BULETIN •EDISI 15/IV/September 2016
RSUD KOTA DEPOK
Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif, Aman dan Profesional
semangat baru untuk melayani Laporan Utama
Laporan KHUSUS
ARTIKEL
Semangat Baru RSUD Kota Depok Berikan Pelayanan Kepada Masyarakat
RSUD Kota Depok Siap dan Antusias Sambut Akreditasi
Membentuk “Mindset Pelayanan Prima”
salam redaksi
BULETIN
RSUD KOTA DEPOK
Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif, Aman dan Profesional
Pemimpin Umum/ Penanggung Jawab : drg. Asloeah Madjri, MKKK
B
uletin RSUD Kota Depok kembali hadir di tengah pembaca yang budiman dengan beragam informasi menarik yang bisa menambah pengetahuan dan inspirasi. Pada edisi ini liputan utama mengangkat tema tentang semangat RSUD Kota Depok dalam memberikan memberikan pelayanan pada masyarakat. Semangat baru tersebut juga dengan kehadiran Direktur RSUD Kota Depok drg. Asloe’ah Madjri, MKKK menggantikan dr. Dewi Damayanti. Semangat tersebut nampak dalam peningkatan kinerja semua unit dalam memberikan pelayanan. Terlebih lagi, proses pembangunan gedung baru masih berlangsung dan diharapkan akan banyak menampung pasien dan menambah pelayanan pada masyarakat dalam bidang kesehatan. Pada laporan khusus menyajikan ulasan mengenai persiapan akreditasi rumah sakit. Semua unit RSUD Kota
Depok secara optimal bekerja keras dalam meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Mulai unit medis, non medis dan dibantu Pokja akreditasi bahu membahu meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan terbaik pada pasien. Pada lintas berita menyuguhkan berita tentang perolehan Proper Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI yaitu: penilaian kinerja pengelolaan lingkungan pada suatu perusahaan yang memerlukan indikator terukur. Sedangkan, untuk sosok adalah mantan Direktur RSUD Kota Depok dr. Dewi Damayanti dengan filosofi gulanya. Selama masa kepemimpinannya bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi siapa saja dalam bekerja menjalankan tugasnya. Untuk tips kesehatan mengangkat tema pengaturan pola makan mencapai berat ideal. Tips tersebut sangat penting, mengingat gaya hidup masyarakat saat ini banyak yang mengalami obesitas yang berujung pada terserang beragam penyakit. Selain itu, juga terdapat artikel tentang Perubahan Pola Pikir Dalam Pelayanan. Ditambah lagi dengan cerpen dan beragam foto kegiatan RSUD Kota Depok. Dengan terbitnya buletin ini, kita berharap bisa menambah wawasan bagi masyarakat umum dan menjadi inspirasi bagi tenaga medis, manajemen, di Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta di manapun berada.
drg. Asloe’ah Madjri, MKKK Direktur RSUD Kota Depok
Pemimpin Redaksi : dr. Tri Astuti Y, MKKK Redaktur Pelaksana : dr. Dayu Satriani Dewan Redaksi : Eti Yuniarti, SE dr. Devi Maryori, MKM dr. Lieska M. Sp.M, Akmal M. Ridwan Y, S.Farm, Apt, MKM, Fitriyah Handayani Editor : dr. Amelia Martira, Sp.An dr. Nadia Kusumasyanti Diah Fitri, SKp Anik Maryunanik dr. Mellisa Efiyanti Sekretaris Redaksi: Afiani Faraswati, SKM Winarni, S.Kep dr. Dian Purwantini Laila Dwi Astani Keuangan : Luqman Hakim, SKM Fita Yuni Kumalasari, AMD Sirkulasi dan Distribusi : Sri Suyatmi, S.Kep Riyanto, AMK Puji Astuti P Dewi F. Wigandini, SKM
Buletin RSUD Kota Depok merupakan media internal di lingkungan Rumah Sakit Umum (RSUD) Kota Depok, diharapkan bisa menjadi sebuah media yang mampu menjadi referensi, penyambung, penghubung sekaligue pemberi informasi di internal rumah sakit. Buletin RSUD Kota Depok menerima tulisan, artikel atau opini yang berhubungan dengan essensi buletin. Semua tulisan, artikel dan opini yang masuk menjadi hak milik redaksi Buletin RSUD Kota Depok. Dilarang mengutip, menperbanyak isi buletin ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari redaksi. Hak cipta dilindungi undang-undang.
web: RSUD.Depok.go.id mail: mail.depok.go.id SMS online: 0858-118-118-33 2 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
daftar isi
sekapursirih|
P
4 4
10
Semangat Baru RSUD Kota Depok Berikan Pelayanan Kepada Masyarakat
Membentuk “Mindset Pelayanan Prima�
laporan utama
6
laporan khusus
RSUD Kota Depok Siap dan Antusias Sambut Akreditasi
7
sosok
dr. Dewi Damayanti:
Semangat Bekerja Dengan Filosofi Gula
8
lintas berita
RSUD Kota Depok Raih Proper Biru
9
suara pasien
- Puas dengan Perawatan dan Edukasi Pasien dengan Baik - RSUD Kota Depok Ajarkan Cuci Tangan dengan Benar
artikel
12
tips
Pola Makan Untuk Mencapai Berat Badan Ideal
13
cerpen
Sentilan dari Seorang Perawat Tua
15
galeri
7
ergantian rotasi kepemimpinan dalam sebuah Instansi Pemerintah merupakan hal biasa yang merupakan bagian dari regenerasi. Hal serupa juga terjadi di RSUD Kota Depok yang telah mengalami perubahan pimpinan. Serah Terima Jabatan (Sertijab) Direktur RSUD Kota Depok dari dr. Dewi Damayanti digantikan oleh drg. Asloe'ah Madjri MKKK yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Cinere dihadiri perwakilan seluruh instalasi RSUD Kota Depok dan tamu undangan berjalan penuh khidmat dan penuh haru. Masa kepemimpinan dr. Dewi Damayanti selama menjabat Direktur RSUD Kota Depok selama setahun telah memberikan kesan yang dalam dan banyak membawa perubahan. Menciptakan suasana keakraban, kebersamaan dan kekeluargaan dalam memberikan pelayanan merupakan sebuah kekuatan besar untuk mewujudkan tujuan bersama. Pekerjaan yang didasarkan pada kesabaran, kerja keras dan kerjasama dapat lebih mudah diselesaikan. Meskipun terasa singkat masa kepemimpinannya, perubahan dan perbaikan di RSUD bisa dirasakan masyarakat. Salah satunya, SMS Gateway sebuah terobosan dalam memangkas antrian pengunjung dengan pendaftaran melalui layanan SMS dari telepon seluler. Sampai saat ini layanan tersebut masih bisa diakses dan terus ditingkatkan. Mendapatkan Proper Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI merupakan sebuah prestise dan kepedulian RSUD pada lingkungan. Ditambah lagi kado istimewa saat Ulang Tahun Kota Depok dan RSUD Kota Depok dengan dibangunnya gedung baru. Atas kepemimpinan dan bimbingan Ibu Dewi selama ini kami ucapkan terima kasih banyak. Kehadiran Direktur RSUD Kota Depok yang baru membawa angin segar dan semangat baru. Sebab selama lima tahun sudah pernah bersama Rumah Sakit kebanggaan Kota Depok. Ditambah lagi dengan pengalaman memimpin Kecamatan Cinere, tentu akan memberikan warna dan terobosan baru. Selamat datang kepada Ibu Lulu yang akan memimpin dan membawa RSUD Kota Depok ke depan. ď Ž
10 Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 3
|LAPORANUTAMA
Sesuatu akan terlihat tidak mungkin sampai saat semuanya selesai Nelson Mandela
Semangat Baru RSUD Kota Depok
Berikan Pelayanan Kepada Masyarakat
R
SUD Kota Depok terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan penambahan fasilitas dan sistem pelayanan. Dengan kehadiran Direktur RSUD Kota Depok yang baru, drg. Asloe’ah Madjri, MKKK, maka kebijakan dan terobosan baru terus diberikan dalam upaya memberikan pelayanan yang paripurna kepada masyarakat. Sebelum memimpin Kecamatan Cinere, dirinya telah lima tahun turut serta membangun RSUD Kota Depok. "Saya 4 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
paham betul bagaimana kondisi dan perkembangan rumah sakit ini (RSUDred). Sebab, sebelum menjadi Camat di Cinere saya sudah terlebih dulu bertugas di sini. Saya Cuma ingin bekerja, semangat, semangat, semangat dalam memberikan pelayanan terbaik pada masayarakat," ujarnya saat ditemui di kantornya.
Terus Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat RSUD Kota Depok bertekad memberikan pelayanan dan manfaat kepada
Evaluasi dan perbaikan terus dilakukan pada semua bidang. Peningkatan komunikasi secara intens kepada pasien juga ditingkatkan dalam memberikan informasi dan penjelasan
Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. Arthur Hugh Clough
masyarakat. Salah satunya, dengan memberikan bantuan kesehatan melalui kegiatan pengobatan gratis, operasi mata katarak, sunatan massal, santunan anak yatim dan lainnya. Melalui kegiatan bhakti sosial, warga sekitar lingkungan RSUD juga akan merasakan manfaat semakin nyata,“ ujarnya. Dirinya menegaskan, evaluasi dan perbaikan terus dilakukan pada semua bidang. Peningkatan komunikasi secara intens kepada pasien juga ditingkatkan dalam memberikan informasi dan penjelasan. Ia mencontohkan, bila ada pasien yang melakukan komplain pada pelayanan bisa dengan
pendek telepon seluler,“ paparnya. Pihaknya terus berupaya agar bisa membantu dan memberikan pertolongan pada pasien. Tidak hanya memberikan pelayanan kepada pasien saja, RSUD Kota Depok juga memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang kesehatan pada masyarakat secara langsung di RSUD Kota Depok maupun di UPT Puskesmas di 11 Kecamatan. Rangkaian kegiatan tersebut adalah bagian dari upaya pencegahan untuk tidak tersebarnya penyakit secara meluas dan warga Depok tetap terjaga kesehatannya. Selain itu, acara tahunan seperti seminar awam digelar untuk
mudah dapat dijelaskan. Menurutnya, memang masih ada rujukan ke rumah sakit lain dikarenakan keterbatasan ruang. Namun, dalam pelayanan jumlah pasien dari waktu ke waktu terus bertambah. Ia menambahkan, dari dokter umum, dokter spesialis dan seluruh petugas, memiliki kapabilitas dalam melayani pasien. “Pengunjung di RSUD terus membludak, ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat dalam pela-yanan kesehatannya semakin meningkat. Belum lagi, dengan adanya program SMS Gate Way yang dirasa semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan pendaftaran secara online melalui pesan
perwakilan OPD, tokoh masyarakat, dan lainnya dengan beragam tema kesehatan seperti: DBD, TBC, penyakit anak atau lainnya. “Tidak hanya memberikan bantuan kepada pasien saja, tetapi turut mensosialisasikan pada keluarga pasien dan masyarakat Depok agar dapat berperilaku hidup sehat serta mewaspadai terserangnya penyakit,“ terangnya.
Fokus Pada Pembangunan Gedung Baru Dirinya menegaskan, bahwa saat ini fokus pada pembangunan gedung baru. Meski pelaksana dan tanggungjawab dari Distarkim, RSUD Kota Depok terus
mengawal agar tercapainya pembangunan gedung baru tersebut. Salah satu harapannya, adalah terbangunnya gedung baru sesuai dengan target pada bulan Desember dan cepat terlaksana. Saat proses pengerjaan pembangunan berlangsung, sudah sesuai standar operasional yang memperhatikan keselamatan kerja dan tidak menggangu pelayanan pada pasien. “Memang saat Walikota Depok meninjau langsung pembangunan gedung baru, menawarkan untuk target pembangunan gedung selanjutnya. Namun, kita hanya berharap agar penyelesaian pembangunan gedung BD cepat terlaksana dan bisa digunakan untuk melayani pasien,“ harapnya. Menurutnya, dengan terbangunnya gedung baru diharapkan bisa menjadi jawaban dan solusi atas meningkatnya permintaan kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Jika saat ini masih banyak pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain, diharapkan dengan terbangunnya gedung baru bisa menampung dan membantu masyarakat. “Kalau selama ini antrian pasien membludak dan banyak dirujuk, dengan adanya gedung baru diharapkan bisa mempercepat pelayanan. Akan ada fasilitas baru untuk ruang rawat inap, ruang operasi, kamar bersalin, ICCU, NICU dan lainnya sehingga, harapan ke depan tidak banyak lagi pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit lainnya,“ ujarnya. Dirinya menambahkan, secara internal terus melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas medis dan non medis. Beragam pelatihan dilakukan dalam upaya mengutamakan pelayanan dan keselamatan pada pasien. “Saya selalu mengingatkan, bahwa saat bertugas dan bekerja di RSUD Kota Depok itu bernilai ibadah. Sebab, dengan bekerja secara tulus ikhlas membantu orang lain, nanti akan dicatat sebagai amal kebaikan. Tentunya, dari yang telah dikerjakan akan membawa pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga, nanti di akhir hayatnya akan mendapatkan predikat khusnul khotimah,“ harapnya. Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 5
|LAPORANkhusus
Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. Aristoteles
RSUD Kota Depok Siap dan Antusias
Sambut Akreditasi R
umah Sakit Umum Daerah Kota Depok saat ini tengah mempersiapkan diri menyambut akreditasi. Dengan adanya akreditasi tersebut diharapkan kualitas pelayanan RSUD Kota Depok semakin meningkat, sehingga masyarakat dapat secara langsung merasakan manfaatnya dan RSUD Kota Depok dapat menjadi pilihan bagi masyarakat di Kota Depok. Kepala Bidang Pelayanan Medis, dr. Tri Astuti, MKKK mengungkapkan bahwa mulai dari top manajemen sampai kepada seluruh pegawai RSUD Kota Depok memiliki komitmen yang sama untuk mensukseskan akreditasi rumah sakit ini. Dalam pelaksanaannya RSUD Kota Depok membentuk 15 Pokja akreditasi, masing – masing Pokja terdiri dari 5 petugas. Pokja yang tergabung dalam tim akreditasi inilah yang akan membuat seluruh dokumen sesuai standar akreditasi rumah sakit Versi 2012, yang selanjutnya dilakukan sosialisasi dan imple6 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
mentasi kepada seluruh instalasi, unit dan pegawai di rumah sakit. Untuk menjaga implementasi akreditasi dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh instalasi dan pegawai maka dibuat kegiatan rabu serbu yang merupakan telusur internal untuk melihat pelaksanaan akreditasi di setiap instalasi apakah sudah sesuai dengan kebijakan, pedoman, panduan maupun standar prosedur operasional yang telah ditetapkan. Telusur pegawai dilakukan melalui sergap apel pagi maupun sergap harian, seluruh pegawai akan ditelusur secara rutin terkait cara cuci tangan yang benar, Basic Life Support (BLS) dan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), selain itu pegawai juga diwajibkan untuk mengetahui dan memahami visi dan misi rumah sakit, 6 sasaran keselamatan pasien dan 7 langkah keselamatan pasien. Hal tersebut dimaksudkan supaya setiap petugas memahami tujuan dan arah organisasi rumah sakit ke depan serta dapat bekerja secara aman baik bagi dirinya maupun bagi pasien yang dilayani. Ronde besar visitasi dokter dan ronde perawat dilakukan seminggu sekali untuk memastikan prosedur pelayanan, prosedur pemeriksaan dan
pengobatan, prosedur pendokumentasian serta edukasi pasien dan keluarga berjalan sesuai standar. Selain hal tersebut untuk menjaga mutu pelayanan di rumah sakit tetap terjaga setiap pagi pada hari kerja (Senin sampai Jum’at) diadakan morning report yang diikuti oleh Manajemen, Manajer On Duty (MOD), Kepala Instalasi dan Kepala Ruang, sehingga setiap permasalahan yang timbul dalam pelayanan dapat segera ditindaklanjuti. Pelaksana tugas kasi rawat inap dan rawat jalan RSUD Kota Depok Ade suhendri, Skep mengungkapkan di bidang keperawatan telah melakukan sosialisasi akreditasi pada seluruh jajaran RSUD, diantaranya standar operasional prosedur keperawatan. Dirinya juga menjelaskan bagaimana SPO yang perlu direvisi dan kewenangan klinis yang ada pada staf keperawatan dapat di implementasikan dengan benar. Tentunya agar dalam membuat asuhan dan administrasi dapat dilaksanakan secara komprehensif, yang lebih efektif sehingga kepuasan pasien terus meningkat. Sampai saat ini tidak ada penambahan tenaga perawat. Namun kita buat sistem penugasan yang lebih efektif dan intensitas perawat dengan pasien juga meningkat. Dari komunikasi yang terjalin secara intens diharapkan pelayanan pada pasien menjadi lebih baik, harapnya.ď Ž
Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. Richard Wheeler
sosok|
dr. Dewi Damayanti:
Semangat Bekerja Dengan FilosoFi Gula Belajarlah dari gula…larutlah seperti gula…ikhlaslah seperti gula…tetap semangat memberi kebaikan…!!! Tetap semangat menyebar kebaikan …!!! Karena kebaikan tidak untuk disebut… tapi untuk dirasakan.
P
esan di atas sudah tidak asing di telinga petugas seluruh unit RSUD Kota Depok, bahkan sudah menjadi viral. Mantan Direktur RSUD Kota Depok dr. Dewi Damayanti sering menyampaikan pesan itu pada semua orang yang bertugas agar memberikan pelayanan terbaik. Tidak heran, jika beliau dikenal akrab dengan semua kalangan dari pimpinan sampai dengan pasien yang masih tanpa segan lagi suka berkomunikasi dengannya. Kesan itu masih membekas kepada karyawan dan semua unit. Dalam suatu kesempatan Buletin RSUD Kota Depok mengunjunginya di ruang kerjanya, tampak pasien yang sedang menunggu giliran untuk mendapatkan pela-yanan kesehatan. Menurutnya, ketika gula itu memberi rasa manis ke kopi orang akan bilang kopinya manis. Hal serupa juga pada sirup dengan aneka rasa padahal itu terbuat dari gula. Kalau kuenya dinilai manis, tidak pernah dibilang gula. Padahal, yang memberikan rasa manis adalah gula. Namun, bila orang sakit karena banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula disebut sebagai sakit gula. “Belajar dari filosofi gula, dalam kehidupan itu sebuah kebaikan tidak usah disebutkan tapi cukup dirasakan kebaikan. Kalau bisa jadilah gula untuk teman dan orang lain, toh kebaikan bukan untuk disebut tapi dirasakan. Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul akan melihatmu, artinya bekerja tidak harus disebutkan atau diberitahukan pada orang lain,“ ujar ibu empat anak yang saat ini bertugas di Puskesmas Cinere ini. Dirinya menjelaskan bahwa dalam bekerja harus tulus ikhlas. Pasalnya, dalam bekerja melayani pasien adalah kebaikan . Apalagi, lanjutnya, satu kebaikan akan dibalas 10 kali lipat bahkan sampai dengan 700 kali lipat. Setiap orang yang melayani pasien dengan baik, Allah akan meberinya pahala. Padahal, tidak semua orang diberikan kesempatan untuk menolong orang lain. “Saat dokter melakukan operasi pasien, dari sakit menjadi
sembuh, dari tidak bisa melihat sampai bisa melihat, itu rasa terimakasih pasien akan menjadi amal bagi kita. Mungkin bukan puasa dan sholat akan menjadi amal baik bagi kita, tapi bisa jadi amal kecil yang akan menjadikan masuk ke dalam surga. Berbuat baik Insya allah akan membawa kebaikan,“ pesannya.
Ibarat Sebuah Jam Saat ini ia bertugas sebagai dokter umum di Puskesmas Cinere Depok. Menurutnya, tugas yang dijalankan saat ini adalah sebuah pilihan. Dirinya ingin menggambarkan kepada temantemannya, ibarat sebuah jam itu sering dilihat dari tampilan luarnya. Biasanya, orang pasti tertarik dengan warna dan bentuk tampilannya bagus. Setelah itu, ketertarikannya pada angkaangkanya yang berfungsi dengan baik. Namun, bila kita lihat secara seksama dan membongkarnya maka terdapat bagian dalam yang saling bahu membahu agar tampilan jam menarik dan berfungsi dengan baik seperti: mur, baut, baterai dan lainnya. “Bagi saya tidak ada masalah saat ini bertugas di Puskesmas, semua itu adalah bekerja keras. Ibarat jam, sekarang itu saya di belakang menjadi baterai atau mesinnya. Namun, semuanya adalah dalam upaya memberikan pelayanan pada masyarakat,“ terang mantan
Kepala Puskesmas UPT Cipayung ini. Dokter umum merupakan jabatan fungsional yang juga ada jenjang kariernya seperti guru. Menurutnya, antara posisi struktural dan fungsional saling membutuhkan. Dia mengaku, dalam fungsional langsung ke masyarakat bagaimana melayani dengan baik. Sedangkan, untuk struktural lebih pada memberikan kebijakan. “Seperti yang kita lihat dalam sebuah film, untuk terlayaninya satu orang pasien semua ikut berperan aktif. Mulai dari tempat pendaftaran, administrasi, dokter, keamanan, kebersihan, bahkan sampai kesling. Semuanya berperan saling membantu dalam mewujudkan pelayanan terbaik,“ jelasnya. Selama bertugas di RSUD Kota Depok memiliki pengalaman yang berkesan. Terlebih lagi, semua seperti keluarga dan kebersamaannya demi tujuan bersama memberikan pelayanan terbaik. Bahkan, seakan bekerja selama 24 jam di RSUD. Seperti bila ada kebutuhan mendesak, telepon langsung mendapatkan respon dan dilaksanakan. Sehingga, semua pekerjaan dapat dengan mudah dikerjakan dan menghasilkan yang terbaik. “Kita berharap agar RSUD Kota Depok semakin baik ke depan. Dengan adanya Direktur baru, visi dan renstra baru diharapkan menjadi RS pilihan. Sebab, telah memiliki SDM yang bagus, alat canggih, lingkungan yang nyaman, pelayanan, petugas dan sarananya,“ harapnya.
Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 7
Kegagalan pada dasarnya merupakan kesempatan untuk memulai lagi, kali ini lebih cerdas. Henri Ford
|Lintasberita
RSUD Kota Depok
Raih Proper Biru R
SUD Kota Depok sebagai salah satu dari dua rumah sakit di Depok yang mendapatkan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Proper adalah penilaian kinerja pengelolaan lingkungan suatu perusahaan yang memerlukan indikator yang terukur. Sedangkan, biru merupakan peringkat atau predikat yang kepada usaha yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan. Kasi Penunjang Non Medik RSUD Kota Depok Sri Suyatmi mengungkapkan bahwa penilaian Proper pertama kali Periode Tahun 2015 (semester II) dan di tahun 2016 (Semester I) mendapat nilai Biru. "Kita bersyukur RSUD meraih Proper Biru. Untuk mendapatkannya tidak langsung begitu saja. Namun, tahapan dan rangkaiannya juga panjang dalam kepedulian pada lingkungan," ujarnya. 8 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
Suyatmi mengungkapkan perolehan Proper Biru tersebut dikarenakan telah melalui penilaian yang berdasarkan indikator berupa pengelolaan limbah cair, udara, limbah B3 dan pengelolaan perizinannya. Di RSUD Kota Depok pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistim aerob dan an aerob. Dirinya menambahkan, pemantauan pada limbah cair dilakukan secara harian dan bulanan. Sedangkan, untuk bulanan melakukan uji laboratorium pihak ke-3 yang sudah terakreditasi KAN dan mempunyai izin dari KLHK. "Dalam pengelolaan udara, RSUD melakukan penghijauan (penanaman pohon peneduh) dan pemeliharaan rutin Utilitas yang menghasilkan emisi buangan. Tapi, kita juga tetap memantau emisi Incenerator, Emisi Genset, udara Ambient In door dan out door, dan lainnya," terangnya. Dalam pengelolaan Limbah B3, RSUD
Kota Depok sudah memiliki TPS B3 yang sudah berizin dan untuk penanganan limbah B3 bekerjasama dengan pihak ke-3 yang berizin KLHK. Pihaknya tetap melakukan pelaporan Neraca B3, pengangkutan Limbah B3 yang dibuktikan dengan Manifest, UKL dan UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan). Menurutnya, semua laporan tersebut dikirim ke KLHK, BPLHD Provinsi dan BLH Kota. Sedangkan, untuk kelengkapan perizinan yang berkaitan dengan Lingkungan seperti: Izin IPLC (Izin Pengolahan Limbah Cair), TPS B3, pengoperasian Mesin Incenerator, AMDAL, HO, Operasional RS dan lainnya. "Saat ini di Depok yang meraih Proper Biru baru RSUD Kota Depok dan satu rumah sakit swasta. Kita berharap agar ke depan bisa meningkat menjadi hijau dan yang paling tinggi emas," harapnya.ď Ž
Lebih baik mengerti sedikit daripada salah mengerti. A. France
suarapasien|
Puas dengan Perawatan dan Edukasi Pasien dengan Baik
P
erawatan di RSUD Kota Depok cukup memuaskan, mulai dari dokter dan hingga perawat yang melayani pasien. Seperti yang diungkapkan warga Mampang, Grogol, Depok ini. Ertina mengaku saat perawatan di RSUD Kota Depok merasa nyaman dengan dokter dan suster yang merawat anaknya. "Hampir tiap bulan dirawat di RSUD Kota Depok. Disini susternya baik, dokternya ramah dan enak diajak komunikasi. Telaten dalam merawat pasien. Bagaimana tidak, saat butuh pertolongan tinggal pencet tombol terus datang bantuan. Kita juga dikasih tahu jenis penyakitnya dan juga bagaimana merawat anak kita," ujar ibu kelahiran 5 Mei 1972 ini. Menurutnya, selama perawatan di RSUD merasa nyaman dengan pelayanan pasien. Pasalnya, komunikasi
dapat terjalin dengan baik dan informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami. Ia mengaku, saran dari dokter sangat penting bagi kesembuhan anaknya selama perawatan maupun saat di rumah. "Informasi yang kita dapatkan selama perawatan itu sangat berarti bagi kami. Apalagi, anak kita sering berobat dan dirawat disini. Bukan saja jenis penyakitnya yang dikasih tahu, tapi juga riwayat penyakit dan bagaimana cara menanganinya. Bahkan, sampai jenis obat dan aturan minumnya dengan jelas informasi kita terima. Tentunya, kita diberikan semangat untuk segera sembuh dan diberi tahu bagaimana cara perawatan agar cepat sehat," terangnya. Dikatakannya, informasi tentang menjaga kebersihan juga didapat saat menjaga anak di RSUD Kota Depok.
Seperti bagaimana cara mencuci tangan dengan baik agar bersih dan bebas dari penyakit. "Kita jadi sadar akan menjaga kesehatan agar tidak sakit. Tentunya, informasi kesehatan yang saya dapat di RSUD ini akan disampaikan di keluarga agar menjadi sehat semuanya. Kalau perawatan dan pelayanan sudah bagus, tinggal fasilitasnya ditambah dan pembangunan gedung segera selesai agar segera digunakan," harapnya.ď Ž
RSUD Kota Depok Ajarkan Cuci Tangan dengan Benar
C
uci tangan bagi sebagian orang adalah pekerjaan yang ringan, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi kesehatan. Seperti yang diutarakan salah satu warga Depok ini. Aryanti sedang menunggu anaknya yang dirawat di RSUD Kota Depok karena sakit DBD. Menurutnya, dirinya baru mengetahui tata cara cuci tangan yang baik dan benar. “Saya baru tahu cara mencuci tangan yang baik dan benar. Mungkin, selama ini cuci tangan ya sekedarnya saja. Tapi, disini kita diajar-
kan bagaimana cuci tangan yang baik dan benar. Terlebih lagi, kita berada di rumah sakit yang semuanya harus bersih dari kotoran," ujar ibu yang lahir di Jakarta ini. Aryanti mengaku informasi kesehatan seperti tentang cara cuci tangan baru didapatkan di RSUD Kota Depok. Tidak hanya dengan gambar atau anjuran saja, tapi dari perawat juga mengajarkannya kepada para pasien dan pengunjung secara langsung. Sehingga, bisa dengan mudah mencuci tangan yang baik dan benar. "Kita baru dapat informasi tata cara mencuci tangan ya disini (RSUDred). Karena di lingkungan itu jarang sekali di dapatkan informasi seperti ini. Mungkin di PKK sering mendapatkan sosialisasi tapi di rumah jarang banget atau tidak ada. Kita jadi tahu bagaimana cara hidup sehat dan agar tidak terkena penyakit salah satunya dengan cuci tangan yang baik," paparnya.
Menurutnya, informasi tentang tata cara cuci yang baik dan benar akan ia ajarkan di rumah bersama keluarga. Dirinya juga mengaku, selama di RSUD Kota Depok di depan ruang perawatan sangat mudah ditemukan cairan untuk cuci tangan. Sehingga, bila mau masuk dan keluar ruangan dirinya langsung menggunakan dan mempraktekkan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Selama menjaga anaknya yang dirawat di RSUD, dirinya dapat dengan mudah mempraktekkan cuci tangan dengan baik. Sehingga, ia merasa yakin saat di rumah akan terbiasa. "Perawat dan dokternya baik-baik dalam memberikan pelayanan. Bukan saja tentang penyakit saja, tapi juga diajarkan tata cara menjaga kesehatan buat diri sendiri dan keluarga. Salah satunya, dengan mengajarkan cuci tangan yang baik. Terima kasih RSUD Kota Depok," tandasnya.ď Ž Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 9
Rahasia untuk maju adalah memulai. Mark Twain
|artikel
Membentuk “Mindset Pelayanan Prima�
S
etiap kita bila dihadapkan pada kata pelayanan prima pasti terbersit rasa sudah tahu, karena kedua kata itu bukan asing bagi telinga kita. Memang benar kata pelayanan prima atau service excellence bukan sesuatu yang baru. Namun di sinilah persoalannya, yang menjadi tantangan adalah bagaimana mengubah pengetahuan menjadi perilaku. Meskipun hampir semua orang terutama di tempat kerja baik di institusi pemerintahan atau perusahaan swasta sudah hampir pasti pernah terekspos dengan kata ini bahkan sudah terdengar akrab ditelinga. Mungkin juga ada yang telah mengajarkannya pada orang lain apa itu service excellence. Namun semua itu tidak berarti orang melakukan apa yang diketahuinya. Semua hanya menjadi pengetahuan belaka dan menjadi modal saat berdiskusi dan berargumentasi agar kelihatan pandai saja. Persoalannya kembali kepada pertanyaan apakah orang menjalankan atau menerapkan apa yang diketahuinya. Kalaupun dijalankan apakah konsisten, apakah karena ada tekanan tertentu baru menjalankan ataukah hanya diterapkan pada konteks tertentu untuk proses pencitraan, ataukah karena sedang ada sidak sehingga terpaksa harus menunjukan perilaku itu, namun setelahnya ya kembali lagi ke pola lama, tinggallah pengetahuan hanya sebagai pengetahuan. Jadi kalau begitu adakah cara bagaimana mengubah pengetahuan menjadi perilaku dan mempertahankannya? Jawabannya tentu ada, mari kita cobakan pada konteks pelayanan prima‌ Membangun budaya pelayanan prima membutuhkan komitmen tinggi dari unsur pucuk pimpinan atau top management yang diduplikasikan dengan sistem tertentu hingga ke level terbawah. Diperlukan berbagai sistem untuk memastikan perilaku pelayanan prima ini diulang, dijaga dan dipertahankan seperti misalnya dengan mengadakan survey feedback berkala terhadap kepuasan pelayanan internal, sistem penghargaan untuk memberi penghargaan contoh perilaku pelayanan yang diterapkan, keterlibatan, kepedulian dan keseriusan setiap orang untuk melakukannya. Pertanyaannya dari mana kita memulainya? Jawaban tersingkat adalah mindset, bila mindset nya sudah benar maka perilakukanya akan muncul. Dengan kata lain perilaku diawali dengan pembentukan mindset yang sesuai. Tidak mudah memang untuk membangun atau membentuk mindset dengan cara-cara konvensional seperti hanya di trainingkan dengan metode biasa di kelas, kembali nantinya hanya menjadi sebatas pengetahuan.
Mindset Untuk memahami arti mindset banyak padanan kata yang menyerupainya meski tidak sama persis, seperti paradigm, pola pikir, mental set, perspektif individu, pikiran khas sese10 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
Oleh: Yumei Sulistyo Psi,MM,MNLP
orang. Apapun definisi yang diberikan mindset adalah kesiapan bertindak di level pikiran untuk melakukan sesuatu pada konteks tertentu
Mindset – kebiasaan atau karakter sikap mental yang menentukan bagaimana seseorang berpersepsi dan bereaksi terhadap situasi. Intinya, mindset adalah semua yang kita yakini‌
Beberapa mindset penting dalam pelayanan prima yang harus dibentuk. 1. Pelayanan prima memberi manfaat secara ekologis Untuk menilai sebuah perilaku tidaklah cukup hanya dengan konsep win-win, artinya bermanfaat bagi sendiri dan orang lain. Dengan kata lain win-win hanya menyangkut dua pihak saja. Faktanya banyak perilaku yang dilakukan berdampak lebih dari dua pihak, sehingga dalam menilai manfaat pelayanan prima, believe dan values yang diben-
Doa adalah kunci pembuka hari dan sekrup penutup malam. Mahatma Gandhi
tuk haruslah menyangkut minimal tiga besar, pelanggan, karyawan dan Institusi atau perusahaan. Contohnya dapat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan sesuai yang diharapkan; dirasakan manfaatnya oleh karyawan karena mendapat nilai dari pelayanan yang diberikan; dan dirasakan manfaatnya oleh institusi atau perusahaan karena memperkuat image atau citra positif yang diakui pelanggan. 2. Hanya bisa di pahami dari sudut pandang atau persepsi pelanggan Setiap orang adalah pemberi sekaligus penerima pelayanan. Ini adalah kejadian sehari-hari yang sedemikian rutinnya kadang tidak terasa ada konsep pelayanan dibaliknya. Ambil contoh saat anda sedang ke samsat untuk memperpanjang SIM, apa yang anda harapkan adalah lebih dari sekedar mendapatkan SIM baru. Bagaimana berinteraksi saat melakukan prosesnya menentukan kesan yang anda dapatkan. Sama saja artinya tidak penting merasa sudah memberikan pelayanan yang sangat prima namun yang terpenting adalah bagaimana pelanggan merasa telah dilayani atau mendapat pelayanan prima atau service excellence. 3. Keseimbangan 3 P (Produk, Proses dan People) Hal ini menyangkut produk pelayanan apa saja yang diberikan, bagaimana proses melakukan pelayanan dan bagaimana individu memberikan pelayanan. Dengan konsep ini kita terus diingatkan untuk meningkatkan pelayanan. Bisa dari aspek produk misalnya dengan menambah bentuk pelayanan baru. Dari sisi proses, apakah SOP sesuai dengan kondisi terkini, atau justru menghambat karena begitu kaku, atau dari sisi orang bagaimana caranya melakukan pelayanan, tergantung mood, tergantung iming-iming, tergantung imbalan (gratifikasi), atau menjalankan dengan sepenuh hati, menjalankan dengan total, dan menjadi attitude personal. Semua aspek ini haruslah berjalan seimbang, memang masalah yang terbesar adalah dari sisi People, oleh karena itulah membentuk mindset pelayanan prima menjadi sangat penting. 4. Kenali basic Service sebelum memberi pelayanan Ambil contoh seperti ini, bila anda ditanya pelayanan apa yang dibutuhkan bila masuk ke sebuah restoran, jawaban yang paling umum adalah, makanannya enak, murah, pelayanannya cepat, pelayannya ramah, kasirnya cekatan, parkirnya mudah, pilihan menunya banyak dst. Bagaimana bila semua yang anda harapkan di atas semua dipenuhi namun ketika sampai di rumah anda sakit perut? Jadi apakah basic service sebuah restoran? Tentu saja adalah makanan yang higienis dan sanitasi yang bersih. Nah basic service inilah yang menjadi pengikat dan perekat semua orang dalam restoran. Sehingga mindsetnya adalah sepakati basic service dalam institusi atau perusahaan tempat kita berkarya. Jadikan ini sebagai dasar perekat semua fungsi dalam organisasi, baru kemudian setiap fungsi memikirkan nilai tambah pelayanan lainnya sesuai kebutuhan pelanggan.
5. Melibatkan semua orang dalam organisasi Menyangkut keperdulian semua orang dalam organisasi, institusi atau perusahaan untuk memberikan service sesuai standar pelayanan yang dibutuhkan tanpa terkecuali. Bahkan seorang satpam atau tukang parkir sekalipun adalah mata rantai penting dalam pelayanan prima. Konsep ini dinamakan The Moment of truth. Sebagai contoh mudahnya adalah, bayangkan anda saat ini sedang pergi berbelanja di sebuah departmen store yang cukup terkenal. Pengalaman dilayani dapat anda rasakan mulai dari pintu masuk di mana biasanya ada satpam di situ, anda tentu mengharapkan senyum ramah dan bukan tatapan penuh curiga. Saat anda memasuki counter pakaian anda tentu mengharapkan sikap petugas counter pakaian yang ramah membantu anda menemukan jenis pakaian yang anda cari, bukannya melihat mereka bergerombol di sudut counter sambil makan dan tidak memperdulikan kehadiran anda, baru sibuk ketika anda cari dan panggil. Kemudian ketika menuju kasir, apa yang diharapkan? Cekatan dalam menghitung barang yang anda beli, komunikatif dalam mengkonfirmasi jumlah dan nilai pembelian, bagaimana bila sebaliknya, jutek, seadanya, dingin, salah hitung atau salah mengemas barang? Setelah selesai membeli barang karena nilai pembelian yang di atas nilai tertentu anda disarankan ke bagian customer service untuk menukar voucher hadiah atau menjadi member, sesampainya di tempat itu, apa yang anda harapkan? Tentu pelayanan yang ramah, membantu mengisikan form atau sambil berkomunikasi secara hangat sambil meminta data yang diperlukan. Bagaimana bila kehadiran anda seolah karena anda yang butuh hanya disodori formulir disuruh isi kemudian anda ditinggalkan sendirian dan petugasnya kembali ngobrol dengan rekan-rekannya‌ Anggaplah moment of truth atau pengalaman berbelanja anda di mulai dari satpam, petugas counter, kasir dan terakhir customer service, semuanya adalah satu rangkaian proses yang tak terpisahkan. Masing-masing memberikan produk layanan sesuai fungsinya dengan sentuhan humanis atau interaksi yang hangat manusiawi, semua harus memberi pelayanan prima atau service excellence sesuai fungsinya masing-masing. Apa yang terjadi bila semua bagian bagus namun satu bagian buruk? Hasilnya semua kesan baik menjadi sirna dan yang teringat adalah pengalaman buruknya‌ Konsep moment of truth juga bisa di terapkan dalam organisasi dengan banyak fungsi, artinya setiap fungsi atau bagian juga adalah moment of truth. Itulah pentingnya membangun mindset bahwa pelayanan berkualitas yang dirasakan oleh pelanggan atau end user adalah konsekuensi logis dari proses pelayanan disetiap fungsi secara berkualitas, dan perilaku karyawan menjadi titik sentralnya karena ini yang menentukan kesan itu terbentuk di benak pelanggan.
Sumber: http://www.outbounducation.com/membentuk-mindsetpelayanan-prima/
Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 11
|tips
M
emiliki badan yang sehat berat badan ideal adalah impian semua orang. Pandangan sebagian orang bahwa untuk mendapatkan berat badan ideal harus dengan diet yang ketat dan ekstrim, karena untuk mendapatkan berat badan ideal seseorang harus menurunkan atau menambahkan berat badannya. Dalam hal ini biasanya orang lebih takut gemuk dibandingkan dengan kurus. Berikut tips mengatur pola makan agar mendapat berat badan ideal: 1. Untuk mengetahui berat badan ideal, harus mengetahui terlebih dahulu kategori tubuh yang kita miliki. Bila tubuh masuk dalam kategori kurus, maka langkah yang diambil adalah meningkatkan berat badan. Untuk menaikkan berat badan lebih mudah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori lebih banyak dari biasanya. Sedangkan, bagi yang obesitas dengan mengurangi menu atau makan yang biasa dikonsumsi. Pada dasarnya, dalam sehari manusia makan sebanyak tiga kali dan waktu makan disesuaikan dengan kebiasaannya masingmasing. 2. Mengetahui kebiasaanya pada makanan yang disukai dan tidak disukai atau lebih personaliti seseorang. Tetap dalam
Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. Joseph Roux
Pola Makan Untuk Mencapai Berat Badan Ideal
sehari makan sebanyak tiga kali tapi dengan menurunkan jumlah kalori. Kalau biasanya kalau setiap makan 500 gram, maka tetap makan hanya saja untuk ukuran kalorinya diberikan lebih rendah. Langkah ini, berbeda dengan tips yang disarankan pada majalah atau TV dengan aturan yang lebih ketat dan ekstrims. 3. Untuk menurunkan berat badan bagi pemilik tubuh obesitas, pada saat sarapan pagi hendaknya mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan mempunyai energi jangka panjang, contohnya jus buah yang mengandung tinggi potasium, 12 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
jadi lebih lama laparnya. Biasanya ditemukan pada buah pisang, mangga, buah dengan rasa manis dan sebagainya. Untuk mengurangi berat badan, menu buah berada di depan. 4. Saat makan siang harus dengan menu yang lengkap mengandung karbohidrat, vitamin, mineral seperti: telur, ikan, sayur-sayuran dan buah. kita ada aktifitas dan butuh energi lagi. Kalau untuk malam hari tetap memperhatikan konsumsi makanan siang hari. Minimal dalam sehari tercukupi kalori, karboidrat, yang tidak mengganggu aktifitas seharihari seperti mengakibatkan badan lemas, dehidrasi dan lainnya. Berat badannya akan konstan dan turunnnya juga akan tetap konstan. 5. Pengaturan makan malam tergantung dari pola dan kebiasaannya. Bagi orang yang bekerja pada malam hari akan berbeda dengan orang yang pulang kantor pada sore hari. Minimal makan dua jam sebelum tidur. Kalau menurunkan berat badan komposisinya lebih rendah dan volumenya tetap. Semangkok yang gemuk akan berbeda dengan yang kurus, jadi orang itu akan turunnya stabil. Pengaturan pola makan tetap memperhatikan fisik dari seseorang seperti banyak aktifitas, setelah sakit, laki-laki dan perempuan. Semoga dengan pengaturan pola makan tersebut akan tercapai berat badan ideal yang tidak turun secara drastis atau sebaliknya. Sehingga, akan diperoleh badan yang sehat dengan tubuh ideal dan menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik.ď Ž
Esensi menjadi manusia adalah ketika seseorang tidak mencari kesempurnaan. George Orwell
Penulis: Ns. Anik Maryunani, S.Kep, ETN (Enterostomal Therapy Nurse) Kepala Ruangan Rawat Inap RSUD Kota Depok
S
ebenarnya saya agak kecewa dengan cuti saya kali ini. Maksud saya pulang ke Solo adalah untuk menghabiskan masa cuti saya yang lebih kurang dua minggu lamanya di kota kelahiran saya ini. Setelah sekitar empat tahun saya tidak mudik, karena kesibukan saya sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Baru kali ini saya merasakan liburan yang tepat buat saya, karena sebagai perawat memang sulit untuk mendapatkan liburan pada bulan seperti ini. Sudah lama saya rencanakan untuk menikmati liburan dengan suasana lain. Saya berencana akan mengunjungi tempat-tempat yang nyaman di kota Solo atau sekedar menengok temanteman SMP saya dulu. Teman-teman saya ini selalu rajin berkirim surat sejak saya berekolah di SMA Depok sampai saya bekerja sekarang. Mereka sangat wanti-wanti agar saya bermain ke rumah mereka bila saya sewaktuwaktu pulang ke Solo. Nah, kesempatan kali ini akan saya pergunakan untuk menemui mereka. Kapan lagi kalau tidak sekarang, pikir saya. Ternyata apa yang sudah saya rencanakan buyar total. Sesampai di rumah, Bude sudah menyongsong saya dengan linangan air mata. ”Ada apa, Bude?” tanya saya pada Bude. ”Ini, Nik. Pakde-mu sudah sepuluh hari dirawat di rumah sakit”. ”Lho, Pakde sakit apa, Bude” tanya saya lagi. ”Kata dokter, Pakde-mu sakit prostat dan menunggu untuk operasi”, jelas Bude. ”Ya sudah, Bude tidak usah khawatir, khan Pakde sudah ada jadwal untuk dioperasi”, hibur saya pada Bude. ”Bude sih tidak khawatir, Cuma Bude kesini mau minta tolong kamu untuk ikut menunggui Pakde-mu selama kamu di sini. Kalau ada kamu Bude merasa tenang karena kamu perawat dan sudah terbiasa di rumah sakit. Mau khan, Nik?” rajuk Bude. ”Iya, Bude” jawab saya sambil mengangguk. Kasihan juga Bude harus mengurusi sendiri keperluan Pakde yang sedang dirawat di rumah
cerpen|
Sentilan dari Seorang Perawat Tua Ia adalah seorang wanita tua yang setiap pagi berada di bangsal Pakde saya dan menyapa seluruh pasien dengan begitu ramahnya. sakit. Anak-anak mereka sudah berkeluarga dan semuanya tinggal di Jakarta. Mau tidak mau saya harus menolong mereka sekarang. Sudah tiga hari ini saya berada di rumah sakit ini menunggu Pakde secara bergantian dengan Bude. Saya pikir, saya akan jenuh dengan suasana rumah sakit lagi seperti yang saya temui di Jakarta. Ternyata saya salah. Saya justru merasa senang berada di rumah sakit ini. Ada apa ya? Apa karena suasana rumah sakit yang tenang dan nyaman. Tidak juga. Rumah sakit tempat saya bekerja di Jakarta juga tenang dan nyaman, kok. Saya pikir, ini karena saya telah bertemu dengan seseorang yang membuat saya betul-betul terkesan. Dan tampaknya mempengaruhi pemikiran saya terhadap profesi perawat yang sedang saya tekuni. Siapakah dia? Ia adalah seorang wanita tua yang setiap pagi berada di bangsal Pakde saya dan menyapa seluruh pasien dengan begitu ramahnya. Sepintas ia adalah seorang ibu tua biasa. Saat saya memasuki bangsal ini, saya tidak begitu memperhatikannya. Tetapi dengan berjalannya waktu, saya melihat ibu itu begitu cekatan melaksanakan tugas-tugas perawatan dan memperhatikan keperluan semua pasien. Karena rasa penasaran saya, saya tanyakan hal ini pada Bude.
Siapa ibu tua yang sering berada di bangsal Pakde itu. ”Oh, itu suster Surti. Besok kamu saya kenalkan padanya. Suster itu baik sekali pada pasien. Ia dulu juga bekerja sebagai perawat di Jakarta. Begitu suaminya meninggal, ia memilih kembali kesini dan bekerja di rumah sakit ini”, jelas Bude. Dua hari berikutnya, saya kembali menunggu Pakde, ternyata suster Surti menegur saya terlebih dahulu. Bude telah menceritakan tentang saya pada suster Surti. Selanjutnya, saya dan suster Surti telah menjalin persahabatan yang begitu akrab. Di sela-sela istirahatnya, kami selalu berbincang-bincang. Saya sekarang telah mengetahui ikhwal suster Surti, perawat tua ini. Sebenarnya ia sudah harus pensiun karena sudah lebih dari 25 tahun bekerja di rumah sakit ini dan juga harus meninggalkan asrama. Tatapi karena kecintaannya pada tugasnya dan ia masih gesit, maka direktur rumah sakit ini mengambil kebijaksanaan masih mempekerjakan suster Surti sebagai tenaga honorer. Suster Surti masih tinggal di asrama rumah sakit ini, walaupun diluar rumah sakit ia mempunyai rumah besar yang sekarang diurus oleh keponakannya.
Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 13
Yu
| cerpen Malam ini saya menginap di rumah sakit menunggu Pakde yang tadi pagi baru saja di operasi. Ternyata malam ini suster Surti juga sedang jaga. Ia mengatakan bahwa seminggu sekali ia mendapat tugas malam. Atau bila ada suster yang jaga malam berhalangan, suster Surti bersedia menggantikannya. Ketika suasana malam sunyi dan pasien-pasien sudah tidur pulas, termasuk Pakde, saya menghampiri suster Surti dan membawakannya wedang ronde dan serabi ayu yang tadi sore saya beli di Pasar Klewer. Untuk memancing ceritanya, saya tanyakan pengalaman yang dialaminya selama bertugas. Juga saya tanyakan kenapa ia jadi seorang perawat. Dari raut mukanya, ia tampak begitu senang saya tanyakan pertanyaan ini padanya. Dengan serta merta mengalirlah cerita suka dukanya sebagai perawat selama ini. ”Sebenarnya saya lahir di Jakarta dan bapak saya adalah seorang ambtenaar Belanda. Kakak laki-laki saya adalah seorang dokter lulusan STOVIA. Sayapun ingin jadi dokter seperti kakak saya tersebut. Tetapi karena bapak meninggal, kakak menyarankan saya masuk pendidikan Hoofdverpleegster di CBZ (sekarang RSCM) setelah saya lulus dari MULO”. Begitulah suster Surti memulai ceritanya. Dari katakatanya terdengar banyak istilah-istilah Belanda yang agak asing di telinga saya. ”Pendidikan apa itu, suster?” tanya saya. ”Oh itu....pendidikan Kepala Perawat di RSCM kalau sekarang”. Kemudian suster Surti melanjutkan kembali ceritanya. ”Karena kami dipersiapkan menjadi Hoofdverpleegster atau Gediplomeerd Vroedvrouw (Bidan berijasah), maka pendidikan kami dipisahkan dengan calon-calon verpleegs t e r (perawat) biasa”. Dari cara
14 | Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016
Jika berhasil jangan bangga, jika kalah jangan mengeluh. Samuel Chadwick
bicaranya, ternyata perawat yang saya temui ini lain dari pada yang lain. Beliau banyak memilki pengalaman dalam menolong orang sakit. Menurut suster Surti, sewaktu bertugas di CBZ (RSCM sekarang), suster Surti pernah ditugaskan mengikuti pendidikan perawatan serta latihan lengkap di sebuah Ziekenhuis (rumah sakit) di Belanda selama satu tahun. Walaupun perawat jaman dahulu, ternyata suster Surti sangat fasih berbahasa Inggris, apalagi bahasa Belanda. Sedikit-sedikit saya belajar dari suster Surti mengenai katakata asing yang sering ia ucapkan. Dan kalau tidak jelas, saya bertanya lagi padanya. Sebenarnya saya malu dengan menanyakan lagi kata-kata asing yang sering diucapkannya pada istilah-istilah umum itu. Ternyata bahasa Inggris saya masih dangkal dan belepotan. Itupun saya masih malas untuk membuka kamus. Tetapi suster Surti malah senang bila saya menanyakan hal-hal yang tidak saya mengerti. Ia terus mendorong agar perawat seperti saya ini terus mengasah kemampuan berbahasa asing terutama bahasa Inggris apalagi zaman sekarang agar perawat tidak begitu ketinggalan. Hal ini sangat diperlukan agar dapat bercakap-cakap tentang penyakitpenyakit zaman sekarang dengan dokter, pasien ataupun perawat asing yang datang ke Indonesia dan untuk meningkatkan ilmu, begitu saran suster Surti. Kemudian giliran saya menceritakan mengapa saya bisa menjadi perawat seperti sekarang ini pada suster sepuh ini. ”Begini suster, saya masuk perawat ini sebenarnya panggilan koran.” kata saya. ”Panggilan koran gimana, Nak Anik?” tanya suster Surti. ”Iya suster. Saya dulu masuk akademi perawat lewat Sipenmaru, ikutan teman. Teman saya yang pengen jadi suster malah tidak diterima, yang diterima malah saya” jelas saya. ”Oh begitu ” kata suster Surti sambil tersenyum. ”Saat-saat pertama kali kuliah di Akper, rasanya saya ingin keluar saja karena ditanamkan dasar disiplin yang kuat. Saya benar-benar menangis ingin keluar. Tetapi bapak saya tidak mengijinkan saya keluar dari pendidikan karena katanya sayang,
sudah susah-susah masuk kok keluar begitu saja. Apa kata Mbah di kampung begitu kata bapak saya”. ”Tetapi sekarang bagaimana?” balik suster Surti bertanya pada saya. ”Ya... bagaimana lagi suster, karena saran bapak saya tadi, saya jalani saja pekerjaan saya jadi perawat ini. Dan tanpa terasa sekarang sudah lebih dari sepuluh tahun saya jadi perawat. Banyak sekali suka-dukanya”, jawab saya. ”Nah, Nak Anik sudah mengetahui sendiri dukanya jadi perawat. Sekarang kita bicarakan yang enak-enak saja ya”, kata suster Surti. ”Tugas sebagai perawat memang berat tetapi seringkali mendatangkan kegembiraan yang tiada tara, ini menurut saya lho”, begitu kata suster Surti sambil meneruskan pembicaraannya. ”Apabila kita menolong orang dengan benar-benar ikhlas dan rasa keakuan kita sudah dikesampingkan, kita akan memperoleh kepuasan batin yang tinggi, yang tidak dapat dinilai dengan ukuran kebendaan atau finansial. Kita merasa bangga dapat berbuat sesuatu untuk sekedar meringankan penderitaan orang lain. Dengan sedikit pemberian kita ini, yang saya rasakan adalah hal ini memberikan arti dan isi dalam kehidupan saya”. Saya benar-benar tertarik dengan uraian suster Surti yang begitu filosofis ini. Memberi arti dan isi dalam kehidupan, benar-benar saya garis bawahi dalam batin saya. Saya bertanya sendiri dalam batin saya, apakah hakikat hidup yang sebenarnya itu? Kalau tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik. Terimakasih suster Surti. Perawat teladanku, engkau telah menyentilku dan membangunkanku untuk terus banyak belajar dalam segala hal, terutama dalam memberikan pelayanan pada pasien-pasien dan orang-orang yang membutuhkan pertolonganku. Saya bangga menjadi perawat sebagaimana halnya engkau, suster Surti, yang bangga menjadi perawat sampai usia senja. Keterangan: • Bude : sebutan untuk kakak perempuan dari bapak atau ibu kita. • Pakde : sebutan untuk kakak laki-laki dari bapak atau ibu kita
Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi.. Chiang Kai Shek
galeri|
Kegiatan sosialisasi dan edukasi tatacara cuci tangan bagi pasien dan keluarga pasien di RSUD Kota Depok
Sosialisasi kesehatan melalui media talkshow di radio lokal Depok
Senam Jumat yang diadakan mingguan dan diikuti seluruh staff RSUD Kota Depok
Penyuluhan kesehatan bagi pasien dan keluarga pasien yang rutin diadakan di RSUD Kota Depok
Sosialisasi kesehatan melalui media cetak lokal Depok Buletin RSUD Depok | edisi 15 | 2016 | 15
Selamat Datang Ibu drg. Asloe'ah Madjri, MKKK (Direktur RSUD Kota Depok)
&
Bapak Luqman Hakim, SKM
(Kepala Sub Bagian Keuangan RSUD Kota Depok)
Semoga bisa berkarya untuk RSUD Kota Depok yang lebih ceria
Selamat Jalan Ibu dr. Dewi Damayanti
&
Ibu Fafa Suryanti, SE
Semoga lebih sukses di tempat yang baru