Minggu
4 AGUSTUS 2013
28 HALAMAN/Rp3.000,-
Pemudik Makin Membeludak
BAKAUHENI - Jumlah pemudik pada H-5 Lebaran kemarin (3/8) yang melalui pelabuhan semakin membeludak. Melihat tingginya jumlah penumpang, PT ASDP Indonesia Ferry cabang Merak memprediksinya sebagai puncak arus mudik. Berdasarkan data produksi harian dari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB, jumlah kendaraan roda dua yang menyeberang dari Pelabuhan Merak sebanyak 2.319 unit. Sedangkan kendaraan pribadi mencapai 5.667 unit, bus 154 unit, dan truk 441 unit. Untuk penumpang yang menyeberang di waktu yang sama tercatat sebanyak 46.309 orang. Terdiri 9.862 penumpang pejalan kaki dan 36.447 penumpang yang berada di atas kendaraan. Baca PEMUDIK Hal. 2
Kapal TKI Tenggelam 36 WNI HILANG
FOTO RONALD SIAGIAN/JPNN
JAKARTA - Sebuah kapal motor yang diduga mengangkut 40 warga negara Indonesia (WNI) tenggelam di pantai timur Tanjung Sedili, Johor, Malaysia, Kamis (1/8). Empat WNI berhasil diselamatkan pada Jumat subuh, sementara 36 orang lainnya belum ditemukan. Di antara korban yang hilang terdapat delapan perempuan dan tiga balita. ’’Sebagian besar penumpang tidak memiliki izin tinggal (di Malaysia),” ujar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Tatang B. Razak kemarin (3/8).
ANTRE: Penumpang pejalan kaki yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Merak terus mengalir kemarin. Hingga H-5, arus mudik penumpang jasa transportasi laut ini, baik penumpang pejalan kaki dan kendaraan pribadi, terus mengalami peningkatan.
Baca KAPAL Hal. 2
FOTO RONALD SIAGIAN/JPNN
FOTO YUDA PRANATA
FOTO HARITSAH ALMUDATSIR/JPNN
FOTO REUTERS
MENUMPUK: Hingga H-5, jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni terus meningkat.
BERDESAKAN: Penumpang pejalan kaki di Pelabuhan Bakauheni tadi malam.
MULAI RAMAI: Bandara Soekarno-Hatta mulai dipadati penumpang kemarin.
SELAMAT: Empat WNI yang berhasil selamat dari insiden kapal terbalik di Tanjung Sedili, Johor.
DARI KASUS PREMANISME, DITANGKAP LAGI DALAM PERKARA PENCUCIAN UANG
Bebas Hanya Lima Menit, Hercules Kembali Dibui JAKARTA - Habis sudah petualangan Hercules Rozario Marshal di dunia hitam. Mantan preman paling ditakuti di ibu kota itu harus menuai hasil atas perbuatan-perbuatannya yang merugikan masyarakat pada masa lampau. Baru lima menit menghirup udara bebas setelah menjalani masa penahanan 4 bulan 27 hari karena kasus premanisme, Hercules langsung ditangkap lagi oleh petugas. Kali ini, bekas pentolan preman Tanah Abang tersebut dijerat dua kasus baru: pemerasan dan pencucian uang. Pantauan Jawa Pos (grup Radar Lampung) kemarin (3/8) menunjukkan, puluhan anggota satgas antipreman dari Polres Metro Jakarta Barat dengan dilengkapi senjata laras panjang berjaga di depan ruang tahanan narkoba Polda Metro Jaya sejak pagi. Sekitar pukul 10.30 WIB, Hercules keluar dengan mengenakan kaus Polo lengan panjang hijau. Ketua umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) itu diapit petugas kepolisian berpakaian preman serta pengacaranya, Joao Meco.
FOTO HARITSAH ALMUDATSIR/JPNN
Baca BEBAS Hal. 2
TERTANGKAP LAGI: Hercules Rozario Marshal (baju hijau) saat keluar dari tahanan di Polda Metro Jaya, Jakarta, kemarin (3/8).
Bentuk Tim Buru Perampok BANDARLAMPUNG – Aksi kan anggotanya untuk ikut memperampokan bersenjata api bantu melakukan pengejaran. pada Jumat (2/8) siang Kerja sama juga dengan merupakan tamparan seluruh jajaran,” kata keras bagi Polda LamKepala Bidang Humas pung maupun Polresta Polda Lampung AKBP Bandarlampung. Tak Sulistyaningsih kemarin ingin kehilangan jejak, (3/8). kedua lembaga ini Sementara itu, pun membentuk tim Kasatreskrim Polresta SULISTYANINGSIH untuk melakukan peBandar lam pung Kompol Dery Agung Wijaya ngejaran terhadap perampok sadis tersebut. menyatakan, pihaknya telah ’’Direktorat Kriminal Umum Baca BENTUK Hal. 2 Polda Lampung sudah menurun-
Pinjaman Bank Bisa Berisiko BANDARLAMPUNG - Bank Indonesia (BI) Lampung menilai opsi peminjaman dana ke bank untuk pemilihan n gubernur (pilgub) berisiko. Risiko itu terjadi karena tak ada yang berani menggaransi pinjaman tersebut akan dibayarkan pada APBD Lampung. Humas BI Lampung Nunu Hendrawanto memaparkan, dari sisi prudensial, pinjaman untuk Pilgub Lampung juga tak bisa memenuhi syarat seperti
kelayakan usaha dan batas maksimum pemberian kredit ((BMPK). Karena itu, dirinya jjuga tak yakin bank lain mau ikut dalam sindikasi untuk membiayai pilgub. Nunu mengatakan, proses peminjaman dana besar lewat sindikasi bank juga punya konsekuensi hukum. Meski demikian, dia menyatakan, BI memperbolehkan sindikasi untuk membiayai Baca PINJAMAN Hal. 2
RPATKI Cikeas, Selter Penampungan Balita TKI yang Tidak Dikehendaki
Ada yang Dibuang di Toilet, Kebanyakan Berwajah Timur Tengah Tidak sedikit TKI (tenaga kerja Indonesia) yang pulang ke tanah air dalam kondisi hamil tua atau bahkan membawa bayi di gendongan. Umumnya hasil hubungan tidak sah di rantau. Banyak di antara mereka yang lantas menelantarkan bayinya. Sebagian kemudian ditampung di Rumah Penampungan Anak TKI Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Laporan Gunawan Sutanto, BOGOR SEBUAH bangunan dua lantai terlihat cukup asri. Lokasinya di bagian belakang kompleks Balai Pengobatan Kampung Cikeas, Desa Nagrak, Gunung Putri, Bogor. Bangunan itulah yang sejak September 2012 difungsikan sebagai selter untuk bayi-bayi ’’tak diinginkan” dari para TKI. Selter itu diberi http://www.radarlampung.co.id
nama Rumah Penampungan Anak Tenaga Kerja Indonesia (RPATKI) Cikeas. Jika tidak ada acara, rumah penampungan itu tampak sepi. Sepintas tak ada kegiatan pengasuhan bayi. Sebab, perawatan bayi-bayi tidak berdosa tersebut dilakukan di lantai dua. Ruangannya cukup representatif. Berbagai
FOTO GUNAWAN SUTANTO/JPNN
WAJAH TIMUR TENGAH: Suratto bersama balita bernama Angga Salma di RPATKI, Kamis (1/8).
mainan dan boneka serta boks tempat tidur mengisi ruangan. Siang itu (1/8), ada beberapa balita yang sedang bermain di lantai, di bawah pengawasan para pengasuh yang berpakaian serba-pink. Saat Jawa Pos (grup Radar Lampung) masuk ke ruang pengasuhan itu, seorang balita laki-laki berjalan tertatih-tatih mendekat. Balita imut dengan wajah khas Timur Tengah itu baru berusia 15 bulan. Dia bernama Angga Salma. ’’Nama Salma itu diambilkan dari nama ibunya,” ujar H. Suratto Siswodiharjo, penasihat RPATKI. Saat ini, di RPATKI ada 14 balita yang diasuh. Mayoritas
berwajah khas Timur Tengah. Konon, kebanyakan ibu bayibayi itu pernah menjadi TKI di negara-negara Arab. Usia anakanak balita tersebut bervariasi, mulai dua bulan hingga tiga tahun. ’’Yang terkecil saat ini masih di rumah sakit untuk perawatan intensif karena lahir prematur,” papar Suratto. Sambil mengawasi Angga, Suratto bercerita awal berdirinya RPATKI. Menurut pensiunan TNI-AU berpangkat marsekal pertama tersebut, RPATKI didirikan atas prakarsa Gerakan Nasional Kepedulian Sosial (GNKS). Baca ADA Hal. 2
Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327