021217

Page 1

Satu untuk Semua

 DARI CEMPAKA, DAHLIA, HINGGA FLAMBOYAN RATUSAN WARGA MASIH BERTAHAN DI POS PENGUNGSIAN                



 

                   

  

                 

                     

            



  





   

  Tangki BBM  Sopir Diamankan di Bandara

                   

        



    

   

   

  


2

KOMUNIKASI BISNIS SABTU, 2 DESEMBER 2017

AHM Segarkan Tampilan New Vario eSP Lembah Hijau Jadi Lokasi Syuting Film Horor BANDARLAMPUNG Taman Wisata dan Satwa Lembah Hijau terpilih menjadi lokasi syuting film layar lebar Wahana Rumah Hantu yang diproduksi Swarna Production Associate with Komando Picture. Anto Lupus, film director, menjelaskan, film berjudul Wahana Rumah Hantu ini mengambil alur cerita petulangan remaja bergenre komedi. ’’Kami mengambil konsep cerita petualangan remaja yang lebih mengarah kepada misteri yang penuh dengan intrik keseruan dalam memperkenalkan wahana Lembah Hijau,” kata Anto usai syuting di Lembah Hijau kemarin. Menurutnya, dalam film ini pihaknya merekrut 32 artis, dimana 6 diantaranya merupakan pemengang peran utama. Bahkan ada beberapa artis asal Lampung seperti, Michelle dan Fanny Maharani. Selain di Lembah Hijau, sambung Anto, pihaknya juga melakukan syuting di bebe-

rapa lokasi lain seperti Rumah Sakit Umum Abdoel Moeluk (RSUAM), Pulau Pahawang, dan Sekolah Baituul Jannah. Film ini ditargetkan mulai tayang pada pertengahan 2018. Menurut Anto, produksi film ini telah mengahabiskan biaya Rp2,5 milyar. ”Badjet itu di luar promosi. Nantinya akan kita promosikan di berbagai daerah dan premier juga berlangsung di Lampung. Dimana targetnya mencapai 10 juta penonton,” tandasnya. Sementara itu, Komisaris Utama Lembah Hijau, Irwan Nasutio mengpresiasi dan berterimakaih dipilihnya Lembah hijau sebagai objek pengambilan gambar. ”Ini suatu kesempatan baik bagi Lampung, tidak hanya wisata namun ekonomi kreatif. Kami harapkan nantinya tidak hanya tempat wisata, namun banyak mengundang para investor dan turis yang menginap di hotel dan lainnya setelah menyaksikan keindahan provinsi Lampung,” tambahnya. (ing/c1/kyd)

BANDARLAMPUNG – PT Astra Honda Motor (AHM) merilis New Honda Vario eSP dengan tampilan terbaru. Penyegaran ini sejalan dengan keinginan generasi muda yang ingin tampil gaya melalui sepeda motor skutik yang trendi serta memiliki performa tinggi sebagai bagian kehidupan sehari-hari. Grafis stripe dan kombinasi warna terbaru disematkan pada seluruh tipe New Honda Vario eSP CBS dan CBS-ISS. Model ini semakin sporty dengan grafis stripe yang lebih tajam serta perubahan pelek cast wheel yang tampil lebih dinamis dan modern. New Honda Vario eSP dipasarkan dengan harga Rp16 jutaan untuk tipe CBS dan Rp17 jutaan untuk tipe CBS-ISS (OTR Jakarta) dengan pilihan varian warna Estilo Black, Glam Red dan Grande White, dan Advance Matte Gray untuk tipe CBS-ISS AHM menargetkan penjualan New Honda Vari eSP 10.000 unit per bulan. Marketing Director AHM, Thomas Wijaya mengatakan bahwa New Honda Vario eSP menjadi salah satu pilihan motor skutik terbaik yang menemani keseharian generasi muda dengan desain yang fashionable serta didukung teknologi dan fitur unggulan yang disematkan pada model ini. Menurutnya, Honda Vario telah menjadi salah satu model skutik favorit di Tanah Air yang telah dipilih oleh lebih dari 10,2 juta konsumen sejak kehadirannya pada 2006 lalu. ”Penyegaran kami lakukan sebagai bentuk apresiasi pada pecinta motor skutik yang elegan trendi di pasar Indonesia. Secara konsisten kami mengikuti perkembangan kebutuhan

FOTO IST

PERAKITAN: Karyawan AHM sedang merakit New Honda Vario eSP di pabrik perakitan AHM, Cikarang, Jawa Barat.

yang ada di tengah masyarakat dengan menghadirkan berbagai pilihan yang terus diperbaharui sesuai minat di segmennya,” kata Thomas. New Honda Vario eSP mengusung mesin injeksi 110cc responsif dengan akselerasi tinggi mencapai 12,7 detik untuk jarak tempuh 200 meter, serta bertenaga dengan top speed mencapai 92km/jam. Konsumsi BBM hingga mencapai 59 km/liter menjadikan New Honda Vario eSP mempertahankan posisinya sebagai motor skutik paling irit di kelasnya dengan mengaplikasikan fitur ISS. ”Hasil ini didapatkan melalui pengujian yang dilakukan AHM berdasarkan standar pengujian EURO

3 dengan metode pengujian ECE R40,” ujar Thomas. Tidak hanya itu, sambung Thomas, berbagai tekonologi keselamatan telah disematkan pada New Honda Vario eSP seperti teknologi Combi Brake System (CBS) guna membantu menyeimbangkan pengereman pada roda depan dan belakang yang lebih optimal, standar samping otomatis (Side Stand Switch) dimana mesin tidak dapat dinyalakan apabila standar dalam posisi turun, dan Brake Lock yang berfungsi untuk membantu pengendara mengunci posisi motor pada saat berhenti di jalan menanjak ataupun menurun. Bahkan, teknologi eSP yang

tersemat pun menjadi keunggulan tersendiri karena teknologi ini menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan ramah lingkungan. ACG Starter yang terhubung dengan eSP mampu menghidupkan mesin kendaraan secara halus. Sementara fitur keamanan sepeda motor juga dipertahankan pada New Honda Vario eSP yaitu kunci bermagnet (Magnetic Key Shtter) untuk mencegah pencurian. ”Fasilitas bagasi terbesar dengan 13 liter mampu menyimpan kebutuhan pengendara ditambah dengan gantungan barang yang dapat dilipat yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna,” tandasnya. (kyd/rls/c1/kyd)

Grand Elty Tawarkan Paket Breeze Reunion

FOTO INGGRID PUTRI SURAHMAN/RADARLAMPUNG

FILM LAYAR LEBAR: Komisaris Utama Taman Wisata dan Satwa Lembah Hijau Irwan Nasution foto bersama kru film Wahana Rumah Hantu.

KALIANDA – Bagi yang sedang mencari lokasi untuk merayakan pergantian tahun 2018, Grand Elty Krakatoa Resort, Kalianda, Lampung Selatan, bisa menjadi pilihannya. Salah satu resort yang ada di Provinsi Lampung ini menawarkan paket spesial akhir tahun. Even tahunan kali ini bertemakan Breeze Reunion. General Manager (GM) Grand Elty Krakatoa Dwi Prasetyo menjelaskan, perayaan tahun baru kali ini bertemakan reunian. Di mana para tamu akan diajak kembali ke masamasa lalu dan bernostalgia dengan

suasana tahun ’80-90an. Menurutnya, paket yang ditawarkan yaitu menginap selama tiga hari dua malam khusus yang di Villa dan dua hari satu malam khusus yang ingin menginap di Hotel. Paket tersebut sudah termasuk makan pagi, makan siang dan gala dinner saat malam penggantian tahun 2018. ”Khusus yang reservasi sebelum tanggal 10 Desember 2017 ada harga spesial untuk paket tersebut,” kata Dwi melalui siaran persnya, kemarin. Dia juga memaparkan, pada malam puncak pergantian tahun 2017 nanti,

selain acara gala dinner tamu bisa menikmati rangkaian acara yang akan disuguhkan kepada seluruh pengunjung. Mulai dari penampilan The Road Band yang akan membawakan lagulagu tahun 80an dan Top 40, tradisional dance, family games dengan banyak hadiah dan ditutup dengan pesta kembang. Termasuk penerbangan lampion yang akan dilakukan oleh manajemen dan seluruh tamu. ”Jadi, nanti para tamu berkesempatan menerbangkan lampion ke langit setelah pesta kembang api. Ini (lampion)

merupakan simbol harapan-harapan di tahun yang baru,” ungkap Dwi. Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi tamu yang ingin menikmati malam pergantian tahun tanpa menginap di Villa maupun hotel. Para tamu ini bisa melakukan reservasi gala dinner sebesar Rp250 ribu/orang. Nominal tersebut sudah termasuk gala dinner dan dapat bergabung di acara tersebut. Anda yang berminat untuk bergabung silahkan kontak di 0727-322900 atau 08117911900 (WA). (edw/rnn/c1/kyd)


KOMUNIKASI BISNIS SABTU, 2 DESEMBER 2017

3

Chandra Suguhkan Even Colorestatic Kopdarnas BR-V Lestarikan Alam Lampung BANDARLAMPUNG - Komunitas kendaraan Honda BR-V Indonesia, Brever Community atau Invernity, mengadakan kegiatan Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) di Grand Elty Krakatoa, Lampung (1-2/12). Arief Taneko, sales manager Honda Lampung Raya (HLR), mengatakan, even kali ini mengusung tema Save Our Sea with Invernity Kopdarnas di Lampung. Di mana, seluruh anggota terjun langsung ke alam untuk meningkatkan kepedulian terhadap biota laut. ”Bukan hanya keakraban sesama anggota saja yang dijalin, namun juga mereka (anggota) akan terjun langsung menanam pohon bakau di sekitar pantai,” kata Arief saat ditemui Radar Lampung, kemarin. Ia melanjutkan, acara tahunan ini selalu melibatkan anggota komunitas beserta para keluarganya. Menurut Arief, Kopdarnas 2017 ditargetkan diikuti oleh 150 orang dari 70 kendaraan. Sebelumnnya, Kopdarnas ini dilaksanakan bulan Maret 2016 dengan konsep yang berbeda. ”Kali ini lebih spesial karena rangkaian acara Kop-

darnas tidak sebatas hurahura dan keakraban saja, namun ada nilai kepedulian terhadap alam,” uajrnya. Sejauh ini, Brever Community telah tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah member mencapai 1500 orang dari 19 chapter baik di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Komunitas ini tidak hanya diikuti oleh kepala keluarga yang hobi otomotif, namun mengikutsertakan anak dan istri agar hubungna keluraga semakin akrab dan nyaman. Arief menambahkan, HLR sebagai dealer resmi kendaraan mobil Honda turut mendukung kesuksesan acara tersebut. ”Harapannya suksesnya acara ini dapat menjalin keakraban yang bisa bermanfaat, tentunya juga kegiatan semacam ini dapat dilakaukan di tiap daerah yang ditunjuk sebagai penyelenggara ke depanya,” tandasnya. Melalui Kopdarnas BR-V ini, sambung Arief, sekaligus menjadi ajang unjuk kebolehan dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Honda BR-V handal dan layak menjadi pakaian keluarga dan cocok digunakan untuk touring. (ing/c1/kyd)

FOTO INGGRID PUTRI SURAHMAN/RADAR LAMPUNG

PERCANTIK DIRI: Selama even Colorestatic di hall Chandra Superstore Tanjungkarang, La Tulip dan Lt Pro menawarkan diskon hingga 15 persen yang berlaku untuk semua produk.

BANDARLAMPUNG Chandra Superstore Tanjungkarang bersama La Tulip dan Lt Pro menggelar even Colorestatic sejak 28 November–3 Desember 2017. Even yang berlangsung di hall Chandra ini menghadirkan banyak perlombaan. Salah satunya make-up karakter dan show salon kemarin. ’’Jadi customer bisa belajar langsung tentang make-up dan mengikuti lomba dengan hadiah uang tunai, bingkisan, serta trofi,” kata Bagian Promosi Chandra Superstore Tanjungkarang Apriyati. Dijelaskanya, peserta yang ingin mengikuti acara tersebut harus mendaftarkan dirinya melalui registrasi di stand

Latulip dan Lt Pro di Chandra Tanjungkarang. Tidak hanya menampilkan kebolehan tata rias wajah saja, namun Latulip dan Lt Pro juga menghadirkan lomba zumba yang berlangsung hari ini. ”Untuk konsep registrasi pendaftaran peserta sama dengan permolbaan makeup. Untuk pendaftraan dikenakan biaya Rp150 ribu, itu sudah mendapatkan paket bingkisan produk make-up dari La Tulip dn Lt Pro,” jelasnya. Kemudian, sambung Apriyati, pada hari terakhir event dilangsungkan lomba melukis layang-layang untuk anak kelas 1-3 SD. ”Peserta akan

diberikan layang-layang secara gratis dan para peserta hanya menyiapkan peralatan melukisnya. Ada juga lomba merias tanpa kaca,” terangnya. Menurut Apriyati, selama acara berlangsung pihaknya juga menghadirkan diskon hingga 15 persen untuk semua produk La Tulip dan Lt Pro dengan mekanisme pembayaran secara tunai maupun non tunai. ”Kalau untuk pembelian produk minimal Rp150 ribu akan mendapatkan treatment facial gratis ataupun make over yang ditangani langsung oleh beauty consultam La Tulip dan Lt Pro,” tandasnya. (ing/c1/kyd)


BERITA UTAMA

R ADAR LAMPUNG

Jawa Pos Group





                                                                                                 

                            

                                         

                                             

                                                             

                                          

                                   

                                            

                           

                    

                

                                              

                                

                                          


SABTU, 2 DESEMBER 2017

BERITA UTAMA

5

Jawa Pos Group

PRIHATIN: Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat meninjau tanggul Ploso yang jebol kemarin.

Dhani Diizinkan Pulang, Polisi Belum Tentukan Pemeriksaan Lagi Penasihat Hukum: Klien Kami Kooperatif

JAKARTA – Akhirnya, musisi Ahmad Dhani menghirup udara bebas kemarin. Setelah diperiksa 15 jam oleh penyidik terkait dugaan kasus ujaran kebencian. Dhani berjanji kooperatif dengan penyidik jika ada pemanggilan lagi. Dhani keluar dari ruang penyidikan lantai 3 di Mapolres Metro Jakarta Selatan sekitar pukul 11.00 WIB. Didampingi penasihat hukum, Dhani irit bicara. Dengan mengenakan kemeja hitam, dia berada di belakang salah seorang perwakilan dari keluarga. ’’Saya mengapresiasi polisi ya. Karena bertindak secara profesional dan proporsional,” kata Arist, perwakilan dari keluarga Dhani. Dia menyebutkan, Dhani bakal bersikap kooperatif kepada polisi. Jika ada pemanggilan kembali, lanjutnya, Dhani dipastikan hadir. Dhani tidak akan mangkir. Semua barang bukti telah diserahkan ke polisi. Mulai handphone hingga sim card. Menurutnya, Dhani bakal bersifat terbuka. Dia menyatakan, anggota keluarganya itu tidak ingin mencari musuh. ”Tapi, kami tidak ingin dicubit ya,” tuturnya. Dia tidak bersedia menjelaskan apa maksudnya tersebut. Dia dan romobongan terlihat ingin segera pergi dari polres. ”Sudah ya. Ini mas Dhani belum tidur semalaman,” tambahnya. Salah seorang penasihat hukum Dhani, Hendarsam Marantoko menyebutkan,

pemeriksaan selama 15 jam itu berkutat tentang unggahan Dhani. Total ada 27 pertanyaan yang disuguhkan penyidik kepada pentolan Dewa itu. Dia menuturkan, mengapa Dhani diperiksa begitu lama. Dia dan Dhani menginginkan segala kebutuhan penyidikan segera tuntas. Karena itu, pemeriksaan diperpanjang. Pemeriksaan sempat dihentikan pada Jumat (1/12) pukul 03.00 WIB. Karena Dhani dan penyidik butuh istirahat. Kemudian, dilanjutkan kembali pada pukul 10.00. Kemudian terkait tidak adanya penahanan, Hendarsam menyebutkan, jika pihaknya berhasil meyakinkan kepada para penyidik. ”Bagaimana pun, kami yakinkan bahwa mas Dhani ini akan kooperatif,” ungkapnya. Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombespol Iwan Kurniawan menyatakan bahwa Dhani tidak tahan. Dia menuturkan, hal tersebut merupakan subjektifitas penyidik. Karena yang memiliki kewenangan untuk menahan atau tidak adalah penyidik. Namun, bukan berarti, kasus Dhani berhenti. Mantan Wadirkrimum Polda Metro Jaya itu menyatakan, kasus tetap bergulir. ”Tunggu saja penyidik bagaimana nantinya. Kami masih bekerja juga,” ungkap polisi perwira menengah tersebut. Lantas, apakah Dhani bakal diperiksa kembali? Iwan belum bisa memastikan kapan ada agenda pemeriksaan kembali. Dia mengungkapkan, jika penyidik memerlukan pemeriksaan kembali maka bakal ada pemanggilan lagi. (jpg/c1/fik)

FOTO JPG

Banjir Surut, 10 Masih Hilang Dampak Badai Cempaka di Pacitan PACITAN – Dampak badai Cempaka tidak terelakkan. Hingga kemarin sore (1/12), 20 orang di Pacitan, Jawa Timur, diyatakan tewas akibat terjangan banjir dan longsor. Separo di antaranya masih belum ditemukan. Meski demikian, terjangan banjir tidak berlanjut kemarin sehingga para petugas mulai memiliki ruang untuk mencari korban yang hilang. Komandan Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Pacitan Letkol Aristoteles Lawitang menjelaskan, dari 20 orang, enam di antaranya merupakan korban banjir. Mereka tersebar di dua kecamatan, yakni Pacitan (5) dan Tegalombo (1). Selebihnya merupakan korban yang tertimbun longsoran tanah. Tersebar di Kecamatan Kebonagung (9), Tulakan (3), dan Nawangan (2). Sebagian besar korban merupakan warga senior yang berusia di atas 50 tahun. Namun, ada seorang balita,

Polisi Militer Turun Tangan

“REMATIK PADA LANSIA”

BAGI LANSIA, menderita suatu penyakit sepertinya bukan hal yang aneh. Namun sayang, rasa malas dan bosan akan proses penyembuhannya jarang mereka lawan. Mulai dari alasan ekonomi sampai alasan mengelola waktu untuk berobat. Padahal jika terus menerus didiamkan begitu saja, tak jarang mereka sendiri yang merugi akibat keluhan dari penyakitnya tersebut. Salah satunya warga Tanjung Lubuk, OKI – Sumatera Selatan yang satu ini. “Awalnya saya kira sakit dan linu biasa saja, tapi lama-lama makin sulit disembuhkan, yang ada rasa bosan karena meskipun diobati masih saja terasa. Ternyata setelah konsultasi dengan ahli medis ini salah satu keluhan dari penyakit rematik” Keluh Abukhoir

bisa sampai ke laut. Hingga kemarin sore, tercatat 1.879 warga mengungsi di delapan lokasi. Baik di masjid, sekolah, balai desa, maupun di gedung pertemuan. 1.709 rumah dan 17 fasilitas pendidikan juga dilaporkan rusak. ’’Untuk saat ini, sebanyak 1.174 personil gabungan sudah dikerahkan untuk melakukan penanganan darurat,’’ lanjut Sutopo. Namun, untuk saat ini Alat berat belum dapat menjangkau lokasi longsor. Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah hadir di Pacitan untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat. BNPB menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp500 juta untuk operasional penanganan darurat. Untuk bantuan, BPBD Jawa Timur memberikan selimut, sarung, paket sandang, peralatan kesehatan, seragam sekolah, lampu emergency, jerigen lipat, dan tujuh unit perahu karet. Sementara, Dinas Sosial Jawa

Timur memberikan bantuan lauk pauk dan matras. Dinas Kesehatan Jawa Timur juga ikut memberikan bantuan perahu karet, makanan penambah air susu ibu, makanan untuk anak-anak, polybag, kaporit, paket obat-obatan, dan kebutuhan lainnya. Dinas PU Jawa Timur memberikan bantuan 2 alat berat. Beruntung, masyarakat Pacitan memiliki solidaritas yang tinggi. Masyartakat yang tidak terdampak ikut membantu di dapur umum, bahkan ikut memberi bantuan makanan kepada pengungsi. ’’Logistik mencukupi hingga tujuh hari ke depan, dan sekolah diliburkan untuk sementara waktu,’’ tambah Sutopo. Bencana di Pacitan juga mendapat perhatian Kementrian Sosial. Kemarin (1//12) Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan santunan kepada ahli waris di Pendopo Kabupaten Pacitan. Dalam kesempatan itu Khofifah mengucapkan bela sungkawa kepada kelurga ahli waris korban banjir bandang dan tanah longsor. (jpg/c1/fik)

Geger Pesawat TNI-AU Angkut Miras

Info Sehat Hari Ini: mengawali perbincangan kami pada awal Mei lalu. Menurut penelitian penyakit rematik yang menahun (kronis) dapat menimbulkan cacat pada bagian tubuh yang terkena. Disamping itu, banyak orang yang beranggapan bahwa penyakit merupakan salah satu akibat dari sering mandi pada malam hari, akibat cuaca dingin ataupun sering berada di dalam ruangan ber-AC. Itu semua hanya mitos belaka. Istilah rematik berasal dari kata rheumaticos (Yunani) yang berarti cairan busuk yang berasal dari otak kemudian menyebar ke sendisendi dan berbagai anggota tubuh serta menimbulkan rasa nyeri. Lanjut cerita, kakek 2 cucu yang akrab disapa Buher itu pun tak ingin rasa nyeri dan linu yang kerap menggangu kesehariannya yang saat ini sedang gemar berkebun itu. Dan beruntunglah ia sempat membaca berita di koran akan solusi sehat secara alami untuk mengatasi rematik, yakni dengan cara mengkonsumsi rampahoni secara rutin. Rampahoni ialah ramuan herbal yang menggunakan Buah Mahoni sebagai bahan baku utamanya, yang kemudian dipadukan dengan rempah-rempah lainnya sehingga berkhasiat dengan rasa yang enak di lidah. Dari hasil penelitian para ahli herbal, Buah Mahoni memiliki kandungan

Fitri Ayu (3), ikut tewas tertimbun longsoran. ’’Saat ini, banjir sudah mulai surut. Hujan ada, tapi gerimis,’’ terang Dandim 0801/Pacitan itu saat dikonfirmasi kemarin sore. Kondisi tersebut menambah ruang bagi aparat untuk mencari para korban yang masih belum ditemukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hujan yang berakibat banjir di Pacitan memang cukup tinggi intensitasnya. Curah hujan tercatat 383 mm, mengacu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tersebut tergolong tinggi. ’’Posisi siklon tropis Cempaka dekat dengan daratan, hanya sekitar 23 kilometer di selatan Pacitan,’’ terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Dampaknya, gelombang laut ikut meninggi. Sungai di Pacitan yang bermuara di Samudera Hindia meluap karena air dari hulu tidak

yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya kandungan Flavonoid dan Saponinnya yang dapat bersifat analgesik atau penghilang rasa nyeri. “Semenjak mengkonsumsi Rampahoni secara rutin selama kurang lebih 2 minggu kini keluhan rematik saya sudah bisa teratasi. Saya pun akhirnya dapat berkebun dan menikmati masa pensiun ini dengan nyaman. Tubuh saya semakin sehat dan bugar. Bagi saudara/-i yang mempunyai keluhan penyakit, minumlah Rampa honi!” Pungkasnya sambil menyarankan. Kandungan Saponin dan Flavonoid pada Buah Mahoni juga berguna untuk melancar kan peredaran darah, terutama untuk mencegah tersumbatnya saluran darah, mengurangi kadar kolesterol dan penimbu nan lemak pada dinding pembuluh darah, dapat mengo bati rematik dan dapat berfungsi sebagai antiperada ngan pada dinding lambung dan antibakteri bagi Helicoba cter Pylori, yakni bakteri penyebab penyakit maag. Rampahoni sudah tersedia di Apotek dan Toko Obat terdekat di kota anda. Untuk info lebih lanjut silakan hubungi 0812-1472-3003. Dinkes P-IRT: 5133203041184.20.

JAKARTA – Penemuan 797 botol miras jenis Vodka di pesawat angkut TNI-AU C-130 Hercules, Rabu (29/11),

tengah diselidiki oleh Polisi Militer Angkatan Udara (POM TNI-AU). Anggota yang terbukti terlibat dalam

penyelundupan tersebut akan mendapatkan sanksi tegas. Dalam pernyataannya kemarin (1/12), Kepala Dinas

Penerangan TNI-AU Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya mengungkapkan bahwa POM tengah menyelidiki dugaan oknum masyarakat yang membawa barang terlarang tersebut masuk Wamena, Papua. ’’Ini tentunya sangat merugikan nama baik TNI-AU,” katanya. Ke-797 botol miras tersebut diselundupkan dalam ember cat. Dibawa dalam penerbangan Hercules dari Merauke ke Wamena. Pesawat tersebut tengah dalam misi mengangkut logistik ke pedalaman Papua. Misi tersebut merupakan bagian dari permintaan Pemprov Papua agar TNI-AU memberikan dukungan angkutan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Jemi menjelaskan, karakter utama pesawat C-130 Hercules identik dengan misi-misi kemanusiaan (civic mission). Jemi mengatakan ada kemungkinan oknum masyarakat sipil yang membawa dan menyelundupkan miras tersebut. “Tapi jika ada oknum TNI AU yang terlibat, akan segera ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” kata Jemi. Jemi juga mengutip pesan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto bahwa seluruh Pangkotamaops dan Danlanud agar tidak bermain-main dengan angkutan udara. “Karena apabila diketahui ada yang bermain, maka konsekuensi personel tersebut akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku,” pungkas Jemi. (jpg/c1/fik) PERUSAHAAN YANG SEDANG BERKEMBANG MEMBUTUHKAN TENAGA: 1.OPERASIONAL OFFICER 2.MARKETING EXECUTIVE 3.SALES TO 4.SALES CANVASSER 5.ACCOUNTING 6.ADM PENJUALAN 7.STAF PRODUKSI SYARAT: 1. Pria/Wanita (1-7) 2. Memiliki SIM A (1) 3. Memiliki SIM C (1,2,3,4) 4. Memiliki Loyalitas kerja tinggi dan bertanggung jawab (1-7) 5. Bersedia ditempatykan di wilayah Bandar Lampung dan Palembang (2-6) 6. Menguasai MS.Office 7. Fresh Graduate (1-7) Kirim surat lamaran , biodata,foto kopi KTP dan Foto serta dokumen pendukung lainya dan kirimkan ke alamat;

CV.SENA JAYA Jl.Harapan Gg.Cempaka No.59 (masuk dari telkom Sultan Agung wayhalim)

Telp: 082280211841 email :hrd.senajaya@gmail.com


6

SABTU, 2 DESEMBER 2017

BANDA ACEH - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar tidak memilih pemimpin, khusus-nya kepala daerah karena uang. “Jangan pilih pemimpin karena uang. Pilihlah pemimpin karena track record-nya yang baik,� kata Zulkifli Hasan pada acara Kongres III Himpunan


7

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Futsal Masuki Babak Semifinal BANDARLAMPUNG – Pertandingan cabang futsal pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung VIII yang berlangsung di Interganda Futsal Arena (IFA) memasuki babak semifinal hari ini. Pada babak empat besar itu, Bandarlampung melawan Metro dan Tulangbawang kontra Pringsewu. Bandarlampung adalah juara grup A dan Metro runner-

up grup B. ’’Bandarlampung tim kuat. Karena itu, saya menginstruksikan anak-anak tampil all out,” kata Moses, pelatih tim futsal Metro. Menurut Moses, timnya maupun Bandarlampung sama-sama mengincar medali emas. So, tak berlebihan laga yang memperebutkan tiket final itu bakal berjalan seru. ’’Intinya, kami siap menghadapi laga besok

(hari ini, Red),” tegasnya. Sementara itu Nanot Maryono, pelaksana pertandingan futsal menyebut Bandarlampung dan Metro layak bertemu di final. ”Kedua tim layak bertemu di final. Tapi apa boleh buat mereka harus saling jegal di semifinal. Semifinal digelar besok (hari ini, Red). Finalnya Senin, 4 Desember,” jelasnya. (ewi/c1/ewi)

Laga Cabang Wushu Berakhir, WI Lampung Songsong Kejurnas BANDARLAMPUNG – Laga cabang wushu pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung VIII berakhir 30 November lalu. Bandarlampung berhasil keluar sebagai juara umum dengan 13 medali emas, 14 perak, dan sembilan perunggu. Berikutnya Pesawaran di posisi runner-up dengan delapan emas, dua perak, dan delapan perunggu. Peringkat ketiga ditempati Metro dengan tujuh emas, enam perak, dan 13 perunggu. Selanjutnya Lampung Barat berada di urutan keempat dengan empat emas, empat perak, dan sembilan perunggu. Lampung Selatan menyusul di peringkat kelima dengan tiga emas, enam perak, dan 12 perunggu. Ketua Umum WI (Wushu Indonesia) Lampung Indra Halim menilai cabang olahraga yang dihelat di Mall Boemi Kedaton sejak 27 November lalu itu berjalan sukses. Ini tak lepas dari dukungan banyak pihak. Terutama Pemprov dan KONI Lampung yang telah memasukkan wushu dalam daftar cabang olahraga resmi pada Porprov VIII. ”Pasca berakhirnya laga cabang wushu, kami akan melakukan evaluasi dan menggembleng atlet-atlet yang menjadi juara pada Porprov VIII. Sebab even-even nasional sudah menanti. Misalnya di tahun depan, PB Wushu Indonesia akan mengadakan kejurnas (kejuaraan nasional),” ujar Abun –sapaan akrab Indra Halim. Di sisi lain, Abun menyambut positif rencana Pemkab Pesawaran membangun sasana wushu. ”Kami berterima kasih kepada Pemkab Pesawaran yang berencana membangun sasana wushu. Keberadaan sasana wushu sangat membantu pembinaan,” ujar dia. Terpisah, Bupati Pesawaran Dendi Romadona mengungkapkan pihaknya berencana membangun gelanggang olahraga (GOR) di Gedongtataan. ”Insyallah tahun depan kami akan membangun GOR di Gedongtataan,” terangnya. Dendi juga mengapresiasi prestasi atlet-atlet wushu Bumi Andan Jejama—julukan Pesawaran pada Porprov VIII.”Saya bangga dengan prestasi atlet-atlet wushu Pesawaran pada Porprov VIII. Tapi ingat jangan larut dalam euforia kemenangan. Kembali berlatih dengan keras. Karena banyak even nasional yang menanti,” tegasnya. (rls/c1/ewi)

PENYERAHAN MEDALI: Hannibal, kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung (dua dari kiri), bersama Indra Halim, ketua umum WI Lampung, saat upacara penyerahan medali kepada atlet wushu di Mal Boemi Kedaton. FOTO HUMAS KONI LAMPUNG FOR RADAR LAMPUNG

PORPROV, AJANG EVALUASI PEMBINAAN BANDARLAMPUNG – Ditandai dengan pemukulan gong oleh Hannibal, ketua umum Forki (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) Lampung, cabang karate pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Lampung VIII mulai dipertandingkan kemarin (1/12) di GOR Saburai, Bandarlampung. ’’Porprov merupakan ajang evaluasi terhadap pembinaan yang dilakukan pengurus cabor (cabang olahraga) di tingkat kabupaten/kota. Jika karatekanya berprestasi bagus, maka pembinaan berjalan dengan baik,” jelas Hannibal dalam sambutannya. Hannibal melanjutkan, di ajang yang lebih tinggi dari Porprov, prestasi kareteka Lampung patut diacungi jempol. Misalnya pada kejuaraan nasional karate antar PPLP ( Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) yang berlangsung di Padang, Sumatera Barat, 6-11 Agustus 2017. Lampung meraih lima medali emas dan satu perunggu. ”Bahkan pada SEA Games ke-17 di Malaysia, karateka Lampung Suryadi mempersembahkan perunggu untuk Indonesia,” bebernya. Sementara ketua pelaksana laga cabang karate Fahlevi menjelaskan jumlah peserta 383 karateka. Mereka berasal dari 15 kabupaten/kota. ”Total ada 35 medali emas, 35 perak, dan 106 perunggu yang diperebutkan,” ungkapnya. Lantas bagaimana hasil di hari pertama? Di nomor kata perorangan putra kategori junior, emas diraih Ocniel

MULAI DIPERTANDINGKAN: Ketua Umum Forki Lampung Hannibal membuka laga cabang karate kemarin. FOTO HUMAS KONI LAMPUNG FOR RADAR LAMPUNG

Juandi Simarmata asal Metro. Perak jatuh ke tangan M. Tegar Satria Wibowo (Mesuji). Perunggu menjadi milik M. Ardian Oktaviano (Lampung Tengah)

dan Ardi Riyanto (Lampung Timur). Kemudian, di nomor kata perorangan putri kategori junior, emas dibawa pulang Jannah Pitri (Lampung Selatan). Perak

direbut Septriani (Lampung Utara). Perunggu diraih Dini Maharani (Tanggamus) dan Alifa Vinka Agista (Lampung Utara). (ewi/c1/ewi)


OLAHRAGA

8

SABTU, 2 DESEMBER 2017

BANDARLAMPUNG MENJAUH

PEROLEHAN MEDALI SEMENTARA No. 1. 2. 3, 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Kontingen Emas Bandarlampung 43 Pringsewu 27 Pesawaran 19 Lampung Selatan 14 Lampung Barat 13 Metro 12 Lampung Utara 8 Lampung Timur 9 Tanggamus 7 Lampung Tengah 2 Waykanan 1 Pesisir Barat 1 Tulangbawang Barat 1 Tulangbawang Mesuji -

Sumber: Bidang Humas dan Publikasi PB Porprov VIII

Perak Perunggu 42 28 14 29 11 22 16 26 19 26 15 33 8 14 4 10 8 13 3 7 3 5 1 1 2 6 Hingga Kemarin Pukul 20.00 WIB

BANDARLAMPUNG Bandarlampung memperlebar gap dengan kabupaten/ kota lain di klasemen perolehan medali Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VIII. Hingga kemarin (1/12), Bandarlampung mengoleksi 33 emas, 45 perak, dan 25 perunggu. Diikuti Pringsewu di posisi kedua dengan 25 emas, 10 perak, dan 19 perunggu. Kemudian peringkat ketiga ditempati Pesawaran dengan 18 emas, 10 perak, dan 21 perunggu. Dari sekian cabang olahraga yang dipertandingkan kemarin, renang menyumbangkan medali terbanyak bagi Bandarlampung. Lima emas, lima perak, dan satu perunggu. ”Cabang renang diikuti 104 perenang dengan komposisi 58 putra dan 46 putri. Mereka berasal dari 10 kabupaten/kota. Metro paling banyak mengirimkan perenangnya. Jumlahnya 23 perenang. Disusul Bandarlampung sebanyak 20 perenang,” jelas technical delegate cabang renang Umar Wardoyo.

FOTO RIZKY PANCHANOV/RADAR LAMPUNG

LOLOS KE FINAL: Laga semifinal basket putra antara Pesawaran melawan Lampung Barat di GOR Sumpah Pemuda, PKOR Wayhalim, kemarin. Pesawaran keluar sebagai pemenang. Dengan demikian, Pesawaran lolos ke final untuk menghadapi Bandarlampung, hari ini.

Yang menarik, sambung Umar, dari 104 perenang, beberapa diantaranya tergolong senior. Seperti Ajeng Perwito Sari dan Ridho Heramatja. Lalu Halimatus Sa’diyah, Jodi, dan Yoga Luis Sagita, alumnus Pekan Olahraga Nasional 2016. ” Ajeng pernah meraih medali emas

pada Porwil 2015. Kemudian ada tiga atlet PON tahun 2016 yang juga ambil bagian pada Porprov kali ini,” bebernya. Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Bamdarlampung Rahmudin mengatakan selain renang gulat juga mempersembahkan cukup banyak medali.”Hari ini (kemarin,

Jangan Boring! LONDON – Strategi parkir bus Jose Mourinho melawan klub pesaing Manchester United di big six. Ditambah rekor sempurna Arsenal dalam tujuh laga kandang di Premier League musim ini. Dua hal itu mengindikasikan bahwa laga Arsenal versus Manchester United di Emirates Stadium dini hari nanti (siaran langsung RCTI/ beIN Sports 1 pukul 00.30 WIB) tidak akan menjadi Battle of the Buffet. Battle of the Buffet adalah julukan yang diberikan media Inggris dalam pertemuan superpanas United versus Arsenal di Old Trafford pada 24 Oktober 2004. Laga yang dimenangi Setan Merah dengan skor 2-0 diwarnai pelanggaran yang luput dari pengamatan wasit Mike Riley. Belum lagi insiden pertengkaran pemain di lorong ruang ganti setelah pertandingan plus lemparan pizza yang diklaim mengenai Sir Alex Ferguson, pelatih United kala itu. Dalam konferensi pers

tadi malam WIB, Mourinho pun mengisyaratkan bahwa bentrok Arsenal versus United ke-227 tersebut bakal boring. Mourinho memilih film tenis Borg McEnroe yang dirilis September lalu sebagai inspirasinya. ’’Pelatih Borg berkata kepadanya: ’pikirkan hanya satu poin’. Dan, itulah yang harus kami pikirkan (saat menghadapi Arsenal),” ungkapnya, sebagaimana dilansir Manchester Evening News. The Special One, tampaknya, tidak peduli kalau dirinya belum pernah mampu menaklukkan pelatih Arsenal Arsene Wenger sejak menakhodai United. Musim lalu, dari dua kali pertemuan di Premier League, Mourinho harus puas dengan hasil seri 1-1 di Old Trafford dan takluk 0-2 di Emirates Stadium. Mourinho seolah-olah tak memedulikan gap poin yang melebar dengan Manchester City pada matchweek ke-15 ini seandainya pulang tanpa tiga poin dari kandang Arsenal. United saat ini tertinggal delapan poin (32-40) dari City yang diuntungkan dengan hanya menjamu West Ham Minggu malam (3/12). (jpg/c1/ewi)

Red) cabang gulat menyumbang tiga emas. Cabang karate juga menyumbang tiga emas. Cabang judo lebih banyak, menyumbang empat emas. Lalu cabang panjat tebing menyumbang dua emas, dan cabang tenis meja satu emas,” ungkapnya. Menurut Rahmudin, pe-

luang menambah perolehan medali masih terbuka. ”Di cabang tinju, renang, atletik, judo, dan basket, atlet kita berpeluang meraih emas,” tuturnya. ”Target kita meraih 100 medali emas. Artinya, ada 67 medali emas yang masih kita,” imbuhnya. (abd/ c1/ewi)

Grup Argentina Paling Alot MOSKOW - Bisa dibilang, tak ada ’’grup neraka” di Piala Dunia 2018. Berdasarkan hasil undian di Moskow tadi malam WIB, di atas kertas, delapan tim pot 1 yang tersebar di grup A hingga H tidak akan sulit melaju. Mungkin hanya grup D yang bisa dibilang paling alot. Argentina memang menjadi unggulan. Namun, mereka akan bersua tiga tim yang bisa mengejutkan: Islandia, Kroasia, dan Nigeria. Islandia bahkan sudah mengguncang dunia ketika mampu menembus perempat final Euro 2016 dengan mengalahkan Inggris di perdelapan final. Sedangkan Nigeria bahkan sukses menundukkan Argentina 3-1 dalam uji coba di Krasnodar, Rusia, bulan lalu (14/11). Tetapi ingat, dengan kekuatan materi, pengalaman di turnamen besar, dan sentuhan sang pelatih, Jorge Sampaoli, Argentina tetap harus diperhitungkan. Ingat, di Piala Dunia 2002, Brasil juga tertatih-tatih di fase kualifikasi. Tapi, begitu memasuki putaran final bablas hingga akhirnya juara. Grup B juga sedikit panas karena ada Portugal dan Spanyol. Namun, dua pesaing mereka ”hanyalah” Maroko dan Iran. Dengan peraturan dua tim yang lolos di tiap grup, melihat kekuatan, prestasi, dan tampilan terakhir mereka, sulit membayangkan Portugal atau Spanyol gugur di fase grup. Inggris yang menghuni pot 2 sebelum undian diramalkan bakal bersua salah satu tim di pot satu: Jerman, Brasil, dan Argentina. Tetapi, The Three Lions malah satu grup bersama Belgia, Panama, dan Tunisia di grup G. Bagi pelatih Inggris, Gareth Sotuhgate, Piala Dunia kali ini menjadi tempat pas bagi Harry Kane untuk membuktikan ambisi menjadi striker nomor satu dunia. ”Memang, mayoritas penampilan seorang pesepakbola dinilai saat berkostum klubnya. Namun, pada akhirnya, sumbangsih paling besar adalah saat mampu melakukan sesuatu yang berarti bagi negara di turnamen besar,’’ ucap Southgate kepada BBC. Bagaimana dengan juara bertahan Jerman? Mereka tampaknya tidak akan terlalu berkeringat untuk menjadi juara grup F. Sebab, mereka ”hanya” akan berhadapan dengan Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan. ”Tujuan utama kami mempertahankan gelar edisi sebelumnya,” ucap pelatih Jerman Joachim. (jpg/c1/ewi)


SABTU, 2 DESEMBER 2017

POLITIKA

R ADAR LAMPUNG

9

Cagub PDIP Dibebani Biaya Saksi Bisa Capai Miliaran Rupiah BANDARLAMPUNG – Calon gubernur (cagub) yang akan diusung oleh PDI Perjuangan harus menanggung biaya saksi. Tidak hanya di tempat pemungutan suara (TPS), tetapi juga penghitungan suara di panitia pemilihan kecamatan (PPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten/kota, hingga KPU provinsi. Data yang dihimpun Radar Lampung, biaya saksi bisa mencapai miliaran rupiah. Asumsinya, TPS pilgub di kisaran 15 ribu lebih. Jika per TPS sebanyak 2 saksi dan dibayar Rp100 ribu per saksi, maka bisa men-

capai Rp3 miliar. Belum lagi saksi di kecamatan (PPK) dan pleno di KPU kabupaten/kota dan tingkat provinsi. ”Tentunya calon-calon akan bertangungjawab membiayai saksi. Seperti komitmen di awal, itu tidak akan berubah,” kata Wakil Ketua DPD PDIP Lampung Watoni Noerdin kepada koran ini, Jumat (1/12). Ketua tim penjaringan dan penyaringan kepala daerah PDIP Lampung ini menjelaskan, para saksi merupakan ujung tombak dalam memantau proses pemungutan dan penghitungan suara. Baca | CAGUB | Hal. 10

Fauzan-Akhmadi Kurang Tiga Kursi

FOTO IST

JELANG MUNASLUB: Ketua DPD Partai Golkar Lampung bersama hampir seluruh ketua DPD PG se-Indonesia saat bertemu Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, dan Menperin Airlangga Hartarto jelang Munaslub Gokar. Pertemuan maraton digelar di Bogor dan Jakarta pada (30/11) malam.

Golkar Lampung Dukung Airlangga di Munaslub BANDARLAMPUNG - Partai Golkar (PG) bersiap melaksanakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mencari ketua umum baru pasca penahanan Setya Novanto (Setnov) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. Jajaran pimpinan DPD I PG

se-Indonesia pun sudah berkonsolidasi, Kamis (30/11). Tak hanya bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), pimpinan 30 DPD I juga bersilaturahmi dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang digadang-gadang menggantikan Setnov.

Ketua DPD I PG Lampung Arinal Djunaidi yang ikut dalam silaturahmi tersebut mengatakan, pertemuan dengan Jokowi sebagai penanggung jawab pemerintah dan pembina politik di Indonesia. Di mana, PG saat ini mendukung pemerintahan Jokowi-JK. ”Kami bersilaturahmi dan sam-

paikan harapan. Saat ini, Golkar dalam keadaan semangat dan solid, meskipun kami tidak mengesampingkan persoalan ketua umum (Setnov),” kata Arinal kepada Radar Lampung melalui telepon genggamnya, Kamis malam. Baca | GOLKAR | Hal. 10

FAUZAN SYA’IE DAN AKHMADI SUMARYANTO

KOTAAGUNG – Koalisi partai politik (parpol) untuk mengusung calon kepala daerah terus dimatangkan di Pilkada Tanggamus 2018. Koalisi pilgub antara Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ternyata juga berlaku di Pilkada Tanggamus. Koalisi NasDem-PKS disebut bakal mengusung pasangan Fauzan Sya’ie dan Akhmadi Sumaryanto. Diketahui, Fauzan merupakan mantan bupati Tanggamus. Se-

dangkan Akhmadi adalah wakil ketua DPW PKS Lampung yang juga anggota DPRD Lampung. Pasangan ini juga sudah mantap maju dari jalur parpol dan tak mendaftar dari jalur independen. “Tidak ada opsi untuk jalur perseorangan, saya bersama pak Fauzan optimis mendapatkan perahu dari parpol,” ujar Akhmadi kepada Koran ini, kemarin. Baca | FAUZAN | Hal. 10


10

POLITIKA

R ADAR LAMPUNG

Cagub...

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Sambungan dari Hal. 9

Karena itulah, mereka akan mulai mendapatkan pelatihan dalam melakukan pekerjaannya sebagai saksi pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 27 Juni 2018. Hari ini (2/12) di Hotel Nusantara Syariah, sekitar seratus kader PDIP dari 15 kabupaten/kota akan mendapatkan pendidikan untuk badan saksi dalam bentuk training of trainer (ToT). Tidak hanya untuk pilgub, tetapi juga Pemilihan Bupati Lampung Utara dan Tanggamus, serta Pemilihan Umum 2019. Peserta ToT ini kemudian akan memberikan pelatihan lanjutan di tingkat kabupaten/kota. Tak tanggung-tanggung, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto juga diagendakan mengisi pelatihan saksi, besok (3/12). ”Pak Hasto akan mengisi materi, kemudian menutup acara,” kata Watoni sembari menegaskan bahwa kehadiran Hasto besok (3/12) bukan untuk memberikan rekomendasi terhadap bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Lampung. Soal saksi di lapangan, Watoni menjelaskan bahwa output pelatihan besok agar mereka bertanggungjawab terhadap partai. Para saksi juga harus kritis di dalam menyikapi situasi yang terjadi pada saat pemungutan dan penghitungan suara. Selain itu, saksi harus mengetahui aturan main sehingga jika ada pelanggaran, maka dapat melakukan protes terhadap penyelenggara. (dna/c1/gus)

Golkar...

Sambungan dari Hal. 9

Dalam pertemuan itu, kata Arinal, presiden memberikan arahan agar PG menjaga stabilitas agar tidak berdampak negatif terhadap kondisi perpolitikan dan ekonomi nasional. Jokowi pun meminta PG untuk meningkatkan konsolidasi dan memajukan kader terbaik dalam proses munaslub. Arinal menjelaskan, dengan segala pertimbangan, PG memang akan segera menggelar munaslub. Karena, bulan ini merupakan waktu-waktu genting dalam tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 27 Juni 2018. Supaya tidak mengganggu tahapan pilkada, maka munaslub tidak lebih dari medio Desember. Sedangkan JK juga berharap agar dalam situasi ini, seluruh lini PG tidak menciptakan kondisi yang tidak menguntungkan. Maka tidak ada pilihan lain bagi partai beringin ini selain menggelar munaslub secepatnya. Karena Airlangga sebagai kader PG yang ada dalam pemerintahan Jokowi, maka dia layak didorong. ”Kebersamaan juga penting menurut wapres. Karena kebersaaman bisa menciptakan Golkar lebih baik. Dan beliau mengharapkan agar bagaimana munaslub ini dapat dilaksanakan dengan baik dan dicari waktu yang tepat pelaksanaannya,” ujar Arinal. Sementara, Airlangga yang merupakan Koordinator Bidang Ekonomi DPP PG juga merapat dalam makan siang rombongan DPD I PG di Bogor, Jawa Barat. Arinal pun menyambut konsolidasi untuk mendukung Airlangga dalam munaslub mendatang. ”Beliau (Airlangga) itu kan pengurus DPP juga. Jadi kita juga memasukkan beliau sebagai salah satu prioritas yang akan menjadi kandidat (ketua umum PG). dan kita harapkan beliau juga bisa terpilih. Yang berkembang di kalangan DPD I itu memang adalah Airlangga Hartarto,” terangnya. (dna/ p2/c1/gus)

FOTO RIZKY PANCHANOV/RADAR LAMPUNG

BAHAS DAPIL: Ketua KPU Bandarlampung Fauzi Heri saat memimpin rapat penataan daerah pemilihan (dapil) Pemilu 2019 di Hotel Nusantara, Bandarlampung, pada (30/11).

Minta Kesetaraan Nilai Kursi Usulkan Enam Dapil Baru

BANDARLAMPUNG – Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Pemilu) mengamanahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menata daerah pemilihan (dapil). Tetapi, KPU membuka ruang dalam focus group discussion (FGD) dengan mengundang para pemangku kepentingan termasuk partai politik (parpol) untuk memberi masukan. Ketua Komisi I DPRD Bandarlampung Nu’man Abdi mengatakan, menyangkut penataan dapil, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada KPU. Hal ini karena hal tersebut sudah dalam diatur dalam undang-undang. Nu’man hanya meminta kepada KPU Bandarlampung agar mempertimbangkan prinsip-prinsip penataan dapil. Sementara, Ketua KPU Bandarlampung Fauzi Heri mengatakan, sudah menyampaikan dalam forum terbuka di KPU se-Indonesia di Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu. yaitu terkait persoalan yang dialami di Bandarlampung menyusul mutasi penduduk sehigga prinsip penataan dapil terlanggar. Secara lisan, KPU RI meminta KPU Bandarlampung untuk mengubah dapil dengan varianvarian disertai alasan.

Dimana, KPU Bandarlampung mengusulkan enam dapil baru. Usulan tersebut diputuskan bersama parpol untuk diajukan ke KPU RI melalui KPU Lampung. Sebelumnya, KPU Bandarlampung telah merumuskan dua usulan perubahan dapil, yang akan dibahas bersama parpol. Pemilu 2014, Dapil di Bandarlampung ada enam. Dapil satu (Kedaton, Tanjungsenang, Labuhan Ratu, dan Rajabasa) dengan total 235.620 penduduk yang dialokasikan dalam 10 kursi DPRD. Dapil dua (Sukarame, Sukabumi dan Wayhalim) dengan total penduduk 217.759 yang dialokasikan dalam 9 kursi. Dapil tiga (Panjang dan Bumiwaras) total penduduk 143,744 yang dialokasikan dalam 6 kursi DPRD. Dapil empat (Telukbetung Utara, Telukbetung Selatan, Telukbetung Barat dan Telukbetung Timur) dengan total penduduk 197,860 yang dialokasikan dalam 8 kursi DPRD. Dapil lima (Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang Timur, Enggal, dan Kedamaian) dengan jumlah penduduk 189,930 yang dialokasikan dalam 8 kursi DPRD. Dapil enam (Kemiling, Langkapura dan Tanjungkarang Barat) dengan total penduduk 190,484 yang dialokasikan dalam 8 kursi DPRD. “Total penduduk 1.175.397 dengan 49 kursi DPRD,” kata Fauzi.

Ada beberapa perbedaan dari Dapil lama dengan yang akan diusulkan, meskipun jumlahnya sama. Pada Dapil satu usulan berubah menjadi tiga kecamatan, (Kedaton, Way Halim dan Labuhan Ratu). Dapil dua tetap tiga kecamatan, namun berubah formasi menjadi Sukarame, Sukabumi dan Tanjungsenang. Dapil tiga menjadi tiga kecamatan, (Panjang, Bumiwaras dan Kedamaian). Dapil empat tetap pada data yang lama. Sementara Dapil lima menjadi Tanjungkarang Pusat, Tanjungkarang Timur, Enggal, dan Tanjungkarang Barat. Setiap Dapil pada usulan ini memiliki delapan kursi DPRD. “Sehingga ada perubahan alokasi kursi, dari 49 menjadi 48, alokasi sisa kursi dari 49 menjadi 50,” kata dia. Pada rapat kerja penyusunan dapil itu, KPU Kota Bandar Lampung mengusulkan dua perubahan, yaitu menjadi enam dapil dengan perubahan formasi dan tujuh dapil. Namun, rapat kerja tersebut menerima enam Dapil dengan perubahan formasi. “Namun, ini hanya usulan, yang menetapkan tetap KPU RI,” kata Fauzi. Nantinya, pada 17 Desember KPU RI secara resmi akan mengeluarkan Data Agregat Kependudukan (DAK). Melalui data itu, pembagian Dapil akan diselesaikan. (dna/c1/gus)

75.487 Warga Terancam Tak Bisa Memilih KOTAAGUNG – Sebanyak 75.487 pemilih di Tanggamus terancam tak bisa menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2018. Hal itu lantaran mereka belum melakukan perekaman kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP) sebagai syarat untuk menggunakan hak pilih di pilkada. Namun, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) setempat meyakinkan data wajib KTP tetapi belum melakukan perekaman itu bakal terus berkurang. Kepala Disdukcapil Tanggamus Syarif Husin melalui Kabid Kependudukan Riza Husna mengatakan, Disdukcapil akan jemput bola melakukan perekaman E-KTP.

Menurut Riza, memang jumlah wajib KTP yang belum melakukan perekaman per Agustus lalu berdasarkan data KPU Lampung berjumlah 85.339. namun jumlah tersebut saat ini menurutnya menurun di angka 75.487 terhitung per November 2017. Itu artinya dalam kurun waktu empat bulan warga yang telah melakukan perekaman berjumlah 9.852, orang dan itu akan terus meningkat tiap harinya mengingat jemput bola perekaman ditiap kecamatan terus dilakukan. “Kami terus berlakukan jemput bola di setiap kecamatan. Tim juga telah turun langsung kecamatan tersebut diantaranya kecamatan Pulau Panggung, Sumberejo, Gisting, Wonosobo, Semaka,

Gunung Alip, Air Naningan, dan Kelumbayan serta kecamatan yang lain,” kata Riza Husna. Kendala lain terhambatnya proses pengiriman data perekaman ke pusat, lanjut Riza, dikarenakan awal November lalu ada penambahan server di pusat sehingga data hasil perekaman sempat terhambat, akan tetapi saat ini keadaan sudah berangsur normal dan server pusat telah berfungsi seperti sedia kala. “Itu artinya, proses pengiriman data kita sempat offline, dan Alhamdulillah saat ini sudah normal kembali, dan kita harapkan data dapat terkirim sehingga dapat segera dicetak,” ujarnya. (ehl/p2/c1/gus)

Fauzan... Keyakinan mendapatkan perahu parpol, lanjut Akhmadi, didasari oleh komunikasi yang intens dengan sejumlah parpol ditambah dengan yakni mendapat rekomendasi dari NasDem. “Kalau PKS kan sudah memutuskan saya dengan pak Fauzan. Sementara untuk

Sambungan dari Hal. 9 NasDem tinggal menunggu pengumuman resmi, kalau secara personal sudah yakni Pak Fauzan,” ungkapnya. Kolaborasi antara NasDem dan PKS sendiri memang belum cukup untuk mengusung Fauzan-Akhmadi. Sebab masih kurang tiga kursi lagi.

Untuk memenuhi kuota tersebut maka perlu adanya dukungan dari beberapa parpol lagi. Akhmadi sendiri mengaku jika Fauzan dan dirinya sudah menjalin komunikasi cukup intensif dengan beberapa parpol seperti Hanura, PAN, dan Golkar.

“Ya, komunikasi dengan parpol lain tetap terjalin. Harapan kami bisa mendapat rekom dari Golkar, PAN dan Hanura,” ujar Akhmadi. Kemudian terkait deklarasi dukungan, Akhmadi mengaku masih menunggu kecukupan parpol. “Biar parpol saja nanti

yang mengumumkan. Insya Allah cukup,” pungkasnya. Diketahui, NasDem dan PKS masingmasing 3 kursi. Sedangkan syarat mengusung calon adalah 9 kursi sehingga Fauzan-Akhmadi masih kurang 3 kursi. (ral/rnn/c1/gus)


POLITIKA

11

SABTU, 2 DESEMBER 2017

NPHD Belum Beres, Pemerintah Panggil Bupati JAKARTA – Berlarutnya proses penyelesaian naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) pengawas pilkada membuat pemerintah mengambil langkah tak biasa. Rencananya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memanggil kepala daerah yang tak kunjung menyelesaikan gelaran yang masuk program strategis nasional tersebut. ’’Bupatinya diundang ke Jakarta Selasa mendatang (5/12),” kata pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri Syarifuddin saat dihubungi kemarin (1/12). Dua daerah yang belum menyelesaikan NPHD pengawas itu adalah Kabupaten Aceh Selatan (Provinsi Aceh) dan Kabupaten Rotendao (Nusa Tenggara Timur). Pemerintah akan mempelajari kendala proses NPHD sekaligus mencari jalan keluar. Sebelumnya Kemendagri menyerahkan mediasi penyelesaian NPHD untuk pilkada kabupaten/kota kepada pemerintah provinsi masing-masing. Namun, karena permasalahan tak kunjung selesai, pemerintah pusat turun langsung. Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar berharap panggilan tersebut bisa menyelesaikan persoalan dana pengawasan pilkada. Sebab, persoalan itu sudah sangat berlarut-larut. Padahal, tahapan pilkada sudah akan memasuki pendaftaran pasangan calon. ”Dalam rapat dengar pendapat kemarin, Kemendagri berjanji memanggil kepala daerah,” kata dia di kantor KPU Jakarta kemarin. Fritz meminta Kemendagri bertindak tegas sekaligus mencari solusi atas situasi tersebut. Menurut dia, jika panwas kabupaten/kota tidak memiliki dana, pengawasan tidak bisa dilakukan. Yang dikorbankan justru kualitas pelaksanaan pilkada. Saat ditanya adakah opsi mengeluarkan rekomendasi penundaan pilkada jika anggaran tidak disediakan, pria berdarah Batak itu membantahnya. ”Sampai saat ini belum ada opsi untuk menunda pelaksanaan pilkada,” imbuhnya. (jpg/c1/fik)

Green Coffee / Kopi Hijau Biji Green Coffee mengandung asam klorogenat yang luar biasa. Zat ini membantu sistem tubuh anda mengimbangi gaya hidup dan selera makan Anda serta mempercepat metabolisme Anda, yang jika berjalan lambat, berat badan Anda pun akan semakin merangkak naik. Zat ini juga dapat mengatur kadar glukosa darah dan sirkulasi darah. Selain itu Green Coffee juga dapat menghilangkan racun dalam organ hati dan memiliki efek yang positif untuk tubuh

MENURUNKAN DARAH TINGGI Selain dapat menurunkan berat badan, asam klorogenat pada kopi hijau juga dapat mengurangi tekanan darah. Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2006 di Clinical and Experimental Hypertension menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi 140mg ekstrak biji kopi per hari menunjukkan penurunan tekanan darah.

MERUPAKAN ANTIOKSIDAN Biji Kopi ini mengandung beberapa zat antioksidan, yang dapat mengurangi efek radikal bebas yang dapat merusak sel dalam tubuh. Fungsi pencegahan ini membuat Anda lebih sehat dengan mengurangi jumlah kerusakan sel-sel tubuh Anda. Menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan Juli 2004 dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, antioksidan asam klorogenat dalam biji kopi hijau dapat mencegah perkembangan empat jenis sel kanker, sehingga dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker.

MENURUNKAN BERAT BADAN Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Maret 2006 di BMC Complementary and Alternative Medicine, suplemen harian ekstrak biji kopi hijau dapat mengurangi lemak tubuh dan berat badan. Pada penelitian tersebut kafein dan asam klorogenat sebagai senyawa utama berguna untuk menurunkan berat badan. Asam klorogenat yang terdapat pada biji kopi yang belum dipanggang dapat dicerna dan diserap oleh manusia sama seperti yang terdapat pada ekstraknya.

MENINGKATKAN MOOD KINERJA KOGNITIF Kafein yang ada dalam kopi hijau dalam kopi hijau mempunyai efek yang positif pada suasana hati dan aktivitas otak Anda. Menurut penelitian pada bulan Februari 2008 di Nutrition Bulletin, beberapa studi mengonfirmasi, bahwa kafein dapat meningkatkan reaksi waktu, kewaspadaan, memori, fokus ketahanan tubuh, dan berbagai faktor lain dari kinerja kognitif. Peneliti menemukan bahwa asupan optimal kopi hijau adalah antara 38-400mg per hari atau menjadi 1/3 cangkir untuk empat cangkir kopi seduh.

STOK TERSEDIA DI : ANEKA SARI RASA Telp. 0823 8868 8868 CHANDRA SUPERMARKET TANJUNG KARANG CHANDRA SUPERMARKET MBK

PT. MULTI ORGANIC INTERNATIONAL ORDER:0821 8293 9615 / 0821 8293 9619

FOTO JPG

TIDAK BUTUH JANJI: Sebuah truk melintas di samping baliho salah satu cagub-cawagub di jalan Lingkar Gerung, Lombok Barat, kemarin (1/12). Tulisan di belakang truk seolah menyentil janji-janji para pasangan calon.

Partai Susulan Masih Banyak PR KPU Umumkan Hasil Penelitian Administrasi JAKARTA – Klaim sembilan parpol bahwa dokumen pendaftaran calon peserta Pemilu 2019 mereka lengkap ternyata tidak terbukti. Merujuk hasil penelitian administrasi yang dilakukan KPU, sejumlah kekurangan masih banyak ditemui. Sembilan partai itu terdiri atas dua partai lama dan tujuh partai baru. Partai lama adalah Partai Bulan Bintang (PBB) serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) kepengurusan Hendropriyono. Tujuh pendatang barunya adalah Partai Rakyat, Partai Idaman, Parsindo, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Bhinneka Indonesia, Partai

Indonesia Kerja, serta Partai Republik. Komisioner KPU Hasyim Asyari menyatakan, dibanding 14 partai yang diteliti pada gelombang pertama, jumlah kekurangan dokumen sembilan partai tersebut jauh lebih banyak. Sebab, saat mendaftar, dokumen sembilan partai itu tidak lengkap. ’’Dari situ sudah bisa dinilai tentang kualitas yang dikerjakan partai. Jadi, jumlah data yang sudah lengkap atau belum sudah bisa mencerminkan dokumen persyaratan itu,’’ katanya setelah mengumumkan hasil penelitian di kantor KPU RI, Jakarta, kemarin (1/12). Meski demikian, pihaknya tetap akan memberikan kesempatan yang sama kepada sembilan partai politik tersebut. Mulai hari ini (2/12) partai bisa melakukan perbaikan hingga

14 hari mendatang. Setelah itu, KPU akan meneliti ulang perbaikan berkas tersebut. Terkait dokumen apa saja yang kurang, kata Hasyim, secara item tidak jauh berbeda dengan 14 partai gelombang pertama. Yakni, validitas surat SK kepengurusan, data anggota, rekening bank, alamat kantor, dan sebagainya. Hanya, jumlahnya lebih banyak. Sekjen Partai Idaman Ramdansyah mengatakan, pihaknya siap memenuhi kekurangan tersebut. Dia optimistis waktu dua pekan cukup untuk melakukan perbaikan. Bahkan, di daerah proses tersebut dilangsungkan sejak Kamis malam (30/11). Dia mengklaim, partainya tidak terlalu banyak melakukan perbaikan. ’’Kita misalkan rekening partai sentralistik. Itu karena tingkat kesulitan membuka rekening

bank di daerah,’’ paparnya. Sementara itu, anggota Bawaslu RI Mochammad Afiffudin mengapresiasi kerja KPU. Meski harus menyiapkan dua gelombang berbeda, dia menilai cara KPU menjalankannya cukup maksimal. ’’Kami apresiasi KPU yang sudah menjalankan proses pasca putusan Bawaslu,’’ ungkapnya. Afif menambahkan, pihaknya juga tetap melakukan pengawasan selama perbaikan berkas dan penelitian administrasi hasil perbaikan. Sebagaimana diketahui, perbaikan bagi 14 partai gelombang pertama sudah memasuki tahap akhir. Tadi malam pukul 00.00 KPU baru saja menutup waktu penyerahan berkas perbaikan. Mulai hari ini KPU akan meneliti ulang berkas perbaikan tersebut. (jpg/c1/fik)


RAGAM

12

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Kementerian ESDM Cross Check Tambang Batu di Sekipi Alimin Kembali Sosialisasikan 4 Pilar LAMPUNG TENGAH Ketua Fraksi PAN MPR RI Alimin Abdullah kembali menyosialisasikan empat pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kali ini pada dua kelurahan/desa di Lampung Tengah (Lamteng). Yaitu Kelurahan Simbarwaringin, Kecamatan Trimurjo, dan Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur. Hadir juga dalam sosialisasi yang berlangsung kemarin (1/12) anggota DPRD Lampung Hamidi, S.E. Kemudian tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda. Dalam kesempatan ini, Alimin Abdullah mengatakan bahwa kini bangsa Indonesia kian jauh dari jati dirinya. Seperti yang tertuang dalam nilai-nilai luhur Pancasila. ”Padahal sebelumnya, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penuh dengan nilai-nilai kesopanan, penuh kasih sayang dan memiliki jalinan persaudaraan satu dengan lainnya yang sangat

erat. Namun, kini nilai-nilai tersebut kian memudar,” ujarnya. Untuk itu, lanjutnya, MPR RI sebagai lembaga legislatif negara terus berusaha menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut. Salah satunya dengan terus memasyarakatkan 4 pilar MPR RI, Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD NKRI 1945 sebagai Konstitusi Negara & Ketetapan DPR/MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara. Menurutnya berbicara Pancasila kini seolah menjadi semakin tabu di era pascareformasi. Padahal, pancasila adalah dasar negara yang harus terus di pegang oleh setiap warga negara. ”Karena itu, saya mengajak masyarakat di Lampung Tengah untuk tetap perpegangan teguh terhadap nilainilai luhur Pancasila sebagai perekat kehidupan bermasyarakat dan berbangsa” ujar politis asal Lampung Utara ini. (rls/c1/rim)

FOTO IST

SOSIALISASI EMPAT PILAR: Ketua Fraksi PAN MPR RI Alimin Abdullah (berdiri) bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda di Kecamatan Trimurjo kemarin (1/12).

KOTABUMI – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) UPTD-V Provinsi Lampung mengcross check tambang batu milik salah seorang warga di Desa Sekipi, Kecamatan Abungtinggi, Lampung Utara. Ini menyusul adanya isu kegiatan eksplorasi penambangan batu milik Hi. Damri di desa tersebut mengakibatkan penyempitan aliran Way Abung yang tidak jauh dari situs Canguk Ghaccak, makam Minak Trio Deso yang merupakan leluhur Abung Siwo Migo. Pada peninjauan tanggal 29 November 2017 yang juga didampingi rombongan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampura ini, Inspektur Tambang ESDM Provinsi Lampung Joni Hidayat mengatakan, aktivitas penambangan milik warga setempat sama sekali tidak mengganggu keberadaan situs Canguk Ghaccak. Hal ini, jelasnya, berdasarkan fakta di lapangan dan

pengukuran tepat keberadaan situs Canguk Ghaccak maupun di lokasi areal penambangan batu. ’’Kami juga telah memeriksa kelengkapan izinnya. Yang kami dapat memang tidak ada permasalahan. Semua izin yang dimiliki sudah sesuai kriteria dan syarat-syarat pertambangan,” ujar Joni diamini tim UPTD V Wilayah Lampung kemarin. Ia juga menilai penambangan batu sama sekali tidak merusak keberadaan cagar budaya Lampung tersebut. Menurutnya selain lokasinya memiliki jarak cukup jauh, keberadaan situs Canguk Ghaccak dan aktivitas penambangan batu dipisahkan aliran Way Abung. ”Jadi keberadaannya memang tidak mengganggu makam tersebut. Izinnya juga lengkap, jadi saya rasa tidak ada masalah,” katanya. Joni juga mewanti-wanti agar pemilik tambang batu tidak mengganggu dampak lingkungan dan masyarakat

setempat. Jika hal tersebut dilanggar, lanjutnya, maka pihaknya tidak segansegan mencabut izin penambangan tersebut. ”Jika memang benar melanggar, maka kami tidak segan menutup tambang batu ini,” tegasnya. Senada dikatakan M. Antoni, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Lampura. Menurutnya melakukan peninjauan ke lokasi pertambangan adalah semata-mata instruski dari pimpinannya. Hal itu, katanya, guna menindaklanjuti informasi adanya aktivitas tambang batu yang telah merusak lingkungan. Khususnya penyempitan aliran Way Abung yang berada di Desa Sekipi Kecamatan Abung Tinggi. ”Namun setelah kita lihat ke lokasi secara langsung, hal tersebut (penyempitan aliran sungai, Red) tidak ada. Hanya, kami mengimbau kepada pemilik tambang batu agar sepanjang aliran Way Abung dapat ditanami

pepohonan,” ujarnya. Terpisah, Hi. Damri pemilik tambang batu CV Sehati mengaku bersyukur atas peninjauan yang dilakukan beberapa dinas instansi terkait. Menurutnya dengan adanya peninjauan ini, tentunya dapat lebih mengetahui secara langsung tentang gambaran yang ada di lokasi. ”Jadi jangan sampai mendapat laporan yang belum tentu benar adanya. Kami masyarakat desa Sekipi Kecamatan Abung Tinggi sangat menghormati keberadaan makam keramat Minak Trio Deso yang ada di Canguk Ghaccak,” katanya. Terlebih, imbuhnya, aktivitas penambang batu juga sangat jauh dari lokasi makam keramat tersebut. ”Jaraknya ada 1 Kilometer dari lokasi penambang batu. Untuk itu, secara peribadi saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dinas terkait yang telah bersedia turun kelapangan,” pungkasnya. (ozy/c1/rim)

Akademisi Hukum UIUnila Kenalkan eCLIS BANDARLAMPUNG – Indonesia undangan agar mempermudah belum memiliki sistem kodifikasi masyarakat, para praktisi dan akainduk secara nasional terhadap demisi dalam mengembangkan FOTO IST FOR RADAR LAMPUNG semua peraturan perundang-unda- substansi hukum secara partisiPEMBUKAAN: Sekretaris DPD PDIP Lampung Mingrum Gumay membuka ngan yang telah ada. Akibatnya, pational,” kata dosen Fakultas Pendidikan Kader Pratama PDIP se-Pringsewu kemarin (1/12). meski kuantitas sudah banyak Hukum (FH) UI Dr. Edmon Maperaturan, secara kualitatif masih karim, S. H, S. Kom, LL.M. eCLIS mampu menyampaikan belum sinkron. Belum harmonis atau bahkan cenderung tumpang- informasi hukum secara cepat, intindih dan inkonsisten. formatif, jelas, dan terintegrasi. Berdasarkan ini, para akademisi Sehingga menurut dia, tidak berhukum dari Universitas Indonesia lebihan jika eCLIS juga bisa menjadi (UI) dan Universitas Lampung sarana sinkronisasi dan harmonisasi PRINGSEWU - Badan Pendidikan Emi Sulyuwati, dan anggota Badiklat (Unila) mencoba mengenalkan sistem hukum antar bangsa di bedan Pelatihan Cabang (Bandiklatcab) Pusat PDIP Erwin Sugiarto Sinaga. eCLIS (Electronic Codification and lakangan hari. Tentu saja, dukungan PDI Perjuangan Pringsewu mengHadir dalam kesempatan itu Wakil Information System) atau kodifikasi dan partisipasi semua pemangku gembleng kadernya dari sembilan Ketua Ilyasa, Sekretaris DPC PDIP hukum secara elektronik kepada kepentingan akan menjadikan hal pimpinan anak cabang (PAC) selama Pringsewu Aminallah, anggota DPRD masyarakat dan stakeholder terkait itu suatu kenyataan nantinya. empat hari yang dimulai kemarin Lampung dan Pringsewu berserta di lingkungan Pemerintah Provinsi Dekan FH Unila Armen Yasir, (1/12). jajaran pengurus mulai dari tingkat Lampung. S.H, M.Hum. mengatakan ini mePendidikan Kader Pratama PDIP PAC hingga ranting PDIP se-PringSelain dapat melakukan pene- rupakan tindak lanjut dari deklarasi se-Pringsewu angkatan II tahun 2017 sewu. lusuran, sinkronisasi, dan harmo- Badan Kerjasama Fakultas Hukum, yang berlangsung di aula Wisma Ketua Badiklat Pringsewu, Wannisasi informasi hukum, eCLIS juga khususnya dalam rapat se-wilayah Perdana, Pringsewu Selatan, ini men- dono mengatakan, peserta pendidikan dapat dipergunakan untuk sharing barat beberapa bulan lalu di Pekan jadi salah satu cara untuk mengha- kader pratama PDIP angkatan ke II semua jenis dokumen hukum dari Baru, Riau. Maka, FH Unila bekerja silkan kader militan. tahun 2017 berjumlah 52 orang terberbagai pihak. Baik pemerintahan sama dengan Lembaga Kajian Agenda bertajuk Gotong Royong diri dari utusan PAC PDIP se- Pringmaupun masyarakat. Hukum Teknologi FH UI, kemudian Membangun Negeri ini dibuka Se- sewu berserta jajaran Pengurus DPC, ”eCLIS memberikan cara baru menggelar acara yang bertajuk kretaris DPD PDI-P Provinsi Lampung, Badan-badan DPC dan Fraksi PDIP. dan pendekatan dalam pengetahuan Pemberdayaan Masyarakat dengan Mingrum Gumay dengan mengha’’Ini merupakan sarana untuk bidang hukum. Melalui eCLIS, se- Pengembangan Sistem Kodifikasi dirkan tiga nara sumber dari Badiklat mempersiapkan anggota PDIP menmua pihak dapat melakukan dan Informasi Hukum Secara ElekPusat PDIP. Yakni Kepala Biro Pe- jadi kader yang benar-benar memapartisipasi aktif dalam pembuatan tronik yang Inclusive Berbasis nugasan Badiklat Pusat PDIP Bam- hami, meyakini, menjalankan ideologi kodifikasi, kompilasi, dan mem- Multi-stakeholder, kamis (30/11) bang Suryadi, Anggota Biro Sarana Pancasila 1 Juni,’’ tandasnya. (sag/ (ega/c1/rim) pertautkandan peraturan perundangandan Prasarana Pusat rnn/c1/nui) waduk, sumber air di linglalu. kungan BBWS Mesuji Sekampung Ir. Syafrudin, Ketua Badiklat lingkungan danPDIP percepatan Way Kultum. (rls/c1/rim)

PDIP Gembleng Kader di 9 PAC Pringsewu


LAMPUNG RAYA SABTU, 2 DESEMBER 2017

13

Porsi Terbesar Infrastruktur Rp500 Miliar Masuk Tubaba Kurun 2014-2017

LAMPUNG BARAT

Camat Diminta Standby PASCAHUJAN deras yang menghanyutkan rumah toko (ruko) di Pekon Kubuperahu, Kecamatan Balikbukit, Lampung Barat (Lambar), beberapa hari lalu, cuaca ekstrem masih melanda kabupaten setempat. Selain hujan, angin kencang juga kerap melanda. Akibatnya, banyak pohon besar di jalan lintas LiwaMuara Dua tumbang dan menutup badan jalan. Seperti di Pekon Padangcahaya, Kecamatan Sukau, Lambar, Rabu (29/11). Menyikapi ini, Bupati Lambar Mukhlis Basri meminta warganya untuk siaga dengan cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi. ”Khusus kepada para Camat, saya minta agar standby di wilayah kerjanya masing masing,” pintanya. ”Saya minta kepada Camat jangan meninggalkan tempat agar jika terjadi bencana untuk sesegera mungkin cepat tanggap,” timpalnya. Mukhlis juga meminta Pol PP, BPBD, PU, Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan untuk selalu bersiaga dan menyiapkan langkah antisipasi. ”Pasang rambu-rambu lalu lintas di titik rawan terjadinya bencana alam. Terutama di daerah kecamatan Belalu sampai dengan Sumberjaya,” imbaunya. Kapolres Lambar AKBP Tri Suhartanto mengatakan, di Lambar dan Pesisir Barat (Pesbar) beberapa hari kedepan cuaca masih ekstrim. Seperti hujan lebat dengan durasi lama. Lalu angin kencang, gelombang tinggi, petir hingga berdampak puting beliung. ”Jadi masyarakat mesti siaga dan waspada,” imbuhnya. (jks/c1/wan)

TULANGBAWANG

Spesialis Curas Ponsel Ditangkap HAFIS Gemar Ramadhan (19) dan Roni (30) ditangkap Unit Reskrim Polsek Menggala pada Rabu (29/11) pukul 19.00 WIB di kediamannya masing-masing lantaran terlibat pencurian dengan kekerasan (curas). Keduanya merupakan warga Kampung Bujungtenuk, Kecamatan Menggala. Mereka ditangkap berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/ 624/XI/2017/Polda Lpg/Res Tuba/Sek Menggala tanggal 26 November 2017. Korbannya adalah Devi Puspita Sari (15), warga Dusun Tulungboho, Kampung Bujungtenuk, Kecamatan Menggala. Dengan kerugian 1 unit ponsel merek Samsung J2 Prime warna gold yang ditaksir seharga Rp1 juta. ”Kedua pelaku adalah spesialis Curas ponsel,” ungkap Kasatreskrim Polres tuba AKP Donny Kristian Baralangi mewakili Kapolres AKBP Raswanto Hadiwibowo mengatakan, kemarin (1/12). Donny menjelaskan, dalam beraksi para pelaku memilih korban yang masih anak-anak dan tempat yang sepi. ”Para pelaku berboncengan dengan menggunakan 1 unit sepeda motor Suzuki Nex warna hijau mendatangi korban yang sedang berduaan dengan pacarnya di depan halaman kantor Bupati Tulangbawang Tiuh Tohou pada hari Minggu (26/11) sekira pukul 09.00 WIB. Mereka langsung merampas ponsel milik korban serta mengancam korban lalu para pelaku pergi meninggalkan korban,” terangnya. Berdasarkan laporan dari korban, lanjutnya, anggotanya dan Unit Reskrim Polsek Menggala langsung bergerak mencari keberadaan kedua pelaku. ”Penangkapan terhadap para pelaku berdasarkan keterangan korban dan saksi serta petunjuk yang mengarah kepada para pelaku,” sebutnya.(nal/wan)

FOTO FAHROZY IRSAN TONI/RADAR LAMPUNG

LAPORAN: Meta Sari (27) didampingi suaminya saat melaporkan peristiwa penjambretan yang dialaminya ke Mapolres Lampura, Kamis malam (30/11).

Jambret Bidan, 4 Pelajar Diringkus KOTABUMI - Satuan Intelkam Polres Lampung Utara (Lampura) berhasil meringkus komplotan penjambret yang masih berstatus pelajar. Keempat tersangka yakni RHN (14), TID (15), dan SW (15), ketiganya warga Desa Gununglabuhan, Kecamatan Abung Selatan, serta FA (15), warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Anakratu Aji, Lampung Tengah (Lamteng). Kasatintelkam Polres Lampura AKP Sukimanto mengungkapkan, kasus penjambretan berawal saat korban Meta Sari (27) dan suaminya berkunjung ke hiburan keluarga pasar malam di Lapangan Kompilama, Kelurahan Kotagapura, Kotabumi, Kamis (30/11). ’’Tengah asyik menonton pasar malam, tas milik korban yang berprofesi sebagai bidan tersebut tiba-tiba dijambret 2 orang tak dikenal. Peristiwa ini lalu diketahui anggota Intel Polres Lampura yang kebetulan tengah bertugas di wilayah tersebut,” beber Sukimanto. Belakangan diketahui, pelaku

adalah RHN dan TID. Meski sempat kabur, kedua pelaku akhirnya berhasil dibekuk tak jauh dari lokasi tempat mereka menjambret. ”Kedua tersangka setelah melakukan kejahatannya langsung kabur. Anggota yang sigap, lalu melakukan pengejaran dan berhasil membekuknya,” ujarnya. Setelah dilakukan pengembangan, lanjutnya, ternyata kedua tersangka tidak hanya berdua melancarkan aksinya. Pelaku rupanya punya jaringan. ”Kita melakukan pengembangan, lalu berhasil membekuk dua tersangka lagi. Yakni FA dan SW. Jadi berhasil diamankan berjumlah empat orang. Dan keempat pelaku masih dibawah umur dan berstatus pelajar. Ada yang SMP dan SMA,” terangnya. Selain keempat pelaku, sambungnya, polisi berhasil mengamankan barang bukti 1 tas yang didalamnya berisi uang tunai, ponsel dan surat berharga lainnya. ”Saat ini, keempat tersangka

kita limpahkan ke Satreskrim Polres Lampura guna pemeriksaan lebih lanjut,” sebutnya. Kasatreskrim Polres Lampura AKP Syahrial mengatakan, kasus penjambretan telah dilimpahkan ke bagian unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lampura. Pasalnya, dari ke empat tersangka berhasil ditangkap Sat-Intelkam dan Sat-Reskrom polres Lampura tersebut, masih bersetatus pelajar. ”Dua tersangka berhasil ditangkap anggota Intelkam. Sementara dua lagi, anggota reskrim yang melakukan pengembangan. Saat ini, para tersangka masih dalam pemeriksaan intensif,” imbuhnya. Dikatakannya, para tersangka berstatus pelajar tersebut dalam pemeriksaannya diperlakukan secara khusus. ”Saat diperiksa, para tersangka itu didampingi psikiater dan orang tuanya. Jadi, memang kita perlakukan khusus mengingat para tersangka masih dibawah umur dan berstatus pelajar,” pungkasnya. (ozy/c1/wan)

TULANGBAWANG BARAT - Pemerintah Provinsi Lampung telah menggelontorkan anggaran Rp500 miliar lebih untuk pembangunan di Tulangbawang Barat (Tubaba). Baik bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Digelontorkannya anggaran tersebut oleh Pemprov Lampung di masa kepemimpinan M. Ridho Ficardo, M.Si.–Bachtiar Basri, M.M. sebagai gubernur dan wakil gubernur sejak 2014. Hal ini disampaikan Bupati Tubaba Umar Ahmad, S.P. di hadapan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung Aprilani Yustin Ficardo dan ribuan warga yang menghadiri acara penilaian Lomba Kesatuan Gerak PKK di Tiyuh Lesung Baktijaya, Kecamatan Lambukibang, Tubaba, kemarin. ”Dana yang telah masuk ke kabupaten Bumi Ragem Sai Mangi Wawai ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Tubaba dalam sembilan kecamatan ini. Porsi terbesar memang di bidang infrastruktur,” kata Umar. Sehingga Kabupaten Tubaba kini telah merasakan manfaat dari masuknya anggaran tersebut. Sebagai warga yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip nemen, nedes, nerimo, Umar memastikan warga Tubaba tidak terpecah belah, terprovokasi, dan termakan janji. ”Sejak 2014 hingga 2017 dan 2018 mendatang bentuk investasi pemerintah Provinsi Lampung di Tulangbawang Barat lebih dari Rp500 miliar untuk jalan, jembatan, dan lainnya,” terangnya. Dia berharap agar di tahun-tahun mendatang Pemprov Lampung tetap memberikan porsi yang besar bagi Kabupaten Tubaba. Sebab, Tubaba yang baru berusia sembilan tahun harus terus.membuat inovasi dan terobosan besar. Sehingga mampu memberikan yang terbaik bukan hanya bagi daerah ini sendiri namun juga Pemprov Lampung. Sementara itu, Pemkab Tubaba tetap berkomitmen mewujudkan struktur APBD yang Pro-Rakyat dalam APBD tahun Anggaran 2018 mendatang. Dimana belanja publik lebih besar dari belanja aparatur. Hal ini ditegaskan Bupati Tubaba Hi. Umar Ahmad, SP pada Rapat Paripurna Pembicaraan Tingkat I atas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD Tahun Anggaran 2018 yang berlangsung di Aula Sidang Gedung DPRD Tubaba, Selasa (28/11). ”Hal ini tercermin pada perbandingan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung, yaitu 59,61 % berbanding 40,39 %,” ungkapnya. Umar mengatakan, hal penting yang termuat dalam Raperda APBD Tahun Anggaran 2018 antara lain meliputi Pendapatan Daerah pada APBD Tahun 2018 yang diasumsikan sebesar Rp958.570.704.871,-, yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah Rp66.102.795.000,-, Dana Perimbangan sebesar Rp726.982.144.000,-, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp165.485.765.871. Sementara Belanja Daerah pada APBD Tahun 2018 direncanakan sebesar Rp1.105.681.704.871. ”Belanja Daerah terdiri atas Belanja Langsung sebesar Rp659.207.414.000 dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp446.474.290.871,” paparnya. (fei/ded/rnn/c1/wan)


SOCIETY

14

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Pembangunan Masjid Al-Wasi’i Ditarget Selesai Tahun 2019 PEMBANGUNAN Masjid Al-Wasi’i ditarget selesai tahun 2019. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. usai peletakan batu pertama (ground breaking) Masjid AlWasi’i kemarin (1/12). Dia mengungkapkan, pembangunan atau perbaikan Masjid Al-Wasi’i memang sudah harus dilakukan. Mengingat masjid yang berada di kompleks kampus terbesar di Lampung ini sudah sangat lama. Selama ini, kata dia, Masjid Al-Wasi’i merupakan tempat kajian Islam bagi mahasiswa di kampus setempat sekaligus tempat pembentukan karakter bagi mahasiswa muslim. Hasriadi melanjutkan, di Unila juga ada program beasiswa untuk para penghafal Alquran

(hafiz/hafizah). ’’Melalui program ini, kami berharap Unila semakin berkarakter baik, dan tentunya makin banyak yang mendoakan kemajuan Unila,’’ katanya diamini Ketua Masjid Al-Wasi’i Dr. Sulthon Djasmi, M.Pd. Diketahui, peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Wasi’i dilakukan Gubernur M. Ridho Ficardo yang diwakili Asisten Bidang Pemerintahan Rakyat Hery Suliyanto bersama rektor Unila. Hadir dalam kesempatan itu Asisten I Bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bandarlampung Sukarma Wijaya mewakili Wali Kota Herman H.N., Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Bujang Rahman, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., dan lainnya. (adv)

Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin dan jajaran foto bersama Asisten I Pemprov Lampung Hery Suliyanto dan Asisten 1 Pemkot Bandarlampung Sukarma Wijaya.

Peletakan batu pertama oleh Dekan FP Unila Prof. Irwan Sukri Banuwa disaksikan Rektor Unila Prof. Hasriadi Mat Akin, Asisten I Pemprov Lampung Hery Suliyanto, Asisten I Pemkot Bandarlampung Sukarma Wijaya, dan hadirin.

ELEKTRONIK

Sharp Raih Penghargaan

Indonesia Most Experiental Brand Activation Award 2017

FOTO IST FOR RADAR LAMPUNG

TERIMA AWARD: Sharp saat menerima penghargaan di Indonesia Most Experiental Brand Activation Award 2017 untuk kategori product trial and sampling.

HADIR dengan berbagai produk elektronik yang menawarkan one-of-a-kind-techno-

logy membuat PT Sharp Electronics Indonesia merasa perlu untuk mengedukasi lebih kon-

sumen setianya di tanah air. Hal tersebut dilakukan dengan cara penyelenggaraan kegiatan brand activation yang interaktif dan menarik sehingga pelanggan dapat merasakan pengalaman menyeluruh mengenai produk Sharp. Atas upaya tersebut, salah satu kegiatan brand activa-tionnya yaitu roadshow SHARP Ultrasonic Washer: Office to Office berhasil dino-batkan sebagai salah satu pemenang dalam Indonesia Most Experiental Brand Activation Award 2017 untuk kategori product trial and sampling. Usai menerima penghargaan ini, Herdiana Anita Pisceria selaku brand strategy group general manager PT Sharp Electronics Indonesia mengungkapkan, saat Sharp Ultra-

sonic Washer diluncurkan tahun 2016, pihaknya mengetahui jika produk ini merupakan sebuah inovasi baru bagi masyarakat di Indonesia dengan segmen yang sangat spesifik yakni kaum urban muda yang sangat mengedepankan penampilan. ’’Karenanya, penting sekali untuk menginformasikan pelanggan akan cara kerja produk ini agar bisa membuktikan langsung manfaatnya. Untuk itu, kami hadirkan roadshow ke berbagai area perkantoran sebagai bentuk edukasi.” Ungkapnya. Terusnya, SHARP Ultrasonic Washer: Office to Office diselenggarakan pada November hingga Desember 2016 dengan menyasar empat gedung perkantoran berbeda

di Jakarta. Sharp menghadirkan booth khusus untuk mengajak pelanggan membuktikan langsung kehebatan Sharp Ultrasonic Washer. Aktivitas ini juga turut disebarluaskan melalui sosial media (Instagram dan Facebook), di mana pelanggan yang mengunggah video percobaan ini dengan tagar #HapusNodaSeketika akan mendapatkan reward khusus. Tolak ukur kesuksesan acara ini tidak hanya dihitung dari pengunjung booth, tetapi juga kepuasan pelanggan saat mencoba produk Sharp Ultrasonic Washer melalui suvei. Sebagai puncak acara dari roadshow ini, Sharp juga melakukan hal serupa di Mal Grand Indonesia untuk menyasar pecinta fashion

yang tengah berbelanja. Indonesia Most Experiental Brand Activation Award 2017 bukan kemenangan pertama bagi Sharp Indonesia. Sejak tahun 2016, Sharp telah mengantongi penghargaan serupa untuk kategori Contest and Competition dengan program Sharp Tomodachi Duet. Tahun 2017, sekiranya hampir 100 program brand activation dinilai oleh dewan juri Indonesia Most Experiental Brand Activation Award yang terdiri dari Peni Zulandari (Ketua Program Studi Event Management Universitas Prasetya Mulya), Wirastomo Hadi (Creative Director Ogilvy & Mather Indonesia), Adi Wijaya (Marketing Director Klik Activation), Edhy Aruman (Senior Editor Majalah MIX

Marcomm dan doktor Komunikasi Pembangungan IPB), dan Sumardy (Pakar Marketing dan CEO Buzz & Co). Enam kategori dalam penghargaan ini dinilai dengan lima kriteria berbeda seperti konsep strategi yang diukur berdasarkan efektivitas strategi, originalitas dan keunikan konsep hingga relevansi dengan merek. Lalu, eksekusi untuk kreativitas, biaya, hingga detail program. Kemudian interaksi untuk tingkat kedekatan merek dan target audiens, hasil untuk megacu pada tujuan program, jumlah audiens, liputan media, hingga testimoni stakeholder. Dan yang terakhir amplifikasi untuk pemanfaat sosial media, komunitas, dan lainnya. (rls/c1/nui)


SABTU, 2 DESEMBER 2017

LAMPUNG RAYA

15

Tiga Ditangkap, Satu Buron Tersangka Curas yang Tewaskan Wahyu Aditian

Separo APBD untuk Kampung GUNUNGUSUGIH – patan, khususnya ronda. Konsep gerakan masyarakat Menurutnya ronda di Lamditerapkan Bupati pung Tengah Dr. Ir. Mustafa datidak hanya berlam membangun bicara keamanan, Lampung Tengah. tetapi juga menjaDalam konsep ini, di sarana serap masyarakat diliaspirasi ke masyabatkan untuk rakat. Pihaknya membangun daemembuka kesemrah. Karenanya, patan luas bagi upaya pembinaan masyarakat yang terhadap masyaingin menyamrakat terus dilakupaikan secara langsung apa kan oleh bupati Mustafa ronda ini. yang menjadi ha’’Sebagai kabupaten ter- rapan warga. luas, tentunya tidak mudah “Dalam serap aspirasi membangun Lamteng. Dibu- tidak ada sekat lagi antara tuhkan peranan masyarakat pemimpin dan masyarakat. untuk bersama-sama mem- Warga bisa menyampaikan bangun daerah. Karenanya langsung apa yang menjadi separo APBD saya alokasikan masukan dan harapan masyauntuk membangun kampung. rakat. Ronda tidak hanya Di mana pelaksanaan pem- berbicara keamanan, tetapi bangunannya melibatkan menjadi cara saya untuk masyarakat,” ujar Mustafa melihat rakyat dan mendesaat menghadiri acara Bina ngarkan mereka,” tandasnya, Desa dan Ronda di Kampung Dengan berbagai program Sendangayu. yang telah dijalankan, Mustafa Lebih jauh ia memaparkan, meminta masyarakat bisa keterlibatan masyarakat bersinergi dengan pemerintah. mencakup beberapa aspek “Saya harap masyarakat bisa strategis. Mulai dari keamanan lebih pro aktif lagi. Harus ada lewat ronda, pembangunan marwah untuk mewujudkan jalan kampung, gotong royong Lampung Tengah yang lebih dan pembangunan infrastuk- maju, unggul dan berdaya tur publik di kampung- saing,” tegas Mustafa. kampung. Acara bina desa dilanjut“Semua pembangunan kan dengan berkeliling ronda ini melibatkan masyarakat. di kampung Sendangayu. Saya gerakkan warga untuk Mustafa mengendarai sepeda ikut berperan. Saya tanamkan motor, menyapa warga yang bahwa ini menjadi tanggung bertugas ronda. Pada kesemjawab kita semua. Jangan patan itu ia berpersan agar berpangku tangan, masyara- warga bisa konsisten menjakat harus ikut bergerak. Inilah lankan ronda. yang mendasari proram Sementara itu, Kepala ‘Lampung Tengah Bergerak’” Kampung Sendang Ayu Edi imbuhnya. Sukari menyampaikan Tingginya keterlibatan apresiasinya atas kesempatan warga juga ditunjukan bupati bina desa dan serap aspirasi ronda ini melakukan serap yang dilakukan Bupati Musaspirasi di tiap-tiap kesem- tafa. (rls/c1/wdi)

GUNUNGSUGIH - Tiga tersangka pencurian dengan kekerasan (curas) yang menewaskan Wahyu Aditian (20), warga Kampung Surabaya Udik, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur (Lamtim), berhasil diringkus anggota Polsek Seputihmataram dan Tekab 308 Polres Lampung Tengah. Ketiganya yakni Farado Jauhari (20), Syaiful (18), dan Ed (17), warga Kampung Mataram Udik, Kecamatan Bandarmataram. Tersangka Farado dibekuk kali pertama di kediamannya pada Kamis (30/11) sekitar pukul 04.00 WIB. Barang bukti yang diamankan dari Farado yakni 1 unit motor Honda BeAT BE 5427 IN warna putih yang digunakan saat melakukan curas bersama tiga rekannya. Siang harinya, dua rekan

Farado, yakni Syaiful dan Edho Wijaya, juga dibekuk di kediamannya. Sedangkan 1 pelaku lain hingga kini masih dalam pengejaran petugas. Menurut informasi yang didapat Radar Lampung, tersangka yang melakukan penusukan hingga korban Wahyu tewas adalah Edho Wijaya. Komplotan ini juga sudah sering melakukan aksi curas di Jalan Lintas Timur, Kampung Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandarmataram. Terkait penangkapan ketiga tersangka ini dibenarkan Kapolsek Seputihmataram AKP Syarbini dan Kanitreskrim Aiptu Ali Abdullah. “Iya. Benar. Tiga tersangka sudah dibekuk. Tinggal satu orang lagi masih dikejar. Tapi, lebih baik konfirmasi ke Polres Lamteng saja. Satu pintu,” katanya saat dihubungi via telepon kemarin. Sebelumnya diberitakan, Wahyu Aditian (20), warga Kampung Surabaya

Udik (bukan warga Kampung Purbolinggo, Red), Kecamatan Sukadana, Lampung Timur, Rabu (29/11) sekitar pukul 15.30 WIB tewas dengan luka tusuk didada kirinya oleh empat pelaku curas. Menurut keterangan rekannya, korban hendak ke Unit 2 Tulangbawang. Tiba di lokasi dipepet empat orang yang mengendarai dua motor. Korban dan rekannya diminta berhenti. Setelah berhenti, para pelaku langsung menggeledah isi kantong. Kemudian mengambil HP dan uang Rp250 ribu. Pada bagian lain, Jajaran Polsek Wayjepara, Lampung Timur (Lamtim) mengamankan Ab (15) warga Desa Labuhanratu I Kecamatan Wayjepara karena diduga sebagai pelaku pencurian sepeda motor. Kapolres Lamtim AKBP Yudi Chandra melalui Kapolsek Wayjepara Iptu S.Marbun menyebutkan, pelaku diduga sebagai pelaku pencurian

sepeda motor Honda BeAT milik Yoga Saputra (16) warga Desa Labuhanratu VII Kecamatan Labuhanratu. Peristiwa itu berawal ketika korban sedang bermain ke rumah temannya di Desa Silir Agung Kecamatan Wayjepara, Rabu (29/11) lalu. Korban memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah temannya. Dari laporan korban, petugas Polsek Wayjepara melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan tersangka saat melintas di jalan raya Desa Labuhanratu VII dengan mengendarai sepeda motor korban, Kamis (30/11). Sementara, rekan tersangka yang diduga ikut terlibat dalam pencurian itu masih dalam pencarian. “Tersangka dan barang bukti kami amankan di Polsek guna pengembangan penyidikan lebih lanjut,” sebut Marbun. (sya/wid/c1/wan)

Tanamkan Semangat Gotong Royong

FOTO HUMAS PEMKAB LAMTENG FOR RADAR LAMPUNG

BEDAH RUMAH: Wakil Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto bersama anggota DPD RI Anang Prihantoro membantu membangun rumah Mustofa (48), warga Kampung Sulusuban, Kecamatan Seputihagung, Kamis (30/11).

GUNUNGSUGIH - Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Falsafah cermin budaya Indonesia itu diungkapkan Wakil Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto di Kecamatan Seputihagung, Kamis (30/11). Loekman bersama anggota DPD RI Anang Prihantoro turut membantu membangun rumah Mustofa (48), warga Kampung Sulusuban, Kecama-

tan Seputihagung. Warga setempat secara gotong royong membangun rumah Mustofa tersebut. Menurut Loekman, kegiatan gotong royong ini mencerminkan budaya bangsa Indonesia. “Kegiatan gotong royong ini sudah lama sulit ditemui. Saya bangga dengan kegiatan seperti ini. Kita akan selalu hadir dalam kegiatan ini. Saya imbau masyarakat agar kiranya

kehidupan gotong royong ini dibangkitkan kembali,” katanya didampingi Camat Seputihagung Sariman. Apakah tidak ada bantuan program bedah rumah dari pemerintah provinsi dan pusat ? Loekman menyatakan hal itu tidak terlalu diharapkan. “Masalah bantuan pemerintah, kita tidak terlalu berharap. Justru yang harus kita andalkan adalah semangat gotong

royong. Kalau bantuan dari pemerintah itu sekadar stimulan,” tuturnya. Menurutnya, pembangunan secara gotong royong rumah Mustofa dengan 60 orang warga adalah contoh nyata. Bahwa dengan bekerja bersama-sama bisa menyelesaikan permasalahan. Anang Prihantoro menyatakan sebelum dikabari bahwa rumah yang akan dibedah adalah milik Mustofa. Dalam hidup bermasyarakat, kata Anang, tentunya ada saudara kita yang kekurangan dan perlu dibantu. Bawon dari Forum Bela Negara Senkom Mitra Polri menyatakan, awalnya gagasan membantu Pak Mustofa karena prihatin melihat kondisi rumahnya yang jauh dari layak huni. “Kondisi rumah Pak Mustofa ini sangat memprihatikan. Karena itu, kita gagas untuk membantu dengan cara bergotong royong. Alhamdulillah respons masyarakat serta Pak Wabup dan Pak Anang sangat baik hingga bersedia ikut membantu,” katanya. Mustofa sendiri sehari-hari berprofesi sebagai tukang sapu Pasar Sulusuban. Per bulan dia mendapat upah Rp600 ribu. “Di upah Rp600 ribu per bulan untuk menyapu pasar seminggu dua kali. Terkadang juga upahan manol (angkut, Red) kayu dan bata. Tapi itu jarang. Itu semua sekadar cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya yang sudah 26 tahun tinggal di Kampung Sulusuban. Menurut pengakuannya, tanah yang di tempatinya kini dibeli sebesar Rp350 ribu. Tanah tersebut seluas 13x29 meter. “Beli kredit zaman dulu. Tanah seluas 13 x 29 meter dibeli Rp350 ribu,” ungkapnya. (sya/c1/wdi)


LAMPUNG R AYA

16

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Lagi-Lagi, Persoalan TKS Jadi Penghambat PRINGSEWU

Sertifikasi untuk Pekerja Konstruksi PEKERJA konstruksi harus memiliki sertifikasi agar bisa bekerja pada rekanan proyek yang dilaksanakan di Pringsewu. Terkait hal ini, Bagian Bina Administrasi Pembangunan Sekretariat Kabupaten Pringsewu melaksanakan pembekalan dan uji kompetensi tenaga terampil di Pekon Panutan. Kepala Bagian Bina Administrasi Pembangunan Setkab Pringsewu Ivan Kurniawan mengatakan, pembekalan yang berlangsung selama dua hari dan berakhir Kamis (30/11) ini dilaksanakan untuk kali ketiga pada 2017. ’’Kegiatan ini bertujuan melatih dan menguji kemampuan masingmasing pekerja konstruksi (tukang, Red), khususnya di Pringsewu. Diharapkan mereka memiliki sertifikasi yang sesuai bidang masingmasing,” kata Ivan. (mul/rnn/sag/c1/ais)

KOTAAGUNG – Persoalan tenaga kerja sukarela (TKS) di Tanggamus kembali menjadi penghambat. Paripurna pengesahan rancangan APBD 2018 gagal dilakukan, Kamis malam (30/11). Ini disebabkan belum adanya kesepakatan antara Pemkab dan DPRD Tanggamus terkait honor tenaga kerja non-PNS yang dialokasikan dalam RAPBD 2018. Sebelumnya, nota kesepahaman kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUAPPAS) APBD perubahan Tanggamus 2017 beberapa kali tertunda. Penyebabnya sama, terganjal persoalan jumlah TKS. Awalnya, pengesahan paripurna RAPBD 2018 direncanakan mulai pukul 15.00 WIB. Namun kemudian diundur hingga pukul 19.30

WIB dengan alasan finalisasi penyelarasan belum menemui kata sepakat. Berdasar pantauan Radar Tanggamus (grup Radar Lampung) Kamis malam, tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Tanggamus terlihat masuk keluar ruang pimpinan dewan. Ruangan di lantai dua itu menjadi lokasi finalisasi penyelarasan anggaran. Namun hingga pukul 00.00 WIB, belum ada kesepakatan dari TAPD dan Badan Anggaran DPRD Tanggamus. Pimpinan dewan yang terdiri dari Ketua DPRD Heri Agus Setiawan, Wakil Ketua I Rusli Shoheh, Wakil Ketua II Aris Budianto dan Wakil Ketua III Sunu Jatmiko memasuki ruang sidang sekitar pukul 00.04 WIB, Jumat (1/12) serta langsung membuat pengumuman. ”Kami mohon maaf karena

paripurna batal digelar. Ada ketidaksepakatan antara Banggar dan TAPD Pemkab Tanggamus tentang insentif bagi tenaga non PNS. Langkah selanjutnya, tunggu koordinasi dengan para pimpinan (komisi, fraksi, DPRD) untuk putusan langkahnya,” kata Heri Jumat (1/12). Rusli Shoheh menambahkan, ada pendapat berbeda antara Banggar dan TAPD mengenai TKS. Bagi Banggar, insentif TKS yang bisa dibayarkan hanya 4.830 orang dengan anggaran Rp 61,766 miliar. Dasar itu hasil konsultasi dengan Pemprov Lampung dan Kementerian Dalam Negeri. ”Namun dari TAPD, dengan anggaran Rp 61,766 miliar bisa untuk membayar 5.428 orang. Untuk sebanyak itu, kami minta laporan analisa beban kerja. Tapi sampai sekarang eksekutif tidak memberi-

kannya. Maka 5.428 orang itu tidak ada dasarnya,” kata Rusli. Banggar DPRD Tanggamus berat menerima pengajuan honor TKS yang disampaikan pemkab. Terlebih, persoalan TKS ini masih diselidiki oleh Kejaksaan Tingi Lampung. ”Paripurna sebenarnya bisa digelar, tapi dengan catatan semua pihak patuhi hasil konsultasi dari pemprov dan kemendagri untuk TKS 4.830 orang. Tapi TAPD tidak bersedia. Dasar analisa beban kerja untuk mengetahui kebutuhan riil tenaga juga tidak diberikan,” tegas Heri. Sementara Wakil Bupati Tanggamus Samsul Hadi mempunyai alasan kuat untuk mempertahankan 5.428 TKS. Menurut dia, jumlah TKS itu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Ini bukan keputusan poli-

tik, tapi keputusan publik. Kalau TKS dipatok segitu (4.830 orang, Red) terus pelayanan publik bagaimana. Padahal jumlah terbanyak bidang kesehatan dan pendidikan,” ujarnya. Sekretaris Kabupaten Tanggamus Andi Wijaya menambahkan, dari 5.428 TKS, tidak seluruhnya tenaga baru. Sebab tiap tahun ada perpanjangan kontrak. “Untuk analisis beban kerja yang diminta, itu didahului analis jabatan. Sedang itu baru akan dilakukan pada 2018. Jadi, permintaan itu belum bisa dipenuhi,” sebut Andi. Pada bagian lain, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Tanggamus Hilman Yoscar mengatakan, TAPD akan berupaya konsultasi dengan Banggar agar APBD 2018 segera disahkan. (ral/rnn/c1/ais)

TINJAU: Kapolda Lampung Irjen Suroso Hadi Siswoyo saat melakukan kunjungan kerja dan meninjau gedung Mapolres Pesawaran yang baru, Kamis (30/11). FOTO FAHRURROZI/RADAR LAMPUNG/RNN

Setelah Polres, Kaji Penambahan Polsek GEDONGTATAAN – Penambahan polsek di Pesawaran menjadi perhatian Kapolda Lampung Irjen Suroso Hadi Siswoyo. Saat ini, dari 11 kecamatan, baru ada empat polsek di kabupaten berjuluk Bumi Andan Jejama itu. Polsek tersebut berada di Tegineneng, Gedongtataan, Kedondong, dan Padangcermin. ’’Kalau soal itu (penambahan polsek) tentu menjadi prioritas utama setelah polres jadi. Mana-mana polsek yang harus segera hadir memberi-

kan pelayanan, perlindungan, pengayoman. Jelas empat polsek yang ada saat ini masih kurang. Nanti ada kajian dan evaluasi,” kata Suroso dalam kunjungan kerja ke Mapolres Pesawaran, Kamis (30/11). Dalam kegiatan tersebut, kapolda dan rombongan juga meninjau Mapolres Pesawaran. Turut hadir Bupati Dendi Ramadhona dan Kapolres Pesawaran AKBP M. Syarhan. Rencananya mapolres tersebut diresmikan pada 13 Desember mendatang. Peres-

mian penempatan gedung yang berlokasi di Desa Wiyono itu dilakukan bertepatan dengan satu tahun berdirinya Polres Pesawaran. Suroso mengungkapkan, meski baru berusia setahun, jajaran Polres Pesawaran sudah berupaya seoptimal mungkin melayani masyarakat. Polda Lampung sebagai satuan teratas mempunyai kewajiban untuk memperhatikan dan mencukupi kebutuhan jajaran polres. Baik dari sisi personel maupun infrastruktur.

Diketahui, Pemkab Pesawaran menyiapkan lahan untuk pembangunan sejumlah kantor, termasuk mapolres. Luasnya mencapai 9,6 hektare di Desa Kebagusan. Lahan tersebut rencananya diperuntukkan gedung olahraga, alunalun dan rumah dinas pejabat. Sementara di Desa Wiyono disiapkan lahan 10,1 hektare. Sebanyak lima hektare untuk Polres Pesawaran dan sisanya digunakan sebagai lokasi terminal dan balai pengujian dinas perhubungan. (ozi/c1/ais)


17

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Kuras BBM 2,5 Ton untuk Beli Sepeda Sopir Tangki BBM Diamankan di Bandara

BANDARLAMPUNG - Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Baca KURAS Hal. 18

Ditarget Desember, Progres Baru 30 Persen

FOTO RIZKY PANCHANOV/RADAR LAMPUNG

DIPERBAIKI: Jembatan yang ada di ruas Jl. Nusantara, Labuhanratu, Bandarlampung, diperbaiki. Pada Desember ini, Pemkot Bandarlampung menargetkan sembilan jembatan rampung.

BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung tak hanya fokus memelihara jalan protokol hingga jalan lingkungan. Jembatan pun turut menjadi perhatian fasilitas infrastruktur yang tak ingin diabaikan. Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bandarlampung Syamsul menerangkan, masingmasing jembatan berbeda perlakuan. Ada yang dilakukan peningkatan, ada pula sebatas perawatan rutin. ’’Seperti jembatan di Jl. Nusantara, itu kita lebarkan. Terus yang ada di Jl. Sultan Slamet juga, kini sudah mau selesai,” ujar Syamsul kepada Radar Lampung. Tahun ini perbaikan antara lain menyentuh jembatan di Jl. Nusantara, Labuhan Ratu; jembatan Gg. Ainan Ruas Jl. Ridwan Rais, Sukarame; jembatan Jl. Terudan, Pulau Singkep; jembatan Jl. M. Yamin; jembatan Jl. Sultan Slamet; hingga ke jembatan Waybalau. Syamsul menyebut, semua pengerjaan jembatan harus selesai Desember. Perbaikan beberapa jembatan didanai APBD 2017, adapula Baca DITARGET Hal. 18

Melihat Kecanggihan Alat UPT LTSIT Unila

Mampu Analisis Penyakit Tanaman hingga Identifikasi Forensik Universitas Lampung (Unila) terus berupaya mengejar predikat research university. Salah satunya dengan melengkapi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi (LTSIT) Unila dengan alat-alat canggih. Harapannya, Unila bisa setara perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa.

ini dipatok dengan harga Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar. Mengenai pemeliharaannya, UPT LTSIT kesehariannya membersihkan debu dan kotoran dari Pyromark Q24. Ada juga pemeriksaan bulanan serta pemeriksaan tahunan Baca MAMPU Hal. 18

Laporan Elga Puranti, BANDARLAMPUNG WAWAN tampak hati-hati memasukkan sampel DNA ke dalam mesin Pirosekuensing. Wajar saja, selain dibu-

tuhkan ketelitian, alat yang digunakan Wawan selaku instruktur laboratorium itu harganya cukup mahal dan tidak banyak dimiliki laboratorium di perguruan tinggi. Satu alat sekuensing DNA

HATI-HATI: Wawan tampak hati-hati memasukkan sampel DNA ke dalam mesin Pirosekuensing. FOTO ELGA PURANTI/RADAR LAMPUNG


METROPOLIS

18

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Ganti Rugi Rp5,3 M Dibayar Rp2 M Anggap Kangkangi Putusan Hukum

Kuras... (Ditreskrimum) Polda Lampung menangkap Doni Pamungkas (33), sopir tangki yang nekat mengoplos BBM (bahan bakar minyak) jenis Pertalite dengan minyak mentah. Warga Perum BKP, Kemiling Permai, Bandarlampung, ini ditangkap Rabu (15/11) sekitar pukul 14.30 WIB di Bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan. Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Lampung AKBP Roy Satya mengatakan, penangkapan terhadap tersangka bermula saat dirinya mendapat informasi tersangka hendak melarikan diri keluar kota menggunakan pesawat. ’’Atas informasi itu, kami langsung bergegas dan berhasil menangkap tersangka saat akan naik pesawat,” ungkap Roy kemarin (1/12). Tersangka nekat menggelapkan BBM sekitar 2,5 ton atau 2.500 liter. Aksinya tercium setelah salah satu SPBU di Kabupaten Tulangbawang mendapat keluhan BBM yang dijualnya tidak murni. Atas dasar itu, Subdit III Ditreskrimum Polda Lampung menyelidiki dugaan itu. Saat diselidiki dan dimintai keterangan, pemilik SPBU mengaku SPBU yang dikelolanya sesuai dengan takaran. ’’Kami kemudian menyelidiki bagaimana proses

Sambungan dari Hal. 17 hingga BBM itu sampai di SPBU,” ujarnya. Hasil penyelidikan, ternyata BBM yang tidak murni itu disebabkan tersangka yang berprofesi sebagai sopir tangki telah mengeluarkan 2,5 ton BBM dan mencampurkan BBM yang tersisa dalam tangki dengan minyak mintah. ’’Jadi begini, sopir ini kan tugasnya mengangkut 16.000 liter BBM. Nah, 2.500 liter dikeluarkan oleh tersangka, jadi BBM murninya 13.500 liter. Untuk memenuhi 16.000 liter, tersangka mencampurkannya dengan minyak mentah,” jelasnya. Roy menambahkan, BBM sebanyak 2.500 liter tersebut telah dijual tersangka sebesar Rp10 juta. Uang hasil penjualan BBM digunakan untuk membeli sepeda. ’’Sepeda hasil penjualan BBM itu telah kami amankan untuk menjadi barang bukti,” terangnya. Ternyata, aksi itu sudah dicurigai pemilik SPBU di Tulangbawang. Sebab pihak SPBU mengaku BBM yang dibawa pelaku menggunakan mobil tangki saat dicek, kandungan oktannya tidak sesuai, sehingga BBM yang diangkut pelaku terindikasi dioplos. ’’Kami juga mendapat laporan dari pemilik SPBU. Makanya langsung kita kejar dan mengamankan tersangka di Bandara Radin Inten II,” tukasnya. (yud/c1/sur)

BANDARLAMPUNG – Proses ganti rugi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) disoal warga. Alasannya, ganti rugi yang hendak dibayarkan tidak senilai dengan putusan pengadilan yng telah inkracht. Hal itu diutarakan kuasa hukum salah satu pemilik tanah Kharisma Jomenta Surbakti. Dia menjelaskan, kliennya memiliki tanah seluas 12.120 m2 di Desa Lematang, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan. Tanah kliennya pun merupakan tanah yang telah ditanami pohon sengon sehingga dapat dikatakan sebagai tanah produktif. Dikarenakan adanya proyek pembangunan JTTS Bakauheni–Terbanggibesar IB, ruas Tanjungbintang, tanah milik kliennya seluas 5.315 m2 terkena pembebasan lahan. Yang dipermasalahkannya, panitia pelaksana pengadaan tanah JTTS menetapkan nilai ganti kerugian sebesar Rp283 ribu per m2. Total, kliennya hanya men-

dapat Rp2,08 miliar. Nilai itu sangat jauh di bawah nilai ganti kerugian yang ditetapkan untuk tanah yang bersebelahan dengan tanah tersebut, yaitu mencapai Rp1.109.000 per m2, atau keseluruhannya mencapai Rp5,3 miliar. Alhasil, klien merasa sangat keberatan atas nilai ganti rugi tersebut. Kliennya lantas mengajukan permohonan keberatan ke Pengadilan Negeri Kalianda. Hasilnya, Pengadilan Negeri Kalianda menjatuhkan Putusan No. 35/Pdt.G/2016/PN.Kla. tertanggal 13 Desember 2016 yang telah berkekuatan hukum tetap (BHT). Dalam pokok perkara mengabulkan permohonan pemohon keberatan/gugatan penggugat untuk sebagian. Menghukum agar termohon keberatan/tergugat menetapkan ganti kerugian tanah milik pemohon keberatan/penggugat sebesar Rp1.109.000per meter persegi, dan membayarkannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku. ’’Dikarenakan putusan BHT sebagai putusan yang telah berkekuatan hukum tetap wajib dihormati, dilaksanakan, dan dipatuhi oleh semua pihak,

maka klien melalui kuasa hukumnya telah meminta pihak-pihak terkait melaksanakan putusan BHT dan memberikan ganti rugi terhadap pembebasan tanah milik klien sebesar Rp1.109.000 per m2,” terang Kharisma. Sayangnya, meski klien telah mengingatkan dan meminta kepada instansi-instansi terkait melaksanakan putusan BHT, namun tidak kunjung melaksanakan putusan BHT yang merupakan produk pengadilan yang wajib dihormati dan dilaksanakan. Puncaknya, Kamis (30/11), tanahnya tetap dieksekusi tanpa ganti rugi sesuai putusan pengadilan negeri. Ya, bukannya melaksanakan putusan BHT, justru klien dikejutkan pada 24 Mei 2017, menerima berita acara konsinyasi No. 1/Pdt.P/Kons/ 2017/PN.Kla. Sementara, saat jalannya eksekusi tak banyak yang dikatakan perwakilan pengadilan. ’’Silahkan ajukan keberatan secara mekanisme hukum yang berlaku. Tapi eksekusi lahan tetap berjalan,” singkat Panitera Muda Perdata PN Kalianda Jamaludin sesaat sebelum dimulainya eksekusi lahan. (sur/c1/sur)

Ditarget...

yang didanai melalui pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). ’’Semuanya sudah lebih dari 60 persen. Kaya di jembatan Jl. M. Yamin sudah 85 persen, lalu jembatan Pulau Singkep, Sultan Slamet 70 persen,” lanjut Syamsul. Dirinya mendorong rekanan-rekanan di lapangan bisa membereskan pekerjaannya sesuai tenggat waktu diberikan. Berdasarkan pantauan Radar Lampung, perbaikan jembatan di Jl. Nusantara masih dalam proses. Saat ditemui di lapangan, Hairum, perwakilan CV Tiara Mitra Permai, selaku perusahaan yang mengerjakan proyek mengatakan hingga saat ini progres pengerjaan jembatan baru 30 persen. Namun, pihaknya mengaku bakal mengejar tenggat waktu yang diberikan. ’’Target 20 Desember sudah selesai. Kami upayakan 10 Desember sudah bisa dilewati, tapi baru sebatas sepeda motor,” jelas Hairum. Dirinya beralasan, pelebaran gorong-gorong yang semula tingginya dua meter, berubah menjadi empat meter. Lebarnya pun juga bertambah dari 1,26 meter menjadi 2,3 meter. ’’Bisa selesai kok Desember,” yakinnya. (rma/c1/sur)

Mampu... untuk melihat suku cadang mesin Pyromark Q24. Alat sekuensing (pengurutan) DNA bernama Pyromark Q24 itu dimiliki Unila sejak 2012. Namun, alat itu baru bisa dioperasikan pada tahun ini, setelah Unila melakukan pelatihan dengan mengundang tim trainer instrument Pyromark Q24 dari PT Genecraft Labs. Kepala UPT LTSIT Unila Dr. Paul Benyamin Timotiwu mengatakan, di Indonesia hanya tiga universitas yang memiliki Pyromark Q24. Selain Unila dua lainnya adalah Universitas Padjajaran (Jawa Barat) dan Universitas Tadulako (Sulawesi Tengah). Pyromark Q24 digunakan untuk sekuensi DNA, atau

dari Hal. 17

Sambungan dari Hal. 17 meneliti keragaman genetik. ’’Karena alat ini merupakan alat yang canggih, perlu ada pelatihan sebelumnya. Baru pada 2016, alat ini (Pyromark Q24, Red.) dioptimasikan, dan 16 November 2017 kemarin kita adakan pelatihan bersama dengan perguruan tinggi lain, seperti IPB, dan Unsri,” katanya. Pyromark Q24 biasanya kerap digunakan untuk bidang pertanian, perikanan, kehutanan, hingga kedokteran. Untuk bidang-bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan biasanya berfungsi untuk mendeteksi jenis penyakit dan jenis bibit unggul. Pada bidang kedokteran, kerap digunakan untuk mendeteksi virus

penyakit hingga proses dasar dalam identifikasi forensik. ’’Kalau sebelumnya harus jauh-jauh ke Jakarta, tahun ini Unila sudah bisa melayani dasar-dasar forensik itu. Seperti tes DNA misalnya. Karena kita (Unila, Red.) sudah punya alat untuk itu,” katanya lagi. Unila juga sudah mulai membuka jasa analisis untuk keragaman genetik. Sasarannya adalah para pengusaha peternakan, perikanan, dan kehutanan yang hendak menguji dan memilih bibit unggul yang akan dipergunakan. ’’Misalnya untul pengusaha kelapa sawit, yang terpenting bagaimana buah sawit bisa menghasilkan minyak

yang banyak dan bagus. Nah, itu bisa dianalisis di UPT LTSIT, mana bibit kelapa sawit yang bisa menghasilkan banyak minyak,” bebernya. UPT LTSIT tidak banyak dipakai untuk proses belajar mengajar. Kebanyakan, UPT ini digunakan sebagai sarana penelitian dosen, baik dari dalam maupun Unila. Kedepannya, sambung Paul, UPT LTSIT diwacanakan sebagai laboratorium dengan alatalat tercanggih sebagai sarana penelitian dosen. Dalam pemeliharaan tahunan biasanya UPT LTSIT dibantu PT Genecraft Labs, selaku perusahaan yang memproduksi Pyromark Q24. ’’Kalau ada kerusakan, atau misalnya ada suku cadang

yang memang harus diganti secara rutin, itu akan di-list oleh pihak Genecraft Labs, kemudian UPT akan mempertimbangkan mana suku cadang yang akan menjadi prioritas untuk diganti,” katanya. Keberadaan alat ini juga langkah awal Unila menuju riset university. Paul bahkan mengaku, sejak beberapa tahun lalu Unila banyak bekerjasama dalam penelitian dengan perguruan tinggi lain seperi IPB dan Unsri. ’’Kami berharap dengan semakin canggihnya alat-alat yang dimiliki UPT LTSIT Unila bisa mebuat Unila menjadi setara perguruan tinggi ternama di pulau Jawa,” tukasnya. (c1/ sur)


METROPOLIS SABTU, 2 DESEMBER 2017

Bukan Sekadar Berita!

19

DIKEBUT: Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) paket 3 ruas Kota Baru–Metro dikebut. Meski hari libur, para pekerja tetap bekerja. Foto dibidik Jumat (1/12).

Dua Pejabat Pemprov Definitif BANDARLAMPUNG – Gerbong rolling yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung pada Agustus lalu masih menyisakan ganjalan. Kala itu, dari 211 pegawai negeri sipil (PNS) yang di-rolling, ada 22 yang berhalangan hadir. Sebanyak 20 orang kemudian dilantik belakangan. Tetapi tercatat ada dua nama PNS yang belum dilantik. Yakni Adi Sriyono dan Meliana Sari. Namun, pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung mengklaim dua PNS tersebut telah dilantik beberapa waktu lalu. Kabid Pengembangan Pegawai BKD Lampung Rendi Reswandi menyatakan, Adi Sriyono dilantik sebagai sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Lampung. Sementara Meliana Sari dilantik menjadi Kasubbag Perencanaan Sekretariat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lampung. ”Sudah dilantik. Satu orang pejabat Eselon III dan satu orang pejabat Eselon IV,” kata Rendi saat dikonfirmasi kemarin. Pelantikan menurutnya dilakukan oleh Asisten Bidang Administrasi Umum Hamartoni Ahadis. Menurut Rendi keduanya berhalangan hadir pelantikan bersama karena tengah melaksanakan ibadah haji.

Lantas bagaimana dengan pengisian jabatan definitif yang saat ini masih kosong seperti jabatan Kepala BKD Lampung? Dia mengaku masih menunggu perintah dari Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). ”Masih menunggu perintah kalau itu,” kata dia. Dirinya juga menambahkan, pada Kamis (30/11) lalu di Balai Keratun juga telah dilaksanakan pengambilan sumpah janji PNS. ”Ada 700 orang, ini tahap kedua. Golongan IV ada 80, golongan III ada 470, golongan III 170 orang dan golongan I 33 orang. Kalau hanya pengambilan sumpah janji enggak masalah kok,” kata dia. Terpisah, Anggota Komisi I DPRD Lampung Aprilliati menilai kekosongan jabatan tak boleh dilakukan penundaan. Seharusnya langsung saja. Sebab, ada pejabat yang parkir itu yang saya kira juga ada yang sesuai dengan yang dibutuhkan,” ujarnya. Dia menjelaskan, hal tersebut sangat berguna ketika pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), merumuskan kebijakan tertentu bersama elemen lain termasuk DPRD Lampung. ”Terkadang penyusunan tertunda karena tidak ada yang langsung mengambil kebijakan,” kata dia. (abd/ c1/wdi)

FOTO RIZKY PANCHANOV/RADAR LAMPUNG

Proyeksi Belanja Rp8 T Senin, Raperda APBD TA 2018 Dikirim ke Kemendagri

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan DPRD Lampung hanya butuh dua pekan merampungkan raperda anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) TA 2018. Pada Kamis (30/11) lalu, raperda tersebut telah disetujui untuk menjadi perda. Rencananya, perda itu dikirimkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk dievaluasi pada Senin (3/12). Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri mengatakan, disepakati pada

raperda APBD TA 2018 jumlah pendapatan daerah sebesar Rp7,5 triliun. Rinciannya, pendapatan asli daerah (PAD) Rp3,17 triliun, dana perimbangan Rp4,29 triliun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp35,71 miliar. Sedangkan belanja daerah dianggarkan Rp8,11 triliun. Yang terdiri atas belanja tidak langsung Rp4,84 triliun dan belanja langsung Rp3,26 triliun, serta pembiayaan netto sebesar Rp604,84 miliar. Besarnya proyeksi belanja daerah ini menyebabkan ada perkiraan kekurangan Rp604,840 miliar. Kekurangan itu tertutupi dari pinjaman daerah sebesar Rp600 miliar dan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran

(Silpa) sebesar Rp40 miliar. Dikurangi pegeluaran pembiayaan sebesar Rp35,160 miliar. Dia menyatakan, draft perda rencananya dikirim ke Kemendagri pekan depan. ”Ini kan libur, pekan depan langsung dikirim meski dengan keterbatasan anggaran, dalam penyusunan Raperda APBD tahun anggaran 2018, kita harus berusaha untuk menghasilkan anggaran berkualitas dan berpihak kepada kepentingan publik,” kata dia. Ketua Badan Anggaran (Banang) DPRD Lampung Dedi Afrizal mengatakan, pembahasan sudah sesuai aturan perundang-undangan. Di mana, dari penyampaian KUA-PPAS ditindaklanjuti kemudian pengajuan

RAPBD Ta 2017 pada selasa (21/11). ”Kemudian, pada 24-28 November dilakukan pembahasan tingkat komisi. Kemudian tanggal 29 nya, itu laporan komisi ditindaklanjuti dengan Rapat Pimpinan dan Banmus,” kata dia. Lantas apakah waktu tidak terlalu singkat? Dia mengatakan, dalam waktu itu rapat juga dilakukan di luar jam kerja. Kemudian, pemilahan program yang diajukan dari Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) dianggapnya sudah menohok kepada prioritas masyarakat. ’’Saya kira enggak ada masalah. Tinggal bagaimana kepastian di Kemendagri saja. Jika ada rekomendasi tertentu ya akan kita bicarakan lagi,” ujarnya. (abd/c1/wdi)


METROPOLIS

22

SABTU, 2 DESEMBER 2017

Simpan Ganja, Dijanjikan Rp300 Ribu per Kilogram BANDARLAMPUNG – Tergiur dengan uang yang bakal didapat, Hendriyanto (36) nekat menyimpan 10 kilogram ganja di rumahnya. Belum sempat menerima upah, warga Desa Kampungsari, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, ini ditangkap anggota Subdit II Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Lampung, Kamis (30/11). Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung AKBP Wika Hardianto mengatakan, penangkapan bermula dari informasi adanya transaksi ganja di Kampungsari. Dari sini, pihaknya melakukan penyelidikan. ”Sekitar pukul 22.30 WIB, kami melihat

seseorang di sebuah gubuk kosong. Gerak-geriknya mencurigakan,” kata Wika, Jumat (1/12). Polisi melakukan penggeledahan dan menemukan tiga kilogram ganja. ”Dari sini kami melakukan pengembangan dan menemukan tujuh kilogram ganja dikediaman tersangka. Barang tersebut disimpan di pojok kamarnya,” sebut dia. Sementara Hendriyanto mengatakan, dirinya hanya diminta menyimpan ganja oleh R. Untuk satu kilogram ganja, ia dijanjikan upah Rp300 ribu. ”Barang itu (ganja, Red) baru seminggu di rumah saya” ujarnya. (yud/c1/ais)

FOTO PRIMA IMANSYAH PERMANA/RADAR LAMPUNG

UNTUK OBATI ORANG TUA: Supriyono (21), warga Jalan Ikan Kakap, Kelurahan Pesawahan, yang ditangkap anggota Polsekta Telukbetung Selatan lantaran diduga mencuri kabel. Pemuda itu mengaku melakukan kejahatan untuk mengobati orang tuanya yang sakit. Saat ini polisi masih memburu dua pelaku lain.

Perampok BPJS Cari Modal untuk Beraksi di Malaysia BANDARLAMPUNG – Perampokan di kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bandarlampung dilakukan Bahrun (34) untuk mencari modal. Rencananya, warga OKU Timur, Sumatera Selatan, ini hendak menuju Sarawak, Malaysia. Di sana, ia akan melakukan kejahatan dengan target tenaga kerja Indonesia (TKI) dan warga

negara Malaysia. Menurut Bahrun, ia dan rekannya Erick (28) yang juga tertangkap akan ke Malaysia untuk kali kedua. Rencananya, jika sudah mendapat modal, mereka menuju Negeri Jiran itu melalui Kalimantan. ’’Ini perjalanan kedua saya dengan Erick ke Malaysia. Di sana, kami juga kerja (melakukan kejahatan, Red),”

kata Bahrun ditemui di ruang Gelatik Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSUDAM), Jumat (1/12). Lelaki yang kedua kakinya tertembak ini mengaku baru sekali beraksi di Lampung. Biasanya, ia dan kelompoknya melakukan kejahatan di Batam dan Malaysia. Bahrun menuturkan, perampokan itu dilakukan bersama lima rekannya. Yakni

Erick, Husni (32), Joni (29) dan Marendra (30). Tiga nama terakhir dibekuk anggota KSKP Bakauheni saat hendak menyeberang ke Pelabuhan Merak, Rabu (29/11). Seorang lagi, yakni MS masih dalam pengejaran polisi. Kawanan ini tiba di Bandarlampung, Senin (27/11) dan menginap di sebuah penginapan di kawasan Tanjungkarang Pusat. Sebenar-

nya, mereka hendak menuju Jakarta. ”Jadi kami ini hanya mampir di sini (Bandarlampung, Red),” ujarnya. Lantas mereka berkeliling dan sepakat merampok kantor BPJS. Pertimbangannya, penjagaan di kantor tersebut tidak terlalu ketat. ”Sebelumnya kami tidak merencanakan (perampokan) itu. Spontan saja. Sebelumnya kami intip dulu satpam di

dalam kantor. Begitu mereka tidur, kami masuk lewat pintu kanan dan langsung mengikat tiga satpam,” kata dia. Dengan modal linggis, mereka berhasil beraksi dan membawa kabur uang tunai Rp25 juta dari brankas. Dari sini, mereka menuju Bakauheni. Namun di tengah perjalanan, mereka berpencar. Bahrun bersama Erick dan MS. ”Kami naik bus.

Sedang yang lain naik mobil punya Husni,” ucapnya. Terpisah, Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Kompol Harto Agung Cahyono mengatakan, Bahrun dan Erick sempat menginap satu malam di penginapan. ”Saat ini kami masih mengejar satu orang lagi,” kata Harto dihubungi melalui ponselnya, Jumat (1/12). (pip/ c1/ais)


PENDIDIKAN SABTU, 2 DESEMBER 2017

23

CCerdas erdas BBerkualitas erkualitas

Siswa SMP Al-Kautsar Beri Kejutan Guru BANDARLAMPUNG – Siswa-siswi SMP Al-Kautsar memberikan kejutan bagi para gurunya dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional pada 27 November lalu di sekolah setempat. Diawali upacara bendera, kemudian pemotongan tumpeng serta penyerahan balon oleh perwakilan siswa kepada Kepala SMP Al-Kautsar Sri Purwaningsih. Sri Purwaningsih pun mengucapkan rasa bangga dan terima

kasihnya kepada para siswa yang menghormati dan mengingat jasa para gurunya. Dia juga berharap pada perayaan Hari Guru sekaligus HUT Ke-72 PGRI, organisasi guru ini semakin matang dan bisa berperan lebih besar dalam mencerdaskan anak bangsa. ’’Peran besar PGRI inilah yang nantinya menciptakan generasi muda yang berguna, cerdas, berkarakter baik, serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama,” ujar Sri.

FOTO IST

LEPAS BALON: Kepala SMP Al-Kautsar Sri Purwaningsih menerima balon dari perwakilan siswa untuk dilepaskan dalam rangka memperingati Hari Guru usai upacara bendera di sekolah setempat.

Usai upacara bendera, pemotongan tumpeng, dan penyerahan balon dari perwakilan siswa kepada kepala sekolah, dilanjutkan kegiatan kekeluargaan dengan wali kelas di kelas masing-masing. Dalam kelas, para siswa juga memberikan kejutan berupa persembahan untuk para guru mereka seperti pembacaan puisi, paduan suara, dan teatrikal bertema jasa dan perjuangan guru. Beberapa siswa juga memberikan karangan bunga untuk guru mereka. ”Saya sangat terharu dengan persembahan dari siswa-siswi yang telah lama melakukan latihan untuk memberikan kejutan kepada kami para guru,” ujar salah satu guru, Fatoni. Dia sendiri berharap para

siswa mampu memaknai hari guru sebagai semangat untuk belajar dengan lebih rajin, lebih baik dalam meraih prestasi. Sementara, para guru juga diharapkan terus meningkatkan kompetensi dan kualitas diri melalui pelatihan dan menguasai berbagai keterampilan, terutama keterampilan digital. ”Di zaman digital ini sudah seharusnya guru juga belajar dan menguasai keterampilan digital. Karena melalui keterampilan itulah bisa berkomunikasi lebih akrab dengan anak-anak zaman sekarang. Guru juga bisa mengetahui dan memantau aktivitas mereka di dunia maya sehingga mampu mengarahkan ke hal-hal yang positif,” tuturnya. (rls/c1/rim)

Kearifan Lokal Menjadi Isu Tren Unila Temukan Peneliti dan Pelaku Budaya Lintas Provinsi

BANDARLAMPUNG - Kearifan lokal dan perkembangannya kini menjadi isu tren. Laju perkembangan dan dinamika masyarakat di tengah arus zaman, transportasi, dan teknologi komunikasi ini pun bergerak cepat. Demikian halnya dengan interaksi masyarakat yang lintas batas menuntut adanya adaptasi di level nasional, bahkan internasional. Kondisi tersebut, jelas Dr. Nina Yudha Aryanti, M.Si., me-

merlukan pemahaman kompleks tentang multikulturalisme. Meskipun pengalaman dan dinamika masyarakat yang hidup berdampingan dengan budaya lain di Indonesia sendiri sudah lama terjadi. ’’Salah satunya Provinsi Lampung yang hidup dengan nuansa mutikultural kental,” terang Nina yang juga ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Budaya, dan Pendidikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lampung (LP2M Unila) kepada Radar Lampung didampingi sekre-

tarisnya, Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., kemarin (1/12). Secara demografis, lanjut Nina, Lampung terdiri atas etnis Jawa, Sunda, Lampung, Semendo, Minangkabau, Bali, Batak, Bengkulu, Bugis, Cina, Ambon, Riau, dan lainnya.Kemudian secara khusus, sejak ditetapkannya otonomi daerah, daerah memiliki kesempatan seluas mungkin untuk membangkitkan kembali budaya lokal. ”Sehingga, kondisi ini akan mengembalikan spirit budaya lokal dan identitas Indonesia sebagai masyarakat majemuk dan membina keberagaman

NINA YUDHA ARYANTI

sebagai unsur persatuan bangsa. Dengan demikian, kearifan lokal yang pernah ada dan berkembang di masyarakat Lampung pun akan dapat ditemukan kembali,” optimisnya. Untuk kepentingan itu jugalah, tegas Nina, Unila melalui LP2M mengadakan Kegiatan Ilmiah Tingkat Nasional bertema Kearifan Lokal dalam Dinamika Masyarakat Multikultural yang secara teknis pelaksanaannya diketuai dirinya. Kegiatan dibuka Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. berlangsung hari ini (2/12) di Hotel Horison

Bandarlampung tersebut mendatangkan tiga narasumber. Yaitu Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si. (Unila), dan Dr. Farida Ariyani, M.Pd. (Unila). Lebih jauh, Nina menegaskan kegiatan ilmiah ini bertujuan mendapatkan formulasi pola pewarisan dan pengembangan kearifan lokal dalam masyarakat multikultural serta daya dukungnya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. ”Selain itu untuk menjalin silaturahmi antar peneliti bidang budaya,” tan-

dasnya seraya mengatakan peserta yang andil 100 dosen/ peneliti budaya, guru, mahasiswa, pelaku budaya, dan pemerhati budaya dari Palembang, Padang, Tangerang, Pontianak, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Palu. Kegiatan ini juga, imbuhnya, didukung asosiasi Ikatan Dosen Budaya Indonesia (Ikadbudi) Komisariat Darah Lampung, Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL), Kesutanan Kedatun Keagungan Lampung, serta disponsori Radar Lampung dan TV Fisip Unila. (rim)


ZETIZEN NATIONAL CHALLENGE GO TO NEW ZEALAND 2017 SABTU, 2 DESENBER 2017

24

Sehari Jadi Artsy WELLINGTON – Setelah seru-seruan melihat rutinitas para food technologist di Massey University, Palmerston North, Alpha Zetizen of the Year (AZOTY) 2017 diajak mengunjungi fakultas lain yang nggak kalah kece. Yap, mereka diajak mendatangi College of Creative Arts Massey University kemarin (1/12). Timothy Croft, international manager, memperkenalkan berbagai jurusan di fakultas tersebut. Ternyata banyak banget pilihannya loh. Mulai program desain, seni rupa, musik komersial, hingga produksi media kreatif. Yang bikin keren, ada sebuah dinding yang ditempeli jajaran foto alumni terkenal. Termasuk desainer brand ternama seperti Nike, iPhone, dan lainnya. Cool! Selama berada di situ, AZOTY diajak mengelilingi berbagai ruang perkuliahan. Ruangan pertama yang dimasuki adalah studio foto yang selalu dicat setiap minggu agar nggak terkontaminasi debu dan kotoran. Kemudian, mereka memasuki ruang rekaman untuk jurusan musik komersial. Bahkan, AZOTY sempat bertemu dengan Kelly Moneymaker, alumnus yang kini telah menjadi produser. Terakhir, mereka berkesempatan melihat beberapa mahasiswa fashion design sedang mengerjakan tugasnya. Christian Ocxiryan yang punya ketertarikan melestarikan batik khas Jambi tergelitik ketika mengetahui bahwa di sana terdapat jurusan bachelor of Maori visual art. Di program itu, mahasiswa bisa mempelajari karya yang dibuat suku asli New Zealand tersebut. ’’Katanya, kita diizinkan meng-explore kultur negara masing-masing dan membawa ciri khas asli international students yang punya karakter berbeda-beda,’’ katanya. BTW, Tian yang saat itu mengenakan pakaian motif batik Jambi juga diapresiasi dan diacungi jempol oleh Timothy. Ikut bangga ya! Biar makin lengkap, mereka diajak mengunjungi Museum Te Papa. Oh ya, dalam bahasa Maori, arti nama tersebut adalah tempat kita. Kombinasi teknologi multimedia untuk menunjukkan berbagai informasi seputar sejarah New Zealand dan budaya Maori bikin liburan edukasi nan artsy terasa menyenangkan. Di ujung tur, AZOTY diajak mencicipi teknologi virtual reality, big tablet, hingga green screen. Superfun! (jpg/c1/snd)

IVAN/ZETIZEN TEAM

HIII SEREM: Alpha Zetizen of the Year 2017 bersama sang daddy, Tim Anderson dari NZTE ikut tantangan bikin darah artificial di Weta Workshop Wellington.

AZOTY

Bercucuran ’’Darah’’ di

Weta Workshop

IVAN/ZETIZEN TEAM

ROAR: AZOTY berpose di depan patung karakter The Hobbit, Azog, yang ada di Weta Studio, Wellington.

PENGALAMAN BARU: AZOTY 2017 menuangkan kreativitas di atas big tablet di Museum Te Papa.

RYAN/ZETIZEN SUMEKS

PLAY WITH TECHNO: C O Darii depan, Birizki i i i Afrianto fi ((Jateng)) dan Abdul Wahid (Gorontalo) mencoba teknologi green screen di Museum Te Papa.

WELLINGTON – Satu lagi keahlian Alpha Zetizen of the Year (AZOTY) 2017 yang bertambah. Setelah kunjungan ke Weta Workshop kemarin (1/12), ke-34 AZOTY jadi andal bikin temannya ’’berdarah-darah’’. Eits, nggak usah khawatir. Ini bukan donor darah atau pakai darah beneran kok! AZOTY cuma main darah artifisial. Mereka mendapat group challenge membuat darah dari glukosa, pewarna makanan, dan kopi. Kok kopi? Soalnya, warna merah darah bikin film nggak bisa ditonton usia kurang dari 18 tahun. Nah, kalau darahnya lebih hitam dan pekat, kan lebih aman buat segala usia. Biar nggak penasaran, Weta menantang setiap grup bikin darah versi mereka dan story line tentang darah palsunya. Tim Audrey Friskia, AZOTY Nusa Tenggara Timur, bercerita tentang swanggi, makhluk mistis di Papua. Kebetulan, di tim itu ada juga Yockbet Merauje, AZOTY Papua, yang berperan sebagai swanggi. ’’Seluruh muka sama tanganku berlumuran darah,’’ cerita Yoke, panggilan akrab Yockbet Merauje. Namun, justru tim Bhrisco Jourdy, AZOTY Papua Barat, yang menjadi pemenang. ’’Cerita kami bagus, tapi lebih bagus efek darahnya. Darah warna gelap ini kasih di tisu, lalu kami balut di telapak tangan serupa perban,’’ jelas Bhrisco. Sebelum seru-seruan, Frederica dari Weta Workshop menjelaskan banyak hal kepada AZOTY. Frederica mengajak masuk ke ruang rahasia. Ternyata di dalam ruangan tersebut terdapat banyak sekali properti syuting film blockbuster. Mulai pedang dalam film Narnia, senjata yang digunakan film Avatar, kostum di The Lord of the Rings, hingga beragam perintilan The Hobbit. Di ruang rahasia itu pula, Frederica berbagi cerita. Ada lokasi khusus yang membahas costume development seperti senjata, armor, dan panah. Kemudian, Frederica memberikan penjelasan tentang make-up dan special effect, kostum, engineering, miniatur diorama, sampai animatronics. Saking serunya, banyak anak yang terpukau. ’’Wih, keren loh bisa bikin pedang Narnia kayak gini. Pas aku lihat filmnya, kirain pedangnya berat, eh ternyata ringan,’’ celetuk Maria Angelita, AZOTY termuda asal Yogya yang bercita-cita jadi seniman. Ssst, ternyata Weta punya trik khusus untuk mengerjakan properti tersebut. Bahan yang terbuat dari besi mereka ganti dengan plastik atau aluminium. Nanti, saat finishing, sang ahli craftsmanship memberikan pewarnaan dengan efek logam. Ringan, tapi secara visual tetap kukuh. Kece kan? Begitu pun untuk make-up dan special effect. Tim Weta nggak lagi menggunakan foam latex karena kurang tahan lama. Mereka punya temuan baru dengan memakai bahan silikon. Lebih berat sih, tapi lebih awet. The last, siapa aja sih yang bisa kerja sebagai pembuat properti syuting? ’’Weta tidak terlalu peduli latar belakang pendidikanmu. Yang terpenting, kamu punya skill dan passion super,’’ tutur Frederica. So, buat yang punya mimpi berkecimpung di dunia itu, jangan pernah menyerah! (jpg/c1/snd)

RYAN/ZETIZEN SUMEKS

DIARY M. HAFIDZ ANNAZLY (ALPHA ZETIZEN OF THE YEAR 2017 PROVINSI LAMPUNG) HARI ke-7 dimulai dengan check out dari Torata Dormitory of Massey University menuju Kota Wellington. Perjalanan menghabiskan waktu 5 jam dan kami langsung ke Massey University Wellington dan disambut oleh Mr. Timothy Croft, international manager. Tau nggak, di universitas ini ada fakultas desain dan fashion. Dan ternyata, Fakultas Desain dan Fashion Massey University Wellington menjadi 1st in Asia Pacific Design. Banyak loh lulusan dari sini yang sukses, seperti yang mendesain Nike, kostum Hobbiton dan juga Iphone. Setelah itu kami menuju To Papa Tongarewa, yaitu museum di Kota Wellington.

SUPPORTED BY:

Kami makan siang dipinggiran kota Wellington dengan view pelabuhan kapal yang luar biasa. Kami juga menyempatkan diri salat Jumat di Kilbirne Islamic Center dan bertemu dengan beberapa orang Indonesia loh. Setelah itu kami diajak ke The Weta Warehouse yaitu tempat pembuatan properti dan juga kostum serta Fx Effect film-film terkenal. Seperti The Hobbiton, Lord of the Rings dan juga Amazing Spiderman. Kami juga ke The Weta Cave. Setelah itu kami menuju Victoria house of Victoria University untuk makan malam dan beristirahat. Masih ada beberapa hari lagi. Nantikan keseruan cerita selanjutnya.” (snd/c1/snd)

RYAN/ZETIZEN SUMEKS

KHUSYUK: Meski berada jauh di New Zealand, skuad cowok AZOTY tetap nggak meninggalkan kewajiban salat Jumat.

KHAS LAMPUNG: M. Hafidz Annazly saat memberikan cenderamata khas Lampung, miniatur Menara Siger dan Kopiah Emas, kepada Timothy Croft, international manager Massey University Wellington.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.