Radar Banyuwangi | 19 November 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

KAMIS 19 NOVEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 29

Amrullah Minta Pilkada Ditunda DPT Amburadul, Gugat KPU Rp 10 M BANYUWANGI - Gara-gara Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah, seorang warga menggugat KPU senilai Rp 10 miliar. Penggugat tersebut adalah Mohamad Amrullah, warga Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat. Selain ditujukan kepada KPU (tergugat I), Amrullah juga menggugat kepala Dispendukcapil (tergugat III) dan bupati Banyuwangi (tergugat II). Sidang perdana gugatan perdata kemarin digelar di Pengadilan Negeri

(PN) Banyuwangi. Sidang tersebut dipimpin ketua mejelis hakim Endru Sonata, beranggota Achmad Rasyid dan Muswandar. Dalam gugatannya, Amrullah yang didampingi tiga penasihat hukumnya meminta kepada majelis hakim agar pemilihan bupati tanggal 9 Desember nanti ditunda. Alasannya, sampai saat ini DPT masih dianggap bermasalah dan belum klir. Tidak sekadar ditunda, Amrullah dan kelompok pengacara muda Banyuwangi itu juga menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi senilai Rp 10 miliar n Baca Amrullah...Hal 39

Amrullah Menggugat

NIKLAAS ANDRIES/RABA

CITIZEN LAW SUIT: Amrullah (dua dari kiri) didampingi tiga penasihat hukumnya dalam sidang perdana di PN Banyuwangi kemarin.

Kasus DPT Q Tergugat I : Ketua KPU Banyuwangi Q Tergugat II : Bupati Banyuwangi Q Tergugat III : Kepala Dispendukcapil Q Nilai gugatan perdata : Rp 10 miliar Tuntutan : Q Minta majelis hakim menunda pelaksanaan pilbup yang sedianya digelar tanggal 9 Desember

Q Alasan gugatan DPT masih amburadul Q Sebelumnya Amrullah juga menggugat bupati Banyuwangi, kepala Dispendukcapil, dan camat Kabat sebesar Rp 10 miliar karena kepengurusan KTP elektronik lamban

REZA FAIRUZ/RABA

ANTISIPASI BENCANA

RENDRA KURNIA/RABA

BERHARAP JADI PEMENANG: Peserta lomba foto menyerahkan hasil jepretannya di kantor PU Pengairan sore kemarin (atas). Seorang peserta tunadaksa, Zulkarnaen, ikut menyerahkan karyanya pada hari terakhir kemarin (bawah).

Tunadaksa Ikut Setor Foto Hari Terakhir Diserbu Peserta BANYUWANGI - Puluhan peserta lomba foto pengairan memadati kantor Dinas PU Pengairan sore kemarin (18/11). Kemarin adalah hari terakhir pengumpulan foto. Antusiasme peserta dalam lomba foto yang mengusung tema wisata air, irigasi, dan konservasi, itu terlihat tinggi. Saat pengumpulan foto kemarin, berbagai kalangan, mulai pelajar, ma-

hasiswa, hingga umum, turut berpartisipasi. Tampak seorang tunadaksa turut meramaikan lomba foto tersebut. 2 0 Pria yang bernama 1 Achmad Zulkar5 naen itu seorang Foto Pengairan fotografer lepas. Pria asal Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, tersebut mengumpulkan dua lembar foto n Baca Tunadaksa...Hal 39

RENDRA KURNIA/RABA

DIRAPIKAN: Petugas DKP memotong pohon spatudea di sepanjang Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Giri, kemarin.

DKP Tebang 25 Pohon BANYUWANGI - Sudah empat hari ini petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi melakukan pemotongan sejumlah pohon yang dirasa membahayakan pengguna jalan. Usia pohon sebagian sudah tua dan rawan tumbang ketika diterpa angin kencang. Sejauh ini baru 25 pohon yang telah dipotong petugas DKP. Masih banyak pohon yang perlu dirapikan dan ditebang total karena dirasa berbahaya bagi masyarakat n Baca DKP...Hal 39

KUCUR

NGOPAI

Selalu Positif Thinking AGAR tubuh tetap prima, Rahmita Okky Yuwanda selalu rutin olahraga di waktu senggang. Dua kali dalam sepekan, staf Bidang Manfaat dan Kemitraan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwa ngi ini rajin ngegym agar tubuh tetap sehat. �Kalau nggak ngegym badan malah sakit semua n Baca Selalu...Hal 39

Siang Bolong Berduaan di Kamar Kos

BIAR JERA: Sejumlah warga yang terjaring razia rumah kos menjalani pendataan dan pembinaan di kantor Satpol PP Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelandang 15 warga ke kantor lembaga penegak peraturan daerah (perda) tersebut kemarin (18/11). Mereka terjaring dari sejumlah rumah kos yang berlokasi di kota Banyuwangi dan sekitarnya. Di antara 15 warga yang terjaring razia itu, petugas menggelandang empat pasangan muda-mudi yang kedapatan tengah berduaan di dalam empat kamar kos berbeda. Delapan orang bukan muhrim tersebut langsung digiring ke kantor Satpol PP Banyuwangi n Baca Siang...Hal 39 SIGIT HARIYADI/RABA

Kisah Pilu Delila, Ibu Satu Anak Korban Kekerasan Seksual

Dilarang ke Rumah Suami, Kini Tinggal di Gudang Sempit Sungguh mengenaskan nasib Delila, 42, (nama samaran). Janda beranak satu itu dipaksa melayani nafsu bejat tetangga koskosan yang masih berusia 21 tahun. Ironisnya, pria yang menggauli Delila adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Banyuwangi. Inilah kisahnya. CHIN JULLIEN, Banyuwangi CHIN JULLIEN/RABA

BANGUNAN yang lebih mirip gudang di belakang kios burung di Pasar

MEMPRIHANTIKAN: Delila ditemui di gubuknya belakang Pasar Pujasera Karangrejo kemarin.

Pujasera Karangrejo tersebut ternyata dihuni manusia. Padahal, secara fisik jelas bangunan tersebut tak layak huni. Di situlah Delila tinggal. Usai tragedi tersebut, janda berusia 42 tahun itu terpaksa pindah ke rumah kedua orang tuanya yang memiliki usaha jual-beli burung di Pasar Pujasera. Ruangan berukuran 3x4 meter persegi tersebut merupakan gudang yang berisi barang-barang bekas. Tidak ada fasilitas apa pun, termasuk tempat tidur. Fasilitas yang ada hanya sofa rusak dan papan duduk berukuran satu meter lebih. Saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi di ruangan tersebut, matanya tampak sembab n

DPT amburadul, KPU digugat Rp 10 M Kalau toh terkabul, picise sopo yang dipake mbayar! Siang bolong berduaan di kamar kos Les privat lalu maksiut dilanjut maksiat!

Baca Dilarang...Hal 39

RENDRA KURNIA/RABA

http://www.radarbanyuwangi.co.id

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR SPORT Atlet Berprestasi Dapat Reward Sumbang Tiga Medali Bagi Jatim RADAR BANYUWANGI

30

Jawa Pos

BANYUWANGI – Atlet panahan Banyuwangi, Fahreza Adam Lazuardy tampil memukau dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) Ke XIV di Aceh. Sebab, dia sanggup memberikan hasil terbaik dalam ajang yang digeber 14-21 November lalu. Reza, sapaan akrab Fahreza Adam Lazuardy, tampil bertindak sebagai wakil Jawa Timur dalam even nasional itu. Dia bersama Danang Kamal asal Kota Malang dan Wahyu dari Surabaya. Bersama dua rekannya itu, Reza memberikan hasil positif pada cabang olahraga panahan. Yang menarik, Reza sukses mempersembahkan tiga medali untuk Jawa Timur. Rinciannya, satu medali emas, satu perak dan satu perunggu. Tiga medali itu di rengkuh mahasiswa Poliwangi Banyuwangi itu dengan penuh perjuangan. Sekeping medali emas diraih pada Divisi Compound Beregu Putra. Medali terbaik itu sukses diraih setelah mempermalukan tuan rumah Aceh dan DKI Jakarta pada partai final. Sedangkan Reza juga memberikan medali perak dalam ajang tersebut. Bukan hanya itu, dia juga meraih medali perunggu pada kelas Divisi Compound Putra. Dia harus mengakui keunggulan Rico dari Jawa Tengah yang akhirnya lawan bablas sebagai pemenang dan berhak atas medali emas. Atlet satu ini memang moncer sejak tampil pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IV tahun 2013. Kini, dia sanggup tampil di pentas Jawa Timur dengan prestasi meyakinkan.

BANYUWANGI - Para atlet berprestasi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V 2015 lalu telah mendapat apresiasi berupa reward. Bonus sebagai buah kerja keras dan penghargaan itu telah disalurkan beberapa waktu lalu. Kini atlet yang masuk binaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi juga bakal mendapatkan penghargaan serupa. Hanya saja, tolok ukur atlet berprestasi itu adalah capaian dalam even yang diselenggarakan Dispora Banyuwangi, seperti Pekan Olahraga Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (POR SD/MI), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Paralympic,

ISTIMEWA

Lomba Pop Singer Diikuti 210 Peserta

MEYAKINKAN: Fahreza Adam Lazuardy saat tampil di POMNAS Ke XIV di Aceh.

‘’Persaingan di POMNAS memang berat, tapi saya bersyukur bisa raih tiga medali,’’ jelasnya, kemarin. Dia menjelaskan, jika POM-

MENYAMBUT Hari Jadi Banyuwangi ke-244, Paguyuban Tionghoa se-Kabupaten Banyuwangi menggelar Lomba Karaoke lagu Kendang Kempul se-Karesidenan Besuki plus Lumajang. Untuk usia 40 tahun ke atas

NAS tahun 2015 memang menjadi edisi perdana bagi dirinya. Untuk tampil di pentas nasional, dia lebih dulu melewati berbagai kejuaraan di level Jatim

pa/pi. Acara digelar Minggu (13/12) pukul 13.00 di Café VW/Fafan. Jl Raya Jember KM.7 Dadapan, Kabat. Pendaftaran Rp 100 ribu. Info pendaftaran hubungi Eddy 085102631173; Akong 082140262676 (*)

dengan hasil memuaskan. ‘’Bukan sembarangan atlet tampil di POMNAS, alhamdulillah saya bisa pulang dengan kepala tegak,’’ tukasnya. (ton/als)

BANYUWANGI - Final lomba Pop Singer tingkat pelajar dan umum berlangsung meriah pada Selasa malam (17/11). Bertempat di Pelinggihan Dinas Pariwisata, finalis dan penonton tampak berjubel di Pelinggihan Dinas Pariwisata Banyuwangi. Ketua panitia, Rahayu Siswoyo mengatakan, lomba lomba Pop Singer tingkat pelajar dan umum digelar rutin setiap tahun. Untuk tahun ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Peserta yang mengikuti lomba ini mencapai 210 peserta. Rinciannya peserta tingkat pelajar 175 orang dan

Pengajian ini akan dimulai setelah salat Isak. Panitia berencana menghadirkan pembicara Habib Abdul Kadir Ba’bud dari Pasuruan. Sedangkan Ahad (22/11) MAB akan menggelar Salat Dhuha dan santunan yatim mulai pukul 07.00. Acara diakhiri dengan ceramah oleh KH. Ahmad Zainul Arifin dari BWI. (*)

BANYUWANGI

STNK & BPKB

Toyota New Limo

Hlg STNK P 3244 YQ an Gunawan, Dsn. Sumber Urip RT. 5/12, Ds. Barurejo, Slragng

Promo Akhir Tahun New Limo 2010 68 Jt Nego Hub: 08126086869/085736684669

Hlg STNK L 1360 VH an Teguh Prasetio, Dsn. Krajan RT. 1/6 Ds. Pakistaji, Kabat

Dump Truck

Hlg STNK P 2411 YL an Teguh Prasetio, Dsn. Krajan RT 1/6, Ds. Pakistaji, Kabat

Dijual Dump Truck Mits 2 Unit Tahun 2012/2013 Hubungi 081358339500

Hlg BPKB P 2411 YL an Teguh Prasetio, Dsn. Krajan RT 1/6, Ds. Pakistaji, Kabat

sebagai bidan di Perum Kebalenan Indah ini. Sementara itu, pemenang dalam lomba ini tingkat pelajar putra juara 1 diraih oleh Hemas Paradita. Untuk pelajar putri oleh Anggun Dian. Sementara kategori umum pria juara 1 Teddy Bramantya, dan putri umum Deasy Rawung. “Selamat yang telah menang, dan terima kasih kepada semua peserta yang telah ikut menyukseskan acara ini. Tidak lupa terimakasih kepada Dinas Pariwisata serta para sponsor yang turut membantu acara ini,” ujarnya. (*/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Honda CRV

Toyota Yaris

Honda Brio

Isuzu Panther

Dijual Honda CRV silver matic 2000cc tahun 2005, super istimewa. Hubungi 0811351093

DIJUAL Toyota Yaris/all new Avanza tahun 2010 pth/htm PMK hrg 139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Honda Mobilio/Brio satya tahun 2014 pth PMK hrg 167/117 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Mitsubishi Pajero

Daihatsu Terios

Truck Fuso

DIJUAL Mts Pajero Exeed tahun 2010 htm PMK hrg 269 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Terios/All New Xenia tahun 013 htm PMK hrg 139/119 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Truck Fuso tahun 81/82/83/84/85 hrg 75/77,5/80/82,5/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Touring th 011 hitam hrg 165 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb. 08123453975

Honda CRV

Staff / Karyawan Dibutuhkan Staff Untuk Posisi Cook L/P, SMA/Sdrjt, Pengalaman Min 2 Th, Bawa/Kirim Lamaran Ke Ijen Resort and Villas Ds. RanduagungLicin-Banyuwangi H: 081558104576

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

umum 35 orang. Panitia menyediakan hadiah tabanas total senilai Rp 9 juta dengan piagam dan tropi. Dalam lomba ini, peserta menyanyikan lagu wajib. Seperti untuk peserta pria, menyanyikan lagu wajib Melati di Tapal Batas. Untuk peserta wanita Selendang Sutra. Selain lagu wajib peserta juga menyanyikan lagu pilihan yang sudah ditentukan panitia. “Potensi peserta yang mengikuti lomba ini sangat bagus sekali, banyak bibit-bibit yang bisa dikembangkan,” ujar Rahayu yang juga berprofesi

BANYUWANGI

INFO MOBIL MOTOR

Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan p e r u s a h a a n , u s a h a a n d a . Pa s a n g dan dapatkan harga menarik untuk p e m a s a n g a n i k l a n m o b i l d a n m o t o r. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 081 2335 3502.

bisa memberikan spirit bagi atlet dan memotivasi atlet yang masih belum berhasil,” tandasnya. (ton/c1/als)

ISTIMEWA

Paguyuban Tionghoa Gelar Pengajian Hajat di MAB MASJID Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi Lomba Kendang Kempul akan menggelar Pengajian Hajat nanti malam (19/11).

Hlg BPKB P 5357 XC an Ida Nurmawati, Dadapan Utara RT. 2/2, Ds. Dadapan, Kabat

DOK.RaBa

Wawan Yadmadi

SUKSES: Panitia lomba Pop Singer tingkat pelajar dan umum berfoto bersama Camat Kabat, HM Lukman, usai malam final di Dinas Pariwisata Banyuwangi, Selasa (17/11) malam.

AGENDA KOTA

BANYUWANGI

dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Khusus POR SD/MI Jatim, Banyuwangi meraih sukses besar dengan meraih juara kedua. Tentu saja, atlet yang berhasil merengkuh medali dalam ajang tersebut gembira dengan kabar tersebut. Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dispora Banyuwangi, Wawan Yadmadi, kemarin. Dia menyebut, reward itu sebagai bukti bahwa pemerintah daerah sangat mengapresiasi atlet berprestasi. “Atlet yang telah mengharumkan nama Banyuwangi akan kita beri reward,” tegasnya. Selain kepada atlet, reward itu juga diberikan kepada pelatih. “Reward ini mudah-mudahan

Kamis 19 November 2015

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

PAHE 110rb

P A K E T H E M A T

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

2 baris / 7x muat

Harga sudah termasuk PPN 10%

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Promo ini tidak termasuk iklan lowongan Khusus untuk tanah, rumah, mobil, percetakan, salon, tokoh bangunan, bengkel, toko baju/sepatu, anekakebutuhan, restoran, pengobatan Jadwal pemuatannya berurutan, tidak boleh berganti materi

CALL CENTER

Radar Banyuwangi

0333 412224 Radar Situbondo

03 0338 671982 Radar Genteng Ra R

0333 845860 03

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Dijual New CRV tahun 013 hitam hrg 310 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb. 08214219411

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


kamis 19 November

Halaman 31

TAHUN 2015

Masih Banyak APK Liar Terpasang SITUB OND O – Panitia Pengawas Pemilihan Kabu­ paten (Panwaskab) Situbondo masih harus lebih intens me­n­ gawasi keberadaan alat peraga kam­panye (APK) paslon bupati

dan wakil bupati. Sebab, sam­ pai saat ini, masih banyak APK liar terpasang di banyak tempat. Murtafik Badaluddin Lopa, Komisioner Panwaskab Situ­

bondo tidak menamping ten­ tang masih banyaknya APK liar di masyarakat. ”Jadi, sampai hari ini, banyak ditemukan AP­­K yang melanggar ketentuan perundang-unda­ngan,” ujarnya

kepada Jawa Pos Radar Situbon­ do, kemarin (18/11). Pria yang akrab dipanggil Lopa tersebut menjelaskan, APK yang melanggar aturan bukan hanya APK yang tidak dibuat oleh Ko­

mi­si Pemilihan Umum (KPU). Dia menerangkan, APK yang difasilitasi KPU pun, ternyata ada yang harus ditertibkan karena melanggar peraturan. Ini karena dalam pemasangan­

nya tidak mengikuti peraturan yang ada. Misalnya APK berupa spanduk. Dalam Peraturan KPU (PKPU), masing-masing desa hanya boleh terpasang dua spanduk. Tapi dalam kenya­

taanya, masih ada desa yang ditemukan spanduk terpasang lebih dari dua buah. ”Ini juga harus ditertibkan,” terang Lopa. Selanjutnya, dia menerangkan n  Baca Masih...Hal 32

Ibu-ibu Demo Serukan Pilkada Damai SITUBONDO – Kondisi kurang kondusif menjelang pemilihan bupati dan wakil bupati Situ­ bondo juga mendapat perhatian dari para ibu-ibu rumah tangga. Kemarin (18/11) mereka yang tergabung dalam Forum Wanita Peduli Situbondo memilih melakukan aksi damai. Aksi ini bertujuan menyeru kepada semua pihak agar pe­ laksanaan Pilkada Situbondo 09 Desember mendatang bisa ter­laksana secara jujur dan adil (jurdil), tertib, aman, dan damai. Aksi digelar di Kantor KPU, Kantor Panwaskab dan DPRD Kabupaten Situbondo. Koordinator lapangan, Farin mengatakan, aksi Forum Wa­ nita Peduli Situbondo untuk mengembalikan situasi yang aman menjelang Pilkada. Sebab, kata Farin, harus diakui menjelang hari pencoblosan, kondisi sudah mulai memanas. ”Karena itu kami dorong semua pihak untuk ikut

menjaga kon­du­sifitas ini. Semua orang bi­sa berpartisipasi untuk ikut menciptakan suasana yang kondusif,” terangnya. Dia menerangkan, tujuan pe­ milihan kepala daerah adalah tercapainya penyelenggara pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan responsif terha­ dap peningkatan kesejahteraan masyarakat. ”Untuk tercapainya tujuan itu, harus melalui Pilkada yang bersih,” terang Farin. Berbicara masalah pelaksana­ an Pilkada yang sesuai dengan harapan, lanjut Farin, yang ti­­ dak kalah penting adalah pe­ran penyelenggara Pilkada. Penye­lenggara harus tetap profesional, serta menjaga net­­­­ra­l itasnya. Namun, tugas tersebut bukan berarti ha­nya di­p asrahkan kepada penye­ lenggara saja. Farin mengatakan, hal ini men­­jadi tugas semua pihak n  Baca Ibu-ibu...Hal 32

TURUN JALAN: Ibu-ibu dari FORUM WANITA PEDULI SITUBONDO beraksi di depan kantor KPU, siang kemarin. HABIBUL ADNAN/JPRS

PGRI

DPRD Bentuk Pansus Banongan

Syamsuri/JPRS

SAMBUT HUT ke-70: Dari kanan, Ketua GPRI Situ­ bondo, Mohammad Hasyim; Kadispendik, Fathor Rakhman dan PJ Bupati Zainal Muhtadien dalam acara seminar kemarin.

Gelar Seminar Nasional Pengembangan Profesi Guru SITUBONDO – Pengembangan Profesi Karir (PKP) PGRI Kabupaten Situbondo, Rabu kemarin (18/11) menggelar seminar nasional pengembangan profesi guru dengan tema ‘Terpenjara Paradigma Lama Menghalau Galaunya Pendidikan Kita ‘. Acara yang digelar di Alun-alun Kota Situbondo ini untuk menyongsong hari ulang tahun (HUT) PGRI yang ke-70 dan hari guru nasional ke-22 n  Baca Gelar...Hal 32

NUR HARIRI/JPRS

JEBOL: Tembok pagar yang dibobol maling untuk menggasak dua sepeda motor milik Mohammad Hosen, di Desa Sumberejo, kemarin (18/11).

Bobol Tembok, Maling Gasak Dua Motor BANYUPUTIH - Sungguh nekat pencuri sepeda motor di rumah Mohammad Hosen, Dusun Krajan, RT 1 RW 6, Desa Sumberejo, Ke­ca­­ ma­tan Banyuputih, kemarin (18­/­11). Kawanan pelaku menjebol tembok pagar permanen dan menggasak dua sepeda motor sekaligus. Pencurian kendaraan bermotor

(curanmor) terjadi sekitar pukul 02.30. Pada saat itu Moh Hosen dan keluarganya sedang tidur. Pencuri yang diduga dua orang atau lebih tersebut masuk dengan membobol tembok pagar belakang rumah tanpa diketahui pemilik rumah. Setelah berhasil masuk ke pekara­ ngan rumah korban, kawanan

pe­laku langsung mengambil dua sepeda motor di samping rumah korban. Masing-masing sepeda motor adalah Honda Beat Nopol P 6244 EZ atas nama Nurhaliza dan Honda Supra X 125. Akibat kejadian itu, kerugian korban ditaksir lebih dari Rp 20 juta n  Baca Bobol...Hal 32

Strategi ‘Tiga Sekawan’ Memuluskan Aksi Pencurian Sapi

Survai Pakai Motor, Angkut Pakai Panther atau Pikap Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang direncanakan dengan matang. Termasuk dalam melakukan aksi pencurian. Sayang, meski telah direncanakan dengan matang, pelakunya akhirnya tertangkap juga. Inilah yang dialami Tiga Sekawan asal Bondowoso. Nur Hariri, SITUBONDO Pelaku spesialis pencuri sapi di­ pertontonkan di halaman Polres Situ­ bondo, siang kemarin (19/11). Tiga pe­ laku tersebut adalah ‘tiga sekawan’ yang selama ini selalu menggunakan mobil Panther dalam melakukan pencurian sapi. Ada sejumlah modus yang selama ini mungkin tidak pernah diketahui banyak orang dalam membawa sapi hasil curian. Tujuan polisi memublikasikan tiga

pelaku ini agar modusnya diketahui banyak orang dan menjadi antisipasi ber­sama. Tiga sekawan ini adalah Abdur­ rahman, Slamet, serta Niawi, warga De­sa Madiro, Kecamatan Tegal Ampel, Bondowoso. Selain menghadirkan tiga tersangka, polisi juga menghadirkan tiga kendaraan yang biasa digunakan mereka dalam memuluskan aksi kejahatannya. Yakni, sepeda motor, pikap dan mobil panther. Di depan wartawan mereka diminta untuk menjelaskan fungsi dan peranan masing-masing kendaraan tersebut. Dalam aksinya, ketiga pelaku memiliki peran masing-masing yang sudah te­ rencana dengan baik. Bahkan, sebelum sapi menjadi sasaran pencurian, ka­w a­­­nan pelaku ini terlebih dahulu me­­lakukan sur­vey. Gunanya, agar ketiga pelaku menge­ tahui jalan mana yang akan diambil setelah berhasil men­g e­l uarkan sapi da­r i kandang. “Survei pakai sepeda mo­tor,” kata Abdurrahman n  Baca Survai...Hal 32

NUR HARIRI/JPRS

DIEKSPOS: Tiga pelaku dan barang bukti kendaraan kasus pencurian sapi diamankan di Polres Situbondo, kemarin (19/11).

SITUBONDO – Perusahaan Daerah (Perusda) Banongan hingga saat ini masih belum bisa memberikan sumbangsih besar terhadap Pendapatan Asli Derah (PAD). Bayangkan saja, PAD yang bisa disumbang hanya Rp. 1,2 juta setahun. Inilah yang menjadi alasan utama DPRD Situbondo membentuk Panitia Khusus (Pansus) optimalisasi BUMD Banongan. Ketua Pansus, Hadi Priyanto me­n gatakan, dibentuknya Pansus ini sebagai bentuk ke­ se­r iusan DPRD melakukan perbaikan Perusda yang berada di Kecamatan Asembagus itu. ”Kita sepakat memperbaiki Banongan. Baik itu dari segi manajemen perusahaan, pro­duksi, dan hasil produksi,” terangnya.

dok.JPRS

Hadi Prianto

Dengan begitu, Hadi berharap, ke depan Perusda yang bergerak pada usaha perkebunan itu bisa menghasilkan PAD yang besar n  Baca DPRD...Hal 32


RA D AR s i tu b o nd o

afriCa Van java

32

Jawa Pos

Kamis 19 November 2015

Harga Bawang Merah Turun, Bawang Putih Naik Serahkan Dana untuk Sukirman SITUBONDO - Beberapa pe­ kan ini, harga bawang me­rah mulai bergerak turun. Se­perti yang terjadi di pasar Mimbaan, Panji, misalnya. Sa­at ini harganya Rp 15 ribu perkilogram. Padahal, awal bulan lalu, masih Rp 20 ribu perkilogram. Antok, salah satu pedagang menerangkan, turunnya harga bawang merah terjadi sejak sekitar dua pekan yang lalu.

Antok sendiri mengaku tidak mengerti penyebab pasti kenapa harga turun. Dia memperkirakan karena stok bawang merah cenderung masih stabil. ”Baik itu dari petani lokal maupun dari distributor,” katanya. Jika harga bawang merah tu­ run, harga bawang putih malah naik. Sekitar dua pekan ini, harganya naik dari Rp. 20 ribu

perkilogram menjadi Rp. 24 ribu per kilogram. ”Kalau stok bawang putih memang berkurang,” terang, Kusnadi, pe­dagang yang lain. Dia menjelaskan, stok bawang putih yang disuplai dari luar kota maupun peta­ni lokal sedikit terlambat ma­suk. ”Setelah terlambat masuk, harga dari distributor menga­ lami kenaikan harga,” terang

Kusnadi lagi. Sementara itu, Kusnadi me­nga­ku, saat ini petani di Situbondo sudah bisa memasok bawang merah ke pasar. Peluang ini seharusnya bisa dibaca pemerintah. Misalnya dengan cara membantu petani pen­ga­daan lahan pertanian. ”Se­bab sudah terbukti daerah Situbondo juga cocok untuk menanam bawang merah,” pungkasnya. (bib/pri)

SITUBONDO – Aksi peng­ galangan dana untuk Sukirman diakhiri di perempatan Sarwo­ rini, barat Mapolres Situbondo, kemarin (19/11). Penutupan dilakukan dengan seruan pemilu damai untuk calon bu­ pati dan wakil bupati (pilbup) Situbondo. Sebelum menyerahkan ua­ ng yang totalnya sebesar Rp 1,3 juta lebih kepada Su­ kirman, sejumlah pemuda ini menyempatkan diri untuk me­n­yebarkan pamflet. Isi tuli­ san yang mereka sebarkan ha­ nya beberapa kalimat yang se­l uruhnya menginginkan pilbub damai. Diantara kalimat yang ditulis­

kan, yaitu stop kekerasan dan premanisme. Stop anarkisme dan intimidasi. Damai dalam pilkada itu indah. “Damai itu Situbondo ku,” kata salah seorang pemuda sambil menyebar pamflet. Pengamatan wartawan Ja­wa Pos Radar Situbondo men­ye­butkan, para pemuda yang menggalang dana dan menyerukan pilbup damai jumlahnya ada sekitar 50 orang. Mereka beralasan merasa peduli kepada Sukirman. “Ini hanya bentuk kepedulian saja kepada Pak Sukirman,” kata M Faisol, koordinator penggalangan dana. Dikatakan, seluruh warga Situbondo pasti memiliki hara­ pan agar pilbup tetap damai. “Kita

semua bersaudara. Kalau damai itu Situbondo ku,” papar Faisol, sambil menyebut, pihak­nya juga memberi support agar polisi bisa bekerja secara profesional. Usai mendatangi polres, Faisol mengaku bersama sejumlah teman-temannya akan mendatangi rumah Sukirman. “Semoga ini diterima. Walaupun sedikit, hanya ini yang bisa kami berikan,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian berjanji memproses dugaan penganiayaan yang dialami Sukir man secara profesional. Anggota Linmas asal Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo juga dijamin keamanannya. (rri/pri)

Pemotor Tewas Tabrak Truk Gandeng

HABIBUL ADNAN/JPRS

STOK STABIL: Jejeran bawang merah di pasar Mimbaan. Sejak, sekitar dua pekan lalu, harganya mulai turun.

Selain KPU Dilarang Membuat APK n masih...

Sambungan dari Hal 31

APK yang dikatakan liar adalah APK yang tidak difasilitasi oleh KPU. APK ini jelas melanggar peraturan perundang-unda­ ngan. Dalam PKPU nomor 7 tahun 2015 dijelaskan, yang ber­hak mengadakan APK ada­ lah KPU. ”Tim paslon yang nyata-nyata diberi amanat melaksanakan kampanye pun, tidak boleh melakukan pengadaan APK,” kata Lopa. Apalagi masyarakat umum

yang hanya mengaku sebagai pendukung atau simpatisan salah satu Paslon. Apa pun ala­ sannya, mereka dilarang keras membuat APK. ”Ini perlu dipahami oleh semua pihak,” imbuhnya. Lopa meminta kepada tim Paslon agar lebih memahami peraturan tersebut dengan baik. Sehingga tidak akan terjadi lagi pemasangan APK yang melebihi batas ketentuan maupun AP­K yang tidak difasilitasi KPU. ”Dan tim dari Paslon mem­ berikan pemahaman kepada masyarakat,” katanya. (bib/pri)

HABIBUL ADNAN/JPRS

TRUNKAN APK: Jajaran Panwaskab melakukan penertiban APK di Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji, kemarin

BANYUPUTIH - Moch. Saifur Rizal, warga Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, tewas usai menabrak truk gandeng di Jalan Pantura, Kecamatan Ba­n yu­p utih, Selasa (17/11) malam. Pria 25 tahun ini tewas saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Elisabet, Situbondo. Insiden kecelakaan ini ber­ mula pada saat Saifur Rizal me­ ngen­darai sepeda motor Bison nopol P 3415 XH, di KM 228 arah Surabaya. Pria ini melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat ke timur. Sayang, malam itu dirinya tidak mengetahui jika di depannya ada sebuah truk gandeng bernopol S 8133 US. Truk pengangkut pupuk ya­­ ng dikemudikan Maliki, 60, warga Desa Jogodayoh Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabu­ paten Mojokerto ini melaju di tanjakan untuk masuk ke Hutan Baluran. Namun, truk tiba-tiba mundur karena tidak kuat di tanjakan tersebut. Jalanan yang cukup gelap tetap diterobos Saifur Rizal. Nahas, begitu sampai ditanjakan, sepeda motornya langsung menabrak bodi belakang truk gandeng. Kerasnya benturan membuat korban terlepas dari sepeda motornya. Kepala Saifur membentur bodi truk. Bahkan, tangan kiri Saifur Rizal juga patah. Kecelakaan itu diketahui

NUR HARIRI/JPRS

BESI BENGKOK: Salah seorang anggota polisi menunjukkan truk gandeng yang ditabrak Saifur Rizal, di Jalan Pantura, Kecamatan Banyuputih.

Bunasro, 39, warga sekitar. Be­r ­s ama warga lain, dirinya ke mu d i a n m e ng e va ku a s i korban ke pinggir jalan. Warga selanjutnya menghubungi Polsek Banyuputih. “Sepeda motor itu cepat, mungkin tidak kelihatan ada truk mundur, jadi langsung menabrak truk gandeng yang belanag,” katanya. Pihak kepolisian yang tiba di lokasi langsung membawa Saifur Rizal ke RS Elisabet, se­telah sempat dirawat di Puskesmas Banyuputih. Sayang, akibat luka yang parah, Saifur Rizal menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan medis. Kepada wartawan, sopir truk

gandeng, Maliki mengaku tidak mengetahui secara pasti. Sebab dirinya saat itu sedang berusaha menguasai truk gandengnya. “Tidak kuat menanjak, tapi kenek saya sudah turun sambil membawa kek. Sampai di bagian belakang tahu-tahu sudah ada sepeda yang nabrak. Apes nasib saya,” kata Maliki. Kapolsek Banyuputih AKP H. Aryo Pandanaran membenarkan kecelakaan tersebut. Dikatakan, dua kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah diamankan guna proses lebih lanjut. Sementara pihak kepolisian langsung menghubungi keluarga Saifur Rizal yang tewas di rumah sakit. (rri/pri)

Minta Warga Agar Tidak Golput n ibu-ibu...

Sambungan dari Hal 31

Se­luruh lapisan masyarakat diharapkan ikut berpartispasi menjaga kondusifitas daerah. ”Jangan sampai ada orang yang malah membuat suasana

memanas,” tambah perempuan berjilbab itu. Partisipasi masyarakat sa­lah satunya dengan cara meng­gu­ nakan hak suaranya. Dia me­ minta agar warga Situbondo se­gera menentukan pilihannya pada tanggal 9 Desember nanti.

”Jangan ada yang golput agar daerah ini lebih maju dan Si­ tu­bondo bisa lebih bersaing,” ujarnya. Di Kantor KPU ini mereka di­­te­­mui langsung Ketua KPU Situbondo, Joedo Fadjar Ria­ wan. Dia mengaku sangat meng­

apresiasi aksi damai dari para ibu-ibu itu. Seruan semacam itu perlu juga dilakukan oleh masyarakat lain. ”Apalagi tadi mereka mengajak agar melaksanakan Pilkada yang jurdil dan damai,” kata Joedo. (bib/pri)

Korban Berharap Motor Ditemukan n bobol...

Sambungan dari Hal 31

Pelaku curanmor kemudian membawa kabur dua unit sepe­ da motor itu melalui pagar yang sebelumnya dibobol. Dugaan kaburnya pelaku melalui tem­ bok pagar dikuatkan, karena di­rumah korban berdekatan

dengan SPBU Sumberejo. Salah seorang petugas pom bensin, Baisono mengatakan, di depan SPBU tidak ada kejadian yang mencurigakan. “Selama ini tidak pernah ada kejadian apa-apa di sekitar si­ ni. Saya saja baru dengar pagi ha­rinya, padahal saya bersama pe­tugas pompa bensin semalam

tidak tidur,” terangnya. Kasus curanmor ini selanjutnya dilaporkan ke Mapolsek Ba­nyu­ putih. Moh Hosen dan kelu­ar­ ganya berharap, dua unit sepeda motor milik keluarganya bisa segera ditemukan dan pelaku bisa cepat ditangkap. Kapolsek Banyuputih AKP Aryo Pandanaran membenarkan

laporan dua sepeda motor milik warga yang hilang dicuri maling tersebut. Dikatakan, setelah menerima laporan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. “Laporan kami terima tadi pagi, semoga pelaku curanmor ini segera ditangkap,” katanya. (rri)

Ajak Ahli di Bidangnya Berikan Masukan n dprd...

Sambungan dari Hal 31

Kata Hadi, hal itu bukan tidak mungkin bisa terwujud. ”Ini melihat potensi yang dimiliki Banongan. Yang penting kita semua serius,” tambahnya. Pansus akan turun ke Bano­

ngan untuk melihat secara lang­ sung kondisi Persuda. ”Kami tidak mau hanya disodorkan data. Tapi kita akan melihat secara langsung kondisi real di lapangan. Kita akan memotret semua persoalan,” terangnya. Dari hasil kerja Pansus ini,

selanjutnya akan mem­b uat rekomendasi kepada p e­ merintah daerah. Rekomen­ dasi inilah yang menjadi da­ sar memperbaiki Perusda Ba­n ongan dari segala lini. ”Setelah itu, hasilnya kita akan konsultasikan kepada ahlinya,” katanya lagi

Untuk perbaikan ini, Hadi juga mengajak masyarakat yang memiliki ahli di bidang perkebunan untuk memberikan masukan. ”Kami mengajak masyarakat. Mari kita sama-sama perbaiki B a n o n g a n ,” p u n g k a s n y a . (bib/pri)

Survai Lokasi Dilakukan Seorang Pelaku n survai...

Sambungan dari Hal 31

Setelah dianggap memungkin­ kan, maka pelaku eksekutor mu­ lai merencanakan waktu pen­ curian. Biasanya, aksi pencurian sapi dilakukan sejak pukul 00.00 hingga pukul 02.30. eksekutor pencuri sapi berjalan sendiri se­telah diantar menggunakan se­pe­da motor. Sementara pela­ ku lain menunggu di sebuah tem­pat dengan kendaraan yang sudah siap untuk mengangkut sapi curian. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, Abdurrahman

mengaku bahwa kendaraan yang paling aman digunakan adalah kendaraan tertutup. Karenanya, dia sering menggunakan mobil panther yang disopiri Slamet. “kalau Panther tidak kelihatan,” katanya. Mobil Panther tersebut di­ mo­difikasi di bagian dalam be­ lakang. Yaitu semua kursi tidak dipakai, kecuali kursi sopir dan kursi di sebelah sopir. “Tapi itu Cuma cukup untuk satu sapi. Ta­pi lebih aman. Kalau dua sapi pakai pikap,” paparnya. Meski cukup lihai, tiga pencuri sapi ini tertangkap juga. Garagaranya, seekor sapi kecil yang

ikut dicuri tidak langsung dipo­ tong. Abdurrahman menjualnya ke pasar dan ditemukan oleh orang pasar bahwa sapi itu adalah milik korbannya yang tinggal di Panarukan. Menurut Kapolres Situbondo, AKBP Puji Hendro Wibowo, setelah sapi berukuran kecil itu ditemukan, Tim Bandit hanya membutuhkan waktu satu ming­ gu mengungkap pencurian sa­pi tersebut. “Pelaku sangat sempurna menjalankan aksinya, ada tukang survey, eksekutor, sam­ pai sopir Panther,” katanya, sam­bil menyebut ketiga pelaku

dijerat pasal 363 KHUP dengan acaman tujuh tahun penjara. Diberitakan sebelumnya, Tim Anti Bandit Polres Situbondo berhasil menangkap Niawi, di­sebuah warung Bakso, De­ sa Sumberejo, Kecamatan Ba­­n­­y u­p utih. Penangkapan terhadap Niawi dilakukan berdasar pengembangan dari tertangkapnya Abdurrahman dan Slamet. Ketiga warga asal Desa Mandira, Kecamatan Tegal Ampel Bondowoso ini meng­ gasak seekor sapi milik Totok dan dua sapi milik Sutip Angsari, warga Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. (pri)

Syamsuri/JPRS

BERIKAN SEMANGAT: PJ. Bupati Situbondo, H. Zaenal Muhtadien membuka acara Seminar Nasional di Alun-alun Kota, Rabu (18/11) Kemarin.

Agar Bisa Laksanakan Tugas Secara Profesional n Gelar...

Sambungan dari Hal 31

Seminar diikuti sebanyak 2300 peserta yang terdiri guru SD dan TK negeri swasta se-­ Ka­b u­p aten Situbondo yang sudah mendapatkan tun­jangan sertifikasi. Hadir pada acara tersebut , PJ Bupati Situbondo, H. Zaenal Muhtadien sekaligus membuka acara seminar; Kadispendik, DR. Fathor Rakhman; Ketua PGRI Situbondo, Moh. Hasyim. Selain itu, seluruh Kepala UPTD Pendidikan, Pengurus PGRI mulai dari ranting sampai de­ ngan cabang ikut serta. Pj. Bupati Situbondo, H. Zaenal Muhtadien, sangat meng­ap­ re­siasi atas kegiatan yang di­ lak­­sankan oleh pengurus PK­P. Sebab, kegiatan tersebut meru­ pakan peningkatan Sumber daya Manusia (SDM) para guru di Kabupaten Situbondo. “Apalagi seminar nasional ini juga menghadirkan nara sum­­­ber nasional, yakni H. Dwi­ yono Iriyanto. Artinya, dapat me­­motivasi bagaimana guru semakin professional, dan apa­­bila sudah guru-gurunya pro­fes­sional maka dengan oto­

matis siswa-siswanya akan lebih meningkat prestasinya,” ungkap Zaenal Muhtadien. Dia juga berharap, seminar da­­pat menghasilkan dan mem­ berikan pencerahan ba­gi guru di Kabupaten Situ­bondo. Paling tidak ketika melak­sanakan tugas ngajar-mengajar di sekolahnya masing-masing nanti akan lebih mantap dan lebih mudah dan dimengerti oleh siswa. Sementara itu, dalam Sambu­ tannya Ketua PGRI Kabupaten Situbondo, Mohammad Ha­ s­y im mengungkapkan ke­g i­ atan seminar nasional me­ ru­­pakan agenda rutin yang sudah berjalan selama enam ta­hun. Pesertanya, guru-guru atau kepala sekolah yang men­ dapatkan tunjangan profesi pen­­didik atau yang bisa disebut tunjangan sertifikasi. “Tiap tahunnya anggota terus meningkat dan saat ini sudah berjumlah 2.300 guru yang masuk menjadi keanggotaan Sekbid PKP, walaupun tidak semua anggota PGRI menjadi anggota. Sebab, untuk me­n ­ jadi anggota ini tidak per­nah dipaksakan, untuk melak­sanakan kegiatan seminar ini hanya membayar iuran sebagian kecil

dari tunjangan sertifikasinya,” ungkap Mohammad Hasyim. Menurut Hasyim, dari iuran setiap tri wulan tersebut di­ kum­­p ul­k an untuk kegiatan pengembangan diri agar profesi­ onalitas guru di Kabupaten Situbondo lebih maju dan mantap ke depan. “ K e g i a t a n selanjutnya adalah temu kader, temu kader ini dilaksanakan setiap menjelang menghadapi HUT PGRI mulai dari pengurus kabupaten, kecamatan serta pengurus ranting yang ada di desa-desa yang jumlah 136 desa dan kelurahan,” ungkapnya. Menurut Ketua PKP Kabu­ paten, Fita Iriani, kegiatan se­ mi­n ar nasional merupakan salah satu agenda dalam rang­ka me­n­yongsong hari ulang ta­ hun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang ke70, hari Guru Nasional yang ke 22. “Kita berharap setelah mengikuti seminar ini agar guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional baik dan benar sesuai dengan amanat kurikulum 2013, atau amanat Permendikbud nomer 81a paling tidak guru dalam mengajarnya harus bagus dan benar,” paparnya. (pri/adv)


EKONOMI BISNIS R A D A R

Jawa Pos

BERAS IR 64

Kamis 19 November 2015

GULA PASIR

0

MIGOR CURAH

DAGING SAPI

0

0

DAGING AYAM BROILER

10.100

TELUR AYAM RAS

0

100

33

B A N Y U W A N G I

KACANG KEDELAI IMPOR

KACANG KEDELAI LOKAL

0

0

CABAI RAWIT

CABAI BIASA

0

0

800

11.300

9.300

107.000

27.400

17.700

BAWANG MERAH

BAWANG PUTIH 0

400

8.800

8.100

10.400

8.300

15.400

18.800

Harga Ikan Segar Anjlok Pembeli Sepi

RENDRA KURNIA/RABA

TUNGGU PEMBELI: Pedagang ikan segar di Pasar Banyuwangi menunggu pembeli datang. Walau harga turun, namun omzet penjualan tidak ada peningkatan.

BANYUWANGI - Saat harga telur ayam ras melonjak drastis, harga ikan laut malah sebaliknya. Dalam beberapa hari belakangan harga beberapa jenis ikan laut itu turun drastis. Harga cumi-cumi yang terkenal paling mahal, kini turun hingga 50 persen. Sebelumnya satu kilogram cumi dijual Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu, kini turun menjadi Rp 20 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 30 ribu per kilogram untuk ukuran besar. Ikan mernying yang semula Rp 20 ribu turun jadi Rp 15 ribu per kilogram. Harga ikan banyar turun dari Rp 28.000 menjadi Rp 25.000. Siti Khodijah, salah seorang pedagang ikan, mengatakan terjadi penurunan harga ikan dalam satu bulan belakangan. Pemicu turunnya harga itu karena tangkapan nelayan sedang melimpah. “Barangnya banyak. Sekarang ini cuma kerang laut yang jarang ada,” ujar Khodijah. Saat musim kemarau, ungkap Khodijah, ikan laut tangkapan nelayan melimpah karena cuaca stabil. Meski harga turun dan produksi ikan laut melimpah, tapi daya beli masyarakat turun drastis. Sejatinya, saat harga ikan murah dan harga daging sapi dan ayam meningkat, omzet penjualan ikan laut

meningkat. Namun, ternyata harga ikan murah tidak berdampak pada omzet penjualan karena pembeli sepi. Dalam beberapa minggu ini harga daging ayam naik jadi Rp 27 ribu dari Rp 25 ribu. Harga daging sapi rata-rata berada di atas Rp 100.000 per kilogram. Penurunan penjualan dirasakan pedagang ikan segar sebulan belakangan. Pedagang menyebutkan, normalnya cumi laku minimal lima kilogram per hari. Namun, sekarang sepuluh kilogram cumi miliknya baru habis dalam waktu empat hari. “Kalau sampai empat hari masih banyak sisa terpaksa kita jemur,” ujar Khotidjah. Sepinya pembeli itu tidak hanya dirasakan pedagang ikan, tapi juga pedagang tahu-tempe dan kebutuhan dapur lain. Khotim, pedagang tahu, menyebutkan biasanya dalam satu hari bisa menjual tujuh hingga delapan timba tahu. Namun, akhir-akhir ini dia hanya mampu menjual tiga timba tahu. Pedagang menduga turunnya daya beli masyarakat di kawasan Pasar Banyuwangi itu disebabkan pasar dadakan yang mulai bermunculan. Pasar dadakan yang biasanya didirikan sekitar permukiman penduduk tersebut lebih dipilih warga karena lokasinya dekat dengan tempat tinggal. (cin/c1/afi)

Jelang Tutup Tahun Bawang Merah Merangkak Naik BANYUWANGI - Pekan kedua bulan ini pergerakan harga kebutuhan pokok terus naik. Setelah harga telur ayam Rp 4.000 per kilogram dan harga beras Rp 15.000 per 25 kilogram Selasa kemarin (17/11), giliran harga bawang merah melonjak Rabu kemarin (18/11). Lonjakan harga bawang merah cukup signifikan sekitar Rp 4000 per kilogram, sehingga harga eceran bawang merah melonjak menjadi Rp 18 ribu dari sebelumnya Rp 14 ribu per kilogram. “Baru kemarin naiknya. Kaget juga langsung naik Rp 4 ribu,” ujar Asmuni 42, pedagang pracangan. Lonjakan harga bawang merah itu dipicu berkurangnya produksi menjelang musim hujan. Meski kenaikan cukup signifikan, tapi belum mempengaruhi penjualan harian. “Pembeli memang banyak yang mengeluh. Penjualan relatif tetap, tapi sekarang pasar memang sedang sepi,” kata Asmuni. Omzet pedagang terbilang menurun karena daya beli masyarakat rendah. Harga bawang merah saat ini hampir sama dengan harga

bawang putih. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, harga bawang putih berada di kisaran Rp 19.500 hingga Rp 20.000 per kilogram. Pedagang berharap harga bumbubumbu itu tidak naik menjelang akhir tahun. “Tidak hanya pembeli yang susah kalau harga barang mahal, pedagang juga susah karena yang beli sedikit,” ujar pedagang lain, Wiwit, 32. Sementara itu, di saat harga bawang merangkak naik, harga cabai justru terus turun. Beberapa hari lalu harga cabai rawit turun dari Rp 14.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram. Harga cabai besar tetap di kisaran Rp 10.000 per kilogram. Pedagang memprediksi harga bawang merah terus naik hingga akhir tahun. Harga bawang putih diprediksi akan menurun. Produk bawang putih sebagian besar produk impor. Menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu harga bawang putih yang sebagian besar impor dari China tersebut turun tipis karena kurs rupiah perlahan menguat atas dolar AS. (cin/c1/afi)

TOHA/RABA

SAMBUTAN: Lurah Taman Baru Arief Baliawan saat memberikan sambutan di hadapan ratusan undangan sosialisasi penanggulangan AIDS kemarin malam.

KPA Sosialisasi Bahaya AIDS di Taman Baru BANYUWANGI—Kepedulian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banyuwangi terhadap kasuskasus yang kerap menimpa usia muda seperti HIV/AIDS dibuktikan dengan gencarnya sosialisasi hingga tingkat Kelurahan. Seperti terlihat pada Selasa malam (17/11) di Kelurahan Taman Baru. Dipimpin Lurah Taman Baru Kecamatan Banyuwangi Arief Baliawan, ratusan perwakilan masyarakat perwakilan RT/RW, Ketua LPMK, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, PKK, Posyandu, Kelompok Pengajian hadir mengikuti kegiatan sosial. Arief Baliawan mendukung penuh kegiatan dilakukan oleh KPA Banyuwangi. Menurut Arief, perkembangan kasus HIV/AIDS sudah dalam taraf yang mengkhawatirkan. Perilaku hidup adalah salah satu upaya untuk melindungi keluarga/ lingkungan dari penyebaran virus mematikan itu. “Dengan bersama-sama seluruh lapisan, kita berharap agar penyebaran HIV ini dapat di minimalisir. Target kita Kelurahan Taman Baru harus bersih dari penyakit ini,” ujarnya kemarin. Sementara itu, Sekretaris KPA Banyuwangi H RENDRA KURNIA/RABA

MAHAL: Menjelang berakhirnya tahun 2015, harga bawang merah naik signifikan. Bawang putih terus merosot bersamaan dengan menguatnya rupiah terhadap dolar AS.

FREDY RIZKI/RABA

HILANG OMZET: Salah seorang perajin batu di Kelurahan Kertosari sedang memasang batu akik.

Pamor Batu Akik Redup, Omzet Perajin Hancur BANYUWANGI - Tren batu akik yang diprediksi turun pada akhir tahun 2015 ini tampaknya akan menjadi kenyataan. Hal tersebut terlihat di beberapa pengusaha dan perajin batu akik di Banyuwangi yang mulai sepi oder. Seperti yang diakui salah satu perajin batu akik di wilayah Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi, Atim. Dia mengaku omzetnya turun drastis hingga 70 persen dalam satu bulan terakhir. Pada pertengah tahun 2015 Atim mengaku me-

nerima oder 10 buah batu akik setiap hari. Satu batu akik, Atim memberi tarif Rp 20 ribu. Khusus batuan mahal yang rapuh, seperti batu rubah, bulu macan, dan naga sikoi, tarifnya Rp 25 ribu. Namun, saat ini ada dua atau tiga pemesan saja sehari sudah bagus. Menurut Atim, sepinya order itu dipengaruhi menurunnya minat masyarakat terhadap batu akik. “Sekarang akik juga banyak yang palsu ■ Baca Pamor...Hal 37

Waluyo mengatakan kegiatan ini dilakukan karena semakin maraknya kasus HIV/AIDS yang menimpa generasi muda akibat tidak perilaku yang terkendali, pergaulan bebas dan narkoba. “Kami mengadakan sosialisasi tentang HIV/AIDS serta hal-hal yang menyebabkan tingginya risiko sehingga riskan terjangkit virus mematikan ini,” kata Waluyo. Lebih lanjut Waluyo menyebut, kegiatan ini sebagai wujud kepedulian pemuda terhadap hal apa saja yang bisa merusak dan mengancam masa depan generasi muda. “Kita tidak ingin generasi muda kita mati sia-sia karena dihinggapi penyakit seperti ini, makanya kita harus beri penyadaran supaya mengantisipasi sedini mungkin,” pungkasnya. Hal senada juga dikatakan oleh perwakilan Polres Banyuwangi, Arif S. Menurut dia, penyakit masyarakat harus diwaspadai oleh semua warga masyarakat. Oleh sebab itu, kepedulian untuk menjaga ketertiban dan keamanan harus tetap dijaga. “Salah satunya adalah mengawasi tempat kos-kosan yang selama ini sering mendapat perhatian khusus,” ujarnya. (*)


KAMIS 19 NOVEMBER TAHUN 2015

HALAMAN 36

APA kata MEREKA ISNAINIWATI

Disiplin dan Jujur ADA resep menarik dari Kepala SDN 2 Tampo, Isnainiwati, hingga sekolahnya mendapat predikat sekolah Adiwiyata. “Harus disiplin dan jujur,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng. Isnainiwati menyebut, sekolahnya yang berada di pedesaan bukan halangan dalam menerapkan kedisiplinan. Apalagi, kedisiplinan diterapkan demi kepentingan siswa. “Jujur juga harus diterapkan sejak dini,” ujarnya. Dengan kedisiplinan dan kejujuran itu, setiap siswa harus berani menegur teman atau siapa pun yang berbuat salah di lingkungan sekolah. “Jadi saling mengingatkan,” ungkap istri Ketua PGRI Banyuwangi, Teguh Sumarno, i t u . (c1/ abi)

Tambang Emas Memanas PESANGGARAN - Aksi warga menuntut penghentian aktivitas tambang emas di Gunung Tumpang Pitu, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kembali terjadi kemarin (18/11). Dalam aksinya itu, massa yang datang dari berbagai titik itu bertemu di simpang tiga menuju kantor PT. BSI. Dengan menggunakan sound system yang diangkut pikap, mereka secara bergantian berorasi dengan tuntutan penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu dihentikan, karena dianggap merusak lingkungan. “Tutup tambang emas. Kegiatan harus dihentikan,” cetus Edy Laksono, koordinator lapangan (korlap) aksi warga itu. Edy menyebut, aksi itu dilakukan warga di Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Warga meminta kegiatan tambang emas dihentikan karena kondisi alam tidak memungkinkan dilakukan penambangan. “Daya lingkungan tidak mengi-

zinkan. Kekeringan terjadi,” ungkapnya. Selain dampak kerusakan alam, Edi mengaku penambangan emas itu memunculkan dampak sosial yang tidak baik. Saat ini warga terpecah-pecah. “Warga sering tidak akur, sengaja dipecah-pecah,” terangnya. Dalam orasinya, massa meminta perwakilan PT. BSI selaku pengelola penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu itu menemui warga. “Tolong perwakilan BSI datang menemui kami,” pintunya. Warga yang semula tenang mendadak memanas setelah perwakilan PT, BSI tidak ada yang mau menemui warga. Massa yang sudah emosi mencoba merangsek masuk ke area hutan lokasi tambang emas. Aparat keamanan dari TNI dan kepolisian yang mengamankan aksi warga itu hanya bisa mengikuti gerakan warga yang sebagian sudah tidak bisa mengendalikan diri ■ Baca Tambang...Hal 37

THOMY SILA/JPRG

CUACA SHULHAN HADI/JPRG

SHULHAN HADI/JPRG

JAWABAN: Manajer CSR dan Humas BSI, Musmin Nuryadi, menemui warga yang menentang tambang emas di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (18/11).

MEREDAM: Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan menenangkan massa yang mulai memanas di Pancer kemarin (18/11).

Pasang Menara Sirine Tsunami

Pasir Laut Disedot untuk Menguruk Proyek

GENTENG - Memasuki musim penghujan, para petani mulai siap-siap menggarap lahan. Itu seperti yang terlihat di Dusun Tebuan, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kemarin (18/11). Para petani di daerah itu mulai mempersiapkan lahan untuk dijadikan tempat menebar benih padi. Meski irigasi masih belum lancar akibat musim kemarau, sejumlah petani sudah memberanikan diri mengolah sawah. “Rencana tanamnya Desember 2015,” cetus Kaelani, 55, petani Dusun Tebuan, Desa Kembiritan. Kaelani memprediksi, awal Desember 2015 akan turun hujan, meski sampai saat ini hanya sesekali saja turun hujan. “Kita mulai persiapan membuat benih padi, karena Desember akan ditanam,” ungkapnya. Menurut Kaelani, umur benih padi siap tanam itu sekitar 25 hari. Sehingga, bila saat ini benih mulai disemai, maka pada Desember 2015 benih itu sudah siap ditanam. “Rencana benih padi ini akan kita jual,” katanya. Dalam menyamai benih padi, Kaelani menyediakan lahan seluas seperempat hektare. Adi sawah seluas itu akan ditebar benih padi sebanyak tiga kuintal ■

MUNCAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memasang menara sirene peringatan bahaya gelombang tsunami. Peralatan yang dipasang di sekitar Pelabuhan Kalimati di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, itu berupa menara setinggi 25 meter. Pengoperasian peralatan itu akan diserahkan kepada Pemkab Banyuwangi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. “Peralatan ini kita serahkan ke BPBD Banyuwangi,” cetus Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi. Menurut Riyadi, menara sirene tsunami yang dipasang itu merupakan alat peringatan bahaya dan evakuasi warga jika terjadi tsunami. “Kalau akan ada gelombang tsunami, sirene itu berbunyi dan warga harus menjauh dari pantai,” katanya. Hingga tahun 2015 ini, terang dia, BMKG telah memasang 53 unit menara sirene di seluruh Indonesia. Di Kabupaten Banyuwangi ada dua titik, yakni di Pantai Muncar dan Pantai Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. “Kita memasang di seluruh Indonesia, terutama yang rawan tsunami,” ujarnya. Menara sirene yang dilengkapi 12 loudspeaker (pengeras suara) itu dilengkapi panel listrik otomatis jika listrik PLN ada pemadaman. “Bila akan ada tsunami, sirene ini akan dibunyikan BPBD,” terangnya. Riyadi menyebut, BPBD tidak bisa sembarangan membunyikan sirene. Sirene bisa dibunyikan kalau BPBD sudah mendapat informasi dari BMKG. “Jangkauan suara sirene tersebut bisa didengar hingga dua kilometer,” katanya. Untuk mengetahui suara sirene peringatan tsunami itu, kemarin (18/11) alat ini diuji coba. Dalam percobaan itu, suara sirene sangat berbeda dengan sirene mobil ambulans dan mobil milik polisi ■

MUNCAR - Dermaga tempat sandar kapal dan perahu milik nelayan di Pelabuhan Minapolitan di Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (18/11) dibersihkan. Pasir yang ada di pelabuhan itu disedot. Penyedotan pasir bercampur lumpur itu dilakukan sejak sepekan lalu. Tapi anehnya, pasir yang disedot itu dibuang ke lokasi proyek minapolitan. Sehingga, terkesan

Baca Membajak...Hal 37

Baca Pasang...Hal 37

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PERSIAPAN TANAM: Karman membajak sawah yang akan digunakan menebar benih padi kemarin (18/11).

Membajak Lagi setelah Lama Absen

sedot pasir itu untuk menguruk megaproyek tersebut. “Dermaga disedot agar tidak dangkal, kapal nelayan biar bisa sandar,” ujar petugas Perikanan Muncar, Abidin. Pasir dan lumpur yang disedot dari dermaga, ditampung di sebuah kolam besar yang masih bagian dari mega proyek minapolitan. Para nelayan banyak yang mempertanyakan lokasi pembuangan pasir hasil sedotan itu ■ Baca Pasir...Hal 37

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PERINGATAN DINI: Menara sirene tsunami dipasang di samping kantor Pos Satpol Air di Pelabuhan Muncar kemarin (18/11).

DISEDOT: Saluran pipa penyedot pasir laut di sekitar Pelabuhan Minapolitan Muncar kemarin (18/11).

Mengunjungi Tempat Keramat Leluhur di Desa Sraten

Ratusan Tahun Sumber Kaputren Tidak Pernah Kering Desa Sraten di Kecamatan Cluring ternyata bernilai sejarah. Di daerah itulah konon berdiri Keraton Kedawung semasa Kerajaan Blambangan diperintah Prabu Tawang Alun. Sisa-sisa keraton itu masih terawat baik hingga kini. DEDY JUMHARDIYANTO, Cluring

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

REYOT: Makam Mbah Darmo di pemakaman umum Kampung Kedawung, Dusun Sukodadi, Desa Sraten, kemarin (18/11).

KAMPUNG Kedawung terletak di Dusun Sukodadi, Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Lokasinya berjarak sekitar 2,5 kilometer (Km) dari kantor Desa Sraten. Meski berada di pelosok desa, tapi jalan menuju perkampungan itu hotmix selebar tiga meter. Meski hanya sebuah kampung, nama Kedawung

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

TERSISA: Imam Musari, 70, menunjukkan sumber air bekas pemandian putri Keraton Kedawung kemarin (18/11).

di daerah itu cukup populer. Apalagi, di tempat itu ada situs peninggalan Kerajaan Blambangan. Sebagian orang percaya daerah itu dulu lokasi

kerajaan di masa Prabu Tawang Alun yang dikenal dengan Keraton Kedawung ■ Baca Ratusan...Hal 37


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Kamis 19 November 2015

BLAMBANGAN RAYA

37

Dinsosnakertrans Upayakan Pemulangan Jenazah Miski Diduga Terjatuh saat Kerja di Taiwan MUNCAR - Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Banyuwangi akan berupaya memulangkan jenazah Miski Yatayes, 42, TKI asal Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, yang meninggal di Taiwan pada Jumat lalu (13/11). Upaya pemulangan jenazah pahlawan devisa itu kini sudah mulai dilaksanakan. “Saya sedang berada di Surabaya untuk mengikuti rapat dan ketemu pihak LP3TKI (Loka Pelayanan Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia),” cetus Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja Indonesia, Disosnakertrans Banyuwangi, Joko Sugeng Rahardjo. Hasil koordinasi dengan LP3TKI, terang dia, agen yang memberangkatkan korban masih ada dan hingga kini masih aktif. Rencana pemulangan itu, pihaknya juga sudah menjalin komunikasi dengan agen yang berada di Taiwan. “Kami sudah komunikasi dengan agen dan meminta pihak keluarga memenuhi persyaratan administrasi,” jelasnya. Salah satu persyaratan administrasi yang diminta, jelas dia,

keluarga membuat surat persetujuan pengurusan jenazah korban di Taiwan. Terkait waktu pemulangan jenazah, pihaknya belum bisa memastikan. “Korban sudah diurus sesuai syariat Islam di Taiwan. Ketika sampai di Banyuwangi tinggal dimakamkan. Apalagi, saat ditemukan, jenazah korban ini sudah membusuk,” terangnya. Diberitakan harian ini sebelumnya, Miski Yatayes, 42, asal Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Singkang Chekong, Thaitung, Taiwan, dikabarkan meninggal.

Miski oleh warga Taiwan ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Jumat lalu (13/11). Hampir semua bagian tubuhnya sudah membusuk. “Saya dapat informasi dari rekan buruh migran Indonesia (BMI) di Taiwan,” ujar Krishnadi, 41, ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Taiwan, di Banyuwangi kemarin (15/11). Informasi yang didapat, terang dia, tubuh korban ditemukan setelah warga di sekitar pelabuhan mencium bau busuk. Setelah dicari, ternyata tubuh korban sudah mulai membusuk. “Diduga terpeleset dan jatuh ke laut saat akan mengisi solar ke kapal,” katanya. (ddy/c1/abi)

PEDULI: Jajaran Forpimka Tegalsari melakukan santunan pada anak yatim kemarin (18/11).

SHULHAN HADI/JPRG

Kecamatan Tegalsari Gelar Syukuran TEGALSARI-Kantor Kecamatan Tegalsari menggelar syukuran kemarin (18/11). Dalam acara itu, semua perangkat desa, sekolah, organisasi kemasyarakatan (ormas), dan tokoh masyarakat diundang. Camat Tegalsari, Hariyono mengatakan, syukuran yang dilakukan ini setelah melakukan berbagai

lomba seperti kepala desa (Kades) terbaik yang dimenangkan Kades Tegalrejo dan Dasri, kategori partisipasi PKK diraih PKK Desa Dasri, dan tempat layanan Posyandu dimenangkan Posyandu Sumberkembang Barat I, Poasyandu Karangdoro 2, dan Posyandu Melati 2, Desa Tamansari. (sli/*/abi)

Nyaris Tidak Dapat Pelanggan ■ PAMOR...

Sambungan dari Hal 33

Harganya turun semua, jadi mungkin sudah malas. Rata-rata yang datang cuma untuk memasang emban. Kalau tidak, ya membenahi emban yang terlalu kecil atau kebesaran,” ujar Atim. Berbeda dengan ongkos gosok batu, ongkos mengecilkan cincin menurutnya lebih murah, hanya Rp 10 ribu per cincin. memasang emban dipatok Rp 5 ribu. Sama seperti Atim, nasib yang sama dialami perajin lain, Yusuf. Perajin asal Kelurahan Lateng itu biasanya mengerjakan garapan sampai 20 batu sehari. Saat ini nyaris tidak memperoleh pelanggan sama sekali.

Sesekalimasihadapelangganyangmemintadigosokkan batuketikaakhirpekan.MenurutYusuf,menurunnyaomzet itu karena para pencinta batu sudah mulai hilang. Belum lagipenggosokakikdibeberapatempatsemakinmenjamur. “Sekaranginiyangtertinggalyapencintabatuyangasli.kalau yang musiman sudah mulai hilang. Belum lagi harga batu sudah mulai jatuh. Banyak yang tidak laku,” ujarnya. Meskipun saat ini tren batu menurun, Yusuf tetap menyimpan beberapa batu koleksi yang dimilikinya. Dia tidak ingin mengobral seperti para penjual lain. “Mungkin suatu hari nanti ada masanya laku lagi, jadi saya simpan saja. Kalau sekarang orang lebih suka beli batu permata atau batu lokal yang langka, seperti kelabang merah,” jelas Yusuf. (fre/c1/afi)

Dilengkapi 12 Unit Pengeras Suara ■ PASANG...

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PRAKTIS: Edi Siswanto mencetak batu bata dengan mesin rakitan di Desa Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kemarin (18/11).

Sambungan adari Hal 36

Setelah peralatan itu diserahkan ke Pemkab Banyuwangi, diharapkan BPBD segera menggandeng pemerintah kecamatan dan desa untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama para nelayan yang beraktivitas di sekitar pantai. “Alat ini untuk mengurangi jumlah korban tsunami,” ujarnya. Jumlah 53 unit menara sirene yang sudah dipasang di seluruh Indonesia, lanjut Riyadi, sebenarnya masih kurang. Sebab, idealnya harus ada 1.000 titik

di sepanjang garis pantai di Indonesia. “Banyuwangi kita pasangi karena pada tahun 1994 pernah terjadi tsunami, yakni di Pantai Pancer,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya, mengatakan sepanjang pantai Indonesia mulai barat Sumatera, Selatan Jawa, dan wilayah lain di Indonesia, dari 108 kali terjadi tsunami, 100 kali penyebabnya gempa tektonik. “Jadi sirene akan berbunyi jika terjadi gempa berpotensi tsunami. Jika tidak berpotensi, maka tidak akan berbunyi,” cetusnya. (ddy/c1/abi)

Sehari Mampu Mencetak 3.000 Bata Sangat Minim Penghasilan selama Musim Kemarau

GENTENG - Jasa pembuatan batu bata menggunakan mesin rakitan mulai marak. Penggunaan mesin itu ternyata bisa lebih efektif dibanding menggunakan cetakan manual. Dua buruh cetak batu bata yang menggunakan mesin rakitan, Siswanto, 30, dan Sudarmaji, 39, keduanya warga Dusun Pandan, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, mengatakan biaya cetak

batu bata dengan mesin rakitan cukup murah. “Harga murah dibanding beli jadi,” terang Siswanto. Menurut Siswanto, biaya pembuatan bata dengan mesin itu hanya Rp 150 ribu per 1.000 batu bata. Harga itu sudah termasuk pembelian solar. Bahan baku berupa tanah liat, abu, dan sekam ditanggung pemesan. “Kami hanya buruh tenaga dan sewa mesin, termasuk pembelian solar,” jelasnya.

Membuat batu bata menggunakan mesin rakitan dinilai lebih praktis, cepat, mudah, dan tidak menguras tenaga. Ditambah lagi, faktor risiko kecelakaan kerja juga kecil. Jika menggunakan cetakan biasa, dalam sehari hanya mampu mencetak sekitar 400 biji batu bata. Tapi menggunakan mesin cetak rakitan, mampu membuat hingga 3.000 batu bata per hari. “Perbandingannya sangat jauh. Kualitas batu batanya

juga lebih padat dan bagus menggunakan cetakan mesin,” ungkapnya. Kelebihan lain menggunakan mesin cetak, jelas dia, tanah bercampur “pupuk” berupa abu dan sekam yang sudah dicampur, dituang ke mesin giling. Selanjutnya, akan langsung keluar berbentuk persegi panjang dengan tebal sekitar lima centimeter. “Kita tinggal memotong ukuran batu bata,” katanya. (ddy/c1/abi)

Ada Papan Larangan di Tepi Kolam ■ PASIR...

Sambungan adari Hal 36

“Pasir dan lumpur terkena air laut, kelamnya bisa ambrol,” keluh As’adi, 45, salah satu nelayan setempat. Yang membuat warga resah lagi, pada bagian tepi kolam itu ada papan tripleks bertulisan,

‘’Dilarang Naik Bahaya’’. Papan tulisan itu hanya ada pada bagian sebelah barat yang menghadap ke jalan. Sementara pada sisi sebelah timur, selatan, dan utara tidak ada papan peringatan. “Tidak ada pagar pembatas, hanya dijaga seorang petugas pengawas,” kata As’adi. Penyedotan pasir dan lumpur di dermaga itu, tentu sangat menguntungkan pelaksana

proyek minapolitan. Sebab, pasir lumpur itu bisa dimanfaatkan untuk menguruk lokasi. “Yang diuntungkan pihak pelaksana proyek, bisa mengurangi pembelian tanah untuk uruk,” cetusnya. Sayang, pihak pelaksana proyek saat akan dikonfirmasi tidak ada yang mau berkomentar. (ddy/c1/abi)

Keputusan Tetap Berada di Jakarta ■ TAMBANG...

Sambungan adari Hal 36

Tidak lama, suasana terkendali setelah beberapa tokoh warga meminta agar massa kembali ke simpang tiga depan kantor BSI. Untuk mengendalikan warga yang sudah emosi, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, akhirnya naik mobil pikap sound system. “Saya minta semua menahan diri. Semua punya dasar untuk

melangkah,” cetus Danlanal sambil memegang mikrofon. Di hadapan ribuan warga, Danlanal Wahyu menyampaikan warga memiliki aspirasi yang perlu disampaikan. Aparat yang berjaga juga memiliki tugas sesuai sumpah dan tugas. “Kalau kita begini terus, tidak akan selesai,” katanya. Danlanal mengingatkan, terkait permasalahan itu semua berpotensi memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dia berharap semua pihak pengertian. “Apakah PT. BSI melang-

gar, mungkin melanggar. Apakah warga melanggar, mungkin melanggar. Semua bisa salah,” tuturnya. Bila ingin menyampaikan aspirasi, Danlanal minta dilakukan secara damai dengan menunjukkan bukti dan data yang benar bila PT. BSI melakukan kesalahan. “Kalau sampai bentrokan dan luka, siapa yang rugi?” ucapnya. Setelah didesak warga, Manajer CSR dan Humas PT. BSI, Musmin Nuryadi, akhirnya muncul menemui massa. Di hadapan massa, secara

singkat Musmin menyatakan akan menampung semua aspirasi yang disuarakan warga. Aspirasi itu akan disampaikan kepada pimpinan perusahaan. “Intinya begini, apa pun yang jenengan sampaikan hari ini kami terima, kami catat,” katanya. Musmin menyebut karyawan di Tumpang Pitu itu perwakilan kantor di Jakarta. Kantor perwakilan tidak bisa memberi keputusan. “Kami yang di sini ini perwakilan kantor cabang. Keputusan ada di Jakarta,” cetusnya. (sli/c1/abi)

Berharap Ada Penelitian agar Tidak Sekadar Jadi Cerita ■ RATUSAN...

Sambungan adari Hal 36

Bukti peninggalan kerajaan, di tempat itu ada empat tempat yang dianggap keramat, yakni makam Mbah Gitik, makam Mbah Darmo, dan sumber air Kaputren. Satu lagi, warga percaya makam di timur makam Mbah Darmo yang ditandai batu bata itu diyakini warga setempat sebagai makam Prabu Tawang Alun. Lokasi keempat tempat yang dikeramatkan itu tidak berjauhan dan semua masih berada di Kampung Kedawung, Dusun Sukodadi, Desa Sraten. Empat tempat bersejarah itu masih terawat, tapi kondisinya memprihatinkan. Makam Mbah Gitik yang berada di bawah pohon berukuran besar hanya ditandai dengan tumpukan bebatuan. Makam Prabu Tawang Alun ditandai batu nisan berbahan batu bata. Hanya makam Mbah Darmo yang dibuatkan rumah. “Mbah Darmo dan Mbah Gitik itu orang kepercayaan Prabu Tawang Alun,” cetus

Imam Musari, 70, sesepuh Kampung Kedawung. Mbah Gitik di masa Prabu Tawang Alun dulu ditunjuk sebagai panglima perang. Mbah Darmo adalah penasihat pribadi Raja Blambangan sebelum keraton pindah ke Macan Putih, Kecamatan Kabat. “Dulu Kampung Kedawung itu angker. Warga sering melihat ada macan putih jalan-jalan,” terangnya. Musari mengaku tidak tahu persis nama lengkap Mbah Darmo dan Mbah Gitik. Yang jelas dua makam itu sangat dikeramatkan. Banyak warga yang datang ke makam itu dengan aneka tujuan. “Akan hajatan, biasanya datang ke makam Mbah Gitik,” ungkapnya. Berjarak sekitar 100 meter dari makam Mbah Gitik, ada sumber air yang tidak pernah kering. Sumber air yang kini dijadikan kolam ikan itu tidak pernah kering. “Air di sumber air itu tidak pernah kering, malahan sejak ratusan tahun lalu,” ungkapnya. Sumber air yang terus mengalir itu konon tempat pemandian para putri keraton. Mata air itu kini dimanfaatkan warga untuk mengaliri

sawah. “Meski kemarau panjang, air tidak pernah kering,” cetusnya. Meski tidak berbeda dengan kolam pada umumnya, tapi tidak semua orang bisa mendekat ke sumber air Kaputren itu. Gadis yang sedang haid dianjurkan tidak datang ke lokasi itu. “Sering anak gadis sedang haid datang ke sumber ini, akhirnya kesurupan,” jelasnya. Empat tempat bersejarah peninggalan Kerajaan Blambangan itu oleh warga Desa Sraten dikeramatkan. Tempat itu pada bulan Suro banyak dikunjungi warga. Mereka tidak hanya dari daerah Banyuwangi, tapi juga dari luar daerah. Meski bernilai sejarah, kondisi makam leluhur itu sangat memprihatinkan. Tim Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi yang pernah datang ke tempat itu hingga kini belum ada tindak lanjut. “Kami ingin diadakan penelitian lebih lanjut agar ada bukti, tidak hanya sekadar cerita dari mulut ke mulut,” pinta Kepala Desa Sraten, HA. Rahman Mulyadi. (c1/abi)

■ MEMBAJAK...

Sambungan adari Hal 36

Menjual benih dilakukan berdasar per bidang. “Satu bidang ukuran dua meter kali tiga meter dijual seharga Rp 130 ribu. Sawah satu hektare perlu lima bidang benih,” ungkapnya. Musim tanam padi menjadi berkah bagi pemilik dan buruh bajak sawah. Apalagi, selama musim kemarau penghasilan mereka anjlok karena tidak ada sawah yang digarap. “Tidak ada yang menggarap sawah, kita

tidak bekerja,” cetus Karman, 40, salah satu buruh tani. Penghasilan buruh bajak sawah yang menggunakan mesin hand traktor, terang dia, mencapai Rp 50 ribu per hari. Kalau tidak kemarau, orang yang menyuruh membajak sawahnya selalu ada. “Selama kemarau ini tidak ada penghasilan,” terangnya. Selama tidak ada lahan pertanian yang digarap, Karman memilih mencari pekerjaan lain. Beberapa bulan terakhir dia bekerja sebagai kuli bangunan. “Mana yang ada dan bisa dikerjakan, yang penting halal,” tandasnya. (ddy/c1/abi)


.

.

Inspirasi

38

Jawa Pos

Kamis 19 November 2015

Semangat Bambang Sutejo Sekolahkan Anak hingga ke Jepang

Hanya Penderes Jadi

a y n i c n u K Harus

foto-foto: rendra kurnia/raba

IKHLAS: Bambang Sutejo saat mengambil getah pohon pinus di kawasan Perhutani KPH Banyuwangi Utara.

MESKI tidak berpendidikan tinggi, namun semangat bapak dua anak yang satu ini dalam hal pendidikan bagi anak-anaknya patut dicontoh. Bagaimana tidak, meski hanya bekerja sebagai penderes pohon pinus di hutan Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro kawasan KPH Perhutani Banyuwangi Utara, Bambang Sutejo, 68, ternyata mampu menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan, anak pertamanya mampu kuliah hingga ke Jepang. Untuk anak kedua, saat ini masih duduk di bangku sekolah kejuruan yang ada di Banyuwangi. Padahal, penghasilan Bambang untuk satu minggu, hanya senilai Rp 200 ribu saja dari hasil nderes pinusnya tersebut. ”Bagaimana pun caranya, anak-anak harus berpendidikan se­ tinggi mungkin, biar tidak seperti saya,” ujar Bambang tegas. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi datang ke rumah Bambang, dirinya bergegas menuju hutan pinus yang ada di dekat rumahnya. Dengan langkah tegap seraya semangat hidupnya untuk menyekolahkan anaknya, dirinya sedikit bercerita bagaimana kunci sukses dirinya menyekolahkan anaknya meski hanya berpenghasilan pas-pasan. Pendidikan menurutnya sangat penting bagi siapapun. Tidak perlu jauh-jauh untuk mencontohkan, Bambang pun mencontohkan dirinya sendiri bahwa jika seseorang yang tidak berpendidikan akan hidup susah dengan penghasilan yang pas-pasan.

Tabah

Atas dasar itu, dia sangat semangat sekali agar anak-anaknya memiliki jenjang ilmu pendidikan yang cukup tinggi. ”Saya belani utang uang ke tetangga kalau lagi butuh uang untuk biaya sekolah,” ujar Bambang me­ ngenang usahanya dulu membiayai anak pertamanya Mulyadi, 28, saat masih bersekolah. Atas semangat dan tekat super nekat dari Bambang itu, akhirnya anak pertamanya Mulyadi sekarang telah menuai sukses. Setelah lulus sekolah tingkat akhir, Mulyadi mendapatkan tawaran untuk bersekolah di Jepang. Namun, saat itu biaya juga menjadi kendala. Saat itu Mulyadi meminta uang kepada bapaknya Rp 5 juta untuk biaya berangkat menuju Jepang. Karena saat itu tidak memiliki uang sama sekali, Bambang akhirnya meminjam uang lagi ke saudaranya. ”Seingat saya waktu itu malam-malam saya ke rumah saudara untuk pinjam uang. Pokok bagaimana caranya tetap saya usahakan agar anak saya lancar sekolahnya,” kata Bambang. Karena uang pinjaman itulah yang membuat Bambang mampu memberangkatkan anak pertama­ nya Mulyadi menuju Negeri Sakura. Bertahun-tahun di Jepang, ternyata Mulyadi secara otak juga mampu. Saat kembali pulang ke Tanah Air, Mulyadi dipercaya untuk menjadi dosen di universitas yang ada di Sukabumi, Jawa Barat. ”Selain semangat. Kunci untuk menuju sesuatu yang kita inginkan itu adalah tabah,” pungkasnya. (tfs/als)

DATA DIRI Nama : Bambang Sutejo Lahir : Bondowoso, 1947 Alamat : RT02/RW01 Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/ Kecamatan Kalipuro Pekerjaan : Penderes pinus Istri : Meninggal dunia Anak : Edi Mulyadi dan Ahmad Fauzi

Lihat Foto Anak di Jepang Sudah Senang

Mulyadi Lulusan SD Fillial Sumber Nanas

KASIH sayang Bambang Sutejo ke anak-anaknya tampaknya memang benar-benar tidak mengharap pamrih apa pun dari anaknya yang telah sukses. Meski boleh dibilang anaknya saat ini sudah mapan dalam hal ekonomi, Bambang tidak pernah menarget uang bulanan kepada anaknya. Dia kadang meminta uang kepada anaknya jika memang ada kebutuhan yang mendesak. ”Jarang saya minta kiriman uang. Lihat foto anak saya berada di Jepang bersama siswa dari negara lain saja saya sudah senang,” kata bapak dua anak yang saat ini tinggal seorang diri di rumah karena

TERNYATA, satu-satunya sekolah dasar yang ada di Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, yakni SD Fillial 2 Kalipuro, mampu menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi. Mulyadi, anak pertama Bambang Sutejo, ini adalah contohnya. Untuk menuju sukses tidaklah perlu kita sekolah di sekolah yang sangat bagus. SD Fillial 2 Kalipuro adalah sekolah yang cukup jauh dari pusat kota. Segala keterbatasan yang ada di sekolah tersebut ternyata mampu menelurkan bibit-bibit penerus bangsa yang berpendidikan. Adanya SD Fillial 2 Kalipuro sejak tahun 1993 lalu, membuat Bambang semakin semangat untuk menyekolahkan anak-anaknya di

ditinggal istrinya meninggal ini. Rasa tidak percaya kadang masih muncul di benak Bambang yang ternyata mampu menyekolahkan anaknya hingga ke Jepang. Di balik keberhasilan itulah, kisah Bambang ini bisa sangat menginspirasi siapa pun kita. Bahwa untuk menuju sukses uang bukan menjadi kendala. Melainkan, usaha yang tekun dengan penuh kesabaran merupakan kunci sukses kita untuk mencapai sesuatu. Bambang yang sangat peduli akan pendidikan anaknya juga patut dijadikan contoh bagi kita semua meski dirinya tidak memiliki pendidikan yang sangat minim. (tfs/als)

SEDERHANA: Bambang Sutejo di depan rumahnya di Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro.

sekolah tersebut. ”Dua anak saya itu lulusan SD Fillial ini,” kata Bambang. Meski saat ini anak Bambang bisa dikatakan sudah sukses, Bambang sampai sekarang masih melakukan aktivitasnya sebagaimana mestinya. Dia tetap menderes pohon pinus dari hutan ke hutan. Penghasilan Rp 200 ribu per bulan juga masih dia terima saat ini. Kesuksesan sang anak yang telah dicapai tidak membuat Bambang menjadi akan lupa diri. Dia tetap menjalankan aktivitasnya menderes pohon pinus sejak pagi pukul 06.00 – 10.00 pagi. ”saya berhasil menyekolahkan anak berkat hasil dari nderes ini. Jadi tetap akan menderes sampai kapanpun,” pungkasnya. (tfs/als)

daerah sekitar Debu Ganggu Pengguna Lalu Lintas JEMBER – Sudah dua hari terakhir pengguna jalan yang melin­ tas di Jl Gajah Mada, terutama sisi selatan, harus menghirup debu. Di seberang Jember Icon sejak Selasa (17/11) ada perbaikan jalan. Untuk sementara jalan yang diperbaiki baru dilapisi tanah. Kondisi tersebut kerap menga­ getkan pengguna jalan, khususnya pengendara motor. Sebab, di jalur tersebut pengendara motor biasanya memacu kendaraannya agak kencang. Karena banyak tanah, kondisi tersebut rawan kecelakaan. Perbaikan jalan tersebut kemarin (18/11) juga merambah sekitar U turn KFC. Untuk meng­ atur arus lalu lintas, sejumlah petugas Satlantas Polres Jember diturunkan ke lokasi. Deka, warga Talangsari, meng­ aku kaget dengan pengerjaan

Over Tenggak Miras, Turis Austria Tewas Sempat Dibawa ke Puskesmas

Heru Putranto/Radar Jember/jpnn

MENGGANGU: Jl Gajah Mada dipenuhi debu di bagian jalan yang tengah diperbaiki kemarin.

jalan tersebut. “Tadi kaget. Apalagi berpasir jadi sedikit licin. Jadi harus hati-hati,” katanya. Padahal, biasanya dia langsung ngebut ke arah barat setelah melewati simpang tiga KFC. Karena itu, dia harus mengu­ rangi kecepatan. Apalagi, saat itu jam sibuk. “Debunya beterbangan, melihat jalan tidak jelas. Apalagi tadi tidak mem-

bawa masker,” ungkapnya. Dia berharap pekerjaan tersebut segera selesai. Diakuinya, perbaikan jalan itu mengganggu lalu lintas. Apalagi, debu beterbangan menggangu pandangan pengendara. Biasnya dia juga ngetem di halte Masjid Al Huda. Tetapi karena banyak debu, dia terpaksa tidak ngetem di lokasi tersebut. “Bi-

asanya dapat penumpang banyak di sana (halte, red),” akunya. Kepala Dinas PU Bina Marga Jember Rasyid Zakaria saat dikonfirmasi masih belum memastikan apakah proyek tersebut milik Pemkab Jember atau provinsi. “Sebentar, saya tanyakan dulu. Tapi sepertinya proyek APBD pemkab,” katanya. (ram/har/jpnn)

GIANYAR – Seorang turis ber­ kewarganegaraan Austria bernama Alexander Anton Lochs, 66, dilaporkan meregang nyawa di kawasan objek wisata Ubud, Minggu (15/11) lalu. Kuat du­ gaan korban tewas karena overdosis minuman keras. Sebelum ditemukan meninggal, korban ditemukan pingsan di Jalan Raya Ubud. Menurut informasi di tempat kejadian ke­marin (17/11), kejadian ter­ sebut berawal ketika korban yang diketahui kelahiran Bel­ gia, ini, duduk-duduk di tro­toar Jalan Raya Ubud sekitar pukul 10.00 Wita. Tidak hanya itu, bule yang sudah enam bulan kos di wilayah Banjar Kalah, Peliatan, juga dilihat membawa dua botol minum­an air mineral. Kejadian

itu diamati langsung dua kar­ yawan Restoran Coco Vistro di Jalan Raya Ubud. Kecurigaan mulai muncul lantaran hingga pukul 14.30, korban masih berada di depan restoran. Tak mau ambil risiko, dua karyawan tersebut memilih mengadukan kasus tersebut ke Pospol Catus Pata (Ubud, red). Tak lama kemudian polisi datang dan mengajak korban pulang ke kosnya. Namun, permintaan itu ditolak korban. Karena kondisinya lemah, sekitar pukul 15.30, dua kar­ yawan restoran meminta polisi membawa orang asing itu ke Puskesmas. Karena diduga kuat orang asing itu dalam kondisi sakit. Kapolsek Ubud Kompol Ketut Widiada membenarkannya kematian korban. “Saat itu anggota langsung membawanya ke Puskesmas Ubud. Cuma saat diperiksa oleh tim medis di Puskesmas,

dikatakan bule tersebut sudah meninggal, itu sesuai hasil pemeriksaan. Makanya setelah dari Puskesmas, jasadnya langsung dibawa ke RSUP Sanglah,” ucap Kapolsek Ubud Kompol Ketut Widiada. Pasca kejadian, kepolisian langsung menghubungi Konsulat Austria. Selain itu bebera­ pa personelnya juga langsung me­minta keterangan beberapa sak­si. Disinggung kemungkinan korban tewas karena over menenggak minuman keras, Kompol Widiada belum berani me­mastikan. Pihaknya berdalih masih meme­ riksa botol air mi­n e­r al yang dibawa wisatawan tersebut. “Kami belum berani memastikan, apakah dia membawa miras saat itu atau tidak. Yang jelas kata karyawan restoran, bule ini membawa botol air mineral, nah apa isinya masih diperiksa,” tambahnya. (wid/ rdr/dre/mus/jpnn)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Kamis 19 November 2015

BERITA UTAMA

39

Refleksi HKN, Sepuluh Orang Hidup dalam Pasungan BANYUWANGI - Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 kemarin (18/11) diperingati secara sederhana. Pemkab Banyuwangi cukup menggelar upacara. Upacara di halaman kantor Pemkab Banyuwangi itu dipimpin Penjabat (Pj) Bupati Zarkarsi. Peserta upacara itu adalah para kepala SKPD, tenaga medis dokter, dan tenaga kesehatan se-Banyuwangi. Usai upacara, Zarkasi didaulat menyerahkan beberapa penghargaan kepada para tenaga kesehatan dan tenaga puskesmas. “Peringatan HKN tahun ini mengangkat tema “Generasi Cinta Sehat Siap Membangun Negeri”. Sehat harus dijaga dengan gaya hidup sehat guna

mencapai pembangunan kesehatan,” kata Zarkasi saat membacakan sambutan Menkes RI. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Widji Lestariono, mengatakan HKN ke-51 menjadi refleksi dari beberapa pencapaian di dunia kesehatan Banyuwangi. Ada empat hal yang menurutnya menjadi perhatian pencapaian. Pertama angka kematian ibu dan bayi di Banyuwangi. Angka kematian ibu dalam proses kelahiran, kata Rio, mencapai 92/100 ribu. Kematian bayi mencapai 9/1000. Nominal itu sudah lebih baik dari target Millennium Development Goals (MDGs) atau

tujuan pembangunan millennium tahun 2015. Kematian ibu ditargetkan 102/100 ribu untuk bayi 9/1000. Pencapaian kedua adalah masalah prevalensi HIV/AIDS yang terus dikembangkan untuk menekan angka penularan dan mengungkap fenomena gunung es dari pengidap virus mematikan tersebut. Selanjutnya, target pencapaian desa Open Defecation Free (ODF) atau desa bebas buang air sembarangan yang saat ini menurutnya baru mencapai 34 desa dari 217 yang ada di Banyuwangi. Salah satu kawasan yang paling sulit diubah adalah wilayah Banyuwangi kota dan beberapa desa di wilayah utara.

“Ini yang cukup sulit karena berbenturan dengan perilaku masyarakat. Tetapi, dengan menyadarkan 34 desa dalam waktu 2 tahun itu sudah cukup baik sebenarnya. Sekarang target kita untuk tahun depan adalah menambah 29 desa lagi,” ujarnya. Rio menambahkan, refleksi HKN tahun 2015 berkaitan dengan program Banyuwangi bebas pasung. Saat ini baru dua orang yang dibebaskan dari pemasungan dan masih tersisa sepuluh orang lagi di Banyuwangi yang dalam kondisi terpasung. “Yang sepuluh itu jadi PR kita sampai akhir tahun. Kalau tidak, akan diteruskan sampai tahun depan,” tandasnya. (fre/c1/aif)

TULUS HARJONO FOR RABA

GENERASI CINTA SEHAT: Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 kemarin diperingati dengan upacara di halaman kantor Pemerintah Banyuwangi.

Tergugat I dan II Tidak Hadir di Persidangan n AMRULLAH... Sambungan dari Hal 29

“DPT pilkada masih amburadul. Tak semua warga bisa ikut mencoblos karena persoalan KTP

salah satunya,” beber Amrullah kemarin. Dalam sidang perdana kemarin Amrullah tampil komplet bersama tiga lawyer lain. Sayang, tergugat satu dan tergugat dua tidak hadir. Tergugat tiga diwakili

kuasa hukumnya, Oesnawi. Sidang akhirnya ditunda pekan depan, 25 November. Amrullah mengatakan, masalah DPT itu merupakan kelanjutan dari gugatan soal KTP yang kini

masih ditangani Pengadilan Negeri Banyuwangi. Akibat tidak ber-KTP, dia merasa dirugikan dan meminta plibup ditunda. Warga Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, itu menjelaskan

Tanda Tangani Pernyataan Tidak Mengulangi n SIANG... Sambungan dari Hal 29

Selain itu, Satpol PP juga menciduk tiga pelajar yang tengah berada di rumah kos. Petugas mengindikasi tiga pelajar tersebut tengah membolos lantaran mereka kedapatan berada di rumah kos saat jam pelajaran berlangsung. Bukan itu saja, dalam razia kemarin petugas juga berhasil menjaring empat orang yang tidak bisa menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Petugas pun

menerapkan perlakuan yang sama kepada pelajar yang diindikasi membolos dan warga yang tidak mengantongi KTP tersebut, yakni digiring ke kantor Satpol PP. Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai, mengatakan razia tersebut digelar dalam rangka penegakan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2007 tentang pendaftaran KTP dan pencatatan sipil. Razia kemarin sekaligus dilakukan untuk menegakkan Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang penye-

lenggaraan rumah kos. Menurut Ripai, dalam razia kemarin pihaknya membagi petugas dalam dua regu. Regu pertama menyisir rumah-rumah kos yang berlokasi di Kalipuro dan Glagah, sedangkan regu kedua melakukan razia di rumahrumah kos yang berlokasi di wilayah Kecamatan Banyuwangi dan Giri. “Agar razia lebih efektif, petugas kami bagi dalam dua regu,” ujarnya. Dikatakan, seluruh warga yang terjaring razia kemarin digiring ke kantor Satpol PP untuk didata

dan diberi pembinaan. Hasil pendataan, warga yang terjaring razia kemarin belum pernah diciduk lantaran pelanggaran serupa. Untuk memberikan efek jera sekaligus menghindari pelanggaran serupa kembali dilakukan, imbuh Ripai, warga yang terjaring razia kemarin diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. “Jika dalam razia selanjutnya mereka kembali terjaring, akan dilakukan proses hukum sesuai perda yang berlaku,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

sesuai undang-undang, pilkada bisa ditunda lantaran tiga alasan; karena bencana alam, KPU tak siap, dan anggaran tidak tersedia. “Di sini pilkada bisa ditunda karena KPU belum siap. DPT-nya masih amburadul,” jlentrehnya. Dia beralasan DPT merupakan dasar data kependudukan yang disediakan dinas tersebut dan bupati sebagai penanggungjawa. Pria bertubuh subur itu meminta KPU menggiatkan sosialisasi pilkada. Penelusuran Jawa Pos Radar Banyuwangi, nama Amrullah ternyata sudah masuk dalam DPT. Beberapa waktu lalu Ketua KPU Banyuwangi, Samsul Arifin, mengatakan nama Mohamad Amrullah sudah masuk DPT. Ketika permasalahan itu ditanyakan kepada Amrullah, dia mengaku namanya memang sudah masuk DPT. Hanya saja, Amrullah mempertanyakan

masuknya ke DPT itu apakah setelah ada gugatan ataukah memang masuk sudah lama. “Sesuai aturan KPU agar bisa masuk DPT harus menyerahkan KTP asli. “Lha, KTP saya saja nggak bisa keluar dari Dispenduk. Kok bisa masuk dalam DPT. Itu kan aneh,” ujarnya keheranan. Bahkan, dia mengklaim problem yang dia alami itu juga dialami orang lain. Di posko pengaduan yang dibuka selama dua pekan terakhir, sudah 40 lebih warga yang mengalami nasib tidak jelas terkait amburadulnya DPT. “Kami membuka pengaduan secara terbuka bagi masyarakat Banyuwangi yang tidak memiliki hak pilih atau tidak tercantum dalam DPT,’’ tandas Amrullah. Sebelumnya, Mohammad Amrullah juga menggugat bupati Banyuwangi, kepala Dinas Kependudukan, dan camat Kabat sebesar Rp 10 miliar karena kepengu-

rusan KTP elektronik lamban. Citizen law suit atau gugatan warga negara terhadap pelayanan pemerintah saat warga negara tidak puas itu masih dalam tahap persidangan. Dasar mengajukan ganti rugi Rp 10 miliar itu karena selama tidak memegang KTP, Amrullah kehilangan kontrak kerja dengan klien di sejumlah daerah. Lambatnya pelayanan itu menyebabkan dia rugi. Kontrak kerja banyak yang batal karena saya tak bisa bepergian ke luar kota. JP-RaBa kemarin mencoba menghubungi Kepala Dispendukcapil Banyuwangi, Sudjani. Sayang, ketika berhasil ditemui, Sudjani tidak mau berkomentar. “Kalau mau tanya soal itu (gugatan) saya no comment. Biar persidangan saja yang menyelesaikan,’’ ujar Sudjani sembari ngeloyor memasuki ruang kerjanya. (nic/c1/aif)

Pohon yang Ditebang Miring 40 Derajat Tiga Juri Akan Menilai Karya Foto n DKP... Sambungan dari Hal 29

Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan pemotongan pohon di beberapa ruas jalan protokoler itu dilakukan untuk mengantisipasi angin putting beliung saat musim hujan tiba. ”Tidak dipotong total. Ada yang

hanya kita rembes (dirapikan) saja ranting-rantingnya,” kata Arief. Dia menambahkan, sejauh ini pohon-pohon di tiga titik yang telah dipotong. Tiga jalan itu adalah Jalan Wijaya Kusuma, Jalan HOS Cokroaminoto, dan Jalan Brawijaya. Tiga titik tersebut menjadi fokus utama lantaran dalam setahun terakhir banyak

sekali terjadi pohon tumbang saat hujan disertai angin puting beliung melanda. ”Di Jalan Brawijaya ada sekitar 30 pohon yang perlu dirapikan dan dipotong. Di depan SMAN 1 Giri juga ada pohon yang rawan tumbang,” tambahnya.Di Jalan Wijaya Kusuma, DKP telah melakukan pemotongan total dan merapikan ranting pohon

di sepanjang jalan tersebut sebanyak 12 pohon. Beberapa pohon ditebang total karena pohon tersebut dirasa sudah tua dan membahayakan masyarakat. ”Pohon yang kita tebang itu sudah memiliki kemiringan 40 derajat. Sejauh ini ada sekitar 25 pohon yang sudah beres kita rapikan dan kita tebang,” tuturnya. (tfs/c1/aif)

Inner Beauty Itu Kecantikan Sejati n SELALU... Sambungan dari Hal 29

Kesibukan harus diimbangi olahraga yang cukup,” kata dara kelahiran 17 Oktober 1990 itu. Selain olahraga cukup, menjaga

pola makan yang baik juga perlu. Hal itu selain demi kesehatan, juga agar wajah tetap terlihat cantik dan bersinar. Makanan penuh serat, seperti sayuran dan buah, adalah konsumsi wajib setiap hari agar tetap terlihat awet muda

meskipun usia terus bertambah. Yang terpenting lagi, untuk menjadi cantik itu kuncinya terletak pada hati masing-masing wanita. Dengan selalu ber-positif thinking, tentu kecantikan akan terpancar dengan sendirinya. “Inner beauty

adalah kecantikan sejati yang dimiliki wanita. Kecantikan sejati dari dalam tidak akan luntur sepanjang masa dan akan selalu terpancar,” pungkas wanita asal Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, itu. (tfs/c1/aif)

n TUNADAKSA...

Sambungan dari Hal 29

“Lombanya keren. Sayang, kemarin agak kesulitan cari objek fotonya,” ucap pria yang akrab disapa Zul itu. Zul yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta itu sengaja mencari objek yang masih belum familiar di masyarakat. Kendalanya adalah akses menuju tempat tersebut. Dirinya hunting foto di Sumber Baru, Sragi, dan Sempol, Kecamatan Songgon. Kepala Seksi Kerjasama dan Pemberdayaan Masyarakat PU Pengairan, Donny Arsilo Sofyan, mengatakan lomba foto pengairan tersebut mendapat respons baik dari masyarakat kalangan newbie, penghobi, dan profesional fotografi. Hal itu menunjukkan

kepedulian masyarakat menggali potensi wisata dan pengairan daerah sesuai tujuan dinas pengairan cukup tinggi. Sementara itu, foto yang telah diterima panitia akan segera dinilai hari ini (19/11). Penilaian akan melibatkan tiga juri. Mereka adalah kalangan jurnalis, teknisi pengairan, dan fotografer profesional. “Juri menilai secara komprehensif. Setiap foto harus memiliki tiga unsur, yakni jurnalistik, unsur potensi pengairan, dan keindahan atau seni,” bebernya. Praktisi jurnalistik menilai foto dari sisi pesan yang disampaikan. “Dari sisi jurnalis, foto yang benar harus memiliki pesan,” katanya lagi. Juri dari instansi pengairan akan menilai unsur potensi

pengairan yang terkandung dalam foto, baik dari pemilihan lokasi maupun kebersihan lokasi. Praktisi profesional fotografi akan menilai keindahan foto dari segi angle, pencahayaan, dan komposisi objek. Seratus foto terbaik akan dipamerkan di Hardy’s Mall. Jumlah foto yang diterima panitia mencapai 400 lembar lebih. “Foto dipamerkan selama tiga hari mulai tanggal 20 hingga tanggal 23 November. Ajak kawan sebanyak-banyaknya untuk meramaikan pameran ini,” kata Donny. Total hadiah yang disediakan panitia tahun ini cukup besar, yakni Rp 45 juta. Rinciannya, total 11,5 juta untuk kategori pelajar, Rp 14,5 juta untuk kategori mahasiswa, dan Rp 19 juta untuk kategori umum. (cin/c1/aif)

Delila Cemas karena Terlambat Datang Bulan RTH Jadi Jujugan Favorit Warga n DILARANG... Sambungan dari Hal 29

Ia mengaku baru saja kembali dari Surabaya. Selama empat hari berada di Kota Pahlawan, ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan. Sebab, saat ini ia tidak lagi memiliki penghasilan tetap sejak kecelakaan beberapa bulan lalu. “Kaki saya sempat patah dan kantor tidak mengizinkan saya kerja dengan kondisi yang belum pulih betul,” ucapnya. Selama tidak memiliki penghasilan, biaya hidupnya ditanggung anak pertamanya. Delila tinggal di kos-kosan di Jalan Ikan Sadar, Kelurahan Karangrejo, tidak jauh dari rumah orang tuanya. Namun, sejak 9 Oktober lalu putrinya menikah dan diboyong ke rumah menantunya di Semarang. Dirinya berjanji jika anaknya menikah tidak akan mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Tragedi memilukan tersebut terjadi pada 2 Oktober 2015. Di kos-kosan bercat hijau itu ada penggerebekan aparat Polsek Kalipuro dalam rangka menangkap seorang DPO (daftar pen_ carian orang). Kebetulan Delila berada di kamar tempat penggerebekan berlangsung. Ia mencoba melindungi bayi dari seorang kawannya yang sedang berada di kamar yang sama. Namun, karena shock, Delila pingsan. Ia dibawa ke kamarnya sendiri oleh tetangga kosnya yang baru pulang kuliah. Di situlah petaka terjadi. Dalam kondisi tidak sadar, ia ditiduri mahasiswa perguruan tinggi

swasta yang berusia 21 tahun tersebut. “Saya ditiduri seseorang yang seumuran dengan putri saya,” akunya sesenggukan. Delila yakin ada beberapa saksi mata yang menyaksikan kejadian tersebut. Oknum mahasiswa tersebut adalah warga Jember yang kuliah di Banyuwangi dan mampir ke kos kawannya yang kebetulan satu lingkup dengannya. Menurut Delila, mahasiswa tersebut hanya singgah ke Banyuwangi dua minggu sekali untuk kuliah. Ia mencoba mencari oknum mahasiswa tersebut di tempat kuliah. Namun, ia direpotkan oleh prosedur yang ditentukan kampus. “Katanya saya suruh cari ke koordinator. Saya mana ngerti. Saya tidak mungkin menceritakan masalah saya ke karyawan kampus itu,” katanya. Dua minggu berikutnya, tepatnya pada 16-17 Oktober, oknum mahasiswa tersebut berkunjung ke kosan. Bersama seorang kawannya yang menetap di kosan tersebut, mereka mengonsumsi minuman keras hingga mabuk. Dalam keadaaan mabuk berat, oknum mahasiswa tersebut mengunjungi Delila dan memaksa Delila melayani nafsu liarnya. Delila bahkan sempat ditawari sejenis pil berwarna putih yang dia tidak tahu fungsinya untuk apa. “Saya disuruh telan pil itu. Saya tidak mau takutnya itu narkoba,” katanya. Itu membuatnya sangat heran, bagaimana mungkin mahasiswa yang kuliah di jurusan pendidikan olahraga tersebut lolos pemeriksaan fisik saat mendaftar.

Akhirnya, Delila memberanikan diri mengancam akan melaporkan oknum mahasiswa tersebut ke kepolisian. Padahal, dirinya tidak memiliki secuil pun pengetahuan mengenai pelaporan kasus ke aparat hukum. Oknum mahasiswa tersebut menangis di kaki Delila. Dia meminta agar tidak dilaporkan polisi. Malahan, si mahasiswa itu berjanji akan tanggung jawab mengenai perbuatannya dua minggu lalu. “Dia minta urusan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Hari itu juga dia telepon ayahnya yang berada di Jember dan berjanji mau tanggung jawab menikahi saya meski usia kami terpaut 21 tahun,” beber Delila. Singkat cerita, melalui telepon orang tua oknum tersebut menyetujui bentuk tanggung jawab berupa nikah siri. Tanggal 31 Oktober kedua orang tua oknum tersebut datang ke rumah Delila untuk menyaksikan proses pernikahan di bawah tangan tersebut. Tanpa musyawarah, usai makan bersama keluarga oknum mahasiswa tersebut langsung bertolak ke Jember. Yang menyakitkan, acara makan-makan tersebut tidak melibatkan keluarga Delila. “Bahkan, waktu pulang ke Jember, mereka tidak pamitan sama sekali. Dia kebetulan saat itu tidak satu kendaraan dan nama orang tuanya. Jadi saya sempat tegaskan bagaimana ke depannya, dia malah memaksa akan pulang ke Jember malam itu juga,” beber Delila. Keesokan harinya, Delila nekat akan menyusul ke Jember. Namun, oknum mahasiswa tersebut

menolak. Penolakan tersebut juga disampaikan ayah oknum yang berstatus kepala sekolah melalui telepon. Ia menegaskan agar Delila jangan pernah mencari anaknya ke Jember. “Saya dihina dan diancam,” katanya. Sempat sekali dirinya mendatangi rumah pria yang menidurinya tersebut, tapi gerbang ru mahnya tertutup rapat. Lantaran tidak memiliki kerabat di Jember dan biaya terbatas, Delila kembali ke Banyuwangi dan tinggal bersama orang tuanya. Ia tidak sanggup membayar uang sewa kos karena tidak lagi bekerja. Kini Delila mengkhawatirkan dirinya yang terlambat datang bulan. “Jika begini saya menyesal kenapa waktu itu tidak melapor ke polisi saja. Tadinya saya melihat niat baik mereka dan berharap niat baik mereka masih ada. Sekarang saya tidak tahu harus apa. Mungkin mencoba mencari pekerjaan,” ucapnya. Kedua orang tua Delila sudah berusia lanjut dan (maaf) agak konservatif. Waktu ditanya apa tindakan orang tuanya mengetahui kasus yang menimpa dirinya, Delila menjawab orang tuanya menyuruhnya hidup bersama oknum mahasiswa yang telah mempersuntingnya akhir Oktober lalu. “Iku kan bojomu. Yo wes kono melok o bojomu,” ujar Delila menirukan ucapan ibunya, Slani, 70. Kedua orang tuanya memiliki penghasilan pas-pasan dan harus membiayai anak keduanya yang saat ini duduk di bangku SMA. (c1/aif)

n PROGRAM... Sambungan dari Hal 40

Lapak-lapak PKL yang sebelumnya terkesan kumuh lantas ditata sedemikian rupa. RTH Sri Tanjung, RTH Blambangan, dan RTH di depan TMP Wisma Raga Satria akhirnya diresmikan awal 2012. Setelah diresmikan, ketiga RTH tersebut

menjadi jujugan favorit baru masyarakat Kota Gandrung. Hampir setiap hari RTH-RTH tersebut tidak pernah sepi. Ada yang datang sekadar untuk refreshing, olah raga, jalan-jalan, atau sekadar cuci mata. Setelah sukses membangun RTH di pusat kota Banyuwangi, pembangunan RTH juga dila_ kukan di kecamatan-kecamatan

lain yang tersebar di kabupaten berjuluk the Sunrise of Java ini. Dengan demikian, akses masyarakat untuk mendapatkan ruang terbuka hijau yang nyaman pun semakin lebar. Warga yang tinggal jauh dari pusat kota tidak perlu jauh-jauh datang ke Banyuwangi sekadar untuk menikmati suasana RTH. (sgt/ c1/afi-bersambung)

Genteng Tangan Emas, Glenmore Hitam Penghargaan Polsek Terbaik dan Terburuk BANYUWANGI - Tradisi pemberian reward kepada para kapolsek masih berlangsung di Polres Banyuwangi. Kali ini dua kapolsek harus maju dalam Upacara Jamwas Pimpinan di Halaman Mapolres Banyuwangi Selasa lalu (17/11. Kapolsek Genteng Kompol Sumartono dan Kapolsek Glenmore Iptu Mujiono sama-sama mendapat hadiah dari Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama. Sumartono tergolong beruntung. Dia menerima reward berupa patung tangan emas yang sedang mengacungkan jempol. Penghargaan itu diberikan atas kinerja Polsek Genteng yang dinilai terbaik di antara 25 jajaran polsek di Banyuwangi. Sebaliknya, Kapolsek Glenmore Iptu Mujiono menerima patung berupa potongan tangan warna hitam. Itu artinya kinerja Polsek Glenmore dinilai yang

HUMAS POLRES FOR RABA

UNTUK MEMACU KINERJA: Kapolres AKBP Bastoni Purnama menyalami Kapolsek Glenmore Iptu Mujiono yang mendapatkan patung tangan warna hitam.

terendah di antara 25 polsek seBanyuwangi. Ada empat poin yang masuk kriteria penilaian, yakni administrasi, operasional, penampilan polsek, dan kinerja polsek. “Empat kriteria itu terbagi dalam beberapa item, misalnya bidang administrasi yang meliputi panel data, renggiat harian-mingguan-bulanan, sampai register penjagaan,” terang Kabagsumda, Kompol Mustakim.

Kapolres AKBP Bastoni Purnama mengatakan, reward tangan hitam itu bukan untuk menjatuhkan polsek yang bersangkutan. Sebaliknya, patung itu sebagai pemacu semangat agar bekerja lebih baik lagi. “Terus giat dalam bertugas. Ingat, polisi selalu diawasi masyarakat. Karena itu, dekati mereka dan raih simpati warga,” pesan Bastoni. (nic/c1/aif)


40

Jawa Pos Kamis 19 November 2015

Inovasi Cabup Abdullah Azwar Anas Saat Menjabat Bupati Banyuwangi 2010-2015 (1)

Program Pertama Operasikan Bandara lalu Menata RTH Letak geografis yang sangat jauh dari ibu kota Provinsi Jatim merupakan salah satu handicap bagi Banyuwangi. Tak heran, pengoperasian penerbangan komersial Bandara Blimbingsari menjadi salah satu prioritas 100 hari pertama kepemimpinan Abdullah Azwar Anas saat dilantik jadi Bupati Banyuwangi tahun 2010 lalu. MOMEN bersejarah bagi dunia perhubungan di Banyuwangi datang di akhir 2010 lalu. Dua hari menjelang tutup tahun 2010, tepatnya pada 29 Desember, kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan, yakni Bandara Blimbingsari diresmikan. Peresmian Bandara Blimbingsari itu hanya berselang beberapa bulan setelah Abdullah Azwar Anas secara resmi dilantik sebagai Bupati Banyuwangi. Ya, ketika maju pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup)

Banyuwangi 2010 lalu, Anas memang memasukkan pengoperasian bandara dalam program seratus hari kerjanya. Dengan dukungan birokrasi dan masyarakat luas, cita-cita mendekatkan Banyuwangi dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional dan global itu pun terwujud. Maskapai pertama yang melayani penerbangan dari dan menuju Banyuwangi adalah Sky Aviation. Awalnya, maskapai yang satu ini menggarap rute Banyuwangi-Surabaya pergi pu-

Dok/RaBa

BEROPERASI: Rombongan Wakil Menteri Perhubungan (saat itu) Bambang Susantono dan Gubernur Jatim Soekarwo mendarat di Bandara Blimbingsari untuk meresmikan pengoperasian bandara tahun 2010 lalu.

lang (PP) dan Banyuwangi-Denpasar (PP) dengan memanfaatkan pesawat grand caravan berkapasitas 9 penumpang. Namun dalam waktu yang tidak

terlalu lama, pesawat yang digunakan untuk melayani jasa penerbangan di bandara Blimbingsari diganti dengan pesawat Fokker-50 berkapasitas 50

penumpang. Singkat cerita, kini sudah ada dua maskapai yang melayani penerbangan dari dan menuju Banyuwangi, yakni Garuda Indonesia dan Wings Air. Keduanya maskapai ini sama-sama memanfaatkan pesawat jenis ATR 72-600 berkapasitas 72 penumpang. Sementara itu, program inovasi lain yang dijalankan Anas di awal kepemimpinannya adalah membangun ruang terbuka hijau (RTH) di pusat Kota Banyuwangi. Sasaran tembak pun diarahkan pada tiga taman yang sebelumnya terkesan kurang terawat, yakni Taman Blambangan, Taman Sri Tanjung, dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria. Sebelum merealisasikan memba­ ngun RTH tersebut, Anas memberikan pemaparan di hadapan ratusan ulama dan para kiai. Salah satunya

dilakukan saat dia menghadiri pertemuan di aula Rumah Sakit (RS) Islam Fatimah pada 19 Oktober 2011 lalu. Di hadapan ratusan ulama dan kiai, Anas memaparkan alasan mengapa perlu membangun RTH. Mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor No 26 Tahun 2007, wilayah perkotaan wajib memiliki RTH seluas 26 persen dari luas wilayah seluruhnya. Begitu juga dengan luas wilayah pedesaan minimal harus ada 20 persen RTH. “Untuk Banyuwangi khususnya pedesaan untuk kebutuhan RTH 20 persen telah memenuhi. Sementara di wilayah perkotaan masih kurang,” ujarnya kala itu. Bukan hanya membangun RTH, keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar taman-taman itu pun tak luput dari perhatian n  Baca Program...Hal 39

Kotak Suara Dapil I dan V Beres Pengiriman Logistik Ditarget Tuntas 3 Hari BANYUWANGI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai mendistribusikan kotak dan bilik suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015. Selain kotak suara, KPU juga mendistribusikan logistik lain, seperti spanduk ajakan menggunakan hak pilih, poster panduan mencoblos yang sah, hingga buku panduan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). Informasi yang dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, pendistribusian logistik di hari pertama kemarin dilakukan

dalam dua tahap. Tahap pertama, logistik dikirim ke Daerah Pemilih­an (Dapil) Banyuwangi V, yakni Kalibaru, Glenmore, Sempu, dan Genteng. Pendistribusian gelombang kedua tujuan Dapil Banyuwangi I, meliputi Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Giri, Banyuwangi, dan Licin. Jumlah kotak dan bilik suara yang didistribusikan di hari per­t ama kemarin men­capai 3.495 unit. Rinciannya, kotak suara yang dikirim ke Dapil Banyuwangi V sebanyak 579 unit dan ke Dapil Banyuwangi I seba­ nyak 586 unit. Jumlah bilik suara yang dikirim ke Dapil Banyuwangi

V dan I masing-masing 1.158 unit dan 1.172 unit. Mengingat banyaknya logistik yang disebar, KPU memanfaatkan empat armada truk untuk mengirimkan logistik tersebut ke masingmasing kecamatan. Sekretaris KPU Banyuwangi, A. Faruq Eriyono, melalui GI Kepala Sub Bagian LA I R (Kasubbag) ProHA gram dan Data KPU, Febry Nugroho Wibisono, mengatakan KPU telah siap mendistribusikan kotak dan bilik suara ke seluruh kecamatan seBumi Blambangan. Selain kotak dan bilik suara, ada sejumlah logistik penting lain yang didis-

20

tribusikan mulai kemarin. “Spanduk ajakan mencoblos di TPS itu bertujuan agar masyarakat semakin menyadari bahwa satu suara mereka sangat menentukan masa depan Banyuwangi,” ujar Nugroho. Sementara itu, jumlah kotak dan bilik suara yang akan didistribusikan ke seluruh PPK seBanyuwangi mencapai 8.580 unit. Jumlah tersebut mengacu jumlah TPS yang tersebar di seantero Bumi Blambangan. Rinciannya, jumlah kotak suara yang disebar sama dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS), yakni sebanyak 2.860 unit. Jumlah bilik suara yang didistribusikan mencapai 5.720 unit alias dua bilik suara per TPS. (sgt/c1/afi)

RENDRA KURNIA/RABA

LOGISTIK: Petugas mengeluarkan kotak dan bilik suara dari gudang KPU untuk didistribusikan ke kecamatan-kecamatan kemarin.

HARMONI: (dari kiri) Wakil Ketua DPRD Ismoko, Joni Subagio, dan Pj Bupati Zarkasi duduk berjejer di ruang rapat paripurna kantor dewan kemarin.

RENDRA KURNIA/RABA

Eksekutif-Legislatif Bahas Raperda Perpustakaan dan Arsip BANYUWANGI - Eksekutif dan legislatif Banyuwangi mulai menggodok rancangan peraturan daerah (raperda) penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan di Bumi Blambangan. Pembentukan produk hukum tertinggi daerah itu bertujuan meningkatkan investasi sumber daya manusia (SDM) serta memenuhi hak masyarakat Banyuwangi untuk memperoleh informasi dan sumber materi bagi pembelajaran sepanjang hayat. Start pembahasan awal raperda penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan itu telah dilakukan kemarin (18/11). Pejabat (Pj) Bupati Zarkasi menyampaikan nota pengantar atas diajukannya raperda tersebut di hadapan peserta rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD, Joni Subagio, tersebut. Zarkasi menyampaikan, penyusunan ra­ perda penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan itu bertujuan menjamin terselenggaranya perpustakaan, taman, atau sudut baca, dalam rangka mencerdaskan masyarakat Banyuwangi. Selain itu, penyusunan raperda itu bertujuan menjamin tersedianya layanan informasi bagi masyarakat dan memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh informasi dan sumber materi bagi pembelajaran sepanjang hayat. “Penyusunan raperda ini juga ditujukan sebagai landasan hukum dan pedoman kebijakan dalam rangka penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan/taman/ sudut bacaan, termasuk kerja samanya,” ujarnya. Menurut Zarkasi, materi raperda tersebut mengatur masyarakat memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan serta me-

PRODUK HUKUM: Pj Bupati Zarkasi menyampaikan nota pengantar dua raperda pada forum rapat paripurna kemarin.

manfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Masyarakat juga memiliki hak yang sama untuk mendirikan dan/atau menye­ lenggarakan perpustakaan, serta berperan serta dalam evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan. Raperda tersebut juga mengatur masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial, berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.

SALING SAPA: Pj Bupati Zarkasi mendatangi deretan kursi anggota dewan dan menyalami para wakil rakyat tersebut.

Bukan itu saja, raperda itu juga mengatur peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Mi­ salnya menjaga dan memelihara kelestarian koleksi perpustakaan, mendukung upaya penyediaan fasilitas layanan perpustakaan di lingkungannya, dan menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan lingkungan perpustakaan. Masyarakat juga bisa berperan serta dalam pembentukan, penyelenggaraan, pengelolaan, pengembangan, dan pengawasan perpustakaan.

Kata Zarkasi, sementara ini perpustakaan dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Nah, dengan adanya payung hukum berupa perda, diharapkan pengelolaan perpustakaan lebih terjamin. ”Ujungnya untuk mendorong minat baca masyarakat,” cetusnya. Sementara itu, selain menyampaikan nota peng­ antar raperda penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan, pada rapat paripurna Pj Bupati Zarkasi juga menyampaikan nota pengantar raperda tentang penyelenggaraan kearsipan. Dikatakan, penyusunan raperda penyeleng-

garaan kearsipan itu bertujuan memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan kearsipan daerah. Tujuan lain menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan pemerintah kabupaten sebagai penyelenggara kearsipan daerah. Bukan itu saja, penyusunan raperda tersebut juga bertujuan mendorong terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan perlindungan dalam rangka melindungi kepentingan negara dan masyarakat sesuai peraturan perundangundangan. (sgt/c1/afi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.