RABU, 8 OKTOBER 2014
Satu untuk Semua
Mayang Direbus Malam Jumat JAKARTA Teka-teki kapan dibunuhnya Mayang Prasetyo, WNI yang dimutilasi dan dimasak di Brisbane, Australia, mulai terkuak. Ada dugaan kuat, dia mengembuskan napas terakhir pada Kamis ma-
lam (2/10). Itu diperkuat dari kesaksian tetangga yang mendengar suara terakhir Mayang saat bertengkar dengan pasangannya, Marcus Pieter Volke, di apartemennya. Seperti dilansir oleh The Daily Telegraph’s headline kemarin (7/10), para tetangga Mayang mendengar
adanya pertengkaran keduanya pada Kamis malam (2/10). Hari itu sekaligus menjadi hari terakhir mereka melihat Mayang. Sementara tetangga lainnya mengatakan, beberapa jam setelah pertengkaran itu, mereka bertemu dengan Volke ketika berada di taman. Volke mengatakan jika dia baru pulang dari rumah sakit. Hal itu sesuai dengan pernyataan pihak rumah sakit seperti dilansir oleh The Courier-Mail Baca MAYANG Hal. 7
Mengendus Bongkar-Muat Tanker di Pantai Wisata (16)
Cabut Infus, Bos Tanker Buka Suara
BANDARLAMPUNG – Dua pekan lebih berdiam diri, Direktur PT Tripatra Nusantara (TN) Rudy Mardiansyah angkat suara mengenai aktivitas usaha bongkar-muat di Pantai Mutun, Kecamatan Padangcermin, Pesawaran. Rudy mengaku tidak mau
berkomentar karena banyak yang ingin memperkeruh suasana bahkan sampai pada titik provokasi. ’’Ini semua, saya anggap teguran dari Allah. Mungkin, Allah rindu rintihan saya,’’ ujarnya membuka pembicaraan tadi malam di Restoran Summit Bistro kepada
PAKET PIMPINAN MPR
PPP Akhirnya Membelot
Pemimpin Redaksi Radar Lampung Ary Mistanto dan Wakil Direktur Bidang Pemberitaan Ade Yunarso. Pria jebolan Universitas Budi Luhur ini juga mengaku banyak pihak yang ingin mengambil keuntungan terkait pemberitaan Radar Lampung. ’’Banyak sekali
Rudy Mardiansyah
yang menawarkan jasa kepada saya. Juga ada provokasiprovokasi tertentu, namun saya tetap berpikir positif saja bahwa Tuhan menegur saya melalui Radar Lampung. Saya kira, Radar Lampung profesional,’’ katanya. Pria berkepala plontos ini pun
rela mencabut infusnya untuk menjelaskan kondisi PT TN yang menurutnya mulai kolaps akibat krisis kepercayaan dari subperusahaan yang dinaunginya. ’’Saya tidak sakit. Saya hanya kelelahan. Saya cabut infus saya hanya untuk bertemu dan
menjelaskan apa yang bisa saya jelaskan. Bahkan sekarang ini (tadi malam), ibu mertua saya tengah menjalani operasi otak. Saya tinggalkan dan bertolak ke Lampung agar bisa bertemu Baca CABUT Hal. 7
Tangkap 4 Teroris di Palu Diduga Terkait Jaringan Santoso
KUBU Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dalam paket pemilihan pimpinan MPR. Keputusan itu diambil dalam rapat pleno PPP. Mereka yang hadir Ketua Umum PPP Suryadharma Ali; Sekretaris Jenderal M. Romahurmuziy; para wakil ketua umum, seperti Hasrul Azwar dan Suharso Monoarfa; serta seluruh anggota Fraksi PPP. Keputusan itu diambil pada pukul 20.10 WIB dengan tanda tepuk tangan seluruh peserta rapat pleno. “Untuk kali ini, pemilihan MPR disepakati ikut dalam paket KIH. Namun, kami masih tetap di Koalisi Merah Putih (KMP),” ujar Suryadharma dengan muka tersenyum meninggalkan rapat pleno yang berlangsung kemarin (7/10) malam di ruang Fraksi PPP.
JAKARTA – Densus 88 Mabes Polri kembali berhasil menangkap empat tersangka terduga teroris di
Palu Barat, Sulawesi Tengah. Empat tersangka itu ditangkap pada Minggu (5/10). Keempatnya diduga terkait
Baca PPP Hal. 7
dengan jaringan kelompok Santoso yang hingga kini masih berkeliaran bebas di Sulawesi Tengah. Dari data yang dihimpun, keempat orang itu bernama Sarwo alias Akbar (29), Farid (34), Padri (22), dan Ansar Apriadi (34). Mereka ditangkap di dua tempat yang berbeda. Sarwo dan Farid ditangkap lebih dahulu oleh aparat. Setelah itu, baru polisi menciduk Padri dan Anca. Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Rianto menjelaskan, awalnya Densus 88 mencium keberadaan Akbar dan Farid. Baca TANGKAP Hal. 7
Menelusuri Kebenaran Makam Gajah Mada di Pesisir Utara, Lampung (2)
Pemkab Ragu, tapi Nihil Upaya Makam Mahapatih Gajah Mada di Pekon (Desa) Kerbanglanggar, Kecamatan Pesisir Utara, dianggap angin lalu Pemkab Pesisir Barat. Sayangnya, kabupaten muda ini tak punya upaya mencari tahu benar atau tidak lewat penelitian. FOTO AFP
Laporan Mujitahidin, PESISIR BARAT
PAMERAN SENI Seorang pengunjung melihat lukisan The Baroque Underworld dalam pameran seni di French Academy, Villa Medici, kemarin. The Baroque Underworld mengungkap sisi gelap Baroque Roma yang kumuh, bar, dan rumah bordil.
GRATIFIKASI WAKAJATI
Jaksa Agung Murka KEJAKSAAN Agung (Kejagung) kembali tercoreng oleh ulah anggotanya. Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sulawesi Selatan Kadarsyah tersangkut dalam gratifikasi reklamasi pantai. Pria asli Lampung yang pernah menjabat Kasipidum Kejari Bandarlampung itu dikabarkan menerima mobil Toyota Alphard Vellfire dan Honda Freed dari tersangka Jeng Tang. Kadarsyah tidak sendiri. Asisten Pidana Umum (Aspidum) Prihartono pun terseret. Kabar itu diakui oleh Jaksa Agung Basrief Arief. Dia mengatakan, kini penyidik Kejagung masih terus melakukan pemeriksaan terhadap dua orang itu. Basrief bahkan memerintahkan Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) untuk memeriksa kedua pejabat tinggi itu. Baca JAKSA Hal. 7 http://www.radarlampung.co.id
KEPALA Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pesisir Barat Guntur Panjaitan mengaku telah mendengar isu keberadaan makam Gajah Mada di wilayah Kecamatan Pesisir Utara itu. Namun, dirinya beranggapan hal tersebut harus melalui penelitian khusus untuk membuktikan bahwa itu adalah
benar makam Gajah Mada. ’’Dulu ketika masih bergabung dengan Lampung Barat dan kebetulan saya masih di Dinas Pariwisata, belum kita ketahui kelanjutannya. Kalau tidak salah, waktu itu masih terbentur masalah dana atau apa,’’ ujar Guntur. Baca PEMKAB Hal. 7
Dari Kematian Mayang Prasetyo yang Jasadnya Direbus Pacar
Datang Berpakaian Hitam, Potong Rambut Cepak, Lalu Pergi Dunia tiba-tiba dikejutkan dengan pembunuhan sadis dengan cara dimutilasi, lalu direbus di Australia. Korbannya, Mayang Prasetyo (27), ternyata warga Bandarlampung, Lampung. Berikut penuturan keluarga tentang Mayang kepada Radar Lampung.
FOTO RADAR LAMPUNG
merah muda itu, Nining bersama dua anaknya, Jenny dan Gabi, tinggal Ketika Radar Lampung menyambangi rumah yang ternyata baru dua bulan ditempati dengan biaya sewa Rp6 juta per tahunnya itu telah ramai media. Semuanya memiliki tujuan yang sama dengan Radar Lampung, ingin bertanya lebih detail tentang Mayang. Sebenarnya, Mayang telah membelikan rumah di Kecamatan Sukabumi untuk keluarganya. Namun, karena lokasinya yang jauh, keluarga tidak menempatinya. Seorang wanita bertubuh kurus dan berkacamata dengan sabar menjawab pertanyaan awak media yang hadir di rumahnya. Ya, dialah Nining, ibunda Mayang. Raut wajahnya terlihat sangat sedih, meski tak ada air mata yang menetes.
SEDIH: Nining Sukarni (45) menunjukkan foto anaknya, Mayang Prasetyo (27), di kediamannya kemarin (7/10).
Baca DATANG Hal. 7
Laporan Eka Yuliana, BANDARLAMPUNG TAK sulit menemukan kediaman Nining Sukarni (45), ibunda Mayang Prasetyo yang belakangan diketahui bernama asli Febri Andriansyah, di Jalan Panglima Polim, Gang Star No. 24, Sukamenanti, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung. Di rumah dua lantai berdinding
Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327