JUMAT, 26 DESEMBER 2014
Ketika Kawasan Hutan Register Diperjualbelikan (4)
Pemkab pun Ikut Kuasai BANDARLAMPUNG – Tak hanya perseorangan dan perusahaan swasta yang menguasai lahan kawasan hutan produksi yang masuk dalam Register 40 Gedong Wani. Bahkan, pemerintah daerah pun ikut menguasainya. Menurut Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Gedong Wani, Suhardoyo, terdapat 11 kecamatan dan 39 desa definitif yang berada di kawasan ini. Desa definitif tersebut berdasarkan surat keputusan (SK) gubernur dan bupati setempat. Namun berdasarkan SK No. 256/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000, lahan-lahan itu masih merupakan kawasan hutan. ’’Desa definitif misalnya Ketibung, Neglasari, Jatiagung, dan Karangrejo. Semuanya berdiri atas SK gubernur dan bupatinya mulai tahun 1991 hingga 2004,” ujarnya. Ditanya terkait SK gubernur dan bupati tersebut cacat hukum dan menabrak aturan lebih tinggi di atasnya, Suhardoyo enggan menjawab.
32 HALAMAN/Rp4.000,-
Satu untuk Semua
Tarif RS Naik Pasien Siap-Siap Menjerit
BANDARLAMPUNG - Rumah sakit pemerintah di Lampung berencana menaikkan tarif sekitar 30 persen dari sebelumnya mulai 1 Januari 2015. Direktur Utama Rumah Sakit Umum
TARIF LAMA RSUDAM
Kelas II Jasa sarana dan akomodasi Rp100 ribu Jasa pengelolaan tim dari umum Rp27 ribu Jasa pengelolaan tim dari medis Rp53.500 SUMBER: MENGACU PERGUB NO. 41 TAHUN 2010 TENTANG TARIF
Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) dr. Hery Djoko Subandriyo beralasan sejak 2010, RSUDAM belum per-
nah menaikkan tarif. ’’Bukan naik, hanya menyesuaikan. Karena kita belum pernah menaikkan tarif,” kilahnya. Saat ini, lanjut Djoko, untuk pemberlakuan tarif baru masih menunggu peraturan gubernur (pergub). ’’Prioritas kenaikan berlaku untuk
kelas I, II, dan kelas VIP,” ujarnya. Djoko mengklaim meski tarif naik, masyarakat nantinya tetap terbantu karena pemerintah telah menyiapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Baca TARIF Hal. 7
Baca PEMKAB Hal. 7
PENGHAPUSAN BENSIN
DPR-DPD Beda Sikap REKOMENDASI tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) yang ingin menghapus premium ditentang DPR. Menurut Wakil Ketua DPR Agus Hermanto, masyarakat Indonesia masih membutuhkan premium untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, tidak seharusnya tim yang dipimpin Faisal Basri tersebut mengeluarkan rekomendasi penghilangan subsidi bagi premium. Sebab, itu bukan tugas pokok tim tersebut. Sikap ini disampaikan Agus Agus Hermanto di gedung Nusantara III, Rabu (24/12). Wakil ketua umum Partai Demokrat itu mengatakan, tim RTKM tidak seharusnya melarang pemerintah memproduksi RON 88 atau premium. Sebab, masyarakat Indonesia masih membutuhkan premium untuk kendaraan mereka. ’’Masih perlu pemikiran. Baca DPR Hal. 7
BANSOS
Sudah Harga Mati PEMBATASAN bantuan sosial (bansos) yang disalurkan lewat APBD tidak bisa ditawar lagi. Bukan hanya penerima yang dibatasi, namun juga kementerian pemberi bansos. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memastikan pemerintah memasukkan pembatasan tersebut dalam rancangan APBN perubahan yang dibahas bersama DPR Januari mendatang. Mendagri Tjahjo Kumolo menjelaskan, saat ini ada 17 kementerian yang mengelola dana bansos. Pengelolaan tersebut dirasa tidak efektif dan rawan penyimpangan. ’’Arahan presiden, regulasi bansos dirampingkan, difokuskan, dan akan dikelola oleh 1-2 departemen (kementerian) saja,” ujarnya di kantor Kemendagri, Rabu (24/12). Saat ini, pembahasan perampingan itu dikebut karena akan dimasukkan pembahasan APBNP di parlemen. Kementerian Keuangan sebagai koordinator akan merumuskan perubahan-perubahan yang diusulkan kementerian dan lembaga untuk dibahas bersama DPR. Setelah itu, aturannya disatukan agar terdapat kesamaan pandangan di seluruh kementerian dalam penyaluran bansos. Baca SUDAH Hal. 7 http://www.radarlampung.co.id
FOTO JPNN
SEPULUH TAHUN TSUNAMI: Anak-anak bermain di halaman rumah sisa tsunami 2004 di Desa Lampaseh, Banda Aceh, kemarin (25/12). Hari ini, Presiden Joko Widodo direncanakan menghadiri peringatan 10 tahun tsunami Aceh.
Penolakan Ujian Nasional Meluas JAKARTA - Pemerintah memang belum resmi mengumumkan penghapusan ujian nasional (UN), lalu mengganti jadi evaluasi nasional (enas). Tetapi, respons dari berbagai pihak sudah mulai bermunculan. Umumnya mendukung rencana penghapusan ujian penentu kelulusan siswa itu. Ketua Umum Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Sulistyo menuturkan, evaluasi pelaksanaan UN yang dijalankan pemerintah harus cepat diputuskan. Sebab saat ini, para guru menunggu kepastian nasib penyelenggaraan UN 2015. Pada umumnya, UN diselenggarakan April sehingga persiapan para guru tinggal tiga bulan lagi. ’Apa pun kebijakannya nanti, semoga tidak menambah persoalan baru,” kata Su-
listyo di Jakarta kemarin. Menurutnya ujian yang baik harus menerapkan sistem mendorong terwujudnya kejujuran dalam pendidikan, serta meniadakan segala bentuk kecurangan. Kemudian juga menumbuhkan rasa kepercayaan diri kepada setiap peserta didik maupun guru. Pria yang juga anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) dari Provinsi Jawa Tengah itu menuturkan, sistem ujian yang baik harus menghargai proses pendidikan secara utuh. Mulai menghargai proses pembelajaran oleh guru sampai prestasi peserta didik. ’’Itu semua (sistem ujian ideal, Red) tidak ada dalam UN,’’ terang Sulistyo. Baca PENOLAKAN Hal. 7
Agus Sutikno, Pendeta Bertato Pendamping Orang-Orang Pinggiran
Pelayan Doa yang Merangkap Jadi Guru Matematika preman, berkaus hitam dan mengenakan sepatu ber-spike ala anak punk. Pria itu lalu mengembangkan senyum dan mengeluarkan roti dari kantong plastik yang dibawa, kemudian membagikannya satu per satu kepada anak-anak yang mengerumuninya. Bak Sinterklas, kehadiran ’’Mas Agus” di kampung pinggiran itu memang ditunggu anak-anak. Mereka terlihat begitu akrab. Karena itu, anak-anak polos saja memanggil pria yang setiap kehadirannya ditunggu-tunggu tersebut dengan panggilan apa adanya, ’’Mas Agus”. Padahal, dia seorang pendeta.
Pendeta Agus Sutikno mungkin tergolong pemuka agama yang langka. Tubuhnya penuh tato, dandanannya sangar, dan wilayah pelayanan doanya adalah tempat-tempat yang tidak lazim. Dia biasa blusukan ke kompleks lokalisasi atau tempattempat mangkal waria. Laporan Priska Birahy, SEMARANG ’’MAS Agus, Mas Agus bawa apa?” teriak beberapa bocah penghuni tepi Kanal Banjir Timur Semarang kepada seorang pria berpenampilan seperti
Agus Sutikno FOTO JPNN
Baca PELAYAN Hal. 7
Berlangganan Cukup SMS ke 0811790544, Rp105.000.- Per Bulan