Radar Banyuwangi | 10 November 2014

Page 1

SENIN 10 NOVEMBER

TAHUN 2014

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

Eceran Rp 5.750

HALAMAN 25

POLITIK

Anggaran Pilbup Naik Rp 2 Miliar BANYUWANGI - Anggaran yang diajukan untuk pelaksanaan pemilu bupati (pilbup) tahun 2015 mendatang, dinilai masih relatif sama dengan yang diajukan KPU pada tahun 2010 lalu. Untuk penyelenggaraan gawe demokrasi daerah itu, KPU membutuhkan anggaran Rp 37 miliar atau naik sebesar Rp 2 miliar dari pemilu bupati tahun 2010 sebesar Rp 35 miliar n Baca Anggaran...Hal 35

PARIWISATA

SHULHAN HADI/RABA

DIKAWAL RIBUAN PERAHU: Perahu besar mengiringi prosesi larung ”gitik’ berisi kepala kambing dan aneka sesaji di perairan Muncar, siang kemarin.

SIGIT HARIYADI/RABA

DISAKSIKAN IMANIAR: Bupati Anas menandatangani prasasti pembangunan TIC dan toilet di kawasan Pos Paltuding Sabtu (8/11).

TIC Berdiri di Kaki Ijen BANYUWANGI - Sarana pendukung pengembangan pariwisata di Banyuwangi bertambah. Yang terbaru, Bupati Abdullah Azwar Anas meresmikan pusat informasi pariwisata atau tourism information centre (TIC) di kaki Gung Ijen, tepatnya di kawasan Pos Paltuding. Bukan hanya berfungsi sebagai pusat informasi pariwisata Bumi Blambangan, bangunan yang dibangun dengan dana APBD itu juga berfungsi sebagai pusat penjualan kerajinan khas Banyuwangi n Baca TIC Berdiri...Hal 35

UJIAN SIM

Nelayan Muncar Berpesta Gelar Ritual Petik Laut, Larung Kepala Kambing MUNCAR – Ritual tahunan petik laut nelayan Muncar kembali digelar, kemarin. Gemuruh pesta nelayan benar-benar terasa, siang itu. Ribuan perahu beraneka hiasan memadati perairan Muncar. Nelayan pun

larut dalam pesta petik laut. Muncar memang dikenal sebagi penghasil ikan laut terbesar kedua setelah Bagan Siapiapi. Berton-ton ikan dihasilkan dari kawasan tersebut. Makanya tak salah jika petik laut nelayan Muncar masuk agenda wisata tahunan. Ribuan orang berbondong-bondong menyaksikan pesta tahunan nelayan tersebut. Ritual ini diawali dengan melarung perahu

kecil yang biasa disebut ”gitik”. Perahu kecil penuh hiasan warna-warni itu berisi ubo rampe peti laut dan kepala kambing dan dua ekor ayam jantan yang maish hidup. Sebelum dilarung ke laut, di telinga kepala kambing tersebut diselipkan pancing emas. Yang cukup spesial, penyelipan pancing emas itu dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menyempatkan

hadir dalam ritual petik laut, kemarin. Bupati Anas juga didaulat melepas balon ke udara sebelum ”gitik” berisi sesaji dipindahkan ke dalam kapal besar. Setelah penyelipan pancing emas, selanjutnya nelayan memindahkan ”gitik” sepanjang 5 meter tersebut ke dalam perahu besar yang akan berlayar ke tengah laut n Baca Nelayan...Hal 35

Rumah Budaya Osing Berdiri BANYUWANGI - Banyuwangi disebut kota budaya memang tidak salah, karena kegiatan kebudayaan di Banyuwangi memang tidak ada matinya. Terbaru, Lembaga Masyarakat Adat Osing (Lemao) melakukan sosialisasi program Rumah Budaya Osing Minggu kemarin (9/10). Sosialisasi program yang dikemas sangat apik dalam nuansa kekeluargaan adat Osing itu pun berjalan gayeng. Acara yang diselenggarakan di Desa Kemiren,

Kecamatan Glagah, itu menghadirkan peneliti senior LIPI, Bisri Efendi, sebagai narasumber. Dalam paparannya, Bisri Efendi menyebut budaya Osing salah satu budaya yang cukup dipertimbangkan di Nusantara ini n Baca Rumah...Hal 35 SANTAI: Suasana sosialisasi program Rumah Budaya Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Minggu kemarin (9/10). JOHN A. RAHMATULLAH FOR RABA

Mengenang Kepahlawanan Brigjend (Purn) Tjuk Suroso ABDUL AZIZ/RABA

LULUS: Salah satu santri saat mengikuti ujian praktik SIM di Ponpes Blokagung, kemarin.

Pakai Sarung, Ikut Ujian Praktik TEGALSARI – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Banyuwangi punya terobosan baru dalam hal pelayanan pembuatan surat izin mengemudi (SIM), khususnya bagi kalangan santri. Kemarin pagi, Kapolres Banyuwangi AKBP Tri Bisono dan Kasatlantas AKP Amar Hadi serta jajarannya datang langsung ke Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari untuk memberikan layanan pembuatan SIM bagi para santri. Kegiatan ini disambut antusias Pengasuh Pesantren Darussalam, KH. Ahmad Hisyam Syafaat. Bahkan Gus Hisyam – sapaan KH. Hisyam Syafaat- sempat memberikan tausiah kepada santrinya terkait pentingnya pengetahuan dalam berlalu lintas n Baca Pakai Sarung...Hal 35

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Dulu Mengawal Presiden, Kini Tinggal di Rumah Kontrakan Hari ini rakyat Indonesia mengenang para pahlawan yang telah mengusir para penjajah. Sosok pahlawan sejati melekat erat dalam diri Ir. Tjuk Suroso, warga Desa Watukebo Kecamatan Rogojampi. Siapa sejatinya Tjuk Suroso? DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi KONDISI yang dialami Tjuk Suroso ini sungguh sangat kontras dengan masa lalunya. Seorang pejuang kemerdekaan RI, sekaligus saksi sejarah di masa penjajahan Belanda dan Jepang itu kini tinggal di rumah kontrakan. Hidupnya penuh kesederhanan

DEDY JUMHARDIYANTO/RABA

FOTO KENANGAN: Tjuk Suroso menunjukkan foto koleksinya ketika bersama Presiden Soekarno.

dan serba keterbatasan. Perang kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tak lepas dari jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Momentum hari pahlawan 10 November yang jatuh pada hari ini, memiliki arti tesendiri bagi Suroso, seorang pejuang yang pernah menjadi pengawal dua presiden Indonesia (paspamres), yakni Presiden Soekarno dan Soeharto. Lelaki kelahiran Sumenep 12 Desember 1924 ini, usianya memang sudah senja. Namun, siapa sangka, di balik kulitnya yang sudah berkeriput, rambutnya mulai beruban, dan giginya satu persatu mulai tanggal, kakek yang berusia 90 tahun ini masih mempunyai daya ingat yang sangat tajam. Indera pendengaran dan pengelihatannya masih cukup normal n Baca Dulu ...Hal 35

Pakai sarung, ikut ujian SIM, langsung lulus Itu namanya sarungan membawa berkah!

Mantan pengawal Presiden tinggal di rumah kontrakan Ini baru pahlawan, bukan pahlawan kesiangan!

email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id


26

POLITIK & PEMERINTAHAN

Jawa Pos

Senin 10 November 2014

R A D A R

B A N Y U W A N G I

Prolegda hanya Ditetapkan DPRD

SIGIT HARIYADI/RABA

SEMRINGAH: Bupati Anas meninjau panen raya rumput laut di Desa Sumber Kencono, Wongsorejo, Sabtu (8/11).

Produksi 300 Ton Rumput Laut Tembus Pasar Jepang dan Tiongkok BANYUWANGI – Banyuwangi memiliki sejuta potensi yang bisa terus dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Bukan hanya di sektor pariwisata, kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini juga kaya potensi di bidang pertanian dan kelautan. Salah satunya rumput laut. Salah satu sentra penghasil rumput laut itu adalah Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo. Hasil produksi rumput laut asal kecamatan paling utara di Bumi Blambangan itu telah menembus pasar Jepang dan Tiongkok. Momen spesial warga Sumber Kencono itu berlangsung Sabtu kemarin (8/11). Saat itu, para petani rumput laut menggelar syukuran panen raya rumput laut yang dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas. Bupati Anas mengatakan, Kecamatan Wongsorejo kini menjadi sentra budi daya rumput laut yang tersebar di empat desa, yakni Desa Sumber Kencono, Alas Rejo, Wongsorejo,

dan Bengkak. Luas lahan di wilayah pesisir Banyuwangi yang siap ditanami rumput laut mencapai 800 hektare. Namun kini, baru sekitar 250 hektare lahan efektif yang dikelola oleh 12 kelompok budi daya rumput laut. Dalam setahun, rumput laut yang dipanen mencapai 11 ribu ton. Bupati Anas mengatakan, pasar rumput laut terbuka lebar. Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi tersebut menambahkan, tantangan ke depan adalah bagaimana menggabungkan komoditas rumput laut menjadi poin plus sektor pariwisata dan industri kreatif. “Seperti bagaimana rumput laut diolah menjadi camilan ringan atau bisa saja wisatawan akan kami ajak ke sini untuk melihat proses pengelolaan rumput laut,” ujarnya. Siswandi, petani rumput laut yang tergabung dalam kelompok budi daya rumput laut Siragil mengatakan, perkembangan budi daya rumput laut di Desa Sumber Kencono cukup pesat. Pada 2008 luas lahan yang digarap baru sekitar 1,5 hektare (Ha), kini telah

berkembang pesat mencapai 70 ha. “Luas tanam kami telah berlipat-lipat hingga sekarang sekitar 70 hektare. Memanjang dari pantai Wongsorejo

hingga Desa Sumber Kencono ini. Produksi kami dalam setahun telah mencapai 300 ton,” kata dia. Meningkatnya luas lahan budi daya rumput laut tersebut, kata Siswandi, terjadi perkembangan pasar rumput laut yang menjanjikan. Sekali panen menghasilkan 3,5 ton rumput laut basah dengan harga jual Rp 1.500/kg. Sedangkan rata-rata dalam setahun panen bisa dilakukan lima sampai tujuh kali n Baca Produksi...Hal 35

BANYUWANGI – Mekanisme penentuan program legislasi daerah (prolegda) Banyuwangi tahun 2015 bakal berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun lalu prolegda ditetapkan berdasar keputusan bersama legislatif dan eksekutif, prolegda tahun depan hanya akan ditetapkan melalui forum rapat paripurna DPRD saja. Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRD, Khusnan Abadi mengatakan, penentuan prolegda merupakan hak DPRD. Begitu juga dengan peraturan daerah (perda). Karena itu, istilah perda pengajuan anggota dewan sebagai perda inisiatif dinilai tidak tepat. “Yang punya hak membahas perda sampai mengesahkan perda adalah DPRD. Hanya saja, saat pengesahan perda itu dilakukan atas persetujuan eksekutif. Jadi, perda usul dewan tidak disebut perda inisiatif, tetapi perda usul dewan,” ujarnya. Khusnan menambahkan, mekanisme penetapan prolegda tahun 2015 tidak lagi dilakukan berdasar kesepakatan DPRD dan eksekutif melainkan ditetapkan melalui paripurna dewan. Dikatakan, usul rancangan peraturan daerah (raper-

da) dari eksekutif maupun dari kalangan dewan akan dibahas untuk menentukan raperda yang menjadi kebutuhan untuk diselesaikan di tahun tersebut. “Hak DPRD untuk membahas atau tidak membahas perda,” cetus politikus PKB tersebut.

Percuma kita bikin perda jika tidak dilaksanakan. Biaya membahas raperda sangat besar. Energi yang dikeluarkan juga besar.” Khusnan Abadi Ketua Balegda

Khusnan menambahkan, proses pembahasan prolegda melalui tiga tahap. Tahap pertama, Banleg DPRD akan mengirim surat kepada eksekutif dan fraksi-fraksi di lembaga dewan untuk mengusulkan raperda. Setelah usul masuk, pimpinan dewan akan mengkaji raperda apa yang menjadi

kebutuhan untuk dibahas dan disahkan. Tahap ketiga, anggota dewan diberi kewenangan untuk menanyakan mengapa sebuah raperda di-pending atau dimasukkan prolegda. Eksekutif juga diberi ruang untuk menyampaikan kepada Banleg DPRD untuk menanyakan hal serupa. “Setelah final, prolegda akan diputuskan melalui rapat paripurna DPRD,” jelasnya. Khusnan menambahkan, pihaknya tidak ingin ada raperda yang dimasukkan dalam prolegda di tengah jalan. Semua raperda yang akan dibahas pada satu tahun harus masuk ke prolegda sejak awal. “Kecuali ada emergency, raperda bisa dimasukkan di tengah jalan,” kata wakil rakyat asal Desa Kecamatan Genteng tersebut. Khusnan menegaskan, pihaknya tidak ingin membahas raperda sesuai keinginan. Banleg ingin membahas raperda untuk disahkan menjadi perda sesuai kebutuhan. “Percuma kita bikin perda jika setelah itu tidak dilaksanakan. Biayanya (membahas raperda) besar. Energi yang dikeluarkan juga besar,” pungkasnya. (sgt/afi)

CHIN JULLIEN/RABA

RINDANG: Pasar Banyuwangi merupakan salah satu titik pantau penilaian Adipura 2014-2015.

Bertekad Bawa Pulang Piala Adipura Kencana BANYUWANGI – Setelah dua kali berturut-turut berhasil membawa piala Adipura ke Banyuwangi, tahun ini pemerintah daerah bertekad untuk mendapatkan penghargaan Adipura Kencana. Untuk menyukseskan tekad besar itu, pemerintah daerah mulai mengintensifkan rapat koordinasi satuan perangkat daerah (SKPD) untuk menyambut kedatangan tim penilai piala Adipura dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI. Rapat koordinasi pertama digelar pada 28 Oktober lalu. Dalam rapat tersebut, dibahas sejumlah persiapan untuk menampilkan wajah kota yang bersih dan menarik perhatian tim penilai. Di antaranya berbenah secara fisik. Pemerintah daerah telah mencanangkan berbagai program untuk mendukung terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, hijau dan asri. Program lingkungan tersebut diharapkan bisa dijadikan wahana untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Selain itu, titik pantau juga menjadi pokok bahasan dalam rapat koordinasi tersebut. Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Husnul Chotimah mengatakan, tidak semua wilayah Banyuwangi yang terdiri dari 24 kecamatan akan dinilai. Ada lima kecamatan yang menjadi fokus penilaian, khususnya yang berada di wilayah perkotaan yaitu Kecamatan Banyuwangi, Giri, Glagah Kalipuro dan Kabat. Komponen yang akan menjadi sorotan penilaian meliputi perumahan, jalan

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

BLH FOR RABA

SINERGI: Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Arief Setiawan (kiri), Sekertaris Daerah Slamet Kariyono (tengah) dan Kepala Balai Lingkungan Hidup (BLH) Husnul Hotimah terjun langsung ke lapangan untuk memantau salah satu titik pantau penilaian Adipura di salah satu perumahan.

arteri dan kolektor (di dalam kota), pertokoan, sekolah, perkantoran, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, pasar dan taman kota. Selain itu, juga rumah sakit dan Puskesmas, hutan kota, sungai, saluran terbuka, terminal, stasiun, dan pelabuhan. Penilaian Adipura untuk periode ta-

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

hun 2014-2015 dilaksanakan dalam dua kategori, yaitu secara fisik dan non fisik. Adapun penilaian fisik akan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penilaian tahap satu yang dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2014 dan Penilaian tahap dua akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015. (cin/afi)

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jalan Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.

Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


27

Koranna Oreng Situbendeh

SENIN 10 NOV NOVEMBER OV O VE EM MB BE ER

BSC OK ! SITUBONDO – Ribuan warga KoSITUB Situbondo dari segala penjuru ta Situbo tumpah ru ruah di jalan PB Sudirman Minggu (9/11) siang kemarin. Mereka M nggu (9/11 Mi menyaksikan pag pagelaran festival kostum terbesar yang pern pernah ada di Kota Santri, yaitu Carnival). BSC (Best Situbondo Situb peserta tampil dalam BSC. Ratusan pes perwakilan daPeserta merupakan me sekolah dan umum. Mereka ri SKPD, sek menampilkan kostum terbaik tentang menampilk

kejayaan Islam di dunia. benar-benia. Penonton benar-b be-nar disuguhi pemandangan dangan yang berbedaa dibandingkan dengan n acara-acara Festival kostum yang pernah ah ada sebelumnya. Acara dimulai sekitarr pukul 12.00 siang.. D Daaalam sambutannya, Bupati pati Situbondo, Dadang Dad dan ng Wigiarto menyampaikan dihekan bahwa BSC di iheelat berdasarkan pertimbangan mbangan dan diskudis isku ku usi bersama komunitass sosial, budaya,, se seni eni dan agama n Baca BSC...Hal BSC...Ha al 33 33

Tahun Depan Terima Peserta Luar Kota FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/JPRS

SEKSES: Bupati Situbondo (dua dari kanan) membuka acara Best Situbondo Carnival (BSC), siang kemarin (kiri bawah). Ini ditandai dengan penobatan kedaulatan Situbondo Carnaval Committe. Diantara penampilan peserta BSC dengan tema kejayaan Islam masa Nabi Musa dan kejayaan Islam India, mampu memukau ribuan penonton yang memadati jalan PB, Soedirman.

SEMENTARA ITU antusiasme masyarakat Situbondo dalam menyaksikan festival fashion kostum kejayaan Islam ini ko menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan BSC (Best Situbondo Carnival). Hampir di sepanjang jalan PB Sudirman terlihat masyarakat Situbondo memadati lintasan peserta BSC. Pesertanya pun tampak sangat serius dalam pengerjaan kostum, dari 200 peserta yang berpartisipasi semuanya

Baca Tahun...Hal un...Ha Hal 33

Berharap BSC jadi Agenda Tahunan

Seburukburuknya orang, adalah yang suka membicarakan keburukan orang lain.” EDY S/JPRS

memiliki keunikan kostum sendiri-sendiri stum sendi iri-sendiirii Dian, 22, warga Desaa Dawuhan, Dawuhan an, Kecamatan Situbondo yang Kem Kemarin marin (9/11) melihat BSC mengatakan mengataaka kan cukup senang menyaksikan ksikan acaaca cara semacam ini. Mahasiswi hasisw wi ini in berpendapat, meski pertama ertama ma kali kali di gelar namun penampilan mpilan n dari peserta tidak main-main ain n

SITUBONDO - B Berada di barisan katekaat gori masa kejayaan n Islam Indonesia, Fanny Fan n Aliffia Izmy Shela terlihat terliih anggun tampil dalam acaaac ra Best Situbondo Carnival Carn niv Ya, (BSC) kemarin (09/11). Y HM. Putri kedua dari pasangan H Derin Fajri Yugorrahman dan Hj. De er Nurhayatinnisa’ itu adalah satu ssa dari ratusan peserta BSC. SituSiswa kelas XI IPA 4, SMAN 2 S Sit menggunakan bondo (SMADA) itu mengguna k warna busana warna biru sebagai wa ar khas kejayaan Islam Nusantara yang yya diseditetapkan panitia. Saat ditemui d dis yang la-sela acara BSC, perempuan yya wanita bercita-cita menjadi polisi wan n pri(Polwan) itu mengatakan, secara p acabadi dirinya sangat mengapresiasi aac ra yang dilaksanakan oleh Pemkab b Situbondo itu n

Edy Yulianto

SMAN 2 SITUBONDO

Dua Siswa Juara Lagi di Lomba Nasional SITUBONDO- Dua siswa SMAN 2 Situbondo kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Yang pertama adalah Bella Dwi Indah Sari. Siswa kelahiran 1997 ini mampu berada di posisi ketujuh dalam Letter Writing Competation yang digelar oleh Republika dan Post Indonesia, belum lama ini. Atas pretastinya tersebut, Bella berkesempatan untuk jalan-jalan gratis ke Pulau Belitung selama lima hari (03 – 07/09). Selain itu, cewek asal Kecamatan Panji ini juga mendapatkan uang pembinaan dan note book. “Ke Belitung itu tidak hanya liburan. Soalnya di sana juga ada pelatihan Nulis bersama penulis-penulis ternama. Ini sangat berharga bagi kita,” terang Bella. Sejumlah penulis itu adalah, Tere Liye, Andrea Hirata, Jamal D Rahman dan Salman Aristo. “Total peserta yang mengikuti kegiatan ini sebenarnya 395 orang. Hanya saja kemudian diambil 30 besar n

FOTO-FOTO: SAMSURI/JPRS

KOMPAK: Kepala SMAN 1 Asembagus, Misyari bersama siswa peserta BSC dan guru.

Baca Berharap...Hal Berh Be harap...Hal 33 3

LUWES: SMPN 2 Kendit menampilkan masa Kejayaan Islam Indonesia.

Baca Dua...Hal 33

ORANYE: SMPN 3 Situbondo menampilkan masa kejayaan Islam India.

MEMUKAU: Penampilan Fanny Aliffia Izmy Shela dalam BSC, kemarin. EDY S/JPRS

HIJAU: SMP 1 Arjasa menampilkan kostum masa kejayaan Islam Nabi Sulaiman.

EDY SUPRIYONO/JPRS

LAYAK DAPAT JEMPOL: Bella Dwi Indah Sari dan Salman Alfarisi (kanan). http://www.radarbanyuwangi.co.id

BERSEMANGAT: Kepala SMPN 1 Suboh, Baidowi (kaos hijau), bersama siswa peserta BSC dan dewan guru, usai acara di depan Mapolres Situbondo.

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


28

SITUBONDO SEKITAR 2 Tahun Ditinggal, Polisikan Suami Jawa Pos

R A D A R

PANARUKAN

JANGKAR – Dua tahun tak diberi nafkah lahir batin oleh suaminya, Fatima, 39, warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Jangkar, melaporkan suaminya ke Mapolres Situbondo. Kepada petugas SPK Polres Situbondo, korban mengaku telah ditinggalkan selama dua tahun. Pemolisian terhadap sang su-

Senin 10 November 2014

S I T U B O N D O

ami, Budi Hartono,35 dilakukan Fatimah pada Jum’at (7/11), lalu. Korban mengaku kesal karena dalam kurun waktu lama telah ditelantarkan tanpa kejelasan. Padahal, pelapor masih merupakan istri sah dari Budi Hartono. Awalnya Fatima tidak mengira, bahwa dirinya akan ditinggalkan begitu saja oleh ter-

lapor. Semua itu dipicu perselisihan sepele antara dia dan suaminya. Setelah kejadian itu, Budi meninggalkan Fatima dan kedua anaknya. Sampaisampai pelapor harus tinggal di tempat bibinya karena tidak ada kejelasan dari suaminya. Di bulan-bulan pertama, pelapor masih sanggup bertahan den-

gan bersabar. Padahal, hidup Fatimah sangat terbebani dengan keberadaan dua anak hasil pernikahannya dengan Budi. Saat menunggu kepulangan suaminya ke rumah, Fatima juga pernah menegur suaminya itu agar permasalahannya cepat diselesaikan. Bahkan sampai tiga kali pertemuan di balai Desa Jangkar, ter-

lapor hanya berjanji saja tanpa ada kepastian dan bukti nyata. Namun, hingga dua tahun berlalu, sang suami tak juga bergegas kembali ke rumah. Nah, karena tidak tahan, pelapor kemudian berinisiatif untuk menyelelesaikan masalahnya dengan memilih jalur hukum n Baca 2 Tahun...Hal 33

ISTIMEWA

BORONG SOLAR: Seorang kuli angkut terlihat melakukan bongkar muat BBM di sekitar Pelabuhan Panarukan.

Takut Langka, Nelayan Memilih Borong Solar KEBERADAA bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Kecamatan Panarukan sempat dinyatakan habis alias kosong, sejak pukul 02.00 dini hari kemarin (9/11). Ini membuat sejumlah nelayan serta puluhan pengendara yang menggunakan bahan bakar solar kebingunan bahkan panik. Solar selanjutnya baru tersedia kembali sekitar pukul 07.00 pagi. Kedatangan solar pagi itu dirasa oleh banyak warga sangat terlambat. Sehingga para pengguna solar baik nelayan serta sopir truk dan yang lainnya, langsung memborong solar di sejumlah sejumlah SPBU. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Daeng, nelayan di Kecamatan Panarukan. Dirinya mengaku sejak dini hari itu sulit mendapatkan solar di sekitar Panarukan. Sehingga harus membelinya di tempat lain. “Mau bagaimana lagi, Mas, saya dan teman-teman terpaksa memborong solar ke SPBU di Pelabuhan Kalbut. Kalau tidak begini, kami tidak bisa bekerja menangkap ikan,” kata Muhammad Daeng kepada wartawan. Diborongnya solar oleh para nelayan ini benar adanya. Ini setelah terlihat ada sebuat mobil pikap di Pelabuhan Panarukan. Di atas mobil pikap itu, tampak ada bongkar-muat solar dari puluhan jeriken ke sejumlah perahu-perahu milik nelayan. Menurut Sutomo, 38, salah seorang pekerja kuli angkut di Pelabuhan Panarukan, sejumlah nelayan di Panarukan dan sekitarnya memang membutuhkan solar banyak untuk keperluan melaut n Baca Takut...Hal 33

SUBOH NUR HARIRI/JPRS

ANTRI: Pendistribusian air bersih oleh BPBD Situbondo di Desa Cemara, Kecamatan Sumbermalang, beberapa waktu lalu.

Distribusi Air Bersih Berakhir Lima Hari Lagi NUR HARIRI/JPRS

BERBAHAYA: Terlihat sejumlah kendaraan yang melintas di pertigaan Suboh cukup semrawut.

Padat Warga, Pertigaan Suboh Perlu Traffic Light HATI-hati bila berkendara melalui jalan raya pertigaan di Kecamatan Suboh ini. Sebab, yang ada hanyalah trafig light jenis lampu peringatan saja. Sementara lalu-lalang kendaraan serta sejumlah pejalan kaki yang hendak menyeberang, cukup padat. Pengamatan wartawan koran ini, kepadatan pertigaan Suboh (ke selatan menuju Arak-arak, Kecamatan Mlandingan) ini terjadi di waktu pagi serta siang hari. Pada waktu itu, banyak anak-anak sekolah dari SD, SMP, serta SMA dan SMK, yang melintasi pertigaan tersebut. Untuk mengantisipasi terjadinya kemungkinan kecelakaan, terdapat warga sekitar yang rela menjadi pengatur pertigaan jalan atay yang lazim dipanggil polisi cepek. Pantauan koran ini, warga tersebut hanya mendapat keuntungan dari sejumlah pengendara yang memberi uang recehan n Baca Padat...Hal 33

ASEMBAGUS

Tiga Alternatif Relokasi Penggilingan Bakso RELOKASI tempat penggilingan bakso di Pasar Asembagus sebenarnya sudah tinggal dilaksanakan. Itu karena satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bersama anggota komisi II DPRD Kabupaten Situbondo sudah menemukan kata sepakat. Apalagi saat ini lokasi yang akan dijadikan tempat penggilingan bakso itu sudah ada. Bahkan, setidaknya ada tiga alternatif. Yang pertama di lokasi pasar Kalak, pasar hewan Asembagus, dan rumah potong hewan (RPH) Asembagus. ”Tinggal melakukan pengkajian. Mana yang lebih memungkinkan secara ilmiah,” ujar Zuhri, anggota komisi II DPRD Situbondo, kemarin (08/11). Bagi Zuhri, ketiga tempat itu sebenarnya sudah layak dijadikan tempat penggilingan bakso. Selain karena luas, lahan itu juga dinilai layak untuk mengembangkan usaha mereka. “Namun, dari tiga alternative tempat itu, secara pribadi saya lebih condong jika ditempatkan di RPH. Sebab di sana ada lahan dua hektare yang sudah siap dilepas masyarakat,” ujarnya. Dengan dasar itulah, dirinya yakin, jika semua usaha penggilingan bakso ditempatkan di sana akan lebih tepat. Sebab, dengan lahan yang luas, sangat memungkinkan untuk dibangun infrastruktur yang lain. ”Misalnya mau bangun Puskesmas. Saya kira sangat strategis,” tambah politis partai Golkar itu. Sekedar tahu, tempat untuk mesin penggilingan bakso ini di pasar baru Asembagus tidak ada. Sebab, tempat penggilingan tidak masuk dalam master plan pembanguanan pasar. Padahal, di lokasi pasar yang lama, tempat penggilingan bakso disediakan di satu lokasi. Di pasar yang baru, ada satu mesin giling bakso milik pedagang. Itu pun dari swadya warga. Mesin giling tersebut berada di sebelah barat bangunan pasar. Namun, keberadaannya menjadi masalah, lantaran mengeluarkan suara yang bising. Selain itu, pembuangan limbah dari penggilingan itu juga dibuang di selokan pasar. Padahal, selokan itu bukan untuk membuang limbah dari mesin penggilingan bakso. (bib/pri)

SITUBONDO – Kekeringan panjang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Situbondo sejak Bulan Agustus 2014 lalu, hingga kini masih saja terjadi. Padahal, jadwal pendistribusian air bersih ke seluruh lokasi kekeringan akan berakhir pada 15 Nopember 2014 mendatang. Sebab itulah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo berharap hujan segera turun. “Pendistribusian air di bulan ini dilakukan BPBD, karena pengiriman yang dianggarkan bersama dengan Dinas Sosial serta PDAM, sudah berakhir pada

31 Oktober 2014 kemarin,” kata Kepala BPBD, Zainul Arifin. Dengan demikian, lanjut dia, pendistribusian air hanya tingga lima hari lagi. Setelah itu akan distop. “Untuk tujuan pengiriman masih sama, yaitu setiap hari kita kirim air bersih ke dua desa,” katanya sambil menyebut awal pendistribusian air dilakukan pada 25 Agustus yang lalu. Dari pengiriman air yang menghabiskan banyak tenaga, pikiran, serta biaya tersebut diharapkan ada terobosan-terobosan program. Gunanya, penanggulangan kekeringan yang bebe-

rapa tahun ini terjadi, secara rutin bisa ditangani lebih baik lagi. Misalnya saja, dalam menanggulangi kekeringan selama tiga bulan terakhir di tahun 2014 ini, Zainul mengakui banyak hal yang perlu diperjuangkan. Di antaranya rencana pengentasan kekeringan dengan membangun embung (tempat penampungan air) untuk wilayah pegunungan, pipanisasi untuk daerah sektar kaki gunung, serta program pengeboran harus ada yang direalisasikan. “Progam-program jangka panjang itu tetap diusulkan,” katanya.

Meski demikian, Zainul menyebut peran serta masyarakat menjadi bagian terpenting dalam mengatasi kekeringan rutin setiap tahun. Misalnya saja, masyarakat harus ikut merawat bantuan pipanisasi atau sumur bor yang telah diturunkan oleh pemerintah. “Seperti di Desa Cemara, Kecamatan Suboh, sudah ada Sumur Bor. Masyarakat harus ikut merawatnya agar pada musim kemarau tidak lagi mengalami kekeringan. Jadi masyarakat harus belajar mandiri setelah ada bantuan alat tersebut,” katanya n

CERITA BERSAMBUNG

Datang Menunggang Kuda Putih MENDENGAR bunyi ledakan di gudang mesiu, membuat Kiai As’ad bergegas datang menunggangi kuda putih. Beliau memeriksa setiap anggota Pelopor. Untung aggota Pelopor tak satupun yang terkena pecahan granat karena azimat kekebalan. Namun, terdengar suara mengerang dari balik pohon. Tubuh remaja bernama Yusuf jatuh bersimbah darah ke tanah. Peluru nyasar Belanda bersarang di dadanya. “Siapa yang mengijinkanmu untuk ikut?” tanya Kiai As’ad menyesal. Darah segar keluar dari bibir remaja itu, namun ia sempat mengucapkan kata terakhirnya walau terbata-bata dalam sakaratul maut. “To—tolong Yai…! Ja—jangan beritahu orang tua saya…! Katakan bahwa saya ma-

ti tertembak di medan perang, bukan di tempat persembunyian!!” Kemudian mata Yusuf tidak bergerak, cahaya kehidupan telah terenggut. “Harapanmu terkabul, Nak! Insya Allah meninggal syahid!” Kiai As’ad tidak dapat menahan air matanya, tanpa suara terisak, sedangkan suara tangis terdengar dari anggota Pelopor lain yang penampilannya bahkan paling angker sekalipun. Misi mengambil senjata tidak mengalami hambatan berarti. Anggota Pelopor berhasil mengambil 24 senjata api dan amunisi. Termasuk senapan jenis bren, sten gun, lee enfield, mortir, light machine gun, serenteng peluru tajam dan granat. Setelah berhasil mengambil senjata, seorang Pelopor dari bekas assasin atau pembunuh bayaran ber-

hasil menghabisi para penjaga gudang mesiu. Pasukan Belanda ketakutan karena mengira rekan-rekan mereka dibunuh oleh hantu di tengah malam itu. Sontak suara tembakan membahana memecah kesunyian di tengah malam itu Pasukan Belanda menembak membabi-buta ke segala arah seraya melarikan diri. Bunyi ledakan granat yang dilempar pasukan Belanda menggetarkan tanah. Pecahan granat menghancurkan apa saja yang dilewatinya. Mereka menyerang secara untung-untungan. Karena tidak dapat melihat anggota Pelopor yang dapat menghilang. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa mata-mata sudah memberitahukan gerakan itu kepada Belanda. Pasukan bantuan Belanda didatangkan dari luar kota. (Bersambung)

SANG KSATRIA KUDA PUTIH SERI 34 Oleh A. SUFIATUR RAHMAN

IKLAN JITU TANAH Djl.Tnh,SHM,L250M.P125M Lok Strgs Sbl Istn Lele,Dp Prmhn ASMBGS HUB.082336093287

Baca Distribusi...Hal 33


Jawa Pos

BERITA UTAMA

Senin 10 Oktober 2014

R A D A R

29

B A N Y U W A N G I

Bangun Kepedulian Sesama melalui Kegiatan Salawat

CHIN JULLIEN/RABA

KERJA KERAS: Pekerja sedang memasang paving di depan taman yang baru jadi di Pantai Boom kemarin (9/11).

Penataan Pantai Boom Hampir Rampung BANYUWANGI – Penataan area wisata pantai boom memasuki tahap penyelesaian akhir. Pihak pelaksana proyek mengebut beberapa kegiatan untuk menyelesaiakan pekerjaan sebelum tahun anggaran 2014 berakhir pada Desember mendatang. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lokasi proyek kemarin (9/11), kondisi pantai boom masih terlihat berantakan. Material pembangunan menumpuk dibeberapa titik sehingga mengurangi kenyamanan pengunjung. Beberapa material senagaja diletakkan dibeberapa titik untuk menghalangi ken-

daraan masuk agar tidak mengganggu pekerjaan proyek yang sedang berlangsung. Meski sebagian besar pekerjaan penataan belum rampung, namun beberapa pekerjaan sudah selesai dikerjakan. Seperti pekerjaan lanjutan pedestrian dan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) sudah selesai dikerjakan. Lahan yang biasanya dijadikan tempat parkir kendaraan pengunjung pantai Boom, kini diganti dengan dua taman atau RTH mini. Taman tersebut di isi pohon palem, mangga, pohon kismis, rumput dan juga dipasangi

pagar sementara yang terbuat dari bambu. Pantai boom yang semula penuh dengan jalan yang bergelombang kini di gantikan dengan hamparan paving yang merata. “Paving 80 persen rampung, kirakira dua minggu lagi kami targetkan pemasangan paving beres,” tegas salah satu kepala pelaksana proyek, Al Maarif. Pembangunan beberapa kios juga sedang dikerjakan “Tinggal diberi ubin dan dipasangi atap,” ucap salah satu pekerja, Muslihin,43. Sementara itu, pera pedagang kaki lima mengakui penghasilan mereka menurun sejak

pembangunan area wisata di pantai boom dimulai. “Bisa dibilang penurunan 90 persen lah,” terang salah satu pemilik warung pedagang kaki lima. Namun para pedagang bisa memaklumi karena sedang ada pekerjaan penataan pantai boom ini. Mereka percaya manfaat pembangunan kawasan wisata Boom akan kembali pada mereka sendiri.“Ya nanti kalau sudah bagus, manfaatnya kan kembali ke kita,pengunjung pasti lebih banyak dari sebelumnya, peningkatan kami juga akan meningkat,” pungkasnya. (cin/afi)

Sepi Tangkapan, Harga Ikan Laut Melonjak BANYUWANGI – Sejak beberapa hari ini harga semua jenis ikan laut di Pasar Banyuwangi mengalami lonjakan. Lonjakan harga ikan itu dipicu karena pasokan ikan dari nelayan sedang menurun karena sepi tangkapan. Atim, 48 salah satu pedagang ikan yang ada di Pasar Banyuwangi membenarkan hal tersebut, kenaikan harga ikan laut yang dijualnya karena harga beli ikan dari nelayan juga mengalami kenaikan. ” Katanya nelayan lagi sepi tangkapan karena padang bulan, jadi harga ikan lagi mahal sekarang,” terang Atim. Menurut Atim, pihak biasa mengambil ikan dari Muncar atau pun Grajagan. Kalau kita jarang mengambil ikan dari ne-

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

IKAN SEGAR : Ikan yang dijual di Pasar Banyuwangi, kemarin

layan di Pantai Boom, karena nelayan Pantai Boom lebih sepi

lagi tangkapannya. Kenaikan harga ikan tersebut

KABAT – Berbagai cara dilakukan guna terus meningkatkan partisipasi publik, dan menggugah kepedulian sesama. Salah satunya kegiatan yang dirintis Camat Kabat Moh. Lukman yakni, pengajian rutin yang dilaksanakan setiap malam bulan purnama. Pengajian bertajuk ‘Kabat Bersolawat’ tersebut, sudah kali ke enam diselenggarakan di RTH Kedayunan Kecamatan Kabat tersebut. Acara yang dihadiri ratusan umat Islam itu, selain bersalawat bersama, .juga dilakukan dzikir dan doa bersama harapannya meminta keselamatan bagi Kabupaten Banyuwangi, terkhusus bagi seluruh penduduk di Kecamatan Kabat. “ Semoga dengan berdoa bersama ini masyarakat diberikan kententraman,” ujar Camat Kabat, Moh.Lukman. Selain berdzikir dan doa bersama, juga diberikan santunan kepada anak yatim. Juga disampaikan pencerahan tausiyah dari da’i yang telah diundang untuk memberikan ceramah agama. Kegiatan rutin setiap bulan tersebut, diharapkan akan terjalin ikatan silaturahim antar warga, dan seluruh masyarakat bisa tergugah hatinya untuk peduli terhadap sesama. Pengajian bulan purnama yang dihadiri Habib Syeh Maulana

DEDY JUMHARDIYANTO/ RABA

PEDULI: Camat Kabat, Mohammad Lukman (tengah) memberikan santunan kepada anak yatim dalam acara pengajian malam bulan purnama Jum’at malam ( 7/11)

Hela tersebut tidak hanya diikuti masyarakat dari Kecamatan Kabat. Akan tetapi, juga dihadiri ratusan jamaah dari beberapa kecamatan lain, seperti Kecamatan Banyuwangi, dan Rogojampi. “ Jika kegiatan ini bisa dilaksanakan rutin serentak di setiap kecamatan, maka akan sangat luar bias. Perlu dicontoh oleh kecamatan-kecamatan lain di Banyuwangi,” harapnya. Sementara itu, Slamet Afandi salah seorang jamaah asal Rogojampi yang ikut dalam peng-

ajian tersebut mengaku cukup tertarik dengan kegiatan yang dipelopori Camat Kabat tersebut. Sehingga kata dia, ruang terbuka hijau (RTH) tidak lagi sebagai tempat nongkrong anak muda, akan tetapi bisa menjadi tempat pusat kegiatan berkumpulnya masyarakat untuk kegiatan yang positif. “ Selain digunakan tempat tampilnya kesenian dan kebudayaan, tapi RTH juga untuk kegiatan keagamaan seperti ini,” ujarnya. (ddy/afi)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

All New Xenia

Suzuki APV

Honda Jazz

Dijual All New Xenia/Tereos tahun 013/012 PMK pth/htm hrg 138,5/148,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual APV/Karimun estelo tahun 09/06 PMK htm hrg 95/86/76 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Honda Jazz/ strem tahun 013/03 PMK putih/htm hrg 178,5/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

All New Avanza

Honda CRV ‘01

Aveo

Dijual All New Avanza tahun 013/012 PMK slv/mrh hrg 147,5/119,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Djl Cpt Honda CR-V Th.2001 2.0 cc A/T HITAM Kondsi prima,Full Orisinil, Built Up, Pajak Panjang, bs lhat lngsung sndiri. Harga 95 Jt Nego, Serius Buyer Hub: 087 806 564 999

Dijual Aveo/Trajet tahun 05 htm PMK hrg 86,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

hampir terjadi di semua jenis ikan. Menurut Atim, naiknya harga ikan laut yang dijualnya sejak tiga hari yang lalu. ” Harga ikan tongkol sekarang Rp 25.000, sebelumnya Rp 20.000. Harga ikan marnying naik menjadi Rp 20.000, sebelumnya Rp 16.000, ikan tribang Rp 25.000 sebelumnya Rp 22.000,” terang Atim. Naiknya harga ikan laut tersebut juga mempengaruhi penjualan ikan yang dijual oleh pedagang ikan. Selain itu, penjualan ikan menjadi berkurang. ” Kalau pembeli masih ada saja, cuma biasanya beli satu kilo, sekarang cuma beli setengah kilo saja,” terang Siti Kotijah, 40 pedagang ikan lainnya. (tfs/afi)

Siswi SMAN 2 Genteng Wakili Jatim ke Jepang GENTENG - Hifni Azizatur Rofiqiyah, SISWI kelas XI IIS (Ilmu Ilmu Sosial), SMAN 2 Genteng mendapatkan kesempatan berkunjung ke Jepang bersama 18 siswa lain di Jatim. Melalui seleksi yang ketat, anak bakul sayur Dusun Darungan (Jalen) Desa Setail Genteng itu mendapatkan beasiswa dari Perdana Menteri Shinzo Abe dalam program pertukuran pemuda/pelajar Jenesys 2.0 2014 untuk negara anggota Asean dan Oceania. Program pertukaran pemuda/pelajar dimaksudkan untuk mempererat kerja sama antaranggota Negara Asean dan Oceania dalam hal pendidikan dan budaya. Konsulat Jendral Jepang di

Surabaya telah beberapa kali melakukan kunjungan ke SMA Negeri 2 Genteng karena konsisten mengajarkan bahasa dan budaya Jepang sebagai mata pelajaran pilihan dan wajib. Kecuali itu manajemen SMA Negeri 2 Genteng selalu proaktif dalam mencari informasi ke Konjen Jepang di Surabaya. Kasek Rifai telah berhasil merintis kerja sama kemitraan dalam pengembangan pembelajaran bahasa Jepang antara SMA 2 Genteng dengan Konjen Jepang. Negara lain yang telah mem-

buka untuk program pertukuran pemuda/pelajar dengan SMA 2 Genteng adalah USA dan Australia. Menurut Kasek SMAN 2 Genteng, Moch. Rifai, Hifni selain memiliki prestasi akademik, juga memiliki kelebihan lain yaitu pernah menjuarai atletik O2SN untuk kategori lari cepat (sprint) 100 meter tingkat kabupaten dan mendapatkan medali perunggu pada even Popda Jatim 2014 di Gresik. Sebelum Hifni, Tahun 2007, Ibu Nurul Chotimah, guru Bahasa Jepang SMA 2 Genteng, mendapatkan kesempatan short

cource selama 3 bulan di negeri Matahari Terbit itu. Kemudian tahun 2012 Nafiatul Rasidah, S.Pd., guru Bahasa Jepang SMA 2 Genteng mendapatkan beasiswa S2 ke Osaka University untuk memperdalam bahasa dan budaya Jepang. Sementara itu, guru tidak tetap SMA Negeri 2 Genteng, Dimas Sugiorto, S.Pd. terpilih sebagai juara I pemuda pelopor tingkat Kabupaten Banyuwangi tahun 2014. Terpilihnya guru kesenian alumni Unesa, juga alumni SMADA tahun 2009 tersebut karena dinilai memiliki kompetensi dan konstribusi yang meyakinkan dalam mengembangkan kesenian tradisional Banyuwangi. (adv)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat teru ta ma pema sang iklan jitu di Radar Ba nyuwangi un tuk was pada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfir masi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pema sa ngan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Manager & Juru Masak Segera Dbthkn Restoran Manager & Juru Masak Nusantara Hub: 081937622515

Asisten Apoteker Dbthkn Asstn Apoteker (AA) Syrt Wanita D3 Farmasi Bs Admnstrsi Obat/Farmasi Bs Microsoft Excel Lmrn diantar Ke Klinik Madani, Sasak Bomo Mangir Rgjmpi Jm 9.00-13.000 WIB H: 085236267072 (Isro’i)

Hny dg UM 23 Jt Bwa pulang All New Xenia VVT-i. Hub sgr HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555

Tukang Jahit Dicari Segera Tukang Jahit Pengalaman Untuk Garmen di Ubud-Bali, Fasilitas: Gaji Bagus + Rumah Kost + Biaya Tr a n s p o r t J a w a - B a l i . H u b u n g i : 081336992111

Tenaga IT HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336960391 THOMY 081336287999 EKO

ALL NEW XENIA

Dbthkn Tnaga IT U/ Dtmptkn di Bnyuwangi Syrt: Laki-laki, Max 35th, Llusan SLTA Diutamakn S1, Lmarn dpt dkirim Ke PT. Makmur Berkah Abadi Jl. Rajasanegara No. 3A, Kenanten, Puri, Mojokerto

BANYUWANGI Cetak Mesin 4 Warna Ongkos Cetak Mesin 4 wrna uk 74x52 Rp. 380 Rb & Uk 52x37 Rp. 190 rb lngkp plat tnpa ongkir (0341) 573712/340733/ (0333) 420888

M2 Reflexy M2 Reflexy Kaki, Tgn, Kpla Full AC Ruko Karibis C5 081357629451 BB 22F5540C


32

DAERAH SEKITAR R A D A R

Jember Juara Empat Kasus Cerai

EKO SETIA BUDI/RADAR JEMBER/JPNN

Giliran Wonosari Dilanda Angin Puting Beliung BONDOWONSO – Kerusakan yang diakibatkan puting beliung yang terjadi di sejumlah desa di kecamatan Tamaan dan Grujugan menimbulkan kerugian hingga puluhan jutaan rupiah. Hal itu karena banyak rumah dan gudang yang mengalami rusak berat. Berdasarkan pantauan koran ini, banyaknya rumah yang mengalami kerusakan cukup parah terjadi di desa Kalianyar, Tamanan. Sebagian besar, kerusakan terjadi pada bagian atap rumah yang hancur disapu angin. Hingga akhir pekan, warga yang menjadi korban masih membersihkan rumah mereka. Seperti yang terlihat di rumah Asmoro, warga Dusun Kalianyar Barat, Kalianyar. Sebagian besar atap rumah yang terbuat dari genting dan asbes beterbangan dibawa angin. Kerugian pun semakin bertambah karena gudang penyimpanan tembakau miliknya juga hancur. Sehingga tembakau bernilai jutaan rupiah juga ikut rusak. Sementara itu, Gunawan, kepala Desa Kalianyar menjelaskan, pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap kerusakan yang terjadi di desanya. “Sejauh ini ada sekitar sembilan rumah yang mengalami kerusakan cukup

parah,” ungkapnya. Menurutnya, pihak desa juga masih melakukan pendataan kerugian yang hingga kemarin ditaksir mencapai jutaan rupiah. Dari situlah, lanjut dia, pihaknya akan langsung melaporkan ke Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar segera ada penanganan. “Tentu kita berharap pemerintah melalui BPBD bisa melakukan penanganan terhadap kerugian yang dialami para korban,” ujarnya. Sementara itu, angin kencang dan hujan lebat juga terjadi di Desa Tangsel Wetan, Kecamatan Wonosari kemarin. Sejumlah pohon dan tiang listrik tumbang di jalur utama di desa tersebut. Akibatnya antrian panjang hingga dua kilometer tak terelakkan. Menurut Halil, 69, Warga Pedukuhan Tegal Mojo, Tangsel Wetan, hujan deras yang disertai angin kencang itu hanya terjadi sebentar. Namun dampaknya sangt besar. “Selain merobohkan kayu, banyak tanaman padi yang juga ikut rusak,” ujarnya. Sementara kayu tumbang yang melintang di tengah jalan menyebabkan seluruh kendaraan tidak bisa melintas. Beberapa saat kemudian, petugas dari Satlantas Polres Bondowoso dibantu dengan warga berusaha menyingkirkan kayu yang melintang sekaligus mengatur lalu lintas yang macet. (esb/sh/jpnn)

ADRIAN SUWANTO/RADAR BALI/JPNN

KALI PERTAMA: Tari-tarian tampil pada perayaan Diwali di Amphitheatre, Discovery Mall, Kuta, Bali. Ini adalah perayaan pertama di area publik di Pulau Dewata.

Diwali Digelar di Area Publik DENPASAR - Konsular Jendral India A.S Takhi untuk Bali kembali menggelar even yakni Perayaan Diwali (Festival of Light) di Aphitheatre, Discovery Mall, Kuta, Bali, Jumat (7/11) lalu. Perayaan Diwali ini dipersembahkan atas dedikasi pemerintah sebagai bentuk hubungan kerja sama budaya antara Bali dan India. Yang berbeda dari perayaan sebelumnya, kegiatan ini pertama kali diadakan di area publik dengan menyasar pengunjung lokal maupun turis yang sedang berlibur. Menurut A.S Takhi, Diwali atau Deepavali merupakan salah satu hari raya terbesar umat Hindu di India yang dirayakan pada bulan Aswayuja menurut kalender Caka Hindu atau sekitar bulan Oktober-November. Perayaan Diwali atau Festival Cahaya melambangkan kemenangan atas baik atas

buruk, dan lampu yang dinyalakan sebagai tanda perayaan serta harapan umat manusia. Perayaan ini terfokus pada lampu dan cahaya, terutama pada lampu “Diya” (mirip dengan lentera lampu zaman dulu, yang mana ditaruh sumbu di dalam sebuah wadah berisi beras dan minyak) tradisional. Perayaan Diwali umumnya tidak hanya berlangsung di India, tapi juga di seluruh dunia, di mana orang-orang keturunan India tinggal. Termasuk Malaysia dan Singapura sebagai bagian dari tradisi yang patut dilestarikan. “Seperti halnya perayaan galungan yang ada di Bali, hari raya Diwali juga dimaknai sebagai perayaan kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma). Kebaikan dilambangkan dengan cahaya, sedangkan kejahatan dilambangkan dengan kegelapan,” ungkap A.S Takhi. (fil/yes/jpnn)

ABDUL AZIZ/RABA

RAPATKAN BARISAN: Para petani melakukan pertemuan di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo.

Hari Ini Ribuan Petani Turun Jalan Tolak Kelanjutan Proyek Air Bersih Jambewangi JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

CARI CELAH: Kendaraan yang mengisi di SPBU Tegalbesar ini diduga kuat kendaraan dinas pelat merah yang mestinya tidak membeli BBM bersubsidi.

Mobil Dinas Pemkab ”Disulap” Pelat Hitam JEMBER – Sudah sejak lama pemerintah melarang mobil dinas pelat merah mengisi BBM bersubsidi. Tetapi, di lapangan masih ada saja oknum yang bandel dengan mengubah sementara pelat nomor kendaraannya dari warna merah menjadi hitam. Salah satunya yang terpergok koran ini di SPBU Tegalbesar di Jl Teuku Umar, akhir pekan lalu. Mobil Avanza hitam itu masuk ke SPBU sekitar pukul 07.50. Koran ini mengenali bahwa sang sopir kendaraan itu adalah seorang pejabat Pemkab Jember. Yang bersangkutan terlihat memakai kaos olahraga. Yang aneh dari kendaraan pejabat itu adalah pelat nomornya. Terlihat jelas bahwa nomor polisi asli kendaraan itu adalah P 1184 TP. Tetapi, huruf “P” belakang ditutup dengan isolasi, sehingga sepintas terlihat P 1184 T.

Pihak Satlantas Polres Jember memastikan bahwa semua nomor polisi kendaraan dengan abjad akhir “TP” adalah pelat merah. Aiptu Edy Setyo Hidayanto, Baur STNK Samsat Jember Timur, mengatakan, abjad akhir “TP” mestinya bernomor polisi merah. “Jika angka 1184 dan abjad belakangnya TP itu jelas mobil dinas atau pelat merah,” katanya. Beberapa pekan belakangan SPBU Tegalbesar memang memasang pengumuman yang menegaskan bahwa SPBU tersebut tidak melayani pengisian BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas (mobil maupun motor) pelat merah. Namun, oleh sebagian oknum peringatan itu tidak digubris. Ketidaktahuan petugas SPBU mengenai kode abjad kendaraan pribadi dan dinas dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk tetap bisa menikmati BBM subsidi. (jum/har/jpnn)

Senin 10 November 2014

B A N Y U W A N G I

PARAH: Salah satu warga yang menjadi korban angin kencang di Kalianyar, Tamanan, membersihkan kerusakan di rumah mereka.

Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

Jawa Pos

TEGALDLIMO – Penolakan terhadap pelaksanaan proyek PDAM di Sumber Kuncur, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, masih terus berlanjut. Kemarin malam ratusan perwakilan kelompok tani menggelar pertemuan di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo. Pertemuan itu membahas persiapan aksi unjuk rasa ke gedung DPRD dan kantor Pemkab Banyuwangi pagi ini. Pertemuan

kemarin diikuti oleh perwakilan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sublok, masyarakat petani, serta lembaga federasi. Mereka sepakat akan menggelar unjuk rasa ke gedung DPRD Banyuwangi untuk menolak proyek air bersih tersebut. Warga mengangap proyek tersebut bisa mengganggu distribusi air ke areal pertanian yang ada di sembilan kecamatan. Sembilan kecamatan yang dikhawatirkan terganggu aliran air tersebut adalah Sempu, Genteng, Tegalsari, Gambiran, Cluring, Srono, Muncar, Tegaldlimo, dan Purwoharjo. “Nanti saat hearing (den-

gar pendapat) dan unjuk rasa di gedung DPRD dan pemkab, harus kompak dan bersemangat. Harapan kami penolakan proyek PDAM yang ada di Desa Jambewangi itu bisa disepakati oleh anggota DPRD Banyuwangi,” seru Iswahyudi, salah satu petani. Penolakan pelaksanaan proyek tersebut dilakukan karena sumber Kuncur di kawasan hutan lindung, masuk Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, bisa mengairi sawah ratusan hektare melalui sungai Kali Setail yang melingkupi sembilan kecamatan. “Jangan sampai mata air dialihkan ke air bersih PDAM. Sebab bisa berdampak kepada masyarakat petaniitusendiri,”tandasnya.(azi/aif)

Pawai Muharram Waktu Dhuha GAMBIRAN – Ratusan santri Taman Pendidikan Quran (TPQ) yang berada di Desa Yosomulyo, Ke camatan Ga mbiran, Ba nyuwangi, pagi kemarin (9/11) mengikuti pawai Muharram. Sambil menyanyikan lagu-lagu Islami, mereka berjalan kaki dari Balai Dusun Krajan menuju titik akhir di halaman masjid Masjid Al-Amin Sidorejo, Desa Yosomulyo. Yang unik dari pawai yang dimulai ini adalah waktu pelaksanaan yang cukup pagi. Biasanya, tradisi pawai santri dilakukan setelah salat duhur. Namun kali ini pelaksanaannya disamakan dengan waktu menjelang dhuha. Menurut panitia acara, Burhan, 36, acara yang dimaksudkan untuk memperingati 1 Muharram ini sengaja dilaksanakan pagi-pagi benar karena beberapa

SHULHAN HADI/RABA

KIRAB: Suasana saat santri TPQ berjalan mengikuti kegiatan pawai 1 Muharram kemarin (9/11).

alasan. Di antaranya adalah agar kegiatan santri di rumah bersama keluarga tidak terganggu. “Ini kan hari libur. Saatnya mereka bersama keluarganya,” ujarnya. Selain itu, menurutnya pemilihan waktu pagi ini agar santri TPQ yang mayoritas duduk di bangku sekolah dasar ini menghargai waktu pagi dan terbiasa dengan

mengawali. “Biar tahu manfaat waktu pagi atau dhuha, biar terbiasa mengawali untuk berbuat baik,” cetusnya. Firda, salah seorang peserta mengaku senang bisa mengikuti acara ini. “Senang, ikut pawai setelah itu ikut ayah sama ibu,” ujar siswi kelas tiga sekolah dasar tersebut. (sli/als)

JEMBER – Jumlah kasus perceraian di Jember telah memasuki peringkat ke 4 tingkat nasional. Pemicu utama factor perceraian tersebut adalah mengenai ekonomi. Selain itu ketidak harmonisan dalam rumah tangga maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Menurut Hamimuddin, Humas Pengadilan Agama Jember mengatakan, dari sisa 2013 ada 1553 perkara kasus perceraian belum divonis, sementara untuk 2014 ada 5952 sudah divonis. “Ketika memasuki 2014 awal November, sisa dari 2013 lalu sudah selesai divonis, jadi kalau dijumlah totalnya 7505 perkara kasus perceraian,” katanya. Pihak pengadilan agama telah berhasil mendamaikan 3% atau sekitar 200 dari jumlah kasus itu. “Mediasinya dilakukan sebelum sidang atau saat sidang berlangsung,” paparnya. Karena kata Hamimudin, sesuai dengan UUD tugas hakim untuk mendamaikan suami istri yang ingin bercerai. “Suatu perkara apabila pihak keduanya hadir harus ada proses mediasi, jadi tidak langsung menceraikan, karena kemungkinan besar dari mereka bisa rukun,” akunya. Kedua pihak bisa saja rukun, sebelum palu diketuk. Mereka diberi waktu selama 3 bulan oleh pengadilan agama, terhitung sejak terbitnya surat cerai. Jika istri yang menggugat dan suami tidak menjatuhkan talak, maka keputusan ada di hakim. “Kebanyakan dari mereka yang bercerai didampingi keluarga,” jelasnya. Dalam proses sidang idealnya 1.5 bulan itu sudah selesai. Mengenai banding, tergangantung dengan kasusnya, dari Mahkamah Agung (MA) 3 bulan harus terselesaikan. Diantara 7505, yang banding hanya 30. memasuki 2014, paling dominan masalah ekonomi, telah memasuki angka paling tinggi 1743 (60%), ketidakharmonisan 1453 (25%), kurang tanggung jawab 1051 (15%), dadanya pihak ke tiga 578 (6%), dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 106 (4%), “Kebanyakan penggugat dari kaum perempuan,” ungkapnya Dari faktor ekonomi, suami tidak mampu menafkahi keluarga, menyebabkan istri menggugat cerai. “Sebelum keputusan keluar, hakim bertujuan mendamaikan antar pihak yang bercerai, karena ini sudah menjadi kewajiban Pengadilan Agama,” katanya. Menurut Suryati seorang penggugat mengatakan, perceraian terjadi disebabkan berbagai alasan, mulai dari perbedaan pendapat, kurang tanggung jawabnya suami pada keluarga, bahkan faktor ekonomi. “Suami saya bekerja di Bali sebagai pekerja bangunan, beberapa bulan tidak memberi nafkah, alasannya karena saya masih satu rumah dengan orang tua,” katanya. Pernikahan dijalani sejak 1991 lalu, dengan dikarunia lima anak putri semua. Dulu masih memberi nafkah, tapi lama-lama sudah tidak lagi. Suami sebagai kepala keluarga, menjadi contoh bagi anak-anaknya. “Suami saya selingkuh ketika bekerja di Bali, dengan gonta ganti pasangan sebanyak tiga kali, padahal sudah diberi kesempatan selama 2 bulan, tapi masih saja tidak ada perubahan, dia sudah tidak bisa dibuat contoh bagi keluarga,” pungkasnya. (mg1/har/jpnn)

PKL Depan PG Semboro Digusur JEMBER – Aparat gabungan polisi dan Satpol PP Kecamatan Semboro, Jember, pekan kemarin menertibkan para PKL yang berjualan di atas lahan pengairan sekitar PG Semboro. Sebanyak 10 lapak PKL terpaksa dibongkar sedangkan sisanya diberi waktu hingga Maret tahun depan. Hal itu dilakukan, selain untuk menertibkan area lahan milik PU Pengairan Jawa Timur, juga untuk mensterilkan jalur lalu lalangnya kendaraan dari PG Semboro. Kapolsek Semboro Iptu Subagiyo yang saat itu juga ikut dalam penertiban PKL mengatakan, memang hanya 10 PKL yang dibongkar. Dan PKL yang dibongkar tersebut juga tidak berpenghuni. Dalam penertiban yang seyogyanya dilakukan kepada puluhan PKL yang mangkal di atas lahan PU Pengairan Provinsi Jawatimur tersebut, masih diberikan dispensasi oleh petugas hingga bulan Maret 2015 nanti. Mohammad Ali, salah seorang warga Desa/Kecamatan Semboro mengatakan, terdapat sekitar 86 PKL yang berdiri di lahan PU Pengairan di sekitar PG Semboro. Namun, hanya 10 yang baru dibongkar. Dia juga menambahkan, diperkirakan tanggal 15 Maret 2015, seluruh PKL yang menggunakan lahan PU Pengairan tersebut harus segera disterilkan oleh masing-masing pemilik PKL. Karena, apabila hingga pada tanggal kesepakatan tersebut masih belum disterilkan petugas akan membongkar paksa PKL. “Dispensasinya hingga 15 maret tahun depan. Jika tidak, akan digusur secara paksa,” katanya. Pembangunan warung ataupun PKL di area PG Semboro dengan menggunakan lahan PU pengairan tersebut, memang tidak berizin. Bahkan sebelumnya, warung atau PKL tersebut berada di selatan sungai dan kemudian pindah lokasi ke utara sungai yang notabene lahan PU pengairan. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Nanang, kepala UPTD Pengairan Semboro bahwa lahan tersebut memang dipakai oleh warga untuk mendirikan warung karena strategis. (jon/wah/jpnn)


Jawa Pos

Senin 10 November 2014

SAMBUNGAN R A D A R

33

S I T U B O N D 0

Sisihkan 700 Peserta Lainnya DAYA TARIK KUAT: Ribuan peserta memadati jalan yang menjadi rute peserta BSC. Tidak jarang yang mengajak foto bareng peserta.

n DUA... Sambungan dari Hal 27

Anggaran Tak Lebih dari Rp 100 Juta n BSC... Sambungan dari Hal 27

Atas masukan merekalah, Pemkab Situbondo memberanikan diri menciptakan sebuah acara spektakuler yang tetap sesuai dengan ciri khas Situbondo. Untuk mensukseskan acara ini, Pemkab juga menggandeng Alfa Production sebagai Event Organizer. “Kita tampilkan sebuah fashion tentang kejayaan Islam di dunia, agar semua orang dapat kembali mengingat simbolsimbol Islam yang selama ini tenggelam. Acara ini juga terkait dengan budaya Situbondo sebagai Kota Santri. Dan, yang terpenting adalah orang dapat melihat jika Islam adalah aga-

ma yang terbuka,” kata Dadang. Selain masalah pemilihan konsep yang dianggap sesuai dengan budaya Situbondo, Dadang juga menjelaskan jika festival yang pertama kali diadakan Situbondo ini menelan biaya yang cukup murah. Jika di daerah lain menghabiskan dana hingga miliaran rupiah, namun Situbondo hanya menghabiskan dana tak lebih dari Rp 100 juta. “Itu pun dengan banyak bantuan dari sponsor sehingga tidak memberatkan APBD,” imbuhnya. Usai sambutan Bupati, festival dimulai. Kakang Embug Situbondo 2014 Dimas dan Adinda mengawali acara dengan balutan kostum berwarna hijau. Kostum yang dibuat oleh Istri Bupati Situbondo, Ny. Hj Umi

Kultsum itu mengambil defile kejayaan Islam di jaman Nabi Sulaiman. Sembari memamerkan lekuk kostum yang mereka gunakan, kedua orang ini menyanyikan lagu ‘Kota Santri’. Di belakang kedua orang itu, berturut-turut memasuki jalan yaitu defile dari peserta kehormatan dan drum band. Selanjutnya giliran rombongan peserta dengan tema Perang Badar memasuki lokasi pertunjukan di hadapan tamu undangan. Selain tema perang badar, panitia juga menyajikan kostum bertemakan, masa kejayaan Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Islam di Eropa, China, India, dan Turki. Antusisme masyarakat untuk menyaksikan BSC benar-benar tak terbendung. Karena tak

sabar ingin menyaksikan penampilan peserta, masyarakat memilih merangsek mendekati panggung pers yang berada di sisi undangan. Setelah rombongan festival fashion menuju jalan raya, penonton yang baru pertama kali menyaksikan acara ini berebut mendekati peserta. Dengan kamera ponsel yang dimiliki, orang-orang ini langsung mengerubungi peserta yang berkostum unik. Peserta yang sudah keberatan dengan aksesoris kostumnya, mau tak mau harus menuruti keinginan penonton yang beberapa kali meminta foto. Terik matahari, tak dirasakan warga Situbondo untuk tetap menonton langsung dan mengabadikan momen BSC.(fre/pri/*)

Akan Menambahkan Budaya Lokal n TAHUN... Sambungan dari Hal 27

“ Dari kualitas kostumnya terlihat menarik, tidak asal membuat seperti karnaval biasa,” ujar Dian. Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, mengatakan BEC yang kali pertama kali ini akan menjadi tolak ukur untuk acara selanjutnya. Melihat antusias-

me peserta dan penonton, Dadang menjanjikan bahwa acara ini akan menjadi even tahunan bagi Kabupaten Situbondo. Bahkan, penyelenggaraan selanjutnya akan dibuka kesempatan bagi pendaftar dari luar kota. “Untuk yang pertama ini kita memfasilitasi komunitas yang ikut membuat konsep kegiatan ini terutama yang dari Situbondo sendiri,

kemarin saat pendaftaran sudah banyak peserta luar kota yang mendaftar, tapi memang kita prioritaskan yang lokal dulu,” jelas Dadang. Bupati Situbondo ini juga menambahkan jika tak hanya seni fashion dari luar negeri yang akan dibawakan di dalam BSC. Menurutnya untuk yang pertama ini pun, ada beberapa fashion bertema lokal

seperti Rengganis yang di sisipkan. Namun, ke depan direnanakan akan menambahkan konsep agar budaya lokal turut menjadi kategori di BSC. “Kita punya budaya petik laut, legenda TN Baluran, Rengganis, Layang-layang dan Anyer-Panarukan, yang nantinya juga dapat dimasukkan dalam konsep BEC selanjutnya,” tutup Dadang.(fre/pri)

Ke depan Harus Terus Ditingkatkan n BERHARAP... Sambungan dari Hal 27

“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah, sudah difasilitasi dengan acara seperti ini. Dengan begitu Situbondo juga memiliki acara yang bisa dibanggakan dan bisa dijual kepada masyarakat luas khususnya di luar Situbondo,” ujar Fanny. Selain itu, BSC juga sangat bagus untuk pengembangan kre-

ativitas anak muda. Sebab itulah, dia berharap BSC bisa terus digelar setiap tahun. “Tapi kalau bisa jangan hanya BSC saja. Even-even lain yang tak kalah spektakulernya harus diadakan juga,” kata dara kelahiran 17 November 1998 itu. Sementara itu, HM. Fajri Yugorrahman saat dikonfirmasi kemarin berharap BSC harus lebih ditingkatkan lagi pelaksanaannya, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Sebab, bagi anggota komisi II DPRD Kabupaten Situbondo itu, gawe kota santri yang dikemas dengan carnaval itu akan sangat efektif untuk menelurkan kreator-kreator handal Kabupaten Situbondo. Senada dengan yang dikatakan putri keduanya, H. Fajri juga memandang sangat bagus untuk pengembangan kretatifitas anaka muda. “Bagi para peserta, dan mungkin juga bagi anak saya, ha-

rapannya terus belajar. Dan raihlah cita-cita kalian,” pesan politisi partai Nasdem itu. Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat, H. Fajri berpendapat, apa yang menjadi inisiatif pemerintah ini adalah sebagai bukti kemajuan bagi Kabupaten Situbondo. Sehingga, dirinya sangat yakin, ke depan Situbondo akan bisa bersaing dengan kabupaten lain yang lebih maju. (bib/pri)

Saya berada di urutan ketujuh,” terang peraih juara III lomba penulisan kreatif BKKBN ini. Menurut Bella, tema lomba menulis surat yang diikutinya adalah menceritakan halhal keren yang ada di kota peserta. Bella mengaku menulis tentang Situbondo dari sudut pandang yang berbeda. “Saya membahas tentang Kota Santri, Bumi Selawat, Pasir Putih, dan Taman Nasional Baluran. Juga berisi kritikan terhadap pemerintah,” imbuhnya. Selain Bella, juga ada Salman Alfarisi. Ketua OSIS SMAN 2 Situbondo ini mampu masuk sepuluh besar dalam Indonesia Student Leadership Camp 2014 yang digelar oleh Universitas Indonesia melalui Institute Leadhership Development. Saat ini Salman sedang berada di Jakarta untuk mengikuti pelatihan kepada seratus Ketua OSIS dari tanggal 08 hingga 14 November mendatang.

Total yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 700 orang lebih se Indonesia. Dari 700 orang dipilih lagi seratus orang untuk mengikuti pelatihan ketua Osis se-Indonesia. Mereka inilah yang akan menjadi pengurus forum OSIS Nusantara dalam kepengurusan berikutnya. Salman sendiri berada di urutan ke sembilan. Selama mengikuti pelatihan ini ada sejumlah kegiatan menarik yang diikuti. Diantaranya, Dilog Inspiratif dengan sejumlah tokoh ternama. Diantaranya adalah Tjahya Basuki atau Ahok, Najwa Sihab, Anis Baswedan dan mahasiswa berprestasi UI Tahun 2014. Selain itu, ada juga Media Darling. “Media Darling ini bentuknya publikasi atau sounding, dan dukungan masyarakat terhadap saya di Indonesia Student Leadership Camp. Bisa melalui media cetak, sosial atau elektronik. Websitenya, http:// iscl.ui.ac.id/site/, teiter @iscl. UI,” sebut Salman.

Tidak mudah untuk bisa masuk dalam sepuluh besar Indonesia Student Leadership Camp. Santri Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin ini mengawali dengan menyerahkan essai bertemakan kontribusi kongkrit pemuda untuk pendidikan masyarakat sekitar. “Kalau essai saya bertema aksi nyata pemuda dalam pendidikan lingkungan di pondok pesantren. Karena di Situbondo itu kan dikenal sebagai Kota Santri. Di Situbondo ada 115 Pondok Pesantren. Kebetulan saya juga nyantri,” terangnya. Siswa asal Kecamatan Banyuputih ini menceritakan langkah kongkrit yang dilakukannya adalah memadukan prilaku Adiwiaya yang ada di sekolahnya dengan di pesantren. “Misalnya dengan membuat lomba pidati kebersihan lingkungan dan mengadakan lomba kebersihan antar kamar, pemilahan sampah basah dan kering hingga menanam pohon,” terang Salman. (pri)

Dapat Kabar Suami Kawin Lagi n 2 TAHUN... Sambungan dari Hal 28

Fatima mendatangi ruang Sentra Pelayanan Kepolsian Terpadu (SPKT) Polres Situbondo, guna melaporkan penelantaran yang dialaminya. “Saya dan suami sudah tiga kali dipertemukan di balai desa, namun suami saya hanya ber-

janji untuk menyelesaikannya. Sedangkan saya terbebani dua anak hasil pernikahan dengan suami saya. Yang bungsu ikut saya, dan yang pertama kadang ke bapaknya tapi sering ada di saya,” kata Fatima. Kuatnya tekat Fatima untuk mempolisikan suaminya itu di dasari keputusasaannya menanti masalah yang tak kunjung

usai. Ditambah lagi Fatima juga mendengar jika suaminya itu sudah menikah lagi. Sementara itu, Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, membenarkan adanya laporan dengan dugaan penelantaran dalam keluarga yang telah diterimanya. Namun, kasus tersebut masih dalam penyelidikan polsi.(fre/pri)

Imbau Warga Rawat Bantuan n DISTRIBUSI... Sambungan dari Hal 28

Dikatakan ada salah satu desa yang sebenarnya sudah mendapat bantuan serupa. Tetapi karena alatnya tidak dirawat dengan baik, maka sumur bor yang ada di lokasi itu tidak dapat difungsikan alias rusak. “Jim-

baran, Desa Plalangan, Kecamatan Sumbermalang, sebenarnya sudah ada bantuan sumur bor, karena tidak dirawat jadi mesinnya rusak. Makanya ke depan, masyarakat jangan hanya tergantung pengiriman air saja, alat yang ada harus dirawat,” paparnya. Bila satu persatu lokasi akan

mendapat bantuan berupa program jangka panjang seperti embung, pipanisasi, dan sumur bor, maka bukan tidak mungkin, ke depannya Situbondo akan bebas dari kekeringan. “Program jangka panjang yang sudah diusulkan tetap diperjuangkan,” pungkasnya. (rri/pri)

Sopir Truk Juga Kesulitan Solar n TAKUT... Sambungan dari Hal 28

Apalagi, bila nelayan yang bekerja mencari ikan itu sampai di pulau-pulau yang cukup jauh. Maka keberadaan solar menjadi nyawa untuk menghidupi kapal-kapal mereka. Karenanya, pekerja ini menyebut ada salah satu nelayan yang sampai memborong solar hingga 5000 liter yang sepenuhnya digunakan untuk melaut. “Dari mereka (nelayan) itu sudah ada yang memborong solar sampai 5.000 liter. Mereka mencari ikan sampai ke Kangean,

serta pulau lain di Madura. Jadi beli solar banyak bukan karena mau menimbun, tetapi karena mereka takut sulit mencari solar lagi. Ini saja mereka harus menunggu dari jam dua dan dapat solar jam delapan,” kata kuli angkut nelayan tersebut. Data yang diperoleh wartawan Koran ini, sulitnya mendapatkan solar tidak hanya dialami para nelayan saja. Di darat, sejumlah sopir juga mengaku sempat kesulitan mendapatkan solar. Salah satunya dialami oleh Sodik, seorang sopir truk container asal Solo, Jawa tengah. “Mulai dari lamongan saya

baru dapat solar di SPBU Panarukan jam 9 pagi ini. Waktu di jalan banyak yang habis, jadi saya terpaksa melanjutkan perjalanan dan beli solar eceran di pinggir-pinggir jalan,” katanya. Dia menyebut, isu akan dinaikkannya BBM sudah cukup dirasakan oleh masyarakat bawah. Menurutnya kalaupun harga BBM bersubsidi akan dinaikkan, bukan berarti keberadaannya harus langka. “Kalau mau naik terserah. Tetapi jangan sampai solar dan BBM lain menjadi langka. Kalau langka siapa yang menimbun?” pungkasnya. (rri/pri)

Tiap Hari Polisi Cepek Berjaga n PADAT... Sambungan dari Hal 28

“Agar tidak terjadi kecelakaan makanya ada yang menjaga. Setiap hari di pertigaan ini banyak anak-anak

sekolah yang lewat, ada ribuan kalau dihitung,” kata salah seorang pengendara yang setiap hari melewati jalan tersebut. Sejumlah warga berharap, pertigaan jalan itu diberi penjaga resmi serta tanda perin-

gatan seperti lampu merah. Dengan begitu, pengendara akan lebih aman. “Kalau bisa pakai lampu merah saja. Kalau mau di jaga, ya jaga saja setiap ada keramaian,” kata warga lainnya. (rri/pri)


OLAHRAGA

34

R A D A R

Jawa Pos

Senin 10 November 2014

B A N Y U W A N G I

Libas Vita Solo, Putri Banyuwangi Juara BANYUWANGI – Putri Banyuwangi mampu menjawab ekspektasi tinggi publik Banyuwangi dengan menyabet gelar juara Livoli Divisi Satu tahun 2014. Kepastian itu berkat kemenangan atas Vita Solo di partai final di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin (9/11). Jika sebelumnya Yolanda Betha dkk hanya mampu menang tipis skor 3-2 pada fase reguler, tapi pada pertemuan kedua alias di partai puncak, tuan rumah sukses melibas Rika Yuniar dkk dengan skor 3-0 (25-23, 25-23, 25-22). Dengan kemenangan itu, tim asuhan Takdir Ali juga mencatatkan rekor positif pada ajang kali ini. Bagaimana tidak, Yolanda Betha dkk belum tersentuh kekalahan. Dari enam laga yang dilakoni, tuan rumah berhasil menyabu bersih dengan kemenangan. Atas capaian itu, Putri Banyuwangi juga membuka sejarah baru. Sebab, untuk kali pertama, tim bola voli Banyuwangi era Kapolres Banyuwangi, AKBP Tri Bisono Soemiharso sukses menembus kasta teratas liga voli pada musim depan. Mengawali set pertama, permainan tuan rumah sebetulnya masih di bawah performa terbaik. Hal itu dimanfaatkan tim tamu untuk memburu poin. Akibatnya, tuan rumah tertinggal beberapa poin pada pertengahan set pertama. Sadar akan ancaman itu, tuan rumah akhirnya mampu bangkit. Tertinggal angka akhirnya mampu disamakan. Performa tuan rumah terus meningkat hingga keluar sebagai pemenang dengan unggul tiga angka atas lawan. Tuan rumah kian tancap gas saat set kedua. Meski begitu, pertandingan berlangsung alot. Tapi, performa kubu tamu perlahan mulai menurun. Sehingga, tuan rumah kembali memperdayai lawan dengan skor sama seperti set pertama. Tuan rumah semakin di atas angin

pada set ketiga. Kali ini, tuan rumah memaksa tim lawan tertunduk setelah kalah dengan selisih angka empat poin. Pelatih kepala Putri Banyuwangi, Takdir Ali tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya atas capaian timnya. Menurut dia, sejak awal, timnya memang memiliki hasrat untuk bisa menjadi juara. ‘’Akhirnya, kami mewujudkan impian dan juara,’’ ungkapnya dalam konferensi pers usai pertandingan. n Baca Libas...Hal 35 TELAK: Kinanti Seta (7) melakukan smash dalam pertandingan final melawan Vita Solo di GOR Tawang Alun kemarin. ALI NURFATONI/RABA

Impotensi Bisa Disembuhkan PARA ahli yang dulu memandang impotensi sebagai masalah psikologis dan penuaan, kini mulai yakin bahwa penyebab impotensi terbanyak adalah penyakit fisik. Seperti diabetes, pengerasan pembuluh darah, gangguan kelenjar gondok, atau cedera pada penis. Bagi kaum pria, impotensi atau dikenal dengan istilah medis sebagai disfungsi ereksi, merupakan penyakit paling memalukan dan paling menyedihkan. Sudah cukup banyak pria dengan impotensi yang berobat, namun kerap belum mengalami penyembuhan berarti. Ketika impotensi menjadi masalah yang terus-menerus, tidak hanya rumah tangga yang retak tetapi juga hal-hal lain termasuk kualitas hidup, prestasi kerjadan “power” pria menjadi terganggu akibat hilangnya rasa percaya diri. Sampai sekarang masih masih banyak pria yang merasa tabu, malu sehingga mereka tidak mau berobat. Padahal impotensi sangat mudah diobati bahkan disembuhkan. Malu,rasa bersalah,rendah diri,merasa tidak berguna didepan istri dan putus asa yang berkepanjangan.Itulah perasaan yang biasanya menghantui kaum pria yang mengeluh impotensi.

Menurut Prof.JackVaisman,direktur On Clinic International, impotensi sangat bisa disembuhkan. “Tentu, yang namanya impoten itu paling memalukan dan menyedihkan buat pria. Jack Vaisman menjelaskan, factor terbesar penyebab impotensi disebabkan oleh masalah fisik. Berbagai penyakit yang diderita seseorang bisa berdampak kepada kemampuan ereksi, seperti penyakit darah tinggi, diabetes, kolestrol, asam urat, kelainan pembuluh darah dan saraf, dan trauma luka tulang belakang,” terangnya. Dan 20-30 % penyebabnya berasal dari factor psikologis seseorang seperti stres yang bisa membawa dampak sampai ke “urusan ranjang”, mulai dari istri galak, kena PHK, masalah ekonomi, dan sebagainya. Meski demikian ia meyakinkan, impotensi tetap dapat disembuhkan dengan metode pengobatan yang

tepat. Maka perlu terapi kedokter, selain itu misalnya, olah raga, makan makanan yang sehat, berhenti merokok dan minuman keras,” tuturnya. Ia juga menegaskan, tidak perlu mencoba-coba pengobatan alternatif yang tidak jelas hasilnya. Ditakutkan, bukannya mengobati, pengobatan alternatif tersebut justru memperparah penyakit. ON CLINIC INDONESIA,adalah jaringan klinik yang bisa mengatasi impotensi dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Di ON CLINIC, pasien yang mengalami problem sex bisa sebebas mungkin mencurahkan masalah apapun kepada dokter tanpa harus merasa kuatir kerahasiaan terbongkar, karena ON CLINIC sangat menjaga & menjunjung tinggi privasi pasien. Semua pelayanan mengacu kepada standar pelayanan ON CLINIC INTERNATIONAL yang berpusat di Australia. Untuk informasi hubungi: (kode area) 500.001, SMS: 0855-105.0005, www. onclinic.co.id Email: info@onclinic. co.id, WhatsApp: 0813-1492.2776, PIN: 2A923DF Pelayanan bisa diberikan dalam bentuk konsultasi via telpon dengan team medis bila ada pasien yang malu, sibuk atau tidak punya waktu datang ke klinik. (*)

Uniba Banyuwangi Wisuda 999 Mahasiswa TABANAS: Rektor Teguh Sumarno (kiri) memberikan reward bagi mahasiswa berprestasi.

PIMPIN UPACARA: Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno (tengah) bersama jajaran rektorat dan dekat Uniba.

BANYUWANGI - Sebanyak 999 mahasiswa-mahasiswi Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) mengikuti prosesi wisuda, Sabtu (8/11) lalu. Wisuda Sarjana Strata Satu (S1) ini adalah yang ketujuh. Dalam kesempatan yang bahagia itu, selain wali mahasiswa memenuhi Auditorium Uniba, Bupati Abdullah Azwar Anas didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Drs Sulihtiyono, serta Ketua KPU Banyuwangi Samsul Arifin, turut menjadi saksi dalam kelulusan tahun ini. Dalam sambutannya, Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno mengatakan, berangkat dari sebuah keinginan, kemampuan serta minat maka Uniba membuat konsep pola pengembangan Sumber Daya Mahasiswa. Pola inilah yang nantinya diharapkan dapat menjadi tools dalam meningkatkan sumber daya mahasiswa yang berkualitas. Tujuan dari diciptakannya sistem ini adalah untuk membuat pola pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilaksanakan di seluruh jurusan Uniba. Tidak hanya terfokus pada bidang tertentu yang menjurus pada jurusan tertentu, yang mana hal ini kurang optimal disebabkan keinginankeinginan mahasiswa yang berbedabeda. Tujuan lainnya adalah menciptakan iklim penggemblengan mahasiswa menuju kehidupan yang sebenarnya pasca kampus. Rektor Teguh menjelaskan, hal pertama yang dilakukan adalah memantapkan konsep global, konsep yang mengarah pada pengembangan individu, mulai dari spiritualnya, emosionalnya, juga intelektualnya. Pelatihan semacam ESQ menjadi salah satu contoh tahapan awal dari pengembangan SDM ini. Tahap kedua adalah pengkaderan di masing-masing

OTO-FOTO RENDRA KURNIA/RABA

TANDA RESMI: Rektor Teguh Sumarno memindah tali toga wisudawan.

jurusan. Tahap pengkaderan akan lebih efektif dalam membentuk jiwa-jiwa kritis dan solutif dalam keadaan apa pun serta tetap dalam kaidah-kaidah yang dibenarkan. Langkah selanjutnya adalah membekali mahasiswa dengan pengembangan diri serta kemampuannya dalam mengelola suatu kegiatan. Setidaknya terdapat Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) pra tingkat dasar. Sebab, inilah dasar atau awal pengembangan lainya. Suatu bentuk penalaran pemikiran juga perlu ditanamkan pada diri mahasiswa. Sekiranya pelatihan-pelatihan karya tulis dan lain sebagainya lebih dimaksimalkan lagi dalam rangka pembentukan pikiranpikiran mahasiswa atau pun penyaluran ide-ide yang mereka miliki. Selanjutnya adalah bagaimana para mahasiswa dituntut untuk dapat mengelola sebuah organisasi. Pelatihan kepemimpinan ini harus mampu

memberikan andil tidak hanya kepada mahasiswa yang qualified saja. “Terakhir barulah mengarahkan seorang mahasiswa pada keinginan, kemampuan, minat, serta bakat yang mereka miliki. Apakah menjadi politisi, engginer, wirausaha, dan lain sebagainya,” cetus Rektor Teguh. Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas memberikan ucapan selamat kepada para mahasiswa/mahasiswi yang telah dinyatakan lulus dalam menyelesaikan masa studinya di Uniba. Bupati berharap semua ilmu yang didapatkan selama menempuh pendidikan dapat digunakan untuk pengembangan masa depan yang lebih baik. Bupati Anas pun mengingatkan jika perbandingan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan lulusan tidak sebanding, oleh sebab itu para wisudawan harus lebih kreatif menciptakan kemandirian. ”Tanpa kemandirian, akan membuat galau dalam menghadapi dunia nyata dan tantangan global,” katanya. (tfs/*/als)

PAPARAN: Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan pidato sambutan di hadapan wisudawan Uniba.

JADI SAKSI: Para tamu undangan ikut menyaksikan prosesi wisuda mahasiswa Uniba. TEGAP: Jajaran rektorat Uniba memasuki ruang upacara wisuda.

TATAP MASA DEPAN: Wisudawan Uniba siap mengimplementasikan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi.


Jawa Pos

Senin 10 November 2014

BERITA UTAMA R A D A R

B A N Y U W A N G I

35

Bisa Meniru Konsep Pelabuhan Busaan n NELAYAN...

“Tujuannya agar tangkapan ikan biar banyak, bukan untuk gandrungnya,” jelasnya. Terkait penentuan gandrung yang diberi kesempatan untuk menari di lokasi tersebut, pria yang tinggal di Desa Tembokrejo itu menjelaskan, tidak ada aturan khusus. Yang terpenting perempuan bersangkutan merupakan gandrung dan tidak berhalangan saat waktu pelaksanaan. Tidak jarang gandrung tidak bisa mengikuti prosesi tersebut karena berhalangan sedang ada kepentingan lainnya. “Dua

Sambungan dari Hal 25

Yang menarik, berjalannya perahu besar itu diikuti ribuan perahu menuju titik larung yang lokasinya sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Muncar. Pelarungan diawali dengan melempar ancak-ancak kecil berisi sesaji. Saat kapal berukuran mini telah dilarung, para nelayan pun banyak yang terjun ke laut untuk berebut sesaji. Sementara itu, di saat bersamaan para nelayan yang berada di atas kapal secara mengambil air laut dan kemudian disiramkan ke bagian kapal. Konon ritual ini diyakini agar kapal selalu diberi keberuntungan. “Biar dapat ikan yang banyak,” ujar salah seorang nelayan. Acara petik laut pun berlanjut dengan di kompleks makam gandrung yang berada di Tanjung Sembulungan. Di dalam kompleks makam tersebut, dua penari gandrung, bersama satu pluncing dan satu perwakilan warga menari mengelilingi makam diringi tembang mbat-mbat. Sekadar tahu, di kawasn Pantai Sembulungan itu berdiri makam Sayid Yusuf, orang pertama yang dipercaya membuka wilayah tersebut.

Sambungan dari Hal 25

Meski bukan termasuk suku besar, suku Osing cukup berpengaruh. Itu salah satu pertimbangan kenapa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mendirikan rumah budaya di Banyuwangi melalui Lemao. Terkait acara tersebut, tidak sedikit undangan yang hadir mengapresiasi gaya dan cara “seminar” yang diterapkan. “Tidak harus pakai sepatu. Protokoler tidak kaku, dan boleh mengangkat kaki ke atas kursi,” kata Fatah Yasin Noor, salah satu undangan yang hadir, sambil terkekeh. Sanjungan juga disampaikan revolusioner musik patrol Banyuwangi, Yons DD. Menurutnya, konsep acara yang diterapkan Lemao sangat alami dan tidak mengada-ada. Kue yang disajikan pun sangat tradisional. Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Lemao, Hasan Basri mengatakan, pendirian Rumah Budaya Osing adalah salah satu upaya pemerintah pusat dalam memelihara kebudayaan Banyuwangi. Dia menyebut, masyarakat Banyuwangi patut bersyukur, karena tidak semua suku mendapat program Rumah Budaya. “Berdasar informasi yang saya terima, di seluruh Indonesia hanya ada

n ANGGARAN... Sambungan dari Hal 25

SHULHAN HADI/RaBa

TRADISI TAHUNAN: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didaulat menyelipkan peniti emas di kepala kambing yang akan dilarung di perairan Muncar, siang kemarin.

Setelah berziarah dan berdoa di makam gandrung, rombongan nelayan kembali ke pelabuhan Muncar.

Menurut penjelasan Umar, 67, ketua rombongan penari gandrung tersebut, tradisi gandrung menari di makam itu

merupakan rangkaian upacara petik laut. Bukan satu r itual yang dimaksudkan untuk gandrung itu sendiri.

sekitar delapan Rumah Budaya,” katanya. Selain dihadiri peneliti senior LIPI, Bisri Efendi, acara yang dimulai pukul 08.30 tersebut juga dihadiri para pelaku adat dan pemikir kebudayaan Banyuwangi, antara lain Armaya, Suhalik, Fatah Yasin Noor, Syaiful, Kang Usik, Hasnan Singodimayan, dan Sahuni. Selain itu, hadir pula Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi beserta para anggotanya, di antaranya Bambang Lukito, Yons DD, dan A. John Rahmatullah. Ketika dikonfirmasi, Samsudin menyatakan sangat mendukung pendirian Rumah Budaya Osing yang diprakarsai Lemao tersebut. Samsudin menyebut, Lemao adalah lembaga adat yang bernaung di bawah DKB. Ketika diminta menyampaikan kata sambutan di hadapan para undangan yang hadir, Samsudin mengulas beberapa hal terkait kebudayaan. Termasuk, polemik terbaru terkait bahasa Osing. Penyair nasional tersebut mewanti-wanti masyarakat Banyuwangi, terutama pengguna bahasa Osing, tidak terprovokasi terkait Pergub Jatim yang tidak memasukkan bahasa Osing sebagai bahasa daerah yang perlu diajarkan di sekolah. Samsudin meminta masyarakat Banyuwangi tetap berpikir

bijak. Meskipun pergub tersebut terkesan melecehkan masyarakat Banyuwangi, dia meminta masyarakat tidak melakukan hal-hal yang justru menurunkan derajat kebudayaan Banyuwangi. “Upaya-upaya tengah kami lakukan, baik protes secara tertulis kepada gubernur maupun penelitian ulang bahasa secara akademis. DKB terus intens berkomunikasi dengan Pusat Penelitian Bahasa Oseng dan Balai Bahasa Jawa Timur di Surabaya,” katanya. Sementara itu, Bisri Efendi menambahkan, terkait penulisan buku-buku sejarah tentang Banyuwangi, sudah saatnya orang Banyuwangi sendiri yang menjadi pelakunya. Selama ini masyarakat Banyuwangi hanya bertindak sebagai objek bukan subjek. Masyarakat Banyuwangi lebih suka ditulis ketimbang menulis. Padahal, menurutnya, orang Banyuwangi lebih tahu tentang dirinya sendiri ketimbang orang lain. “Oleh karena itu, masyarakat Banyuwangi harus bangkit. Keberadaan Rumah Budaya Osing ini harus dimanfaatkan dengan baik. Ingat, Rumah Budaya Osing bukan bangunan rumah, melainkan pusat kegiatan, pelestarian, dan pendokumentasian budaya,” tambahnya. Peneliti yang sudah mulai meneliti kebudayaan Banyu-

wangi mulai tahun 1993 tersebut menyebut, sebaiknya masyarakat Banyuwangi tidak lagi menyudutkan mitos dan legenda. Cerita tutur atau yang lebih dikenal dengan istilah folklore itu tidak menutup kemungkinann justru lebih akurat ketimbang sumber-sumber tertulis yang ditulis orang luar Banyuwangi. “Sebab, meskipun ditulis di zaman itu, tapi sumber tertulis tidak bisa mewakili fakta empiris di zaman itu. Sebab, tulisan seseorang bisa dipengaruhi hal-hal lain di luar fakta,” timpal Hasan Basri. Melanjutkan komentar peneliti yang beralamat di Depok itu, Hasan Basri menyebut, karena itulah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mendirikan rumah budaya. Tujuannya, agar menjadi pusat berbagai hal tentang kebudayaan yang dilakukan oleh orang-orang lokal. Lelaki yang juga wakil ketua DKB tersebut menambahkan, meskipun Rumah Budaya Osing berada di Desa Kemiren, tapi Rumah Budaya Osing bukan milik orang Kemiren saja. Rumah Budaya Osing milik semua orang Banyuwangi. “Saya dirikan di Kemiren ini karena markas Lemao di sini. Tetapi, anggota Lemao dari banyak desa; ada yang dari Aliyan, Mangir, Alas Malang, dan lain-lain. Rumah Budaya Osing milik kita bersama,” pungkasnya. (aif)

Tinggal Serumah Bersama Tujuh Anaknya n DULU... Sambungan dari Hal 25

Untuk berkomunikasi dengan kakek tujuh anak ini tidak terlalu kerepotan. Kemarin (9/11), Jawa Pos Radar Banyuwangi yang mewawancarai dan berkesempatan datang langsung ke rumah kontrakan Suroso di Dusun Krajan, Desa Watukebo Kecamatan Rogojampi. Kami bisa mendengar langsung cerita dan menggali banyak hal bersejarah dari kakek yang pernah bertugas melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia ini. Suroso ikut memanggul senjata untuk berjuang merebut kekuasaan NKRI dari tangan para penjajah. Sesuatu peristiwa heroik yang tak bisa dilupakan begitu saja olehnya. Maklum, kala itu (1942) di usianya yang terbilang cukup muda, lelaki yang biasa dipanggil Suroso ini sudah dilatih militer untuk melawan penjajah Jepang. Kala itu nama pasukannya adalah HIHO. Kemudian ditahun 1945, saat perang dan proklamasi kemerdekaan, dia bertugas sebagai anggota TNI AD di Surabaya. Selama menjadi pasukan, Suroso bertugas hampir di seluruh wilayah Indonesia untuk melawan penjajah. Pascakemerdekaan RI tersebut, tidak

adanya pohon dan kebersihan yang terjaga dan terawat. ”Kalau bisa ditanami pohon. Saya ingin melihat seperti di Busaan di Korea Selatan. Di mana ada pelabuhan yang bersih dan hijau,” ujarnya. Jika ini memungkinkan, tidak menutup kemungkinan pelabuhan Muncar juga bisa dijadikan venue berbagai kegiatan budaya dan kesenian Banyuwnagi. “Bukan tidak mungkin besok Beach Jazz Festival yang akan datang tidak di Pantai Boom, tapi di pantai Muncar,” cetusnya. (sli/aif)

Syamsul Anggap masih Rasional

Pusat Pelestarian dan Dokumentasi Budaya n RUMAH...

orang gandrung, yang terpenting dia bisa dan ada waktunya,” jelas Umar. Selain dihadiri Bupati Anas, acar petik laut kemarin juga dihadiri perwakilan Lanal Banyuwangi Palaksa Mayor Laut (P) Robyanto; Wakapolres Kompol Yoga Putra Prima Setia, jajaran forpimka dan masyarakat Muncar. Dalam sambutannya, Bupati Anas sempat menyinggung pembangunan pelabuhan muncar. Menurut Anas, pembangunan pelabuhan sebaiknya mengusung konsep hijau. Dengan

serta merta Indonesia bisa lepas dari kekangan penjajah. Di tahun 1947 dan 1949 terjadi perang melawan dengan Belanda. “Perang pembebasan Irian Barat, saya ikut bertugas ke sana. Kalimantan, Sulawesi, Bali, sudah biasa,” kenangnya. Selanjutnya, di tahun 1949, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Disaat itulah, karier jabatannya di TNI AD mulai moncer dengan menjadi pasukan pengawal presiden di bawah kesatuan Cakra Bhirawa. Semenjak itulah, karier bapak dengan tujuh orang anak ini mulai sukses hingga menghantarkannya keliling dunia saat bertugas melakukan pengawalan Presiden Soekarno. “Saya sudah pernah ke Washington DC tahun 1959 ketika Indonesia masuk menjadi anggota PBB. Ke Inggris, Saudi Arabia, India, serta beberapa negara di belahan dunia,” kenangnya lagi. Banyak peristiwa dan kenangan yang tak bisa dilupakan sepanjang hidupnya. Apalagi, ketika dia melihat langsung presiden Soekarno sakit, dan harus mendapat perawatan intensif dari dokter kepresidenan. Kala itu, sebelum wafat, Presiden Soekarno pernah berpesan khusus agar melanjutkan perjuangan kemerdekaan

Indonesia. “Suroso, kamu saya tinggal dulu. Kamu teruskan perjuangan ini,” ucap Suroso menirukan ucapan Presiden Soekarno kala itu. Sepeninggal Presiden Soekarno dan di era kepemimpinan Presiden Soeharto, tepatnya tahun 1968, jabatannya sebagai pasukan pengawal presiden tetap berlanjut. Hanya saja ketika itu, Presiden Soeharto lebih berkonsentrasi pembangunan di dalam negeri. Pembangunan infrastuktur di Indonesia mulai banyak dibangun, seperti pembangunan waduk karangkates, gajah mungkur, serta fasilitas lainnya. Melalui program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). “Pak Harto banyak berjasa di negara ini, sampai dulu terkenal bapak pembangunan Indonesia,” imbuhnya. Sebelum jabatannya berakhir di tahun 1987, pangkat terakhir Suroso adalah Brigjen Kopasus. Dia pernah bertugas menjadi pasukan khusus pembebasan ke Timor Timur. Dari empat jendral yang dikirim, dia salah satunya yang masih pulang dengan selamat. Melihat jabatan dan pengabsiannya pada nusa bangsa dan negara ini, tak pantas rasanya jika Suroso harus tinggal di rumah kontrakan. Apalagi di masa tuanya, dia tidak tinggal

serumah dengan tujuh anak kandungnya. Meski hidupnya sederhana, Suroso tak berharap apapun dari negara dan pemerintah. Karena apa yang dia lakukan kepada bangsa negara ini tulus sebagai buah pengabdian warga negara kepada tanah tumpah darah. “Biarlah, hidup saya seperti ini saja sudah cukup. Saya mau minta apa lagi, sudah banyak yang saya terima dari ibu pertiwi ini,” serunya. Sebagai seorang veteren pejuang kemerdekaan, sebetulnya Suroso sudah diberikan tempat tinggal oleh pemerintah di Markas Besar Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia (Mabes PKRI) atau yang terkenal dengan nama Gedung Pola Bung Karno, di jalan perintis kemerdekaan nomor 56 Jakarta. Sejak setahun terakhir, dia memilih pulang ke Banyuwangi agar bisa bertemu dengan buah hati hasil pernikahannya dengan istri asal Jepang, Hiromi Siyojima. Putrinya itu diberi nama Siyotiye atau dalam bahasa Jawa dia menyebut dengan nama Satiyem. Arti nama itu tak lain adalah ati hang ayem (hati yang tentram). “Saya bersyukur, di masa tua saya saat ini, hati saya selalu tentram meski hidup sederhana,” pungkasnya. (aif)

Ketua KPU Syamsul Arifin mengatakan, KPU mengajukan anggaran Rp. 37 miliar untuk pilbup 2015 putaran pertama. Sedangkan jika terjadi putaran kedua, maka anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp.17 miliar. “ Totalnya memang kelihatan cukup besar Rp. 54 miliar, tapi anggaran itu akan habis jika ada dua putaran. Kalau satu putaran hanya butuh anggaran Rp 37 miliar saja,” katanya. Pada pemilu kepala daerah (pilkada) lima tahun lalu, kata

Syamsul, anggaran pilbup 2015 mengalami peningkatan karena ada beberapa pasal dalam Perppu Nomor 1 tahun 2014 yang tidak ada pada pelaksanaan pilkada 2015. Beberapa poin tambahan anggaran itu adalah kegiatan pembatasan kampanye terbuka. Dalam Pasal 69 Perppu Nomor 1 tahun 2014, sebut Syamsul, kampanye dapat dilaksanakan melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, debat publik/ debat terbuka antar calon, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga, iklan media massa yang difasilitasi

KPU provinsi dan kabupaten/ kota. “ Untuk anggaran kampanye pemilu 2015 ini semuanya didanai negara,” jelasnya. Sehingga, lanjut Syamsul, jika ada kenaikan pengajuan anggaran sebesar Rp 2 miliar itu masih rasional. Selain adanya perbedaan kegiatan pemilu 2010 lalu juga karena hargaharga kebutuhan kegiatan pilbup juga meningkat dibanding pilkada 2010. “ Saya harap, tim anggaran eksekutif dan legislatif bijak dalam menetapkan anggaran pilbup 2015 ini,” harap Syamsul. (ddy/afi)

Dirancang Arsitek Budi Pradono n TIC BERDIRI... Sambungan dari Hal 25

Dengan demikian, pengunjung Gunung Ijen bisa membeli souvenir khas Bumi Blambangan kawasan wisata yang merupakan salah satu dari segitiga berlian (triangle diamond) Banyuwangi tersebut. Peresmian TIC di Pos Paltuding itu dilaksanakan Bupati Anas sesaat sebelum membuka konser amal bertajuk Jazz Ijen Banyuwangi Sabtu siang (8/11). Hadir dalam acara peresmian itu antara lain Wakil Bupati (Wabup) Yusuf Widyatmoko, forum pimpinan daerah (forpimda) Banyuwangi, dan Wabup Situbondo, Rachmad. Selain kalangan pejabat, artis-artis pendukung acara Jazz Ijen Banyuwangi, seperti Deddy Dukun, Faris RM, dan Imaniar juga hadir dalam peresmian tersebut. Peresmian gedung TIC itu

ditandai penandatanganan prasasti pembangunan TIC dan toilet di kawasan wisata Ijen oleh Bupati Anas. Tidak hanya satu prasasti, Anas juga menandatangani prasasti pengadaan jaringan air bersih di kawasan Paltuding, Ijen. Kepada wartawan, Anas mengatakan peresmian TIC di Paltuding tersebut menjadi simbol informasi pariwisata yang menghubungkan Ijen dengan pengembangan pariwisata lain di Banyuwangi. “Tempat ini sekaligus menjadi pusat kerajinan daerah,” ujarnya. Fungsi lain yang tidak kalah penting, kata Anas, gedung TIC tersebut bisa dimanfaatkan untuk tempat pertolongan pertama jika ada pengunjung Ijen yang mengalami kecelakaan. “Sehingga penanganan pengunjung Ijen yang mengalami kecelakaan bisa lebih cepat. Gedung ini tidak disewakan,” cetusnya. Gedung yang dirancang oleh

arsitek Budi Pradono tersebut memiliki sebuah kamar berukuran besar dengan dua tempat tidur. Kamar ini bisa menampung 3 hingga 4 orang. Selain itu ada pula ruang pertemuan; ruang pamer untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); pojok informasi; dan dapur. Gedung TIC itu juga dilengkapi dengan dua toilet, musala kecil, teras, serta sebuah taman kecil yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sementara itu, kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (PU-BMCKTR), Mujiono mengatakan, untuk pengadaan jaringan air bersih, sumber berasal dari Gunung Meranti yang hanya berjarak enam Kilometer (Km) dari Gunung Ijen. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan Paltuding dan diteruskan pula ke shelter-shelter di bawah Paltuding. (sgt/aif)

Diajari Berkendara yang Benar n PAKAI SARUNG... Sambungan dari Hal 25

Termasuk pentingnya mengenakan kelengkapan seperti helm dan sabuk pengaman untuk keselamatan si pengendara. Gus Hisyam memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan Satlantas Polres Banyuwangi tersebut. “Kami berterima kasih kepada Kapolres Banyuwangi dan juga Kasat Lantas karena telah melaksanakan kegiatan ini di pesantren kami,” ujarnya.

Kapolres Banyuwangi AKBP Tri Bisono Soemiharso yang hadir dalam kegiatan tersebut juga memberikan pembekalan kepada para santri yang akan mengikuti ujian SIM. Menurut Tri Bisono, kegiatan SIM Komunitas Pesantren ini untuk melayani pembuatan SIM bagi para santri dan pengurus pondok pesantren. Selain itu, kegiatan ini juga untuk ajang sosialisasi kepada santri agar lebih mengetahui bagaimana berkendara yang baik dan benar. “Dengan mengetahui

bagaimana berkendara yang baik dan benar kita harapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan,” harapnya. Sementara itu, usai menerima pengarahan dari kapolres dan kasatlantas, para santri pagi langsung mengikuti ujian praktik yang dilakukan di halaman pesantren. Uniknya, para santri yang mengikuti ujian praktik dengan mengenakan sarung dan bercelana banyak yang dinyatakan lulus. Mereka pun berhak mendapatkan surat izin mengemudi. (azi/aif)

Dapat Rp 14 Juta Saat Panen n PRODUKSI... Sambungan dari Hal 26

“Sekali panen petani bisa mendapatkan penghasilan Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Bahkan belum lama ada petani yang mendapat 14 juta saat panen,” bebernya. Kelompok nelayan rumput laut Siragil juga melakukan pengaturan sistem tanam agar tiap hari ada petani yang melakukan aktivitas panen secara bergantian. “Kita atur sedemikian rupa agar ada aktivitas yang terus berjalan. Ekspor ke Jepang dan Tiongkok, pihak pemesan men-

gambilnya tiap minggu. Sekali kirim kita bisa memasok sekitar 20 ton,” kata dia. Saat ini, ungkap Siswandi, ada sekitar 300 nelayan yang terjun sebagai petani rumput laut di sekitar pantai Wongsorejo. Jika dahulu para nelayan itu melaut hanya untuk mencari ikan, sekarang sudah banyak punya pekerjaan tambahan menjadi petani rumput laut. “Alhamdulillah hasil rumput laut bisa menyejahterakan banyak orang di daerah ini dan mengurangi angka pengangguran. Padahal dulu sebelum booming rumput laut, angka kriminalitas cu-

kup tinggi, tapi kini sudah jauh berkurang karena mau kita ajak budi daya ini,” tuturnya. Peningkatan kesejahteraan juga dirasakan oleh kalangan ibu-ibu di sekitar lokasi budi daya rumput laut. Mereka rata-rata menjadi buruh potong rumput laut tersebut. Salah satunya Jamilah, 40. Dia mengaku dalam sehari bisa memotong 15 tali sampai 20 tali rumput laut. Untuk setiap tali dia mendapat upah Rp 2 ribu. “Lumayan dari pada menganggur, kalau kerja begini sehari bisa dapat uang Rp. 40 ribu,” akunya. (sgt/afi)

Kemenangan Hasil Kerja Keras Tim n LIBAS... Sambungan dari Hal 34

Kapten tim Putri Banyuwangi, Yolanda Betha menambahkan, jika timnya memang ingin memberikan prestasi terbaik untuk Banyuwangi. Dia mengaku, hasil tersebut berkat kerja keras. ‘’Kami semua bangga sekali,’’ terangnya. Di kubu lawan, pelatih kepala

Vita Solo, Agus S mengakui jika timnya memang kalah. Faktor kekalahan timnya adalah masalah motivasi. Menurut dia, motivasi anak asuhnya memang menurun dalam partai final. ‘’kalau mainnya seperti tadi, kami tidak bisa sampai masuk final,’’ katanya. Kapten Vita Solo, Rika Yuniar menambahkan, performa timnya memang menurun dalam per-

temuan kedua itu. Sehingga, timnya harus kehilangan trofi bergengsi dalam ajang tersebut. ‘’Performa kami memang menurun,’’ tandasnya. Sementara itu, pada pertandingan lain, tim putra, TNI AL berhak menggondol juara ketiga. Hal itu setelah sukses memperdayai PDAM Sidoarjo dengan skor 3-0 (25-23, 25-19, 27-25). (ton/als)


RADAR GENTENG

36

R A D A R

Jawa Pos

Senin 10 November 2014

B A N Y U W A N G I

Dua Nelayan Mengapung di Pantai Bango SILIRAGUNG - Dua nelayan tewas saat mencari ikan di perairan dekat Pantai Bango, Dusun Purwoasri, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, kemarin. Keduanya tewas akibat digulung ombak. Mayat korban akhirnya ditemukan di Pantai Bango sekitar pukul 04.00, kemarin. Dua nelayan nahas itu adalah Tumiran, 60, warga Dusun Pecemengan, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, dan Suraji, 65, asal Dusun Sukorejo, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo. Keduanya ditemukan mengapung di atas air dalam kondisi sudha tak bernyawa di Pantai Bango. Diperoleh keterangan, kedua nelayan tersebut berangkat dari rumahnya masing-masing untuk mencari ikan dengan cara memancing dan menjala di pantai sekitar pukul 19.00. Namun hingga larut malam, kedua korban yang biasanya pulang ternyata tak juga kelihatan di rumahnya masing-masing. Hal ini kemudian mengundang kekhawatiran pihak keluarga. Karena tak kunjung pulang, malam itu juga akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk mencari kedua

korban ke tempat biasanya mencari ikan di Pantai Bango. Setelah melakukan pencarian selama beberapa jam, pihak keluarga korban dikejutkan

dengan mengepungnya dua sosok mayat di atas air di tempat kejadian perkara. Ternyata dua sosok mayat yang ditemukan mengapung pada

pukul 04.00 tersebut adalah Tumiran dan Suraji. Kontan penemuan ini mengundang perhatian warga sekitar lokasi penemuan mayat. “Pagi itu juga kedua

Bango memang dikenal cukup deras. “Kemungkinan terbawa arus saat menjala ikan, ketika ditemukan, tangan korban juga masih terikat di jala,” ujarnya. (azi/aif)

sama sekali tidak ada luka pada tubuh kedua korban. Keduanya diduga meninggal lantaran terbawa arus ombak yang cukup besar. Selama ini, arus di Pantai

Banyuwangi Bersih & Ramah PT IROHA SIDAT INDONESIA

Setiap Rumah Wajib Tanam Toga Hindari MCK di Sungai

DSP Genteng Gelar Pasarku Pintar dan Sehat GENTENG – Danamon Simpan Pinjam (DSP) PT Bank Danamon Indonesia, melalui kantor DSP Genteng menyerahkan bantuan 60 unit tempat sampah di areal Pasar 2 Genteng Kulon. Penyerahan tempat sampah yang berlangsung Sabtu (8/11) lalu secara simbolis diberikan oleh kepala unit DSP Genteng Frangky Huwae kepada kepala Pasar 2 Genteng Kulon Katiman. Acara yang bertema Pasarku Pintar, Sehat & Sejahtera tersebut mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung dan pedagang Pasar 2 Genteng Kulon. Acara yang diikuti oleh semua pimpinan dan karyawan DSP Genteng, hadir pula bagian RFSM Danamon Pusat Sonny Setiawan dan Dwi Puji Rahayu bagian RSMMM. Sedangkan dari Danamon Banyuwangi dihadiri bagian FUM, yaitu Jasuli. Selain itu, pada acara tersebut pihak Danamon juga memberikan informasi kepada pengunjung dan padagang pasar bahwa DSP (Danamon Simpan Pinjam) Genteng juga memberikan kredit untuk semua penguhasa dengan proses yang sangat cepat serta bunga yang relatif ringan. Bukan hanya kredit saja yang bisa di dapat di Danamon Simpan Pinjam, para masayarakat bisa menabung di DSP Genteng. Selain itu juga ada program Asuransi Prima Jaga yang tentunya produk dari Bank Danamon. Menurut kepala Unit Manager DSP Genteng Frangky Huwae mengatakan,”Dengan adanya bantuan tempat samapt yang di diberiakn oleh Yayasan Danamon Peduli ini, para pedagan pasar maupun pengunjung akan semakin peduli dengan kebersihan”. Selain itu Frangky juga ingin mendekatkan Danamon kepada para nasabahnya juga masyarakat umum tentang

mayat korban langsung dibawa ke Puskesmas Siliragung,” kata Kapolsek Siliragung AKP. Bakin. Kapolsek menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan medis,

FOTO-FOTO: EKO/RABA

SIMBOLIS: FUM Danamon Banyuwangi Jasuli menyerahkan tempat sampah kepada Katiman, kepala pasar 2 Genteng Kulon. KOMPAK: Pimpinan beserta karyawan DSP Genteng foto bersama. kepdulian Danamon terhadap fasilitas umum agar kedepannya Danamon bisa menjalin kerja sama yang lebih baik dengan semua pengusaha yang ingin mersakan pelayanan Danamon yang sudah terbukti dengan slogan Sedekat Sahabat Sehangat Keluarga. Dengan adanya bantuan 60 unit tempat sampah tersebut kepala pasar 2 Genteng Kulon Katiman mengatakan, ”Menyambut baik kepedulian Danamon yang telah memberikan tempat sampah, dengan demikian secara tidak langsung Danamon melaui DSP Genteng telah ingin berpartisipasi menjaga lingkungan pasar agar lebih bersih dan sehat,semoga ini bisa bermanfaat dan mendukung kebersihan pasar 2 Genteng Kulon,” ucapnya. Frangky menambahkan dengan adanya bantuan ini saya berharap, “Intinya, kita ingin lingkungan pasar kebersihannya terjamin dan selain itu, hubungan DSP dengan komunitas tidak putus karena DSP sendiri lebih mengutamakan komunitas di sekitarnya. Jadi

kami bukan hanya berada di sekitar lingkungan pasar ataupun masyarakat tetapi dapat memberikan manfaat,” tandasnya. Sementara itu, Salah satu pedagang pasar Giyah, 45, yang juga mempunyai usaha toko Jamu Wibowo mengatakan, program Danamon Pasar Pintar dan Sejahtera menjembatani kerjasama antara PD Pasar 2 Genteng Kulon, dan Danamon. “Ke depan diharapkan kerjasama ini akan berkesinambungan dan berjalan lancar,” ucapnya. Maka dengan adanya acara ini Frangky selaku kepala Unit Manager DSP Genteng berharap untuk masyarakat yang mempunyai usaha dan ingin menyembangkan usahanya silahkan datang langsung ke kantor Danamon DSP Genteng yang alamat di utara polsek Genteng. “Selain itu Frangky juga menayatakan bahwa pelayanan di Danamon Simpan Pinjam Genteng di jamin lebih cepat dan yang pastinya akan selalu mendukung untuk pengembangan semua usaha,” tandasnya. (*/als)

BANYUWANGI-Cara menata wilayah lingkungan rukun tetangga (RT) ketika akan menjadi sebuah kampung berseri bukan satu hal yang mudah. Dibutuhkan kekompakan dan kerjasama semua warga di lingkungan rukun tetangga (RT) dan bertekad menciptakan lingkungan yang hijau, asri dan bersih dari sampah. Hijau dalam kampung berseri bukan berarti semua yang ada di lingkungan rukun tetangga (RT) harus di cat warna hijau. Misalnya, pot bunga, tempat sampah, bahkan tembok rumah berwarna hijau, namun bagaimana menata wilayah lingkungan rukun tetangga (RT) ini bisa menampilkan potensi lain yang ikut berperan dalam suksesnya sebuah kampung berseri. salah satu contohnya, jika lingkungan rukun tetangga (RT) berada di sepanjang bantaran aliran sungai Kalilo. Apakah aliran sungai ini benar-benar sudah bersih dari sampah limbah rumah tangga, BAB di sungai dan tempat mandi dan mencuci buat warga padahal kualitas airnya sangat tidak layak. Jika ini masih terjadi maka perlu adanya solusi buat lingkungan rukun tetangga (RT) tersebut agar tidak melakukan tindakan tersebut diatas. Anggota tim juri kampung berseri, Yonas mengatakan, jika rumah warga tidak memiliki tempat untuk mandi, cuci dan BAB, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah tersedianya sarana dan pra sarana penunjang seperti MCK umum. “Dengan tersedianya MCK umum ini agar dapat dipergunakan warga sehari-hari untuk mandi, mencuci

TOGA: Tim juri kampung berseri Yonas didampingi warga memeriksa tanaman toga warga Lingkungan Widyodayan, Kemasan, Kelurahan Panderejo.

FOTO-FOTO: BENNY SISWANTO/RABA

GALI INFORMASI: Tim juri kampung berseri selalu melakukan dialog dengan warga peserta lomba kampung berseri.

maupun BAB dan tentunya sehat dan higienis,” jelas Yonas. Yonas mengingatkan kepada warga

BUATAN SENDIRI: Warga RT 1 RW 2 Lingkungan Gajah Mada Penataban menunjukkan hasil jenis olahan makanan dan minumam kepada tim juri kampung berseri.

agar selalu memperhatikan sanitasi lingkungan sekitarnya, baik yang di dalam maupun di luar rumah. Rumah warga wajib memiliki sanitasi sirkulasi udara yang baik agar udara bersih dan sehat dapat kita nikmati setiap hari. “Begitu juga dengan saluran selokan jangan sampai kotor, tersumbat dan berbau karena selain bisa menimbulkan penyakit udara di lingkungan warga menjadi tidak sehat,“ ungkap Yonas. Yonas mengajak semua warga khsusunya ibu-ibu di lingkungan rukun tetangga (RT) minimal memiliki tanaman toga di setiap rumah masingmasing. Bisa dalam pot maupun ditanam dan ditempatkan di beberapa tempat strategis di area lahan lingkungan rukun tetangga (RT). “Tanaman toga banyak sekali manfaatnya, selain untuk kebutuhan memasak juga bermanfaat untuk kesehatan bahkan membuat sebuah home industry minuman. Misalnya dibuat menjadi minuman temulawak, beras kencur maupun bentuk lainnya,” ungkap Yonas. (*/als)

Sobo Asri Mendirikan SPBN di Desa Kalbut SITUBONDO-Program Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Desa Kalbut, Kecamatan Mangaran, Situbondo, telah resmi beroperasi. Grand opening SPDN milik pengusaha properti Banyuwangi H Sulistiyono ini dilakukan pada Selasa (4/11) lalu. Hadir dalam kesempatan itu perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Situbondo serta Komisaris SPDN Desa Kalbut Ny Hj Dayu Ummu, S.ST.Keb. Owner SPDN Desa Kalbut, H Sulistiyono menjelaskan SPDN adalah program

pemerintah yang menggandeng swasta untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar minyak untuk nelayan. “Tujuannya agar kehadiran SPBN baru ini cukup membantu para nelayan sehingga mereka tidak kekurangan BBM. SPDN diharapkan memberikan pelayanan kebutuhan BBM dengan harga terbaik sesuai ketetapan pemerintah,” kata developer yang memiliki beberapa perumahan dibawah bendera PT Sobo Asri itu. Sementara itu, Komisaris SPDN Ny Hj Dayu Ummu, S.ST.Keb menjelaskan keberadaan SPBN miliknya di Desa Kalbut ini diharapkan

bisa membantu masyarakat pesisir yang terdiri atas nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pedagang hasil laut, serta masyarakat lainnya yang kehidupan social ekonominya tergantung pada sumberdaya kelautan. Bahan Bakar Minyak memang merupakan elemen sangat penting dalam menjalankan kegiatannya, karena komponen biaya BBM berkisar 40-60% dari seluruh biaya operasional penangkapan ikan. “Kapasitas setiap hari SPBN di Desa Kalbut ini sekitar kurang lebih 15.000 liter,” kata Bidan yang bekerja di PKM Kertosari Banyuwangi itu. Istri dari H Sulistiyono ini mengakui, dari

FOTO-FOTO: ISTIMEWA

SELAMAT: Owner SPDN Desa Kalbut, H Sulistiyono didampingi Ny Hj Dayu Ummu, S.ST.Keb mendapat ucapan selamat dari perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Situbondo saat peresmian SPDN di Desa Kalbut

KEMBANGKAN USAHA: H Sulistiyono didampingi Ny Hj Dayu Ummu, S.ST.Keb bersama keluarga besar PT Sobo Asri usai peresmian SPDN Desa Kalbut, Situbondo.

bendera developer PT Sobo Asri ini, dirinya ingin mengembangkan sayap usahanya. Namun, pengembangan usaha ini masih berkutat pada kebutuhan hajat hidup orang banyak. Seperti Sobo Asri yang fokus pada pembangunan perumahan bersubsidi. “Nah diakhir tahun 2014 ini, kami mengembangkan usaha ke SPDN untuk membantu para nelayan. Mudah-mudahan ke depan SPDN ini bisa dikembangkan ke daerah lain,” pungkasnya. (*/als)

BERSUBSIDI UNTUK NELAYAN: Komisaris SPBN Ny Hj Dayu Ummu, S.ST.Keb


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.