GREEN CULTURE PRESENTASI pada KULIAH TEORI DASAR LANSKAP (ARL 212 ) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP INSTITUT PERTANIAN BOGOR
23 April 2012 Bintang A Nugroho IALI, GP Deputi bidang Organisasi dan Event GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA
bintang@gbcindonesia.org
Tapak Ekologis INDONESIA 0,8 Planet [ Rata-rata Dunia 1,4 Planet ]
Budaya Hijau Adaptasi Perubahan Iklim
Budaya Hijau Merubah dikotomi : ‘The Haves’ & ‘The Haves Not’
menjadi ‘The Greens’ & ‘The Greens Not’
Budaya Hijau Prinsip ‘Yang murah yang laku’ akan dikikis m e n j a d i
‘Hanya yang Hijau yang layak dijajakan.’
Budaya Hijau Atribut HIJAU Bukan lagi ‘Nilai Tambah’ Namun ‘ P R A SY A R AT ’
Budaya Hijau Perumahan / Kota / Negeri yang terbaik : Tidak hanya memuaskan penghuninya Namun juga Menyenangkan Planet Bumi Happy Planet Index-nya Tinggi : Kepuasan Hidup x Harapan Hidup Tapak Ekologis
Budaya Hijau ‘Education’ means to teach KNOWLEDGE how to be ‘sustainable community’ SKILL how to be ‘less footprint’ ATTITUDE how to ‘share’
I N S E NT I F 1.
Keuntungan Ekonomis
2.
Status Sosial
3.
Martabat etik / moral / spiritual
Budaya Hijau Komunitas : pusat-pusat pengembangan Budaya Hijau
dengan aktivitas :
‘ Fikir - Lakukan – Sebarkan ‘ [ Thinking - Doing - Spreading ]
Bangunan Hijau Perumahan Hijau - HEMAT LAHAN - HEMAT ENERGI - HEMAT AIR - UDARA SEHAT - HEMAT MATERIAL - PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Rumah dan Perumahan = Tempat Menanamkan Dan Menumbuhkan BUDAYA HIJAU Melalui penerapan Konsep ‘Green Building’
Strategi Pembudayaan Bangunan Hijau - kesadaran - perubahan perilaku - implementasi teknis - sofistikasi dan inovasi - penyebaran karya unggul
Pemberdayaan komunitas - Kepemimpinan - Agen Perubahan - Tradisi Baru Cinta Bumi
Perubahan Iklim Perubahan Kesadaran Perubahan Perilaku
GREEN CULTURE
Tinjauan Strategis
RUANG
WAKTU
S U M B E R D A Y A KEANEKARAGAMAN MATERIAL
ENERGI
RUANG
WAKTU
HEMAT SUMBERDAYA KEANEKARAGAMAN MATERIAL
ENERGI
The pathway to Vision 2050
To a sustainable world in 2050
2050
TODAY From business-as-usual
Green BUSINESS PRACTICE
Green E C O N O M Y
Green Economy Low carbon
Resource Socially efficient inclusive
Resource efficiency – Natural resource depletion/GNI - 2008
Indonesia
13,23
Malaysia
13,05
Mexico
Rank 150/200
8,30
Australia
7,52
25
India
6,78
China
6,45
20 15 10 5
Canada
5,50
Thailand
5,46
World 2006
2002
1998
1994
1990
1986
1982
1978
1974
1970
0
4,47 0,00
5,00
10,00
15,00
Source: WDI database
50T untuk pengentasan kemiskinan
200T per tahun untuk subsidi BBM+listrik
Low carbon
Resource Socially efficient inclusive
Apakah cara kita mengalokasikan sumber daya sudah sejalan dengan green economy?
Sektor Bangunan Bertanggungjawab Atas TINGGINYA Emisi Karbon yang Dihasilkan Sektor Bangunan BERPOTENSI BESAR Menyumbang Turunnya Emisi Karbon di muka bumi
• Masyarakat umumnya Menggunakan
waktunya 90% di luar rumah • Desain Arsitektur dan Infrastruktur merupakan salah satu kunci
keberhasilan Ekonomi dan Sosial di masa sekarang
PENGGUNA
“KAMI SENANG JIKA DAPAT MENGGUNAKAN BANGUNAN YANG HEMAT SECARA LINGKUNGAN TAPI YANG TERSEDIA HANYA SEDIKIT SEKALI. “
INVESTOR
“KAMI BERSEDIA MEMBIAYAI BANGUNAN HEMAT LINGKUNGAN, TAPI PERMINTAAN PASAR TIDAK NYATA”
KONTRAKTOR
“KAMI BISA SAJA MEMBANGUN BANGUNA HEMAT LINGKUNGAN TAPI ‘CIRCLE OF BLAME’ PARA PENGEMBANG TIDAK MEMINTA BANGUNAN2 SEPERTI ITU
PENGEMBANG “KALAU KAMI MINTA KONTRAKTOR BANGUNAN HEMAT LINGKUNGAN PARA INVESTOR TIDAK AKAN MEMBAYAR “
PENGGUNA “KAMI SENANG JIKA DAPAT MENGGUNAKAN BANGUNAN YANG HEMAT SECARA LINGKUNGAN KARENANYA SEDIAKAN LEBIH BANYAK“ INVESTOR “KAMI BERSEDIA MEMBIAYAI BANGUNAN HEMAT LINGKUNGAN, KARENA PERMINTAAN AKAN MENINGKAT”
‘CIRCLE
KONTRAKTOR “KAMI PERLU GBCIndonesia MEMBANGUN BANGUNAN LINGKUNGAN OF SUPPORT’ HEMAT MEMENUHI PERMINTAAN PARA PENGEMBANG”
PENGEMBANG “ ATAS KESEDIAAN INVESTOR KAMI MINTA KONTRAKTOR UNTUK MEMBANGUN BANGUNAN HEMAT LINGKUNGAN “
Green GENERATION
t
imprin
t
imprin
VISI DUNIA Menyatukan semua orang, semua bangsa dalam satu kesatuan.
Tanpa kesadaran global dan tanpa kepedulian pada solidaritas dunia Siapapun akan menjadi pecundang Bangsa apapun menjadi suku terasing
Terimakasih