3 minute read
3. Berdasarkan Program Dana Sosial Keagamaan
3. Berdasarkan Program Dana Sosial Keagamaan
Aksi tolong menolong merupakan salah satu bentuk cinta kasih dan kepedulian kepada sesama. Sikap peduli kepada sesama tak hanya meringankan beban seseorang namun juga menjadikan hidup terasa lebih berharga. Ada banyak Program Pengelolaan Dana Sosial Keagamaan untuk menunjukkan sikap kepedulian tersebut. Penghimpunan Dana Korban Bencana Alam, Posisi geografis Indonesia menjadikan negara ini sebagai salah satu negara rawan bencana. Selama 2016, berbagai bencana melanda Indonesia. Di antaranya banjir dan longsor di Garut dan Sukabumi Jawa Barat serta Banjir dan gempa di Bima, Nusa Tenggara Barat. Berbagai upaya penggalangan dana pun dilakukan untuk meringankan beban para korban. Pemberdayaan Anak Jalanan, Keberadaan anak jalanan di Indonesa masih menjadi persoalan sosial yang perlu mendapat perhatian. Terlebih, anak-anak tersebut sangat rentan terhadap tindak kejahatan, baik sebagai korban maupun pelaku. Banyak orang tertarik melakukan upaya sosial dengan membantu para anak jalanan. Di antaranya dengan mendirikan komunitas pengajar bagi anak jalanan serta memberikan peluang usaha agar anak-anak bisa melakukan kegiatan positif. Renovasi Fasilitas Ibadah. Salah satu bentuk kegiatan sosial rohani yang biasa dilakukan adalah merenovasi fasilitas ibadah. Selain sebagai bentuk ketakwaan pada Sang Pencipta, kegiatan ini juga dilandasi niat memberikan tempat yang nyaman dan memadai bagi para jamaah di wilayah sekitar untuk beribadah dengan menggunakan dana sosial keagamaan yang terkumpul di rumah ibadah. Program Layanan Kesehatan Gratis, Tak semua warga bisa menikmati fasilitas kesehatan mumpuni. Masalah akses dan biaya acapkali menghalangi warga untuk mendapatkan layanan terbaik. Kondisi inilah yang mengilhami beberapa orang untuk mengadakan kegiatan layanan kesehatan gratis bagi kalangan kurang mampu dengan pengelolaan dana sosial kegamaan. Donor Darah, Membantu sesama tidaklah harus dalam bentuk materi, darah yang kita miliki juga bisa membantu orang lain. Donor darah memiliki keuntungan bukan hanya untuk penerima donor, melainkan juga untuk pemberi donor. Beberapa manfaat bagi pendonor antara lain, memelihara kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, dan pencegahan penyakit.
Advertisement
Mengajar Anak Putus Sekolah, Kesulitan ekonomi menjadi faktor utama yang memaksa seseorang putus sekolah. Padahal banyak anak yang sebenarnya memiliki potensi baik namun tidak mempunyai kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah.
Kondisi ini menarik simpati banyak kalangan sehingga muncullah aktivitas sosial berupa komunitas-komunitas pengajar untuk mengajar anak-anak yang putus sekolah tanpa bayaran. Membuka Rumah Baca, Di zaman serba instan banyak anak yang lebih tertarik untuk bermain gadget dibandingkan membaca buku. Perpustakaan yang sudah adapun terlihat jadi kurang menarik karena ‘sihir’ gadget. Membuat rumah baca menjadi ide menarik memancing minat baca anak. Suguhan bacaan yang variatif, suasana tempat menyenangkan serta ketersediaan pendongeng atraktif akan membuat perhatian anak bisa teralihkan dengan membaca. Santunan Panti Asuhan, Kegiatan sosial berupa pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu merupakan salah satu bentuk aktivitas untuk membantu meringankan beban mereka. Kesedihan anak-anak di panti asuhan mungkin akan sulit terobati karena kehilangan orang-orang yang sangat disayanginya. Namun, kehadiran orang lain yang peduli bisa membantu mengurangi kegundahan anak-anak di panti. Renovasi Fasilitas Sanitasi, Sanitasi merupakan hal sangat penting dalam kehidupan.
Sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit. Karenanya, kebersihan fasilitas sanitasi harus diutamakan. Dilatarbelakangi dari hal tersebut, maka banyak orang memiliki misi sosial untuk merenovasi fasilitas sanitasi di wilayah-wilayah tertentu.
Tumbuh suburnya kelas menengah ditambah kesadaran keagamaan yang menguat menjadikan gerakan filantropi (amal) di Indonesia semakin meningkat. Filantropi Islam juga berkembang pesat yang ditandai dengan besarnya perolehan dana zakat Rp1,73 triliun pada tahun 2012.
Menurut PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center), tingkat bersedekah (rate of giving) masyarakat Indonesia mencapai lebih dari 95 % dengan rata-rata sumbangan Rp325.775/orang/tahun. Di Indonesia faktor agama adalah motif utama seseorang untuk menyumbang dan ini dapat menjadi potensi pengelolaan dana sosial keagamaan yang lebih profesional. Sejumlah Gerakan Filantropi Indonesia (1)Lazismu (2)Baznas (3) Dompet Dhuafa yang mengelola dana sosial keagamaan.