Edisi 17, Desember 2011
Tajam Membangun Kampus
Forum Dekan
Prof. Amzulian Rifai, SH., LL.M., Ph.D Dekan Fakultas Hukum Unsri
Waspadai Narkoba Seakan tiada henti media menyajikan berita tentang narkoba, narkotika dan obat terlarang lainnya. Mereka yang ditangkap sangat bervariasi. Mulai dari orang-orang pinggiran hingga ke anak-anak gedongan. Ada pengedar dan ada pula pemakai. Mulai dari seninam, birokrat, bahkan aparat hukum. Jika berupa tanaman, mulai dari medianya pot bunga hingga ke areal ratusan hektar seperti di Aceh beberapa waktu lalu. Polisi pernah menyita 410 ribu butir ekstasi dari jaringan narkoba Malaysia di kawasan perumahan Kelapa Gading,Jakarta Utara. Bukan main luas dan bervariasinya peredaran narkoba. Memang tak semua orang faham perbedaan berbagai obat terlarang.Tak juga faham apakah tak ada aturan soal ini sehingga sebanyak polisi bertindak sejumlah itu pula peningkatan yang terjadi. Meningkat jumlah pemakainya, naik pula omzet peredarannya. Dalam soal obat-obatan, negara sudah mengaturnya lewat Undang-Undanng Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika.Bahan ini berkhasiat psikoatif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat. Ia menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Undang-Undang ini mengakui bahwa psikotropika sangat bermanfaat dan diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Namun penggunaannya harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga kesehatan yang berwenang dan berkeahlian.
baca Narkoba hal 6.
foto: Dekan Fakultas Hukum Unsri Prof. Amzullian Rifai,SH.,LL.M.Ph.D sedang memaparkan materi
Menakar Kontroversi Disvestasi Saham PT. Newmont Nusa Tenggara Palembang – Media Sriwijaya, melalui kerjasama pihak Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dengan Kementrian Keuangan Republik Indonesia yang direalisasikan dalam suatu kegiatan seminar nasional pada hari Kamis (24/11) di Ruang Zainal Abidin FH Unsri Palembang. Sebagaimana yang diutarakan oleh Dr. K.A. Badaruddin, Plt. Sekretaris Jendral Kementerian Keuangan RI, di dalam pidato pembukanya. Beliau mengatakan seminar ini baru diselenggarakan oleh tujuh universitas di Indonesia dan juga termasuk Fakultas Hukum Unsri ada di dalamnya. Dengan mengundang pembicara dari pakar hukum tata negara dan hukum bisinis FH Unsri. Prof. Amzullian Rifai,SH.,LL.M.Ph.D, Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H, dan Prof. Dr. Joni Emirzon, SH., M.Hum. yang menyampaikan pemaparan materinya di hadapan para peserta seminar dengan ciri khas masing – masing yang tentunya berdasarkan dari tinjauan aspek ilmu hukum yang dikuasainya.
Topik hangat yang diperbincangkan pada seminar kali ini ialah mengenai upaya mengembalikan asset divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara ke tangan pemerintahan Republik Indonesia. Seperti diketahui bahwa sifat dari permasalahan pengembalian asset divestasi saham ini sangat kompleks. Bahkan, seperti pada pemaparan Prof. Amzullian Rifai,SH.,LL.M.Ph.D, secara aspek yuridis mengenai pembelian tujuh persen saham disvestasi oleh pemerintah Republik Indonesia sudah sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Namun, di balik semua itu ternyata ada unsur – unsur politis yang membuat timbulnya masalah baru seperti adanya isu intervensi asing dan lebih parahnya lagi adanya hubungan tidak harmonisan antara pihak DPR – RI dengan Kementrian Keuangan RI sehingga tidak ada penyelesaian dalam menangani kasus ini. Belum lagi dengan isu menteri yang merampas kesejahteraan daerah. Lain pula dengan apa yang disampaikan
FAKULTAS HUKUM UNSRI BAGIKAN HADIAH UMROH GRATIS Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, mengadakan acara Silaturahmi antar Dekan dan para staf pegawai yang dilaksanakan di kampus Fakultas Hukum Palembang. Acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahim ke seluruh staf dan pegawai FH Unsri.
Lensa Kampus, Hlm 3
oleh Prof. Dr. Joni Emirzon, SH., M.Hum menjelaskan dari segi tinjauan hukum bisnis. Yang dimana beliau lebih menekankan tentang persoalan aspek dari adanya perjanjian kontrak karya antara pihak PT. Newmont dengan pemerintah Indonesia yang unsur – unsur dari perjanjian kontrak tersebut harus bersifat sah dan legal. Beliau menjelaskan apabila ada unsur kelalaian dalam melaksanakan ketentuan kontrak tersebut. Maka, dapat dikenakan somasi dan pengakhiran kontrak. Lain halnya dengan Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H, masalah kisruh antar DPR RI dan Kementrian Keuangan RI harus segera dicari titik temu, agar permasalahan yang menyangkut sengketa disvestasi saham ini tidak melebar dan melupakan inti permasalahannya. Selain itu, jika hal ini direalisasikan maka implementasi dari Pancasila dan UUD 1945 di negara Republik Indonesia bisa dianggap telah berhasil.(MSR dan Ardi)
KUNJUNGAN REDAKSI PERDANA MEDIA SRIWJAYA Sekitar 30 orang anggota maupun calon anggota baru LPM Media Sriwijaya, Sabtu (22/ 10) mengadakan kunjungan redaksi ke markas koran Sumatera Ekspress di gedung Graha Pena. Dengan mengendarai mobil bus merah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, rombongan tiba di gedung Graha Pena sekitar pukul 09.00 WIB.
Lintas B.O, Hlm 12 LPM Fakultas Hukum Unsri
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2 Opini Dosen
EDISI 17, Desember 2011
LABEL HALAL : Antara Syariah, Politik, dan Ekonomi Abstrak: Dipenghujung bulan Juni 2011, media elektronik membahas masalah kewenangan pihak yang akan menerbitkan label halal, bahkan salah satu stasiun televisi meliput persoalan tersebut dengan membahasnya secara mendalam selama 30 (tiga puluh) menit. Komisi VIII DPR RI saat ini memang sedang menggodok Rancangan Undang-Undang Produk Jaminan Halal (RUUPJH), secara garis besar RUUPJH menginginkan setiap industri makanan dan/atau minuman diwajibkan untuk mencantumkan label halal, permasalahannya adalah adanya tarik ulur kepentingan pihak mana yang akan menerbitkan labelisasi halal tersebut. Pemerintah selaku aparat Negara harus mengatur tegas persoalan ini, karena ini juga menyangkut persoalan uang administrasi yang tidak menutup kemungkinan akan melahirkan wadah korupsi yang baru. Isu Produk halal pada makanan dan minuman yang beredar di masyarakat bukanlah hal baru dalam upaya pengakomodasian kepentingan mayoritas masyarakat muslim di Indonesia. Umat Islam sangat berhatihati dalam memilih dan membeli pangan dan produk lainnya yang diperdagangkan. Mereka tidak akan membeli barang atau produk lainnya yang diragukan kehalalannya. Masyarakat hanya mau mengkonsumsi dan menggunakan produk yang benar-benar halal dengan jaminan tanda halal/ keterangan halal resmi yang diakui Pemerintah. Fenomena yang demikian pada satu segi menunjukkan adanya tingkat kesadaran terhadap pelaksanaan keyakinan menurut hukum Islam, dan pada segi yang lain mendorong timbulnya sensitivitas mereka ketika pangan dan produk lainnya bersentuhan dengan unsur keharaman atau kehalalannya.1 Sertifikasi dan penandaan kehalalan baru menjangkau sebagian kecil produsen di Indonesia. Data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia pada tahun 2005 menunjukkan bahwa tidak lebih dari 2.000 produk yang telah meminta pencantuman tanda halal. Data dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) menunjukkan bahwa permohonan sertifikasi halal selama 11 tahun terakhir tidak lebih 8.000 produk dari 870 produsen di Indonesia. 2 Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan pangan diolah melalui berbagai teknik pengolahan dan metode pengolahan baru dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga menjadi produk yang siap dipasarkan untuk dikonsumsi masyarakat di seluruh dunia. Sebagian besar produk industri pangan dan teknologi pangan dunia tidak menerapkan sistem sertifikasi halal. Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah
memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal. Sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya, tujuan akhir dari sertifikasi halal adalah adanya pengakuan secara legal formal bahwa produk yang dikeluarkan telah memenuhi ketentuan halal.3 Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebas tingkat regional, internasional dan global, dikhawatirkan sedang dibanjiri pangan dan produk lainnya yang mengandung atau terkontaminasi unsur haram. Dalam teknik pemrosesan, penyimpanan, penanganan, dan pengepakan acapkali digunakan bahan pengawet yang membahayakan kesehatan atau bahan tambahan yang mengandung unsur haram yang dilarang dalam agama Islam. Labelisasi halal merupakan rangkaian persyaratan yang seharusnya dipenuhi oleh pelaku usaha yang bergerak dibidang pengolahan produk makanan dan minuman atau diistilahkan secara umum sebagai pangan. Pangan (makanan dan minuman) yang halal, dan baik merupakan syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya supaya dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di luar negeri. Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduknya adalah muslim. Demi ketentraman dan kenyamanan konsumen pelaku usaha wajib menampilkan labelisasi halal yang sah dikeluarkan oleh pemerintah melalui aparat yang berwenang. Dengan menampilkan labelisasi halal pada pangan yang ditawarkan ke konsumen ini menjadikan peluang pasar yang baik sangat terbuka luas dan menjanjikan. Dalam sistem perdagangan internasional masalah sertifikasi dan penandaan kehalalan produk mendapat perhatian baik dalam rangka memberikan perlindungan terhadap konsumen umat Islam di seluruh dunia sekaligus sebagai strategi menghadapi tantangan globalisasi dengan berlakunya sistem pasar bebas dalam kerangka ASEAN - AFTA, NAFTA, Masyarakat Ekonomi Eropa, dan Organisasi Perdagangan Internasional (World Trade Organization). Sistem perdagangan internasional sudah lama mengenal ketentuan halal dalam CODEX yang didukung oleh organisasi internasional berpengaruh antara lain WHO, FAO, dan WTO.1 Negara-negara produsen akan mengekspor produknya ke negara-negara berpenduduk Islam termasuk Indonesia. Dalam perdagangan internasional tersebut label/tanda halal pada produk mereka telah menjadi salah satu instrumen penting untuk mendapatkan akses pasar yang memperkuat daya saing produk domestiknya di pasar internasional. Menurut paham Futurolog kelahiran Amerika bernama John
Putu Samawati, S.H.,M.H. NIP. 19800308 200212 2002 Naisbit, pada era global seperti sekarang ini segala sesuatunya serba teknologis, terutama dalam persoalanpersoalan gaya hidup, sehingga ia menyebutnya sebagai “global lifestyle�. Pada era ini, budaya yang mengalami perkembangan dengan sangat dahsyat adalah makanan, pakaian dan hiburan, atau ia menyebutnya dengan 3 F yakni food, fashion dan fun. Dengan demikian pada era globalisasi ini, industri pangan Indonesia harus dapat meningkatkan daya saing produk pangan yang dihasilkannya melalui jaminan pangan halal dan baik. Pangan yang baik berkaitan dengan jaminan bahwa pangan yang diproduksinya bergizi, rasanya enak, warnanya menarik, teksturnya baik, bersih, bebas dari hal-hal yang membahayakan tubuh seperti kandungan mikroorganisma patogen, komponen fisik, biologis, dan zat kimia berbahaya. Halal berkaitan dengan jaminan kehalalan yang ditunjukkan dengan adanya sertifikat halal dari LPPOM MUI.2 Disamping jaminan pangan baik, pemberian jaminan halal akan meningkatkan daya saing produk pangan lokal Indonesia terhadap produk-produk impor yang tidak mendapatkan sertifikat halal. Hukum halal pangan bagi umat Islam sebetulnya tidak hanya merupakan doktrin agama saja tetapi terbukti secara ilmiah adalah baik, sehat dan dapat diterima akal (Scientifically sound), jadi pangan baik dan halal, bermanfaat dan baik untuk semua umat manusia. Mengkonsumsi makanan halal merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Halal dan baik secara jasmani dan rohani. Oleh karena itu mendapatkan pangan halal seharusnya merupakan hak bagi setiap konsumen Muslim. Halal berarti lepas atau tidak terikat. Makanan yang halal adalah yang diijinkan untuk dikonsumsi atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. Baik (Thayyib) adalah lezat, baik, sehat dan menentramkan.3 Pangan yang baik di sini dapat diartikan sama dengan pangan yang memiliki cita rasa baik, sanitasi higine baik dan kandungan gizinya yang baik. Respons positif terhadap kepentingan sertifikasi dan pencantuman tanda halal pada pangan dan produk lainnya telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan diterbitkannya beberapa peraturan setingkat Keputusan Menteri Agama secara parsial, tidak konsisten, terkesan tumpang tindih, dan tidak sistemik yang
Salam Redaksi
berkaitan dengan sertifikasi dan pencantuman tanda halal, oleh karena itu pengaturan demikian belum memberikan kepastian hukum dan jaminan hukum bagi umat Islam untuk mengenal pangan dan produk lainnya yang halal.4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Undangundang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan pelaksanaannya belum memberikan kepastian hukum dan jaminan hukum kepada umat Islam untuk mengenal pangan dan produk lainnya yang halal, semua undangundang tersebut mensyaratkan agar pelaku usaha memproduksi produk yang halal, tetapi keterangan yang menentukan kehalalan, pihak yang berwenang menerbitkan label halal, dan keseragaman logo label halal pada produk makanan dan minuman yang beredar di Indonesia tidak jelas diberlakukan. Peraturan tertinggi yang menyentuh pangan halal adalah Undang-undang Pangan RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, yaitu di dalam Bab IV tentang Label dan Iklan Pangan Pasal 30 ayat 2 dan Pasal 34 ayat 1. Di dalam Pasal 30 ayat 2 disebutkan bahwa label pangan minimal mencantumkan nama produk, daftar yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, keterangan tentang halal serta tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa. Ayat tersebut secara tersirat mengandung arti bahwa keterangan halal merupakan salah satu informasi yang wajib dicantumkan pada label pangan. Akan tetapi sayangnya pengertian ini dimentahkan oleh penjelasan dari ayat tersebut yang menguraikan bahwa pencantuman keterangan halal pada label pangan baru merupakan kewajiban apabila setiap orang yang memproduksi dan atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia untuk diperdagangkan menyatakan bahwa pangan yang bersangkutan adalah halal bagi umat Islam, jadi pencantuman keterangan halal pada label pangan bukan merupakan suatu kewajiban untuk semua produsen pangan. Aturan tentang label dan iklan pangan kemudian diperinci di dalam Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pada Pasal 3 ayat 2, persyaratan minimal keterangan yang harus tercantum dalam label tidak lagi mencantumkan keterangan halal sebagai salah satu persyaratan sebagaimana yang tercantum pada UU Pangan Pasal 30 ayat 2. Di dalam Peraturan Pemerintah ini aturan tentang label halal termaktub di dalam Pasal 10 dan Pasal 11. ¡ Pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi dan memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggungjawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label. ¡ Sedangkan Pasal 11 ayat 1 menyatakan bahwa untuk mendukung kebenaran pernyataan halal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1, setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan, wajib memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ayat-ayat tersebut mempertegas penjelasan dari UU Pangan Pasal 30 ayat 2 yaitu pencantuman keterangan atau tulisan halal pada label pangan merupakan kewajiban apabila pihak yang memproduksi dan atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia menyatakan (mengklaim) bahwa produknya halal bagi umat Islam. Menurut Direktur LPPOM MUI, Prof. Dr. Hj. Aisjah Girindra, konsumen Indonesia sudah memperhatikan label halal. Ini terbukti label halal mempengaruhi penjualan produk makanan. Isu lemak babi pada tahun 1988, menyebabkan anjloknya omset penjualan beberapa produsen pangan. Isu adanya pencampuran daging sapi dengan daging celeng, menyebabkan anjloknya omset penjualan para penjual daging dan hasil olahannya. Isu baso tikus, ikan dan ayam berpormalin, menyebabkan turunnya omset penjualan. Labelisasi halal merupakan perijinan pemasangan logo halal pada kemasan produk pangan oleh Badan POM yang didasarkan pada sertifikasi halal yang dikeluarkan komisi fatwa MUI. Sertifikat berlaku selama 2 tahun dan dapat diperpanjang kembali dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Industri pangan yang akan mengajukan sertifikasi halal disyaratkan telah menyusun dan mengimplementasikan Sistem Jaminan Halal.1 Pengaturan secara hukum mengenai labelisasi halal ini mencerminkan bahwa persoalan ini dianggap bukan persoalan penting bagi pemerintah. Upaya mengharmonisasikan dan merinci atau bahkan membentuk aturan yang lebih jelas dan terarah merupakan hal utama yang harus menjadi prioritas karena ini termasuk kedalam permasalahan kemaslahatan umat, khususnya umat Islam. Saat ini pemerintah memberikan kewenangan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menerbitkan sertifikat halal pada produk makanan, minuman dan/atau kosmetik yang beredar di Indonesia. Setelah melalui proses penilaian oleh MUI, selanjutnya akan diterbitkan label halal. Label halal yang diterbitkan oleh MUI ini berlaku bagi makanan, minuman atau kosmetik yang telah diperiksa oleh MUI, adapun bentuk label halal MUI terlihat dalam gambar 1.
ď Ż baca Halal hal 12.
EDISI 17, Desember 2011
Fakultas Hukum Unsri Bagikan Hadiah Umroh Gratis Palembang – Media Sriwijaya, Sabtu (29/10) Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, mengadakan acara Silaturahmi antar Dekan dan para staf pegawai yang dilaksanakan di kampus Fakultas Hukum Palembang. Acara yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahim ke seluruh staf dan pegawai FH Unsri. Tentu saja ini di sambut baik oleh seluruh pegawai dan staf Fakultas Hukum Unsri.
Acara yang dihadiri oleh Pembantu Dekan I, II dan III, Ketua Register Kenotariatan, dan tentunya jajaran pegawai dan staf tata usaha ini, sekitar pukul 10.00 WIB mulai memasuki ruangan Zainal Abidin yang terletak di lantai dua. Acara dibuka dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Prof. Amzulian Rifai, S.H., LLM.,Ph.D. selaku dekan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan beberapa pokok pembahasan seperti perencanaan pembangunan kawasan
bebas asap rokok yang berlaku baik di kampus Palembang maupun Inderalaya. Rencana ini tentunya berkaitan dengan Perda Kota Palembang nomor 07 Tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Pria lulusan Master Ilmu Hukum dari Melbourne University Law School, Australia ini akan berusaha mencanangkan program tersebut, namun sulit kemungkinan untuk diterapkan karena melihat tidak sedikit mahasiswa yang tidak bisa hidup tanpa
Lensa Kampus 3
merokok. Acara silaturahmi untuk kali ini, mungkin bisa dikatakan acara yang paling “spesial dan istimewa”. Bagaimana tidak, pada kesempatan kegiatan kali ini Prof. Amzulian Rifai, S.H., LLM.,Ph.D mewujudkan salah satu janjinya pada kegiatan silaturahmi kali ini. Adapun janjinya tersebut ialah Dekan akan memberikan hadiah Umroh gratis kepada Dosen dan Karyawan yang benar – benar bekerja dengan penuh semangat serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap fakultas. Pada kesempatan Undian berhadiah umroh gratis kali ini diberikan khusus untuk 4 orang pegawai yang dianggap kinerjanya sangat baik dan konsisten. Pegawai yang terpilih ini sendiri terdiri dari pegawai golongan PNS maupun yang non PNS. Untuk pegawai PNS mendapatkan jatah paket Umroh untuk 2 orang, sedangkan yang non PNS hanya 1 orang. Dan satu nya lagi Dekan memberikan apresiasi khusus untuk Muhammad Rasyid. Beliau merupakan kepala Laboratorium dan pengurus mushola yang dinilai telah mengabdikan dirinya kepada Fakultas Hukum. Bagi yang beruntuk mendapatkan hadiah ini sendiri, akan diberangkat ke tanah suci pada bulan Maret 2012 mendatang. Buah Hasil Bekerja Ikhlas Sementara itu, terlepas selesainya acara kegiatan silaturahmi tersebut, kami ( reporter Media Sriwijaya, red ) mencoba menemui dan mewawancarai kepada salah satu dosen FH unsri yang berhasil mendapatkan Umroh gratis untuk periode tahun ini yaitu Muhammad Rasyid. Ketika ditanya bagaimana
perasaan kepala Laboratorium Hukum ini dihadiahi paket umroh gratis khusus diberikan oleh Pak dekan. Dengan penuh keharuan, beliau pun menjawab bahwa dia sangat terharu atas hadiah yang diberikan khusus oleh Dekan ini. “saya sangat terharu dan sampai tidak percaya ketika pak dekan memberikan saya hadiah paket umroh gratis . Jujur, tidak pernah terlintas dibenak saya untuk mendapat imbalan dalam bentuk apapun dari beliau. Saya menjalankan tugas saya dengan ikhlas dan ridho ALLAH SWT. Oleh karena itu, pada saat acara silaturahmi tadi, mendengar nama saya dipanggil oleh pak dekan untuk maju ke depan karena mau diberikan hadiah umroh. Saya sungguh sangat terharu dan sempat menitiskan air mata. Saya berharap dengan mendapatkan hadiah ini tidak membuat saya hanyut dalam kegembiraan sehingga bisa membuat saya lalai dalam bekerja. Kemudian, saya juga ingin menyampaikan bahwa saya akan siap terus membantu Prof. Amzullian Rifai selama menjabat sebagai dekan, demi untuk memajukan Fakultas Hukum ke arah yang lebih baik lagi.” Di akhir kesempatan beliau juga berpesan kalau bisa untuk tahun depan acara ini diadakan lagi. Namun, dengan diadakannya acara ini tidak membuat niat bekerja dari seluruh pegawai maupun dosen karena ingin mengejar hadiah, tetapi sebagai keluarga besar di Fakultas Hukum seyogyanya bekerja karena niat ikhlas kepada Allah SWT dan demi Fakultas Hukum yang lebih baik lagi. (wulan, lutfi, anggun) Baca berita terkait Umroh hal.10
Gebyar XVIII Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya 2011 Palembang-Media Sriwijaya, Dalam rangka memperingati hari jadi yang ke 18, Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya menyelenggarakan Gebyar XVIII. Di Gebyar kali ini LPM Gelora Sriwijaya mengadakan Seminar Workshop Citizen Journalism (30/10) bertempat di Gedung Aula Pasca Sarjana Unsri Bukit Besar. Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk menumbuhkan minat menulis siswa SMA, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya seperti insan pers muda. Tidak hanya wartawan yang bisa menulis, tidak hanya seorang penulis yang dapat menerbitkan buku, tetapi siswa sma, mahasiswa, dan masyarakat umum dapat menulis dan dapat juga diterbitkan. Teknologi saat ini sudah maju. Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menulis misalnya blog, facebook, twitter sebagai media global, tempat menuangkan aspirasi dan inspirasi yang dapat di baca oleh seluruh lapisan masyarakat. Acara ini juga dimaksudkan agar masyarakat Palembang gemar menulis, karena jika dilihat Palembang jauh kalah dengan masyarakat Jawa, rata-rata siswa SMA di Jawa banyak yang sudah memiliki blog yang bagus, mereka mengapresiasikan diri dan sekolah mereka melalui tulisan. Acara yang dihadiri siswa SMA, mahasiswa dan masyarakat umum ini
Anto Narasoma ( wartawan senior sumeks) saat memberikan materi tidak hanya berisikan seminar jurnalistik saja, tetapi diadakan berbagai perlombaan yang diantaranya perlombaan esai dan menggambar dengan tema seagames membangun Sumsel, perlombaan mading dengan tema warna-warni jurnalistik, perlombaan penulisan berita, serta perlombaan fotografi. Hadiah yang ditawarkan pun tidak kalah menggiurkan yaitu tropi, piagam dan juga uang tunai total jutaan rupiah. Peserta tahun ini merupakan yang
paling banyak setelah 18 kali acara tersebut diselenggarakan yaitu sekitar 227 peserta dan ditambah peserta lomba jadi total keseluruhan sekitar 300 peserta. Seminar yang dimulai pukul 08.00 wib ini diawali dengan pengisian materi oleh Anto Narasoma yang juga merupakan wartawan senior Sumatera Ekspres, ia didaulat sebagai pembicara pertama dalam acara seminar ini. Selain itu, Sedia Willings Bans yaitu Jurnalist nasional dan
pengarang buku juga mengisi sebagai pembicara dalam workshop citizen journalism tahun ini. Acara ini telah dipersiapkan sejak dari dua bulan yang lalu. Kemah jurnalistik merupakan konsep awal dari acara Gebyar XVIII. Konsep ini dipilih karena biasanya kemah identik dengan pramuka, tetapi bagaimana jika anak jurnalistik itu melakukan kemah tutur Meyrizkha Dwi Nanda selaku ketua pelaksana acara Gebyar XVIII LPM Gelora Sriwijaya ini saat diwawancari. Walaupun persiapan acara dengan konsep kemah jurnalistik sudah matang, tetapi setelah dilihat jurnalistik di Palembang minim sekali. Jika lingkup acara ini hanya Sumatera Selatan maka pesertanya akan sedikit. Mereka berencana bulan Januari atau Februari akan mengadakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut, yang akan dilakukan secara nasional dan konsep kemah jurnalistiklah yang akan diusung. Acara yang dibawakan oleh Dian yang juga merupakan mahasiswi Fakultas Hukum Unsri ini berlangsung cukup meriah dengan peserta yang banyak. Usai makan siang acara dilanjutkan dengan berbagai perlombaan, diantaranya perlombaan penulisan berita, serta perlombaan fotografi, sedangkan hasil karya peserta yang mengikuti perlombaan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
mading dan juga menggambar dipanjang diruangan Aula Pasca Sarjana selama seminar berlangsung. Acara yang cukup banyak disponsori ini juga menyelipkan perasaan suka duka para panitia dalam mempersiapkan acara ini. Berbagai perasaan suka dirasakan oleh panitia acara, diantaranya bisa berkumpulnya anggota LPM GS secara lengkap yang selama ini kurang bisa dirasakan, bisa bertemu alumni dan berbagi pengalaman. karena waktu pelaksanaan acara yang juga tepat sehingga banyak alumni LPM GS pulang ke Palembang, selain itu juga, dengan diadakannya acara ini bisa memajukan LPM GS kembali. Selain perasaan suka juga terselip perasaan duka, karena status sebagai mahasiswa jadi tidak bisa terlalu fokus dalam mempersiapkan acara , serta penolakan-penolakan dari para calon sponsor, tetapi itu tidak dijadikan duka oleh mereka, tetapi menjadikan itu sebagai pelajaran dan pengalaman. Diakhir acara dibacakan seluruh hasil pemenang lomba yang seluruh karyanya telah dipajang selama seminar berlangsung sehingga tidak ada manipulasi. Sistem penilaian perlombaan diserahkan pada juri, yang terdiri dari para pembicara, dan juga alumni dari LPM Gelora Sriwijaya. (Atica/Meintari)
4 Konsultasi Hukum Cerai Dalam Beda Agama EDISI 17, Desember 2011
A adalah seorang laki-laki muslim, menikah dengan B wanita beragama Katolik. Mereka menikah secara siri di hadapan seorang pemuka agama Islam, beberapa saat kemudian mereka dinikahkan lagi tetapi di Gereja. Bukti pernikahan mereka adalah Kutipan Akta perkawinan Catatan Sipil dan Surat Perkawinan Gereja. Dalam perjalanannya masing-masing tetap mempertahankan keyakinannya. Kemudian karena terjadi ketidakcocokan, maka si A (suami) berencana menceraikan istrinya. Pertanyaan saya adalah: Bagaimanakah prosedur untuk perceraian dalam kasus tersebut? Jawaban : Pada prinsipnya hukum perkawinan di Indonesia tidak mengatur secara khusus mengenai perkawinan pasangan beda agama sehingga ada kekosongan hukum. Mengenai sahnya perkawinan adalah perkawinan yang dilakukan sesuai agama dan kepercayaannya sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UUP. Hal ini berarti UU Perkawinan menyerahkan pada ajaran dari agama masingmasing. Lebih jauh, simak Kawin Beda Agama Menurut Hukum Indonesia.
Berdasarkan yang Anda ceritakan bahwa A dan B menikah secara siri di hadapan seorang pemuka agama Islam dan kemudian secara Katolik di Gereja. Sekarang kita bahas dulu tentang status perkawinan siri pasangan tersebut. Secara umum perkawinan siri atau perkawinan di bawah tangan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum/syariat Islam, tapi tidak dilakukan di depan Pegawai Pencatat Nikah. Karena itu, perkawinan siri sah secara agama, akan tetapi secara hukum negara belum sah karena belum memenuhi syarat sahnya suatu perkawinan sebagaimana kami sebutkan di atas (lihat Pasal 2 UUP). Dengan tidak dilakukannya pencatatan atas perkawinan tersebut, perkawinan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum (lihat Pasal 6 Kompilasi Hukum Islam atau KHI). Hal ini tentunya membawa akibat hukum yaitu tidak adanya pengakuan dan perlindungan hukum terhadap perkawinan tersebut, termasuk terhadap hak-hak istri dan anak-anak hasil dari perkawinan siri. Begitu juga untuk melakukan gugatan cerai, tidak ada lembaga negara yang bisa menanganinya dan memberi perlindungan pada hak-hak anak dan istri. Lebih jauh, simak artikel Perceraian Kawin Siri. Sehingga, memang
Profil Mahasiswa
terhadap perkawinan siri tersebut tidak ada mekanisme perceraiannya. Sekarang kita bahas mengenai status perkawinan kedua pasangan tersebut yang dilakukan secara Katolik dan telah dicatatkan di catatan sipil. Karena perkawinan ini telah dilakukan sesuai agama (Katolik) dan dicatatkan oleh pegawai pencatat nikah sesuai UU, maka perkawinan inilah yang sah secara hukum. Dalam hal kemudian pasangan tersebut ingin bercerai, pada dasarnya agama Katolik menentang adanya perceraian. Namun, secara hukum negara, di Indonesia diatur bahwa: 1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. 2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri. (lihat Pasal 39 ayat [1] dan ayat [2] jo Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Mengenai alasan-alasan perceraian ini dapat Anda lihat dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) UU Perkawinan). Lebih jauh, simak artikel Perceraian Agama Katolik (2). Meskipun dalam perjalanan perkawinan tersebut masing-masing
Ilustrator : Kiki
kemudian masih mempertahankan keyakinannya (agamanya) masingmasing, untuk memutuskan perkawinan yang dilakukan secara Katolik maka perceraian juga harus dilakukan secara Katolik. Selain itu, perceraian juga harus dilakukan secara perdata melalui pengadilan negeri untuk memutuskan perkawinan secara hukum negara. Dalam praktiknya, permohonan cerai secara Katolik jarang sekali dikabulkan. Tapi, pasangan tersebut tetap dapat bercerai secara perdata, walaupun secara Katolik perceraian tersebut dianggap tidak sah. Walaupun Hukum Katolik menentang adanya perceraian, namun dalam Katolik dikenal adanya prosedur pembatalan perkawinan (anulasi). Akibat hukum dari
pembatalan perkawinan menurut hukum gereja adalah kedua pihak yang telah dibatalkan perkawinannya dapat menikah lagi. Lebih jauh mengenai perceraian Katolik silahkan simak artikel Perceraian Agama Katolik. Untuk proses perceraian secara perdata, istri/suami harus mengajukan gugatan cerai ke pengadilan negeri. Lebih lanjut mengenai proses perceraian dan hak asuh anak, simak Bagaimana Mengurus Perceraian Tanpa Advokat? dan Anak & Perceraian. Dasar hukum: 1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; 2. Kompilasi Hukum Islam (Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991); Sumber : hukumonline.com
Nurul Jamilah: buatku Ibu, ibaratnya sebuah Berlian “ Ibu Ibaratnya sebuah berlian yang tak bisa dinilai dengan apapun yang harus senantiasa dilindungi dan dirawat yang harus dipelihara dan dijaga, sebuah berlian yang bisa membuat hidup ini jauh lebih berwarna “
Sosok wanita kelahiran, Palembang 18 Desember 1991 putri bungsu pasangan H M Saleh Sidik dan Hj Asiah ini telah banyak meraih prestasi baik di tingkat regional maupun nasional, dari Sekolah menengah atas hingga saat ini, dimasa itu alumni SMA LTI IGM pernah mewakili Sumatera Selatan dalam ajang pentas Musikalisasi Puisi di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) tahun 2007 silam hingga juara nasional, Story telling. Prestasinya pun tidak pernah surut , dalam berbagai kesempatan Nurul yang dulunya juga Finalis finalis Aneka Yess tahun 2008, aktif dalam Yayasan Bujang Gadis Palembang ,Yayasan indonesia kebanggaanku serta perhimpunan putri kopi indonesia yang menobatkanya sebagai puteri berbakat di ajang tersebut, dan terakhir ajang Putri Pariwisata Indonesia 2011 ,mahasiswi yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan ini sekarang menjabat sebagai Vice Director ALSA LC UNSRIi selalu memberikan kontibusinya terhadap fakultas baik di dalam organisasinya maupun diluar Organisasinya, khususnya fakultas hukum UNSRI, Mengenal lebih dekat, Nurul anak ke 2 dari 2 bersaudara, masa kecilnya dihabiskan sama seperti anak-anak lainnya dimana belajar
dan bermain. Sejak kecil orang tuanya selalu membiasakanya untuk memprioritaskan pelajaran terlebih dahulu. Setelah selesai belajar, ia baru diizinkan untuk bermain bersama teman-teman. Kedua orang tua saya benar-benar sangat memperhatikan pendidikan karena bagi mereka pendidikan adalah hal yang harus diutamakan Peran keluaga saya dalam mendukung kehidupan saya sangatlah penting dan berpengaruh untuk kesuksesan saya sampai saat ini, karena keluarga sayalah yang selalu berada disampaing saya dan terus mendukung kegiatan saya sampai saat ini, jadi tanpa mereka saya benar-benar tidak dapat menggapai kesuksesan sampai saat ini, ungkapnya Ditanya siapa Tokoh yang menjadi inspirasi di kehidupannya, Nurul mengatakan bahwasanya ibu dan kakak perempuannya sendiri, karena ibu saya merupakan sosok wanita yang luar biasa hebatnya, dimana sampai saat ini ibu dapat berperan menjadi seorang ibu maupun seorang ayah, terutama setelah ayah saya meninggal tahun 2007 lalu dan sejak saat itu ibu memiliki tanggung jawab yang besar untuk saya dan juga kakak. Dan meski demikian, ibu tidak pernah mengeluh, beliau bahkan semakin kuat untuk menghadapi hariharinya. Sedangkan kakak saya
merupakan seorang yang sangat hebat dimana di setiap kegiatan saya selalu ada dia yang menemani dan membantu saya. Dia benar-benar menjadi panutan untuk hidup saya. Bercerita sedikit Saat Opening SEA Games XXVI, di Gelora Sriwijaya, Jakabaring Sport Centre (JSC) 11 November yang lalu. seolah menjadi beban berat bagi Nurul Jamilah, PPI 2011, finalis Sumatera Selatan Putri Pariwisata Indonesia, yang bertugas bersama lima wakil PPI lainnya, sebagai wakil Putri Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Pasalnya, saat opening, dirinya dan lima Putri Kepulauan yang ditunjuk akan disorot. Sementara enam putri PPI 2011 lainnya ditunjuk untuk membawa bendera SEA Games. Tugas Nurul dalam opening itu, menari dan lypsinc mengiringi lagu yang dinyanyikan saat acara di atas stage yang telah disiapkan. Pada penampilanya, Nurul mengenakan busana motif songket yang telah dimodifikasi. keterlibatan PPI dalam ajang SEA Games ini secara tidak langsung untuk mempromosikan beragam budaya dan pariwisata Indonesia. Karena ini di Sumsel, tepatnya Palembang, maka otomatis banyak budaya dan pariwisata
foto : Nurul Jamila
termasuk kuliner khas Sumsel yang terekspos dan dikenal luas oleh peserta SEA Games. Baik dari Indonesia maupun 10 negara Asia Tenggara lainnya. “Kalau menurut Nurul, dampak positif SEA Games ini sangat besar. Khususnya di bidang wisata,”imbuhnya. Melalui SEA Games, masyarakat Indonesia bahkan negara lain menjadi tahu kalau selain Jakarta ada provinsi lain yang punya fasilitas
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
dan sarana olahraga yang bagus dan berstandar internasional. Keasrian lingkungan dan ruang terbuka hijau di Jakabaring Sport City (JSC) akan menjadikan kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan pasca SEA Games. ”Belum lagi dampak ekonomi kerakyatan. Pastinya membawa manfaat juga,” kata Nurul yang tahun ini menjadi utusan Sumsel pada ajang PPI tingkat nasional. ( Ardian )
EDISI 17, Desember 2011
Lensa Kampus 5
Sabokingking, Makam Para Raja Palembang
Foto : Mahasiswa FH Unsri mengikuti penyuluhan hukum ke Cagar Alam Sabokingking
Foto: Rd. Muhammad Ikhsan, SH,. M.Hum. tengah menerangkan sejarah para raja yang terdapat di pemakaman Sabokingking
Palembang – Media Sriwijaya, Menanggapi satu tahun setelah disahkannya UU RI no.11 tahun. 2010, Fakultas Hukum Unsri turut bersumbangsih mengadakan menyuluhan hukum mengenai cagar budaya ini. Minggu (30/10), diawali kata sambutan dari Rd. Muhammad Ikhsan, SH., M.Hum yang selama ini aware mengenai budaya Sumatera Selatan, kegiatan ini melibatkan dosen FH Unsri yaitu, Hamonangan Albariansyah,SH,.MH., Henny Yuningsih, S.H.,MH. dan Artha Febriansyah, SH.,MH,. Sekitar duapuluh mahasiswa ikut serta
menyambangi Kompleks Makam Sabokingking di kawasan PT Pusri. Tokoh yang dimakamkan di kompleks ini antara lain Pangeran Sido Ing Puro dan Pangeran Sido Ing Pasarean serta berdampingan dengan makam istri Pangeran Sido Ing Kenayan, yaitu Ratu Sinuhun yang diyakini sebagai penulis kitab Simbur Cahaya. Ada keyakinan bahwa Undang-undang Simbur Cahaya adalah “pengesahan” hukum adat (hukum lisan) yang saat itu telah berlaku pada masyarakat pedalaman Sumatera Selatan. Aturan adat ini berlaku hingga ratusan tahun sampai
UU No. 5 Tahun 1979 berlaku efektif di Sumatera Selatan. Sebelumnya Simbur Cahaya terdiri atas lima bab, ini juga telah membentuk pranata hukum dan kelembagaan di Sumatera Selatan. Nurdin, kepala pengelola yang turut memberikan penjelasan singkat dalam kegiatan ini mengatakan bahwa banyak dari para peziarah yang menyumbang untuk pengembangan cagar alam. Diantara mereka bahkan ada yang bernazar untuk membangun dinding atau memberikan keramik dan karpet. Meski pada akhirnya pembangunan tersebut merusak
foto: suasana saat Dies Natalis Unsri ke-51
Senyum Sapa Di Usia Ke 51 Dies Natalis Indralaya - Media Sriwijaya, Dies Natalis Universitas Sriwijaya ke51 dengan mengangkat tema “Pengembangan Karakter Warga Universitas Sriwijaya Melalui Budaya Senyum dan Salam”, Rabu(30/11) Auditorium Unsri, menyelenggarakan Rapat Senat Khusus Terbuka, dalam sambutanya Rektor Universitas Sriwijaya Prof Badia Parizade, menghimbau agar budaya menebar
senyum dan saling sapa menjadi salah satu bagian dari civitas akademika yang tentunya memiliki potensi, berakhlak, cakap, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.Dari tahun ke tahun di Usia Universitas Sriwijaya yang telah menginjak 51 tahun ini, mengalami peningkatan secara signifikan dilihat dari jumlah peningkatan mahasiswa, jumlah prodi, yang kini terdapat 90 program studi, sebelumnya pada tahun
2010 hanya 82 prodi, dilihat dari tenaga pengajar baik itu dosen pengajar Sarjana Strata1 berjumlah 204 orang, Sarjana Strata 2 berjumlah 158 orang, Sarjana Strata 3 berjumlah 204 orang, dan 88 orang mengambil kuliah di luar negeri, selain melalui tenaga pengajarnya, Universitas Sriwijaya juga mengalami peningkatan dari Web Ometric, peringkat web Universitas , dikatakan bahwasanya
keaslian kawasan makam yang diatur dalam UU cagar alam. Ketika diwawancarai Media Sriwiajaya mengenai peran pemerintah dalam pelestarian cagar alam ini, “ Pemerintah mulai peduli pada awal tahun 90-an. Sebelumnya memang hanya di kelola oleh masyarakat dan baru tahun 90-an mereka memberi dana lalu tempat ini dijadikan cagar alam.” Kegiatan yang semula bertujuan untuk memberi kesadaran hukum mengenai pengelolaan cagar alam ini tidak begitu ditanggapi serius oleh masyarakat sekitar. Terbukti dengan
sedikitnya warga yang hadir, hanya pengelola Komplek Makam. Padahal sebelumnya telah diundang secara lisan oleh pihak pengelola. Namun disisi lain, kegiatan yang rencananya akan terus digalakkan ini tetap bermanfaat bagi para mahasiswanya. Kebanyakan dari mereka memang belum pernah mengunjungi pemakaman para pangeran tersebut. Bahkan beberapa diantaranya baru mendengar tentang Kompleks Makam Sabokingking, makamnya para raja Palembang. (Rizka)
pada tahun 2009 Universitas Sriwijaya tercatat sebagai peringkat 37, tahun 2010 tercatat di peringkat 15 dan pada tahun 2011 , Universitas Sriwijaya tercatat masuk dalam 11 besar ranking Web Ometric, selain taglinenya sebagai Word Class University, Universitas Sriwijaya juga mendapatkan penghargaan melalui US Star mendapatkan Bintang 1, selain itu Civitas Akademika Universitas Sriwijaya juga berperan dalam Tridharmanya melalui sejumlah penelitian yang dilakukan, seperti menjalin kerjasama, yang dimana hasil penelitianya diperuntukan demi pengabdian kepada masyarakat beras, berkualiats baik dibuat dari ubi bekerjasama dengan pemerintahan bangka belitung, serta penelian tentang zat enzim khusus yang dipakai dalam pembuatan teh hijau, yang digunakan oleh beberapa perusahaan besar malaysia, dengan ini juga digalakan berbagai kegiatan pengabdian kepda masyarakat seperti KKN Reguler mandiri, KKN bersama universitas swasta, KKN bank mandiri, serta KKN di daerah kabupaten, seusai sambutanya H.Eddy Yusuf, SH., MM, selaku wakil gubernur Sumatera Selatan menerangkan pentingnya budaya 3S senyum salam dan sapa, serta pentingnya pendidikan yang menyangkut membangun kepribadian, yang dimana kita ketahui orang Palembang itu orangnya mudah marah ujarnya, acara dilanjutkan dengan Orasi ilmiah dengan pembicara: Dr. Tanri Abeng, MBA, disini sekilas dijelaskan riwayat hidup beliau, sebagai salah satu Tokoh
di Indonesia Tanri Abeng,seorang manajer handal Indonesia. ia adalah ikon majaner profesional indonesia. pada masanya, ia dijuluki Manajer satu milyar,serta sebagai matan Meneg Pendayagunaan BUMN Kabinet reformasi, Pada Orasi ILmiah, bapak Tanri Abeng banyak membahas mengenai masalah kepemimpinan dalam memajukan sumber daya yang ada di Indonesia. “Sesungguhnya tidak ada Negara yang miskin, namun yang ada adalah Negara yang salah kelola karena kepemimpinan yang tidak efektif.” Kata beliau. Beliau juga mengungkapkan bahwa salah satu cara agar dapat meningkatkan sumber daya di Indonesia adalah dengan membantu pemerintah dalam membangun sebuah institusi atau lembaga. Orasi Ilmiah oleh Bapak Tanri Abeng, MBA kemudian diakhiri dengan penyerahan plakat dari Unsri oleh Prof. Dr. Badia Perizade, MBA. Lalu setelah itu, Rektor Universitas Sriwijaya membahas kembali mengenai perencanaan gerakan senyum dan salam. Beliau berharap agar segenap warga Unsri dapat mengembangkan karakternya terhadap satu sama lain dengan membudidayakan senyum dan salam. Dengan demikian akan tercipta suasana yang ramah terhadap satu sama lain. Acara kemudian diakhiri dengan menyanyikan bersama lagu Padamu Negeri sebelum para undangan meninggalkan Auditorium Unsri menuju ke gedung Rektorat. (Ardian)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
6 Lintas B.O
EDISI 17, Desember 2011
ISTILAH HUKUM
Aanmaning : teguran, peringantan. Misalnya peringatan dari juru sita kepada yang kalah dalam perkara perdata agar supaya 8 hari setelah putusan itu diterima dapat dipenuhi
Bekrachting : Pengesahan, Memperkuat
Ceel : Bukti tertulis dimana yang bertanda tangan mengakio akan menyerahkan barang-barang yang telah berada dalam gudangnya
Clausule : Syarat; catatan tambahan pada suatu perjanjian
Erfpacht : Suatu hak atas kebendaan untuk menikmati sepenuhnya akan kegunaan barang tak bergerak milik orang lain sebagai membayar tiap tahunnya sejumlah uang sebagai sewa
Expediteur : Sesorang yang melakukan pekerjaan mengurus pengangkutan/pengiriman barang dengan alat pengangkutan yang ada
Flessentrekkerij : Pembelian barang denga tidak melunasi harganya dan dapat dituntut sebagai tindak pidana penipuan atau pengggelapan
Gadai : Peminjaman uang dengan menyerahkan suatu barang bergerak sebagai jaminan; perjanjian gadai ini merupakan suatu perjanjian accesoir
Haalschuld : Perjanjian hutang piutang dimana ditetapkan bahwa pembayaran harus dilalakukan di tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian atau jika tidak disebutkan apa-apa mengenai tempat maka pembayaran harus dilakukan di tempat debitur
Kansovereenkomst : perjanjian untung-untungan; persetujuan yang dibuat berdasarkan suatu hasil yang untung/ruginya bagi semua pihak bergantung pada suatu kejadian yang belum pasti. Misalnya: Perjudian, Pertaruhan, dsb.
Deteournement de pouvoir
:
Pelampauan wewenang kekuasaan dalam suatu negara.
Onteigening : Pencabutan hak milik, merampas suatu benda untuk memerintah demi kepentingan umum, dengan pemberian ganti rugi melalui pengadilan.
Noodzakelijke Deelneming : ada perbuatan - perbuatan yang dapat dihukum yang menurut perumusan delik hanya dapat dilaksanakan oleh dua orang atau lebih bersama sama.
foto Alsa Lc Unsri bersama pengurus lapas merah
Penyuluhan Hukum Bersama
ALSA Palembang - Media sriwijaya , Asian Law Student’s Association, Divisi Internal Affairs merupakan program rutin yang dijalankan ALSA care dengan mengangkat tema”Knowing Law to have a better Future”,Sabtu(19/11), Fitta Tiara Puteri Sebagai Project Officer, menjelaskan ALSA Care sebagai
salah satu divisi yang selalu mengedepankan kemanusiaan, melakukan penyuluhan hukum serta bersilahturahmi dengan lembaga permasyarakan merah mata, yang dihadiri seluruh ALSAians2011, yang memberikan semangat, motivasi, sharing dan saling berbagi ke sesama.
berbeda dari biasanya seperti yang kita ketahui Acara yang diselenggarakan Alsa sebelumnya dari ALSA peduli sesama, Alsa Charity Day, ALSA goes Orpan, ALSA LC UNSRI dengan Taglne”Knowing Law to have a better Future”nya menyelengarakan TRI Dharma bagi Civitas Akademika, Dalam sudut pandang mahasiswa, Tri Dharma Perguruan Tinggi inimerupakan bagian dari tugas utamanya. Tak hanya bidang pendidikan dan akademis yang harus dikembangkan mahasiswa, penelitian dan pengabdiannya kepada masyarakat juga harus dibudayakan. Acara ini dibuka oleh pembantu dekan III Rd M Iksan, S.H.,M.Hum., serta Ketua Lapas Merah Mata Ilham Jaya, dan Director ALSA LC UNSRI, Nia Voter Setia Dalam sambuatanya M Ilham Jaya SH, selaku ketua lapas merah mata menjelaskan bahwasanya Lapas Merah Mata untuk jumlah petugasnya berkisar 100 orang, untuk jumlah warga binaan dan tahananan keseluruhan 919 orang, di antaranya akibat kasus Narkoba 389 orang, Korupsi 7 orang, Teroris 6 , yang bersetatus Narapidana 904 masih sebagai tahanan 15 orang untuk jumlah
narapidana hingga sekarang 19/ 11/2011, dan sambutan berikutnya, Kabid Pembinaan Drs.Wawan indiarto. BC.IP.Msi menjelaskan Kondisi Lembaga Pemasyarakatan klas satu Mata Merah merupakan barometernya dari Lapas yang ada di seluruh daerah di Provinsi Sumatera Selatan, yang hukuman Narapidananya mulai dari 5 tahun hingga belasan tahunan. Dikatakannya, Lembaga Pemasyarakatan klas satu Mata Merah di bangun dengan Sistem Maxsimum Security (SMS) secara fisik Lapas klas satu Merah Mata Sumatera Selatan telah sangat baik, hanya saja kelengkapa sarana dan fasilitas lain yang masih menjadi keluhan keluhan kita disini katanya. Dalam sesi tanya jawab A L S A i a n s 2 0 1 1 , mempertanyakan Overload narapidana, serta sedikitnya petugas, Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Merah mata, Palembang seharusnya lebih dari 100 orang. Namun, penghuninya sebanyak 919orang atau kelebihan. Ya
baca Penyuluhan hal. 9
Narkoba ............................................................................................................................................. dari Hal. 1 Ada juga barang haram yang disebut narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan. Memang dalam keseharian barang haram ini menjelma kedalam berbagai bentuk. Ada ganja. Ekstasi dengan berbagai varian dan beragam pula efeknya. Ekstasi berpengaruh terhadap otak dan rongga mulut. Ia menyebabkan penyempitan pembuluh darah pada otak, depresi, paranoid, bahkan kerusakan permanen pada otak. Terjadi dehedrasi luar biasa. Sehingga pemakainya akan selalu merasa haus.Ada pula sabu-sabu yang membuat pemakainya paranoid selama sekitar 12 jam dan takut bertemu dengan orangtua sekalipun.Tidak pula dapat mengontrol lidah pemakainya sehingga mampu mengucapkan katakata yang akan disesali kemudian. Pengguna ganja tidak pernah peduli dengan lingkungannya.Jangka panjang struktur syaraf rusak, menjadikan seorang pemimpi dan apatis.Memang pemakainya akan merasa senang terus, namun daya ingat terganggu dan selalu depresi. Undang-undang telah “menjanjikan” sanksi yang lumayan tegas terutama terhadap para pengedar obata-obat terlarang ini. Pengadilan Negeri Tangerang terkenal sebagai spesialisasi pemberi
Sumber : Google
hukuman mati bagi para pengedar narkoba. Tidak mengenal ampun. Tapi jika memperhatikan statistik, kejahatan ini terus meningkat kuantitas dan kualitasnya. Setidaknya ada dua faktor yang cukup menentukan. Pertama ketegasan aparat. Tentu ada apresiasi terhadap para aparat hukum yang tegas tanpa kompromi. Kepolisian,misalnya, telah menyebarkan janji tanpa ada kompromi dengan mereka yang tertangkap karena alasan narkoba. Memang sebagian diterapkan dengan tegas. Tetapi ada juga justru ancaman yang menakutkan ini digunakan untuk memeras para penjahat narkoba. Kita sudah menyaksikan bahwa ketegasan aparat hukum itu modal utama bagi tegaknya hukum. Di negara-negara maju,ketegasan aparat hukum ini yang nyata. Tidak diskriminatif. Pejabat tertinggi hingga
rakyat jelata diberlakukan hukum yang sama. Mereka tidak mengenal perlakuan khusus bagi pejabat yang berurusan dengan hukum. Apalagi sampai ada fasilitas khusus untuk mereka. Memang penyebabnya fasilitas hukum kita memprihatinkan. Penjara yang semuanya kelebihan kapasitas. Moral jelas besar pula pengaruhnya. Sama pentingnya dengan ketegasan hukum. Kita faham moralitas sungguh masalah sekarang ini. Kabur batas perbuatan bermoral atau yang amoral. Tidak jelas tolok ukur bermoral itu apa. Meminjam ukuran siapa juga tak jelas. Mestinya tolok ukur moralitasnya ajaran agama. Agama menghasilkan manusia bermoral yang faham batas-batas kebaikan dan kejahatan. Budaya Indonesia juga dikenal kebaikannya. Kita bangsa yang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
berbudaya. Mestinya menghasilkan generasi yang mumpuni. Realitanya ternyata masih jauh dari harapan. Agama lebih banyak berupa aktivitas seremonial, ketimbang implementasinya. Kelakuan sebagian orang justru berbanding terbalik dengan ritual yang ia kerjakan. Quota orang naik haji selalu berlebih. Ada antrian panjang. Ternyata kuantitas berlebih ini tidak bisa dijadikan tolok ukur kebaikan akhlak dalam kesehariannya. Dampak negatif narkoba bisa kemana-mana. Terhadap para pengguna bukan hanya pemalas tetapi juga akan berbuat apa saja demi pemenuhan kebutuhannya. Bayangkan, keluarga macam apa bagi pecandu narkoba. Banyak diantaranya yang berantakan. Aparat hukum mestinya berada digarda terdepan memberantas penyalahgunaan narkoba. Ironiknya, ada saja aparat hukum yang terlibat narkoba. Ada aparat hukum tertangkap nyabu. Bahkan seorang Kapolsek ditangkap sedang nyabu diruang kerja kantornya. Bukan main. Ada pula aparat Lembaga Pemasyarakatan menjadi bandar narkoba di penjara. Tempat yang semestinya menempa orang untuk jera. Tanpa pembenahan merata, narkoba tetap menjadi ancaman utama bangsa kita. Tidak terkecuali para mahasiswa.
EDISI 17, Desember 2011
Lintas B.O
7
PELATIHAN MANAJEM WEBSITE SE-SUMATERA 2011 Bandar Lampung-Media Sriwijaya, Pelatihan Manajemen Website se-Sumatera (PMWS) yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung dengan tema “Bingkai Sumatera Lewat Dunia Maya” yang digelar pada tanggal 15-20 Oktober 2011 dapat dikatakan “wah”, karena berjalan lancar dan sukses. Hari Pertama pembukaan diawali dengan Workshop bertemakan “NgeBlog Biar (Gak) Go-Blog” yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, seperti wartawan, siswa, mahasiswa,umum, dll. Workshop yang bertempat di Pondok Kelapa di kawasan Universitas Lampung dibuka oleh sambutan dari Pembantu Rektor III Unila Prof. Dr. Sunarto, SH.MH. dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan kota Bandar Lampung serta pimpinan umum UKPM Teknokra Unila. Workshop ini diisi pembicara oleh Andreas Harsono (Yayasan Pantau) yang menyampaikan “New Media: Bagaimana Jurnalisme Bekerja dengan Internet” dan Budi Putra (Viki.com) yang menyampaikan “Menulis di Internet: Berbagi dengan Blog”. Kegiatan PMWS berlangsung di Bandar Lampung diikuti oleh 29 peserta
yang merupakan perwakilan dari masing-masing Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) yang berasal dari berbagi provinsi di Pulau Sumatera. Adapun serangkaian acara yang dilaksanakan yakni di hari kedua tentang penyampaian Materi Pengenalan Bagian-bagian Web Portal serta Cara Menggunakan dan Penerapannya, selanjutnya Materi Manajemen Pembuatan Web Portal. Hari Ketiga diisi dengan Materi Pembuatan Web Portal dilanjutkan dengan praktek (template, modul, komponen), masing-masing peserta kemudian diwajibkan untuk membuat web portal dan web yang terbaik akan menjadi web portal persma se-Sumatera. Hari keempat diisi dengan Materi Cara Menguploud Konten dan Web, serta Cara Meningkatkan SEO Web Portal, Selanjutnya Materi Hosting dan Security Internet. Hari kelima penyampaian Materi Cara Mempercantik Tampilan Web Portal dan Pengumuman Web Portal terbaik. Hari keenam yakni diakhiri dengan Pendeklarasian persma se-Sumatera dan Peresmian Web Portal Bersama. Setiap malam harinya diadakan diskusi untuk membahas pembentukan persma se-Sumatera, diskusi ini banyak menimbulkan pro dan kontra
Foto atas : tim LPM Media Sriwijaya saat melakukan persentasi website Foto kanan atas : foto bersama seluruh peserta PMWS 2011 Foto kanan bawah : foto Andreas Harsono saat menyampaikan materi di workshop
dalam setiap pembahasannya, namun pada akhirnya karena keputusan dan kesepakatan bersama telah ditentukan sebuah nama yang menjadi naungan bagi persma yang ada di Sumatera yaitu “Komunitas Pers Mahasiswa seSumatera”, pemberian nama ini juga merupakan subangsi dari LPM Media Sriwijaya yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan PMWS 2011 yang
Gemapala Wigwam FH Unsri adakan Diksarlan Ke – 33
Palembang - Media Sriwijaya, Tepat pada hari sabtu ( 29/10 ), Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam ( Gemapala ) Wigwam mengadakan kegiatan diksarlan yang dikhususkan bagi calon anggota mapala yang baru untuk ke depannya. Dengan dihadiri oleh Pembantu Dekan III FH Unsri Rd. M. Ikhsan sekaligus guna membuka kegiatan tersebut, Ketua Umum Gemapala Wigwam Hermanto para anggota dan alumni Wigwam serta para calon anggota. Semuanya telah berkumpul di tengah lapangan parkir kampus FH Unsri Palembang guna menjalani upacara peresmian kegiatan Diksarlan ke – 33. Agenda ini sendiri merupakan salah satu kegiatan wajib diikuti oleh para peserta yang juga merupakan unsur prasyarat untuk
menjadi anggota wigwam. Selain mengikuti diksarlan, masih banyak rangkaian tahap kegiatan yang harus diikuti para peserta. Perlu diketahui, ada dua tahap kegiatan yang akan dilakoni oleh para generasi penerus Wigwam ini yaitu pada tahap pertama, mereka akan dihadapkan untuk mengikuti delapan kali pertemuan yang tentunya dalam pertemuan tersebut akan didampingi oleh instrukturnya atau para senior. Kemudian, para peserta akan diajak ke indralaya untuk mengaplikasikan dan merepresentasikan ilmu – ilmu yang mereka dapatkan selama pertemuan. Kemudian di tahap terakhir, mereka akan diajak ke daerah pegunungan dempo selama dua minggu.
Tahap inilah yang merupakan suatu langkah usaha untuk mencari bibit kader organisasi yang mempunyai loyalitas dan komitmen tinggi. Oleh sebab itu, khusus kegiatan yang diadakan di Fakultas Hukum Palembang ini saja, rangkaian kegiatannya dibuat dengan sekomplit mungkin. Dalam satu hari tersebut, 37 peserta yang hadir akan diberikan materi yang berkaitan dengan keorganisasian seperti dasar – dasar dari organisasi, manajemen organisasi dan tata cara administratif contohnya ialah membuat proposal. Sebagaimana yang diutarakan oleh ketua panitia kegiatan tersebut yaitu Widi. “Tujuan diadakannya Diksarlan ke – 33 ini ialah guna menemukan generasi penerus anggota Wigwam yang memiliki kemampuan dan loyalitas tinggi”. Tegasnya. namun, menurut yang disampaikannya lagi bahwa tetap ada saja kendala yang dihadapi dalam mencari calon penerus yang benar – benar berkomitmen dengan organisasi Wigwam. Salah satunya ialah peserta mengikuti kegiatan Diksarlan ini berlandaskan hanya rasa ingin tahu saja. Untuk itulah sangat diharapkan kalau para peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah orang – orang yang benar mau dan mempunyai rasa keinginan tinggi untuk menjadi anggota Wigwam. “Semoga para peserta yang ada akan tetap terus mengikuti
berlangsung di Bandar Lampung dan pada malam itu juga ditetapkan Web Portal terbaik yang didesain oleh Khairul Mubaraq perwakilan dari LPM DETaK Unsyiah. Dengan adanya Pelatihan Manajem Website se-Sumatera ini dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai ajang pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan bertaraf
regional, Meningkatkan pengetahuan peserta tentang manajemen website dan meningkatkan pengetahuan peserta tentang media online. Tentunya dalam kegiatan PMWS ini diharapkan peserta dapat mengaplikasikan pengetahuannya yang didapat dan dipelajari. (maman)
Sehat Ala Alsa LC Unsri Palembang-Media Sriwijaya, Sehat merupakan dambaan setiap manusia, pengertian sehat sendiri dapat didefinisikan sebagai hidup tanpa gangguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik, dengan kata lain kesehatan meliput unsur jasmani dan rohani, beberapa waktu yang lalu internal relation ALSA mengadakan kegiatan jogging bareng (5/11) bertempat di Kambang Iwak Palembang. kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja dari internal relation ALSA Lc Unsri, selain itu jogging tersebut dimaksudkan untuk menjalin dan mempererat silaturahmi yang telah ada antar anggotanya baik anggota lama maupun teman-teman yang baru bergabung dengan ALSA dalam kegiatan P2AB 2011(25/9), Kegiatan yang dimulai pukul 6.00 s.d 9.00 ini kali pertamanya diadakan oleh ALSA yang biasa disebut “refreshment day”. Refreshment day ini sendiri bisa dalam bentuk apa saja, salah satunya jogging bareng dengan tujuan untuk mendekatkan diri dan lebih saling mengenal antar sesama anggota sekaligus menyegarkan diri menurut nia
Baca Diksarlan Hal. 11
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
volter setia selaku director ALSA saat diwawancarai. Saat ditanya mengapa memilih jogging untuk refreshment day, nia begitu bersemangat berbagi cerita kepada wartawan Media Sriwijaya, karena dalam satu tahun terakhir ALSA belum pernah mengadakan kegiatan semacam ini, selain itu juga jogging sendiri bisa sekaligus membuat badan sehat, menurut peribahasa sambil menyelam minum air tutur nia. Ia sangat senang melihat antusias teman-teman ALSA seakaligus mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota ALSA Unsri yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini dan buat teman-teman yang belum sempat ikut karena berbagai alasan semoga next event bisa ikut berpartisipasi, karena apapun kegiatan yang dibuat dibalik itu ada tujuannya masing-masing dan insyAllah akan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga dengan diadakannya kegiatan semacam ini hubungan kekeluargaan yang telah terjalin tidak mudah tergoyahkan dan usang dimakan waktu. ( Atica )
Penelitian
8 Jelajah
EDISI 17, Desember 2011
KONTROVERSI KASUS PERBUATAN MELAWAN HUKUM (ONRECHMATIGEDAAD) DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA (Studi Kasus Pencemaran Nama Baik Versi UU ITE) OLEH: ARFIANNA NOVERA, S.H.,M.Hum. SRI TURATMIYAH, S.H.,M.Hum. SUCI FLAMBONITA, S.H.,M.H.
Ringkasan: Penelitian dengan judul Kontroversi Kasus Perbuatan Melawan Hukum (Onrechmatigedaad) Dalam Sistem Hukum Indonesia (Studi Kasus Pencemaran Nama Baik Versi UU ITE) dilakukan dengan metode pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder sebagai data utama. Penelitian ini berawal dari kasus Prita Mulyasari yang menyampaikan kelemahan terhadap pelayanan sebuah RS Omni Internasioanl melalui media internet. Permasalaha dalam penelitian ini adalah unsur-unsur apa yang dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik sebagaimana ketentuan Pasal 27 ayat (3) UUITE, serta perlindungan baik yang diberikan kepada pengguna internet (netter dan blogger). Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil bahwa untuk dapat dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum sebagaimana ketentuan Pasal 27 ayat (3) UUITE harus memenuhi unsur-unsur Pasal 1365 KUHPerdata yaitu adanya perbuatan yang melawan hukum, kesalahan, kerugian dan hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian yang ditimbulkan. Ketentuan Pasal 27 ayat (3) UUITE menunjukkan adanya ketidakjelasan ukuran dan makna. Ketentuan Pasal 27 ayat (3) UUITE bertentangan dengan prinsip konstitusional, bertentangan dengan prinsip-prinsip negara hukum, bahwa negara hukum didasarkan pada suatu keinginan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas dasar hukum yang baik dan adil. Unsur-unsur Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (1) UUITE bertentangan dengan prinsip konstitusioanl dalam Pasal 28E ayat (2), ayat (3), Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28F UUD 1945. Perlindungan bagi pihak pengguna internet (netter dan blogger) dalam UUITE ada sebuah lembaga atau badan yang berfungsi sebagai lembaga legislasi yaitu lembaga untuk menjamin perlindungan data dan informasi dikenal dengan istilah� penyelenggara tanda tangan elektronik�. Juga dalam Pasal 10 UUITE disebutkan adanya dengan Lembaga Sertifikasi Keandalan. Kedua lembaga tersebut dapat berperan dan bertanggung jawab dalam perlindungan baik data atau informasi maupun perlindungan konsumen yang melakukan transaksi melalui media internet. Kesimpulan bahwa ketentuan Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (1) UUITE bertentangan dengan prinsip konstitusional dan prinsip negara hukum. Oleh sebab itu disarankan. Untuk menjamin adanya perlindungan konsumen dan perlindungan data atau informasi pada transaksi elektronik, perlu dibentuk lembaga atau badan yang berfungsi sebagai lembaga legalisasi.
KEJAKSAAN Dewasa ini siapa yang tidak pernah mendengar istilah Kejaksaan Tinggi Negeri. Lembaga negara yang satu ini selalu menjadi sorotan dan topik utama dibeberapa media cetak maupun media elektronik sepanjang satu dasawarsa ini. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang belum mengenal secara lebih mengenai lembaga negara yang satu ini, misalnya sejak kapan lembaga ini ada dan bahkan apa saja fungsi dan tugas dari lembaga kejaksaan tinggi negeri. Sejarah terbentuknya Masa Sebelum reformasi Istilah jaksa sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia pada jaman Kerajaan Hindu-Budha di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit. Istilah dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta. Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa adalah pejabat negara di
zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa (13501389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi. Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada direvisi menjadi Jaksa dan Kejaksaan. Lembaga ini menitahkan pegawainya berperan sebagai Magistraat dan Officier van Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan Negeri), Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung ) dibawah perintah langsung dari Residen/ Asisten Residen. Hanya saja pada prakteknya fungsi tersebut lebih cenderung pada Belanda belaka. Dengan kata lain Jaksa dan Kejaksaan ini mengemban misi terselubung
antara lain : a. Mempertahankan segala peraturan negara. b. Melakukan penuntutan segala tindak pidana. c. Melaksanakan putusan pengadilan yang berwenang. Fungsi sebagai alat penguasa ini akan sangat terlihat khususnya pada delik-delik berkaitan dengan hatzaan artikelen dalam WvS. Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi difungsikan pertama kali oleh UndangUndang pemerintah zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan agung), Koootooo Hooin (pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki kekuasaan untuk: 1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran. 2. Menuntut Perkara. 3. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal. 4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum. Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam Negara Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang ada masih berlaku.Karena itulah, secara yuridis formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945, dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan Kejaksaan dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam lingkungan Departemen Kehakiman. Masa Reformasi Masa Reformasi hadir ditengah gencarnya berbagai sorotan terhadap pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam penanganan terhadap Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, ketika memasuki masa reformasi Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan diundangkannya UndangUndang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan UndangUndang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran undang-undang ini disambut gembira banyak pihak lantaran dianggap sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan yang merdeka dan bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, maupun pihak lainnya. Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta
Aris Halatas ď Ż baca kejaksaan hal.14
Lintas B.O Open Rekruitmen The Next Generation HIMAS Palembang 29 oktober 2011, Open rekruitmen Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas sriwijaya kembali dibuka. Open rekruitmen ini sendiri digunakan sebagai tempat penyaringan mahasiswa dan mahasiswi yang senang berorganisasi serta mempunyai bakat dan kecerdasan yang dapat digunakan untuk memajukan Fakultas Hukum UNSRI. Open rekruitmen yang dilaksanakan setiap Tahun ini tidak pernah sepi peserta karena merupakan salah satu badan organisasi yang menjadi kebanggaan mahasiswa fakultas hukum Palembang. Peserta Open rekruitmen ini sendiri bukan hanya dari mahasiswa dan mahasiswi baru tetapi juga ada peserta yang merupakan mahasiswa angkatan atas yang pada tes tahun lalu gagal sehingga harus mengulang kembali ditahun ini. Open Rekruitmen Himpunan mahasiswa ini sendiri tidak jauh
berbeda dengan Open rekruitmen Badan Organisasi lain . Disini peserta Open rekruitmen melakukan serangkaian tes yang telah ditentukan panitia open rekruitmen. Serangkaian tes tersebut adalah tes tertulis tentang pengetahuan umum serta pengetahuan tentang Badan Organisasi Himas dan hukum. Bukan hanya tes tertulis tetapi peserta juga diwajibkan mengikuti tes wawancara serta Outbond bersama peserta dan panitia. Pada tes tertulis peserta diwajibkan menjawab 55 soal pilihan ganda dengan batas waktu yang ditentukan panitia sehingga peserta benar-benar mengerjakan soal tanpa melirik satu dengan yang lain. Setelah menghadapi tes tertulis barulah peserta melanjutkan tes wawancara yang dilakukan oleh ketua pelaksana dan ketua himas. Pada tes wawancara ini setiap
peserta akan diberikan pertanyaan yang benar-benar menguji intelektual peserta sehingga diketahui karakter dan batas kemampuan peserta oleh penguji. Setelah tes wawancara ini selesai peserta yang telah lelah mengikuti serangkaian tes diajak untuk merefresh semua kelelahan selama tes dengan melakukan outbond bersama panitia dan peserta yang lain. Kegiatan Outbond ini sendiri bukan hanya sebagai kesenangan semata tetapi disini juga diharapkan terjadinya komunikasi serta perkenalan antara anggota Himas yang satu dan yang lain sehingga akan terjadinya kekompakan. Ketika ditemui ketua pelaksana open rekruitmen ini yaitu saudari Dwi meilani yang biasa dipanggil wulan ini menyatakan bahwa peserta open
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
rekruitmen ini sebanyak 79 orang. Menurut wulan sendiri peserta open rekruitmen ini sendiri menjadi patokan dan tolak ukur untuk masa depan Organisasi Himpunan Mahasiswa ini karena para peserta ini diharapkan bisa menjadi penerus dan memajukan Badan Organisasi Himpunan Mahasiswa ini sendiri. Wulan juga mengatakan bahwa setiap peserta akan mendapatkan poin dan peringkat sehingga bisa memacu peserta untuk menunjukan kualitasnya. Sebagaimana informasi yang didapatkan bahwa peserta terbaik Open rekruitmen kali ini adalah Milan rolik manalu yang merupakan mahasiswa baru fakultas hukum palembang. (Martin)
EDISI 17, Desember 2011
Seminar Penelitian Hibah Kompetitif
foto : ketua Unit Oeneilitian Putu Samawati saat memaparkan materi Palembang – Media Sriwijaya, Seminar yang dihadiri oleh 20 orang yang terdiri dari para pembantu dekan, dosen, dan dosen senior ini membahas tentang hasil penelitian hibah kompetitif dana DIPA Fakultas Hukum Unsri 2011. Suasana di Ruang Zainal Abidin FH Kampus Palembang cukup bisa dikatakan tergolong hikmat. Terlihat, para dosen yang hadir memperhatikan dengan seksama jalannya seminar tersebut. Unit Penelitian yang diketuai oleh Putu Samawati, S.H,.M.H ini pada saat sebelum pemaparan penelitian dilakukan, sebelumnya telah dibagi menjadi dua kelompok yang masing – masing terdiri dari 8 tim. Dan setiap tim diketuai 2 sampai 3 dosen. Penelitian yang sudah berlangsung dari bulan Januari sampai Maret 2011 ini juga
melibatkan mahasiswa untuk membantu tim peneliti. Yang tujuannya diharapkan ada masukan masukan yang mungkin belum terpikir oleh tim peneliti, seperti mungkin ada saran yang perlu dipublikasi, dan sebagainya. Berdasarkan keterangan dari Putu Samawati, beliau mengatakan setiap penelitian minimal melibatkan 3 orang mahasiswa dan itu sudah menjadi kewajiban. “Soal praktek di lapangan, terserah peneliti masing – masing, mungkin ada yang benar – benar melibatkan, mungkin ada yang tidak”. Tuturnya. Menurutnya lagi, kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan akreditasi fakultas. Oleh karena bagus tidaknya akreditasi yang didapatkan, tergantung dengan civitas akademikanya. “bukan hanya dosen, ada mahasiswa dan ada juga staf
Lensa kampus
pegawai, tiga komponen ini harus bersinergi supaya nilainya menjadi lebih baik dan hasilnya juga lebih baik”. Ujarnya menambahkan. Adapun Tujuan dilibatkan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan penelitian ini supaya pola pikir mahasiswa itu terbuka. Selain itu, efek yang didapat ialah mahasiswa yang akan menyusun skripsi tidak menemukan kesulitan. Selain itu, dalam aspek kegiatan permata kuliahan, bisa membantu mahasiswa yang bersangkutan menambah materi perkuliah. “ Tapi kalau sudah d ilapangan baru dilibatkan tim peneliti, namun tergantung bagaimana mereka merealisasikannya”. Jelasnya. Dalam proses penelitian, tim peneliti diberikan waktu selama 2 minggu untuk memperbaiki format dan menginput semua akomodasi dan hal – hal yang menjadi masukan dari tim penilai. Pada akhir bulan (November) hasil penelitian ini harus sudah selesai dan akan ada lagi tahun mendatang dengan posisi perbaikan. Kegiatan ini sendiri merupakan suatu rangkaian program penelitian yang sifatnya terpisah. Penelitian juga berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti secara langsung pergi ke setiap kecamatan, dan ke kepala desanya. Dan untungnya bagi masyarakat tidak terlalu langsung, mungkin efeknya akan nanti – nanti yang sifatnya tidak secara langsung. (Lutfi, Anggun, Wulan)
Penyuluhan ....................................................... dari hal. 6 itulah salah satu suka duka dalam pelayanan yang belum oktimal, berbagai keterbatasan pengamanan relatif terkendali dalam pengamanan lapas sendiri telah dilengakapi dengan sistem blok yang dimana untuk melewati tiap blok harus ada persyaratanya, dan usaha penembusan atau pelarian napi kecil kemungkinanya. gangguan dari dalam masih terkendali dan gangguan dari luar adanya usaha-usaha penyelundupan barang-barang haram seperti narkoba dan dapat langsung di antisipasi dan diserahkan ke kepolisian, bahkan seperti kejadian yang lalu ada penyelundupan yang berhasil ditangani, yaitu penyelundupan narkoba dari luar lapas , yang mengirimkan paket kepada ayahnya di lapas merah mata, tutur Kabid Pembinaan Drs.Wawan indiarto. BC.IP.Msi Seusai sesi tanya jawab, Alsaians 2011 terpaku pada atraksi unjuk bakat penghuni lapas merah mata, yang menyimpan bakat yang memukau, unjuk bakat tidak lepas dari suka duka, karena disini, terlihat jelas dari sorot mata , penghuni lapas, bahkan disaat pembacaan puisi, ALSAians2011 telah mendapatkan pengalaman disini dimana, cerita hidup dan pengalaman merupakan guru terbaik, Proses penegakan hukum di
negeri ini, baik oleh Kejaksaan dan putusan dari Hakim belum bisa mencerminkan Rasa keadilan untuk kebenaran. Yang ada masih banyak, rekayasa, dan berpihak kepada yang memberi uang, pungkasnya seperti kasus yang dia alami ucok pada sesi sharing berbagi cerita serta pengalaman, yang sebelumnya pada sesi materi trans bantuan hukum gratis, pembantu dekan III Rd M Iksan, S.H.,M.Hum mengisi materi tersebut, ucok bercerita tentang riwayat hidupnya yang harus mendekam dipenjara selama 11 tahun, lamanya berlatar belakang sebagai seorang wartawan tidak luput membuatnya akan jauh dari masalah, bahkan dari sejumlah tulisanya ia harus menerima ganjaran, dari oknum pejabat yang merasa tersinggung atas sejumlah tulisanya, ia merasa layak akan bantuan hukum gratis bahkan ia menyatakan bantuan hukum gratis itu nyata, tapi sesampainya di tangan hakim, jaksa serta advokat hal itu jauh dari nyata, Banyak cerita yang dapat diambil dari ALSAians2011 dalam mengikuti ALSA CARE “Knowing Law to have a better Future”,bahkan temen” Alsaians bukan hanya berkunjung tetapi berkeliling, lapas,dan melihat secara langsung kehidupan laps di merah mata (Ardian)
Kampanye Dialogis, Banjir Pertanyaan
Photo oleh Merti / MS November merupakan bulan terpanas bagi mahasiswa FH UNSRI, pasalnya pada bulan ini tepatnya kamis 24 November 2011, akan dilaksanakan pemilihan raya (PEMIRA) untuk memilih Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) yang nantinya akan memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang merupakan salah satu badan tertinggi kedudukannya dalam kelangsungan sistem kemahasiswaan di sebuah Universitas / Perguruan Tinggi. Dimana BEM FH Universitas Sriwijaya
Seputar Kampus 9
ini mempunyai fungsi pelaksana (Eksekutif) yang merupakan fungsi paling tinggi dalam kelangsungan dunia kemahasiswaan. BEM dapat dikatakan yang paling penting juga karena orientasinya langsung ke mahasiswa sebagai sarana penampung serta penyalur aspirasi mahasiswa. Dan PEMIRA ini merupakan momen awal pendidikan politik bagi mahasiswa, selain itu juga PEMIRA yang akan dilaksanakan nantinya dianggap sebagai angin segar bagi mahasiswa FH UNSRI, karena seperti yang telah diketahui telah terjadi
kekosongan kepemimpinan, dalam hal ini gubernur mahasiswa yang memimpin badan eksekutif mahasiswa. Karena itu diperlukan adanya pemira yang berfungsi memilih dan menghasilkan pemimpin yang akan menjadi tonggak awal pergerakan organisasi mahasiswa yang ada di fakultas hukum demi tercapainya aspirasi mahasiswa. Pemira juga menjadi ajang yang bergengsi dan sangat diantikan oleh mahasiswa fakultas hukum unsri. Selain itu dengan adanya pemira, para mahasiswa fakultas hukum unsri ini menjadi berani
dalam bersaing, berani dalam mencoba menjai pemimpin dan sacara tidak langsung menghidupkan gairah mahasiswa fakultas hukum itu sendiri. Namun, sebelum PEMIRA ini berlangsung, para kandidat yang mencalonkan diri untuk maju pada PEMIRA nantinya tentu harus menggalang dukungan sebanyakbanyaknya. Oleh karena itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) FH UNSRI mengagendakan kampanye dialogis bagi para kandidat, yaitu kamis 17 November 2011 di lapangan kampus FH UNSRI. Dimana kampanye ini dialogis ini menampilkan 2 pasangan Cagub dan Cawagub yaitu pasangan nomor 1 Almeidy Sastra D dan Marlon S dan pasangan nomor 2 yaitu Hendrico dan Dwi Azhari yang nantinya akan maju pada PEMIRA nantinya. Kampanye dialogis ini dimulai pukul 10.30, dan dipandu oleh Melky Sedek S dan Merti Ardilla sebagai pembawa acara. Kampanye dialogis ini berlangsung kurang lebih 2 jam, dimana acara ini diawali dengan pembukaan, kemudian kata sambutan dari ketua KPU FH UNSRI yaitu Tommy Noverius. Dan selanjutnya penyampaian visi dan misi dan masing-masing kandidat diberi waktu 15 menit. Dalam penyampain visi dan misi ini, kedua pasangan Cagub dan Cawagub mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memajuhkan Fakultas Hukum UNSRI sehingga
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
lebih dikenal lagi dan menyatukan serta menyelaraskan dari setiap angkatan, sehingga terciptalah mahasiwamahasiswa yang kompak. Acara selanjutanya yaitu Tanya jawab, antara audiens dan kedua pasangan Cagub dan Cawagub. Awalnya sesi tanya jawab ini, terbagi menjadi 3 sesi, dimana setiap sesi terdiri dari 2 pertanyaan. Namun, ketika acara ini berlangsung, mahasiswa sangat antusias terhadap acara kampanye dialogis ini, terlihat dari banyaknya mahasiswa yang mengajukan pertanyaaan. Oleh karena itu moderator mengambil kebijakan dengan mempersilakan mahasiswa yang ingin bertanya, sehingga pertanyaan yang ditujukan kepada para kandidat lebih banyak dari yang derencanakan. Dalam sesi Tanya jawab ini, mahasiswa menanyakan kepada kedua pasangan Cagub dan Cawagub mengenai langkah konkret apa yang akan dilakukan jika terpilih nantinya, adakah jaminan jika mereka gagal dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa, dan pertanyaan – pertanyaan lainnya yang bersangkutan dengan kinerja serta jaminan (tanggung jawab) mereka jika terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa nantinya. Pertanyaan yang ditujukan kepada para kandidat, tidak hanya datang dari Baca Dialogis Hal. 11
10 Profil Alumni
EDISI 17, Desember 2011
Zainal Arifin : Mari Tegakan Prinsip Equity Before Of Law Pada saat ditemui selepas acara seminar nasional di ruang Zainal Abidin Kampus Fakultas Hukum Palembang. Tampak dengan sikap keramah tamahan dan kocaknya, beliau menyambut baik atas permintaan kami ( reporter Media Sriwijaya,red ) ketika ingin mewawancarai tentang kepribadiannya. Pria ini merupakan salah satu kerabat dekat dari Antasari Azhar semasa kuliah di fakultas hukum Unsri. Dia sampai dengan sekarang aktif bekerja sebagai Advookat khusus di Polres Banyuasin dan Musi Banyuasin (MUBA). Sedikit beliau ceritakan tentang nostalgia semasa kuliahnya yang dimana dia mengaku bahwa saat menjadi mahasiswa, dia termasuk mahasiswa yang aktif di bidang keorganisasian. “ saya pada waktu kuliah dulu termasuk aktif di resimen mahasiswa mahawijaya Universitas Sriwijaya”. Ujarnya. Beliau kembali menjelaskan bahwa banyaknya liku – liku yang dirasakan mahasiswa semasa kuliah dulu. Mulai dari segi sarana dan prasarana masih terbilang memprigatinkan. “ hal ini berbeda dengan mahasiswa sekarang yang dimana dari segala aspek baik itu
sarana infrasturktur atau fasilitas. Semuanya terbilang amat cukup baik, tidak semasa waktu kuliah kami. Ruang kelasnya saja masih dikategorikan terbilang sempit”. Ujarnya menambahkan. Atas dasar inilah dia mengharapkan untuk mahasiswa sekarang memanfaatkan momentum dari kelebihan yang ada di fakultas hukum. Adanya opini tentang tujuan dari kuliah hanya untuk mengejar ijazah, jangan sampai terwujud di lingkungan mahasiswa fakultas hukum. Menurutnya lagi, pada hakikatnya seorang mahasiswa itu kuliah untuk mencari ilmu dan dimanfaatkan atau diaplikasikan di lingkungan masyarakat. Terkait dengan pengaplikasian ilmu hukum di masyarakat ini. Beliau masih menyayangkan karena masih ada penyimpangan di dalam ilmu hukum itu sendiri terutama di dalam bidang prakteknya. Prinsip Equity Before The law yang berarti bahwa semua orang itu dianggap “sama” dalam hukum. Namun prinsip ini menurutnya hanya sebatas teori saja karena pada prakteknya justru sangat bertolak
Umroh..................................................................dari hal.3
Saya ikhlas akan semua hal yang terjadi di sana”
Probo Wicaksono Perasaan saat pertama kali nama saya disebut sebagai pemenang undian umroh untuk karyawan non PNS jelas tidak percaya. Sebelumnya juga tidak ada perasaan kalau akan mendapatkan hadiah tersebut. Acara ini bertempat di ruang Zainal Abidin, saat itu satu ruangan menyebutkan nama Bowok, dan saya menganggap itu hanya main-main saja. Tetapi ketika Pak Saut Parulian Panjaitan, S.H, M.Hum. yang ketika itu sebagai pengambil undian menyebutkan nama Probo Wicaksono, saya hanya dapat terdiam dan mengucap Alhamdulilah dalam hati bisa mendapatkan rezeki sebesar ini. Mungkin ini sebagai sebuah petunjuk dari Allah buat saya yang sering berbuat salah, karena manusia tidak pernah luput dari kesalahan, kekhilafan dan juga dosa. Yang saya rasakan hanyalah bersyukur atas rezeki yang Tuhan berikan. Saya tidak pernah menyangka bisa berangkat ke Tanah Suci, karena bagi saya membeli perlengkapan umroh saja susah,
apalagi untuk membeli tiket ke Tanah Suci. Dan saya yakin pasti ada hikmah dari semua ini. Tanggapan keluarga awalnya tidak percaya bisa mendapat hadiah ini, tetapi setelah saya yakinkan, mereka semua baru bisa percaya. Orang tua hanya bisa berdoa, sebenarnya jika semua ini bisa ditukar, saya ingin menukarkannya untuk orang tua, tetapi tidak mungkin. Tidak berbeda dengan orang tua, pacar saya juga tidak percaya akan hal ini, dia percaya saat saya menunjukkan piagam walaupun awalnya saya dianggap membuat piagam sendiri. Kalau ditanya mengenai kesiapan akan batin, mungkin bisa dibilang seumur hidup hanya sekali saya bisa ke sana, jadi apapun yang terjadi saya siap. Intinya saya ikhlas akan semua hal yang terjadi di sana. Bicara mengenai persiapan, semua itu berjalan saja, saya mencari informasi dari internet serta dari dosen – dosen yang sudah pernah berangkat ke tanah suci. Jadi sekarang saya hanya tinggal menunggu saja. Banyak doa yang dititipkan kepada saya, tetapi doa yang paling utama adalah agar iman orang tua bisa lebih dikuatkan lagi dan Insyaallah masuk surga. Doa kebanyakan untuk keluarga, kalau untuk pribadi inginya hidup layak dan cepat menikah. Harapan pribadi setelah pulang umroh agar saya bisa jadi manusia yang lebih baik, salah satunya dalam hal kesehatan dengan mengurangi merokok dan kalau bisa sampai berhenti merokok. Hal ini juga sesuai dengan pesan pak dekan mengenai bahaya merokok. Dan untuk kalian yang masih muda bisa cepat menyusul bila ada rejeki. (Meintari)
belakang. “terutama bagi aparat penegak hukumnya yang sekali – kali jangan pernah memilah kasus perkara hukum dengan seenaknya saja”. tegasnya. hal inilah yang menjadi keprihatinannya mengingat adanya kesenjangan antara teori hukum dan prakteknya. Hal inilah yang menjadi Pekerjaan Rumah ( PR ) bagi
pemerintah dalam menemukan solusi atau langkah – langkah menegakan supremasi hukum yang semestinya. “langkah dasar yang pertama kali harus dilakukan oleh pemerintah ialah membangun moral pejabat penegak hukum”. Ucapnya. menurut hematnya, undang – undang yang ada di negara ini sudah bisa dikatakan sempurna. Namun sekali lagi yang menjadi
permasalahan klasiknya ialah pelaksanaan dan penegakan Undang – Undang itu sendiri. Menurutnya lagi, banyak dari berbagai kalangan yang menilai penegakan hukum di indonesia tidak berjalan dengan baik dikarenakan adanya kesalahan pada Undang – Undang itu sendiri. Adanya argumen inilah yang menurut analisanya bahwa dianggap suatu keliruan. “sebenarnya yang patut dipersalahkan bukan undang – undangnya, tetapi moral dari aparat penegak hukum itu sendiri yang perlu diperbaiki”. Tegasnya. Sebelum menutup akhir wawancara dengan kami ( reporter Media Sriwijaya, red ) beliau berpesan bahwa berbanggalah karena telah menjadi bagian keluarga civitas akademika Fakultas Hukum Unsri. Khusus untuk mahasiswa, dia menyampaikan agar tetap patuh dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada pendidik atau dosen. Yang seyogyanya mahasiswa itu berada dalam posisi untuk meminta ilmu dengan dosennya. “ jangan lupa untuk selalu berdoa agar ilmu yang didapatkan pada waktu kuliah bisa dimanfaatkan di kemudian hari”. Tutupnya. ( MSR )
Penyuluhan Hukum Cerminan Tri Darma Perguruan Tinggi Palembang- Media Sriwijaya, Fakultas Hukum Unsri melalui Unit Pengabdian Masyarakat (UPM) Jumat (21/9) mengadakan kegiatan penyuluhan hukum dengan tema Pentingnya Pendaftaran Tanah. Bertempat di Desa Sungai Angit Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin.tepatnya di masjid Attauhid Desa Sungai Angit Akhmad Idris, SH., MH (Sekretaris UPM), dalam sambutanya mengatakan kegiatan ini merupakan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Khususnya Fakultas Hukum UNSRI dan berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Sungai Angit. Selanjutnya H.M.Rasyid Ariman,SH., MH, DR.Happy Warsito,SH., MSc., selaku tim penyuluh menjelaskan bahwa pendaftaran tanah merupakan suatu yang penting demi kepastian hukum. DR. Happy Warsito,SH,MSc meninjau
dari aspek agraria dan H.M.Rasyid Ariman dari aspek hukum pidana serta Adi Wijaya dari aspek administrasi. Kepala Desa Sungai Angit, M.Amin bin H M Ali, dalam kata sambutannya mengatakan sangat
berterima kasih atas kedatangan Tim Penyuluh FH UNSRI dan berharap kegiatan ini dapat ditindak lanjuti di kemudian hari. Acara Penyuluhan sendiri berjalan menarik dan masyarakat yang antusias.
Salam Redaksi Salam Kampusiana. Tak henti – hentinya kami dari tim LPM Media Sriwijaya terus berusaha memanjakan para pembaca dengan memberikan berita – berita menarik khususnya terutama berita yang terkait pada dinamika civitas akademika Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya . Rasa syukur kami panjatkan atas rahmat dan hadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena LPM Media Sriwijaya kembali lagi dapat menerbitkan koran untuk edisi ke – 17. Untuk edisi kali ini banyak disungguhkan dengan berita – berita tentang seputar segala kegiatan yang diadakan oleh Badan Otonom ( BO ) di kampus merah. Selain itu, ada juga berita yang menyangkut segala kegiatan di dalam FH Unsri seperti contohnya ialah acara silaturahmi Dekan dengan para pegawai dan kegiatan seminar nasional. Demi untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari koran Media Sriwijaya. Maka, kami sangat berlapang dada menerima saran dan kritikan dari setiap pembaca. Untuk saran dan kritiknya dapat dikirim melalui email : lpm_fhunsri@yahoo.co.id. Hidup Pers Mahasiswa !!!
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
EDISI 17, Desember 2011
Rubrik Legislasi 11
UNDANG-UNDANG NO 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat guna menciptakan pemerintahan yang demokratis. Dalam pelaksanaannya, pemilihan umun dilakukan secara demokratis dengan menggunakan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil yang penerapannya diatur dalam UU No. 42 Tahun 2008 Pada mulanya peraturan tentang pemilihan umum telah diatur dalam UU No. 23 tahun 2003 tentang pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Namun dengan perkembangan demokrasi dan dinamika maka UU tersebut perlu diganti. Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 UU No. 42 tahun 2008 tentang pemilihan umum presiden dan wakil
presiden, calon presiden dan wakil presiden harus diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Calon presiden dan wakil presiden yang diajukan pastilah harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam pasal 5 sampai pasal 7 UU No. 42 tahun 2008. Selanjutnya pemilihan umum diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. KPU Kabupaten/ kota membentuk Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk menyelenggarakan pemilu tingkat desa. Semua kegiatan penyelenggaraan pemungutan suara berada dalam pengawasan Badan Pengawasan Pemilu (bawaslu). Asas dari UU No. 42 tahun 2008 yaitu pemilu presiden dan wakil
presiden dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Maka penerapan UU tersebut diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan asas tersebut. Dalam penerapannya, UU No. 42 tahun 2008 terdapat pula beberapa kelemahan santara lain UU tersebut dianggap terlalu cepat mengakomodasi penggunaan Nomor Induk Kependudukan sebagai salah satu persyaratan penyusunan daftar pemilih. Sementara administrasi kependudukan masih belum tertib. UU Pilpres ini juga dinilai tidak memberikan kekuatan kepada Badan Pengawas Pemilu beserta jajarannya, sehingga pengawasan tidak berjalan efektif. UU Pilpres juga tidak mengakomodasi
kemungkinan penggunaan Kartu Tanda Penduduk dan paspor bagi warga negara yang memenuhi persyaratan hak pilih. KPU sebagai penyelenggara pemilu presiden terlalu mudah dipengaruhi oleh tekanan publik, termasuk oleh peserta pemilu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesadaran hukum dari warga negara untuk menggunakan hak pilihnya serta kurangnya sosialisasi dari pemerintah terhadap warga negaranya tentang UU tersebut. Pemilihan secara langsung oleh seluruh warga negara diharapkan dapat meningkatkan rasa demokasi sehingga masyarakat dapat menyalurkan segala aspirasi dan menggunakan hak pilihnya dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan
apa yang diinginkan. Dalam pemilihan secara langsung oleh warga negaranya ini memiliki tujuan antara lain : Presiden dan wakil presiden terpilih diharapkan memiliki legitimasi yang kuat karena mendapat mandat langsung dari rakyat sebagai pemegang kedaulatan politik. Tingkat legitimasi presiden dan wakil presiden terpilih ditentukan oleh kualitas penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil dan luasnya partisipasi masyarakat. Untuk menghasilkan pemilu yang berkualitas dan legitimate, perlu bercermin dari kelemahan penyelenggaraan Pemilu Legislatif 2009.
Diksarlan ........................................................................................................................................................................................................... dari Hal. 6 Diksarlan dan juga mereka selalu patuh pada instrukur maupun para senior.” Ujarnya menambahkan. Yang perlu digaris bawahi di dalam kegiatan ini juga yaitu bahwa banyak alumni anggota wigwam yang masih mau menghadiri kegiatan tersebut. Salah satunya ialah Husmiran, beliau merupakan alumni
anggota Wigwam angkatan ’95. Berdasarakan keterangannya, alasan beliau mengapa tetap dan menghadiri kegiatan ini yaitu dikarenakan di dalam jiwanya telah terbentuk suatu rasa kekeluargaan yang amat erat dengan organisasi Wigwam ini. “ di dalam organisasi Wigwam tidak mengenal dengan politik kampus tetapi adanya
Lensa Kampus
organisasi yang terbilang “paling lama” di Fakultas Hukum Unsri ini yang dimana mengedepankan suatu ikatan kekeluargaan yang erat tanpa mengenal perbedaan status sosial antar anggotanya. Atas dasar inilah juga adanya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai langkah proyeksi di dalam mencari anggota – anggota baru yang
diharapkan untuk ke depannya nanti. Kemudian yang tak kalah pentingnya ialah di dalam kegiatan ini setidaknya telah dapat merepresetasikan kinerja anggota atau calon anggota dalam mencintai dan melindungi kelestarian alam. ( MSR )
PEMIRA FH UNSRI, EVENT YANG DIRINDUKAN
photo : Terlihat antusianisme mahasiswa mengikuti pemira di kampus indralaya. Melda/MS
Indralaya, Media Sriwijaya Setelah cukup lama rencana akan mengadakan Pemilihan Umum Raya (Pemira), akhirnya pada hari Kamis 24 November 2011, Fakultas Hukum Unsri mengadakan Pemira untuk memilih Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur mahasiswa periode 2011-2012 disertai juga pemilihan calon anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas ( DPMF). Perlu diketahui sebelum Pemira ini dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pemilihan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Melalui perwakilan dari masing-masing Badan Otonom FH Unsri, terpilihlah 10 orang yang mendapat kepercayaan menjadi anggota KPU untuk menyelenggarakan Pemira FH Unsri 2011. Dengan visi untuk
rasa kekeluargaan dan persaudaraanlah yang mengikat kami”.Tegasnya. selain itu beliau juga menambahkan dengan mengikuti organisasi ini setidaknya dapat membentuk karekter seseorang dalam menjalani aktivitas dan kegiatan lain setelah selesai kuliah nanti. itulah suatu agenda dari
mensukseskan Pemira 2011 ini, KPU bertanggung jawab demi terselenggaranya kegiatan penting ini. Pemira ini sempat mengalami beberapa kali perubahan jadwal. Itu dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, kesiapan, dan banyaknya hari libur karena
bertepatan dengan Sea Games ke26 yang diadakan di Sumatera Selatan. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat KPU untuk terus berpikir dan bekerja keras demi terselenggaranya Pemira yang sudah lama ditunggu-tunggu para civitas akademika FH Unsri. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh KPU untuk menyelenggarakan acara ini adalah demi suksesnya penyelenggaraan Pemira 2011. Tentunya juga peran aktif mahasiswa juga mendukung dalam mensukseskan Pemira ini. Teknis kegiatan dari Pemira ini sendiri yaitu KPU mulai membuka pendaftaran bagi Cagubma dan Cawagubma serta Calon DPMF secara bersama-sama yaitu dari tanggal 7 hingga 10 November 2011. Dari hasil pendaftaran tersebut terdapat dua calon pasangan yang mencalonkan diri sebagai Cagubma dan Cawagubma FH Unsri periode 2011-2012. Serta 15 orang calon anggota DPMF. Setelah masa pendaftaran, KPU mengumumkan hasil verifikasi pada
tanggal 16 November 2011. Hasil verifikasi tersebut bahwa yang mencalonkan diri menjadi Cagubma dan Cawagubma serta anggota DPMF lolos dan dapat dipilih dalam Pemira 2011 ini. Selanjutnya, KPU mengadakan masa kampanye. Dalam ketetapan KPU, kampanye terbagi dua yaitu kampanye gambar dan kampanye dialogis. Kampanye gambar ini yaitu berupa banner, pamflet, poster, dan sebagainya dan dipublikasikan mulai tanggal 17 hingga tanggal 23 November 2011. Sedangkan kampanye dialogis adalah kampanye dari masing-masing kandidat calon untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai calon kandidat yang akan dipilih dalam Pemira. Kampanye dialogis disertai dengan dialog berupa tanya jawab dengan mahasiswa dan juga dosen. Kampanye ini diadakan pada Kamis 17 November 2011. Setelah agenda-agenda KPU diatas dilaksanakan, maka adanya masa tenang ditandai dengan pembersihan semua hal yang berhubungan dengan kampanye para
calon kandidat. Masa tenang ini berlangsung selama satu hari dan dilanjutkan pada hari berikutnya yaitu hari yang dimana merupakan puncak serangkaian pekerjaan KPU yaitu Pemira. Pemira ini berlangsung mulai dari pukul 09.30 pagi hingga pukul 14.00 siang. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan suara pada pukul 14.30 siang. Dalam penghitungan suara ini, surat suara yang pertama kali dihitung yaitu surat suara calon DPMF. Setelah itu, penghitungan surat suara Cagubma dan Cawagubma. Di saat penghitungan suara inilah yang menjadi antiklimaks, di saat proses Penghitungan surat suara diinginkan berlangsung dengan lancar jauh dari harapan. adanya keributan dalam forum menjadi bukti nyata bahwa pemira yang diharapkan menjadi mengecewakan. Penghitungan berakhir pada pukul 19.00 malam yang menghasilkan keputusan bahwa Pemira akan dilaksanakan kembali mengingat terjadinya kesalahan pada penghitungan suara. (mei)
Dialogis...............................................................................................................................................................dari Hal. 9 mahasiswa tetapi juga dari Dosen, yaitu Henny Yuningsih dan Artha Febriansyah. Dan mahasiswa pun menyambut dengan tepuk tangan meriah ketika kedua dosen ini menyampaikan pertanyaannya. Inti pertanyaannya yaitu, apakah kedua pasangan Cagub dan Cawagub benar-benar sudah siap menjadi pemimpin, dan langkah-langkah apa
yang akan dilakukan selanjutnya jika terpilih. Setelah sesi Tanya jawab, kemudian lanjut ke acara berikutnya. Dimana ada isu yang diangkat oleh moderator yaitu mengenai kekosongan kekuasaan (Vacum of Power) yang sedang terjadi di FH UNSRI. Jadi disini moderator meminta para kandidat untuk menanggapi isu
ini, yaitu bagaimana cara mereka atau apa yang akann dilakukan oleh mereka jika terpilih nantinya agar kekosongan kekuasaan ini tidak terjadi lagi. Jadi komitmen mereka benarbenar dipertanyakan. Setelah mendengarkan visi dan misi dari para kandidat, lalu Tanya jawab antara audiens dan kedua pasangan Cagub dan Cawagub ,
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
sampai tanggapan terhadap isu kekosongan kekuasaan, acara kampanye dialogis ini pun ditutup. Dan diharapkan mahasiswa sudah dapat menentukan siapa yang akan mereka pilih pada saat PEMIRA nantinya, yang mereka yakini akan membawa perubahan bagi Fakultas Hukum UNSRI (Merti).
12
EDISI 17, Desember 2011
Halal ................................................................................................................................................................................................................. dari Hal. 2
Gambar 1 Logo Halal yang Diterbitkan MUI
Persoalan yang masih mendasar adalah mengapa persoalan penerbitan label halal tersebut bukan berasal dari pemerintah, kritisasi dari hal ini adalah batasan tentang kewenangan MUI sebagai lembaga yang menerbitkan label halal apakah diberikan kewenangan otorisasi tersebut oleh pemerintah ataukah hanya sebagai bentuk inisiatif MUI sendiri. Label halal yang diterbitkan oleh MUI tentu sudah lumrah ditemui di berbagai produk
makanan Indonesia, dengan bentuk bulat dan ditengah bulatan berwarna hijau. Namun label halal MUI ini tidak user friendly, tujuan utama untuk memberikan informasi bahwa produk ini halal, tetapi malah lebih menonjolkan tulisan MUI dalam bahasa dan tulisan arab. Sehingga informasi halal yg mestinya lebih diutamakan cenderung tidak terlihat. Ini kritik bagi MUI agar segera merevisi label halal yang mereka keluarkan agar terlihat lebih informative, selain itu juga kritik bagi
pemerintah untuk lebih menegaskan lembaga mana yang benar-benar berwenang mengeluarkan labelisasi halal, karena apabila tidak ada pengaturan yang tegas maka akan bermunculan keinginan-keinginan dari ormas-ormas lain untuk diberikan kewenangan mengeluarkan atau menentukan label halal yang dapat bernilai ekonomis.1 Selain itu tidak adanya keseragaman pengunaan label halal dalam produk makanan dan minuman yang beredar di Indonesia, label halal yang ada pada makanan dan minuman khususnya yang kemasan adalah label dengan tulisan halal dalam bahasa arab saja, bukan label halal seperti yang diterbitkan MUI, ini menandakan tidak adanya keseragaman dalam penggunaan label halal di Indonesia. Apabila label halal akan diambil alih oleh pemerintah melalui Departemen Agama, yang
harus menjadi perhatian adalah mekanisme yang jelas dan transparan, karena apabila hal ini tidak tegas diatur, bukan mustahil akan menciptakan wadah baru terjadinya korupsi. Persoalan kewenangan siapa yang berwenang mengeluarkan label halal seragam bagi semua produk makanan, minuman dan/atau kosmetik yang beredar di Indonesia harus benarbenar diperhatikan oleh pemerintah, karena ini memasuki ranah yang sensitive, banyak pihak yang berkeinginan untuk mendapatkan kewenangan menerbitkan label halal. Apabila RUUPJH disahkan berlaku bagi industri makanan, minuman dan kosmetik yang beredar di Indonesia, ada hal positif yang menggembirakan bagi konsumen khususnya konsumen muslim, kecemasan dan keraguan akan mengkonsumsi produk makanan,
footnote : 1 Yusuf Shofie, Kapita Selekta Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra Aditya Bakti: Bandung, 2008, hlm 367 2 “Semua Kalangan Dukung Labelisasi Halal”, source: http://www.rri.co.id/ index.php?option=com_content&view=article&id=1644:sejumlah-kalangan-dukung-labelisasi-produk-halal&catid=44:index-berita-terbaru 3 Yusuf Shofie, Kapita Selekta Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra Aditya Bakti: Bandung, 2008., hlm 368 4 “Sertifikasi dan labelisasi halal perkembangannya dan pengaturannya, source: http://lppommuikaltim.multiply.com/journal/item/14/ Sertifikasi_dan_Labelisasi_ 5 Dedi Sudiana, “Sejumlah Kalangan Dukung Labelisasi Halal” http://www.rri.co.id/ index.php?option=com_content&view=article&id=1644:sejumlah-kalangan-dukung-labelisasi-produk-halal&catid=44:index-berita-terbaru 6 Willsysudjono, “Labelisasi”, source: http://willysudjono.wordpress.com /2010/05/03/labelisasi/ 7 8 8
Yusuf Shofie, Op.Cit, hlm 371 Busthanil Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Gema Insani Press: Jakarta, 1996, hlm 42-48 “Rebutan proyek labelisasi halal”, 11 Feb 2011, source: http://bataviase.co.id/node/565570
Lintas B.O
Secarik Puisi
Kunjungan Redaksi Perdana Media Sriwijaya
foto atas: foto bersama LPM MS dengan anggota magang di Graha Pena Palembang- Media Sriwijaya, Bersama sekitar 30 orang anggota maupun calon anggota baru LPM Media Sriwijaya, Sabtu (22/10) mengadakan kunjungan redaksi ke markasnya koran Sumatera Ekspress di gedung Graha Pena. Tepatnya di Jl. Kol H Barlian no.773 KM.6,5. Kunjungan ini sendiri bertujuan untuk mengenal dan mengetahui sistem birokrasi serta bagaimana mekanisme kerja seluruh karyawan Sumatera Ekspress dalam memproduksi berita. Dengan mengendarai mobil bus merah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, rombongan tiba di gedung Graha Pena sekitar pukul 09.00 WIB. Disana rombongan disambut langsung oleh ketua Biro Humas Sumatera Ekspress yaitu Anton Narasoma dan diajak ke sebuah ruangan yang bernuansa
minumaan dan kosmetik menjadi hilang. Disisi lain ini akan berdampak buruk bagi industry kecil, seperti tukang gorengan, bakso keliling, nasi goreng atau produsen skala kecil lainnya yang memang mempunyai keterbatasan modal, disisi lain apabila mereka tidak mendapatkan sertifikat dan label halal maka mereka akan di pidana, akan lebih baik pencantuman label halal pada makanan, minuman dan kosmetik jangan diwajibkan cukup diserahkan saja kepada mekanisme pasar. Bagi pelaku usaha yang ingin produknya laku dipasaran yang mayoritas konsumennya muslim, maka akan mendaftarkan dengan sendirinya sertifikat dan label halal, hal yang tidak kala pentingnya adalah pelaku usaha harus beritikad baik dalam memberikan informasi tentang komposisi produk yang mereka produksi dan distribusikan di pasaran.
dingin dan cukup nyaman. Menurut Bang Anton ( sapaan akrab beliau, Red) ruangan tersebut merupakan ruang rapat proyeksi para pimpinan koran sumeks sekaligus ruang pertemuan dengan para pejabat tinggi yang berkunjung kesana. Adalah cukup membanggakan tentunya bagi LPM Media Sriwijaya bisa berkesempatan untuk berada diruangan yang historis itu. Pada kesempatan itu, Bang Anton memberikan sedikit informasi mengenai Sumatera Ekspress serta berbagi pengalaman kepada LPM Media Sriwijaya. Beliau bercerita bagaimana pengalamannya selama menjadi seorang wartawan di koran Sumatera Ekspress ini. Kemudian bagaimana pula beliau bekerja keras membangun koran yang kini menjelma menjadi koran terbesar di Sumatera bagian selatan. Dengan menjadi wartawan Sumeks (Sumatera Ekpress, Red) beliau sudah mengunjungi hampir seluruh bagian permukaan Bumi ini. Menurut Beliau, yang dibutuhkan untuk bisa menjadi seorang jurnalis yang handal adalah banyak membaca dan memanfaatkan situas, selain kerja keras tentunya. Seorang Jurnalis harus mampu menjadi penduduk dimana ia ditempatkan. Kemudian dengan membaca, jurnalis akan mempunyai wawasan yang luas sehingga mempermudah dalam melaksanakan tugas-tugas jurnalistik serta membantu dalam menulis berita. Beliau menambahkan, ilmu merupakan senjata utama dan juga modal yang harus dimiliki seorang pewarta atau jurnalis agar menjadi jurnalis yang profesional dan berintegritas. Setelah sekitar dua jam berbagi pengalaman, LPM Media Sriwijaya kemudian berkesempatan diajak oleh bang Anto untuk melihat seluk beluk sistem kerja para karyawan Sumeks. Rombongan diajak melihat-lihat setiap ruangan kerja yang ada di gedung Graha Pena. Mulai dari ruang redaksi, ruang IT, hingga ke tempat percetakan. Pada akhir kunjungan, LPM Media Sriwijaya memberikan sedikit kenang-kenangan kepada Sumatera Ekspress melalui Anton Narasoma sambil berfoto bersama. Kunjungan ini tentunya menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi anggota LPM Media Sriwijaya untuk bisa banyak belajar bagaimana management sebuah media berita yang sesungguhnya. Semoga LPM semakin maju dan semakin cerdas kedepannya. Tajam Membangun Kampus! ( Reza )
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Kura-kura dan Kelinci Kura-kura sendirian di sudut kehidupan Menundukkan kepala seakan putus asa Memikirkan sesuatu yang tak mungkin sampai Menghibur diri sendiri dengan kata Sabar Kura-kura telah kehilangan arah dan tujuan Diasingkan dari fananya kehidupan Mengeluh, Memberontak tak dapat Ia lakukan Tinggal kata Sabar yang menjadi Teman Kura-kura mencoba berlari dan berlari Berusaha bangkit dari keterpurukan kehidupan Tapi apa daya, Kelinci menghampiri dan berkata Bukan., Bukan itu yang harus Kurakura lakukan Kura-kura bertanya pada Kelinci yang menghampiri Bagaimana agar mampuh berbesar hati Kelinci berpesan kepada kura-kura Cobalah Sabar semuanya akan baikbaik saja Mungkin kelinci berkata benar Kura-kura tidak akan mampuh berlari Karena, sudah ketentuan dari ilahi Tapi Kura-kura harus sabar dan berbesar hati Suatu saat Cangkang yang ada padanya Akan menjadi penopang yang membuat hidupnya lebih berarti (mhuzix)
EDISI 17, Desember 2011
Lintas B.O 13
Ada “Letto” di Mushola FH UNSRI “Kalau kita berbicara pemimpin tidak bisa dilepaskan dari sosok kepemimpinan. Pemimpin merupakan seorang pribadi atau lakon dari suatu sistem, sedangkan kepemimpinan merupakan kecakapan atau kelebihan seorang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Oleh karena itu tidak setiap pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan, dan juga jiwa kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin”. Badan kerohanian Islam AlMizanul Haq yang lebih dikenal dengan sebutan BO RAMAH, pada tanggal 26-27 November 2011 kemarin baru saja mengadakan agenda rutin tiap tahunnya, yaitu Leadership Training of Organisation atau kepanjangan dari LETO. Acara yang dibuka oleh Nicho Thomas salah satu anggota Ramah yang mewakili pembantu dekan III Rd M Iksan, S.H.,M.Hum., pada saat acara berlangsung tidak dapat hadir dan secara resmi membuka acara, dikarenakan halangan dan adanya kegiatan lain yang tidak bisa di tinggal. Kegiatan yang diselenggarakan di Fakultas Hukum Inderalaya ini mengusung tema melalui LETO tempa mahasiswa yang berkarakter pemimpin demi mewujudkan Fakultas hukum madani. Tujuannya bagaimana nantinya dengan kegiatan ini bisa membentuk mahasiswa FH UNSRI khusunya yang mengikuti LETO akan memiliki jiwa
kepemimpinan baik di dalam maupun di luar organisasi. Meskipun melihat dari peserta yang hadir hanya 12 orang. 9 dari peserta laki-laki dan 3 orang dari peserta perempuan, jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah peserta yang mendaftar sekitar 70 orang. Hal ini diharapkan tidak mengurangi semangat berorganisasi teman-teman yang lain dan senantiasa iskomah. Kegiatan yang di laksanakan selama dua hari berturut-turut ini telah dipersiapkan dua bulan sebelumnya yaitu saat rapat kerja, namun rapat menditel sendiri baru dipersiapkan kurang lebih dua minggu sebelum hari H, maka ditetapkanlah waktu, sistematika acara, dan segala sesuatu yang dibutuhkan saat pelaksanaan jadi terkesan mendadak. “kesan mendadak” itupun diruntuhkan oleh panitia pelaksana dengan semangat dan tekat untuk membuat acara berjalan dengan mestinya, tak ayal empat pemateri langsung di datangkan untuk mengisi materi yang di anggap pas untuk mereka, dengan di awali oleh pemateri pertama Jerry Herdiansyah dengan tema Urgensi Organisasi dan Kepemimpinan, pemateri kedua M. Iqbal Thami dengan tema Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan, di mana dalam suatu organisasi harus ada keseimbangan, skala prioritas dan fokus terhadap apa yang dilakoni. Pemateri selanjutnya Supriyadi dengan tema amal jama’i dan Zainal dengan tema Pemahaman ukhuwah Konsep Muslim Sejati.
Lintas B.O
Kegiatan yang tidak hanya dilakukan pada pagi hari, namun pada malam hari juga ada agenda dari para panitia. Peserta Leto sendiri di bagi menjadi dua bagain yaitu laki-laki dan perempuan. Pada malam hari peserta laki-laki menginap di mushola FH UNSRI dengan bermuhasabah serta sholat tahajut bersama, sedangkan peserta perempuan menginap di rumah Santriana salah satu panitia pelaksana, dengan agenda yang sama. Secara umum semua kegiatan terlaksana dan Alhamdulillah mendapatkan respon yang positif. Meski ada rasa kekecewaan dari wajah panitia yang hadir lantaran peseta yang tidak sesuai target, namun kualitas dari 12 orang penerus RAMAH ini insyAllah nantinya dapat diandalkan, seperti yang dikatakan Riani Anggraini saat diwawancarai oleh kru Media Sriwijaya. Dalam suatu kegiatan pastilah ada terselip rasa suka maupun duka, Riani pun berbagi sedikit duka saat persiapan yaitu saat persiapan sendiri fokus dan perhatian tidak dapat sepenuhnya untuk kegiatan, kerena seorang mahasiwa sejatinya menuntut ilmu dan belajar yang mana telah diamanahkan oleh orangtua, terkadang jadwal mata kuliah yang padat menjadi suatu kendala, namun tidak cuma duka, ia pun merasa senang saat bisa berkumpul dengan rekan-rekan Ramah yang lain, bisa membuat tali
silahturahmi yang terjalin semakin erat. Karena kegiatan yang terkesan mendadak maka, bagaimana caranya berfikir dan memecahkan masalah yang datang, hal ini lebih membuat suatu tantangan dalam berorganisasi, ungapnya. Kordinasi antar anggota yang berjalan dengan baik karena intensitas bertemu lebih sering, meskipun di Ramah antara laki-laki dan perempuan ada jarak namun batasan tersebut tidak membatasi komunikasi yang terjalin dengan baik, selain itu juga berkomunikasi tidak hanya secara langsung tetapi via telepon ataupun sms acapkali dilakukan. Hal tersebutlah yang membuat Leto ini berjalan dengan baik. Pesan dan harapanpun tidak luput disampaikan diakhir wawancara, “sesuai dengan tema kita menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa kepemimpinan demi mewujudkan Fakultas Hukum madani, jadi harapanya setelah penyampain materi kemarin peserta Leto sendiri benar-benar bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan
Humaniora Kisah anak Penjaga Sepatu Masjid Baiturahhman Palembang foto anak-anak penjaga sepatu
Hidup adalah Ibadah yang Butuh Pengorbanan dan Keiklasan Gambar oleh: Rizky Hidayati Indralaya – Media Sriwijaya, BO RAMAH mengadakan acara Halal Bihalal untuk semua mahasiswa Fakultas Hukum UNSRI pada 14 November 2011. Acara ini dimaksudkan untuk mempererat jaringan silaturahim dan ukhuwah antara mahasiswa sesama muslim, khususnya di Fakultas Hukum. Dengan tema “Hidup itu adalah Ibadah, Ibadah itu butuh pengorbanan, pengorbanan itu harus Ikhlas” para mahasiswa diharapkan menjalankan kehidupannya di jalan Allah SWT. Acara yang diselenggarakan di musolah Fakultas Hukum ini di buka oleh Raden Muhammad Ikhsan selaku Pembantu Dekan III. Ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa silaturahmi dan organisasi itu sangat penting. “Kuliah saja tidak cukup, kita juga harus berorganisasi” ujarnya. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan Al-Quran oleh Opiansyah. Selaku pembicara, Munawir menjelaskan mengenai pentingnya memahami hidup karena
hidup itu sendiri adalah adalah ibadah, ibadah itu butuh pengorbanan, dan pengorbanan itu harus Iklas. Dalam penjelasannya ia mengatakan bahwa “Masa muda itu Cuma sekali, jangan digunakan untuk hura-hura namun gunakanlah masa muda kita dengan sebaik-baiknya” Ia juga menegaskan bahwa kehidupan itu merupakan ibadah, sehingga butuh pengorbanan yang iklas. Tanpa keiklasan, pengorbanan itu akan sia-sia. Dengan adanya acara silaturahmi ini, Nico sebagai ketua pelaksana mengatakan bahwa tujuan acara ini adalah agar dapat memiliki hubungan yang erat antara mahasiswa sesama muslim agar tidak terlepas ikatan persaudaraannya dan sekaligus menguatkan kader-kader BO RAMAH itu sendiri. Ia juga berharap dengan adanya acara ini, akan terjalin suatu kekompakan dan persatuan antara mahasiswa khususnya angkatan 2011 agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada dan bisa menyesuaikan diri di Fakultas Hukum agar bisa lebih aktif di perkuliahan sehingga menciptakan kekompakan, persatuan, dan ukhuwah. (Rizky, Mei)
khususnya dalam mereka berorganisasi sehingga nantinya tujuan untuk menciptakan kampus yang madani itu melalui mereka kader-kader organisasi benar-benar dapat terlaksana, kemudian juga dilihat dari tema dengan kegiatan yang kita lakukan mahasiswa tersebut dapat menjadi mahasiswa yang berguna bagi fakultas, yang berkarakter serta berakhlak. Dalam segi akademisi iya jago namun juga dalam segi spiritual ia menguasai bisa diandalkan, artinya Akademik prioritas organisasi juga diprioritaskan jadi keduanya seimbang”. Riani juga menyampaikan untuk teman-teman yang belum bisa hadir, akan ada follow up selanjutnya, jadi yang berhalangan hadir akan tetap diberikan materi walaupun dalam bentuk rangkuman ataupun kesimpulannya akan tetap disampaikan, dan nantinya ketika ada acara atau kegiatan Ramah bisa diikuti dan juga tidak mengurangi semangat dari para peserta yang lain yang kemarin mendaftar BO RAMAH. (Atica)
Dibalik Kesulitan pasti ada kemudahan, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada pasti ada kemudahan, semua itu tersirat menjadi sebuah kisah yang pasti akan dialami setiap orang, dan hendaknya kita tetap berharap tetap berusaha sebaik mungkin mengharap ridha Allah dalam menyelesaikan suatu masalah. Membantu Orang tuanya telah menjadi rutinitas keseharian yang harus dijalaninya, ia pun tidak mau meninggalkan bangku pendidikanya, karena ia merasa bahwasanya pendidikan juga merupakan suatu keharusan yang harus ditempuhnya untuk mengubah keadaan Ekonomi keluarganya disamping dalam kehidupanya yang penuh dengan kesulitan, disatu sisi ia harus membanting tulang demi keberlansungan hidup keluarganya, disatu sisi ia hanya seorang anak yang seharusnya hidup seperti anak biasa lainya, yang membedakan ia dan anak lainya karena ketulusanya serta pengorbananya yang begitu besar terhadap keluarganya dan dirinya sendiri, ia menjadi tulang punggung di keluarganya semenjak Ayahnya telah tiada kini keseharianya tidak lain mengantikan sosok Ayahnya yang telah lama hilang dalam bayangan ingatan dirinya akan ayahnya, ia tinggal bersama Ibunya dan adik adinya, inilah kisah seorang anak penjaga sepatu sebuah kisah nyata yang penulis alami, Siang itu ketika, penulis merasa bahwasanya hanya ada suatu tempat yang akan menenangkan hatinya, di tempat suci itu ia melangkahkan kakinya bersama temanya , penulis memikirkan sesuatu yang membuatnya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
gundah gulana, ia merasa seakan setiap masalah datang silih berganti, penulis yakin bahwasanya masalah yang menjeratnya seakan akan tidak akan bisa dihadapinya, penulis terdiam dan mengamati sekitar ketika itulah penulis bertemu seorang anak yang menyita pikiranya sejenak, anak-anak itu terlihat sibuk dengan pekerjaanya, orang orang disekitarnya datang dan berkerumun layaknya rombongan semut yang menemukan gulanya, penulis memperhatikan dengan seksama dan terhanyut akan kegigihan anak anak penjaga sepatu ini, jika kita melihat tidak ada suatu pekerjaan yang begitu mulia jika kita tidak dapat memaknainya, dimata ALLAH kita sama , tetapi yang membedakanya iman serta kadar ibadahnya, disaat itulah penulis ingin membuat suatu penulisan tentang anak-anak penjaga sepatu ini, beberapa kali penulis tertawa , dan beberapa kali penulis rasanya ingin bangkit dan merangkul adik adik ini untuk tetap bersabar serta berusaha, kami bercerita tidak banyak, tetapi hati kami yang berbicara begitu berat kehidupan yang harus dijalaninya, masa masa kecilnya harus dihabiskan dijalanan kota, serta beberapa tempat yang merupakan sumber rejekinya, ayahnya telah tiada ia harus membanting tulang demi keluarganya serta pendidikanya, mereka bercerita tentang cita citanya serta impian impianya yang mungkin baginya tidak akan pernah terwujud dan itu merupakan sebuah angan angan belaka, penulis terhentak, ia berfikir tentang kehidupan yang serba berkecukupan serba ada,mau ini mau itu tinggal bilang, ia merasa malu akan dirinya ia tidak dapat melakukan apa- apa dan tidak berdaya untuk membatu anak anak ini, tiap perkataan anak anak ini telah mencambuk batinya, (Ardian)
14 Lensa Kampus
EDISI 17, Desember 2011
Photo Kanan Atas : Tampak mahasiswa sedang mencontreng di TPS yang disediakan oleh KPU Photo Kanan Bawah : Para anggota KPU yang sedang melayani calon pemilih Photo oleh Melda / MS
FH UNSRI MENGADAKAN PEMIRA ULANG Indralaya, Media Sriwijaya – Pemira ulang tentunya menyisakan banyak pertanyaan bagi mahasiswa Fakultas Hukum Unsri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sehingga Pemira ini dianggap tidak berhasil. Berdasarkan informasi yang kami (reporter Media Sriwijaya, red) himpun, Pemira diadakan ulang atas kesepakatan bersama kedua pasangan Cagubma
dan Cawagubma dan akhirnya KPU mengambil sikap bahwa akan mengadakan kembali Pemira. Terdapat beberapa alasan sehingga Pemira dilakukan ulang. Pada saat penghitungan suara Pemira pertama yang diadakan pada Kamis 24 November 2011 lalu, terdapat 5 surat suara yang tidak jelas dan tidak sesuai dengan data pada Daftar Pemilih Tetap
(DPT) sehingga data hasil penghitungan yang tertera di papan tulis berdasarkan hasil penghitungan suara tidak sesuai dengan data pemilih yang tertera pada Daftar Pemilih Tetap (DPT). “ Pemira ulang bukan berarti gagalnya kinerja KPU, namun karena ada alasan-alasan tertentu sehingga Pemira harus dilakukan ulang”. Jelas
Tommy Noverius, yang menjabat sebagai Ketua KPU ketika diwawancara oleh reporter Media Sriwijaya. Pemira yang kedua ini diadakan pada hari Senin 5 Desember 2011 untuk memilih ulang Cagubma dan Cawagubma, sedangkan untuk anggota DPMF tidak diadakan pemilihan ulang. Jika pada Pemira
pertama yang menang adalah pasangan calon nomor 1 yaitu Almeidy dan Marlon, sedangkan pada Pemira kedua ini yang mendapat suara terbanyak yaitu pasangan calon nomor 2 yaitu Hendrico dan Dwi Azhari. Dengan terpilihnya pasangan calon nomor 2, maka tongkat estafet kepemimpinan berada pada Gubma dan Wagubma yang telah terpilih pada Pemira 2011 ini. Diharapkan kepada Gubma dan Wagubma yang telah terpilih agar mewujudkan visinya dengan misi yang sudah disusun dan direncanakan. Selain itu, untuk anggota DPMF diharapkan agar mempunyai kinerja yang jelas sebagai badan legislatif kampus. Semua ini tidak terlepas dari peran KPU sebagai komisi yang ditugaskan untuk menyelenggarakan Pemira. Tentunya, dengan dukungan mahasiswa dan segenap civitas akademika yang juga berperan sehingga acara ini bisa terlaksana. Diharapkan kedepannya, anggota KPU tetap dipilih secara demokratis. Serta pilih orang-orang yang mempunyai visi yang bagus dan kuat untuk membangun FH Unsri ini ke arah yanglebihbaik.(mei/kyky)
Kejaksaan .......................................................................................................................................................................................................... dari hal. 8 kewenangan lain berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis) mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, UndangUndang Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan RI sebagai lembaga negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan. Mengacu pada UU tersebut, maka pelaksanaan kekuasaan negara yang diemban oleh kejaksaan, harus dilaksanakan secara merdeka. Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun 2004, bahwa kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi jaksa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu : (1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang: a. Melakukan penuntutan; b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; c. Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat; d. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik. (2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah (3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan: a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c. Pengamanan peredaran barang cetakan; d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara; e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama; f. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal. Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahyakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut dalam undangundang ini, Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kejaksaan membina
hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan serta badan negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum kepada instalasi pemerintah lainnya. Pada masa reformasi pula kejaksaan mendapat bantuan dengan hadirnya berbagai lembaga baru untuk berbagi peran dan tanggung jawab. Kehadiran lembaga-lembaga baru dengan tanggung jawab yang spesifik ini mestinya dipandang positif sebagai mitra kejaksaan dalam memerangi korupsi. Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap tindak pidana korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh Kejaksaan, namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya. Kendala tersebut antara lain: 1. Modus operandi yang tergolong canggih. 2. Pelaku mendapat perlindungan dari korps, atasan, atau teman-temannya. 3. Objeknya rumit (compilicated), misalnya karena berkaitan dengan berbagai peraturan. 4. Sulitnya menghimpun berbagai bukti permulaan. 5. Manajemen sumber daya manusia. 6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak hukum yang ada) 7. Sarana dan prasarana yang belum memadai 8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan serta pembakaran rumah penegak hukum Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak dulu dengan pembentukan berbagai lembaga. Kendati begitu, pemerintah tetap mendapat sorotan dari waktu ke waktu sejak rezim Orde Lama. UndangUndang Tindak Pidana Korupsi yang lama yaitu UU No. 31 Tahun 1971, dianggap kurang bergigi sehingga diganti dengan UU No. 31 Tahun 1999. Dalam UU ini diatur pembuktian terbalik
bagi pelaku korupsi dan juga pemberlakuan sanksi yang lebih berat, bahkan hukuman mati bagi koruptor. Belakangan UU ini juga dipandang lemah dan menyebabkan lolosnya para koruptor karena tidak adanya Aturan Peralihan dalam UU tersebut. Polemik tentang kewenangan jaksa dan polisi dalam melakukan penyidikan kasus korupsi juga tidak bisa diselesaikan oleh UU ini. Akhirnya, UU No. 30 Tahun 2002 dalam penjelasannya secara tegas menyatakan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang dilakukan secara konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan. Untuk itu, diperlukan metode penegakan hukum luar biasa melalui pembentukan sebuah badan negara yang mempunyai kewenangan luas, independen, serta bebas dari kekuasaan manapun dalam melakukan pemberantasan korupsi, mengingat korupsi sudah dikategorikan sebagai extraordinary crime .
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Karena itu, UU No. 30 Tahun 2002 mengamanatkan pembentukan pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi. Sementara untuk penuntutannya, diajukan oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang terdiri dari Ketua dan 4 Wakil Ketua yang masing-masing membawahi empat bidang, yakni Pencegahan, Penindakan, Informasi dan Data, Pengawasan internal dan Pengaduan masyarakat. Dari ke empat bidang itu, bidang penindakan bertugas melakukan penyidikan dan penuntutan. Tenaga penyidiknya diambil dari Kepolisian dan Kejaksaan RI. Sementara khusus untuk penuntutan, tenaga yang diambil adalah pejabat fungsional Kejaksaan. Hadirnya KPK menandai perubahan fundamental dalam hukum acara pidana, antara lain di bidang penyidikan. ( Riki )
sumber foto : google.com
EDISI 17, Desember 2011
Resensi Film 15
Chillar Party : Anak-anak pemberani "melawan" politisi sombong & egois
Chillar Party adalah nama sebuah geng anak-anak yang tinggal di kawasan perumahan Chandan Nagar, Mumbai. Terdiri dari 8 anak yang masih duduk di bangku sekolah yang mempunyai karakter-karakter konyol. Beberapa diantara mereka adalah Ensiklopedia karena wawasannya yang luas, Siliencer yang tidak pernah bicara, Laxman yang selalu memakai baju bekas peninggalan saudaranya, serta Jhangiya yang tidak
pernah memakai celana dalam dan terinspirasi karakter film-film Bollywood atau Hollywood. Suatu ketika datanglah bocah miskin bernama Fatka yang tak mempunyai rumah dan pekerjaan di perumahan tersebut. Fatka yang ditemani oleh anjing kesayangannya Bhidu bekerja menjadi tukang cuci mobil di perumahan tersebut. Kehadiran Fatka tidak disukai Chillar Party. Sampai suatu ketika para
personil Chillar Party melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan Fatka agar pergi meninggalkan tempat kekuasaan mereka. Namun, Fatka bukanlah anak yang gampang menyerah, kegigihan Fatka pada akhirnya bisa membuka hati anakanak tersebut. Apalagi ketika mereka tahu bahwa Fatka pandai bermain kriket, maklumlah selama ini kelompok mereka selalu kalah dalam tiap pertandingan. Lambat laun Fatka akhirnya menjadi bagian dari Chillar Party. Terlebih Fatka berhasil membantu Chillar Party memenangkan pertandingan kriket pertama mereka. Namun kebersamaan dan kekompakan Chillar Party mulai diuji saat seorang politisi sombong dan egois membuat peraturan bahwa di Mumbai harus bebas dari anjing liar. Demi persatuan dan kekompakan Chillar Party berusaha agar Bhidu dan Fatka tidak tersingkir dari perumahan Chandan Nagar. Mulai dari pengumpulan tandatangan, membuat aksi demonstrasi konyol, hingga melakukan debat dengan politisi di televisi secara
langsung. Chillar Party dengan sekuat tenaga berusaha menyelamatkan Fatka dan Bhidu. Flim garapan duet sutradara Vikas Behl dan Nitesh Tiwari yang diproduksi oleh Salman Khan dan Ronnie Screwvala ini mendapat respon positif begitu dirilis pertama di India. Penonton membludak hingga penjualan tiketnya menempati urutan pertama di awal pemutarannya di seluruh India. Film ini menampilkan kekonyolan, gelak-tawa, haru, serta menyentuh hati bagi penonton. ‘Chillar Party’ memang menyuguhkan kepolosan dan kelucuan anak-anak. Tingkah mereka nakal dan menggemaskan, namun di satu sisi mereka memiliki kesetiakawanan yang begitu kuat. Secara keseluruhan, film yang berdurasi 135 menit ini layak diacungi jempol. Sutradara Vikas Behl dan Nitesh Tiwari mampu menampilkan adegan yang sangat menghibur. Dialog dalam ‘Chillar Party’ juga terkesan jenius. Selain dibintangi oleh Irfan Khan (Fatka), Vedant Desai (Silencer), Chinmai Chandranshuh (Penauti),
Naman Jain (Jhangiya), Rohan Grover (Akram), Vishesh Tiwari (Second Hand / Laxman), Aarav Khanna (Aflatoon), Divji Handa (Shaolin) dan Sanath Memon (Encyclopedia / Arjun), Sheerya Sharma (Tooth Paste), film ini juga menampilkan aktor Bollywood Ranbir Kapoor sebagai cameo. Bollywood yang selalu menyodorkan aksi dramatis juga berhasil diimplementasikan oleh para aktor cilik ini. Akting mereka begitu menawan hingga dapat membuat anda menitikan air mata di beberapa adegan yang mengharu biru tanpa terlihat ”lebay”. Secara keseluruhan Chillar Party menjadi film yang begitu mengesankan. Kekonyolan hadir di setiap adegan untuk menjaga penonton tidak jenuh karena durasi yang panjang. Chillar Party menjadi film ringan yang banyak membawa pesan moral “tak selamanya orang dewasa lebih baik daripada anak kecil”. Nilai persahabatan menjadi kekuatan utama di film ini. (maman)
Genre : komedi | Drama | keluarga Tanggal Rilis : 8 Juli 2011 (India) Didistribusikan : Boy Spot UTV Salman Khan Productions Pemain : Chinmai Chandranshuh, Vedant Desai and Rohan Grover Penulis : Vijay Maurya, Nitesh Tiwari Sutradara : Vikas Bahl, Nitesh Tiwar Produser : Ronnie Screwvala dan Salman Khan
Lensa Kampus
Rekonstruksi Mata Kuliah di Fakultas Hukum
foto : Suasana lokal karya di ruang Prof. Zainal Abidin, SH Fakultas Hukum Palembang Palembang- Media Sriwijaya, Selasa (15/11) 2011, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya mengadakan lokal karya yang diadakan bertempat di ruang Prof. Zainal Abidin. Rapat yang dipimpin oleh Dekan, PD I dan PD II Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya diikuti para
dosen sebagai peserta lokal karya membahas mengenai evaluasi kurikulum tahun 2008 serta pembahasan tentang merekonstruksi mata kuliah dan sistematikanya di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Pada lokal karya ini Fahmi sebagai PD I menyampaikan materi
evaluasi kurikulum dan juga menyampaikan rancangan inovasi perubahan mata kuliah yang akan diterapkan di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya sebagai langkah meningkatkan akreditasi fakultas. Adapun rancangan ataupun inovasi yang disarankan. Dalam hal
proses pengajuan skripsi, berrdasarkan kurikulum 2008, mahasiswa diperkenankan mengajukan permohonan pembuatan skripsi bila tela menempuh 120 sks dan proposal skripsi diseminarkan. Untuk pemikiran kedepan perlu dilakukan pelatihan pra proposal kepada mahasiswa yang akan melakukan penulisan skripsi serta proses pengajuan usul pembuatan skripsi dan proses seminar. Disini telah nampak inovasi yang dilakukan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yakni salah satunya diadakan pelatihan pra proposal yang akan sangat membantu mahasiswa. Selain itu dibahas tentang prasyarat pengambilan program kekhususan. Kondisi saat ini untuk pengambilan PK di persyaratkan harus telah menempuh 72 sks dan ada mata kuliah prasyarat PK harus ditawarkan di semester 5. Alternatif solusi yang diajukan yaitu kurangi jumlah sks prasyarat pengambilan PK, untuk itu ditentukan hanya mata kuliah tertentu dengan sks tertentu. Semua mata kuliah prasyarat ditawarkan pada semester
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1, 2, 3 dan 4, sehingga pada semester 5 terbuka kesempatan kepada mahasiswa untuk ambil PK yang diinginkan. Lokal Karya ini juga membahas tentang perubahan-perubahan sistematika perkuliahan. Dalam rapat tersebut Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya akan membuat kebijakan Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa akan dikirim ke orang tua mahasiswa angkatan 2011, beberapa dosen juga akan mengajar mata kuliah dengan bahasa inggris agar pada tahun 2025 Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya mempunyai kelas internasional, dan masih banyak perubahan positif yang dilakukan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya untuk memahasiswakan mahasiswanya. Tujuan diadakan evaluasi dan rekonstruksi mata kuliah pada intinya ingin memanjukan fakultas dengan melakukan perubahan dan mengambil langkah awal yang positif bukan hanya merubah akan tentapi menciptakan inovasi yang diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya (maman)
16 Edisi 17, Desember 2011
Mahasiswa Harus Bernilai “Plus” “Sampai saat ini saya belum pernah merasakan bosan, saya mencintai pekerjaan ini. Dapat dikatakan saya adalah dosen yang senang mengajar, karena saya menyukai dunia teoritis.” Pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menegah Atas dijalaninya di Palembang. Setelah lulus SMA dia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Dosen senior yang bergelut dibidang studi Hukum Pidana ini bernama lengkap Ruben Achmad, S.H., M.H. Saat kuliah, tepatnya waktu semester lima dia sudah diangkat menjadi asisten dosen. Tahun 1982 dia diterima sebagai PNS dan menjadi dosen tetap di Fakultas Hukum Unsri. Pria kelahiran 2 September 1955 ini melanjutkan kuliah S2 di UI KPK Undip dan dirinya tercatat sebagai mahasiswa di kelas Undip pada tahun 1986. Hal ini terjadi karena saat itu tidak banyak tersedia program kuliah S2. Setelah pendidikan S2 selesai, dia kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai dosen di Fakultas Hukum Unsri. Seiring dengan hal itu, dia juga dipercaya untuk memegang beberapa jabatan penting diantarnya menjadi Ketua Unit Penelitian, Sekretaris Pengabdian Masyarakat, Sekretaris Laboratorium Hukum, Ketua Unit Penjamin Mutu, Ketua Jurusan Hukum Pidana di Fakultas Hukum Muhammadiyah, serta yang terkhir menjadi ketua jurusan hukum pidana sampai saat ini di Fakultas Hukum Unsri. Semua jabatan yang dijalaninya di Fakultas Hukum. Selain beberapa jabatan yang disebutkan di atas, dia juga pernah menjadi Pembantu Dekan 1 Fakultas Hukum Unsri tahun 2003-2007, Pembantu Dekan 1 di Fakultas Hukum Universitas IBA, dan dia pernah menjabat sebagai seorang Dekan di Universitas IBA. Semua jabatan diawalinya di universitas swasta, hingga akhirnya dia ditarik ke Fakultas Hukum Unsri. Kemampuan dirinya sebagai seorang dosen membuat dia mengajar hampir di semua Universitas swasta dan Universitas negeri di Palembang, diantaranya Universitas IBA, Universitas Taman Siswa, Universitas Syakyakirti, Universitas Palembang,
Program Pasca Sarjana Unsri. Selain mengajar di Palembang, dia juga tercatat sebagai dosen Pasca Sarjana Universitas Batang Hari Jambi hingga sekarang. Dilihat dari banyaknya tempat dia mengajar, terselip alasan dirinya memilih pekerjaan sebagai dosen. “Saya memilih menjadi dosen karena saya senang dengan ilmu-ilmu hukum, dan mungkin juga karena faktor keturunan, orang tua saya berprofesi sebagai guru” ujarnya dengan santai saat diwawancarai. Studi Hukum Pidana menjadi spesifikasi bidang yang diajarkannya. Dia sangat tertarik dengan masalah kriminalitas dan kekerasan, tetapi hal tersebut hanya sebatas rasa senang untuk mengamati. Mungkin juga karena faktor lingkungan, “Saya tinggal di daerah yang relatif rawan, hampir setiap hari saya melihat kriminalitas terjadi di sekitar lingkungan. Sehingga minat saya untuk memperdalam halhal yang berkaitan dengan kriminalitas itu muncul”. Tuturnya. Sampai saat ini dia merasa hukum pidana menjadi hal yang paling menarik untuk dipelajari. Sekarang banyak kejahatan terjadi. Dia merasa tidak salah memilih jurusan hukum pidana sebagai bidang yang dia jarkannya. Kesenangan pada pidana juga yang membuat dia
sekarang menjadi saksi ahli hukum pidana di Sumatera Selatan, walaupun peminat hukum pidana memang tidak terlalu banyak apalagi saat dia kuliah. “Banyak teman yang tidak mau memilih hukum pidana tetapi saya tetap senang, sehingga saya bisa jadi saksi ahli dimana-mana, diminta oleh polisi, kejaksaan, dan pengadilan”, tambah dosen kelahiran Magelang ini. Dosen sudah menjadi pilihan hidup karena baginya hidup memang untuk memilih. “Saya pernah mendaftar penjadi PNS lain, di Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial, BKKBN, dan saya pernah lulus menjadi hakim, tetapi setelah saya memutuskan untuk tetap menjadi seorang dosen”. Ujarnya menambahkan. Tidak pernah ada kesulitan bagi waktu antara pekerjaan dengan kelurga, karena tidak setiap hari dia menjadi saksi ahli,
Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Kampus Fakultas Hukum Palembang, Lantai 2, Ruang Unit Penerbitan Universitas Sriwijaya Palembang
Pimpinan Umum: Prof. Amzulian Rifa’I, S.H, LL.M, Ph.D, Pimpinan Redaksi: Irsan, SH, M.Hum,
jika dibutuhkan saja. Misalnya ada permintaan melalui surat tugas dekan jadi dapat diatur dan tidak memakan waktu yang lama. Menurut dirinya, mahasiswa harus banyak membaca dan belajar, sebab menjadi mahasiswa hukum itu minat membacanya harus tinggi, jika tidak mempunyai minat membaca hal itu akan menyulitkan mahasiswa itu sendiri. Membaca dapat dilakukan dimana saja, apalagi sekarang sudah bisa melalui internet, banyak pengetahuan yang bisa di dapat selain dari buku. “Jaman saya dulu sulit mendapatkan buku. Sekarang buku sangat banyak tetapi minat membaca mahasiswa masih kurang, apabila mahasiswa hanya mengandalkan kuliah saja, ini tidak akan bisa. Karena jadi seorang mahasiswa harus mau membaca sendiri materi kuliah”, tambahnya sebagai pesan untuk mahasiswa. Tuntutan di jaman sekarang anak muda harus mempunyai nilai plus. Jika hanya mengandalkan selembar ijazah hukum saja, akan sulit untuk sukses. Menurutnya yang menjadi nilai plus sarjana hukum a d a l a h m a m p u b erba h asa asing, minimal
bahasa inggris. Ditambah lagi dengan kemampuan teknologi informasi seperti komputer. Ini adalah tuntutan jaman yang tidak dapat ditawar lagi. Persaingan sebagai sarjana hukum itu ketat. Tetapi apabila bisa berbahasa inggris maka akan mempermudah. Lihat saja alumni yang sukses hanya karena memilki kemapuan berbahasa asing yang baik. Di akhir wawancara dia menegaskan kembali bahwa mahasiswa harus banyak belajar, dan minat membacanya harus tinggi. Jadi apabila tidak ada minat dibidang hukum harus segera banting stir, mumpung belum terlambat. Apalagi jika baru semester awal. Jika memang memilki minat di bidang hukum, mahasiswa harus mengikuti kursus bahasa. Karena tidak hanya mahasiswa, kami sebagai dosen juga ada permintaan dari luar negeri untuk menyiapkan beasiswa. Dan itu hampir tiap bulan datang. Bahasa adalah jendela dunia. Jika kita bisa berbahasa asing kita bisa lihat dunia luar, begitupun dengan buku. Jadi mahasiswa sekarang apabila ingin sukses jangan hanya mengharapkan pada selembar ijazah saja tetapi juga harus punya banyak plus. Semakin banyak plus semakin baik. Selain itu, harus mampu berkomunikasi secara lisan dan juga tulisan. (Meintari/Atica)
Redaksi: Muh. Zainul Arifin, M. Alvi Syahrin, Ditiya Duparia Mona Timur, Meintari Purnama Sari, Melda Jayasari, Atica, Ardi Muthahir, Fitri Ilmuwan Putri, M. Ardian N, M. Ikram, M. Rahman Arif, M. Syahri Ramadhan, Meilly Apriza, Merti Ardilla, Martin Manalu, Rendi Hariwijaya, Rizky Hidayaty, Rizka Nurliyantika, Riky Kurniawan Layout: Muji Burrokhim, Muhammad Rahman Arif
LPM Fakultas Hukum Unsri
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)