B CKPACKIN’ BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI VII.JANUARI-FEBRUARI 2011
FUN I RELAX I LOW BUDGET
CATPER
LOKSADO Serunya Bamboo Rafting PANDU
MENUJU LOKSADO BULOK
ARUH GANAL
PERSEMBAHAN UNTUK ALAM
AKSESORIS : ALAT RINGKAS I KOMUNITAS : KASKUS-OANC I TIPS : KUAT SAMPAI PUNCAK WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM
DAFTAR ISI
BACKPACKIN’ JANUARI-FEBRUARI 2011
KAMU DI SINI
3
SERUNYA BAMBOO RAFTING DI LOKSADO Percikan air sungai berlompatan di kakiku yang memijak pada rakit bambu. Loksado yang merupakan salah satu bagian dari pegunungan meratus di kalimantan selatan mungkin tak setenar puncak di jawa barat. Tentu juga tak “semapan” bali jika dilihat dari segi akomodasinya.
JANUARI-FEBRUARI I 2011
13
ARUH GANAL, PERSEMBAHAN UNTUK ALAM Ribuan orang suku dayak meratus yang mendiami loksado masih setia memangku adat dan budaya yang temurun diwariskan. Mereka menyebutnya Aruh Ganal.
1
BACK PACKIN’
23
GALERI LOKSADO Loksado dalam sorot kamera. Mengintip keindahan salah satu kecamatan di Pulau Kalimantan.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
11
PANDU LOKSADO 1. Tersedia pesawat dari jakarta batavia, sriwijaya, garuda & lion. 2. Dari surabaya tersedia lion, citylink, sriwijaya & mandala
21
KETUPAT KANDANGAN, TAK HANYA JAGO KANDANG Kandangan adalah nama sebuah kota antara banjarmasin dan loksado. Jaraknya sekitar 3 jam dari banjarmasin.
25
SATU KECAMATAN PULUHAN PILIHAN Loksado adalah nama kecamatan di kabupaten hulu sungai selatan dengan ibukota di kandangan, sebuah tempat yang menjadi titik transit terakhir menuju loksado dari banyak kota sekitar.
35
KASKUS-OANC : TEMAN MENIKMATI ALAM Puncak sejati gunung raung tidak dapat diraih secara cuma-cuma. Yang menjadi masalah adalah membiasakan diri di atas ketinggian, bergantung pada seutas tali yang tak lebih besar dari jempol tangan.
41
AKSESORIS ALAT SERBA RINGKAS Ketika melakukan perjalanan, atau ekspedisi ke suatu tempat yang membutuhkan waktu lama, tentu banyak alat-alat yang perlu kita bawa.
Salam Ransel, Genap satu tahun Backpackin’ terbit. Diawali sebuah gagasan kecil dari salah satu anggota Backpacker Indonesia, perlahan-lahan namun pasti, kami terus tumbuh. Majalah online ini dimulai dari dengan konsep yang sangat sederhana, dengan blog ezinebackpackerindonesia.wordpress.com sebagai rumah awal kami. Sekarang Backpackin’ sudah semakin besar dan matang, dengan komitmen menampilkan satu spot yang elok di belahan bumi Indonesia ini pada setiap edisinya. Rumah kami pun semakin mantap di www.backpackinmagazine.com Sebagai penanda satu tahun majalah online Backpackin’, sekaligus untuk mengawali tahun yang baru, kami persembahkan keindahan Loksado untuk Anda. Ditulis khusus oleh salah satu sahabat kita, Nasrudin Ansori, langsung dari Kalimantan Selatan. Selamat menikmati!
PIMPINAN REDAKSI Ambar Arum EDITOR Muhammad Iqbal TIM REDAKSI Sri Anindiaty Nursastri Annisa M.F. Harahap TIM ARTISTIK Galih Permadi MARKETING Jeremy Gemarista WEBMASTER Kurniawan Aji Saputra WEBSITE www.backpackinmagazine.com EMAIL redaksiezinebi@yahoo.com Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM Readers yang bisa dikirim melalui alamat email kami. BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
REDAKSI
PIMPINAN UMUM Khemal Nugroho
2
CATPER
JANUARI-FEBRUARI I 2011
LOKSADO
PERCIKAN AIR SUNGAI berlompatan di kakiku yang memijak pada rakit bambu. Loksado yang merupakan salah satu bagian dari Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan mungkin tak setenar Puncak di Jawa Barat. Tentu juga tak “semapan” Bali jika dilihat dari segi akomodasinya. Tapi Loksado tetap saja menawan bagiku. Jaraknya hanya sekitar empat jam perjalanan darat dari Banjarmasin, kota tempat Aku bermukim selama ini.
3
BACK PACKIN’
Serunya Bamboo Rafting di Loksado OLEH : NASRUDIN ANSORI
Ada wahana tradisional milik suku Dayak Meratus, warga lokal Loksado, yang selama ini membuat Loksado banyak dikunjungi wisatawan. Tidak afdol kalau belum merasakannya. Ibarat ke Yogyakarta tanpa ke Malioboro. Bamboo rafting nama populernya. Ini merupakan cara terbaik menikmati keindahan alam khas Loksado yang masih sangat terjaga. Tak seperti berarung jeram (rafting) pada umumnya yang menggu-
nakan perahu karet, bamboo rafting menggunakan rakit dari jejeran batang bambu yang diikat dengan kulit bambu. Treknya adalah susur Sungai Amandit, salah satu sungai eksotis di Kalimantan. Dengan menggunakan angkutan umum tujuan Kandangan (dari Banjarmasin), perjalanan kutempuh tiga jam. Aku bersama dua orang teman yang berasal dari Bontang, Kaltim. Dua orang teman lainnya telah menunggu di Loksado. Mereka berasal BACK PACKIN’
4
JULI - AGUSTUS I 2010 JANUARI-FEBRUARI I 2011
LOKSADO
dari Jakarta dan Bali. Mereka berdua sedang bertualang keliling Kalimantan. Luar dalam bagian mobil angkutan yang kutumpangi berwarna putih, tampak tidak meyakinkan. Pintu untuk penumpang masuk berkarat hampir seluruhnya. Tak ada bis eksekutif menuju Kandangan, kota kecil yang merupakan ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kabupaten ini menaungi Lok-
5
BACK PACKIN’
sado, sebagai andalan pariwisata. Aku harus berbagi tempat duduk dengan puluhan penumpang lainnya. Deru mesin mobil terdengar berisik. Bau solar terkadang menusuk hidungku. Tarif murah mungkin masih menjadi alasan kenapa angkutan sederhana ini tetap mengepulkan asap knalpotnya. Kota Intan, Martapura, kujumpai setelah 1
LOKSADO
JANUARI-FEBRUARI JULI - AGUSTUS I 2011 2010
jam perjalanan. Pertokoan permata Cahaya Bumi Selamat terlihat ramai. Pusat penjualan cinderamata serta intan ini wajib dikunjungi para wisatawan di Kalsel. Arsitektur bangunan mengadopsi ciri Timur Tengah dengan adanya kaligrafi raksasa di sekitarnya. Sementara atap-atap bangunan utamanya mencerminkan budaya khas Banjar. Tak jauh dari sana, Aku menjumpai se-
buah masjid megah, Masjid Agung Al Karomah. Motif yang melapisi kubahnya diwarnai antara perpaduan hijau muda dan biru malam. Bangunan utama masjid berwarna krem. Selasar masjid berlapis marmer yang tampak licin. Mobil terus melaju, membelah jalur Trans Kalimantan yang menghubungkan kotakota di Kalsel dan Kaltim. Sampai di Kandangan, lapar menyerang. Aku bergegas menuju sebuah warung Ketupat Kandangan. Usai menyantap kuliner khas tersebut, Aku kembali ke jalanan beraspal menuju Loksado. Kali ini Aku berganti moda angkutan. Aku menumpang mobil pick up yang disulap menjadi alat transportasi. Bagian belakang mobil dilengkapi jejeran kursi yang saling berhadapan. Tarifnya Rp13 ribu untuk perjalanan sekitar 40 menit saja menuju Loksado. Jika sebelumnya hanya dataran rendah yang Aku jumpai di sepanjang perjalanan menuju Kandangan, maka apa yang Aku lihat sekarang adalah pegunungan hijau yang sangat indah.Pegunungan Meratus membentang hingga mencapai beberapa kabupaten sekaligus di Kalsel. Salah satu tempat yang tepat untuk menyaksikan kekokohannya adalah Loksado. BACK PACKIN’
6
JULI - AGUSTUS I 2010 JANUARI-FEBRUARI I 2011
LOKSADO Hingga kini, Pegunungan Meratus masih relatif terjaga dari aktivitas pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Aku berharap, kondisi tetap seperti ini. Semoga anak cucuku juga bisa menikmatinya. Karena pegunungan tak ternilai tersebut merupakan warisan berharga bagi mereka. Mobil agak terbatuk-batuk saat dihadang tanjakan curam. Kiri kanan jalan, Aku menyaksikan jurang terjal. Jika mobil oleng, bukan tidak mungkin kami akan terjungkal ke jurang menganga itu. Asap makin mengepul. Adrenalinku meningkat. Namun begitu, Aku tetap menikmatinya. Desa Muara Hatip menyambut kami beberapa saat kemudian. Dari sini Aku menyaksikan Gunung Kentawan yang menjulang tinggi di sebelah kanan jalan. Kentawan bukanlah gunung aktif, tapi hanya bukit cadas yang ukurannya sangat besar, sehingga tampak mencolok di antara perbukitan di sekitarnya. Di Muara Hatip, tersedia hotel yang halamannya langsung menghadap ke Gunung Kentawan dan aliran Sungai Amandit. Pepohonan semakin rimbun, membuat mataku bertambah segar. Kami melewati pintu gerbang tanpa penjagaan. Tak jauh dari sana, Aku menjumpai sebuah jembatan pertama di Loksado. Papan petunjuk bertuliskan Sumber Air Panas Tanuhi bertengger di sebuah pertigaan. Mobil kami membelok ke arah kanan jalan. Dari sini perjalanan masih sekitar 7 km lagi. Tak sabar rasanya menyentuh air Sungai Amandit yang jernih itu, sambil ber-bamboo rafting. Akhirnya kami tiba di sebuah dermaga bamboo rafting di sekitar Wisma Loksado. Gemuruh riuh Sungai Amandit menjalar ke telingaku. Gemuruh tersebut terus terdengar selama sepanjang tahun. Benar-benar nyanyian alam yang sangat indah didengar. Aku segera menghubungi dua orang teman
7
BACK PACKIN’
lainnya yang telah tiba pada hari sebelumnya. Mereka hanya Aku kenal via internet dan SMS saja. Sambil menunggu, Aku beranjak ke tepi sungai. Menyaksikan aliran kencang sungai berpadu jejeran batu alam yang berserakan di sekitarnya. Di seberang sana, Aku melihat salah seorang wanita Dayak Meratus asyik mencuci pakaian. Tak berapa lama, dua orang teman dari Jakarta dan Bali itu pun tiba. Kami saling menjabat tangan, berkenalan, berbagi pengalaman hingga menyeruput kopi panas bersama. Kami juga membaur dengan warga Dayak Meratus di sekitarnya.
LOKSADO
Aku bisa melihat batu alam yang berserakan di bawah sungai.
JANUARI-FEBRUARI JULI - AGUSTUS I 2011 2010
“Saking jernihnya,
Sang joki rakit memberi kode bahwa rakit telah siap. Dua buah rakit tampak kokoh tertambat di tepi sungai. Aku bersama kawan dari Jakarta dan Bali menumpang dalam satu rakit. Sementara rakit yang lainnya diisi dua orang teman lainnya. Rakit kemudian meluncur bebas. Percikan air sungai segera berlompatan ke kakiku, sejuk. Air sungai tersebut berasal dari pegunungan di atas-nya. Saking jernihnya, Aku bisa melihat batu alam yang berserakan di bawah sungai. Sebuah jembatan gantung menghadang kami di sekitar sekolah dasar di desa Malaris. Sungai makin melebar di sekitar sini. Jeram agak berkurang. Barisan bukit yang hijau begitu mudah kusaksikan. Di sudut lain, Aku bertemu dengan beberapa anak-anak suku Dayak Meratus yang tengah asyik berburu ikan sungai. Mereka cukup menggunakan BACK PACKIN’
8
JANUARI-FEBRUARI I 2011
LOKSADO
sebuah pistol dari kayu. Sebuah jarum panjang dijadikan sebagai senjata pembunuh ikannya. Sambil menyelam ke dalam sungai, mereka dengan teliti mencari ikan. Jika ada ikan, dengan sigap jarum panjang tersebut diarahkan menuju target. Meski tak semua bidikan tepat sasaran, namun keranjang sederhana yang mereka bawa telah terisi beberapa ikan sungai. Kehidupan anak-anak suku pedalaman seperti mereka ini mengajarkanku betapa pentingnya peran alam bagi manusia. Termasuk anak-anak suku Dayak Meratus. Rakit kami kembali merayap di atas sungai. Pepohonan sangat rimbun menyambut kami. Tebing
9
BACK PACKIN’
batu cadas di kiri kanan sungai menunjukan betapa alaminya sungai ini. Kadang kepalaku harus merunduk, jika ada batang pohon menjuntai. Karena terkadang laju rakit agak menepi ke tebing-tebing yang di sekitarnya banyak batang pohon bergelantungan. Rakit terus melaju. Jeram kembali menghadang. Arus semakin kencang. Gumpalan air di sekitar batu-batu besar pun seakaan-akan ingin menantang adrenalin kami. Joki terus mengarahkan rakit kami agar tetap pada jalur yang diinginkan. Jeram ganas pun kami lalui. Semburan air bertubi-tubi menghantam kami. Untung kamera sudah aman, karena telah kami bungkus dengan wadah anti air. Salah seorang
LOKSADO
seperti piramida. Tampak kokoh di antara deretan perbukitan lainnya. Rakit kami segera menepi di Desa Tanuhi. Di sinilah rute populer bamboo rafting setiap harinya dijajal oleh para wisatawan yang berkunjung ke Loksado. Tapi sebenarnya, jalur bamboo rafting tak hanya rute yang Aku lalui itu saja. Ada jalur lain yang lebih jauh, yaitu rute dermaga tujuan desa Muara Hatip. Sensasi menaiki rakit bambu sambil menikmati indahnya alam Loksado merupakan pengalaman yang tak terlupa. Benar-benar cara unik untuk menikmati pesona Loksado.(FOTO : NASRUDIN ANSORI) BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
teman kami dengan kencangnya berteriak lepas. Kami lalu menemui sebuah perkampungan kecil milik suku Dayak Meratus. Di sana hanya ada beberapa rumah sederhana. Rata-rata pekerjaan warga yang mendiaminya adalah sebagai petani. Tak hanya itu, kadang mereka menanam kayu manis di sekitar desa. Mereka sangat bergantung pada limpahan hasil alam. Bahkan rakit bambu pun merupakan hasil alam yang mereka dapatkan dari ribuan batang pohon bambu di Loksado. Menjelang finish, arus sungai terasa tenang. Tak ada jeram ganas seperti jalur sebelumnya. Gunung Kentawan makin jelas terlihat. Bentuknya
10
PANDU
LOKSADO MENUJU KANDANGAN Dari Banjarmasin, bisa menggunakan sejenis Colt warna putih (Rp 35 ribu, 3 jam). Colt ini ada di terminal Pal 6 (terminal terbesar di Banjarmasin). Jika malas mencari angkutan di Pal 6, angkutan Colt tujuan Kandangan bisa dihadang di tepi jalan raya dekat Bandara Syamsudin Noor, tepatnya di sekitar bundaran yang ada tugu pesawatnya.
KANDANGAN-LOKSADO
JANUARI-FEBRUARI I 2011
MENUJU BANJARMASIN 1. Tersedia pesawat dari Jakarta Batavia, Sriwijaya, Garuda & Lion 2. Dari Surabaya tersedia Lion, Citylink, Sriwijaya & Mandala 3. Dari Balikpapan tersedia Batavia, Mandala, Sriwijaya 4. Dari Jogja dan Semarang, Mandala dan Lion Air. 5. Bus bisa juga diakses dari Palangkaraya : Bis Candi Agung, Bis Yessoe 6. Dari Balikpapan ada bis tujuan Banjarmasin namun bisa juga melayani tujuan Kandangan, karena Kandangan adalah salah satu kota yang dilewati bis. Bis Pulau Indah dan Bis Seroja. Tarif sekitar Rp. 100 ribu.
11 BACK PACKIN’
1. Mobil pick up yang disulap menjadi angkutan umum (Rp 13 ribu, satu 40 menit). Tapi mobil ini hanya ada sampai pukul 1 siang. 2. Ojeg (Rp 50 ribu, sekitar 40 menit) Keduanya akan berhenti di lahan parkir sekitar dermaga bamboo rafting Loksado. 3. Sewa mobil dari Banjarmasin. Tarif untuk Avanza Rp 250 ribu/24 jam, Kijang Innova Rp 350 ribu/24 jam. BBM dari Banjarmasin-Loksado sekitar Rp 150 ribu pp untuk mobil Avanza, sedangkan Kijang Innova sebesar Rp 200 ribu pp. Untuk jasa sopir, tarifnya Rp 100 ribu/24 jam.
LOKSADO
AKTIVITAS PILIHAN
WAKTU TERBAIK Oktober hingga Juni. Saat tidak memasuki kemarau panjang, Debit Sungai Amandit sangat ideal untuk menjajal bamboo rafting. BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
1. Bamboo rafting. 2. Tracking ke banyak tempat 3. Body rafting/tubing dengan menggunakan donat boat di sekitar Sungai Amandit di dekat Wisma Loksado, karena arus sungai tidak terlalu berbahaya. 4. Bikin gelang simpay di Malaris dengan warga suku Dayak Meratus 5. Dan masih banyak aktivitas lain di Loksado
FOTO : AIR TERJUN HARATAI
12
LOKSADO TIPS 1. Jika tidak melakukan jungle trekking, tak perlu menggunakan jasa guide. 2. Bawa dry bag untuk menyimpan barang selama rafting. 3. Jangan bicara sembarangan apalagi bernada jorok dan menghina, terutama saat berada di kampung Dayak Meratus. 4. Jangan meninggalkan sampah di atas Sungai Amandit 5. Hindari terlalu banyak bekal makanan selama rafting. 6. Pesan rakit bambu sehari sebelumnya, karena rakit bambu tak selalu stand by di dermaga. 7. Jika tak punya banyak waktu, trip ke Loksado bisa dilaksanakan cukup sehari saja tanpa perlu menginap. Cukup untuk bamboo rafting dan menuju air terjun Haratai. Berangkat pagi dari Banjarmasin, pulang sore dari Loksado.
NOMOR KONTAK Pak Santoso (Rental Mobil di Banjarmasin) 085251492186 / 08125198334 Pak Amat (Guide, Wisma Loksado & bamboo rafting) 081348766573 Pak Sadri (Wisma Alya & bamboo rafting) 081348943728 Nama Iwan (Tukang ojeg Loksado- Air Terjun Haratai) 081348943728
BULOK
ARUH GANAL
ARUH GANAL
Persembahan Untuk Alam
OLEH : NASRUDIN ANSORI
ARUH GANAL RIBUAN ORANG SUKU DAYAK MERATUS yang mendiami Loksado masih setia memangku adat dan budaya yang temurun diwariskan. Mereka menyebutnya Aruh Ganal. Aruh berarti acara, sedangkan ganal berarti besar. Aruh Ganal bisa diartikan sebuah perhelatan yang diadakan secara besar-besaran sebagai tanda syukur warga Dayak Meratus kepada Tuhan atas limpahan hasil alam berupa padi dan tanaman lainnya. Dalam acara adat yang sakral tersebut, mereka juga berdoa agar limpahan hasil alam pada panen berikutnya lebih meningkat. Perayaan Aruh Ganal juga diadakan di desa Malaris, salah satu desa yang ada di Loksado. Di sana terdapat sebuah balai adat milik suku Dayak Meratus. Biasanya balai adat berdesain etnis tersebut digunakan sebagai pusat perayaan Aruh Ganal
di Malaris. Setiap desa di Loksado memiliki masingmasing balai adat dengan fungsi sama dengan yang ada di Malaris. Seperti di desa Uruy, Tanuhi, Haratai, Loa Panggang dan puluhan desa kecil lainnya. Desadesa yang berada di sisi-sisi Pegunungan Meratus. Warung-warung sederhana di sekitar gemuruh Sungai Amandit tampak sepi pengunjung waktu dilaksanakan Aruh Ganal, kemungkinan karena banyak tenaga dan perhatian yang tersedot ke sana. Warga lokal selalu antusias menyambut datangnya perayaan Aruh Ganal. Bagi mereka, Aruh Ganal tak sekedar ritual ibadah saja. Tapi juga berfungsi sebagai penjalin silarurahmi antar warga, baik dengan warga di sekitarnya maupun warga yang datang dari desa lainnya. Orang-orang menyemut di balai adat Malaris. Bangunannya kokoh, berdiri di atas lahan yang beru-
JANUARI-FEBRUARI I 2011 BACK PACKIN’
16
JANUARI-FEBRUARI I 2011
BULOKBADUY ARUH GANAL
kuran seperti lapangan sepak bola. Ratusan sepeda motor tersusun rapi di halaman nya. Pintu utama balai di sesaki oleh pengunjung yang keluar masuk balai. Perayaan ini didominasi oleh pengunjung dari kalangan Dayak Meratus. Wajah-wajah mereka sangat khas. Mata agak sipit dengan kulit muka agak putih merona. Ada beberapa turis asing, di antaranya dari Amerika dan Polandia. Ketika acara dimulai, beberapa tokoh adat di Loksado segera berkumpul di tengah-tengah balai. Pakaian mereka sangat sederhana. Di masingmasing kepala mereka terlilit sebuah kain dengan berbagai motif. Tampak bersahaja. Gendang mulai ditabuh. Riuh rendah suara pengunjung tergantikan dengan bunyi-bunyian gendang tradisional khas Dayak Meratus itu. Uniknya, tabuhan gendang tersebut dilakukan oleh beberapa wanita paruh baya yang disebut balian. Mereka juga mengenakan pakaian sederhana, meski bukan pakaian adat.
17 BACK PACKIN’
“Uniknya, tabuhan gendang terse-
but dilakukan oleh beberapa wanita paruh baya yang disebut balian.
ARUH GANAL
JANUARI-FEBRUARI I 2011 BACK PACKIN’
18
19
JULI - AGUSTUS I 2010
BULOKBADUY ARUH GANAL
BACK PACKIN’
JULI - AGUSTUS I 2010
Para lelaki pun beraksi. Berkeliling sambil mengitari ancak, bangunan dari daun kelapa muda yang dihiasi aneka jenis bunga. Daun-daun kelapa tersebut terlihat berjuntaian. Di sekitar ancak terdapat banyak makanan sesaji berupa lamang, darah ayam, telur rebus dan lain-lain. Pengunjung tidak diperbolehkan memakan sesaji khas Dayak Meratus itu. Sambil berkeliling, lelaki yang disebut pangulu itu tak hentinya membacakan mantra. Bahasa yang digunakan cukup asing, bagi orang lokal Kalimantan sekalipun. Bacaan mantra itu bermakna pemujaan, permohonan, dan harapan agar kehidupan Dayak Meratus selalu terlindungi. Tak hanya itu, harapan agar hasil panen berikutnya semakin meningkat. Karena inti dari acara adat Aruh Ganal tersebut adalah syukuran dan pengharapan hasil panen ala Dayak Meratus. Acara berlangsung hingga pagi. Tabuhan gendang dan mantra terus menggema ke seluruh sudut balai adat Malaris. Warga Loksado menyediakan hidangan sederhana berupa ayam kampung berbumbu mirip masak habang pada masakan suku Banjar. Juga, segelas teh hangat. Bagi pengunjung yang tidak kuat untuk ikut acara sampai pagi, itu tidak masalah bagi warga. Pengunjung bisa beristirahat dengan menumpang rumah salah satu penduduk Loksado. Lokasinya tak jauh dari balai adat Malaris. Bahkan beberapa pengunjung memanfaatkan lantai kayu sederhana di dalam balai untuk dijadikan tempat tidur malam itu. Dengan selimut seadanya, sebagian warga menghabiskan sisa malam di Balai Malaris. Sementara para balian dan pangulu terus melanjutkan aruh ganal hingga esok harinya. (FOTO : NASRUDIN ANSORI)
20
PENGANAN
JANUARI-FEBRUARI I 2011
KETUPAT KANDANGAN
KETUPAT KANDANGAN Tak Hanya Jago Kandang OLEH : NASRUDIN ANSORI
21 BACK PACKIN’
KETUPAT KANDANGAN
BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
KANDANGAN ADALAH NAMA sebuah kota antara Banjarmasin dan Loksado. Jaraknya sekitar 3 jam dari Banjarmasin. Karena ada masakan berbahan ketupat yang khas berasal dari Kandangan, maka kemudian disebut-sebut Ketupat Kandangan. Ada sebuah warung ketupat yang direkomendasikan di kota kecil yang menjadi kota terakhir menuju Loksado ini. Warung Kaganangan namanya. Lokasinya di tepi jalan yang menghubungkan Kan-
dangan dan Barabai. Letaknya berdampingan dengan puluhan warung penyedia ketupat lainnya. Ketupat Kandangan mempunyai keunikan dalam cara penyajian, cita rasa, serta cara meyantapnya. Ketupat Kandangan tidak disajikan dengan sayur. “Cukup dimakan dengan kuah santan dan ikan Haruan saja,� ujar salah seorang pelayan warung. Struktur ketupatnya agak kasar dan mudah pecah. Berbeda dengan jenis ketupat lain yang cenderung padat dan lembut. Jika diaduk dengan tangan ataupun sendok, potongan ketupat yang sebelumnya utuh akan terpecah-pecah mirip nasi putih biasa. Warga Banjar, dalam menyantap ketupat, menggunakan tangannya (bukan sendok) untuk menghancurkan ketupat. Bagi sebagian orang cara tersebut terlihat agak menjijikan, tapi sebenarnya di situlah letak keunikan cara menyantap Ketupat Kandangan. Semakin unik dengan adanya ikan Haruan (gabus). Ikan Haruan untuk Ketupat Kandangan adalah berbumbu cabai kering, kunyit, garam yang dihaluskan, lalu dilumur pada ikan haruan. Kemudian dibakar dengan menggunakan batok kelapa. Proses pembakarannya dengan cara diasapi. Setelah dibakar, ikan Haruan dicampur dengan kuah santan yang sebelumnya sudah dimasak dengan aneka bumbu. Adapun bumbu kuah ketupat adalah campuran dari cabai kering, kemiri, kunyit, kencur, daun serai, terasi udang, bawang merah, dan gula merah yang dihaluskan. Lalu kemudian direbus bersamaan dengan air kelapa hingga mendidih. Ikan Haruan yang sudah dibakar akan dicampur dengan kuah santan yang sudah dicampur aneka bumbu tersebut. Hanya dengan Rp 12 ribu, kita bisa menikmatinya. (FOTO : NASRUDIN ANSORI)
22
GALERI
Loksado dalam Soro FOTO : NASRUDIN ANSORI
SUNGAI AMANDIT Menjadi wahana rekreasi bamboo rafting bagi Loksado
Salah satu obyek w BACKPACKIN’
ot Kamera
AIR TERJUN HARATAI wisata pilihan wisatawan
ARUH GANAL Membuat orang Suku Dayak sibuk satu hari satu malam
ORDINAT
LOKSADO
SATU KECAMATAN PULUHAN PILIHAN OLEH : NASRUDIN ANSORI
JANUARI-FEBRUARI I 2011
Loksado adalah nama kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan ibukota di Kandangan, sebuah tempat yang menjadi titik transit terakhir menuju Loksado dari banyak kota sekitar.
25 BACK PACKIN’
LOKSADO Alamnya yang masih murni dan bentang alamnya yang penuh pegunungan membuatnya menjadi salah satu daerah pariwisata andalan di Kalimantan Selatan. Karena di Kalsel tak hanya pasar terapung Lok Baintan, pendulangan dan perngrajin intan Martapura, susur Sungai Barito dan beberapa pantai serta pulau di Kotabaru saja, tapi Loksado juga sangat layak untuk dijelajahi. Banyak hal yang bisa dilakukan dan dilihat di Loksado, seperti terjabar sebagai berikut.
SUNGAI AMANDIT
Sungai berair jernih yang sangat indah. Membentang sepanjang ratusan kilometer dengan membelah Pegunungan Meratus, Kalsel. Salah satu lokasi yang dilewatinya adalah Loksado. Kiri kanan sungai terdapat perbukitan hijau, tebing batu, kam-
pung Dayak Meratus, perkebunan milik warga, batubatu alam yang berserakan hingga pohon langsat liar.
BAMBOO RAFTING
Wahana tepat dan terbaik untuk menikmati pesona Sungai Amandit. Rakit bambu akan membawa wisatawan menyusuri sungai, sambil menerjang jeram-jeram yang terdapat di titik-titik tertentu di atas sungai. Harga sewa satu rakit Rp 200 ribu, bisa menampung 3 orang penumpang sekaligus. Jika debit sungai sedang tinggi, maka 4 orang penumpang bisa diangkut dengan hanya 1 rakit saja. Rute populer bamboo rafting adalah Dermaga tujuan Desa Tanuhi, dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. Tubing Merupakan cara lain menikmati segarnya air Sungai Amandit. Dengan hanya Rp 5 ribu saja, sebuah ban dalam mobil/donat boat bisa dimanfaatkan untuk menjajal riam-riam sedang di sekitar Wisma Loksado.
JANUARI-FEBRUARI I 2011
AIR TERJUN HARATAI
27 BACK PACKIN’
Sebuah air terjun di desa Haratai. Ketinggian air terjun sekitar 35 meter dengan tumpahan air yang cukup deras. Air terjun tersebut memiliki telaga beukuruan sekitar lapangan bola voli, yang digunakan untuk sekedar menceburkan badan di dalamnya. Tapi telaga tersebut cukup berbahaya, karena arusnya sangat kencang. Ada dua cara menuju spot tersebut, dengan naik ojek sebesar Rp 50 ribu pp atau tracking selama 3 jam sekali jalan.
DESA MALARIS
Salah satu perkampungan suku Dayak Meratus di Loksado. Dari Wisma Loksado, desa ini hanya berjarak sekitar 30 menit berjalan kaki. Malaris mengoleksi beberapa spot cukup menarik, yakni
ORDINATBADUY
AIR TERJUN RIAM HANAI Sebuah air terjun mini yang tak jauh dari desa Malaris. Dengan berjalan kaki, perjalanan hanya dibutuhkan sekitar 20 menit saja. Jalur terakhir yang dilalui berupa tebing licin bercampur tanah. Di bawah air terjun terdapat telaga yang ukurannya cukup luas. Telaga tersebut sangat tenang sehingga pengunjung bisa leluasa berenang di sekitarnya.
LOKSADO Balai Adat Malaris yang biasa digunakan sebagai pusat acara adat, Air Terjun mini Riam Hanai, sentra pembuatan gelang simpay khas suku Dayak,serta penjualan buah-buahan seperti durian, kapul, rambutan, langsat (sesuai musim buah).
AIR TERJUN PEMANDIAN ANGGANG
Objek alam yang sangat perawan, belum disentuh oleh dinas wisata setempat. Akses satusatunya hanya dengan jalan kaki selama 5 jam. Tak heran, jika air terjun ini hanya pernah dikunjungi anak-anak pecinta alam dan segelintir turis asing. Menggunakan jasa pemandu wisata adalah wajib, karena rutenya membingungkan. Air terjun Pemandian Anggang lebih besar dan tinggi dibandingkan Haratai. Bahkan memiliki beberapa tingkatan curam di atasnya.
JANUARI-FEBRUARI I 2011
JUNGLE TREKKING
Banyak rute yang ditawarkan Loksado sebagai ajang untuk menjajal petualangan dengan menempuh tracking panjang. Hutan tropis khas Kalimantan cukup berlimpah di sekitar Loksado. Perbukitan, puluhan anak sungai, kampung Dayak Meratus, puluhan jembatan gantung, dan lainnya adalah paket yang ditawarkan Loksado selama tracking. Ada yang dapat ditempuh sekitar enam jam saja, bahkan bisa berhari-hari, tergantung rute yang dituju. Jasa guide wajib selama jungle tracking.
GUNUNG KENTAWAN
Bukan merupakan gunung aktif, melainkan sebuah bukit raksasa yang berlokasi di tepi Sungai Amandit, Loksado. Bentuknya seperti piramida. Gunung Kentawan tampak sangat mencolok bila dibandingkan dengan ratusan perbukitan hijau di sekitar Loksado. Tak salah, jika foto cantik Kentawan
29 BACK PACKIN’
LOKSADO sering terpampang di brosur-brosur, situs hingga majalah nasional tentang wisata.
SUMBER AIR PANAS TANUHI
Bagi kalangan backpacker, mungkin tempat ini kurang menarik, karena di dalamnya terdapat banyak bangunan beton berupa cottage, kolam renang berbagai ukuran, lapangan tenis, aula, bunker hingga (tentu saja) kubangan air panas yang sudah disulap seperti kolam renang di sebuah hotel di perkotaan. Tarif masuknya sebesar Rp3.500. Tak jauh dari sana, terdapat Air Terjun Kilat Api. Ukuran tumpahan air nya sedikit, namun tebing batunya cukup tinggi dan bertingkat-tingkat.
DESA HARATAI
Perkampungan lain yang dikoleksi Loksado. Di dalamnya terdapat banyak komunitas suku Dayak Meratus. Tak hanya air terjun, di sini juga terdapat Balai Adat Haratai yang berfungsi sama seperti balai adat di desa Malaris. Banyak kaum perempuan di Haratai berprofesi sebagai pengrajin butah, sebuah tas tradisional khas Dayak yang terbuat dari
kulit bambu dan jenis tanaman lainnya. Butah bisa dibeli oleh pengunjung sebagai cinderamata, harganya berkisar antara Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu. Bentuknya adalah tas punggung yang dilengkapi tali di bagian belakang tas.
AGROWISATA
Antara bulan Desember hingga Januari, Loksado akan dibanjiri beraneka buah, seperti durian, kapul, langsat, hingga rambutan. Banyak kebun milik warga Dayak Meratus tersebar di sekitar Loksado. Di antaranya adalah desa Loa Panggang. Durian Loksado bentuknya kecil, tapi rasanya sangat legit. Bagi penggemar durian, Loksado adalah tempat yang tepat. Buah khas lain yang tak kalah nikmat adalah kapul. Bentuk dan ukurannya mirip bawang bombay. Isi buahnya mirip kecap dan rasanya campuran antara manis dan asam.
BALAI URUY
Lokasi ini merupakan salah satu tempat di Loksado yang terdapat balai adat sekaligus sebagai rumah oleh beberapa kepala keluarga sekaligus. Rumah panggung yang di dalam nya terdapat puluhan bilik kamar. Setiap kamar diisi oleh berlainan kepala keluarga beserta anggota nya. Di tengah-tengah balai terdapat ancak yang biasanya digunakan sebagai salah satu properti pada perayaan acara adat Aruh Ganal.
Sebagian warga desa Malaris memiliki keahlian menganyam gelang simpay, gelang khas Loksado. Gelang berbahan alami dari pohon lang’am itu, dipatok hanya Rp10 ribu saja. Ketahanannya bisa mencapai tahunan. Gelang simpay tidak tersedia dalam bentuk sudah jadi, tapi harus dianyam terlebih dahulu di tangan atau di kaki pemesan. BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
BIKIN GELANG SIMPAY
30
TOKOH
AMAT
AMAT
Duta Loksado
JANUARI-FEBRUARI I 2011
OLEH : NASRUDIN ANSORI
BERBEKAL BAHASA INGGRIS yang lancar serta mengenal seluk beluk kawasan Pegunungan Meratus, khususnya Loksado, pria kelahiran 1972 tersebut telah lama dikenal ribuan petualang dunia yang pernah berkunjung ke Loksado. Hampir seluruh petualang yang membutuhkan jasa pemandu, menggunakan kelihaian pria kelahiran Loksado tersebut. Namanya disebut-sebut pada buku Lonely Planet. Berikut wawancara Nasrudin Ansori dengan Pak Amat di rumahnya di dataran tinggi Loksado.
31 BACK PACKIN’
Sejak kapan Bapak menjadi pemandu wisata? Tahun 1992, saat saya memiliki keinginan untuk memajukan dunia ekowisata di sekitar Loksado dan Pegunungan Meratus. Apa enaknya jadi guide di Loksado? Lebih banyak sukanya, karena saya bisa lebih mengenal banyak orang dari berbagai penjuru dunia. Dari sana, saya juga bisa menghargai alam dan isinya khususnya di seki-
AMAT tar kawasan Pegunungan Meratus. Dan tentu saja, dengan menjadi guide saya bisa mendapat rezeki untuk kebutuhan hidup. Kalau dukanya ? Semua pekerjaan pasti mempunyai hal-hal yang tidak menyenangkan. Menjadi pemandu di kawasan hutan dan pegunungan liar di kawasan Pegunungan Meratus, tentu banyak tantangannya. Mulai dari ancaman kekurangan logistik hingga ancaman binatang liar selama jungle tracking & camping bersama tamu. Rintangan apa yang paling diingat? Ketika menyaksikan lintah belang menempel di tubuh turis asing sewaktu mendaki ke Gunung Halau-Halau. Lintah menjijikan tersebut mengisap darah manusia. Jumlahnya sekitar 30 ekor! Nah, loh, terus bagaimana solusinya? Lintah yang sedang mengisap darah jangan langsung dilepaskan dari tubuh dengan tangan atau kayu. Karena jika dilepas secara kasar, akan menyebabkan bisa lintah tertinggal di dalam tubuh. Cukup di semprot dengan spray anti nyamuk, agar lintah tersebut lepas secara perlahan-lahan dan tidak meninggalkan bisa di dalam tubuh. Bisa lintah yang tertinggal dapat menyebabkan gatal berhari-hari di sekitar bekas gigitannya.
Kenapa bisa nama Anda masuk di salah satu halaman Lonely Planet ? Saya pernah memandu seorang turis asing yang ternyata perwakilan Lonely Planet yang tengah meliput Indonesia khusus nya Pegunungan Meratus termasuk bamboo rafting ala Suku Dayak Meratus. Tak heran jika nama saya dicantumkan di Lonely Planet, berikut nomor ponsel saya. Berapa jumlah hari yang ideal untuk menikmati alam dan budaya Loksado? Sebagian besar turis asing yang datang akan bertahan hingga satu minggu di Loksado. Karena di dalam nya akan terdapat banyak kegiatan yang bisa dijajal, diantaranya jungle trekking hingga Gunung Halau-Halau, bamboo rafting, desa-desa terpencil di balik Pegunungan Meratus, menyaksikan anggrek Loksado tumbuh liar di hutan dan lain sebagainya. Jika tak punya banyak waktu, 1 hari pun bisa menikmati sebagian alam Loksado. Misalnya pagi berangkat dari Banjarmasin, siang tiba di Loksado. Setibanya di Loksado segeralah berbamboo rafting. Jika memungkinkan setelah rafting, pengunjung bisa naik ojek ke air terjun Haratai. Pemandangan alam saat menuju Haratai sangat alami. Banyak pepohonan dan sungai berair jernih banyak ditemui selama perjalanan. Sore hari nya bisa langsung kembali ke Banjarmasin. Karena angkutan umum
“Sebagian besar turis asing yang
datang akan bertahan hingga satu minggu di Loksado. BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
Apa hal paling unik dan menarik bagi petualang selama di Loksado dan sekitarnya? Bamboo rafting di Sungai Amandit, jungle tracking ke perbukitan Meratus, berkunjung ke desadesa kecil milik suku Dayak Meratus, dan tentu saja menyaksikan acara adat Aruh Ganal yang magis dan unik. Tidak afdol ke Loksado kalau tidak mencoba salah satu dari yang saya sebutkan itu, khususnya
bamboo rafting di sepanjang Sungai Amandit yang sangat alami.
32
AMAT dari Kandangan ke Banjarmasin masih bisa ditemui hingga pukul 8 malam. Gimana perilaku wisatawan yang datang ke Loksado? Terutama soal sampah? Dari beberapa jenis wisatawan yang datang, ada perbedaan yang saya lihat bila dilihat dari perilaku membuang sampah. Turis asing akan sangat anti membuang sampah sembarangan, begitu juga pengunjung domestik yang berselera ala backpacker (yang hobi berpetualang). Tapi jika wisatawan domestik biasa misal rombongan keluarga, instansi pemerintah dan swasta akan sangat rentan membuang sampah sembarangan.
JANUARI-FEBRUARI I 2011
SEARCH GOOGLE BOOKS : pak amat loksado lonely planet Khawatir tidak, Loksado akan rusak jika kebanyakan dikunjungi wisatawan? Imbas dari sering nya Loksado dipromosikan melalui media tentu saja ada sisi baiknya. Keberadaannya makin banyak dikenal. Dan pasti akan menambah jumlah kunjungan wisatawan. Namun hal itu pasti akan mengancam kealamian Loksado. Saya berharap tak ada penambahan hotel lagi. Cukup Loksado seperti ini apa adanya.
33 BACK PACKIN’
AMAT
BACK PACKIN’
34
KOMUNITAS
KASKUS-OANC
Kaskus-OANC
The Fellowship of The Nature
OLEH : SRI ANINDIATY NURSASTRI
KASKUS-OANC
JANUARI-FEBRUARI I 2011
PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG tidak dapat diraih secara cuma-cuma. Yang menjadi masalah adalah membiasakan diri di atas ketinggian, bergantung pada seutas tali yang tak lebih besar dari jempol tangan. Untuk itu, tiga bulan lamanya ketujuh orang ini berlatih, bergelantungan seperti monyet di balik wall climbing Pasar Festival, Jakarta. Berharap menggapai Puncak Sejati, berteman pacet dan berhiaskan duri. Sebenarnya ada jalur wisata yang biasa dilewati, dengan puncak bernama Sumberwringin. Namun, titik tertinggi gunung Raung yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur, ini adalah Puncak Sejati. Puncak yang selalu membuat deg-deg-ser para pendaki gunung dan pemanjat tebing. Adalah komunitas Kaskus Outdoor Adventure and Nature Clubs (Kaskus OANC) yang terhipnotis untuk menjamah puncak tersebut. Muncul pada 2004, komunitas ini merupakan pendahulu grupgrup lain di Kaskus yang bertemakan backpacking dan travelling. Bermula dengan acara camping ceria pada 2004, komunitas ini selanjutnya didominasi
37 BACK PACKIN’
oleh kegiatan pendakian. Selain pendakian, kegiatan komunitas ini antara lain gathering, camping ceria, buka bersama, dan bakti sosial. Anggota Kaskus OANC pada saat ini berjumlah 788 orang, dan masih tentatif. Kaskus OANC tidak harus beanggotakan orang-orang yang hobi mountaineering atau wall climbing, namun juga siapa pun yang senang berkegiatan di alam bebas. Komunitas ini “dipimpin� oleh seorang moderator, istilah yang akrab rasanya di telinga para kaskuser. Ada pula person in charge di beberapa kota, seperti Jogja dan Surabaya. Tujuannya, sebagai tuan rumah jika anggota lainnya mampir ke daerah tersebut. Tahun depan, Kaskus OANC berencana membuat semacam pelatihan dalam bentuk fun camp, tentu saja di bidang outdoor. Hal ini juga menekankan bahwa Kaskus OANC tak sebatas tempat berkumpulnya para pendaki gunung atau pemanjat tebing. Komunitas ini ada untuk mencari teman, sahabat, juga keluarga baru yang memiliki hobi sama. Bukan sebatas dunia maya, tapi juga dunia nyata.
“Komunitas ini ada untuk mencari teman, sahabat, juga keluarga baru yang memiliki hobi sama.
RESENSI
PANDUAN PENDAKI
MCFE
Buku Wajib Pendaki Gunung OLEH : AMBAR ARUM
PANDUAN PENDAKI “Walau buku ini bersifat kisah perjalanan pribadi, namun sangat informatif sehingga bisa merupakan panduan yang sangat berguna.” Mendaki gunung memang memerlukan tenaga dan persiapan yang lebih, namun percayalah, apa yang akan kita dapat ketika di puncak nanti, akan jauh lebih indah melebihi apapun.
Judul buku : MOUNTAIN CLIMBING FOR EVERYBODY : PANDUAN MENDAKI GUNUNG Pengarang : HARLEY BAYU SASTHA Penerbit : HIKMAH (PT MIZAN PUBLIKA) Harga Buku : Rp49.500 Tebal Buku : 302 HALAMAN BACK PACKIN’
JANUARI-FEBRUARI I 2011
ALAM MENAWARKAN BANYAK KEINDAHAN, mulai dari bawah laut, pantai, curug, hingga puncak gunung. Namun, tidak seperti yang lainnya, untuk dapat menikmati gunung memerlukan tenaga dan persiapan yang lebih. Seperti dikatakan almarhum Norman Edwin, pendaki senior Indonesia, setidaknya ada dua jenis rintangan yang dihadapi setiap pendaki gunung. Rintangan pertama bersifat objektif, yaitu rintangan yang datang dari luar diri kita, seperti medan yang berat, serta cuaca yang tidak bersahabat. Sedangkan rintangan kedua datang dari dalam diri kita sendiri, disebut dengan rintangan subjektif, contohnya antara lain adalah kurangnya persiapan fisik, mental, dan wawasan mengenai gunung yang akan didaki. Untuk menghadapi rintangan-rintangan tersebut, Harley Bayu Sastha menghadirkan buku ‘Mountain Climbing for Everybody : Panduan Mendaki Gunung’ kepada kita. Buku ini menyajikan informasi lengkap tentang sembilan gunung di Jawa Barat, mulai dari Gunung Gede-Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Salak, Gunung Cikurai, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, Gunung Burangrang, hingga Pegunungan Halimun. Diawali dengan tips-tips umum mendaki gunung, selanjutnya halaman demi halaman buku ini memberikan gambaran jelas kepada pembaca tentang segala hal penting dari masing-masing gunung. Mulai dari jalur, medan, waktu tempuh, akomodasi, perizinan, hingga peta rute pendakian tiap gunung. Di Indonesia, buku sejenis ini masih sangat jarang ada, padahal tiap tahun semakin banyak anak muda yang semangat mendaki gunung. Karena itu, buku ini bisa dibilang wajib dimiliki siapapun yang ingin mendaki gunung-gunung di Jawa Barat. Bahkan Herman Lantang, salah seorang pendiri MAPALA UI menuliskan dalam kata pengantar buku ini
40
AKSESORIS
ALAT RINGKAS
ALAT SERBA RINGKAS OLEH : AMBAR ARUM
KETIKA MELAKUKAN PERJALANAN, atau ekspedisi ke suatu tempat yang membutuhkan waktu lama, tentu banyak alat-alat yang perlu kita bawa. Mulai dari sleeping bag, matras, tenda, hingga kompor, baju, dan lain sebagainya. Belum lagi makanan, lengkap dengan alat makannya. Bawaan yang banyak itu tentu akan melelahkan dan berpotensi mencederai pundak kita apabila terlalu berat. Untuk mensiasati hal tersebut, kita dapat menggunakan alat-alat serba ultralight. Pemakai
JANUARI-FEBRUARI I 2011
WADAH AIR
Ketimbang membawa botol minuman, atau botol bekas air mineral, akan lebih ringan dan ringkas bila kita membawa wadah minum dari bahan plastik atau kulit. Apabila tidak digunakan, wadah dapat dilipat dan diselipkan di tas, sehingga sangat praktis. Salah satu contohnya adalah Platypus drinking tube.
41 BACK PACKIN’
alat ini sering disebut dengan ultralight hiker atau trekker. Mereka membawa alat-alat yang super ringan, sehingga dapat menghemat energi. Kita pun dapat lebih menikmati pemandangan alam ciptaanNya. Walaupun ringan, barang-barang tersebut sama sekali tidak kehilangan fungsinya masingmasing. Berikut ini adalah contoh beberapa barang ultralight.
ALAT RINGKAS
ALAT MASAK
Agar praktis, kita dapat menggunakan kompor spiritus ukuran kecil, lengkap dengan misting dan penutupnya. Ketimbang membawa kompor gas, kompor spiritus tentu lebih praktis dan ringan.
Selain 3 alat diatas, masih ada 1. Tenda, 2. Matras, dan 3. Jaket tipe ultralight. Peralatan ultralight memang mahal dan belum banyak ada di pasaran, namun apa salah nya keluar uang lebih untuk bisa menikmati perjalanan dengan lebih baik? Happy tracking, guys!
SLEEPING BAG
JANUARI-FEBRUARI I 2011
Sekarang sudah gak jaman lagi pakai sleeping bag yang besar. Selain berat, juga boros tempat. Sekarang sudah banyak sleeping bag ultralight dengan ukuran nyaris setengah sleeping bag regular. Namun perlu diingat, harga menentukan kualitas. Maka jangan heran apabila sleeping bag ultralight kita tidak hangat karena kita membeli dengan harga yang murah. Sleeping bag ultralight yang baik umumnya memiliki harga sekitar 400-500 ribu keatas. BACK PACKIN’
42
TIPS
KUAT SAMPAI PUNCAK
TIPS
Kuat Sampai Puncak OLEH : SRI ANINDIATY NURSASTRI
KUAT SAMPAI PUNCAK TENTUNYA BM READERS URUNG melanjutkan mendaki ketika lelah menghampiri, dan kamu terpaksa turun lagi. Jika memaksakan terus jalan, apa daya tangan tak sampai. Mendaki gunung membutuhkan stamina dan tenaga yang tidak sedikit, oleh karena itu pergunakanlah prinsip menabung: menyimpan dan mengirit. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
gin� dan dibutuhkan waktu untuk kembali memanaskan badanmu agar siap mendaki.
1. Sebelum mendaki, pastikan kamu telah makan cukup nutrisi. Namun jangan terlalu kenyang, karena kekenyangan akan membuat perut Anda sakit ketika berjalan.
7. Atur nafas kamu ketika mendaki. Usahakan hembusan nafasmu konstan dan tidak terlampau cepat.
2. Minumlah seperlunya. Jika haus, tenggak satu atau dua tegukan saja. Masih banyak keperluan lainnya yang memerlukan air putih. 3. Lakukan pemanasan sebelum kamu mulai mendaki. Beberapa gerakan stretching dapat mempersiapkan otot-otot Anda untuk melakukan pekerjaan mendaki.
6. Luruskan kaki kamu ketika beristirahat. Kalau memungkinkan, letakkan diatas sesuatu sehingga tidak sejajar dangan badan tempat anda berpijak. Hal ini akan membantu menormalkan kembali aliran darah di dalam tubuhmu.
8. Usahakan makan camilan. Terutama yang mengandung gula, seperti cokelat, permen, atau gula merah untuk menambah tenaga. Tidak sulit bukan? Semuanya akan menjadi lebih mudah apabila kita rajin melatih stamina dan pernapasan kita. Selamat mendaki!
JANUARI-FEBRUARI JULI - AGUSTUS I 2011 2010
4. Jangan berjalan terlampau cepat. Pergunakan langkah yang stabil dan konsisten ketika kamu mendaki. Ketika kamu berjalan cepat, akan cepat letih. 5. Jangan istirahat terlampau lama ketika dalam perjalanan. Lima atau sepuluh menit adalah waktu maksimal, lebih dari itu maka tubuhmu akan “din-
BACK PACKIN’
44
INFO BI
TERUS NGE-TRIP PULAU BIAWAK
TELAGA BODAS
TERUS NGE-TRIP!
Meski Alam Sedang Tidak Bersahabat
TERUS NGE-TRIP MERAPI MELETUS DAN Krakatau mulai aktif, serta 18 gunung berstatus waspada, pendakian ke berbagai gunung ditutup, air laut pasang, cuaca tidak bersahabat. Semua itu sangat akrab ditelinga kita dua bulan terakhir ini. Alhasil banyak rencana pendakian dan perjalanan menyebrang pulau terpaksa dibatalkan. Namun tidak kehabisan akal, teman-teman dari berbagai komunitas tetap mengadakan perjalanan. Tempat-tempat alternatif pun muncul, gununggunung yang tidak sepopuler Merapi, Semeru, atau Rinjani, kini menjadi destinasi para backpacker untuk sekedar menghabiskan akhir pekan. Toh, ternyata tetap menarik. Selama masih di Indonesia, tentu kita akan selalu menemukan alam yang indah, diantaranya : 1. Gunung Padang dan Gunung Pangrango oleh ODONG-ODONG TRAVELLER, 2. Gunung Ungaran oleh TIM SERGAP, dan 3. Gunung Galunggung oleh Share Traveller Indonesia tidak sebatas Merapi dan 18 gunung aktif lainnya. Juga dalam kondisi apapun, semangat untuk terus bertualang menjelajah Indonesia akan selalu ada di dalam hati kami, para backpacker! Bagaimana dengan BM Readers? Ceritakan perjalanan kamu, baik sendiri maupun bersama teman-teman atau komunitas. Kirimkan ke : redaksiezinebi@yahoo.com. Selalu ada kesan dalam setiap perjalanan, mari berbagi cerita!
PINTU GERBANG PULAU BIAWAK
AIR TERJUN CIANJUR
JULI - AGUSTUS I 2010
FOTO KIRIMAN: 1. TIM SERGAP 2. SHARE TRAVELLER 3. ODONG-ODONG TRAVELLER
SEEKOR BIAWAK
BACK PACKIN’
46
R U O Y E R E H ADS WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM
Safe Travels! Try Not To Break Anything