e-learning {14150027 (pba a) rizki ariska yahya}

Page 1

i |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


EDITOR AHMAD MAKKI HASAN

Pengantar E-LEARNING 2 Dalam Dunia Pendidikan Modern

“Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui”

Rizki Ariska Yahya 14150027 Arisykayahya96@gmail.com

i |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii Prolog ............................................................................................................................. 1 A. Pengertian E-Learning ................................................................................................... 3 B. Karakteristik E-Learning ................................................................................................ 5 C. Unsur- unsur E-Learning................................................................................................ 6 D. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning ......................................................................... 6 Epilog ............................................................................................................................. 8 Tentang Penulis .................................................................................................................... 9

ii |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


Prolog Perkembangan teknologi yang demikian pesat, terutama teknologi komunikasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang juga berkembang sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi ini adalah bidang pendidikan dan pembelajaran. Jika waktu-waktu sebelumnya hubungan antara pendidik-peserta didik hanya dapat berlangsung melalui kegiatan tatap muka, dibatasi oleh sekat ruang dan waktu, atau melalui media cetak, ternyata saat ini telah dapat dikembangkan melalui komunikasi online yang menembus sekat-sekat ruang dan waktu. Pembelajaran melalui media internet sangat populer yang mana dikenal dengan istilah E-learning. E-learning merupakan salah satu wujud nyata perubahan besar kalau tidak dikatakan revolusi di dalam kemajuan teknologi pendidikan. Selama ini kita telah mengenal bahkan menggunakan beberapa bentuk teknologi pendidikan yang untuk membantu kegiatan-kegiatan pembelajaran. Beberapa alat bantu tersebut misalnya OHP, LCD projector, penggunaan computer, dan penggunaan beberapa bentuk peralatan laboratorium. Munculnya alat bantu dalam berbagai bentuk teknologi pendidikan tersebut membawa nuansa baru dalam dunia pendidikan, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sambutan masyarakat para pengguna teknologi pendidikan sangat besar, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama teknologi ini sudah begitu familiar dalam membantu kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Menyusuri proses perkembangannya, e-learning, seperti diuraikan dalam sebuah situs Wikipedia Indonesia (2008), teknologi ini pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis computer (computerassisted instruction) dan computer bernama PLATO. Sejak itu perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut : 1.

Tahun 1990 ; era CBT (Computer-Based Training), di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang dioperasikan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materinya dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) dalam format “move”, “mpeg-1”, atau “avi”.

2.

Tahun 1994 ; seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3.

Tahun 1997 ; LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukan lagi merupakan rintangan untuk terjadinya

1 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


komunikasi. Dari sinilah muncul LMS, yang selanjutnya mengalami perkembangan yang semakin cepat. Pada sebuah situs e-learning Wikipedia (2008: 1), diuraikan bahwa e-learning merupakan suatu terminology umum yang dipergunakan untuk menunjukkan pada suatu aktivitas belajar di mana instruktur atau siswa terpisah oleh ruang dan waktu dan terhubungi dengan menggunakan teknologi online. Istilah e-learning dipergunakan secara silih berganti dalam berbagai konteks. Di dalam bidang perdagangan dan usaha misalnya dipergunakan sebagai strategi untuk menjalin kerjasama secara sinergis (network) untuk melaksanakan latihanlatihan bagi karyawan. Pada distance education Universities seperti Universitas Terbuka di UK atau Penn State World Campus di Amerika, e-learning diartikan sebagai perencanaan pengalaman mengajar atau belajar dengan menggunakan spectrum teknologi secara luas utamanya internet untuk mempermudah dan mempercepat siswa dalam belajar. Pada kebanyakan perguruan tinggi lainnya, e-learning diartikan sebagai model spesifik yang digunakan pada kegiatan kursus atau program kegiatan belajar di mana para siswa dapat berkomunikasi langsung antara satu dengan lainnya untuk mengakses atau memfasilitasi pendidikan. Dalam banyak pengertian secara umum istilah e-learning diasosiasikan dengan teknologi percepatan belajar/ Advanced Learning Technology (ALT), di mana teknologi dan asosiasi metodologi di dalam pembelajaran mempergunakan jaringan kerja atau teknologi multimedia. Dalam pandangan Dong (2001), seperti yang disimpulkan oleh Kamarga (2001: 4), Elearning merupakan kegiatan belajar asinkronis melalui perangkat elektronik computer yang tersambungkan ke internet, di mana peserta belajar berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Kegiatan belajar melalui e-learning tentu berbeda dengan kebutuhannya. Kegiatan belajar yang dilaksanakan secara klasikal di kelas. Ada karakteristikkarakteristik khusus yang membedakannya yang akan dipaparkan pada pembahasan karakteristik sendiri.

2 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


A. Pengertian E-learning

E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. E-Learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya sebagai sistem pembelajarannya. ELearning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber: 1.

Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).

2.

Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).

3.

Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).

4.

Dong (dalam Kamarga,2002) E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

5.

Learn Frame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001], E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media komputer. Adapun e-Learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media

elektronik baik secara formal maupun informal. E-Learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola E-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa E-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana Istilah E-Learning sangat popular di beberapa tahun ini, meskipun konsepnya sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Dalam pelaksanaannya, E-Learning menggunakan jasa audio, video, perangkap computer atau 3 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


kombinasi ketiganya. E-Learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui Network (jaringan). Ini berarti dengan E-Learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa computer dan jaringan internet atau intranet. Dengan E-Learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efisien dan efektif. E-Learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relative baru di Indonesia. Dalam pembelajaran itu pengajar dan peserta didik tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penggunaan E-Learning dapat diukur dari perilaku yang mencerminkan kebiasaan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran sehari-hari. ELearning merupakan aplikasi TIK yang bersifat pragmatis yang memerlukan dukungan infrastructure dan suoerstructur lain yang yang terkait dengan lembaga pendidikan dan pengajar maupun peserta didik. Dengan teknologi informasi, E-Learning mampu menyediakan bahan ajar dan mampu menyimpan intruksi pembelajaran yang dapat diakses kapan pun dan dari manapun. ELearning tidak membutuhkan ruangan dan tempat yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik. Adapun metode penyampaian bahan ajar di E-Learning ada dua: 1.

Synchrounous e-Learning Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Nah

peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun tingginya

biaya. Tapi

ada

yang main hajar saja

(tanpa study yang matang)

mengimplementasikan synchronous E-Learningini. Hasilnya peralatan teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning, itupun 6 bulan sekali. 2.

Asynchronous e-Learning Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat

yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) E-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses 4 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi E-Learning yang umum, Asynchronous E-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous E-Learning ketika kebutuhan itu datang. B. Karakteristik E-learning Karakteristik

E-learning

menurut

Nursalam (2008:135) adalah: ďƒ˜ Memanfaatkan

jasa

teknologi

elektronik (informasi dan komunikasi); di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi

dengan

relatif

mudah

dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Teknologi yang digunakan dapat

berupa

penyampaian

internet

pesan

dan

sehingga komunikasi

antara pengajar dengan pelajar dan pelajar dengan pelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat. ďƒ˜ Memanfaatkan

keunggulan

komputer (digital media dan komputer networks); memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi. ďƒ˜ Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Dengan menggunakan elearning, pebelajar dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus memiliki kemampuan learn how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya sendiri, mampu memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan menggunakan e-learning pelajar dituntut untuk dapat mengorganisir dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen (2007)

5 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


memotivasi pebelajar dalam e-learning dapat dilakukan melalui konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik yang membangun. ďƒ˜ Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. ďƒ˜ Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer. Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa pengembangan ELearning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. C. Unsur-unsur E-learning

Oetomao (dalam Patmanthara, 2006) menyatakan bahwa pembelajaran melalui internet harus mengandung beberapa unsur, antara lain: 1.

Silabus berbasis web, siswa dapat mengetahui dengan pasti kurikulum yang akan diikuti selama masa pendidikannya.

2.

Email, siswa dapat berkonsultasi secara elektronik dengan guru atau dosen.

3.

Diskusi beralur, fasilitasnya melengkapi diskusi kelas biasa dengan model debat online yang hidup dan dapat dijalankan dengan teknologi.

4.

Diskusi elektronik, peserta didik seakan dapat hadir untuk mengunjungi masing-masing peserta untuk memberikan pekerjaan rumah (PR) atau bahan diskusi untuk topik yang menarik.

5.

Bahan ajar secara online, mengarah pada digitalisasi dari materi ajar yang disusun oleh pendidik.

6.

Buku nilai secara online, untuk melihat hasil belajar dan evaluasi pribadi atas prestasi.

7.

Ujian berbasis komputer, dimungkinkan diakses oleh para siswa bilamana telah menyelesaikan pemehaman terhadap materi suatau topik atau suatu pelajaran yang tekah ditekuninya.

D. Kelebihan dan Kekurangan E-learning Kelebihan E-learning 6 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning memiliki banyak kelebihan yaitu : 1.

Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video.

2.

Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.

3.

Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.

4.

Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test. Kekurangan E-learning Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140) sebagai berikut :

1.

Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.

2.

Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/ komersial.

3.

Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

4.

Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan technology).

5.

Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).

6.

Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.

7.

Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

8.

Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik.

9.

Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.

10. Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi. 11. Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan diperlukan. 12. Peserta didik dapat merasa terisolasi.

7 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


Epilog Perkembangan teknologi E-Learning telah memberikan nuansa baru di dalam pendidikan kita. Jika waktu-waktu sebelumnya, secara konvensional guru atau dosen melakukan proses pembelajaran dengan menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan, kondisi tersebut kini telah diperkaya dengan berkembangnya perkembangan melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta didik berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat. Sehingga antara guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru tidak hanya bisa bertukar pendapat tentang pelajaran melainkan dapat berkomunikasi untuk menanyakan kabar ataupun menjalin silaturrahim. Dengan ini penulis mengambil judul “Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampaui”. Karena siswa ataupun guru bisa pendapatkan ilmu serta menjalin silaturrahim yang baik. E-Learning merupakan salah satu wujud nyata perubahan besar kalau tidak dikatakan revolusi di dalam kemajuan teknologi pendidikan. Ketika perkembangan selanjutnya guru dan siswa dapat belajar dengan bantuan media cetak, menyebabkan proses belajar dapat berlangsung meskipun siswa dan guru tidak berada pada tempat dan waktu secara bersamaan karena adanya bantuan modul-modul belajar.Melalui media komunikasi elektronik ini,di samping banyak nilai tambah ,keunggulan atau kelebihan ,mengharuskan pula kita untuk mengkaji berbagai faktor Yang tidak dapat hadir bersamaan dengan komunikasi online tersebut, terutama berkenaan aspek-aspek pedagogis. E-Learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya sebagai sistem pembelajarannya. E-Learning merupakan dasar dan konsekuensi logis E-Learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/ memanfaatkan TIK sebagai tools. Fokus E-Learning adalah pada “LEARNING” (belajar) dan bukan pada “e” (electronic). E-Learning juga berarti proses transformasi pembelajaran dari “Instructor Centric” ke “Learner Centric” Metode penyampaian bahan ajar di E-Learning ada dua: Synchrounous e-Learning dan Asynchronous e-Learning. E-learning juga mempunyai karakteristik, unsur-unsur serta kelebihan dan kekurangan yang telah kami paparkan di atas.

8 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


Tentang Penulis

Rizki Ariska Yahya, lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 03 Februari 1996. Menempuh sekolah dasar selama 6 tahun di SDN Sedarum 1, kemudian melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Terpadu Al yasini (Desa Areng-areng, Kec. Kraton, Kab. Pasuruan) selama 6 tahun (3 tahun di MTs Al yasini dan 3 tahun di MAN Kraton Al yasini. Sekarang Rizki Ariska Yahya masih mencicipi bangku Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, tepatnya masih semester 6. Satu tahun pertama dia menetap di Maâ€&#x;had Sunan Ampel Al „Ali. Dua tahun berikutnya dia menetap di Asrama Muslimah dekat Masjid Al Hijrah yang dikelola oleh putra Pak Imam Suprayogo (Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang). Dan kebetulan, tahun ajaran 2016-2017 Rizki Ariska Yahya mengemban amanah untuk mendampingi adik-adik di Asrama Al Hijrah tersebut yang ditemani oleh 4 pengurus yang lain.

9 |S e k a l i M e r e n g k u h D a y u n g , D u a T i g a P u l a u T e r l a m p a u i


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.