148-174 | ’Anil Islam Vol. 9. Nomor 1, Juni 2016
PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN: Institusionalisasi Kelembagaan Pendidikan Pesantren THE EDUCATION OF PESANTREN: Insitutionalization of Pesantren Education Rusydi Sulaiman
STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka-Belitung abirusydi@yahoo.co.id
Abstrak:
___________________ Pondok Pesantren memiliki tradisi spesifik yang jauh berbeda dengan lembaga lain. Pesantren memiliki subkultur yang berkaitan dengan falsafah hidup, sistem nilai, serta sistem kekuasaan dan otoritas dalam pengelolaannya. Sebagai pendidikan tertua di Indonesia, pesantren setidaknya memiliki lima pilar, yaitu kiyai, santri, masjid, pondok, dan kitab kuning. Modernisasi telah mengubah subkultur dan pilar pesantren tersebut. Artikel ini menggambarkan bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki aspek dasar yang disebut “falsafah dan idealisme”, terdiri dari nilai-nilai dasar, tradisi dan spirit pesantren (ruh} al-Ma’had). Pesantren kemudian hadir untuk memperkuat kelembagaanya—mempromosikan Ma’had ‘Aly dan konsep perguruan tinggi. Di samping melestarikan nilai-nilai tradisional, pondok pesantren harus akomodatif terhadap hal-hal baru yang penting (al-Muha>faz}ah ‘ala al-Qadi>m al-S}a>lih} wa al-Akhz\u bi al-Jadi>di al-As}lah). Ada beberapa aspek yang harus diperkuat di pesantren: akademik, administrasi, jaringan dan sebagainya. Hal ini terkait dengan posisi pesantren sebagai benteng untuk pertahanan umat Islam dan pusat penyebaran agama Islam. ___________________ Kata Kunci: Pendidikan, Pondok Pesantren, idealisme, Ma’had Aly, Perguruan Tinggi Pesantren ___________________