Kabar Banten - Pameran Circumstance (2021)

Page 1

Pendidikan Kabar

Kabar Banten KAMIS, 4 NOVEMBER 2021

7

SIM Guru dan Tenaga Kependidikan Dievaluasi BALI, (KB).Sistem Informasi Manajemen (SIM) Kelompok Kerja Guru Tenaga Kependidikan (KKGTK) merupakan salah alat pendukung pengembangan madrasah yang dimiliki Kementerian Agama. Karenanya, monitoring dan informasi berkala perlu dilakukan terhadap sistem informasi yang memuat data base kelompok kerja guru dan tenaga kependidikan madrasah se-Indonesia ini. Hal itu dikemukakan Kepala Subdirektorat Bina GTK MI/MTs Ainur Rofiq saat menggelar Workshop Evaluasi Bantuan Kelompok Kerja (Block Grant), di Bali. ”SIM KKGTK menjadi sangat penting digunakan, salah satunya untuk mengetahui data valid jumlah pokja di seluruh Indonesia dan dalam hal penyaluran (bantuan). Dengan menggunakan sistem akan lebih mudah,” ujar Rofiq, di Bali, Senin (1/11/2021) sebagaimana dikutip dari laman kemenafg.go.id. ”Oleh karena itu, saya kira sistem in-

Ainur Rofiq

formasi manajemen KKGTK harus terus kita pertahankan dan kita tingkatkan kualitasnya, kalaupun ada kekurangan segera diinformasikan dan kita perbaiki bersamasama,” ucapnya. Rofiq menerangkan, ada empat kekuatan besar madrasah. Yang pertama

adalah Simpatika, yang kedua jurnal madaris yang sudah terintegrasi dengan simpatika, yang ketiga GTK Madrasah Berbagi. ”Dan yang keempat yaitu Sistem Informasi Manajemen PKB mulai dari KKGTK, Asesmen Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan (AKGTK) dan Sistem Informasi Manajemen Seleksi (SIM Seleksi),” tutur Rofiq. Konsultan Komponen 3, Makinuddin Samin dalam laporannya menyampaikan, kegiatan ini mengundang kurang lebih 100 orang. 40 orang lebih dari admin simpatika dan sekitar 50 orang admin KKGTK level provinsi. Menurut Makin, kegiatan ini digelar untuk menghimpun kritik dan masukan supaya pada Tahun 2022 penyelenggaraan penyaluran dan aktivitas pada kelompok kerja dalam pelatihan PKB bisa lebih lancar. ”Oleh karena itu, pada kegiatan kali ini kita ingin melakukan evaluasi pada tiga domain yang pertama kinerja admin KKG TK yang kedua juknis dan terkait kinerja aplikasi,” kata Makin. Makin berharap kepada para peserta workshop untuk memberikan masukan dan kritik agar kita bisa merevisi juknis, memperbaiki kinerja admin dan juga memperbaiki aplikasi.***

Denis

SUASANA pelatihan menjadi konten kreator bersama siswa Informatika Kota Serang, di SMA Informatika Kota Serang, Rabu (3/11/2021).*

Siswa Informatika Dilatih Jadi Konten Kreator SERANG, (KB).Siswa Yayasan Pendidikan Informatika (YPI) Kota Serang diberikan pelatihan untuk menjadi konten kreator. Kegiatan tersebut untuk memotivasi siswa meningkatkan kreativitas dalam membuat konten. Selain itu, diharapkan melalui pelatihan tersebut bisa membantu siswa untuk menekuni dunia konten kreator. Perkembangan teknologi yang semakin cepat, berbagai platform digital dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya bisa untuk belajar. Hal tersebut disampaikan video editor Ria Ricis yang juga alumni SMA Informatika Kota Serang Dzikri Haqiqi, di SMA informatika Kota Serang, Rabu (3/11/2021). ”Kini pekerjaan sebagai konten kreator semakin populer. Namun untuk menjadi konten kreator harus bisa menciptakan beragam jenis

konten mulai jadi penulis hingga video,” kata Dzikri. Ia menuturkan, materi yang disampaikan agar siswa tahu untuk menjadi konten kreator seperti videografer, penulis konten, video editor. Ketiga pekerjaan tersebut sangat dibutuhkan dalam dunia industri digital kreatif sehingga ketika berkeinginan untuk masuk dalam pekerjaan tersebut dibutuhkan kreativitas. ”Untuk menghasilkan sebuah konten video bukan hal yang mudah. Konten kreator harus memiliki ketiga hal tersebut yakni videografer, penulis konten, video editor,” tuturnya. Ia mengatakan, untuk memberikan konten yang berkualitas harus membuat konten yang orisinil, membuat nama yang unik dapat membedakan profil dari orang lain dan penonton yang melihat konten dapat mengingatnya. Kemudian cip-

takan personal image, dan konsisten dalam mengunggah konten. ”Kamu bisa membuat video berdurasi pendek kemudian di unggah di kanal YouTube kamu juga harus konsisten dalam mengunggah video agar penonton akan ingat dengan kontenkonten video milikmu,” ujarnya. Ia mengatakan, untuk membuat video tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak, bisa menggunakan kamera gawai yang di miliki siswa, kemudian diedit sendiri sekarang banyak aplikasi edit video yang dapat digunakan sehingga bisa dimanfaatkan. ”Siswa dapat memanfaatkan gawai mereka untuk membuat video, setelah pelatihan ini siswa diberikan tugas untuk membuat konten hasil mereka sendiri setelah itu di upload di akun YouTube masing-masing,” tuturnya. (Denis)***

Mahasiswa Harus Siap Hadapi Society 5.0 DENIS

REKTOR Untirta Fatah Sulaiman saat sosialisasi sistem informasi kerja sama 2021 (Sikerma), di Untirta, Rabu (3/11/2021).*

Berikan Kemudahan, Untirta Sosialisasi Sikerma SERANG, (KB).Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyosialisasikan sistem informasi kerja sama (Sikerma), di Gedung Rektorat, Rabu (3/11/2021). Sosialisasi tersebut untuk mengenalkan aplikasi Sikerma untuk memberikan kemudahan bagi mitra dalam menjalin kerja sama dengan Untirta agar lebih efektif dan efisien. Rektor Untirta Prof. Fatah Sulaiman mengatakan, Untirta berkomitmen untuk mewujudkan kampus yang terintergasi smart and green akan terpenuhi ketika universitas efektif dalam mendesain sistem informasi. Dengan adanya pengurangan kertas, integratif di

semua unit bisa dilakukan, serta ramah lingkungan, dan mempermudah dalam bidang kerja sama. ”Dengan sistem informasi kerja sama ini seluruh unit menjadi proaktif, serta koordinasinya menggunakan sistem,” kata Fatah. Ia mengatakan, untuk menerapkan merdeka belajar kampus merdeka serta mendukung indikator kerja utama perlu dibuat sistem informasi kerja sama untuk mewadahi berbagai dokumen kerja sama yang ada di unit-unit agar terintegrasi. ”Untirta telah berkomitmen penuh memperluas jaringan kerja sama dengan membuka peluang baik dari pemerintah,

perusahaan swasta, industri, maupun perorangan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta implementasi kampus merdeka,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Sistem Informasi, Penguatan Kemitraan dan Layanan Industri Untirta Aceng Hasani menuturkan, dengan sistem informasi kerja sama tentu akan menguatkan daya tahan arsip dan dokumen dokumen. Idealnya di zaman teknologi ini justru lebih terarsip lebih baik dan terjadi sistem dokumentasi yang kuat sehingga mempercepat pekerjaan, mempermudah, menghemat biaya dan tenaga, sehing-

ga tidak menimbulkan salah paham. ”Dengan adanya sistem informasi kerja sama diharapkan dapat memberikan kemudahan serta memfasilitasi unitunit dalam hal dokumentasi,” tuturnya. Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Perencanaan (BAKP) Untirta Mochamad Ganiadi mengatakan, dengan adanya Sikerma diharapkan data tentang kerja sama tidak dilakukan secara manual, tetapi sudah menggunakan digitalisasi sehingga bisa terintegrasi dengan berbagai unit di Untirta. ”Selanjutnya data kerja sama dapat diakses melalui aplikasi layanan Sikerma,” ucapnya. (Denis)***

SERANG, (KB).Menghadapi era society 5.0 mahasiswa harus punya bekal pengetahuan dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, ada tiga kemampuan utama dalam menghadapi society 5.0 yakni kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis dan kemampuan untuk berkreativitas. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Pendidikan Informatika (YPI) Kota Serang Mulya R. Racmatoellah kepada Kabar Banten, di Kota Serang, Rabu (3/11/2021). "Manusia di era ini bersikap dan berpikir maju dan harus mengikuti pola perkembangan zaman," kata Mulya. Ia mengatakan, mahasiswa untuk berpikir kritis atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) bisa mampu berpikir tingkat tinggi. Hal itu agar mahasiswa bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat. Hal tersebut untuk meminimalisasi kesenjangan pola pikir dan ori-

IST

Mulya R. Racmatoellah

entasi teknologi setiap mahasiswa, sehingga dapat berintegritas antara manusia dan teknologi. "Di masa society 5.0 ini manusia dituntut untuk lebih cepat menghasilkan solusi dalam memenuhi kebutuhannya. Hal itu berdampak pada manusia untuk terus menggali informasi, serta menciptakan inovasi baru," ujarnya. Ia menuturkan, society 5.0 bertujuan untuk mengintegra-

sikan ruang maya dan ruang fisik menjadi satu. Dan mahasiswa abad 21 harus dibekali dengan keahlian-keahlian tertentu yang terpilah menjadi 3 bagian yakni literasi dasar, kompetensi, dan karakter. "Adanya pembaharuan pada era tersebut dapat menghasilkan nilai baru dengan elaborasi dan kerja sama pada sistem, informasi dan teknologi," tuturnya. Ia mengatakan, era Society 5.0 menghasilkan banyak transformasi dan disrupsi digital. Hal ini merupakan suatu peluang, namun juga sebagai ancaman bagi sumber daya manusia khususnya generasi milenial. Society 5.0 bukanlah suatu hal yang harus ditakuti, tetapi dijadikan sebuah momentum untuk terus melakukan inovasi, dan adaptasi teknologi. "Insan akademik harus berpijak kepada ilmu pengetahuan, seorang manusia dia harus mempunyai pijakan selain pijakan kepada ilmu pengetahuan dan juga agama," ucapnya. (Denis)***

Pameran Hasil Lokakarya Kurasi Kurator Muda 2021 "Circumstance"

G

ALERI Nasional Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Pameran Hasil Lokakarya Kurasi Kurator Muda 2021 "circumstance" pada 2-7 November 2021 di Rumah Tamera, Komunitas Gubuak Kopi, Jalan Lingkar Utara, Kampung Jawa, Solok, Sumatra Barat. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian program Lokakarya Kuratorial Galeri Nasional Indonesia 2021: Kurasi Kurator Muda. Kurasi Kurator Muda merupakan program lokakarya kuratorial pertama yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia. Dimulai dengan panggilan terbuka pada 9 Juni-24 Juli 2021, berhasil dijaring 58 proposal rencana pameran yang diusulkan calon peserta dari 16 provinsi di Indonesia. Setelah melalui proses seleksi, 10 proposal dari 10 kurator muda dipilih untuk mengikuti program lokakarya secara daring pada 12, 13, dan 16 Agustus 2021. Selama lokakarya, para peserta mendapatkan bimbingan dan pendampingan dari kurator Galeri Nasional Indonesia yaitu Asikin Hasan, Citra Smara Dewi, dan Bayu Genia Krishbie, yang berperan membantu

peserta untuk mengembangkan potensi dan gagasan kuratorialnya. Sejumlah narasumber undangan juga dihadirkan untuk pendalaman materi dan diskusi dengan tujuan memperluas pengetahuan peserta, serta mengenalkan keragaman praktik kuratorial dewasa ini. Di akhir lokakarya, Galeri Nasional Indonesia menentukan dua peserta yang mendapatkan fasilitasi untuk merealisasikan rencana pamerannya. Dua peserta tersebut adalah Umi Lestari dari Tangerang, Banten dan Albert Rahman Putra dari Solok, Sumatra Barat yang menguratori Pameran circumstance ini. Diungkap Albert, terminologi "circumstance" adalah tentang situasi atau kondisi yang memungkinkan munculnya tindakan atau peristiwa-peristiwa tertentu. Circumstance melihat kekinian atau sesuatu yang kiwari dari daya sinkronisasi, antara situasi-kondisi dengan peristiwa dan tindakan. Dalam proyek ini, circumstance menyoroti inisiatif masyarakat pertanian Solok dalam merespons persoalan setempat dan menyikapinya secara spiritual. Pameran circumstance menampilkan presentasi publik dari residensi singkat dan kolaborasi para seniman partisipan di Solok yang bekerja bersama warga di Kampung Jawa di Solok, dalam menyikapi

IST

KARYA Dika Adrian dan Verdian Rayner Irama Daur Subur 2021 mix media ukuran bervariasi.*

persoalan ekologi sesuai konteks yang ada di lokasi. Proyek ini melibatkan 10 seniman dan kolektif untuk membaca isu seputar

kebudayaan pertanian di lingkup lokalnya, melakukan residensi selama tiga minggu di kampung halamannya, mengikuti diskusi

berkala, mendokumentasikan, dan menuliskan catatan proses. Proyek ini menyoroti proses para seniman melakukan pemetaan melalui pendekatan artistik, memosisikan seniman sebagai fasilitator (artist as facilitator), serta melihat sejauh mana seni dan kerja-kerja kolektif mampu mengakomodasi dan mengamplifikasi persoalan masyarakat. Riset dan residensi para seniman tersebut dipresentasikan dalam sebuah pameran yang menampilkan karya-karya artefak representatif dan performatif, found object, instalasi teknologi media baru, dokumentasi riset, dan lainnya. Para seniman juga diundang untuk mencatat proses residensi, baik berupa teks dan sketsa untuk didokumentasikan sebagai buku postevent. Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengatakan, model-model aktivitas seni yang melibatkan publik atau partisipasi warga seperti dalam pameran ini perlu terus dikembangkan, sehingga dapat menegaskan peran penting seni yang berkaitan erat dengan aktivitas sehari-hari dan budaya masyarakat. "Seni diharapkan menjadi bagian yang utuh dari masyarakat dan memberikan kontribusi atau manfaat dalam kehidupan mereka," ucap Pustanto.(Gito Waluyo/"KB")***


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.