BERGERAK MENGAJAK MEMILAH SAMPAH BERSAMA KAUM MUDA
Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si. • Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D., IPM., ASEAN.Eng. • Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., Dr.Eng. • R.A Magdalena Putri Kuslarasati, S.Sos. • Nurul Firdiani Fauzan, S.I.P. • Anis Mahmudah, S.Pd.• Muhammad Faris Al Akram • Nabila Dhea Ammara • Fatima Gita Elhasni • Arya Malik Nurrizky • Patrik Gama Caksana •
BERGERAK MENGAJAK MEMILAH SAMPAH BERSAMA KAUM MUDA Penulis : Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si. Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D., IPM., ASEAN.Eng. Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., Dr.Eng. R.A Magdalena Putri Kuslarasati, S.Sos. Nurul Firdiani Fauzan, S.I.P. Arya Malik Nurrizky, S.Sos. Fatima Gita Elhasni, S.Sos. Anis Mahmudah, S.Pd. Muhammad Faris Al Akram Nabila Dhea Ammara Patrik Gama Caksana Tata Bahasa : R.A Magdalena Putri Kuslarasati, S.Sos. Fatima Gita Elhasni, S.Sos. Nabila Dhea Ammara Tata Letak : Patrik Gama Caksana Cetakan Pertama, Oktober 2021 Copyright © 2021 Youth Studies Centre (YouSure) Diterbitkan Oleh : Youth Studies Centre (YouSure) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Jalan Sosio Yustisia Bulaksumur, Yogyakarta, 55281 Gedung BC Lantai 2, Ruang 204 (0274)563362 ext 152 Email : yousure.fisipol@ugm.ac.id Website : yousure.fisipol.ugm.ac.id
KATA PENGANTAR “Manusia adalah pembuat sejarah, tetapi tak dapat membuatnya sesuka hatinya; mereka tak dapat membuatnya berdasarkan keadaan yang mereka pilih sendiri, melainkan berdasarkan keadaan yang langsung mereka hadapi, terima, dan dibawa dari masa lalu” (Giddens, 1984). Manusia hidup kontekstual dan saling memengaruhi maupun dipengaruhi, sepenggal makna kutipan di atas ingin menunjukkan semangat kaum muda SMP dan SMA untuk terlibat dan menjadi bagian dari kerja mengelola dan menyelesaikan masalah sampah di lingkungannya. Kaum muda sebagai pencipta budaya baru diharapkan mampu membangun nilai, norma danpengetahuan baru dalam menghadapi masalah sampah dimana mereka berinteraksi. Hal ini senada dengan semangat muda yang mau beradaptasi dengan perubahan. Mereka lentur dan penuh imajinasi positif mengurai masalah yang terus bertubi dihadapinya. Kekuatan terbesar mereka adalah percaya diri dan dukungan teman sebaya yang kuat. Kaum muda adalah pejuang hidup dan mampu mendefinisikan kebutuhan mereka sendiri. Kaum muda menjadi kekuatan penakluk keangkuhan kehidupan kota, sehingga mereka tidak menghambai pada kehidupan hingar bingar kota. Pemaknaan kaum muda di atas menjadi alasan utama mengapa modul ini di buat, mengajak kaum muda membuang sampah itu mudah, yang sulit adalah mengajak kaum muda mengelola sampahnya. Modul ini merupakan refleksi atas kerja kaum muda SMP N 9 dan SMAN 5 Kota Yogyakarta, sebagai martir mereka siap berproses bersama, memperjuangkan ide dan gagasan demi penyelesaian masalah sampah yang dihadapinya. Langkah awal ini memberikan energi serta gaung kepada seluruh sekolah dan kaumnya untuk maju bersama melawan sampah. Cerminan kerja sederhana terlihat dari komitmennya memilah sampah, sebagai pijakan awal perlawanan memilah adalah proses sistematis yang akan membiasakan kaum muda untuk mengurai sampahnya. Kebiasaan inilah yang akan membawa harapan baru bagi kehidupan kota Yogyakarta. Mereka tidak sendirian, jaringan ini terbentuk dari berbagai pihak. Universitas Gadjah Mada, DPKM, Pusat Kajian Kepemudaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi, Limbah Ternak, Fakultas Peternakan, Dinas Lingkungan Provinsi DIY, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, PT Pegadaian, Daur Resik, Sawokecik, Bank Sampah Tinalan Prenggan Kota Gede, SMP 9 dan SMA 5 Kota Yogyakarta menjadi pendukung utama proses kegiatan tersebut. Modul ini tidak bisa lepas dari ide dan gagasan komunitas dosen, mahasiswa, peneliti berlatar berbagai disiplin. Sosiologi, Peternakan, Teknik Sipil yang tersebar pada lembaga pendukung di atas. Kekuatan berkomunitas dan memperjuangkan misi bersama merupakan kekuatan baru untuk menyemangati kaum muda untuk terus membaca perjuangan yang melatarbelakangi penulisan modul ini. Ucapan terima kasih kepada Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si. Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D., IPM., ASEAN.Eng. Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., Dr.Eng. R.A Magdalena Putri Kuslarasati, S.Sos. Nurul Firdiani Fauzan, S.I.P., Arya Malik Nurrizky, S.Sos., Fatima Gita Elhasni , S.Sos., Anis Mahmudah, S.Pd., Muhammad Faris Al Akram, Nabila Dhea Ammara, Patrik Gama Caksana. Semoga modul ini menjadi penyulut gerakan yang lebih besar untuk peka memilah dan melawan sampah kota. Aamiin “Jika anda tidak mau terlibat menyelesaikan masalah, berarti anda adalah bagian dari masalah itu sendiri” Penggerak
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
5
6
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
7
Di Yogyakarta, Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan yang memposisikan siswa sekolah menengah belum menjadi objek yang digarap serius, terlebih untuk isu yang berkaitan dengan lingkungan. Padahal, melihat Yogyakarta saat ini yang menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan pembangunan yang sangat cepat dan dinamis baik secara fisik maupun non fisik, justru perlu untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian kepada kelompok muda. Apalagi, pembangunan yang dilakukan belum dilakukan secara bersama sehingga muncul kesenjangan dalam masyarakat. Salah satu kesenjangan yang terlihat adalah permasalahan sampah yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan yang beberapa kali menghadirkan konflik dengan masyarakat sekitar. Dinamika yang ada kemudian menjadi sebuah alasan kuat untuk tidak lagi menempatkan masyarakat sebagai sebuah objek pembangunan, melainkan juga sebagai subjek atau pelaku pembangunan, terutama bagi kelompok muda. Kelompok muda, khususnya mereka yang berada pada usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) seharusnya bukan lagi ditempatkan sebagai objek pendidikan pembangunan berkelanjutan, akan tetapi sebagai subjek atau pelaku Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan. Memberikan mandat kepada siswa SMP dan SMA sebagai sebuah objek diharapkan dapat mengenalkan dan sekaligus memberikan waktu memahami pembangunan berkelanjutan lebih awal. Hal ini akan membuka kesempatan siswa SMP dan SMA untuk memberikan kontribusinya mendukung pembangunan berkelanjutan lebih lama, sehingga target Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan terletak tidak hanya pada materi pendidikannya, akan tetapi memberi kesempatan generasi muda untuk memahami dan mengenali target-target yang menjadi tujuannya. Refleksi atas konsep dan praktik inilah yang menjadi urgensi pendidikan pembangunan berkelanjutan. Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan terkait isu lingkungan di Yogyakarta sebenarnya telah dimulai oleh Universitas Gadjah Mada. Universitas Gadjah Mada memulainya dengan pembangunan infrastruktur demi mendukung pengurangan sampah plastik dan pengelolaan sampah di sekitar kampus. Beberapa alternatif yang digunakan oleh UGM antara lain menyediakan stasiun isi ulang air minum Selain infrastruktur berupa water fountain dan water dispenser, UGM juga melakukan pengelolaan sampah organik melalui Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) dengan mendirikan Rumah Inovasi Daur Ulang (RInDU) pada tahun 2011 (dulunya bernama Laboratorium Daur Ulang Sampah/LDUS). Pengelolaan limbah ini dilakukan dengan mengimplementasikan strategi 7R (Reuse, Reduce, Recycle, Refill,
8
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Replace, Repair, Replant) yang mendukung program agribisnis berbasis Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan. Pengelolaan ini dilakukan dengan komposting sampah-sampah organik sehingga menghasilkan pupuk organik. Saat ini, PIAT juga telah mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar cair dengan metode pirolisis. Metode ini menggunakan alat yang rendah energi dan aman untuk lingkungan. Melalui proses pengelolaan ini, kuantitas sampah dapat berkurang dengan cepat dan dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Infrastruktur lain yang dikembangkan UGM dalam praktik Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan adalah pengembangan Gamping Biogas Plant. Infrastruktur ini dihadirkan untuk mengkonversi limbah sisa buah-buahan yang dihasilkan Pasar Gemah Ripah Gamping menjadi biogas dan listrik yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pedagang Pasar Gemah Ripah. Infrastruktur yang dikembangkan oleh Waste Refinery Center (WRC) kelompok studi limbah dan sampah Fakultas Teknik UGM bersama Koperasi Gemah Ripah Gamping, Pemerintah Kabupaten Sleman, University of Boras, dan Pemerintah Swedia ini dapat menampung empat ton sampah setiap harinya dan menghasilkan 330 Nm Biogas serta 550 kWH listrik per hari.
A. Implementasi Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan (ESD) kepada Siswa SMP dan SMA Inisiatif yang telah dilakukan UGM dalam upaya pengelolaan sampah di Yogyakarta berusaha ditularkan kepada kelompok muda usia SMP dan SMA di Yogyakarta untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini diImplementasikan dengan mengajak kelompok muda yang bersekolah di SMP Negeri 9 dan SMA Negeri 5 Yogyakarta untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah di rumah dan sekolah. Berfokus pada generasi muda awal (early youth) yaitu berumur 15 - 17 tahun, UGM bersama dengan mitra (Bank Sampah Tinalan, Daur Resik, Sawo Kecik, dan DNVB Indonesia) berkolaborasi menggandeng teman-teman siswa SMP Negeri 9 dan SMA Negeri 5 Yogyakarta untuk belajar bersama dan berperan dalam isu pengelolaan sampah. Salah satu cara yang dilakukan UGM untuk mengajak teman-teman siswa adalah dengan membuat wadah yang lebih menarik dan mudah diakses generasi muda yaitu media sosial
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
9
yakni Instagram dan TikTok sebagai wadah informasi dan advokasi terkait pengelolaan sampah dan inklusi keuangan bagi generasi yang dilakukan oleh UGM, mitra, dan teman-teman siswa. Wadah ini menjadi salah satu strategi dan cara dalam penerapan Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan (ESD) kepada generasi muda yang lebih dekat dengan teknologi dan internet. Menampilkan informasi ringan, mudah dimengerti dan diterapkan, sekaligus dengan tampilan konten yang menarik. Kegiatan yang dilakukan meliputi seminar, workshop, dan kampanye yang dibagi ke dalam beberapa tema dan dilaksanakan secara daring maupun luring yang terdiri dari: Pengenalan Bank Sampah di Sekolah Kegiatan secara luring yang mempertemukan teman-teman siswa dengan kelompok Bank Sampah Tinalan. Kebetulan Lokasi Bank Sampah Tinalan cukup dekat dengan SMP Negeri 9 dan SMA Negeri 5 Yogyakarta. Anggota Bank Sampah Tinalan menjelaskan tentang sistem dan pemilahan sampah dari bank sampah itu sendiri. Diharapkan teman-teman siswa mengetahui tentang pengelolaan dan pemilahan sampah di bank sampah sekitar. Selain itu, membuka jejaring antara sekolah dan kelompok Bank Sampah dalam pengelolaan sampah di sekolah maupun rumah. Tidak lupa teman-teman siswa diajak untuk mendokumentasikan kegiatan dan pengalaman mereka selama berkunjung ke Bank Sampah Tinalan ke media sosial sebagai bentuk tantangan (challenge). Memilah Sampah itu Mudah Kegiatan webinar ini membahas manajemen pemilahan dan pengolahan sampah. Temanteman siswa dipandu dengan Kak Maria Sucianingsih (Daur Resik) akan diajarkan tentang tata cara pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya, supaya dapat dengan mudah dikelola pada fase berikutnya dengan proses pengolahan sampah. Siswa diajak untuk membedakan sampah berdasarkan jenisnya, kemudian dapat secara interaktif mengelompokkan sampah di sekitar lingkungannya serta harapannya siswa dapat memahami pentingnya pemilahan sampah bagi kebersihan lingkungan. Menjadi bentuk praktik atas kegiatan ini, teman-teman siswa diajak melakukan tantangan 5 hari memilah sampah berdasarkan jenisnya dan dipublikasikan di media sosial Instagram pribadi mereka. Introducing the Proper Waste Bin webinar ini bersama dengan Kak Widyastuti Kusuma Wardani, S.T., M.Eng. (Dosen Departemen Teknik Sipil, SV UGM) memberikan edukasi mengenai peranan infrastruktur pengelolaan sampah yang akan menjadi daya dukung pengelolaan sampah. Pada webinar ini juga akan dijelaskan mengapa infrastruktur pengelolaan sampah harus menarik, kuat, mudah dibersihkan, dan harus ada tutupnya. Selain itu, akan diberikan materi terkait kantin nol sampah dan manajemennya sebagai implementasi dari salah satu prinsip 6M yaitu pada bagian mengurangi sampah. Setelah webinar tidak lupa kembali teman-teman diajak untuk berpraktik dengan berbelanja menggunakan wadah pribadi tanpa kantong plastik. Selain itu juga terdapat permainan menyambung gambar antara tong sampah warna dan sampahnya. Kreasi Millenial Mengolah Sampah Setelah kegiatan sebelumnya yang cukup banyak terkait dengan pemilahan sampah, kegiatan ini lebih kepada mengasah daya kreatif teman-teman siswa untuk mengelola sampah. Siswa akan diberikan kesempatan untuk sharing pengalaman mengelola sampah dan keprihatinan
10
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
terhadap sampah. Kemudian siswa akan diajarkan lebih detail terkait pengolahan sampah menjadi barang-barang sederhana yang dekat dengan remaja, dapat dibuat dengan alat yang sederhana, dan dalam waktu yang singkat. Dalam kegiatan ini bersama Kak Dikko Andrey Kurniawan, S.Pd (Sawo Kecik) secara daring berpraktik bersama membuat plastik Larizzo yang dapat dijadikan banyak barang lainnya seperti wadah handphone, dompet, gantungan kunci, dan lainnya. Mengelola Sampah di Sekolah: Apa Untungnya? Bersama tim Daur Resik memuat tentang edukasi ekonomi sirkuler dari kegiatan pemilahan sampah dan bagaimana sekolah menjadi salah satu arena untuk membangkitkan kesadaran tentang pemilahan sampah. Tim Daur Resik mengenalkan platform Daur Resik sebagai wadah yang mampu menerima sampah yang sudah diolah. Daur Resik memanfaatkan media sosial Instagram dalam pengaplikasian bank sampah. Di workshop ini, teman-teman siswa akan diberikan contoh case study dan berdiskusi bersama tentang gambaran keuntungan yang siswa bisa dapatkan dari memilah sampah. Selanjutnya, teman-teman siswa akan diminta untuk mengembangkan ide tentang bagaimana keuntungan dari memilah sampah ini bisa digunakan secara kolektif di sekolah. Menjadi bentuk penghargaan, teman-teman siswa dengan ide terbaik mendapatkan hadiah dari Pilah.id. Bergerak untuk Mengajak: Kampanye Daur Ulang Sampah Workshop ini bersama Kak Ramadhanti Firmaningsih (Creative Strategic DNVB Indonesia) mengajak teman-teman siswa mengenal dan memahami kampanye, strategi yang dapat diterapkan untuk membawa pengaruh dalam sebuah kampanye, serta praktik melakukan kampanye sederhana oleh peserta yang dilakukan secara refleksif dan kolektif. Pada workshop ini diberikan materi mengenai kampanye secara umum, seperti definisi kampanye, contoh kasus tentang kampanye beserta tokoh atau ikon pemuda dalam kampanye tersebut. Kemudian, siswa akan diajak berdiskusi dan membuat untuk menganalisis target sasaran sebuah kampanye, sumberdaya yang mungkin dimanfaatkan dalam kampanye, bentuk dan strategi untuk sebuah kampanye. Praktik: Kampanye Pengelolaan Sampah di Media Sosial Berangkat dari kegiatan workshop Bergerak untuk Mengajak, teman-teman siswa dipilih menjadi kelompok kecil untuk berproses bersama menjadi tim kampanye. Tim kampanye selama 1 (satu) bulan melakukan pendampingan dan bersama melakukan kampanye di media sosial Instagram. Mulai dari membuat editorial plan media, membuat narasi kampanye, membuat desain media sosial, hingga terjun langsung melakukan kampanye selama 1 (satu) minggu.
B. Ekonomi Sirkuler Para ilmuwan memperingatkan kita bahwa penggunaan sumber daya secara global akan menjadi dua kali lipat pada 2050 dan penggunaan sumber daya tahunan per kapita akan tumbuh sebesar 70 persen pada pertengahan abad. Pada waktu yang sama, permintaan makanan mungkin dapat meningkat 60 persen, untuk serat 80–95 persen, dan air 55 persen. Pasokan sumber daya bumi terbatas. Dampak terhadap lingkungan sangat besar, tetapi penyerapan yang aman oleh ekosistem bumi juga terbatas. Untuk itu, yang diperlukan adalah pemisahan penggunaan sumber daya dari konsep pertumbuhan ekonomi. Itulah salah satu target agenda 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembangunan berkelanjutan. Ini adalah tantangan besar bagi manusia, mengingat pola hidup dan konsumsi kita sudah melebihi batasan ekologi yang seharusnya.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
11
Sangat dipahami bahwa masalah tersebut cukup signifikan bagi kondisi Indonesia. Negara ini telah mengalami urbanisasi dan pembangunan ekonomi yang telah berhasil mengangkat jutaan orang dari kemiskinan. Namun, pada saat yang sama, pola konsumsi dan produksi sedang berubah dan penggunaan terhadap sumber daya meningkat. Akibatnya, tekanan pada lingkungan dan kesehatan manusia semakin tinggi, kualitas udara menurun, dan timbunan limbah melonjak. Masalah lain yang Indonesia sedang dihadapi adalah sampah plastik yang berakhir di lautan, mengingat 70 persen penduduk Indonesia tinggal di garis pantai dengan panjang 55 ribu kilometer. Sampah laut mengganggu perekonomian lokal, membunuh ikan, dan mengancam potensi wisata. Dari perspektif Uni Eropa, hanya ada satu cara untuk mengatasinya: transisi sistemik dari ekstraksi, manufaktur, konsumsi, dan pembuangan limbah yang linear ke sebuah model ekonomi sirkuler (circular economy). Model tersebut berfokus pada penggunaan sumber daya yang lebih efisien melalui desain yang baik, daur ulang, produksi ulang, dan penggunaan ulang. Ekonomi sirkuler menawarkan kelebihan dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan dan dapat membantu mengurangi limbah dan degradasi lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan daya saing, menciptakan lapangan kerja, dan membantu peralihan ke ekonomi ramah lingkungan. Hal tersebut mengarah pada pembangunan ekonomi berkelanjutan yang sesungguhnya. Uni Eropa ingin mempelopori transformasi global ini. Tindakan nyata yang telah diambil adalah rencana aksi ekonomi sirkuler dan strategi bahan plastik. Baru-baru ini, Uni Eropa mengeluarkan aturan baru mengenai alat tangkap ikan dan 10 produk plastik sekali pakai yang paling sering ditemukan di pantai dan di lautan. Kerangka legislasi ini disertai dengan investasi yang maksimal dalam bidang penelitian dan inovasi teknologi serta model bisnis yang ramah lingkungan. Kerja sama global dan kemitraan yang kuat dibutuhkan untuk mencapainya. Pemerintah Indonesia mengakui pentingnya masalah ini. Pada 2017, pemerintah mengumumkan rencana investasi hingga 850 juta euro (Rp 15 triliun) dengan tujuan mengembangkan program nasional untuk menangani pengelolaan limbah dari sumber berbasis lahan. Pemerintah juga mengumumkan akan memasukkan isu sampah plastik laut ke dalam program pendidikan nasional. Kalangan bisnis Indonesia juga semakin menyadari dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler yang mencakup penggunaan sumber daya yang bijak, limbah yang sedikit, serta penggunaan ulang dan daur ulang. Komisi Eropa telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, Kamar Dagang Eropa (EuroCham), dan jaringan bisnis UE-Indonesia untuk menyelenggarakan Circular Economy Mission, yaitu pertemuan politik dan bisnis tingkat tinggi untuk mempromosikan kebijakan berkelanjutan di seluruh dunia. Acara pertama di Asia Tenggara telah digelar Jakarta. Dalam sudut pandang bisnis Indonesia, peningkatan efisiensi sumber daya merupakan peluang signifikan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Dialog Bisnis UE-Indonesia (EIBD) berfokus pada peran kaum muda. Transisi ke ekonomi sirkuler bergantung pada komitmen setiap orang untuk mengubah pola konsumsi menjadi lebih bijak dan mengelola limbah secara bertanggung jawab. Merespon potensi Indonesia yang tinggi. Kita perlu memfasilitasi gelombang inovasi teknologi dan model bisnis untuk memanfaatkan kesempatan yang tersedia. Indonesia akan membutuhkan teknologi, pelayanan dan proses baru, serta model bisnis yang inovatif.
12
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
BAGIAN 2
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
13
Bagian 2: Memilah Sampah Itu Mudah
Pada topik pemilahan sampah dan bank sampah akan membahas seputar pemilahan sampah, bagaimana cara melakukan pemilahan sampah, dan mengajak untuk mengenal sistem bank sampah yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah. Pemilahan sampah merupakan bagian dari menjaga lingkungan, dengan adanya pengolahan sampah penanganan sampah di tempat pembuangan akhir jauh lebih mudah dan lebih efisien. Bank sampah merupakan sistem manajemen pengelolaan sampah dengan tujuan profit menghasilkan uang dari sampah yang dikumpulkan. Pemilahan sampah dapat diintegrasikan dengan program bank sampah. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapannya, mari kita simak pada modul bagian dua ini.
A. Memilah Sampah itu Mudah! Pernahkah kita membayangkan apabila lingkungan kita dipenuhi oleh sampah dan menjadi kotor karena sampah tersebut? Tak jarang kita temukan tumpukan sampah berserakan, baik itu di jalanan, selokan, juga di sekitar lapangan. Apakah hal ini juga terdapat di daerah kita? Atau jangan-jangan kita pun menjadi bagian dari pelaku “kejahatan” itu? Padahal kita mengetahui bahwa lingkungan yang bersih dan sehat jauh lebih baik daripada lingkungan yang kotor penyebab sarang penyakit. Sebenarnya apakah sampah itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi; seperti daun, kertas, dan sebagainya. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan sampah menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka secara sederhana sampah dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia atau mahluk hidup lainnya yang berbentuk padat yang tidak diinginkan lagi dan dianggap tidak berguna pada waktu tertentu (Fadly, 2017). Limbah hasil industri merupakan hasil sisa dari proses produksi dalam lingkup industri yang mempunyai aktivitas kompleks berbeda dari kegiatan rumah tangga. Sedangkan kotoran merupakan hasil sisa dari aktivitas pencernaan makhluk hidup yang sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh. Sampah, limbah, maupun kotoran merupakan “tempat” yang sangat disukai oleh bakteri, serangga, maupun hewan yang dapat menyebabkan penyak-
14
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
it bagi manusia. Sehingga untuk menghindari timbulnya penyakit, perlu rasa kesadaran dan kepedulian di tengah masyarakat untuk menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan sehat yang bebas dari sampah, limbah, maupun kotoran. Setelah kita mengetahui definisi dari sampah, coba kita renungkan kesadaran kita terhadap sampah. Dari sampah yang tercecer di selokan, yang mulanya itu sedikit, kemudian berangsur-angsur menumpuk, yang akhirnya bila datang cuaca hujan, air yang mengalir di dalam selokan akan meluap keluar, membanjiri sekita kita, dan dari genangan air banjir tersebut dapat menjadi sarang bagi nyamuk, juga kuman penyebab penyakit. Lalu akhirnya timbul penyakit di lingkungan, yang dapat menulari siapa saja di sekitarnya. Tentu hal ini sangat merugikan bukan? Maka kita harus mulai sadar tentang akibat dari sampah yang tercecer bukan pada tempatnya. Aktivitas yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya kejadian yang tak kita inginkan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang dibuang pada tempatnya, tentu menyelamatkan kamu dan lingkunganmu dari terjadinya banjir. Sederhana, mudah, namun krusial apabila disepelekan. Itulah yang namanya sampah. Aktivitas yang kita lakukan untuk menjaga lingkungan dapat diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan, di antaranya adalah menjaga kebersihan lingkungan dimanapun, bebas dari sampah. Bebas dari sampah, bukan lagi sebuah sembarang slogan belaka. Bebas artinya merdeka, mari kita sepakati terlebih dahulu bahwa merdeka disini adalah merdeka dari sampah. Terlebih dengan menggunakan kata merdeka, dapat mendorong jiwa patriot yang tersembunyi di dalam diri kita untuk bangkit membuat tergugah untuk memiliki kepedulian yang sama terhadap lingkungan kita tercinta. Sebagian dari kita sudah membudayakan membuang sampah pada tempatnya, namun sebagian yang lain masih seenaknya sendiri membuang sampah sembarangan. Coba kita lihat di negara-negara maju Eropa, seperti halnya Jerman, Inggris, dan Perancis. Budaya membuang sampah pada tempatnya sudah dilakukan oleh mayoritas warganya, ini merupakan salah satu tolok ukur suatu negara maju, sebuah budaya positif yang dapat dicontoh oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Jerman bahkan memiliki teknologi daur ulang terbarukan yang memanfaatkan sampah sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi listrik rumah tangga penduduknya. Inggris pun menjadi negara pelopor terkait isu lingkungan global, yang setiap tahun rutin mengajak negara-negara di dunia mengurangi emisi penggunaan karbonnya. Bahkan tidak cukup dengan hanya membuang sampah pada tempatnya saja, tapi sampah yang ada juga sudah dipilah. Sampah dipilah berdasarkan jenis bahan penyusunnya, fasilitas dan teknologi pendukung juga sudah disediakan dan mudah dijumpai pada tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, pusat pembelanjaan, sarana rekreasi dan taman. Gambar 1. Kotak sampah berwarna di tempat umum
Mayoritas sampah di sekitar kita masih tercampur di tempat sampah tanpa adanya pemilahan, yang akhirnya kembali membuat repot dan menambah tenaga petugas kebersihan untuk menata kembali sampah yang tercampur, memisahkan ribuan atau bahkan jutaan ton sampah yang dihasilkan oleh negara dengan jumlah penduduk terbanyak urutan keempat di dunia ini. Sampah yang dihasilkan pun cukup mengkhawatirkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa produksi sampah nasional mencapai 175.000 ton per hari.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
15
Hal ini berarti rata-rata satu orang penduduk Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.7kg per hari. Jika dikalkulasi dalam skala tahunan, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton! Bayangkan, apakah yang menyebabkan kita masih belum tergerak untuk memilah sampah? Atau masih bingung dengan caranya? Tantangan diberikan oleh @pilah. id untuk memilah sampah bertajuk #5DaysRunYourTrash. Tantangan ini mengajak untuk mengumpulkan sampah yang ada di sekitar rumah, lalu mengelompokkan sampah sehingga siap disetorkan ke bank sampah atau ke lembaga yang melayani pengelolaan sampah seperti halnya Daur Resik (@daurresik). Adapun konsep dari tantangan ini adalah mengumpulkan sampah berjenis tertentu yang sudah dijadwalkan selama 5 hari, terdiri dari sampah plastik, kertas, kardus, logam, dan kaca. Tantangan ini pun dapat kita lakukan bersama teman-teman di lingkungan sekitar kita. Penjelasan terkait tantangannya bisa kita lihat pada gambar berikut
Gambar 2. #5DaysRunYourTrash
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul– angkut–buang, menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru. Paradigma yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri (Suryani, 2014). Memilah sampah dapat dimulai dengan hal yang paling sederhana. Seperti apa sih hal sederhana itu? Sesederhana ketika kita membuang sampah pada tempatnya, begitu pun dengan kita saat memilah sampah. Prinsip dasar dari pemilahan sampah adalah membuang sampah berdasarkan jenis sampah yang sama. Maksudnya jenis yang sama adalah bahan penyusun yang sama dan seragam, walau berbeda merek dan warna sampahnya. Setelah kita mengetahui prinsipnya, langkah selanjutnya adalah memulainya. Mulailah dari menyediakan tempat sampah yang berbeda, sebanyak jenis sampah yang biasa kita hasilkan saat di rumah. Kenapa? Supaya memudahkan kita untuk menaruh sampah berdasarkan jenisnya. Dan ini bisa kamu minta tolong kepada keluargamu dirumah, untuk membantumu menyiapkan kotak-kotak sampah tersebut. Contoh pembagian berdasarkan jenis yang biasa kita gunakan yaitu, ada plastik, kertas, botol dari kaca, atau bahkan sampah dari sisa makanan kita sehari-hari. Penggolongan Sampah. Setelah mengatahui pentingnya memilah sampah di atas, sekarang apakah kamu tahu bagaimana pembagian sampah berdasarkan jenisnya itu? Ada berapa jenis sampah yang kamu tahu? Coba berikan pendapatmu di kolom berikut!
16
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Menurutku, penggolongan sampah itu terdiri dari....
Jawaban yang sangat bagus! Untuk memulai melakukan pemilahan sampah dengan baik, kita perlu mengenal terlebih dahulu penggolongan sampah. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 mengenai pengelolaan sampah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Sampah rumah tangga, sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik 2) Sampah sejenis rumah tangga, sampah ini berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan atau fasilitas lainnya 3) Sampah spesifik, sampah ini meliputi: sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan atau sampah yang timbul tidak secara periodic Dilihat dari pembagian kriteria dalam pengelolaan sampah berdasarkan undang-undang di atas masih belum bisa kita pilah karena masih dapat tercampur, oleh sebab itu penggolongan sampah dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan sampah berdasarkan bahan penyusunnya. Secara sederhana, bahan penyusun sampah yang biasa dihasilkan terbagi menjadi dua macam berdasarkan kandungan bahan, yaitu bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik dapat diurai dan biasa diperoleh berasal dari makhluk hidup. Bahan anorganik berarti kandungan penyusunnya tidak mudah diurai atau berasal berasal dari produk sintesis dan dapat didaur ulang dirubah bentuknya. Penggolongan sampah ini pun seiring berjalannya waktu semakin berkembang definisinya. Sampah berbahan anorganik nyatanya beberapa mengandung bahan kimia yang apabila dibuang secara sembarangan dapat menyebabkan kondisi serius sehingga perlu penanganan khusus. Sampah ini dapat berpotensi berbahaya bagi keselamatan manusia sehingga disebut sebagai sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dengan demikian, penggolongan sampah berkembang menjadi terbagi tiga macam, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3. Sampah organik. Sampah organik sering disebut sampah basah yang dapat terurai secara alami, artinya bahan sampah tersebut dapat mudah membusuk tanpa harus melakukan daur ulang. Sampah yang dapat membusuk ini bisa dimanfaatkan dalam pembuatan kompos. Menurut SNI yang termasuk sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk terdiri dari bekas makanan, bekas sayuran, kulit buah lunak, daun-daunan, dan rumput. Adapun sampah organik menurut SNI adalah sebagai berikut.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
17
Sampah anorganik. Sampah anorganik sering disebut sebagai sampah kering yang tidak mudah membusuk dan juga sulit untuk diurai oleh alam sehingga apabila berlebih dapat menumpuk dan mencemari lingkungan. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral, minyak bumi, dan atau proses industri. Sebagai zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam, sedangkan sebagaian lainya hanya dapat diurai dalam waktu yang sangat lama. Cara pengolahannya adalah dengan melakukan daur ulang. Adapun sampah anorganik sebagai berikut. Bahan yang termasuk kedalam sampah anorganik antaralain; kertas, kardus, kaca/gelas, plastik, besi, dan jenis logam lainnya (tembaga, seng, alumunium). sumber: freepik.com
Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sampah B3 terdiri dari sampah yang mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun, karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia. Sampah B3 berdasarkan jenisnya terbagi menjadi seperti berikut: 1) sumber tidak spesifik; sampah yang berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pelarutan kerak, bahan bekas detergen pencucian. 2) sumber spesifik limbah industri. 3) sumber lain : sampah dari sumber yang tak terduga seperti produk makanan/minuman kadaluwarsa, dan sisa obat-obatan) Apakah kamu sudah paham mengenai penggolongan sampah di atas? Coba jawab pertanyaan berikut! Quiz 1. Apakah botol kecap bekas termasuk sampah B3? (Ya/Tidak) 2. Apakah wadah shampo bekas termasuk sampah plastik? (Ya/Tidak) 3. Apakah sisa makanan yang tidak kamu habiskan termasuk sampah anorganik? (Ya/Tidak) 4. Apakah pecahan gelas dapat dikategorikan sebagai bahan organik? (Ya/Tidak) Jawaban Quiz 1. Tidak 2. Ya 3. Tidak 4. Tidak Hint Tahukah kamu bahwa produk dari plastik yang biasa beredar di sekitar kita terdapat nomor tanda di bawah kemasannya? Hal ini menunjukkan bahwa produk plastik tersebut berasal dari penggunaan minyak bumi dengan berbagai tingkatan pembuatan. Secara umum, produk plastik dibagi menjadi 7 macam dilansir dari laman tirto.id dan PlasticOceans.org sebagai berikut.
18
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Apakah makna dari simbol-simbol tersebut? Mari kita kupas satu persatu. Polietilena Tereftalat (PET atau PETE) PET merupakan jenis plastik yang paling umum digunakan. Punya sifat ringan, kuat, biasanya transparan dan sering digunakan dalam kemasan makanan dan kain (poliester). Contoh: Botol minuman, botol/toples makanan dan pakaian atau tali poliester. High Densy Polyethylene (HDPE) Secara umum, polyethylene adalah plastik yang paling umum di dunia, tetapi diklasifikasikan menjadi tiga jenis: High-Density, Low-Density dan Linear Low-Density. HDPE adalah jenis yang paling kuat dan tahan terhadap kelembaban dan bahan kimia, yang membuatnya ideal untuk karton, wadah, pipa dan bahan bangunan lainnya. Contoh: Karton susu, botol deterjen, kotak sereal, mainan, ember, bangku taman, dan pipa. Polivinil Klorid (PVC atau Vinyl) Plastik keras dan kaku ini tahan terhadap bahan kimia dan pelapukan, sehingga banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi. PVC tidak mampu menghantarkan listrik, sehingga selain sebagai bahan bangunan, PVC juga sering dipakai untuk aplikasi teknologi tinggi, seperti kabel, alat medis, dan lain-lain. Contoh: Pipa pipa ledeng, kartu kredit, mainan, talang air hujan, kantong cairan IV dan tabung medis, serta masker oksigen. Low Densy Polyethylene (LDPE) LDPE adalah versi HDPE yang lebih lembut, lebih jernih, dan lebih fleksibel. Ia sering digunakan sebagai liner di dalam karton minuman, serta untuk properti luar ruangan karena korosi. Contoh: kantong sandwich dan roti, bubble wrap, kantong sampah, kantong belanjaan, dan gelas minuman. Polipropilena (PP) Ini adalah salah satu jenis plastik yang paling tahan lama. PP juga lebih tahan panas daripada yang lain, yang membuatnya ideal untuk hal-hal seperti mengemas makanan dan penyimpanan makanan yang dibuat untuk menahan barang panas. Contoh: Sedotan, tutup botol, wadah makanan panas, pita pembungkus, popok sekali pakai dan kotak DVD/CD. Polistirena (PS atau Styrofoam) Lebih dikenal sebagai styrofoam, plastik kaku ini berbiaya rendah dan dapat diisolasi dengan sangat baik, yang menjadikannya bahan pokok dalam industri makanan, pengemasan, dan
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
19
produk, karton telur, peralatan makan, dan insulasi bangunan. O (Other) Kategori ini mencakup semua jenis plastik lain yang tidak termasuk dalam salah satu dari enam kategori lainnya, atau merupakan kombinasi dari beberapa jenis. Plastik jenis O seringkali disebut plastik dengan kode daur ulang #7, karena tidak dapat didaur ulang. Contoh: Kacamata, botol bayi dan olah raga, pelapis benda-benda elektronik, CD/DVD, perlengkapan lampu, dan peralatan makan plastik bening.
Intermezzo
Memilah sampah ternyata sangat mudah untuk dilakukan, kita bahkan tidak perlu membuang tenaga yang banyak untuk melakukannya. Memilah sampah dapat dilakukan oleh siapapun, bahkan kita bisa mengajak keluarga di rumah untuk turut andil dalam menjaga lingkungan sekitar. Dengan memilah sampah, lingkungan pun menjadi lebih rapi dan nyaman bagi yang tinggal di dalamnya.
B. Pengenalan Bank Sampah Di Sekolah Kegiatan memilah sampah sendiri sangat erat kaitannya dengan bank sampah. Apakah kamu pernah mendengar tentang bank sampah sebelumnya? Apa yang kamu ketahui tentang bank sampah? Apakah sebuah bank swasta untuk menabung sampah? Secara harfiah tidaklah salah, namun arti yang sebenarnya dari bank sampah adalah wadah dan atau tempat pengumpulan sampah yang memiliki kriteria jenis sampah tertentu yang diterima dan dapat dijual untuk menghasilkan uang. Uang yang dihasilkan dari penjualan sampah dapat dibuat menjadi tabungan, sehingga mirip seperti halnya pada bank konvensional yang mempunyai program tabungan. Nah untuk menyetorkan sampah perlu dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Pemilahan ini dilakukan juga untuk menentukan dan menghitung harga dari sampah yang disetorkan. Oleh karenanya bila kita memilah sampahnya terlebih dahulu, dapat memudahkan kita dalam menghitung harga dari sampah kita. Sudah banyak bank sampah yang siap menampung sampah kita, salah satunya Bank Sampah Tinalan, Kotagede. Berikut dokumentasi saat para pelajar dan tim @pilah.id berkunjung ke Bank Sampah Tinalan.
20
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Program bank sampah sendiri merupakan bentuk antisipasi dalam melakukan penanggulangan permasalahan sampah dengan cara melibatkan masyarakat itu sendiri sebagai konsumen aktif, dimana dapat berpotensi menghasilkan sampah dari hasil sisa kegiatan rumah tangga untuk turut serta dalam mengumpulkan sampah yang dihasilkan setiap hari. Pada dasarnya bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung (menyerahkan sampah) juga disebut nasabah dan memiliki buku tabungan serta dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam. Setelah tahu apa itu bank sampah, bagaimana menurutmu? Apakah di tempatmu sudah ada bank sampah? Bila ada, coba ceritakan bagaimana kondisi bank sampah yang ada di tempatmu pada kolom berikut!
Kemudian kira-kira sampahnya akan kemana? Nah sampah di bank sampah biasanya dijual di pabrik yang sudah bekerja sama dengan bank sampah. Sementara plastik kemasan dapat dibeli oleh pengurus PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan (Asteria dan Heruman, 2016). Adapun bank sampah secara organisasi mempunyai tujuan: 1) untuk membantu menangani pengolahan sampah, 2) menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi dan bersih, 3) untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis (Hazam et al. 2020). Dengan melihat tujuan dibentuknya bank sampah, secara luas dapat diterapkan hampir di setiap wilayah di seluruh Indonesia. Karena sistem bank sampah ini dapat menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang pastinya ada di setiap daerah. Oleh karena itu perlu adanya peran dari semua pihak apabila ingin menuntaskan dan mengatasi persoalan sampah, dimana yang menjadi “momok” saat ini adalah ancaman penuhnya tempat pembuangan akhir sampah yang dimiliki. Sebagai contoh, TPA Piyungan yang ada di Yogyakarta tak dapat lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Hal ini tak terlepas dari pendistribusian sampah oleh masyarakat itu sendiri yang tidak lain merupakan aktor utama dibalik sampah-sampah yang menggunung tersebut. Implementasi sistem bank sampah dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah. Bank sampah baik yang sudah diterapkan di beberapa daerah di Yogyakarta dan sekitarnya maupun program pemerintah yang mendukung pengelolaan sampah diharapkan bisa mengambil nilai positif dari sampah (Muhammad, 2015). Bagaimana menurutmu? Apakah sistem bank sampah bisa menjadi solusi yang tepat dari permasalahan sampah? Iya, karena...
Tidak, karena...
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
21
Bank sampah mempunyai kriteria jenis sampah yang dapat diuangkan. Adapun daftar sampah yang diterima oleh bank sampah di Bank Sampah Tinalan Kotagede Yogyakarta sebagai berikut
Jika kita dapat memanfaatkan peluang, bank sampah dapat membuat kita lebih mandiri secara finansial. Bagaimana cara menjadi mandiri secara finansial itu? (terus ikuti modul ini sampai akhir agar dapat mempelajari materi tersebut. Beberapa hal menarik terkait bank sampah telah kita ketahui, sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana kita juga turut andil menjadi bagian darinya. Sesuai tujuan didirikannya bank sampah sebelumnya, bukan tidak mungkin bank sampah juga hadir di sekolahmu. Bank Sampah Sekolah, sebuah sarana kamu bersama teman-temanmu untuk mewujudkan kepedulianmu akan lingkungan, bukankah itu ide yang bagus? Apakah menurutmu bank sampah bisa diterapkan di lingkungan sekolahmu? Coba tulis tanggapanmu ya.. Tanggapanku terkait penerapan bank sampah di sekolah:
Apalagi yang menarik terkait bank sampah? Dewasa ini, pendidikan karakter dirasa penting untuk membangun karakter yang kuat dalam upaya menciptakan sumberdaya manusia Indonesia yang unggul dan berbudaya luhur. pro-
22
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
gram bank sampah di sekolah dapat mewujudkan pendidikan karakter dimana dapat menumbuhkan sifat kepedulian di dalam diri siswa untuk turut aktif dalam menjaga lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, program bank sampah sekolah juga dapat menjadi sarana latihan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha yang saat ini menjadi dasar dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Selain berwirausaha, karakter sosial yang kuat juga dapat diajarkan dalam program bank sampah sekolah, dimana siswa diajak untuk berkontribusi dalam membantu masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Program bank sampah sekolah juga menginisiasi keaktifan siswa, yang selanjutnya akan berkembang di sekitar rumahnya dengan turut andil dalam mengajak masyarakat sekitar untuk sadar dan peduli pada lingkungan. Siswa pun bisa menjadi motor penggerak dalam program memilah sampah di dalam keluarga yang merupakan bagian dari rumah tangga di dalam kelurahan dan kecamatan. Dengan demikian, program bank sampah di dalam sekolah sangat baik untuk diterapkan, khususnya di Yogyakarta yang telah memiliki bank sampah hampir menyebar di setiap wilayah. Lalu bagaimana cara mendirikan bank sampah di sekolah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, coba kita isi kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda (V)
Jika kamu menjawab semua pertanyaan dengan memberi tanda (V) pada kolom Ya, berarti bank sampah sekolah bisa didirikan di sekolahmu! Bank sampah sekolah setidaknya memerlukan komunitas atau organisasi yang telah mempunyai fokus dalam mengawal isu lingkungan, terdapat tenaga pendidik yang mengajar muatan lokal seperti mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan, serta dukungan dari bank sampah terdekat di sekitar sekolahmu. Jika sekolahmu sudah memilikinya, selanjutnya pendirian bank sampah sekolah bisa dilakukan dengan mudah. Langkah awal yang harus dilakukan adalah meminta persetujuan pemegang kebijakan di sekolah, yang pada hal ini adalah kepala sekolah beserta jajarannya. Biasanya, ada rangkaian persyaratan berupa kegiatan administratif yang perlu ditempuh untuk bisa mendirikan komunitas maupun lembaga baru di sekolah. Apabila merasa kesulitan, dapat meminta bantuan dari guru khususnya guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Setelah proses administrative berhasil diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menghubungi bank sampah terdekat yang ada di sekitar sekolahmu. Hal ini diperlukan untuk menciptakan sistem yang terintegrasi antara bank sampah sekolah dengan bank sampah kelurahan. Sistem yang terintegrasi tentu sangat membantu pendistribusian dan penanganan sampah yang ada di lingkungan kita.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
23
Lebih jelasnya proses pembentukan bank sampah dijelaskan pada langkah-langkah di bawah ini.
A. Menyediakan ruang atau tempat untuk pengumpulan dan penerimaan sampah (bisa menggunakan bak sampah yang telah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya) B. Mengajak kerjasama dengan Bank Sampah yang dekat dengan lokasi sekolah, agar sistem bank sampah dapat terintegrasi dengan baik (bisa dengan bank sampah kelurahan) C. Membuat badan atau organisasi, Bank Sampah Sekolah dengan struktur organisasi tersusun atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa divisi seperti Penimbang dan Sortir, Marketing, Kreatif dan Kerajinan Adapun tugas dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut. > Ketua. Ketua bertanggungjawab dalam mengkoordinir semua kegiatan bank sampah sekolah, seperti memimpin rapat dan diskusi, menghubungi bank sampah kelurahan, dan memberikan pertanggungjawaban kepada sekolah. > Sekretaris. Tugas utama sekretaris adalah bertanggungjawab terhadap keperluan administrasi bank sampah sekolah, seperti pembuatan proposal kerjasama dengan pihak luar, urusan surat-menyurat, dan menyusun arsip serta laporan dari kegiatan bank sampah sekolah. > Bendahara. Tugas utama bendahara adalah bertanggungjawab terhadap keperluan administrasi bank sampah sekolah khususnya dalam mengatur keuangan, dan membuat buku besar tabungan bank sampah sekolah sebagai arsip bank sampah sekolah. > Divisi Penimbang dan Sortir. Tugas utama divisi ini adalah melakukan penimbangan dari sampah yang telah disetorkan kemudian disortir apabila ada sampah yang masih tercampur, serta bertanggungjawab terhadap pengumpulan sampah. > Divisi Marketing. Tugas utama divisi ini adalah bertanggungjawab terhadap penjualan sampah yang telah dikumpulkan, dengan menyetorkan sampah kepada bank sampah kelurahan dan atau pengepul sampah. > Divisi Kreatif dan Kerajinan. Tugas utama divisi ini adalah bertanggungjawab terkait pemanfaatan sampah menjadi karya kreatif seperti membuat kerajinan dan hiasan dari sampah. Hasil kerajinan dapat dijual menjadi pemasukan bank sampah sekolah. D. Menyiapkan beberapa program bank sampah sekolah, seperti Tabungan Sampah atau Sedekah Sampah. Tabungan sampah merupakan program yang dimiliki oleh bank sampah dengan tujuan untuk memudahkan pendataan sampah yang dikumpulkan oleh nasabah saat melakukan penyetoran sampah. Tabungan sampah di bank sampah hampir mirip dengan tabungan di bank konvensional, hanya saja bentuknya lebih sederhana dan memuat daftar kolom penyetoran sampah selama periode waktu tertentu. Bank sampah sekolah dapat memuat tabungan sampah bagi siswa yang tertarik bergabung menjadi nasabah; dengan biaya administrasi dapat dikenakan sesuai kebutuhan untuk percetakan buku tabungan. Tampilan dari contoh buku tabungan bank sampah sebagai berikut.
24
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Selain tabungan sampah, ada sebuah program yang tidak kalah menarik yaitu Sedekah Sampah. program sedekah sampah dapat diadakan sebagai bentuk kegiatan amal. Sedekah sampah merupakan kegiatan amal dengan membuat sampah yang telah dikumpulkan ke bank sampah ditukar dengan nilai uang yang dapat disedekahkan hasilnya. Hasil sedekah sampah dapat untuk kegiatan seperti bakti sosial, dan kegiatan amal lainnya.
Contoh program sedekah sampah di Bank Sampah Melati Bersih, Tangerang Hint Tahukah kamu? Ide dan gagasan pendirian bank sampah sendiri berasal dari Indonesia, yang pertama kali bermula didirikan pada tahun 2008 di Kabupaten Bantul, tepatnya di Dusun Badengan, Kabupaten Bantul. Pembentukan bank sampah ini diawali dari fenomena bencana alam yang menimpa D. I. Yogyakarta tahun 2006 silam, dimana keadaan di lingkungan sangat memprihatinkan, seperti lingkungan yang kumuh juga banyak terlihat sampah di setiap sudut rumah warga. Dari situlah muncul ide pembentukan bank sampah yang pada saat itu bernama Kesehatan Lingkungan (Kesling) dengan tujuan supaya warga sekitar menjadi lebih peduli akan kebersihan lingkungan. Semenjak tahun 2008, Kesling pun berubah menjadi bank sampah. Bank sampah yang didirikan pertama kali tersebut kini bernama Bank Sampah Gemah Ripah yang sampai sekarang masih beroperasi dengan jumlah nasabah mencapai ribuan orang (Suwerda, 2012).
BAGIAN 3
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Bagian 3: Daya Dukung Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Bagian III pada modul ini berisi Daya Dukung Infrastruktur Pengelolaan Sampah dan Inovasi & Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah. Peningkatan populasi, pertumbuhan ekonomi, urbanisasi yang cepat, dan kenaikan standar hidup masyarakat telah mempercepat adanya penumpukan sampah. Ada dua pilihan, membiarkan volume timbunan sampah terus naik hingga terjadi pencemaran lingkungan yang lebih luas, atau melakukan pengelolaan sampah yang baik, salah satunya didukung infrastruktur yang sesuai (Mustaghfiroh dkk, 2019). Sampah perlu dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan didukung dengan infrastruktur yang tepat. Infrastruktur dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat familiar dengan infrastruktur tersebut, Salah satunya menggunakan tempat sampah yang dibedakan sesuai dengan warnanya. Warna pada tempat sampah yang berbeda-beda akan mempermudah pengelolaan sampah lebih lanjut, mengingat sampah sudah terpisahkan mana yang dapat didaur ulang dan mana yang tidak dapat didaur ulang. Mirisnya, di sekolah atau ruang publik lain seringkali sudah terdapat tempat sampah untuk memilah seperti pada Gambar di bawah ini, tetapi pada akhirnya sampah dijadikan satu kembali saat akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Maka tidak cukup dengan pemisahan, sampah juga perlu dikoordinasi dalam lingkup kawasan yaitu pada Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recyle (TPS 3R). Namun, pengurangan timbulan sampah paling efektif akan terjadi dengan adanya pengurangan sampah pada sumbernya, maka kantin nol sampah dan jajan/ belanja nol sampah dapat menjadi salah satu alternatif. Tidak cukup dengan infrastruktur, infrastruktur harus selaras dengan teknologi baik fisik, biologi, maupun thermal. Pemerintah melalui Perpres No. 97 tahun 2017 mendorong strategi pengelolaan sampah dengan penerapan teknologi penanganan sampah yang ramah lingkungan dan tepat guna. Dukungan pemerintah juga dituangkan dalam Perpres No. 35 tahun 2018 terkait dengan teknologi ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah dengan output menjadi energi listrik. Regulasi perlu sejalan dengan implementasi, implementasi membutuhkan pengetahuan. Maka modul bagian tiga ini diharapkan dapat menjadi guideline dasar dalam memahami dan mengembangkan infrastruktur serta teknologi pengelolaan sampah.
25
26
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
A. Daya dukung Infrastruktur Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah yang sering kita lihat di ruang publik selama ini mayoritas baru sebatas pembuangan, belum sampai pada pengolahan sampah yang menambah nilai ekonomi dan tidak menjadi beban lingkungan. Sistem pengelolaan persampahan di ruang publik terutama di sekolah harus diperhatikan. Tempat sampah yang mendukung pemilahan sampah di ruang publik merupakan salah satu bagian dari infrastruktur pengolahan sampah yang sederhana. Pedoman sampah dan tempatnya yang sesuai dapat dilihat pada leaflet PUPR di atas Sebelumnya, sampah sampah perlu diidentifikasi terlebih dahulu seperti berikut:
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
27
Setelah terkumpul, sampah dimasukkan ke tempat sampah dengan warna yang sesuai. Alternatif metode untuk memfamiliarkan wadah sampah yaitu dengan memberikan challenge memasangkan sampah dengan tempat sampahnya. Petunjuk permainannya sebagai berikut. 1. Peserta mengumpulkan sampah kemudian memilahnya, 2. peserta membuat desain inovasi tempat sampah (boleh menggambar manual, boleh menggunakan bantuan aplikasi dengan memuat warna yang telah ditentukan), 3. Peserta memasangkan jenis sampah dan tempatnya, menambahkan deskripsi singkat sesuai dengan template yang telah diberikan, 4. Peserta mengupload challenge di Instagram. Dari hasil challenge seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini diketahui bahwa memisahkan sampah dan menempatkan pada tempat sampah merupakan hal yang mudah, kembali lagi kepada setiap individu, ada kemauan atau tidak.
Hasil Challenge Memasangkan Sampah dengan Tempatnya @Pilah.id Setelah mengikuti alur pada bagian ini, coba kita jawab pertanyaan di bawah dengan memberikan tanda (V)
28
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Jawabannya adalah...
Deskripsi jawaban 1. Salah Plastik merupakan sampah anorganik, maka seharusnya plastik ditaruh pada tempat sampah warna kuning 2. Salah Popok bekas merupakan sampah residu, maka seharusnya popok bekas ditaruh pada tempat sampah warna abu-abu
29
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
3. Benar Kardus merupakan sampah kertas, maka sudah benar ketika kardus ditaruh pada tempat sampah warna biru 4. Benar Kaleng merupakan sampah anorganik, maka sudah benar ketika kaleng ditaruh pada tempat sampah warna kuning 5. Salah Sisa-sisa makanan merupakan sampah organik, maka seharusnya sisa-sisa makanan ditaruh pada tempat sampah warna hijau Bagaimana dengan tong sampah di negara lain? Tentu saja tempat sampah dikembangkan seseuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Beberapa gambaran tempat sampah di negara lain sebagai berikut.
Sumber: medium.com, 2019
Jepang
Sumber: weather.com, 2020
Korea Selatan Sumber: www.dreamstime.com, 2018
Sumber: namasteswitzerland.ch, 2019
Switzerland
Spanyol
Dari beberapa contoh tempat sampah yang disajikan, pada prinsipnya hampir sama yaitu menekankan proses pemilahan sampah sebelum diolah lebih lanjut. Sebagai salah satu upaya kontribusi dalam pengelolaan sampah, mari kita mencoba mengevaluasi salah satu tong sampah di fasilitas umum sekitar kita dengan mengisi form di bawah ini. Lokasi tempat sampah: Kesan mengenai kondisi tempat sampah:
30
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Tanggapan mengenai fungsi tempat sampah: Tanggapan mengenai pengembangan tempat sampah: Instansi terkait:
Rekomendasi untuk instansi terkait:
Form bisa diisi selengkap-lengkapnya kemudian dikirimkan melalui direct message Instagram @pilah.id dan akan disalurkan ke instansi terkait. Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recyle (TPS 3R) Pengelolaan sampah tidak cukup dilakukan hanya dengan menempatkan sampah sesuai tempat sampahnya. Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recyle (TPS 3R) menjadi solusi untuk pengkoordinasian skala kawasan atau komunal. Konsep utama pengolahan sampah pada TPS 3R melakukan pengolahan sampah yang berfokus pada pengurangan jumlah sampah dan perbaikan karakteristik sampah yang nantinya akan dilanjutkan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Kriteria Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recyle (TPS 3R) menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 03/SE/DC/2020 sebagai berikut. 1. Gapura/prasasti; 2. Bangunan (hanggar) beratap; 3. Kantor; 4. Wadah sampah terpilah untuk di sumber; 5. Unit pemilahan sampah tercampur; 6. Unit pengolahan sampah organik; 7. Unit pengolahan/penampungan sampah anorganik/daur ulang; 8. Unit pengolahan/penampungan sampah residu; 9. Gudang/kontainer penyimpanan kompos padat/cair/gas bio/sampah daur ulang/sampah residu; 10. Gerobak/motor pengumpul sampah. Alur perjalanan sampah di TPS 3R ditunjukkan pada Gambar berikut
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
31
Alur Operasi TPS 3R (Sumber: PUPR)
Kantin nol sampah dan jajan nol sampah Kantin sekolah menjadi salah satu sumber sampah plastik, begitu juga jajanan di luar sekolah saat ini masih banyak menghasilkan timbulan sampah plastik. Saat ini plastik memang sesuatu yang praktis dan murah sehingga lebih mudah dijumpai. Kita bisa melihat sendiri dari hal kecil, seperti penggunaan plastik sekali pakai saat belanja. Apakah masing sering menemukan sampah plastik sekali pakai berikut? Berikan tanda (V) pada sampah plastik yang masih sering kita temui Masih ada yang lain? Silakan disebutkan pada kolom di bawah
32
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Mayoritas produk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hadir dengan kemasan plastik. Biasanya ketika membeli makanan di kantin dan makanan tersebut dibawa ke kelas, penjual akan mengemas masing-masing makanan menggunakan plastik kemudian memasukkan ke kresek agar mudah dibawa. Contohnya ketika membeli es teh. Es teh akan dimasukkan ke plastik kemudian beberapa plastik es teh akan dimasukkan ke kresek dilengkapi dengan sedotan plastik yang telah disediakan. Setelah selesai minum, plastik langsung dibuang ke tempat sampah. Hal tersebut terus terjadi sehingga setiap harinya timbulan sampah plastik akan selalu ada. Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan plastik yaitu isi ulang (refill) dan juga reuse. Di luar negeri seperti di Inggris, refill telah menjadi budaya. Contohnya yaitu isi ulang susu botol, dimana botol akan didistribusikan dan secara berkala akan dilakukan refill. Tidak hanya susu, banyak refill lain seperti minyak, sampo, sabun cair dsb. Salah satunya dengan Topup Truck seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Sumber: www.weforum.org
Bagaiamana dengan kita? Kita bisa memulai dari hal-hal kecil, konsep-konsep di bawah ini menarik ketika bisa kita implentasikan. Salah satu cara yang mudah untuk mengurangi timbulan plastik di sekolah yaitu dengan kantin nol sampah dan jajan/belanja nol sampah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Konsep kantin nol sampah dan jajan nol sampah yaitu penjual hanya menyiapkan makanan, minuman, atau produk yang lainnya tanpa menyiapkan plastik, kresek, dan sedotan. Penjualan minuman juga bukan lagi minuman dengan kemasan sekali pakai, namun minuman ditempatkan pada dispenser atau jumbo. Pada saat berbelanja, membawa tas belanja sendiri juga sangat diperlukan sehingga tidak lagi menambah sampah kresek. Kalaupun terpaksa, plastik kresek bisa digunakan berulang kali, hanya sebagai sarana pengedropan yang bisa disimpan dan digunakan lagi. Namun, alangkah baiknya jika beralih menggunakan kantong ramah lingkungan yang lebih kuat jika digunakan berkali-kali. Selain itu, wadah-wadah makanan juga dapat menggunakan wadah-wadah alami seperti halnya menggunakan besek sebagai tempat daging, sehingga
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
33
sampah tersebut mudah terurai. Mungkin awalnya akan terasa ribet karena harus membawa tempat makan atau tempat minum sendiri, tetapi hal tersebut tidak seberapa karena tidak akan menjadikan plastik menjadi bagian dari masalah dan tidak akan terjadi dampak buruk dari penggunaan plastik terhadap lingkungan. Bagaimana menurutmu? Setuju atau tidak? Apakah sekiranya dapat kita terapkan? Silakan bisa menuliskan tanggapan pada kolom di bawah ini
B. Inovasi dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah Pada bagian ini kita akan belajar inovasi teknologi sederhana yang bisa kita lakukan untuk melakukan daur ulang sampah anorganik maupun sampah organik. Sebelumnya mari kita lihat yang terjadi ketika kita biarkan sampah dibuang begitu saja Mari kita bayangkan apa yang akan terjadi dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah ini 5 tahun ke depan? Selanjutnya mari kita lihat gambar berikut. Apakah sungai akan dibiarkan terus-terusan menjadi tempat pembuangan sampah raksasa? Selanjutnya, masih ingatkah dengan kejadian ditemukannya paus mati terdampar di Wakatobi tahun 2018 yang lalu? Paus dengan 5,9 kg sampah di perutnya yang terdiri dari sampah plastik keras, botol plastik, kantong plastik, sandal jepit, tali rafia, dan gelas plastik. Betapa malangnya paus tersebut. Sebagai salah satu langkah untuk menjaga lingkungan sekaligus menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah, maka sangat penting untuk melakukan pengelolaan sampah mulai dari hal-hal yang sederhana.
34
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
“Berkarya dengan sampah itu sangat bermanfaat untuk lingkungan dan memiliki nilai ekonomis, soalnya bahan yang kita perlukan memang banyak di lingkungan karena nggak dibutuhkan masyarakat” - Dikko Andrey Kurniawan, Founder @sawokecik_ Benar sekali, mayoritas masyarakat masih menganggap sampah adalah sesuatu yang sudah tidak memiliki nilai guna. Maka dari itu, peluang setiap individu untuk memecahkan permasalahan lingkungan ini sangat terbuka luas. Sebelum sampah terlanjur ditumpuk, dicampur, dibakar, atau dibuang di sungai dan menambah masalah lingkungan, sampah bisa kita olah supaya nilai guna dan nilai jual sampah tersebut meningkat. Kantong kresek merupakan salah satu sampah plastik yang paling sering dijumpai, maka akan dijelaskan salah satu cara mendaurulang sampah plastik untuk dijadikan bahan dasar membuat tas, dompet, dan lain sebagainya. Alat dan bahan yang perlu disiapkan: A. Sampah kantong kresek (warna-warni) B. Kertas roti C. Gunting D. Setrika E. Alas setrika Cara pembuatannya sangat mudah, bisa langsung dipraktekkan A. Mengumpulkan kantong kresek B. Memotong ujung atas dan bawah kantong kresek C. Menumpuk beberapa helai kantong kresek agar lebih tebal D. Menyetrika hingga bebrapa helai kantong kresek menyatu dan memiliki tekstur menyerupai kulit E. Memberikan variasi warna kemudian mengulang proses yang sama F. Memotong sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Dalam kurun waktu tidak terlalu lama (sekitar satu jam), produk bahan dasar sudah jadi, dan dapat ditindaklajuti menjadi beberapa karya seperti pada gambar berikut.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
35
Kreasi daur ulang sampah plastik bisa terus dikembangkan menjadi casing handphone, gelang cantik, kalung unik, dan inovasi-inovasi lain untuk menambah nilai jual dan nilai guna dari sampah plastik yang ada di lingkungan.
Gelang dan kalung unik pada gambar di atas dibuat dari sampah tutup botol lho. Botol plastik yang didaur ulang menjadi gelang atau kalung tentu lebih menarik sehingga lebih memberikan citra positif dalam rangka pelestarian lingkungan. Botol plastik juga dapat didaur ulang menjadi casing handphone. 1 kg tutup botol dapat diubah menjadi 6 casing handphone
Cukup menarik bukan? Tutup botol yang pada awalnya hanya memiliki nilai jual sekitar Rp 3.000,00/kg dapat menjadi 6 casing handphone yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih. Dari sedikit contoh di atas, dapat dilihat bahwa daur ulang jelas memberikan manfaat dari segi lingkungan maupun ekonomi. Daur ulang juga semakin mudah dilakukan jika memang sudah mengetahui sampah mana yang bisa di daur ulang.
36
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Beralih ke sampah organik, salah satu cara paling mudah untuk memanfaatkan sampah organik yaitu dengan membuat kompos. Pembuatan kompos bisa melihat dari ketersediaan bahan yang ada, sebagai contoh di Wisdom Park UGM yang mempunyai banyak sampah organic. Wisdom park UGM merupakan salah satu daerah di UGM yang masih memiliki banyak ruang terbuka hijau dengan segala macam fasilitasnya sehingga dapat digunakan untuk rekreasi bahkan digunakan sebagai laboratorium lapangan. Gambaran lokasi Wisdom Park UGM ditunjukkan oleh gambar di samping.
Sampah-sampah organik yang dihasilkan oleh Wisdom Park UGM dikumpulkan kemudian dilakukan pengomposan dan kompos tersebut digunakan sebagai pupuk untuk tanaman-tanaman yang dikembangkan oleh Wisdom Park. Tempat pembuatan kompos di Wisdom Park UGM ditunjukkan pada gambar berikut. Pembuatan kompos di Wisdom Park UGM dilakukan dengan cara manual dan menggunakan mesin. Bagi pengelola, kompos tersebut sangat berarti karena sekarang tidak perlu membeli pupuk lagi.
Selaras dengan kondisi sekarang, masa pandemi covid ini memunculkan salah satu tren yaitu menanam tanaman di sekitar rumah, salah satu tren yang dinilai dapat menghilangkan penat. Kompos bisa menjadi salah satu alternatif pilihan dimana setelah dipanen, kompos langsung dapat digunakan untuk tanaman-tanaman yang ada. Untuk mendukung daur ulang sampah, pot-pot tanaman tersebut juga dapat dibuat dari botol atau bahan lain yang berasal dari sampah. Beberapa contoh pot dari sampah ditunjukkan pada gambar di bawah. Daur ulang apalagi yang sekiranya mudah kita lakukan? Pada saat kunjungan di Bank Sampah terlihat bahwa minyak jelantah mulai dikumpulkan seperti pada gambar di bawah.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
37
Nah minyak jelantah mulai dikembangkan sebagai biodiesel yang tentu saja memberikan banyak manfaat baik dari bidang ekonomi, kesehatan maupun lingkungan. Dalam bidang ekonomi, minyak jelantah memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, contoh dari pengalaman Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Tarakan yang bisa memproduksi biodiesel 180 l/hari dengan harga jual Rp 11.000,00 setiap liternya. Dalam bidang kesehatan, pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku diesel mengurangi kebiasaan buruk masyarakat menggunakan terus-terusan minyak jelantah untuk memasak sehingga menimbulkan penyakit seperti stroke. Dalam bidang lingkungan, pemanfaatan minyak jelantah akan mengurangi limbah B3 yang dihasilkan dan juga mengurangi pencemaran lingkungan yang biasanya dihasilkan dari pembuangan minyak jelantah sembarangan. Masih banyak cara lain untuk mengelola sampah, jika ada ide silakan dituliskan pada tabel dibawah ini.
Bagian yang terpenting serta sangat erat kaitannya dengan Daya Dukung Infrastruktur Pengelolaan Sampah serta Inovasi dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah adalah partisipasi masyarakat. Infrastruktur tidak akan terjaga dan berfungsi dengan baik jika masyarakat tidak melakukan oparasi dan pemeliharaan dengan baik. Inovasi dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah tidak akan berkembang jika masyarakat tidak mempunyai kemauan secara mandiri mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah akan berhubungan dengan faktor pengetahuan, persepsi masyarakat, peran lembaga terkait, serta sarana dan prasarana (Nugraha et al., 2018; Haswindy & Yuliana, 2018). Generasi muda merupakan kunci dan harapan ke depan untuk pengelolaan sampah yang lebih baik. Kesadaran pengelolaan sampah memang harus ditumbuhkan sejak kecil. Siswa yang merasa kegiatan-kegiatan edukasi sampah sangat bermanfaat, sangat menarik, mem-
38
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
wawasan, mendapatkan banyak ilmu untuk menindaklanjuti berbagai jenis sampah, informatif, dan lain sebagainya tentu sudah mempunyai dasar dan tumbuh rasa senang sehingga akan tergerak untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Siswa yang mau mencoba memanfaatkan sampah menjadi benda yang memiliki nilai ekonomis, membuka wawasan untuk mencari alternatif lain untuk memanfaatkan sampah, dan mau mendorong dirinya untuk lebih kreatif, tentu merupakan aktor aktor yang ditunggu oleh masyarakat. Banyak generasi muda lain yang sudah memiliki kesadaran mengelola sampah, bahkan telah menerapkan konsep circular economy dalam mengelola sampah. Salah satu contohnya dari @sawokecik_ yang merupakan usaha dalam bidang daur ulang sampah plastik. Dalam usahanya, @sawokecik_ memberdayakan pemuda dusun, mengingat kesadaran akan pentingnya sampah merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada generasi muda. Pemberdayaan pemuda masyarakat oleh @sawokecik_ ditunjukkan pada gambar di bawah. Lalu apalagi yang masih menjadi hambatan untuk melakukan pengolahan sampah? Jika @sawokecik menghasilkan dana untuk kegiatan kampung, maka teman-teman generasi muda di sekolah biasa menghasilkan dana untuk event sekaligus berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan. Secara luas, penghasilan dari pengelolaan sampah tentu juga akan memberikan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah memang sangat diperlukan, tetapi tidak perlu menunggu lengkap dan canggih untuk memulai. Cukup memulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan. Pengelolaan sampah saat ini juga didukung dengan adanya perkembangan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu proses, di bawah ini beberapa aplikasi yang bisa digunakan.
Rapel
Duitin
MallSampah
eRecycle
Masih banyak aplikasi lain yang mendukung proses memilah, mengumpulkan, serta mengelola sampah hanya lewat genggaman. Masih menunggu apalagi? Mari memulai bergerak bersama demi mewujudkan lingkungan yang lebih baik.
BAGIAN 4
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
39
Bagian 4: Ekonomi Sirkuler dan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Halo teman-teman! Setelah kita belajar soal Bank Sampah dan berbagai inovasi untuk merubah sampah menjadi aneka karya kerajinan, ini saatnya kita belajar untuk memanfaatkan sampah di sekitar kita. Kalian tahu ga sih, sampah yang bisa kita rubah menjadi uang tuh bukan cuma yang ada di rumah, tapi juga di sekolah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk kita sama-sama telusuri bab ini karena isinya akan membahas tentang cara mengelola uangmu sendiri, berbagai cara untuk mengelola sampah agar bisa kamu jual, hingga kegiatan-kegiatan pengolahan sampah yang bisa kamu lakukan bersama dengan temanmu di sekolah! Untuk memulainya, kita belajar bareng dulu yuk sebenarnya kenapa sih kita harus mengelola sampah?
A. Piyunganku Malang, Piyunganku Menyedihkan Teman-teman, kenalkah kamu dengan tempat di gambar? Foto-foto di atas ini adalah suasana TPST Piyungan yang fotonya diambil tahun 2019. Pada saat itu, TPST ini menerima sampah dari tiga daerah, yaitu Sleman, Bantul, dan Kota Jogja. Tempat ini setiap harinya menerima “tamu” sekitar 300 truk untuk datang dan memupuk sampah hingga 500 ton. Sebelum mencapai TPST Piyungan, sampah awalnya dikumpulkan penimbun sampah, lalu ke TPS Lokal, lalu dibawa oleh Damkar, lalu terakhir ke TPST Piyungan. Jenis sampahnya pun beragam, mulai dari plastik, bungkus
40
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
us makanan, bahkan sampah seperti kasur, meja belajar, dan lemari pakaian bisa bertengger di puncak tumpukan sampah. Lalu, bagaimana keadaan TPST Piyungan saat ini? Dikutip dari Suara Jogja, peningkatan sampah naik drastis selama pandemi. Walaupun di awal pandemi volume sampah menurun ke angka 450 ton, namun pada November 2020, volume sampah mencapai 630-650 ton per hari loh! Katanya nih, semenjak pandemi, pergantian gaya hidup dan kebiasaan orang-orang menjadi penyumbang terbesar sampah saat ini. Sampah-sampah plastik bubblewarp, plastik polymailer, dan kotak kardus mendominasi TPST Piyungan karena kegiatan belanja online naik drastis. Belum lagi sekolah dan tempat-tempat umum ditutup, menyebabkan sampah rumah tangga meningkat drastis disana.
Tapi tahukah kamu, kalau bukan hanya manusia dan truk-truk besar yang berlalu lalang di TPST Piyungan? Yup! Seperti yang kita lihat di foto di atas, sapi-sapi konsumsi juga ikut bermukim di tempat ini. Alih-alih dikandang dan dijaga makannya, sapi-sapi itu dibebaskan untuk berjalan di atas bukit-bukit sampah dan mencari makannya sendiri di sana. Tak hanya itu, pemilik-pemilik sapi itu juga membiarkan sapinya saling berkembiang biak sehingga mereka sendiri sulit membedakan sapi mereka yang mana saja. Pemandangan sapi yang menyeberangi jalan dengan santai, masuk ke dalam rumah, menyeruduk motor hingga jatuh, bahkan kasus sapi tertabrak truk sampah pun menjadi hal yang biasa di TPST Piyungan. Lalu, sapi-sapi ini akan diapakan? Jika sudah memasuki musim Qurban dan Idul Fitri, sapi-sapi ini biasanya akan dikurung, diberi makan dedak dan rumput, dan dibersihkan agar terlihat seperti ternak pada umumnya. Kemudian mereka akan diangkut dan dibawa ke tempat penjagalan untuk akhirnya dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Hiiy! sumber: beritabaru.co
Permasalahan akibat menumpuknya sampah di TPST Piyungan tidak hanya sampai sana. Sejak tahun 2018, TPST Piyungan entah berapa kali diboikot dan ditutup paksa oleh warga sekitar sana karena dianggap hanya menimbulkan masalah. Pemboikotan terakhir terjadi pada Desember 2020, dimana para warga Desa Kartomantul, Bantul menolak kedatangan truk-truk sampah di TPST Piyungan. Kejadian ini terjadi karena pemerintah Yogyakarta dianggap tidak serius untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang kian hari makin
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
41
menumpuk. Akibatnya, sampah di pinggiran jalan Kota Jogja, Sleman, dan Bantul terlihat menumpuk dan berbau menyengat. Kamu sendiri, pernahkah melihat sampah yang menumpuk tersebut? Selain itu, solusi pemerintah untuk memperluas area TPST Piyungan juga menimbulkan protes dari masyarakat. Pada 5 Juli 2021, warga dari lima RT di Pedukuhan Ngablak, Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan yang berencana akan menutup jalur masuk TPST. Mereka pun memasang aneka spanduk penolakan perluasan TPST Piyungan di sekitar jalan masuk TPST. Berkaca dari kondisi TPST Piyungan saat ini, warga takut kalau perluasan ini akan mengganggu ekosistem dan sumber air di sana karena tanah yang akan diluaskan merupakan ruang hijau. Setelah membaca pemaparan kondisi TPST Piyungan di atas, bagaimana perasaanmu? Apakah kamu menjadi terpikir untuk mengurangi sampah yang kamu produksi? Yuk, coba kamu tuliskan dalam kolom di bawah!
B. Usaha Mengurangi Sampah, Bisakah? Teman-teman, cerita soal TPST Piyungan di atas memang miris dan menyedihkan untuk kita bayangkan bersama. Namun, menjalani kehidupan tanpa meninggalkan sampah satupun sepertinya juga bukan pilihan yang mudah untuk dilakukan ya… Harus kita akui, hampir setiap kegiatan yang kita jalani sehari-hari akan menghasilkan setidaknya satu jenis sampah. Bahkan ketika kita bersin nih, kemungkinan besar kita akan mencari tissue untuk mengelap ingus kita kan? Nah, bayangkan jika kegiatan se-simpel itu dilakukan beberapa kali oleh beberapa orang, di satu tempat, dan dalam rentang waktu yang sama. Pasti produksi sampah tissuenya banyak sekali, kan… Namun, kesadaran untuk mengurangi sampah sebenarnya sudah menjadi trend di masyarakat. Kalian sendiri, pernahkah mendengar Zero Waste Lifestyle? Menurut Maurilla Imron dan Zero Waste Indonesia, Zero Waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Gaya hidup ini memiliki prinsip Refuse, Reduce, and Reuse (Menolak, Mengurangi, dan Memakai Kembali). Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle and Rot (Daur Ulang dan Pembusukan). Untuk mengikuti gaya hidup ini sebenarnya gampang banget loh, teman-teman! Kebiasaan Zero Waste ini bisa dimulai dari membawa botol minum dan peralatan makan sendiri, menggunakan kertas bekas soal untuk catatan, atau belanja menggunakan tas kain sendiri. Di bab sebelumnya, kita pun juga sudah belajar melakukan daur ulang sampah plastik menjadi aksesoris yang oke seperti case hp, gelang, atau anting-anting.
42
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Sayangnya nih, tidak semua orang bisa punya waktu dan biaya untuk membeli “peralatan” seperti botol minum, kotak makan, atau tas belanja. Beberapa diantara kita juga perlu bergerak secara fleksibel dan cepat, sehingga tidak punya cukup waktu untuk mendaur ulang sampah. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi mengurangi produksi sampah? Salah satu hal mudah yang bisa kita lakukan adalah memilah sampah yang kita produksi loh! Seperti yang sudah kita juga di bab sebelumnya, ada tiga jenis sampah yang dipilah berdasarkan jenisnya yaitu organik, anorganik, dan sampah B3. Nah, untuk mempermudah kita memilah sampah, kita bisa memilah sampah sesuai dengan fungsi pemakaiannya nih! Misalnya seperti mengelompokkan sampah seperti wadah skincare, botol minuman, bungkus plastik, sisa makanan, atau barang-barang rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Setelah terkumpul cukup banyak, sampah-sampah ini bisa kita kirimkan untuk diolah dan didaur ulang oleh pengepul atau kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak di isu lingkungan. Oh iya, selain untuk mengurangi sampah, dengan kebiasaan memilah sampah juga kita bisa menghasilkan cuan loh! Seperti sistem Bank Sampah yang kita baca di bab sebelumnya, ada banyak sekali kelompok-kelompok yang menawarkan jasa angkut sampah yang sudah kita pilah dan bersihkan sebelumnya. Salah satu yang bisa kita akses di daerah Yogyakarta adalah Daur Resik (instagram: @daurresik). Daur Resik merupakan wirausaha sosial wirausaha sosial yang memberikan solusi pengelolaan sampah anorganik yang lebih bertanggung jawab melalui pendekatan 8R dan ekonomi sirkular. Dengan slogan “Mengubah Sampah Menjadi Lebih Bernilai”, Daur Resik berprinsip untuk memberikan kesempatan kedua bagi sampah agar tidak terbuang begitu saja dengan menyediakan jasa pengelolaan sampah anorganik terpilah dan edukasi. instagram.com/daurresik
Yang menarik, Daur Resik menerima berbagai macam sampah hasil pilahanmu loh! Mulai dari sampah bekas makanan, barang-barang rumah tangga seperti pipa pralon, besi, kertas, barang-barang elektronik, hingga kain yang tidak terpakai. Tentu saja, semua kategori ini juga dikerucutkan lagi berdasarkan jenisnya. Misalnya saja untuk sampah kertas yang terbagi menjadi jenis kardus, koran, dupleks, tetrapack, sak semen, buram, dan arsip. Semua sampah yang diterima Daur Resik harus sudah bersih, kering dan terpilah sesuai jenisnya. Harga-harga per kilo dari setiap jenis tentu terus berbeda setiap bulannya. Ada beberapa ketentuan jika kalian ingin sampah kalian diambil ke rumah, namun setiap minggunya, Daur Resik “ngetem” di beberapa titik yang mudah dijangkau masyarakat kota Yogyakarta yaitu di Pasar Wiguna Ambarrukmo, belakang pos polisi Monjali, Taman Kencana Kaliajir Kidul, Mrican, hingga Can-
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
43
di Laosan. Kita tinggal terus pantengin instagram mereka untuk tahu perkembangan harga dan tempat “ngetem” mereka yang paling dekat dengan kita deh! Lalu, untungnya kita dimana sih? Yuk deh, kita simak bareng salah satu ilustrasi dan hitung-hitungan di bawah! Kira-kira, bisa dapat berapa duit sih dari menjual sampah? Mari kita ambil contoh beberapa sampah rumah tangga yang mudah ditemukan di sekitar kita yaitu koran, kantong kresek, bungkus mi, dan botol air mineral. Menurut harga yang ditetapkan Daur Resik pada bulan Agustus 2021, harga masing-masing jenis sampah tersebut adalah:
Jika kita coba mengira-ngira jumlah dari masing-masing sampah di atas yang bisa kita kumpulkan dalam sebulan, perhitungannya menjadi seperti ini:
Total uang hasil penjualan sampah kita bisa diambil langsung, ditabung sementara di Daur Resik, atau disumbangkan untuk program Sampah untuk Sekolah yang bekerja sama dengan lembaga ini pula. Selain untuk menyelamatkan lingkungan, kita juga bisa membantu sesama dengan sampah loh! Keren kan?
44
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Nah loh, setelah baca penjelasan di atas, gimana? Apakah kamu tertarik untuk memilah sampahmu? Yuk coba kita tulis di bawah, kira-kira sampah apa saja ya yang bisa kita pilah dan jual?
C. Activity Oke deh, setelah baca dan mengerti soal pemilahan sampah, mari kita berandai-andai untuk menambah uang bekel dari kebiasaan memilah sampah! Kalian kepikiran ga sih, selain membawa keuntungan untuk kita pribadi, kegiatan ini sebenarnya oke banget untuk acara bonding di sekolah loh! Sebelum pandemi, kita semua tahu bahwa produksi sampah sekolah selalu tinggi. Yuk deh kita coba absen sampah apa saja yang kita produksi di dalam kotak ini! 1. Sampah apa saja yang kita produksi saat masih bersekolah normal? Kemudian, sampah-sampah tersebut kalian apakan? Dijawab sejujur-jujurnya yuk
Waduh, cukup banyak juga ya sampah-sampahnya… Tapi, setelah mengerti tentang pentingnya mengurangi sampah dan alternatif cara mengelolanya, kita pasti sudah kepikiran untuk melakukan apa saja dengan teman-teman di sekolah! Yuk, coba tuliskan rencanamu di dalam kotak di bawah ini! 2. Coba tuliskan, kegiatan apa ya yang bisa mengurangi produksi sampah sekaligus dilakukan bareng-bareng temen di sekolah?
3. Nah, untuk menjalankan rencana itu, menurutmu sekolah itu mesti ngapain dan memberikan apa sih ke kita supaya kegiatan di atas lancar?
Oke deh, semoga rencana tersebut berjalan lancar dan bisa direalisasikan secepatnya ya… Pssst, ceritakan dong, kira-kira hasil penjualan sampahnya mau buat apaan sih?
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
4. Ceritakan dong, hasil penjualannya mau dipakai ngapain aja sih sama kamu dan teman-teman?
D. Ilustrasi Ekonomi SIrkuler pada Pengelolaan Sampah Sampai sini, apakah temanteman sudah paham betul soal pentingnya mengelola sampah dan keuntungannya jika dijual? Masihkah ada kegalauan di hatimu, kenapa sih sebenarnya kita harus memilah sampah dan menjualnya? Yuk, kita simak percakapan antara Andi dan Rita di bawah ini! Andi akan
45
46
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
mewakili pertanyaan-pertanyaan kita semua soal kenapa sih kita ragu untuk melakukan hal ini, dan Rita akan memperjelas lagi materi di atas untuk kita! Andi: “Oke, aku udah ngerti bahwa kalau kita engga mengelola sampah, ada banyak resiko dan bahaya buat masa depan kita. Terus aku mesti apa?” Rita: “Gini ya Andi, aku akan coba buat sebuah daftar untuk gambaran apa saja jenis sampah yang kita punya dan pilihan apa saja yang bisa dilakukan untuk meminimalisir pembuangan sampah secara langsung.”
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
47
Andi: “Ini ga ada cara yang lebih gampang apa? Males deh, kelihatannya repot banget.” Rita: “Ada banget dong, Ndi! Sebenarnya, kita bisa aja cuma memilah sampah berdasarkan jenis pemakaiannya. Setelah terkumpul, sampah bisa kita jual ke pengepul atau kelompok-kelompok wirausaha modern yang berfokus pada isu lingkungan. Setelah itu, tentu aja kita bakal dapet duit tambahan buat jajan, untuk kita tabung, ataupun ikutan program-program yang bermanfaat! Emangnya kamu gamau po dapet duit lebih?” Andi: “Ya mau banget lah Rit! Tapi memangnya sampah ki bisa dijual kemana aja tho?” Rita: “Nih ya, aku coba rangkum beberapa kelompok yang menerima sampah dan bisa mudah dijangkau di sekitaran Yogyakarta.” 1. Daur Resik · Instagram: @daurresik · Telp: 082323419587 2. Rapel Indonesia · Instagram: @rapel_id · Telp: 081228944757 · Google Appstore: Rapel (by Rapel Indonesia) 3. Bank Sampah Tinalan, Kotagede · Telp: 083863675550 (Sudarmi – Pengelola Bank Sampah) Andi: “Hmm, menarik… Tapi kalau masalah duit kayaknya masih bisa minta dengan orangtua sih…” Rita: “Ih Andi, tapi kan punya uang dari usaha sendiri tuh rasanya puas tahu! Kalau buatku sih, memiliki uang hasil kerja keras sendiri tentu membanggakan dan kita bisa mengatur sendiri uang tersebut akan dialokasikan/dibelanjakan kemana saja.” Andi: “Ih tapi aku tetep kepikiran repotnya kui loh...” Rita: “Andi, coba deh kita berpikir sederhana saja. Maksudnya, kita kan setiap hari memproduksi sampah. Kalau dipikir-pikir, kita cuma nambah kebiasaan ‘membuang sampahnya di tempat terpisah-pisah’, kemudian pelan-pelan mencoba memilah dengan lebih detail dengan memisahkan tutup dan label botol, mengikatnya, dan menyetor ke pengepul. Terus kita dapat uang deh! Andi: “Hmm, setelah kupikir-pikir, iya emang gampang dan ga memakan waktu lama sih… paling kita cuma harus spare waktu sedikit untuk membersihkannya ya?” Rita: “Nah, tuh tahu! Manfaatnya pun selain untuk diri sendiri, kita juga bisa membantu sesama, tahu! Misalnya adalah program Sedekah Sampah dari Daur Resik. Belum lagi kalau kita melakukan pemilahan sampah di sekolah, kegiatan ini menjadi media untuk menyolidkan kelas kan! Duit hasil penjualannya bisa masuk ke uang kas kelas dan dipakai buat jalan-jalan!” Andi: “Eh iya bener banget! Oke deh, aku jadi semangat nih buat mulai memilah sampah dan menjualnya! Siapa tahu duitnya bisa kita pakai piknik ke Taman Ria, iya kan~” Rita: “Idiiihhh dasar si Andi!”
48
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Nah, setelah membaca percakapan di atas, masihkah kau meragu untuk mulai memilah sampah? Coba dong ditulisin apa yang kamu pikirkan! 5. Coba dong ceritain, apa yang kamu pikirkan setelah baca percakapan di atas?
E. Jadilah Trendsetter, Bangun Followers-mu Sendiri! Membaca percakapan Andi dan Rita di atas, kita bisa lihat bahwa mulai merubah kebiasaan kecil saja bisa menjadi langkah besar untuk merubah keadaan lingkungan kita. Seperti yang dikatakan Rita, kebiasaan ini tentu saja tidak dilakukan seketika! Kita bisa memulainya dari memisahkannya saja dulu berdasarkan fungsi pakainya, kemudian pelan-pelan kita mulai bersihkan, kemudian dijual. Sudah mendapatkan cuan, bisa ikut menyelamatkan bumi pula! Kurang oke apa lagi coba?! Nah, semua langkah di atas tentu saja akan jauh lebih seru dan menyenangkan jika kita bisa ajak teman-teman yang lain untuk ikutan loh! Salah satu untuk menunjukkannya bisa lewat sosial media yang kita punya. Teman-teman tentu memiliki akun instagram, twitter atau facebook kan? Seperti membuat postingan biasa, kita bisa loh sharing gimana pengalaman kita saat menerapkan kebiasaan baru ini. Yuk simak kolase-kolase di bawah ini, apa saja sih tips & tricks membuat trend memilah sampah ini lebih terkenal?
Ceritakan proses kamu berproses, mulai dari awal
banget kamu mempersiapkan tempat buat milah sampahnya, cerita sehari-harimu hingga pencapaian-pencapaian apa saja yang udah kamu dapat lewat mengelola sampahmu. Termasuk juga tentang kegagalan kecil dan pengalaman ga enak yang kamu rasakan. Hal ini untuk menunjukkan kalau perjalanan menjadi lebih baik memang ga mudah; tapi semua orang bisa melewatinya!
Buat challenge kecil-kecilan dan ajak followersmu untuk ikutan. Misalnya seperti 5-days waste challenge oleh @pilah.id, atau daily bingo check untuk dimuat di story instagram!
Be informative
dengan memberikan informasi-informasi tentang pengepul yang sekiranya mudah dijangkau temanmu, tempat belanja zero waste, bahkan tempat beli botol minum favoritmu! Rajin memberikan informasi seperti itu akan menunjukkan bahwa mengelola sampah adalah kebiasaan yang bisa dimulai dari mana saja dengan mudah dan menyenangkan. sumber: freepik.com
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
49
Selain tips and tricks di atas, teman-teman juga bisa loh berjejaring bersama kelompok dan komunitas yang memiliki minat serupa terkait dengan pengelolaan sampah. Beberapa akun yang aktif membicarakan isu sampah serta cara pengelolaannya yang oke untuk kamu follow di Instagram adalah: 1. #BelajarZeroWaste (@belajarzerowaste_id) 2. Minimalist Community Indonesia (@lyfewithless) 3. Waste4Change (@waste4change) 4. DAUR.id (@daur.id) 5. Sustaination (@sustaination) 6. Ranah Bhumi (@ranahbhumi.katalog) 7. Sekar Kawung (@sekarwarung_id) 8. Peony Ecohouse Bulkstore (@peonyecohouse) 9. Refill My Bottle (@refillmybottle_) 10. Earth Hour Jogja (@earthhourjogja)
50
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
BAGIAN 5
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
51
Bagian 5: Kampanye Media Sosial
Hai teman-teman! Pada bagian sebelumnya, kita semua sudah belajar bersama tentang Bank Sampah, Teknologi dan Infrastruktur Pengolah Sampah, serta Konsep Education for Sustainable Development melalui Ekonomi Sirkuler. Nah, apa yang telah teman-teman dapatkan sebelumnya menjadi point penting yang akan kita bahas di bab ini loh! Ingatkah kalian, di bagian sebelumnya kita sudah belajar tentang seberapa berarti sih ajakan kita untuk teman-teman yang lain belajar mengolah sampah di rumah dan sekolah? Nah, di bagian ini, kita coba yuk untuk mempraktikkan langsung! Disini, kita akan membahas mengenai dua hal yang berkaitan dengan keberadaan generasi muda serta peran yang dapat dilakukan untuk berkontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan melalui gagasan dan tindakan ala anak muda. Tentu saja gerakan-gerakan yang akan kita rancang berkaitan dengan topik Bank Sampah, Teknologi dan Infrastruktur Pengolah Sampah, dan Ekonomi Sirkuler, untuk merespons permasalahan mengenai sampah. Pertama, kita membahas bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk membentuk wadah bagi kaum muda untuk aktif berperan melalui gerakan kaum muda. Kedua, kita akan mendapat pemaparan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperluas jejaring sosial sebagai upaya melebarkan dampak dan pengaruh dari gerakan kaum muda merespons permasalahan sampah. Seperti apa? Yuk, kita sama-sama simak di bawah ini!
A. Membangun Gerakan Kaum Muda, Gimana Caranya? Oke, kita tahu bahwa permasalahan sampah hingga saat ini masih sulit untuk diselesaikan. Tujuan dari membangun gerakan kaum muda dalam isu ini adalah menjadi medium bagi generasi muda untuk mendapat ruang dan dapat berperan aktif dalam penyelesaian permasalahan sampah. Sebelumnya, kita sudah belajar soal education for sustainable development kan? Nah, lewat gerakan ini, diharapkan kaum muda dapat memanfaatkan permasalahan sampah sebagai proses belajar dan memahami potensi ekonomis yang dapat dihasilkan melalui pemilahan dan daur ulang sampah. Selain itu, mempraktekan dan menyebarluaskan kepada orang banyak dapat membawa dampak yang berarti bagi masyarakat dan lingkungan. Kaum muda sebagai generasi baru memiliki peran krusial dan potensi yang luar biasa
52
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
dalam memunculkan inovasi maupun alternatif terhadap problematika yang hadir di masyarakat, termasuk soal sampah. Untuk itu, yuk kita perhatikan dengan seksama beberapa poin di bawah! Setelah membaca ini, diharapkan kita bisa ikut berpartisipasi aktif untuk mempersiapkan, membangun, serta mengelola sebuah gerakan kaum muda secara sederhana dan mungkin untuk dilakukan.
Keterlibatan Begini teman-teman, keterlibatan menjadi hal yang sangat penting agar sebuah gerakan dapat berjalan. Keterlibatan dini bukan hanya sekedar kehadiran, tapi juga komitmen dan kemauan loh ya! Keterlibatan memiliki karakteristik dimana kita perlu berpikir sebelum bertindak, karena itu teman-teman perlu menumbuhkan motivasi agar kita lebih semangat untuk melakukan campaign ini! Keterlibatan juga mengandung proses interaktif di mana momenmomen saling berbagi mulai dari pengalaman, pengetahuan, kritik, maupun gagasan dapat tersampaikan. Menurut definisi Cambridge Dictionary, keterlibatan (involvement) adalah tindakan dengan mengambil bagian pada sesuatu (proses). Istilah kerennya nih, keterlibatan is “the act or process of taking part in something”. Cielah! Secara ringkas, sifat-sifat keterlibatan yaitu: - Proaktif - Berkaitan dengan proses - Melibatkan gagasan dan tindakan - Membutuhkan komitmen Supaya kita bisa mengajak teman-teman yang lain dan secara aktif terlibat campaign, beberapa langkah yang bisa kita rencanakan bersama adalah: - Melakukan praktik secara langsung dan bersama-sama - Memberikan perhatian dan pengakuan kepada semua orang yang terlibat - Mendokumentasi kegiatan dan mencatat semua ide serta produk yang dihasilkan Latihan: Dari ilustrasi berikut, yang mana kegiatan yang menunjukkan keterlibatan?
Paskibra
Penonton konser musik
Upacara bendera
Panitia konser musik
53
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Pendampingan Selain harus terlibat secara aktif, tentu saja kita perlu menjaga supaya kegiatan dan campaign yang kita jalani selalu terjaga semangatnya. Oleh karena itu, kita memerlukan pendampingan yang konsisten dan berkelanjutan secara terus-menerus. Pendampingan ini dapat dilakukan oleh guru di sekolah dan wali dari lembaga-lembaga terkait, bersama peserta periode sebelumnya yang telah mengikuti program. Selain itu, dalam upaya mengembangkan agensi kaum muda, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan atau kapasitas peserta melalui pendampingan. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas ini disebut juga dengan penguatan kapasitas (capacity building). Penguatan kapasitas merupakan proses pemberdayaan dengan meningkatkan atau merubah pola perilaku individu, organisasi, maupun sistem yang ada untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Secara sederhana, pendamping dapat dibedakan menjadi tiga jenis: Mengacu pada Ife (1995), peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu fasilitator, pendidik, dan teknis, dengan rincian sebagai berikut: 1. Fasilitator. Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain melakukan mediasi dan negosiasi, memberi dukungan, membangun musyawarah bersama, serta melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber daya. 2. Pendidik. Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan positif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang didampinginya. Seperti embangkitkan kesadaran, menyampaikan informasi, dan menyelenggarakan pelatihan adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran pendidik. 3. Teknis. Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis. Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi ‘manajer perubahan” yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti; melakukan analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber dana.
Guru Sekolah
Aktivis NGO Lingkungan
Sosialisasi Bank Sampah
Latihan: Berdasarkan pemaparan di atas, tuliskan pendapatmu mengenai peran pendamping beserta contohnya.
54
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Regenerasi Regenerasi mencakup proses transfer pengetahuan dalam menjalankan program dan mempersiapkan peserta menjadi tim fasilitator. Rekrutmen Rekrutmen merupakan proses menemukan kandidat tim fasilitator, dapat dilakukan dengan membuka rekrutmen terbuka (open recruitment) atau rekruitmen tertutup (close recruitment) Pendidikan dan Pelatihan Training merupakan tindak lanjut setelah proses Bidding selesai. Kandidat yang sudah ditentukan, diberikan pelatihan mengenai job desk dan tanggung jawab untuk berperan sebagai tim fasilitator Perencanaan Planning merupakan upaya untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan dilakukan di periode berikutnya dan berapa lama periode berikutnya akan berlangsung. Latihan: Dari pemaparan di atas, teman-teman dapat mencoba merancang sebuah ilustrasi sederhana mengenai skema rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, serta perencanaan program.
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
55
B. Memperluas Jaringan, Mulai Campaign Ala Kamu Sekarang! Setelah kita belajar bagaimana cara pengorganisasian diri dan terlibat aktif dalam suatu gerakan anak muda, yuk kita mulai membuat kampanye sendiri! Kampanye melalui media sosial menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan loh! Selain dekat dengan keseharian remaja, kita juga bisa menjaring seseorang maupun kelompok yang memiliki fokus di isu sampah dan lingkungan. Siapa sangka sih, satu postingan dari kita bisa menyebarkan pesan baik ke seluruh dunia? Yuk kita mulai!
Membangun Jejaring Sosial Teman-teman, dampak dan pengaruh positif dari gerakan dapat berkembang dan lebih berdaya melalui dukungan dari berbagai pihak. Selain kita sebagai ‘sang penyebar pesan’, kita juga memerlukan pihak eksternal untuk menjadi potensi jejaring sosial yang bermanfaat bagi keberlangsungan gerakan. Nah, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membangun jejaring sosial nih! Mereka adalah: Modal Sosial. Modal sosial merupakan hal yang dekat dengan kehidupan sosial kita, seperti keluarga, teman, tetangga, maupun orang lain yang kita kenal. Istilahnya, mereka ini adalah relasi sosial yang kita miliki saat ini. Nah, relasi inilah yang menjadi modal kita membangun jaringan sosial! Kita bisa memanfaatkannya dengan mengenalkan tujuan dari gerakan yang teman-teman lakukan kepada relasi yang dimiliki. Selain itu, modal sosial juga dapat terbentuk melalui kesamaan kesukaan, topik yang kita permasalahkan dan kepentingan masing-masing orang. Dalam konteks ini, tentu saja kita perlu mencari teman yang oke dan bersemangat untuk belajar mengelola sampah! Teman-teman dapat membuat kolaborasi bersama sekolah, komunitas, atau figur publik untuk bersama-sama melakukan kegiatan untuk mengajak masyarakat peduli terhadap isu permasalahan sampah dan lingkungan. Bertukar Sumber Daya. Sumber daya yang dimiliki oleh kita dapat berupa pengetahuan dan informasi. Nah, sharing dan mengobrol bersama dengan individu atau kelompok lain yang memiliki konsen bersama terhadap permasalahan sampah dan lingkungan bisa menjadi proses pertukaran sumber daya yang oke loh! Selain bisa belajar dari pendapat orang yang berbeda, kita juga dapat memperkuat cakupan jejaring sosial secara eksternal. Latihan: Ajaklah orang-orang yang kalian kenal di luar gerakan untuk berdiskusi mengenai permasalahan sampah, Dokumentasikan proses diskusi tersebut melalui tulisan, rekam audio, maupun video, dengan meminta izin yang bersangkutan terlebih dahulu.
Strategi Kampanye Media Sosial Teman-teman, definisi kampanye (campaign) sendiri menurut Collins Dictionary adalah “a planned set of activities that people carry out over a period of time in order to achieve something such as social or political change”. Jika bisa kita breakdown lagi, kita membutuhkan tiga hal penting yaitu empati, pengetahuan, dan strategi dalam menjalankan kampanye. Artin-
56
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
ya, kita perlu memiliki empati terhadap isu permasalahan dan pengelolaan sampah. Kita juga membutuhkan pengetahuan terhadap isu tersebut yang bisa kita dapatkan melalui surat kabar, diskusi, maupun konten-konten di media digital yang membahas isu mengenai permasalahan sampah. Terakhir, kita membutuhkan strategi sebelum melakukan aksi kampanye dengan cara merancang sedemikian rupa rencana strategi terhadap kampanye yang akan kita lakukan. Untuk itu, pada bagian ini kita akan belajar bagaimana melakukan kampanye melalui media sosial. Sebelum melakukan aksi kampanye melalui media sosial, kita perlu untuk merancang strategi dalam bentuk perencanaan. Untuk menyusun strategi kampanye media sosial, yuk kita ikuti langkah-langkah di bawah ini! Target audiens. Hal pertama yang perlu kita sadari adalah, siapa sih orang atau kelompok yang kita inginkan untuk membaca apa yang kita post? Memahami hal ini sangat diperlukan untuk menyesuaikan metode dan pendekatan yang digunakan dalam kampanye. Selain itu, menentukan target audiens menjadi awalan yang bagus untuk memperluas jejaring sosial dengan menargetkan individu atau kelompok yang konsen terhadap isu sampah dan lingkungan. Pesan. Setelah audiens, kita juga perlu memastikan dan berkomitmen, apa sih pesan yang ingin kita sampaikan? Membawa pesan tertentu dalam sebuah kampanye menjadi inti (core value) dari sebuah kampanye loh! Dalam hal ini, pesan mengenai pentingnya kesadaran terhadap permasalahan sampah dapat ditonjolkan demi membangun kepedulian terhadap lingkungan. Platform media sosial. Setelah steps di atas, kita perlu untuk memahami dan memilih platform media sosial (Instagram, Twitter, YouTube, ds.) yang akan digunakan dalam berkampanye. Hal ini penting untuk ditentukan dari awal karena masing-masing platform memiliki karakteristik konten dan audiens masing-masing. Selain itu, platform media sosial juga berkaitan dengan target audiens yang kita tentukan. Konten. Inilah saatnya kita membuat post sesuai dengan pesan dan kreatifitas yang ingin kita sebarkan! Tentukan konten yang akan dijadikan medium dalam berkampanye (dapat berupa poster, foto, video, text, atau kombinasi dari semuanya). Sesuaikan konten dengan karakteristik dari audiens, pesan yang disampaikan, serta platform media sosial yang digunakan. Copywriting. Untuk membangun kedekatan dengan audiens, kita juga perlu menarasikan konten dengan tulisan yang informatif dan membuat orang berempati dengan pesan dan cerita kita. Tulisan dapat menjadi sarana untuk mendeskripsikan maksud dan tujuan kampanye, serta memberi motivasi kepada audiens untuk mau memberikan perhatian dan tertarik kepada kampanye yang kita sampaikan Timeline. Nah, semua step di atas tidak mungkin kita jalankan sesuka kita kan? Perlu banget nih kita buat rancangan waktu mulai dari penentuan audiens hingga tanggal posting. Selain itu, Timeline menjadi acuan waktu dalam melaksanakan strategi dari kampanye. Timeline dapat memanfaatkan momen-momen tertentu (seperti hari-hari besar nasional, lingkungan, pendidikan). Latihan: Teman-teman dapat membuat rancangan mengenai strategi kampanye melalui media sosial (editorial plan), dengan kreativitas dan imajinasi yang teman-teman miliki. Kemudian, temanteman dapat mencoba mempraktekannya, dan membagikannya melalui platform media sosial yang teman-teman punya. Selamat mencoba!
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
57
Practice Start, Now! Setelah kita mempelajari bagaimana merancang strategi kampanye, yuk segera kita gas untuk merancang campaign! Teman-teman dapat mempraktekan kampanye media sosial dengan beberapa langkah seperti berikut ini: Diskusi Tim Kampanye. Mendiskusikan strategi kampanye kepada tim berfungsi untuk menyamakan pandangan tim terhadap kampanye yang dilakukan. Selanjutnya, diskusi tim kampanye berfungsi sebagai medium untuk menyesuaikan strategi kampanye dan metode kampanye dengan situasi dan kondisi (konteks) yang akan dihadapi. Pembagian Job Desk. Tahap ini berfungsi untuk anggota tim berkoordinasi tentang apa-apa saja yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh masing-masing anggota tim. Pembagian tersebut dapat berupa divisi/seksi/bidang, yang jumlah serta jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan kampanye. Eksekusi Kampanye. Setelah job desk dari setiap anggota tim kampanye ditentukan, eksekusi kampanye dapat dilakukan dengan mengikuti pembagian tugas yang melekat di masing-masing job desk tersebut. Monitoring Progress. Monitoring progress adalah upaya untuk memantau bagaimana eksekusi kampanye dilakukan. Monitoring progress dilakukan selama kampanye berlangsung, dan berfungsi untuk menjaga pelaksanaan kampanye sesuai dengan rencana dan strategi. Evaluasi Pasca Kampanye. Evaluasi menjadi tahap akhir setelah melakukan kampanye. Temanteman dapat mencatat hambatan, tantangan, ataupun peluang yang muncul selama kampanye dilakukan. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan laporan tertulis, yang bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan kampanye-kampanye di waktu mendatang. Indikator Keberhasilan: - Peserta mampu memahami tujuan dan menjadi aktor pelaksana program - Pendamping mampu menjadi fasilitator peserta periode pertama - Peserta mampu mengadakan event social campaign minimal satu kali - Pendamping mampu melakukan regenerasi dan kaderisasi untuk keberlanjutan program
58
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda
59
DAFTAR PUSTAKA Asteria, D., dan H. Heruman. 2016. Bank sampah sebagai alternatif strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di tasikmalaya. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 23 (1) : 136-141 . Efendy, A. 2021. Mengenal Jenis-jenis Sampah Plastik dan Penanganannya dengan 6R. https://tirto.id/ mengenal-jenis-jenis-sampah-plastik-dan-penanganannya-dengan-6r-giJa. Diakses pada 1 September 2021 pukul 21:00 WIB. Fadly, A. R. 2017. Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Bank Sampah Kecamatan Menggala). Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin. Makassar. 12-28. Hardin, T. 2021. Plastic : It’s Not All the Same. https://plasticoceans.org/7-types-of-plastic/. Diakses pada 1 September 2021 pukul 20.30 WIB. Haryanti, S. 2017. Valuasi Ekonomi, Modal, Dan Dampak Sosial Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Banks Sampah Di Kota Yogyakarta. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 56-59. Hazam, B., Z. Saam, dan S. Tarumun. 2020. Implementasi progam reduce, reise, recycle (3R) bank sampah permata bunda dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah menengah atas kecamatan pangkalan kerinci. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14(2) : 142-152. Iqbal, M. 2020. 12 Jenis Sampah & Cara Mengelolanya. 12 Jenis Sampah yang Harus Diketahui & Cara Mengelolanya (99.co). https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-sampah-rumah. Diakses pada 19 Agustus 2021 pukul 19.30 WIB. Muhammad, A. A. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah di Perum Gumuk Indahm Kelurahan Sidoarum, Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Tesis. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 3-7. Suryani, A. S. 2014. Peran bank sampah dalam efektivitas pengelolaan sampah (studi kasus bank sampah malang). Jurnal Aspirasi. 5(1) : 71-84. Suwerda, B. 2012. Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan) Disertai Penerapan Bank Sampah Gemah Ripah Di Dusun Badegan Bantul. Rihana. Yogyakarta. Mustaghfiroh, U dkk,. (2019). Implementasi Prinsip Good Environmental Governance dalam Pengelolaan Sampah di Indonesia. Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan. 8(2), hal 106-118. Peraturan Presiden Republik Indonessia No 97 tahu 2018. Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 24 Oktober 2017. Berita Negara Republik Indonesia Nomor 223. Jakarta. Peraturan Presiden Republik Indonessia No 35 tahun 2018. Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan. 16 April 2018. Berita Negara Republik Indonesia Nomor 61. Jakarta. Nugraha, A. dkk,. (2018). Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Bank Sampah di Jakarta Selatan. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 8(1), hal 7-14.
60
Bergerak Untuk Mengajak: Memilah Sampah Bersama Kaum Muda