Radar Banyuwangi | 12 Oktober 2014

Page 1

12 OKTOBER

KUCUR

TAHUN 2014

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 29

NGOPAI

Abdullah Azwar Anas

Akui Banyak Utang SANTER dikabarkan akan dipercaya menempati posisi menteri kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ditanggapi santai Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Menurut dia, kabar dirinya akan didaulat jadi menteri itu hanya versi media. Menurut Anas, saat ini dirinya fokus mengerjakan tugas-tugas sebagai bupati dengan baik. Dia mengaku masih memiliki banyak utang kepada rakyat Banyuwangi yang belum dilunasi. “Utang saya kepada rakyat Banyuwangi masih banyak. Utang tersebut harus dilunasi. Bagi saya, tugas menjadi bupati tidak kalah mulia dibanding tugas-tugas yang lain (menjadi menteri, Red),” ujarnya. (sgt/ c1/bay)

HABIBUL ADNAN/RABA GALIH COKRO/RABA

RATA TANAH: Kondisi rumah Sahe yang terbakar habis di Desa Awar-awar, Kecamatan Asembagus, Situbondo, kemarin (11/10). Penghuni rumah tersebut ditemukan tewas dengan luka bakar parah.

Kakek Tewas Terpanggang PEMERINTAHAN

Banyuwangi Dapat Dua Penghargaan Sekaligus

SEMBAGUS - Seorang kakek tewas terpanggang di dalam rumahnya di Desa Awar-awar, Kecamatan Asembagus, Situbondo, sekitar pukul 13.15 siang kemarin (11/10). Kondisi korban bernama Sahe, 80, tersebut sangat mengenaskan dengan luka bakar. Sekujur tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki nyaris hangus. Menurut Ketua RT 01-RW07, Desa Awar-awar, Puryanto, korban sedang berada di rumah mungil berukuran 2 kali 2 meter tersebut seorang diri siang kemarin. Sebab, seluruh kelu-

arganya sedang bekerja saat kebakaran berlangsung. Faktor fisik dan usia yang sudah lanjut diduga menyebabkan korban tak bisa menyelamatkan diri. Akibatnya, lelaki lanjut usia asli Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep, itu terjebak di dalam rumahnya yang terbakar siang itu. Saking lamanya terjebak dalam kobaran api, tubuh kakek tersebut nyaris tidak dapat dikenali. Saat di-

temukan, sekujur tubuhnya sudah hangus. Dari kepala sampai ujung kakinya nyaris berwarna hitam. Ketua RT, Puryanto menambahkan, Sahe diduga sedang tidur saat gubuk yang ditinggalinya terbakar.”Memang sehari-hari dia tidur terus. Namanya juga orang lanjut usia,” jelas Puryanto. Sementara itu, penyebab kebakaran masih misterius ■ Baca Kakek...Hal 35

BANYUWANGI - Partisipasi masyarakat Banyuwangi dalam menyukseskan program penanaman pohon di Bumi Blambangan berbuah manis. Pemkab Banyuwangi akan mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sebagai kabupaten terbaik pelaksana program penanaman satu miliar pohon tersebut. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, tahun lalu Banyuwangi mendapat penghargaan penanaman satu miliar pohon dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penghargaan oleh presiden itu merupakan penghargaan tingkat nasional. Nah, tahun ini penilaian dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk menentukan pemenang tingkat provinsi. “Banyuwangi akan ditetapkan sebagai yang terbaik dalam program penanaman satu miliar pohon oleh Pemprov Jatim,” ujarnya dikonfirmasi saat berada di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (11/10). Anas menambahkan, penyerahan penghargaan rencananya dilakukan di kantor Pemprov Jatim Senin hari ini (12/10). “Ini penghargaan untuk rakyat Banyuwangi karena partisipasi rakyat dalam program penanaman pohon tersebut sangat tinggi ■

Kronologi Terpanggang Siang Bolong di Asembagus ■ Pukul 13.15: Warga tahu api sudah membakar gubuk Sahe. ■ Pukul 13.30: Warga berupaya memadamkan api. ■ Pukul 14.00: Api meludeskan gubuk tersebut. ■ Warga menemukan jenazah Sahe terpanggang di dalam puing gubuk.

Tunggu Jadwal Pulang; Umrah dan Ziarah TUNTASNYA ritual haji tidak berarti jamaah haji bisa santai. Leyeh-leyeh di maktab. Jamaah masih sibuk. Kesibukannya ada dua: ibadah dan ziarah. Sambil menghitung mundur jadwal kepulangan, jamaah menghabiskan waktu ibadah di Masjidilharam. Tawaf. Salat dan berdoa. Tapi saat ini butuh kekuatan ekstra untuk ibadah di masjid yang ma-

Laporan: SAMSUDIN ADLAWI Dari Makkah, Arab Saudi

sih dalam proses pemugaran itu. Bukannya tambah sepi. Melainkan makin ramai. Penuh ■ Baca Tunggu...Hal 35

Baca Banyuwangi...Hal 35

CUACA

SHULHAN HADI/RABA

BERDUKA: Warga berkerumun menyambut kedatangan mobil ambulans yang mengangkut jenazah Misturiyanto di Dusun Sumberjeruk, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, kemarin (11/10).

TKI Banyuwangi Meninggal di Arab Saudi CLURING - Satu lagi pahlawan devisa asal Bumi Blambangan pulang tinggal nama. Kali ini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi meninggal dunia di Arab Saudi. TKI tersebut adalah Misturiyanto, 45, warga Dusun Sumberjeruk, RT 01, RW 03, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Jenazah almarhum tiba di rumah duka kemarin (11/10).

Kedatangan jenazah TKI dari Arab Saudi tersebut menarik perhatian warga. Mereka menunggu kedatangan mobil ambulans yang membawa jenazah almarhum di rumah duka sejak kemarin malam. Menurut salah seorang kerabat, Misturiyanto menderita sakit lambung. Suami Nurmala Ika Dewi itu bekerja sebagai TKI selama 10 tahun. Sebelum

meninggal dunia, almarhum sempat menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi. “Sakit lambung, bukan sesak napas. Ya karena sakit lambung itu, mungkin napasnya menjadi sesak,” ujar Dalil, salah seorang kerabat almarhum. Dalil menambahkan, kematian saudaranya itu murni karena sakit ■ Baca TKI...Hal 35

SAMSUDIN ADLAWI/JAWA POS

ZIARAH: Jamaah haji Banyuwangi berkunjung ke Masjid Fatimah Sabiqah alias masjid terapung kemarin.

Ekspedisi Gua Bersejarah di Dusun Cemoro, Desa Balak (6)

Mengenang Hari Perjuangan Blambangan 11 Oktober GALIH COKRO/RABA

LIBUR MELAUT: Deretan kapal nelayan parkir di dermaga Pantai Boom, Banyuwangi, kemarin.

Gelombang Tinggi, Cari Ikan Lebih ke Tepi BANYUWANGI - Gelombang tinggi di perairan Banyuwangi dan sekitarnya tidak serta-merta membuat para nelayan menghentikan aktivitas melaut. Dalam kondisi demikian, para nelayan yang beraktivitas di kawasan Selat Bali hingga laut Banyuwangi Selatan memilih tetap mencari ikan di laut. Namun, demi pertimbangan keselamatan, para nelayan tidak berani mencari ikan terlalu jauh dari bibir pantai. Akibatnya, hasil tangkapan para nelayan turun signifikan dibandingkan saat kondisi cuaca normal ■ Baca Gelombang...Hal 35 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Tanggal 11 Oktober 1772 adalah hari yang sangat mengenaskan bagi pasukan Blambangan. Laporan VOC; mereka lari ke Hutan Bayu. Yang tertangkap dipenggal, dan kepalanya digantung di pinggir-pinggir jalan.

Tempe impor mana mungkin laku

Habis mencuri, pelaku tawari korban ke dukun Kalau ditawari lapor polisi, langsung kena deh!

MH. QOWIM, Songgon SETELAH mengunjungi Gua Sadong, Koperesi, Capil dan, Sumur, tim ekspedisi gabungan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP- RaBa) dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bergeser ke Gua lain. Gua yang kami kunjungi kali ini

Kacang tanah dan kedelai lokal lebih diminati

AGUS RAHMATULLOH FOR RABA

SERIUS: Anggota tim ekspedisi berdiskusi di depan Gua Pawon, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

adalah Gua Pawon. Dari kompleks Gua Sadong, kami harus menunggang kendaraan, barulah sampai Gua Pawon.

Sebetulnya, jarak Gua Sumur dan Gua Pawon tidaklah terlalu jauh. Tetapi, harus menembus kebonan cukup lebat. Kare-

na tak ada jalan yang layak, kami harus memutar melalui perkampungan ■ Baca Mengenang...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


KOMUNIKASI BISNIS

30

R A D A R

Kacang Tanah dan Kedelai Lokal Lebih Diminati BANYUWANGI - Para konsumen di Pasar Banyuwangi ternyata lebih tertarik kedelai lokal dibanding kedelai impor. Meski kedelai impor memiliki fisik yang lebih menarik. Kedelai lokal banyak diminati warga karena rasanya lebih manis dan gurih. “Tampilan memang berbeda. Warna lebih menarik kedelai impor, tapi konsumen lebih memilih kedelai lokal karena rasanya,” ujar Haryono, 48, salah satu pedagang di Pasar Banyuwangi. Untuk stok, Haryono, menyebut pasokan kedelai selama ini cukup lancar. Dirinya selalu membeli kedelai sesuai modal yang dimiliki. Jika modal banyak dan pasar ramai, biasanya beli kedelai hingga dua ton. Masalah harga, Haryono menyampaikan selisih harga kedelai lokal dan kedelai impor tidak tinggi. Selisih itu, jelas dia, berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram. Harga kedelai lokal dipatok Rp 8 ribu per kilogram, sedang harga kedelai impor Rp 8.500 per kilogram hingga Rp 9 ribu per kilogram. Sementara itu, kacang tanah lokal yang sejak September 2014 jarang ditemukan di Pasar Tradisional Banyuwangi ternyata hingga kemarin masih belum berubah. Sejumlah pedagang menyebut, pasokan kacang tanah terus menurun n Baca Kacang...Hal 35

CHIN JULLIEN/RABA

LOKAL: Kedelai lokal ternyata lebih diminati pembeli di Pasar Banyuwangi.

LOWONGAN KEPALA SEKOLAH & GURU KELOMPOK BERMAIN (KB) DAN TK GURU SD, SMP, SMA (SEMUA BIDANG STUDI) STAFF ADMINISTRASI & UMUM Bersedia ditempatkan di: Batam - Pekanbaru - Medan Jakarta - Tanjung Pinang Persyaratan : - Minimal Sarjana S1 (Kepala Sekolah & Guru) - Bawa lamaran lengkap - Bawa ijazah asli - Bawa Surat Keterangan dari orang tua (diijinkan untuk bekerja di luar kota / pulau) - Untuk Staff Adm & Umum Dapat mengoperasikan komputer (Ms. Power Point & Corel Draw) Hari : Sabtu Tanggal : 18 Oktober 2014 Jam : 09.00-16.00 Tempat : H o t e l A g u n g Jaya Mahkota (AJM) Gandrung Lounge / Resto Mahkota. Jl. Raya Jember Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur

More Info: HUB : 0822 8504 7828 www.sekolahdjuwita.sch.id

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Jl. Borobudur

Jl. Borobudur

Ruko 2 lantai, lok strategis belakang Pemkab; Jl Borobudur SHM, ukrn 5x12m. Harga Rp. 450 Jt nego. Siapa cpt dpt. Beli 3 diskon banyak. Hub 08123473825

Minggu 12 Oktober 2014

P A R I W I S A T A

Prakarantina, Finalis Jebeng Thulik Belajar Tari Nglawung BANYUWANGI – 10 pasangan finalis Jebeng Thulik Banyuwangi menjalani prakarantina yang pertama di gedung Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, kemarin (11/10). Dalam masa prakarantina itu, para finalis diberi bekal pembuatan makalah dan pengenalan tentang koreografer tari. Untuk kegiatan pembuatan makalah, para finalis diberi pengarahan. Setiap finalis diberi kesempatan untuk memilih tema yang telah ditentukan. Ada lima tema yang disiapkan, yakni adat, objek wisata, pendidikan, konservasi lingkungan, dan ilmiah populer yang memiliki sub tema masing-masing empat buah. Makalah itu akan dipresentasikan saat grand final Jebeng Thulik pada 25 Oktober 2014. Usai pengarahan makalah, mereka diarahkan ke pelinggihan Disbudpar untuk mendapatkan koreografi dari koreografer tari. Sambil diiringi musik tradisional, para finalis dikenalkan tari Nglawung oleh koreografer Fajar Aryo. Salah satu koreografer yang juga menciptakan tari ini mengatakan tari Nglawung bercerita tentang sepasang muda-mudi yang sedang memadu kasih. Tidak beda dengan makalah, tari ini akan dibawakan saat grand final mendatang. Dalam latihan koreografi itu, para finalis Jebeng ternyata lebih mudah untuk beradaptasi dengan tarian dibanding para finalis Thulik. Salah satu panitia Jebeng Thulik, Hendra Febri mengatkan masa prakarantina ini sengaja digelar karena banyak materi yang sudah harus dikuasai oleh para finalis sebelum di karantina. Saat karantina tanggal 19 Oktober 2014 di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, para finalis diharapkan bisa lebih fokus untuk mengenal budaya Using. “Karena memang tujuan utama karantina di desa adat using, finalis diharapkan bisa fokus untuk mendalami adat using serta memiliki waktu lebih lama bersama induk semang yang membimbing mereka,” ujar Hendra. Menurut Hendra, sesuai dengan jadwal yang ada para finalis Jebeng Thulik ini juga akan menjalani prakarantina tahap dua yang dilaksanakan pada tanggal 13 hingga 14 Oktober 2014. Untuk prakarantina tahap dua akan diberi materi table manner dan city tour. (cin/abi)

BANYUWANGI

RUMAH LT 382M2

Djl Ruko 2 lantai, SHM, ukuran 5x12m. Jl Borobudur (Blkng Pemda) tengah kota. Harga Rp. 450 Juta nego. Siapa cpt dpt. Beli 3 diskon banyak. Hub 08123473825

Jawa Pos

K O M U N I K A S I

SEMPU

Jual Rumah LT 382m2, 3 Kamar Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 280 Jt Nego, Hub: 085233441946

B A N Y U W A N G I

RUMAH RP. 900.000/ BULAN

CHIN JULLIEN/RABA

GEMULAI: Para finalis Jebeng mengikuti gerakan tari dari koreografer di pelinggihan Disbudpar kemarin (11/10).

GAGAH: Koreografer memberikan contoh tarian Nglawung pada finalis Thulik di Pelinggihan Disbudpar kemarin (11/10)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Tanah Kapling

All New Avanza

All New Xenia

Dijual All New Avanza tahun 013/012 PMK slv/mrh hrg 148,5/118,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual All New Xenia/Tereos tahun 013/012/012 PMK pth/htm hrg 138,5/148,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Truck Mitsubishi

Honda Jazz

Nissan Evalia

Dijual Truck Mts tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Honda Jazz GE8 tahun 013 PMK putih/htm hrg 178,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Nissan Evalia/livina tahun 013/014 PMK putih hrg 139/149 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Innova ‘10

Nissan Juke

Nissan Evalia

Dijual Innova 2010 Solar, Silver Hrg 205 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111/081335897888

Promo Spesial Oktober Nissan Juke ! Hanya dengan 50 Jt.an, Bawa Pulang NISSAN JUKE, Stock Terbatas! Informasi: Arrya Nissan 081226461212

Mobil Keluarga, bs utk Usaha, Nyaman, Irit, NISSAN EVALIA Solusinya! Harga Mulai 150 Jt-an, DP Murah, Proses Cpt. Informasi: Nissan Banyuwangi 0333 - 4460222

All New Nissan X-Trail

All New Grand Livina

Mobil Kluarga No. 1 Di Jepang-All New Nissan X-Trail Tlh Hdir. RasaknKenyamanan Berkendara Terbaik Di Kelasnya Hub. Indra 085238484999 Nissan Bwi

Ini Lho Mobil Yang Membuat Perjalanan Anda Sekeluaga Menjadi Nyaman. All New Grand Livina DP Mulai 30 Jt.an. Hubungi Devi 085204997270 / 087755635343

Djl Kijang LGX DSL Silver Th 2013/2014 Hrg 148 Jt Nego H: 085859510330

ALL NEW XENIA

Rp.900.000,-/bulan! Dijual Rumah Minimalis Type 36, 2Kamar Tidur, 1Kamar Mandi, R.Tamu, 900w, Sumur Bor +pompa Hub 0333 - 7744204

Jl. Tangkuban Perahu

New Xenia Airbags DP 29 Juta, All New Xenia Baru 1300 CC, Dobel Blower AC. Info Cash / Kredit Hub: Yaya Daihatsu Bwi 085334030737, BB 7DC2C66B

BANYUWANGI BANYUWANGI

BANYUWANGI

BD Tours

Tanah Kapling

Hlg STNK P 3192 WP an Pemkab Bwi Jl. Ahmad Yani 100, Kel. Tamanbaru

Menjangan Wisata Snorkling Brngkt Tgl 19&26 Okt ‘14, Tempat Terbatas Hub. BD Tours 0333 - 426545 / Hp. 082141234572

Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631

Hlg STNK P 5693 XL an Nanang Wahyono, Prum Kalirejo Permai No11 RT6/3 Kalirejo

STNK

Hlg STNK P 2031 VL an Kanthi Pangestuning Prapti, Jl. Ikan Banyar RT1/3 Kertosari

Djl Rumah Jl.Tangkuban Perahu 1 bwi, Harga 850 jt, LT. 630 m2 LB.105m2,1 Lantai, 5 kamar tidur, 1kamar mandi, Listrik 1300 watt, PDAM , Telp. Hub. 0811308961 Oki

Kalipuro Asri Djl Segera Rumah Baru Lantai 2 140m2 (Kalipuro Asri) Tlp. 082232010444

PROMO IKLAN LOWONGAN Terbit Hari Senin s/d Jumat 1kolom x 40mm; Rp. 88.000 Terbit Hari Sabtu 1kolom x 40mm; Rp. 165.000

HUBUNGI: 0333-412224

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.

Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Jawa Pos

Minggu 12 Oktober 2014

RADAR GENTENG R A D A R

31

B A N Y U W A N G I

Perumahan Permata Banyuwangi

Konsep Minimalis Modern dan Fasilitas Terlengkap BANYUWANGI – Perumahan yang menawarkan hunian minimalis modern kini hadir di Banyuwangi. Dengan mengikuti tren arsitektur bangunan masa depan, Perumahan Permata Banyuwangi layak menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi. Permata Banyuwangi merupakan perumahan baru yang mengintegrasikan antara keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya. Lokasi strategis juga menjadi salah satu nilai lebih dari perumahan yang terletak di kawasan Sukowidi ini. Terletak di pinggir jalan nasional, tepatnya di jl Yos Sudarso Banyuwangi. Kita hanya butuh waktu lima menit untuk ke pusat kota, sepuluh menit jika kita ingin ke Pelabuhan Ketapang. Selain itu, Perumahan Permata Banyuwangi dibangun menggunakan bata ringan yang

mempunyai banyak kelebihan dibanding bata merah biasa. Selain kokoh, bata ringan memang lagi ngetren dipakai untuk membangun perumahan di kota-kota besar. Berbagai fasilitas pendukung juga disiapkan oleh perumahan Permata Banyuwangi, seperti pagar belakang, pagar samping, wastafel, taman, dan carport sudah berpaving. Anda juga tak perlu khawatir jika musim hujan tiba, dengan kontur tanah yang tinggi, Perumahan Permata Banyuwangi akan menjadi kawasan perumahan bebas banjir. Tunggu apa lagi, segera datang ke kantor pemasaran Perumahan Permata Banyuwangi di Jl Yos Sudarso Sukowidi Telp 085258112117, 085331275117. Ayo pesan sekarang juga, unit terbatas.

Geng Motor Pecah Kaca Mobil

OPO MANEH

ABDUL AZIZ/RABA

LUCU: Pelaku dan barang bukti di Mapolsek Tegalsari.

Setelah Mencuri, Tawari Korban ke Dukun TEGALSARI - Ada-ada saja yang dilakukan Sugiono, 41. Pria asal Desa Grenden, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, yang selama ini tinggal di rumah saudaranya di Tegalsari itu ditangkap polisi karena diduga telah mencuri seekor kambing jenis morino milik Nur Rokhim, 29, warga Dusun Polean, Desa Tamansari, Kecamatan Tegalsari. Sebelum ditangkap polisi, Sugiono yang baru mencuri kambing sempat mendatangi rumah korban n Baca Setelah...Hal 35

GAMBIRAN - Ulah geng motor tampaknya sudah mulai membahayakan. Kawanan pemuda naik tiga motor melemparkan batako ke mobil Honda New City yang disopiri Nanang asal Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, kemarin malam. Akibat ulah gerombolan itu, kaca depan mobil bernomor polisi DA 7463 TAA itu pecah. Beruntung, Nanang yang mengemudikan mobil selamat. “Salipan dan mereka melempar batu,” terang Nanang. Ulah brutal kawanan geng motor itu terjadi sekitar pukul 24.00 di jalan raya depan eks Yos Cafe, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Saat kejadian, korban yang sehari-hari membuka bengkel di jalan simpang tiga dekat SMPN 1 Gambiran itu akan pulang ke rumahnya di Desa Genteng Kulon. “Mobil ini milik pelanggan,” katanya. Menurut Nanang, pelaku diperkirakan berjumlah sekitar enam orang. Mereka naik tiga motor dengan knalpot brong. Saat mengendarai motor,

mereka terlihat berjalan secara zigzag. “Saat kami salipan, salah satunya melempar batako dan mengenai kaca depan,” ungkapnya. Saat kejadian korban berusaha mengejar kawanan preman itu. Sayang, mereka cepat kabur dan menghilang. “Saat melempar batu ke arah mobil sambil tertawa-tawa,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Nanang menyebut mobil yang dinaiki itu milik pelanggan yang baru turun mesin. Saat kejadian, dirinya tengah melakukan tes sambil pulang ke rumah. Akibat kejadian itu, kerugian yang diderita mencapai Rp 2,5 juta. “Mobil akan saya tes, malah kena lempar,” cetusnya. Kapolsek Gambiran, AKP M. Ibnu Masud, mengataku secara resmi belum menerima laporan dari korban. Tetapi, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan. “Kita belum mendapat laporan. Saya harap korban melapor,” ujarnya seraya mengatakan bahwa selama ini anggota polisi sudah sering melakukan patroli. (sli/c1/abi)

SHULHAN HADI/RABA

JEBOL: Kaca mobil bagian depan pecah karena dilempar batako.

STAIDA Naik Status, Kemenkue Beri Jatah Beasiswa TEGALSARI – Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA), Blokagung, Kecamatan Tegalsari, terus mengalami perkembangan. Selain fasilitas yang bertambah, tahun depan perguruan tinggi swasta di lingkungan pesantren itu bakal naik status menjadi Institut Agama Islam Darussalam (IAID). Jumlah mahasiswa terus mengalami kenaikan, pada tahun ini STAIDA membangun gedung tiga lantai dengan kapasitas enam lokal. Setiap lokal yang akan dipakai untuk ruang kuliah, berukuran 7 meter x 23 meter. Gedung yang dilengkapi delapan kamar kecil di setiap lantainya tersebut, dibangun di lokasi lahan seluas lima hektare yang terletak di selatan gedung utama Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung. Tahun depan, STAIDA kembali membangun gedung perkuliahan tiga lantai dengan 10 lokal. Setiap lokal berukuran 13 meter x 33 meter. Selain membangun gedung dengan tiga lantai itu, pada tahun depan STAIDA juga akan membangun gedung lima lantai untuk 15 lokal. “Gedung paling atas akan kita manfaatkan untuk ruang aula, dan aula itu bisa digunakan untuk kegiatan seminar dan semacamnya,” kata Ketua STAIDA, Blokagung, DR. KH. Abdul Kholiq Syafaat, MA. Gus Kholiq-sapaan akrabnyamengatakan selain terus berusaha menyediakan fasilitas gedung yang memadai, STAIDA juga terus giat meningkatkan mutu sumber daya manusia

KOMPAK : Jajaran rekotorat foto bersama usai acara wisuda tahun lalu.

Ketua STAIDA, DR. KH. Abdul Kholiq Syafaat saat mewisuda mahasiswa tahun lalu.

(SDM), terutama bagi staf pengajar. Salah satunya menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dan perguruan tinggi ternama, demi mencari terobosan beasiswa program doktor bagi para dosen. “Banyak dosen kita yang dapat beasiswa untuk meraih gelar doktor, salah satunya dosen kita ada yang ikut programnya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI) untuk meraih gelar doktor ekonomi menajemen,” sebutnya. Sementara itu, di bidang penelitian STAIDA Blokagung, juga banyak melakukan kerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, terutama dengan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Banyuwangi. Selain dengan pemerintah daerah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STAIDA juga melakukan kerja sama penelitian dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Pusat. Pada tahun ini, setidaknya ada empat penelitian usulan STAIDA yang mendapat nominasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Swasta (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI, yaitu penelitian tentang pemberdayaan masyarakat miskin pedalaman eko wisata mangrove, Bedul, Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten

Sementara itu, di bidang Banyuwangi melalui pengabdian masyarakat juga alternatif penanaman cukup banyak program yang buah naga. Kemudian telah dilakukan, di antaranya kluster studi bergabung dengan forum keagamaan dengan Banyuwangi sehat yang tema implementasi bekerja sama dengan Dinas pelaksanaan Kesehatan Banyuwangi. pendidikan berkarakter Memberikan layanan PIK-M, di Madrasah Aliyah di bekerja sama dengan Badan Kabupaten Pemberdayaan Perempuan Banyuwangi. dan Keluarga Berencana; Ada lagi kluster membentuk komunitas partisipatory action mahasiswa peduli AID’S, research dengan tema menjalankan program implementasi proses sanitasi total berbasis pelaksanaan masyarakat bekerja sama manajemen pendidikan KETUA : DR.KH.Abdul dengan Dinas Kesehatan, di Pesantren Kholiq Syafaat, M.A. dan mempunyai desa binaan Darussalam, Blokagung, di Desa/Kecamatan Licin. “Intinya Tri serta penelitian kluster penelitian sosial Dharma Perguruan Tinggi, yaitu humaniora. “Dari empat proposal pendidikan, penelitian, dan pengabdian penelitian yang diajukan oleh LPPM masyarakat semua berjalan di STAIDA,” STAIDA, semuanya masuk nominasi,” kata pungkasnya. (adv/abi) Gus Kholiq.

Lulus S1, 227 Mahasiswa di Wisuda Buka Tiga Program Studi

MEGAH : Gedung baru STAIDA Blokagung yang baru selesai dibangun tahun ini.

TEGALSARI-Sebanyak 227 mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA), Blokagung, Kecamatan Tegalsari, pagi ini mengikuti prosesi wisuda sarjana strata satu (S1) yang digelar di halaman kampus. Dari 227 mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya itu, dari program studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) sebanyak 56 mahasiswa, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) ada 8 mahasiswa, Prodi Ekonomi Syariah (Esy) sebanyak 29 mahasiswa, dan Prodi Pendidikan

SERASI : Kelompok paduan suara STAIDA akan memeriahkan wisuda pagi ini.

Bahasa Inggris 46 mahasiswa. Selain itu, dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sebanyak 27 mahasiswa, Prodi Pendidikan Matematika ada 41 mahasiswa, dan Prodi Ekonomi Manajemen 13 Mahasiswa. “Para mahasiswa yang di wisuda ini, telah menyelesaikan pendidikan dengan baik,” cetus Ketua STAIDA, Blokagung, DR. KH. Abdul Kholiq Syafaat, MA. Dengan selesainya pendidikan ini, terang dia, diharapkan para sarjana baru itu bisa berkiprah di tengah kehidupan masyarakat. “Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat di masyarakat,” harapnya. Menurut Gus Kholiq-sapaan DR. KH.

Abdul Kholiq Syafaat, MA, tahun depan kemungkinan besar STAIDA akan naik status menjadi Institute Agama Islam Darussalam (IAID). Dengan naiknya status perguruan tinggi ini, maka program studi yang dibuka akan semakin banyak. Tahun depan setidaknya sudah ada tiga prodi yang akan dibuka, yaitu Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), dan Perbankkan Syari’ah. Setelah naik status menjadi institut, lanjut dia, ke depan STAIDA diharapkan akan terus mengalami kemajuan. “Ke depannya kita berharap bisa naik menjadi universitas,” harapnya. (adv/abi)

PENGASUH PESANTREN: KH. Ahmad Hisyam Syafaat memberi sambutan dalam wisuda S1 tahun lalu.

SAMBUTAN : Bupati Banyuwangi, H Abdullah Azwar Anas, memberi motivasi para wisudawan tahun lalu.


BUDAYA

34

R A D A R

B A N Y U W A N G I

Aku Harus Pergi dan Mengakhiri Oleh Ariya Ermiles*

M

aaf terpaksa kulakukan ini padamu, aku tahu kau mencintaiku, tapi di sisi lain aku juga takut, sebelum datang keburukan, kau harus terima keputusanku, biarlah aku pergi jangan lagi halangi. Kerinduanmu padaku aku tahu itu, besar cintamu padaku aku juga tahu, tapi aku tak memiliki kemampuan untuk membalas besar perasaanmu padaku, bila terus berlanjut, aku tak mau menambah buruknya keadaan, lebih baik kuputuskan untuk pergi darimu, tak perlu menyesali pertemuan, tak perlu juga menangisi perpisahan, antara kau dan aku dipertemukan bukan untuk menyatukan cinta, tapi mencari kebenaran cinta yang sesungguhnya. Sebagian waktu yang kita lalui kemarin rasanya sudah cukup sebagai bahan renungan buat kita, bahwa cinta itu bukan hanya merindu, cinta itu bukan hanya mengharap, cinta bukan hanya lampiasan hasrat, cinta itu bukan hanya senang-senang, tapi cinta itu harus dimaknai sebagai salah satu bentuk ketulusan yang nantinya mengantarkan kita dalam surga-Nya. “Aku mohon jangan pergi diriku,” pintamu padaku. “Aku tak sanggup berpisah darimu, tetaplah bersamaku, sekalipun tak kau balas cintaku, kuterima, walaupun hubungan teman aku mau, atau pun cacian, makian aku terima asalkan aku tetap berteman denganmu jangan tinggalkan aku, kumohon!” pintamu sekali lagi. Namun, aku tak hiraukan, keputusan telanjur kubuat, aku tak mau jadi wanita yang dapat kau mainkan seperti wanita-wanita sebelumnya, walaupun kau bilang aku wanita terindah yang pernah kau kenal, tapi aku tak mau jadi wanita kesekian yang kau cintai, kau sudah biasa bergaul dengan banyak wanita, bersenang-senang dengannya dan aku kau jadikan terminal terakhir untuk berhentinya cintamu, terus terang aku tak mau, aku masih ragu kau dapat berubah dan akhirnya setia padaku, mengingat begitu hinanya kau di masa lalu, selain itu aku juga tak mau mencintai lelaki bekas banyak wanita. Aku masih muda, kata orang juga cantik, masih ada waktu buatku memilih dari sekian lelaki yang hadir dalam kehidupanku, rasanya kesalahan besar bila aku memilihmu, dan memberi kesempatan dekat denganku sekalipun sebatas teman, karena dari sejarahnya, awal kedekatan akan memunculkan benih cinta, sebelum datang rasa itu aku harus bijak membuat keputusan, aku harus pergi dan mengakhiri. “Tolong beri aku kesempatan jadi orang baik, sekalipun aku hina dan bejat di masa lalu, aku manusia tidak selamanya hidup seperti itu, kau adalah wanita yang aku perjuangkan, sampai kapan pun aku tak pernah berhenti, aku akan menunggu saat itu tiba,” katamu untuk meyakinkanku, tapi maaf hati yang kemarin lunak menjadi keras, tak mungkin kembali. “Gila aku akan gila, aku tak sanggup, aku tak sanggup kumohon jangan pergi, jangan pergi,” kau terus memintaku dalam siang dan malammu,

tapi sekali lagi aku tak mau, meskipun kau paksa dengan berjuta kata dan rengek permohonan. Dalam suatu siang ada pesan di ponselku,“ kamu sok suci, kamu wanita sombong” gemuruh dadaku seolah mendidih membacanya. “Jangan hubungi aku sampai kapan pun, selamanya jangan pernah hubungi aku,” balasku. “Kalau begitu sampai akhir hidupmu kamu tidak akan tenang,” balasnya. Oh, aku tak mau pedulikan kata-kata itu, banyak rentetannya yang tak perlu kupedulikan, terlalu sakit, kupikir diam akan lebih baik, dalam renunganku, dalam tangisku ada penyesalan mengapa aku kenal dia dalam hidup ini, dan mengapa juga aku dicintainya, belum apa-apa saja sudah berani menghinaku, yang sebelumnya mencintai, menyayangi, oh…apa seperti itu cinta, yang akhirnya membuat orang berkata sesuka hati, oh…betulkah itu cinta, betulkah? tapi banyak orang bilang cinta itu indah, cinta itu surga. Berhari-hari lamanya aku mencoba lepas darinya, tapi berhari-hari itu juga dia tak pernah berhenti menghubungiku, dan berhari-hari itu pula tak ada yang kutanggapi satu pun, hingga suatu ketika aku bertemu dengan seorang teman, “Ada salam.” “Dari?” “Wawan.” “O… ” “Orangnya bilang minta maaf dan kamu suruh balas SMS-nya,” aku tersenyum sembari menyaksikan indahnya hari itu, awan putih berjalan dengan pasangannya, burung-burung bercanda dengan riangnya, menambah suasana hangat hariku, dibalik perjuangan keras menghidarinya, hingga suatu ketika waktu begitu baik padaku, kesempatan indah atasnya aku dipertemukan dengan seseorang yang kemudian berkembang jadi kedekatan. Semoga awal yang baik. “Brengsek, kamu tahu aku cinta mati sama kamu, tapi kamu bersenang-senang dengan orang lain, apa hebatnya dia dari aku ha, apa hebatnya dia ha? Brengsek, jelaskan!“ nada marah Wawan lewat SMS, “Tidak perlu ikut campur tentang kehidupanku, jangan pernah hubungi aku.” “Baik, baru kali ini aku bisa menerima perpisahan dengan ikhlas,” jawabnya. Rona wajahku muram durjana, mengapa dia masih saja memburuku, ya lihat saja nanti benarkah dia benar-benar ikhlas menerima kepergianku. E…baru sehari tak menghubungi, tidak kuat juga, dia hubungi lagi dengan nada pengharapan namun, aku tak ingin perasaanku terbawa karenanya, kubiarkan saja mengalir dari sudut mana pun, bagaimana aku bisa menerima lelaki bekas banyak wanita, tidak boleh, aku tidak boleh terpancing dengan katakatanya, memang setelah dia membuat pengakuan besar kepadaku pernah tidur dengan delapan wanita, aku jijik melihatnya, kuakui itu sebuah kejujuran yang tak semua orang bisa mengungkap, ya hanya aku yang tahu, salah satu wanita yang pernah dicintainya. “Aku sayang kamu, sampai kapan pun aku berusaha untuk

dapatkan cinta darimu.” Sekali pun kata-kata ini sering kau kirim padaku, aku tak peduli, masih banyak yang lebih baik mengapa aku harus pilih dia, oh…jangan sia-siakan waktumu untuk mengejarku, karena sampai kapan pun kau tak akan mampu, karena ruang di hatiku telah dimiliki orang lain, mulai hari ini bahkan untuk selanjutnya, semoga… Candaku waktu siang dengan seorang sahabat, “Ha..ha..ha…zaman sekarang itu banyak penipuan, masak katanya aku dapat hadiah, ini coba kau lihat HP-ku, dapat hadiah seratus juta,” “Tak perlu ditanggapi kawan, halah pasti ditanggapi ini,” “Ha..ha…ha…ya aku goda saja,” “Biasa kau itu kawan,” “Ya kapan hari malah ada SMS nyasar dari seseorang, sama juga seperti Wawan maunya SMS kau tapi nyasar ke aku ha..,ha… ha….” “Lho…lho… kok bisa?” “Sengaja kali dia SMS kau“ “Kalau dipikir-pikir benar juga kata kau.“ “E… kau tahu tidak dia pikir kalau aku itu kau, sudah aku bilang bukan kau, tetap saja tidak percaya, katanya suara aku sama dengan kau.” “Ha…ha…konslet itu pikiran orang.” “Ya korsleting betul itu, lha wong aku sudah punya suami ngejar-ngejar aku, SMS, telepon, sudah tak kutanggapi tetap saja, sudah aku bilang aku sudah punya suami ngeyel, bisa digemplang suamiku baru tahu rasa dia,” “Ha..ha…ha…” meski dalam batinku dasar laki-laki penggoda otaknya yang ada cuma wanita, bukan dengan yang mekar yang layu juga mau. Wis keputusanku tidak ragu untuk menutup hati untuknya, yang tertinggal kini perasaan sesal pernah dicintainya. Legam malam membawa kesunyian Lalu terlelap tubuh ini yang lelah Kemudian kau datang Karena malam malamu selalu tersisa Untuk binatang binatang malam Kau yang sepi, sendiri dan setia Puisi buat kekasih yang beberapa hari menempati ruang di

hatiku, kami memang jauh tapi aku harus meyakinkan pada diriku bahwa dia tetap setia padaku, jauhnya kami karena waktu belum mengizinkan kami dekat, kami perlu belajar tentang cinta lebih dalam lagi, yang akhirnya kami dapat meraih kebersamaan dalam cinta yang tidak melebihi cinta kami terhadap-Nya. Sebelum dihalalkan untukku, biarlah kesepian mewarnai, keinginan hidup bersama sudah ada hatiku namun, kesempatan kubiarkan sibuk mencari saat yang tepat, memaksakan diri untuk hal yang belum mampu akan melemahkan perjalanan ke depan yang harus ditempuh, karena mengarungi kehidupan bersama bukan hal yang mudah, saling menerima kekurangan, menghargai perbedaan. Cinta yang kudapatkan hari ini semoga cinta yang akan membawaku masuk dalam surga, mengajariku tentang kebaikan. Aku bukan bengkel memperbaiki cinta, tapi aku mencari pelabuhan cinta yang akan membawaku berlayar dalam tenangnya gelombang, jadi kamu Wawan, kau bukan lelaki yang kuidamkan, sekalipun kau bilang aku wanita yang kau idamkan, aku bukan bengkel memperbaiki cinta, masa lalumu dengan banyak wanita enyahkan semua harapan untuk menerimamu. Carilah tempat yang aman untuk dirimu, dan tempat itu bukan dihatiku, sejatinya setiap manusia memiliki jodoh untuk itu berlabuhnya di tempat yang tepat. “Aku merindukanmu, tolong jangan tinggalkan aku, gila aku akan gila, aku akan melakukan apa pun pintamu, ayolah jangan pergi, aku sayang kamu,” O..begitu murahnya kata-kata Wawan, kata-kata yang sudah terlatih merayu wanita, janganjangan kata-kata itu bukan untukku saja, ah..tak perlu diladeni bisa jadi gila juga aku, lebih baik berpikir positif untuk masa depan, yang insyaalah jika diberi umur panjang aku dapat lebih banyak lagi mencari kebaikkan, harapan dan perubahan. Jalan-jalan masih sepi untuk dilalui dan suatu saat akan ramai oleh anak cucuku yang lahir dari lingkungan yang baik, didikan yang benar, semoga aku dapat mewujudkan mimpiku dengan orang yang tepat. *) Guru SMA di Kabupaten

Jawa Pos

Minggu 12 Oktober 2014


Jawa Pos

Minggu 12 Oktober 2014

BERITA UTAMA H A L A M A N

S A M B U N G A N

Kepala sampai Ujung Kaki Nyaris Hangus ■ KAKEK...

Sambungan dari Hal 29

Tidak ada warga sekitar yang tahu penyebab kebakaran itu. Sebab, warga sekitar mengetahui ada kebakaran ketika api sudah besar. Begitu tahu ada kobaran api, warga langsung bahu-membahu memadamkan amukan si jago merah itu. Dugaan sementara, api diduga berasal dari puntung rokok. Sebab,

selama ini Sahe dikenal sebagai seorang perokok berat. ”Dia itu merokok terus. Bahkan, sambil tidur juga dia merokok,” jelas Puryanto. Dengan dasar itu, warga memperkirakan kebakaran berasal dari puntung rokok. Waktu itu di sekitar lokasi kebakaran sama sekali tidak ada sumber api. ”Aliran listrik juga tidak ada,” tambah Puryanto Sementara itu, ketika warga sedang memadamkan api, tidak ada

yang tahu bahwa di dalam gubuk yang terbakar itu ada kakek tersebut. Ketika api sudah padam, warga baru tahu rumah yang dilalap tersebut berpenghuni. ”Jadi, begitu tahu ada orang di dalam rumah itu, semua warga kaget,” jelas Puryanto. Kondisi rumah yang ditanggali kakek tersebut kini nyaris rata tanah. Informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Sahe tinggal di Si-

tubondo bukan bersama keluarganya. ”Dia tinggal di sini tidak bersama keluarganya. Saya suruh tinggal di sini karena saya kasihan,” ujar Fauzi, warga pemilik gubuk tersebut. Fauzi mengatakan, Sahe sudah tinggal di tempatnya sejak sekitar sepuluh tahun lalu. Dia mengizinkan Sahe tinggal bersamanya, karena tidak ada yang mengakui dia sebagai anggota keluarga. (bib/ c1/bay)

Sakit Lambung, sempat Dirawat di Jeddah ■ TKI...

Sambungan dari Hal 29

Dia menegaskan, tidak ada unsur kekerasan atau kecelakaan kerja yang selama ini sering dikabarkan sebagai penyebab kematian TKI. “Murni sakit. Majikannya baik. Majikannya yang meminta dimakamkan di sini agar tidak timbul kecurigaan,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Buruh Mi-

gran Banyuwangi, Mariatul Qibtiah menerangkan, almarhum meninggal pada Selasa 29 September sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelumnya, almarhum dirawat di rumah sakit Jeddah selama empat hari. Jenazah baru tiba kemarin karena ada administrasi yang harus dilengkapi. “Sempat tertahan selama sepekan karena menunggu proses administrasi,” jelas Mariatul. Sementara itu, jenazah Mistu-

riyanto diberangkatkan dari Jeddah menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya, pukul 03.00 WIB Kamis malam (9/10). Jenazah tiba di rumah duka pukul 08.00 Sabtu kemarin (11/10). Terkait pengurusan hak-hak almarhum selama menjadi TKI di negara tersebut, Mariatul Qibtiah mengatakan, hal itu akan segera ditangani keluarga almarhum yang bekerja sama dengan Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Banyuwangi. Sementara itu, pihak Dinsosnakertrans hanya mengirim satu pegawai saat almarhum tiba. Sebab, di saat bersamaan seluruh jajaran kepala sedang mengikuti pelatihan di Tretes. “Kita ke keluarga almarhum Senin besok,” tutur Qibtiah menirukan pernyataan kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi. (sli/c1/bay)

Mengunjungi Perkampungan Kuno di Jeddah ■ TUNGGU...

Sambungan dari Hal 29

Sesak. Untuk tawaf di lantai satu sesaknya bukan main. Butuh waktu satu jam lebih. Saking ramainya lokasi tawaf di lantai teratas (atap Masjidilharam) juga penuh. Apalagi di lantai 2, 3, dan 4. Wajar bisa Masjidilharam sekarang penuh. Sebab jamaah yang melakukan tawaf ifadah bersamaan dengan jamaah yang tawaf wada’ (pamitan). Jamaah haji gelombang pertama kini sudah mulai kembali ke tanah air. Sementara gelombang du-

anya juga mulai “pamitan” kepada Kakbah untuk ikuti program arbain di Masjid Nabawi. Selain ibadah salat di Masjidilharam, jamaah yang ikut program bimbingan (KBIH) masih menjalani sejumlah agenda. Yakni, beberapa kali umrah sunah dan ziarah ke sejumlah tempat bersejarah. Seperti yang dilakukan jamaah dari KBIH Sabilillah kemarin. Mereka ziarah ke Jeddah. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, rombongan akhirnya tiba di Masjid Qishash. Orang Indonesia menyebutnya Masjid Pancung. Tempat meng-

eksekusi terpidana mati. Sekadar tahu, di Arab Saudi berlaku hukum: utang nyawa harus dibayar nyawa. Eksekusinya bukan digantung atau disuntik mati. Tapi dipancung/ ditebas pedang lehernya. Dari Masjid Pancung, kami melanjutkan perjalanan menuju perkampungan kuno di Jeddah. Di daerah yang masih terdapat banyak bangunan lama itu terdapat makam Ibu Hawa. Panjangnya 26 meter. Menurut catatan sejarah, tinggi Ibu Hawa sekitar 26 meter. Sedang Nabi Adam tingginya 30 meter. Pasti Anda tercengang. Tapi jangan membayangkan

anggota tubuhnya loh! Kegiatan ziarah berakhir di Masjid Al-Rahmah. Masjid ini juga punya nama lain: Masjid Fatimah Sabiqah. Orang Indonesia menyebutnya masjid terapung. Sebutan itu terkait lokasi masjid. Posisinya di atas Laut Merah. Tapi tidak di tengah. Melainkan di bibir pantainya. Sepintas masjid yang dinding dalam dan atapnya dirimbuni kaligrafi itu memang tampak mengambang di atas air laut. Tapi setelah dicermati, tiang-tiang fondasinya terlihat kokoh menyanggah masjid. Oalaaahh.... (kaosing93@gmail.com)

Hari Ini Diacarakan di Grahadi ■ BANYUWANGI...

Sambungan dari Hal 29

Bukan hanya kalangan pegawai negeri sipil (PNS), masyarakat umum berperan besar dalam menyukseskan program ini,” paparnya. Menurut Anas, program penanaman pohon memiliki arti penting dalam proses pembangunan di Banyuwangi.

Sebab, Pemkab Banyuwangi mengedepankan prinsip sustainable development (pembangunan berkelanjutan). “Kita membangun kemajuan daerah, tapi lingkungan tetap kita jaga. Mudah-mudahan penghargaan ini memotivasi Banyuwangi tetap menjadi kabupaten yang hijau,” kata bupati berusia 41 tahun tersebut. Selain penghargaan program

penanaman satu miliar pohon, imbuh Anas, hari ini Banyuwangi juga akan menerima penghargaan jawara ketiga di bidang penataan pembangunan jalan. Penghargaan itu diterima lantaran Banyuwangi dinilai mampu melakukan pengelolaan pembangunan jalan dengan baik. Masih menurut Anas, Bany-

uwangi mendapat penghargaan serupa tahun lalu. Dengan meraih penghargaan di bidang pembangunan jaringan jalan kala itu, Banyuwangi mendapat reward Rp 7,5 miliar dari Pemprov Jatim. “Insya Allah penghargaan kita terima besok (hari ini) di kantor Grahadi, Surabaya,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Menjadi Bukti Perlawanan terhadap Penjajah ■ MENGENANG...

Sambungan dari Hal 29

Dengan cara memutar, jarak yang harus ditempuh sekitar dua kilometer dari gua-gua sebelumnya. Tak lama kemudian, mobil yang kami tumpangi berhenti. Tetapi, ternyata ke Gua Pawon masih sekitar 500 meter. Jalannya setapak, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Dalam perjalanan ke Gua Pawon, di kanan-kiri jalan, banyak onggokan batu rejeng. Ternyata lahan di Dusun Cemoro banyak mengandung rejeng. Setelah menaklukkan jalan setapak sejauh sekitar 500 meter, kami pun sampai di Gua Pawon. Tidak sama dengan gua-gua sebelumnya, Gua Pawon cukup ramai. Bahkan, menurut Ribud, kepala Desa Balak, dua tahun lalu gua itu sangat ramai. Ratusan orang berada di sana siang dan malam. Memang di sekitar Gua Pawon, terutama di atas Sungai Lungun, banyak berdiri pondok-pondok bambu. “Entah apa yang mereka cari di sini. Kadang mereka juga menggelar pengajian. Mereka yang datang ke sini kebanyakan orang luar Banyuwangi, bahkan luar Jawa,” tambah Ribud. Gua Pawon berlokasi di selatan Sungai Lungun. Mulut guanya menghadap ke utara alias menghadap ke sungai. Gua tersebut tidak begitu panjang, hanya sekitar tujuh meter. Ujungnya kurang rapi, terkesan belum selesai dibuat. Namun, di ujung gua itu terdapat lorong kecil ke bawah. Ternyata di bawah Gua Pawon ada gua lagi. Ukurannya cukup lebar. Jadi, Gua Pawon terkesan bersusun. “Tetapi, baru dua tahun lalu gua yang bawah itu saya keruk. Dulu penuh lumpur,” kata warga yang dulu diminta mengeruk bagian bawah gua tersebut. Bentuk atap gua dan gaya keprasan dinding Gua Pawon tidak jauh berbeda dengan Gua Sadong dan Koperesi. Ada indikasi Gua Pawon dibuat di masa yang sama dengan kedua gua tersebut. Atau mungkin juga diarsiteki oleh orang yang sama. Di lantai Gua Pawon ada batu memanjang dan berlubang. Batu itu menyatu dengan lantai. Batu memanjang itu mirip tungku. Dari batu itulah nama Gua Pawon muncul. Pawon artinya tungku. Tetapi, sebetulnya masyarakat sekitar menyebut tungku itu bengahan, sedangkan pawon berarti dapur. Sebetulnya batu serupa juga ditemukan di Gua Sadong dan Koperesi. Hanya saja di Gua Sadong dan Koperesi tertimbun tanah, sehingga tidak begitu terlihat. Sekiranya hal itu tidak perlu diperdebatkan. Yang jelas, mulut Gua Pawon berbeda jauh dengan empat gua sebelumnya; Sadong, Koperesi, Capil, dan Sumur. Mulut Gua Pawon lebar. Lebar mulutnya ham-

AGUS RAHMATULLOH FOR RABA

CUKUP LEBAR: Situasi di dalam Gua Pawon, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

pir sama dengan lebar bagian dalam gua. Jika fungsi Gua Pawon sama dengan gua-gua yang kami kunjungi sebelumnya, kami menduga ada yang memperlebar mulut gua tersebut. Sebab, kalau mulut gua persembunyian sebesar itu, Belanda akan mudah menemukan para pasukan Blambangan. “Sambil merem (memejamkan mata) Belanda akan tahu,” kata John Rahamtulloh, anggota tim ekspedisi. Namun, kami belum mendapat pembenaran, baik dari pihak desa maupun warga, terkait dugaan itu. Menurut mereka, sejak mereka kecil bentuk Gua Pawon sudah seperti itu. Kami pun tidak melanjutkan perdebatan. Fatah Yasin Noor, anggota tim ekspedisi, menyebut gua-gua di Dusun Cemoro satu bukti bahwa penelitian yang mengabaikan fakta empiris adalah penelitian yang lemah. Dengan kata lain, menempatkan sumber tertulis di atas fakta empiris bukanlah keputusan tepat. Jika masyarakat Banyuwangi hanya berkiblat kepada Belanda dengan berbagai literaturnya, tambahnya, mungkin selamanya keberadaan dan eksistensi gua-gua bersejarah di Dusun Cemoro tidak akan terungkap. Sebab, terkait wilayah Bayu dan sekitarnya, Belanda hanya membicarakan tentang perang. Tidak pernah membahas tentang gua persembunyian para pasukan Blambangan. “Selain itu, kita akan menganggap pasukan Blambangan sebagai pemberontak dan ekstremis. Sebab, itulah yang ditulis Belanda. Padahal, pasukan Blambangan pemilik Bumi Blambangan ini,” kata penyair itu. Sementara itu, Dariharto, Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, menyebut bulan Oktober adalah waktu yang sangat tepat untuk

melakukan napak tilas Perang Bayu. Sebab, dalam perang melawan Belanda pada 1771 hingga sekitar 1773 itu, konon wong Blambangan mengalami kekalahan di bulan Oktober 1772. Tepatnya tanggal 11 Oktober. Menurut laporan VOC, mereka merancang serangan itu mulai tanggal 1 Oktober 1772. Itu setelah mereka mendapat kabar kondisi para pasukan Blambangan sangat mengenaskan akibat kekurangan makanan. Mendapat kabar itu, para pasukan VOC pun merangsek ke Bayu dan mendirikan tenda di sebuah wilayah bernama Sodong. Itu dilakukan sekitar tanggal 5 Oktober 1772. Dalam serangan 11 Oktober itu wong Blambangan banyak yang tewas, termasuk para penduduk. Oleh karena itu, timpal Fatah Yasin Noor, sangat bijak jika setiap tanggal 11 Oktober masyarakat Banyuwangi mengadakan peringatan mengenang hal tersebut. Misalnya melakukan selamatan, berdoa bersama, istighotsah, maupun salat gaib. Sebab, Belanda menyebut sebagian besar pasukan Blambangan ketika itu beragama Islam, dan sisanya Hindu. Fatah Yasin mengingatkan, Indonesia memiliki banyak hari besar nasional guna memperingati peristiwa bersejarah di masa lalu. Banyuwangi sebagai kota berbudaya dan memiliki catatan sejarah yang panjang dan mengesankan, sebaiknya juga memiliki beberapa “hari besar daerah” yang perlu diperingati tiap tahun. “Itu agar kita tidak putus dengan sejarah dan para leluhur. Selain itu, gua-gua di Cemoro ini perlu dipopulerkan kepada dunia sebagai bukti perlawanan wong Blambangan kepada Belanda di masa lalu,” pungkas anggota DKB tersebut. (bay/bersambung)

35

Tangkapan Gurita Merosot Drastis ■ GELOMBANG...

Sambungan dari Hal 29

Seperti dilakoni Muhiri Abdi alias Heri, 53, nelayan asal Pulau Sapeken, Sumenep, Madura. Spesialis pemancing gurita ini mengaku, aktivitasnya mencari ikan terkendala ombak tinggi sejak beberapa hari terakhir. “Di tengah laut ombak cukup tinggi, bisa tiga meter. Bahkan kalau angin bertiup kencang, tinggi gelombang bisa lebih dari tiga meter,” ujarnya di Pantai Boom, Banyuwangi, siang kemarin (11/10).

Karena gelombang di tengah laut cukup tinggi, kata Heri, dirinya dan rekan-rekannya sesama nelayan membatasi cakupan area kerja, yakni tidak lebih dari satu mil dari bibir pantai. Karena itu, hasil tangkapan gurita pun turun signifikan. “Jika cuaca bersahabat, dalam sehari bisa dapat 20 kilogram (Kg) gurita per orang, sedangkan saat-saat seperti ini (gelombang tinggi), saya hanya dapat 3 Kg sampai 5 Kg gurita,” kata dia. Amirullah, 41, nelayan yang lain menambahkan, aktivitas mencari gurita dilakukan setiap

musim angin timur. Dalam sekali melaut, dia dan rekan-rekannya berada di laut selama empat hari sampai lima hari. “Kami baru sandar jika hasil tangkapan sudah banyak. Namun jika tangkapan minim seperti saat ini, kami baru sandar setelah sepekan di laut,” tuturnya. Menurut Amirullah, gurita hasil tangkapannya dijual ke pengepul dengan harga Rp 10 ribu per Kg. “Berbeda dengan cumi-cumi yang banyak digemari warga lokal, gurita ini lebih banyak diekspor,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Kacang Tanah Impor Rasa Hambar ■ KACANG... Sambungan dari Hal 30

Hayun, 53, salah satu pedagang di Pasar Banyuwangi, mengatakan biasanya bisa mendatangkan kacang tanah lokal 2 hingga 3 kuintal. Tapi belakangan ini hanya bisa mendatangkan kacang tanah maksimal 1 kuintal. Padahal, lanjut dia, permintaan masyarakat terhadap kacang tanah lokal sangat tinggi. Untuk memenuhi permintaan konsumen itu, para pe-

dagang membeli kacang tanah impor. Hanya saja, jelas dia, kacang tanah lokal itu lebih diminati daripada kacang tanah impor. “Kacang tanah lokal lebih manis, sedang kacang impor sedikit hambar,” ungkapnya. Selain itu, masih kata dia, selisih harga kacang tanah lokal dan kacang tanah impor lumayan tinggi. Itu membuat konsumen lebih yakin memilih kacang tanah lokal. “Selisihnya berkisar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram. Harga kacang tanah lokal Rp 15 ribu per

kilogram, sedang kacang tanah impor Rp 17 hingga Rp 18 ribu per kilogram,” jelasnya. Pedagang lain, Sunardi, 45, mengatakan kacang tanah lokal memang lebih diminati warga. Saat ini kios dagangannya tidak memiliki stok karena telah habis diborong konsumen. Sebagai gantinya, dia jual kacang tanah impor asal India. “Cari kacang tanah lokal susah. Kacang impor kurang begitu diminati pembeli dan stok menumpuk,” katanya. (cin/c1/abi)

Bawa Minyak Wangi dan Dupa ■ SETELAH... Sambungan dari Hal 31

Kedatangannya itu untuk menawari korban mengunjungi salah satu dukun untuk menanyakan kambing yang baru dicuri itu. “Ada saksi yang melihat pelaku membawa kambing,” terang Kapolsek Tegalsari, AKP Suhardi, melalui Kanitreskrim Bripka Nanang. Terungkapnya dugaan pencurian kambing itu setelah korban melapor ke polsek. Dalam laporannya, korban menduga kambingnya yang jenis morino itu hilang pada malam hari. “Dari laporan itu, kita segera melakukan penyelidikan,” katanya.

Hasil penyelidikan itu, jelas dia, ada sejumlah saksi yang melihat Sugiono membawa seekor kambing pada malam kejadian. “Ada saksi yang melihat saat Sugiono membawa kambing naik motor,” terangnya. Anehnya, setelah polisi curiga kepada Sugiono, keesokan harinya Nur Rokhim kembali datang ke polsek dan menyampaikan orang yang dicurigai itu baru datang ke rumahnya sambil membawa minyak wangi dan dupa. Kepada korban, terang dia, Sugiono menawari korban pergi ke seorang dukun untuk menanyakan keberadaan kambingnya yang baru dicuri maling itu. “Korban juga merasa heran, kok yang dicurigai

justru datang dan menawari pergi ke dukun,” cetus Nanang. Setelah menerima laporan dari Nur Rokhim, polisi akhirnya memanggil Sugiono dan melakukan pemeriksaan. Awalnya, Sugiono membantah telah melakukan pencurian kambing milik korban. Tetapi, setelah ditunjukkan hasil penyelidikan, pelaku tidak bisa berkutik. “Sugiono mengaku yang mencuri kambing,” katanya. Untuk keperluan pemberkasan, Sugiono akhirnya ditahan di ruang tahanan polsek. Barang bukti (BB) berupa motor Yamaha Fiz R bernopol DK 6028 CB, sebuah botol kecil berisi minyak wangi, dan sejumlah dupa, diamankan polisi. (azi/c1/abi)

Dipercaya Bukan Ular Sembarangan ■ ADA ULAR... Sambungan dari Hal 36

Airnya sedingin es. Bisa dipastikan, siapa pun yang mandi di mata air ini, tubuhnya pasti akan menggigil kedinginan. “Beberapa waktu lalu, di dalam gua itu ada benda bulat berwarna putih. Kami menduganya itu telur,” tutur Ribut Nanang Prayitno, mandor Perhutani wilayah Licin. Karena letak telur itu agak menjorok ke dalam, Ribut yang tinggal di Dusun Sumberwatu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, itu tidak sempat memperhatikan bentuk telur dengan seksama. Namun, sekilas dia melihat telur itu memiliki diameter cukup besar. Tidak seperti telur unggas pada umumnya. “Kira-kira lebih besar dari bola tenis,” tebak Ribut yang datang bersama rekannya. Beberapa hari setelah melihat telur itu, teman Ribut, sakit. Namun, dia tidak mau menduga-duga

penyebab sakitnya tersebut. Yang jelas, selama ini masyarakat yang tinggal di sekitar Sumberwatu meyakini mata air tersebut ada penunggunya. “Di sini masyarakat meyakini ada ular yang sedang bertapa,” kata Ribut. Versi tutur warga, ular itu sangat besar dan memiliki jengger di atas kepalanya. Mirip seperti ular naga. “Jika ada warga yang melihat keberadaan ular ini, sepulang ke rumahnya jatuh sakit,” katanya. Pada waktuwaktu tertentu, ular itu memperlihatkan diri. Bersadar keyakinan masyarakat tersebut, Ribut menduga telur itu ada kaitannya dengan naga penunggu Sumberwatu. Bang Jo, Staf Humas Perhutani KPH Banyuwangi Barat menceritakan, keberadaan ular naga ini sempat menarik perhatian salah seorang pawang ular ternama di Kota Gandrung. Suatu ketika, sang pawang datang ke Sumberwatu. Tanpa dinyana, ular naga itu keluar dari sarangnya. “Namun, pawang itu ternyata

tidak berani mendekat apalagi menangkapnya,” katanya. Dari situ, warga makin yakin jika ular tersebut bukan ular sembarangan. “Mungkin memang benar ular itu penunggu Sumberwatu,” imbuh Bang Jo. Sementara itu, tiga sumber lainnya terletak di sekitar 4-5 meter ke arah timur dari sumber utama. Namun debitnya tidak sebesar air yang keluar dari dalam gua. Yang membedakan, jika keluarnya sumber utama tidak terlihat karena berada di dalam gua, tiga sumber lainnya terlihat dengan jelas. Karena air yang keluar dari bebatuan berada lebih tinggi dari permukaan air. Sehingga mirip air terjun mini. Mata air ini kemudian menyatu menjadi satu menuju ke arah timur. Warga memanfaatkan Sumberwatu ini untuk kebutuhan rumah tangga dan irigasi untuk persawahan mereka. Bahkan, sebuah resort ternama di wilayah tersebut juga mengambil air dari sumber ini. (c1/als)

Berusaha Jalin Kerjasama dengan Pihak Ketiga ■ SUMBERMANIS... Sambungan dari Hal 36

Masyarakat sekitar memanfaatkan sungai yang mengalir dari arah barat melewati mata air ini untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, dan kakus). Menurut Hariyanto, mantri hutan petak 37 D Perhutani KPH Banyuwangi Barat, sejak zaman penjajahan Belanda, mata air ini sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan warga. “Paralon besi di sekitar dam yang sudah karatan itu peninggalan Belanda,” ujar Hariyanto. Karena sudah lapuk, imbuh pria kelahiran 1971 ini, saat ini paralon tersebut sudah diganti yang baru. Paralon tersebut berfungsi mengalirkan air menuju Perkebunan Kaliklatak di bagian hilir. Warga Suko tak mau ketinggalan dalam memanfaatkan mata air ini. Sebuah pompa air tanpa aliran listrik terpasang sejak dua tahun lalu. Pompa air yang diadaptasi dari pompa serupa di Desa Pesucen, Kecamatan Kali-

puro ini, memiliki prinsip kerja dengan memanfaatkan efek water hammer yang terjadi pada aliran air, serta tambahan alat mekanis berupa katup penyearah (check valve) dan katup buangan (waste valve). Untuk menstabilkan debit keluaran air bisa juga menggunakan akumulator. Air mengalir melalui pipa inlet menuju keluaran waste valve. Gaya kinetik dan kecepatan aliran air akan terus meningkatkan gaya angkat waste valve. Sehingga pada suatu saat valve tersebut akan tertutup sesaat. Akibatnya adalah terjadi fenomena water hammer yang akan membuka check valve mengalirkan air ke atas menuju pipa outlet. Selanjutnya pada saat gaya angkat rendah, air dari sisi inlet kembali mengalir dan keluar menuju outlet waste valve. Pompa ini mampu mengalirkan air ke arah vertikal menuju tandon yang berada sekitar 300 meter di atas Sumbermanis. “Sekitar 200 keluarga sudah menikmati air yang dihasilkan dari pompa

ini,” imbuh Hariyanto, yang tinggal sekitar satu kilo dari mata air ini. Kepala Urusan Lingkungan Perhutani Banyuwangi Barat, Ivan Tarmidji, Sumbermanis ini satusatunya mata air di wilayah Perhutani KPH Banyuwangi Barat yang pemanfaatannya bernilai ekonomis tinggi. Dari air yang mengalir dalam paralon besar menuju Perkebunan Kaliklatak, KPH Banyuwangi Barat menyerap Rp 150 juta per tahun. “Baru Sumbermanis ini yang berhasil kita kelola dengan baik. Selebihnya masih belum,” kata Ivan. Ke depan, pihaknya berusaha mengelola keberadaan sumbersumber air yang ada di wilayah KPH Banyuwangi Barat. “Minimal menjalin kerja sama dengan perusahaan air minum dalam pemanfaatan mata air ini,” imbuh Ivan, seraya menambahkan, keberadaan mata air biasanya akan terkelola sebagai tempat wisata religi jika diketahui warga Bali beragama Hindu. “Seperti di Anantaboga dan Beji,” pungkasnya. (c1/als)


36

Jawa Pos R A D A R

Minggu 12 Oktober 2014

B A N Y U W A N G I

Potensi yang masih Terpendam di Hutan Banyuwangi Barat

Ada Ular Naga di Sumberwatu Letak geografis Banyuwangi memang luar biasa. Di sisi timur terdapat Selat Bali yang begitu indah, di sisi utara dan selatan terdapat hutan, dan sebelah barat terdapat pegunungan dengan hutannya yang lebat dan luas. Sebagian besar hutan di Banyuwangi ini dilindungi, tapi ada juga hutan produksi yang dikelola Perum Perhutani.

KONTINU: Tebing batu yang ada sisi utara Sumberwatu selalu mengeluarkan rembesan air meski musim kemarau.

Salah satunya adalah hutan produksi yang dikelola Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Barat. Hutan yang memanjang dari wilayah Suko, Kecamatan Kalipuro, hingga Kecamatan Kalibaru, ini memiliki beragam potensi. Tak hanya menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati, namun juga memiliki potensi wisata dan potensi ekonomi. Hutan di bawah KPH Perhutani Banyuwangi Barat ini terletak di kaki dua gunung aktif. Yaitu Gunung Raung yang membawahi wilayah tengah di Kecamatan Songgon hingga ke selatan Kecamatan Kalibaru, dan Gunung Ijen yang membawahi wilayah tengah hingga ke wilayah paling utara KPH Perhutani Banyuwangi Barat. Lebatnya hutan dan rindangnya pepohonan membuat kawasan ini kaya akan sumber mata air. Sungai-sungai besar yang melintasi wilayah Banyuwangi kota hingga ke Selat Bali, rata-rata berhulu dari hutan yang masuk wilayah KPH Banyuwangi Barat. Seperti diketahui, mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam. Nah, mata air yang ada di wilayah KPH Perhutani Banyuwangi Barat ini memiliki debit besar, ada juga yang kecil. Semua

POMPA AIR: Meski tanpa aliran listrik, pompa air yang ada di Sumbermanis ini mampu mengalirkan air hingga ke atas buktit.

Sumbermanis Sumbang Rp 150 Juta per Tahun SIMPAN MISTERI: Air mengucur deras dari dalam gua. Di sekitar gua ini pernah ditemukan telur berukuran lebih besar dari bola tenis.

mata air ini memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini, mata air ini sudah dimanfaatkan warga untuk air minum, mengairi sawah dan ladang, hingga dimanfaatkan perusahaan perkebunan. Dari ratusan bahkan mungkin ribuan mata air di wilayah ini, salah satu mata air yang menarik dikunjungi adalah Sumberwatu yang terletak di Dusun Randu Agung, Desa Kluncing, Kecamatan Licin. Sumber ini terletak di 08º10’.182’’ Lintang Selatan dan 114º13’.825” Bujur Timur. Dinamakan Sumberwatu, karena air di tempat ini benar-benar keluar dari batu. Bebatuan besar yang terletak di ketinggian 632 meter di atas permukaan laut (dpl) ini kelu-

ar sumber air yang cukup besar. “Perkiraan kami, debit air yang keluar dari Sumberwatu ini 200 liter per detik,” ujar Ivan Tarmidji, Kepala Urusan (Kaur) Lingkungan KPH Perhutani Banyuwangi Barat, di dampingi Asper Rahman Hadi Suroso, S.Hut, SPd. Ada empat hingga lima sumber air yang keluar cukup deras dari bebatuan yang terletak di sebelah utara Kali Segobang itu. Debit paling besar terletak di ujung barat mata air. Terdapat sebuah gua dengan panjang kira-kira 2-3 meter. Dari dalam gua ini keluar air yang sangat jernih. Saking jernihnya, lumut hijau dan kerikil yang ada di dasar sungai terlihat dengan jelas n Baca Ada Ular...Hal 35

UJUNG MATA AIR: Di sinilah hulu Sumberwatu. Air berasal dari gua yang terletak di bawah tebing batu.

WILAYAH Kecamatan Kalipuro ternyata menyimpan situs peninggalan zaman penjajahan Belanda yang masih sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar. Yaitu Sumbermanis yang terletak di Dusun Suko, Kelurahan Gombengsari. Ada juga yang menyebut Sumbermanis dengan sebutan mata air dam. Itu karena di lokasi ini Belanda pernah membangun dam untuk kebutuhan air minum. Bangunan dam ini sebagian masih utuh hingga sekarang, sebagian lagi sudah hancur seiring perjalanan waktu. Salah satu yang masih utuh adalah kolam penampungan dan air terjun mini. Lokasi Sumbermanis berada di 08º07’.556’’ Lintang Selatan dan 104º18’.788” Bujur Timur, dan masih berada di wilayah “kekuasaan” Perhutani KPH Banyuwangi Barat. Tepatnya di petak 37 D Dusun Suko, Kelurahan Gombengsari, Kalipuro. Debit air yang keluar dari mata air ini sekitar 100 liter per detik. Cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai. Untuk menuju Sumbermanis, harus melewati hutan mahoni dan pinus. Setelah itu menuruni jurang sedalam 100 meter. Beragam jenis pepohonan

BERSEJARAH: Bendungan peninggalan zaman Belanda.

tumbuh subur di sekitar mata air. Rindangnya pepohonan ini membuat siapa pun akan betah berlama-lama berada di tempat ini. Apalagi, di tempat yang berada di ketinggian 544 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut terdapat kolam pemandian plus air terjun n Baca Sumbermanis...Hal 35

MEDAN SULIT: Pepohonan besar menyulitkan tim ekspedisi menuju hulu Sumberwatu. BISA UNTUK 40 KK: Sekitar 4-5 meter arah timur dari sumber utama, tebing batu mengeluarkanair yang cukup besar. KARATAN: Pintu pembuka air di bendungan Sumbermanis.

MINI: Air terjun di ada di dekat Sumberwatu ini sering dijadikan tempat wisata muda mudi.

FOTO-FOTO: GERDA SUKARNO & RAMADA KUSUMA/RaBa


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.