/backpacking-edisi-5

Page 1

BACKPACKIN’ MAGAZINE.EDISI V.SEPTEMBER-OKTOBER 2010

BACKPACKIN’ fun, relax,

low budget

PANDU MENUJU GUNUNG KIDUL BULOK SEDEKAH LAUT BERSYUKUR KEPADA LAUT

CATPER

PANTAI KIDUL PANTAI-PANTAI BERPASIR KUNING

AKSESORIS : LIFESTRAW *KOMUNITAS : BLACKPACKER* TIPS : MEMOTRET ALAM

WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM


DAFTAR ISI

SALAM RANSEL

BACKPACKIN’

S

aat langit berwarna merah saga adalah salah satu waktu paling baik untuk menikmati pantai. Yogyakarta merupakan

SEPTEMBER-OKTOBER 2010

KAMU DI SINI

3

1

15

BERSYUKUR KEPADA LAUT Tebagai masyarakat yang hidupnya masih sangat bergantung kepada alam, warga pesisir Gunung Kidul memiliki beberapa ritual adat yang diadakan secara rutin untuk menjaga keselarasan dengan alam. Sedekah laut dan melasti adalah beberapa diantaranya.

23

GALERI PANTAI KIDUL Debur ombak, pasir putih, karang pantai, dan kehangatan warga Gunung Kidul... Seperti racikan masakan ibu, tidak ada duanya!

BACK PACKIN’

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

salah satu provinsi yang mendapat anugrah

11

PANDU : MENUJU GUNUNG KIDUL Untuk mencapai kabupaten Gunung Kidul, Wonosari sebagai ibukotanya, ada banyak jalan yang dapat ditempuh. Berikut ini kami sajikan rute ke Wonosari dengan menggunakan kereta api dan bus.

mempunyai pantai-pantai bagus di ujung Selatan-nya. Namun, belum banyak tulisan yang mengemukakan secara detail bagaimana akses menuju

25

PULUHAN PANTAI DALAM SATU GARIS Sudah beberapa tahun Banten dinobatkan menjadi provinsi baru sapihan Jawa Barat. Pembangunan Banten seakan berlari, tapi tidak dengan Baduy. Himpunan suara serangga dan hutan masih mendominasinya.

KRU BACKPACKIN’ MAGAZINE Jeremy Gemarista

ba membahasnya dengan detail sehingga pembaca

PIMPINAN REDAKSI : Ambar Arum TIM REDAKSI :

Galih Permadi Odie Destrana

AKSESORIS : LIFESTRAW Satu minggu tanpa makanan, manusia masih bisa hidup, tapi tiga hari saja tanpa air, manusia pada umumnya tidak mampu bertahan. Nilai air menjadi lebih penting bagi backpackers yang sering kali tidak mengetahui kondisi sekitar.

gaimana cerita-cerita lokal, dsb. Backpackin’ menco-

TIM ARTISTIK :

41

kan aktivitas apa saja, ba-

PIMPINAN UMUM :

Sri Anindiaty Nursastri

35

dengan

saja di sana, bisa melaku-

Muhammad Iqbal

KOMUNITAS : BLACKPACKER INDONESIA Lagu Indonesia Raya, semakin jauh kita mengumandangkannya, semakin dalam maknanya merasuk.

sana

anggaran berapa, ada apa

19

DARI LANDAK LAUT HINGGA GURITA Bermacam biota laut telah menjadi santapan sehari-hari warga pantai Gunung Kidul. Upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan pantai Gunung Kidul menjadikan wisatawan dapat ikut menikmatinya.

ke

mempunyai

bekal

penuh

menuju ke sana hanya dengan membaca edisi ini.

Parangtritis, pantai ini terkenal dan lebih

banyak referensi dari Google jika kita mengetik namanya. Tapi rupanya bukan Parangtritis yang terbaik di Selatan Jogja. Masih ada Siung dan Wediombo yang lebih sepi, lebih bersih, dan lebih indah. Memang, akses ke sana relatif lebih sulit, terutama bagi solo backpacker. Tapi, ya justru di situlah serunya.

Pesan kami, jangan menjadi penikmat

MARKETING :

alam, tapi jadilah pecinta alam sejati. Karena

Putri Uloly

seorang penikmat hanya akan menikmati keindahan alam, tapi pecinta alam merawat kein-

KONTAK REDAKSI :

dahan tersebut agar terus terjaga.

redaksiezinebi@yahoo.com WEBSITE :

Redaksi.

www.backpackinmagazine.com BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

PANTAI-PANTAI BERPASIR KUNING Aku baru saja pulang dari liburan singkat bersama keluarga ke pantai-pantai Gunung Kidul. Pertama kali Aku ke sana, yaitu Pantai Sadranan, adalah ketika libur Waisak, 28 Mei 2010 kemarin, bersama teman-teman Manajemen UGM 2005. Selanjutnya, Aku jadi ‘ngebet’ mengajak keluargaku untuk liburan ke sana.

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2


CATPERPANTAIKIDUL

CATPERPANTAIKIDUL

A

ku baru saja pulang dari liburan singkat bersama keluarga ke pantai-pantai Gunung Kidul. Pertama kali Aku ke sana, yaitu Pantai Sadranan, adalah ketika libur Waisak, 28 Mei 2010 kemarin, bersama teman-teman Manajemen UGM 2005. Selanjutnya, Aku jadi ‘ngebet’ mengajak keluargaku untuk liburan ke sana.

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

PANTAI-PANTAI BERPASIR KUNING OLEH : AURELIA CLARESTA UTOMO

BACK PACKIN’

4


5

Senang sekali ketika melihat pantai berpasir kuning yang masuk wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Rasanya seperti melihat sesuatu yang indah yang belum pernah kulihat sebelumnya, setidaknya itu yang kurasakan di tiga puluh detik pertama, agar tidak dianggap berlebihan. Apalagi pantai yang Aku kunjungi ini adalah pantai yang masih alami alias tidak ada pedagang dan tidak terlalu banyak orang di sana. Kenapa Aku sangat senang? Karena selama ini di Yogyakarta yang kulihat hanya Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, yang warna pasirnya abu-abu tua menuju hitam, selain itu banyak andong dan kotoran kuda yang sangat mengganggu pemandangan. Pantainya juga kurang bersih karena banyak BACK PACKIN’

CATPERPANTAIKIDUL

pengunjung meninggalkan sampah begitu saja. Dan yang paling menyebalkan adalah pantainya terlalu ramai dengan pengunjung dan pedagang. Kebetulan sekali adikku yang baru lulus SD sedang libur. Maka, kami sekeluarga kemudian merencanakan liburan ke Pantai Sadranan. Walaupun Aku tidak hapal jalan menuju sana, tapi karena pede yang tinggi, Aku yakin kami akan bisa sampai sana dengan GPS konvensional (baca:tanya sana-sini) dan sedikit mengingat perjalananku beberapa waktu lalu bersama teman-teman kampus. Kami sekeluarga berangkat agak terlambat dari rencana karena packing-nya dilakukan sebelum berangkat. Seharusnya

kami berangkat pukul 13.30 dari rumah kami di daerah Depok, Sleman, karena pukul 15.30 adalah waktu yang pas untuk sampai di sana, dengan perkiraan matahari sudah tidak terlalu terik lagi. Pada akhirnya kami berangkat pukul 14.15 dan sebelumnya mampir dulu di Mister Burger untuk kepentingan perut dan mulut. Berbekal keterangan dari Pak Zulkarnain, pemilik tempat penginapan Kampoeng Baron yang akan kami singgahi, lantas Aku mengambil patokan pada nama Pantai Sundak yang lebih terkenal daripada Pantai Sadranan. Katanya, kalau ketemu plang petunjuk jalan, ambil jalan yang ke Pantai Sundak. Setelah memilih jalan ke arah Sundak (kiri) dan bukan ke arah Baron (lurus), Aku

merasa, ini adalah jalan yang belum pernah Aku lewati. Waktu ke Sadranan sebelumnya, nampaknya bukan lewat jalan yang ini. Walau agak-agak cemas, Aku mencoba memperbaiki keadaan dengan menyetir agak ngebut supaya tidak terlalu sore ketika sampai di Sadranan. Singkat cerita, Pantai Sadranan akhirnya berhasil kutemukan dengan patokan villa di atas bukit yang sempat Aku incar untuk tempat bermalam kami. Namun hasil browsing di internet mengatakan harga semalam di villa tersebut adalah empat juta rupiah. Tidaaak! Waktu menunjukkan pukul 16.30 ketika kami tiba di Pantai Sadranan. Mantap! Memang benar, Pantai Sadranan terletak sekitar BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

CATPERPANTAIKIDUL

6


CATPERBADUY

JULI - AGUSTUS I 2010

500 meter di sebelah barat Sundak. Jalanannya berbatu-batu, tapi masih bisa dilewati mobil. Aku sedikit kecewa karena ketika sampai di sini, langitnya sedang berawan, sehingga kurang biru. Selain itu, air lautnya sedang surut, karang-karang yang ditumbuhi rumput laut jadi kelihatan, main air jadi agak susah. Tapi pasir di sini tetap indah, kuning dan bersih. Aku juga bersyukur karena masih belum ada pedagang yang menjamah pantai ini, sehingga benar-benar terasa seperti pantai pribadi. Wow senangnya! Adik-adikku langsung bermain di pinggir pantai, sedangkan Aku penasaran sekali ingin ke villa ‘empat juta rupiah’ di atas bukit karang itu. Mama juga setuju untuk naik ke sana. Singkatnya kami sampai di atas dan ternyata pemandangan dari atas sini kurang begitu bagus. Dari sini hanya terlihat pemandangan Pantai Krakal yang agak ramai orang BACK PACKIN’

Foto : Sunset di Pantai Sepanjang dan sudah ada bangunannya. Tidak seindah yang kubayangkan. Villanya juga seperti tidak ada yang menjaga. Tapi tanaman di sana terlihat sangat terawat. Di dalamnya ada dua pondokan dan satu buah ruang berdinding kaca yang mirip restoran atau ruang pertemuan. Namun, semuanya terkunci. Entah di mana pelayannya. Kamipun segera kembali ke Pantai Sadranan. Pukul 18.00 kami bergegas dari Pantai Sadranan untuk menuju guest house Kampoeng Baron, tempat kami menginap. Awalnya kami sempat salah jalan, tapi akhirnya ketemu juga. Kampoeng Baron berada tidak jauh dari gerbang retribusi kawasan wisata Baron. Aku mengetahui tempat penginapan ini dari selebaran yang dibagikan ketika Aku ke sini sebelumnya.

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

7

CATPERPANTAIKIDUL

BACK PACKIN’

8


Kami memesan kamar AC double bed dengan menambah satu buah extra bed. Tempat ini adalah yang terbaik yang bisa kami temukan dan cocok untuk kami sekeluarga. Sebelumnya Aku sempet depresi melihat harga villa empat juta rupiah dan hotel-hotel melati yang harganya dua puluh ribuan. Tempat ini sangat recommended! Tapi saranku, datanglah beramai-ramai bersama teman,

9

BACK PACKIN’

CATPERPANTAIKIDUL

karena saat malam tiba, di sini sepiiii sekali. Pagi keesokan harinya, kami memilih Pantai Sepanjang untuk kami singgahi. Ini juga pantai yang keren! Lagi-lagi karakteristiknya sama seperti Pantai Sadranan, masih alami. Jalan menuju pantai ini belum beraspal, sama dengan Sadranan. Selain itu tidak ada lahan parkir, tidak ada kamar mandi bilas, tidak ada pedagang. Dan pagi ini hanya ada

satu orang duduk mancing di sana. Horeeee!!! Serasa pantai milik sendiri! Senang! Pasir di Sadranan memang lebih halus dan bagus, tapi Pantai Sepanjang tidak kalah bagus karena punya batu-batu karang yang indah di sisi timurnya. Kami main air dari pukul 05:30-07:00. Jam-jam ini merupakan waktu terbaik untuk bermain di pantai agar tidak gosong.

Aahh.. itulah pantai-pantai favoritku di Gunung Kidul. Say sorry to Krakal, Baron, and other beaches‌ I love virgin beaches like this one. Audris, adikku, bilang bahwa Tanjung Tinggi di Belitong jauh lebih indah dibanding di sini. Ah, tapi ini kan Jogja! Setidaknya kedua pantai itu adalah pantai terbaik yang bisa kami temukan di Jogja sini. Love them!!! BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

CATPERPANTAIKIDUL

10


PANDUWONOSARI

PANDUWONOSARI

U

ntuk mencapai kabupaten Gunung Kidul, Wonosari sebagai ibukotanya, ada banyak jalan yang dapat ditempuh. Berikut ini kami sajikan rute ke Wonosari dengan menggunakan kereta api dan bus. Khusus kereta api, harus mampir dulu di kota Yogyakarta, kemudian naik bus menuju Wonosari.

JADWAL KERETA JAKARTA - YOGYAKARTA

Nama Kereta

Jenis-Stasiun Keberangkatan

Berangkat

Datang

Argo Lawu

EKS - Gambir

20.00

03.38

Argo Dwipangga

EKS - Gambir

08.00

15.10

Taksaka II

EKS - Gambir

20.45

04.30

Taksaka I

EKS - Gambir

08.45

16.28

Bima

EKS - Gambir

17.00

00.42

Gajayana

EKS - Gambir

17.30

01.25

Gajayana

EKS - Kota

17.15

Fajar Utama Yogya

BIS - Senen

06.57

Senja Utama Yogya BIS - Senen

19.42

Senja Utama Solo

BIS - Senen

20.27

Progo

EKO - Senen

21.00

01.25 14.53 04.10 05.12 07.04

Bengawan

EKO - Tanah Abang

19.30

05.53

Gaya Baru Malam

EKO - Kota

12.00

21.10

Sampai di stasiun Lempuyangan (untuk kereta Ekonomi), jalan kaki 10 menit ke arah Jl. Hayam Wuruk, lanjut naik bus jalur 10, turun di terminal Giwangan

Sampai di terminal Giwangan, naik bus menuju terminal Wonosari.

Kontak penting

11 BACK PACKIN’

Harga kereta

Eksekutif: Rp 210.000,00 – Rp 320.000,00 Bisnis: Rp 100.000,00 – Rp 150.000,00 Ekonomi: Rp 26.000,00 – Rp 37.000,00

BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

Sampai di stasiun Tugu (untuk kereta Eksekutif), jalan kaki 10 menit ke arah Jl. Malioboro, lanjut naik bus jalur 4, turun di terminal Giwangan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul : 0274 - 391 031 Kereta Api : 121 atau 021 - 21391121 , atau kunjungi website http://kereta-api.co.id/ Terminal Bus Pulo Gadung : 021 - 4893 742 Terminal Bus Kampung Rambutan : 021 – 84 000 62 Terminal Bus Lebak Bulus : 021 – 750 9773

12


PANDUWONOSARI

Rute Bus Bus menuju Wonosari dapat ditempuh melalui terminal Lebak Bulus. Pulo Gadung, dan Kampung Rambutan. Namun, bus ke Wonosari hanya ada antara jam 1-2 siang di terminal-terminal tersebut. Sampai di terminal Wonosari, menuju

13 BACK PACKIN’

Pantai Baron dapat menggunakan minibus jurusan Pantai Baron. Sedangkan untuk pantai-pantai Gunung Kidul yang lain, tidak ada kendaraan umum. Jalan terbaik adalah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan dari kota terdekat seperti Wonosari atau Yogyakarta. Sewa kendaraan di Yogyakarta bisa ditemukan di sekitar Stasiun Tugu, sedangkan

dari Wonosari, dapat juga ditemukan di sekitar terminal Wonosari. Panduan dari Wonosari menuju pantai-pantai Gunung Kidul dapat dilihat di peta. 1. Tarif Bus Eksekutif : Rp 200–Rp 250 ribu 2. Tarif Bus Ekonomi : Rp 100–Rp 150 ribu

3. Biaya sewa motor : Rp 50–Rp 85 ribu / hari 4. Biaya sewa mobil : Rp 300- Rp 450 ribu / hari BACK PACKIN’

14


BULOKSEDEKAHLAUT

BULOKSEDEKAHLAUT Sedekah Laut Upacara ini merupakan bentuk rasa syukur atas hasil panen petani dan nelayan yang tinggal di pesisir pantai selatan, sekaligus memohon berkat agar tidak ada kesulitan atau musibah bagi warga pinggir pantai dalam mencari nafkah di kemudian hari. Sedekah laut dilakukan dengan melepas sesaji di tengah laut. Sesaji tersebut berisi tujuh macam benda dengan makna yang berbeda-beda : • Ayam jantan Melambangkan bahwa nelayan adalah laki-laki yang berani dan gigih mencari ikan ditengah-tengah samudera. • Gunungan bentuk perahu Sebagai tanda penghidupan nelayan. • Jenang-jenangan Jenang abang sebagai simbol ibu, dan jenang putih simbol bapak.

Bersyukur Kepada Laut OLEH : AMBAR ARUM FOTO : BERBAGAI SUMBER

15 BACK PACKIN’

S

ebagai masyarakat yang hidupnya masih sangat bergantung kepada alam, warga pesisir Gunung Kidul memiliki beberapa ritual adat yang diadakan secara rutin untuk menjaga keselarasan dengan alam. Sedekah laut dan melasti adalah beberapa diantaranya.

• Lauk pauk dari kambing Dipersembahkan kepada Ratu Pantai Selatan sebagai lambang korban untuk mencari ikan. • Kemben sutera ungu Merupakan simbol busana Kanjeng Ratu Kidul untuk diberikan kepada prajuritnya agar tidak mengganggu nelayan dalam mencari ikan. BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

• Tanaman tebu Simbol untuk melindungi masyarakat pesisir.

16


BULOKSEDEKAHLAUT

BULOKSEDEKAHLAUT dengan labuhan, diadakan rutin setiap bulan suro dalam penanggalan Jawa. Pelaksanaannya dilakukan di berbagai tempat sepanjang pantai selatan pulau Jawa, jadi tidak hanya di pantai Gunung Kidul saja. Untuk daerah Gunung Kidul, upacara labuhan biasanya dilakukan di Pantai Baron, Kukup, Drini, Sadeng, dan Ngrenehan. Di kalangan warga daerah Wediombo, tradisi ini disebut Ngalangi. Ritualnya kurang lebih sama dengan upacara sedekah laut, namun disini beberapa pakaian sesepuh adat yang telah meninggal juga disertakan dalam gunungan sesaji untuk ikut dilepas ke laut.

Prosesi upacara sedekah laut dimulai dengan pembacaan doa oleh juru kunci setempat, setelah itu sesaji dibawa ketengah laut dengan satu kapal nelayan yang dikawal empat perahu. Bersamaan dengan itu dimainkan gendhing Kebogiro untuk mengiringi perjalanan sesaji. Setelah sampai kurang lebih satu kilometer dari bibir pantai, sesaji tersebut dibuang ke laut dengan membacakan doa permohonan agar nelayan selamat sekaligus dapat memperoleh banyak ikan. Selain upacara inti itu, sedekah laut biasanya juga disertakan dengan acara syukuran dimana masyarakat berkumpul dan makan-makan bersama. Terkadang juga diadakan pengajian dan pagelaran wayang semalam suntuk. Namun semua ini sifatnya tentatif. Sedekah laut, atau sering juga disebut

17 BACK PACKIN’

Melasti Menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu umumnya mengadakan ritual melasti untuk menyucikan diri sebelum Nyepi dimulai. Masyarakat Hindu yang tinggal di daerah Gunung Kidul melakukan upacara melasti di Pantai Ngobaran. Pantai ini dianggap suci oleh warga sekitar sebab mereka percaya bahwa Pantai Ngobaran pernah menjadi tempat bertapa raja terakhir Majapahit, yaitu Prabu Brawijaya.

Pertama-tama dilakukan upacara Dewa Yadnya atau persembahan suci kepada Sang Pencipta di Pura Sagara Wukir dan upacara Bhuta Yadnya atau persembahan kepada Bhuta Kala di Paseban Segoro Wukir. Setelah itu benda-benda suci dibawa ke pantai untuk dibersihkan, air laut dipercaya sebagai air yang abadi dan dapat menyucikan diri dan alam semesta. Berbagai hasil alam pun dipersembahkan ke laut lepas. Upacara melasti berpatokan pada Tri Hita Karana, yang berarti tiga hal pokok untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup. Tiga hal itu adalah menjaga keselarasan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia. Keselarasan dengan Tuhan ditandai dengan melepas hasil alam ke tengah-tengah laut. Sedangkan keseimbangan dengan alam dilakukan umat Hindu di Gunung Kidul dengan menanam sekitar seribu pohon di sejumlah lokasi. Semuanya itu dilakukan oleh

masyarakat Gunung Kidul baik tua maupun muda. Upacara melasti ini pun terbuka bagi warga beragama lain untuk datang dan melihat ritual ini. Demikianlah perwujudan dari keharmonisan dengan sesama manusia. Selain dua upacara ini, masih ada beberapa upacara lain, tapi tidak diadakan di pantai melainkan di gunung atau di desa-desa. Budaya seperti inilah yang masih dipertahankan masyarakat Gunung Kidul. Budaya ini pula yang dipercaya menjadi penyebab penduduk lokal memiliki ketahanan pangan yang cukup kuat. Meski telah banyak terjadi modernisasi, tapi masyarakat Gunung Kidul masih sangat kuat menjaga budaya ini yang sepertinya akan sukar tercerabut dari Agenda Wisata Budaya terbitan Kementrian Budaya dan Pariwisata. BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

• Buah-buahan Ditujukan kepada penunggu pesisir supaya tidak mengganggu nelayan.

18


Dari Landak Laut Hingga Gurita OLEH : AMBAR ARUM FOTO : BERBAGAI SUMBER

20 BACK PACKIN’

PENGANANWONOSARI

B

ermacam biota laut telah menjadi santapan sehari-hari warga pantai Gunung Kidul. Upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan pantai Gunung Kidul menjadikan wisatawan dapat ikut menikmatinya.

Hampir di semua pantai yang telah dijabarkan, terdapat minimal satu warung makan, kecuali di Pantai Baron dan di pantai-pantai sebelahnya, kehadiran warungwarung tersebut tidak terlalu mengganggu keindahan pantai, sebab pada umumnya mereka menjaga kebersihan dengan baik. Keberadaan warung-warung itu malah dapat membuat interaksi pengunjung dengan warga setempat menjadi lebih cair. Setelah memancing, pengunjung dapat minta BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

PENGANANWONOSARI

21


tolong dimasakkan ikan hasil tangkapan mereka, atau malah memperkenalkan resep baru kepada pedagang makanan di sana. Harga yang dipatok ada dalam kisaran normal, malah sedikit lebih murah ketimbang di pasaran. Salah satu makanan laut yang tidak biasa antara lain landak laut goreng. Umumnya warga mencari landak laut ini di sekitar pinggir pantai. Cukup membawa ember, saringan kelapa, dan sabit, maka landak laut siap ditangkap. Pemandangan ini dapat Anda lihat di Pantai Ngobaran kala siang hari. Cara mengolahnya pun tidak sulit. Landak laut yang sudah ditangkap awalnya

21 BACK PACKIN’

PENGANANWONOSARI

dikeprek hingga rata untuk menghancurkan durinya, kemudian badannya dipecah dengan sabit, dari situ dagingnya diambil. Daging landak tersebut lalu digoreng bersamaan dengan bumbu cabai dan garam secukupnya. Jadilah landak laut goreng yang kenyal dan lezat! Apabila beruntung, gurita juga dapat menjadi santapan pilihan. Tentu bukan gurita utuh yang akan tersaji, namun potongan badan dan tentakel-tentakelnya yang kemudian diolah dengan bumbu rica-rica, saus tiram, atau bisa juga disate. Namun kedua makanan tersebut tidak banyak dijual penduduk sekitar, selain karena

jarang didapat, juga karena makanan tersebut belum terlalu populer sehingga jarang ditawarkan kepada pengunjung. Untuk dapat mencicipinya, pengunjung dapat bertanya dulu apakah makanan tersebut tersedia atau tidak. Di luar makanan laut tersebut, juga terdapat beberapa makanan unik yang dapat kita temukan sepanjang perjalanan menuju pantai. Beberapa diantarnya adalah tiwul dan belalang goreng. Tiwul adalah makanan berbahan dasar gaplek atau singkong yang telah dikeringkan, kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung, lalu dikukus dan diberi gula merah. Biasanya tiwul dimakan dengan parutan kelapa. Dulunya, saat terjadi kesulitan beras, tiwul menjadi makanan pokok pengganti nasi. Namun sekarang tiwul hanya menjadi makanan pengganjal perut seperti layaknya kue.

Satu makanan lagi yang juga menarik adalah belalang goreng. Konon saking banyaknya belalang di sawah-sawah pertanian masyarakat, maka kemudian belalang menjadi komoditas untuk penganan yang disajikan dengan digoreng begitu saja. Tak disangka belalang goreng yang gurih ini banyak disukai dan kemudian menjadi barang dagangan di beberapa daerah Jawa yang masih memiliki sawah, termasuk di daerah Gunung Kidul ini. Masyarakat Gunung Kidul, mulai dari daerah pesisir hingga di pegunungan dan pedesaan, dalam kehidupannya sehari-hari sangat dekat dengan alam. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan, petani dan peternak. Karena itu mereka sudah dapat hidup dari hasil panen mereka sendiri. Masih banyak desa-desa di Gunung Kidul yang memiliki kebiasaan makan bersama-sama sekampung. Bukan karena ada pesta nikahan atau perayaan tertentu, tapi itu merupakan kebiasaan yang mereka lakukan hampir setiap hari. Umumnya mereka berkumpul di tengah-tengah desa. Ada yang membawa nasi, yang lain membawa lauk, yang lain lagi membawa sayur mayur, kemudian seluruh warga desa dipanggil dan mereka makan bersama. Semuanya saling kenal. Kalau ada pendatang baru malah mereka senang dan menjamunya dengan makanan hasil panen. Begitulah kehidupan masyarakat Gunung Kidul yang amat sederhana dan sarat kekeluargaan.

BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

PENGANANWONOSARI

22


GALERI

Foto : Ambar Arum

Membingkai Pantai Selatan

Debur ombak, pasir putih, karang pantai, dan kehangatan warga Gunung Kidul... Seperti racikan masakan ibu, tidak ada duanya!

BACKPACKIN’


ORDINATWONOSARI

Puluhan Pantai

dalam Satu Garis

T

empat yang indah umumnya tidak diketahui banyak orang. Pantai-pantai di Gunung Kidul merupakan salah satunya. Pantai Baron, Siung, atau Wediombo memang sudah terkenal. Namun, tidak semua

OLEH : AMBAR ARUM

orang tahu tentang pantai Ngobaran atau Pantai Sepanjang. Maklum, terdapat sekitar 46 pantai terserak di Selatan Gunung Kidul. Tidak semuanya sudah tereksplorasi untuk tempat

wisata, kebanyakan malah tidak ada data sama sekali. Seperti barang baru, segalanya masih alami. Pasirbersih, airmasih biru, karangnya masih terawat. Jalur menuju beberapa pantai memang belum baik, sebagian berbatu. Akses

kendaraan umum sulit. Sedangkan listrik dan sinyal untuk handphone pun nyaris karam. Tapi apalah arti semua itu apabila pantai yang indah terhidang di depan mata Anda? Berikut Backpackin’ tunjukkan beberapa yang terbaik


ORDINATWONOSARI

PANTAI GESING PANTAI NGOBARAN*

PANTAI NGRENEHAN

PANTAI BARON

Pantai ini kecil dan dipenuhi dengan kapal-kapal nelayan. Gesing merupakan pantai yang cukup indah, tapi sayang, jalan menuju pantai ini banyak yang rusak dan berbatu. Di pantai ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Persis berada disebelah Pantai Ngobaran. Pantai Ngrenehan merupakan tempat nelayan berlabuh setelah mencari ikan, sekaligus menjual ikannya di sini. Dua tebing yang mengapit pantai sempit ini membuat ombak deras dari Samudra Hindia tidak langsung sampai ke bibir pantai. Di pantai ini terdapat TPI.

Merupakan pantai yang paling populer di daerah ini. Pantai berpasir cokelat ini telah sangat ramai dengan para pedangang, termasuk nelayan, dan sampah. Di pantai ini terdapat TPI.

Fasilitas : WC HTM: Rp 0

27 BACK PACKIN’

Apabila ingin merasakan nuansa lain dari sekedar pantai biasa, di sinilah tempatnya. Pantai Ngobaran memiliki arca dewadewa yang oleh pengikut aliran Kejawan dijadikan tempat ziarah Raja Majapahit ketujuh, yaitu Prabu Brawijaya V. Tak jauh dari tempat itu, kita dapat melihat pura, peribadatan umat Hindu. Lalu beberapa meter kemudian, kita akan menemukan masjid berukuran 3x4 meter beralaskan pasir. Pantai yang unik, bukan?

Fasilitas : WC dan Warung Makan

Fasilitas : WC, warung Makan, dan Penginapan . HTM: Rp 5.000 (termasuk Pantai Krakal, Kukup, Drini, Sepanjang, dan Sundak)

Fasilitas : WC dan Warung Makan HTM: Rp 3.500/orang (termasuk pantai Ngrenehan).

Parkir : Rp 2.500 (mobil) Rp 1.000 (motor)

BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

ORDINATWONOSARI

28


ORDINATWONOSARI

ORDINATWONOSARI

PANTAI KUKUP

PANTAI SEPANJANG

PANTAI SUNDAK

Bersebelahan dengan pantai Baron, pantai ini memiliki warna pasir yang berbeda, yaitu cokelat muda. Pantai ini terkenal dengan kekayaan biota lautnya. Sepanjang pantai, terdapat banyak karang yang menjadi tempat tinggal ikan-ikan hias. Pengunjung dapat membeli ikan-ikan hias tersebut yang banyak dijual di sepanjang jalan menuju pantai. Atau pengunjung dapat mengambil sendiri ikanikan tersebut langsung di karang-karang pinggir pantai dengan membeli jaring kecil yang banyak dijual di pinggir pantai. Namun, ini sangat tidak direkomendasikan.

Saking panjangnya pantai ini, maka namanya pun menjadi Pantai Sepanjang. Pasirnya yang bersih dan ombak yang indah membuat pantai ini dikenal dengan Kuta tempo dulu.

Pantai ini luas dan bersih. Pasirnya putih. Konon Sundak berasal dari kata Asu (anjing) dan Landak. Katanya, pernah suatu kali asu mengejar-ngejar landak sampai masuk ke goa, tak lama kemudian, asu keluar dari goa dengan basah kuyup. Dari situlah diketahui bahwa goa itu memiliki sumber air tawar, sesuatu yang langka di daerah Gunung Kidul.

Fasilitas : WC dan Warung Makan

PANTAI DRINI

Fasilitas : WC, Warung Makan, dan Penginapan

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

Fasilitas : WC, Warung Makan, dan Penginapan

Pantai ini luas, setipe dengan pantaipantai disebelahnya, Krakal memiliki pasir yang masih relatif bersih dengan karang di pinggir pantainya. Kapal-kapal nelayan dan orang-orang yang sedang memancing menjadi pemandangan sejuk di sana. Di pantai ini terdapat TPI.

Fasilitas : WC, Warung Makan, dan Penginapan

29 BACK PACKIN’

PANTAI KRAKAL

Pantai ini relatif lebih tenang ketimbang pantai-pantai di sebelahnya, Baron dan Kukup. Pantainya lebih luas, dan pasirnya lebih cerah. Di pantai ini terdapat TPI. Fasilitas : WC dan Warung Makan

BACK PACKIN’

30


ORDINATWONOSARI

ORDINATWONOSARI

AKTIVITAS LAIN S

elain memanjakan mata dan pikiran di pinggir pantai-pantai Gunung Kidul, aktivitas lain dapat kita lakukan, yaitu:

PANTAI SIUNG* PANTAI WEDIOMBO*

Pantai ini terkenal dengan karangnya yang sering dipakai untuk arena panjat tebing. Nama Siung diambil dari salah satu batu karang yang bentuknya menyerupai siung (gigi) kera. Jika beruntung, Anda dapat menjumpai kera ekor panjang di pantai ini.

HTM: Rp. 3.000/orang

31 BACK PACKIN’

Fasilitas : WC dan Warung Makan HTM: Rp. 2.500/orang

*) Direkomendasikan oleh Redaksi

Panjat Tebing (rock climbing) Pantai-pantai Gunung Kidul memiliki banyak tebing untuk dipanjat. Namun yang paling terkenal adalah Pantai Siung dengan 250 jalur panjatnya. Tidak heran tempat ini kerap menjadi tuan rumah dalam berbagai

kompetisi panjat tebing. Tahun 2005 yang lalu Asian Climbing Gathering diadakan di Pantai ini. Jalur yang paling terkenal adalah jalur kuda laut. Disebut demikian karena di atas tebing tersebut ada batu yang bentuknya menyerupai kuda laut. Posisi tebingnya menghadap ke laut. Pemandangan luar biasa indah dari puncaknya. Berselancar (surfing) Pantai-pantai selatan dikenal memiliki ombak yang kencang dan tinggi. Oleh karenanya cocok untuk tempat berselancar. Areal pantai yang luas, ombak yang khas dan pemandangan yang indah menjadikan Wediombo sebagai tempat yang paling tepat untuk berselancar.

BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

Fasilitas : WC dan Warung Makan

Karang, pasir dan ombak membentuk komposisi sempurna. Berbeda dengan pantai lain yang lurus memanjang, Pantai Wediombo memiliki garis pantai yang melingkar ke dalam, seperti teluk, sehingga sebagian arealnya menghadap ke arah barat, pas untuk melihat sunset.

Memancing Arus ombak pantai selatan yang kencang merupakan medan yang menantang bagi para pemancing. Terlebih apabila aktivitas memancing ini dilakukan di atas tebing karang, atau biasa disebut rock fishing, tentunya mencakup hiking untuk mencapai atas tebing dan camping apabila ingin memancing di malam hari agar mendapat ikan besar. Umumnya para pemancing di sini dapat menangkap beberapa jenis ikan, seperti ikan cucut (panjo), kakap merah, kakap batu, barakuda, kerapu, layur, dan ikan-ikan besar lainnya. Memancing di sini harus sangat berhatihati, karena apabila jatuh, maka ombak dan karang siap menyambut. Memancing dapat dilakukan di hampir semua pantai, tapi umumnya yang terkenal adalah di Wediombo, Baron, Ngerenehan, dan Gesing.

32


TOKOH PAK SETU OLEH : AMBAR ARUM

TOKOHSETU

T

empat-tempat wisata alam pada umumnya tidak lagi menjadi indah setelah banyak orang mengunjunginya, dan kemudian, baik secara sadar maupun tidak, merusaknya. Buah simalakama telah tumbuh di halaman belakang dunia pariwisata, mempromosikan keindahan suatu tempat, berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan menambah pemasukan pemerintah daerah. Namun di sisi lain, keindahan alam tersebut terancam oleh tangan-tangan pihak tidak bertanggung jawab dari berbagai pihak.

Menyadari hal tersebut, dibentuklah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di pantaipantai Gunung Kidul, sebuah upaya untuk menjaga keasrian pantai agar tidak rusak, sekalipun telah menjadi tempat wisata. Sebenarnya Pokdarwis merupakan program pemerintah yang diadakan di berbagai daerah. Pelaksanaannya melibatkan masyarakat setempat yang tinggal langsung di tempat wisata tersebut. Rubrik Tokoh kali ini akan menampilkan Pak Sute, salah satu penggiat Kelompok Sadar Wisata di Pantai Sundak, Gunung Kidul.

Penjaga Keasrian Pantai Gunung Kidul

33 BACK PACKIN’

bersih-bersih pantai, terus kalau ada pengunjung yang mau merusak pantai, ya kami peringatkan.

“Biasanya kami sering mengadakan bersih-bersih pantai, terus kalau ada pen-

Ada kesulitan mengajak warga untuk ikut bersih pantai? Tidak ada. Karena kami sering mengadakan pertemuan rutin, dan dari situ diberitahu tentang perlunya menjaga kebersihan di sini. Kan untuk kepentingan kita juga, jadi secara sukarela warga mau membersihkan pantai ini.

gunjung yang mau

Bagaimana upaya mengajak pengunjung untuk ikut serta merusak pantai, ya menjaga kebersihan di sini? Ya kami beritahu. Tapi mekami peringatkan.” mang kadang masih ada saja Sudah sejak kapan ada kelsampah yang tertinggal, karena ompok Sadar Wisata di Pantai kan kami tidak bisa mengawasi seluruh penSundak ini? gunjung yang datang kesini. Tapi kalau kami Sekitar sepuluh tahun yang lalu. lihat ada yang ninggalin sampah atau mau merusak pohon, pasti langsung kami tegur. Apa saja kegiatannnya? Biasanya kami sering mengadakan BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

34


KOMUNITASBLACKPACKER

KOMUNITASBLACKPACKER

Setahun Blackpacker Indonesia

L

agu Indonesia Raya, semakin jauh kita mengumandangkannya, semakin dalam maknanya merasuk. Kalau Susi Susanti tidak peduli mata merah berairnya tampak ketika namanya disebut sebagai peraih medali emas olimpiade, puluhan anak muda lain di Ujung Kulon juga bisa hening sesaat untuk merah putih. WR Supratman memang dahsyat.

35 BACK PACKIN’

Kemerdekaan Indonesia tahun lalu, 2009, sebagian anggota yang sudah aktif di komunitas Backpacker Indonesia mengadakan perjalanan ke Ujung Kulon dengan dipimpin oleh Yuni Artha. Kebetulan ada tanggal merah hari Jumat, jadi, bolehlah sekali-sekali ke tempat yang jauh tanpa cuti. Sesama mereka adalah orang-orang yang belum saling kenal, sangat lumrah bagi orang yang memang terbiasa jalan-jalan murah.

Di salah satu pulau kawasan Ujung Kulon, mereka ikut acara hormat bendera yang kebetulan waktu itu juga diikuti komunitas Couch Surfing Indonesia. Mungkin dari semangat merah putih, beberapa orang mengusulkanuntk membuat komunitas baru, yang itu jadi semacam negara bagian dari Backpacker Indonesia, maka muncullah Blackpacker Indonesia. Dipilih nama “Blackpacker” karena mer-

eka suka main ke pantai dan pantai membuat kulit hitam (black). Awalnya, ide-ide itu hanya mengalir begitu saja, tidak terlalu ngoyo untuk betul-betul menggodoknya. Tapi ternyata, Yudhistira Rangga Wahesya, salah satu dari mereka, kebetulan baru punya modem baru. Dia, antara iseng dan serius, membuat fan page Blackpacker Indonesia. Tanggapan awalnya kering. Mencari 100 orang saja untuk join fan page ini suBACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

36


KOMUNITASBLACKPACKER

KOMUNITASBLACKPACKER

37 BACK PACKIN’

di Jabodetabek, jadilah acara kumpul-kumpul seringkali dilakukan di Jakarta. Biasanya di Setia Budi, Plaza Semanggi, Sarinah, Taman Menteng, atau Taman Suropati. Terkadang, angkringan juga menjadi pilihan buat mereka. Tidak ada base camp khusus, tapi memang sepertinya mereka tidak perlu itu. Lebih menyenangkan kumpul di tempat yang berbeda-beda, sesuai keinginan saat itu. Selanjutnya, muncullah ide-ide untuk berkegiatan di luar jalan-jalan. Hunting dan sharing foto semakin rutin dilakukan. Berenang bisa dibilang sudah menjadi agenda ru-

tinan beberapa orang dari mereka. Kegiatankegiatan ini seperti kaki gurita yang walaupun banyak dan besar, tapi tetap punya kepala yang lebih besar, ya tentu saja jalan-jalan. Informasi jalan-jalan selalu dilempar ke mailing list blackpackerindonesia@yahoogroups.com walau punya fan page Blackpacker Indonesia, tapi milis lebih sering dijadikan papan informasi perjalanan komunitas. Kalau mau mencari komunitas jalan-jalan yang punya hubungan hangat, Blackpacker Indonesia adalah salah satu pilihan bagus. BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

sahnya minta ampun. Tapi perjalananperjalanan berikutnya tetap dibuat dan tetap seru, dengan orang yang itu lagi itu lagi. Ujung Genteng (Sept 09), Kepulauan Seribu (Sept 09, Okt 09, Apr 10), Desa Sawarna (Nov 09), Dieng-Magelang-Jogja (Des 09), Nusa Kambangan - Pangandaran - Green Canyon - Galunggung (Des 09), Krakatau (Feb 10), Malang (Mei 10), Surabaya (Mei 10), dan Baduy (Juni 10) adalah daftar panjang perjalanan mereka. Tidak jarang, “merger” perjalanan dilakukan dengan komunitas setipe lain. Ke depannya, mereka ingin sekali menjelajahi Lombok, Pulau Komodo, Wakatobi, Toraja, Alor, dan Raja Ampat. Mungkin karena ngiler dengan perjalanan-perjalanan tersebut yang menjadi motif 1.400 orang untuk join Blackpacker Indonesia. Tentu tidak semua peserta yang ikut di Ujung Kulon ikut ke seluruh perjalanan tersebut. Tapi itu “ditambal” dengan orang-orang baru yang hampir selalu ada di setiap perjalanan. Ini bisa jadi indikator bahwa Blackpacker Indonesia bukanlah komunitas tertutup. Mereka justru senang dengan warna karakter baru. Kegiatan kumpul-kumpul tidak hanya dilakukan waktu perjalanan, tapi dalam keseharian juga makin intensif. Hampir setiap minggu mereka kumpul-kumpul, entah untuk makan bareng, nonton bareng, atau sekedar ngobrol bareng. Mereka tumbuh menjadi sebuah komunitas yang terkait secara emosional, seperti keluarga. Blackpacker menjadi “comfort zone” bagi sebagian besar dari mereka. Karena mayoritas anggota berdomisili

38


RESENSIBUKU

RESENSIBUKU

Menghirup Debu di Afghanistan

Catatan ‘Norman Edwin’

Sang Sahabat Alam

OLEH : GEREMY GEMARISTA

B

OLEH : GEREMY GEMARISTA

39 BACK PACKIN’

an ekowisata. Beberapa cerita yang ia paparkan adalah ketika mengarungi Sungai Kapuas di Kalimantan Barat, menyusuri Gua Luweng Ombo di Pacitan, Jawa Timur, dan mengarungi Samudera Indonesia dengan perahu pinisi Ammana Gappa. Sampai akhirnya perjalanan ‘sahabat alam’ ini pun berakhir di sebuah gunung bersalju bernama Aconcagua pada tanggal 21 Maret 1992. Pengalaman dalam bukunya ini membuat kaki ingin segera berlari ke tempat-tempat tersebut.

pelosok negeri tersebut, dan menjelajahi budaya lokal warga setempat. Ia menggambarkan dengan baik tentang wajah Afghanistan yang sebenarnya dalam buku ini. BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

B

etul kata Ibnu Batuta, bahwa seorang petualang punya insting menulis lebih besar daripada sebelum ia bertualang. Itu pula yang terjadi pada Norman Edwin. Ia besar dari banyak media nasional, termasuk Kompas. Buku yang baru saja diterbitkan oleh KPG dengan judul Norman Edwin: Catatan Sahabat Sang Alam, berusaha merangkum semua hasil tulisan pria tersebut yang tersebar di berbagai tempat menjadi satu literatur yang dapat menjadi panduan bagi mereka yang memiliki hasrat yang sama untuk menjelajahi alam. Enam puluh empat catatan perjalanannya dalam buku eks Mapala UI ini sungguh menjadi tambang emas bagi pencari ilmu ekowisata. Norman memaparkan sedemikian rupa sehingga mampu menyentil pembenah-

agi para backpacker, Afghanistan mungkin menjadi pilihan nomor bontot untuk dikunjungi. Wajar saja, karena siapa yang ingin menempuh bahaya memasuki sebuah daerah peperangan, tidak sengaja menginjak ranjau di padang pasir, dan hanya disuguhi pemandangan puing-puing gedung runtuh di sepanjang perjalanan? Namun, tidak demikian bagi Agustinus Wibowo. Alumnus Universitas Beijing ini justru gemar menjelajahi negaranegara bahaya seperti Iran, Pakistan, Tajikistan, dan Turkemistan. Perjalanan Agustinus di Afghanistan menghabis- kan waktu yang tidak singkat. Dua tahun ia menetap di Kabul sebagai seorang fotografer jurnalis, sibuk naik turun truk untuk menyisir lokasi-lokasi di

40


AKSESORISSOLIO

LifeStraw Sebagai Filter Air Praktis

S

atu minggu tanpa makanan, manusia masih bisa hidup, tapi tiga hari saja tanpa air, manusia pada umumnya tidak mampu bertahan. Nilai air menjadi lebih penting bagi backpackers yang sering kali tidak mengetahui kondisi sekitar. Tidak semua tempat memiliki akses air bersih yang mudah. Untuk itulah LifeStraw® diciptakan.

41 BACK PACKIN’

Alat ini merupakan filter air berbentuk sedotan yang sangat praktis dibawa. Penggunaannya semudah menggunakan sedotan biasa, tinggal menyedot air dari sumber air manapun. Bakteri dan virus dengan sendirinya akan tersaring sehingga tidak masuk ke mulut kita. Vestergaard Frandsen adalah perusahaan Swiss di bidang pengadaan alat bantu kesehatan yang menggagas sedotan canggih ini. Target distribusinya adalah negara-neg-

cukup mengambil dari sumber mata air seperti air terjun atau aliran sungai, dan tidak perlu repot-repot memasak untuk menghilangkan bakteri-bakterinya. LifeStraw® dapat melakukan itu hanya dengan sekali sedotan! Banyak toko on line yang menjual LifeStraw®, termasuk Forum Jual Beli Kaskus. Kisaran harga untuk LifeStraw® Personal yaitu Rp 150 ribu-Rp 300 ribu. Sayangnya belum ada info yang jelas tentang harga LifeStraw® Family yang dipatok. Keterangan lebih detail mengenai LifeStraw® dapat dilihat di http://www.vestergaard-frandsen.com/ lifestraw BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

OLEH : AMBAR ARUM

ara berkembang yang kesulitan mengakses air bersih. Dua jenis produk keluarannya yaitu LifeStraw® Personal untuk kebutuhan pribadi dan LifeStraw® Family yang lebih cocok digunakan sekeluarga. Satu buah LifeStraw® Personal dapat menyaring bakteri dalam air hingga 700 liter, atau setara dengan penggunaan satu tahun oleh satu orang. Sedangkan LifeStraw® Family memiliki kemampuan menyaring hingga 18.000 liter air, cukup untuk satu keluarga selama dua tahun. Dengan LifeStraw®, pendaki gunung tidak perlu lagi membawa air terlalu banyak,

42


TIPSFOTO

TIPSFOTO

foto : galih.dok

K

OLEH : MUHAMMAD IQBAL

1. Bawalah tas yang proporsional untuk kamera Anda dan aksesorinya.

4. Ambil beberapa frame dengan beragam angle untuk satu tempat atau momen sehingga Anda bisa memilih mana yang terbaik.

2. Persiapkan beberapa baterai cadangan, memory card, dan tripod untuk memotret dalam keadaan tertentu, seperti intensitas cahaya rendah, komposisi tinggi, atau foto bersama.

5. Terakhir, ini yang paling penting, jangan lupa menikmati perjalanan wisata Anda. Jangan sampai, karena Anda begitu berseman-

3. Baik juga jika Anda menambah pengetahuan tentang fotografi lebih dulu sebelum pergi. Jelajahi saja internet untuk itu.

gat mencari gambar-gambar bagus, Anda jadi tidak menikmati suasana. Jadi, sempatkan pula untuk mencium bunga, menghirup udara segar, atau mencuci wajah dengan air sungai yang bening. BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

Menangkap Momen Indah

etimbang Anda kehilangan momen-momen yang mengesankan di tempat yang Anda kunjungi, pelajari dulu kiat-kiat memotret selama Anda bepergian.

44


INFOBI

INFOBI

Info Trip

B

TIM SERGAP

Kegiatan Blackpacker dan Tim Sergap

T

OLEH : AMBAR ARUM

anggal 17 agustus 2010. Sejak tengah malam, terdengar keramaian dari salah villa di kawasan puncak. Suara tawa mulai dari yang cekikikan sampai yang terbahak-bahak terdengar hingga menjelang subuh. Setelah diselidiki, ternyata dis-

45 BACK PACKIN’

itu berkumpul para blackers, sebutan dari anggota kelompok Blackpacker Indonesia. Disini sekitar 37 blackers berkumpul untuk merayakan hari jadi kelompok Blackpacker Indonesia yang pertama. Sejumlah trip telah mereka lakukan mulai dari Ujung Kulon, Ujung Genteng, Nusa Kambangan, sampai Baduy. Kedepannya Blackpacker Indonesia masih memiliki setumpuk rencana perjalanan ke sudut-sudut Indonesia lain yang eksotis. Pada kesempatan ini pula para blackers mengibarkan bendera merah putih dan melakukan bakti sosial ke anak-anak jalanan di Bogor. Mau ikutan jalan-jalan seru bareng Blackpacker Indonesia? Segera bergabung dengan milisnya di blackpackerindonesia@ yahoogroups.com

SEPTEMBER 1. Gunung Argopuro Probolinggo-Jawa Timur 12 September – 16 September 2010 Diadakan oleh : Share Traveller Kontak : bylasso@gmail.com Fb grup : Share Traveller

OKTOBER 1. Sabang, Pulau Weh - NAD (Short trip) 23 Oktober - Oktober 27 2010 Diadakan oleh : Share Traveller Kontak : am_deena@yahoo.com Fb grup : Share Traveller 2. Panjat Tebing di Citatah Citatah, Bandung Oktober 2010 (tanggal pasti belum ditentukan) Diadakan oleh : Tim Sergap Indonesia Fb grup: TIM SERGAP INDONESIA www.sergapindonesia.com

BACK PACKIN’

SEPTEMBER-OKTOBERI 2010

SEPTEMBER-OKTOBER I 2010

M

enjelang bulan puasa, tepatnya tanggal 31 Juli 2010 lalu, Tim Sergap melakukan caving di Goa Buniayu, Sukabumi. Setelah berjam-jam menyusuri stalagnit ditemani dengan kelelawar-kelelawar, akhirnya mereka keluar dengan senyum puas dan lumpur diseluruh badan dan wajah mereka. Sehari sebelumnya, Tim Sergap baru saja merayakan ulang tahunnya yang kedua. Caving merupakan salah satu aktivitas yang mereka lakukan, selain caving juga ada susur pantai, wall climbing, arung jeram dan juga mendaki gunung. Kunjungi www.sergapindonesia.com untuk informasi lebih lanjut.

erikut ini adalah beberapa trip yang rencananya akan dilangsungkan selama bulan September dan Oktober. Redaksi Backpackin’ hanya mengumpulkan info-info trip dari berbagai komunitas backpacker, Backpackin’ tidak bertindak sebagai penyelenggara acara. Informasi lebih lanjut dapat menghubungin langsung komunitas yang bersangkutan. Selamat berpetualang!

46



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.