KAMIS, 21 FEBRUARI 2013
32 HALAMAN/Rp3.000,-
Satu Untuk Semua
RAPOR SANG PEMIMPIN 3.686 RAKYAT MENILAI
RAPOR SANG PEMIMPIN. Berdasarkan hasil penilaian rakyat, secara umum kinerja kepala daerah di Provinsi Lampung masih perlu ditingkatkan. Jika angka tujuh merupakan nilai standar keberhasilan, tidak satu pun kepala daerah dan wakilnya di provinsi ini yang mendapatkan nilai tersebut. Bahkan untuk bidang tertentu, beberapa kepala daerah mendapatkan nilai di bawah 6. Terutama di bidang ekonomi kerakyatan, infrastruktur, penanganan pasar, dan pariwisata. Lain halnya pada program pendidikan dan kesehatan. Umumnya di dua bidang itu tergolong sukses. Adalah Wali Kota Bandarlampung Drs. Hi. Herman H.N., M.M. yang perolehan nilai kepuasan warganya nyaris mendapat nilai 7. Herman H.N. mendapatkan total nilai 6,98. Ia unggul di tiga dari tujuh program yang ditanyakan. Yakni program kesehatan, infrastruktur, dan pembenahan pasar. Sedangkan empat program lainnya adalah pendidikan, ekonomi kerakyatan, pertanian/ perkebunan, dan pariwisata. Sedangkan untuk posisi wakil, nilai tertinggi diraih Wakil Bupati Lampung Tengah Ir. Hi. Mustafa, M.H. dengan total nilai 6,97. Istimewanya, nilai tingkat kepuasan warga atas kinerja Mustafa ini mengungguli nilai tingkat kepuasan yang diraih Bupati Lamteng Hi. A. Pairin, S.Sos. dengan total nilai 6,86. Rakyat Menilai adalah garapan Radar Lampung Group terbaru untuk menilai kinerja kepala daerah, baik tingkat kota/kabupaten maupun provinsi di daerah ini. Sejauh ini belum ada mekanisme yang baku dan terukur untuk menilai apakah kepemimpinan seorang kepala daerah berhasil atau tidak. Apa yang dilakukan dewan pun terkesan hanya formalitas. Rubrik ini berupaya mendudukkan keberadaan rakyat sebagai pemberi mandat kekuasaan. Mereka merasakan, mereka pula yang menilai kinerja para pemimpinnya itu. Pada rubrik ini, tim Radar Lampung Group meminta pendapat 3.686 warga di 13 kabupaten/kota yang telah berusia di atas 17 tahun. Pengumpulan pendapat publik ini dilakukan sejak http://www.radarlampung.co.id
September 2012 hingga Januari 2013. Karenanya, penilaian kinerja pasangan Hanan A. Rozak dan Heri Wardoyo belum dilakukan mengingat saat pengumpulan pendapat dilakukan, pasangan itu belum menjabat bupati dan wakil bupati Tulangbawang. Demikian juga terhadap beberapa wakil. Misalnya Mesuji dan Lampung Timur yang hingga kini belum memiliki wakil bupati. Warga yang menjadi responden ditanya penilaian subjektif mereka atas kinerja para bupati/wali kota dan para wakilnya masing-masing. Warga Kota Bandarlampung hanya diminta menilai kinerja wali kota dan wakil wali kotanya. Demikian juga warga Lampung Tengah hanya diminta pendapatnya untuk menilai kinerja bupati dan wakilnya. Jumlah responden pada masingmasing kabupaten/kota berbeda. Rinciannya Lampung Tengah 300 responden, Lampung Utara 264, Mesuji 250, Tulangbawang Barat 305, Metro 250, Tanggamus 325, Bandarlampung 304, Pesawaran 357, Lampung Selatan 290, Lampung Timur 250, Waykanan 275, Lampung Barat 266, dan Pringsewu 250. Totalnya 3.686 responden. Responden terdiri dari berbagai profesi. Ada PNS, pedagang, tukang becak, pengusaha, ibu rumah tangga, mahasiswa, dan lain-lain. Mereka tersebar di berbagai wilayah urban dan rural kabupaten/kota masingmasing. Setelah mengisi identitas yang terdiri nama, jenis kelamin, usia, suku, dan pendidikan, tentunya juga tempat tinggal untuk memastikan bahwa responden adalah warga setempat. Responden wajib mengisi data-data itu dengan jaminan, tim akan merahasiakan identitas responden. Pertanyaan pertama adalah apakah responden mengetahui nama bupati/ wali kota mereka. Lalu ditanya apakah puas atau tidak puas atas kinerja wali kota/bupatinya. Dan pada
pertanyaan berikutnya, mereka diminta untuk menuangkan tingkat kepuasan mereka dalam bentuk angka. Mulai angka 4 hingga 9. Dari angka-angka itulah akhirnya tim menjumlahkannya hingga mendapatkan nilai total. Lalu membaginya sesuai jumlah responden hingga menghasilkan penilaian akhir. Setelah memberikan penilaian secara umum, responden ditanya atas kinerja masing-masing bidang. Hasilnya sangat variatif, bahkan cenderung cukup tajam. Misalnya memberikan nilai 4 pada bidang pendidikan, namun memberikan nilai 9 pada bidang lainnya. Jadi dengan pola ini, penilaian akhir bukan merupakan rata-rata dari penilaian masing-masing bidang. Selain itu, responden juga diminta untuk menilai kinerja wakil bupati/ wali kota. Yang menarik, tim juga menanyakan tingkat keharmonisan wali kota/bupati dan wakilnya. Untuk hasil tiga besar lihat tabel. Pada tingkat kepuasan terlihat posisi teratas diraih Bupati Tulangbawang Barat Bachtiar Basri dengan tingkat kepuasan mencapai 81,96 persen. Namun, saat tingkat kepuasan itu diwujudkan dalam bentuk nilai, ternyata justru Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. yang meraih nilai tertinggi. Ini menunjukkan standar tingkat kepuasan masing-masing warga tidaklah sama. Terutama antara warga perkotaan dan kabupaten. Selain Wali Kota Herman H.N., kinerja kepala daerah yang terbilang sukses diraih Bupati Pesawaran Aries Sandi, Bupati Tulangbawang Barat Bachtiar Basri, dan Bupati Lampung Tengah A. Pairin. Sedangkan untuk posisi wakil, Wakil Bupati Lampung Tengah Mustafa terbilang sukses. Lalu diikuti Wakil Bupati Tuba Barat Umar Ahmad dan Wakil Bupati Pesawaran Musiran. Di mata warganya, Bupati Lamteng A. Pairin dinilai paling dekat dengan rakyatnya, yakni mencapai 87,66
persen. Sedangkan di posisi kedua ditempati Bupati Mesuji Khamamik dengan tingkat kedekatan mencapai 83,3 persen. Pairin juga terbilang sukses menjalin hubungan dengan wakilnya. Pasangan ini dinilai paling harmonis. Dan, harmonisasi ini menunjang persepsi warga atas kinerja keduanya. Hasil yang kurang memuaskan diraih Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza. Kondisi ini bisa jadi dikarenakan sering terjadinya konflik di wilayah kepemimpinannya. Apalagi saat pengumpulan pendapat dilakukan, pada Oktober 2012 lalu, pecah konflik berdarah di Balinuraga, Lamsel. Hasil yang kurang maksimal juga terlihat atas kinerja Wali Kota Metro Lukman Hakim. Bahkan, program pendidikan yang menjadi unggulannya pun menurut publik masih di bawah keberhasilan yang diraih Bupati Lamteng A. Pairin. Demikian juga kinerja Bupati Waykanan Bustami Zainudin. Program unggulannya di bidang pertanian dan perkebunan masih belum mendapat apresiasi yang maksimal dari warganya. Bahkan, warga Waykanan justru menilai Bustami lebih sukses di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, kinerja kurang maksimal juga tampak di Kabupaten Lampung Timur. Meski secara nilai total masih relatif baik, yakni 6,27, untuk bidang tertentu masih dinilai perlu pembenahan. Terutama di bidang infrastruktur dan pariwisata yang perolehan nilainya masih di bawah 6. Padahal di kabupaten ini mempunyai objek wisata terkenal, Way Kambas. Hal yang lebih memprihatinkan dari pendapat publik ini adalah rendahnya beberapa kinerja wakil bupati dan wakil wali kota. Ada tiga wakil dengan tingkat kepuasan di bawah 50 persen. Mereka adalah Wakil Wali Kota Bandarlampung Tobroni Harun 41,44 persen, Wakil Bupati Waykanan R. Nasution 45,45 persen, dan Wakil Bupati Lamsel Eki Setyanto 48,62 persen. Namun saat dituangkan dalam bentuk angka, hanya dua wakil bupati yang meraih nilai di bawah 6. Yakni Tobroni Harun 5,82 dan Eki Setyanto 5,84. (*) Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327