BULETIN •EDISI 05/I/April 2014
RSUD KOTA DEPOK
Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif, Aman dan Profesional
Penerapan Pelayanan BPJS di RSUD Kota Depok ARTIKEL
Swamedikasi yang Rasional dan Bertanggunggung Jawab LAPORAN KHUSUS
On The Job Training di RSUD Kota Depok TIPS SEHAT
Tips Memakai Obat Tetes Mata LINTAS BERITA
Warga Diminta Waspadai Penyakit Kaki Gajah
EDISI 05/I/April 2014
Salam Redaksi
DAFTAR ISI
Siap Menjalankan BPJS Kesehatan
P
embaca yang budiman, senang rasanya kami dapat kembali menjumpai anda dalam penerbitan Buletin RSUD Kota Depok pada edisi tahun kedua ini. Edisi kali ini, kami mengetengahkan sejumlah informasi berkaitan dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dioperasikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Informasi seputar BPJS Kesehatan merupakan berita yang selalu hangat belakangan ini. Sebagaimana kita ketahui, pada 1 Januari 2014, Presiden Republik Indonesia telah meresmikan beroperasinya BPJS Kesehatan secara nasional. Diberlakukannya program JKN mulai 1 Januari 2014 merupakan kabar baik bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga kota Depok. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 dan UU no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Melalui skema Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ini, rakyat Indonesia mendapatkan perlindungan sosial secara menyeluruh, baik di bidang kesehatan melalui BPJS Kesehatan, maupun di bidang ketenagakerjaan melalui BPJS Ketenagakerjaan yang pada tahun 2015 baru akan diresmikan. Sebagai penyelenggara layanan kesehatan milik pemerintah daerah, RSUD Kota Depok tentu sudah mempersiapkan secara matang pemberlakuan BPJS Kesehatan. Aktifitas sosialisasi, peningkatan fasilitas dan pelayanan, hingga pembekalan SDM, jauh hari telah dilakukan RSUD kota Depok saat menyongsong pengoperasian BPJS Kesehatan. Karenanya, sejak awal beroperasi hingga kini pelaksanaan BPJS Kesehatan di RSUD kota Depok berjalan baik. Akhir kata, semoga sajian pemberitaan yang dimuat dalam Buletin RSUD Kota Depok ini dapat mencukupi dahaga informasi segenap pembaca setia. Selamat membaca‌ drg. Ernawati SS, M.Kes Direktur RSUD Kota Depok
3
5
7
Laporan Utama
BPJS Diterapkan, RSUD Kota Depok Semakin Tingkatkan Pelayanan....................... 3 RSUD Kota Depok Buka BPJS Centre............. 3 RSUD Kota Depok & Tiga Rumah Sakit Swasta Depok Jalankan BPJS............................ 4
Laporan khusus
Tingkatkan Pelayanan Prima, RSUD Kota Depok Gelar On The Job Training..................... 5
sosok Riyanto : Jalankan Motto Happy Solution... 6
tips sehat Tips Memakai Obat Tetes Mata.........................7
ARTIKEL................................................................... 8 Suara pasien................................................... 9 lintas berita................................................. 10 galeri......................................................................11
Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: drg. Ernawati SS, M.Kes n Pemimpin Redaksi: dr. Enny Ekasari, MARS n Redaktur Pelaksana: dr. Tri Astuti Y, MKKK n Dewan Redaksi: Eti Yuniarti, SE, Christie HM Lengkey, SE, dr. Kaharudin A, Sp.PD, Imelda W, S.si, Apt, MKM, Ade Suhendri, S.Kep n Editor: dr. Amelia Martira, Sp.An, dr. Nadia Kusumasyanti, Diah Fitri, SKp, Anik Maryunanik, dr. Mellisa Efiyanti n Sekretaris Redaksi: Afiyani Faraswati, SKM, Winarni, S.Kep, dr. Dian Purwantini, Laila Dwi Astani n Keuangan : Fafa Suryanti, SE, Fita Yuni Kumalasari, AMD n Sirkulasi dan Distribusi : Sri Suyatmi, S.Kep, Riyanto, Amk, Fitriyah Handayani, Dewi F. Wigandini, SKM
LaporanUTAMA
BPJS Diterapkan, Â
RSUD Kota Depok Semakin Tingkatkan Pelayanan
B
adan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diberlakukan pemerintah sejak 1 Januari 2014 sudah diberlakukan dengan cukup baik di RSUD kota Depok. Hal itu juga
secara umum berjalan dengan baik. Hanya saja, saat awal pemberlakuan mengalami penyesuaian. “Kita sudah menjalankannya sesuai dengan ketentuan. Tidak ada perubahan secara signifikan ataupun adanya penambahan ruang. Bisa dibilang,
RSUD Kota Depok semakin meningkatkan pelayanan guna mensukseskan program BPJS
tampak dari sosialisasi yang bisa ditemukan di pintu gerbang dan beberapa titik di rumah sakit kebanggaan warga Depok ini. Direktur RSUD Kota Depok drg Ernawati mengungkapkan dalam pelaksanaan BPJS
saat ini pasien umum berkurang dan pasien yang menggunakan BPJS meningkat,� terangnya. Menurutnya, pembentukan BPJS berdasarkan pada UU NO. 40 tahun 2004.
Awalnya dari UUD '45 pasal 34 yang berbunyi fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Dalam pasal lain juga menjelaskan setiap orang berhak mendapatkan hidup layak dan mendapatkan layanan kesehatan. Sedangkan, dalam SJSN memiliki asas tujuan penyelenggaraan asas manfaat dan keadilan sosial. "Dengan mengikuti BPJS, sama saja membantu orang lain juga. Apalagi, untuk pesertanya kan ada dari PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan Non PBI," tuturnya. Beliau menambahkan, dengan berlakunya BPJS antrian juga panjang. Salah satu solusinya, dengan memecah antrian dan menjadikan empat loket. Bagi anak terlantar sebelumnya dibiayai dari Disnakersos, saat ini juga ada perubahan. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Depok. "Bagi anak terlantar, kita juga menerimanya. Tentunya, kita juga sudah berkoordinasi dengan Pemkot Depok," tandasnya. Erna menuturkan, dengan berlakunya program itu maka pelayanan pada pasien secara umum tak ada perbedaannya. Dirinya menyarankan, agar bagi masyarakat yang belum daftar BPJS agar segera mengurusnya. Pasalnya, turut serta membantu meringankan warga dalam jaminan Kesehatan. "Kita tetap berupaya meningkatkan pelayanan. Selain itu, juga seluruh unit mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan profesionalitas. Sedangkan, terkait rencana pembangunan gedung dan penambahan fasilitas masih menunggu dari Pemerintah," harapnya.
RSUD Kota Depok Buka BPJS Centre
K
epala Unit Pusat Pendapatan RSUD Kota Depok Nurhadi, AMD mengungkapkan, pihaknya sudah siap dalam menjalankan program BPJS. Menurutnya sejak awal masa peralihan Jamkesmas dan Askes ke BPJS, RSUD telah membuka layanan administrasi atau membuka loket BPJS. Dengan empat petugas, dalam sehari sudah melayani 200-300 pasien. "Terhitung 1 Januari 2014, kita selalu memantau, melihat dan sampai nginep. Kita hanya memastikan peralihan pasien pengguna jaminan (Askes, Jamkesmas dan Jampersal) menjadi BPJS bisa berjalan lancar," paparnya. Ia menceritakan, masa peralihan tersebut sudah diantisipasi sebelumnya melalui petugas jaga. Terhitung 1 Januari 2014 sudah tidak melayani Jampersal, namun saat itu sudah ada pasien
masuk pukul 12.10 WIB. Akhirnya, pihaknya mengkomunikasikan untuk dijalankan BPJS mandiri. "Saat awal pelaksanaan berjalan relatif lancar. Tahapan selanjutnya sediakan loket khusus untuk pelayanan administrasi. Sehingga, semua terintegrasi mulai dari peserta, pelayanan rujukan sampai penanganan keluhan," paparnya. Dia juga mengaku sempat mengalami kendala atas jaminan kesehatan bagi anak gelandangan dan orang terlantar. Pasalnya, fasilitas menggunakan Jamkesmas sudah tidak ditanggung lagi. Setelah melakukan negoisasi, akhirnya bisa menggunakan fasilitas dari Jamkesda Depok. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan penandatanganan bersama Jasa Raharja, Coordination of benefit
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
3
LaporanUTAMA
RSUD Kota Depok & Tiga Rumah Sakit Swasta Depok
Jalankan BPJS
K
epala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noerzamanti Lies mengungkapkan saat ini BPJS sudah dijalankan di RSUD Kota Depok dan tiga RS Swasta Depok. Ia menambahkan untuk pemeriksaan tingkat satu, pihak Puskesmas di Depok selalu siap untuk menanganinya. Selain Puskesmas, sekitar 50 klinik praktek swasta dan dokter praktek mandiri di Depok juga siap memberikan pelayanan untuk pemeriksaan tingkat satu. “Walaupun kartu Askes yang lama masih tetap berlaku hingga Maret 2014, namun kami menghimbau kepada masyarakat eks Askes untuk mendaftar ulang ke BPJS,” himbau Lies. Pihak Dinkes juga bekerjasama dengan BPJS
untuk melakukan sosialiasasi bagi masyarakat yang belum terdaftar. Tujuannya, agar segera mendaftarkan diri di kantor BPJS di Kota Depok untuk menjadi peserta. Bagi yang belum terdaftar juga bisa mendaftar di kantor BPJS di jalan Kemakmuran no. 38, Depok Dua Tengah dengan mengisi formulir. “Untuk yang belum ter-cover atau kelompok yang tidak terdaftar dari BPJS, tapi sudah mendaftar dikenakan biaya premi perbulan. Untuk kelas 3 Rp25,500, Kelas 2 Rp42,500 dan Kelas 1 Rp59,000, untuk kelas VVIP dan VIP juga bisa, tinggal menambah biaya Chost sharing, sisanya pada saat perawatan rumah sakit,” ujarnya. Lies menuturkan, dengan
(biaya perawatan jasa raharja, bila terdapat biaya lainnya bisa diklaim ke BPJS). Nurhadi mengungkapkan, dalam menjalankan aktifitas seharihari dibutuhkan evaluasi terhadap pelayanan, administrasi dan medisnya. Hal itu berguna dalam upaya peningkatan kinerja dan pelayanan prima. Ia menambahkan, dengan diberlakukan sistem BPJS bisa mempermudah pelayanan masyarakat. Sebelumnya, seperti pelayanan eksklusif TNI dan saat ini bisa diakses oleh umum. Selain itu, segmen pasien swasta banyak yang pindah dan masih banyak yang harus dijaring. "Kita berharap, ke depan sosialisasi dilakukan pada masyarakat dan stake holder. Jangan hanya iklan yang terbatas atau cuma beberapa saja. Kalau dulu, sempat
Kantor pelayanan BPJS Kota Depok
4
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
membayar iuran JKN berarti ikut menjalankan prinsip kegotongroyongan. Peserta yang mampu dapat membantu peserta yang tidak mampu, peserta yang beresiko rendah dapat membantu yang
beresiko tinggi, dan peserta yang sehat bisa membantu yang tidak sehat “Daftarkan segera sebelum sakit, dan jangan lupa karyawan maupun pembantu di rumah juga bisa,” pungkasnya.
RSUD Kota Depok Buka BPJS Centre
ada cerita penahanan pasien di sejumlah rumah sakit. Namun, dengan adanya program ini diharapkan tidak ada lagi," jelasnya. BPJS Centre RSUD Kota Depok Mega Andrini Febrianti, SKM, mengaku bulan Januari masih masa transisi, masih belum banyak pelanggan, dan aplikasi belum jalan. Sementara, penggunaan internet sambungannya belum ada, tidak heran pasien yang sebelumnya memakai Askes atau Jamkesmas mengalami kesulitan. Namun, saat ini sudah berjalan dengan lancar dan aplikasi bisa digunakan. Dalam satu hari pasien sebanyak 200 orang. Dia menambahkan, saran bagi pasien pengguna BPJS melampirkan surat keterangan rujukan. Untuk yang berobat dengan fasilitas kesehatan tingkat satu/primer, terlebih dahulu mendapatkan rujukan dari Puskesmas, Klinik, atau dokter keluarga. Khusus gawat darurat, diperbolehkan tanpa rujukan. "Klaim untuk bulan Januari sebanyak 2089 kasus. Tentunya, kita berharap agar program BPJS bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat dalam jaminan kesehatan," jelasnya. Mega mengungkapkan, bila masih ada antrian panjang bisa dimaklumi. Untuk itu, sebagai solusinya tinggal pengaturan antrian saja. Terlebih lagi, adanya batasan bagi pasien Poliklinik di RSUD. "Semua berharap bisa memberikan pelayanan terbaik, tentunya hak dan kewajiban juga harus ditunaikan. Jangan lupa bayar preminya di awal," ujarnya.
LaporanKHUSUS
Tingkatkan Pelayanan Prima,
RSUD Kota Depok Gelar On The Job Training
pemberian materi, peserta juga diajak bermain peran. Baik sebagai pelanggan maupun profesi asal. Hal itu akan melatih kepekaan dalam memberikan pelayanan dan bekerja secara profesional. "Sebenarnya, tidak ada perubahan dengan kebijakan baru tersebut. Hanya saja, pengunjung bertambah dan pelayanan administrasi juga bertambah," tuturnya. Ambar mengaku sebenarnya setelah diberlakukan BPJS tidak ada perubahan dalam pelayanan. Hanya saja, dengan bertambahnya pengunjung maka pelayanan juga dituntut ekstra. "Di unit lain pengunjung meningkat. Tapi, khusus untuk unit kamar bersalin mengalami penurunan pengunjung. Sebelumnya, sehari ada 15 pengunjung, tapi setelah BPJS diberlakukan hanya ada 5 orang saja. Pastinya, bagaimana kita bisa memberikan pelayanan dengan baik," tuturnya. Sementara itu, salah satu peserta on the job training RSUD Kota Depok Popo
R
SUD Kota Depok menggelar acara On The Job Training. Kegiatan tersebut juga bagian dari upaya peningkatan pelayanan prima di rumah sakit kebanggaan warga Depok. Terlebih lagi, dengan berlakunya sistem jaminan kesehatan menjadikan banyaknya pasien dan pengunjung. "Pesertanya dari perwakilan semua unit RSUD. Tujuannya, agar mampu mengubah pola menuju lebih baik dan berdampak pada peningkatan pelayanan," ujar Manajer On Duty RSUD Kota Depok, Riyanto. Menurutnya, sebagai narasumber adalah dari internal RSUD yang telah mengikuti Diklat teknis dari BKD. Ia mengungkapkan, di hari pertama peserta dari rekam medis, pendaftaran dan informasi. Hari kedua, peserta berasal dari dokter dan staf manajemen. Untuk hari ketiga dan keempat, peserta dari perawat, unit penunjang dan manajerial. "Dengan melibatkan semua unsur ini, diharapkan bisa bersinergi dan bekerja bersama dengan tim," paparnya. Riyanto mengungkapkan, terkait materi seputar pelayanan prima. Diantaranya: sikap dalam pelayanan, interaksi dengan pelanggan dan lainnya. Apalagi,
selama ini masih adanya sorotan negatif dengan administrasi berbelit, antrian, sikap petugas kurang komunikatif dan sebagainya. "Materi yang disampaikan adalah bagaimana memberi pelayanan yang terbaik dan bisa memuaskan. Sehingga, tak ada anggapan negatif lagi dari masyarakat," jelasnya. Hal serupa diutarakan Penanggung Jawab Kamar Bersalin RSUD Kota Depok Hj. Ambarwati, M.Keb. Menurutnya, dalam
Kuriawan, dari Bagian Informasi mengaku senang dengan kegiatan itu. Menurutnya, banyak hal yang baru bisa diambil pelajaran. Diantaranya: sikap dalam memberi pelayanan harus dengan sopan, santun, tersenyum atau menjalankan motto 5 S. "Kondisi setiap hari banyak pengunjung, suhu panas, tapi kita tetap dituntut untuk selalu memberikan pelayanan prima. Kalau mengambil istilah pembeli adalah raja, maka disini pasien adalah raja," tutupnya. n
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
5
SOSOK
Riyanto Manajer On Duty RSUD Kota Depok
Jalankan Motto
Happy Solution K
alau di dunia politik kita mengenal istilah win-win solution. Namun, bagi Manajer On Duty RSUD Kota Depok Riyanto dalam menjalankan aktifitas sehari-hari berpegang pada moto Happy Solution. Maksudnya, pasien dan pihak RS mendapatkan solusi yang memuaskan. "Memang, dalam keseharian kita menerima banyak komplain dan keluhan. Namun, bagaimana bisa menciptakan solusi menyenangkan bagi pasien dan menyenangkan bagi RS. Semua pihak bisa terpuaskan," ujarnya. Riyanto mengaku, dalam menjalankan pekerjaannya dilalui dengan penuh tanggung jawab dan senang. Tentunya, sesuai dengan batasan-batasan koridor yang sudah ditetapkan. Berbekal pengalamannya sebagai pelaksana UGD sejak Maret 2009 sampai Juni 2010, membuatnya selalu tegar dalam menerima keluhan para pasien dan keluarganya. "Saya disini banyak belajar" terang mantan Penanggung Jawab UGD RSUD Kota Depok ini. Menurutnya, suatu hal yang paling berkesan adalah menghadapi komplain pasien dengan bermacam-macam karakter. Ada yang menggunakan bahasa baik dan tidak. Disaat seperti ini, yang penting adalah bisa menempatkan posisi dengan baik. Tentunya, harus bisa menetapkan posisi yang happy solution atau terpuaskan dengan jawaban. Dirinya menyadari, dalam pelayanan, sarana dan prasarana RSUD Kota Depok masih kurang. "Saya disini berupaya menjadi pendengar yang baik. Apalagi, harapan besar dari masyarakat tak seimbang dengan prasarana yang ada. Mereka maunya RSUD dan tidak mau dirujuk ke tempat lain," jelas pria asal Cilacap yang hobi traveling ini. Meski begitu, menurutnya sesuatu yang paling menyenangkan adalah bisa berinteraksi dengan masyarakat banyak. Diantaranya, secara internal, pasien atau keluarganya. Pejabat Depok ini, dituntut untuk mengetahui semua seluk beluk tentang RS milik Kota Depok. Riyanto mengaku, masa sulit yang dialaminya adalah
saat era peralihan BPJS. Seperti: penanganan gelandangan, dulu melalui Jamkesmas Non Kuota dari Kemenkes dan dianggarkan di Disnakersos. Sejak BPJS diberlakukan, kewajiban itu ada pada Pemerintah Daerah. "Awal Januari bisa dibilang susah. Karena masih masa peralihan BPJS. Alhamdulillah awal maret sudah ada solusinya untuk gelandangan dan orang terlantar," terang warga Parung Bingung ini. Dikatakannya, salah satu tugasnya sebagai Manajer On Duty harus bisa menjalin komunikasi dengan semua kalangan. Sebab, memiliki kewajiban dalam menampung, menanggulangi laporan kejadian yang penting pada atasan. Di samping itu, turut serta membantu masalah yang timbul dalam pelayanan RS dan berkoordinasi dengan atasan maupun instansi terkait. Meski dalam pelaksanaannya dibantu tiga orang, dia tetap berupaya bekerja sesuai kemampuannya. Secara umum, harapan bagi RSUD agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Diantaranya melalui pembangunan sarana dan prasarana cepat terselesaikan. Tentunya, supaya masyarakat Depok bisa dilayani dengan baik. Contohnya, segera dibangun gedung baru, penambahan ruang rawat inap, butuh ICU dan lainnya. n
BIODATA Nama : Riyanto TTL : Cilacap, 24 September 1979 Alamat Rumah : Jl. Raya Sawangan Rt 02 Rw 03 No. 121 Kel. Rangkapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Depok PENDIDIKAN 1997 : SPK RS Dustira 2005 : Politeknik Kesehatan Bandung RIWAYAT PEKERJAAN 1997 – 2009 : RS TNI AD Salak Bogor 2009 – sekarang : RSUD Kota Depok KELUARGA Istri Anak
Yang paling menyenangkan adalah bisa berinteraksi dengan masyarakat banyak
6
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
: Rusmiati : Raysha Nisrina Noreen
TipsSEHAT
Tips Memakai Obat Tetes Mata
O
bat Tetes mata merupakan obat dalam bentuk cairan steril yang mengandung satu atau lebih zat aktif. Adapun cara penggunaannya dengan meneteskan obat tersebut pada mata. Biasanya, di pasaran dikemas dalam bentuk botol dan minidose (bentuk strip yang terdiri dari botol-botol kecil). Agar dapat memberikan manfaatnya, perhatikan langkah-langkah pemakaian obat tetes mata berikut ini. a. Cucilah tangan dengan air dan sabun. b. Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak.
c. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantung. d. Pegang botol tetes menggunakan tangan yang lainnya sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. e. Tekan botol tetes secara perlahan sampai jumlah tetes cairan yang dibutuhkan masuk ke dalam kantung kelopak bawah mata. Jangan mengedip. f. Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihkan cairan berlebih pada wajah dengan menggunakan tisu. g. Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes mata. h. Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat. i. Cucilah kembali tangan dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel. j. Bila pemakaian lebih dari satu macam
tetes mata atau salep mata, beri jarak minimal 5-10 menit dengan mendahulukan pemakaian tetes mata, baru pakailah salep mata. k. Bila memakai lensa kontak, lepas dan pasang kembali sekitar 15 menit setelah pemakaian tetes mata. n
Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Obat Tetes Mata
a akan imbulkan rasa terbakar, tapi ini hany 1. Obat tetes mata mungkin men dokter pada lah anya bert , lama lebih sa tera berlangsung beberapa menit. Jika atau apoteker. orang. iknya tidak digunakan untuk beberapa 2. Obat tetes mata yang sama seba . mata s tete akan ggun ok mata selama men 3. Usahakan untuk tidak menggos sudah tidak ya yakn sela a warn bah beru atau h 4. Obat tetes mata yang sudah keru digunakan lagi. n ujung tisu yang sama untuk membersihka 5. Tidak disarankan menggunakan tube dan mata. ngga Sumber : Fakultas Farmasi-Univ. Airla
M
asalah utama yang dihadapi oleh anak yang perlu pemberian obat tetes adalah bagian telinga, hidung dan mata. Sakit yang dialami oleh anak-anak ini adalah karena lingkungan yang tidak sehat. Dapat juga terjadi karena mereka makan dan minum yang tidak terjaga kebersihannya. Karena sistem kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa, maka rentan terkena berbagai macam penyakit. Jika sistem kekebalan tubuhnya sedang turun, maka
Tips Pemberian
Obat Tetes Pada Anak benteng pertahanan tubuhnya menjadi terganggu. Hal yang umum adalah belekan. Cara yang paling mudah untuk mengobati masalah belekan pada bayi tentu saja dengan memberikan obat tetes.
Cara yang paling mudah untuk memberikan obat tetes pada bagian mata bayi adalah dengan membungkus bayi dengan menggunakan handuk atau selimut. Tujuannya, untuk memberikan penetesan obat agar tidak meronta-ronta. Selain itu, agar tangannya tidak menumpahkan obat yang akan anda masukan pada matanya. Berikut langkahnya: 1. Mencuci tangan hingga bersih. Agar tidak akan ada kuman yang nanti masuk bersama obat tetes yang akan diberikan. 2. Menggunakan tangan kiri, secara perlahan dan menarik kelopak mata pada bagian bawah. 3. Meneteskan obat mata secara pelan-pelan ke dalam rongga kelopak mata bagian bawah. Mungkin bayi akan menangis, harus tetap melakukannya agar masalah belekan tidak bertambah parah. n
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
7
ARTIKEL
Swamedikasi yang Rasional dan Bertanggunggung Jawab
S
wamedikasi atau pengobatan sendiri didefinisikan secara sederhana sebagai tindakan seseorang untuk mengobati dirinya sendiri untuk mengatasi pemyakit atau gejala penyakit dengan menggunakan obat-obatan yang bisa diperoleh tanpa resep dokter sebelum mencari bantuan ke fasilitas kesehatan. Berbagai faktor menjadi penyebab maraknya swamedikasi dilakukan di masyarakat saat ini, antara lain: 1. Faktor sosial ekonomi dan gaya hidup Meningkatnya kemampuan, pengetahuan masyarakat dan kemudahan mengakses berbagai informasi tentang penyakit dan pengobatan yang dapat dilakukan menyebabkan seseorang melakukan swamedikasi apabila dirinya menganggap bahwa penyakitnya ringan dan dapat diatasi dengan pengobatan sendiri. Di sisi lain mahalnya biaya kesehatan membuat swamedikasi dianggap oleh sebagian lain masyarakat sebagai alternatif pengobatan yang lebih terjangkau baik secara aksestabilitas maupun secara ekonomis. 2. Kemudahan untuk mendapatkan produk obat Sebagian masyarakat berpendapat akan lebih mudah dan praktis jika melakukan swamedikasi karena dapat dengan nyaman mendapatkan produk obat yang di butuhkan baik di apotek, toko obat, bahkan pasar swalayan jika yang dibutuhkan hanya golongan obat bebas atau bebas terbatas dibandingkan harus mengantri lama di klinik atau rumah sakit. 3. Ketersediaan obat Saat ini obat yang dibutuhkan masyarakat untuk melakukan swamedikasi tersedia di pasaran dengan berbagai pilihan tergantung kebutuhan. Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan swamedikasi antara lain: 1. Apakah masalah kesehatan anda memerlukan pemeriksaan dokter?
8
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
2. Apakah anda memerlukan obat? 3. Konsultasikan dengan apoteker tentang obat yang bisa diperoleh tanpa resep dokter dan sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan anda. Perilaku swamedikasi dapat dibenarkan jika memperhatikan beberapa hal berikut: 1. Obat yang digunakan adalah obat yang termasuk dalam golongan: a. Obat bebas Terdapat logo lingkaran berwarna hijau pada kemasan obatnya b. Obat bebas terbatas Terdapat logo lingkaran berwarna biru pada kemasan obatnya c. Obat OWA (Obat Wajib Apotek) Obat keras dalam daftar tertentu yang hanya boleh diberikan oleh apoteker di apotek. d. Suplemen makanan 2. Tidak menggunakan obat keras (terdapat logo lingkaran berwarna merah bergaris tepi hitam dengan huruf K di dalamnya; pada kemasan obatnya) kecuali OWA, karena obat-obat tersebut hanya boleh diberikan oleh dokter melalui resep; termasuk antibiotika yang paling sering disalahgunakan dan salah penggunaannya. 3. Mempertimbangkan kondisi khusus pasien, misalnya: sedang dalam kondisi hamil, anak-anak di bawah usia 2 tahun atau orang tua di atas usia 65 tahun; sebaiknya tidak dilakukan swamedikasi. 4. Seseorang yang melakukan swamedikasi harus sadar betul bahwa keberhasilan dan atau kegagalan dari pengobatan yang dilakukan menjadi tanggung jawabnya sendiri, sehingga dibutuhkan ketelitian dan kehatihatian dalam menentukan obat apa yang sebaiknya digunakan antara lain dengan cara membaca dengan seksama leaflet atau brosur obat yang tersedia. 5. Tidak menggunakan obat dengan cara
Wiwiet Nurwidya H, S.Farm., Apt. Kepala Unit Farmasi RSUD Kota Depok
penggunaan khusus atau obat yang harus digunakan dengan keahlian/ kompetensi khusus tenaga kesehatan. 6. Jika memungkinkan sebaiknya swamedikasi dilakukan dengan berkonsultasi dahulu dengan apoteker di apotek sehingga seseorang yang akan melakukan swamedikasi akan mendapatkan informasi yang tepat dan akurat tentang obat-obatan yang akan digunakan. Seseorang yang akan melakukan swamedikasi juga sebaiknya memahami betul kemanfaatan dan resiko dari pengobatan yang akan dilakukan sehingga dapat menilai apakah pengobatan tersebut masih perlu untuk dilakukan atau tidak. Selain itu beberapa kondisi di bawah ini juga harus menjadi pertimbangan seseorang tidak melakukan atau tidak melanjutkan swamedikasi dan segera pergi berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut: 1. Demam lebih dari 3 hari atau demam disertai dengan kejang. 2. Flu-batuk dan pilek lebih dari 1 minggu. 3. Diare yang disertai dengan demam 4. Sakit kepala yang tidak juga sembuh walaupun telah diberi obat dan dibantu dengan istirahat yang cukup dan tidur. Swamedikasi yang rasional dan bertanggung jawab dapat mendatangkan kemanfaatan tetapi jika tidak, akan menyebabkan kerugian baik secara materi hingga membahayakan jiwa. n
SuaraPASIEN
RSUD Sudah Nyaman,
BPJS Diberlakukan Antrian Makin Panjang
P
erubahan dari Jamkesmas ke BPJS, dirasa masyarakat masih menemui kendala. Seperti yang dirasakan pengguna Askes menjadi BPJS, Yuswarni (68). Warga Jl. Camar 3 Depok I, Pancoran Mas, Depok ini sudah berobat ke RSUD sejak tahun 2006. "Saya itu pelanggan setia RSUD. Padahal, penggunaan Ny. Yuswarni (68), Pasien BPJS peralihan Askes Askes seperti dulu sudah nyaman. Tapi, sekarang (pemberlakuan BPJS-red) antrian makin panjang. Prosesnya empat kali ke meja pendaftaran, datang pagi-pagi sekali dapat antrian nomor 140 dan baru bisa dilayani menjelang siang. Maklumlah, usia sudah tua. Kita minta agar lebih cepat dapat pelayanan," ujarnya. Penderita diabetes dan darah tinggi ini biasa-
nya konsultasi ke dr. Kahar. Dia mengaku, tahun ini untuk pengurusan jaminan kesehatan lebih repot dan banyak kendalanya. Selain itu, dengan masa berlakunya BPJS rujukan dari Puskesmas hanya selama satu bulan. Padahal, sebelumnya masa berlaku sampai tiga bulan. "Maklumlah, saya harus sebulan sekali rutin ke RSUD dan ga boleh putus. Kalau harus mengurusnya tiap bulan ya repot juga," tuturnya. Dirinya berharap dengan berlakunya BPJS pelayanan lebih baik. Ia menyadari, RSUD Kota Depok terbatas dalam SDM. "Kalau dulu Askes lebih diutamakan dalam pelayanan. Sebab, kita adalah pensiunan pegawai negeri yang dulu sudah bekerja untuk masyarakat. Tapi, sekarang saat kita membutuhkan jaminan kesehatan direpotkan. Coba saja lihat antriannya di RSUD, kayak ular atau ada 10 jalur. Saya cuma minta, agar antriannya bisa dipersingkat. Mungkin bisa dengan membuatkan antrian khusus untuk pasien yang sudah lansia," harapnya. n
Antri Lebih Awal
Biar Dapat Pelayanan
P
enerapan BPJS telah menjadikan pasien RSUD Kota Depok membludak. Pasalnya, pengguna Jamsostek dan Askes, semuanya beralih menggunakan BPJS. Sehingga, antrian panjang tak terelakkan. Menanggapi hal itu, salah satu pasien, Sumiyati warga Jl. Plered Pengasinan, Sawangan juga menyadari padatnya pengunjung dan kebijakan baru mengharuskan proses panjang. "Saya memang pengguna Jamkesmas dan sekarang ada perubahan. Yah memang kondisinya seperti ini, kalau saya mah sabar saja dan tidak masalah," ujar pengguna Jamkesmas ini. Menurutnya, dalam pelayanan seperti adanya antrian adalah hal wajar. Terlebih lagi, karena di RSUD Kota Depok masih kurang pegawainya. Ia mengaku, untuk mendapatkan nomor antrian harus antri di RSUD dari subuh. Tentu, lanjutnya, prosesnya sudah dilalui sebelumnya. "Kalau di sini kan terbatas, seperti poli bedah pelayanan 30 orang. Jadi, kita
harus datang lebih pagi. Ya kalau pas datang jam 06.00 WIB tidak dapat, ya harus lebih awal lagi. Terus, datang awal jangan ditinggal tapi harus ditunggu sampai dapat," tuturnya. Dirinya mengaku, datang ke RSUD mengantarkan orang tua dan mertuanya. Biasanya, dia datang ke Poli Syaraf pada dr. Agus. Memang antrian panjang, namun tetap mengikuti alurnya. "Memang sempat ada rumor, kalau mau cepat pelayanannya menggunakan cara umum dulu. Tapi, setelah ditangani baru bilang menggunakan fasilitas seperti itu dan uang akan dikembalikan. Kalau pakai cara itu kan kasihan juga merepotkan orang. Meski begitu, tetap harapannya agar semua berjalan lancar," tandasnya. n
Suasana loket BPJS di Rumah Sakit Depok
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
9
LintasBERITA
Warga Diminta Waspadai Penyakit Kaki Gajah
Forum OPD,
RSUD Kota Depok Tingkatkan Kualitas SDM
J P
enyakit Filariasis atau penyakit Kaki Gajah masih menjadi ancaman bagi warga. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok meminta warga mewaspadai penyakit Filariasis atau penyakit Kaki Gajah. Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut melalui menjaga lingkungan sekitar. "Kita minta agar warga selalu menjaga lingkungan selalu bersih. Jangan sampai, ada lagi warga yang terjangkit filariasis," terang Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Pemkot Depok, Noerzamanti Lies. Berdasarkan data Dinkes Pemkot Depok, sejak 2011 hingga 2013 ditemukan ada 46 warga Depok yang terjangkit penyakit Filariasis. Bahkan, lanjutnya, dari jumlah tersebut ada yang sudah meninggal dunia. Ia menambahkan, penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing Filaria dan ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat, seperti pembesaran pada kaki, buah zakar, payudara dan alat vital wanita. Selain itu, penyakit ini menyerang tidak pandang umur dan jenis kelamin, laki-laki, wanita, tua, muda dan anak-anak bisa terserang. "Penyakit Filariasis dapat diketahui dari periksa jari, apakah terinfeksi microfilaria atau cacing kecil yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti yakni nyamuk penyebab demam berdarah. Biasanya, yang tidak teridentifikasi sejak dini akan berkembang dan muncul beberapa tahun kemudian yang disertai pembengkakan dibagian yang terinfeksi,'' ujar Lies. Sebelumnya, saat pemeriksaan di sejumlah Kecamatan sudah banyak terinfeksi mikrofilaria. Salah satu langkah pencegahannya adalah menjaga lingkungan agar terbebas dari perkembangbiakan nyamuk. n
10
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
umlah pasien dan pengunjung RSUD Kota Depok dari hari ke hari kian meningkat. Terlebih lagi, dengan berlakunya BPJS. Kondisi tersebut membuat pihak menejemen rumah sakit milik pemerintah daerah itu harus bekerja lebih serius. Tak hanya penunjang rumah sakit seperti fasilitas dan lainnya, pihak RSUD Kota Depok juga terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini. “Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien tentu SDM-nya juga harus baik. Dari itu kami akan meningkatkan kualitas SDM yang berada di RSUD,” ujar drg Ernawati, Direktur RSUD Kota Depok, Kamis (27/2). Pernyataan tersebut diungkapkan Erna saat pemaparan Forum OPD RSUD Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata, kemarin. Dalam kesempatan itu, Ernawati juga memaparkan beberapa program kerja yang akan dilakukan pada 2015 mendatang. “Setiap harinya pasien yang berkunjung ke RSUD Kota Depok mencapai 300 orang, mereka harus kami layani dengan baik. Mereka datang dari berbagai wilayah di Depok bahkan ada yang dari luar Depok,” paparnya. Menurutnya, RSUD semula hanya memiliki delapan dokter spesialis, namun saat ini telah berkembang menjadi 18 dokter spesialis. Bahkan, di tahun ini juga pihak RSUD akan menambah satu dokter spesialis kulit dan kelamin. “Fasilitas itu tentunya mengikuti pembangunan. Sebab, akan menjadi persoalan juga ketika fasilitasnya siap akan tetapi pembangunannya tidak ada. Intinya kami ingin mengedepankan mutu dan pelayanan,” jelasnya. Terkait rencana lanjutan pembangunan Gedung F RSUD yang sempat terhenti, ia menjelaskan di tahun ini ada anggaran untuk melanjutkan pembangunan Gedung F tersebut. “Tahun ini dilanjutkan, namun nominalnya kami belum tahu pasti, itu bisa ditanya langsung ke Tarkim,” ungkapnya. Dalam kesempatan itu, dikupas pula terkait Jaminan Kesehatan Nasio-nal (JKN) oleh perwakilan Kemenkes dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kabupaten Bogor. Forum OPD yang dihadiri stakeholder dan beberapa lembaga seperti LPM dan lainnya menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan dan KCU BPJS Cabang Bogor. n
GALERI
Kegiatan Capacity Building RSUD Kota Depok diadakan di Talaga Cikeas pd tgl 12-13 Feb 2014 untuk gelombang I dan 19-20 Feb 2014 untuk gelobang II. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 gelombang agar dapat diikuti oleh seluruh karyawan.
On The Job Training RSUD Kota Depok yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien. Acara ini berlangsung selama seminggu dan diikuti seluruh karyawan RSUD Kota Depok.
Loket BPJS Centre RSUD Kota Depok
Seorang pasien peserta BPJS Kesehatan sedang mendaftar di BPJS Centre RSUD Kota Depok
Buletin RSUD Depok - EDISI 05/I/April 2014
11
TENANG..., Pemegang Kartu ASKES dan Jamkesmas
Otomatis Menjadi Peserta BPJS Kesehatan
Kartu Lama MASIH BERLAKU
Iklan Layanan Masyarakat ini disampaikan oleh: RSUD Kota Depok