ACCRN Newsletter Edisi 6

Page 1

Edisi 6 (April - Juni 2013)

ACCCRN ACCCRN B A N D A R

Newsletter

L A M P U N G

Penerapan Kurikulum Ketahanan Perubahan Iklim:

Separuh Perjalanan Saatnya Mengukur Kemanfaatan & Hasil Pembelajaran

H

ampir separuh waktu, perjalanan Program Penguatan dan Pemberdayaan Kapasitas Guru dan Siswa dalam Peningkatan Adaptasi Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung yang dilaksanakan oleh Universitas Lampung bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung. Saat ini, dua semester sudah, Bahan Ajar Pendidikan Ketahanan Perubahan Iklim –sebagai bagian utama dari program- telah diajarkan di 2 SD dan 2 SMP sebagai lokasi ujicoba. Secara administratif (output), seluruh tahapan ujicoba telah berjalan sesuai rencana, dan oleh karenanya, maka metodologi penyusunan bahan ajar dan model penerapan di kelas dalam bentuk aktifitas di dalam kelas (belajar melalui buku) dan aktifitas di luar kelas (aktifitas kelompok kerja) telah dapat menjadi model untuk penerapan secara luas (replikasi). Sedangkan secara substansi (outcome), output dari ujicoba telah menunjukkan perubahan sangat signifikan baik untuk siswa, guru, sekolah maupun lingkungan sekolah lain. Ini artinya, tujuan dari program dapat dinyatakan telah mencapai sasaran. Demikian benang merah atau kesimpulan dari berbagai rangkaian pertemuan yang telah dilakukan oleh tim Monitoring dan Evaluasi (M&E) Mercy Corps Indonesia dengan melibatkan Unila sebagai PMU, para observer, kepala sekolah, Tim Kota serta para guru lokasi ujicoba. Pada Jum’at (15/3) pertemuan pertama dilakukan di Unila dalam rangka penetapan indikator kunci untuk mengukur ketercapaian objective (tujuan). Selasa (19/3) pertemuan dilanjutkan di Hotel Grand Anugerah dalam rangka mengidentifikasi kemanfaatan dan hasil pembelajaran (lesson learned). Dan pada Senin (25/3) diakhiri dengan

perumusan strategi replikasi dipandu oleh Koordinator Program ACCCRN Indonesia Ratri R. Sutarto bersama PMU Unila. Pada saat yang bersamaan, berbagaai aktifitas di sekolah terus berjalan dengan lebih optimal. Beberapa dukungan alat bantu komposter dari BPPLH Kota Bandar Lampung kepada sekolah lokasi ujicoba telah berhasil dimanfaatkan dengan dukungan pembelajaran dari para pihak di luar sekolah. Para guru juga telah berhasil mendesain form evaluasi untuk menilai peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi perubahan iklim. Aktifitas Pokja (penghijauan, kebersihan, energi, kompos) juga semakin menarik dan aktif dengan dukungan alat bantu pembelajaran. Namun, karena program ini adalah inisiatif awal dengan harapan akan adanya replikasi secara lebih luas, maka upaya mengidentifikasi kemanfaatan (nyata) dan hasil pembelajaran (lesson learned) menjadi sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Identifikasi dan evaluasi capaian program inilah, fokus program yang pada periode ini akan mulai dilakukan; rutin setiap tiga bulanan hingga akhir program Desember 2014.. Akhirnya, kepada seluruh penggiat program, seluruh mitra ACCCRN dan seluruh stakeholders Pendidikan Ketahanan Perubahan Iklim, selamat menikmati Bulletin ACCCRN Bandar Lampung edisi #6 ini. Selamat untuk terus berkarya. Salam.

Newsletter ini diterbitkan sebagai media penyebarluasan informasi kepada stakeholders tentang kegiatan “Penguatan dan Pemberdayaan Kapasitas Guru dan Siswa dalam Ketahanan Perubahan Iklim Perkotaan (UCCR) di Bandar Lampung” sebagai salah satu kegiatan dalam Program Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) di Indonesia, Thailand, Vietnam dan India. Diterbitkan oleh : Project Management Unit (PMU) Universitas Lampung dan BAPPEDA Kota Bandar Lampung Didukung oleh : Mercy Corps Indonesia – Rockefeller Foundation


Lokakarya Evaluasi Program :

Berbagi Pengetahuan …… Meningkatkan Kesadaran …………. Menguatkan Koordinasi dan ……………. Mengupayakan Pendanaan

PMU Unila + Kepala Sekolah + Observer Program Pendidikan Dalam Lokakarya Evaluasi Proyek Intervensi Adaptasi Perubahan Iklim, 19/3/2013

S

ejak tahun 2009, Program Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (Asian Cities Climate Change Resilience Network / ACCCRN) telah dilakukan di Kota Bandar Lampung dan Semarang, yang meliputi penyusunan kajian kerentanan (vulnerability assessment), pelaksanaan proyek percontohan (pilot project), kajian studi sektor (sector studies), dan perumusan strategi ketahanan kota terhadap perubahan iklim (city resilience strategies –CRS-). Sejak Agustus 2010, pelaksanaan program ini telah memasuki phase ke-tiga, yang menekankan kepada pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan ketahanan kota yang didasarkan pada dokumen CRS, penguatan institusi dan pengembangan kapasitas tim kota, memperkuat jejaring, dan mempromosikan pencapaian kota Semarang dan Bandar Lampung kepada dunia internasional dan nasional. Di awal fase tiga, telah dilaksanakan proyek “Strengthening and empowering teachers and student capacities in Urban Climate Change Resilience (UCCR)” di Kota Bandar Lampung untuk meningkatkan ketahanan Kota Bandar Lampung terhadap dampak perubahan iklim. Proyek Intervensi Adaptasi Perubahan Iklim ini telah berjalan selama satu tahun semenjak awal 2012 dan penting bagi stakeholders kota untuk dapat mengetahui kemajuan dan manfaat proyek ini bagi ketahanan kota terhadap perubahan iklim. Selain itu agar dapat menjadi pembelajaran/lesson learn bagi semua pihak dan terutama bagi Tim Koordinasi Peruba-

2 ACCCRN Newsletter

han Iklim Kota Bandar Lampung mendapatkan masukan untuk dapat berkontribusi lebih baik terhadap ketahanan Kota Bandar Lampung didalam menghadapi dampak perubahan iklim. Tujuan kegiatan ini adalah untuk (a) melakukan evaluasi terhadap kegiatan program ACCCRN di kota Bandar Lampung untuk mengetahui manfaat program ACCCRN terhadap peningkatan ketahanan kota Bandar Lampung terhadap dampak perubahan iklim. Selain itu, juga untuk (2) melakukan evaluasi terhadap proses pengelolaan dan pelaksanaan proyek intervensi adaptasi perubahan iklim yang sedang berjalan untuk mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari proyek yang telah berjalan selama 1 tahun. (3) Melaksanakan pembelajaran bersama dari berbagai kegiatan perubahan iklim yang telah, sedang, dan akan dilakukan di Kota Bandar Lampung sebagai upaya penguatan dan pengembangan kapasitas tim kota. (4) Dialog pembelajaran bersama sebagai forum pembelajaran dan diskusi dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas, proses partisipasi yang dapat berkontribusi terhadap proses pengambilan keputusan yang lebih baik di tingkat kota. Acara evaluasi ini telah dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2013 di Hotel Grand Anugerah Bandar Lampung, dengan jumlah peserta 35 orang yang terdiri dari Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung, Pelaksana Proyek Intervensi Adapatasi Perubahan Iklim, perwakilan para pemangku kepentingan yang terkait serta perwakilan masyarakat yang menerima manfaat proyek pendidikan.


Dari Pengalaman Bandar Lampung Inisiatif untuk Indonesia Mulai Dibangun

M

ercy Corps Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan Program Jejaring Ketahanan Kota-Kota Asia terhadap Perubahan Iklim (Asian Cities Climate Change Resilience Network, disingkat ACCCRN) sejak tahun 2009. Program ACCCRN bertujuan untuk mengembangkan, mengkaji dan menerapkan strategistrategi praktis dalam menghadapi dampak perubahan iklim di wilayah perkotaan. Melalui program tersebut, sejumlah aktivitas telah dilaksanakan sampai tahap ke-2 (20092011), yang meliputi penyusunan dan pelaksanaan Kajian Kerentanan (Vulnerability Assessment), Studi Sektor (Sector Studies), Proyek Percontohan (Pilot Project) dan Strategi Ketahanan Kota (City Resilience Strategy). Bersama dengan jejaring 10 kota di Asia Tenggara dan Asia Selatan yakni Thailand, Vietnam dan India, program ACCCRN sedang dan akan terus mendorong serangkaian kegiatan adaptasi dalam upaya mewujudkan ketahanan perubahan iklim perkotaan (urban climate change resilience, disingkat UCCR). Sejak pertengahan tahun 2010, program ACCCRN telah memasuki tahap ke-3 yang dilaksanakan hingga 2016. Pada tahap ini, kegiatan difokuskan pada upaya implementasi program adaptasi dalam rangka membangun ketahanan perubahan iklim perkotaan. Pada tahun 2011, telah dilaksanakan satu proyek intervensi adaptasi mengenai “Penyusunan Master Plan Pengelolaan Sampah Padat Terpadu untuk Meningkatkan Ketahanan terhadap Perubahan Iklim�. Kemudian, dua proyek

intervensi adaptasi lain yang dilaksanakan sepanjang 2012– 2014 yaitu (1) Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas Para Guru dan Siswa dalam Ketahanan Kota terhadap Perubahan Iklim, dan (2) Konservasi Air Bawah Tanah melalui Penerapan Teknologi Lubang Resapan Biopori bagi Adaptasi Perubahan Iklim. Tahun 2012, program ACCCRN mulai dikembangkan (direplikasi) di kota lain yaitu Kota Dumai, Kota Palembang, Kota Blitar, Kota Cirebon dan Kota Probolinggo. Di seluruh kota replikasi tersebut, pengalaman dan tahapan kegiatan yang telah dilakukan oleh Kota Bandar Lampung menjadi dasar dan landasan untuk kota-kota tersebut melakukan kegiatan yang sama. Kota-kota tersebut pada akhirnya akan belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh Kota Bandar Lampung. Peranan Mercy Corps untuk memfasilitasi apa yang sudah dilakukan oleh Bandar Lampung menjadi contoh bagi kotakota tersebut sangat besar. Dari Bandar Lampung-lah, insiatif untuk menjadikan isu perubahan iklim sebagai salah satu isu strategis perkotaan dimulai.

ACCCRN Newsletter

3


Menajamkan Indikator Monitoring & Evaluasi Untuk Persiapan Replikasi Objective

D

alam rangka memperkuat pelaksanaan proyek adaptasi Penguatan dan Pemberdayaan Kapasitas Guru dan Siswa dalam Peningkatan Adaptasi Perubahan Iklim di kota Bandar Lampung, maka perlu dilakukan lokakarya penguatan strategi, Monitoring dan Evaluasi proyek dengan tujuan agar (1) Proyek memiliki strategi implementasi yang efektif untuk mencapai tujuan proyek, (2) Proyek memiliki Kerangka Logis dengan indikator yang mampu mengukur pencapaian tujuan/ objective proyek, (3) Proyek memiliki sistem Monitoring dan Evaluasi yang mampu mendukung pelaksanaan proyek, dan (4) Pelaksana proyek memahami pentingnya akuntabilitas, perhitungan penerima manfaat dan pengertian ‘Data Terpilah Jenis Kelamin dan Usia’ (SADD), serta mampu mengumpulkan data tersebut. Kegiatan ini akan telah berlangsung selama 1 hari pada 15 Maret 2013 di Universitas Lampung. Alur acara dibagi dalam tiga sesi; Sesi pertama mengenai Peninjauan Strategi proyek, Sesi ke dua mengenai peninjauan indikator dalam kerangka logis proyek serta sistem M&E proyek dan sesi ke tiga mengenai Akuntabilitas serta Perhitungan Penerima Manfaat. Pada setiap sesi akan diadakan presentasi dan diskusi yang melibatkan seluruh peserta lokakarya. Kegiatan ini dihadiri oleh Project Manager, Tim Monitoring dan Evaluasi Proyek ‘Strengthening and empowering teachers and student capacities in Urban Climate Change Resilience (UCCR)’ beserta Tim dari Mercy Corps.

4 ACCCRN Newsletter

Perubahan/hal yang ingin dilihat Ketika Objective Tercapai/Durasi

1. Guru di tahap pilot project kapabilitasnya meningkat dan mempengaruhi siswa

− Siswa menunjukkan perubahan sikap/ perilaku inisiatif (siswa mau memilah sampah, siswa berhemat energi, siswa mau menanam pohon) − Guru mendorong perilaku siswa di dalam dan di luar sekolah − Guru menjadi contoh bagi siswa − (dimulai April 2013, 3 bulan sekali – total : 7x4 sekolah = 28 kali sampai akhir 2014)

2. Pengembangan dan percontohan bahan pengajaran UCCR di kurikulum

− Materi UCCR sesuai dan mendukung kurikulum nasional − Guru mengajarkan materi UCCR ke siswa di sekolah lain − Sekolah pilot/ujicoba mendiseminasikan materi UCCR ke guru dari sekolah lain − Metodologi penyusunan bahan UCCR menjadi rujukan pengembangan bahan ajar lain − (dimulai April 2013, 3 bulan sekali)

3. Stakeholder luas paham dan mendukung UCCR

− Adanya dukungan dari pemerintah Bandar Lampung & stakeholder lainnya (BPPLH – bantuan komposter) − Adanya sinergi dengan program biopori − Inisiatif dari instansi yang terlibat untuk melakukan/meningkatkan aksi UCCR secara internal (UNILA, sekjolah, observer, kepala sekolah) − Adanya ketertarikan dari sekolah-sekolah lain di luar pilot untuk mengajarkan kurikulum UCCR di sekolahnya − Adanya kunjungan pembelajaran dari guru/ sekolah lain (pelatihan dari Sekolah Alam Lampung untuk membuat kompos) − (dimulai April 2013, 6 bulan sekali)

4. Dinas Pendidikan Bandar Lampung resmi adopsi UCCR ke kurikulum + Perwali

− SD dan SMP di Bandar Lampung mengimplementasikan kurikulum UCCR Opsi: − (mulai Juli 2013, per 4 bulan sekali) − (mulai Januari 2014, per 3 bulan sekali) − (mulai Juli 2014, per 3 bulan sekali)

5. Seluruh guru di Bandar Lampung menerima pelatihan UCCR

− Guru SD dan SMP memiliki pengetahuan UCCR − (berkala, 3 bulanan dimulai Januari 2014)

6. Best practice modul UCCR diadopsi di kota lain

− TOT Modul UCCR dari Bandar Lampung oleh UNILA, Tim Kota, Observer, TPM, Kepala sekolah dan guru − (setelah Juli 2014)


Kelompok Kerja Kompos:

Salah Satu Dampak

Pendidikan Ketahanan

Perubahan Iklim

di Bandar Lampung

P

endidikan ketahanan perubahan iklim yang dilaksanakan Universitas Lampung bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia saat ini sedang diujicobakan di dua SD dan dua SMP di Bandar Lampung, yakni di SDN 1 Langkapura, SDN 1 Karang Maritim, SMPN 7 dan SMPN 27. Tahap ujicoba dilaksanakan selama tahun pelajaran 2012/2013 yang berarti kini telah memasuki semester kedua. JIka ujicoba dianggap behasil, maka dalam waktu dekat program ini akan direplikasi ke seluruh sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim (Tim Kota) menempatkan prioritas kegiatan guna mendukung tercapainya sasaran program tersebut; salah satunya melalui diberikannya bantuan berupa peralatan pembuatan kompos (composter) kepada sekolah-sekolah, termasuk keempat sekolah ujicoba program ini. Bantuan alat komposter tersebut disalurkan oleh Badan Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPPLH) Kota Bandar Lampung dengan sebaran jumlah alat disesuaikan menurut kebutuhan atau jumlah siswa pada akhir tahun 2012. Kendala teknis kemudian muncul karena penyaluran bantuan alat itu belum ditindaklanjuti dengan penyuluhan bagaimana memanfaatkan alat komposter tersebut dan cara membuat komposnya. Unila menilai bahwa bantuan ini sangat relevan dan mendukung praktik pelaksanaan pendidikan ketahanan perubahan iklim. Oleh karena itu, digagas inisiatif bersama Kepala Sekolah SDN 1 Langkapura dan Kepala Sekolah SDN 1 Karang Maritim untuk mengoptimalkan bantuan tersebut dengan melakukan praktik (pelatihan)

pembuatan kompos dengan didampingi oleh siswa-siswi SMP Alam Lampung – di mana Kepala Sekolah Alam Lampung juga merupakan salah satu anggota Tim Kota dan sekaligus bagian dari Tim Pendidikan Ketahanan perubahan Iklim-. Praktik pembuatan kompos telah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 di SDN 1 Langkapura dan hari Jumat 8 Maret 2013 di SDN 1 Karang Maritim, dengan memanfaatkan jadwal kegiatan Jumat Bersih dan kegiatan Pramuka sehingga siswa memang beraktifitas di luar kelas. Siswa-siswi SMP Alam Lampung mengisi kegiatan praktik meliputi penjelasan tentang jenis-jenis sampah organik yang baik untuk dijadikan kompos, mencacah sampah organik (daun-daun kering yang dibawa siswa-siswi kelas 5) menjadi bagian yang kecil, membuat campuran mikro organisme lokal (MOL), mencampur sampah organik dengan tanah dan MOL, menyimpan campuran ke dalam alat komposter, serta perlakuan yang dibutuhkan sampai menjadi kompos dalam waktu sekitar 1 bulan. Setiap siswa trainer dari SMP Alam Lampung mengasuh sebanyak 12-28 siswa kelas 5 di kedua sekolah tersebut. Proses praktik pembuatan kompos ini juga didampingi guru-guru pelaksana pendidikan ketahanan perubahan iklim yang umumnya adalah guru kelas 4 dan guru kelas 5, serta observer yang bertugas memantau pelaksanaan proses pembelajaran program ini. “Kegiatan ini cukup efektif karena siswa diajak langsung berpraktik mengenai kelompok kerja kompos yang dipelajari dari bahan ajar, dan belajar langsung dengan kakak-kakak kelasnya di SMP sehingga mudah diterima karena seperti tidak terdapat pembatas jarak dengan para siswa. Kami bersyukur dengan bantuan teknis dari siswa-siswi SMP Alam Lampung ini” kata Dra. Hj. Sri Nastiti, Kepala SDN 1 Langkapura. Senada dengan komentar tersebut, Dra. Islamiyah selaku observer yang turut memantau praktik pembuatan kompos ini di SDN 1 Karang Maritim juga menambahkan “Luar biasa jika siswasiswi seusia mereka sudah dapat membuat kompos sendiri, hal ini juga membantu tugas guru yang mungkin justru belum tahu bagaimana melakukannya – itulah mengapa alat komposter bantuan BPPLH ini cukup lama belum dimanfaatkan, padahal bahan ajar di semester yang lalu sudah menjelaskan tentang kegiatan kelompok kerja”, imbuhnya. Pada kesempatan itu, Nanang Wiriatno - Kepala SMP Alam Lampung, mengatakan bahwa kehadiran siswa-siswi SMP Alam Lampung ke kedua sekolah dasar ini sebenarnya sebagai bentuk dukungan kepada kegiatan yang mengarah kepada kepedulian terhadap lingkungan. “Kebetulan di Sekolah Alam Lampung mereka memiliki kegiatan proyek bioteknologi dalam bentuk pertanian terpadu,” kata alumnus Teknik Lingkungan ITB ini. Selain membuat kompos, mereka juga berkebun sayuran organik, menanam dengan sistem vertikultur dan hidroponik di green house, serta membuat produk olahan sayuran menjadi komoditas yang mereka jual di kegiatan Jumat Bisnis atau Market Day di akhir semester. “Kesempatan ini juga melatih siswa agar dapat menjadi presenter keilmuan yang dipelajari di sekolah” pungkas Nanang. ACCCRN Newsletter

5


OPINI OPINI OPINI OPINI OPINI ............. melihat capaian yang sudah dilakukan oleh Program ACCCRN di Kota Bandar Lampung dan manfaat nyata yang sudah didapatkan; serta didukung oleh keaktifan Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung, maka sangat ringan untuk saya mengatakan bahwa kami sepenuhnya akan mendukung program ini. Ke depan, Pemerintah kota siap mendukung 2000% inisiatif-inisiatif baru yang muncul untuk meningkatkan ketahanan kota; siap untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan lokakarya, seminar, dan kegiatan lainnya dalam konteks perubahan iklim; siap meluaskan dan meningkatkan kapasitas tim kota; serta siap untuk memfasilitasi SKPD di Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam hal pengarus-utamaan isu perubahan iklim dalam strategi pembangunan Kota Bandar Lampung sehingga secara nyata SKPD juga berkontribusi terhadap peningkatan ketahan Kota.

(Cukilan Hasil Wawancara antara Koord. Program ACCCRN Mercy Corps Indonesia dengan Ketua Tim Koordinasi Ketahanan Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung sekaligus Sekda Kota Bandar Lampung (Drs. Badri Tamam), Selasa, 28 Mei 2013)

Urgensi Pendidikan untuk Penyebarluasan Pemahaman Perubahan Iklim Oleh : Hartati Sinaga Project Officer ACCCRN Mercy Corps Indonesia

K

erentanan atau vulnerability, merupakan keadaan atau tingkat­an di mana suatu sistem atau sumber daya berada dalam kondisi rawan dan tidak mampu meng­hadapi dampak ya­ng mungkin ditim­bul­­­kan dari suatu kejadian. Pada da­sar­­­­nya kerentan­an ada­lah kondisi ya­ng pasti dimiliki oleh semua orang dari semua kalangan; mulai dari anak-anak, remaja, hingga usia dewasa, tetapi dalam tingkatan yang berbeda. Tingkat kerentanan suatu sistem sangat dipengaruhi oleh kapasitas adaptasinya dalam menghadapi situasi yang rawan. Selama beberapa tahun terakhir, pemberitaan dengan topik seputar perubahan iklim masih terus hangat dibicarakan di berbagai kalangan masyarakat. Jika kerentanan dilihat melalui kacamata perubahan iklim, maka dampak dari perubahan iklim itulah yang dikatakan sebagai situasi rawan yang dapat membuat suatu sistem atau sumber daya menjadi rentan (terkena dampaknya). Kapasitas adaptasi dapat ditingkatkan melalui banyak cara, bergantung pada sistem atau sumber daya apa yang ingin kita pengaruhi. Di Bandar Lampung misalnya, sebagai upaya meningkatkan ketahanan perubahan iklim di sektor pendidikan, saat ini tengah dilaksanakan Program Penguatan dan Pemberdayaan Kapasitas Guru dan Siswa dalam Ketahanan Perubahan Iklim Perkotaan di Bandar Lampung.

6 ACCCRN Newsletter

Kegiatan ini secara khusus memfokuskan capaiannya pada guru, dan siswa sekolah dasar dan menengah pertama yang merupakan generasi penerus kota Bandar Lampung di masa yang akan datang. Pemberian materi sisipan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas diharapkan mampu memupuk pemahaman yang baik mengenai perubahan iklim bagi para siswa, yang diharapkan akan dibawa dan diingat hingga usia dewasa. Upaya peningkatan kapasitas ketahanan terhadap perubahan iklim melalui intervensi di sektor pendidikan merupakan media yang cukup efektif untuk menyebarluaskan pemahaman mengenai perubahan iklim, tidak hanya bagi guru dan siswa, tetapi juga bagi kalangan masyarakat umum. Guru dan siswa yang merupakan penerima manfaat langsung dari program adaptasi ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan (agent of change) yang membantu menyebarluaskan pengetahuan mengenai perubahan iklim, dampak, dan cara beradaptasi terhadap perubahan iklim, kepada lingkungan sekitar mereka; di sekolah, di rumah, dan di mana saja. Dengan bertambah banyaknya masyarakat maupun pihak lain di Bandar Lampung yang memiliki pengetahuan mengenai perubahan iklim, maka akan secara dapat dikatakan ketahanan kota tersebut dalam menghadapi perubahan iklim juga meningkat diukur dari kualitas Sumber Daya Manusia-nya yang semakin ber-ketahanan iklim selaras dengan strategi ketahanan kota Bandar Lampung 2011-2030. Program pendidikan ketahanan iklim yang saat ini sedang dilaksanakan di Bandar Lampung mendapat dukungan dari berbagai stakeholders seperti; aparat pemerintah kota (terutama Dinas Pendidikan), LSM, akademisi, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya dukungan dan komitmen tersebut, kedepannya diharapkan program adaptasi ini dapat terus berjalan dan memperkuat ketahanan kota Bandar Lampung dalam menghadapi perubahan iklim saat ini dan di masa yang akan datang.


AGENDA DALAM LENSA

Praktek Pembuatan Kompos oleh Siswa SDN 1 Karang Maritim, 8/3/2013

TIM KOORDINASI KETAHANAN PERUBAHAN IKLIM

Rapat Perancangan Prioritas Indikator Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan, Unila, 15/3/2013

Lokakarya Tinjauan Strategi Proyek, Monitoring dan Evaluasi, 25/3/2013

Drs. Badri Tamam Ketua TKKPI Bandar Lampung

Lokakarya Evaluasi Proyek Adaptasi Perubahan Iklim, Grand Anugrah Hotel 19/3/2013 Ir. Pola Pardede, Dipl. S.Eng H. Juhandi Goeswi, S.H Wakil Ketua TKKPI Sekretaris TKKPI Bandar Lampung Bandar Lampung

TIM MANAJEMEN PELAKSANA KEGIATAN Kursus Peningkatan Kapasitas Tim Kota dalam Adaptasi Perubahan Iklim, IHS, 29-10/5/2013

Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S Rektor Unila Penanggung Jawab Kegiatan

Dr. Eng. Admi Syarif Ketua Lembaga Penelitian Unila Koordinator Tenaga Ahli

Lokakarya Indikator Ketahanan Kota Terhadap Perubahan Iklim, Marcopolo Hotel 22/5/2013 Maulana Mukhlis, S.Sos, M.IP Dosen FISIP Unila Koordinator Program

Ahmad Rifa’i, S.Sos, M.Si Dosen FISIP Unila Administrasi dan Keuangan

ACCCRN Newsletter

7


KATA KUNCI

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik. Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI Tetap semangat…. Tetap sabar…. Tetap tersenyum….. Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN” Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA [Disadur dari Buku “Sepatu Dahlan Iskan”]

Universitas Kehidupan The Rockefeller Foundation’s Climate Change Resilience Initiative, bertujuan untuk mengkatalisasi perhatian, dana dan tindakan dari negara-negara maju untuk mendukung masyarakat rentan untuk mampu merespon secara proaktif dalam mengelola risiko yang terkait dengan dampak perubahan iklim. Inisiatif ini memberikan dukungan untuk Jaringan Kota-Kota di Asia dalam Ketahanan Iklim Perkotaan (Asian Cities Climate Change Resilience Network/ ACCCRN), peningkatan kapasitas di sektor pertanian di Afrika, dan memperkuat kebijakan dalam upaya adaptasi dan mitigasi oleh Amerika Serikat.

Mercy Corps membantu banyak orang di tempat-tempat di dunia yang menghadapi krisis alam (lingkungan) yang parah, kemiskinan, bencana dan konflik menjadi peluang untuk kemajuan. Didorong oleh kebutuhan lokal dan kondisi pasar, program kami memberikan kepada masyarakat dengan pengetahuan, alat-alat dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengubah kehidupan mereka sendiri menjadi lebih baik. Tugas tim kami di seluruh dunia yang berjumlah 3,700 orang profesional adalah untuk meningkatkan kehidupan 14,5 juta orang di lebih dari 40 negara.

Universitas Lampung (Unila) adalah satu-satunya perguruan tinggi (umum) negeri di Provinsi Lampung. Dengan lebih dari 1.300 dosen, Unila siap mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat) secara optimal. Fungsi tridharma tersebut bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kampus dalam menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berdaya saing bagi lebih dari 27 ribu mahasiswa, namun juga turut membantu pemerintah dalam proses pembangunan nasional. Karena itu, Unila terus berkomitmen untuk bekerja sama dengan segenap komponen baik pemerintah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri dalam mencapai tujuan mulia tersebut.

8 ACCCRN Newsletter


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.