20 HALAMAN/Rp3.000
MINGGU, 14 JANUARI 2017
PHOTO STORY Menikmati Sore
HALAMAN
3
OLAHRAGA
HALAMAN
Minimal Menyulitkan Lawan
8
DESTINASI
HALAMAN
Alun-Alun Hadimulyo, Alternatif Wisata Keluarga di Mesuji
10
Astagfirullah, 14 Santri Jadi Korban Sodomi Kawal Kasus, KPAI Turun ke Lampung BANDARLAMPUNG – Kasus pencabulan terhadap 41 anak oleh Wawan Sutiyono alias Babeh di wilayah Polres Kota Tangerang, Banten, menyentak publik. Namun ternyata, kasus serupa sebelumnya juga terjadi di wilayah hukum Polsek Natar, Lampung Selatan. Kasus ini bahkan mendapat perhatian khusus dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Empat per-
wakilan KPAI yang dipimpin Ketua Umum Arist Merdeka Sirait mendatangi Polsek Natar, kemarin (13/1). Kehadiran mereka untuk mengawal kasus dugaan pencabulan yang menimpa 14 santri salah satu pondok pesantren di wilayah Kecamatan Natar tersebut. Kedatangan KPAI ini guna menindaklanjuti laporan dari para korban pencabulan. Mereka meminta KPAI agar turut memantau proses penegakan hukum di Polsek Natar. Baca | ASTAGFIRULLAH | Hal. 4
FOTO YUDA PRANATA/RADAR LAMPUNG
DALAMI KASUS: Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait menanyakan tindak lanjut kasus kepada penyidik Polsek Natar.
FOTO TEDY KROEN/RAKYAT MERDEKA/JPG
PENGACARA SETNOV DITAHAN : Tersangka Pengacara Fredrich Yunadi, mengenakan rompi oranye, digiring ke mobil tahanan, usai menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 11 jam, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Sabtu (13/1). Fredrich Yunadi, resmi ditahan KPK, dalam dugaan menghalangi atau merintangi proses penyidikan atas terdakwa Ketua DPR (nonaktif) Setya Novanto yang terlibat kasus megakorupsi pengadaan KTP elektonik (e-KTP).
Fredrich Reuni dengan Setnov Terkait Tuduhan Obstruction of Justice
rupsi berjamaah DPRD Sidoarjo di era Ustman Ikhsan pada 2004. KPK juga bukan lembaga baru bagi Fredrich. Pada 2010, Fredrich mengikuti seleksi calon pimpinan KPK. Pria kelahiran Jakarta 68 tahun lalu itu sempat lolos dari seleksi makalah hingga psikotes.
JAKARTA – Fredrich Yunadi alias Fredi Junadi bernasib hampir sama dengan Setya Novanto (Setnov). Keduanya sama-sama tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ditahan setelah melewati drama penangkapan. Bahkan, kini, keduanya reuni lantaran menghuni rumah tahanan negara (rutan) yang sama, yakni di gedung penunjang KPK baru. Fredrich dibawa ke gedung KPK pada 00.11 dini hari kemarin (13/1) setelah KPK menerbitkan surat perintah penangkapan. Nah, usai diperiksa selama 10 jam, Fredrich akhirnya keluar gedung 16 lantai itu pada pukul 11.00. Dia mengenakan rompi tahanan dan digelandang ke rutan cabang KPK yang lokasinya berada di gedung utama lembaga superbodi tersebut. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, sebelum memutuskan untuk melakukan penangkapan dan penahanan selama 20 hari ke depan, pihaknya sudah melayangkan pemanggilan secara patut pada Jumat (12/1). Namun, pada jadwal itu, Fredrich tidak kunjung datang.
Baca | HAMPIR | Hal. 4
Baca | FREDRICH | Hal. 4
FOTO TEDY KROEN/RAKYAT MERDEKA/JPG
Hampir Jadi Komisioner, Malah Jadi Tahanan KPK FREDRICH Yunadi sudah cukup lama menjadi pengacara. Lebih dari 20 tahun. Pria yang dikenal dengan kumis lebatnya itu mendirikan kantor hukum Yunadi & Associates bersama 12 rekan pada 1994. Sejumlah kasus pernah dia tangani. Salah satunya kasus Bank Exim pada medio 1998-1999. Fredrich juga pernah menangani kasus ko-
Predator Anak Sudah Beraksi Sejak Tiga Tahun Silam AKSI yang tergolong pedofilia ini ternyata sudah cukup lama dilakukan para tersangka. Berdasarkan keterangan Ketua Komisii Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait Awal, kasus itu mulai dilakukan sekitar tiga tahun lalu. Dalam menjalankan aksinya, para predator anak ini menerapkan be-ragam modus. Umumnya, mereka merayu korban. ”Modusnya bermacam-macam. Ada yang meminta korban memijit badan pelaku lalu dirayu dan terjadi pencabulan. Ada juga yang langsung dipeluk oleh
pelaku dan pelaku meminta korban mengeluarkan sesuatu dari tubuh pelaku. Ada yang disodomi p dan ada yang hanya dirabad raba,” kata Arist-sapaan akrab Arist Merdeka Sirait di Polsek Natar, kemarin. Para pelaku tergolong pintar menutupi aksi mereka. Buktinya, setelah tiga tahun melakukan aksi pencabulan, k baru pada pertengahan tahun 2017, kasus tersebut terbongkar. Kala itu, ada keluarga korban yang melaporkan kasus tersebut ke Polsek Natar. Baca | PREDATOR | Hal. 4
FOTO-FOTO YUDA PRANATA/RADAR LAMPUNG
FOTO BERSAMA: Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait (dua kanan) berfoto bersama Kapolsek Natar Kompol Eko Nugroho, kemarin. http://www.radarlampung.co.id
Berlangganan Cukup SMS ke 0811790544