#05
AN G 02
lantairox
@travellur
mowelblackpacker mysarongstroy.blogspot.com baduy trip negriku lovelytoday.com buhaybohemio.com indonesiafashionweek.com acaraevent.com
AHA
@PariwisKata
TEKS: NU GUN GR
chris gool - buhay bohemia
n
www. buhay bohemio .com
n sudah semestinya punya a i m e h o b i k lela sar p a i . t e n d a i a l t o p S c A u S n g u “ y n Y a a ng or N rok I a l i R b a A p t A mak r EM a or adisional setidaknya satu dalam L ang Asia T enggara punya sarung!�
M
usim hujan belum memuncak, pun sengatan Matahari masih di kisaran 33 derajat Celcius namun saya ingin tampil berbeda setiap Jumat. Bila lazimnya orang ke kantor bergaya casual dan light namun saya ingin berbeda karena suatu alasan tentunya. Saya mengenakan pakaian batik dengan sarung sebagai bawahannya. Jadi, bawahannya bukan celana tetapi kain sarung. Begitu pula, so what bila saya jalan mengenakan sarung saat jalan-jalan ke mall.
03
Kenapa sarung, karena saya pribadi punya keyakinan bahwa sebaik-baiknya pakaian adat yang mewakili Nusantara adalah sarung, bukan hanya batik. Sarung banyak di pakai di negara-negara di Asia. Artinya, pasti ada akarnya yang kuat. Jadi, saya mengenakan kemeja batik hitam dengan bawahannya sarung hitam polos seperti orang Baduy di Banten, Tanatoa di Sulawesi Selatan, Bali, atau Belaraghi di Flores.
04
Bali
a y O’
TANATOA
BELARAGHI
Bali Salut bagi orang di Bali yang mengenakan pakaian adat ke tempat kerja hampir setiap hari!
Di Indonesia Fashion Week, sarung pun telah dijadikan mode yang dikenalkan kembali sejak 2012 hingga baru-baru ini pada Februari 2014. Laki-laki dan perempuan berupaya memadukan sarung dan batik sebagai pakaian kekuatan bangsa kita. Inilah kebangkitan ekonomi kreatif Indonesia.
Keberadaan sarung bisa dilacak di seluruh Nusantara. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat terus hingga ke Jawa, bahkan di Kalimantan dan Sulawesi. Kita tahu sarung digunakan dan diproduksi dengan tenun tradisional di Bali, Nusa Tenggara, dan sampai Maluku juga di kepulauan Tanimbar. Penyebaran budaya mengenakan sarung pastilah karena mobilitas manusia di masa lalu yang mengarungi lautan dalam agenda perniagaan. Tidak heran bila di berbagai tempat, sarung selain digunakan sebagai pakaian sehari-hari, juga sebagai hadiah berharga dalam perkawinan atau melambangkan status penggunanya.
ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA SELATAN
SUMATERA BARAT PAPUA
KALIMANTAN SULAWESI
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
MALUKU
Di Flores misalnya, sarung dikaitkan dengan kedewasaan seseorang wanita yang membuatnya. Masyarakat Bugis yang mengenal laut seperti halaman rumahnya telah menjadikan sarung sebagai bagian dari hidup dan matinya. Sarung Samarinda yang terkenal dengan seratnya yang mewah pun dipengaruhi oleh sarung orang Bugis. Warna emas pada sarung di Sumatera Barat terkait dengan kesejahteraan dan status pemakainya. Di Baduy sekalipun, status seorang warga Baduy ditandai dengan besar kain tenunannya. Semakin besar kain tenunnya maka semakin tebal kainnya dan otomatis semakin tinggi statusnya.
05
ALAT PINTAL BENANG BADUY
KAIN BADUY
WARGA BADUY DAN SARUNG KERJA
06
Batik dikenal sebagai pilihan pakaian kerja yang dikenakan pada hari Jumat tetapi itukah pakaian yang representatif dari keniscayaan berpakaian bangsa kita? Saya melihat hal ini tak lepas dari kuatnya hegemoni budaya yang dibawa sejak zaman Kerajaan Majapahit yang memang menguasai geopolitik secara luas. Apalagi setelah dijadikan bagian dari pakaian yang dikenakan oleh Pegawai Negeri Sipil di hari-hari tertentu.
Aturannya ada, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 tahun 2007, sebagai pembaharuan dari peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 1991 yang sudah kurang sesuai.
Aturan penggunaan batik pun sebenarnya bukan melulu batik. Disebutkan bahwa pakaian
“batik, tenun ikat, dan kain ciri khas daerah�, adalah jenis corak pakaian yang diatur oleh Menteri Dalam Negeri bagi lingkungan Departemen Dalam Negeri. Sementara itu, di lingkungan pemerintahan provinsi diatur oleh gubernur, di lingkungan Kabupaten atau Kota diatur oleh bupati atau walikota. Saat ini pun kita bisa melihat pegawai perusahaan milik negara pun seolah terkena aturan itu dan nampak mengenakan pakaian batik.
Jadi, dari masa Orde Baru atau bahkan
dari kekuasaan Majapahit dan Sriwijaya, batik mungkin sudah dikenal luas tetapi jauh lagi sebelum itu, apakah iya batik menjadi pakaian yang popular? Sulit memang mencari bukti sejarahnya tetapi menenun kain secara logika lebih panjang akar sejarahnya dari batik. Sebelum menghias kain, tentu harus ada kainnya dahulu. Itu logikanya. Paling tidak, ini berlaku dalam batasan pembahasan busana, karena kalau seni melukis rasanya juga sudah ada sejak zaman purba. Batu-batu cadas di Papua Barat,Kalimantan, Sulawesi, penuh dengan lukisan sederhana seperti corak batik sekarang. Membatik adalah sebuah teknologi. Teknologi ini hadir setelah ada media yang merangsang kehadirannya. Jadi kain terlebih dahulu ada, baru disusul teknologi membatik yang membuat kain menjadi indah. Maka dari itu, saya ingin sekali meyakini bahwa sarung memang sudah dikenal di mana-mana di Nusantara. Dengan keyakinan itu, sudah selayaknya sarung pun punya tempat yang sama dalam kehidupan kita, bukan hanya untuk ke masjid saja. Soal kesesuaian dan seni memadupadankan sarung, kita harus bersyukur ada fashion.
07
Terlepas karena aturan atau patriotisme, kita tahu bahwa ada kebanggaan saat mengenakan sesuatu yang bercirikan budaya bangsa kita. Perspektif saya soal ini, cobalah kenakan sesuatu yang memiliki keterikatan identitas dengan budaya asli kita pada hari yang sudah disediakan. Malaysia sudah menjadikan batik sebagai pakaian resmi bagi pegawainya dalam Garis Panduan Etika Berpakaian dan Penampilan ke Pejabat. Jangan menunggu hingga dijadikan kebanggaan orang lain, dari negara lain, dan barulah kita uring-uringan karena tidak melakukannya terlebih dahulu.
chief editor
Asisten chief editor ROSALINA WATI
HIM @saifanah
@prettyow
PENGEMBANGAN BISNIS
tata letak & design
REDAKSI & KEMITRAAN
@BlackPackerz
@arisbronson
GRAPHIC DESIGN
@kitajimaland
ADMINISTRASI & KEUANGAN
WEBSITE MASTER
IDA SITI NURAIDA
NUR KHAFIDL
Sylvia Vanidianty @sylviavndty
EKO JUSMAR
@Dlajah
JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132 PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752
SOCIAL MEDIA MOWELBLACKPACKER
@dlajahmagz
@mikeystroo
FOTOGRAFER ARIS BRONSON
Dlajah
MIKHAEL SEBAYANG
@caksun
@PariwisKata
08
SUNARYO KUSUMO
ANGGUN NUGRAHA
w w w. d l a j a h .c o m
kemitraan
@Nuraida_ida