Tajam Memban gu n Kampus
Edisi Enam Belas, Bulan November 2011
Forum Dekan
Tradisi Perayaan Idul Adha Di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Prof. Amzulian Rifai, SH., LL.M., Ph.D Dekan Fakultas Hukum Unsri
Pemuda Bersumpah Hingga saat ini kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pemuda. Sumpah pemuda 1928 berhasil menyatukan pemuda Indonesia yang berkontribusi pula kepada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Tantangannya bagaimana agar generasi sekarang juga “kerasu kan” dengan sumpahnya para pemuda dimasa lalu. Ada yang menuduh sumpah itu tak lagi melekat disanubari para pemuda kita. Tiga poin sumpah pemuda tahun 1928. Bahwa pemuda Indonesia bersumpah memilki satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia. Sumpah ini pula yang menyatukan berbagai unsur pemuda Indonesia yang majemuk dari sabang sampai Merauke. Sumpah ini menjadi modal kekuatan muda bersatu yang kemudian bermuara kepada semangat nasionalisme dan anti penjajahan yang melahirkan Indonesia yang merdeka pada tahun 1945. Peran pemuda jelas sentral dalam mencapai kemerdekaan ini. Hitung-hitungannya berarti sudah lebih dari 80 tahun pemuda Indonesia bersumpah dengan “tiga poin” itu. Sebagai “suatu doktrin” kepada para pemuda, masihkah melekat dalam benak orang-orang muda untuk tetap komit dan memahami makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia? Walaupun ada juga yang meyakini bahwa ketiga poin dari sumpah itu tidak boleh diterjemahkan secara kaku. Sebagian memaknai bahwa satu nusa berarti para pemuda Indonesia harus memiliki nasionalisme dan kecintaan tinggi terhadap negerinya. Menjadi pertanyaan, esensi mencintai negeri mungkin sama, tetapi apakah itu berarti pemuda Indonesia harus mengawal secara fisik negaranya? Tidak boleh pergi kemana-mana sehingga siap setiap saat ketika dibutuhkan oleh negara. Artinya, ada kewajiban membela negara dalam arti fisik. Para pemuda harus tetap berkarya di kampung halamannya. Relevansi pemikiran ini dipertanyakan anak muda yang hidup di era sekarang. Baca Pemuda Hal. 2
Photo Kiri: tampak H. KN Sofyan sedang menyampaikan Khutbahnya pada saat Pelaksanaan Shalat Idul Adha di Mushalla Baitul Mizan Fakultas Hukum UNSRI Photo Kanan: Tampak H. Abdullah Ghofar dibantu beberapa karyawan FH UNSRI sedang menyembelih salah satu Hewan Kurban di Lingkungan FH UNSRI FH UNSRI Tahun ini menyembelih 6 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Dekan Fakultas Hukum Unsri Prof.Amzulian Rifai, S.H.,LL.M.,Ph.D dan Keluarga Menyumbang 1 ekor sapi, 3 ekor sapi dari arisan & dosen, 2 ekor sapi dari Bank SUMSEL BABEL, 3 ekor kambing dari Alumni MKN dan 1 ekor kambing sumbangan dari Ketua Prodi MKn FH UNSRI Saut Parulian Panjaitan,S.H.,M.Hum.
M
erup akan tradisi setiap tahunnya jika keluarga besar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya (UNSRI) mengadakan penyembelihan hewan kurban di hari raya idul adha. Yang dimana hasil pemotongan tersebut lebih diprioritaskan dibagikan kepada yang benar - benar berhak menerimanya seperti pensiunan Faku ltas Hu kum dan masyar akat Lingkungan sekitar fakultas yang tidak mampu. Adapun kegiatan ini sendiri diadakan pada hari minggu (6/11) di Fakultas Hukum Palembang.
Perayaaan hari raya Idul adha 1432 H atau biasa disebut dengan lebaran haji ini, sebelum dimulai proses kegiatan penyembelihan hewan qurban, terlebih dahulu dilaksanakan shalat Idul adha tepat pada pukul WIB 07.00 di musholla Baitul Mizan Fakultas Hukum Unsri Palembang. Sebanyak 300 orang baik dari dosen,karyawan maupun di kalangan mahasiswa, semuanya mengikuti dan menjalankan Shalat Idul adha dengan dipimpin oleh H.K.N.Sofyan Hasan,S.H.,M.H yaitu selaku imam dan khotib. Beliau yang juga merupakan salah satu dosen yang ada di Fakultas hukum UNSRI ini menyampaikan Muhamad Rasyid, SH.,M.Hum Koordinator Pelaksana Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Qurban
Baca Tradisi Hal. 10
Mahasiswa Unsri Lakukan Unjuk Rasa Di Kantor Gubernur
IST Demonstrasi : Sejumlah mahasiswa tengah berdemonstrasi di kantor Gubernur Provinsi Sumatera Selatan
Ilustrator Oleh: Rizky Hidayaty
LPM Fakultas Hukum Unsri
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
P ada tanggal 11 oktober 2011 mahasiswa Fakultas Kedokteran(FK) semester 3 yang berjumlah sembilan orang memulai perjalanan dara Palembang menuju Fakultas Kedokteran di Indralaya. Ketika diperjalan an tepatnya dikawasan P oligon mereka telah Baca Mahasiswa FH dan FK Hal. 6
2
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Opini Dosen ORANG BANGSA INDONESIA ASLI
Konsep orang ban gsa Indo nesia Asli merup akan substansi yang diatur dalam UU No.1 2 tahun 2006 ten tang Kewarganegaraan yang memp erlihatkan ad anya perubahan paradigma dalam pengaturan kewarganegaraan. Perubahan paradigma tersebut sesu ai dengan gagasan penguatan prinsip negara hukum demokratis dan perlindungan hak asasi manusia. Oleh karena itu substansi pengaturannya berupaya untuk menghilangkan adanya diskriminasi terhadap warga negara. Pada masa lalu ter jadi diskriminasi terhadap kelompok tertentu warga negara dengan adanya pembedaan antara warga negara asli dan orang asing (tidak asli) berdasar ikatan primordial (ras dan etnis). Pada saat ini berdasar UU No.12 Tahun 2006 dianut suatu konsep baru tentang “Ind onesia Asli”. Ko nsep “Indonesia Asli” sebagaimana dituangkan di dalam Penjelasan Pasal 2 UU No.12 Tahun 2006 adalah “orang Indonesia yang menjadi warga negar a sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendaknya sendiri. Jadi pembedaan “Indonesia asli” dan “Indonesia tidak asli” sekarang ini dasarnya bukan perbedaan ras, melainkan status kewarganegaraan yang diperoleh sejak lahir. Siapapun yang sejak lahir telah menjadi warga negara Indo nesia dan tidak pernah menjadi warga negara lain atas kehendak sendiri. Ketentuan pasal 2 dan penjelasan UU No.12 Tahun 2006 memperlihatkan perubahan paradigma mengenai siapa yang disebut sebagai orang Bangsa Indonesia asli. Pengertian orang bangsa Indonesia asli menurut UU No.12
Tahun 2006 pada dasarnya selaras dengan amanat ko nstitu si. Dimana konteks penyelenggaran pemerintahan telah sangat tegas dalam pemilihan Presiden sudah tidak lagi menggun akan terminologi asli namun sudah menggunakan pengertian istilah “asli” itu sendiri (Pasal 6 ayat (1) UUD 1945). Hal ini tentu semakin membatasi perdebatan tentang siapa yang masuk sebagai orang asli dalam pencalonan presiden. Meskipun dalam Pasal 26 UUD masih menggunakan terminologi orang bangsa asli. Berdasarkan Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bang sa Ind onesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disa hkan den gan und angundang sebagai warga negara”. Ketentuan Pasal 26 ayat (1) ini perlu dihubu ngkan dengan ketentuan yang mengatur tentang syar at calon Presiden yang ditentukan dalam Pasal 6 ayat (1) Perubahan Ketiga UUD 1945 yang menyatakan: “(1)Calon Pres iden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga nega ra Indo nesia s ejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehenda knya sendiri…”. Syarat “warga negara Indonesia sejak kelahirannya” tersebut merupakan perubahan dari syarat yang dirumuskan sebelumnya dalam Pasal 6 ayat (1) asli, yaitu” war ga negara Indonesia asli”. Ketentuan ini jika dihubungkan dengan ide awalnya yang tercermin dalam pembahasan di sidang-sidang BPUPKI pada tahun 1945, jelas terkait dengan konsepsi tentang pribumi, yang diperhadapkan dengan konsepsi penduduk golongan Timur asing dan golongan Eropa atau yang dipersamakan. Sekarang dengan
Oleh: Agus Ngadino, S.H,M.H. (Dosen Bag HAN FHUNSRI)
rumusan baru “orang-orang bangsa Indonesia asli” harus dipahami d alam p engertian natural born citizens, yaitu orang yang sudah menjadi warga negara Indo nesia sejak kelahirannya sebagaimana ditentukan sebagai syarat calon Presiden dalam Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 sesudah Perubahan Ketigapada2000. Inilah legal concept dari pengertian orang Indonesia asli menurut UUD 1945 . Peru bahan ini menyebabkan terjad inya pergeseran makna dari perkataan “Ind onesia asli” itu d ari pengertian yang bersifat antropologis (anthropological meaning) menjadi pengertian yang bersifat hukum (leg al concept). Dengan perkataan lain, pengertian “orang Indonesia asli” itu mencakup setiap orang yang sejak kelahirannya sudah berkewarganegaraan Indonesia atau natural born citizens. Peru bahan ketentuan mengenai persyaratan calon Presiden dan calon Wakil Presiden dimaksudkan untuk mengakomodasi perkembangan
kebutuhan bangsa dan tuntutan zaman. Untuk itu persyaratan yang ad a sebelumnya dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (“orang Indonesia asli”) diubah agar sesuai dengan perkembangan masyarakat yang makin demo kratis, egaliter, dan berdasarkan rule of law yang salah satu cirin ya adalah pengakuan kesederajatan di depan hukum bagi setiap warga negara. Rumusan itu konsisten dengan paham kebangsaan Indo nesia yang b erdasarkan kebersamaan dengan tidak membedakan warga negara atas dasar keturunan, ras dan agama. Kecuali itu, dalam perubahan ini juga terkandung kemauan politik untuk lebih memantapkan ikatan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, dengan berlakunya U ndang-Un dang Nomor 12 Tahun 2006 diharapkan masyarakat Indon esia yang bersifat plural dan multikultur lebih terjamin keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak, terutama dalam pengakuan akan pluralisme kultural dan keterikatan etnik tertentu terhadap budaya dan komunitas etniknya sendiri tidak lagi mengalami kesulitan menjadi Warga Negara Indonesia sebagai identitas Bangsa Indonesia Asli sebagaiman a dimaksud d ari ketentuan Pasal 2 UndangUndang Nomor 12 Tahun 2006 menentukan b ahwa “ Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang Ban gsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disah kan dengan undang-undang sebagai Warga Negara”. Kemu dian ketentuan Pasal 4 menegaskan bahwa anak yang dilahirkan di wilayah Negara Repu blik Indo nesia dianggap Warga Negara Ind onesia sekalipun
status Kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas, hal ini berarti secara yuridis ketentuan ini oleh pemb entuk Un dang-Un dang dimaksudkan sedapat mungkin mencegah timbulnya keadaan tanp a kewarganegaraan dan memberi perlindungan terhadap segenap Warga Negara Indonesia. Pemikiran pemben tuk Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 dilihat dari segi perspektif huku m kewar ganegaraan mengandung makna bahwa kata orang-orang Bangsa Indonesia Asli ditentukan oleh keaslian berdasarkan tempat kelahiran. Dengan demikian penjabaran Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 mengenai konsep bangsa Indonesia asli tidak didefinisikan berdasarkan etnis, melainkan berdasarkan pada hukum bahwa keaslian Warga Negara Indonesia ditentukan berdasarkan tempat kelahiran dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Hal ini berarti bahwa semua Warga Negara Indonesia dan/atau lahir di Indonesia, tidak peduli etnis Tionghoa, Arab, India dan lain-lain. Semuanya dianggap Warga Negara Indonesia asli. Konsekuensi yuridisnya semua Warga Negar a Indon esia keturunan yang sudah menikah dan mempunyai keturunan yang sudah lahir di wilayah Negara Republik Indonesia demi hukum menjadi orang-orang bangsa Indonesia asli karenanya secara yuridis tidak diperlukan lagi memb uat Su rat Bu kti Kewarganegar aan Repu blik Indonesia (SBKRI) melainkan cukup menunjukkan akta kelahiran saja. Interpretasi ten tang pengertian orang-orang Bangsa Indo nesia Asli in i, setidaktidaknya telah memperjelas Baca Bangsa Indonesia Hal. 12
Pemuda ........................................................................................................................................................................................................................................................................ Dari Hal. 1
Sekarang ini justru rasa “kenusaan” para pemuda kita tidak sempit. Sebagian negara menjadi lebih maju dan memiliki jaringan yang sangat kuat dikarenakan para pemudanya pergi meninggalkan kampung halaman mereka. Para pemuda negeri itu tersebar diseluruh dunia tanpa kehilangan jati diri dan hubu ngan dengan negara leluhurnya. Sebut saja para pemuda dari China, Thailand, India, Srilangka yang sejak muda telah merantau keluar negeri, menjadi penduduk tetap di negara-negara barat termasuk ke Amerika Serikat. Sebagian justru berhasil menjadi duta yang baik bagi tanah leluhurnya. Apakah kemu dian par a pemuda ini (termasuk pemuda Indonesia)
tidak lagi memiliki nasionalisme negerinya? Makna satu bangsa juga harus dilihat konteksnya. Dimasa sumpah pemuda itu dideklarasikan para pemuda kita tercerai berai dengan identitasn ya seb agai putra Jawa, putra Sumatera, putra Ambon dan seterusnya. Justru satu bangsa ingin menyatukan para pemuda Indon esia menghadapi musuh bersama dimasa itu. Musuh yang terang benderang fisik dan sosoknya. Tetapi apakah sekarang satu bangsa itu secara ketat dan terbatas? Di era sekarang ini para pemuda kita memiliki mobilitas yang tinggi. Diantara anak-anak pelajar tingkat SLTP di kota Palembang saja, sudah terbiasa
Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Kampus Fakultas Hukum Palembang, Lantai 2, Ruang Unit Penerbitan Universitas Sriwijaya Palembang
berliburan ke beberapa negara melalui sekolahnya. Jika dimasa lalu anak-anak sekolah berlibur bersama guru sekolahnya mungkin ke danau terdekat, ke bukit terdekat dengan membawa bekal makanan dari rumah, anakanak sekarang berlibur dengan cara sungguh berbeda. Mereka berlibur menggunakan jasa travel agent. Berlibur ke banyak negara. Era globalisasi dan pergaulan para pemuda sekarang ini jangan-jangan melahirkan komunitas pemuda yang lebih luas lagi tidak sekedar sebagai satu bangsa sebagai pemuda Indonesia tetapi lebih luas lagi satu bangsa ASEAN, satu bangsa ASIA. Mungkin juga pemuda “satu bangsa” karena identitas lain, seperti “satu bangsa” atas
dasar berbagai kegiatan-kegiatan. Itupun mungkin melalui dunia maya. Tidak lagi berkumpul secara fisik, melalui upacara bendera di suatu lapangan ditengah terik matahari. Rasa nasionalisme itu ditunjukkan melalui daya tahan fisik melawan terik matahari ketika upacara. Padahal di kota-kota besar lapangan di disekolah untuk upacara serupa tak ad a lagi. Upacara mungkin didalam ruangan tertutup diatas gedung pencakar langit. Munculnya su mpah untuk bersatu bahasa, bahasa Indo nesia juga mesti dilihat konteksnya pada masa itu. Bahasa daerah masih mendominasi dalam berkomunikasi, maka bahasa nasional sangat d ibutuh kan. Hasilnya luar biasa, bangsa kita
menjadi satu dengan modal berbahasa yang satu, bahasa Indonesia. Mestinya, bahasa nasional kita bahasa Jawa karena dominasi etnis Jawa di Indonesia baik secara kuantitas maupun secara kualitas menjelang kemerdekaan. Tapi itu tidak dilakukan oleh para founding fathers kita. Mereka memahami ada etnis-etnis lain yang mesti diajak bersatu, makanya bahasa nasional kita adalah bahasa Indonesia bukan bahasa Jawa yang dimiliki pengu asa dan penentu Indonesia menjelang kemerdekaannya. Tapi terhadap pemuda kita sekarang ini, apakah makna satu bahasa mesti ditafsirkan secara sempit? Adalah fakta Baca Pemuda Hal. 16
Pimpinan Umum: Prof. Amzulian Rifa’I, S.H, LL.M, Ph.D, Pimpinan Redaksi: Irsan, SH, M.Hum, Redaksi: Muh. Zainul Arifin, M. Alvi Syahrin, Ditiya Duparia Mona Timur, Meintari Purnama Sari, Melda Jayasari, Atica, Ardi Muthahir, Fitri Ilmuwan Putri, M. Ardian N, M. Ikram, M. Rahman Arif, M. Syahri Ramadhan, Meilly Apriza, Merti Ardilla, Martin Manalu, Rendi Hariwijaya, Rizky Hidayaty, Rizka Nurliyantika, Riky Kurniawan Layout: Muji Burrokhim
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Lensa Kampus
EDISI 16, NOVEMBER 2011
3
FH Unsri jalin Kerja sama dengan Asia Foundation
Photo : Tampak Mr Erik (tengah) dan Prof. Amzulian (kiri) saat memberikan paparan Program E2J di Ruang Prof. Zainal Abidin, SH (28/09/2011)
Palembang, Media Sriwijaya - E2J ( Asia Fondation ) hadir di Fakultas H ukum Universitas Sriwijaya (28 september) untuk menjelaskan program Clinic Legal Education kepada civitas academica Fakultas Hukum Unsri. Hadir pada acara ini pimpinan E2J untuk Indonesia Mr. Eric dan semua tim E2J untuk Indonesia. Pada sambutan acara ini Dekan Fakultas Hukum Unsri Prof. Amzulian Rifai S.H.,L.L.M.,Phd, Menyatakan kesiapan dari Fakultas Hukum Unsri agar progr am ini masuk ked alam kurikulum akademik dan mengucapkan terimakasih atas kerja sama yang akan dilakukan oleh tim Clinic Legal Education di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Pada acara ini juga pimp inan E2J Mr Erik menyampaikan penjelasan tentang tata cara kerja sama dan kelebihan dari Clicik Legal Education. Menurut beliau di clinic ini setiap mahasiswa bisa sepuluh kali lebih baik dari pada
mahasiswa magang (P LKH) karena mahasiswa bisa lebih kepada dosen ketika dan sebelum klinik ini dimulai. Beliau juga menjelaskan bahwa u ntuk memb angun klinik ini memb utuhkan waktu yang panjang sekitar empat sampai lima tahun sehingga dalam perjalanan pembangunan ini pihak ITC juga akan melakukan bantuan berupa pembinaan. Pembinaan ini juga bukan hanya dari ITC saja yang akan memberikan pembinaan tetapi UNESCO dan University of Washington School of Law. Mr Erik juga menjelaskan bahwa Asian Fondation sendiri telah 50 tahun bekerja didalam bidang pendidikan di Indonesia dan menjalin hubungan baik dengan semua intitusi yang ada. Beliau juga menjelaskan ten tang University of Washington School of Law yang merupakan salah mitra atau tempat untuk menimba ilmu bagi dosen yang akan dikirim kesana. Menurut beliau juga University of Washington School of Law merupakan salah satu
Universitas hukum yang cukup terkenal di Asia. Di University of Washington School of Law sendiri para dosen yang dikirim tidak hanya mempelajari tentang Hukum Amerika tetapi juga mempelajari semu a kuriku lum ten tang pelajaran Hu kum disemua Universitas hukum didunia. Beliau juga menambahkan walaupun Klinik Hukum ini merupakan suatu yang baru tapi menilik dari sejarah Peradilan semu yang sekarang sangat maju padahal 15 tahun yang lalu peradilan semu merupakan sesuatu yang aneh karena baru sehingga beliau berharap bahwa Klinik hukum ini di 15 tahun yang masa datang menjadi metode pembelajaran yang saat baik ujar Mr Erik sebelum menutup penjelasanya. Pada kuliah umum ini Mr Erik juga ditemani 3 orang yang berkepentingan d alam menjelaskan klinik hukum ini. Ketiga orang tersebut adalah Dr Tomi suryo Utomo (kepela E2J Clinical Legal Education Expert),
Dr laode mudad Syarif (Dosen Universitas Hassanu din) sekaligus Kepala E2J Legal Education Expert, dan Ms Sri Herni Nubayanti (kepala E2J Civil Society Organization Expert). Disini juga Dr Tomi Suryo utomo menjelaskan b ahwa perbedaan LCE dengan PLKH sangat jauh karena jika menerapkan sistem LCE maka mahasiswa akan diajak bermitra langsung kepada tempat kerja dan mahasiswa akan merasakan orientasi sebagai pelayan publik, berbeda dengan PLKH yang hanya berpraktek didalam tetapi tidak terjun langsung kelapangan. Didalam Sistem LCE ini juga mahasiswa dituntut untuk tidak berbuat kesalahan dan memang benar belajar untuk berbuat yang sesu ai dangan peraturan sehingga sistem ini sangat bagus bila diterapkan. Bukan hanya Dr Tomi suryo Utomo saja yang memberikan penjelasan tentang LCE tetapi Dr Laod e Mudad Syarif yang merupakan dosen di Universitas Hasanuddin juga memberikan penjelasan bahwa Sistem LCE memb erikan b uku pan duan kepada mahasiswa yaitu buku yang berisi teori dan studi kasus yang terjadi dikenyataan. Beliau juga menjelaskan bahwa dengan buku panduan ini mahasiswa b isa belajar mengambil keputusan dengan keputusan-keputusan yang telah diambil sebelumnya oleh para ahli. Jika dilihat dengan buku panduan yang sekarang dipakai mahasiswa yang
menggunkan kurikulum civil law maka mahasiswa hanya diberikan teori-teori saja tanpa ada studi kasu s yang n yata dan ini menyebabkan kebanyakan mahasiswa sedikit kebingungan jika mendapatkan permasalahan yang sedikit keluar dari teori-teori tersebut. Pada acara kali ini bukan hanya Pihak dari E2J saja yang memberikan penjelasan tetapi pihak dari Fakultas Hu kum Universitas Sriwijaya yang diwakilkan bapak Fahmi Yoesmar AR R asyidi S .H,,MS juga memberikan penjelasan bahwa Fakultas Hukum Unsri sangat berminat dengan Sistem tersebut bahkan semua staff pengajar beserta Dekan Fakultas Hukum telah membahas sistem ini lebih jauh sebelum diadakannya acara ini. Menurut Bapak Fahmi Yoesmar klinik Hukum ini sendiri akan dimasukan d ikurikulum pembelajaran dengan taraf yang sama seperti P L K H sehingga mahasiswa terpilihlah yang memang mempunyai kualitas untuk bisa bergabung di Klinik Hukum tersebut. Beliau juga menjelaskan bahwa beberapa dari dosen Fakultas Hukum sudah mempunyai Lisensi sehingga bisa menjadi kemitraan dan mempermudah untuk membuat klinik hukum tersebut. Disini sebelum beliau menutup acara tersebut beliau berharap bahwa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya bisa menjadi Fakultas percontohan untuk membuat Klinik Hukum dengan bekerja sama E2J. ( Martin dan Rendi )
Kuliah Umum ..................................................................................................................................... Dari Hal. 15
pemerintah daerah. Adanya keharmonisan dari kerja sama membangun bangsa ini. Maka, sengketa seperti mengenai daerah pemekaran, pemilukada dan semacamnya. Akan d apat diselesaikan dengan baik tanpa adan ya ker etakan dan
kepentingan yang lain. Selain itu, tuju an untuk menciptakan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur akan benar – benar “bisa” telah direalisasi. Banyak sekali pemaparan yang disampaikan oleh dosen Hukum Tata Negara ini yang
dimana beliau menjelaskan polemik sengketa di era otonomi daerah secara komprehensif dan lugas. Di sisi lain, animo mahasiswa fakultas lain dan khususnya fakultas hukum untuk mengikuti kuliah umum tersebut sangat baik. ( MSR )
Photo : Para Dosen Fakultas Hukum UNSRI saat mengikuti paparan E2J di Ruang Prof. Zainal Abidin, SH (28/09/2011)
Photo Kiri : Salah satu dosen Fakultas Hukum Unsri, Bapak Amr ullah Arpa n sed ang memberi kome ntar dan tanggapan pada saat kuliah umum tentang “sengketa di era otonomi daerah” di ruang video conference, dekanat FH Unsri Indralaya. Photo Kanan : Para peserta yang tampak fokus mengikuti kuliah umum di ruang video conference. mayoritas kuliah umum ini dihadiri oleh dari kalangan mahasiswa dan juga beberapa dosen.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
4
Konsultasi Hukum
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Bagaimana Jika Korban KDRT Tidak Mau Melapor ke Polisi? Pertanyaan : Salah seorang kerabat kami, perempuan selalu mengalami kekerasan oleh suaminya, namun kerabat kami tersebut tidak mau mengaku telah mengalami penyiksaan atau melaporkan ke polisi sebagai korban KDRT. Padah al, secara kasat mata terlihat adanya bekas-bekas penyiksaan tersebut. Sebagai kerabat apakah yang dapat kami lakukan untuk membantu agar penyiksaan tersebut tidak berlanjut? Mohon penjelasan. Jawaban : Mengenai kekerasan dalam rumah tangga (“KDRT”) dapat kita temui pengaturannya dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (“UU KDRT”). Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbu atan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantar an rumah tan gga termasuk an caman u ntuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (lihat Pasal 1 ayat [1] UU KDRT). Kekerasan fisik merupakan salah satu bentuk dari KDRT sebagaimana diatur dalam Pasal 5 huuf a UU KDRT. Dalam kasus di atas, kerabat Anda tidak mau mengakui dirinya mengalami KDRT oleh suaminya dan meno lak melapor ke polisi. Dalam hal ini, kita perlu melihat ketentuan Pasal 26 ayat (1) UU KDRT yang pada intinya menyatakan bahwa yang dapat melaporkan secara langsung adanya KDRT kepada polisi adalah korban. Sebaliknya, keluarga atau pihak lain tidak dapat melaporkan secara langsung adanya dugaan KDRT kecuali telah mendapat kuasa dari korban (lihat Pasal 26 ayat [2] UU KDRT). Meski demikian, p ihak keluarga masih dapat melakukan tindakan lain untuk mencegah berlanjutnya kekerasan terhadap
Profil Mahasiswa
korban. Kewajiban masyarakat untu k turut serta d alam pencegahan KDRT ini diatur dalam Pasal 15 UU KDRT yang berbunyi sebagai berikut: “Setiap o rang yang mend engar, m elihat, atau meng etahui terjad inya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesu ai den gan ba tas kemampuannya untuk: a. mencegah berlangsungnya tindak pidana; b. memberikan perlindungan kepada korban; c. memberikan pertolongan darurat; dan d. membantu pr oses peng ajuan permoh onan penetapan perlindungan.” Dengan demikian, berdasarkan ketentuan di atas, yang dapat Anda lakukan sebagai kerabat ad alah sebagaimana disebutkan dalam poin a s.d. poin d di atas. Permohonan (poin d) dapat disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan. Dalam hal permohonan perin tah perlindungan diajukan oleh kelu arga, teman kor ban,
kepolisian, relawan pendamping, atau pembimbing rohani, maka korb an harus member ikan persetujuannya. Namun, dalam keadaan tertentu, permohonan dapat diajukan tanpa persetujuan korban (lihat Pasal 30 ayat [1], ayat [3], dan ayat [4] UU KDRT). Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” dalam ketentuan tersebut, misalnya: pingsan, koma, dan sangat teran cam jiwanya.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat. Dasar hukum: Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Penanya: Bagaskara Jawaban oleh: Diana Kusumasari Sumber: Bung Pokrol http://hukumonline.com/klinik/ detail.
Jhadi: MARI BENTUK KUALITAS DIRI DENGAN BERORGANISASI “Mahasiswa jangan hanya terbenam dengan kepentingan pribadi. Ketika ada sesuatu yang bertentangan maka jangan sungkan untuk berkata. Jadi, berkatalah selama kesempatan itu masih ada”.
O
rgan isasi sudah menjadi bagian dalam hidup pria yang bernama lengkap Jhadi Wijaya ini. Anak pertama dari dua bersaudara ini merasa jika meninggalkan organisasi ada perasaan yang kurang dalam dirinya. Dia mengakui bahwa pada awal berorganisasi pasti akan timbul perasaan jenuh. Tetapi setelah dijalani nantinya kita kan tahu positif dan negatif dari organisasi tersebut dan apa yang dibutuhkan organisasi itu serta dapat berpengaruh bagi diri kita sendiri. Karir organisasinya dimulai sejak dia berada di sekolah dasar. Diawali dari lingkup yang terkecil yaitu kelas. Dia pernah menjabat menjadi ketua kelas dari kelas 1 SD hingga kelas 3 SMA. Kurang lebih selama 11 tahun dia menjabat sebagai ketua kelas karena saat kelas 6 SD dia tidak menjabat menjadi ketua kelas. Saat SMP d ia per nah menjabat menjadi ketua pramuka dan juga ketua OSIS. Selain itu dia juga mengikuti organisasi Majelis Permusyawaran kelas serta pustaka bhayangkara. Selain organisasi internal sekolah, dia juga mengikuti organisasi eksternal saat menginjak bangku SMA. Dia pern ah menjabat men jadi
sekretaris umum di organisasi tingkat Kabupaten. Walaupun begitu, dia juga menjabat menjadi Wakil Ketua OSIS serta Ketua bidang di Paskibr a. Majelis Permusyawaran dan Rohis juga meru pakan organisasi yang digelutinya saat dia SMA. Tidak berbeda dengan zaman SMA, saat kulia dia juga bergelut dengan banyak organisasi. Di ALSA dia tergabung dalam divisi kaian ilmu hukum. Selain itu, dia juga sempat menjabat menjadi Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga di BEM Fakultas Hukum UNSRI. Saat ini sudah hampir tiga tahun dia bergabung dengan BEM UNSRI. Cukup banyak jabatan yang dijalaninya saat bergabung dengan BEM UNSRI, diantaranya Kementrian D alam Negeri, Kementrian Pendidikan, serta Kementrian Politik Luar Negeri Divisi Luar Negeri. Dan sekarang dia juga bergabung dalam Badan Otonom Ramah. Pria bersahaja ini juga mengikuti beberapa organisasi eksternal. Saat di IKMB Unsri dia semp at menjabat seb agai sekr etaris umum. Kesatuan Organisasi Kedaerahan juga meru pakan organisasi yang diikutinya saat ini. Dalam skala nasional dia mengikuti Konf erensi Energi
Mahasiswa Nasional Indonesia yang merupakan bawahan dari BEM Seluruh Indonesia. Baru-baru ini dia bergabung dalam Forum Bina Talenta Bangsa. Forum yang berpusat di Bandung ini merupakan gerakan dalam rangka mengajak anak SMA untuk mempersiapakan diri untuk masuk universitas. Setiap daerahnya memiliki beberapa perwakilan, dan untuk wilayah Sumsel ada dua perwakilan yaitu mahasiswa MIPA Unsri angkatan 2007 dan juga dirinya. “Organisasi berpengaruh dalam pembentukkan karakter atau jati diri dalam setiap melangkah. Mungkin sekarang organisasi belum berarti namun ketika kita tekuni maka dapat membentukkan karakter diri kita sendiri”, ujar pria yang hobi baca ini. Menurutnya bangsa butuh orang-orang yang berkarakter, oran g-orang yang ber beda dengan manusia pada umumnya. Karena hal itu dapat menjadi ciri khas. Melihat situasi kampus menjadi alasan p ertama dia mengikuti organisasi. Pola-pola yang tidak sesuai dengan pikiran yang ada membuat dirinya ingin berorganisasi. “Bisa dikatakan ada ketukan hati”, tambahnya disela-sela wawancara. Prestasi organisasi yang sangat membanggakan baginya bukan prestasi yang berbentuk fisik atau sebuah penghargaan.
Tetapi dapat hadir dan m en j ala n ka n organisasi itu smpai sekarang merupakan ke ban gga an b a g in y a . Semangat untuk berkiprah dalam organisasi sampai sekarang m a s i h disimpannya. “Apa lah artinya sebuah prestasi f isik apabila tidak ada kontribusi di setiap organisasi yang kita jalani, karena esensi dari organisasi adalah seberapa besar kontribusi kita bukan hanya pada organisasi itu saja tetapi juga pada lingkup organisasi itu berada”, ujarnya menambahkan. Ketika sudah berada dalam tingkatan universitas . Akan mulai dihadapkan dengan berbagai macam pandangan yang tingkatannya bukan lagi universitas. Saat seseo rang hanya dihadapkan pada orangorang di lingkup organisasi yang kecil maka dia akan merasa pikirannya terlalu besar, sebaliknya saat seseor ang dihadapkan pada orang-orang di lingkup organisasi yang besar maka dia akan menyadari bahwa pikirannya belum seber apa
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
dibandingkan dengan orang lain. Hal inilah yang paling berkesan baginya saat berorganisasi. Akan selalu ada pasang suru t dalam bero rganisasi. Terkadang terbersit dipikiran umum kalau mahasiswa yang bergelut pada organisasi ipk nya pasti kecil. Secara pribadi fase itu senantiasa sudah dilaluinya dan itu menjadi pelajaran. Menurutnya organisasi sebenarnya tidak ada pengaruh dengan nilai. Ketika kita bisa memposisikan antara yang penting dengan yang kurang penting, maka kita bisa memb edakan mana yg p erlu dipersiapkan lebih dahulu serta mana yang bisa di tunda. Intinya Baca Mari Bentuk Hal. 5
Seputar Kampus
EDISI 16, NOVEMBER 2011
5
Pengenalan LPM Media Sriwijaya dengan Mahasiswa Baru
Photo : Suasana saat Pengenalan LPM FH UNSRI Indralaya,Media Sriwijaya – Tepat pada hari terakhir kegiatan Program Perkenalan Kampus (P2K), seluruh organisasi yang ada di dalam ruang lin gkup Fakultas Hukum Unsri mendapat kesempatan u ntuk memperken alkan dan mensosialisasikan organisasinya terh adap mah asiswa baru termasuk juga dengan LPM Media Sriwijaya. Adap un alasan mengapa pih ak faku ltas memp erkenan kan setiap organisasi unuk memperkenalkan ormawanya agar setiap mahasiswa baru tersebut benar – benar mengetahui dan
memastikan organisasi mana yang akan mereka geluti sesuai dengan minat dan bakatnya. Dari pihak LPM Media Srwijaya sendiri hal ini tentunya merupakan suatu kebanggaan karena mendapat kesempatan untuk memperkenalkan LPM kepada seluruh mahasiswa baru. selain itu, hal ini juga merupakan suatu ajan g eksistensi bagi organisasi yang b ergerak di bidang jurnalistik tersebut karena sekilas banyak yang mengetahui bahwa organisasi ini h anya bertugas memberikan dan menerbitkan koran saja . Untuk itulah Dengan adanya program
perkenalan organ isasi ini itu saja, para kru juga mencari dan mnerbitkan berita di tentunya d apat memberikan menampilkan web dan blognya koran. Selain itu, yang membuat informasi secara jelas tentang hal sebagai bukti bahwa LPM para mahasiswa baru ini terkesima – hal kegiatan apa saja yang ada mengikuti kemajuan teknologi ialah para kru menjelaskan bahwa di dalam LPM Media Srwijaya. informasi masa kini. Selain itu banyak keuntungan yang bisa Ber tempat di ru ang juga, para kru menjelaskan diperoleh jika menjadi insan pers perp ustakaan fakultas, yang bagaimana proses kerja para kru teru tama dar i aspek ilmu dimana ruangan ini dip akai LPM sehingga dapat menerbitkan pengetahuan. Dengan melalui program khusus untuk LPM seb agai koran serta menerangkan kepada tempat untuk mensosialisasikan mahasiswa baru ini ten tang perkenalan organisasi Lembaga organisasinya kepada p ara manfaat menggeluti kegiatan di Pers Mahasiswa ini. Diharapkan kelak ke depannya ada “calon mahasiswa. Banyak segala hal bidang jurnalistik. yang dipersiapkan semenarik Dan hasilnya pun tidak sia kader insan pers” yang dapat mungkin baik itu mulai dari – sia, banyak apresiasi yang memb awa Lembaga Pers dekorasi ruangan, pemasangan diberikan oleh mahasiswa baru ini Mahasiswa Fakultas Hukum Unsri video maker yang berisi tentang terhadap anggota LPM ketika ini menjadi lebih baik lagi dan juga segala kegiatan organisasi sedang memperkenalkan dan tentunya dap at membentuk tersebut dan sebagainya. mensosialisasikan organisasinya. kepribadian insan pers yang Tentunya hal ini dilakukan untuk Apalagi pada saat kru LPM berjiwa penulis handal serta bagaimana berguna bagi masyarakat, nusa menarik perhatian mahasiswa baru menjelaskan ini terhadap LPM. Setelah segala perjuangan seluruh kru dalam dan bangsa. ( MSR ) persiapan telah direalisasikan dengan baik, puncak dari kegiatan ini akhirnya tiba juga yakni memperken alkan dan mensosialisasikan Lembaga Pers Mahasiswa Media Sriwijaya kepada mahasiswa baru. Segala hal dibawa seaktraktif mungkin baik pada saat memperkenalkan struktur anggotanya menjelaskan kegiatan apa saja yang sering dilakukan. Kemudian kegiatan ini semakin terlihat menarik ketika kru mempertontonkan video tentang kegiatan LPM kepada para mahasiswa baru ini seperti video pada saat kru sedang Berfoto bersama Peserta P2K usai Pengenalan LPM FH UNSRI mewawancarai narasumber. Bukan
FH UNSRI Selenggarakan Seminar Nasional Hukum dan Keadilan “Membahas Testimoni Antasari Azhar”
Photo : Tampak kiri ke kanan Dr. Maqdir Ismail (Pengacara Antasari Azhar), Prof. Amzulian Rifai (Dekan FH UNSRI), Prof. Mustafa Abdullah (Pakar Hukum Pidana UNSRI), dan Dr. Suparman Marzuki (Anggota Komisi Yudisial RI) saat memberikan paparannya dalam Seminar Nasional Hukum dan Keadilan “Membahas Testimoni Antasari Azhar” (08/10/11)
Palem bang, Media Sriwijaya – Untu k kesekian kalinya Fakultas H ukum mengadakan Seminar berkala
nasional. Yang dimana seminar huku m nasion al hukum dan keadilan kali ini mengangkat tema “Membahas Testimoni Antasari
Azhar”. Dengan adanya kegiatan seminar in i, bisa dikatakan sebagai wadah para “ahli hukum” yang berkumpul pad seminar
tersebut dituntut u ntuk mengidentifikasi dan menganalisis kasus hukum yang baru – baru ini telah menjadi topik terhangat. Termasuk salah satunya ialah membahas testimoni Antasari Azhar. Bertempat di ruang Zainal Abidin, Ruang Zainal Abidin, S.H, Faku ltas H ukum U niversitas Sriwijaya Kampus Palembang (8/ 10). Adapun yang men jadi pembicara pada seminar nasional tersebut ialah Maqdir Ismail, SH., LL. M yang merupakan Penasehat Hukum dari Antasari Azhar, Prof. Dr. Mustafa Abdullah (Ahli Hukum Pidana Fakultas Hukum UNSRI) dan Dr. Suparman Marzuki, SH., M.Si (Anggota Komisi Yudisial RI) serta selaku sebagai moderator ialah Dekan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya P rof. Amzullian Rifai, S.H., LLM., Ph.D . Diad akannya kegiatan ini
diharapkan menjadi suatu langkah untu k memban gun suasana ilmiah di kampus Fakultas Hukum Unsri. Selain itu, kegiatan ini bisa dijadikan suatu ajamg bagi para civitas akademika fakultas untuk mengaktualisasi dan memp resentasikan segala kemampuan nya dalam menganalisis ataupun mengidentifikasi segala kasus hukum yang sedang menjadi Topik Terhangat akhir – akhir ini. Penyampaian pembahasan tentang testimoni Antasari Azhar ini terbilang variatif. Hal ini dapat terlihat yang dimana Bapak Maqd ir men yampaikan paparannya secara tersistematis dan eksplisit. Di d alam penjelasaan nya, Beliau mengatakan bahwa telah banyak terjadinya penyimpangan – penyimpangan yang berkaitan Baca FH UNSRI Hal. 5
Mari Bentuk ................................................................................................................................................................................................................................................................. Dari Hal. 4
hanya pengendalian diri. Kita terkadang lupa. Ketika kita menyukai sesuatu kita akan sangat menyenangi, sebaliknya saat kita tidak menyukai sesuatu kita akan sangat membenci hal tersebut. Begitu juga dengan organisasi jangan sampai tersesat. Bahwa hidup bukan hanya untu k organisasi tetapi organisasi sebagai proses untuk membangun hidup.
Nilai yang naik atau turun hanya sebagai proses tetapi jangan dijadikan alasan akibat organisasi. Dalam proses, semakin jauh kita menikmati maka saat itulah terasa bahwa kita telah melawati proses itu. Jangan takut melewati proses dan jangan pula tebuai akan proses tetap harus ada pengendalian diri. Seb elum mengakh iri wawancara dengan repor ter (Med ia Sriwijaya, red) dia
menyampaikan beberapa pesan. Ketika kita jadi pemuda atau mahasiswa pasti kita p unya karakter sebagai pembentuk diri kita, maka sebagai pemuda atau mahasiswa kita h arus b isa memposisikan diri. Terkadang kita lupa bahwa pemuda punya pengaruh besar bagi proses perub ahan peradaban. Dengan pikiranpikiran pemuda keberanian untuk berubah masih akan ada. Maka
dari itu alangka baikknya kalau pikiran-pikiran yg masih jernih itu jgn sampai terko tori o leh kepentingan-kepentingan pihak tertentu yang sifatnya sementara atau semu yang kemungkinan bisa menyesatkan. Sebagai pemuda kita perlu punya kualitas diri. Kualitas diri dibentuk bukan secara otomatis tetapi melalui proses dan proses itu terkadang didapat tanpa kita sadari. Selama proses disitulah
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
ada peran ilmu. Dengan kita memiliki ilmu kita bisa jadi pembeda dengan yang lainnya . Intinya ilmu membentuk intelektual mahasiswa. Untuk Fakultas Hukum Unsri semoga dapat lebih maju bukan hanya dari segi kemahasiswaannya tetapi pada seluruh elemen yang ada serta bukan hanya lingkup regional saja namun nasional dan kalau bisa hingga internasional. (Meintari/Mona)
6
EDISI 16, NOVEMBER 2011
ISTILAH HUKUM Sumber : http://nesaci.com/contoh-istilahistilah-hukum/
Suara Mahasiswa Mahasiswa FH dan FK Unsri Lakukan Unjuk Rasa Di Kantor Gubernur
Duplik, jawaban kedua dalam proses sidang pengadilan; lihat : jawaban Dwangopvoedingsregeling, Peraturan tentang pengasuhan anak-anak dengan paksa S. 1917-74; lihat juga pasal 45 KUHP. Eksaminasi, ezaminatie (Bld), pengujian, pemeriksaan berkas-berkas perkara untuk meneliti apakah telah terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan peradilan oleh Hakim (Pengadilan) bawahan, juga dipergunakan untuk menilai kecakapan seorang hakim. Eksekusi, Executie (Bld) Pelaksanaan putusan Pengadilan. Eksepsi, Exceptie (Bld), tangkisan, pembelaan yang tidak menyinggung isi surat tuduhan atau gugatan tetapi sematamata bertujuan supaya Pengdilan tidak menerima perkara yang diajukan. Contoh : Eksepsi tentang tidak berkuasanya Pengadilan (Hakim) karena misalnya yang berkuasa adalah Pengadilan lain; Eksepsi tentang daluwarsanya penuntutan atau gugatan; Eksepsi tentang sudah pernah diputuskannya perkara dengan suatu putus dan Pengadilan yang telah memperoleh kekuasaan hukum yang tetap (“ne bis in idem”). Ekstrad isi, uitlevering (Bld), extradiction (Ing), penyerahan seorang oknum yang berada di luar wilayah negara asalnya, kepada pemerintah negaranya tersebut untuk diadili Evokasi, penarikan dari pengadilan rendahan, yang mestinya harus memeriksa perkaranya, ke sebuah badan Pengadilan yang lebih tinggi. Fait justificate (Pr), Sesuatu yang dapat membenarkan. Examinatie (Bld), pengujian, pemeriksaan berkas-berkas perkara untuk meneliti apakah terjadi kesalahankesalahan dalam melakukan pengadilan oleh Hakim (Pengadilan) bawahan; juga dipergunakan untuk menilai kecakapan seseorang Hakim; Lihat Eksaminasi. Faraid (Ar), ilmu faraid adalah ilmu tentang pembagian warisan. Fash (Ar), pengakhiran atau pembatalan perkawainan dengan putusan Hakim Fatwa (Ar), keputusan atau pendapat yang diucapkan oleh para ahli hukum Islam. Feitlijke aanrrand ing van de eerbaarheid (Bld), perbuatan melanggar kesusilaan. Barangsiapa dengan kekerasan atau mengancam kekrasan memaksa seseorang melakukan atau membiarkan dilakukan padanya perbuatan melanggar kesusilaan yang diancam dengan hukuman oleh pasal 289 KUHP. Fiscaal, fiskal, segala apa yang berkenaan dengan perpajakan. Hukum dscaal : hukum perpajakan.
Photo : Suasana saat Mahasiswa FH UNSRI unjuk rasa di Kantor Gubernur SUMSEL Palembang – Media Sriwijaya, Sebuah peristiwa baru-baru ini mencoreng institusi Negara, Ajudan gubernur Sumsel melakukan pengan iayaan kepad a 9 mahasiswa Kedokteran U niversitas Sriwijaya. Berikut kronologis peristiwa yang berhasil kami ( reporter Media Sriwijaya,red ) dapatkan dari korban sendiri. Pada tanggal 11 oktober 2011 mahasiswa Fakultas Kedokteran(FK) semester 3 yang berjumlah sembilan orang memulai perjalanan dara Palembang menuju Fakultas Kedokteran di Indralaya. Ketika diperjalanan tepatnya dikawasan Poligon mereka telah mengetahui mobil yang dikendarai mereka dilewati oleh rombongan gubernur yang berjumlah lima mobil. Sesampai disimpang perempatan setelah musi dua (kiri kearah kertapati , kanan kearah Indralaya,lurus ke arah Jakabaring) mereka memotong laju kend araan r ombongan kendaraan Gubernur tersebut dikarenakan rombongan gubernur tersebut memperlambat laju kend araan sehingga memungkin kan mereka untuk melewati rombon gan tersebut dan kebetulan juga jalur sebelah kanan jalan tidak ada kendaraan. Orangorang didalam kendaraan Patway dengan isyarat tangan mempersilakan mereka mendahului dan akhirnya dua mobil mereka pun mendahului rombongan tersebut. Setelah peritiwa tersebut mereka pun menaikan kecepatan dan meninggalkan rombongan tersebut jauh di belakangnya, hingga salah satu dari mobil mereka yaitu mobil baleno yang dikendarai Anugrah Manggala Yudha tertinggal dan dilewati kembali oleh rombongan gubernur tanpa terjadi sesuatu. Ketika melewati Pom bensin di dekat perusahaan kimia rombongan gubernur tepat berada di belakang mobil baleno tersebut sehingga mereka berinisiatif memberi jalan dengan menepikan mobil dan memberikan lampu sein kiri. Mobil pertama melewati mobil honda jazz yang sudah menepi dan salah satu mobil rombongan gubernur berhenti yang berisi dua orang yang mengenakan baju abu-abu seperti baju safari tanpa ada identitas melekat dipakaian mereka. Mereka menyuruh turun dari mobil dengan cara yang kasar . Cara para petugas untuk menyuruh mereka turun ialah memukulmukul kaca mobil di bagian sopir bahkan salah satu dari petugas tersebut melempar kaca mobil dengan botol plastik yang berisi air. Karena sudah merasa takut dan khawatir melihat perlakuan kedua orang tersebut
sehingga mereka meninggalkan kedua orang tersebut dengan mengambil jalur sisi kiri. Ketika meninggalkan kedua orang tersebut lantas mereka tidak membiarkan rombongan Anugrah pergi tetapi malah para petugas ini mengejar mereka dengan tambahan dua mobil lagi. Mereka yang sudah terpojok pun akhirnya diberhentikan secara paksa oleh ketiga mobil tersebut. Pertama mobil pajero memotong jalur lalu menutup jalan mereka dan mobil Honda Crv memepet mereka dari kanan dan terakhir mobil nissan Frontier menutupinya dari belakang sehingga mereka tidak bisa bergerak kemana-mana. Setelah mobilnya terkepung kurang lebih lima orang turun dari mobil tersebut, dengan perlakuan yang sama mereka disuruh turun secara paksa. Anugrah yang saat itu merasa ketakutan melihat perlakuan para petugas tersebut, dia pun membuka kaca dan meminta maaf. Ketika akan meminta maaf, para oknum petugas ini justru bertanya “Apakah ada anak pejabat dan anak anggota disini...?” dengan kompak mereka menjawab, “tidak”. Lalu mereka menyuruh Anugrah turun dan langsung memukul wajah dan menendang lengan bawah Anugrah. Tidak hanya memukul dan menendang para petugas ini juga merebut kunci mobil Anugrah secara paksa. Melihat perlakuan kasar yang dilakukan terhadapnya. Temannya yang berada dikursi belakang keluar untuk meminta maaf tetapi permintaan maaf temannya ( Achmad Ridh o ) tidak diindahkan malah para petugas ini meminta seluruh teman-temannya yang ada di dalam mobil untuk keluar dan jongkok dibelakang mobil. Setelah disuruh jongkok, teman – teman dari Anugrah ini mendapatkan juga perlakuan yang kasar yaitu salah satu dari oknum petugas tersebut yang bersepatu Pantofel menendang mereka bahkan sampai mengenai pelipis mata kanan Anugrah.
Teman Rombo ngan Anugrah yang mengendarai mobil baleno yang berada di belakangnya tadi melihat kejadian tersebut dan menepikan mobil tersebut. Melihat penumpang mobil baleno tadi turun salah satu dari petugas tersebut tadi menghampiri mereka dan mengulangi pertanyaan yang sama ‘ Apakah ada anak pejabat dan anak angggota disini..? . Ketika mendengar jawaban tidak petugas tersebut langsung menampari satu persatu penumpang mobil baleno tersebut. Saat kejadian itu berlangsung melintaslah satu bus dosen dan Staf Fakultas Hukum dan satu bus mahasiswa Faku ltas H ukum yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung. Rombongan dosen tersebut yang merasa tidak enak melihat perlakuan yang diterima mereka, langsung menghentikan mobil dan menghentikan kejadian tersebut. Beberapa dosen meminta mereka untuk menunjukan siap a saja orang yang melaku kan penganiayaan. Sontak Anugrah menunjuk beberapa petugas yang sudah menjauhi tempat kejadian. Anugrah sendiri yang tidak ingin memperpanjang keributan mend ekati salah satu petugas yang berp erawakan hitam besar dan menggunakan safari hitam tersebut dan meminta kunci mobil saya yang dirampas. Awalnya dia hanya mendapatkan kunci mobilnya tanpa kunci utama dan dia yang menyadari hal tersebut langsung meminta kunci utamanya. Awalnya petugas yang berperawakan hitam tersebut berkilah tidak mengetahui tetapi pada akhirnya dia menyerahkan kunci utama tersebut dengan alasan masih didalam mobil Anugrah. “Setelah mendapatkan kunci tersebut Anugrah dan teman - temannya beserta dua dosen Fakultas Hukum yaitu Abdulah Goffar dan Suratman melakukan pelaporan kejadian tersebut ke Polres O”, ujar Korban Azri Larga Guhpta yang menutup cerita. Sebagai kelanjutan dari kasus pemukulan yang dilakukan oknum petugas kepada mahasiswa kedokteran Unsri. Tepatnya pada tanggal 14 oktober 2011 Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sriwijaya beserta dengan civitas dari semua fakultas bergabung dan mengadakan Unjuk rasa didepan Kantor Gebernur. Unjuk rasa ini sendiri menunjukan aksi solidaritas Mahasiswa Universitas Sriwijaya atas kejadian yang menimpa Arzi Larga Guhpta yang menerima perlakuan yang tidak menyenangkan dan penganiayaan. Unjuk rasa ini sendiri diikuti sebanyak 200 mahasiswa yang tergabung dari berbagai Fakultas di Universitas Sriwijaya. Disini mahasiswa menuntut Pelaku di Pecat dari institusi Negara, Pelaku di proses hukum dan dipenjara, Gubernur sebagai atasan meminta maaf kepada korban. Baca Unjuk Rasa .............. Hal. 11
Photo : Gabungan Mahasiswa FH dan FK UNSRI saat meneriakkan tuntutan mereka
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Jelajah
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Komisi Yudisial Republik Indonesia
Photo : Gedung Komisi Yudisial
T
elah diketahui, fungsi lembaga negara yang ada di negara indonesia menganut teori fungsi lemb aga negara berdasarkan aliran Montesquieu. Yang dimana dia membagi ada tiga lembaga kekuasan di dalam suatu negara yakni lembaga legislatif yang bertugas membuat undang – undang, lembaga eksekutif bertugas melaksanakan undang – undang dan lembaga yudikatif bertugas mengadili / menyelesaikan perkara yang telah melanggar undang – undang. Dalam hal ini ada salah satu lemb aga negara di negara indonesia yang berperan penting dalam menegakan supremasi hukum di indonesia yaitu Komisi Yudisial atau biasa disingkat KY. Sejarah Pembentukan Komisi Yudisial Berawal pada tahun 1968 muncul ide pembentukan Majelis Pertimbangan Penelitian Hakim
(MPPH) yang berfungsi untuk memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan akhir mengenai saran-saran dan atau usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan, promosi, kepindahan, pemberhentian dan tindakan/hukuman jabatan para hakim. Namun ide tersebut tidak berh asil d imasukkan dalam undang-undang ten tang Kekuasaan Kehakiman. Baru kemudian tahun 1998an muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan solid sejak adan ya desakan penyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlu kan pengawasan eksternal d ari lembaga yang mandiri agar citacita untuk mewujudkan peradilan yang jujur, bersih, transparan dan profesional dapat tercapai. Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang
membahas amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya Komisi Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Berdasarkan pada amandemen ketiga itulah dibentuk Un dang-Un dang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004. Adapun keanggotan dari anggota Komisi yudisial tersebut terdiri dari tujuh anggota yang
tentunya telah dipilih dan diseleksi secara ketat. Kemudian ketujuh anggota terpilih ( termasuk ketua dan wakil ketua yang merangkap anggota ) ini wajib mengucapkan sump ah dih adapan Presiden, sebagai awal memulai masa tugasnya. Keanggotaan Komisi Yudisial itu sendiri ada terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat. Anggota Ko misi Yudisial merupakan Pejabat Negara yang memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Sekarang,Komisi Yudisial diketuai oleh Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H.,M.H. dan dengan wakil ketuanya yaitu H. Imam Anshori Saleh,S.H.,M.Hum. (*)
Dr. Mustafa Abdullah, SH sedang menjelaskan paparannya, terlihat dari para peserta yang menghadiri seminar tersebut sangat fokus dan konsentrasi. Di sisi lain, Dr. Suparman Marzuki, SH., M.Si yaitu selaku Anggota Komisi Yudisial RI. Menyampaikan pemaparannya sekaligus membuka “mata” para peserta seminar tersebut tentang bagaimana bobroknya kredibilitas dan integritas hakim sekarang. Banyak berbagai kasus perkara
Padepokan Mahasiswa Oleh: Ardi Muthahir
Ketika aku tejerembab dalam runtinitas kuliah Ketika aku lelah tak kuat lagi mencari jawaban tugas kuliah Kepadamu aku menapakkan kakiku Wahai perpustakaanku Perpustakaan Kau adalah atom demokritus Satuan kecil,tak kasat mata Tapi hadirmu nyata Perpustakaan Kau adalah sup jagung manis Pelepas dahaga Indah terstruktur Buku… Koran… Majalah… Komik… Internet… Mitraku sepanjang hari Kau adalah rumah segiempat Ilmu Pengetahuan aku dapatkan Kau adalah padepokanku Terima kasih perpustaanku
Photo : Lambang dari Komisi Yudisial Republik Indonesia
FH UNSRI ............................................................................................................................................ Dari Hal. 5
dengan kasus Antasari Azhar. Bukan itu saja, dia menambahkan begitu banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh hakim yang mengadili kasus Antasari Azhar. Banyak sekali hal – hal yang perlu dipertanyakan atau bah kan ditinjau kembali mengenai bukti bukti kasus yang pada akhirnya menjerat Antasari Azhar. sehingga membuat seminar saat itu sangat bervariatif dan kesannya tidak membosankan. Hal ini dapat terlihat pada saat Prof.
7
yang diadili den gan tanpa didasari undang – undang yang diberlakukan. “bahkan, ada suatu kasus pidana yang diadili oleh hakim agama”. Ujarnya menambahkan. Terkait dengan kasu s Antasari Azhar ini, menu rutnya yang men jadi kontroversinya ialah tentang penjatuhan hukum terhadap Antasari Azhar o leh hakim pengadilan. Yang dimana adanya suatu keanehan di dalam putusan tersebut. Adanya diskusi komunikasi dua arah antara peserta dan pemateri menjadi suatu wujud dari para civitas hukum yang hadir dalam mengkritisi dan mendiagnosis segala hal – hal permasalahan hukum sekarang ini. Acara penyerahan cindera mata dari fakultas hukum kepada para pemberi materi dan penyerahan cindera mata dari komisi yudisial kepada fakultas hukum menjadi agenda kegiatan terakhir sebelu m menu tup kegiatan seminar ini. ( MSR )
Seperti diketahui pada Koran Media Sriwijaya edisi ke – 15 kemarin. banyak sekali saran dan kritik yang kami terima terkait pemberitaan yang ada di Koran kami. Khususnya, di rubrik Lensa Kampus yang membahas tentang Diskusi Publik Walhi : Mengulas RUU Pengadaan Tanah Tidak Objektif !. Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, begitu pun juga kami sebagai insan pers muda. Kami menyadari bahwa adanya unsur – unsur “kesalahan” di dalam tulisan yang berkaitan berita tersebut. Contoh kecilnya ialah penulisan nama Edi Ganivo yang sebenarnya ialah Edi Ganevo, Dr. Firman Muntaqo,SH.,M.Hum, yang tidak pernah studi di Malaysia dinyatakan meraih gelar doktor dari Malaysia. Men genai kesalahan tersebut, kami ( reporter Media Sriwijaya, red ) sadar dan meminta maaf atas adanya kesalahan dalam penu lisan maupun juga penyampaian di dalam pemberita Diskusi Publik Walhi tersebut sehingga membuat dari berbagai pihak khususnya narusumber di dalam berita tersebut menjadi gusar dan kecewa.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Klarifikasi Perlu diketahui juga, pada hari rabu (26/10) menjelang adzan magrib tepatnya di ruang Laboratorium Fakultas Hukum. kami kru LPM Media Sriwijaya telah menemui dan berbicara dengan Dr. Firman Muntaqo,SH.,M.Hum. yang dimana pada waktu itu kru LPM Media Sriwijaya tersebut diwakilkan oleh M. Syahri Ramadhan dan M. Ar dian Nugr aha. D isana kami menyampaikan secara “langsung” untuk meminta permohonan maaf dari beliau atas adanya unsur kesalahan dalam menulis berita yang pada waktu itu dibuat dan diliput oleh kru kami ( Rendi Hariwijaya ). Setelah berbincang cukup lama, beliau memaafkan atas kesalahan yang kami buat dan memb erikan n asehat yang sangat berarti buat LPM Media Sriwijaya ke depannya untuk menjadi lebih baik lagi. Adapun mengapa kru kami R endi Hariwijaya tidak dapat ikut men emui D r. Fir man Muntaqo,SH. ,M.H um dikarenakan saat itu dia sedang dalam kondisi sakit. Baca Klarifikasi Hal. 14
P enelitian
8
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Galeri Media Sriwijaya
REFORMASI PENGATURAN SANKSI BAGI ANAK NAKAL: DARI HUKUM REFRESIT MENUJU HUKUM RESPONSIF OLEH: NASRIANA, S.H.,M.Hum. ELFIRA TAUFANI, S.H.,M.Hum SRI TURATMIYAH, S.H.,M.Hum
Secara empirik didapatkan bahwa putusan-putusan pengadilan terhadap anak yang melakukan tindak pidana lebih didominasi oleh putusan berupa pidana penjara sebagai bentuk pidana perampasan kemerdekaan/penjara yang mencapai 90,9 persen dari seluruh jenis putusan. Padahal, pidana Perampasan kemerdekaan adalah pdana yang paling dihindarkan mengingat dampak negative dan stigma tisasi, Oleh karena itu penelitian ini mempermasalahkan : Apakah betul pemberian putusan berupa pida na pera mpasan kemerdekaan (penjara) itu menunjukkan tipe sanksi repr esif? U paya apa yang d apat dilakukan agar putusan yang bukan penjar a (Tindakan ) lebih diberikan terhadap anak nakal bila dilihat dari pers pektif kebijakan p engatu ran/ form ulatif? Penelitian ini ad alah penelitian yuridis normatif, yang bahan hukumnya bersumber pada bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum dianalisis secara content analysis da n kemud ian ditarik kesimpulan dengan metode deduktifinduktif. Dari pembahasan dipahami bahwa pemberian putusan berupa pidana perampasan kemerdekaan (penjara) bagi anak nakal memang menunjukkan tipe sanksi represif. Hal ini dikarenakan adanya in-harmonisasi dari pelbagai produk legislatif/formulatif sebagai bentuk political will pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak. Di beberapa produk legislatif (Konvensi Hak anak, UU HAM, dan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak) telah diatur bahwa sanksi pidana perampasan kemerdekaan terhadap anak hanya dapat diberikan sebagai upaya terakhir dan kalaupun dijatuhkan, tidak memakan waktu yang lama; namun dalam kebijakan legislatif/formulatif yang tertuang dalam UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, justru memungkinkan bahwa sanksi pida na pera mpasan kemerdekaan dijatuhkan terhadap anak. Dari perspektif kebijakan pengaturan/formulatif, upaya yang dapat dilakukan agar putusan yang bukan penjara (Tindakan) lebih diberikan terhadap anak nakal, tentu dengan melakukan pembaharuan hukum pidana yaitu dengan melakukan reformulasi terhadap pengaturan sanksi terhadap anak yang melakukan tindak pidana. Landasan nilai keadilan substanstif dan nilai kemanfaatan bagi anak tentu harus dipertimbangkan, sehingga pembentuk unda ng-unda ng dapa t melakukan pembenahan sistim pengancaman sanksi Tindakan yang lebih bervariatif yang tidak hanya diperuntukkan pada anak yang berusia antara 8 – 12 tahun saja, tetapi kepada semua kelompok yang tergolong anak/remaja. ***
Kegiatan P2K : Gambar-gambar di ambil pada saat kegiatan acara P2K ( Program Pengenalan Kampus ) Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Kegiatan ini merupakan agenda khusus yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru angkatan 2011. Adapun tujuan kegiatan acara ini ialah untuk mengajak para mahasiswa baru untuk lebih mengenal lebih jauh tentang Fakultas Hukum. Mulai dari kampus, dosen, sistem akademik dan segala hal yang berada dalam ruang lingkup fakultas. Hal ini tentu saja dilakukan agar para mahasiswa baru tersebut dapat berusaha untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan “baru” baik dari aspek sosial maupun akademis yang akan dialaminya nanti.
Seminar Nasional : Gambar di atas diambil pada saat Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya mengadakan seminar nasional di hotel aryaduta. Adapun tema dari seminar tersebut ialah “Seminar Nasional Sistem Pembuktian Terbalik dan Transaksi Keuangan Non – Tunai, Strategi Baru Pemberantasan Korupsi.” Tampak pada gambar sebelah kiri yaitu Prof. Dr. Deny Indrayana yang merupakan salah satu pembicara pada seminar tersebut sedang memberikan paparan materinya kepada peserta seminar. Tampak pada gambar sebelah kanan yaitu merupakan peserta dan tamu undangan seminar nasional di hotel aryaduta. Adapun tamu yang hadir pada acara tersebut ialah ketua DPR RI, Bapak Marzuki Alie, Rektor Universitas Sriwijaya, Prof. Badia Parizade, Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Eddy Yusuf dan tentunya Dekan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Adapun seminar nasional ini dapat direalisasikan berkat kerja sama Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dengan PT Bukit Asam ( Persero ), Tbk. Kegiatan seminar ini terbilang berjalan dengan sukses. hal itu dapat terlihat antusianisme dan banyaknya peserta yang mengahadiri seminar nasional tersebut.
Aris Halatas
snap shot
Photo : nampak civitas fakultas hukum unsri yang sedang bersantai di ruang tunggu di dekanat indralaya . Tempat ini merupakan tempat favorit kalangan civitas akademika terutama bagi kalangan mahasiswa. Tempat ini biasanya dijadikan sebagai tempat “bersantai” mereka sambil menunggu jam masuk mata kuliah.
Tadaruz al – qura’n : para mahasiswa Fakultas Hukum Unsri yang sedang melakukan tadaruz al – qura’n. Kegiatan ini sendiri disebut dengan one day one juz ( satu hari satu juz ) yang merupakan agenda dari BO Ramah yang dilaksanakan selama bulan ramadhan.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Sosok
EDISI 16, NOVEMBER 2011
9
Shaful : Hobi yang Menghasilkan di Tengah Segala Keterbatasan “F
otorgafi adalah seni melu kis lewat cahaya” ujar wartawan Sindo ini ketika dimintai pendapatnya tentang fotografi. Kecintaannya terhadap dunia fotograpi yang tiba-tiba, dimulai saat menjalankan hobinya jalanjalan. Awaln ya pria yang tergabung dalam Mapala ketika menjadi mahasiswa ini menyadari hasil foto nya yan g “jelek”. Menurutnya jepretannya tidak sesuai dengan pandangan mata. Semangatnya semakin menggebu ketika disatu kesempatan naik gunu ng bersama seo rang mahasiswa jurusan fotografi yang memo tret edelweiss den gan indah. Den gan semua keterbatasan yan g ada pria bernama lengkap Mushaful Imam ini bisa survive menggeluti bidang fotografi. Semuanya dimulai dengan belajar menggunakan kamera poket meski h arus kesu litan membeli film dan berburu majalah fotografi di pasar loak di Jakarta. Salah satu alasan tertarik pada seni potret ini menurutnya kita dapat memindahkan sesuatu yang kita lihat kedalam bentuk yang tahan lama dan lebih cantik dari pandangan mata. Selain
itu bidang ini berkesimanbungan dengan hobi yang senang jalanjalan dan bertualang. Diceritakan bahwa mulan ya men jadi fotografer bukanlah cita-citanya selain karena masih sepinya peminat fo to dan sulitnya menemukan perangkat penunjangnya, profesi fotografer berbanding jauh dengan latar belakang pendidikannya saat itu di bidang ekonomi yang jelas arah kerjanya misal di bank atau perusahaan. Otod idak p enuh d alam mempelajari bidang yang mulai ditekuninya dengan serius ketika menganggur pria ini mengaku hamp ir selu ruh materi dipelajarinya sendiri dengan majalah-majalah loak yang di kumpulkan, itupun belum harus berburu ke Jakarta karena belum banyak yan g masu k ke Palembang. Bahkan majalahmajalahnya banyak berbahasa asing yang sampai sekarang masih tetap disimpannya dan hafal dimana mencari materi tertentu foto dalam majalah tersebut. Ditambahkannya bahwa masanya kuliah dulu belum ada Gramedia, internet apalagi Goo gle. Ketertarikan utamanya saat ini di
seni foto adalah kreatif itas seseorang dalam membuat karya dan pola pikirnya d alam membentuk gambar itu hidup. Spesifiknya secara tehnik seperti landscape. Pria yang telah sep uluh tahun menjadi wartawan ini merasa tidak pernah dirugikan dengan aktif di fotografi. Dipaparkannya hobi ini banyak menguntungkan. “Ketika saya menganggur, tinggal angkat telepon lalu diajak teman ikut motret. Pulang-pulang, uang makan untuk tiga hari sudah beres.” Disinggung soal penghargaan apa saja yang pernah didapatinya setelah sepuluah tahun aktif motret dijawabnya dengan santai “Baru dua tahun ini saya menan g beberapa penghargaan. Jadi bisa dikatakan selama delapan tahun sebelumnya saya belum beruntung. Makanya saya bersyukur sekali. Seperti kejatuhan dunia runtuh.” Yang palin g berkesan ceritanya, adalah menjadi nominator dalam kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh Jasaraharja di awal Januari 2011 lalu bersama seor ang wartawan Sriwijaya FM. Melihat
kampanye tertib lalu lintas di simpang empat gedung DPRD Palembang. Jadi foto yang diambilnya hanya beberapa orang yang menyebarkan sisa-sisa brosur pada pengendara. Yang tepat saat itu adalah jejeran motor yang semuanya memakai helm bahkan anak kecil paling hasil foto dari nominator lainnya sudah menbuat nyalinya ciut apalagi temannya dari Palembang itu harus puas hanya sebagai nominator. Namun saat tema fotonya yang disebut “Kampanye” ia malah bengong tidak percaya, menjadi juara pertama. Padahal history dibalik foto itu kebetulan. Ceritanya, ia terlambat datang ke acara Baca Hobi Yang Hal. 11
Arti di balik logo Lembaga Pers Mahasiswa Media Sriwijaya. Lembaga Pers Mahasiswa ( LPM ) Media Sriwijaya yang merupakan salah satu organisasi yang terbilang baru di ruang lingkup fakultas hukum. Namun, dengan organisasi yang masih terbilang “muda” ini, LPM telah memberi kontribusi yang amat penting dalam mewuju dkan eksistensi Fakultas Hu kum Universitas Sriwijaya di kalangan civitas akademika bahkan di kancah nasional. Dengan seiring berjalannya waktu, LPM Media Sriwijaya sebagai organisasi yang bergerak di bidang jurnalistik telah mengalami progres yang amat baik. Sebagai lan gkah mewu judkan eksistensi keorganisasiannya, LPM Media Sriwijaya telah meluncurkan logo atau lambang organisasi. Tepat pada saat kegiatan Program Pengenalan Kampus ( P2K ) kepada Mahasiswa Baru angkatan 2011. Secara resmi LPM Media Sriwijaya menampilkan lambang organisasi dalam bentuk bann er ke khalayak civitas akademika. Namun, setelah melihat lambang tersebut, banyak berb agai per tanyaan yang dilontarkan kepada kami tentang arti dari lambang tersebut. oleh karena itu, untuk menjawab rasa penasaran tentang di balik arti lambang tersebut. kami akan menjelaskannya secara rinci. Secara Filosofis Lambang ini mempunyai makna yang sangat
mendalam di antara lainnya ialah adanya Lima mahkota bunga melambangkan sebagai bentuk repr esentasi dar i pedo man Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, sedangkan warna kuning muda melambangkan warna Universitas serta memiliki arti selalu bersifat optimis. kertas dengan gambar dewi keadilan yang ditulis dengan pena bulu merah melambangkan bahwasannya LPM M EDIA SRIWIJAYA adalah organisasi yang anggotanya harus berani mengambil r esiko demi tercapainya kead ilan yang sebenarnya. Kata-kata MEDIA SRIWIJAYA (di bawah) ditulis dengan huruf putih di atas dasar hitam. Hitam melembangkan ketidaktahuan. Dengan adanya cahaya, ketidaktahuan dapat ditiadakan, kata-kata MEDIA SRIWIJAYA dibuat tulis dengan warna putih menandakan bahwa MEDIA SRIWIJAYA sebagai koran yang jujur dalam menulis berita serta tajam dan aktual memb angun kampus. Roda Bergigi (di atas) menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang pekerja keras yang bisa menjadi “anggota LPM MEDIA SRIWIJAYA”. Rantai (di sebelah kiri dan kan an): melambangkan ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh. Hal ini
Potret
Logo Lembaga Pers Mahasiswa FH UNSRI menerangkan bahwa LPM MEDIA SRIWIJAYA adalah tempat semua anggo ta menjad i bersah abat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama anggota untuk saling bekerjasama. Itulah arti yang sebenarnya dari lambang tersebut. Makna yang kami tulis ini bukan sekedar “isapan jempol” belaka. Segala usaha kerja keras yang tidak kenal lelah dan kekompakan yang di lakukan para “jurnalis muda” ini semuanya telah terpatri di dalam kand ungan makna lambang tersebut. Makna tersebut benar – benar diimplementasikan ke jiwa kami sehingga LPM M edia Sriwijaya dapat bertahan dan tetap konsisten mengeluarkan buah karyana yaitu “Koran Media Sriwijaya” sampai dengan sekarang. ( MAN dan MSR )
Foto: Penandatangan MoU Antara Universitas Sriwijaya dengan PPATK (12 September 2011) di Ballroom Hotel Aryaduta Bertepatan dengan diselenggarakannya Seminar Nasional Sistem Pembuktian Terbalik dan Tra nsaksi Keuanga n non-Tunai; Strategi B aru Pemberantasan Korupsi, yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UNSRI bekerjasama dengan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. Tampak Prof. Badia Perizade (Rektor UNSRI) dan Dr. Yunus Husein (Ketua PPATK) sedang Menandatangani Nota Kesepatakan di dampingi oleh Dr. Marzuki Alie (Ketua DPR-RI) (kiri), Prof. Amzulian Rifai (Dekan FH UNSRI) (tengah), dan Eddy Yusuf (Wakil Gubernur SUMSEL) (kanan).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
10
Profil Alumni
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Notaris, Salah Satu Bentuk Pengaplikasian Ilmu Hukum Di Masyarakat Pr ia ber na ma len gka p Rade n Muh amm ad Fauwaz Diradja, S.H, M.Kn ini merupakan salah satu alumni Fakultas Hukum Unsri angkatan 1999 yang bisa dikatakan salah satu produk alumni kita yang terbilang sukses. Hal ini tercermin ketika beliau menamatkan kuliahnya dengan predikat kelulusan caumlaude yakni Nilai IPK 3,55. Berawal dari situ jugalah dia menjadi notaris yang bisa dikatakan terbilang sukses.
T
ampak terlihat pria kelahiran Sumedang 20 Desember 1981 memiliki sisi pribadi yang bersahaja dan ramah tamah. Hal ini terlihat ketika kami (Reporter Media Sriwijaya,Red) mendatangi dia di kantornya yang bertepat di jalan balayudha ( sekitar simpang polda ). Beliau bercerita sedikit tentang alasan d ia memilih fakultas hukum dikarenakan dia tertarik dan ingin mengenal lebih jauh tentang sistem hukum di indonesia. Apalagi yang membuat dia semakin meminati jurusan ilmu hukum ialah pada era tahun 1998, indonesia sedang mengalami suatu krisis kontitusional. Yang dimana kita ketahui bahwa sistem pemerintahan yang ad a di indonesia mer upakan sistem demokrasi kerakyatan. Namun, pada fakta lapan gan sistem tersebut tidak diimplementasikan dengan semestinya. Pada saat diminta komentarnya bagaimana penegakan hukum di indonesia dewasa ini. Beliau berkomentar bahwa penegakan hu kum di indonesia sebenarnya jangan di lihat dari sisi fungsionalis aparat penegak hukum akan tetapi dilihat juga dari sisi masyarakatnya. Saat ini, bisa dikatakan masyarakat indo nesia su dah memahami tentang arti hukum di indonesia.
Orientasi berpikirnya ialah penegakan hukum di indonesia juga tergantung bagaimana semangat dari masyarakat itu sendiri untuk menegakan hukum seadil – adilnya dan sebenarnya. Beliau sedikit mengkilas balik cerita semasa dia kuliah dahulu. Dia menceritakan bahwa semasa dia kuliah dahu lu, Mungkin problem yang paling dirasakan ialah faktor adaptasi khususnya di lingku ngan kegiatan perkuliahan karena harus mampu menguasai suatu bidang sosial hukum sedangkan sewaktu SMA dia merupakan siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Akhirnya, dia berhasil menjalani proses tersebut dengan baik. Masalah lain yang dihadapi semasanya dan juga sampai sekarang tetap ada ialah masalah kendala transportasi. Namun, di balik minimnya transportasi yang ada, dia merasa bangga karena pada akhirnya khusus untuk Fakultas Hukum Unsri ternyata sekarang sudah memiliki bis sendiri ( bis fakultas ). Hal ini tentu saja setidaknya dapat mengurangi beban mahasiswa dalam menimba ilmu di kampus merah. Pria yang memiliki hobi olahraga dan membaca ini juga menjelaskan yakni p erlu
diketahui bahwa produk alumni dari fakultas hukum unsri ini banyak yang sukses dan menjadiorang populer. Salah satunya ada dari alumni fakultas hukum kita yang telah menjadi wakil Gubernur Sumatera Selatan yaitu Bapak H. Eddy Yusuf, Prof. Natabaya dan Prof. Mustafa Abdullah. Cukup menarik perjalanan kariernya untuk menjadi seorang notaris. P ertama kali yang menyarankan dia untuk menjadi notaris ialah dari salah satu dosen fakultas hukum yaitu Pak Romson. Pak Romson menyarankan dia jika sudah lulu s nanti sebaiknya melanjutkan kembali ke pendidikan kenotariatan karena dengan begitu dia dapat menjadi seorang notaris ataupun dapat juga membentuk karakternya sebagai wiraswastawan yang handal dan mandiri. “Selain itu kita benar – benar mengaplikasikan segala ilmu yang kita d apat semasa kuliah di dunia kerja nanti”. Ujarnya menambahkan. Setelah mendapat saran dari dosennya dan berunding dengan orang tua, dia pun akhirnya mau mengambil program kenotariatan. Langkah pertama yang ia lakukan ad alah melanjutkan kuliahnya di Universitas Padjajaran, Jawa Barat. Setelah tamat kuliah dan ternyata keinginannya untuk menjadi notaris tertunda dikarenakan umurnya belum mencukupi. Pada waktu itu umur nya masih 25 tahun sedangkan prasyarat un tuk menjadi no taris ialah h arus minimal berumur 27 tahun. Namun hal ini pun tidak membuat dia
menjadi patah semangat. Sambil men unggu agar umurnya mencukupi sebagaimana menjadi prasyarat sebagai notaris. Dia pun mengisi waktunya dengan menjalani suatu proses magang di berb agai kantor n otaris dan sekaligus bekerja di salah satu bank swasta di kota palembang sebagai legal officer. Berkat buah kesabarannya, akhir nya keinginannya untuk menjadi seorang notaris tercapai. Di sisi lain, pekerjaanya sebagai lega l officer dia tinggalkan. Banyak hal istimewa yang menurutnya menjadi seorang notaris salah satunya ialah adanya suatu kesenangan timbal balik. “Di pihak klien mendapatkan rumah atau hal – hal yang berkenaan dengan notaris dan untuk di pihak notaris mendapatkan uang.”
Ujarnya dengan nada sedikit tertawa. Suami dari Masayu Siti Fatimah ini kembali menjelaskan bahwa fakto r pergaulan merupakan salah satu hal penting di dalam jalan menuju kesuksesan menjadi seorang notaris. Sebelum menutup akhir wawancara, dia menyampaikan pesan kepada mahasiswa Fakultas Hukum Unsri yaitu agar tetap semangat dan giat belajar karena dengan begitu kita d apat kemudahan dalam menuju cita – cita yang diinginkan. Selain itu, dia sangat mengh arapkan agar selu ruh mahasiswa u ntuk menjauh i narkoba. Jika kita terjerembab di h al negatif tersebut. Maka, hal itu dapat membuat segala semangat hidup dan cita – cita yang kita inginkan menjadi runtuh. ( MSR dan ARD )
Tradisi .... ......................................................................................................................................................................................................................................................................... dari Hal. 7 suatu penjelasan yang pada intinya dari dalam ceramahnya tersebut ialah bahwa Idul adha ini merupakan momentum bagi umat muslim untuk menjalankan perintah Allah SWT dengan melalui perayaan hari raya idul adha. Beliau juga menambahkan bahwa perayaan hari raya penyembelihan hewan qurban ini bisa dijadikan sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Setelah kegiatan shalat tersebut dijalankan dengan penuh hikmat dan tanpa ada gangguan lain. Barulah diadakan kegiatan utamanya yakni penyembelihan hewan qurban. Untuk tahun ini Fakultas Hukum menerima sumbangan hewan qurban yang terdiri dari 6 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Adapun sumbangan dari Dekan Fakultas Hukum Unsri P r o f . A m z u l i a n Rifai,S.H.,LL.M.,Ph.D dan sekeluarga ( 1 ekor ), 3 ekor sapi dari arisan & dosen,2 ekor sapi dari Bank Sumsel Babel,3 ekor kambing dari alumni MKN & 1 ekor kambing dari ketua MKN yaitu Saut Parulian Panjaitan,S.H.,M.Hum. Setidaknya ini bisa dikatakan bahwa kegiatan ini dari tahun ke tahun terus berada dalam fase yang terbilang baik. Hal ini bisa dilihat dari jumlah hewan qurban yang diterima oleh pihak Fakultas yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 pihak
fakultas hanya mendapat 4 ekor sapi & 4 ekor kambing. Sedangkan untuk tahun 2010 terdapat 5 ekor sapi & 1 ekor kambing serta yang terakhir untuk tahun 2011 fakultas hukum menerima sumbangan hewan qurban sebanyak 6 ekor sapi & 4 ekor kambing. Hal ini tentu saja sudah cukup dijadikan suatu bukti bahwa pelakasanaan kegiatan ini terus mengalami progres yang baik. Sebagaimana di dalam pidato Dekan yaitu mengatakan bahwa kegiatan penyembelihan hewan kurban ini dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan. “saya selaku Dekan Fakultas Hukum UNSRI sanggat bangga dan terharu,dimana pada hari raya Iduladha 1432 H tahun 2011 ini. Jumlah sapi di Fakultas Hukum UNSRI meningkat,khususnya sapi arisan civitas akademika & berharap pada masa-masa mendatang semoga semangat berkurban ini terus ditingkatkan”. Ujar di dalam pidatonya sebelum kegiatan penyembelihan hewn qurban dilaksanakan. Sementara itu, berdasarkan keterangan dari koordinator panitia kegiatan tersebut yaitu Muhammad Rasyid,S.H.,M.Hum. Beliau mengatakan bahwa tepat pukul WIB 08.00 prosesi penyembelihan hewan Qurban ini sudah mulai dilaksanakan .Sekitar 70 orang panitia dari civitas akademika (semua karyawan,dosen
& Darmawanita) saling membantu untuk mengsukseskan kegiatan satu tahun sekali ini. Untuk kali ini Fakultas Hukum menyediakan 370 kupon yang akan dibagikan bagi masyarakat sekitar. Tepat pukul WIB 13.00 pemotongan selesai dan siap dibagikan kepada yang berhak menerimanya terutama yang telah memiliki kupon. Di jam yang sama, kalangan masyarakat di sekitar lingkungan fakultas mulai berdatangan untuk menukarkan kuponnya dengan sebungkus daging yang telah disiapkan panitia. Berdasarkan penjelasan beliau lagi, jika lewat dari jam WIB 15.00 maka daging qurban ini akan dibagikan langsung oleh dosen-dosen Fakultas Hukum UNSRI dan dimasak untuk makan bersama Civitas akademika. Selain itu,dari beberapa Dosen ada juga yang menggantarkan langsung daging kurban ini ke masyarakat lingkungan sekitar. “Hal ini dilakukan agar pembagian daging kurban ini tepat sasaran kepada orang-orang yang berhak menerimannya”. Ujarnya menambahkan. Beliau juga mengatakan bahwa tidak ada kendala selama proses penyembelihan hewan kurban ini dikarenakan kegiatan ini benar - benar di support oleh Dekan Fakultas Hukum UNSRI Prof.Amzulian Rifai,S.H.,LL.M.,Ph.D. Dosen sekaligus merupakan Kepala dari
Laboratorium Fakultas Hukum ini menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan penyembelihan hewan kurban ini untuk menumbuh kembangkan sikap suka berkurban pada civitas akademika Fakultas Hukum UNSRI sesuai dengan anjuran agama Islam yang dicontohkan Nabi Ibrahim & Ismail,serta menumbuhkan sikap silaturahmi di civitas akademika Fakultas Hukum UNSRI dan yang paling penting berusaha menjadikan Fakultas Hukum UNSRI yang religius, yang selalu mencerminkan kesejahteraan dan selalu menjadi yang terdepan sesuai dengan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi. “ingat, pilar kesuksesan itu ada 3 yakni adanya kepribadian yang baik, adanya
kecerdasan & adanya keagamaan (religius)”. Ucapnya. kemudian, beliau menyampaikan secerca harapannya kepada seluruh civitas akademika yakni diadakannya kegiatan ini setidaknya menjadi bahan motivasi agar untuk selalu berkurban dalam tugas sehari-hari yang berkaitan dengan pekerjaanya sehingga mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. “hal ini supaya terciptannya akademika yang beriman dan bertaqwa karena Insya Allah, institusi yang diridhoi Allah SWT akan sukses dan diharapkan tahun depan jumlah yang disembelih akan meningkat”. Tutupnya. (M.Ikram)
Photo: Tampak Dekan FH UNSRI (kaos putih) turut serta membantu pemotongan daging kurban.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Rubrik Legislasi
EDISI 16, NOVEMBER 2011
11
Keputusan MPR RI No. 8/MPR/2004 Tentang Kode Etik Angota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia S
epanjang sejarah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), kode etik anggota MPR belum pernah dibentuk sebagai salah satu peraturan yang bersifat mengikat kedalam. Kode etik MPR sangat diperlukan sebagai acuan bagi anggota MPR d alam berp erilaku sebagai ukuran keterpujian atau ketercelaan yang diperlihatkannya d alam pelaksanaan tugas. Kode etik anggota MPR dibu tuhkan dalam u paya membekali anggota MPR dalam menggemban tugas dan jabatannya yang mulia dan terhormat, sekaligus sebagai jawaban atas tuntutan keadaan di
tengah arus reformasi, demokratisasi, dan transparasi serta semakin kritisnya pandangn dan tanggapan masyar akat terhadap peran dan kinerja MPR. Untuk itulah MPR periode 1999-2004 berupaya menyusun sebuah Peraturan Kode Etik Anggota MPR. Dasar hukum pembentukan keputusan MPR RI Nomor 8/MPR/2004 tentang Kode Etik Angota Majelis Permusyawar atan Rakyat Repu blik Indonesia adalah Undang-Undang No 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana diatur dalam pasal 11 huruf g.
Dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusionalnya, anggota MPR harus memiliki kepribadian dan perilaku yang terpuji dengan menjunjung tinggi norma-norma etik yangterpelihara dalam pergaulan h idup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk menciptakan hal tersebut, maka dientuklah Kode Etik Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat yang memuat norma-norma yang harus dipatuhi dan bersifat mengikat bagi setiap Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Dalam pasal 1 Kode Etik Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah
seperangkat norma-norma moral yang berisi nilai-nilai etik dalam perikehidupan yang wajib dipatuhi oleh setiap Anggota MPR. Tujuan dari Kode etik ini seperti yang disebutkan dalam pasal 2 adalah menjaga martabat, kehormatan, dan citra Anggota Majelis di tengah-tengah masyarakat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terjaganya kehormatan MPR RI. Dalam Kode etik ini juga diatur mengenai kepribadian anggota Majelis yaitu insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi norma-norma agama, hukum, hak asasi manusia, dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Pasal 4) Untuk menegakkan kode etik ini d iperlu kan Badan Keho rmatan. Keanggo taan Badan kehormatan terdiri atas Pimpinan Majelis, unsur seluruh fraksi dan kelompok anggota dalam Majelis. Keanggotaan Badan Kehormatan ditetapkan dengan keputusan Majelis (Pasal 6). Penegakkan kode etik ini mengacu pad a peristiwa pelaksanaan tugas dan status pengaduan /pelaporan terhadap anggota yang ber sangku tan. (Rizky)
Unjuk Rasa ..................................................................................................................................................................................................... Dari Hal. 6
Selain menuntut ketiga hal tersebut mahasiswa meminta agar tidak terjadi lagi kesewenang-wenangan untuk melakukan kekerasan , karena menu rut mah asiswa yang berunjuk rasa ini zaman telah modern segala sesuatu bisa diselesaikan dengan baik-baik bukan dengan kekerasan yang
dilakukan oleh Ajudan Gebernur tersebut. Disini juga Mahasiswa berjanji akan mengadakan unjuk rasa lebih besar yaitu 1000 mahasiswa Universitas Sriwijaya akan didatangkan u ntuk menunjukan rasa kesolidaritasan bila tuntutan ter sebut tidak direalisasikan. Mungkin banyak pelajaran yang didapat pada
peristiwa ini sep erti tidak bolehnya melakukan kekerasan terdahap siapapun dan belajar untu k saling menghar gai. Mahasiswa sendiri sebagai calon penerus bangsa seharusnya bisa diberikan peringatan terlebih dahu lu jika melakukan pelanggaran bukan langsung dengan main pukul karena jika
telah diajarkan seperti itu maka mereka akan terus melakukannya dan lama-lama negara kita akan menjadi negara berbudaya barat. Disini juga mahasiswa dan semua orang berharap agar halhal seperti ini tidak akan terjadi lagi sehin gga bisa tercipta kebersamaan. ( Martin, Ardi, Ikram,Fitri ) Siapa Yang Tertindas....????
Rubrik Motivasi
Tidak Ada Yang Sia-sia D
i dunia ini manusia sudah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Oleh karena itu kita harus meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini, baik sekecil apapun segala bentuk perbuatan yang kita lakukan tersebut. jika dilakukan dengan sungguh – sungguh, ikhlas, disertai niat yang baik. Maka yakinlah, bahwa perbuatan yang kita lakukan tersebut tidaklah sia – sia. Ada suatu kisah yang dimana cerita ini mungkin bisa mengugugah hati para pembaca. Pada suatu hari, tepatnya di tepi pantai ada seorang anak laki – laki yang nampak sibuk memindahkan segerombolan bintang laut yang “nyasar” di tepi pantai lalu kemu dian b intang kecil ini dipindahkan oleh anak tersebut ke habitatnya yakni di pantai. Tak selang beberapa lama kemudian, datanglah seorang pak tua yang tern yata sud ah dari tadi mengawasi gerak – gerik dari tingkah laku anak tersebut. Lalu, pak tua in i mend ekati dan menghampir i anak tersebut. Dengan nada dan raut muka yang penuh keheranan, pak tua pun bertanya dengan anak tersebut, “hai anak muda, apa sebenarnya yang kau kerjakan ?”. Dengan raut muka yang disertai den gan senyumannya, anak itu pun langsung menjawab, “ saya sedang memindahkan “Walaupun
segerombolan bintang laut ini ke pantai, saya merasa kasihan tertawa, dia pun juga karena binatang kecil ini tinnggal di bukan temp at tin ggal sebenarnya.” Ujarnya. Mendengar jawaban dari anak laki – laki tersebut, pak tua itupun langsung tampak sedikit langsung menanggapi tentang apa yang dikerjakan anak tersebut. “untuk apa kau lakukan hal ini, justru yang kau kerjakan sekarang ini akan berbuah sia – sia”. Ujar nya dengan n ada meremehkan. Dengan sikap sabar dan tenang, anak ini bertanya balik dengan pak tua tersebut.”kalau boleh tahu, Apa alasan bapak yang menganggap perbuatan yang saya lakukan ini adalah perbuatan sia – sia”. Pak Tua itu pun langsung menjawab, “ coba kau bayangkan, pasti banyak sekali bintang laut yang terdampar di seluruh kawasan tepi pantai di seantero dunia ini. Sedangkan kau hanya menolong binatang kecil ini yang hanya berada di sekitar kau saja. Tentulah hal ini akan menjadi sia – sia karena masih banyak bintang laut terdampar di kawasan tepi pantai lainnya yang tetap tidak dapat kau bantu.” Setelah mengetahui argumen yang keluar dari mulut pak tua yang sombong ini, dengan penuh percaya diri anak itu pun segera merespon alasan ataupun jawaban dari pak tua ini,
saya menolong segerombolan bintang laut ini yan g hanya berada di sekitar saya saja. Setidaknya saya telah berusaha menolong nasib bintang laut yang malang ini. Dan itu saya anggap lebih baik daripada saya tidak berusaha sama sekali untuk menolong segorombolan bintang laut ini. Meskipun saya tahu kalau masih banyak segerombolan bintang laut yang terdampar di seluruh kawasan tepi pantai daerah lainnya”. Mendengar jawaban dari anak laki – laki tersebut, pelan – pelan pak tua tersebut pergi dari hadapan anak tersebut dengan wajah yang penuh malu. Melihat dari cerita di atas, setidaknya kita mengetahui dan juga terpatri di dalam diri kita bahwa segala yang kita lakukan
Gambar Oleh: Maman
jika didasarkan dengan niat, usaha dan maksud yang baik. Maka yakin dan ingatlah sekecil apapun bentuk dari pekerjaan yang kita
kerjakan itu ada berkahnya dan juga merupakan suatu perbuatan yang tidak sia – sia. ( MSR )
Hobi Yang....................................................................................................................................... Dari Hal. 9
depanpun demikian. Jepret lima sampai enam kali selesai, jangan tidak ada hasil pikirnya. Tapi ternyata foto itu yang membawanya sebagai pemenang. Selain itu kompetisi yang diadakan Dji Sam Soe yang bertemakan budaya ia menjadi juara dua dengan foto songketnya. Juga di Astra dan Bayangkara di harapan dua dan satu-satunya peserta dari
luar Jawa. Terakhir ad alah Anugerah Pewarta Foto juara dua katagori sport. Dar i pengalaman nya tersebut ia menyakini bahwa setiap orang punya rezekinya sendiri. Meski tetap harus diingat tentang totalitas dalam berkarya. Prinsip kerjanya adalah ada atau tidak kegiatan, harus ada liputan. Untuk itu ia harus siap 24 jam dan merelakan banyak waktu yang terbuang di lapangan ketimbang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
dengan anak isterinya. Diakhir wawancar a ia berpesan bahwa ilmu itu tidak ada yang tid ak berguna. Apapun bentunya ilmu itu dan dimanapun kita ber apa. Spesifikasin ya dalam hal foto grafi d an menu lis. Menurutnya kedua hal ini adalah bidang extr a yang bisa menambah nilai kita dimata orang banyak. (rizka,mentari,mona)
12
Bedah Buku
EDISI 16, NOVEMBER 2011
Judul Penulis Penerbit Tebal
Foto: Cover Buku Bagian Depan
D
ikumpulkan dari catatancatatan tangan Antasari Azhar sendiri selama beberapa bulan dipenjara, buku ini tidak hanya berisikan kekecewaaannya terh adap pen egakan h ukum Indo nesia pada kasus yang sedang meninpanya. Tapi juga memb ahas p andanganpandangannya terhadap hukum secara global. Testimoni disini berisi pengetahuan dan pengalaman
dari alumni FH Unsri tahun 1981 ini dalam bidang penegakkan hukum selama kira-kira 30 tahun terakhir di wilayah hukum Negar Republik Indonesia (NKRI). Di b uka dengan kata pengantar dari Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. , guru besar Huku m Tata N egara UI ini menu liskan keprihatinannya terhadap kasus yang menimpa Antasari Azhar. Menurutnya, untuk membayangkan Antasari
: Antasari Azhar Untuk Hukum dan Keadilan : Servas Pandur : PT Laras Indra Semesta : xxii + 554 halaman
terlibat dalam ur usan pembunuhan terhadap orang yang dianggap menganggu pelaksanaan tugasnya sehari-hari, lalu permasaalahannya pun ia laporkan secara resmi kepada pihak polisi kemudian ternyata orang yang membuat masalah itu dibunuh dengan terencana oleh satu tim pembunuh bayaran yang dikendalikan oleh seorang Ketua KPK bernama Antasari Azhar, sungguh tidak dapat diterima akal sehat. Lebih-lebih ketika mantan Ketua MK-RI ini disuguhi buktibukti yang diajukan oleh tim pemb ela An tasari dan mendengarkan sendiri keluhankeluhannya hingga sampai pada satu kesimpulan bahwa Antasari Azhar sungguh-sun gguh merupakan korban dari suatu proses “peradilan sesat” (hal.v). “Aku tetap akan berjalan menegakkan kepala sekalipun disalahkan melakukan sesuatu yang benar. Namun aku pasti tertunduk malu jika dibenarkan melakukan sesuatu yang salah. Antasari Azhar” (hal.xvi) Proses hukum yang menimpa Antasari Azhar dipaparkan secara rinci dalam 5
(lima) bab buku ini. Bahwa ada keterangan dan bukti-bukti yang diindahkan dalam proses hukum. Mengenai dokumen elektronik yaitu bukti digital berupa ancaman melalui SMS. Dari hasil pemeriksaan ahli yang dibawah sumpah didepan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam kotak masuk (inbox) terdapat dua SMS dari nomor milik Antasari Azhar yang masuk ke HP milik Nasrudin Zulkarnaen Iskandar. Karena tidak ditemukan SMS ancaman dari Antasari pada HP Nasrudin, kuasa hukum Antasari meminta pengadilan agar memberi izin analisis call data reco rd (CD R). Namun permintaan tersebut tidak dikabulkan sehingga sampai saat ini tidak/belum dapat diketahui siap a secara materiil yang mengirim SMS ancaman itu. Tidak luput pula keterang saksi forensik yang dikesampin gkan o leh pengadilan, misteri baju dan darah serta peluru dan lobang pelu ru dalam pembun uhan Nasrudin Zulkarnaen Iskandar ikut diangkat.
Di luar kasus hukum yang menjeratnya penulis juga menyusupkan pandangan Antasari dalam kasus Anggoro Widjojo, penyelidikkan IT KPU Pemilu tahun 2009 hingga perkara Tommy Soeharto dan pak Harto yang berhenti demi hukum. Untuk perkara yang terakhir ini Antasari mengaitkannya pada tujuan hukum yaitu keadilan dan kebenaran serta menambahkan kebergun aan. Menu rut Prof . Dr. J imly Assh iddiqie, SH. dalam kata pengantarnya bahwa perspektif kebergunaan juga h arus dikepedankan. Pendek kata hukum haru slah d ipandang seb agai sesuatu yangk ita butuhkan untuk hidup bersama, bukan sebaliknya seolah-olah kita hidup untuk hukum. Disisipi dengan foto-foto pribadi juga didukung dengan pendapat ahli dan dasar-dasar empirik penulis menyuguhkan hal yang baru dan merupakan sisi lain dari Antasari Azhar. Serta petikanpetikan kalimat Antasari yang tergolong tegas dan patut didalami. (Rizka)
Bangsa Indonesia ........................................................................................................................................................................................................................................................... Dari Hal. 2
pengertian “Asli” yang bersifat yuridis konstitusional yang tidak dapat kita abaikan sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 26 dan Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 (sebelum amandemen) dengan Pasal 1 huruf (a) dan (b) UndangUndang Nomor 3 Tahun 1946, sehingga mereka yang menjadi warga negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 sama aslinya seperti yang dimaksud asli berdasarkan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ditetapkan oleh Konstitusi UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 bahwa Warga Negara Indo nesia sejak kelahirannya adalah orang-orang Bangsa Indonesia Asli dalam negara Republik Indonesia secara otomatis menjadi warga negara Republik Indonesia. Landasan konstitusional dan ketegasan siapa orang-orang Bangsa Indonesia Asli berdasar UUD 1945 dipertegas secara yuridis dengan b erlaku nya U n d a n g - U n d a n g Kewarganegaraan baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berikut penjelasan dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 telah memperjelas dan mempertegas kedudukan dan kepastian hukum bagi setiap Warga Negara Indonesia yang sejak kelahirannya di wilayah Negara Rep ublik Indonesia dengan ketentuan yang bersangkutan tid ak per nah
menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri adalah Bangsa Indonesia Asli, hal yang sama berlaku juga terhadap anak yang dilahirkan di wilayah Negara Republik Indonesia dianggap Warga Negar a Indon esia sekalipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas. Konsep Bangsa Indonesia Asli yang tertuang dalam UndangUndang Nomor 12 Tahun 2006 merupakan upaya pembentuk Undang-Und ang un tuk meluruskan makna dan sekaligus mewujudnyatakan pemikiran yang dibangun di atas prinsip konsep harmonisasi yang senafas dan sejalan dengan ketentuan Pasal 26 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1) UUD 1945 , batasan yuridis mengenai bangsa Indonesia asli telah saling mendekati dan saling menguatkan dengan konsep yang tertera pada Undang-Undang Nomor 3 tahun 1946, sehingga dengan demikian sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 dilihat pada tataran yuridis konstitusional teru tama d alam in terpretasi tentang pengertian Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya di wilayah Negara Repu blik Indonesia sejak kelahirannya di wilayah Negara Repu blik Indonesia dan yang bersangkutan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain dan/atau sekalipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berdasarkan batasan
yuridis dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tetap diakui sebagai orang-orang Bangsa Indonesia Asli. Sejak era reformasi kita telah mengalami begitu banyak peru bahan didalam sistem ketatanegaraan Indonesia, Undang-Undang 1945 telah di amandemen dengan memasukkan semangat kesetar aan an tara semua Warga Negara, tanpa memb edakan asal usul keturunannya. Seperti Pasal 6 UndangUndang Dasar 1945 sebelum diamandemen mensyaratkan seorang untuk menjadi Presiden haruslah “orang Indonesia asl” setelah diamandemen perkataan itu dihapu skan d an diganti dengan kata-kata “Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pern ah menerima Kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri. Dengan demikian siapa saja tanpa membedakan asli dan bukan asli, sepanjang yang bersangkutan memenuhi rumusan ketentuan yang baru ini dapat maju ke pencalonan Presiden. Secara histories konsep Bangsa Ind onesia Asli dari perjalanan panjang Konstitusi UUD 1945 (sebelum dan sesudah di amandemen), Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946, UndangUndang Nomor 62 Tahun 1958
sampai berlakunya Un dan g-U ndang Nomor 12 Tahun 2006 semestinya dipahami sebagai konsekuensi logis dari pluralitas kebangsaan kita dalam ikatan kebangsaan Indonesia. Dengan fakta pluralitas kebangsaan kita maka untuk memperoleh status kewarganegaraan Indo nesia sudah semestinya apar atur Negara har us mampu menegakkan p r in s ip - p r in s ip supremasi hukum yang memah ami p l u r a lit a s kebangsaan kita sehingga hak-hak dan kewajiban politik tidak diikatkan kepada etn is/etnik/suku/ ras, kepercayaan, adat istiadat,agama, dan kultu ral tertentu, melainkan kepada individu yang memiliki kedu dukan yang sama dihad apan hukum. ***
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Terkenang Lagi Oleh: Haris Alatas, 11 oktober 2011 Istriku….. Pagi ini, Aku kembali terkenang dirimu, Hati ini teriris pilu, 10 bulan sudah dirimu pergi, Menghadap sang pencipta. Istriku……… Kini, dua buah hati kita sudah beranjak besar, Mereka ganteng dan cantik, Terutama Ani, Ia sangat mirip denganmu. Istriku………… Tak kuasa kutahan kesedihan ini, Manakala terkenang masa – masa indah kita dulu, Suka duka kita hadapi bersama, Semua rintangan yang sangat keras di depan kita, Semua kita lewati berdua Istriku…. Semasa hidup, Tak pernah kudengar engkau mengeluh atau menyerah, Kamu sangat sabar memberiku semangat dalam menjalani hidup, Istriku…… Kini engkau telah tiada, Meninggalkan aku dan dua buah hati kita, Biarlah kukenang cintamu hingga aku menutup mata.
Seputar Kampus
EDISI 16, NOVEMBER 2011
13
Epistoholik Jurnalis Kampus Dalam Mata Kamera S
udah hampir satu tahun saya bersama rekan-rekan lainnya menimba ilmu dan pengalamn di lembaga pers mahasiswa (LPM) Media Sriwijaya. tak pelak, hal ini menjadi cerita ‘kami’ ketika wajahwajah baru insan pers mahasiswa selanjutnya merajut asa di LPM. singkat cerita, LPM yang didiirkan atas prakarsa beberapa orang mahasiswa serta dosen ini menjadi satu wahana baru bagi mahasiswa FH Unsri d alam mengeksplorasi kemampuan yang terdapat dalam sang empunya individu. tebaran kejad ian, peristiwa dirangkum secara lugas, tajam, dan terpercaya lewat seduhan berita yang diterbitkan setiap bulannya melalui koran Media Sriwijaya. Anggota B aru LPM Media Sriwijaya seolah men jadi teman temar am, koran ini menjadi primadona dan ujung tombak kampus dalam mempromosikan ‘pab rik’ yuristen ke pentas nasional. di era yang kompetitif sekarang ini, peran serta mahasiswa menjadi sangat urgensi yang konvergen dengan level akreditasi fakultas dijajaran kampus nasional. kontinuitas terbitan LPM akan berimplikasi pada semakin meningkatnya grafik popularitas fakultas. adalah kru LPM Media Sriwijaya yang duduk di garda terdepan semb ari menyaksikan lakon dan perangai awak fakultas (sivitas akademika) dalam memainkan peran sebagai intelektualitas muda. alur berp ikirnya coba saya deskripsikan bak sutradara film. LPM saya posisikan sebagai kamerawan, awak fakultas dan mahasiswa menjadi aktor dan aktris yang tengah berlaga di sebuah film. lantas, siapa yang mengisi pos sebagai sutradara. SISTEM. tepat rasanya, bila pilihan sebagai sutradara itu saya
jatuhkan pada sistem administrasi kependidikan FH Unsri. karena, dialah yang memberikan skenario kapan mahasiswa harus belajar, kapan mahasiswa h arus menghadiri seminar, ketika dosen harus menjalankan tugasnya. itu semu a didesain oleh yang namanya sistem administrasi kependidikan. cukup ? jawabannya adalah belum. karena, siapa yang akan memproduseri film yang tengah digarap apabila tidak ada dukungan materil dari sang empunya film. nah, untuk posisi yang satu ini saya letakkan Banggar sebagai penyusun nota keuangan untuk rancangan anggaran pendapatan belanja negara selama setahun kedepan. entah, bagaimana nasibnya bila Banggar tidak menyusun secara sistematis pos d ana un tuk pendidikan yang sebesar 20% itu. pertanyaannya, masihkah ‘kita’ dapat mengajukan propo sal ban tuan d ana un tuk mengefisiensikan program kerja yang telah tersu sun secara sistematis tersebut ? kiranya, perlu dipahami secara parsial saja mengenai pembagian jatah pembuatan film dalam dunia akademia. mengingat, penunjukan secara subjektif tersebut adalah hanya sekedar perumpaan sederhana, dan tidak perlu untuk dikomentari secara berkelanjutan dan dilakukan perdeb atan argumentatif. semua itu terserah kepada anda (pembaca) yang budiman. silahkan berpendapat, silahkan beropini, dan silahkan mengkonstruksikan pemikirannya seprovokatif mungkin. namun, dengan catatan hanya untuk dikonsumsi secara pribadi. tidak lebih dan kurang. cukup. titik. kamerawan yang berposisi men -sho ot semua adegan, kejadian, peristiwa dalam proses pemb uatan film h arus tetap terpanah, terarah atau bahkan
Oleh : Rendi Hariwijaya Mahasiswa FH Unsri terukur dalam mengarahkan mata kamera. perihal apa ? perihal agar mata kamera tetap pada objek yang diarahkan. tidak melenceng, tidak bergeser dan tujuan yang diskenariokan tersampaikan lewat sorotan tajam mata kamera. tidak mengekspos kejadian aneh-aneh, karena profesionalisme dan etika kerja membatasi demikian. proses pembuatan film berbeda dengan proses penyusunan naskah acara infotainment yang mengedepankan sisi lain dari seorang artis. lalu, apa hubungannya LPM dengan pembuatan film. semua yang saja jelaskan diatas hanyalah merupakan epistoholica belaka. pemb aca dan penulis yang budiman boleh bernada sama ataupun berasumsi lain. dan yang menjadi inti dari penulisan tulisan singkat tak syarat makna ini adalah tetap memproporsikan anggotaanggota bar u LPM M edia Sriwijaya tetap pada fungsi dan job desk yang telah dipaparkan di tengah tulisan. lantas, muncul pertanyaan , sebagai seo rang jurnalis minimal harus idealis ? namun, yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah kita harus
tetap teru s-terusan idealis apabila lingkungan disekitar tidak menuntu t anda u ntuk menjadi idealis. profesionalitas kerjalah yang menjadi titik tolak bermulanya sebuah etos kerja yang ko ndusif. ketika anda menjadi id ealis sendir ian, ditengah teman/sejawat anda lainnya tengah bergulat pada era profesionalitasnya dalam narasi kode etik profetik, masihkan anda dibutuhkan ? berpikir positif, mungkin banyak yang belum paham secara konkrit penulisan satu ini. Namun, jelaslah bahwa penulisan ini adalah sebuah karya epistoholik yang sedikit dibumbui majas-majas yang penulis ketahui kulit luarnya saja. tak pelak, anggota baru LPM
2011 hendaknya dapat memetik pelajaran dari sekitar. karena, lingkungan lah gur u terb aik. lingkungan memiliki anak sungai berupa pengalaman. tanpa adanya lingkungan disekitar anda yang membuat anda terpaksa harus larut dan turut serta didalamnya mustahil ada yang dinamakan dengan pengalaman. pengalaman dicetak dari lingkun gan. lingkungan tidak serta merta dimanifestasikan sebagai sebuah kebersihan. tapi, lebih mendalam lingkungan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem. selamat datang insan -insan p ers. ( Rendi )
Puisi <<< Hakikat Cinta >>> Oleh: Cica Juwita Arfika
Aku diam bukan berarti bisu Tak menyapamu bukan berarti bosan Mengacuhkanmu bukan berarti melupakan Tentu aku punya cinta Sebagaimana insan yang diberi suatu rasa begitupun diriku,, Cinta bukan di lisan maka tak harus diucapkan Cinta bukan di mata maka tak harus menatap Cinta bukan pada jemari maka tak perlu menyentuh Cukup dengan diam aku mencintaimu Cukup dengan diam kutundukkan pandanganku Cukup dengan diam kujaga maruahku Diamku sebagai tanda menjaga hati padamu Yang kutitipkan pada-Nya Diamku sebagai bukti cinta padamu Yang tak melebihi cinta pada-Nya Lewat diam,ku nawaitukan karena-Nya Lewat diam,ku simpan semua karena-Nya Lewat diam, ku tawakalkan karena-Nya Jangan tanya seberapa besar rasa cinta itu Tetapi bertanyalah seberapa besar kuatnya cinta Mensucikan cinta dan memurnikan dihadapan-Nya Jangan tanya seberapa tulus rasa cinta itu Tetapi bertanyalah seberapa tulus cinta Memuliakan cinta dan menjaga dihadapanNya Maka ukirlah cinta dengan kemuliaan dari-Nya dan rajutlah cinta dalam keridhoan-Nya,,
Foto: Tampak Para peserta Open Recrutment Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya sedang mengikuti games. mereka terlihat fokus mendengarkan instruksi dari para pendamping mereka sebelum memulai permainan yang akan mereka laksanakan (2/10/11)
Bagi kalangan civitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang berminat mengirimkan karya berupa PUISI atau Tulisan Mahasiswa silahkan mengirimkan tulisannya di e-mail LPM FH UNSRI: lpm_fhunsri@yahoo.co.id atau temui langsung Anggota LPM Media Sriwijaya FH UNSRI, dengan syarat Tulisan belum di publikasikan di media manapun. tks
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
14
Resensi Buku
EDISI 16, NOVEMBER 2011
A true Story. Kisah 7 anak jalanan, 2 bocah muslim + 5 bocah kristen berjuang melawan kerasnya kehidupan jalanan. Mereka tinggal bersama dalam satu komplek perumahan yang dikenal sebagai “Angel Town” - Jaja, nama asli: Elijah Kerr - Phat Si, nama asli: Simon Maitland - Bloods - Inch, nama asli: Nathan Cross - Birdie, nama asli: Michael Deans - Ribz, nama asli: Byron Cole - Tempman, nama asli: Darren Samuels Street boys bertutur tentang sebuah kisah nyata yang genting dan menggugah kesadaran.
N
ovel dari buatan Tim Pritchard ni merupakan suatu cerita yang diilhami dari kisah nyata. Yang dimana bertutur tentang sebuah kisah nyata yang genting dan menggugah kesadar an. In ilah kisah tentang keberanian, tekad bulat dan harapan, tentang menciptakan sebuah keluarga bersama teman – teman senasib dan mulai berjuang lebih sengit lagi ketika dunia tampak menentang mereka. Tujuh anak laki – laki yakni Jaja, Phat Si, Bloods, Inch, Birdie, Ribz, Tempman yang sama – sama lahir dari keluarga broken home, terpengaruh berat oleh sisi – sisi kegelapan dunia sekitar. Maka, seolah dilempar oleh takdir merela pun terjerumus ke dalam sebuah geng yang mereka
namakan sendiri yaitu PDC (Peel Deem Crew).PDC merupakan salah satu geng yang paling dikenal dan paling ditakuti di London. Bagi beberapa orang, mereka merupakan gerombolan glamor yang menyandang senjata dan bergaya hidup serba gemerlapan. Bagi beberapa orang lainnya, mereka adalah gerombolan orang jahat yang membah ayakan bagi masyarakat. Setelah membaca novel ini, Banyak sekali dari berbagai aspek nilai sosial yang belum kita ketahui bagaimana kehidupan para anak jalanan tersebut. Selain itu, dalam novel ini juga diceritakan secara jelas, apa dan bagaimana penyebab para anak jalanan ini menjadi terjerumus ke
hal – hal yang negatif. Melalui buku ini dapat membuka pengetahuan dan orientasi berpikir kita tentang prasangka kita terhadap kehidupan para anak jalanan selama ini yang diasumsikan bahwa kehidupan mereka sangatlah “keras”. Buku ini mempunyai suatu misi yang bagus untuk p ara pembaca dikarenakan dalam buku ini memotret sisi baik anak – anak jalanan yang biasanya terabaikan.banyak pembelajaran yang bisa diambil setelah membaca buku ini, kita mengetahui bahwa faktor keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar memang memp unyai p eran sentral d alam
pembentukan kepribadian seseorang dan hal ini terimplementasi di dalam novel terbitan edelweiss ini. Namun, yang juga tak kalah mengesankan setelah membaca buku ini yaitu tentang bagaimana perjuangan para anak ini dalam melawan kerasnya kehidupan di jalanan. Ada beberapa d ari kawan mereka yang meninggal dunia, beberapa lagi tewas, memakai narkoba bahkan pernah masuk penjara. Itulah suatu kehidupan pil pahit yang harus dijalani dan diterima oleh para anak yang “tangguh” ini. ( MSR )
Tulisan Mahasiswa
Penegakan Sistem Demokrasi di Pemira FH UNSRI Oleh M. Syahri Ramadhan S
T
elah kita ketahui bahwa sistem pemilu yang ada di negara di indonesia ini. Baik di tingkat negara ( presiden ), Provinsi, kabu paten / kota itu dip ilih secara langsung oleh rakyat. Hal ini merupakan wujud dari demokrasi yang dimana sistem pemerintahannya itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Selain itu, dengan diterapkan sistem pemilu tersebut. Maka, salah satu unsur persamaan politik di dalam sistem demokrasi yaitu persamaan hak suara atau memilih calon pemimpinnya telah bisa dikatakan telah terimplementasi dengan benar. Seperti pada pasal 28D UUD’45 di butir keempat, dengan secara jelas menyebutkan bahwa “setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. Hal ini terpatri juga di dalam hak seluruh rakyat dalam mengikuti Pemilihan Umum ( Pemilu). Hal yang sama juga akan dilakukan oleh Fakultas Hukum Unsri. Tak lama lagi Fakultas Hukum Unsri akan mengadakan Pemilih an Gubernur Mahasiswa untuk periode 2010 – 2011 atau biasa disebut dengan Pemira FH Unsri. Harapan tinggi b agi kita seb agai mahasiswa Fakultas Hukum Unsri agar pemira yang akan diadakan tersebut dapat berjalan dengan baik, objektif dan tidak kalah pentingya ialah transparan. Perlu ditekankan disini bahwa pada saat pemira berlansung nanti. Jangan sampai sistem demokrasi yang merupakan
sistem utama dalam pemerintahan ataupun kenegaraan yang ada di indonesia selama ini, akan tereduksi pada saat pemira nanti. Jika hal ini pun terjadi, secara tidak langsung itu sama saja telah “mencoreng” asas demokrasi yang ada negara kita. Selain itu, tingkat akuntabilita mahasiswa Fakultas Hukum akan menurun jika “mengetahui” pemira yang diadakan tidaklah objektif dan tidak berjalan dengan semestinya. Diingatkan kembali, bahwa setiap badan organisasi yang ada di fakultas kita baik itu dimulai dari BEM, BO, Himas, DPMF dan sebagainya, merupakan wujud dari miniatur badan pemerintahan di indonesia selama ini. Yang membedakannya saja ialah bahwa cakupan atau ruang lingkupnya hanya di lingkungan fakultas. Jika Setiap Badan Organisasi yang ada di fakultas kita merupakan wujud miniatur d ari badan pemerintahan indonesia. Maka, tak berlebihan rasanya kita harus mengatakan bahwa segala sistem pelaksanaan organisasi tersebut harus dijalankan seper ti pad a badan pemerintahan yang ada di indonesia dengan semestinya. Termasuk juga di dalam pelaksanaan pemira nanti. Adanya suatu relevansi antara Pemira Gubma dan sistem pemilu di indonesia sekarang adalah suatu kebanggan bagi kita bahwa penegakan asas demokrasi yang ada di lingkungan Fakultas Hukum telah dijalankan dengan baik.
M. Syahri Ramadhan S Kru LPM Media Sriwijaya Di samping mengharapkan Pemira Gubernur Mahasiswa yang adil, jujur dan tran sparan. Kita ju ga tentunya mengaharapkan “Calon Gubernur Mahasiswa” nanti adalah orang yang benar – benar mampu memegang amanah dan bertanggung jawab secara penuh jika terpilih nanti. Mungkin ada tiga poin yang perlu diperhatikan mengenai calon gubma nanti yaitu kompetensi, integritas dan kredibilitas. Ketiga poin ini mungkin bisa dikatakan unsur “wajib” yang harus dimiliki oleh calon gubma nanti mengingat
beratnya tugas yang akan diemban oleh Gubernur Mahasiswa nanti. Yang dimana dia harus mampu mengayomi seluruh civitas akademika Fakultas Hukum. Selain itu, dia juga harus mampu menampung dan juga merealisasikan segala anspirasi mahasiswa. Jika hal ini ada pada diri Gubernur Mahasiswa, maka optimisme jalannya asas demokrasi di fakultas akan benar terwujud. Namun kembali lagi, Gubernur Mahasiswa yang diharapkan akan berjalan dengan baik. Jika Sistem Pemira Gubernur Mahasiswa nanti berjalan dengan jujur, adil dan transparan. Kita benar - benar mengharapkan, tidak ada nada sumbang yang mengatakan pemira nanti ada permainan “intrik” politik busuk seperti penggelembungan suara ataupun juga unsur nepotisme. Cukup cerita pedih tersebut kita dengar dan lihat pada berita baru - baru ini yang mengatakan adanya “permainan politik” di pemilihan kepala daerah dan anggota dewan di badan pemerintahan indonesia. Sekali lagi, mari kita sukseskan Pemilihan Gubernur Mahasiswa Fakultas Hukum nanti. semoga dapat berjalan dengan sukses dan yang paling penting ialah selu ruh kalangan Mahasiswa Fakultas Hukum Unsri memberikan hak suaranya saat pemira nanti dengan bebas, jujur, adil dan terpecaya tanpa adanya intervensi pihak lain, Hidup Mahasiswa !!!
Klarifikasi ........................................................................................................................................................................................................................................................................ Dari Hal. 7
Yang pasti banyak pelajaran yang kami ambil setelah kejadian ini yang diantar lainnya ialah ada enam hal yang perlu diperhatikan di dalam menulis berita yaitu Melakukan Crosscheck terlebih dahulu sebelum berita diterbitkan; 2. Berusaha untuk lebih objektif di dalam menulis suatu
berita; 3. Tidak menyerang secara negatif pribadi nara sumber dikarenakan tidak mempunyai bukti dan fakta yang jelas; 4. Tidak bersikap apriori terhadap sumber berita; 5. Memahami secara yang baik terhadap topik yang diulas, dan; 6. Kehati-
hatian dalam menarik saripati topik yang diulas. Kami sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang kami terima terutama kritikan mengenai penulisan berita Diskusi Publik Wakhi tersebut. Tak lupa, kami berterima kasih atas nasehat – nasehat
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
yang diberikan oleh Dr. Firman Muntaqo,SH .,M.Hum yang pada hakekatnya beliau adalah “guru” kami. ke depan, kami akan berusaha untuk menulis segala tulisan berita yang dimuat di koran menjadi lebih baik lagi.
Resensi Film
EDISI 16, NOVEMBER 2011
15
Liar,Liar (Trust Me) mendapatkan balasannya seperti nasib Fletcher Reede ( Jim Carrey ) yang kehidupannya menjadi berantakan.
F
ilm ini merupakan film bergenre komedi yang dibintangi oleh Jim Carrey, Maura Tierney dan Justin Cooper. Mendengar tokoh utama di film ini dimainkan oleh Jim Carrey. Tentulah terbenak di pikiran para pembaca bahwa banyak disungguhi suatu adegan lucu yang dilakukan oleh pria kelahiran New Market Ontario, Kanada 17 Januari 1962 ini sehingga dapat mengocok perut para penontonnya. Meskipun film ini dikatakan film yang bergenre komedi tetap i Film yang disutradarai oleh Tom Shadyac memiliki nilai edukasi yang dapat diterapkan b agi kalangan
masyarakat khusu snya b agi mahasiswa fakultas hukum. Film ini benar – benar mengajarkan kepada mah asiswa fakultas hukum yang sekaligus merupakan calon penegak supremasi hukum di indonesia yakn i jika kita menjadi salah satu aparat penegak hukum di negara ini. Entah itu sebagai pengacara, jaksa, hakim dan sebagainya. Seharusnya kita mengemban amanah dari profesi pekerjaan tersebut dengan sebaik – baiknya. Jika itu b enar maka harus dikatakan benar, jika itu salah maka harus dikatakan salah juga dan bukan sebaliknya. Karena jika melakukan yang sebaliknya, maka bersiaplah – siaplah akan
Jalan Cerita Fletcher Reede (Jim Carrey) merupakan seorang pengacara yang lihai bersilat lidah dan pembohong besar. Bohong telah mendarah daging bagi Fletcher, apalagi sifat itu membuatnya selalu menang dalam kasus yang ditanganinya. Tidak heran kalau jasa kepengacaraannya diburu banyak orang. Walau menguntungkan karier Fletcher, tidak bagi mantan istrinya, Audrey Reede (Maura Tierney) yang sudah muak dengan kebiasaan tersebut sehingga meninggalkannya. Sementara putr a Fletcher, M ax (Ju stin Cooper) yang sudah berulangkali dikecewakan oleh ayahnya yang tidak pernah memenuhi janjinya. Walau kecewa pada Fletcher, Max tetap menyayangi dan menginginkan ayahnya b isa berubah. Lantaran hal itu maka pada hari ulangtahunnya, pada saat meniup lilin kue, Max pun mengajukan permintaan pada Yang Di Atas agar Fletcher tidak bisa berbohong selama 24 jam. Tidak terdu ga doa Max dikabulkan dan Fletcher pun mend adak kehilan gan kemampuan berbohongnya. Padahal mulutnya adalah aset
terb esar Fletcher d alam menghadapi lawan di pengadilan, sedangkan ia sedang menangani kasu s perceraian diman a ia mewakili seorang istri yang gemar berselingkuh, Samantha Cole (Jennifer Tilly). Apa yang d ipikir kan Fletcher terhadap orang lain langsung diucapkan secara blakblakan tanpa bisa dicegah, walau mengenai keburukan orang lain. Seperti yang terjadi dalam kasus perceraian Samantha yang sedang disidang di pengadilan. Seharusnya Fletcher bersilat lidah seperti yang biasa dilakukannya
agar kliennya bisa memperoleh bagian harta gono-gini dari sang suami. Ter ang saja ia jadi kelabakan karena kejujurannya memb uat or ang banyak tersinggung. Tidak h anya kariernya terancam, Fletcher juga menghadapi krisis lain karena mantan istrinya mau membawa Max pindah ke Boston. Karena musibah inilah yang membuat dia akan sadar bahwa harus menjadi orang yang jujur dan juga harus selalu menepati janji terutama kepada keluarga yang tentunya terhadap anaknya sendiri. ( MSR )
Seputar Kampus Kuliah Umum Teleconference di Fakultas Hukum Unsri
Foto: Kegiatan Kuliah Umum Teleconference Indralaya, Media Sriwijaya – Sebagai wujud dan bentuk dari kerja sama antara Fakultas Hukum Unsr i dengan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ( MKRI ). Maka, diadakanlah kuliah umum Telecoference di ruang Video Coference lantai 3 dekanat Fakultas Hukum Indralaya. Kuliah umum itu sendiri dilaksanakan serentak h ampir d i berb agai fakultas hukum se – indonesia dengan melalui video conference.
Adapun sebagai pemateri saat kuliah tersebut ialah Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H dengan memb ahas materi ten tang Sengketa Di Era Otonomi Daerah. Di dalam pemaparannya, beliau menjelaskan akar sengketa di dalam cakupan Otonomi Daerah yang menjadi faktor utamanya ialah adanya percecokan yang mengenai ketimpangan terlalu besarnya kepentingan p usat ketimbang daerah.
Selain itu keharmonisan hubungan antara pemerintah daerah dan pusat tidak sesuai harapan. Hal ini dikarenakan banyak faktor – faktor mendasar mengenai ketimpangan wewenang dan tidak adanya sinkronisasi di antara pemerintah daerah dan pusat. Banyak sumber penyebab persengketaan di era otonomi daerah ini yang salah satunya adanya rasa ingin bebas “intervensi” dari pemerintah
daer ah dalam mengurus konstelasi pemerintahan daerah tersebut dari faktor pemerintah pusat. Selain itu, faktor dari pemerintah pusat juga yang merasa dia lah yang paling berhak mengatur daer ahnya dengan “dalil” yaitu hirearki kewenangan pusat lebih daripada kewenangan daerah. Dikarenakan negara indonesia berlindung di balik jubah negara kesatuan. Maka, pemerintah pusat merasa yang paling berhak menentukan nasib daerah. Sebagaimana pada pasal 10 (1) UU No. 32 / 2004 yaitu pemerintahan daerah yang menyelenggar akan ur usan pemerintah yang men jadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintah yang oleh UU ini ditentukan menjadi uru san pemerintah. Mengenai urusan pemerintah pusat itu sendiri telah diatur pada pasal 10(3) yang dimana urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi po litik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama. Namu n, faktanya ialah pemerintah pusat tidak
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
menyerahkan urusan lainnya kepada daerah, misalnya kewenangan bidang pertanahan, SDA dan lain – lain. Fakta inilah yang membuat bahwa pemerintah pusat sendiri tidak mematuhi UU. Inilah penyebab dari “akar sengketa” di negara ini yang merembet pada kasus sengketa yang telah terjadi pada dewasa ini. Seperti sengketa pada daerah pemekaran yang berimplikasi pada perebutan daerah lahan yang berpotensi memiliki sumber daya alam yang melimpah. Selain itu, ada juga sengketa mengenai pemilukada yang menimbulkan adan ya wacan a pemilihan gubernur oleh anggota DPRD. Ini merupakan su atu tantangan terbesar bagi pemerintahan baik dari pemerintah pusat sampai ke kabupaten/kota agar lebih berkoordinasi lagi dalam hal menciptakan suatu hubungan yang bersinergis sehingga dapat membawa negara ini ke depan lebih baik lagi. Tentunya tidak adanya rasa “tinggi hati” dari berbagai tingkatan pemrintahan tersebut, terutama d alam pemanfaatn wewen ang kekuasaanya di era otonomi daerah saat ini. Tentu bukan harapan dari rakyat indonesia jika Baca Kuliah Umum Hal. 3
16 Edisi Enam Belas Bulan, NOVEMBER 2011
Usmawadi : Jangan Menjadi Mahasiswa Yang Setengah - Setengah P
ria kelahiran Sungai Naik – Lahat, 18 Oktober 1956 ini bisa dikatakan salah satu dosen “sen ior” h ukum internasional yang ada di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Beliau juga merupakan salah satu produk alumni FH Unsri. Banyak cerita menarik yang beliau samp aikan ketika kami ( Reporter Media Sriwijaya, red ) sed ang mewawancarainya. mulai dari tentang semasa kuliah, alasan memilih jur usan h ukum internasional hingga alasan beliau yang memilih menjadi seorang dosen. Semuanya diceritakan secara jelas. Pada waktu masih berstatus sebagai mahasiswa dulu, beliau sangat tertarik untuk memilih jurusan Hukum Internasional dikarenakan merupakan jurusan yang baru dibuka oleh Natabaya ( Dekan pada waktu itu ) di fakultas huku m. “ saya sangat menyukai pelajaran atau sesuatu hal yang baru. oleh karena itulah saya memilih jurusan hukum internasional”, Ujar nya menambah kan. Karena merupakan jurusan yang baru, ju mlah mahasiswanya pun hanya terdiri dari dua orang yaitu Usmawadi dan Syahmin A.K. Namun, dia menjadi bangga karena jumlah mahasiswa Hukum Internasional dari tahu n ke tahun semakin bertambah. Adanya progres dalam peningkatan minat mahasiswa terhadap jurusan ini menurutnya dikarenakan dar i kemampuan dan perkembangan mahasiswa itu send iri ter hadap d unia pend idikan yang telah
terkombinasi dengan arus globalisasi. Menurutnya lagi, pelajaran yang ada di hukum internasional ini sifatn ya universal dan fleksibel. “kita bisa ambil contoh, jika pelajaran di dalam ruang lingkup perdata ada membahas tentang perdagangan, hal yang sama juga ada di dalam Hukum Internasional yang membahas tentang perdangangan yang tentunya berada di dalam skala bertaraf Internasional”. Jelasnya. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa mempelajari segala mata kuliah di bidang jurusan ini juga dapat membuat kita mampu menganalisis segala isu – isu yang seiring relatif berkembang sampai dengan sekarang. Pria yang memiliki hobi membaca dan bermain badminton ini juga menuturkan inspirasi dan motivasi d ia ingin men jadi seorang pengajar dikarenakan ketika menjalani Kuliah Kerja Nyata ( KKN ), beliau mendapat kesempatan untuk mengajar di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Setelah menjalani program tersebut, beliau terpacu dan mempunyai niat untuk menjadi seorang pengajar. Terhitung mulai dari bulan April 1984, beliau telah menjadi dosen di FH Unsri sampai dengan sekar ang. Selama mengemban tu gas ini, dia merasakan sangat enjoy terhadap mahasiswanya ketika di dalam maupun di luar pelajaran. “jika ada mahasiswa yang ribut atau malas itu adalah hal yang biasa dan meru pakan tantangan bagi seorang dosen”. Ujarnya. Beliau juga menamb ahkan, pada hakikatnya seorang dosen itu tidak hanya sekedar memberi nilai
ke mahasiswa tetapi menilai juga dari sikap dan usaha kerja keras dari mahasiwa itu sendiri dalam menempuh pendidikan. Bapak dari tiga orang anak ini juga melanjutkan program S2 nya di Universitas Padjajaran yang dimana sebagai prasyarat untuk menjadi seorang dosen. Selama kuliah disana, Menurutnya kampus memiliki segala literatur dan kepustakaan yang lengkap. Beliau memaklumi hal tersebut karena universitas tersebut telah lama berdiri.
Namun, jatah waktu dosen mengajar ke kelas lebih sedikit dibandingkan banyaknya tugas yang diber ikan. “sekar ang perbandingan antara waktu dosen mengajar dan memberi tugas sudah seimbang atau bisa dikatakan 50 : 50 “. Tegasnya. Sebelum men utup akhir wawancara, beliau berp esan kepada mah asiswa Fakultas Hukum Unsri agar selalu rajin dan giat belajar serta selalu terus berjuang. Sebagaimana di dalam motonya sendiri yaitu bahwa
Salam Redaksi
Pemuda ................................................................................................................................................ Dari Hal. 2
bahwa bahasa Indonesia bukan bahasa internasional. Memang benar dipelajari secara terbatas di seko lah-sekolah seperti di Australia. Tetapi tidak digunakan secara formal ditin gkat internasional. Itu sebabnya, anak-anak kita sekarang ini belajar bahasa asing dan sebagian menguasainya dengan baik. Apakah penguasaan bahasa asing ini harus dibatasi dan jika tidak maka menghianati sumpah pemudanya? Padahal justru terbatasnya penguasaan bahasa asing oleh para pemuda kita menyebabkan berbagai lobby dan
pergaulan internasional kita gagal. Internasionalisasi bahasa Indo nesia tergan tung juga kemampuan bangsa Indonesia untu k “mengeksporn ya.” Sebagian sekolah-sekolah di Australia mengajarkan bahasa Indo nesia. Tantangannya bagaimana meyakinkan orang Australia b ahwa bahasa Indonesia itu relevan, penting dan ada manfaatnya bagi mereka. Upaya pembinaan pemerintah Indonesia akan menentukan tidak tergusurnya pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah
Australia. Pemer intah paling bertanggungjawab membentuk pemuda Indonesia. Hal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan. Ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerin tah daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan potensi pemuda dengan memperhatikan karakteristik dan potensi daerah masing-masing. Semua mesti memehami dan memperbaharui Sump ah pemuda sesuai zamannya.
hidup ini sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa dan kita harus menjalaninya dengan perjuangan yang keras. Selain itu, beliau mengharapkan mahasiswa jika lulus nanti memiliki predikat nilai di atas tiga. Alasannya ialah dari nilai tersebut menunjukan kualitas dari mahasiswa itu sendiri ketika melamar pekerjaan. “ Jangan men jadi mahasiswa yang setengah – setengah, jadilah mahasiswa yang memiliki kualitas yang bagus “. Tutupnya. ( MSR dan ARD )
Salam hangat kampusania. Media Sriwijaya edisi ini kembali menghadirkan berita-berita seputar kampus merah kita tercinta. Seperti perayaan kurban yang kembali diadakan fakultas Idul Adha tahun ini. Juga penelusuran kru terkait penganiayaan ajudan gubernur Sumsel terhadap sembilan mahasiswa FK Unsri. Hingga berujung demo ke kantor gubernur yang minim publikasinya di koran-koran local Sumatra. Namum begitu tak menyurutkan semangat kami untuk menggali informasi mengenai tindak kesewenangan aparatur yang arogan ini. Meski belum seaktual yang
LPM Fakultas Hukum Unsri
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
diharapkan karena kami menyadari bahwa berita happening di Unsri beberapa minggu terkahir ini tidak lepas dari pengaruh orang nomor satu di Palembang tersebut Semoga berita yang kami sajikan dapat membuka pandangan para pembaca sekalian dan menambah wawasan kita bersama. Bagi teman-teman yang ingin mengisi rubrik-rubrik di Koran Media Sriwijaya silahkan kirim ke redaksilpm@gmail.com . Kami tunggu. Media Sriwijaya, TAJAM MEMBANGUN KAMPUS. (Redaksi)