Ilunioke issue 1 - 2018

Page 1

FKUI Angkatan 1990 - 1991 | bhakti ILUNI untuk negeri | edisi Januari 2018

dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH

Melawan Hoax Hoax Seputar Daging Kambing INTENSIVE CARE UNIT How high can we expect? Ancaman Media Bagi Tumbuh Kembang Anak DPL Ujung Tombak Masyarakat Hidup Sehat

Bhakti Iluni Untuk Negeri


dari redaksi dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM,FACP Ketua ILUNI OKE

Bersama untuk Indonesia

K

ebersamaan itu memang sudah terajut ketika kita masih duduk di bangku kuliah. Sejak jauh-jauh hari kita sudah menyadari betul bahwa kebersamaan merupakan suatu kekuatan besar jika dipersatukan. Dengan kebersamaan, kita bisa saling bertukar pengalaman hidup yang sangat berguna ketika menghadapi suatu masalah. Kebersamaaan juga bisa untuk berbagi kebahagiaan dan ‘kekonyolan’ bersama. Dengan selalu menjaga kebersamaan dengan orang-orang di sekitar, kita bisa mendapatkan arti hidup yang sebenarnya. Arti hidup yang sebenarnya itu pernah kita torehkan dalam wujud bhakti kita kepada masyarakat. Semuanya berusaha kita jalankan dengan konsisten, baik di masa kuliah hingga saat ini. Kalau saat ini pemerintah dan masyarakat Indonesia diguncang teror keangkerannya Narkoba, ternyata prediksi tentang bahaya Narkotika, sudah kita ‘cium’ dan pikirkan sejak masih duduk di bangku kuliah. Ini artinya, di tahun 1986, para alumnus yang saat itu tengah duduk di bangku kuliah kedokteran sudah bisa memberikan sinyalemen kuat bagi masyarakat dan pemerintah melalui simposium tentang bahaya Narkoba yang kita gelar. Selain itu, sudah sejak lama Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 1990-1991 (ILUNI OKE) mewujudkan berbagai kegiatan yang cakupannya langsung dirasakan masyarakat, khususnya dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan, seperti membangun MCK di beberapa tempat, edukasi, seminar kesehatan dan bhakti sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Ini salah satu pertanda bahwa kita semua di ILUNI OKE sudah memiliki visi tentang kesehatan jauh ke depan. Memang harus kita akui, apa yang kita perbuat belum maksimal, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa gerakan yang dilakukan oleh ILUNI OKE, bisa dijadikan sebagai ladang inspirasi bagi orang banyak untuk membuat hal yang sama. Di sisi lain, sebagai upaya untuk menambah wawasan masyarakat di bidang kesehatan, kita juga terus berupaya melakukan berbagai langkah dan terobosan, satu di antaranya dengan menghadirkan Majalah ILUNI OKE ini. Mudah-mudahan di awal penerbitan hingga seterusnya mampu menjadi inspirasi dan pemahaman banyak orang akan pentingnya hidup sehat. Sekaligus meluruskan pemberitaan bohong seputar kesehatan yang akhirakhir ini begitu kuat tertanam dan menjadi acuan kebanyakan orang dalam menggapai harapan hidup sehat. Semoga bermanfaat. Selamat membaca.

Penasehat - Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, SpF(K), SpKP. Pembina - Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM,FACP Pemimpin Umum/ Pemimpin Redaksi - Iwan Gentawan Redaktur - Bima Setiawan Editor - M. Jul Kurniawan - dr. Yanti Roesly Kontributor: - Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM,FACP - Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) - dr. Nina Kemala Sari, SpPD, K-Ger, MPH - Dr.dr. Ratna Farida, Sp. An-KAKV - Dr.dr Dhanasari Vidiawati Trisna Sanyoto Msc.CM-F, Sp.DLP - dr. A. Sari S. Mumpuni, Sp.JP, FIHA - dr. Rita Polana, Sp.M - dr. Dewi S. Gaduh Sp.OG - dr.Nasman Puar Sp.An-KMN Humas/Marketing - Dr. Yanti Roesly Fotographer - Darussalam - Irwan SP Design/Tata Letak - Artoio Gomes Keuangan - Agus Salam Sirkulasi/Distribusi - Irianto REDAKSI Komplek Pusat Perbelanjaan Pondok Gede Blok I No 10. Jl Masjid nurul ihsan, Pondok Gede Bekasi. Telp : 021 8550 8666 0818 945 360 (CS) 08788 1887 959 (Marketing) email : cs.ptabm@gmail.com www.birumagentamedia.com

ILUNIOKE januari-2018

3


Daftar isi EDISI januari-2018

cerita kita 6 Bhakti ILUNI OKE Untuk Negeri, Motor Penggerak Masyarakat Sehat Pengabdian kepada masyarakat bukan melulu melakukan pengobatan terhadap pasien secara gratis.Tapi perlu disajikan langsung secara konkrit, di antaranya dengan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

10 Impian di Masa Depan

Berawal dari bangku kuliah hingga saat ini, semangat kebersamaan di antara anggota ILUNI OKE terus terjalin. Tidak hanya membuahkan soliditas di antara mereka, juga menimbulkan beragam manfaat yang tertanam bagi masyarakat dan banyak orang.

serba-serbi

Edukasi

18 Perawat Jin

24. Dokter Layanan Primer Ujung Tombak Masyarakat Hidup Sehat

profil

4

Genderang perang terhadap hoax-hoax kesehatan mulai ditabuh kencang oleh Dr. dr .H Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) priode 2017-2021. Hal ini penting dilakukan sebagai bentuk upaya konkrit pengabdian kepada masyarakat.

ILUNIOKE januari-2018

20 Ahmad Forsyaf

14 Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH Melawan Hoax

Inget Nasman? Teman kita yang satu ini memang nggak mudah dilupakan dan dikenal sebagai sosok yang kocak dan lucu. Masih cerita seputar pengalaman Nasman, waktu itu dia Koass kebidanan di Tangerang, Banten,bersama beberapa teman.

pojok 22 Hoax Seputar Daging Kambing

Apabila Hari Raya Qurban tiba, daging melimpah ruah. Mau daging kambing, sapi atau kerbau menjadi menu santapan bagi banyak masyarakat yang merayakannya. Biasanya, daging kambinglah yang menjadi sorotan. Mengapa?

Peran dokter layanan primer (DLP) di masyarakat sangat luar biasa. Melalui pengetahuan dan pengalamannya, mereka berupaya memenuhi keadilan masyarakat di bidang kesehatan, terutama melalui pelayanan prima dan pencegahan penyakit.

28. Intensive Care Unit How high can we expect?

Penyakit Gerd merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Tapi jangan khawatir, penyakit ini bisa disembuhkan dengan menghindari faktor pencetus dan mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter.

Inti keberhasilan merawat orang tua yang sakit adalah kemampuan berkomunikasi dengan mereka. Tidak mudah untuk membuat orang tua mengerti apa yang kita sampaikan.

kolom 44. Ancaman Media Bagi Tumbuh Kembang Anak

36. Penyakit Jantung Koroner

“Saat ini yang bersangkutan tengah dirawat secara intensif di RS….”. (laporan reporter TV VYZ)

31. Kenali dan Hindari Pencetus GERD

33. Kiat Berkomunikasi dengan Orang Tua yang Mengalami Demensia

Penyakit Jantung Koroner (= PJK) atau juga disebut Penyakit Arteri Koroner masih merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di negaranegara Barat

40. Lensa Kontak Mata Adalah Jendela Dunia

“Tatapan matanya tajam menusuk hati. Tatapan matanya lembut membuat hati bergetar.”

Media, mulai dari televisi konvensional hingga perangkat elektronik seperti telepon pintar, tablet, internet, dan sosial media, merupakan salah satu aspek dominan dalam kehidupan anak dan remaja.

komunikasi 48. Dokter, Saya Kok Belum Sembuh?

Pola hubungan dokter pasien yang sekarang terjadi di masyarakat modern mulai bergeser dari yang semula “bimbingan- kerjasama” menjadi “partisipasi timbal balik” dimana hak memutuskan dan tanggung jawab dibagi bersama pasien.

ILUNIOKE januari-2018

5


cerita kita Bhakti ILUNI OKE Untuk Negeri

Motor Penggerak Masyarakat Sehat Pengabdian kepada masyarakat bukan melulu melakukan pengobatan terhadap pasien secara gratis.Tapi perlu disajikan langsung secara konkrit, di antaranya dengan menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

S

elalu berpikir dan bertindak jauh ke depan. Rasanya kalimat inilah yang tepat untuk menggambarkan semangat yang menggelora di dada para alumni Fakultas Kedokteran UI Angkatan 90-91 dalam mewujudkan berbagai 6

ILUNIOKE januari-2018

kegiatan yang mereka gelar. Kalau mereka sudah berkumpul, di balik tawa dan canda selalu hadir ideide positif yang orientasinya ke masyarakat banyak. Macam-macam bentuknya. Memang kegiatan para alumnus yang tergabung dalam

“Sudah sejak lama ILUNI OKE mewujudkan berbagai kegiatan yang cakupannya langsung dirasakan masyarakat, khususnya dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan”

Namun sekalipun demikian, yang patut dikagumi dan diacungi jempol, pemikiran dan ayunan langkah mereka untuk bisa mewujudkan bhaktinya kepada masyarakat, tidak pernah redup, sebaliknya semakin benderang. Dan hal itu konsisten mereka jalankan, mulai dari duduk di bangku kuliah, hingga saat ini. Mau bukti?? Kalau saat ini pemerintah dan masyarakat Indonesia diguncang teror keangkeran narkoba, ternyata prediksi tentang bahaya narkotika, sudah mereka ‘cium’ dan pikirkan sejak masih duduk di bangku kuliah. Di tahun 1986, para alumnus yang saat itu tengah duduk di bangku kuliah kedokteran sudah bisa memberikan sinyalemen kuat bagi masyarakat dan pemerintah melalui simposium tentang bahaya narkoba yang mereka gelar. Selain itu, sudah sejak lama ILUNI OKE mewujudkan berbagai kegiatan yang cakupannya

langsung dirasakan masyarakat, khususnya dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan, seperti membangun MCK di beberapa tempat bagi lingkungan masyarakat yang membutuhkan misalnya. Ini salah satu pertanda bahwa teman-teman ILUNI OKE sudah memiliki visi tentang kesehatan jauh ke depan. “Ini kita lakukan sekitar 32 tahun lalu.

Simposium tentang Narkotika kita buat tahun 1986. Ini memang belum banyak dirasakan tapi bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi orang lain untuk membuat hal yang sama, ” tandas Ketua ILUNI OKE Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam. Diakui pria yang saat ini baru menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI) 2017-2021 itu, halangan tantangan yang

wadah ILUNI OKE ini tidak pernah terekspose media-media nasional. Kalaupun ada, mungkin hanya terangkum di sejumlah media sosial internal mereka saja, sebagai sarana merefresh kembali kenangan indah nan membanggakan tadi. ILUNIOKE januari-2018

7


cerita kita dihadapi agak sedikit berbeda. Masyarakat sudah semakin kritis, apalagi ketika berhadapan soal layanan pengobatan. Saat ini orientasi masyarakat kita adalah pelayanan pengobatan. Karena dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat mudah sekali mendapatkan akses, seolah-oleh mendapatkan pelayanan pengobatan itu sesuatu hal yang murah. Karena merasa murah dampaknya masyarakat kurang ‘peduli’ untuk mencegah bagaimana mereka tidak sakit. “Jadi yang menjadi masalah bagi kita sistem kesehatan di Indonesia belum secara keseluruhan berpikir untuk melakukan proses pencegahan,”tandas Ari. Diakui DR. Dr. Dhanasari , rekan seangkatan Ari, hal ini bisa terjadi lantaran saat ini dunia kesehatan di Indonesia sedang masa transisi. Masalahnya, menurut anggota

8

ILUNIOKE januari-2018

ILUNI OKE ini, tidak bisa sesederhana yang dipikirkan. Sebab sebelum masa transisi itu dilakukan, harusnya ditunjang dengan berbagai persiapan terlebih dahulu. Tapi kenyatannnya, masa transisi ini dilakukan sambil melakukan persiapan-persiapan.

“Sayangnya terlalu Instan saja. Lalu tahapan-tahapannya tidak dilakukan dengan baik, “ tambah Dr. Nia Kurniati SpA (K) Sehingga banyak orang yang tidak mengerti bahwa pembiayaan kesehatan itu perlu kesadaran bersama juga. ” Jangan maunya

hanya gratis-gratis saja. Tidak bisa seperti ini. Karena kita yang di dalam jadi bingung, karena semua ada harganya.Tidak bisa semuanya ditanggulangi oleh negara,” tandasnya serius. Itu sebabnya, lanjut Ari, Media ILUNI OKE ini sangat penting untuk bisa menyadarkan masyarakat untuk bisa hidup sehat. “Saya sendiri sebagai seorang dekan, dan bersama temanteman ILUNI OKE ini akan terus menggugah masyarakat dalam memberikan kesadaran tentang pentingnya kesehatan. Di antaranya meng-counter hoax-hoax kesehatan yang berkembang di masyarakat, terutama melalui informasi yang tertuang dalam berbagai informasi kesehatan yang dimuat di majalah ini. “ Jadi sharing knowledge dan informasi. Mudah-mudahan teman-teman visi misinya juga mendukung ke arah tersebut. Ungkapan senada juga

disampaikan Dr.dr. Ratna Farida Sp. An-KAKV. Anggota ILUNI OKE tersebut juga lebih setuju jika ke depan kegiatan yang bersentuhan dengan masyarakat lebih dipertajam melalui upaya yang bisa meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Misalnya membuka taman-taman bacaan yang punya kaitan erat dengan bagaimana hidup sehat. Kemudian secara berkala diselaraskan dengan beragam kegiatan penyuluhan kesehatan. Fokus kegiatannya tidak perlu difokuskan ke daerah terpencil. Mungkin bisa dicoba di wilayah pinggiran Jakarta seperti Ciledug, Angke dan sebagainya. Efeknya, menurut wanita yang dikenal ramah dan blak-blakkan tersebut, bisa jangka panjang dan diyakini mampu menjadi perhatian banyak orang. “Menurut saya sebaiknya memberdayakan masyarakat melalui pemahaman kesehatan.

Istilahnya kita tidak memberi ikan, tapi memberi kail.” katanya. Pengabdian kepada masyarakat bukan melulu melakukan pengobatan terhadap pasien secara gratis, tetapi juga bagaimana bisa menularkan tentang pengetahuan dan pengalaman akan hidup sehat dan bersih bagi banyak orang. Harapannya, langkah dan pemikiran ini bisa menjadikan ILUNI OKE sebagai motor dalam proses memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat.***

ILUNIOKE januari-2018

9


cerita kita tempat untuk kumpul-kumpul. “Orangnya ya ini-ini lagi. Bisa jogging bareng, ibadah bareng, nyanyi bareng dan sebagainya yang intinya kita tetap bisa kumpul sama-sama,” tandas Yanti. Wanita yang dijaman kuliah akrab disapa Yanti ember ini, punya harapan untuk bisa tinggal di lokasi yang sama dengan temantemannya, menikmati masa tua bersama. Biar nanti bisa ditengokin sama anak-anak, tuturnya waktu itu.

“Kebersamaan mereka seolah tak lekang, sekalipun aktifitas yang mereka temui dalam kesehariannya begitu padat.”

IMPIAN DI MASA DEPAN

Berawal dari bangku kuliah hingga saat ini, semangat kebersamaan di antara anggota ILUNI OKE terus terjalin. Tidak hanya membuahkan soliditas di antara mereka, juga menimbulkan beragam manfaat yang tertanam bagi masyarakat dan banyak orang.

ILUNIOKE 10 januari-2018

S

ejumlah dokter ternama dan andal berkumpul di Gedung Kiara Lantai II, Poli Pedsos, Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta. Kedatangan para dokter yang piawai di bidangnya masingmasing itu, bukan untuk hadir membahas suatu penyakit ganas. Tapi berkumpul dan meluncurkan beragam gagasan dan menceritakan kisah memory yang pernah mereka jalani bersama, termasuk ketika masih duduk di bangku kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) antara tahun 1984 hingga 1990. Meskipun hanya beberapa orang saja, suasananya begitu hangat dan akrab. Cawa tanda mengiringi beragam cerita yang mereka ungkapkan. Keseruan dan kehangatan selalu saja hadir sebagai simbol kebersamaan. Mereka adalah dr.Rini Sekartini, dr. Ari Fahrial, dr. Ratna Farida, dr Dhanasari Vidiawati, dr Nia Kurniati, dr A. Yani dan dr Yanti Roesli. Sejak duduk di bangku kuliah beberapa di antaranya dikenal aktif. Mereka adalah penggerak

atas beragam ide-ide kreatif dan perekat hubungan di antara sesama anggota ILUNI OKE. Kebersamaan mereka seolah tak lekang, sekalipun aktifitas yang mereka temui dalam kesehariannya begitu padat. Sesibuk-sibuknya pekerjaan, kalau sudah bicara kumpul bareng, bisa lain ceritanya. Kebersamaan bagaikan di atas segalanya. Malahan gara-gara ingin bisa selalu kumpul bareng mereka sempat mencetuskan untuk membangun rumah jompo yang representatif dan bisa menjadi

kan rumah sakit ini. Gambarannya bisa dilihat ketika pernah bekerja bareng di sebuah lingkungan rumah sakit. Suka bersikukuh dengan pendapat dan pengetahuannya masing-masing. “Dari sini aja kita suka berantem kok apalagi mau membuat rumah sakit bareng. Makanya lebih pas bikin rumah jompo aja,” tambah dr Dhanasari Vidiawati, yang kembali mengundang tawa. Kebersamaan yang hangat itu sudah terjalin sejak duduk di

“Yakin anak kita mau nengokin?” sergah dr. Ratna Farida spesialis anestesi terkemuka di RSCM yang mengundang gelak tawa semua yang ada di ruangan tersebut. Selain membangun rumah jompo yang representatif , ILUNI Oke sebenarnya juga punya cita-cita yang mereka sematkan sejak duduk dibangku kuliah, yaitu memiliki rumah sakit. Namun ditinjau dari pengalaman yang sudah ada menurut dr. Dhanasari, agak rumit juga bisa merealisasiILUNIOKE januari-2018

11


cerita kita bangku kuliah semester pertama, sekitar tahun 1984. Waktu itu terdaftar sekitar 150 mahasiswa. Sayangnya, di tahun itu pula ada sekitar 20 orang mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus. Maklum, kuliah jaman dahulu itu ada sistem gugur atau sekarang istilahnya tereliminasi. Kalau tidak lulus di tingkat I langsung drop out. “Terus di Tingkat II kita ketumpahan sejumlah maha-

siswa yang mengulang mata kuliah, sehingga untuk angkatan ini secara keseluruhan jumlahnya mencapai 200 orang dan kesemuanya mampu bertahan hingga lulus sarjana kedokteran UI,” ujar dr Nia Kurniati. Waktu itu, kalau lulus atau angkat sumpah dokter setahun paling banyak dilakukan dua kali, tapi mengingat angkatan ini mempunyai jumlah mahasiswa yang begitu banyak, sumpah dokter itu bisa dilakukan hingga empat kali dalam setahun dengan membujuk Dekan tentunya.’ Sebenarnya bukan karena banyaknya saja, tandas dr. Dhanasari, karena itu juga perpindahan ILUNIOKE 12 januari-2018

tahun Inpres ke PTT. Angkatan 90-91 memang dikenal sebagai angkatan paling aktif dengan berbagai kegiatan mencari dana untuk kelulusan, seperti jualan burger di senayan, bikin bazar, simposium dan macam-macam, pokoknya rajin bikin acara-acara sampai akhirnya, semua dinyatakan lulus. Kini, hampir seluruh lulusan dokter tersebut tersebar di berbagai lingkup kegiatan. Berdasarkan data yang terhimpun, sebanyak 39 orang aktif di sektor pendidikan kedokteran. Sedangkan dokter praktik di rumah sakit non pendidikan sebanyak 56 orang. Untuk dokter di lingkungan TNI/

yang mengembangkan kegiatan/ karier bukan kedokteran sebanyak 8 orang dan 7 orang sudah meninggal dunia.

Sosial dan edukasi Ditambahkan dr. Nia, Setelah lulus , ada periode 5 tahun, yang mana hampir seluruh angkatan tidak terlalu banyak kontak satu sama lain. Kebanyakan di antara mereka tengah mengikuti kegiatan Wajib Kerja Sarjana (WKS) dan Pegawai Tak Tetap (PTT) di berbagai daerah. “Umumnya, kita berkumpul lagi setelah tahun kelima. Kembali dari daerah dan ada juga yang sekolah lagi. Sekolahnya ada fungsional dan ada juga yang spesialis. Bahkan ada juga yang bekerja terus untuk strukturalnya,” ujar dr. Nia yang dikenal lemah lembut. Pertemuan awal dilakukan sekitar awal tahun 2000 di FX Sudirman Jakarta. Dari situ komunikasi menjadi lebih baik. Karena

harus menjadi penyelenggara Dies Natalis UI, akhirnya jadi sering ketemu. Termasuk sekaligus mengkombinasikan bhakti sosial dan jalan-jalan. Menurut dr. Rini sejak lima tahun lalu angkatan ini menggelar kegiatan pengobatan gratis bagi masyarakat di Batam, khususnya bagi masyarakat tidak mampu di perkotaan dan wilayah terpencil di daerah itu. Bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat. Sukses menggelar kegiatan pengobatan di Batam, ILUNI OKE juga menggelar kegiatan sosial di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama-sama dengan mahasiswa FKUI yang sedang bertugas di NTT. Di Padang, Sumatera Barat, para alumnus ini juga menggelar kegiatan bhakti sosial di sejumlah sekolah. Setelah itu menggelar edukasi tentang operasi kecil bagi para dokter umum di Balikpapan. Merayakan 25 tahun kelulusan, para alumni 1990 tersebut

menggelar kegiatan seminar Lansia Di Bintaro, Tangerang Selatan. Dalam penutupan kegiatan Dies Natalis, ILUNI OKE juga menggelar aksi “Bergerak 30 Menit.” Kegiatannya berupa jalan kaki dari RSCM ke Taman Menteng, Jakarta Pusat. Pesertanya cukup banyak. Kira-kira hampir mencapai 500 orang, semuanya mengenakan kaos merah. Sampai kapanpun kegiatan sosial kemasyarakatan ini tidak akan pernah berhenti. Karena

langkah ini selain dinilai sebagai bhakti kepada masyarakat, di sisi lain juga tetap menghidupkan nilai-nilai kebersamaan di antara mereka. “Dalam sumpah dokter tertera bahwa sesama dokter merupakan saudara kandung. Sampai kapanpun akan tetap dianggap sebagai saudara kandung. Kesejawatannya berlangsung terus tidak pernah terputus,” ujar Rini tegas, yang saat ini merupakan Guru Besar pertama dari ILUNI OKE ****

“Dalam sumpah dokter tertera bahwa sesama dokter merupakan saudara kandung. Sampai kapanpun akan tetap dianggap sebagai saudara kandung”

Polri ada 13 orang. Dokter praktik layanan primer 11 orang. Untuk karir Struktural di kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, WHO, BPJS dan lain-lain mencapai 7 orang. Di lingkup Akturia/auditor sebanyak 3 orang. Manajemen Rumah Sakit/Klinik 19 orang. Diaspora sebanyak 5 orang. Sedangkan ILUNIOKE januari-2018 13


profil

P

Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH

Melawan Hoax Genderang perang terhadap hoax-hoax kesehatan mulai ditabuh kencang oleh Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) priode 2017-2021. Hal ini penting dilakukan sebagai bentuk upaya konkrit pengabdian kepada masyarakat. ILUNIOKE 14 januari-2018

enelitian yang dilakukan Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Wina Armada Sukardi menyebutkan hoax yang paling banyak tersebar adalah mengenai informasi kesehatan. Sebanyak 27 persen dari sekitar seribu berita hoax yang dijadikan sampel sejak Februari 2016 hingga Februari 2017 adalah berita kesehatan. Berita hoax kesehatan itu cenderung diteruskan masyarakat melalui media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, BBM dan lain sebagainya, karena kurangnya informasi mengenai hal tersebut. Masyarakat menyebarkan berita hoax kesehatan secara tidak sengaja karena merasa informasi tersebut bermanfaat dan harus segera diberitahukan kepada orang lain. Penyebar biasanya merasa berita yang mereka terima itu benar menurut logika. Beberapa ciri berita yang tersebar merupakan berita palsu antara lain menggunakan judul berita sensasional, menggunakan kata-kata provokatif seperti "Lawan" atau "Sebarkan." Sumber yang dimuat dalam berita hoax biasanya juga tidak jelas. Misalnya dalam berita itu ditulis penelitian dilakukan dokter dari Amerika, tetapi tidak tahu dokter siapa yang meneliti obat tersebut.

Sejauh ini hoax telah banyak menjadi pemicu terjadinya korban akibat pemberitaan yang tidak benar adanya. Mungkin Anda, pernah memperoleh informasi berantai yang isinya berbagai macam. Beberapa informasi hoax yang pernah hits di antaranya prihal mengkonsumsi udang berbarengan dengan air jeruk atau vitamin C bisa berujung

yang dianjurkan dalam pesan itu adalah dengan mengkonsumsi jengkol, setelah itu cium aroma kencing (urine) Anda. Jika tidak bau sama sekali berarti ginjal Anda bermasalah. Faktanya, cara ini tidak dianjurkan, karena terlalu banyak mengkonsumsi jengkol, memiliki efek buruk lantaran makanan ini mengandung asam jengkolic acid. Di ginjal, asam ini

Di era media sosial dewasa ini penyebaran berita hoax, khususnya di dunia kesehatan, tumbuh subur bak cendawan di musim penghujan. kematian. Menyeramkan, tapi benarkah demikian? Faktanya, meski ada indikasi kontaminasi logam berat dan zat kimia pada produk perikanan, seperti pada udang, tidak akan langsung menyebabkan keracunan. Proses kimiawi udang dengan vitamin C tidak memiliki dasar yang jelas. Sementara itu, konsumsi vitamin C yang dianjurkan setiap harinya adalah sekitar 100 mg/hari. Jika berlebihan maka dampaknya malah bisa menyebabkan batu pada ginjal. Ada lagi informasi yang tersiar kalau ingin mengecek kesehatan cukup dengan jengkol. Cara

bisa mengkristal dan membentuk batu ginjal. Dinamika yang terus berkembang dan memprihatinkan ini, menjadi perhatian yang sangat serius bagi Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH. Di era media sosial dewasa ini penyebaran berita hoax, khususnya di dunia kesehatan, tumbuh subur bak cendawan di musim penghujan. Sebagai seorang dokter dan klinisi, Ari sering menemukan ada masyarakat yang datang ke rumah sakit dengan penyakit yang sudah parah, karena terperosok ke dalam lembah informasi hoax yang menyesatkan. Ini harus dihentikan. ILUNIOKE januari-2018 15


profil ‘Genderang perang’ terhadap hoax harus ditabuh kencang, agar tidak banyak memakan korban. Langkah konkret Ari dalam memerangi informasi hoax tergambar jelas melalui salah satu program yang terangkum melalui visi yang dibawanya saat ‘bertarung’ dalam ajang pemilihan Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI) pada 13 November 2017. Ari Fahrial hadir dengan visi “Mewujudkan FKUI menjadi fakultas yang mandiri, unggul, dan mampu menyelesaikan tantangan bidang kedokteran dan kesehatan nasional & internasional melalui Academic Healt System (AHS)”. Salah satu yang ditekankan dalam presentasinya adalah tentang optimalisasi Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) sebagai pusat penelitian dan optimalisasi keuangan FKUI. Melalui kerja sama penelitian yang dilakukan IMERI dengan AHS dan pihak departemen, ia berharap bahwa FKUI dapat menghasilkan sumber dana mandiri sekaligus meningkatkan jumlah penelitian di FK. Pemikiran yang terbungkus melalui banyak pengetahuan dan pengalaman Ari Fahrial tersebut membuahkan torehan prestasi membanggakan. Tepat di hari itu, melalui proses asesman, pria Kelahiran Jakarta, 19 Juni 1966 ini terpilih sebagai Dekan FKUI periode 2017-2021, setelah unggul dari empat kandidat calon dekan lainnya, yaitu Prof. dr. Badriul Hegar Syarif, Dr. dr. Budi Wiweko, Dr. Ponco Birowo,dan Dr. dr. Sonar ILUNIOKE 16 januari-2018

Sejauh ini hoax telah banyak menjadi pemicu terjadinya korban akibat pemberitaan yang tidak benar adanya. Soni Panigoro. Tidak sedikit yang mengapresiasi keberhasilan pria yang pernah meraih gelar Dokter Teladan I Kabupaten Batang Hari Jambi tahun 1993-1994 dan Dokter Puskesmas Berprestasi PB IDI 1994 itu, termasuk program mengcounter hoax tentang kesehatan tersebut. Menurut Ari, program ini tercetus dari pemikirannya sebagai upaya untuk memaksimalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dari sisi pengabdian masyarakat. “FKUI merupakan gudangnya pakar-pakar kesehatan. Mestinya kami harus bisa lebih berkontribusi,” kata peraih Young Clinician Award pada World Congress of Gastroenterology Bangkok 2002. Untuk menjawab hoax tentang kesehatan tersebut akan dibentuk Media Corner yang beroperasi 1x24 jam. Media Corner memiliki fungsi untuk memberikan kebenaran informasi. Baik masyarakat maupun wartawan yang ingin mengkonfirmasi kebenaran menyangkut informasi mengenai kesehatan yang berkembang di berbagai media sosial. Sistemnya dibuat dalam bentuk konsultasi 24 jam. “Tapi ini semata-mata konsultasi terhadap berita-berita Hoax kesehatan saja. Kalau ada yang

tanya mengenai penyakit seperti batu pilek dan lain sebagainya, tidak bukan seperti itu. Bukan konsultasi mengenai kesehatan. Ini hanya untuk meng-counter hoax kesehatan saja,” tandas Ari. Diakui mantan Deputi Manajer Kemahasiswaan dan Alumni FKUI 2008-2012 dan Kordinator Administrasi dan Keuangan Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM itu, media corner ini juga akan mengintegrasikan humas FKUI dengan seluruh departemen yang ada di FK, sehingga informasi yang keluar akan melalui satu pintu. Tentunya nanti bakal ada tim khusus yang bakal mengcounter hoax-hoax kesehatan tersebut dan secara khusus mereka akan dipersiapkan dengan baik. Harapannya, akan diraskan lebih nyata oleh masyarakat. ‘Langkah ini banyak yang mengapresiasi khususnya dari teman-teman media,” ujar Ari bangga.Z

ILUNIOKE januari-2018 17


serba-serbi

“Untung, perawat jin itu juga nggak ikut nimbrung naik ranjang yaaa. Kalau naik juga bisa bahaya.. hahahahahaha,”

Perawat Jin Inget Nasman? Teman kita yang satu ini memang nggak mudah dilupakan. Dari semasa kuliah hingga sekarang, pria yang memiliki nama lengkap dr. Dt. Nasman Puar, SpAn ini dikenal sebagai sosok yang kocak dan lucu. ILUNIOKE 18 januari-2018

S

ampai sekarang pun dia masih menyimpan kisahkisah kelucuan di era tahun 1987-1990, yang bikin banyak teman tertawa dibuatnya. Beberapa kisah lucu dan keisengannya terangkum disini... Simak deh ceritanya. Kisah ini berawal saat kepaniteraan di Pav Melati suatu rumah sakit di Jakarta. Waktu itu beredar kabar kurang sedap berbau mistis. Kabar itu berisi, kalau di lingkungan rumah sakit terdapat perawat jin yang suka mengganggu aktivitas para Koass (Ko Assiten)- calon dokter- yang sedang praktek jaga di rumah sakit ini. Dibilang perawat jin karena sempat ada Koass yang dimintai tandatangan oleh perawat, dan ternyata setelah diselidiki merupakan jelmaan ...hiiiy. Suasana jadi semakin mencekam karena di rumah sakit warisan pemerintah Rusia itu dulu memang dikenal sebagai salah satu rumah sakit angker. Banyak Koass dan dokter mengalami hal-hal di luar nalar, terutama saat mereka bertugas di malam hari.

Cerita tak sedap itu didengar oleh semua Koass yang bertugas di rumah sakit tersebut, termasuk di antaranya Datuak Nasman Puar atau akrab disapa Nasman. Kalau giliran harus jaga malam, semua Koass mulai ketar-ketir. Kebingungan, satu di antaranya Rahmad Mulyadi atau yang sering dipanggil Dodi. Pas tugas malam, Dodi mengajak Nasman untuk jaga bareng. Alasan utamanya siy mau belajar bersama. Kebetulan saat itu memang Nasman juga tugas jaga malam. Nasman sudah menduga kalau Dodi termakan gosip perawat jin tadi. Nasman sendiri sebenarnya juga nggak kalah takut. Namun keduanya tidak mau mengakui secara langsung. Tiba saatnya pas mereka berdua jaga. Waktu itu kira-kira jarum jam menunjukkan pukul 01.00 Wib. Di sebelah kamar Koass ada orang mandi, jebar..jebur.. jebar..jebur. Padahal rasanya kamar itu kosong. Kalau pun beneran manusia kok mandi jam segini. Mandinya pun di rumah sakit pulak. Aneh kan?? "Man, lu denger gak ada orang mandi,” tanya Dodi, dengan suara agak ketakutan dan wajah pucat. Nasman pun menjawab, " Udah cuekin aja,” dengan nada

suara yang biasa saja. Padahal, jujur pas mendengar suara ada orang mandi, Nasman takut juga sih. Tapi demi gengsi, terpaksa pasang badan jadi pemberani, padahal jantung sudah mau copot. Tahu Nasman lebih berani dan tenang dalam menghadapi situasi, Dodi pun demikian. Tapi itu tidak berlangsung lama. Dodi tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya tersebut. Terbukti, saat waktu istirahat, tiba-tiba Dodi menyelinap pindah ke tempat tidur Nasman. Tidur seranjang berdua untuk membunuh rasa takut yang ada. “Untung, perawat jin itu juga nggak ikut nimbrung naik ranjang yaaa. Kalau naik juga bisa bahaya..hahahahahaha,” tawa Nasman lepas.

ILUNIOKE januari-2018 19


serba-serbi

dr. Nasman Puar SpAN-KMN (Kabag Anestesi FK Unand)

Ahmad Forsyaf Masih cerita seputar pengalaman Nasman, waktu itu dia Koass kebidanan di Tangerang, Banten,bersama beberapa teman.

O

leh dr. Boyke para Koass diperbolehkan melakukan forceps elektif terhadap pasien yang saat itu siap melaksanakan persalinan. Singkat cerita, Alhamdulillah proses persalinan berjalan lancar. Karena proses persalinan lancar, Nasman bahagia bukan kepalang. Bahkan, sangking bahagianya, kepada sang ibu dia sempat menyelipkan sebuah nama bagi ILUNIOKE 20 januari-2018

bayi laki-laki yang lahir tersebut dengan sebutan Ahmad Forsyaf. Bagi para Koass atau dokter, nama tersebut terkesan lucu, karena Forsyaf diambil dari kata Forceps yang merupakan alat untuk membantu proses persalinan. Tapi mungkin tidak bagi masyarakat awam.Kedengarannya agak-agak elegan dan kekinian. Cerita tidak berhenti sampai disitu, ternyata Nasman, juga

sempat menyelipkan nama bayi perempuan kepada seorang ibu yang ditolongnya bersalin dengan sebutan Siti Vakumi. Tentu Anda sudah bisa menebak kalau kata Vakumi ini diambil Nasman karena bayi perempuan tersebut lahir lewat bantuan vakum. Bagi Nasman, sebenarnya usulan nama itu hanya guyon saja. Dia sendiri pun tidak yakin kalau nama tersebut bakal dipakai oleh orangtua sang bayi, karena biasanya mereka sudah menyiapkan nama sejak jauh-jauh hari. Belakangan, ternyata nama Ahmad Forsyaf tetap dipakai. Nasman kaget bukan kepalang. Dia tahu saat dirinya menggantikan

praktek kakak kandungnya yang spesialis kebidanan di sebuah rumah sakit di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. "Lahir di Tangerang ya dan yang kasih nama anaknya dokternya ya?" tanya Nasman kepada sang Ibu. Daaaan, sang ibu pun menjawab, “Iya betul dok.� Mendengar itu Nasman hanya bisa tersenyum, untuk kemudian memperkenalkan diri, bahwa dialah yang menolong saat proses persalinan menggunakan Forcep. Dan ternyata ini bukan kejadian pertama. Nasman juga pernah menyelipkan nama Krismon (krisis moneter) bagi seorang bayi yang lahir di RSCM. Dan ternyata nama pemberiannya itu dipakai

dan diketahuinya saat menjadi dokter jaga di sebuah rumah sakit. Mengetahui itu, spesialis anestesi anak di sebuah rumah sakit ini

hanya bisa tersenyum dan gelenggeleng kepala. Nasman...Nasman.....ada aja ulahnya. ***

ILUNIOKE januari-2018 21


pojok

Hoax Seputar Daging Kambing Apabila Hari Raya Qurban tiba, daging melimpah ruah. Mau daging kambing, sapi atau kerbau menjadi menu santapan bagi banyak masyarakat yang merayakannya. Biasanya, daging kambinglah yang menjadi sorotan. Mengapa?

A

da yang meyakini kalau daging kambing bisa menaikkan tekanan darah dan meningkatkan gairah seksual. Benarkah demikian? Simak penuturan Dr.dr Ari F. Syam berikut ini;

Makan daging kambing menaikkan tekanan darah Masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60) akhirnya meningkatkan makan daging kambing agar tensinya naik. Tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum, sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung. Tapi pada sebagian masyarakat tanpa melihat kenapa TD-nya rendah langsung mengILUNIOKE 22 januari-2018

konsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung faktanya makan daging kambing justru akan membuat fatal dan memperburuk keadaan.

bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.Z

Torpedo kambing meningkatkan Gairan Seksual Mitos kedua yang juga beredar kuat di tengah masyarakat yang meyakini kalau "torpedo" atau testis

kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar, memang testis

kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan. Daging kambing juga daging merah lain seperti daging sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Daging kambing termasuk juga daging sapi mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD. maka GERD-nya akan ILUNIOKE januari-2018 23


edukasi “Dokter Layanan Primer memiliki ciri yang membedakan, bukan hanya jenis area pada kompetensinya saja tapi bagaimana pendekatan kepada pasien dalam masalah kesehatan� Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Trisna Sanyoto MSc.CM-FM Sp.DLP

Staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dokter layanan primer akan melakukan penelusuran lebih dalam dan approach lebih baik lagi sehingga pengobatan juga secara komperhensi akan lebih baik lagi.

Dokter Layanan Primer

Ujung Tombak Masyarakat Hidup Sehat Peran dokter layanan primer (DLP) di masyarakat sangat luar biasa. Melalui pengetahuan dan pengalamannya, mereka berupaya memenuhi keadilan masyarakat di bidang kesehatan, terutama melalui pelayanan prima dan pencegahan penyakit.

ILUNIOKE 24 januari-2018

F

itri Kartika Sari merasa kurang puas. Anaknya Nayla yang berusia 3 tahun hampir setiap bulan sakit flu. Setiap flu kumat, Fitri selalu membawa Nayla ke klinik dekat rumah yang memang menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama kepesertaan BPJS bagi Fitri sekeluarga. Dokter yang memeriksa Nayla berulangkali mengatakan bahwa Nayla terkena flu dan diberikan obat panas, obat batuk pilek dan obat alergi. Fitri mengeluh kepada suaminya, mengapa anaknya seringkali flu, sedangkan anak kakaknya dengan usia yang sama tidak sesering Nayla. Suami Fitri, Rahardjo, berkomentar pendek untuk membawa Nayla ke dokter yang sama dengan kakaknya. Fitri pun mengikuti saran suami. Pergilah dia ke dokter langganan kakaknya. Ternyata dokter itupun bekerja pada suatu klinik FKTP BPJS. Klinik yang sama ramainya, tetapi tersedia beberapa dokter praktik sekaligus. Salah satu

dokter yang menjadi langganan kakaknya dipilih oleh Fitri. Kali itu dia rela untuk mengambil pelayanan tanpa jaminan BPJS. Ternyata memang dokter yang melayani sama sekali berbeda dengan dokter sebelumnya. Dokter ini mengukur ulang tinggi dan berat Nayla, mencatatnya pada sebuah grafik, menanyakan berapa sering Nayla terjangkit flu, bagaimana pola dan jenis makanan Nayla sehari-hari, bagaimana kondisi kesehatan orang-orang disekitar kehidupan Nayla, serta perasaan, kekuatiran dan harapan Fitri terhadap masalah kesehatan Nayla. Fitri merasa yakin bahwa dokter ini betul-betul sedang menegakkan masalah kesehatan Nayla saat ini, dan merencanakan pengobatannya dengan baik. Dalam lima belas menit pelayanan, Nayla didiagnosis sementara tuberkulosis paru, dan direncanakan untuk melaksanakan serangkaian pemeriksaan penunjang. Fitri kemudian berniat untuk memindahkan FKTPnya ke klinik

ini walaupun jauh dari rumahnya karena yakin bahwa dokter disini akan melakukan yang terbaik bagi Nayla. Ketika Fitri memberanikan diri untuk bertanya ke dokter apakah dokter merupakan dokter umum, atau telah memiliki pendidikan lebih, dokter itu menjawab bahwa beliau telah melalui pendidikan untuk menjadi Dokter Layanan Primer. Memang, sejak adanya undang-undang terkini mengenai pendidikan kedokteran, yaitu UU No. 20/2013 ditegakkan, pemerintah memperkenalkan adanya Dokter Layanan Primer (DLP). “DLP adalah dokter praktik umum yang mengambil pendidikan spesialis dalam bidang kedokteran keluarga sehingga ahli menjadi seorang generalis untuk bekerja sebagai ujung tombak pelayanan kedokteran,�demikian uraian DR. Dr. Dhanasari Vidiawati Trisna Sanyoto MSc.CM-FM Sp.DLP, staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Dibanding dokter praktik umum, Dokter Layanan Primer memiliki perbedaan, bukan hanya pada kompetensinya saja tapi bagaimana pendekatan kepada pasien dalam masalah kesehatan. Misalnya, dokter yang mengobati batuk pilek di layanan primer. Biasanya dokter praktik umum akan langsung memberikan obat tapi dokter layanan primer tidak begitu. Dokter layanan primer tidak akan memberikan obat saja karena dia akan menggali lebih dalam lagi mengenai pemicu pasien batuk


edukasi pilek saat itu, apa yang mungkin dapat terjadi pada orang disekeliling pasien akibat batuk pileknya, dan bagaimana agar pasien tidak mengalami masalah yang sama dikemudian hari. Dokter layanan primer juga akan menggali. Apakah batuk pilek yang dialami hanya sekali atau berulang dan tidak pernah terpikirkan oleh dokter sebelumnya.. “Dengan berbekal pendidikan kedokteran pencegahan dan pelayanan yang berpusat pada pasien (patient-centered), maka dokter layanan primer ini memiliki tehnik untuk menggali faktor-faktor yang ada pada pasien secara cepat dan tepat, bukan hanya pandai berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, dokter layanan primer

ILUNIOKE 26 januari-2018

Dokter layanan primer akan menganalisa secara holistik apa yang terjadi pada pasien, bukan hanya segi penyakit fisik atau bionya saja, namun juga masalah yang terjadi pada psikososio-kultur-spiritual pasien juga piawai memperhatikan latarbelakang sosial budaya pasien,” tandas Dhanasari.

Kemudian dokter layanan primer akan menganalisa secara holistik apa yang terjadi pada pasien, bukan hanya segi penyakit fisik atau bionya saja, namun juga masalah yang terjadi pada psiko-sosio-kultur-spiritual pasien sehingga dokter dapat memberikan pelayanan yang betul dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya. Bukan hanya pendekatan holistik, namun DLP juga terlatih sebagai klinisi, untuk dapat mendeteksi dini lebih baik, melakukan pengobatan yang tepat pada kasus-kasus dini, serta menentukan rujukan yang tepat sedini mungkin di layanan primer. “Salah satu tujuan DLP untuk menambah ketrampilan klinisnya dalam menegakkan diagnosis

adalah agar kasus yang memang seharusnya ditatalaksana oleh spesialis di rumah sakit dapat diterima oleh spesialis dalam keadaan yang sedini mungkin.” tandas dokter berparas cantik tersebut. Bila di ruang praktik terdapat beberapa pasien dengan penyakit yang sama, maka DLP akan spontan mempertimbangkan untuk melakukan diagnosis komunitas (commmunity diagnosis). Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya, tim akan mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada masyarakat dalam rangka merencanakan dan melaksanakan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat. Masalah yang teridentifikasi belum tentu hanya pada masyarakat, namun bisa juga

pada program kesehatannya atau kualitas pelayanannya. Oleh karena itu DLP juga terlatih untuk mahir dalam melaksanakan evaluasi program (evapro) kesehatan dan program jaminan mutu pelayanan (quality assurance), serta akan memimpin tim untuk mengidentifikasi dengan jeli program pelayanan yang harus dievaluasi dan diintervensi agar masalah kesehatan di masyarakat terselesaikan secara komprehensif. “Pada pelayanan kesehatan jaman now, masyarakat yang datang ke layanan primer berhak menerima pelayanan dari ahlinya di layanan primer, dan masyarakat yang datang ke layanan sekunder dan tersier berhak menerima

pelayanan dari ahlinya di layanan sekunder dan tersier,” tandas Dhanasari. Semoga dengan berkembangnya ilmu kedokteran layanan primer di Indonesia, maka masyarakat Indonesia akan dilayani oleh dokter-dokter yang percaya diri bahwa dirinya ahli di layanan primer dan kebutuhan masyarakat untuk tetap sehat dapat terwujud. Sumber: The WHO Report 2008: Primary Health Care: Now more than ever.

ILUNIOKE januari-2018 27


edukasi “Tidak setiap perawat dapat bekerja di ICU dan HCU. Perawat-perawat ini harus memiliki kompetensi khusus yang didapatkan dari pelatihan khusus pula. ” Dr. dr Ratna Farida, SpAn-KAKV

Ketua Program Studi Sp1, Anestesiologi dan Terapi Intensif, FKUI - RSCM

INTENSIVE CARE UNIT

How high can we expect? ……………“Saat ini yang bersangkutan tengah dirawat secara intensif di RS….”. (laporan reporter TV VYZ)

F

rasa “dirawat secara intensif” yang seolah sudah lazim digunakan para jurnalis, dalam bahasa medis dan kedokteran mengandung makna spesifik dan tidak begitu saja digunakan. Perawatan intensif dalam dunia kedokteran adalah perawatan pasien kritikal dalam unit-unit perawatan intensif, yaitu ICU (Intensive Care Unit) dan HCU (High Care Unit). Jadi, perawatan intensif adalah perawatan di dalam unit perawatan intensif, bukan sembarang perawatan. Banyak hal yang membedakan tempat-tempat ini dengan ruang perawatan biasa (general ward). ILUNIOKE 28 januari-2018

Pertama, sarana dan prasarananya. ICU dan HCU dilengkapi dengan perangkat pemantauan (monitor) pasien yang kontinyu (terus menerus), baik yang bersifat invasif (dimasukkan langsung ke dalam tubuh) maupun non invasif (hanya menempel pada permukaan tubuh). ICU dan HCU juga dilengkapi dengan berbagai peralatan bantuan kehidupan. Yang terpenting adalah mesin ventilator (mesin pembantu pernafasan). Beberapa ICU dilengkapi dengan peralatan yang lebih rumit, seperti prosedur cuci darah kontinyu (CRRT, continuous renal replacement therapy), mesin pembantu kontraksi jantung

(IABP, intra-aortic balloon pump), ECMO (extracorporeal membrane oxygenator) dan lain-lain. Alat-alat bantu ini pada saat masih sangat dibutuhkan pasien, tidak boleh berhenti bekerja. Itu sebabnya alat-alat ini harus memiliki UPS (uninterrupted power supply) yang memungkinkan mereka tetap berfungsi meskipun terjadi pemadaman listrik. Selain peralatan rumit di atas, cairan dan obat-obat yang digunakan di ICU juga bukan obat biasa. Sebagian besar obat yang digunakan adalah “obat keras” bahkan dapat berhaya jika digunakan oleh tenaga kesehatan tidak terlatih. Obat-obat ini diperlukan pada kondisi khusus di tempat perawatan intensif. (Sarana khusus dan obat-obat khusus ini yang menjadikan perawatan ICU sangat mahal.) Kedua, sumber daya manusia. Tidak setiap perawat dapat bekerja di ICU dan HCU. Perawat-perawat ini harus memiliki kompetensi khusus yang didapatkan dari pelatihan khusus pula. Perawat di ICU dan HCU juga harus mampu bekerja terus-menerus di samping pasien pada saat berdinas. Idealnya satu perawat satu pasien. Di negara maju bahkan satu pasien dipegang oleh dua perawat. Dokter yang bekerja di ICU dan HCU pun, haruslah dokter dengan kompetensi khusus. Minimal dokter tersebut harus menguasai ilmu Bantuan Hidup Lanjut (Advance Life Support), mampu melakukan manajemen jalan nafas, mampu melakukan pemasangan pemantauan invasif, mampu menggunakan dan mengelola ventilator serta mampu

menggunakan dengan tepat obatobat khusus sesuai indikasi. Ketiga, pasiennya. Tempat perawatan yang rumit seperti ini tentu diperuntukkan bagi pasien yang rumit pula. Apa saja indikasi perawatan di ICU dan siapa saja yang berhak dirawat di ICU? Ini adalah bagian yang paling banyak disalah-artikan oleh khalayak awam. ICU bukanlah tempat untuk semua pasien yang kondisinya berat. Pasien yang sudah diperkirakan segera meninggal, misalnya stadium terminal suatu penyakit kronik yang tidak dapat lagi sembuh, bukan prioritas untuk dirawat di ICU. Di seluruh dunia, kapasitas ICU selalu kurang daripada permintaan. Oleh sebab itu ada tingkatan prioritas untuk dapat dirawat. DI RSCM dianut 4 prioritas. Prioritas 1 adalah pasien yang perlu diawasi ketat kondisinya agar tidak terjadi perburukan. Secara umum dapat dikatakan pasien

yang dirawat di ICU adalah pasien dalam kondisi kritikal yang masih memiliki harapan untuk pulih. Pasien stadium terminal penyakit kronik tidak diindikasikan untuk masuk ICU. Pemantauan di ICU adalah dari menit ke menit. Setiap saat dapat terjadi perubahan. Oleh

karena itu selalu dimintakan nomer kontak keluarga yang dapat dihubungi. Pasien yang dirawat di ICU, bagaimana pun tidak dapat dipastikan akan pulih. Banyak sekali faktor yang berpengaruh, termasuk beratnya kondisi ketika pasien mulai perawatan. Banyak kondisi klinis yang merupakan

ILUNIOKE januari-2018 29


edukasi “Sekitar tahun 2015 melakukan penelitian langsung ke masyarakat. Dia dapatkan 6% masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD” Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH

Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana

Kenali dan Hindari

Pencetus GERD indikasi perawatan ICU merupakan bagian dari rentetan kejadian medis dari satu kejadian sebelumnya. Ini dapat berupa trauma (kecelakaan, misalnya), dapat pembedahan, infeksi berat dan sebagainya. Akibat rentetan ini dapat berdampak pada setiap organ, jaringan hingga sel, yang mungkin saja tidak dapat kembali pulih seperti sediakala. Kadang juga terjadi pasien selamat namun ada gejala sisa yang menetap. Terkadang, kondisi pasien sudah demikian parah sehingga fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat dipertahankan lagi. Dokter memiliki kriteria objektif untuk menyatakan pasien sudah tidak ada harapan lagi. Pada titik ini, dokter akan memutuskan apakah akan melakukan withdraw (menghentikan) atau withold (tidak meningkatkan lagi) terhadap terapi yang dilakukan. Keputusan ini diambil berdasarkan kajian ILUNIOKE 30 januari-2018

dan pertimbangan ilmiah. Pasien dalam tahap ini umumnya dalam proses menuju kematian. Satu hal yang pasti, dokter dan seluruh tim akan berusaha agar pasien tidak merasakan penderitaan hingga saat terakhirnya. Apakah pasien yang sudah tak ada harapan dapat dibawa pulang oleh keluarganya? Tidak. Apa pun alasannya, pasien ICU tidak dapat dipindahkan kecuali ke ICU yang lain. Semua pasien yang dirawat di ICU hanya boleh keluar jika dinyatakan sudah tidak memerlukan perawatan intensif lagi. Bagaimana jika pasien yang telah dirawat di ICU kemudian diketahui sebenarnya mengidap penyakit terminal yang tidak dapat disembuhkan? Di beberapa RS ada komite medis yang memasukkan hal ini dalam “perawatan paliatif”. Jika pasien tidak dalam terapi invasif (mesin ventilator, CRRT dan sebagainya), mungkin pasien dapat

dipindakan ke unit khusus, di mana ia dapat menjalani hari akhirnya dengan tenang. Akan tetapi jika pasien dalam ventilator pilihannya hanya withdraw atau witholding. Perawatan intensif mengandung makna spesifik dan melibatkan banyak hal yang mungkin tidak dipahami masyarakat awam. Keterlibatan sumber daya yang kompleks, besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan banyaknya tenaga, waktu dan perasaan keluarga yang terkuras selama pasien dirawat, jika ditelaah secara rinci, menjadikannya memerlukan pertimbangan seksama. Namun jelas, ICU diperuntukkan untuk menyelamatkan pasien, bukan sekadar tempat menjalani hari akhir. Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak pula dapat menundanya. (QS al Hijr:5)

Penyakit Gerd merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Tapi jangan khawatir, penyakit ini bisa disembuhkan dengan menghindari faktor pencetus dan mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter.

P

enyakit GERD kembali menjadi buah bibir. Apalagi ketika penyakit ini dihubung-hubungkan dengan meninggalnya presenter muda Andrie Jarot dan artis legendaris Didi Petet. GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis, karena bisa berkembang menjadi penyakit berlanjut, bahkan bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru. “Tetapi GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian,” tandas Dr.dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana.

Menurut pria berkumis ini, sebenarnya ada dua gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn). Biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi). Sekitar 2015 Fahrial pernah melakukan survey di media sosial melalui 1200 sample dengan menggunakan kuisioner GERD (GERD-Q), Hasilnya, diperoleh data lebih dari 50 % responden kemungkinan mengalami GERD. “Penelitian ini dilakukan langsung ke masyarakat. Kami dapatkan 6 % masyarakat yang menjadi

responden kemungkinan menderita GERD,” tandasnya. GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan. Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. Bahkan GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. Di luar saluran cerna, lanjut Ari asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernafasan bawah (asma) bahkan sampai paru-paru (Fibrosis paru Idiopatik). Diakui Ari, penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuisioner GERD. Total skor yang didapat dari kuisioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak: jika nilai <8 maka kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD. Kuisioner GERD sendiri terdiri dari 6 pertanyaan. Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD yaitu panas dada seperti terbakar (heartburn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sedang pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual. Sedangkan dua pertanyaan terakhir dari kuisioner ini adalah ILUNIOKE januari-2018 31


edukasi gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD bisa klik http://www.surveymonkey.com/s/ gerdq.

Tata Laksana GERD Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tatalaksana penyakit GERD berupa tata laksana non obat/perubahan gaya hidup dan tatalaksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tatalaksana non obat, pasien GERD antara lain: 1. Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. 2. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung

tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung termasuk asam lambung akan berbalik arah kembali ke kerongkongan. 3. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas. 4. Hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut. 5. Hindari makanan yang mengandung coklat dan keju. 6. Menghindari stress 7. Mengontrol berat badan sampai mencapai berat badan ideal Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang memang sudah mengalami GERD jika mengkonsumsi daging yang berlebih dan langsung tidur akan menyebabkan timbulnya panas di dada pada 4 dari 5 kasus GERD. Obat yang diberikan terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung atau dikenal sebagai

Ada dua gejala utama GERD yaitu nyeri dada dan merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn). Biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).

anti sekresi asam lambung. Obatobat kelompok ini terdiri dari 2 kelompok obat yaitu penghambat reseptor H2 (antagonist H2 reseptor) antara lain ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin. Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat yaitu penghambat pompa proton seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol,esomeprazol atau pantoprazol. Antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut. Demikian informasi mengenai penyakit GERD “Penyakit kronis karena asam lambung yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi. Pasien dengan GERD bisa sembuh dengan menghindari faktor pencetus dan mengosumsi obat-obatan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter,� tegas Ari Mudah-mudahan kita semua selalu diberi kesempatan untuk hidup sehat dan selalu sehat. Amieen..k

“Di antara berbagai penyakit yang berdampak signifikan terhadap kemampuan komunikasi usia lanjut, demensia merupakan penyakit yang paling mengganggu. � dr. Nina Kemala Sari, SpPD, K-Ger, MPH Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSCM

Kiat Berkomunikasi dengan Orang Tua

yang Mengalami Demensia Kesabaran dan cinta kasih orang tua: ada sejak saat kita belum ada, ada saat kita tidak bisa apa-apa, selalu ada sejak kecil kita yang penuh berulang tanya, menemani masa remaja kita yang sangat sangat mengkhawatirkan, tetap ada hingga kita dewasa dan tua yang tak habisnya beliau bantu dan pikirkan. Akankah sekarang kita lunasi kasih tak bertepi itu. Dengan kesabaran dan cinta kita yang sebenarnya hanya sejumput dari keluasan hati yang selama ini beliau berikan?

I

nti keberhasilan merawat orang tua yang sakit adalah kemampuan berkomunikasi dengan mereka. Tidak mudah untuk membuat orang tua mengerti apa yang kita sampaikan. Dengan segala masalah kesehatan yang beliau alami, gangguan mendengar dan melihat serta respon yang lambat, dampak berbagai penyakit serta pengobatan membuat komunikasi dengan orang tua yang sakit memerlukan strategi khusus. Untuk mengatasi gangguan pendengaran misalnya, bicaralah perlahan namun jelas dengan mata sejajar mata orang tua agar beliau dapat membaca gerakan bibir dan bila perlu tuliskan apa yang dikatakan. Bila terdapat gangguan penglihatan pastikan cahaya ruangan cukup terang, pakaikan kaca mata orang tua, bila menggunakan tulisan buat yang besar, pakai gambar-gambar, atau bila perlu dengan rekaman suara. Di antara berbagai penyakit yang berdampak signifikan terhadap kemampuan komunikasi usia lanjut, demensia merupakan penyakit yang paling mengganggu. Penyakit Alzheimer dan demensia lainnya secara bertahap menurunkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi. Komunikasi dengan seorang yang menderita Demensia membutuhkan kesabaran, pengertian, dan keterampilan mendengar yang baik. Demensia adalah gangguan fungsi otak yang mempengaruhi daya ingat, emosi, perilaku, dan fungsi otak lainnya. Penyebab demensia tersering pada usia lanjut adalah Penyakit Alzheimer.

(Nina KS) ILUNIOKE 32 januari-2018

ILUNIOKE januari-2018 33


edukasi Perubahan kemampuan berkomunikasi pada orang tua dengan demensia bervariasi, berdasarkan pada orang tersebut dan sampai dimana proses penyakitnya. Masalah-masalah yang terlihat selama perburukan penyakit mencakup: • Kesulitan menemukan katakata yang tepat. • Menggunakan kata-kata yang sudah dikenal berulang-ulang. • Lebih mendeskripsikan hal yang sudah dikenal daripada

berlangsung sekitar 2-3 tahun. Saat ini seseorang masih dapat berpartisipasi dalam percakapan yang berarti dan terlibat dalam aktivitas sosial walaupun sudah kurang tertarik melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan, lebih sering berada di zona nyaman seperti di kamar. Penderita mungkin mengulang- ulang cerita, merasa kewalahan dengan stimulasi berlebihan atau memiliki kesulitan menemukan kata-kata yang benar dan mulai kesulitan

orang tua tersebut jika ingin tahu bagaimana kabarnya. • Sediakan waktu untuk mendengar tentang perasaan oang tua tersebut, tentang apa yang dipikirkan atau dibutuhkannya. • Berikan waktu untuk orang tua merespon. Jangan menginterupsi atau mengakhiri kalimat jika beliau tidak minta tolong menemukan kata atau mengakhiri kalimat. • Bicarakan dengan orang tua tentang apa hal yang masih

menyebut nama hal tersebut. • Dengan mudah kehilangan runtutan pikiran. • Kesulitan mengatur kata-kata secara logis. • Kembali menggunakan bahasa asli/ ibu. • Jarang bicara. • Lebih mengandalkan bahasa tubuh dari pada berbicara.

melakukan aktivitas kompleks seperti menyiapkan makan malam atau mengurus keuangan.

nyaman beliau lakukan dan kegiatan apa yang beliau perlu bantuan. • Cari cara komunikasi yang paling nyaman untuk orang tua, apakah percakapan tatap muka, email, atau telepon. • Tidak apa tertawa. Kadangkadang humor mencerahkan suasana hati dan membuat komunikasi lebih mudah. • Jujur dan terus teranglah tentang perasaan Anda. Jangan menjauhkan diri, persahabatan dan dukungan Anda sangat

Komunikasi pada Demensia Stadium Awal Stadium awal Penyakit Alzheimer/ Alzheimer Ringan, biasanya ILUNIOKE 34 januari-2018

Tips agar komunikasi lancar: • Jangan membuat asumsi tentang kemampuan seseorang untuk berkomunikasi karena Diagnosis Alzheimer. Penyakit ini mempengaruhi tiap orang secara berbeda. • Jangan abaikan orang dengan penyakit ini dari percakapan dengan pihak lainnya. • Berbicara langsung kepada

penting untuk orang tua.

Komunikasi pada Demensia Stadium Sedang sampai Berat Tahap menengah Penyakit Alzheimer, kadang disebut sebagai Tahap Alzheimer Sedang, dicirikan dengan waktu sekitar 1,5 tahun. Kemampuan hidup mandiri orang tua menurun, kesulitan menghitung dan penilaian situasi yang baik sehingga rentan pada penipuan, bingung, disorientasi, lupa atau tidak tau jalan pulang atau masalah keselamatan lainnya. Orang tua makin sulit untuk berkomunikasi dan akan membutuhkan perawatan yang lebih langsung. Ketika penyakit berlanjut, menjadi Demensia Derajat Sedang Berat, fungsi kognitif semakin menurun, orang tua kehilangan sebagian besar kemampuan mengenali orang di sekitarnya, emosi meledak-ledak karena bingung dan tidak mengerti apa yang terjadi di sekelilingnya. Periode ini berlangsung sekitar 2,5 tahun atau lebih. Jadi total tahap ini berlangsung paling lama, sekitar 4 tahun atau lebih. Tips untuk komunikasi yang berhasil: • Berikan waktu untuk merespon sehingga orang tua dapat berpikir tentang apa yang ingin ia katakan. • Lakukan percakapan tatap muka satu-satu dalam ruangan yang tenang dengan gangguan minimal. • Sabarlah dan suportif. Nyamankan dan yakinkan orang tua sehingga hal itu akan mendorong beliau untuk

menjelaskan pikiran-pikirannya. • Pelihara kontak mata. Hal ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan apa yang beliau katakan. • Hindari mengkritik atau mengoreksi. Sebaiknya, dengarkan dan coba menemukan arti dari apa yang dikatakan beliau. Ulangi apa yang dikatakan untuk mengklarifikasi. • Hindari berargumentasi. Jika beliau mengatakan sesuatu yang Anda tidak setuju, biarkan saja. • Jangan membebani orang tua dengan permintaan yang panjang. Tawarkan instruksi atau tugas-tugas langkah demi langkah dengan jelas • Berbicara lambat dan jelas. • Ajukan pertanyaan “ya” atau “tidak”, contoh, “Apakah Bapak ingin minum kopi?” dari pada “Apa yang ingin Bapak minum?” • Ajukan satu pertanyaan pada satu waktu. • Berikan tanda visual. Untuk membantu mendemonstrasikan tugas, tunjuk atau sentuh barang yang Anda ingin digunakan oleh orang tua atau memulai tugas untuk beliau. • Catatan tertulis dapat membantu bila kata –kata membingungkan.

Komunikasi pada Demensia Stadium Lanjut Penyakit Alzheimer Stadium lanjut, kadang disebut sebagai Alzheimer Sangat Berat, dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa tahun. Ketika penyakit memberat, orang dengan Alzheimer mungkin hanya

mengandalkan komunikasi non verbal, seperti ekspresi wajah atau suara vokal. Orang tua masih bisa mendengar dan mengerti namun tidak bisa lagi merespon dan tidak mengenali orang di sekitarnya. Biasanya dibutuhkan perawatan selama 24 jam pada stadium ini, kembali seperti bayi. Tips untuk komunikasi yang sukses: • Perlakukan orang tua dengan penuh martabat dan rasa hormat. Hindari perkataan merendahkan atau seolah-olah beliau tidak ada. • Dekati orang tua dari depan dan jelaskan siapa diri Anda, misalnya, “Ibu, ini Titi, anak Ibu. • Gunakan komunikasi nonverbal. Jika Anda tidak mengerti apa yang dikatakan, mintalah beliau untuk menunjuk atau bahasa tubuh. • Kadang-kadang emosi yang diekspresikan lebih penting dari pada apa yang dikatakan. Cari tahu perasaan di balik kata-kata atau suara. • Gunakan sentuhan, pandangan, suara, penciuman, dan cita rasa sebagai bentuk komunikasi dengan orang tua. • Tidak apa bila Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dikatakan, kehadiran dan persahabatan Anda paling penting bagi orang tua. Selamat merawat orang tua kita dengan sepenuh cinta. Z

ILUNIOKE januari-2018 35


edukasi “Timbulnya gejala PJK tergantung pada derajat aliran arteri koroner, dimana terjadi penyempitan oleh penimbunan lemak pada dinding arteri koroner atau bahkan penyumbatan oleh bekuan darah.” dr. A.Sari S. Mumpuni, SpJP, FIHA

RS Pondok Indah – Pondok Indah / Bintaro Jaya

Penyakit Jantung Koroner

Apakah PJK ? PJK adalah penyakit jantung yang melibatkan pembuluh darah jantung (arteri koroner), dimana terjadi proses aterosklerosis pada pembuluh darah arteri koroner. Aterosklerosis adalah proses penimbunan/deposit lemak pada dinding pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah arteri koroner tersumbat atau menyempit, sehingga mengakibatkan berkurangnya aliran darah yang menuju otot jantung. Tanpa aliran darah yang cukup, otot jantung akan kekurangan oksigen dan zat-zat penting lain yang dibutuhkan otot jantung untuk dapat bekerja dengan semestinya.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)

P

enyakit Jantung Koroner (= PJK) atau juga disebut Penyakit Arteri Koroner masih merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di negara-negara Barat, meskipun upaya-upaya pencegahan dan inovasi pengobatan telah demikian maju. Contohnya di Amerika, PJK merupakan penyebab kematian nomor satu, dan diderita lebih dari 2 juta penduduknya. Di Indonesia, ILUNIOKE 36 januari-2018

dimana saat ini terjadi perubahan pola hidup dan konsumsi makanan, kompetisi di lingkungan kerja yang mengakibatkan stres berkepanjangan, terutama di kota-kota besar, maka PJK merupakan penyebab kematian tertinggi, dimana sebelumnya angka kematian tertinggi disebabkan penyakit infeksi. Dengan demikian, perlu perhatian terhadap upaya-upaya pencegahan, pengenalan gejala dini dan pengobatan PJK.

Yang tidak dapat diubah : 1. Riwayat PJK dalam keluarga (orang tua kandung, saudara kandung) 2. Umur (laki-laki > 40th, wanita usia menopause) 3. Jenis kelamin (pria >> wanita) 4. Ras (contohnya : di Amerika ras kulit hitam dan hispanik-Mexican lebih sering mendapat PJK dibandingkan ras kulit putih) Yang dapat diubah : 1. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 2. Kadar LDL (“kolesterol buruk”) tinggi dan kadar HDL (“kolesterol baik”) rendah 3. Merokok 4. Diabetes Mellitus (kencing manis) 5. Obesitas (kegemukan) 6. Kurang olah raga 7. Stress

Gejala Dini PJK Timbulnya gejala PJK tergantung pada derajat aliran arteri koroner, dimana terjadi penyempitan oleh penimbunan lemak pada dinding arteri koroner atau bahkan penyumbatan oleh bekuan darah.Bila aliran koroner masih mencukupi kebutuhan otot jantung, tidak akan timbul keluhan. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok (supply) maupun kebutuhan (demand) otot jantung tetap seimbang agar oksigenisasi otot jantung terpenuhi. Namun, jika terdapat penyempitan atau bahkan penyumbatan aliran koroner, sehingga antara supply dan demand tidak seimbang, maka gejala PJK akan timbul, yaitu biasanya berupa sakit dada (angina pectoris).

Sakit dada yang disebabkan PJK biasanya diterjemahkan sebagai rasa tidak enak di dada, lamanya 5 - 10 menit, jika > 20 menit biasanya merupakan serangan jantung (infark). Posisi klasik di bagian tengah dada atau di dalam dada (bukan didinding dada), menyebar ke leher, rahang bawah dan bagian dalam tangan (sering tangan kiri) dan muncul pada aktifitas fisik. Penyebaran rasa sakit dapat juga ke punggung (diantara tulang belikat), perut bagian atas (nyeri ulu hati). Keluhan rasa tidak enak di dada kadang-kadang disertai keluhan lain seperti perasaan capek berlebihan, sesak napas, berdebar-debar, keringat dingin, atau kadang-kadang tidak sadarkan diri (pingsan). Keluhan nyeri ulu hati kadang-kadang disalah artikan

sebagai gangguan pencernaan biasa, seperti sakit lambung (maag). Keluhan sakit dada yang bukan disebabkan oleh PJK juga harus dipikirkan, karena dalam rongga dada juga terdapat organ-organ lain, misalnya pembuluh darah aorta, paru-paru, saluran cerna (kerongkongan), juga organ-organ dirongga perut seperti lambung, empedu.

Apa yang Harus Anda Perbuat ? Duapuluh menit setelah penyumbatan arteri koroner sudah mulai terjadi kerusakan otot jantung, yang dapat menyebabkan henti jantung dengan akibat kematian mendadak. Jika anda atau kerabat anda mengira mereka mendapat serangan jantung, segera hentikan aktifitasnya, letakkan dalam posisi sebaik mungkin ILUNIOKE januari-2018 37


edukasi (berbaring), longgarkan pakaian yang dikenakan dan tenangkan. Mohon bantuan rekan lain untuk menghubungi paramedis (ambulans) atau rumah sakit terdekat (jangan meninggalkan penderita seorang diri) atau jika memungkinkan segera membawa penderita ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertama dan memastikan apakah penderita mengalami serangan jantung dan dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas perawatan intensif khusus kegawatan jantung untuk mendapat pengobatan yang tepat. Jika penderita diketahui seorang penderita penyakit jantung koroner, biasanya mereka mempunyai obat-obat khusus yang dapat digunakan jika serangan sakit dada timbul, biasanya berupa tablet isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dihisap dibawah lidah atau aspilet yg dapat dikunyah2. Jika keluhan tidak hilang dan bertambah berat, segera bawa penderita ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama atau jika diperlukan ke rumah sakit dengan fasilitas perawatan intensif khusus kegawatan jantung.

Skrining Penyakit Jantung Koroner Jika anda seorang laki-laki berusia diatas 40 tahun atau

ILUNIOKE 38 januari-2018

wanita usia pre menopause/ menopause dan mempunyai salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner, maka dianjurkan untuk melakukan medical check-up secara rutin. Biasanya berupa pemeriksaan fisik, darah, rekaman jantung (EKG) saat istirahat, foto/rontgen dada, treadmill test (uji latih jantung dengan beban). Pemeriksaan treadmill test dapat sebagai skrining PJK, jika didapatkan hasil test positif, maka dianjurkan pemeriksaan lebih lanjut yaitu angiografi koroner secara non-invasif yaitu CT cardiac coroner atau secara invasif dgn kateterisasi koroner. Pemeriksaan kateterisasi koroner dapat mendiagnosa adanya penyempitan atau penyumbatan arteri koroner secara tepat (golden standard). Jika terdapat penyempitan atau penyumbatan, dipertimbangkan apakah diperlukan tindakan lebih lanjut berupa angioplasty (pelebaran arteri koroner dengan balon kateter), atau pemasangan cincin/stent. Pada beberapa kasus dimana tidak dapat dilakukan pemasangan cincin/stent, pasien akan dianjurkan untuk operasi bypass-koroner (bedah pintas koroner).

Penutup Dari uraian diatas jelaslah, bahwa PJK merupakan penyakit yang memerlukan penanganan

yang cepat dan tepat, karena dapat menyebabkan kematian. Namun pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan. Oleh karena itu mulailah hidup lebih sehat, hindari kebiasaan yang merupakan faktor risiko PJK, dan bagi yang sudah mempunyai salah satu faktor risiko PJK, usahakan untuk mengendalikan faktor risiko tersebut.Z

Kendalikan penyakit jantung koroner dengan :

CERDIK

Cek kesehatan secara berkala Enyahkan rokok Rajin berolahraga dan beraktifitas fisik Diet sehat dengan gizi seimbang Istirahat yang cukup Kendalikan stres

SEHATI

Seimbang gizi Enyahkan rokok Hindari stress Awasi tekanan darah Teratur berolahraga Istirahat yang cukup (tidur malam hari 5-7jam)


edukasi “Kornea dan lapisan air mata anda harus sehat agar pemakaian lensa kontak nyaman dan Anda dapat melihat dengan jelas. Untuk mempercantik mata tanpa kelainan refraksi dapat dipakai soft lens warna warni (decorative soft lens).” dr. Rita Polana Sp.M RS Pondok Indah

Rambu Penting Seputar Lensa Kontak

Mata Adalah Jendela Dunia “Tatapan matanya tajam menusuk hati. Tatapan matanya lembut membuat hati bergetar.”

Lensa Kontak Lensa kontak adalah suatu alat berbentuk diskus bening, berbahan dasar plastik yang digunakan pada mata untuk meningkatkan tajam penglihatan. Lensa kontak “mengapung” pada lapisan air mata yang melapisi kornea mata anda. Seperti kacamata, lensa kontak membantu penglihatan anda yang terganggu akibat kelainan refraksi.

Tipe-tipe lensa kontak: - Hard contact lens (lensa kontak kaku/keras) Lensa kontak keras yang paling banyak digunakan adalah rigid gas permeable (RGP). Lensa kontak ini terbuat dari bahan plastic yang dikombinasi dengan bahan lain. Karena keras, bentuknya dapat dipertahankan dengan tegas pada kornea, namun lensa ini juga dapat

- Soft contact lens (lensa kontak lunak) Kebanyakan orang lebih memilih lensa kontak ini karena lebih nyaman dipakai dan lebih banyak pilihan. • Daily-wear contacts á dipakai saat terbangun/aktivitas dan dilepas saat tidur, ada beberapa tipe yang 1 kali pakai (disposable). • Extended-wear contacts á dapat digunakan saat tidur, harus dilepas setidaknya 1 kali/ minggu untuk dibersihkan Saat ini terdapat jenis lensa kontak terbaru yang terbuat dari bahan silicon hydrogel. Lensa kontak ini dapat dipakai saat tidur dan beraktivitas tanpa dilepas selama 1 minggu. Namun, prinsip dari

kesehatan lensa kontak, sebaiknya lensa kontak tetap di lepas saat tidur dan dibersihkan setidaknya 1 kali per minggu. • Toric contacts á untuk penderita astigmat • Color (tinted) contacts • Decorative (cosmetic contacts) á dapat mengubah warna iris mata namun tidak mengoreksi penglihatan.

Manfaat lensa kontak

- Tipe lensa kontak lainnya: • Contacts for presbyopia • Bandage lenses

Rawatlah lensa kontak anda!

- - - -

-

Lebih nyaman dipakai Lapang pandang lebih luas Secara kosmetik lebih baik dibandingkan dengan kacamata Dapat digunakan sebagai terapi Risiko memakai lensa kontak - Mata kering - Iritasi mata - Radang/infeksi kornea - Alergi

Ikuti jadwal yang telah ditentukan oleh dokter mata

Buang lensa kontak anda dan segera ke dokter apabila mata anda merah, berair, nyeri, dan sangat sensitif terhadap cahaya setelah memakai lensa kontak

U

ngkapan-ungkapan di atas menggambarkan arti pentingnya mata bagi kehidupan manusia. Melalui mata seseorang dapat membedakan warna, bentuk, terang atau gelap, serta dapat menyerap informasi visual yang kemudian diproses dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, gangguan pada penglihatan banyak terjadi. Salah satu penyebab tersering gangguan penglihatan adalah kelainan refraksi Kelainan Refraksi adalah kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning. Terdapat beberapa

ILUNIOKE 40 januari-2018

bentuk kelainan refraksi, antara lain: • Miopia (rabun jauh) • Hipermetropia (rabun dekat) • Astigmatisme Kelainan refraksi dapat dikoreksi dengan kacamata atau dapat juga dikoreksi dengan lensa kontak

mengalirkan oksigen dengan baik ke dalam mata. Lensa RGP lebih menguntungkan bagi penderita kelainan refraksi astigmatisme karena dapat membantu penglihatan lebih baik pada permukaan kornea yang tidak rata ILUNIOKE januari-2018 41


edukasi

-

-

-

-

-

untuk kontrol dan mengganti lensa kontak ada. Gunakan lensa kontak anda hanya saat terba-ngun/aktivitas , jangan gunakan lensa kotak saat tidur Lepas lensa kontak anda sebelum mandi, berenang, atau aktivitas apapun yang menyebabkan mata anda terkena air Cuci tangan anda dengan air dan sabun lalu keringkan tangan anda sebelum menyentuh lensa kontak Jangan membasahi lensa kontak anda dengan saliva (ludah). Saliva bukanlah solusi yang steril Jangan membilas atau menyimpan lensa kontak anda dengan air keran Gunakan metode “rub and rinse� saat membersihkan lensa kontak ada. Rub: gosok perlahan lesa kontak anda dengan

-

jari yang bersih. Rinse: bilas dengan cairan pembersih lensa kontak sebelum merendamnya. Pada saat membersihkan guna-

kan pembersih cairan yang baru. Jangan menambahkan cairan baru kepada cairan yang sudah dipakai untuk member-

-

sihkan lensa kontak Bilas kotak lensa ada dengan cairan pembersih (bukan air keran), kemudian biarkan di udara hingga kering. Ganti kotak lensa kontak ada setidaknya 3 bulan sekali

Apakah lensa kontak cocok untuk Anda?

merawatnya dan menggantinya saat dibutuhkan. Kornea dan lapisan air mata anda harus sehat agar pemakaian lensa kontak nyaman dan Anda dapat melihat dengan jelas. Untuk mempercantik mata tanpa kelainan refraksi dapat dipa-

kai soft lens warna warni (decorative soft lens). Bisa kah Anda menjaga ke sterilan lensa kontak pada saat pemasangan, pelepasan dan penyimpanan? Bisakah Anda menjaga kebasahan mata Anda saat memakai lensa kontak?

Kebanyakan orang memilih untuk memakai lensa kontak. Namun lensa kontak tidak untuk semua orang. Anda mungkin bukanlah kandidat yang cocok untuk memakai lensa kontak apabila: - Sering mengalami infeksi/ iritasi pada mata - Memiliki alergi atau mata kering yang berat - Lingkungan kerja atau tempat tinggal Anda banyak debu Untuk memakai lensa kontak Anda harus berkomitmen untuk ILUNIOKE 42 januari-2018

ILUNIOKE januari-2018 43


kolom

Ancaman Media Bagi Tumbuh Kembang Anak Media, mulai dari televisi konvensional hingga perangkat elektronik seperti telepon pintar, tablet, internet, dan sosial media, merupakan salah satu aspek dominan dalam kehidupan anak dan remaja.

ILUNIOKE 44 januari-2018

Prof. Dr.dr Rini Sekartini, SpA (K) Divisi Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM

A

nak dan remaja menghabiskan waktu sedikitnya 7 jam per hari dalam menggunakan media; sebagian besar dari mereka memiliki akses bebas terhadap televisi, komputer, internet, permainan video game dan telepon pintar. Berdasarkan studi terbaru, anak-anak dengan usia 8-10 tahun menghabiskan hampir 8 jam sehari untuk berbagai jenis bentuk media tersebut. sedangkan anak-anak

yang lebih besar dan remaja menghabiskan waktu lebih dari 11 jam per hari. Sebanyak 71% anak dan remaja mempunyai televisi di kamar tidur mereka. Mereka menghabiskan waktu lebih banyak dengan media daripada kegiatan di sekolah. Bersama media, merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan selain tidur.

Penelitian terbaru dari Pew Internet and American Life Project menunjukkan, 93 % remaja berusia 12 sampai 17 tahun merupakan pengguna aktif internet. Dan 71 % memiliki telepon pintar. Hampir semua anak dan remaja di Amerika

ILUNIOKE januari-2018 45


kolom Serikat memiliki akses internet (84%) berkecepatan tinggi, dan sepertiganya memiliki akses tersendiri di kamar tidur masingmasing. Remaja memiliki potensi untuk mengunduh video bertema kekerasan, mengirim teks yang bersinggungan dengan seks, mengirim foto diri yang eksplisit, dan membeli rokok dan minuman keras di internet. Di sisi lain, American Academy of Pediatrics (AAP) memprediksi, sektor industri akan menjadikan anak-anak di bawah usia 2 tahun (dan orangtua mereka) sebagai target atau sasaran utama dalam penggunaan media elektronik. Sebanyak 90 % orangtua melaporkan bahwa anak-anak mereka yang berusia kurang dari 2 tahun pernah menonton tayangan dari beberapa jenis media elektronik. Pada saat anak mencapai usia 3 tahun, hampir sepertiga dari kelompok tersebut memiliki televisi di dalam kamar tidur mereka. Beberapa media industri mengklaim bahwa program media edukasi bertujuan untuk ditonton oleh baik anak maupun orangtua untuk memfasilitasi interaksi sosial dan proses belajar. Walaupun demikian, televisi ternyata berhubungan dengan penurunan

ILUNIOKE 46 januari-2018

interaksi antara anak dan orangtua. Suatu survei menunjukkan bahwa 40 % orangtua selalu menonton bersama dengan anak dan 28% orangtua menonton bersama dengan anak pada sebagian besar waktu.

Pengaruh media elektronik bagi Anak Beberapa studi menunjukkan bahwa menonton televisi lebih sering berhubungan dengan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi, tingkat kebugaran lebih

Penelitian lain menunjukkan hubungan bermakna antara penggunaan televisi dan telepon genggam terhadap depresi, kecemasan, dan penurunan performa di sekolah.

rendah, dan kadar kolesterol yang lebih tinggi. Beberapa mediator yang berhubungan dengan efek menonton televisi dan IMT yang lebih tinggi, di antaranya waktu yang lebih sedikit untuk aktivitas fisik, resting metabolic rate yang lebih rendah, dan asupan energi yang lebih tinggi. Telaah sistematik lain yang dilakukan oleh Ford dan kawankawan menunjukkan, peningkatan frekuensi menonton televisi berhubungan dengan asupan buah dan/atau sayur yang berkurang diikuti dengan asupan energi yang meningkat. Sebagian besar studi yang ditelaah menunjukkan, terdapat masalah asupan/makanan yang dikonsumsi pada pola menonton televisi dengan durasi sedikitnya 1 jam per hari.

Proses belajar anak Kebiasaan menonton televisi (2-3 jam per hari) pada masa awal kanak-kanak dihubungkan dengan gangguan pemusatan perhatian atau attention-deficit disorder (ADD). Belum ada studi yang menunjukkan bahwa screen time berkontribusi untuk perkembangan bayi secara positif. Beberapa studi telah


kolom mendokumentasikan kemungkinan gangguan bahasa pada bayi yang sering terpapar dengan program televisi. Anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun yang menonton televisi atau video lebih sering memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami gangguan bahasa ekspresif dan anak yang berusia kurang dari 1 tahun dapat mengalami gangguan bahasa. Beberapa penelitian pada anak-anak pra sekolah menunjukkan bahwa menonton televisi selama 90 menit atau lebih dapat menurunkan fungsi eksekutif, yaitu fungsi perilaku dan keterampilan terkait atensi, memori, kontrol inhibisi, pemecahan masalah, dan pengaturan diri yang diatur oleh area prefontal pada susunan saraf pusat. Penelitian lain menunjukkan hubungan bermakna antara penggunaan televisi dan telepon genggam terhadap depresi, kecemasan, dan penurunan performa di sekolah.

Pengaruh perilaku anak Penggunaan media pada malam hari dan konten media dengan tema kekerasan berhubungan dengan pola tidur. Setiap penambahan 1 jam waktu dalam penggunaan media akan meningkatkan skor gangguan tidur. Penggunaan perangkat elektronik pada siang dan malam hari berhubungan dengan gangguan tidur, yaitu peningkatan risiko durasi tidur yang lebih sedikit, latensi awitan tidur yang lebih lama dan peningkatan risiko kekurangan atau defisiensi tidur, gangguan tidur berupa interupsi yaitu frekuensi ILUNIOKE 48 januari-2018

komunikasi pasien terbangun di malam hari karena pesan singkat dan meningkatkan rasa kantuk di pagi hari. Suatu penelitian juga menerangkan bahwa lebih dari setengah permainan video mengandung unsur kekerasan. Beberapa ahli meyakini bahwa paparan berulang terhadap adegan kekerasan dapat menyebabkan kecemasan, rasa takut, penerimaan bahwa kekerasan merupakan cara yang wajar dalam menyelesaikan konflik dan desensitisasi sehingga meningkatkan perilaku agresif dan mengurangi pemahaman altruisme.

Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua ? American Acedemy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar orangtua dapat: (1) Membatasi total screen time pada anak yang berusia lebih dari 2 tahun tidak lebih dari 1 sampai 2 jam per hari, (2) Menghindari paparan media pada anak kurang dari 2 tahun, (3) Menghindari penggunaan media (dengan layar) di dalam kamar tidur anak, (4) Selalu mendampingi anak dan mendiskusikan konten acara atau program televisi.

Dr Dewi S Gaduh, SpOG Hermina Jatinegara, Hermina Kemayoran, Mitra Kelapa Gading

Dokter, Saya Kok Belum Sembuh? Pola hubungan dokter pasien yang sekarang terjadi di masyarakat modern mulai bergeser dari yang semula “bimbingan- kerjasama” menjadi “partisipasi timbal balik” dimana hak memutuskan dan tanggung jawab dibagi bersama pasien.

S

ekarang ini, makin banyak Dokter memperkenankan pasien memiliki nomor kontaknya dan bertanya langsung di luar jam praktek. Sebagian besar hanya pertanyaan umum soal obat obatan, pantangan makan atau aktivitas. Akan tetapi sekali sekali, dapat berupa komplain seperti ini,

“Dokter, saya suami Ny F. Berapa lama lagi isteri saya harus tidak masuk kerja karena flu? Kemarin hanya diberi obat pilek dan disuruh minum banyak. Saya minta antibiotik untuk istri saya,” berita SMS ini dikirim oleh suami pasien, seorang pekerja asing, dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan kegusarannya. Suami pasien tidak paham

kondisi isterinya karena tidak mengantar dan bertemu sendiri dengan dokter saat pertama kali berobat. Kesan keliru bahwa influensa akan lebih cepat sembuh dengan antibiotika juga sering dianut oleh awam. “Saat itu antibiotika tetap tidak diberikan dan Ny F sembuh dengan sendirinya karena dalam hal ini memang benar Ny F hanya menderita infeksi virus dan tidak memerlukan antibiotika.Suami pasien akhirnya meminta maaf pada dokter,” ujar dr. Dewi S. Gaduh, SpOG. Akan tetapi, sekali-sekali ada pula pasien yang menderita penyakit yang lebih serius. Pada tahun 2015, National Academy of Medicine melaporkan sekitar 5% orang dewasa yang berobat ke klinik di Amerika Serikat mendapat diagnosis yang salah setiap tahunnya. ILUNIOKE januari-2018 49


komunikasi pasien Hal ini terjadi tidak selalu karena kesalahan dokter. Menegakkan diagnosis tidak selalu mudah. Untuk gejala seperti flu misalnya, bisa ada minimal 10 kemungkinan diagnosis, mulai dari flu ringan sampai yang serius seperti flu burung, demam berdarah bahkan AIDS. Biasanya dokter akan mulai dengan diagnosis yang paling sering terlebih dahulu dan menilai ulang gejala serta melakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan. Kadang, pasien tidak sembuh karena terjadi komplikasi pada penyakit yang semula dideritanya. Menurut Dewi, pasien berharap dokter tidak melakukan kesalahan sama sekali saat merawat pasien. Akan tetapi, dokter adalah manusia biasa yang kadang juga melakukan kesalahan. Melulu menyalahkan, apalagi marah marah pada dokter tidak akan memperbaiki keadaan. Semua dokter tentu menghendaki kesembuhan dan kepuasan pasien dalam tempo sesingkat mungkin. “Pola hubungan dokter pasien yang sekarang terjadi di masyarakat modern mulai bergeser dari yang semula “ bimbingan- kerjasama” menjadi “partisipasi timbal balik” dimana hak memutuskan dan tanggung jawab dibagi bersama pasien,” tandas Dewi. Model partisipasi timbal balik ini berdasarkan kepercayaan bahwa kesetaraan dokter pasien akan paling menguntungkan bagi kesembuhan pasien. Dokter tidak lagi mengaku “serba tahu” dan mau mendengar keluhan dan keinginan pasien. Dokter juga sadar pasien sering menggali informasi kesehatan dari Internet dan bahkan

ILUNIOKE 50 januari-2018

pasien dapat meminta dokter untuk mengarahkan situs apa yang dapat dipercaya berkenaan dengan masalah kesehatannya. Pada kasus yang lebih rumit, Jerome Groopman dalam bukunya How Doctors Think mendorong pasien lebih aktif membantu dokter untuk memperkecil kesalahan diagnosis apabila tidak terdapat kemajuan pengobatan, yaitu dengan menanyakan hal hal seperti: Tanyakan apakah ada kemungkinan diagnosis lain. Tanyakan adakah gejala yang tidak sesuai dengan diagnosis saat ini.Tanyakan adakah kemungkinan anda menderita lebih dari satu kelainan. Sampaikan keluhan dan kekuatiran Anda, beserta segala efek samping terapi yang dialami saat ini. Tanyakan apakah Anda perlu dirujuk ke dokter lain.”Dengan pola hubungan yang setara dan komunikasi yang efektif, biasanya akan diperoleh keputusan tindakan

medik dan pengobatan yang memuaskan pasien,” tambah Dewi. Pada akhirnya, dalam menangani kasus yang kompleks, tidak ada yang lebih menyenangkan saat seorang dokter mendengar pasiennya mengatakan hal ini “ Sekarang saya sehat, dokter. Terima kasih karena kita telah mengalahkan penyakit ini bersama-sama”

Melulu menyalahkan, apalagi marah marah pada dokter tidak akan memperbaiki keadaan. Semua dokter tentu menghendaki kesembuhan dan kepuasan pasien dalam tempo sesingkat mungkin.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.