26 OKTOBER
TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 25
Siswi SMP Kendat di Dapur Pakai Rafia, Korban Diisukan Hamil
PAWAI OBOR: Anak-anak Penataban mengikuti Ider Bumi dengan membawa obor Sabtu (24/10) malam kemarin.
Nyalakan Obor, Keliling Kampung, Baca Istigfar GIRI - Warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, menggelar tradisi unik dalam menyambut tahun baru Islam Jumat (25/10) malam kemarin. Setelah salat magrib, warga tumplek blek turun ke jalan. Mereka menggelar pawai keliling kampung sambil menyalakan obor dan membaca istigfar. Uniknya, di sudut-sudut kampung, seluruh warga yang berjalan beriringan tersebut berhenti sejenak dan mengumandangkan azan. Setelah azan dikumandangkan, iring-iringan warga yang membawa obor tersebut melanjutkan perjalanan menuju sudut-sudut kampung. Keesokan harinya, warga melakukan selamatan di
jalan-jalan kampung dan menggelar tikar di sepanjang jalan. ”Selamatan tersebut sebagai penutup seluruh rangkaian selamatan desa dan memperingati 1 Muharram agar desa terhindar dari malapetaka,” terang Lurah Penataban, Wilujeng Esti Utami. Pawai oncor keliling kampung itu merupakan rangkaian dari beberapa acara yang setiap tahun digelar warga Penataban. Sebelum pawai dimulai, warga lebih dahulu melangsungkan khataman Alquran dilanjutkan selamatan pada sore hari. ”Setiap 1 Muharram warga di sini selalu mengadakan tradisi Ider Bumi seperti ini. Selain memperingati 1 Muharram, tradisi ini juga sebagai
selamatan desa agar terhindar dari malapetaka,” terang salah satu warga Penataban, Sambiyono. Konon Ider Bumi sudah dilakukan sejak tahun 1044 di Banyuwangi. Saat itu wilayah Blambangan terserang pageblug (wabah penyakit). Nah, Raja Blambangan yang bernama Prabu Menak Sembuyu melakukan sayembara. Prabu Minak Sembuyu berjanji apabila ada seseorang yang bisa menghilangkan pageblug tersebut akan diberi hadiah. Pemenang sayembara jika laki-laki akan dinikahkan dengan anak Prabu Minak Sembuyu yang bernama Dewi Sekar Dadu ■ Baca Nyalakan...Hal 31
PURWOHARJO - Warga Dusun Curang Palung, RT 04/RW 03, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, heboh kemarin. Gadis setempat, Nunung Prihatin, 15, warga setempat, meninggal dengan cara tidak wajar. Pelajar kelas IX SMP PGRI Cluring itu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Dugaan sementara, korban gantung diri di dapur rumahnya menggunakan tali rafia. Tali tersebut diikat ke leher lalu dililitkan ke belandar dapur rumah. Tidak ada yang tahu persis pukul berapa Nunung gantung diri. Yang pasti, sekitar pukul 11.00 polisi berdatangan ke tempat tinggal korban bersama kakeknya tersebut. Keterangan pihak kepolisian, kali pertama ditemukan, korban dalam keadaan tergantung di tali rafia dengan panjang kurang-lebih setengah meter. “Kondisi korban menggantung menghadap ke barat,” jelas Kapolsek Purwoharjo, AKP Trijoko Setyonarso, melalui Kanitreskrim Aiptu Gatot. Gatot menambahkan, aparat
kepolisian awalnya menerima laporan dari tetangga korban yang kebetulan merupakan anggota Polsek Purwoharjo. “Setelah mendengar laporan, kami langsung mendatangi TKP (tempat kejadian perkara, Red),” imbuhnya. Sesampai di TKP, polisi masuk dapur dan menurunkan mayat korban yang masih menggantung. Tak seberapa lama, polisi membawa mayat korban ke RSUD Blambangan untuk diotopsi. Sayang, rencana otopsi diurungkan karena pihak keluarga menolak. Setelah dimintakan visum et repertum, mayat korban kembali dibawa ke rumah duka di Desa Kradenan. “Tadi sempat akan diotopsi, tapi keluarga menolak,” terang Gatot. Informasi yang dikumpulkan koran ini menyebutkan, sejak kecil Nunung tinggal bersama kakeknya. Bapaknya tinggal di Genteng dan ibunya bekerja di Bali. Saat kejadian, ibunya masih berada di Bali. Namun, setelah dikabari anaknya meninggal, sang ibu langsung pulang. Desas-desus yang berkembang di desa tersebut, korban sedang hamil ■ Baca Siswi...Hal 31
GERDA SUKARNO/RABA
KUCUR
NGOPAI
Laksamana TNI Marsetio
Bangga dengan Banyuwangi “MASYARAKAT Banyuwangi patut bangga”. Begitu kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio saat berkunjung di galangan kapal PT. Lundin Industry Invest di kawasan Pantai Cacalan, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Jumat kemarin (14/10). Jenderal dengan empat bintang di pundak itu menyatakan, kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini menjadi salah satu pusat produk pertahanan nasional yang belum dimiliki negara-negara lain di Asia. Ya, kapal rudal cepat berlambung tiga atau trimaran pesanan TNI-AL kini tengah diproduksi PT. Lundin Industry Invest. Kapal trimaran itu memiliki spesifikasi bobot 53,1 GT, panjang 63 meter, menggunakan 4x marine engines MAN yang dapat melaju hingga 35 knot. “Kapal ini dibangun dengan desain yang sophisticated (canggih) dan sulit dideteksi radar. Itu menjadi kebanggaan masyarakat Banyuwangi. Bahwa produk pertahanan nasional ternyata berasal dari Banyuwangi,” ujarnya. (sgt/c1/aif) SIGIT HARIYADI/RABA
Air Terjun Kampung Anyar Lebih Kinclong BANYUWANGI - Eksotisme air terjun Kampung Anyar terus mengundang perhatian pengunjung. Dalam liburan akhir pekan kemarin, banyak warga yang meluangkan waktu melihat keelokan air terjun di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, tersebut. Mereka memanfaatkan hari libur untuk melepas penat setelah sepekan melakukan aktivitas padat. Ramainya pengunjung yang datang di akhir pekan bisa dilihat dari tempat parkir di sekitar air terjun. Motor yang parkir di kantong-kantong parkir dan halaman rumah warga sangat banyak. Mobil-mobil pribadi juga memadati area parkir. ”Kalau hari libur seperti ini lebih ramai. Sampai sore ini sudah ratusan kartu parkir yang terjual,” ujar ketua parkir setempat, Basri. Benar, setelah menuruni tebing dari tempat parkir yang jaraknya sekitar 1 kilometer, pengunjung terlihat berjubel di air terjun tersebut. Banyak pengunjung yang hanya duduk-duduk santai sembari menikmati pemandangan air terjun yang menawan. Tidak sedikit juga warga yang mandi di bawah air terjun tersebut. ”Airnya segar dan pemandangannya indah. Capaicapai langsung hilang,’’ ujar Ana, seorang pengunjung asal Kalipuro. Para pengunjung yang datang terlihat menikmati keindahan alam yang tersaji ■ Baca Air Terjun...Hal 31
NIKLAAS ANDRIES/RABA
MASIH SIAGA: Api yang membakar kawasan lereng Gunung Ijen berangsur-angsur mulai padam.
Pasca Kebakaran, Ijen masih Siaga
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
NIKMATI LIBURAN: Pengunjung menikmati pemandangan air terjun di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah.
BANYUWANGI - Kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Ijen beberapa hari lalu kini sudah berkurang. Itu dinyatakan Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Eka Muharam, di kantornya kemarin. “Dua hari ini titik api dan asap sudah tidak tampak. Hanya ada bekas kebakaran saja” ujarnya. Berkurangnya api maupun asap di beberapa titik, menurut Eka, disebabkan faktor alamiah. “Bahan bakarnya terus berkurang,”
ujarnya. Bahan bakar yang dimaksud adalah tanaman perdu dan ilalang yang kering dan embusan angin yang kencang. Selain itu, upaya Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan BPBD juga turut andil menurunkan tensi kebakaran yang terjadi. Meski demikian, BPBD dan BKSDA masih memasang status siaga. Pasalnya, berdasar ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Fisika (BMKG) Banyuwangi kini telah memasuki musim pancaroba ■ Baca Pasca...Hal 31
Suling, Alat Musik Khas Banyuwangi yang Hampir Punah
Bisa Memainkan dan Membuat, tapi Tidak Punya Murid RITUAL SURO
Jamasan Pusaka Kerajaan Blambangan BANYUWANGI - Bagi sebagian orang, Suro identik dengan jamasan (memandikan) pusaka. Jamasan di bulan Suro memiliki nilai mistis. Seperti yang terlihat di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwagi kemarin ■ Baca Jamasan...Hal 31 http://www.radarbanyuwangi.co.id
Tidak hanya punya angklung khas, ternyata Banyuwangi juga punya suling khas. Suling Banyuwangi hanya terdiri atas empat lubang. Istilahnya dulur papat. Bernada selendro dan tanpa nada “si” dan “fa”. MH. QOWIM, Banyuwangi SELAMA ini masyarakat Banyuwangi hanya mengenal angklung khas Banyuwangi. Angklung Banyuwangi dianggap unik, karena bernada selendro dan tanpa nada “si” dan “fa”. Menjadi sangat unik karena dengan nada yang terbatas
tersebut, ternyata produktivitas musik Banyuwangi sangat luar biasa. Kuranglebih 30 album diproduksi setiap bulan dengan kualitas beragam, terutama pada tenggat 2004 hingga 2010. Jika dirata-rata, maka dalam sehari di Banyuwangi terbit satu album musik. Atas kenyataan itu, Fatah Yasin Noor menyebut, konon produktivitas seniman dan musisi Banyuwangi paling produktif se-Indonesia, atau mungkin sedunia. Padahal, tambah penyair Banyuwangi itu, dengan nada yang hanya sedikit, yakni hanya lima (do, re, mi, so, la), seharusnya produktivitas musik Banyuwangi tidak terlalu pesat. Sebab, menciptakan lagu dengan bahan baku hanya lima nada tidaklah mudah. Nah, selama ini alat musik Banyuwangi yang dianggap khas hanya angklung ■ Baca Bisa...Hal 31
KSAL Laksamana Marsetio bangga dengan Banyuwangi Belum kena ajian Jaran Goyang sudah takluk duluan!
Di Banyuwangi, radio komunitas lagi marak Saking maraknya, sampai diplesetkan jadi komunitas bikin cerai rumah tangga!
MH. QOWIM/RABA
NYULING: Arif Sugianto sedang memainkan suling khas Banyuwangi di pintu rumahnya di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi. email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
KOMUNIKASI BISNIS
26
R A D A R
Gelar Pawai Taaruf dan Santuni 210 Anak yatim BANYUWANGI – Banyak cara dirayakan warga dalam menyambut datangnya tahun baru 1 Muharram 1436 hijriyah. Di antara warga ada yang melestarikan adat, berlibur, hingga beramal. Di Kecamatan Banyuwangi, kegiatan memperingati tahun baru hijriyah itu dirayakan dengan semarak. Para pelajar tingkat SD dan MI negeri dan swasta menggelar pawai taaruf dengan start depan kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuwangi di Jalan Brigjen Katamso. Dalam pawai itu, sekitar 4000 siswa berjalan keliling Kota Banyuwangi sambil bersalawat. Dibuka dengan rombongan drum band dari MIN Sobo, Banyuwangi, pawai taaruf yang mengular ini menyusuri Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo sampai dengan jalan simpang lima. Selanjutnya, iringiringan berlanjut ke Jalan Ahmad HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336960391 THOMY 081336287999 EKO
BANYUWANGI
GERDA SUKARNO/RABA
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Minggu 26 Oktober 2014
Bupati Anas Harap Generasi Muda Suka Keroncong BANYUWANGI—Festival dan Parade Musik Keroncong seJatim berlangsung meriah. Kegiatan yang digelar selama dua hari mulai Sabtu (25/10) hingga hari ini di Gedung Wanita Paramita Kencana, Banyuwangi itu dihadiri oleh Bupati Abdullah Azwar Anas beserta beberapa pejabat Pemkab Banyuwangi. Festival ini dipelopori oleh Paguyuban Artis dan Musisi Orkes Keroncong Indonesia (Pamori). Yang menarik, festival itu diawali dengan pelantikan
TOHA/RABA
REGENERASI: Penampilan peserta festival dan parade musik keroncong yang digelar mulai Sabtu (25/10) di Gedung Wanita.
Bambang Suharto sebagai Ketua DPW Pamori Jatim. Pelantikan kepengurusan Pawori periode 2014-2019 itu dilakukan oleh Dewan Penasehat Porwori, Prof DR Nur Basuki. Ketua pantia, Hj Sakirah, BA mengatakan festival dan parade musik keroncong ini adalah agenda tahunan Porwori yang sudah digelar selama 18 tahun. Agenda tahunan ini tempatnya selalu berpindah-pindah dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya n Baca Bupati...Hal 31
BERBAGI REZEKI : Camat Banyuwangi, BAZ, dan UPTD Kecamatan Banyuwangi menyantuni 210 anak yatim di tahun baru Muharram
Yani hingga finish di kantor Kecamatan Banyuwangi. Di kantor Kecamatan Banyuwangi itu di lanjut dengan pembacaan ayat Alquran, siraman rohani dari ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Banyuwangi, Gus Shidiq. Sebagai puncak acara pemberian santunan kepada 210 anak yatim yang tersebar di seluruh
wilayah Kecamatan Banyuwangi. Menurut ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kecamatan Banyuwangi, Mustakin Hakim, santunan anak yatim ini merupakan distribusi zakat cerdas yang sudah berhasil dikumpulkan dari berbagai instansi, dinas, sekolah, muzakki perorangan serta dana bank n Baca Gelar...Hal 31
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Perum Griya Indah
Mendut Regency
Djl Rmh Perum Griya Indah Agus Salim LT 112 2 KT, 2 KM , 1 Salon H:082330231619
Dijual Rmh Type 76/150 700 Jt Mendut Regency H: 081252536667 BB 2B27BD07
Perum Bunga Residence
Perum Kalirejo
Djl Rmh Baru Perum Bunga Residence LB 36 LT 100 Hdp Utara SHM 081233643200
Dijual Rmh Prum Kalirejo Type 36/84 160 Jt Full Bngnan ada Garasi H:081252536667
BANYUWANGI ALL NEW XENIA
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
All New Xenia
Nissan Evalia
Honda Jazz
Dijual All New Xenia tahun 013 PMK 1,3cc/1.0cc pth hrg 139/119 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Nissan Evalia/livina tahun 013/014/09 PMK putih hrg 139/149/135 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda Jazz/crv/strem tahun 013/03 PMK putih/htm hrg 178,5/127/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Fortuner
Kijang Innova
Honda Jazz RS
Dijual Fortuner tahun 08 M/T (solar) PMK htm/slv hrg 229 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Kjg Innova G XS42 (solar) tahun 014/011 PMK hitam/slv hrg 239/197.5juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda Jazz RS Th 2010 Matic Hitam Hrg 177,5 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah H: 08123453975/08133589788
Nissan Datsun
Toyota Fortuner
Suzuki SX-Over
Nissan Datsun Expo dan Launching Nissan All New X-Trail 17-19 Okt 2014 di Sun East Mall Gtg, Hrg Khusus, Hadiah Langsung 0333-4460222
Dijual Toyota Fortuner Th 2012 Manual G Putih Istimewa KM 10.000 Hrg 365 Jt Nego Bisa Kredit/Cash Bisa Tkar Tambah H: 082142194111
Dijual Suzuki SX-Over 2010 P 1881 YT kondisi mulus istimewa warna silver km 24.000 harga Nego Yanti 081234632780.
New Xenia Airbags DP 29 Juta, All New Xenia Baru 1300 CC, Dobel Blower AC. Info Cash / Kredit Hub: Yaya Daihatsu Bwi 085334030737, BB 7DC2C66B
SITUBONDO Innova Djl. Inova G Diesel MT Abu-abu Hub 085859290700 TAnpa Pelantara
Perum The Lagon Residence Lokasi strategis,one gatesyst,readystoc,type60+90,jl ry yos sudarso Bwi. Hub 082331514338,081937664579
BANYUWANGI
BANYUWANGI Marketing/Salesman
Tanah Kapling
BANYUWANGI
Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631
STNK
Tanah Kavling
Hlg STNK P 3242 WA an R. Hayati, Perum Villa Sukowidi Blok K 01 RT2/4, Klatak
Dijual Tnh 2 Kav Gg. Djarum Dpn Trmnal Karangente L 200+220m2 H: 081252536667
Hlg STNK P 4731 ZC an Achmad Suryadi, Pasinan Barat RT4/3, Singojuruh
SITUBONDO
SITUBONDO
Jl. Sucipto
STNK
Djl Tanah 483m2 SHM. Jl.Sucipto. Nego. Tanpa Perantara.HP.085233376547
Hlg STNK P2537EI an Totok Arifianto Wringin Anom Barat Kebun STB
Dbthkn Marketing/Salesman di Bidang Bhn Bangunan-Cat, Gaji+Komisi Tinggi. Syart: Berpengalaman, Jujur, Krj Keras Min. SMA, Spd mtr, SIM C, Siap dgn Target Lmrn: Argopuro 8A - (0333) 412762
Karyawati Dbthkn Karyawati Bag. Adm+Gudang, Karyawan Bag. Marketing (Beras) All Area. Syarat: Min: SMA, Jujur, Kerja Keras, Pengalaman diutamakan Hub: (0333) 396659 Jam Kerja
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS,THN LAMA &TANPA EFEK SAMPING. HRG 375.000/195.000 • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH POSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 KG TANPA EFK SMPING 175.000 • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPOTEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN
• OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PADAT, KENCANG • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PENUMBUH RAMBUT BOTAK • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • PERAPAT VGN WANITA • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000
BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Jawa Pos
BERITA UTAMA
Minggu 26 Oktober 2014
R A D A R
27
B A N Y U W A N G I
Perumahan Permata Banyuwangi
Konsep Minimalis Modern dan Fasilitas Terlengkap BANYUWANGI – Perumahan yang menawarkan hunian minimalis modern kini hadir di Banyuwangi. Dengan mengikuti tren arsitektur bangunan masa depan, Perumahan Permata Banyuwangi layak menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi. Permata Banyuwangi merupakan perumahan baru yang mengintegrasikan antara keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya. Lokasi strategis juga menjadi salah satu nilai lebih dari perumahan yang terletak di kawasan Sukowidi ini. Terletak di pinggir jalan nasional, tepatnya di jl Yos Sudarso Banyuwangi. Kita hanya butuh waktu lima menit untuk ke pusat kota, sepuluh menit jika kita ingin ke Pelabuhan Ketapang. Selain itu, Perumahan Permata Banyuwangi
dibangun menggunakan bata ringan yang mempunyai banyak kelebihan dibanding bata merah biasa. Selain kokoh, bata ringan memang lagi ngetren dipakai untuk membangun perumahan di kota-kota besar. Berbagai fasilitas pendukung juga disiapkan oleh perumahan Permata Banyuwangi, seperti pagar belakang, pagar samping, wastafel, taman, dan carport sudah berpaving. Anda juga tak perlu khawatir jika musim hujan tiba, dengan kontur tanah yang tinggi, Perumahan Permata Banyuwangi akan menjadi kawasan perumahan bebas banjir. Tunggu apa lagi, segera datang ke kantor pemasaran Perumahan Permata Banyuwangi di Jl Yos Sudarso Sukowidi Telp 085258112117, 082234115746, Ayo pesan sekarang juga, unit terbatas.
Nelayan Lampon Larung Sesaji
LAKA LANTAS
PESANGGARAN - Nelayan di pesisir Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran, menggelar ritual petik laut kemarin. Dalam acara itu, mereka melarung sesaji ke tengah laut. Seperti perayaan tradisi petik laut, sejumlah sesaji yang dilarung oleh nelayan itu diangkut
dengan perahu mini. Sesaji itu berupa temiti emas yang ditaruh pada kepala sapi dan sejumlah hasil bumi dan laut. Ketua panitia petik laut, Suharsono mengatakan pelaksanaan petik laut ini diawali dengan rangkaian ritual tradisi yang dimulai sejak Jumat (24/10).
Selain menggelar larung sesaji, di lokasi yang sama juga diadakan ruwatan dengan menggelar wayang kulit. “Sebelumnya wayangan, paginya ruwatan dan dilanjutkan larung sesaji, ini untuk tolak bala,” ungkapnya. Menurut Suharsono, acara tradisi ini untuk memohon ke-
HABIBUL ADNAN/JPRS
TERBARING: Korban yang belum diketahui identitasnya berbaring di rumah sakit.
Nenek Kritis Ditabrak Motor SITUBONDO - Kecelakaan terjadi di Jalan Sucipto, Desa Talkandang, Kecamatan Situbondo. Seorang nenek yang tidak diketahui identitasnya ditabrak Honda Revo bernopol P 3594 EV hingga luka parah kemarin (25/10). Oleh warga sekitar, korban berambut putih dan tinggi sekitar 140 centimeter itu dilarikan ke RSUD dr. Abdoer Rahem, Situbondo. ”Dia mengalami patah tulang tangan kanan,” kata Kanitlaka Polres Situbondo, Ipda Sutanto. Menurut Sutanto, korban tidak membawa selembar identitas. Sehingga, sampai saat ini masih belum diketahui asalnya. “Korban masih belum bisa diajak komunikasi, juga ada warga yang mengaku keluarganya,” ungkapnya. Kecelakaan yang menimpa korban itu terjadi di Jalan Sucipto, Desa Talkandang, Kecamatan Situbondo, sekitar pukul 08.30. Saat kejadian, nenek itu sedang menyeberang jalan dari arah utara ke selatan. Pada saat itu, dari arah timur meluncur motor Honda Revo yang dikendarai Ahmad Dandi,35, warga Desa Tengir, Kecamatan Panji. “Saat ditabrak, korban sedang menyeberang jalan,” terangnya. Kanitlaka mengaku belum tahu penyebab kecelakaan itu. Yang pasti, jelas dia, akibat ditabrak motor itu korban sempat terlempar hingga tiga meter dan terkapar di jalan raya. “Kami belum mengetahui secara pasti tentang penyebab pengendara sepeda motor menabrak pejalan kaki,” katanya. Saat ini, masih kata dia, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan cara melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian. “Sebagai bahan penyelidikan kami mengamankan sepeda motor Honda Revo yang menabrak pejalan kaki tersebut,” kata Sutanto. Sutanto mengimbau kepada seluruh warga Situbondo yang merasa kehilangan anggota keluarga, untuk melihat langsung ke RSUD dr. Abdoer Rahem, Situbondo.”Ciri-ciri korban rambut berwarna hitam putih, tinggi badan sekitar 140 cm, usia sekitar 60 tahunan,” ungkapnya. (bib/c1/abi)
KECAMATAN PESANGGARAN FOR RABA
DOA: Sesepuh kampung mengiring sesaji yang akan di larung ke laut.
pada Tuhan agar para nelayan diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah saat bekerja di laut. “Bisa selamat dan rezeki yang banyak,” harapnya. Dalam acara itu, staf ahli bupati bidang ekonomi dan keuangan, Ketut Kencana NS hadir untuk mewakili Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang sedang berhalangan. Ketut oleh panitia didaulat untuk melepas tali perahu yang membawa sesaji ke tengah laut. Camat Pesanggaran, Didik Joko Wahono menyampaikan pelaksanaan petik laut di Pantai
Lampon ini merupakan simbol kekompakan TNI AL dalam hal ini Marinir, kepolisian, pemerintah, dan masyarakat. “Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama forpimka plus panitia dan segenap masyarakat Pesanggaran,” katanya. Camat juga berharap pada para nelayan untuk lebih berhati-hati dalam mencari ikan di laut. “Jajaran Marinir Lampon dan Polsek senantiasa memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar selalu menjaga keselamatan di laut,” ujarnya. (sli/c1/abi)
BUDAYA
30
R A D A R
Jawa Pos
Minggu 26 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
SAJAK- SAJAK
Di Sudut Banyuwangiku Bermimpi di sudut Banyuwangi, aku bermimpi melihat rembulan bundar, lafal Ilahi memenuhi wajahnya bintang timur, memancar terang di tengah–tengahnya ada seorang putra Banyuwangi menjadi menteri, mengukir sejarah negeri ini ada sosok satria Blambangan menjadi pemimpin masa depan yang mau dan mampu mengambil air di sumur tujuh amanah, jujur, cerdas, penyampai kebenaran teladan, dan berani memberantas kebatilan sebagai pusaka, “aji–aji”. di sudut Banyuwangi, aku bermimpi ada seorang putra Banyuwangi terlihat seperti matahari, cerah, cerlang (sun rise of java) terbit dari ujung timur Pulau Jawa Menerangi Jawa Dwipa Menumbuhkan ke damaian Mengajak kemajuan Menegakkan akhlakulkharimah Menjadi rohmatanlilalamin
Jalani Langkahmu
Judul ABSTRAK
n? Kirim ke isi, atau lukisa akan mepu , en rp ce Punya . Kami wi@gmail.com mi tidak budayaradarb M an ini. aaf, ka muat. m la ha di a ny ng di nerbitkan bagi naskah ya n la ba im an ak menyedi
Pengirim: Rohid Bahrul Fatoni MI Sabilul Muta’alimin
Untuk Sahabat Sugiyarwadi, Tiga kembang kau petik kau pajang di taman hatimu beradu waktu di ruang tamu ragamu tiga kembang memang harus kau pilih pendobrak semangatmu pembuka langkah petualanganmu pahlawan jalan terjalmu dari warna–warna yang memesona kembang–kembang itu mengiringi kepergianmu hari ini kami harus membaca surat ikhlas tak terbatas kau tinggalkan kembang–kembang itu memenuhi batas waktu menapaki jalan langkahmu selamanya di antara tumpukan jasa dan jasa MULYADI. Guru SMPN 1 Cluring.
Aku Ini Orang Besar Oleh Siti Maesaroh*
Orang-orang di kampungku masih mempercayai petuah orang tua zaman dulu, “Perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi! toh ujung-ujungnya ke dapur juga”. Itu artinya setelah lulus sekolah, perempuan menikah dan menjadi istri yang mengurus rumah tangganya. Sedangkan laki-laki harus bekerja untuk bekal menikah dan menghidupi keluarganya. Mereka tidak terlalu peduli dengan pendidikan. Sekolah hanya membuang-buang uang. Sekolah selama sembilan tahun sudah sangat cukup. Yang penting bisa membaca, menulis, dan menghitung. Kalaupun ada yang menyekolahkan anaknya lebih dari itu sudah bisa ditebak, Kalau bukan kepala desa pasti juragan tanah. Hanya orang-orang itu yang mampu dan mau membayar sekolahan. Pernah ada seorang petani yang menyekolahkan anak laki-lakinya sampai perguruan tinggi. Dengan susah payah ia mengusahakan biaya agar anaknya bisa lulus menjadi sarjana. Bekerja setiap hari hingga berutang sana-sini. Setelah empat tahun, akhirnya anaknya lulus dengan gelar S.E. (Sarjana Ekonomi). Petani dan keluarganya sangat senang dan bangga. Mereka dapat membuktikan pada orang-orang kampung bahwa tidak hanya kepala desa dan juragan tanah yang bisa menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi, petani pun bisa. Semua orang sangat kagum dengan si petani, beberapa berniat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi pula. Namun, kekaguman orang-orang tidak bertahan lama. Setelah satu tahun, anak petani bekerja bank. Bukan tempat orang datang untuk menabung atau meminjam modal, melainkan kuli bank-ngunan. Sementara petani tersebut dikejar-kejar penagih utang setiap hari. Orang-orang semakin tidak percaya pada pendidikan tinggi. Pendidikan tidak ada gunanya dan hanya membuang-buang uang. Mereka tidak mau bernasib sama dengan si petani miskin. ***** Semakin sedikit orang yang percaya bahwa pendidikan tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolahku ketika pidato upacara Hari Pendidikan Nasional, “Kemiskinan merupakan penyakit turun temurun. Kemiskinan diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, kita harus memutus rantai kemiskinan itu melalui pendidikan yang tinggi”. Aku sangat setuju dengan pernyataan kepala sekolahku. Seperti hujan di musim panas. Aku mengangguk berulang kali. Sampai di rumah, kusampaikan pesan tersebut pada ibuku. Ibu hanya diam sambil terus menganyam tikar pesanan tetangga. Suatu malam setelah kelulusanku dari SMP, aku bermimpi bertemu Pak Soekarno. Ia menjabat tanganku kemudian memelukku. “Apakah kelak kamu mau menggantikanku menjadi orang nomor satu di Nusantara ini?”, Bisiknya. Mendengar pertanyaan itu aku menangis hingga sesenggukan. Aku jawab sambil terus menangis, “Maafkan saya, Pak. Saya tidak bisa. Saya ini orang bodoh. Bagaimana saya bisa menggantikan Pak Karno kalau saya hanya tamatan SMP”. “Jika demikian, sekolahlah hingga kamu menjadi sarjana tiga kali!” Tangisanku semakin menjadi-jadi hingga tidak terasa air liur telah membanjiri bantal. Sejak malam itu aku yakin, kelak aku menjadi orang besar, orang nomor satu dan untuk mewujudkannya aku harus terus sekolah. Kuceritakan mimpiku pada ibu dan abangku dengan semangat perjuangan. Aku harap mereka sadar dan mau menyekolahkanku setelah mendengarnya. “Mau sekolah bagaimana? Lihat! Rumah kita hampir ambruk. Sudah harus dibetulkan. Sudah sepuluh tahun ibu nabung, tapi tetap belum cukup. Eh, kamu malah minta sekolah. Kamu gak kasihan sama ibu? Apa kata orang-orang nanti. Perempuan gak usah sekolah tinggi-tinggi. Toh nanti kerjanya cuma ngurus rumah dan keluarga.” sementara abang-
ku hanya diam dengan tatapan kosong. Pada akhirnya aku bisa melanjutkan sekolahku hingga SMA. Begitu beruntung hidupku. Itu pun setelah aku menangis selama dua hari dua malam tanpa makan lalu nekat minggat dari rumah selama seminggu. Kupecahkan celengan hari rayaku untuk bekal ke Surabaya, mengunjungi salah satu saudara yang berhasil menjadi sarjana dengan biaya sendiri. Aku sangat sadar, ibu tidak punya uang untuk membiayaiku sekolah. Ibu hanya seorang pembuat tikar daun pandan. Mendapatkan uang tidak setiap hari, hanya jika ada yang memesan tikar buatannya. Sedangkan bapak tak tahu di mana, masih hidup atau sudah mati aku tidak peduli. Otakku penuh dengan mimpi-mimpi masa depan yang indah. Aku berencana mengikuti jejak saudaraku, sekolah sambil kerja. Melihat semangatku yang tak kunjung padam, abang menjadi tidak tega. Akhirnya, ia memutuskan merantau ke Kalimantan demi membiayai sekolahku. Aku akan buktikan pada ibu, abang, dan orang-orang
kampung. Kelak aku akan jadi orang besar. Kalau tidak jadi orang besar, minimal jadi istrinya orang besar. Aku sudah merencanakan semuanya dari awal. Setelah lulus sekolah nanti, aku akan mencari beasiswa ke perguruan tinggi. Mengambil Jurusan Hubungan Internasional dan lulus dalam waktu empat tahun. Kemudian bekerja di kedutaan selama dua tahun. Terakhir menikah dengan seorang laki-laki tampan direktur bank dan mempunyai dua anak. Komplet. ***** 03.24 a.m aku terbangun mendengar tangisan anakku. Rupanya dia buang air kecil. Kuganti popoknya yang basah dengan kain kering. Kutimang-timang hingga ia tidur kembali. Aku masih mengantuk. Setelah anakku tidur, aku juga kembali tidur di samping suamiku. Rencanaku agak meleset. Memang aku sudah menjadi sarjana. Tetapi aku bukan orang besar atau istri orang besar. Berulang kali aku ditolak melamar kerja. Sempat diterima menjadi guru honorer di sebuah sekolah dasar
selama tiga tahun, kemudian diberhentikan. Sekolah tidak mampu menggaji guru tambahan sebab murid yang mendaftar semakin sedikit. Setelah itu kerjaku hanya beres-beres rumah dan masak. Menjadi pengangguran selama sembilan tahun. Aku adalah orang kedua yang gagal membuktikan pada orang-orang kampung bahwa pendidikan tinggi dapat membuat hidup lebih sejahtera. Aku menjadi bahan tertawaan. Perempuan miskin yang bermimpi jadi ratu. Seperti terjatuh dari atas menara. Sakit. Namun, harus bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur, dijadikan bubur ayam pun sudah tidak bisa. Suamiku seorang laki-laki berada, tampan, berkaca mata. Dulu ketika dia berencana melamar ke rumahku, aku mencoba bunuh diri. Aku tidak terima dengan takdir yang digariskan Tuhan. Sungguh kejam. Perjuanganku tidak berbalas apa-apa. Kutenggak racun tikus yang sudah kucampur dengan gula. Kurasakan kepalaku berat, perut mual, kemudian busa putih keluar dari mulutku. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Tersadar, aku berbaring di tempat tidur rumah sakit. “Alhamdulillah… Nduk!” kuperjelas penglihatanku. Di sebelahku ada ibu yang duduk di kursi sambil menangis. Abangku berdiri di samping ibu. Kenapa kamu tidak bilang langsung sama ibu? kalau kamu tidak mau dilamar Nak Joko. Jangan nekat begini. Ibu sudah bilang sama keluarganya Nak Joko kalau kamu tidak bersedia dilamar. Sekarang kamu istirahat saja. Tidak usah menyesali yang sudah terjadi. Gusti Allah pasti punya rencana yang lebih indah untukmu.” Ibu menyeka air matanya. Aku hanya diam sementara air mataku terus menetes tanpa kusadari. Selama di rumah sakit aku merenung. Tidak ada laki-laki di kampung yang mau menjadikanku istrinya. Mereka semua takut padaku. Pendidikanku terlalu tinggi dibandingkan mereka. Pilihanku semakin terbatas. Usiaku sudah tiga puluh empat tahun. Semua orang memanggilku perawan tua. Hanya Mas Joko yang bersedia menjadikanku ratu di istananya. Dia tidak melihat siapa aku. Iya. Mas Joko tidak bisa melihat. Tetapi, aku tahu dia menyayangiku. Aku harus bisa menerimanya dengan kekurangan yang ia miliki seperti dirinya yang memilih aku dengan segala kekuranganku. Inilah yang ditakdirkan Tuhan untukku. Cerita yang tidak bisa aku tebak akhirnya. Kutarik lengan ibu agar mendekat padaku. Kubisikkan dengan suara lemah pada telinganya, “Aku bersedia menjadi istri Mas Joko.” ) Pencinta karya sastra prosa.
Jawa Pos
Minggu 26 Oktober 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
Ada Keris Berumur Satu Setengah Abad ■ JAMASAN...
Sambungan dari Hal 25
Sejumlah benda pusaka peninggalan Kerajaan Blambangan dikeluarkan untuk dijamasi. Ada bermacam benda pusaka yang dijamasi siang kemarin, mulai keris, tombak, hingga pedang berukuran besar milik Raden Tumenggung (RT) Pringgokusumo yang memerintah Banyuwangi pada tahun 1867 hingga 1881. Jamasan benda pusaka itu merupakan kegiatan budaya yang rutin dilakukan setiap Suro (Muharram). Dalam ritual kemarin, sejumlah benda pusaka dimandikan dengan mengundang orang yang ahli di bidangnya. Jamasan merupakan bagian dari kegiatan kebudayaan dan boleh disaksikan masyarakat umum. Prosesi jamasan diawali dengan penyerahan sejumlah benda pusaka oleh Kepala Disbudpar Banyuwangi MY. Bramuda kepada KRT. H. Ilham Trihadinagoro yang dipercaya melakukan penjamasan benda pusaka tersebut. Setelah membaca mantra, Ilham memulai membersihkan sejumlah benda pusaka itu di pelinggihan Disbudpar. “Jamasan sebenarnya tidak harus bulan Suro (Muharram),
Sambungan dari Hal 25
Bisa jadi akibat kehamilan itulah korban memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun, desas-desus itu dibantah keras pihak kepolisian. Pihak kepolisian mengimbau warga tidak menyimpulkan sendiri motif gantung diri tersebut. Hal ini
RITUAL SURO: Ilham Trihadinagoro sedang memandikan keris di pelinggihan kantor Disbudpar Banyuwangi.
GALIH COKRO/RABA
tapi bulan ini dianggap yang paling baik,” kata Ilham Jamasan pusaka tersebut digelar mulai 25 Oktober hingga 2 November mendatang dan dibuka untuk umum. Tujuan kegiatan tersebut, tak lain melestarikan kearifan lokal ruwatan, merawat pusaka dan tosan aji. Selain jamasan pusaka, juga digelar berbagai kegiatan lain, seperti pameran pusaka, sarasehan, dan konsultasi pera-
watan pusaka. Pusaka-pusaka yang dipamerkan berjumlah ratusan dan semua memiliki nilai seni dan sejarah tinggi. Pusakapusaka tersebut adalah pusaka yang pernah digunakan di zaman Kerajaan Majapahit, Blambangan, Pajajaran, Sriwijaya, Melayu, Bugis, Bali, dan Lombok. “Keris berumur 1,5 abad juga saya pamerkan dalam kegiatan ini,” imbuh Ilham. Diharapkan, dengan kegiatan
jamasan pusaka dan tosan aji tersebut, pusaka-pusaka yang telah banyak menyimpan energi negatif bisa dilepas, dibersihkan, dan diganti energi positif. Sehingga, akan berdampak baik terhadap sang empunya (pemilik). “Biasanya ada cerita jika ada keris yang sampai bergoyang, bahkan sampai berpindah tempat, itu karena terlalu banyak energi negatif dan tidak pernah dijamasi,” tandas Ilham. (ddy/c1/aif)
dilakukan untuk menghindari polemik yang bisa saja terjadi. “Kita masih penyelidikan, penyebabnya masih belum kita simpulkan,” tegas Kanitreskrim Aiptu Gatot. Hingga berita ini selesai ditulis, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga masih menunggu kedatangan ibu korban dari Bali. “Sekarang mayatnya sudah di rumah
duka. Masih menunggu ibunya dari Bali,” kata Gatot. Sementara itu, kematian gadis yang masih duduk di bangku kelas 9 SMP PGRI Cluring tersebut mengagetkan banyak orang. Salah satunya Nyoto, 47, guru olahraga di sekolah tempat korban belajar. Dia mengungkapkan, sehari-hari siswi tersebut terlihat biasa-biasa saja seperti siswa-siswi lain. “Sehari-
hari ya biasa, tidak ada yang mencurigakan. Saya kan guru olahraganya, jadi tahu,” ujar Nyoto. Untuk menghormati korban, kemungkinan besar pada Senin besok (27/10) akan dilakukan penghormatan terakhir yang dilakukan seluruh warga sekolah. “Nanti kepala sekolah akan mengadakan penghormatan terakhir kepada almarhum,” tandas Nyoto. (sli/c1/aif)
Oncor Simbol Penerang Dunia ■ NYALAKAN...
Sambungan dari Hal 25
Apabila yang bisa menghentikan adalah perempuan akan dijadikan anak angkat Prabu Menak Sembuyu. Datanglah Syekh Maulana Ishaq yang pada waktu itu datang ke Blambangan untuk menyebarkan agama Islam. Mengetahui ada
sayembara, Syekh Maulana Ishaq menyarankan warga mengadakan Ider Bumi sambil berdoa membawa oncor. Ternyata setelah dilakukan Ider Bumi, pegeblug itu hilang. Sambiyono yang juga anggota Dewan Kesenian Blambangan (DKB) tersebut menjelaskan, mengapa oncor digunakan, karena itu sebagai simbol penerang duniawi. Sementara itu, membaca istigfar keliling kampung adalah
lambang menuju akhirat. ”Dulu tidak ada penerangan seperti lampu, karena itu menggunakan oncor. Setelah itu, warga mulai mempercayai bahwa setiap 1 Muharram harus diadakan Ider Bumi. Tradisi ini diteruskan kiai sepuh Penataban, yaitu (alm) KH. Abdul Wahab, dan sampai saat ini tradisi ini masih berlangsung,” terang Sambiyono. (tsf/c1/aif)
Luas Lahan yang Terbakar 150 Ha ■ PASCA...
Sambungan dari Hal 25
Sehingga terik masih luar biasa. “Panas juga menjadi salah satu penyebab kebakaran. Oleh karena itu, kami masih siaga,” terangnya. Bekas luas kebakaran diperkirakan 150 hingga 200 hektare. BPBD tidak bisa menyebutkan ukuran luas yang pasti, karena
kesulitan melakukan mapping wilayah kebakaran. Medan yang curam menjadi penyebab sulitnya pemetaan wilayah bekas kebakaran tersebut. Sementara itu, meskipun masih berstatus siaga, Eka mengatakan, aktivitas wisatawan dan penambang belerang sudah normal. “Waktu api dan asap masih terlihat, kami masih buka-tutup jalur.
Artinya, ketika titik api masih tampak, wisatawan dan penambang belerang dilarang mendaki. Namun, jika yang terlihat hanya asap, mereka diizinkan mendaki,” beber Eka. Ia berharap hujan segera turun agar status siaga itu dicabut. Seperti diberitakan sebelumnya, hutan di sekitar lereng Gunung Ijen terbakar. Kebakaran yang terjadi sejak 15 Oktober lalu itu
diduga telah memakan lahan lebih-kurang 150 hektare. Api merambat dengan cepat diduga karena beberapa alasan. Selain karena musim kemarau yang mengakibatkan banyak lahan dan kayu kering, embusan angin juga andil besar. Apalagi, di jalur yang dilalui api banyak tanaman atau pohon yang masuk kategori mudah terbakar. (cin/c1/aif)
Menangis saat Suling Banyuwangi Dimainkan ■ BISA...
Untuk Lestarikan Musik Keroncong ■ BUPATI... Sambungan dari Hal 26
“Tahun ini digelar di Banyuwangi, sekaligus memeriahkan rangkaian Banyuwangi Festival,” kata Ketua DPD Porwori Banyuwangi itu. Hal senada juga dikatakan oleh Ketua DPW Pamori Jatim, Bambang Suharto. Menurut dia, tujuan fes-
tival dan parade musik keroncong ini sebagai upaya untuk melestarikan musik keroncong yang merupakan karya asli Indonesia. Sementara itu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya memberi apresiasi terhadap pelaksanaan festival musik keroncong ini. Bahkan Bupati Anas berharap keberadaan musik
keroncong yang keberadaannya sering di sebelah mata karena selalu diminati kalangan orang tua harus lebih dikembangkan, sehingga keberadaannya sejajar dengan jenis musik lainnya. “Saya lihat tadi pesertanya ada yang pelajar, maka ini harus lebih digiatkan pengembangannya,” tegasnya. (*/abi)
Berkat Kerja Bareng Semua Pihak
Keluarga Korban Menolak Otopsi ■ SISIWI...
31
S A M B U N G A N
Sambungan dari Hal 25
Padahal, selain angklung, Banyuwangi juga memiliki alat musik lain (non-perkusi) yang juga khas. Alat musik itu adalah suling. Sama seperti angklung, nada yang dihasilkan suling Banyuwangi juga selendro dan minus nada “si” dan “fa”. Menurut Kenong, musisi muda Banyuwangi, sebetulnya suling dan angklung Banyuwangi adalah sepasang alat musik yang “kawin”. Tetapi, angklung Banyuwangi lebih familier dibanding suling. Peminat angklung Banyuwangi lebih banyak dibanding peminat suling. Sebab, memainkan angklung cenderung lebih mudah ketimbang memainkan suling. Memainkan suling membutuhkan napas yang panjang dan tiupan yang kuat. Itulah yang menyebabkan suling Banyuwangi kurang diminati generasi muda saat ini. Setelah mendapat informasi bahwa di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi, ada ahli suling Banyuwangi, Jawa Pos Radar Banyuwangi mendatanginya. Ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sepertinya peribahasa itu berlaku untuk Catur Arum dan Candra Banyu. Kedua musisi kenamaan Banyuwangi itu ternyata putra Arif Sugianto. Arif Sugianto adalah musisi Banyuwangi di era 60-an hingga 80-an. Dialah satu di antara segelintir orang yang menguasai suling Banyuwangi. Menurut Arif, suling Banyuwangi khas karena tidak ada satu daerah pun yang menyamainya. Suling Banyuwangi hanya terdiri atas empat lubang nada. Orang-orang menyebutnya dulur papat (saudara empat). Lubang tiup berada di pangkal suling bagian bawah. Suling Banyuwangi tidak ditiup dalam posisi melintang ke samping, melainkan ditiup dengan posisi membujur ke depan. Bentuk dan cara memainkan suling Banyuwangi sama dengan suling khas Sunda dan Bali. Yang membedakan, lubang nada suling khas Bali berjumlah lima, bahkan ada yang enam. “Selain itu, suling khas Bali tidak bernada selendro. Itulah
yang membedakan suling khas Banyuwangi dan suling khas Bali,” kata mantan pemain suling itu. Arif menceritakan, dulu suling dan angklung Banyuwangi bukan alat musik pertunjukan. Suling dan angklung hanya dimainkan para petani sambil menunggu padi di sawah dari ancaman burung. Nah, jika petani terdengar memainkan angklung, maka petani yang lain akan memainkan suling. Dari kejauhan, suara dua alat musim itu terdengar indah. “Itu sangat mengena di hati saya. Sampai kini saya kerap menangis ketika suling Banyuwangi dimainkan. Entah kenapa,” kata lelaki berusia lebih dari 70 tahun tersebut. Selain pandai memainkan suling Banyuwangi, Arif ternyata juga pandai membuatnya. Menurutnya, tidak banyak orang yang bisa membuat suling Banyuwangi. Seingatnya, sejak dia kecil, di Kelurahan Temenggungan hanya dua orang yang mahir memainkan sekaligus bisa membuat suling dengan empat lubang nada tersebut. Arif mengaku, mempelajari suling Banyuwangi sejak tahun 60-an. Saat itu jumlah seniman suling sudah langka. Atas dasar keprihatinan, Arif memutuskan mempelajarinya. Namun demikian, selain karena prihatin, Arif memang menyukai suara yang dihasilkan suling Banyuwangi. Setelah mahir memainkan suling dan mahir membuatnya, tidak jarang Arif diminta memainkan suling di depan orang-orang luar kota. “Entah kenapa orang-orang luar kota itu menangis saat mendengarkan suling Banyuwangi. Yang masih saya ingat adalah tamu dari Bandung. Tanpa sadar dia menangis saat mendengar suling Banyuwangi,” katanya sambil mengenang masa lalu. Suling Banyuwangi ada dua macam, yakni suling dan pethit. Suling dan pethit sejatinya sama, hanya ukuran pethit sangat kecil tidak lebih dari jari telunjuk orang dewasa. Saat diminta menjelaskan bagian-bagian suling Banyuwangi, Arif tidak keberatan. Katanya, pertama adalah ubed. Ubed merupakan keliling lubang bambu suling. Dalam membuat suling Banyuwangi, mengetahui ukuran ubed sangat penting. Sebab, itu menentukan dalam membuat lubang nada
pertama. Bambu yang baik digunakan membuat suling Banyuwangi adalah jajang tulup. “Jajang tulup dari Dusun Derwono bagus karena lebih tebal,” tambahnya. Arif melanjutkan, setelah bambu dipilih dan panjangnya ditentukan, hal berikutnya yang dilakukan adalah membuat lubang nada pertama. Lubang nada pertama adalah lubang nada terjauh dari pangkal suling. Jarak lubang nada pertama ke ujung suling adalah dua kali ubed. “Jadi keliling lubang bambu suling menentukan jarak lubang nada pertama dengan ujung suling. Biasanya dua kali ubed. Tapi itu tidak kaku, bisa lebih dan bisa pula kurang sedikit,” tambah ayahanda Catur Arum tersebut. Menurutnya, jarak tersebut salah satu yang menyebabkan suling Banyuwangi khas. Kemudian, jarak lubang nada pertama ke lubang nada kedua adalah satu kali ubed. Lagi-lagi jarak tersebut tidak kaku; bisa kurang dan bisa lebih sedikit. Di pangkal saling yang terdapat lubang tiup di bagian bawahnya biasanya terdapat tali bambu melingkar. Tapi bambu itu sengaja diikat didekat lubang tiup. “Itu namanya suwer. Agar tidak bergeser dan lepas, suwer biasanya diikat tali dan dikaitkan di badan suling. Tali itu namanya tali suwer. Dalam memainkan suling ada istilah suluk dan ngerangin,” katanya. Sementara itu, John Rahmatulloh, anggota Dewan Kesenian Blambangan (DKB), berjanji akan berkoordinasi dengan anggota DKB yang lain untuk menyelamatkan suling Banyuwangi dari kepunahan. “Sebab, menurut Pak Arif, hampir tidak ada yang bisa lagi memainkannya. Apalagi membuatnya. DKB harus membuat formula demi mencari solusi” kata fotografer kenamaan Banyuwangi itu. Di akhir wawancara Arif mengungkapkan keprihatinannya terhadap generasi muda yang enggan mempelajari suling. “Saya tidak punya murid. Padahal, saya sangat ingin suling ini dipelajari agar tidak punah. Suling Banyuwangi memang sulit, tapi tidak ada yang tidak bisa dipelajari,” pungkasnya. (aif)
■ GELAR... Sambungan dari Hal 26
Dalam kegiatan ini, zakat cerdas disalurkan sebanyak Rp 42 juta. Sedangkan penerimaan BAZ Kecamatan Banyuwangi, terang dia, sampai dengan Oktober 2014 sudah mencapai Rp 205.046.579,84. Dan distribusi ZIS pada Januari hingga Oktober 2014 mencapai Rp 116.816.995,58. Pada acara Gebyar 1 Muharram 1436 hijriyah ini, Camat Banyuwangi, Abdul Aziz Hamidi,
juga memberi penghargaan kepada lurah terbaik di Kecamatan Banyuwangi. “Ini dinilai dari berbagai aspek di antaranya pelayanan kepada masyarakat, kebersihan, partisipasi, serta aktifnya lurah,” ujar Aziz. Kegiatan gebyar 1 Muharam ini, terang dia, merupakan kerja bareng berbagai pihak. Kecamatan Banyuwangi beserta jajaran Muspika, UPTD Kecamatan Banyuwangi, BAZ Kecamatan Banyuwangi, Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Banyuwangi, kelompok kerja Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Banyuwangi. (*/abi)
Cocok untuk Liburan Akhir Pekan ■ AIR TERJUN...
Sambungan dari Hal 25
Segarnya air terjun tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. ”Airnya segar di badan. Pemandangannya juga bagus, cocok buat liburan akhir pekan. Saya asli
Banyuwangi, tapi baru kali ini tahu di sini ada air terjun sebagus ini,” kata Tutiani, pengunjung asal Surabaya. Kawasan air terjun Kampung Anyar kini terus berbenah. Semak-semak yang menutupi tebing batu sudah dibersihkan. Tebing batu tersebut kini tampak kinclong dan sedap dipandang mata. (tfs/c1/aif)
Seharusnya Diberi Kanal di AM ■ BERDALIH... Sambungan dari Hal 32
Kata Lucky, Radio Karaoke Sewu kondisinya saat ini sudah dalam taraf tidak wajar. Betapa tidak, keberadaan Radio Karaoke Sewu ini dinilai sangat meresahkan lingkungan keluarga, masyarakat, dan juga keselamatan penerbangan. Meski telah berulang kali dilakukan razia oleh balai monitoring kelas dua Surabaya, bersama dengan lembaga terkait. Tapi masih saja tidak membuat para pemilik Radio Karaoke Sewu ini jera, dan merasa takut. Di lain sisi, sudah banyak kejadian di masyarakat yang membuktikan. Bahwa dampak maraknya Radio Karaoke Sewu, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial kemasyarakatan, dan menentang normanorma yang ada. Salah satu contohnya, terjadi kebebasan pergaulan yang berdampak terhadap hancurnya hubungan keluarga. Apalagi, sampai terjadi praktikpraktik yang mengarah pada kemaksiatan. Awal mulanya se-
kadar guyon dan berkirim salam melalui udara. Selanjutnya, saling penasaran, kopi darat, dan jika sudah bertemu tidak sedikit sampai ada yang jatuh hati. “Saya menemui sendiri, ada yang sampai cerai karena kecanthol dengan sesama fans. Ada juga yang naksir dengan penyiar idolanya. Bahkan sampai menikah,” katanya. Selain itu, Radio Karaoke Sewu ini dalam membawakan isi siaran tidak memberikan wawasan dan pencerahan bagi sekelilingnya. Yang ada, hanya karaokean diselingi salam-salam saja. Mereka justru menggunakan frekuensi yang merupakan milik publik dengan seenaknya, berkaraoke ria dari pagi hingga tengah malam. Radio Karaoke Sewu itu selain frekuensinya menggunakan frekuensi FM, kanal mereka sudah diatur mulai dari 106 sampai 107. Nyatanya, masih banyak Radio Karaoke Sewu ini menggunakan kanal FM yang sudah terisi, dan tak patuh aturan tersebut. Sehingga, menutupi kanal frekuensi radio
resmi. “Hemat saya, Radio Karaoke Sewu maupun radio komunitas seharusnya diberi kanal di AM (amplitudo modulasi) bukan di FM (frequensi modulasi). Karena saat ini kanal AM kosong, tidak ada yang menggunakannya di Banyuwangi,” imbuhnya. Sementara untuk isi siaran, Radio Karaoke Sewu hendaknya juga memperhatikan dan dapat mencerminkan norma-norma yang berlaku di masyarakat sekelilingnya. Dia sepakat, jika Radio Karaoke Sewu ini turut membangun kemajuan daerah. Salah satunya dengan membuat program isi siaran yang berkualitas dan bermutu. Tidak hanya sekadar diisi karaokean saja. Banyuwangi dengan kelebihannya memiliki seribu titik WiFi, bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi yang berguna dan diselipkan selama bersiaran. “Jika ini bisa dilakukan, minimal program-program pemerintah bisa langsung tersebar luas dengan cepat,” pungkasnya. (ddy/c1/als)
Rutin Menyiarkan Dakwah Islam ■ MASIH... Sambungan dari Hal 32
Grup musik Propesor kerap kali tampil dalam setiap pertunjukan hajatan warga, mulai khitanan dan juga pernikahan. Apalagi, jika yang punya hajat adalah anggota atau penggemar dari rakom Arif Kafilah sendiri. “Yang penting ada wadah kegiatan agar mereka ini guyub, dan senang,” imbuh Isman. Selain itu, rakom Arif Kafilah ini juga rutin menyiarkan dakwah Islam, dan siaran live salat Jumat dari masjid setempat. Dengan
harapan, masyarakat bisa mendengarkan ceramah agama yang disampaikan khotib saat salat jamaah Jumat. Tidak hanya itu, sebagai sebuah bentuk tanggung jawab dan mewakili komunitas. Rakom Arief kafilah juga menyiarkan program siaran pendidikan, yakni program siaran belajar bahasa Inggris bersama yang diajar langsung oleh tutor berpengalaman. “Selain berkaraoke, kami ingin keberadaan radio ini dirasakan manfaatnya langsung bagi lingkungan sekitar,” imbuhnya.
Bisnis radio komunitas dinilainya cukup menguntungkan. Dalam sehari beroperasi keuntungannya rata-rata bisa mencapai Rp.150 ribu. Jika untuk operasional bayar listrik dan lain-lainnya selama satu bulan, sudah sangat membantu perekonomian keluarga. Itu masih hasil dari karaoke. Belum lagi hasil dari jualan kopi, es teh, dan aneka minuman lainnya. Karena para penggemar hampir dipastikan selalu minum saat menunggu giliran menyanyi. “Alhamdulillah, bisa untuk menyambung hidup,” pungkas Isman. (ddy/c1/als)
Sudah Sering Disita, tetap Mokong ■ HANYA... Sambungan dari Hal 32
Sebetulnya, Dishubkominfo sudah sering kali melakukan pembinaan dan sosialisasi pada pemilik rakom karaoke tersebut. Bahkan, pihaknya juga mengundanghadirkan KPID dan Balai Monitoring kelas dua Surabaya. Hasilnya, masih saja marak terjadi dan berkembang. Selain tahap sosialisasi, pihaknya juga berulang
kali melakukan razia bersama balai monitoring frekuensi. Hasilnya juga masih sama, meski alat dan perangkat siar seperti pemancar dan mixer disita, para pemilik buat lagi. Seolah tak ada kapok dan matinya. “Kami kewalahan. Sebetulnya yang bisa mencegah berkembangnya rakom sendiri adalah masyarakat sekitar. Jika masyarakatnya kompak melakukan penolakan, pasti tidak akan berdiri,” serunya. (ddy/c1/als)
Sering Dilabrak Istri Orang ■ MULAI... Sambungan dari Hal 32
Berawal dari situ, Mawar kerap mendapat godaan. Mulai SMS mesra, tawaran kencan, bahkan hingga ajakan phone sex. Ajakan-ajakan itu hampir tidak pernah dia tolak. Lantaran setiap ajakan selalu menjadi rupiah. Caranya, ajakan SMS mesra itu dia hanya membalas beberapa kali. Selebihnya, dia beralasan pulsanya habis. Penggemarnya pun memberikan hadiah pulsa sesuai yang dia inginkan. “Saya pernah dilabrak istri orang, ternyata SMSnya tidak dihapus. Lalu, saya ditelepon dan dimarahi habishabisan,” terang Mawar.
Sementara itu, ajakan phone sex dan kencan, dia memasang tarif. Untuk phone sex, dia mematok harga Rp 50 ribu. Terkadang hanya sampai 20 menit. Tergantung kesepakatan sebelumnya. “Mereka harus isi pulsa dulu. Setelah pulsanya masuk, baru saya layani,” katanya. Pundi-pundi pulsa yang dia miliki tidak digunakan untuk foya-foya. Melainkan dijadikan rupiah dengan cara dijual kembali jika ada seseorang yang beli pulsa. Sementara itu, tarif sekali kencan, dia pasang harga Rp 100 hingga 150 ribu satu kali jalan. Namun, khusus kencan tersebut tidak sembarangan orang dia layani. Mawar pilih-pilih lelaki yang berpenampilan menarik
dan memiliki uang lebih. Hal itu selain untuk menjaga kredibilitasnya, juga untuk menghindari gosip yang tidak sedap. Biasanya, kencan dia lakukan ketika libur kerja dan tidak ada jadwal siaran. “Kesepakatannya, kalau ajak kencan harus dijemput di tempat yang disepakati dan tidak pulang larut malam,” imbuhnya. Semua itu dilakukan Mawar demi mencukupi kebutuhan hidup anak dan keluarganya. Apalagi, anaknya yang masih sekolah kelas empat SD tersebut membutuhkan biaya. “Kalau hanya mengandalkan honor bersiaran tidak cukup. Hari gini harus pintar nyikapi sendiri, Mas,” tandasnya polos. (ddy/c1/als)
32
Jawa Pos R A D A R
Minggu 26 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
Fenomena Radio Komunitas yang Kian Menghawatirkan
Mulai SMS Mesra hingga Phone Sex MENJALANI profesi sebagai penyiar di Radio Karaoke Sewu memang menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, jika penyiar tersebut adalah seorang perempuan. Maklum, penyiar perempuan berparas cantik, bertubuh sexy, ramah, dan periang, akan lebih disukai fans (penggemar). Dampaknya, jika penyiar tersebut semakin banyak fans, maka pundi-pundi rupiah akan mengalir terus-menerus. Hampir semua Radio Karaoke Sewu membayar penyiar dengan sistem bagi hasil. Jika dalam tiga jam bersiaran penyiar mendapat Rp 100 ribu. Maka sang penyiar bisa membawa uang Rp 40 ribu dan sisanya Rp 60 ribu untuk pemilik radio (owner). Jika sang penyiar menjadi idola para fans, bisa mendapatkan lebih dari honor itu. Salah satunya mendapatkan “ceperan” dari para penggemar setianya. Seperti yang dialami Bunga (nama samaran), salah satu penyiar radio komunitas (rakom) di wilayah Banyuwangi Selatan. Dalam sehari dia bisa membawa pulang Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu. Betapa tidak, para penggemar yang datang untuk berkaraoke, biasanya memberikan uang kembaliannya kepada penyiar. “Kadang nyanyi habis Rp 3 ribu mbayar Rp 5 ribu. Kembaliannya Rp 2 ribu tidak diambil untuk bonus saya,” kata Bunga. Bonus tersebut akan bertambah terus jika selama berkaraoke, dia selalu mau diajak duet bareng. Jadi, para penggemarnya selalu puas jika dia yang bersiaran. Harapannya, tentu para penggemar tersebut akan terus datang setiap dia bersiaran. Wanita bertubuh tinggi semampai itu selalu menjadi primadona setiap bersiaran. Tak hanya suaranya yang merdu, agar menarik penggemar gadis berambut pirang itu mengaku belajar beberapa lagu yang menjadi kesukaan para penggemarnya. “Jadi, setiap saya diajak nyanyi duet selalu bisa, itu sebagai tuntutan profesi,” aku Bunga. Lain halnya dengan Mawar (nama samaran), penyiar lain. Dia bisa mengumpulkan rupiah berlebih dari honor yang diterimanya. Tapi dia sering kali digoda oleh para penggemar, baik melalui SMS maupun hand phone pribadinya. Awalnya, mereka hanya berkenalan biasa. Setelah datang ke studio karaoke, tidak sedikit para lelaki yang menjadi fans-nya meminta nomor hand phone miliknya dengan alasan demi mempererat silaturahmi. Karena desakan profesi dan agar penggemarnya lebih banyak datang ketika dia siaran, janda satu anak itu pun memberikan nomor hand phone miliknya n Baca Mulai...Hal 31
Berdalih Komunitas, Praktiknya Karaoke KEBERADAAN radio komunitas di Banyuwangi kian hari kian banyak. Bak jamur di musim hujan. Bertebaran hampir di seluruh pelosok pedesaan. Ironisnya, keberadaan radio komunitas ini praktiknya jauh dari yang diharapkan yang mewakili keberadaan komunitas tertentu. Dalam isi siaran selama seharian penuh, radio-radio ini hanya menjalankan praktik karaoke dengan membayar Rp 1000 per satu judul lagu. Lebih pas jika keberadaan radio ini tak disebut sebagai radio komunitas, melainkan radio karaoke sewu. Parahnya, keberadaan Radio
Karaoke Sewu ini seolah dibiarkan begitu saja oleh lembaga terkait. Seperti Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika. Padahal, sejumlah pemilik radio swasta nasional yang tergabung dalam PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) sudah berulang kali memberikan masukkan agar keberadaan Radio Karaoke Sewu ini segera diambil langkah masif. “Jika ini terus dibiarkan, maka akan terus bertambah banyak dan semakin tak terkendali,” ujar Lucky Lukman, programer radio Sritanjung Rogojampi n Baca Berdalih...Hal 31
Masih Ada yang Berprestasi DEDY JUMHARDIYANTO/ RABA
JADI IDOLA: Seorang penyiar radio komunitas karaoke sedang melayani penggemar berkaraoke di studio.
Hanya 18 Radio yang Berizin KEBERADAAN radio komunitas di Banyuwangi tampaknya harus mendapat perhatian dari pihak berwenang. Pasalnya, dari 24 kecamatan yang tersebar dari Kalibaru hingga Wongsorejo, jumlahnya ada 200-an lebih radio komunitas (rakom). Ironisnya, mayoritas rakom adalah radio khusus karaoke. Dari jumlah tersebut, hanya 18 rakom saja yang telah mengantongi izin resmi dari KPID (Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah) Provinsi Jawa Timur. Ke18 rakom legal tersebut dalam isi siarannya telah memenuhi aspek kriteria komunitas. Hanya beberapa jam saja yang masih membuka karaokean. Kabid Komunikasi Dishubkominfo Banyuwangi, Nunuk Sri Rahayu mengatakan, dari 200-an lebih radio komunitas, 50 di antaranya masih dalam proses pengajuan untuk mendapatkan izin dari KPID Jatim. “Minat masyarakat
mendirikan rakom sangat tinggi di Banyuwangi,” katanya. Hal itu lantaran dipengaruhi mudahnya para pemilik membeli perangkat siar radio, meskipun mereka harus merakit terlebih dahulu. Apalagi, teknisi perakit perangkat siar tersebut berkembang pesat di Banyuwangi. Belum lagi, untuk mendapatkan perangkat siar tersebut sangatlah mudah, dengan harga yang tidak terlalu mahal n Baca Hanya...Hal 31
ANGGAPAN terhadap keberadaan radio komunitas (rakom) sementara ini tidak semua negatif. Ada juga radio komunitas yang berprestasi. Salah satunya radio komunitas pendidikan dan seni Arif Kafilah FM. Radio yang didirikan tahun 2012 silam ini berhasil menjadi juara tiga terbaik dalam lomba cipta karya iklan yang diselenggarakan BKKBN Provinsi Jawa Timur tahun 2013 lalu. At a s p re s t a s i t e r s e b u t , rakom yang beralamat di Dusun Kebalan Kidul, Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, itu berhasil mendapatkan kontrak dari BKKBN Provinsi Jawa Timur,
dan mendapat uang tunai Rp 1 juta. “Kontraknya memutar iklan yang kami buat seharihari,” ungkap Isman, Dewan Penyiaran Komunitas. Prestasi lainnya, sebagai radio komunitas seni dan pendidikan. Radio dengan frekuensi 107,7 ini juga berhasil membentuk kelompok seni yang diberi nama Propesor (Profesional Patrole Seniman Osing Rogojampi). Grup musik tersebut terbentuk setelah para penggemar bertemu berkaraoke di radio. Bahkan, untuk membeli alat musik grup ini juga telah mandiri membelinya sendiri, dan sebagian alat musik perorangan n Baca Masih...Hal 31
IAII Wisuda 615 Sarjana S.1 dan S.2 Kian Dipercaya karena Mampu Melakukan Penggalian Potensi dan Kearifan Lokal BANYUPUTIH BANYUPUTI IH - Perguruan Pergu ergu guru r an Ibrahimy pagi mewiTinggi Ibrahim my p agi g iini nii m ew wiisuda 615 mahasiswa mahaasisswa sstrata trrata trat ata satu tu Ada berbeda (S.1) dan S.2. A da yyang an ng be berb rb bedaa pelaksanaan sakral dalam pelaksa anaan acara acaara ac ara sak sa akral kral dibandingkan dentersebut diba a n d ing ngkk a n de engan tahun-tahun tahun-tah hun sebelumnya. sebe se beellu b umnya yaa. diantara peserta Sebab, dianta ara p ese sert rtaa wisuwisusu u da, ada Pengasuh Pondok Penggasuh h Pon ndok PePe santren Sa Salafi ala lafiyah yah Syafi Syyafi afi’ fi’’iyah iyyah Sukorejo S Situbondo, KHR. itubon itu it ndo, do, KH do HR. R Ach. Azaim Azaaim m Ibrahimy Ibr brah him i y dan daan d sang ist istri, Ny. Hj.j. N Nurtri, IIbu bu N y. H ursari As As’adiyah. s’aadiy iyah. iya ah Mantan Menteri AgaMaantan M entte en terii A teri gaRepublik Indonemaa R ep epu publi likk Indo one--
sia, sia Prof. Dr. H. Said Agil Munawwar, MA akan memberi oranaaw si iilmiah. Begitu pula Prof. Dr. H. l Abd. Ab b A’la, M.Ag akan memberi sambutan atas nama koordinasam sa m tor t r Kopertais IV Surabaya. to Sebanyak 615 peserta wisuS da adalah mahasiswa Program Pascasarjana (prodi MagisPa ter t r Hukum Islam dan Pendite dikan d k Islam); Fakultas Syari’ah di (Prodi Mu’amalat, Ahwal al(P Pr Syahsiyah, dan Ekonomi SyaSya ri’ah); ri’a Fakultas Tarbiyah (Prodi Pendidikan Agama Islam, PenPen didikan Bahasa Arab, dan Pendid di d
didikan Guru RA); dan Fakultas Dakwah (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam dan Bimbingan Penyuluhan Islam). Selain itu, juga dari Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Ibrahimy (Konsentrasi Programming dan Multimedia); Akademi Perikanan Ibrahimy (Budidaya Perikanan dan Pengolahan Hasil Perikanan), dan Akademi Kebidanan Ibrahimy. Wisuda kali ini, juga diikuti lembaga Tahfidz. Kabid Pendidikan Tinggi, Drs. KH. Hasan Basri, Lc men-
gungkapkan, salah satu keunggulan Perguruan Tinggi Ibrahimy adalah melakukan penggalian atas potensi dan kearifan lokal. Misalnya, keunggulan dalam bidang fiqh. Ini tak lepas dari keberadaan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang dikenal sebagai salah satu pesantren yang mencetak para santri ahli fiqh. Hal ini, tentu berkat kehadiran Ma’had Aly li al-‘Ulum al-Islamiyah Qism al-Fiqh atau yang populer disebut Ma’had Aly (MA), yang berdiri pada tahun
1990. “Ma’had Aly Sukorejo kerap menjadi rujukan dan studi banding beberapa pesantren di tanah air yang mau mendirikan Ma’had Aly,” paparnya. Nah, potensi atau basis tradisi unggulan dalam bidang fiqh tersebut itulah yang kemudian membuat beberapa pihak tertarik kepada IAII. Salah satunya, Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Kemenag menilai, IAII mampu mengembangkan program unggulan dalam bentuk pusat kajian fiqh klasik dan kontemporer. (*)
Kembangkan Kajian Fiqh Berintegrasi dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi
BERI SAMBUTAN: Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR. Ach. Azaim Ibrahimy dalam wisuda sarjana IAII XXI
PADA tahun 2008, IAII termasuk salah satu dari delapan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) yang mendapat bantuan pengembangan pusat unggulan (centre of exellence) dari Depag. Bantuan ini untuk memperkuat dan membangun pusat
unggulan kajian keislaman yang lebih terpadu dan interdisipliner PTAIS. “Program centre of exellence ini tujuannya untuk mendorong sebuah PTAIS yang sudah memiliki keunggulan. Ibaratnya, Depag hanya mengasah intan bukan mencari intan,” tutur Prof. Arief Furqon, salah seorang konsultan program centre of exellence. Pengembangan program unggulan kajian fiqh IAII tersebut diarahkan pada tercip-
tanya pengembangan kajian fiqh yang terintegrasi dalam tri dharma perguruan tinggi, baik pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Aroma” fiqh tersebut tidak hanya menjalar di lingkungan IAII tapi juga Akademi. Misalnya, Akbid Ibrahimy. Para mahasiswa Ibrahimy dibekali fiqh kebidanan. Keunggulan dalam bidang fiqh dan menengok kepada potensi kearifan lokal ini, juga
tercermin dari hasil-hasil penelitian akademisi Ibrahimy. Misalnya, dosen Fakultas Syari’ah yang mengkaji kearifan lokal konsep ekonomi yang digagas KHR. As’ad Syamsul Arifin. Begitu pula Fakultas Dakwah yang mengembangkan kajian psikologi dan konseling berbasis pesantren. Dalam bidang pengabdian masyarakat, juga begitu. IAII mengembangkan kuliah kerja nyata (KKN) pemberdayaan masyarakat berbasis masjid.
Kemampuan dan keunggulan dalam bidang fiqh tersebut salah satunya karena implementasi kompetensi kepesantrenan yang digagas Pondok Pesantren Sukorejo. Pesantren yang telah berusia satu abad ini mewajibkan para santri di semua lembaga pendidikan (termasuk di lingkungan Pendidikan Tinggi) wajib mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih, mampu membaca kitab kuning, dan berakhlakul karimah. (*)
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
BERKOMITMEN: Para wisudawan-wisudawati IAII Ibrahimy dan tahfidul Quran mengucapkan ikrar bersama sebelum diwisuda, tahun sebelumnya.
RAPAT TERBUKA SENAT: Pengasuh P2S2 Sukorejo bersama jajaran guru besar, rektorat, dan dekanat dalam wisuda sarjana IAII, tahun lalu.
BERI MOTIFASI: Drs. KH. Hasan Basri, Lc, menilai salah satu keunggulan IAII adalah kemampuan melakukan penggalian potensi dan kearifan lokal.