Buletin RSUD Ciawi edisi 6 2018

Page 1

of t s e ThehBe Bteesrntship WI T or In D CIA Doct RSU k u t un

RSUD Ciawi Wujudkan RS Pendidikan


BANTUAN HIDUP DASAR AHA Guideliness 2015 BERNAPAS NORMAL ADA DENYUT Pantau hingga tenaga medis terlatih tiba.

1

BERNAPAS TIDAK NORMAL ADA DENYUT Berikan napas buatan : 1 napas buatan setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 napas buatan per menit. - Aktifkan sistem tanggapan darurat (jika belum dilakukan) setelah 2 menit. - Terus berikan napas buatan, Perhatikan apakah periksa denyut kurang lebih napas terhenti atau setiap 2 menit. Jika tidak tersengal dan ada denyut, mulai dengan periksa denyut CPR (lanjutkan dengan kotak (secara bersamaan). CPR). Apakah denyut - Jika kemungkinan terjadi benar-benar terasa overdosis opioid, berikan dalam 5-10 detik. nalokson sesuai protokol jika berlaku.

3A: - Amankan diri - Amankan pasien - Amankan lingkungan

3

2

CEK RESPON Korban tidak menunjukkan reaksi. Tepuk kedua bahu korban. Teriaklah untuk mendapatkan pertolongan terdekat. Aktifkan sistem tanggapan darurat melalui perangkat darurat (jika tersedia).

NAPAS TERHENTI ATAU TERSENGAL, TIDAK ADA DENYUT NADI

Pada saat ini, dalam semua skenario, sistem tanggapan darurat atau cadangan telah diaktifkan, serta AED dan peralatan gawat darurat telah tersedia atau seseorang telah menyediakannya.

Ambil AED dan peralatan gawat darurat (atau minta seseorang untuk melakukannya)

CPR Mulai siklus 30 kompresi dan 2 napas buatan Gunakan AED segera setelah tersedia.

YA, RITME DAPAT DIKEJUT. Terapkan 1 kejut. Segera lanjutkan dengan CPR kurang lebih selama 2 menit (hingga AED membolehkan pemeriksaan ritme). Lanjutkan hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban korban mulai bergerak.

AED Tersedia Periksa ritme detak jantung

TIDAK, RITME TIDAK DAPAT DIKEJUT. Segera lanjutkan dengan CPR kurang lebih selama 2 menit (hinga AED membolehkan pemeriksaan ritme. Lanjutkan hingga tenaga ALS mengambil alih atau korban korban mulai bergerak.

Jalan Raya Puncak No. 479, Ciawi, Bogor, Jawa Barat


Daftar isi

18

4 34

fokus Mengenal Rumah Sakit Pendidikan fokus

6 RSUD Ciawi Wujudkan

Rumah Sakit Pendidikan 9 “Kita Akan Terus Belajar� 11 Mengenyam Ilmu di RSUD Ciawi

Dari kami

14 RSUD CIAWI Raih Penghargaan The Best of The Best Doctor Internship 16 Mengenal Sindrom Guillain-Barre

14

diary

18 Sembuh dari Autis, Kok Bisa? 20 Jauhi Flakka! 22 Pemicu Lahirnya Kaum

36

Minoritas Seksual 24 Pencegahan Infeksi HIV/AIDS di Kalangan Remaja 26 Ayo Cegah Difteri

kolom

28 Periksa Kesehatan

Sebelum Menikah

30 Pentingnya MCU Pranikah (Premarital)

32 Kehamilan Di Usia Remaja 34 Cegah Anemia Defisiensi Besi pada Anak

info medis

sehat bugar

44 Bijaklah Menggunakan Antibiotik

36 Mengenal Geriatri 40 Pelayanan Geriatri dari Aspek Rehabilitasi Medik

B U L E T I N

Pelindung: drg.Hesti Iswandari, M.Kes. Pembina: dr. Eulis Wulantari M.Epid. drg. Achmad Zaenudin, MARS. Redaksi: Drs. Fernandes Itha Margaretha, Apt., MHKes. dr. Yukie Meistisia A Satoto, MHKes. NS. Dewi Atikah, S.Kep. MARS. Fotografer: Rivian Eka Putra, Amd. Produksi: PT BM Media, Jl. Masjid Nurul Ihsan, Ruko Blok I No. 10, Pondok Gede - Jakarta Timur. Telp : 021- 85508666, Hp : 0818945360 (marketing). Email: cs.ptabm@gmail.com, bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi: Jalan Raya Puncak No. 479, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16720

edisi 6 | 2018

1


dari kami Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.... Rasa syukur, bangga dan kebahagiaan yang tak terkira, tengah menyelimuti kami di RSUD Ciawi. Betapa tidak, kerja keras dan dedikasi yang kami berikan tidak lama lagi melahirkan langkah untuk bisa mewujudkan amanat, khususnya Peraturan Pemerintah RI No 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan. Di tahun 2018 RSUD Ciawi akan menjadi rumah sakit Pendidikan. Diharapkan ini sebuah terobosan yang luar biasa dan tidak mudah dalam pencapaiannya, karena dengan demikian otomatis akan tercipta penjaminan dan kepastian hukum penyelenggaraan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan yang bermutu melalui RSUD Ciawi. Memang, langkah ini tidak muncul begitu saja, namun ada proses panjang yang mengiringinya, sehingga rumah sakit pendidikan di RSUD Ciawi bisa terwujud. Sejak 2017 RSUD Ciawi mulai merintis dan mencoba melengkapi, apa saja yang harus disiapkan. Alhamdulillah pada pertengahan atau menjelang akhir tahun 2017, Universitas Tarumanegara melalui Fakultas Kedokterannya meminang RSUD Ciawi untuk menjadi rumah sakit pendidikan utama.

Selain menerima pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Dokter (Kepaniteraan Klinik), RSUD Ciawi juga menerima mahasiswa STIKES, Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Kegiatan magang dari peserta didik yang dilakukan di lingkungan di RSUD Ciawi adalah magang/dinas di poliklinik, rawat inap, IGD, ruang melahirkan/VK, ruang operasi, instalasi gizi, laboratorium, radiologi dan instalasi farmasi. Mereka semua menempuh proses pendidikan yang beragam, ada yang hanya lima minggu, tetapi juga ada yang hingga 10 minggu. Mengacu pada UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya, dimana dalam penyelenggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring. Rumah sakit pendidikan mempunyai arti yang penting dan strategis dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan pendidikan medis. Di samping memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit pendidikan juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter, dokter gigi dan dokter spesialis. Tidak kalah penting juga rumah sakit pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Berbagai upaya akan terus kami lakukan dan tingkatkan untuk bisa meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan medis bagi masyarakat. Sehingga RSUD Ciawi sebagai rumah sakit terpercaya pilihan masyarakat, khususnya di wilayah Bogor, bukan hanya slogan, tapi wujud nyata yang selalu bisa diandalkan dan kebanggaan banyak orang. Hal ini kami upayakan sematamata demi terwujudnya Kabupaten Bogor sebagai kabupaten termaju di Indonesia. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

drg. Hesti Iswandari. MKes Direktur RSUD CIAWI

2

edisi 6 | 2018


JADWAL PRAKTEK DOKTER kandUnGan

BedaH

BedaH onkoLoGI

BedaH ortHoPedI

BedaH UroLoGI

BedaH SYaraf BedaH dIGeStIf

PenYakIt daLaM

JantUnG

anak

SYaraf

ParU

keSeHatan Mata

retIna

dr. Gioseffi Purnawarman, SpoG, MHkes Selasa dr. freddy, SpoG Rabu dan Jumat dr. Jonas nara Baringbing, SpoG Sabtu dr. Syamsu rizal, SpoG Senin dr. Johan Lucas Harjono, SpB Selasa, Kamis dan Jumat dr enrico Saut M.P, Sp.B Senin, Rabu dan Sabtu dr. oki nico Junior Sp onk Senin - Kamis dr. dhevariza Pra dhani Spot Senin, Selasa dan Kamis dr. H. M. tsani Musyafa, M.kes.Spot Rabu dan Jumat dr. Yulfitra Soni, Sp.U Senin, Rabu dan Jumat dr. rosadi, Sp.U Selasa, Kamis dan Sabtu dr. Husdal Sp BS Senin dan Kamis dr.Syaiful Bachri,SpB(k)digestif Selasa, Rabu dan Jumat dr. rusli, SpPd Senin, Selasa dan Kamis dr. Miko Galastri, SpPd Senin, Rabu dan Jumat dr. Cristina tarigan, Sp.Pd.,fInaSIM Selasa - Jumat dr.devi astri r.a,Sp.Pd Senin - Sabtu dr.kornadi,SpJP Selasa dan Kamis dr. Chorniansyah I rahayu. SpJP. fIHa Senin, Rabu dan Jumat dr. Hj. Indra Harsanti, Spa Selasa dan Kamis dr. emilda, Spa Rabu dan Sabtu dr. Ity Sulawati, Spa Senin dan Jumat dr. Hari andang S., SpS Selasa dan Kamis dr. Ismi adhanisa Hamdani, Sp.S Senin, Rabu dan Jumat dr. Lydia a, Sp S, M.Si.med. Senin, Rabu dan Jumat dr. Maula n Gaharu,Sp.S Sabtu dr. fadjriwan, SpP Senin dan Selasa dr. Siti Solihah, SpP Rabu dan Jumat dr. dian Wisnu W, SpP Kamis dan Sabtu dr. Saptoyo argo Morosidi, SpM Selasa dan Kamis dr. nanda Lessi, SpM Senin dr. kantika Prinandita, SpM, M.kes Rabu, Jumat dan Sabtu dr. nanda Lessi, SpM Kamis dan Sabtu

tHt

radIoLoGI

HeModIaLISa

GIGI

BedaH MULUt konSerVaSI GIGI ProStodonSIa feto MaternaL

MedICaL CHeCk UP dan kLInIk okUPaSI

reHaB MedIk edeLWeIS

aneSteSI

kULIt & keLaMIn

koSMetIk (Skin Care) PSIkIatrI

eeG

dr. nurlina, SptHt Senin, Rabu dan Jumat dr. tenty SptHt Selasa dan Kamis dr. Shofiatul Mumayyiziah, Sprad Senin - Jumat dr. Syarifah Surbakti, Sprad Senin - Jumat dr rusli,SpPd Senin - Jumat drg. Wustoniatun Senin - Jumat drg. erli romauli Sabtu drg. edi Supriyanto Soetarto, Sp BM Senin, Rabu dan Jumat drg. Irma rachmatina SpkG Senin, Selasa, Kamis dan Jumat drg. fajar kartika,Sp.Pros Senin - Jumat dr. Budi Susetyo, SpoG Selasa dan Kamis dr. HJ. Irna Herlina Senin - Sabtu dr.Indri Jani Sukanda Senin - Jumat dr. agnes Candra dewi Senin - Jumat dr. agustina Puspitasari, Spok Senin - Jumat dr. ela SprM Senin - Jumat dr. Bertha Hotmaria Gultom Senin - Jumat dr. rudi H|P Sp an Senin dan Kamis dr. r. Pracahyo Wibowo, Sp an. M.kes Rabu dan Jumat dr.teuku rahmadsyah,Sp.an Senin dan Sabtu (Hanya CITO) dr. Gina triana Sutedja, Spkk Senin, Rabu dan Jumat bulan ganjil dr. novia Yudhitira. Spkk Selasa, Kamis dan Jumat bulan genap dr. Gina triana Sutedja, Spkk Selasa, Kamis, Jumat bulan genap dr. novia Yudhitira. Spkk Senin, Rabu dan Jumat bulan ganjil dr.abror Miftahuddin,Sp.kJ Senin - Jumat dr. Ismi adhanisa Hamdani, Sp.S Kamis dan Jumat dr. Lydia a, Sp S, M.Si.med. Senin - Rabu dr. Maula n Gaharu,Sp.S Sabtu

Melayani dengan Hati dan Senyum Pendaftaran: Senin - Kamis : 06.30 - 11.00 Jum’at - Sabtu : 06.30 - 10.00

Praktek dokter : Senin - Sabtu : 08.00 - Selesai

edisi 6 | 2018

3


ď Žfokus

Mengenal Rumah Sakit Pendidikan Rumah sakit pendidikan mempunyai arti penting dan strategis, terutama dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan pendidikan medis.

T

idak sedikit fakultas kedokteran menjalin kerjasama dengan berbagai rumah sakit yang dinilai layak untuk tempat penyelenggaraan kegiatan akademik bagi para mahasiswa semua jenjang program pendidikan fakultas kedokteran. Selain penyelenggaraan akademik, di sisi lain juga terjalin kerja sama yang aktif dan efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian kedokteran dan ilmu terkait lainnya. Maka dari itu, tidak salah kalau ada yang menyebut bahawa rumah

4

edisi 6 | 2018

sakit pendidikan merupakan fasilitas yang sangat krusial dalam pendidikan kedokteran. Karena dari rumah sakit pendidikan inilah mahasiswa kedokteran langsung terjun mengenyam pengalaman dan pengetahuan dalam menangani berbagai macam penyakit. Kerjasama Institusi dibangun dalam rangka pemenuhan wahana pendidikan baik pendidikan pra klinik maupun pendidikan klinik. Oleh karena itu kerjasama Institusi Fakultas kedokteran dengan pemerintah daerah Kabupaten/ Kota dan departemen Kesehatan,

sangatlah menentukan terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan Rumah Sakit Pendidikan. Rumah Sakit Pendidikan sendiri berfungsi sebagai sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Berdasarkan fungsi tersebut standar rumah sakit pendidikan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, Standar Rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit Pendidikan merupakan rumah sakit jejaring institusi pendidikan kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi kedokteran. Kedua, Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), merupakan rumah sakit khusus atau rumah sakit umum dengan


unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu. Ketiga, Rumah Sakit Pendidikan Satelit. Merupakan Rumah Sakit jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring rumah sakit pendidikan utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik. Kini di era perkembangan dunia medis yang semakin tinggi, berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas tengah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Diantaranya mengembangkan teknologi Kedokteran untuk peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, antara lain pengembangan teknologi reproduksi berbantu; pengembangan teknologi sel punca; transplantasi organ dan jaringan; pelayanan radiologi serta Health Technology Assesment (HTA) khususnya di rumah sakit pendidikan yang diharapkan dapat setara dengan pelayanan rumah sakit berkelas dunia. Kementerian Kesehatan juga tengah menyusun "Pedoman Rumah Sakit Kelas Dunia", dengan prioritas mendorong terwujudnya rumah sakit pendidikan yang menjadi World Class Hospital. Dengan prioritas ini diharapkan mutu pelayanan medik di negara kita akan semakin baik sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, sehingga masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan yang dirumuskan dalam visi Kementerian Kesehatan dapat terwujud. Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Sakit

Pendidikan adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya, dimana dalam penyelenggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring. Rumah sakit pendidikan mempunyai arti yang penting dan strategis dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan pendidikan medis. Di samping memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit pendidikan juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter, dokter gigi dan dokter spesialis. Tidak kalah penting juga rumah sakit pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Rumah sakit pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari rumah sakit non pendidikan terutama dalam hal-hal berikut: Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti; Penerapan metode penata-

laksanaan terapi terbaru; Teknologi kedokteran yang tepat guna; Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama; Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik; Tersedianya konsultasi dari staf medis pendidikan selama 24 jam. Dalam dua dekade terakhir, jumlah sarana kesehatan telah berkembang dengan pesat. Namun hal ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan medik dari sarana-sarana pelayanan kesehatan tersebut. Menurut National Health Care Group International Business Dev Unit (NHG-IBDU) di Singapura, tercatat 50 persen pasien internasional yang berobat di Singapura adalah warga negara Indonesia. Sementara itu, rata-rata jumlah pasien dari Indonesia yang berobat ke Malaysia sekitar 12.000 orang/ tahun. Banyaknya kunjungan berobat ke luar negeri tentu akan mengurangi devisa negara. Hal ini seharusnya dapat dihindari jika pelayanan kesehatan mampu memenuhi harapan masyarakat Indonesia sendiri.***

edisi 6 | 2018

5


ď Žfokus

RSUD Ciawi

Wujudkan Rumah Sakit Pendidikan

Harapan untuk melahirkan Rumah Sakit Pendidikan tertuang pada rencana strategis (renstra) 2021. Namun demikian RSUD Ciawi tengah berproses mewujudkan amanat Peraturan Pemerintah RI No 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan itu. Apa rahasianya?

S

ejalan dengan amanat UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Dalam melaksanakan tugas tersebut maka Rumah Sakit memiliki fungsi menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. Selain itu, berfungsi sebagai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan kesehatan. Sesuai dengan amanat UU itu pula rumah sakit juga berfungsi sebagai penyelenggara penelitian dan pengembangan serta 6

edisi 6 | 2018

penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Dalam kerangka menyelenggarakan fungsi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia tadi, serta untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan mendorong penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, maka RSUD Ciawi Kabupaten Bogor berupaya mewujudkan amanat Peraturan Pemerintah RI No 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan. “Dengan tercapainya RSUD Ciawi sebagai rumah sakit Tipe B Pendidikan di Tahun 2018, maka akan tercipta penjaminan dan kepastian hukum penyelenggaraan pelayanan, pendidikan dan peneli-

tian di bidang kesehatan yang bermutu,� ujar Direktur RSUD CIAWI drg. Hesti Iswandari. Namun itu semua, tidak terjadi begitu saja. Ada langkah panjang yang mengiringi dan catatan tersendiri yang mengiringinya sehingga rumah sakit pendidikan ini bisa terwujud. Bagi sosok wanita yang dikenal brilian dengan gagasan-gagasan cemerlangnya itu, semua ini bisa dilahirkan karena ada rangkaian rencana strategis (renstra) yang selama ini menjadi pegangan dan acuan dalam menjalankan serta


mengembangkan rumah sakit yang merupakan kebanggaan bagi masyarakat di Kabupaten Bogor ini. Memang, diakui Hesti, dalam Renstra RSUD CIAWI 2013-2018, salah satu titik berat yang akan dikembangkan adalah layanan

unggulan dari layanan. Rumah Sakit daerah bertaraf internasional itu menargetkan sebagai rumah sakit Trauma Centre di wilayah Kabupaten Bogor dan menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan. “Dua target ini harus bisa benarbenar sejalan dan seiring,� tambah Hesti. Dalam mengembangkan target sebagai rumah sakit Trauma Centre, RSUD Ciawi konsisten berjalan serta berkoordinasi dengan sejumlah layanan kesehatan lainnya, di antaranya Rumah Sakit Cisarua, Bogor. Sesuai dengan program Kementerian Kesehatan, target ini akan dikembangkan terus untuk menjadi rumah sakit kecelakaan, baik lalu lintas dan bencana.

Sejak tahun 2013 RSUD Ciawi sudah menerima mahasiswa, baik dari universitas maupun dari sekolah kesehatan. Baik itu, bidan, perawat, radiografer, laboratorium Sedangkan untuk Rumah Sakit Pendidikan, dalam Renstra RSUD Ciawi targetnya pada 2021, menjadi rumah sakit Tipe B Pendidikan. “Sebenarnya, sejak tahun 2013 RSUD Ciawi sudah menerima mahasiswa dan siswa, baik dari universitas maupun dari sekolah kesehatan. Baik itu, bidan perawat, radiografer, laboratorium, itu semua sudah kita lakukan. Tapi waktu itu belum ada sebutan rumah sakit pendidikan. Hanya saja, kalau sudah menjadi rumah sakit tipe B, apalagi pengelolaannya dengan BLUD, sudah bisa menerima mahasiswa. Dengan begitu kita memerlukankan status pendidikan, yang mana yang mengeluarkan adalah Kementerian Pendidikan melalui Dirjen Dikti,� terang ibu dua orang anak ini. Ditahun 2015, jumlah siswa yang mengikuti pendidikan di RSUD Ciawi, sekitar 568 orang. Sedangkan pada 2016, mencapai jumlah 800 orang lebih. Sedangkan di tahun 2017 hingga sekarang jumlahnya semakin besar, sekitar 1.110 orang siswa. Ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan, karena kualitas tenaga medis yang ada di dalamnya dinilai mumpuni untuk mengembangkan edisi 6 | 2018

7


fokus

profesi para calon-calon tenaga medis andal tersebut. Standar Rumah sakit pendidikan sendiri ada dua, yaitu rumah Sakit Pendidikan Utama dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit. Untuk RSUD Ciawi sendiri mengarah pada rumah sakit pendidikan utama. Sejak tahun 2017 RSUD Ciawi sudah mulai merintis dan mencoba untuk melengkapi, apa saja yang harus Disiapkan. “Alhamdulillah pada pertengahan atau menjelang akhir tahun 2017, Universitas Tarumanegara melalui Fakultas Kedokterannya meminang RSUD Ciawi untuk menjadi rumah sakit pendidikan utama,” tandasnya. Atas dasar pinangan tersebut, maka pada akhir 2017, RSUD CIAWI Melalui drg. Hesti Iswandari, meminta restu Provinsi Jawa Barat untuk bisa dinilai atau disurvey, apakah layak atau tidak menjadi rumah sakit Pendidikan. Pada 14 Februari RSUD Ciawi disurvey oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk menentukan apakah asesment (pengkajian) portofolio yang 8

edisi 6 | 2018

Dengan tercapainya RSUD Ciawi sebagai rumah sakit Tipe B Pendidikan di Tahun 2018, maka akan tercipta penjaminan dan kepastian hukum penyelenggaraan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan yang bermutu. diminta RSUD Ciawi sesuai dengan kenyataannya. Alhamdulillah pencapaian dari pengkajian tersebut RSUD Ciawi meraih nilai 80 persen. Oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat diingatkan bahwa untuk menuju ke Kementerian Kesehatan RI, nilainya harus lebih dari 80 persen, kalau di bawah nilai yang ditetukan tersebut, sudah dapat dipastikan tidak akan lolos. “Alhamdulillah kemarin nilainya 80 dengan catatan untuk melengkapi,” tambah Hesti. Artinya kalau kita melengkapi kekurangan itu, maka RSUD bisa memperoleh nilai lebih dari 80 persen. Rencananya dalam waktu dekat ini, hasil revisi ataupun perbaikan dari hasil survey tersebut

diserahkan lagi ke provinsi, untuk selanjutnya bisa direkomendasikan bahwa RSUD Ciawi meminta divisitasi, apakah layak menjadi rumah sakit pendidikan atau tidak. ”Jika lancar, pada Maret atau April 2018, status rumah Sakit Tipe B Pendidikan sudah bisa diperoleh RSUD Ciawi. Artinya, target yang tadinya ditetapkan pada 2021 sudah bisa direalisasikan pada 2018,” ujar Hesti bangga. Semua dukungan dan kepercayaan ini bisa terwujud berkat sinergitas yang solid dari seluruh jajaran RSUD Ciawi. Semoga rumah sakit daerah ini, mampu melahirkan tenaga-tenaga medis yang andal dan membanggakan. Maju terus RSUD Ciawi!***


Apa yang selama ini dirasakan belum lengkap, berupaya untuk terus dilengkapi. Kerja keras terus digaungkan untuk bisa menjalankan eksistensi Rumah Sakit Pendidikan yang saat ini menjadi bagian dari RSUD Ciawi.

S

emua dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik sarana prasarana, seperti gedung dan peralatan penunjang dalam mempermudah proses belajar mengajar termasuk juga para pembimbing yang bertugas mendampingi para siswa, terutama dalam praktek pendidikan. Salah seorang yang tidak kalah besarnya berperan dalam membidani kelahiran Rumah Sakit Pendidikan RSUD Ciawi ini adalah dr. Yulfitra Soni, Sp. Spesialis Urologi RSUD Ciawi ini menegaskan kalau berbagai persiapan sudah mencapai titik final, semua unsur kebutuhan dalam proses belajar mengajar sudah terpenuhi dengan baik. RSUD Ciawi selain menerima pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Dokter (Kepaniteraan Klinik) juga menerima mahasiswa STIKES, Akademi Kebidanan, Akademi Keperawatan, dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan.“RSUD Ciawi menerima 2 Fakultas Kedokteran yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara dan Universitas Kristen Krida Wacana. RSUD Ciawi menjadi RS Pendidikan Utama bagi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara,” tegas Yulfitra. Kegiatan magang dari peserta didik yang dilakukan di lingkungan di RSUD Ciawi adalah magang/ dinas di poliklinik, rawat inap, IGD,

“Kita Akan Terus Belajar” ruang melahirkan/VK, ruang operasi, instalasi gizi, laboratorium, radiologi dan instalasi farmasi. Mereka semua menempuh proses pendidikan yang beragam, ada yang hanya

ripsi mengenai seperti apakah pelayanan di Rumah Sakit umum Daerah Ciawi. Apa saja yang harus dilakukan, termasuk kebijakan-kebijakan yang ada di rumah sakit.”Dan

Di RSUD Ciawi para mahasiswa sudah menerima pendidikan untuk 9 bagian Kelompok Staff Medis di antaranya, ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, obgyn, bedah, radiologi, THT, mata dan anastesi. lima minggu, tetapi juga ada yang hingga 10 minggu. Ditambahkan Yulfitra, untuk mahasiswa kepaniteraan klinik, mereka akan didampingi oleh dokter spesialis, yang biasa disapa Clinical Instructor (CI). Melalui para CI ini semua siswa diberikan gambaran gambaran atau desk-

yang menjadi keunggulan disini siswa dapat belajar langsung mengenai kasus-kasus beragam yang ditangani RSUD Ciawi. Hal ini sangat penting bagi bekal mereka dalam menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai bekal profesi yang akan mereka jalani,” tambah Yulfitra. edisi 6 | 2018

9


fokus

Kontribusi pemerintah daerah sudah jelas sangat mendukung kegiatan ini, sehingga berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Di RSUD Ciawi para siswa sudah menerima pendidikan untuk 9 bagian Kelompok Staff Medis di antaranya, ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, obgyn, bedah, radiologi, THT, mata dan anastesi. “Sedangkan untuk profesi lain juga memiliki Clinical Instructor tersendiri yaitu, Radiografer, Analis Lab, Ahli Gizi, Perawat, Bidan dan Dokter Umum,” tambah Yulfitra. Ditambahkan Direktur RSUD Ciawi, drg. Hesti Iswandari, sehubungan kerjasama RSUD Ciawi dengan Universitas Tarumanegara (Untar), ada syarat yang harus dipenuhi, satu di antaranya rumah sakit pendidikan harus memiliki Komite Koordinasi Pendidikan (Komkordik). Hal ini sudah kita bentuk terlebih dahulu sebelum mengajukan assesment untuk diminta visitasi provinsi, kita membentuk Komkordik. Jadi setelah dibentuk komkordik rumah sakit mengajukan divisitasi sehingga kegiatan-kegiatan yang sebelumnya berada di Bawah Pendidikan dan Latihan (Diklat) RSUD Ciawi untuk ke depannya pendidikan itu ada dalam struktur Komkordik tersebut. “Komkordik ini bagaikan jantungnya rumah sakit pendidikan. Hampir seluruh kegiatan berada dalam pengawasannya,” tambah Yulfitra. 10

edisi 6 | 2018

Yang jelas, melalui kerjasama ini, pihak universitas berkewajiban melengkapi atau berkontribusi untuk peningkatan mutu anak didiknya. Pihak universitas juga harus bertanggungjawab untuk membantu kelengkapan syarat untuk terwujudnya rumah sakit pendidikan di RSUD Ciawi. ”Dan Alhamdulillah mereka sudah melakukan itu, baik itu kelengkapan saran prasarana untuk laboratorium, perpustakaan, bahkan ruangan-ruangan yang digunakan siswa, mereka berkontribusi, “ tegas Hesti. Kontribusi pemerintah daerah sudah jelas sangat mendukung kegiatan ini, sehingga berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan. Semua sudah diatur sebaik-baiknya. Sudah ada ruangan sendiri, sehingga pelayanan benar-benar tidak terganggu. Semua disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan, yang tadinya menumpuk di sebuah ruangan tertentu, sekarang semua sudah di atur dengan baik. Intinya keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini, membuat Kita terus belajar. Artinya peningkatan

skill bukan hanya coass (siswa) saja, tapi juga teman-teman di rumah sakit, baik itu dokter perawat atau tenaga non medis lain, jelas sangat berhubungan dengan keilmuan, khususnya dalam peningkatan atau update terhadap pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. “Paling tidak mereka harus terus belajar,” katanya. Selain itu, lanjut Hesti, ada juga masukan, tapi itu memang tidak terlalu besar, ada profit pendidikan, yang semuanya di atur oleh peraturan daerah, karena rumah sakit tidak bisa keluar dari ketentuan tersebut. “Kemarin itu memang kita tidak mendapat apa-apa. Tapi sekarang setelah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan dan harus ada Komkordik, di dalamnya juga harus tertuang peran-peran universitas yang bekerjasama dengan RSUD Ciawi,” katanya. Salah satu peran tersebut adalah kontribusi untuk sarana dan prasarana. Kemudian honor untuk para CI juga harus mereka bayarkan, gambarannya seperti itu. “Tapi paling tidak sekarang sudah jelas, karena ada Komkordik dan wadahnya,” tandas Hesti dengan senyum. ***


Mengenyam Ilmu R di RSUD Ciawi Sekalipun tergolong masih baru, tidak sedikit siswa yang mengaku menerima pengalaman dan pengetahuan berharga dari upayanya menimba ilmu di RSUD Ciawi.

umah sakit pendidikan merupakan fasilitas yang sangat krusial dalam pendidikan kedokteran. Di rumah sakit pendidikanlah mahasiswa kedokteran langsung terjun untuk mendapatkan pengalaman dalam menangani berbagai macam penyakit. Ini merupakan pengalaman luar biasa, sekaligus mampu memempertebal wawasan serta menjadi bekal bagi mereka yang tengah di asah menjadi tenaga-tenaga medis andal dan profesional. Situasi demikian dirasakan juga oleh Arie Yosefin. Dokter muda (coass) yang tengah menempuh pendidikan di RSUD Ciawi ini mengaku memiliki pengalaman luar biasa saat menempuh pendidikan untuk ‘memuluskannya’ meraih gelar dokter. Mahasiswa kedokteran dari Universitas Tarumanegara (Untar) ini mengaku, sejak di awal minggu menempuh pendidikan, berbagai pengetahuan dan pengalaman terus diperolehnya melalui pengarahan. Pengarahan awal di antaranya ditekankan pada kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), keselamatan

RSUD Ciawi membebaskan para mahasiswa untuk menganalisa pasien secara langsung. Seperti bagian obgyn (persalinan) dari awal sampai akhir mereka diberikan keleluasaan untuk mengatasi pasien. edisi 6 | 2018

11


ď Žfokus pasien dan segala standar operasional prosedur (SOP) yang diperlukan saat melaksanakan kegiatan belajar di rumah sakit ini. Kegiatan pengarahan awal ini dilakukan lebih kurang satu minggu. Masih diminggu pertama, setelah pengarahan awal tadi, masing-masing bagian dari para siswa ini diberikan pengarahan langsung oleh setiap kepala bagian (SMF) mengenai tugas awal yang harus ditempuh. “Untuk fasilitas dan pengajaran di RSUD Ciawi menurut saya sudah sangat mencukupi. Semua dilaksanakan sepenuhnya oleh Komite Koordinator Pendidikan

(Komkordik) RSUD Ciawi. Kemudian pemberian bimbingan dari konsulen (pembimbing), semuanya ditinjau dari kasus-kasus yang diberikan,� ujar Arie. Untuk fasilitas lain, seperti dukungan untuk jaga, ternyata RSUD Ciawi membebaskan para siswa untuk menganalisa pasien secara langsung. Bagi Ari yang 12

edisi 6 | 2018

mengambil bagian obgyn (persalinan) dari awal sampai akhir mereka diberikan keleluasaan untuk mengatasi pasien termasuk membantunya dalam proses melahirkan, tentunya semua ini masih dalam pantuan pembimbing atau pun perawat secara ketat. Kegiatan pendidikan di RSUD Ciawi semuanya masih dalam

suasana peralihan, seperti halnya perpustakaan yang harus pindah ke gedung F, semua buku-buku dan referensi bahan bacaan lainnya masih dalam proses penyusunan dan berusaha untuk dilengkapi. Awalnya perpustakaan ini hanya berada pada ruangan yang sempit, tapi kini setelah dipindah ke gedung baru, posisi ruangannya cukup


kakak bidannya pun ramah-ramah serta tidak membedakan antara siswa yang satu dengan lainnya. Bisa menambah wawasan dengan mudah dan tidak canggung. Baginya, pengalaman yang berkesan disini adalah bisa bertatap muka langsung dengan pasien. Kita selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan sebaikbaiknya. “Bagi saya yang akan berprofesi sebagai seorang bidan, tentu komunikasi ini sangat penting. Terutama bagaimana sang ibu mampu merawat dan menjaga kesehatan bayi dan dirinya sendi-

ri,” kenang Anisyah yang memilih menempuh pendidikan selama 10 minggu ini. Langkah ini biasanya disebut dengan pembekalan kesehatan bagi pasien (Penkes) terutama, setelah menjalani perawatan di rumah sakit. “Selama diberi masukan oleh pembimbing, tidak lama kemudian diaplikasikan kepada pasien,”katanya. Tentu ilmu dan pengalaman ini sangat bermanfaat dan berharga agar ke depan mampu membantu masyarakat dengan upaya maksimal dan terbaik. ***

besar dan memadai. Selain itu para siswa juga memiliki ruang diskusi tersendiri, padahal sebelumnya ruang diskusi ini belum menetap. “Tapi ini semuanya hanya masalah waktu, yang jelas kami melihat ada upaya untuk meningkatkan sarana penunjang yang dibutuhkan oleh para siswa,” tambah calon dokter yang ramah ini. Ungkapan senada juga dilontarkan Anisyah Rangkuti. Calon bidan yang berasal dari Akbid Prima Husada ini mengungkapkan kesan kalau selama mengikuti pendidikan di RSUD Ciawi banyak pengalaman baru yang diperoleh, terutama saat dirinya ditugaskan untuk dinas malam.”Karena di rumah sakit ini banyak juga dari institusi lain, sehingga para siswa disini bisa berbagi langsung mengenai banyak hal, terutama yang berhubungan dengan tugas dan tanggungjawab seorang bidan profesional. Dengan demikian kita terasa lebih kompak, meskipun datangnya dari institusi yang berbeda,” ujar wanita berhijab ini. Selain itu banyak juga pelajaran yang didapat. Dari kakakedisi 6 | 2018

13


ď Ždari kami

RSUD CIAWI Raih Penghargaan

The Best of The Best Doctor Internship B

eluma lama ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi memperoleh penghargaan The Best of The Best Doctor Internship. Penghargaan ini diperoleh melalui kegiatan Internship Dokter Indonesia (PIDI), yang merupakan program dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bagi para dokter dalam rangka upanyanya mengasah pemahiran dan pemandiriannya. Kegiatan perlombaan dilaksanakan pada September 2017. Diawasi langsung dari lembaga independen OIID. Untuk kegiatan ini lomba ini pun sebenarnya RSUD Ciawi tidak memiliki persiapan khusus. Semua itu merupakan rangkaian kegiatan rutin yang sudah dilakukan di rumah sakit tersebut, seperti halnya penyediaan sarana dan prasarana oleh wahana rumah sakit, dukungan dari direktur rumah sakit, bimbingan dari dokter pendamping internsip dan dokter jaganya, bahkan dukungan dari komite medik berupa diadakannnya rutin kredensial untuk dokter internship yang akan magang di sini. Dasar RSUD Ciawi mengikuti lomba itu karena memang direkomendasikan oleh pihak Kidi Provinsi Jawa Barat, karena 14

edisi 6 | 2018

rumah sakit ini masuk nominasi dan memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan. Syarat tersebut di antaranya, memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang program internship tersebut. Selain itu ada dukungan dari Direktur RSUD Ciawi drg. Hesti Iswandari dan berkas dokumentasi yang lengkap selama penyelenggaraam internship.


Proses penilaian dimulai dengan pengisian form kuesioner yang diberikan oleh OIID. Lalu pihak rumah sakit mengirimkan berkas-berkasnya, setelah itu mereka datang kembali ke rumah sakit untuk melihat pembuktian dari berkasberkas yang dikirimkan.

RSUD Ciawi mengikuti lomba itu karena memang direkomendasikan oleh pihak Kidi Provinsi Jawa Barat

edisi 6 | 2018

15


ď Ždari kami

Mengenal Sindrom Guillain-Barre

S

ebut saja R. Usianya 9 tahun dirawat di RSUD Ciawi dengan keluhan kelemahan pada kaki yang menjalar ke anggota gerak atas dan mengalami gagal napas. Pasien dirawat dengan menggunakan ventilator selama 36 hari di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan mendapatkan terapi IVIG pada minggu ke 2 perawatan. Pasien direncanakan untuk dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap, namun karena ketidaktersediaan tempat pasien tetap menjalani perawatan di RSUD Ciawi. Selama menggunakan alat bantu napas sempat terjadi komplikasi berupa infeksi saluran napas. Namun infeksi dapat diatasi dan akhirnya R diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan selama 54 hari. Perawatan

16

edisi 6 | 2018

R dilakukan secara bersama oleh dokter spesialis anak, spesialis saraf, dan spesialis anestesi. Saat ini R sudah bisa berjalan lagi, dan rutin fisioterapi di bagian rehabilitasi medis di RSUD Ciawi.

R merupakan pasien yang mengidap Sindrom Guillain-Barre (SGB). SGB sendiri merupakan paralisis neuropati perifer bersifat ascending, progresif dan berhubungan dengan proses autoimun. Secara klinis, kejadian SGB sering didahului oleh infeksi akut non spesifik sebelumnya, seperti infeksi saluran nafas atau infeksi saluran cerna. Gejala pada SGB terutama berupa kelemahan motorik dan areflexia namun juga dapat meliputi kelainan sensorik, otonom, dan batang otak. Insidens pada anak berkisar antara 0,5-1,5 per 100,000 anak sakit dan merupakan penyebab paralisis motorik akut yang paling sering ditemukan Sindrom Guillain Barre bermanifestasi dalam bentuk paralisis motorik yang simetris, dengan atau tanpa gangguan sensorik dan otonom. Fase progresif dari SGB berlangsung dalam beberapa hari hingga empat minggu dan diikuti dengan fase plateau, saat gejala


berada dalam keadaan persisten sebelum diakhiri dengan masa resolusi dari gejala yang lamanya bervariasi. Diagnosis dari SGB berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan elektrodiagnostik (EMG), dan analisis cairan serebro spinal. Berdasarkan gambaran klinis dan elektrofisiologi, SGB dibagi dalam beberapa tipe seperti yang tertera pada tabel 1. Pada pasien dengan SGB ringan, diberikan terapi suportif dengan pemantauan ketat dan persiapan bila pasien secara klinis mengalami perburukan. Plasmaferesis diindikasikan pada kasus yang nonambulatory, atau yang penyakitnya berlangsung secara agresif. Plasmaferesis atau plasma exchange merupakan terapi yang pertama kali terbukti efektif pada kasus SGB berat. Perbaikan klinis pasien nampak nyata dalam kemampuan berjalan tanpa dibantu, waktu penggunaan ventilasi mekanik lebih singkat, dan gejala sisa lebih ringan. Pada anak yang menderita SGB, plasmaferesis jarang dilakukan karena prosedur ini membutuhkan persiapan yang lebih kompleks seperti unit perawatan intensif (ICU), akses vena sentral dan mesin plasmaferesis. Selain plasmaferesis, hanya intravenous immunoglobulin (IVIg) yang terbukti efektif dalam mengurangi kegawatan dan memperpendek perjalanan penyakit. Pada SGB berat, pasien memiliki skala > 4. Prognosis SGB pada umumnya baik, namun pada beberapa kasus berat dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh gagal nafas. Pada kasus berat yang menggunakan alat bantu napas sering terjadi komplikasi infeksi saluran penapasan yang dapat

Tabel 1. Tipe Sindrom Guillain-Barre Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy (AIDP)

Mediasi oleh antibodi, dipicu oleh infeksi virus atau bakteri sebelumnya, gambaran elektrofisiologi berupa demielinisasi, remielinisasi muncul setelah reaksi imun berakhir, merupakan tipe SGB yang sering dijumpai di Eropa dan Amerika.

Acute motor axonal neuropathy (AMAN)

Bentuk murni dari neuropathy axonal, 67% pasien seropositif untuk Campylobacteriosis, elektrofisiologi menunjukkan absen/ turunnya saraf motorik dan saraf sensorik, penyembuhan lebih cepat, sering terjadi pada anak, merupakan tipe SGB yang sering di Cina dan Jepang.

Acute motor sensory axonal neuropathy Degenerasi mielin dari serabut saraf (AMSAN) motorik dan sensorik, mirip dengan AMAN hanya tipe ini juga mempengaruhi sensorik, seringkali terdapat pada dewasa Miller Fisher syndrome

Merupakan kelainan yang jarang dijumpai, berupa trias ataxia, areflexia dan oftalmoplegia, dapat terjadi gangguan proprioseptif, resolusi dalam waktu 1-3 bulan.

Acute panautonomic neuropathy

Varian yang paling jarang dari SGB, mempengaruhi sistim simpatis dan parasimpatis, gangguan kardiovaskular (hipotensi, takikardi, hipertensi, disaritmia), gangguan penglihatan berupa pandangan kabur, kekeringan pada mata dan anhidrosis, penyembuhan bertahap dan tidak sempurna, sering dijumpai juga gangguan sensorik.

mengakibatkan kematian. Angka kematian SGB berkisar 1-5 %, bila bertahan hidup 25-36% akan mengalami gejala sisa.

SGB sendiri merupakan paralisis neuropati perifer bersifat ascending, progresif dan berhubungan dengan proses autoimun.

Skala disabilitas sindrom Guillain-Barre menurut Hughes

0 1

2

3

4 5 6

Sehat Gejala minor dari neuropati, namun dapat melakukan pekerjaan manual Dapat berjalan tanpa bantuan tongkat, namun tidak dapat melakukan pekerjaan manual Dapat berjalan dengan bantuan tongkat atau alat penunjang Kegiatan terbatas di tempat tidur/kursi (bed/chair bound) Membutuhkan bantuan ventilasi Kematian edisi 6 | 2018

17


diary

Sembuh dari Autis, Kok Bisa? Jika ada yang berpendapat autisme sudah baku dan tidak ada lagi harapan itu paradigma lama. Autis bisa disembuhkan.

P

Penyandang Autis astinya, semua orang tua di lebih baik. “Yang terpendunia mengharapkan anakadalah orang-orang ting Ardan harus terus diajak nya lahir ke dunia ini dalam berkomunikasi. Memang ada yang spesial dan kondisi normal sehat walafiat, tak pola komunikasi khusus yang istimewa. Sedangkan kami gunakan sesuai petunjuk kurang satu apapun. Tapi takdir tak bisa dibendung. Apapun kepupara orang tua yang dan informasi dari terapisnya tusan dan kehendak Allah SWT Memang semuanya anaknya penyandang Ardan. pasti selalu yang terbaik. berat, tapi kami bersyukur kini autis, adalah orang- semuanya jauh lebih baik,” Ardan, sebut saja begitu. Menurut penuturan sang Ayah M. tandas Taufik haru. orang mulia Taufik, sejak bayi Ardan terlahir Untuk berinteraksi dan normal. Tidak ada tanda-tanda kelainan dari diri anak bersosialisasi dengan lingkunganketiganya tersebut. Namun, kehendak Allah itu baru nya, anak penyandang autisme terlihat ketika Ardan berusia 5 tahun. Dia lebih suka memerlukan suatu pola komumenyendiri. Diajak komunikasi pun tidak merespon nikasi tertentu. Pola komunikasi dengan baik. Tak ada kontak ketika diajak berbicara. disesuaikan dengan psikologi anak Seperti tengah asyik dengan dunianya sendiri. Setalah penyandang autisme yang memdidiagnosa lebih lanjut, dokter memvonis kalau Ardan punyai keterbatasan kemampuan di mengidap Autis. Dari situ perhatian keluarga tercurah kepada Ardan. Taufik yang berprofesi sebagai marketing di sebuah perusahaan swasta berusaha ‘mati-matian’ untuk berjuang demi kesembuhan Ardan, baik untuk pengobatan atau biaya terapi maupun pendidikan, yang dihitung-hitung membutuhkan jumlah yang cukup besar. ”Demi anak apapun kami lakukan yang terbaik. Kami berharap Ardan bisa sembuh, sehat seperti anak-anak lainnya,” tegas Taufik. Tapi kini di usia yang sudah merangkak dewasa, Ardan berangsur-angsur memperlihatkan gejala yang 18

edisi 6 | 2018


Arsyad Kasyafi Aziz, S.Psi, Psikolog RSUD Ciawi.

bidang sosialisasi dan komunikasi. Disinilah komunikasi punya arti penting dalam kehidupan semua orang. Di era global ini upaya meningkatkan kualitas komunikasi sangat diperlukan bagi siapa pun tidak terkecuali dengan anak penyandang autisme. Potensi kecerdasan mereka sebenarnya baik, namun sering tak dikenali orang akibat kualitas komunikasinya yang kurang atau bahkan sangat rendah. Tak jarang mereka lalu dianggap aneh, bodoh, biang keributan, dan lain-lain. Tak lain karena apa yang tersimpan dalam diri mereka tidak pernah terkomunikasikan dengan baik kepada orang-orang di sekeliling mereka. Menurut Psikiater dan pemerhati autisme, dr Kresno Mulyadi, Sp.KJ, autis dapat disembuhkan melalui terapi intensif nan terpadu, dan diet khusus bagi penyandangnya. "Jika ada yang berpendapat autisme sudah baku dan tidak ada lagi harapan itu paradigma lama. Berdasarkan temuan terbaru gangguan Autis dapat disembuhkan melalui terapi dini secara intensif dan terpadu", kata Kresno. Terapi yang dapat dilakukan meliputi terapi prilaku diantaranya menggunakan metode yang dikembangkan Ivar Lovaas dari UCLA yaitu konsep Aplied Behavior Analysis (ABA). Terapi ABA dilakukan intensif selama 40 jam per minggu dalam dua tahun di mana berdasar hasil penelitian terjadi peningkatan IQ yang besar pada penyandangnya, katanya. Kemudian, penyandang autis harus melakukan diet tidak mengkonsumsi terigu, coklat dan susu karena berdasarkan kajian terapi biomedik jenis makanan ini

memperparah kondisinya. Ia menjelaskan pada penyandang autis terjadi peningkatan daya serap di mana protein yang seharusnya tidak lolos pada makanan yang mengandung cokelat, terigu dan susu masuk ke peredaran darah dan terbawa ke otak. Setelah berada di otak zat yang terkandung pada makanan ini dinilai oleh saraf memiliki rumus kimia seperti morfin sehingga memperburuk kondisi penyandang autis dan dapat diibaratkan tengah mengkonsumsi morfin. Sedangkan makanan yang mengandung terigu akan memperparah pencernaan penyandang autis yang umumnya berjamur, kata dia. Oleh karena itu pada penyandang autis, diet gula, terigu dan coklat akan memperbaiki fungsifungsi abnormal pada otaknya sehingga saraf pusat bekerja lebih baik dan berbagai gejala autis dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Setelah itu jika diperlukan masih ada terapi lain sebagai penunjang berupa medikamentosa, okupasi dan fisik, wicara, bermain dan terapi khusus.Kunci dari semua itu adalah terapi dini, intensif dan terpadu sehingga penyandang autis akan bisa sembuh, katanya. Di Indonesia banyak penyandang autis yang sembuh dengan terapi tersebut dan berhasil menyelesaikan studinya hingga meraih gelar sarjana. Muhammad Valdi merupakan salah satu mantan penyandang autis, yang kini bisa hidup normal seperti remaja-remaja lainnya kebanyakan. Saat ini Valdi merupakan mahasiswa Jurusan Sejarah

Kebudayaan Islam, Universitas Islam Negeri Jakarta. Berkat terapi yang dilakukan secara intensif dan terpadu, serta dukungan semua pihak, sosok yang akrab dipanggil Valdi berhasil sembuh dari autis. Tidak hanya dapat menjalani keseharian sebagaimana anak normal, pria kelahiran 24 Mei 1994 itu juga menorehkan sejumlah prestasi. Tercatat ia beberapa kali turut memperkuat DKI Jakarta dalam sejumlah kejuaraan renang. Kini ia bercita-cita menjadi seorang sejarahwan. Kini dapat berkomunikasi dengan baik dan tampil sebagai pembicara memaparkan perjuangannya melawan autisme. Sementara, Rendy Ariesta kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1997 juga merupakan penderita autis yang berhasil sembuh melalui terapi Aplied Behaviour Analysis (ABA). Kini Rendy menjalani kehidupan normal sebagaimana remaja lainnya dengan perolehan nilai yang bagus di perguruan tinggi. Ia dapat menjalani aktivitas secara mandiri seperti naik angkutan kota ke sekolah, bergaul dengan teman sebaya dan mengembangkan hobi menyanyi, menulis lagu dan bermain gitar. Penyandang Autis adalah orang-orang yang spesial dan istimewa. Sedangkan para orang tua yang anaknya penyandang autis, adalah orang-orang mulia karena mendapat kehormatan dari Allah SWT, dititipkan anak khusus agar dapat lulus melewati ujian kehidupan.*** edisi 6 | 2018

19


ď Ždiary

Jauhi Flakka! Flakka bekerja menyerupai persilangan antara kokain dan methampetamin yaitu merangsang naiknya neurotransmiter dopamin. Apabila neurotransmitor ini melonjak jumlahnya di dalam otak menyebabkan penggunanya tidak sadarkan diri, cemas, paranoid, berhalusinasi.

S

ekilas bentuknya yang menyerupai kristal bening dalam botol kaca mengingatkan kita kepada butiran-butiran bath salt yang menawan. Jelasnya, kalaupun menyerupai bath salt, fungsinya bukan untuk bahan pendukung yang biasa kita gunakan untuk berendam karena lelah beraktifitas. Justru ini merupakan narkoba jenis terbaru (New Psychoactive Substances/NPS) yang ditemukan pertama kali pada 2013. Barang haram ini awalnya ditemukan dan digunakan oleh anakanak jalanan/berandalan yang ada di Amerika Serikat. Sekitar 2013 20

edisi 6 | 2018

hanya ditemukan 85 kasus, dan di bawah seribu kasus pada 2014. New York City melaporkan setiap minggunya ada 150 kasus terkait penggunaan flakka di rumah sakit. Demikian juga Drug Enforcement Administration (DEA) mencatat dalam sebuah laporannya bahwa pada 2015 terjadi peningkatan tajam dalam jumlah kasus overdosis akibat penggunaan flakka. Saat ini Flakka menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Dalam beberapa bulan ditemukan kasus penggunaan flakka. Flakka saat ini menjadi salah satu penyebab kematian di seluruh Amerika Serikat. Flakka berasal dari kata Spanyol yang berarti seorang wanita langsing dan cantik, biasanya dijual dalam bentuk kristal. Flakka adalah bahan aktif senyawa kimia yang disebut alpha-PVP. Efek yang diharapkan adalah stimulan yang kuat dan cepat bereaksi termasuk menyebabkan euforia dan peningkatan libido. Di Amerika sebagian pengguna zat ini adalah kalangan anak muda. Narkoba ini banyak diproduksi di Tiongkok, Pakistan, dan India. Flakka dapat dikonsumsi seseorang dengan berbagai cara, yaitu melalui rokok, menghirup, menempatkannya di bawah lidah seseorang, vaping, dan menyuntikkannya.

Saat dikonsumsi, flakka bekerja menyerupai persilangan antara kokain dan methampetamin yaitu merangsang naiknya neurotransmiter dopamin. Apabila neurotransmitor ini melonjak jumlahnya di dalam otak menyebabkan penggunanya tidak sadarkan diri, cemas, paranoid, berhalusinasi. Efeknya, bicara melantur, agresifitas yang sangat berbahaya, dan tindak kekerasan persis seperti orang yang mengalami gangguan jiwa berat (psikosis/skizofrenia) yang


dr. Abror Miftahuddin, SpKK Spesialis Psikiatri RSUD Ciawi.

mengalami peningkatan drastis kadar dopamin dalam tubuhnya. Efek samping lain pada fisik meningkatkan denyut jantung( takikardi), menaikkan tensi, kejang, dehidrasi yang dapat memicu terjadinya, serangan tantung, stroke, gagal ginjal sampai kematian. Seperti yang telah diketahui selama ini bahwa pemakaian atau penggunaan narkoba selalu membawa dampak atau efek buruk bagi penggunanya sendiri. Apalagi

jika pengguna sudah mengalami fase kecanduan, maka efek yang dapat dihasilkan bisa semakin menjadi-jadi. Contoh perilaku yang mengerikan dari pengguna flakka, menyerupai Zombie yaitu menabrakkan diri ke kaca mobil, ke tembok-tembok bangunan, melukai tubuhnya sendiri, paranoid, melukai orang di sekitarnya. Di Florida Amerika Serikat, seorang pria berlari tanpa pakaian, mencoba untuk berhubungan seks dengan pohon dan mengaku pada

polisi bahwa ia adalah Dewa Thor. Selain itu ada seorang pria lain berlari telanjang di jalanan sibuk saat tengah hari, ia meyakini bahwa seekor anjing Jerman shepherds sedang mengejarnya. Perilaku pecandu flakka biasanya sering tiba-tiba marah dan bersikap galak dengan orang-orang yang mereka temui. Perilaku tersebut jika orang normal menyaksikan akan merasa ngeri dan terkesan sangat brutal. Namun bagi pengguna/pecandu flakka, mereka tidak bisa mengendalikan perilaku aneh dan brutal tersebut apalagi jika menyakiti diri sendiri, akan tetapi perilaku tersebut sebagai akibat dari zat aktif berbahaya yang menguasai fungsi kerja tubuh. Dibandingkan dengan harga narkoba jenis lainnya, Flakka tergolong jenis narkoba yang sangat murah dan mudah didapat dikarenakan kalangan beredarnya narkoba ini di lingkungan menengah ke bawah. Tak heran jika banyak orang yang merasa gelisah dengan keberadaan narkoba jenis ini karena harganya murah dan cepat pula peredarannya. Flakka lebih mudah didapatkan dalam jumlah kecil dikirim melalui pos dengan menyamarkan benda tersebut sebagai bath salt. Penyebaran lainnya adalah dengan menyamarkan Flakka sebagai permen anak-anak untuk

mengelabui pihak berwenang. Flakka juga diedarkan melalui jalur media sosial/internet. Meskipun sering dijual sebagai kristal putih, pink, atau biru, juga didistribusikan dalam bentuk bubuk, pil, dan cairan, agar dapat dikirimkan melalui semua jalur pengiriman, sehingga sulit terdeteksi oleh orang tua dan penegak hukum. Mengingat bahaya dan peredarannya sangat cepat dan belum ada payung hukumnya, beberapa negara telah mengeluarkan undang-undang yang secara eksplisit melarangnya. Di Indonesia sendiri pengguna flakka baru terdeteksi baru-baru ini, namun tidak menutup kemungkinan peredarannya sudah meluas terutama di kalangan para junkers karena harganya yang sangat murah dan barang yang mudah didapatkan serta mudah disamarkan. Seiring laju perubahan yang cepat maka perlu antisipasi peredaran narkoba jenis baru ini dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan. Jaga keluarga kita dari semua kontak produk narkotika yang dapat merusak masa depan mereka. Semakin hari kreator narkoba jenis baru selalu mencari alternatif baru untuk memenuhi “kepuasanâ€? para pelanggan obatobatan terlarang.

Efek Flakka stimulan yang kuat dan cepat bereaksi termasuk menyebabkan euforia dan peningkatan libido edisi 6 | 2018

21


ď Ždiary

Pemicu Lahirnya

Kaum Minoritas Seksual

L

esbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual/Transgender atau sering disingkat LGBT, merupakan sebuah identitas orientasi seksual yang merujuk pada perilaku homosekualitas. Homoseksualitas merupakan ketertarikan individu secara seksual terhadap sesama jenisnya (lakilaki kepada laki-laki, perempuan kepada perempuan), yang diiringi oleh hasrat untuk membangun hubungan kepada seseorang yang berkelamin sama. Homoseksualitas, sebagai kata benda merupakan atraksi seksual atau aktivitas seksual kepada sesama jenisnya, biasanya orientasi homoseksualitas ini merujuk pada pelampiasan hasrat seksual kepada sesama jenisnya. Sebagai orientasi seksual, LGBT tergolong pada perilaku seksual abnormal. Istilah normal dan abnormal ini disandarkan pada dapat atau tidak diterimanya suatu perilaku atau orientasi oleh populasi masyarakat. Normal dan abnormal ini akan sangat terkait pada norma-norma yang berlaku di masyarakat, dimana seseorang atau sesuatu dianggap abnormal adalah ketika perilaku 22

edisi 6 | 2018

Ketertarikan terhadap tayangan televisi, sosial media yang menampilkan gambar pria dan wanita yang terlihat sangat vulgar hingga memicu lahirnya homoseksual pada awal masa kanak-kanak. tersebut berbeda dari norma yang dianut masyarakat atau ketidaklaziman yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Sehingga, istilah normal dan abnormal ini sangat erat kaitannya dengan perilaku mayoritas masyarakat. LGBT lebih disebut sebagai minoritas seksual ketimbang abnormalitas. Banyak resistensi masyarakat kekinian yang menggolongkan LGBT ini sebagai perilaku "sakit", "mental illness", "disorder", atau "gangguan jiwa". Meski begitu, para ahli sepakat bahwa LGBT ini merupakan penyimpangan dari normal, meskipun sering diperhalus dan tidak diidentikkan dengan perilaku yang negatif. Berbicara normal atau abnormal secara psikologis, seseorang akan dianggap secara psikologis normal jika dirinya dapat mengikuti norma sosial yang berlaku dan juga dapat mengendalikan dirinya akan dorongan-dorongan perilaku yang tidak sesuai dengan masyarakat.

Menurut Calhoun&Acocella (1990) juga Atkinson dkk., kriteria untuk mendefinisikan abnormal adalah pelanggaran norma sosial".

Dinamika Psikologis

Tidak ada satu ahli pun yang dapat mendefinisikan penyebab


munculnya perilaku homoseksual. Setidaknya sampai saat ini belum ditemukan fakta ilmiah yang pasti akan penyebab munculnya hasrat sesama jenis. Sama halnya juga dengan gejala heteroseksual, tidak dapat diketahui penyebab seseorang kenapa heteroseks. Jika dikaji dalam sudut pandang psikologi terutama dalam sub kajian Perkembangan, homoseksual muncul saat dinamika pencarian identitas seksual dalam perkembangan manusia. Sejak awal masa kanak-kanak, tugas perkembangan individu adalah juga menyadari identitas dan peran seksualnya. Pada masa kanak-kanak, muncul gejala awal seperti, anak memperlihatkan minatnya terhadap isu seks dengan cara memperbincangkan dengan teman sebayanya ketika tidak ada orang dewasa. Ketertarikan terhadap tayangan televisi, sosial media yang menampilkan gambar pria dan wanita yang terlihat sangat vulgar hingga memicu lahirnya homoseksual pada awal masa kanak-kanak. Masa ini bisa dinamakan masa dimana anakanak mencoba menirukan apa yang orang dewasa lakukan agar terlihat lebih keren dimata baik dirinya atau lingkungan sekitar. Pada masa ini pula, anak tertarik untuk merangsang organ kelaminnya sehingga terdorong untuk melakukan masturbasi. Kurangnya perhatian orang dewasa terutama orang tua pada isu seks pada usia awal masa kanak-kanak juga memicu “eksperimen� dengan teman sejenisnya yang sama-sama tidak tahu. Pada masa ini pula, anak dituntut untuk mempelajari stereotip peran seks. Hal ini disebut sebagai stereotip peran-seks tradisional. Seiring perkembangan zaman, stereotip peran tradisional ini

tergerus dengan keyakinan kesetaraan gender. Peran seks setingkat ini dapat memicu kebingungan anak akan stereotip peran antara laki-laki dan perempuan, sehingga anak bisa saja jadi bermain boneka atau merias diri dengan aksesoris ibunya. Sehingga, muncul perilaku feminim pada anak, ketika ini menjadi keyakinan identitasnya, anak bisa saja mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan. Hal ini diperparah ketika anak berada di sekolah di bully oleh teman sebaya dianggap sebagai banci dan dijauhi lingkungan sosialnya. Sehingga, anak laki-laki lebih diterima oleh teman perempuan sehingga merasa nyaman akibat adaptasi dengan keadaan bersama teman perempuannya dan anak ini terisolasi terus menerus hingga mengadaptasi perilaku perempuan dan menjadi identitas dirinya. Dan kondisi ini bisa berpengaruh pada orientasi seksualnya. Hal ini juga berlaku pada sebaliknya yaitu pada anak perempuan. Jika kondisi ini tidak juga mendapat perhatian, puncaknya anak akan terjerumus perilaku homoseksual. Selain faktor penyimpangan dalam perkembangan, homoseksual juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Salah satunya pengalaman sodomi atau

atraksi seksual dari orang lain terhadap dirinya. Korban sodomi akan merasa terhina, merasa pendosa atau merasa dilecehkan. Hal ini membuatnya mengalami krisis kepercayaan diri sehingga dirinya mungkin “mencoba-coba�. Faktor eksternal juga bisa berpengaruh dari sisi keluarga, seperti kurangnya perhatian dari Orang tua, Ayahnya sangat kasar pada dirinya, ataupun ibu terlalu dominan dan kasar serta ayahnya cenderung lemah. Hal itu memicu krisis identitas pada anak tersebut. Ada banyak kemungkinan lainnya yang dapat memicu seseorang menjadi homoseksual baik Lesbian, Gay, Biseks Maupun Transeksual. Pengalaman traumatis, maladjustment dan faktor lainnya baik internal maupun eksternal dapat membuat seseorang menjadi homoseksual. Perlakuan diskriminasi terhadap LGBT, juga akan memicu penguatan identitas LGBT akibat terisolasi secara sosial dan eksklusif bergaul dengan LGBT lainnya. Diskriminasi terhadap LGBT bukanlah jalan keluar, yang diperlukan adalah bimbingan moral, religius, serta merestrukturisasi kepercayaan terhadap identitasnya untuk kembali menjadi heteroseksual.

edisi 6 | 2018

23


ď Ždiary

Pencegahan Infeksi HIV/AIDS

di kalangan remaja

Di Indonesia sejak 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok orang berperilaku risiko tinggi tertular HIV, yaitu pada pekerja seksual (PS), pengguna NAPZA suntikan (penasun) dan diikuti peningkatan pada kelompok seks lelaki berhubungan seks lelaki (LSL/MSM) dan perempuan berisiko rendah.

T

ak hanya PS, penasun dan ibu rumah tangga, virus itu juga mulai merebak di kalangan remaja dengan jumlah kematian HIV AIDS dikalangan remaja di seluruh dunia meningkat. Data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) November 2013, jumlah remaja yang terinfeksi HIV menunjukkan lebih dari 2.000.000 remaja berumur 10-19 tahun hidup dengan HIV yang trendnya mengkhawatirkan.

Apakah HIV AIDS itu ??

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Virus yang menyerang dan menghancurkan sel kekebalan tubuh, sel darah putih (CD4) sehingga tubuh tidak mampu melawan infeksi. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah suatu kumpulan berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang. ODHA adalah orang yang telah terinfeksi virus HIV.

Siapa Saja yang Dapat Mengidap HIV AIDS ?

Setiap orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda, dari Negara manapun juga, agama manapun juga dapat mengidap HIV dan AIDS tidak terbatas pada sekelompok orang, Jenis kelamin atau jabatan tertentu. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyak24

edisi 6 | 2018

it lain karena system kekebalan tubuhnya terus-menerus menurun atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Penderita seiring dengan perkembangan HIVnya akan masuk ke dalam stadium AIDS, dimana system imunnya telah mengalami kerusakan parah.

Apa sih Gejala-gejala HIV AIDS?

Seseorang yang terkena virus HIV, pada awal infeksi tidak mengalami gejala apapun. Sebagian lagi mengalami gejala mirip flu dalam satu/ dua bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh tergantung daya tahan tubuh seseorang dan ia bisa tetap sehat dalam beberapa tahun. Gejala yang lainnya seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, ruam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening pada leher, nyeri sendi, menggigil, dan sariawan. Bila seseorang yang terinfeksi HIV tidak mendapatkan pengob-

atan (ARV) HIV ini bisa berkembang menjadi AIDS dalam kurun waktu 7-10 tahun yang akan datang. Pada saat AIDS berkembang, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah, membuat seseorang rentan terhadap infeksi. Gejala AIDS biasanya muncul bila orang terinfeksi memiliki CD4 < 200 sel. Sehingga mudah terserang bakteri, virus, jamur, parasit, maupun organisme lainnya. Kondisi ini disebut infeksi oportunistik: TB Paru, diare kronis, sesak napas (Pneumonia/PCP), Jamur di mulut (Candidiasis Oral), nyeri menelan (Candidiasis Oesopagus), sakit kepala (Toxoplasma Cerebrall).

Bagaimana Cara Penularan HIV AIDS ?

Penularannya dapat melalui berbagai cara, diantaranya: a. Penularan Ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan, dan saat menyusui (melalui ASI). b. Hubungan seksual tanpa kondom lewat cairan vagina dan sperma. c. Jarum suntik yang sudah tercemar HIV yang dipakai bergantian, misalnya pemakaian jarum suntik di kalangan pengguna narkoba suntik. d. Transfusi darah dari orang yang terinfeksi HIV AIDS, bila kita menerima darah dari pendonor, terlebih dahulu darahnya harus dicek terinfeksi HIV atau tidak. HIV AIDS tidak menular melalui hubungan sosial seperti berjabat tangan, bersentuhan, berpelukan, berciuman biasa, penggunaan peralatan makanan dan minuman, gigitan nyamuk, berenang di kolam renang umum atau penggunaan toilet bersama.


dr. Bertha Hotmaria Gultom Klinik Edelweis RSUD Ciawi.

Bagaimana sih Pencegahan HIV AIDS?

Pencegahan penularan HIV AIDS, diantaranya: a. Hindari atau jauhi seks bebas. Seks bebas di usia remaja/ anak dibawah umur rentan terhadap penyakit kulit kelamin, herpes, HIV AIDS. Seks bebas yang terjadi pada kalangan remaja adalah masalah sosial yang sudah mengglobal saat ini. Para ahli menganggap bahwa dorongan seks manusia adalah warisan biologis, namun demikian beberapa diantara remaja menyalahgunakan dorongan seks dengan seks bebas, yang mana seks bebas rentan terhadap infeksi HIV. b. Tidak mengkonsumsi narkoba Tidak mengkonsumsi narkoba khususnya narkoba suntik. Karena jika satu jarum dipakai bersama-sama dan diantara pemakai ada yang terinfeksi HIV, jarum tersebut dapat menjadi media penularan virus HIV. c. Tidak membuat tato Jarum tato, pisau cukur, merupakan alat yang dapat terpapar langsung dengan darah orang yang terinfeksi HIV jika penggunaan alat tersebut dipakai bersamaan (bergantian). d Menjauhi penyimpangan seksual Pertambahan jumlah pelaku LGBT di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2009 s/d 2012 meningkat 37% yang juga diikuti dengan peningkatan akses internet pornografi dan narkoba. Selain faktor biologis pengaruh lingkungan terdekat terutama keluarga, teman bermain, kekerasan

seks, paparan konten pornografi dan narkoba disinyalir kuat menjadi pemicu praktek LGBT. Apalagi remaja memiliki sifat keingintahuan yang tinggi akan sesuatu, berani berbuat, dan kurang memikirkan akibatnya. Keluarga mempunyai peran penting dalam memerangi dan mencegah HIV AIDS. Salah satunya melalui pendidikan seks untuk remaja. Mengajarkan masalah seks pada anak-anak memang tidaklah mudah. Jika salah paham bisabisa anak malah takut, bukannya mengerti bahkan salah mengerti. Pendidikan seks lebih terfokus bagaimana mereka mengenal dirinya, mempunyai konsep diri yang positif, dan mengajarkan mereka saat memasuki pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh, dan organ vital mereka. Misalnya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Jika sang anak mendapat pendidikan seks yang baik dan benar dari orang tua, bukan tidak mungkin seks bebas di kalangan remaja bisa diatasi dan tingkat penderita HIV/ AIDS bisa dikurangi. Selain pendidikan seks juga diimbangi dengan bimbingan pergaulan baik di rumah maupun di luar rumah. Orang tua juga harus dapat memfilter tayangan televisi untuk anaknya sesuai usia anak. Peranan agama

strategis untuk membantu dan mencegah HIV AIDS.

Apakah Remaja Harus Peduli/ Memahami Bahaya HIV AIDS? Apakah Remaja Mengupdate Isu-isu Seputar HIV AIDS?

HIV AIDS termasuk salah satu masalah yang harus segera ditindaklanjuti agar remaja tidak menjadi korban penderita. Untuk mengantisipasi penularannya remaja harus memahami apa itu HIV, dan mengupdate isu-isu seputar HIV AIDS. Dengan remaja memahami apa itu HIV AIDS dan mengupdate isu-isu HIV AIDS, maka remaja akan menghindari seks bebas, narkoba jarum suntik, dan tidak akan mendiskriminasi penderita HIV AIDS (zero discrimination). Remaja adalah generasi penerus bangsa objek dan subjek pembangunan, cikal bakal terbentuknya keluarga baru yang bakal tumbuh dan berkembang menjadi penduduk baru, karenanya remaja menjadi perhatian bersama dalam mengalami kehidupan di masa kini serta persiapan kehidupan berumah tangga di masa yang akan datang.

Remaja jaga dirimu dan sebayamu dari bahaya napza, seks bebas, dan hiv aids

dan keluarga pun memiliki peran penting dalam pendekatan masalah HIV AIDS. Karena pendidikan agama dinilai memiliki peran edisi 6 | 2018

25


ď Ždiary

Ayo Cegah

Difteri Difteri sangat mudah menular, terutama melalui percikan ludah dari batuk, bersin, muntah, kontak langsung dan melalui alat makan. Sumber penularannya melalui manusia yang membawa kuman difteri (penderita difteri dan karier difteri).

U

ntuk itu, saat ini satu-satunya guna mencegah penyakit yang sangat berbahaya ini adalah melalui imunisasi. Imunisasi ini terdiri dari Imunisasi lengkap yang mencakup imunisasi dasar, terutama bagi bayi usia 2 hingga 4 bulan, melalui vaksin DPT-HB-Hib, dengan jarak 1 bulan. 26

edisi 6 | 2018

Untuk imunisasi lanjutannya, ditujukan bagi bayi usia 18 bulan melalui Vaksin DPT-HB-Hib. Selanjutnya bagi anak usia Sekolah Dasar Kelas 1, melalui Vaksin DT. Selanjutnya untuk usia Sekolah Dasar kelas 2 dan 5 melalui Vaksin Td. Begitu juga dengan wanita usia subur (termasuk wanita hamil, bisa menggunakan Vaksin Td. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi difteri secara lengkap seharusnya tidak tertular penyakit tersebut. Tetap jaminan itu dari Allah. Masalahnya imunisasinya cukup dan lengkap atau tidak. Karena mudahnya penularan penyakit difteri, penderita yang dirawat di rumah sakit biasanya


Ity Sulawaty, Sp.A Spesialis Anak RSUD Ciawi.

Penyakit yang disebabkan Bakteri Corynebacterium difteriae itu, jika menyerang manusia, dampak yang ditimbulkan biasanya memiliki masa inkubasi (mulai saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh atau saat penularan, sampai saat timbulnya penyakit) antara 1 hingga 8 hari. Selain itu muncul tanda dan gejala difteri (terutama beslag) dalam kurun waktu 2-5 hari setelah masa inkubasi. Disamping itu si penderita juga akan mengala-

diisolasi dan tidak boleh dikunjungi untuk mencegah penularan. Difteri merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian tinggi. Tercatat di tahun 1921, akibat difteri sebanyak 206.000 kasus kematian mengemuka. Hal ini terjadi lantaran di tahun tersebut belum ditemukan vaksin dan obat difteri. Kemudian, di tahun 2009, penyakit ini kembali melanda wilayah Jawa Timur, sehingga pemerintah pusat dan daerah setempat menyatakan kasus penyakit ini menjadi kejadian luar biasa.

dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut dengan bull neck. Pada 6 Desember lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sebanyak 66 persen dari keseluruhan kasus difteri yang terjadi sepanjang 2017 di seluruh Indonesia adalah karena penderitanya tidak diimunisasi. Sebanyak 66 persen kasus difteri yang

Satu-satunya guna mencegah penyakit yang sangat berbahaya ini adalah melalui imunisasi. Imunisasi ini terdiri dari Imunisasi lengkap yang mencakup imunisasi dasar, terutama bagi bayi usia 2 hingga 4 bulan mi demam hingga lebih dari 39 drajat celcius. Gejalanya juga mirip dengan infeksi respiratori akut bagian atas, yakni nyeri tenggorokan dan nyeri saat menelan. Ekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah. Difteri juga memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau hidung yang

ada karena tidak ada imunisasi sama sekali, 31 persen imunisasi kurang lengkap, dan 3 persen lainnya imunisasi lengkap. Pada Januari hingga November 2017, tercatat 593 kasus difteri terjadi di Indonesia dengan angka kematian 32 kasus. Kasus tersebut terjadi di 95 kabupaten-kota pada 20 provinsi. Ayo imunisasi untuk cegah difteri! edisi 6 | 2018

27


ď Žkolom

28

edisi 6 | 2018


Periksa Kesehatan Sebelum Menikah H Sebaiknya setiap pasangan baik lakilaki maupun perempuan memeriksakan kesehatannya terutama kesehatan reproduksi

ampir semua orang yang akan menikah pasti memiliki tujuan untuk memiliki keturunan atau anak. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa untuk bisa memiliki anak banyak faktor yang berpengaruh, tidak hanya dari pihak perempuan saja tapi juga bisa disebabkan oleh pihak laki-laki.

Untuk itu sebaiknya setiap pasangan baik laki-laki maupun perempuan memeriksakan kesehatannya terutama kesehatan reproduksi, untuk mengetahui apakah ada masalah dalam organ reproduksinya. Sehingga jika nanti terjadi sesuatu seperti susah memiliki anak atau ada masalah pada kandungannya, pasangan tidak saling menyalahkan satu sama lain Dalam proses menuju pernikahan, pasangan akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan seperti persiapan gedung, baju pengantin, catering dan lain-lain. Terkadang pasangan sering melewatkan cek kesehatan dalam daftar persiapan pernikahannya. Karena, di beberapa KUA di Indonesia, pemeriksaan kesehatan adalah bukan salah satu syarat untuk menikah.

Pada kenyataannya banyak di antara kita yang tidak mengetahui status kesehatan kita sendiri. Kondisi ini terjadi karena sebagian masyarakat jarang yang melaksanakan general check up Tahunan secara rutin. Seseorang terlihat sehat tetapi bisa saja pembawa dari penyakit yang tidak disadari Untuk itulah, sangat direkomendasikan bagi calon pengantin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah. Pemeriksaan ini bertujuan mengidentifikasi masalah kesehatan saat ini atau yang akan muncul dikemudian hari. Pemeriksaan ini juga mengetahui apakah anda akan mendapatkan keturunan sehat.

1.

Hematologi Lengkap

2.

Morfologi Darah tepi

3.

Analisis HB (Hb Elektroforesis

4.

Ferritin

5.

Serum Iron-TIBC

6.

Gol darah dan Rhesus

7.

Urine Rutin

8.

GDP, GDS

9.

HbsAg

10. VDLR/TPHA 11. Anti Toxoplasma I9G 12. Anti Rubella I9G 13. Anti CMV I9G edisi 6 | 2018

29


ď Žkolom

Pentingnya MCU Pranikah (Premarital) Premarital check up atau pemeriksaan kesehatan pranikah merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh pasangan yang akan menikah. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat penyakit genetik serta penyakit infeksi dan menular pada pasangan untuk mencegah penularan penyakit tersebut kepada pasangan dan anak/bayi disaat melahirkan.

S

emua pasangan yang akan atau telah menikah dan sedang berencana punya ‘momongan’ tentu perlu untuk melakukan tes ini. Terlebih lagi, jika salah satu pasangan mempunyai penyakit keturunan terkait genetik atau mempunyai riwayat penyakit infeksi dan menular. Tidak hanya wanita saja yang akan menjadi calon ibu yang perlu melakukan premarital check up, tapi juga pria perlu melakukan hal ini. Sebaiknya datang berdua dengan pasangan Anda saat melakukan premarital check up. Dengan mengetahui kondisi kesehatan pasangan Anda sejak 30

edisi 6 | 2018


dr. Lelyawati, MHKes, SpPK Spesialis Patologi Klinik

dini, maka Anda bisa merencanakan kesehatan keluarga Anda lebih baik lagi. Tindakan pengobatan dan pencegahan penularan penyakit pun bisa dilakukan sebelum kehamilan/melahirkan anak. Premarital check up sangat membantu dalam mengidentifikasi masalah kesehatan dan risikonya untuk diri Anda sendiri dan pasangan. Ini juga penting dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan (seperti penyakit keturunan) atau keterbatasan pada calon anak Anda. Untuk bisa hamil sampai melahirkan anak, Anda dan pasangan (terutama wanita) harus berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Sehingga bisa mempersiapkan untuk memiliki anak atau keturunan yang sehat. Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari premarital check up: a. Mengetahui status kesehatan dari pasangan b. Mendeteksi penyakit menular, seperti hepatitis B dan HIV/AIDS c. Mendeteksi penyakit/ kelainan genetik, seperti anemia, thalassemia, hemofilia

thalassemia dan hemofilia). Kelainan darah merupakan kondisi kesehatan yang berkepanjangan dan dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan Anda. Bayi yang lahir dari ibu dengan kelainan darah memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit yang sama. 3. Tes penyakit menular seksual, hepatitis B, dan HIV. Sangat penting bagi Anda dan pasangan melakukan tes ini sebelum menikah. Siapa pun bisa saja tertular penyakit ini tanpa diduga sebelumnya. Sehingga, mengetahui penyakit ini lebih dini akan lebih baik untuk merencanakan kehidupan keluarga Anda. 4. Tes penyakit genetik. Mengetahui riwayat penyakit dari pasangan atau penyakit keturunan dari

pasangan dapat membantu Anda lebih mengenal pasangan dan merencanakan kehidupan keluarga Anda. Selain itu, perawatan lebih dini juga dapat dilakukan untuk mencegah penyakit lebih buruk. Tes ini dapat dilakukan untuk memeriksa diabetes, kanker, hipertensi, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Untuk harga premarital check up mungkin relatif (tergantung dari tes apa aja yang Anda lakukan), tapi manfaatnya sangat besar untuk Anda dan keluarga Anda. Premarital check up bisa Anda lakukan bersama pasangan beberapa bulan sebelum menikah atau setelah menikah atau ketika Anda sedang berencana memiliki anak. Dengan begitu, perencanaan Anda untuk memiliki anak menjadi lebih matang.

Pemeriksaan/Jenis tes untuk premarital check up adalah:

1. Tes golongan darah. Ini merupakan hal sederhana, tapi bisa berdampak sangat penting bagi calon bayi Anda. Jika golongan darah Anda tidak cocok dengan pasangan Anda, maka dapat memengaruhi perkembangan bayi Anda dalam rahim atau mungkin bermasalah di masa depan. 2. Tes kelainan darah (seperti edisi 6 | 2018

31


ď Žkolom

Kehamilan di Usia Remaja 32

edisi 6 | 2018


dr. Freddy Dinata, SpOG Spesialis Obstetri & Ginekologi RSUD Ciawi.

S

ebuah lembaga kesehatan di Amerika menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang masih berusia remaja dapat mengalami keterlambatan perkembangan intelektual, memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah, serta mengalami berbagai gangguan kesehatan dan gangguan perilaku. Komplikasi atau gangguan kesehatan sering terjadi pada remaja yang hamil. Hal ini dikarenakan para remaja seringkali tidak mencari pertolongan medis untuk merawat kehamilannya. Beberapa komplikasi atau gangguan kesehatan yang dapat ditemukan pada kehamilan remaja adalah anemia, preeklampsia (tekanan darah tinggi), plasenta previa, dan kelahiran prematur. Berbagai gangguan kesehatan ini tidak hanya membahayakan ibu tetapi juga bayi yang dikandungnya. Untuk mencegah timbulnya berbagai gangguan kesehatan ini, para remaja yang hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan menjaga kesehatannya dengan baik. Seorang remaja yang hamil mungkin dapat mengalami krisis emosional. Krisis emosional ini dapat menyebabkan remaja tersebut melakukan tindakan yang ceroboh dan berbahaya seperti berusaha untuk menggugurkan bayi di dalam kandungannya atau bahkan mencoba bunuh diri Rasa khawatir akan masa depan pastinya dialami oleh para remaja yang hamil. Para remaja ini mungkin merasa bahwa dirinya belum siap menjadi seorang ibu dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi seorang ibu. Selain itu, ia juga mungkin merasa bahwa memiliki anak dapat mempengaruhi kehidupannya dan juga cita-citanya. Pendidikan seorang anak remaja mungkin akan terganggu bila ia hamil. Beberapa

Para remaja yang hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan menjaga kesehatannya dengan baik. anak remaja bahkan memutuskan untuk berhenti sekolah setelah mengetahui bahwa dirinya hamil. Beberapa anak remaja lainnya harus menunda keinginannya untuk kuliah karena kehamilannya tersebut. Beberapa lainnya mungkin memutuskan untuk menikah dan tidak melanjutkan pendidikan.

Merokok dan Penyalahgunaan Obatobatan

Remaja yang memiliki kebiasaan merokok atau menyalahgunakan obatobatan dapat membahayakan kesehatan bayi yang dikandungnya bila tidak segera menghentikan kebiasaannya tersebut. Rasa depresi dapat terjadi bila seorang remaja menemukan bahwa dirinya hamil. Hal ini terutama dikarenakan berbagai hal negatif yang dirasakan akibat kehamilannya tersebut, baik dari dirinya sendiri maupun dari teman atau keluarga atau orang-orang lain di sekitarnya. Selain itu, kadar hormon yang berubah-ubah selama kehamilan berlangsung juga dapat memicu terjadinya depresi. Saat bayinya telah lahir, seorang remaja mungkin tidak dapat atau tidak memiliki keinginan untuk merawat anaknya tersebut. Ia pun mungkin akan merasa terganggu oleh kehadiran sang bayi yang membuatnya sulit atau tidak dapat berpergian dengan bebas bersama dengan teman-teman seumurannya. edisi 6 | 2018

33


ď Žkolom

Cegah Anemia Defisiensi Besi pada Anak

Tahukah Anda mineral apa yang sangat penting bagi tubuh? Jawabannya adalah zat besi. Zat besi sangat dibutuhkan dalam berbagai fungsi tubuh, salah satunya sebagai bahan penting pada pembuatan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam tubuh akan berakibat anemia yang disebut anemia defisiensi besi (ADB).

B

erdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2007, hampir separuh (40-45%) dari balita di Indonesia mengalami Anemia Defisiensi Besi. Hal ini menjadi penting karena ADB mempengaruhi banyak hal terutama kecerdasan seorang anak. Bayi dan anak rentan mengalami ADB karena berbagai hal, di antaranya akibat kebutuhan tubuh akan zat besi yang meningkat seiring dengan percepatan pertumbuhan badan dan asupan zat besi dari makanan tidak cukup. Selain itu, adanya infeksi parasit seperti cacingan dan pada anak remaja putri, menstruasi juga dapat menyebabkan ADB.

Peran zat besi dalam tubuh

Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan sistem saraf dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertum34

edisi 6 | 2018

buhan seorang bayi. Besi juga merupakan sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja terutama pada remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi. Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi, seperti lemas, mudah lelah, mudah infeksi, gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku. Pada keadaan anemia berat, dapat terjadi kegagalan jantung yang membahayakan jiwa. Apabila Anda menemukan gejala anemia seperti itu pada anak Anda, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Pemeriksaan darah rutin

dan kadar besi dalam darah perlu dilakukan segera agar pengobatan dapat diberikan.

Penyebab defisiensi besi menurut umur

Bayi kurang dari 1 tahun 1. Cadangan besi kurang, antara lain karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. 2. Alergi protein susu sapi


dr. Emilda, SpA Spesialis Anak RSUD Ciawi.

Anak umur 1-2 tahun 1. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih. 2. Obesitas. 3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis. 4. Malabsorbsi. Anak umur 2-5 tahun 1. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan. 2. Obesitas 3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit. 4. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis ). Anak umur 5 tahun-remaja 1. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (infestasi cacing tambang) 2. Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.

Menangani anemia defisiensi besi

Penanganan anak dengan anemia defisiensi besi yaitu mengatasi faktor penyebab dan pemberian preparat besi. 1. Dapat diberikan besi elemental sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal 2. Pemberian vitamin C untuk meningkatkan absorbsi besi. 3. Pemberian asam folat untuk meningkatkan aktifitas eritropoiesis 4. Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi (teh, susu murni, kuning telur, serat) dan obat seperti antasida dan kloramfenikol. 5. Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi (efek samping pemberian preparat besi)

Bagaimana cara mencegah ADB?

Usaha sederhana mencegah ADB adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.

Usahakan bayi mendapat air susu ibu eksklusif. Setelah usia 6 bulan apabila tidak mendapat air susu ibu sebaiknya diberi susu formula yang difortifikasi zat besi. Pemberian tambahan zat besi dianjurkan pula sejak bayi sampai usia remaja, diberikan sebagai usaha pencegahan terhadap anemis. Banyak bahan makanan di sekitar kita yang kaya kandungan zat besi. Sayuran berdaun hijau seperti selada air, kangkung, brokoli, bayam hijau, buncis dan kacangkacangan kaya akan zat besi. Bahan makanan hewani seperti daging merah dan kuning telur juga kaya zat besi dan lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan sumber nabati. Dalam proses pengolahan bahan makanan, sangat perlu diperhatikan pengolahan yang baik dan benar sehingga kandungan zat makanan tidak berkurang dari bahan makanan tersebut. Usahakan anak Anda banyak mengonsumsi makanan yang kaya zat besi untuk mencegah ADB. edisi 6 | 2018

35


info medis

Mengenal Geriatri

G

eriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi. Disebut juga sebagai perawatan geriatri atau lanjut usia, kedokteran geriatri merupakan subspesialisasi kedokteran yang bertujuan untuk melayani keperluan khusus untuk pasien lanjut usia. Kata geriatri berasal dari kata dalam bahasa Yunani, geron, yang berarti orang tua, dan iatreia yang berarti penanganan terhadap penyakit. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin. Di tahun 2017 RSUD Ciawi sudah mulai melayani pelayanan geriatri tingkat sederhana yaitu layanan geriatri yang mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik geriatri yang berada di Instalasi Rawat Jalan lt 1, dengan jadwal pelayanan hari Rabu dan Jumat. Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana di RSUD Ciawi terdiri atas: 1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam; 2. Dokter Spesialis Saraf 36

edisi 6 | 2018

3. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 4. Dokter Spesialis Psikiatri perawat 5. apoteker 6. tenaga gizi 7. fisioterapis Tim Terpadu Geriatri ini akan melakukan upaya pengembangan pelayanan Geriatri untuk mengantisipasi kompleksitas kasus penyakit dan permasalahan kesehatan Pasien Geriatri serta kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan Geriatri yang aman, terjangkau, dan bermutu. Upaya pengembangan pelayanan Geriatri ini dilaksanakan secara berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Geriatri. Ruang lingkup pengembangan pelayanan Geriatri meliputi: a. pengembangan sumber daya manusia;

b. pengembangan jenis pelayanan; dan/atau c. pengembangan sarana, prasarana, dan peralatan. Upaya peningkatan kesejahteraan pada lanjut usia diarahkan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit.

Alur Pelayanan di RSUD Ciawi

Pelayanan Pasien Geriatri di RSUD Ciawi Kabupaten Bogor: a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien hanya didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP nya. b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien dikonsultasikan/


dr. Theresia M Ella,SpRM Rehab Medik RSUD Ciawi.

diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan (diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh salah satu dari Tim Geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP Utama.

Jenis Pelayanan Geriatri

a. Poliklinik Geriatri; Tempat ini memberikan jasa pelayanan asesmen, tindakan kuratif sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan,baik dari masyarakat, puskesmas, maupun antar poliklinik. b. Rehabilitasi Medik; Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan medik, psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun fungsional semaksimal mungkin. Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan, sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan

diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek impairment, disabilitas dan handikap, sehingga rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejak pasien masuk sampai pulang sesuai kebutuhannya.

Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia, tenaga profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga, baik penyakit yang menyertai maupun kemampuan fungsional yang mampu dilakukan. Banyak instrument untuk menilai kemampuan seorang lansia, salah satu diantaranya adalah Index Katz yang cukup sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit pada golongan lansia. Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik, fung-

Geriatri merupakan subspesialisasi kedokteran yang bertujuan untuk melayani keperluan khusus untuk pasien lanjut usia. sional, psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri : ď ľ Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau tanpa disertai penyakit akut; ď ľ Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau imobilisasi (bedridden); ď ľ Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti kesulitan makan atau berpakaian; ď ľ Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku (behavior) dini; ď ľ Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis, gangguan berkemih edisi 6 | 2018

37


ď Žinfo medis

(inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar. Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS�, yang terdiri dari :

1. Sindroma Serebral;

Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).

2. Konfusio dan Dimentia

Konfusio akut adalah suatu

38

edisi 6 | 2018

Rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejak pasien masuk sampai pulang sesuai kebutuhannya akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya disorientasi. Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/ memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.

3. Gangguan Otonom

Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf otonom pada usia lanjut adalah : Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganglion


otonom, berupa penurunan asetil kolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase. Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.

4. Inkontinensia

Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lansia. Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari, dalam jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial.

5. Jatuh (The True Geriatric Giant) Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian seseorang mendadak terbaring/ terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.

6. Kelainan pada Tulang Belakang

Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.

7. Dekubitus

Dekubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya. edisi 6 | 2018

39


info medis

G

eriatrik adalah cabang ilmu pengetahuan baru dan terus berkembang membidangi masalah kesehatan pada usia lanjut. Ilmu ini bersifat multi displiner baik Ilmu penyakit dalam ( Geriatric medicine) , Ilmu Saraf (NeuroGeriatri), Ilmu Penyakit Jantung ( Cardiac-geriatric), Ilmu Jiwa(PsikoGeriatri), Rehabilitasi Medik, Ilmu Bedah dan lain-lain. Oleh karena itu perlu adanya penanganan yang komprehensif dalam pelayanan kesehatan Geriatri.

Pelayanan Geriatri dari aspek

Rehabilitasi Medik

Siapakah geriatric itu?

Pasien usia diatas 60 tahun dengan dua atau lebih penyakit Karakteristik Geriatri : 1. Penurunan kapasitas fungsional (fisik, psikologik,sosial, ekonomi) 2. Multipatologik (banyak penyakit) 3. Gambaran penyakit tidak spesifik 4. Cepat memburuk bila tidak segera diobati 5. Resiko komplikasi penyakit dan terapi 6. Perlu program rehabilitasi medik

Rehabilitasi medik pada usia lanjut

Rehabilitasi medik adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memulihkan atau mengoptimalkan kemampuan seseorang setelah mengalami gangguan kesehatan yang berakibat pada penurunan kemampuan fisik. Tujuan Rehabilitasi Medik pada Usia Lanjut: 1. Memberikan pelayanan rehabilitasi medik yang komprehensif. 2. Berperan dalam mempertahankan dan atau meningkatkankualitas hidup pasien ( kesehatan, vitalitas, fisik, dan fungsi). 3. Mencegah atau mengurangi keterbatasan (impairment), 40

edisi 6 | 2018

hambatan (disability) dan kecacatan (handicap ).

Perawatan Lansia di Rumah

Intervensi agar lansia bisa tetap aman di rumah • Cegah jatuh • Cegah hilangnya keseimbangan • Perhatikan lingkungan sekitar, obat-obatan, nutrisi , dan penyakit penyerta • Perhatikan juga teknologi dan alat bantu yang dibutuhkan  hasil dari evaluasi dari kondisi rumah dan kondisi lansia menjadi dasar utama memu-

tuskan perlu tidaknya seorang pendamping (care-giver)

Hal yang perlu diperhatikan pada geriatri

1. Evaluasi kemandirian ADL ( Katz Index, Barthel Index ) 2. Evaluasi kondisi keseimbangan 3. Evaluasi derajat incontinence --ç Perlu care-giver atau tidak 4. Kondisi rumah ideal untuk lansia 1. Evaluasi Kemandirian ADL • The Katz Index of ADL: indeks kemandirian ADL yang dikembangkan untuk mempelajari hasil pengobatan dan prognosis


pada orang tua dan sakit kronis. • indeks didasarkan pada : evaluasi kemandirian fungsional pasien dalam hal mandi, berpakaian, pergi ke toilet, transfer, continence, dan makan. • menggunakan enam sub-skala di atas, pasien dinilai (grading) sebagai "A, B, C, D, E, F, G, atau lainnya".

kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan. G. Ketergantungan pada ke lima fungsi tersebut. Lain–lainnya tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F Selain Katz Index ada index penilaian lain yang lebih sederhana yaitu Barthel index.

berarti kemandirian penuh, karena ADL seperti memasak, mengurus rumah tangga, dan sosialisasi tidak dinilai. • indeks Barthel paling banyak dipelajari, sangat sensitif terhadap perubahan dari waktu ke waktu, dan merupakan suatu prediktor yang baik dari hasil rehabilitasi.

Katz Grading

Barthel index:

2. Evaluasi Keseimbangan Timed Get-Up-and-Go Test adalah perangkat penilaian keseimbangan dan mobilitas fungsional dasar untuk mengevaluasi resiko jatuh.

A. Kemandirian dalam hal makan, berpindah tempat, kekamar kecil, berpakaian dan mandi B. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari fungsi tersebut. C. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan satu fungsi tersebut. D. Kemandirian dalam semua akti-

fitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan E. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan F. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar

• Barthel indeks meliputi sepuluh item : makan, transfer, perawatan pribadi dan kebersihan, berpakaian, mandi, cebok, berjalan, naik turun tangga, dan pengendalian BAB dan BAK. Poin dinilai berdasarkan tindakan tersebut dilakukan secara mandiri atau dibantu • nilai maksimum tidak selalu

Timed Get-Up-and-Go Test

Pada uji ini pasien membutuhkan kemampuan bangkit dari kursi standard ( tinggi tempat duduk mendekati 46 cm ( 18,4 inchi ) ), berdiri tanpa pegangan, berjalan 3 meter ( 10 feet ) berputar, jalan ke tempat semula dan duduk kembali. Tidak ada bantuan fisik yang diberikan kepada pasien selama melakukan test. Hitungan dalam satuan waktu (detik) dengan menggunakan stopwatch atau jam tangan yang ada satuan detik Penilaian secara obyektif dibagi berdasarkan skala sebagai berikut : 1. < 10 detik => Normal 2. 11-19 detik => Abnormal sangat ringan

Rehabilitasi medik adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memulihkan atau mengoptimalkan kemampuan seseorang setelah mengalami gangguan kesehatan yang berakibat pada penurunan kemampuan fisik edisi 6 | 2018

41


info medis 3. 20-29 detik => Abnormal ringan 4. 30-39 detik => Abnormal sedang 5. > 40 detik => Abnormal berat • Uji ini reliable, konsisten dan tervalidasi untuk gait dan balance. • skor >30 detik = gangguan mobilitas atau mempunyai resiko jatuh yang lebih besar. • keseimbangan normal dan terampil gerak = < 10 detik, • independent dalam transfer dasar = 20 detik. • waktu > 30 detikà dependen ADL dan mobilitas. 3. Inkontinensia Urin Masalah pengeluaran air seni pada tempat yang tidak diinginkan membuat frustasi pada usia lanjut, meski depresi, mereka memiliki keinginan untuk mempertahankan kontinensia. Pola buang air kecil normal pada orang dewasa • Menjaga pakai dalam tetap kering sepanjang waktu • Volume urine sekitar 300-400 cc tiap berkemih • Frekuensi berkemih sekitar 4-6 kali sehari dan tidak lagi pada malam hari. • Buang air kecil tanpa ada ketidaknyamanan, usaha berlebihan atau mulai salah dan berhenti. Komponen untuk mempertahankan pengawasan diri dalam berkemih • Mengenali keinginan berkemih • Cari tempat yang tepat untuk berkemih • Mencapai tempat untuk berkemih dalam waktu yang efisien 4.Rumah Ideal untuk Lansia • Perhatikan : ada tidaknya caregiver ( pendamping ) menentukan kondisi rumah yg diperlukan 42

edisi 6 | 2018

• Akses ke rumah diupayakan bukan tangga melainkan ram, apalagi kalau lansia berkursi roda. Jika tangga perhatikan tinggi anak tangga maks 20cm, lebar min 30 cm, ada pegangan kedua sisi. Disarankan memberi warna kontras pada anak tangga. • Pintu masuk cukup lebar (untuk kursi roda ), disarankan bisa tetap terbuka,dengan pegangan bukan knop putar. • Tombol lampu harus bisa dinyalakan saat lansia di dekat pintu, dan disarankan memakai tombol berpendar ( fluoresence) • Penerangan harus cukup ( 200-300 watt ) bila mungkin ada lampu baca di meja telpon & dekat meja baca/ tempat tidur. • Lantai rumah hendaknya satu level dengan teras atau jika tidak harus diberi warna berbeda. Lantai dipilih agar tidak licin, jika karpet jangan terlalu tebal & dijaga tepinya tidak terlipat (jika perlu diisolasi/ perekat) • Dinding dengan cat kontras dengan lantai terbukti menurunkan kemungkinan jatuh.

• Cat rangka pintu yang kontras dan berbeda memudahkan menemukan kamar/ ruang yg dituju • Upayakan tidak ada kabel melintas di tengah ruangan (disarankan dirapikan di dinding, kalau terpaksa di lantai ditutup perekat ) • Telpon di letakkan di tempat yang mudah dijangkau, lebih baik meja dengan kursi di sebelahnya untuk duduk saat menelpon. Pilih telpon dengan nomer yang cukup besar & lebih baik jika dilengkapi pengeras suara. Sediakan pula buku telpon pribadi, kertas catatan & bolpoint. • Benda penting yang akan sering dipakai sebaiknya diberi warna terang & hangat ( merah, orange, kuning )  Tidak disarankan memakai sofa, kursi sebaiknya bisa diduduki dengan paha & lutut 90° tapi tetap empuk, bersandaran cukup tinggi & ada tempat lengan.  Meja disesuaikan tingginya dengan lansia saat duduk agar dapat menulis dan lain


lain dengan lengan tersangga nyaman ( siku +90°)

Dapur-Ruang Makan

• Sesuaikan tinggi lemari dapur sehingga lansia bisa meraih alat dapur dengan mudah (tidak terlalu rendah / tinggi ) • Tinggi kompor diatur agar lansia tidak perlu membungkuk. • Disarankan ada tempat persiapan bahan masakan di mana lansia bisa duduk, jadi hanya berdiri saat di depan kompor • Bila mungkin ada tempat cuci piring/sayur yg cukup tinggi, dengan keset agar tak licin di bawahnya. Rak piring di letakkan sedekat mungkin • Meja makan berputar akan memudahkan mengambil makanan tanpa berdiri • Dapur/ ruang makan tetap perlu penerangan yang cukup Kamar Tidur • Tinggi tempat tidur ideal memungkinkan lansia duduk di tepi dengan paha dan lutut 90° • Kasur disarankan padat sehingga menyangga tubuh dengan baik • Penerangan sebaiknya 2 macam, lampu utama harus bisa dinyalakan sebelum masuk kamar (tidak boleh terlalu redup agar bisa melihat dengan jelas), sedang lampu baca sebaiknya bisa dimatikan sambil posisi tidur • Jika ada alat bantu jalan, harus dietakkan pada posisi siap dipakai di samping tempat tidur

• Diberi keset yg baik di depan pintu, cukup lebar & tidak terlalu tebal • Pintu harus cukup lebar ( apalagi untuk lansia dg kursi roda ) • Lampu sebaiknya dapat dinyalakan dari luar atau dekat pintu • Lantai hendaknya kasar/ tidak licin atau diberi keset sepanjang jalur jalan keluar masuk • Untuk bak mandi perlu disesuikan tingginya & dilengkapi pegangan untuk memudahkan keluar masuk • Untuk shower / mandi dengan air dari bak air, disarankan ada tempat duduk dengan pegangan untuk duduk berdiri,

• WC disarankan duduk dengan tinggi diatur agar tidak sulit digunakan, lebih baik jika ada pegangan

Alat Bantu Jalan

• Perlu dipilih dengan cermat berdasarkan kondisi lansia dan bila mungkin disesuaikan dengan kondisi rumah (seringkali rumah yg harus disesuaikan) • Pertimbangan utama adalah keamanan • Paling sering digunakan tongkat atau walker.

Kamar Mandi

• Jika tidak di dalam kamar tidur, hendaknya sedekat mungkin dengan kamar tidur edisi 6 | 2018

43


ď Žsehat bugar

Bijaklah Menggunakan Antibiotik Saat ini, pemahaman yang berkembang di masyarakat, kalau sakit harus segera minum antibiotik meskipun mereka tidak mengetahui secara pasti sakit yang dideritanya.

S

aat ini masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan pun meningkat, bahkan boleh dikatakan “pandai.’ Maksudnya, saat mengalami gangguan kesehatan, masyarakatpun cukup pandai mengatasi masalah kesehatan tersebut. Misalnya, saat sakit sebagian masyarakat berusaha mengobati dirinya sendiri (SWAMEDIKASI) tanpa bantuan dokter. Tindakan yang paling sering dilakukan adalah menggunakan obat-obatan secara bebas yang dapat dibeli di warung, toko obat atau apotik. Cukup menyampaikan keluhan yang dirasakan atau menyebut obat yang biasa dikonsumsi, mereka dengan mudah dan cepat mendapatkannya. Tindakan ini dianggap biasa dan membudaya di masyarakat. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya perkembangan teknologi farmasi yang inovatif. Pengaruh informasi atau iklan obat begitu gencar melalui media, informasi kesehatan dan penanganan masalah kesehatan secara 44

edisi 6 | 2018

online mudah didapat. Kemudian mudahnya mendapatkan obatobatan yang dijual bebas, mengkonsumsi obat berdasarkan pengalaman dengan sakit sebelumnya, selain itu kesan sebagian masyarakat bahwa alur mendapatkan pelayanan kesehatan itu sulit dan membutuhkan biaya besar (mahal). Dengan begitu, sebagian masyarakat berpendapat apabila sakit tidak harus segera berobat ke dokter atau ke fasilitas pelayanan kesehatan. Opini sebagian masyarakat, kalau sakit harus segera minum antibiotik meskipun mereka tidak mengetahui secara pasti sakit yang dideritanya. Bahkan pada saat berobat, ada yang memaksa

dokter untuk memberikan resep antibiotik. Padahal tidak semua penyakit harus minum antibiotik. Tetapi itulah yang terjadi pada masyarakat. Meskipun penggunaan antibiotik sudah tertulis dengan jelas dosisnya dan harus dihabiskan, namun terkadang kepatuhan untuk menghabiskan antibiotik tidak dilaksanakan. Pada saat keluhan sudah dirasakan hilang/sembuh, obat antibiotik tersebut tidak diminum lagi (dihentikan) dan disimpan. Antibiotik tersebut diminum kembali pada saat keluhan yang sama muncul. Tidak hanya dikonsumsi sendiri tetapi terkadang jika ada keluarga atau tetangga yang mengeluh sakit, obat tersebut diberikan tanpa memperhatikan dampaknya. Obat tersebut diberikan hanya berdasarkan pengalaman semata tanpa petunjuk dokter. Keampuhan antibiotik menjadi andalan dalam dunia kedokteran sehingga penggunaannya pun tidak boleh sembarangan dan harus dalam pengawasan, juga petunjuk dokter. Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan indikasi dan dosis. Tidak semua penyakit bisa menggunakan antibiotik yang sama, baik dari jenis maupun dosis. Penggunaan antibiotik yang sembarangan, tidak sesuai dengan anjuran dokter akan memberikan dampak yang sangat berbahaya pada kesehatan yang akan datang karena akan jadi pemicu terjadinya resistensi antibiotik. Artinya orang yang sembarangan minum antibiotik akan menyebabkan antibiotik tersebut tidak efektif lagi untuk penyembuhan penyakitnya, memicu kesulitan pengobatan, penyakit makin sulit ditangani, prosedur dalam pengobatan menjadi lebih banyak.


NS Dewi Atikah, S.Kep., MARS Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Ciawi.

Bahkan, waktu pengobatan akan semakin lama dan biaya juga akan lebih mahal. Tubuh yang terinfeksi dan sudah resisten terhadap antibiotik akan lebih sulit pulih dan diobati. Infeksi itu pun lebih mudah berkembang dan menyebabkan berbagai komplikasi. Antibiotik sebaiknya tidak digunakan sebagai pengobatan atas inisiatif pribadi karena bisa berdampak buruk pada kesehatan di masa depan. Terdapat banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis pengobatan untuk infeksi. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik yang aman selalu memerlukan petunjuk dari dokter. Upaya mengobati diri sendiri (Swamedikasi) pada dasarnya diperbolehkan sebagai upaya pertolongan pertama. Tentunya tindakan ini sangat membantu masyarakat untuk memelihara kesehatannya dalam mengobati berbagai kondisi penyakit ringan yang terjadi di masyarakat. Namun, ada lima informasi yang diperlukan untuk swamedikasi, yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa sering?), efek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?). Berkaitan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan untuk mengatasi masalah kesehatan dasar secara tepat, aman dan rasional, maka pemerintah menetapkan keputusan Menteri Kesehatan No.919/ MENKES/PER/X/1993, Pasal 2 tentang obat tanpa resep yang

terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (OWA) yang dapat diberikan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter.

Kriteria obat yang digunakan

Sesuai permenkes No.919/ MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep: 1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

Jenis obat yang digunakan

1. Tanpa resep dokter : - obat bebas tak terbatas: tanda lingkaran hitam, dasar hijau - obat bebas terbatas: tanda lingkaran hitam, dasar biru 2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran hitam, dasar merah 3. Suplemen makanan Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri ringan, hanya jika dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul. Swamedikasi secara serampangan bukan hanya suatu pemborosan, namun juga berbahaya.

tanda khusus obat bebas berupa lingkaran hijau (TC 396) dengan garis tepi berwarna hitam tanda khusus obat bebas terbatas berupa lingkaran (TC 308) dengan garis tepi berwarna hitam Untuk obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah (TC 165) dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K di tengah yang menyentuh garis tepi Sumber : 1. Peraturan menteri kesehatan. Nomor: 919/menkes/per/x/1993. Tentang kriteria obat yang dapat diserahkan. Tanpa resep. 2. www.alodokter.com/jangan-sembarangan-mengonsumsi-antibiotik 3. www.pdpersi.co.id/kegiatan/materi_simpnas2018/index.htm edisi 6 | 2018

45


ď ŽGALERI

dari kami dengan sepenuh hati "Pelayanan terbaik hanya dapat terwujud jika mata hati kita sebagai pelayan terbuka lebar dan diterapkan dalam keseharian" Kunjungan Dinas Kesehatan Provinsi berkaitan dengan RS Pendidikan

Survey verifikasi

Dance Hand Hygiene HUT BLUD Ke 7 46

edisi 6 | 2018

Medical Check Up (MCU) pejabat Pemda Bogor di RSUD Ciawi

Booth dan stand RSUD Ciawi di Botani


Penghargaan The Best of The Best Doctor Internship untuk RSUD Ciawi

Donor darah

Teawalk RSUD Ciawi di Gunung Mas

Studi banding TIM PKRS RS Suyoto di RSUD Ciawi

Kegiatan senam sehat edisi 6 | 2018

47




KODE DARURAT MERAH BIRU

Kebakaran Kegawat daruratan medis

ABU-ABU

Kekerasan penipuan pencurian

MERAH MUDA

Penculikan bayi

COKLAT

Gempa

HITAM

Terorisme

ORANGE

Perintah untuk evakuasi

HIJAU

KUNING

Jalan Raya Puncak No. 479, Ciawi, Bogor, Jawa Barat

Longsor Pajanan Infeksi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.