosofi saat membuat gamelan. Alat musik gamelan memang tidak asing bagi masyarakat di Pulau Jawa. Tetapi, alat musik tradisional yang dibuat oleh pria itu terlihat lebih sederhana. Gamelan made in Hosnatun terbuat dari bambu dan kayu. Seniman yang kini tinggal di Lingkungan Pengkepeng, Ke lu rahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Situhttp://www.radarbanyuwangi.co.id

SULTAN ANSHORI/RaBa

KHUSYUK: Para pejabat mengikuti doa bersama di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Jumat malam (7/3) lalu.

bondo, itu terus berkarya membuat gamelan bersama putra bungsunya. Sosok pria yang cukup dikenal di dunia tari di Situbondo itu terus mencoba membuat sejumlah alat musik tradisional. Meski gamelan buatannya belum rampung, beberapa muridnya sudah banyak yang ingin menggunakan gamelan bambu dan kayu itu sebagai pengiring tarian tradisional. Siang kemarin (8/3), seorang perempuan bernama Mela Savana, 19, juga menari dengan iringan suara gamelan made in Hosnatun. “Suaranya lebih merdu daripada gamelan yang terbuat dari besi,” kata Mela, siswi jurusan IPA di salah satu SMA Situbondo. Pembuatan gamelan berbahan bambu dan kayu tidak membutuhkan biaya yang sangat besar n Baca Ciptakan...Hal 35

Beda parpol duduk bareng doa bersama Semua rukun karena samasama belum jadi

Buru perusak ATM, polisi pelajari CCTV Untungnya pelaku tak hobi foto selfie

NUR HARIRI/RaBa

LEMBUT: Musisi memainkan gamelan dari bahan bambu dan kayu saat mengiringi siswi menari tradisional di Situbondo. email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 9 Maret 2014

Blongsong Sorgum Hindari Serangan Burung WONGSOREJO - Pemandangan unik tersaji di tepi jalan raya Banyuwangi-Situbondo, tepatnya di kawasan kebun Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Betapa tidak, di lokasi tersebut terdapat tanaman yang mirip pohon jagung dengan pucuk yang terbungkus semacam kain gabus berwarna putih. Usut punya usut, itu adalah cara praktis yang dilakukan pengelola Kebun Pasewaran, Banyuwangi. Pengelola kebun

di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XII itu memblongsong tanaman yang belakangan diketahui merupakan tanaman sorgum tersebut. Tujuannya, agar biji sorgum itu terhindar dari serangan burung. Manajer Kebun Pasewaran, Eko Martono mengatakan, akhirakhir ini serangan burung terhadap tanaman sorgum cukup ganas. Nah, guna menyelamatkan biji sorgum dari santapan burung-burung liar, pihaknya

berinisiatif memblongsong biji sorgum tersebut. Dikatakan, pihaknya memanfaatkan material bekas blongsongan melon untuk membungkus biji sorgum tersebut. Sayang, lantaran keterbatasan material, dari total sekitar 46 hektare (Ha) lahan tanaman sorgum di Kebun Pasewaran, yang diblongsong “hanya” sekitar satu hektare saja. “Kami memanfaatkan bekas blongsongan buah melon untuk mengantisipasi serangan burung yang cukup ganas itu,” ujarnya

melalui sambungan telepon kemarin (8/3). Tidak hanya serangan burung, musim hujan yang melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya akhir-akhir ini juga menjadi musuh tanaman sorgum. Sebab, menurut Martono, musim hujan dapat memperlambat masa panen tanaman sorgum. “Normalnya tanaman sorgum dipanen saat usia seratus hari. Tetapi, musim hujan dapat memperlambat masa panen tersebut,” cetusnya. (sgt/c1/als)

GALIH COKRO/RaBa

TERBUNGKUS: Tanaman sorgum di Kebun Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.

Residivis Pencuri Rokok Ditangkap Lagi MUNCAR - Beginilah akibatnya bila ingin enak tapi tidak mau berusaha. Ingin membeli rokok secara murah dan banyak malah membuat MIS, 33, gelap mata. Warga Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, itu nekat mengutil beberapa bungkus rokok di sebuah toko di kawasan Dusun Sumberjoyo, Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Aksi pria yang berprofesi sebagai nelayan itu terendus pemilik toko. Menyadari pembeli yang dihadapinya menunjukkan gelagat tidak baik, Haidori, pemilik toko, menggeledah pelaku. Hasilnya, ditemukan sebungkus rokok merek lain yang tidak dibayar pelaku. Korban segera melaporkan kejadian itu kepada polisi. “Pelaku berhasil ditangkap atas laporan pemilik toko, selanjutnya kami proses sesuai

hukum,” ujar Kompol Ary Murtini, lewat Kasi Humas Polsek Muncar Aiptu Putu Ardana. Aksi pencurian itu berlangsung sekitar pukul 13.30 kemarin (8/3). Saat itu pelaku datang ke toko korban dengan menyaru membeli rokok. Sampai di sana, dia meminta dua penjaga toko mengambil pesanannya. Begitu sepi, MIS mulai beraksi. Kemudian dia memasukkan sebuah rokok lain ke bajunya. Aksi itu diketahui pemilik toko. Saat digeledah, dia mendapati bungkus rokok yang tidak masuk hitungan dalam nota. Dengan barang bukti tersebut, pelaku langsung digelandang ke Mapolsek Muncar. “Dia merupakan residivis kasus pencurian rokok. Sebelumnya, dia juga pernah terjerat kasus yang sama,” ujarnya. (nic/c1/als)

AGENDA KOTA

Manasik Haji di Penataban CALON jamaah haji yang tergabung dalam kelompok haji (KBIH) Sabilillah menggelar manasik haji mulai 08.00 pagi ini (9/3). Acara tersebut dipusatkan di Aula Hotel Tanjung Asri Penataban, Kecamatan Giri.

SITUBONDO • Dijual/Dikontrakkan •

BANYUWANGI

SITUBONDO

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Mendut Regency •

• Grand Panji •

• Toyota Agya •

• Nissan •

• Honda Jazz ‘12 •

• Kijang LGX ‘02 •

NewLaunching,T100danT54,unittrbatas,Lok Strtgis, CCTV, Atap Galvalum, Genteng Beton, Drainase, Jln 8 m, One Gate System, Security, HrgPromo,H:085236828956,085234074222.

Open Inden Toyota Agya Proses Mudah & Angsuran Ringan Kredit s/d 5 Th Hub: Toni 081336236483 BB 22483BC4

All New March Harga Mulai 141 Jt / DP 29 Jtan & Dapatkan Hadiah Langsung Iphone SS, Ipad Mini,Digital Camera Voucher Info Hub Adwar Nissan Bwi 081259550876

Dijual H.Jazz RS Manual Putih 2012 Rp 210 Jt Nego Cash/Kredit Tukar Tambah Hub 08123453975

Dijual Kjg Lgx 2002 Silver Solar Hrg 127,5 Jt Nego Cash/Kredit Tukar Tambah Hb 082142194111

• Jl. Wijaya Kusuma •

• Panther ‘03 •

• Nissan •

• Toyota Avanza ‘13 •

• Innova ‘10/09 •

Dijual Panther Lv ’03 Silver Hrg 115 Jt Nego Cash/Kredit Tukar Tambah Hb 082142194111

Promo diskon heboh,Promo Bonus Hanya di bln ini Untk Setiap Pembelian Mobil Nissan Info Lebih Lanjut Hub: Frengki Setiawan 081333210583/087857733083

Dijual New Avanza Veloz L.5MT tahun 2013 putih hrg 166,5 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Toyota kjg Innova (solar) tahun 2010/ 2009 silver/hitam hrg 199,5 jt/149 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Corona Ex Saloon ‘90 •

• Daihatsu Terios ‘09/’11 •

• Suzuki Karimun ‘05/’09 •

• Honda Jazz ‘06/’13 •

Dijual Daihatsu Terios f700RG tahun 2009/ 011 merah/hitam hrg 149 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Suzuki SL410 R-Karimun/apv tahun 2005/09 hitam hrga 88,5 jt/107,5 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Honda Jazz GD3 IDSI tahun2006/ 013 merah/hitam hrg 109 jt/185 jt nego barang istimewa bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Cepat Rumah T.50 Mendut Regency N-6 Hub 081217900020 ( Arik )

BANYUWANGI L600m2, LB 400m2, 2 Ltai, 9 Kmar, 3 Kamar Mandi, Listrik, PDAM, SHM, Lok. Jl Basuki Rahmat Stubondo (Blkng Kntor Kejaksaan Baru STB) H: 081 358 057 388. TP.

• Dicari Lahan • Dicari Lahan u/ Perkebunan Mnml Luas 500 ha Daerah Jatim H: Edi 031-71711717

Djl Ruko L.Srtgis LB 155 m2 SHM Jl Wijaya Kusuma STB mnt H: 0813366940000

BANYUWANGI • Mekanik Mesin • Bth Sgr: Mekanik Msn Genset/Listrik (PLN) di Tmbk Udg Jujur,Tanggung Jwb,Totalitas Gaji + Bonus Krm CV Lgs Ke KSP Modern Jl PB. Sudirman 99-101 Bwi Telp 0333-413322

SITUBONDO

BANYUWANGI • STNK • Hlg STNK P 5915 ZD an Peni Suhartin Jl Ikan Lele 25 RT 2/4 Tukangkayu,Bwi

SITUBONDO • Desain Grafis • Dcr Karyawan/i Desain Grafis Percetakan Berpengalaman Hub Perc Dian Jl.Basuki Rahmat 1 A STB Blk Kejaksaan

• STNK • Hlg STNK P 5908 FD an Moh Nun Syayfur R Kp Barat RT 03/06 Asembagus,Stb

• BPKB • Hlg BPKB P 3500 EO an Deny Dwi S Jl PB Sudirman Kel.Patokan Stb

BANYUWANGI • Drum + Backsound • Jual Murah Drum + Backsond 1 Set Griya Pesona Karangrejo Blok I No 12 Bwi Hub: 081999971676

Dijual Corona Ex Saloon 1990, hitam, Istimewa, Eks dokter Hub 081250500897

• Nissan Grand Livina ‘07 • Dijual Nissan Grand Livina 1,8 Ultimate 2007 Hub: 081252281234

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

HOTLINE IKLAN HUBUNGI: 0333-412224

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Event: Benny Siswanto. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: Samsudin Adlawi. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/ mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 9 Maret 2014

Mabuk, Hajar Tetangga SULTAN ANSHORI/RaBa

TENGGELAM: Mobil Avansa yang tidak bisa berjalan karena ban masuk ke dalam pasir.

Terjebak di Pantai Boom

Hati-hati jika membawa kendaraan bermotor ke lautan pasir di sisi utara Pantai Boom, Banyuwangi. Bisa-bisa seperti yang dialami Toyota Avanza ini. Ban mobil tersebut masuk ke dalam pasir dan mengakibatkan mobil tersebut tidak bisa jalan. Kejadian itu

bermula ketika pemilik mobil yang ingin menikmati suasana sore di Pantai Boom. Pengendara Avanza mencoba memarkir kendaraannya di lautan pasir di sebelah utara pantai. Apes, ternyata ban belakang mobil terjebak. Akibatnya, mobil tersebut tidak bisa

melaju. Bahkan, penutup pelek ban belakang hancur akibat sang sopir memaksa mobilnya melaju di atas pasir tersebut. Agar mobil tersebut bisa berjalan, pemilik mobil meminta bantuan warga sekitar dan akhirnya mobil bisa di selamatkan. (mg2/c1/als)

MUNCAR - Entah mimpi apa ibu rumah tangga asal Dusun Kedungringin, Desan Kedungrejo, Kecamatan Muncar, ini. Tanpa sebab yang jelas, Widyawati, 30, begitu dia dikenal oleh masyarakat setempat, menjadi bulan-bulanan tetangganya, DS, 30. Tanpa sebab yang jelas, perempuan itu dipukul pelaku hingga luka di lengan kanan. Korban yang tidak terima atas perlakuan kasar DS itu segera melaporkan kasus penganiayaan itu ke Polsek Muncar. Petugas yang juga memintakan visum et repertum korban segera melakukan penangkapan pelaku. Dia berhasil diciduk tidak lama usai kejadian. Di hadapan petugas, DS men-

gaku khilaf. Dia mengaku tidak berniat memukul korban. Kejadian itu diakuinya di luar kesadarannya karena pengaruh minuman keras. “Dia mabuk saat melakukan pemukulan terhadap korban,” ujar Kompol Ary Murtini lewat Kasi Humas Aiptu Putu Ardana. Insiden itu berlangsung sekitar pukul 17.00 kemarin (8/3). Tanpa sebab yang jelas, pelaku datang ke rumah korban. Mengetahui kehadiran DS, Widyawati awalnya tidak curiga. Dia baru kaget saat pelaku mulai bertindak kasar. Tanpa banyak omong, pelaku menghajar korban secara membabi buta. Mendapat serangan keras, ibu rumah tangga itu hanya bisa pasrah. (nic/c1/als)

Giliran KKG dan UPTD Dukung Try Out BANYUWANGI - Dukungan Kepala Plt Dinas Pendidikan Nasional (Dispendik) Banyuwangi, Dwiyanto, terhadap pelaksanaan try out ujian sekolah (US) SD/MI, membuat Kepala Bidang Taman Kanak/ Sekolah Dasar (Kabid TK/SD) Dispendik, Hamami, beserta wakilnya, Purwanto, langsung merapatkan barisan. Menur u t Hama m i , s o a l dalam try out US SD/MI ini memiliki bobot materi yang disesuaikan dengan kisi-kisi US yang ada. Tim pembuat soal adalah guru-guru yang sudah berkompeten di bidang masing-masing. Terutama yang sudah mendapat pelatihan dari Provinsi Jawa Timur. “Walaupun bidang mata pelajarannya tidak ada di US, namun KKG Olahraga siap berpartisipasi dalam pelaksanaan Tryout,” ujar Hamami. Try out US SD/MI yang digagas Jawa Pos Radar Banyuwangi ini didukung penuh Dispendik. Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD dan kepala Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) se-Banyuwangi. Selain itu, try out ini juga didu-

kung Kelompok Kerja Guru (KKG) Olahraga dan Bank UMKM Jatim. Rencananya, ujian persiapan US ini akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Banyuwangi pada 19 Maret mendatang. (c1/als)

GERDA SUKARNO/RaBa

KOMPAK: Perwakilan KKG Olahraga bersama Kabid TK/SD siap menyukseskan pelaksanaan try out US SD/MI.

Dawis Anggur Kelola Sampah Organik Jadi Kompos

Setiap hari volume sampah di Banyuwangi mencapai 500 ton. Volume ini akan terus bertambah jika laju pertumbuhan penduduk semakin pesat. Beruntung, penanganan sampah menjadi prioritas bagi Pemkab Banyuwangi, melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Salah satunya adalah mengoptimalkan peran dasa wisma ESTER Ni Komang Tiniawadi adalah salah seorang dasa wisma yang begitu gigih terhadap permasalahan sampah di Banyuwangi. Di lingkungannya, wanita yang akrab dipanggil Ni Komang ini memiliki anggota delapan orang. Mereka adalah ibu-ibu yang

turut peduli terhadap keberadaan sampah yang menurut sebagian orang tidak berguna. Namun siapa sangka, sejak terlibat penanganan sampah di DKP tahun 2011 Ni Komang justru mampu membuktikan bahwa jika dikelola dengan baik, maka sampah

dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ni Komang mengatakan, sampah organik diyakini sebagai penyumbang terbesar meningkatnya akumulasi sampah berbagai daerah. Dilatarbelakangi oleh semakin terbatasnya lahan yang tersedia untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maka perlu dilakukan upaya-upaya mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPA dimulai dari sumbernya (rumah tangga). Salah satu upaya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dapat dilakukan melalui pemanfaatan sampah organik dengan metode pengomposan. Karena itu keberadaan Bank Sampah Banyuwangi (BSB) Unit Perum Giri Mulya UV 25 Dawis Anggur mencoba untuk mengatasi meningkatnya jumlah sampah dengan merubahnya menjadi pupuk kompos. Pengomposan, kata dia, merupakan upaya pengelolaan sampah organik, yang berprinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan

nyai beberapa keuntungan. Antara lain menghasilkan produk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan. Karena tidak mengandung bahan kimia dan terdiri dari bahan baku alami.“Unsur hara dalam pupuk kompos ini juga bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan serta dapat mengembalikan unsur hara dalam tanah sehingga tanah akan kembali produktif, jadi lebih aman,” kata Ni Komang kemarin (8/3). Dikatakan, metode pengumpulan sampah melalui BSB Unit Perum Giri Mulya ini adalah membaginya menjadi tiga. Pertama adalah sampah organik,

TOHA/RaBa

TELATEN: Ni Komang menunjukkan proses pembuatan sampah organik menjadi kompos di BSB Unit Perum Giri Mulya kemarin (8/3). non-organik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme berupa bakteri dan jamur. Sistem pengomposan ini mempu-

a organik (plastic) dan residu . Ketiga jenis sampah ini semuanya memiliki manfaat tersendiri. Jika sampah organik dikelola menjadi pupuk organik dimana setiap proses pembuatan kompos bisa menghasilkan 7 kilogram kompos. Sementara, sampah anorganik yang terdiri dari plastik-plastik dipilah tersendiri. “Biasanya, botol gelas air mineral yang paling banyak. Ini kita jual antara Rp 3500-Rp 7 ribu ke Bank Sampah. Sementara, sampah residu bisa dikelola menjadi berbagai barang, seperti tas untuk baju kotor, dompet, taplak, maupun bando,” ujarnya. (*/als)


BUDAYA

34

Jalan Jawa Oleh Ujang Sarwono*

J

ALAN di depan kampus malam ini teras berbeda. Tidak ada suara bising sepeda motor yang biasanya memenuhi jalan ini. Jalan yang biasanya tidak pernah sepi kecuali pukul tiga hingga lima subuh. Tidak terlihat mahasiswi yang memakai celana pendek berjalan di samping trotoar sambil menenteng dompet dan telepon genggam. Kenapa di samping trotoar bukan di trotoar?. Pedagang kaki lima sudah merampas trotoar untuk menjajakan nasi lalap, tempe penyet, nasi pecel, ayam goreng, nasi goreng, mi goreng, bakso, martabak, bahkan kios rokok. Siapa yang salah? Sepertinya tidak ada yang bisa menjawab. Hari ini malam minggu, yang seharusnya selalu ramai kini terlihat sepi. Tidak ada keramaian kendaraan bermotor yang biasanya didominasi mahasiswa. Sore ini hujan turun begitu deras hingga membuat jalanan basah, tenda-tenda pedagang kaki lima digenangi air, dan masih menyisakan gerimis yang tidak kunjung reda membuat malas sebagian orang yang ingin keluar rumah. Mahasiswa yang biasanya meninggalkan kos-kosan mereka kini lebih memilih berbaring di kamar. Titik-titik air masih terus membasahi pohon-pohon di sepanjang Jalan Jawa yang biasanya tak pernah sepi. Mengapa dinamakan Jalan Jawa? Mungkin karena jalan yang selalu sesak oleh pengendara dan tidak pernah sepi. Sama seperti Pulau Jawa sekarang yang sesak oleh bangunan beton dan manusianya. Padahal masih ada Jalan Kalimantan dan Jalan Sumatera yang sepi, tapi orang lebih memilih Jalan Jawa. Sama seperti Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang luasnya bisa lima kali Pulau Jawa tapi orang lebih memilih Pulau Jawa untuk tinggal dan mencari rezeki. Pedagang kaki lima di Jalan Jawa pun adalah yang paling ramai dari pada di jalan Sumatera, Jalan Kalimantan, dan Jalan Sulawesi. Hampir tidak ada lagi celah di trotoar Jalan Jawa, semua penuh oleh pedagang kaki lima. Di sepanjang trotoar Jalan Jawa tampak pedagang tempe penyet duduk sambil mengharap hujan reda dan pembeli segera datang. Terlihat beberapa pedagang kaki lima lain melayani pembeli yang tidak mau melepas jas hujan dan helmnya. Masih gerimis memang. Budi, malam itu sengaja keluar untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Hujan yang turun sejak jam empat sore belum sepenuhnya reda, membuat Budi baru keluar kamar kosnya. Melewati jalan paling ramai di sekitar kampusnya sambil terus mengendarai motornya untuk menuju warung makan favoritnya. Warung makan favorit Budi ini berjarak dua langkah saja dari aspal Jalan Jawa. Beratap terpal berwarna biru yang sudah berlubang di beberapa sisi dan spanduk bekas salah satu partai politik menghiasi sisi belakang warung ini. Bangku panjang dua meter dari bambu tua menjadi tempat biasa Budi duduk saat menikmati menu istimewa ala Pak Paino, pemilik warung yang sudah tiga tahun menjadi langganan Budi. Rasanaya hampir tidak pernah absen Budi membeli menu yang disuguhkan Pak No, begitu para pembeli di warung ini memanggil Pak Paino. Warung yang menjual nasi dengan bungkus daun pisang seharga Rp 3000 itu menjadi langganan makan malam Budi. Isinya telur goreng yang dicampur tepung ditambah mi goreng dan sambal. Menu seperti itu hampir setiap malam mengisi perut Budi. Selain harga yang murah Budi memang lebih suka makan di warung Pak Paino dari pada di rumah makan yang mengharuskan membayar di kasir setelah makan. Budi lebih senang makan di warung Pak Paino sambi membeli rokok eceran setelah menikmati nasi bungkus. Selain itu, obrolan sederhana dengan Pak No menambah kaya pengalaman Budi tentang kehidupan yang nyata. Ada saja topik pembicaraan saat berbincang dengan Pak No. Mulai dari masalah ringan tentang harga pisang di pasar hingga paling berat tentang korupsi yang kian tak

SAJAK-SAJAK Kekeringan Semua orang sedih karena tanah menjadi tandus tak ada air di mana pun hanya ada debu yang beterbangan semua kering bagaikan kulit yang keriput Tetapi saat kemarau panjang usai langit mulai mendung awan mulai mengumpul lalu langit menangis ketika hujan turun rumput terbahak-bahak menyambut datangnya hujan kemudian tanah yang tandus menjadi lumpur

Nyanyian Gelombang Hussss...... itulah suaramu seperti suara yang berbisik gelombang berkejar-kejaran ke sana-kemari

terbendung di Indonesia. “Selamat malam Pak No,” sapa Budi sambil mengusapusap jaketnya. “Malam Mas Budi, hujanhujan kok nekat ke sini?” “Masalah perut tidak bisa dikompromi Pak No,” jawab budi sambil mengambil pisang goreng hangat yang ditata di atas meja. “Oke, seperti biasa Mas?” Tanya Pak No sambil beranjak dari duduk. “Sip!” tegas Budi. Sambil menunggu pesanan Budi duduk menghadap jalan membelakangi Pak No yang sedang meracik kopi yang tidak terlalu manis dan nasi bungkus yang ditambah sayur lodeh nangka muda. Budi memandang ke seberang jalan tepat di hadapannya. Terdapat seorang pemuda seumurannya yang duduk berhadapan dengan gadis berkulit putih berambut lurus disertai cat rambut yang berwarna kemerahan. Sesekali sang gadis menyeruput minuman berwarna hijau muda dari gelas yang berbeda dari gelas di warung Pak No yang hanya bundar dan pendek. Malas melihat pemandangan seperti itu, Budi menggeser kepalanya sedikit ke kanan. Ada seorang perempuan paro baya bersama lelaki berjaket kulit dan kumis yang memenuhi bawah hidungnya sedang berada di tukang tambal ban. Sang perempuan tampak berdiri sambil terus memandang sepeda motor yang roda belakangnya sudah mulai dilepas. Sementara sang lelaki mulai menyalakan rokok. Berniat mengalihkan pandangan Budi dihadapkan seorang perempuan dengan wajah sudah keriput mengayuh sepeda dengan karung putih berisi gelas-gelas plastik bekas minuman. Imajinasi Budi menjadi seperti gadogado, bermacam-macam. Tentang remaja tadi, tentang kehidupan tukang tambal ban, dan tentang perempuan yang menantang dinginnya malam untuk mencari rongsokan. “Mas, permisi Mas, minta Mas untuk makan,“ anak kecil berbaju lusuh dan sandal jepit sambil membawa kaleng dengan beberapa uang receh di dalamnya membuyarkan angan Budi. Budi menyambut dengan merogoh uang seribuan dan memasukkan di kaleng bekas milik anak berbaju lusuh. “Terima kasih Mas,” balas anak kecil yang terlihat sedikit menggigil. Hampir setiap malam saat Budi menikmati nasi bungkus di warung Pak Paino selalu kedatangan peminta yang berbeda. Hari Senin Pak tua bungkuk dengan tongkat menopangnya berjalan, Selasa pemuda dengan membawa gitar menyanyikan lagu cinta, Rabu anak perempuan usia sembilan tahun membawa alat musik dari tutup botol Sprite yang diikatkan di potongan bambu, begitu yang Budi ingat setiap kali di warung Pak Paino. Di warung Pak Paino bukan tidak ada mahasiswa seperti Budi, banyak juga yang nongkrong di warung Pak Paino, tapi mungkin dari sekian banyak Budi yang tidak pernah absen. “ Kurang berapa lama kuliahnya, Mas?” tanya Pak Paino kepada Budi sambil mengaduk kopi hitam pesanan pembeli lain. “Doakan saja tahun ini bisa lulus Pak biar cepat kerja dan tidak minta uang terus sama orang tua”, jawab Budi. “Walah Mas, orang tua juga pasti ikhlas kalau dimintai uang anaknya untuk pendidikan”, Pak Paino duduk berhadapan dengan Budi dipisahkan

meja kecil tempat menjajakan nasi bungkus dan goreng yang dijualnya. Pembicaraan mereka semakin asyik dengan kendaraan yang hilir-mudik di depan warung yang hanya beratap terpal dengan disangga empat bambu yang sudah mulai rapuh. Kompor dari minyak tanah milik Pak Paino seolah memberi kehangatan percakapan mereka di malam yang lebih dingin dari biasanya. Hujan deras baru saja mengguyur kota yang terkenal berkat berdirinya universitas negeri 30 tahun yang lalu. “Benar Pak No, tapi kasihan Ibu. Sudah saatnya saya membalas budinya dengan cepat lulus dan bekerja” Budi bercerita sambil sesekali mengetekkan abu rokok di sela jari tangan dan telunjuknya. “Kalau sudah lulus cari kerja di luar Jawa Mas, peluang lebih besar,” saran Pak No. “Wah, sepi Pak di luar Pulau Jawa. Saya cari kerja di Jawa saja Pak”, balas Budi. “Memang sepi sih Mas, tapi kan peluang untuk maju bear”. Saya kalau tidak ingat anak ingin ke luar Jawa Mas Kalimantan atau Sumatera. Jawa sudah terlalu penuh Mas. Di Jawa sulit Mas. Ya, bapak cuma bisa berjualan nasi bungkus dan gorengan seperti bapak. Belum lagi kalau Angga mau ujian atau minta beli buku pasti bapak utang di tetangga dulu”, Pak No bercerita. “Berusaha dan berdoa saja Pak,” jawab Budi menghibur. “Amin Mas....Terus sepeda teman Mas yang hilang kemarin bagaimana?” “Ya, sudah hilang apa bisa diharapkan kembali Pak?” “Benar juga Mas, apalagi zaman sekarang. Hilangnya di mana Mas?” “Di Jalan Jawa Pak, dekat rumah makan Bu Sunarti waktu mengantarkan pacarnya” “Pak No, kopi ireng loro, teh anget papat,” (Pak No, kopi hitam dua, teh hangat empat), ucap remaja yang baru datang membuyarkan obrolan mereka. Pak No segera beranjak dan mengisi gelas dengan serbuk kopi dan teh kemudian disiram air panas dari kompor minyak tanah yang sejak tadi apinya sengaja dinyalakan kecil. Sementara Jalan Jawa kembali ramai. Terlihat pedagang kaki lima mulai sibuk melayani pembeli, jalan samping trotoar juga ramai oleh mahasiswa yang berjalan memakai celana pendek sambil memainkan telepon genggam. Nampak Jalan Jawa juga sudah ramai oleh kendaraan bermotor. Budi melihat jarum jam di tangannya menunjukkan pukul delapan malam. Budi bergegas menyeruput kopi hitam yang sudah mulai dingin dan merogoh uang sepuluh ribuan di kantongnya. *) Pemerhati bahasa dan sastra Indonesia.

Minggu 9 Maret 2014

Suaramu seperti seruling yang bersiul angin bertiupan mengiringi suaramu membuatku terkagum-kagum olehmu bagaikan kain membentang luas di situlah jati diri Gemericik Suara Air Gemericik air..... indah suaramu bagaikan angklung bergemetar ikan-ikan di dalamnya menikmati suaramu Suaramu meluluhkan hatiku airmu menari ke sana-kemari mengikuti irama suaramu di situlah harmonisasi hati Valinka Alya. Siswa SMP.

Lembah Ngarai Sianok Sungguh indah pemandanganmu Dinding curam berwarna hijau Hasil gerak turun kulit bumi Bak mengancam nyawa Mentari datang dari ufuk timur Mengusir hawa dingin Burung bertebaran mencari makanan Sungai mengalir dengan tenang Sungguh perpaduan alam yang sempurna

Hujan pagi Langit hitam kelam... Mentari seakan malu menampakkan diri. Semilir angin membawa dingin. Membuat para insan enggan beranjak. Tetesan air jatuh dari cakrawala. Mengguyur bumi tanpa ampun. Bak anak panah di medan perang. Membasahi bumi pertiwi. Matahari kembali bersinar. Aroma tanah menyegarkan suasana. Pelangi muncul menghiasi dirgantara pagi. Menumbuhkan semangat jiwa. Sungguh besar karunia-Nya. Yang tak bisa dibuat mahluk ciptaan Tuhan. Inilah karya Illahi tanpa henti. Nuriana Putri. Siswi SMPN 1 Genteng.

Perjalanan Hidup bumi menginjakku kaki bumi kuinjak kakiku menginjak bumi bumi melayang di pundakku

kucoba raih tubuh bumi namun, meteor mars mendorongku kucoba genggam bumi namun ribuan debu meteor menutup penglihatan kucoba sentuh bumi namun, sangkakala berbunyi nyaring membuat tangan berpindah haluan bumi pun hancur, perlahan tubuhku memudar hingga rontok satu per satu. Indana Maulana. Siswa Darussalam Blokagung.

Tepi Hamparan Biru Tiup angin berdatangan bersama Di atas lambaian pepohonan berimpitan Bergerak berhambur daun hijau Berbaris berjajar di pasir putih Melekat di bebatuan bergantian Bersandar mengering berjatuhan Terbang mengikuti embusan angin Perahu tinggi panjang terpampang Tak berlayar berbaris bersama Gerak mengikuti tarikan goyang air Entah sulit berdiam diri Embus anginlah mengatur lambaianmu Di mukamu bebatuan memenuhi hamparan Banyak bentuk tersebar merata Kau batuan karang juga batu hitam Pecahan kecil besar lain terbentuk Cantik indah asri terlihat dari jauh Terpukau terlukis di paparan elok berseri Jauharin Kumala Hidarumi. Penyair.


BERITA UTAMA

Minggu 9 Maret 2014

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Cepat karena Perizinan Tidak Mbulet n LAHAN... Sambungan dari Hal 29

Bak gayung bersambut, beberapa BUMN terkait langsung merespons positif. Karena dengan adanya kawasan industri terpadu itu, percepatan pemba ngunan di wilayah timur Jawa Timur dan sekitarnya bisa terwujud. Setelah melalui beberapa tahap pembahasan, akhirnya tiga BUMN sepakat bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi mewujudkan kawasan industri terpadu itu. Akhirnya, dengan disaksikan Meneg BUMN Dahlan Iskan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menandatangani MoU dengan tiga Direksi BUMN sekaligus. Yang tanda tangan kemarin adalah Direktur Utama (Dirut) Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Irwan Basri, PT. Surabaya Industri Estate Rungkut (SIER), Rudy Wisaksana, dan Dirut PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Djarwo Surjanto yang diwakili Direktur Keuangan PT. Pelindo III Wahyu Suparyono. Penandatanganan MoU antara Pem kab Banyuwangi dengan tiga BUMN tersebut terbilang ce pat yakni hanya

empat bulan. Hal ini membuat Bupati Anas merasa bangga de ngan ke pemimpinan Meneg BUMN Dah lan Iskan. “Beliau sangat inspiratif dan cepat mengambil keputusan bersejarah dalam pe ngembangan kawasan industri di Kecamatan Wongsorejo. Tentu kami sangat berterima kasih kepada beliau,” kata Bupati Anas. Anas menuturkan, pem bangunan KIEB sebenarnya sudah cukup lama dirancang. Bahkan beberapa tempat sudah disurvei sebelumnya untuk mewujudkan impian tersebut. Namun dari beberapa tempat yang disurvei tersebut, di anggap tidak memenuhi kriteria untuk dibangun KIEB. “Hingga akhirnya pemkab menemukan tempat yang pas yaitu di daerah Wongsorejo, dan kebetulan lahannya milik PTPN XII,” tuturnya. Setelah menemukan lokasi yang tepat tersebut, bupati kemudian menyampaikan niat itu kepada Meneg BUMN Dahlan Iskan, saat yang bersangkutan kunjungan kerja ke Banyuwangi November 2013 lalu. “Tanpa kami sangka, Pak Dahlan begitu cepat mengambil keputusan yang sangat tepat ini,” tuturnya,

di sambut tepuk tangan para hadirin. Sementara itu, Dirut PTPN XII Irwan Basri mengatakan, MoU tersebut dilakukan setelah PTPN XII melalui PT. In dah Karya, melakukan studi kelayakan di KIEB. Hasil studi awal yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa 898,6 hektare (Ha) lahan bisa disiapkan untuk KIEB. Lokasi tersebut meliputi Afdeling Kampe seluas 130,6 Ha, Afdeling Sidomulyo seluas 503 Ha, dan Afdeling WangkalSecang seluas 265 Ha. Irwan Basri menyebutkan, kesempatan tersebut juga dila kukan MoU dengan para ke lompok tani kakao, kopi, dan gula kelapa. “MoU ini diharapkan bisa meningkatkan ke sejahteraan para petani,” harapnya. Sementara itu, Meneg BUMN Dahlan Iskan menyambut baik MoU tiga BUMN dengan Pemkab Banyuwangi tersebut. Dia menegaskan, cepatnya keputusan yang diambilnya terkait rencana pembangunan KIEB, tak lepas dari sosok Bupati Anas yang sangat bersemangat membangun daerahnya. Dahlan menegaskan, dirinya sudah meneguhkan di dalam

hati, hanya akan membangun de ngan kepala daerah yang memang bersemangat membangun daerahnya. “Keputusannya cepat saya ambil, karena bupatinya semangat,” tegasnya. Selain bersemangat membangun daerah, Bupati Anas menurut Dahlan juga dikenal sebagai sosok energik dan tidak mbulet dalam memberikan izin usaha. “Biasanya kalau bupatinya semangat memberi izin nya juga tidak mbulet,” tandasnya. Selain menanggapi soal MoU KIEB, Dahlan juga sempat melakukan dialog secara langsung dengan perwakilan kelompok tani kakao, kopi, dan gula kelapa dengan memanggil para ketuanya ke atas pentas kemarin. Dalam kesempatan tersebut, Dahlan meminta semua perwakilan kelompok tani tersebut untuk menanggapi penandatanganan maksud dan harapannya terkait MoU dengan PTPN XII tersebut. Sekadar tahu, kedatangan Dahlan Iskan dalam acara di ha laman Rumah Sakit Bakti Husada Krikilan itu disambut an tusias para hadirin yang sudah menunggu di lokasi sejak pagi. Begitu tiba di rumah

sakit tersebut, Dahlan langsung disambut antusias para petani gula, petani kopi, petani kakao, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, mahasiswa serta berbagai elemen lain. Selama berjalan menuju kursi depan yang sudah disediakan,

Dahlan, dihadang para hadirin yang berebut salaman dan min ta foto bareng. Suasana makin meriah ketika panitia menampilkan para atlet berkebutuhan khusus ke atas pentas untuk menari Poco-poco. Melihat hal itu, secara spontan

Dahlan tersebut langsung naik ke atas pentas dan bergabung dengan para atlet untuk ikut me nari Poco-poco. Bahkan Bupati Abdullah Azwar Anas dan Dirut PTPN XII Irwan Basri juga ikut naik ke atas pentas menari Poco-poco bersama. (azi/c1/bay)

Hobi Dapat, Kesehatan juga Dapat n MASIH... Sambungan dari Hal 29

Kala masih sekolah dulu, Sinta kerap kali ikut kejuaraan bola voli, baik di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Bahkan, akses ke dunia kerja yang kini dilakoni juga diraih melalui bola voli tersebut. Ya, di tahun 2012 lalu lajang asal Dusun Simbar, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Ba-

nyuwangi, itu mengikuti kejuaraan bola voli di Surabaya bersama tim Pelindo Cabang Tanjung Wangi. Begitu ada lowongan kerja PT. Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, Sinta pun mencoba peruntungan. Tak dinyana, dia diterima menjadi salah satu staf di perusahaan BUMN tersebut. “Saya mulai bekerja di PT. Pelindo III Cabang Tanjung Wangi ini September 2012,” ujarnya.

Lantaran kini sibuk bekerja, pu tri pasangan Sugito dan Su warti itu mengaku kurang intens bermain bola voli seperti sebelumnya. Meski demikian, jika ada waktu luang, alumnus SMK PGRI II Giri Banyuwangi itu, selalu menyempatkan diri bermain bola voli. “Selain untuk menyalurkan hobi, bermain bola voli juga bisa menjaga kesehatan tubuh,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Gara-gara Berkendara Melawan Arus n TABRAK... Sambungan dari Hal 29

Sementara itu, Arif, korban yang menaiki sepeda pancal ha nya mengalami lecet dan mengeluh sakit di paha. “Saya cuma sakit di paha. Saya gak perlu ikut ke rumah sakit,” terang Arif yang selamat dari tabrakan hebat sekitar pukul 12.00 itu. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sebelum terjadi kecelakaan, Arif yang ting gal di Jalan Merpati, Situbondo, itu menaiki sepeda pan cal. Sepeda itu hendak ke luar halaman kantor KPU

Si tu bondo. Sayang, sewaktu Arif masuk ruas Jalan Merak, mendadak muncul motor yang dikemudikan Samsul dengan cepat dan melawan arus dari arah barat. Kontan, motor tanpa kaca spion dan ban tidak standar itu menabrak sepeda pancal tersebut. Tabrakan itu membuat Arif dan sepeda pancalnya terseret sekitar 10 meter dari titik tumbukan. Samsul yang mengemudikan sepeda motor terpental bersama motornya. “Rosit anak Lombok itu kasihan, dia terpental kena gapura tiang besi ini,” kata seorang saksi yang melihat tabrakan di lokasi kejadian.

Melihat ada kecelakaan, puluhan warga sekitar dan beberapa aparat kepolisian yang stand by di kantor KPU Situbondo langsung membantu mengevakuasi korban. Kedua siswa mengalami luka serius dan sempat tidak dapat bergerak dan susah bernapas. Selanjutnya, mereka dibawa ke tempat yang teduh di poskamling Jalan Merak. “Cepat beri minum,” kata seorang warga yang menolong. Beberapa saat kemudian, petugas lantas Pos 90 Polres Situbondo tiba di lokasi kejadian. Dua siswa yang mengenakan seragam Pramuka itu langsung diangkut ke rumah sakit. “Jalan

Me rak ini satu jalur, mereka berdua melawan arus dan tidak tahu dari kantor KPU ada yang keluar,” kata seorang anggota kepolisian yang melihat kejadian dari halaman kantor KPU Situbondo. Sementara itu, Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi mengimbau masyarakat selalu mematuhi peraturan lalu lintas. Selain itu, pihaknya juga meminta para sis wa yang belum memiliki SIM tidak membawa kendaraan sendiri. “Jangan melawan arus. Masyarakat harus patuh pada peraturan lalu lintas,” kata AKP Wahyudi. (rri/c1/bay)

Beraksi hingga Sekitar Pukul 02.00 n BURU... Sambungan dari Hal 29

Mereka sama sekali tidak berhasil membobol satu pun dari lima mesin ATM yang dirusak di tiga lokasi berbeda Kamis malam lalu itu. “Tidak ada kerugian uang, tapi mesin ATM-nya rusak,” cetusnya.

Meski tidak berhasil membobol uang dari mesin ATM, polisi menyatakan akan tetap memburu para pelaku. Untuk mengidentifikasi pelaku, Satreskrim Polres Banyuwangi masih mempelajari rekaman CCTV di lokasi ATM tersebut. “Da lam CCTV terekam saat akan membuka mesin ATM, pe-

laku menggunakan pisau lipat,” ungkap Nandu. Seperti diberitakan sebelumnya, kawanan pencuri spesialis mesin ATM beraksi Kamis malam lalu. Hanya dalam waktu se malam, tiga lokasi mesin ATM milik Bank BNI, Bank Jatim, Bank Mandiri, dan Bank BCA dibobol maling.

Mesin ATM yang dirusak tersebut berada di Desa La banasem, Kecamatan Kabat; depan kantor Samsat Bersama di Jalan Brawijaya Banyuwangi; dan depan Roxy di Jalan A. Yani, Banyuwangi. Pelaku perusakan mesin ATM itu diduga beraksi mulai pukul 23.00 hingga pukul 02.00. (abi/c1/bay)

Pagi Ini Gelar Acara Jalan Sehat n BEDA... Sambungan dari Hal 29

Anas berharap, caleg yang ter pilih nanti mendukung pembangunan di Banyuwangi. Sebab, saat ini Banyuwangi merupakan daerah yang menjadi tujuan para investor untuk menanam modal. “Saya berharap caleg terpilih nanti mendukung pembangunan di semua lini, termasuk pen didikan,” ujarnya. Selanjutnya, setiap tokoh agama yang hadir memimpin doa yang langsung diamini oleh penganut kepercayaan masing-masing.

Sementara itu, acara doa bersama tersebut dihelat atas inisiatif Kapolres Banyu wangi AKBP Yusuf. Menurut Kapolres Yusuf, tujuan diselenggarakan doa bersama tersebut adalah menciptakan pemilu damai di wilayah hukum Banyuwangi. Sebagai umat beragama, manusia hanya bisa melakukan ikhtiar, bermunajat, dan berdoa, agar semua dapat berjalan lancar, tertib, dan damai. “Kita berharap dalam pileg nanti, semua dapat ber jalan lancar. Dan tidak ada peristiwa yang menonjol yang dapat

mengganggu kam tibmas di Banyuwangi,” ujar Kapolres Yusuf. Kapolres menambahkan, selain agar pemilu berlangsung selamat dan aman, doa bersama itu merupakan bentuk kegiatan silaturahmi antar-caleg yang akan berkompetisi 9 April 2014 mendatang. “Ini juga sebagai sarana silaturahmi antar-caleg. Kami hanya memfasilitasi,” tuturnya. Ketua KPU Banyuwangi, Syamsul Arifin mengatakan, kegiatan tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan KPU menjelang kampanye terbuka 16 Maret mendatang. ”Ini merupakan

kegiatan pra-kampanye terbuka,” ujar lelaki asal Kecamatan Genteng itu. Syamsul menambahkan, doa bersama itu sejatinya digelar setelah pelaksanaan kampanye terbuka. Namun, karena ada surat edaran KPU yang melarang KPUD menggelar acara se lama musim kampanye, maka kegiatan doa bersama itu terlaksana Jumat malam kemarin. Selain itu, KPU akan meng gelar acara jalan sehat hari ini (9/3). Jalan sehat ini akan diikuti anggota KPU, PPK, PPS, dan KPPS se-Banyuwangi. (mg2/c1/bay)

Belum Kesampaian Menulis Buku Seni Budaya n CIPTAKAN... Sambungan dari Hal 29

Meski begitu, prosesnya tetap sulit karena bambu dan kayu yang digunakan harus benar-benar baik. Selain itu, jika terlalu lama dibiarkan, suara gamelan berbahan bambu dan kayu itu bisa berubah dan kehilangan nada asli. “Bambu dan kayu yang dibuat gamelan harus bagus. Kalau masih basah, akan sulit mencari nada-nada yang dibutuhkan. Bisa juga suara gamelan ini berubah bila tidak digunakan, dan itu harus diperbaiki lagi,” kata Hosnatun yang pernah tinggal di Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Situbondo, itu. Gamelan bambu dan kayu saat ini tidak dikenal banyak kalangan. Hal itu membuat Hosnatun terus berkreasi agar masyarakat mencintai musik tradisional. “Yang saya buat tidak hanya gamelan jenis ini. Dulu banyak

sekali, ada kentongan cengkluk (alat musik tradisional semacam patrol dari batang bambu yang berakar), seruling, kendang, dan lain-lain,” jelas bapak empat anak itu. Hosnatun juga bergelut dengan dunia tari sejak usia 10 tahun. Karena itu, banyak hal yang pernah dia alami di dunia seni. Hinaan banyak dia dapatkan selama menggeluti seni tari. Dia pernah diejek sebagai seniman terop, kampungan, dan tradisional. “ketika masih berusia 10 tahun, saya menari topeng memeragakan Abi Manyu. Saat umur 20 tahun, saya menjadi Bagong. Sejak usia 30 tahun saya mulai menjadi Semar, yakni bisa bicara tanpa ada dalang. Melalui sanggar seni tari Wahana Puspa Bu daya, dia memiliki tanggung jawab be sar untuk melestarikan seni budaya warisan leluhur. Karena itu, dia merasa terpanggil mewariskan seni tari tradisional kepada banyak anak muda yang berguru di sanggar tersebut. Kadang Hosnatun tak kuasa

menahan air matanya tanpa diketahui sang murid. “Kalau ilmu yang saya miliki tidak terserap oleh murid, itu yang paling membuat saya trenyuh. Apalagi, kalau melihat anak belum bisa menari atau memainkan musik,” terang suami Marwati itu. Baginya, dunia ini tidak ada tarian, nyanyian, serta alat musik, yang buruk. Dia menganggap semua seni baik. “Tergantung kreativitas. Jangan sampai menghina, karena seni itu berbeda-beda. Tarian yang berbeda bukan berarti jelek,” kata pria berperawakan kurus itu. Di dalam rumahnya di Lingkungan Pengkepeng, dia memiliki banyak koleksi karya seni kreatif. Namun, di balik kesungguhan hatinya, tidak semua karya seni kreatif itu bisa difasilitasi dengan baik. Salah satunya tulisan-tulisan mengenai seni dan budaya Kabupaten Situbondo dia tulis sejak dulu, hingga kini masih belum tercetak menjadi buku. (c1/bay)

SHULHAN HADI/RaBa

TEDUH : Beberapa pemancing mengadu peruntungan mencari ikan di dekat batu karang Pantai Tampora, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo.

Jalan Menanjak Berlapis Semen n SURGA... Sambungan dari Hal 36

Hal itu berbeda dengan pintu masuk sisi timur yang kondisinya lebih halus. Jalannya sudah berlapis semen, tapi lebih menanjak. Kedua jalur itu nanti bertemu di pos parkir yang berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai. Biaya masuk objek wisata itu cukup terjangkau. Setiap pengunjung hanya dikenai tiket masuk Rp 3000. Jika pengunjung menitipkan sepeda, maka tinggal menambah Rp 1000 saja. Keasyikan di pantai ini adalah su asana tenang dan teduh. Ba nyak pepohonan rindang memayungi pantai ini. Meski pasir putihnya tidak panjang, tapi panorama yang ditawarkan tidak kalah dengan pantai lain di Bumi Selawat Nariyah ini. Di ujung timur garis pantai ter dapat sejumlah tanaman

kaktus. Di sisi barat terdapat karang yang menjadi dinding pantai ini. Di tempat ini biasanya menjadi lokasi favorit para pemancing. Ikan yang sering ditemui di perairan ini adalah kerapu. Selain bisa memancing, pengunjung juga bisa menyaksikan dari kejauhan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton yang terlihat gagah. Sungguh sebuah tempat yang eksotis. Pantai ini sangat tepat untuk melepas penat bersama keluarga. Tempat ini juga bisa digunakan kegiatan berkemah. Dijamin, suasana akan terasa lebih nyaman. Mengingat bising kendaraan tidak lagi terdengar. Di sekitar pantai ini juga merupakan tempat hidup habitat kera liar. Namun, meski hidup secara liar, hewan primata itu tidak perlu dikhawatirkan. Mereka jinak dan tidak mengganggu pengunjung.

Pengunjung yang datang ke sini disarankan membawa bekal dan air secukupnya. Karena di pantai tidak ada satu pun pe dagang yang berjualan. Tempat wisata ini juga belum dilengkapi tempat pembilasan dan MCK. Menurut Halit, salah seorang petugas Polhut yang berjaga di Pantai Tampora, sebenarnya pihak Perhutani telah menyediakan tempat MCK dan membilas. Namun, tidak berlangsung lama. Fasilitas umum yang disediakan itu dirusak orang ti dak bertanggung jawab. “MCK itu dirusak orang,” ujarnya. Kondisi yang kurang bersahabat itu memaksanya menutup sementara saluran air dari tandon. Kelak, kata dia, jika situasi sudah memungkinkan, pihak Perhutani berjanji akan mengalirkan lagi air ke lokasi pembalasan itu. (mg1/c1/als)

Cocok untuk Lokasi Outbond n DIKAJI... Sambungan dari Hal 36

Menurut Sugiyono, keindahan Pantai Tampora sudah diakui banyak pihak. Namun, visibility Tampora sebagai destinasi wisata masih harus menjadi kajian dan rencana yang matang. Hal ini dilakukan untuk menghindari kunjungan yang tidak se suai dengan keberadaan fasilitas penunjang di tempat itu. Salah satu langkah yang telah dia lakukan adalah dengan mengajukan bantuan dana untuk dijadikan bahan pengembangan daerah tersebut me lalui PNPM Desa Wisata. “Kita lakukan visibility study terlebih dahulu di tempat itu agar nanti kondisinya menjadi tepat guna,” ujarnya. Kondisi alam di Pantai Tampora cukup potensial untuk

dijadikan lokasi olahraga berbasis alam. Seperti air soft gun, outbound dan bumi perkemahan. Selain itu, pihaknya juga sangat berharap ada kerjasama antara pihak Pemerintah Kabupaten Situbondo dengan pihak Perhutani Probolinggo untuk mengelola tempat tersebut. Dengan demikian bisa terjalin sebuah hubungan mutualisme bagi kedua pihak dan masyarakat setempat. Meski Tampora belum menjadi destinasi wisata andalan, namun Disparbudpora juga tetap memasukkannya ke dalam visual promosi wisata Kabupaten Situbondo. Ke depan, keberadaan Tampora dan pantai lain akan disiapkan menjadi destinasi wisata dengan memberdayakan warga sekitar terlebih dahulu, yakni berbasis Desa Wisata.

Tidak menutup kemungkinan, kata dia, jika kajian itu nanti mengarah kepada urgensi pengembangan wisata Tampora, maka pengembangan kawasan itu sebagai pintu gerbang barat wisata Situbondo akan dilakukan secara maksimal. Posisi Tampora nanti akan menjadi penyokong Pantai Pasir Putih yang lebih dulu menjadi ikon wisata Situbondo selain Baluran. ”Tampora akan menjadi gerbang barat dan menjadi penyokong Pasir Putih,” jelasnya. Dia menambahkan, pariwisata merupakan salah satu long time investment. Jadi pengelolaannya harus mengacu pada kebutuhan saat ini dan masa mendatang. “Kita siapkan dulu segalanya. Mulai warga setempat infrastruktur dan lainnya. Agar ketika siap memang benar siap,” pungkasnya. (mg1/c1/als)

Ramai setiap 15 Rajab n PERNAH... Sambungan dari Hal 36

Sebuah tempat yang pernah ditinggali seseorang. Dalam hal ini adalah Syekh Maulana Ishaq. “Makam ini berarti tempat. Jangan diartikanmelulukuburan,”jelasnya. Dia menambahkan, se tiap

hari tempat ini selalu dikunjungi masyarakat dari berbagai lapisan. Rata-rata mereka ke tempat ini untuk berdoa. “Tempatnya tenang. Jadi nyaman untuk berdoa kepada Allah,” ujarnya. Puncak ramainya pengunjung adalah saat tanggal 15 Rajab. Konon, Arwah Maulana Ishaq

rutin datang ke bukit ini pada tanggal tersebut. Pada tanggal itu juga di tempat ini digelar acara haul (peringatan setiap tahun) Maulana Ishaq untuk memperingati datangnya penyebar Islam tersebut ke tempat ini. “Kalau tanggal 15 Rajab ramai peziarah,” tuturnya. (mg1/c1/als)


MINGGU l 9 MARET 2014 l HALAMAN MAN 36

FOTO-FOTO: SHULHAN HADI/RaBa

MASIH ALAMI: Panorama Pantai Tampora di Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. Lokasi pantai berpasir putih yang masih alami itu tidak jauh dari kawasan PLTU Paiton.

Asyiknya Berlibur di Pantai Tampora, Banyuglugur, Situbondo

Surga Wisata yang Belum Tersentuh Selama ini, objek wisata di Situbondo identik dengan pantai Pasir Putih yang berada di Kecamatan Bungatan. Selain karena lokasinya yang strategis, yakni di pinggir jalur utama pantura, pasir putih juga sudah dikelola sejak puluhan tahun lalu.

Dikaji sebagai Desa Wisata POTENSI Pantai Tampora diakui Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dis parbudpora) Si tubondo, Sugiyono. Saat ini, Situbondo memang masih belum mem prioritaskan Pantai Tampora sebagai destinasi

wi sata. Hal itu karena beberapa sebab. Selain kewenangan lahan yang menjadi tanggung jawab KPH Perhutani Probolinggo, faktor visibility study juga menjadi salah satu indikasi yang harus menjadi perhatian n Baca Dikaji...Hal 35

dfg;mklk;

JERNIH: Batu karang yang terdapat di bibir Pantai Tampora, menjadi lokasi favorit para pemancing.

MENELISIK panjang pantai di Situbondo yang mencapai 150 km yang terbentang dari ujung timur hingga barat, seharusnya Situbondo tidak hanya memiliki Pasir Putih sebagai destinasi wisata andalan. Itu memang benar adanya. Salah satu pantai yang masih cukup asing di telinga banyak orang berada di Banyuglugur, kecamatan paling ujung barat dari daerah yang dijuluki Kota Santri ini. Tempat itu adalah Pantai Tampora. Berbeda dengan Pasir Putih yang berdampingan dengan jalur utama pantura, Pantai Tampora menawarkan sedikit hal berbeda. Sebuah bukit di padu hijau pepohonan menjadi tabir antara pantai dan jalan utama. Untuk menuju

RINDANG: Jalan masuk menuju lokasi wisata Pantai Tampora lumayan menanjak.

lokasi itu, pengunjung sedikit mendapat tantangan alam berupa medan menanjak ala perbukitan. Dari jalan raya, jarak menuju bibir pan-

sdfjgokr

BUKAN MAKAM: Petilasan Maulana Ishaq berada di sebelah timur pos di atas bukit tak jauh dari Pantai Tampora.

Pernah Disinggahi Maulana Ishaq SELAIN keindahan alam dan semilir angin yang sepoi-sepoi, di Pantai Tampora juga terdapat sebuah petilasan yang diyakini sebagai salah satu tempat persinggahan Syekh Maulana Ishaq atau lebih dikenal sebagai Sunan Giri, salah satu anggota Walisongo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Petilasan itu berada di sebelah timur pos atas yang mempertemukan jalur timur dan barat. Lokasi ini sekarang telah di-

bangun musala, dan di sana juga tinggal salah seorang juru kunci yang telah turun temurun menjaga keberadaan situs ini. Menurut Syarif Hidayatullah 67, juru kunci petilasan Syekh Mau lana Ishaq, dirinya dan ne nek moyangnya meyakini tempat ini menjadi salah satu tempat singgah Sunan Giri di samping tempat-tempat lainnya. Dia juga menjelaskan masyarakat harus paham bahwa meski petilasan di sini ditandai

dengan sepasang batu nisan, bukan berarti makam ini adalah sebuah kuburan Sunan Giri.

Dia meluruskan pengertian makam di sini berarti tempat n Baca Pernah...Hal 35

tai kurang lebih satu kilometer. Menuju ke sana, pengunjung bisa membawa motor sampai bibir pantai. Atau, bagi yang ingin merasakan sensasi tanjakan

bisa berjalan kaki dari pos masuk di sisi barat. Sebab, di jalur itu kondisi jalan masih berupa bebatuan terjal n Baca Surga...Hal 35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.