KAMIS, KAM MIIS S, 12 F FE FEBRUARI EB BR BRU RU R UARI ARI AR RI 2015 2015 20 15
28 HALAMAN/Rp4.000
Membidik Kursi Panas BE 51 Universitas Lampung (4)
Tepis Bentuk TS, Siapkan Jurus Tri Dharma Tersisa kurang dari enam bulan, Universitas Lampung (Unila) akan menggelar pemilihan rektor (pilrek) untuk periode 2015-2019. Sejumlah nama pun mulai bermunculan. Mereka digadang-gadang bakal ikut memanaskan suksesi ini. Siapa saja?
Hasriadi Mat Akin
Minta Keadilan, Merasa Dizalimi TUBA BARAT - Salmani, anggota DPRD Tulangbawang Barat yang ditahan penyidik Kejaksaan Negeri Menggala, Selasa (10/2), meminta keadilan benar-benar ditegakkan. Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) itu merasa dizalimi. ’’Namun, saya bersyukur lantaran masih banyak masyarakat yang bersimpati. Terbukti di Kejari Menggala kemarin malam (Selasa, Red), ratusan masyarakat datang dari Penumangan meminta agar saya dilepaskan,” tuturnya saat ditemui di Rumah Tahanan Bawanglatak, Menggala, Tulangbawang. Dalam kesempatan itu, ia meminta pendukungnya dapat tenang dan tidak berbuat anarkis. Sehingga masalah yang kini membelitnya tuntas tanpa ada pihak yang tersakiti.
KANDIDAT kuat untuk menduduki kursi rektor Unila kali ini adalah Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. Di mata Guru Besar Kimia Fisika Prof. John Hendri, M.S., Ph.D., Hasriadi merupakan sosok yang telah memiliki banyak pengalaman. Dimulai dengan menjadi
ketua Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian (Faperta) Unila; pembantu dekan (PD) 1 Faperta Unila; dan wakil rektor Bidang Akademik Unila selama dua periode. Baca | TEPIS | Hal. 4
’’Talangsari Itu Pembantaian!’’
Baca | MINTA | Hal. 4
FOTO WAHYU SYAIFULLAH/RADAR LAMPUNG
USUT TUNTAS: Paimun (kuning) dan Mardi menunjukkan tempat kejadian tragedi Talangsari yang kini ditumbuhi singkong.
Tersisa 8 KK, Hendro Diisukan Kuasai Tanah
FOTO JPNN
SUKU ANAK DALAM Suku Anak Dalam yang tinggal di kawasan Taman Nasional Bukit 12, Provinsi Jambi. Belakangan, pendidikan sudah masuk wilayah terisolasi tersebut. Banyak di antara mereka yang saat ini sudah bisa membaca dan menulis. Tentu kemampuan itu akan menyelamatkan mereka. Sebab sebelumnya, banyak yang tertipu mengambil tanah ulayat mereka lantaran masalah ini.
TALANGSARI - ’’Nggak mungkinlah Mas orang-orang itu bunuh diri. Dibunuh secara massal, iya. Masak mereka membakar rumahnya sendiri, kan lucu”. Demikian penegasan Paimun, warga Desa Cihideng, Kelurahan Rajabasalama, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur (Lamtim), kemarin (11/2). Kakek berusia 99 tahun itu menjadi salah satu saksi tragedi Talangsari 26 tahun lalu. Selain dia, di desa seluas 7 hektare (ha) tersebut kini hanya tersisa tujuh kepala keluarga (KK), dari semula 17 KK. Mereka adalah Mardi, Paimun dan anaknya, Siyono, Kasman, Sutrisno, Parmin, Slamet, serta Gono. Kepada Radar Lampung yang menemui di rumahnya kemarin, Paimun mengaku beruntung lolos dari berondongan peluru aparat. Ia berhasil menyelamatkan diri dua jam sebelum A.M. Hendropriyono yang saat itu menjadi Danrem
Pegawai dan Keluarga KPK Diancam Bunuh JAKARTA - Upaya pelemahan KPK terus dilakukan dengan gencar. Tidak cukup dengan melaporkan seluruh pimpinan ke Bareskrim Mabes Polri, keluarga dan pegawai lembaga antirasuah itu juga menjadi incaran. Ada ancaman serius yang ditujukan pada mereka karena sudah menyangkut keselamatan nyawa. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, ancaman terhadap pegawai sebenarnya sudah hal biasa. Tetapi, akhir-akhir ini menjadi sangat serius menyerang segala arah. ’’Ancaman itu tidak hanya pada staf dan karyawan, tetapi juga keluarga. Ini yang dibilang serius dan mengkhawatirkan,” ungkapnya.
A.M. Hendropriyono
043/Gatam bersama pasukannya datang ke desa yang dikenal dengan Talangsari III tersebut. Bekas tragedi berdarah yang terjadi pada 7 Februari 1989 itu kini memang tak tampak lagi, digantikan kebun singkong, pohon kelapa, dan persawahan yang menjadi ladang pencaharian masyarakat terpinggirkan tersebut. Tidak ada aspal. Sepanjang jalan menuju desa hanya ada jalan tanah penuh bebatuan. Di dekat pintu gerbang desa, sebuah musala dan posko keamanan bertuliskan ’’RT 4 Poskamling’’ berdiri. Suasananya sepi, mirip desa mati. ’’Beginilah Mas. Janji-janji pemerintah memberikan listrik, air bersih, dan memperbaiki infrastruktur jalan tak ada yang terbukti,” keluh Paimun. ’’Beras raskin atau bantuan lainnya pun tak pernah kami terima,” imbuhnya. Baca | TALANGSARI | Hal. 4
FOTO JPNN
Baca | PEGAWAI | Hal. 4
MUI: PONPES NUR ULUM SESAT FOTO JPNN
BAHAS TEROR: Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (kiri) didampingi Deputi Pencegahan KPK Johan Budi memberi penjelasan terkait teror yang diterima sejumlah pekerja dan staf di KPK kemarin.
BANDARLAMPUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandarlampung akhirnya memutuskan nasib Pondok Pesantren (Ponpes) Nur Ulum di Kemiling, Bandarlampung. Ponpes itu dinyatakan sesat dan aktivitasnya harus dihentikan selamanya. Hal ini ditentukan dalam rapat antara Dewan Pimpinan MUI Bandarlampung bersama Forum Komunikasi Ponpes setempat. MUI juga merekomendasikan lembaga/instansi berwenang segera
melakukan tindakan hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku. Ketua MUI Bandarlampung Ustad Dr. (can.) Suryani M. Nur mengatakan, tidak ada lagi manusia yang menerima wahyu Baca | MUI | Hal. 4 DITUTUP SELAMANYA Suasana pertemuan Dewan Pimpinan MUI bersama Forum Komunikasi Nur Ulum yang membahas nasib ponpes di Kemiling, Bandarlampung, itu.
FOTO ALAM ISLAM/RADAR LAMPUNG
Aktivitas Jenderal Polisi Sutarman setelah Lengser dari Jabatan Kapolri
Jadi Orang Merdeka, Bisa Fitness Lima Jam Sehari Jenderal Sutarman kini banyak menghabiskan waktu bersama keluarga setelah dicopot sebagai Kapolri pada 16 Januari lalu. Dia berharap Presiden Jokowi bisa menemukan pengganti dirinya yang pas sehingga suasana politik di tanah air kembali kondusif.
Laporan Kardono Setyo R./JPNN, JAKARTA JALANNYA sigap. Lengannya berotot. Perutnya pun tetap rata, tidak buncit. Tak terlihat timbunan lemak di tubuh pria 57 tahun tersebut. Ya, semua masih sama seperti saat Sutarman menjadi Kapolri. Hanya, kulit jenderal polisi bintang empat itu terlihat agak lebih legam. ’’Ini bukti saya kembali bertani mencangkul sawah,” katanya dengan nada berkelakar di kediamannya http://www.radarlampung.co.id
di Bintaro, Jakarta, Selasa (10/2). Sejak diberhentikan dengan hormat dari jabatan Kapolri pertengahan bulan lalu, Sutarman memang bertekad untuk hidup ’’merdeka”. Dia pun menolak ketika ditawari menduduki jabatan baru sebagai duta besar. Alasan resmi yang disampaikan, dirinya ingin kembali bertani di desa. Sebuah jawaban kiasan, tentu saja.
FOTO JPNN
KARIR PUNCAK: Jenderal Sutarman (kiri) saat meninggalkan kantornya, Mabes Polri, seusai menyerahkan jabatan Kapolri kepada wakilnya, Komjen Badrodin Haiti, beberapa waktu lalu.
Meski Sutarman tak pernah terbuka mengungkapkan kenyataan yang dihadapi, sebagian masyarakat Indonesia paham bahwa dia adalah korban pertarungan politik di awal pemerintahan Presiden Jokowi. Yakni intrik politik yang ingin menjadikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. ’’Sudah, sudah, saya tak ingin menambah polemik yang ada,” elak Sutarman ketika ditanya tentang hal itu. Ditemani sang istri Elly Surtiati Sukandi, pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1958, tersebut menyatakan ikhlas meninggalkan jabatan Kapolri lebih awal.
Sebagai seorang prajurit sejati, dia akan terus loyal kepada presiden. Meski begitu, banyak masyarakat luas yang terkaget-kaget atas keputusan presiden yang melengserkan Sutarman secara mendadak tersebut. Pasalnya, periode kepemimpinan Sutarman sebenarnya masih sembilan bulan lagi. Dia baru pensiun pada Oktober 2015. Salah seorang yang kaget atas ’’pensiun dini” Sutarman itu adalah Pawiro Miharjo, sang ayah kandung. Karena itu, begitu mendengar anaknya dicopot dari jabatannya, Pawiro yang tinggal di sebuah desa di Sukoharjo langsung bertolak ke Jakarta. Baca | JADI | Hal. 4
Berlangganan Cukup SMS ke 0811790544, Rp105.000.- Per Bulan