Buletin RSUD Kota Depok edisi Maret 2015

Page 1

BULETIN •EDISI 09/III/April 2015

RSUD KOTA DEPOK

Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif, Aman dan Profesional

Laporan Utama PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN SETIAP HARI SELASA PASIEN RSUD MAKAN MENU ODNR Sosok Ety Suryahati, SE, MSi., Sekretaris Daerah Kota Depok ARTIKEL behel antara tren dan pErawatan TIPS SEHAT ODNR SOLUSI KETAHANAN PANGAN DAN KESEHATAN laporan khusus Walikota Depok: Menu ODNR menyehatkan dan banyak manfaatnya

RSUD Kota Depok dukung Program odnr


Salam Redaksi RSUD Depok Mendukung ODNR

B

uletin Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Depok kembali menyapa pembaca dengan tampilan baru yang lebih fresh dan halaman bertambah. Hal itu sebagai upaya dalam menjalin komunikasi dan memberikan informasi kepada masyarakat. Sebagai rumah sakit kebanggaan warga Depok, selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik dan pengetahuan kesehatan bagi masyarakat. Kondisi masyarakat saat ini yang serba instan dan cepat juga mempengaruhi pola hidupnya. Sehingga, pola makan dan olah raga kurang diperhatikan yang mengakibatkan datangnya berbagai penyakit. Dalam edisi perdana tahun 2015 ini, sengaja redaksi mengangkat tema tentang RSUD Kota Depok mendukung ketahanan pangan dengan mengikuti program One Day No Rice (sehari tanpa nasi). Selain itu, juga dibahas tentang manfaat mengkonsumsi makan non beras dan tips sehat seputar pola makan. Diharapkan bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk kesehat-an dan ketahanan pangan bagi masyarakat Depok. Bersamaan dengan peringatan HUT Kota Depok ke-16 yang jatuh setiap 27 April, RSUD Depok juga menyelenggarakan beragam

EDISI 09/III/April 2015

DAFTAR ISI

kegiatan. Terlebih lagi, pada 17 April juga bersamaan dengan HUT RSUD Kota Depok ke 7. Diantaranya menyelenggarakan khitanan massal, donor darah dan seminar untuk masyarakat awam di aula Pemerintah Kota Depok. Semoga RSUD dan Kota Depok kedepannya terus menjadi lebih baik.

drg. Ernawati SS, M.Kes Direktur RSUD Kota Depok

4

Laporan Utama

6

Laporan Utama

7

Laporan khusus

Pengertian Ketahanan Pangan

RSUD Kota Depok Dukung Program One Day No Rice

Walikota Depok: Menu ODNR Menyehatkan dan Banyak Manfaatnya

Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: drg. Ernawati SS, M.Kes n Pemimpin Redaksi: dr. Tri Astuti Y, MKKK n Redaktur Pelaksana: dr. Mellisa Efiyanti n Dewan Redaksi: Eti Yuniarti, SE, dr. Devi Maryori, MKM, dr. Kaharudin A, Sp.PD, Akmal M. Ridwan Y, S.Farm, Apt, MKM, Ade Suhendri, S.Kep n Editor: dr. Amelia Martira, Sp.An, dr. Nadia Kusumasyanti, Diah Fitri, SKp, Anik Maryunanik, drg. Yenni Sutanti, Sp. Ort n Sekretaris Redaksi: Afiyani Faraswati, SKM, Winarni, S.Kep, dr. Dian Purwantini, Laila Dwi Astani n Keuangan : Fafa Suryanti, SE, Fita Yuni Kumalasari, AMD n Sirkulasi dan Distribusi : Sri Suyatmi, S.Kep, Riyanto, Amk, Fitriyah Handayani, Dewi F. Wigandini, SKM


SekapurSIRIH

Peringati HUT Kota Depok:

RSUD Kota Depok Gelar Bhakti Sosial dan Seminar Awam 8

9

SOSOK

ETTY SURYAHATI, SE, MSi Sekretaris Daerah Kota Depok

tips sehat

ODNR Solusi Ketahanan Pangan dan Kesehatan

sekapur sirih

Peringati HUT Kota Depok: RSUD Kota Depok Gelar Bhakti Sosial dan Seminar Awam ................................................................... 3

artikel

Penerapan Kewaspadaan Isolasi Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.............. 10 Behel, Antara Tren dan Perawatan.............................11

Suara pasien............................................................. 12 cerpen.............................................................................. 13 lintas berita............................................................. 14 galeri................................................................................ 15

S

etiap tanggal 27 April Kota Depok memperingati Hari Ulang Tahun (HUT), seperti biasa rangkaian kegiatan diisi dengan beragam kegiatan yang meriah dan menarik. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok juga turut serta dalam memeriahkan peringatan HUT Kota Belimbing. Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Kota Depok Ety Yuniarti mengungkapkan, pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan bhakti sosial. “Kegiatan ini merupakan bagian rutin dari RSUD yaitu bhakti sosial yang ditempatkan di lingkungan RSUD dan seminar lansia di gedung Balaikota Depok,” ujarnya. Ety mengungkapkan, rangkaian bhakti sosial yaitu: khitanan massal akan dilaksanakan pada 7 April 2015 dan donor darah para 7 April 2015. Untuk khitanan massal pihaknya menargetkan sebanyak 20 anak. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, anak-anak antusias mengikutinya dikarenakan mendapatkan bingkisan menarik dan metode yang digunakan dengan laser/kouter. Dia menambahkan, untuk donor darah menargetkan sebanyak 70 kantong darah. Diharapkan, bagi masyarakat dan karyawan RSUD kota Depok juga turut serta mendonorkan darahnya. “Kita berharap dengan khitanan massal dan donor darah bisa bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya,” terangnya. Dia menambahkan, pada 22 April 2015 RSUD kota Depok juga akan menyelenggarakan seminar lansia dengan tema sehat, mandiri dan produktif di usia lanjut. Menurutnya, seminar tersebut sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat umum. Pihaknya menargetkan sebanyak 300 peserta ikut hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, OPD, pejabat Kota Depok dan lainnya. Dirinya berharap agar semua rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar. “Tentunya, kita berharap agar acara menyambut peringatan HUT Kota Depok berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” harapnya. Selain itu, secara khusus dia berharap agar RSUD kota Depok terus bisa memberikan pelayanan dalam kesehatan dengan baik pada masyarakat. Meski dengan sarana masih minim, pihaknya tetap berharap bisa memberikan pelayanan yang prima. “Di tahun 2015 ini, kita berharap agar gedung baru segera terlaksana dan bisa dimanfaatkan. Semoga ini kita belum memiliki fasilitas ruang seperti ICU, ICCU, NICU dan sering merujuk ke tempat lain semoga nantinya bisa tertangani dengan baik,” tandasnya.

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

3


LaporanUTAMA

Pengertian Ketahanan Pangan

Oleh : dr. Kurnia Zuhrufah Pelayanan Medis RSUD Kota Depok

P

angan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional. Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional. Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang Pangan. Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah "kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan". UU Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat pencapai-

4

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. an ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety). "Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal". "Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan

lokal secara bermartabat". "Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi". Definisi ketahanan pangan dalam UU No 18 tahun 2012 diatas merupakan penyempurnaan dan "pengkayaan cakupan" dari definisi dalam UU No 7 tahun 1996 yang memasukkan "perorangan" dan "sesuai keyakinan agama" serta "budaya" bangsa. Definisi UU No 18 tahun 2012 secara substantif sejalan dengan definisi ketahanan pangan dari FAO yang menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai suatu kondisi dimana setiap orang sepanjang waktu, baik fisik maupun ekonomi, memiliki akses terhadap pangan “Orang optimis melihat bunga mawar, bukan durinya; orang pesimis terpaku pada duri dan melupakan mawarnya� – KAHLIL GIBRAN


LaporanUTAMA

yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari sesuai preferensinya. Dalam lingkup kecil sebuah keluarga, setiap anggota keluarga membutuhkan asupan gizi seimbang yang terdiri dari zat tenaga, lemak, protein, 9 vitamin dan 5 mineral. Asupan kandungan nutrisi tersebut dapat diperoleh melalui aneka ragam makanan yang dikonsumsi setiap harinya dari sumber pangan yang tersedia di sekitar kita, namun sayang masih banyak keluarga Indonesia yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang minim tentang gizi dan penerapannya sehari hari. Disinilah peran ibu sangat dekat dengan masalah pangan dan gizi. Setiap anak yang lahir juga minum ASI (Air Susu Ibu), gizi terbaik yang harus ibu berikan kepada bayinya minimal 6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun. Ibu yang sehat pasti dapat memberi ASI yang cukup, tidak tergantung dengan bentuk dan ukuran payudara, asal memperhatikan asupan makanan yang harus ibu penuhi, karena saat ibu menyusui, ibarat ibu makan untuk kebutuhan 2 kalinya, pertama unutuk ibu dan kedua untuk bayinya. Gizi seimbang tidak harus mahal dan bermerk, tetapi lebih diperhatikan kualitas alami gizi makanannya. Betapa besar peran ibu dalam membangun kemandirian pangan keluarga. Kaum ibu

Dalam lingkup kecil sebuah keluarga, setiap anggota keluarga membutuhkan asupan gizi seimbang yang terdiri dari zat tenaga, lemak, protein, 9 vitamin dan 5 mineral.

yang menyuap dan mengajari makan. Ibu yang mengolah makanan sehingga seluruh anggota keluarga tidak kelaparan. Bahkan menjadi produsen pangan. Sebab, kaum ibu di desa kebanyakan petani, mereka menanam, memelihara, memanen, mengolah dan menjual pangan, setelah menyisihkan sebagian untuk keluarga. Kaum ibu menjadi ujung tombak keberhasilan penganekaragaman pangan. Melalui tangan dan kreativitas di dapur, mereka mengolah bahan makanan untuk membangun budaya makan yang tidak hanya nasi. Dengan menu sajiannya, kaum ibu bisa menumbuhkan kebiasaan pangan baru yang lebih beraneka, baik cita rasa maupun komposisi gizinya. Apalagi sekarang mi instan jadi kebiasaan pangan baru yang mengandung kerawanan karena bahan baku gandum impor, disamping banyaknya bahan penguatnya sehingga berdampak pada kesehatan fisik. Karbohidrat sebagai penghasil kalori tidak hanya dari nasi atau mi. Sumber karbohidrat bisa jagung, sorgum, ubi-ubian seperti singkong, ubi jalar, gembili,. Masih ada pula kacangkacangan, seperti kacang hijau, kacang merah, koro. Jangan lupakan pula buah sukun dan labu. Bahan pangan meliputi pula produk holtikultura seperti sumber vitamin, protein dan mineral, juga daging, telur dan susu. Semau itu bisa menjadi bahan pangan yang diolah dan dikombinasikan, sehingga tersaji menjadi makanan yang memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Salam sehat untuk keluarga Indonesia Rujukan : Perum Bulog – Ketahanan Pangan, 2012

“Dunia ini ibarat bayangan; kejar dia dan engkau tak akan pernah bisa menangkapnya; balikkan badanmu darinya dan dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu� – IBNU AL-QAYYIM

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

5


LaporanUTAMA

RSUD Kota Depok Dukung Program

One Day No Rice

R

umah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok mendukung program One Day No Rice (ODNR) atau Sehari Tanpa Nasi. Setiap hari selasa pasien mendapatkan menu makanan non beras. "Dengan kita menjalankan program ODNR, berarti turut serta mendukung ketahanan pangan. Selain mengangkat potensi petani lokal, juga turut mendorong produktifitas kinerja di RSUD Kota Depok," ujar Direktur RSUD Kota Depok drg. Ernawati, SS.,M.Kes.

Setiap Hari Selasa Pasien RSUD Makan Menu ODNR

Menurutnya, ketahanan pangan tercipta ketika masyarakat bisa mendapatkan makanan yang aman, bergizi, dan harganya terjangkau, yang menjadi dasar hidup yang aktif dan sehat. Dengan ODNR, lanjutnya, tingkat konsumsi beras akan menurun dan ketergantungan pada import beras bisa berkurang. "Selama ini banyak sumber penyakit berasal dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Untuk itu, dengan mengatur pola makan melalui program ODNR diharapkan bisa menyehatkan orang sehat yang juga mau makan, makanan sesuai program ODNR,” tuturnya.

K

epala Unit Gizi RSUD Kota Depok Hartini, S. Gz, mengungkapkan setiap hari Selasa pasien mendapatkan menu ODNR. Langkah tersebut diambil sebagai upaya dukungan pada program Pemerintah Kota Depok. "Kita tidak hanya mengikuti program Pemerintah saja. Memang, dengan menjalankan menu ODNR juga memiliki dampak yang positif bagi kesehatan. Sudah menjadi tugas untuk meyakinkan pada seluruh pasien bahwa yang mereka konsumsi tidak akan menggangu kesehatannya. Makanan tanpa nasi itu sebagai pengganti makanan pokok, untuk takaran disesuaikan dengan kebutuhan pasien," ujarnya. Menurutnya, menu ODNR yang disajikan pada pasien setiap hari selasa cukup beragam. Ia menambahkan, dengan mengkonsumsi makanan tersebut secara komposisi gizinya tidak berubah. "Sebenarnya kita gantikan makanan pokoknya saja, sementara untuk lauknya dari nabati dan hewani tetap. Jadi, untuk makanan beras kita ganti dengan kentang dan beras ODNR yang berbahan jagung. Snack juga diganti, biasanya kan kue dari bahan tepung. Namun, untuk snack berbahan dari singkong, ubi dan tepung mokaf," tandasnya.

6

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

Dalam memberikan menu makanan, RSUD Kota Depok berpegang pada prinsip beragam, berimbang, bergizi, aman dan halal (B3AH). Dirinya mengungkapkan, meski non beras makanan yang disajikan tetap memperhatikan gizi, vitamin, karbohidrat, mineral dan lain sebagainya. Sehingga makanan yang dikonsumsi punya nilai gizi yang sama dengan nasi. "Terbukti kan, kita tidak makan nasi tetap sehat dan langsing. Karena makanannya tetap sayur, ikan, buah dan lainnya. Bedanya, nasinya diganti dengan kentang, singkong, jagung, ganyong, talas dan sebagainya," tuturnya. Gerakan ODNR telah meningkatkan Pola Pangan Harapan (PPH). Pada tahun 2012 tercatat PPH itu mencapai 93,7. Sementara data dari BPS Kota Depok, PPH tahun 2013 menjadi 94,7 atau naik satu poin. Sampai saat ini, lanjutnya, secara umum di Kota Depok konsumsi umbi-umbian juga naik. Dengan kata lain, gerakan yang dicanangkan Pemerintah Depok mendapat dukungan luas dari masyarakat. "Kita berharap gerakan ini terus mendapat dukungan secara luas. Tidak hanya di Kota Depok saja, namun sampai tingkat Nasional. Karena, dampak yang ditimbulkannya sangat positif bagi kesehatan sendiri dan bagi Ketahanan Pangan secara Nasional," Paparnya. “Untuk berlatih kesabaran, seorang musuh adalah guru yang terbaik” – DALAI LAMA

Menu ODNR Cocok Bagi Penderita Diabetes Melitus Tini mengungkapkan, pasien Diabetes Melitus sangat cocok mengkonsumsi makanan pokok non beras. Pasalnya, indeks Glikemiksnya lebih rendah. Sehingga, pasien tidak mudah lapar dan tidak cepat menaikkan kadar gulanya. Dia menambahkan, awalnya pasien kaget dan tidak terbiasa makan dengan tanpa beras. Namun, setelah mendapatkan penjelasan baru memahaminya. “Kita juga melakukan kajian pada menu yang diberikan pada pasien. Bukan berarti makanan non beras mereka tidak mau atau tidak dihabiskan. Tapi, karena ada faktor lainnya seperti kondisi fisiknya, mulut terasa pahit dan lainnya. Kalau orang sakit saja mau

makan ODNR, kenapa yang sehat ga mau,” terangnya. Dikatakannya, untuk pengadaan bahan menu ODNR tidaklah susah. Dia menambahkan, sumber makanan selain beras juga banyak dan produk lokal bisa diandalkan. Apalagi, imbuhnya, bahan pokok non beras juga bisa didapatkan dari kantor PKK di Balaikota Depok. Bahkan, dari sisi harga juga sama dengan beras. “Kita pada saat acara atau event juga memberikan snack dari bahan non beras. Langkah ini juga memberikan dampak bagi petani kita dalam menghasilkan umbi-umbian. Tentunya, kita berharap agar program ini terus berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” harapnya.


LaporanKHUSUS

Walikota Depok:

Menu ODNR Menyehatkan dan Banyak Manfaatnya

P

rogram One Day No Rice (ODNR) yang dicanangkan Pemerintah Kota Depok terus mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Setelah beberapa perusahaan seperti Medifarma, Bayer, rumah makan, hotel, RSUD Kota Depok dan sejumlah perusahaan lainnya mendeklarasikan serta melaksanakan ODNR. Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail menjelaskan, manfaat dan peran penting melaksanakan ODNR. Selain untuk menghindari resiko diabetes juga menghidupkan kembali daerah penghasil bahan pangan lokal non beras, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani lokal. "Sumber karbohidrat tidak hanya beras dan terigu, tetapi bisa juga berasal dari tanaman lain seperti umbi-umbian. Serta betapa banyak manfaatnya jika kita melaksanakan ODNR," ujarnya. RSUD Kota Depok telah melaksanakan program ODNR yaitu setiap hari Selasa memberikan menu makanan non beras pada pasien. Selain itu, dokter spesialis dan

dokter umum yang sedang bertugas/jaga juga mendapatkan snack dari olahan bahan non beras. Menurutnya, gerakan ODNR merupakan salah satu upaya mewujudkan warga Depok sehat. Gerakan ODNR adalah gerakan mengurangi konsumsi nasi yang mengan-

dung karbohidrat dengan indeks glikemik yang tinggi dan menggantinya dengan umbi-umbian dan jagung yang mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik rendah. Kemudian, dengan melakukan olah raga teratur maka bobot tubuh menjadi ideal. “Ketahanan pangan kami cukup baik, kami punya hasil tanah sendiri untuk mengangkat budaya asli kita. Gerakan ODNR yang diberlakukan setiap Selasa merupakan upaya untuk mencegah obesitas dan diabates,” paparnya. Masyarakat Depok menyadari pentingnya mengonsumsi pangan lokal non beras terhadap kesehatan dan untuk menghindari ketergantungan terhadap beras. “Gerakan ini meningkatkan Pola Pangan Harapan (PPH). Ini tandanya diversifikasi pangan sudah berjalan. Ini berkat gerakan ODNR yang terus kami gaungkan. Banyak masyarakat di Depok sudah mengonsumsi umbi-umbian,” paparnya. Nur Mahmudi mengklaim bahwa telah terjadi penurunan konsumsi beras di kota Depok, yang diikuti dengan bertambahnya jumlah perusahaan dan warung makan yang menyediakan menu non-beras. Penurunan terjadi dari angka 97 kg beras

per kapita pada tahun 2011 menjadi 90 kg per kapita pada tahun 2014. “Waktu akan selalu tersedia bagi mereka yang mau memanfaatkannya” – LEONARDO DA VINCI

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

7


sosok

Ety Suryahati, SE, MSi | Sekretaris Daerah Kota Depok

M

enjadi Pejabat publik merupakan amanah dan tugas Negara yang harus dijalankan dengan sebaikbaiknya. Tidak jarang waktu untuk keluarga harus direlakan demi menjalankan tugas. Seperti yang dirasakan Sekretaris Daerah Kota Depok Ety Suryahati mengaku tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Terlebih lagi, sebagai orang ketiga di Kota Depok bukanlah perkara yang mudah. Untuk itu, diperlukan kerjasama yang baik, komunikasi dan kordinasi dengan semua pihak yang

Inginkan Masyarakat Depok Maju dan Sejahtera terkait. “Saya menginginkan masyarakat Depok sejahtera, pinter semua dan maju. Sebab, itu adalah dambaan Pemerintah yang mempunyai fungsi mensejahterakan masyarakat,” terangnya. Ety mengungkapkan, dalam memajukan masyarakat tidak hanya pembangunan fisik saja yang menjadi fokus utama. Namun, pembangunan juga diarahkan pada non fisik seperti seperti pemberian materi mengenai keluarga harmonis untuk menekan acara perceraian. Pasalnya,

Memajukan masyarakat tidak hanya pembangunan fisik saja, namun, pembangunan juga diarahkan pada non fisik dalam mencetak generasi penerus bangsa harus mendapatkan pendidikan dan bimbingan sebaik mungkin. Jangan sampai, generasi mendatang tersakiti karena perpisahan orang tuanya. “Saya berpesan kepada masyarakat Depok agar tetap menjaga keluarga menjadi keluarga yang harmonis. Perlu diingat, bahwa anak adalah titipan Allah. Untuk itu, mereka harus dibekali dengan pengetahuan, ilmu agama,

8

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

bimbingan fisik maupun mental dan pendidikan yang baik. Kelak mereka nanti agar berguna di masa depan,” ujarnya. Dalam membina keluarga dirinya memiliki tips agar selalu berjalan harmonis tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Menurutnya, dari bangun tidur sampai tidur lagi semua sudah diatur dengan baik. Baginya, bekerja dengan serius dengan memanfaatkan waktu di kantor dengan sebaik-baiknya. Selebihnya, waktu untuk keluarga juga dimanfaatkan dengan baik. “Semuanya sudah bisa diatur dari bangun tidur sampai tidur lagi. Tentunya, kita bekerja dengan serius dan selebihnya waktu untuk keluarga,”paparnya.

Kerja Keras Dalam Melayani Masyarakat Dalam suatu kesempatan, Sekretaris Daerah Kota Depok ini mengungkapkan dalam melayani warga Depok yang besar, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Depok harus bekerja keras. Menurutnya, dengan jumlah PNS di Depok yang hanya 7158 orang, pekerjaan jadi lebih berat. “jika kita melihat di Surabaya yang penduduknya sekitar 3 juta orang, seimbang dengan PNS-nya yang mencapai 22 ribu orang. Sedangkan di Depok dengan 2 juta penduduknya, namun jumlah PNS-nya hanya 7158 orang. Padahal kondisi kota hampir sama,”katanya. Menurut Sekda, Jika Depok mau seperti Kota Surabaya, minimal pegawainya harus setengah dari Surabaya. Ia menilai, PNS di Depok kerjanya 3 kali lebih berat dari pada PNS di Surabaya. Sebab, satu profesi harus merangkap jabatan yang lain karena kekurangan pegawai. Namun, hanya dengan kerja keras dan pengabdian yang tinggi semua bisa tercapai dalam memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.


TipsSEHAT

ODNR Solusi Ketahanan Pangan dan Kesehatan

Oleh : Hartini, S.Gz Instalasi Gizi RSUD Kota Depok

P

ola konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak menggunakan beras dan tepung terigu, permintaan keduanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan untuk memenuhinya, kita harus mendatangkannya dari negara lain. Padahal sebetulnya negara kita sangat kaya akan pangan lokal yang dapat menggantikan beras dan tepung terigu, misalnya singkong, jagung, garut/ arairut, talas, sagu, ubi jalar, dan lain-lain. Apabila masyarakat Indonesia mau mengubah pola makannya dengan mengurangi konsumsi beras dan terigu, dan menggantikannya dengan pangan lokal non-beras, maka Indonesia akan terbebas dari ancaman kekurangan pangan dunia. Bahkan Indonesia bisa mengekspor pangan lokal ke negara-negara yang membutuhkan. Dalam rangka membantu pemerintah dalam menggalakkan diversifikasi pangan, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail mencanangkan sebuah program yaitu One Day No Rice (ODNR). Program ini diawali dengan diterbitkannya SK Walikota Depok No. 010/27-um tertanggal 10 Februari 2012 yang memerintahkan seluruh penjual makanan di kantin Balaikota Depok untuk tidak menjual nasi yang terbuat dari beras setiap hari Selasa, namun menyediakan makanan pengganti seperti kentang, singkong, dan umbi-umbian lainnya. Selain diversifikasi pangan, manfaat lainnya yaitu untuk kesehatan, misalnya dengan mengkonsumsi makanan pengganti (pangan lokal non-beras) dapat mencegah penyakit degeneratif misalnya Diabetes Melitus (DM). Makanan tersebut dapat mengontrol kadar gula darah bagi penyandang DM karena kandungan/ kadar Indeks Glikemik (IG) yang rendah. IG adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan. Makanan dengan IG rendah telah

terbukti memperbaiki kadar glukosa dan lemak pada pasien-pasien DM dan memperbaiki resistensi insulin. Selain itu, makanan dengan indeks glikemik rendah juga membantu mengontrol nafsu makan, memperlambat munculnya rasa lapar sehingga dapat membantu mengontrol berat badan pasien. Di RSUD Kota Depok saat ini sudah diterapkan ODNR, sehingga khusus di hari Selasa tidak akan ditemukan menu makanan dengan bahan beras ataupun terigu. Untuk makanan pokok kami ganti dengan beras analog (Beras ODNR) atau kentang, dan untuk menu yang lain disesuaikan dengan menu yang sedang berjalan. Berikut contoh resep yang menggunakan bahan non-terigu yaitu dari tepung Mocaf (modified cassava flour): BANANA CAKE MOCAF Bahan : - Pisang ambon matang - Margarin - Tepung Mocaf - Gula pasir - Tepung maizena - Kayu manis - Telur ayam

4 buah 60 gram 7 sdm 75 gram 3 sdm Âź sdt 3 btr

Cara Membuat : 1. Ayak tepung mocaf + maizena, sisihkan 2. Kocok telur dengan mixer sampai mengembang

3. Lelehkan margarin dengan menaruh margarin dalam mangkuk stainless diatas mangkuk isi air panas sambil aduk-aduk 4. Haluskan pisang dengan garpu 5. Campur ayakan tepung dengan telur kocok, kemudian masukkan pisang + margarin yang dilelehkan + kayu manis, aduk rata 6. Masukkan ke dalam cetakan yang sudah dioles margarin 7. Kukus +/- 45 menit, angkat, biarkan dingin, potong sesuai selera. Untuk 10 porsi Nilai gizi per porsi : E: 146.77 kkal L: 6.55 gr P: 2.62 gr KH: 20.11 gr

“Dunia ini hanya terdiri atas 3 hari: Kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Besok, engkau mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kau punya, jadi beramallah di sana� – HASAN AL-BASHRI

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

9


ARTIKEL

Penerapan Kewaspadaan Isolasi Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

R

umah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan lini kedua, dan merupakan rujukan dari pelayanan primer baik dokter / bidan praktik pribadi, klinik, maupun puskesmas. Di dalam rumah sakit, terdapat potensi penularan infeksi antara pasien, petugas, pengunjung, serta lingkungan. Untuk memutus mata rantai penularan infeksi dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi di ruamh sakit, maka WHO menerapkan Kewaspadaan Isolasi, yang terdiri dari : A. Kewaspadaan Standar Yaitu kewaspadaan yang dilakukan kepada semua pasien, tanpa mempertimbangkan infeksi / non infeksi. Kewaspadaan standar meliputi : 1. Kebersihan tangan (Hand Hygiene). 2. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu masker, sarung tangan, gaun, google. 3. Peralatan perawatan pasien. 4. Pengendalian lingkungan. 5. Penanganan limbah. 6. Penatalaksanaan linen. 7. Kesehatan karyawan. 8. Penempatan pasien. 9. Hygiene respirasi / etika batuk. 10. Praktek menyuntik yang aman. 11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal punksi. Pilar utama adalah Kebersihan Tangan (Hand Hygiene): adalah proses menghilangkan kotoran dan debu secara mekanik dari permukaan kulit dan mengurangi mikroorganisme dengan 2 cara : 1.a Cairan berbasis alkohol (Hands Rub) selama 20-30 detik. Namun, bila tangan tampak kotor/terkena cairan tubuh, disarankan untuk melakukan Hand Wash (sabun dan air mengalir). 1.b Cairan sabun antiseptik dengan air mengalir (Hand Wash) selama 40-60 detik. 5 Momen Cuci tangan adalah dilakukan

10

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

Oleh : dr. Nadia Kusumayanti Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kota Depok

saat : 1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum melakukan tindakan aseptik. 3. Sesudah kontak dengan pasien. 4. Sesudah terkena cairan tubuh yang beresiko. 5. Sesudah kontak lingkungan sekitar pasien.

2. Kewaspadaan droplet , contoh kuman : H1N1, avian influenza. Pencegahan dengan cuci tangan, memakai APD (sarung tangan, masker, gaun, google). Segera lepas masker, sarung tangan, gaun, saat keluar dari ruangan. Buang di tempat sampah infeksi. 3. Kewaspadaan airborne / udara, contoh kuman: cacar air/varicella, campak, TBC. Kuman menyebar saat batuk, bersin, berbicara, pada tin dakan intubasi, suction, bronkoskopi. Cuci tangan “Wash In-Wash Out�, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Pemakaian APD, terutama masker bedah pada pasien.

6 Langkah Cuci Tangan :

Menerapkan Etika Batuk : 1. Saat batuk/bersin, tutup hidung dan mulut dengan tissue. 2. Buang tissue di tempat sampah. 3. Bila tidak ada tissue, gunakan lengan dalam baju anda. 4. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun atau cairan berbasis alkohol. 5. Gunakan masker.ď Ź

B. Kewaspadaan berdasarkan transmisi (cara penularan) Penerapan pada pasien dengan gejala/ dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman penyebab infeksi menular, meliputi : 1. Kewaspadaan kontak. (kontak langsung pasienpetugas/pasien & kontak tidak langsung antara pasien/petugasbenda tercemar). Pencegahan dengan cuci tangan, memakai APD (sarung tangan & masker). Segera lepas masker & sarung tangan keluar dari ruangan. Buang di tempat sampah ifeksi.

Rujukan: KEMENKES RI Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Lainnya, 2011


BEHEL, ANTARA TREN DAN PERAWATAN

B

ehel, bukanlah hal yang asing lagi kita dengar saat ini. Semakin banyak dijumpai orang yang pasang behel atau pasang kawat gigi. Penggunaan behel dengan berbagai macam model dan warna memang memberikan perubahan penampilan yang nampak jelas. Meski awalnya ini merupakan suatu perawatan pada gigi yang tidak beraturan atau gigi yang terlalu maju sehingga sulit untuk menutup mulut, namun seiring berkembangnya zaman penggunaan behel gigi juga menjadi tambahan gaya maupun tren. Padahal menggunakan behel itu membutuhkan pengetahuan, perawatan lebih, dan tentunya biaya yang cukup banyak. Oleh karena pemasangan behel yang salah, dapat mengganggu bahkan merusak kesehatan. Lantas apa sajakah manfaat, tujuan, bahaya serta tips sebelum memakai? Tujuan Perawatan ortodonti ( Behel) Pada awalnya, ortodonti adalah ilmu yang membahas tentang oklusi (hubungan susunan gigi geligi atas terhadap gigi geligi bawah), bagaimana oklusi berkembang, mempertahankan agar oklusi tetap baik letak dan fungsinya serta mengadakan koreksi apabila terjadi kelainan – kelainan oklusi atau mengontrol pertumbuhan dan perkembangan sistem pengunyahan, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan kelainan. Tujuan utama ortodonti adalah untuk memperoleh oklusi yang optimal harmonis, fungsi dan estetisnya. Dengan tercapainya tujuan utama ini maka diharapkan akan memperbaiki penampilan dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Namun, sekarang ini penggunaan utama ortodonti telah beralih fungsi menjadi tren. Kesalahan pandangan inilah yang terkadang membuat manfaat dari ortodonti tersebut menjadi samar dan bias. Mengapa perawatan ortodonti itu penting ? Fungsi perawatan ortodonti ada dua macam yaitu untuk estetika dan mengembalikan fungsi yang tidak normal. Pada susunan gigi yang maju pada rahang atas ataupun rahang bawah, gigi yang tidak teratur, gigi yang renggang menyebabkan senyum kurang menarik sehingga berdampak pada sisi emosional yaitu menjadi tidak percaya diri. Disamping itu pada gigi yang tidak rapi proses pembersihannya sulit sehingga akan menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, bahkan dapat menyebabkan gigi lepas. Pada gigi belakang yang tidak kontak menyebabkan kesulitan pada waktu mengunyah, makanan menjadi tidak lembut sehingga akan terjadi gangguan pencernaan. Pada gigi depan yang tidak kontak atau gigitan terbuka menyebabkan gangguan fungsi berbicara, dimana tidak dapat mengucapkan vokal tertentu dengan jelas (celat). Pada kasus tersebut diatas apabila tidak dirawat akan

Oleh : drg. Yenni Sutanti, Sp. Ort. Pelayanan Medis RSUD Kota Depok

menyebabkan penggunaan yang tidak normal pada permukaan gigi, tidak efektifnya fungsi pengunyahan, tekanan yang berlebihan pada gusi dan tulang yang mendukung gigi atau gangguan sendi rahang, sakit kepala dan sakit pada wajah dan leher. Bahaya Memasang Behel yang Salah Apabila pemasangan behel tidak dilakukan oleh ahli ataupun spesialis yang berkompeten maka bahaya/efek buruk yang muncul setelah pemasangan adalah dapat merusak tulang pendukung gigi yang pada akhirnya akan membuat gigi menjadi gigi goyang bahkan mati (nekrose). Hal ini merupakan kerugian besar yang tidak bisa dibayar, karena gigi kalau sudah goyang maupun nekrose tidak bisa kembali normal. Selain itu, perubahan posisi gigi yang tidak diharapkan, atau bahkan gigi menjadi lebih maju ataupun lebih mundur dari posisi sebelum pemasangan. Hal tersebut di atas menyebabkan kerugian waktu, biaya, dan yang paling utama adalah gigi itu sendiri, selain itu juga bisa mengakibatkan estetik makin buruk karena minimnya pengetahuan tentang ortodonti operator yang mengakibatkan kesalahan penempatan posisi behel. Tips Sebelum Memasang Behel Hal-hal berikut bisa anda lakukan supaya tidak sembarangan mendapatkan perawatan, pengobatan gigi serta pemasangan behel, yaitu: 1. Pergilah ke tempat yang diakui yaitu Puskesmas, rumah sakit pemerintah seperti RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) atau RSGM (Rumah Sakit Gigi dan Mulut), biaya tidak mahal dan jelas bisa di pertanggungjawabkan kompetensi dan kualitasnya. 2. Kesehatan itu mahal, bila sudah parah. Oleh karena itu, jangan anggap remeh kesehatan gigi karena akan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. 3. Peliharalah gigi agar tetap sehat, apabila ada kelainan maka datanglah ke dokter gigi sedini mungkin dan jangan tunggu sampai ada keluhan sakit, seperti gigi berlubang. 4. Kontrol kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan, pendidikan dan taraf hidup seseorang maka diharapkan kesadaran dan kebutuhan akan kesehatan semakin tinggi pula. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dan ketelitian seorang pasien dalam pemilihan dokter gigi yang akan merawat giginya, karena pemasangan behel yang salah akan berdampak pada kesehatan anda.ď Ź Rujukan: 1. Moyers, Robert E; Handbook of Orthodontics 4th, 1988 2. Mokhtar Mundiyah; Dasar-dasar Orthodonti 2nd, 2002

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

11


SuaraPASIEN

Pasien RSUD Kota Depok Sudah Biasa dan Menikmati Menu ODNR Senam Ibu Hamil di RSUD Kota Depok Menyenangkan

S

enam bagi ibu hamil sangat bermanfaat saat proses persalinan kelak. Untuk itu, RSUD Kota Depok membuka bagi masyarakat umum senam bagi ibu hamil. Salah satu warga RT 4/1, Rivaria Dalam, Bedahan Barat, Sawangan, Saadah (33) mengaku segar dan bugar setelah senam ibu hamil. "Saya baru pertama kali mengikuti senam hamil bagi ibu. Infonya dari tetangga, katanya RSUD buka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Memang dari dulu saat mengandung anak pertama dan kedua ingin ikut senam seperti ini. Ternyata baru ada kesempatannya sekarang dan setelah ikut menyenangkan, "ujar ibu yang sedang mengandung ini. Menurutnya, sebelum mengikuti senam badan terasa sakit. Namun, anehnya setelah mengikuti senam itu badannya terasa sedikit enteng. Saat mengikuti senam, dirinya mendapat arahan

12

dari instruktur. Diantara manfaatnya seperti: memperlancar pernapasan, persalinan dan menjadi sehat. "Saat senam tentunya berbeda dengan orang kebanyakan. Karena dalam kondisi hamil, gerakannya bermacam-macam. Mulai dari miring, tiduran dan membuat semua badan gerak semua, "terang ibu yang mengandung anak keempat ini. Menurutnya, saat mengikuti senam juga mendapat ilmu baru dalam menjaga kebugaran. Di antaranya, saat usia kandungan tua juga disarankan untuk sering gerak-gerak dan jalan. Diharapkan, nanti saat persalinan akan mudah dan lancar. "Saat senam, kita juga ada teman yang lainnya. Ini kan bisa bersilaturahmi dan berbagi cerita." tandasnya.

P

rogram Satu Hari Tanpa Nasi atau One Day No Rice (ODNR) sudah diikuti oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok. Seperti yang diungkapkan Kalimah (55) warga Kp. Pitara, RT 2/19 N0. 57 Pancoran Mas. Menurutnya, makanan dengan menu ODNR sudah biasa menjadi makanan sehari-hari. Apalagi dirinya memiliki penyakit Diabetes atau yang biasa dikenal penyakit gula. "Kalau saya sudah terbiasa dengan menu seperti ini (ODNR), seperti makan singkong, ubi, talas dan lainnya. Bedanya, kalau di rumah ya dengan singkong atau ubi saja. Tapi di sini ternyata ada menunya dan enak,"ujarnya. Dia mengaku sangat menikmati makanan yang diberikan pihak RSUD pada hari Selasa tersebut. Selain kentang, menu yang diberikan

“Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan karena memberi maaf hanya dapat dilakukan oleh orang yang kuat” – MAHATMA GANDHI

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

ada lauknya seperti daging dan telor. Di rumah biasanya sering makan oyek, tiwul dan lainnya. Dia yakin, menu yang diberikan tidak akan mengganggu kesehatannya yang sedang menderita diabetes dan asam urat ini. "Menunya pada hari Selasa enak. Meski tidak pakai nasi, tapi kan ada kentang dan lauk lainnya. Mungkin sebagian orang tidak menyukainya karena tidak biasa atau kaget. Tapi bagi saya sih enak-enak saja," tuturnya. Menurutnya, bila menu ODNR yang diberikan pada pasien ada yang tidak dihabiskan merupakan hal biasa. Pasalnya ketika orang sakit, untuk makan biasanya juga susah. Baik dengan nasi ataupun lainnya. "Kalau pasien makan menu ODNR tidak dihabiskan, bukan karena tidak suka atau tidak enak. Tapi, biasanya kan orang sakit memang tidak nafsu makan, kalau makan rasanya pahit dan lainnya. Saya berharap, dengan makan menu ODNR bisa tetap sehat dan cepat sembuh," harapnya.


CERPEN

Serenade Cinta

K

amar bernuansa interior eksklusif dengan dinding bercat putih cerah dilengkapi dengan sofa, TV, lemari es dan AC itu tampak menyejukkan. Namun hanya ada dia dan adik bungsunya yang sama-sama berusia paruh baya, menciptakan atmosfir hampa, diselingi percakapan sederhana namun lebih banyak diam. Dia tahu adiknya tampak lelah dan membiarkannya beristirahat sambil menonton televisi. Namun adiknya masih sibuk dengan ponsel, berulangkali mencoba menghubungi Alka. “Jurusan yang anda tuju, sedang sibuk…,” telepon genggam milik putra semata wayangnya itu, tidak dapat dihubungi. “Kak, tidak usah bersedih ya. Mungkin Alka masih sibuk meeting sama teman kantornya. Kakak tenang saja, giliran jaga di rumah sakit sudah aku atur bareng Atik dan Reni.” Dipijatnya lembut lengan dan bahu kakaknya yang tertutup selimut. “Maaf ya Rin, kakak jadi merepotkan. Padahal adik-adik kakak semua juga sudah repot dengan urusan rumah tangga masing-masing. Tapi kalian semua masih mau temani Kakak.” Perempuan yang terbaring lemah itu, membalikkan badan, seraya menyembunyikan butir bening yang menitik di sudut matanya. Betapa rindunya dia dengan Alka, istri dan kedua cucunya, Alika dan Alvaro, yang sudah duduk di bangku SMP dan SMA. Bahkan Indi, menantunya sampai hari ketiga dirinya dirawat di rumah sakit, belum menengok. Ah, mungkin dia hanya seorang perempuan tua yang menuntut perhatian lebih dan egois tanpa memperhatikan kesibukan Alka yang sedang maju pesat bisnis propertinya. Indi, menantunya juga mengurusi bisnis jual beli baju online di rumah. Mungkin Alika dan Alvaro saat ini sedang sibuk belajar untuk ulangan di sekolahnya. Bukankah dari awal sejak masuk ke rumah sakit, Alka yang mengurus

kamar rawat inapnya–meskipun melalui telepon- tetapi kini dia dirawat di kamar VVIP yang tentu biaya hariannya sangat mahal. Namun fasilitas yang harusnya membuatnya nyaman entah kenapa tidak membuatnya bahagia. Hanya beberapa pesan singkat dari Alka yang dia ingat. “Mam, maaf aku masih banyak acara ketemu klien, dari pagi main golf, lanjut makan siang dan makan malam. Besok ya Mam, aku ke rumah sakit.” “Mam, Indi masih batuk pilek. Anak-anak persiapan ulangan. Sorry Mam, belum bisa ke rumah sakit.” Putra yang disayanginya kini hidup berkecukupan materi, namun waktu 24 jam terasa kurang untuk bertatap muka dengan Ibunya. Semangatnya untuk sembuh dari penyakit jantung yang dideritanya, perlahan mulai surut. “Rin, aku ingin pindah rawat ke kelas 2 saja. Supaya aku ada teman, tidak kesepian.” “Iya Kak, tapi aku mesti minta persetujuan Alka dulu, nanti khawatir dia salah paham dan marah sama aku.” Wajah cemas adiknya samar terlihat. “Kamu tulis surat pernyataan saja ke suster, nanti aku yang tanda tangan. Kamu mau kan Rin?”, yang ditanya hanya mengangguk pelan. Apa boleh buat, sejak kemarin kakaknya bersikeras ingin pindah kamar. Akhirnya adiknya menurut juga. Cahaya mentari menyelinap dari balik tirai jendela yang dibuka. “Selamat pagi Nenek cantik, bagaimana kabarnya hari ini? Coba tebak Nek, hari ini kami bawa bunga apa, dari taman depan rumah?”, suara gadis belia di tempat tidur sebelah, mengingatkan pada sosok Alika, cucunya yang sejak bayi hingga usia empat tahun, pernah diasuhnya. “Ini butterfly orchid atau anggrek bulan. Cantik ya Nek, seperti Nenek. Lihat Nek, warna kelopak bunganya putih bersih, bunga berwarna kuning menyala. Kalau nanti Nenek sudah sembuh, kita nanti

merawat bersama bunga ini di rumah.” Dia melihat dari tirai pembatas, pasien di sebelahnya tampak tersenyum. Tampak anak-anak dan cucu-cucunya bergantian mencium kening pasien. Dia haru dan merindukan pemandangan itu pada dirinya. Tak lama, rasa kantuk pun muncul. Tak mampu dihalaunya. Entah dia tidur berapa lama, sampai dia terbangun ketika seseorang menggenggam lembut jemari tangannya. “Mama, maafkan Alka, baru bisa menemani di rumah sakit. Kalau Mama tadi tidak telepon berkali-kali meminta Alka kesini, tentu Alka sudah celaka Ma.” Dipeluknya erat Ibunda tercinta. Terdengar sayup suara dari televisi kamar yang sedang menyala. Berita kecelakaan mobil yang ditabrak truk di ruas jalan tol. Dua penumpang di dalam mobil, mengalami cedera berat sementara supir truk dan anak buahnya mengalami luka dan semuanya dilarikan ke rumah sakit terdekat. “Mam, do’a Mama yang menguatkan Alka untuk menengok ke rumah sakit. tadinya Alka ada rencana rapat diluar kantor, tapi Alka lebih memilih menunda datang rapat. Satu jam yang lalu, Alka dikabari, mobil yang tadinya mau menjemput Alka, ternyata mengalami kecelakaan.” “Ini teguran buat Alka. Maafkan ya Mam, Alka selama ini berpikir Mama bahagia dengan apa yang sudah kami berikan. Tapi ternyata kami kurang mencurahkan cinta dan perhatian untuk Mama.” Tidak pernah dia melihat putra terkasihnya itu menitikkan air mata seperti saat siang ini. Kehadirannya sudah merupakan obat tersendiri untuk penyakitnya. Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi anakku dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Perempuan itu ikut menitikkan air mata, namun kali ini bukanlah air mata kesedihan tetapi air mata bahagia. NAD (Depok, Maret 2015. Terinspirasi lagu “Bunda’ Melly Goeslow, Untuk semua Bunda,”Terima kasih atas cinta dan do’amu yang tiada bertepi.”)

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

13


LintasBERITA

RSUD Kota Depok Bekali Karyawan Dengan Pelatihan Keselamatan Pasien dan Pencegahan Pengendalian Infeksi

Tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut agar seluruh unit kerja di RSUD Kota Depok bisa terbangun kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan aman serta mengetahui pencegahan dan pengendalian terjadinya infeksi sehingga tidak menularkan dan tertular penyakit

R

umah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok membekali seluruh karyawan dengan pelatihan Keselamatan Pasien dan Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI). Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Depok : Dyah Fitri W, Skp mengungkapkan pemberian pelatihan tersebut dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien. Dua hal ini perlu diketahui oleh semua pihak yang bekerja di RSUD Kota Depok. Tidak hanya dokter dan perawat saja, termasuk petugas kantin pun kita ikut sertakan,ujarnya Menurutnya, tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah agar seluruh unit kerja di RSUD Kota Depok bisa terbangun kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan aman. Selain itu, agar mengetahui pencegahan dan pengendalian terjadinya infeksi sehingga tidak menularkan dan tertular penyakit. Kalau yang paling rentan terkena infeksi dan penularan adalah mereka yang langsung terpapar dengan cairan tubuh dan lingkungan yang terinfeksi, contohnya antara lain dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas laundry dan lain lain. Pelatihan ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Januari – Maret 2015, sehingga semua karyawan dapat mengikuti pelatih-

14

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

an ini. Dalam 1 minggu ada 1 hingga 2 kali pertemuan, dan didalam setiap pertemuan diikuti 30 peserta. Narasumber yang memberikan materi adalah SDM RSUD Kota Depok yang telah mengikuti pelatihan Keselamatan Pasien dan PPI, serta sudah lama aktif dalam kegiatan tersebut. Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat dan bidan. Materi yang disampaikan dalam pelatihan keselamatan pasien adalah sebagai berikut : Enam Sasaran Keselamatan Pasien, Tujuh Langkah Keselamatan Pasien, Jenis jenis insiden Keselamatan Pasien dan pencatatan pelaporan yang diperlukan dalam Keselamatan Pasien. Sedangkan

materi yang disampaikan dalam PPI adalah Hand hygiene (cuci tangan ), Kewaspadaan Standar, Kewaspadaan Transmisi dan Alur Penatalaksanaan Pajanan. Pelatihan ini juga merupakan upaya persiapan akreditasi Rumah Sakit versi 2012, dimana seluruh karyawan tersosialisasi tentang program keselamatan pasien dan PPI. “Dalam memotivasi orang, libatkanlah pikiran dan hati mereka. Untuk melibatkan perasaan orang lain, gunakanlah ide-ide produktif dan kegembiraan” – RUPERT MURDOCH


GALERI

Kampanye Hand Hygiene dalam Pelatihan Keselamatan Pasien dan PPI di RSUD Kota Depok

Kegiatan “Jumat Bersih� yang rutin dilakukan oleh karyawan RSUD Kota Depok setiap Jumat pagi.

Pelatihan pemberian pertolongan pertama pada pasien saat Pelatihan BLS yang diikuti oleh seluruh karyawan RSUD Kota Depok

Pemeriksaan pasien di poliklinik kulit dan kelamin yang baru dibuka di RSUD Kota Depok

Direktur RSUD Kota Depok drg. Ernawati SS,M.Kes, ikut serta dalam pelatihan BLS

Buletin RSUD Depok - EDISI 09/III/April 2015

15


MARS ODNR Cipt. H. Nur Mahmudi Isma’il

Bait I 77 pangan lokal yang ada di Indonesia tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia

Bait II 77 pangan lokal yang ada di Indonesia tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia

Ada sagu,… ada jagung ada ubi,… ada singkong ada pisang,… ada kentang ada gembili,… ada sukun dan banyak lagi yang lainnya

Ada sagu,… ada jagung ada ubi,… ada singkong ada pisang,… ada kentang ada gembili,… ada sukun dan banyak lagi yang lainnya

Karena bermacammacam makanan justru lebih menyehatkan penyakit diabetes, stroke, asam urat insya Allah akan hilang

Aturlah… jumlahnya, jenisnya, jadwalnya beragam, bergizi, seimbang, aman halal

KARBOHID TIDAK HANRYAAT DARI BERAS

ONE DAY UNTUK INDONESIA NO SEHAT & SEJAHTERA RICE MENGEMBALIKAN KEARIFAN PANGAN LOKAL

Diversifikasi pangan menjadikan manusia lebih sehat


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.