RABU, 6 JUNI 2012
28 HALAMAN/Rp3.000,-
Satu Untuk Semua
Lamsel, Metro, dan Tuba Raih Adipura
FOTO IST
TERIMA PENGHARGAAN: (Dari kiri-kanan) Bupati Lamsel Rycko Menoza, Wali Kota Metro Lukman Hakim, dan Bupati Tuba Abdurachman Sarbini menerima penghargaan Adipura dari Presiden SBY kemarin.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Pencanangan Tahun Badak Internasional di Istana Negara kemarin (5/6) pukul 10.30 WIB. Selain Kalpataru 2012, presiden juga menyerahkan penghargaan Adipura sebagai lambang supremasi kebersihan nasional kepada tiga kepala daerah di Lampung. Masing-masing Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza, Wali Kota Metro Lukman Hakim, dan Bupati Tulangbawang Abdurachman Sarbini. Dalam sambutannya usai menyerahkan penghargaanpenghargaan tersebut, SBY mengucapkan selamat, dan Baca LAMSEL Hal. 4
Istana Kalah Lagi Sementara, Wamen Menganggur Dahulu JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus segera membuat keputusan presiden (keppres) baru kalau tidak ingin para wakil menteri (Wamen) menganggur. Sebab, terhitung sejak pukul 12.30 kemarin,
posisi Wamen tidak lagi memiliki kekuatan hukum. Mahkamah Konstitusi (MK) menyebut proses pengangkatannya inkonstitusional. Pernyataan itu keluar saat para hakim MK membacakan putusan sidang pengujian pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. MK sepakat jika penjelasan pasal 10 UU tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum tetap. ’’Mengabulkan permohonan
pemohon untuk sebagian,’’ kata Ketua MK Mahfud M.D. Keputusan MK ini merupakan kekalahan keempat SBY di depan hukum atas gugatan masyarakat yang dipelopori Yusril Ihza Mahendra, mantan Mensesneg di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I. Baca ISTANA Hal. 4
’’Saya Pasrahkan ke Presiden’’ WAKIL Menteri (Wamen) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif asal Lampung Sapta Nirwandar menegaskan, dirinya sangat menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Tetapi, dia tidak mau berkomentar banyak mengenai putusan dan menyerahkan nasib jabatannya kepada Presiden SBY. ’’Putusan MK itu kan urusan hukum. Kami (Wamen) nggak ada masalah. Kami kan sudah berkarir lama. Jabatan Wamen masih bisa diperbarui dan masih bisa berlaku. Saya pasrahkan ke presiden,’’ kata Sapta menanggapi putusan MK mengenai status jabatan yang disandangnya. Dalam putusannya, MK menilai jabatan Wamen tidak bertentangan dengan UUD 1945, namun proses pengangkatannya inkonstitusional. Dengan begitu, jabatan Wamen dibatalkan sementara sampai ada keputusan presiden (keppres) baru yang mengatur lebih jelas tentang landasan hukum pengangkatan Wamen dalam sistem pemerintahan. ’’Mengabulkan permohonan pemohon sebagian. Pasal 10 UU Nomor 39 Tahun 2008 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,’’ kata Ketua MK Mahfud M.D. saat membacakan amar putusan di gedung MK, Jakarta, kemarin (5/6). Baca SAYA Hal. 4
TRAGEDI SUKHOI
Dua Hari Jelang Kickoff Euro 2012
Sanggupi Rp1,25 Miliar PROSES pembayaran santunan untuk korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 yang menabrak Gunung Salak, Bogor, mulai menemukan titik terang. Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan, pihaknya telah menerima pernyataan tertulis dari Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC), Rusia, tentang pembayaran E.E. Mangindaan santunan korban. Nilai santunan itu Rp1,25 miliar untuk masing-masing korban. Jumlah tersebut sesuai ketentuan yang ada dalam Permenhub Nomor 77 Tahun 2011.
Siap Tampung 100 Ribu Suporter WARSAWA - Atmosfer seru Euro 2012 tak hanya berlangsung gegap gempita di stadion-stadion pe nyelenggara. Kehebohan even akbar empat tahunan itu juga bakal disuguhkan di beberapa fan zone. Salah satunya di Warsawa, Polandia. Fan zone Warsawa terletak tepat di tengah kota, tepatnya di kawasan lapangan Defilad. Berhadapan dengan Istana Budaya dan Ilmu Pengetahuan Warsawa. Aksesnya sangat mudah karena hampir semua moda transportasi kota melewati kawasan tersebut. Mulai kereta api, tram, hingga bus kota. Kapasitas transportasi publik bahkan mencapai 158 ribu per jam.
FOTO WAHYU SYAIFULLAH
Baca DUA Hal. 4
BINCANG: Danrem 043 Garuda Hitam Kolonel CZI Amalsyah Tarmizi saat talkshow Bincang Bersama Bang Aca di Radar Lampung TV tadi malam.
Baca SANGGUPI Hal. 4
Belum Kantongi Izin Komandan
FOTO JPNN
SIAP BERTUGAS: Tim peliput Euro 2012 Jawa Pos di depan National Stadium, Warsawa, Polandia.
BANDARLAMPUNG – Damai itu indah. Ya, kalimat inilah yang kerap diusung Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Kolonel CZI Amalsyah Tarmizi dalam spanduk di setiap ruas jalan di Kota Bandarlampung. Tetapi, bukan tanpa alasan Amalsyah memasang spanduk itu. ’’Saya ingin masyarakat dapat bersatu membangun Lampung yang kita cintai ini. Sehingga dapat terjalin masyarakat yang damai dan tidak terpecah belah. Seperti saat ini,” ungkap Amalsyah dalam acara Bincang Bersama Bang Aca di Radar Lampung TV tadi malam. Menurut Amalsyah, dengan kondisi Lampung saat ini, dirinya juga melibatkan babinsa untuk menyosialisasikan
perdamaian sehingga masyarakat Lampung dapat hidup dengan damai, nyaman, dan terlindungi. Apakah spanduk itu juga pijakan awal untuk mencalonkan diri dalam pilkada? Ditanya Direktur Radar Lampung Group Ardiansyah seperti itu, Amalsyah mengaku belum berniat. Alasannya, ia belum meminta izin komandannya di pusat. ’’Sampai saat ini saya belum meminta izin. Kalau memang diizinkan, saya akan berangkat (maju). Tetapi kalau tidak diizinkan, ya saya tidak berangkat,” jawabnya. Baca BELUM Hal. 4
BKD
Pintu Mafia Honorer RAPAT kerja (raker) Komisi II DPR dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemepan RB) kemarin menyoroti mafia perekrutan PNS. Pada saat pengangkatan honorer kategori 1/K1 memasuki detikdetik akhir, pemerintah meminta waktu tambahan dua bulan lagi. Selain itu, DPR mengungkap adanya mafia di balik penetapan honorer K1. Dugaan adanya mafia yang bergentayangan tersebut dipertegas oleh penelusuran anggota Komisi II Malik Haramain. Baca PINTU Hal. 4
Teuku Chandra Adiwana, Peneliti dan Konsultan Nama-Logo
Kliennya 27 Konglomerat hingga Klub Inter Milan Jangan sepelekan urusan nama. Salah memilih nama akibatnya bisa fatal. Setidaknya itu kesimpulan Chandra Adiwana yang menggeluti ilmu penamaan selama tiga dasawarsa.
wawancara, dua gadget itu bergantian berdering dengan jeda tak sampai 10 menit. ’’Maaf ya, kantor saya mobile, ya lewat ponsel ini,” katanya. Chandra mengaku mendalami ’’ilmu penamaan’’ sejak 30 tahun lalu. Pria kelahiran Medan, 17 Desember 1961, itu sehari-hari berprofesi sebagai konsultan pemberian nama perorangan dan logo perusahaan. ’’Awalnya saya riset secara ilmiah. Ada sekitar 5.000 nama. Saya cek karakteristiknya secara fonetik, biologi, budaya, dan agama. Semuanya berhubungan,” ujarnya. Dalam bukunya, Chandra mengusulkan ide gila: nama negara Indonesia perlu segera diganti. Sebab, sering ’’sakit-sakitan”, tak henti-hentinya dihajar bencana, dan rakyatnya tidak kunjung sejahtera. ’’Tradisi mengganti nama negara itu bukan hal baru. Banyak negara yang setelah diganti namanya jauh lebih makmur dan sejahtera,” kata ayah seorang putri ini.
Laporan Ridlwan Habib, JAKARTA BUKU itu bertitel Selamat Tinggal Indonesia. Judul yang dicetak tebal dengan tinta merah itu sekilas seperti buku terlarang atau mengandung unsur subversif. ’’Jangan salah. Isinya sama sekali tidak ada ide untuk melawan pemerintah atau negara, tetapi usul untuk mengganti nama Indonesia,” ujar Teuku Chandra Adiwana, si penulis buku itu, saat ditemui Jawa Pos (grup Radar Lampung) di kawasan Matraman, Jakarta Pusat, Senin (4/6) lalu. Penampilan pria yang akrab dipanggil Chandra ini memang dandy. Sepatunya mengilat. Baju kasual dirangkap jaket kulit. Dua ponsel cerdas (smartphone) dikeluarkan dari saku, lalu ditaruh di atas meja. Sepanjang
http://www.radarlampung.co.id
Chandra Adiwana
FOTO JPNN
Baca KLIENNYA Hal. 4
FOTO AFP
SEPEDA BOLA Desainer sepeda Jerman Dieter Senft duduk bersama Emilia dan Wiolenta dari Polandia di sepeda roda tiga karyanya yang memutarkan 100 bola di rodanya.
Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327