Edisi Oktober - November 2015

Page 1

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

1


2

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015


Foto bersama usai penutupan acara Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar Bahana Mahasiswa pada 15 November 2015. Foto: Dok BM

November

M

OMEN NOVEMBER PATUT UNTUK TAK DILUPAKAN KRU BAHANA. Pasalnya banyak yang terjadi kala bulan jelang penghujung tahun ini datang. Kabar gembira dan sedih silih berganti datang. Namun kru Bahana harus tetap optimis menjalankan aktivitasnya. Kabar gembira pertama yang diperoleh menyoal bertambahnya mesin-mesin penggerak Bahana Mahasiswa. Diangkatnya 7 orang kru magang menjadi kru tetap tentu menambah semangat kerja. Diucapkan selamat kepada Wilingga, Eko Permadi, Rizky Ramadhan, Aisyah Nurul Surraya, Martha Novia Simanullang, Eka Kurniawati dan Ade Syntia. Terus kembangkan tradisi akademis yang kritis menjadi tanggungjawab mereka kini. Kabar selanjutnya masih menyoal menambah amunisi di Bahana Mahasiswa, perekrutan kru kembali diadakan pada 13 hingga 15 November. Mahasiswa baru angkatan 2015 serta mahasiswa angkatan 2014 belajar menyoal

di Bahana jurnalistik. Belajar dasar-dasar ilmu yang semoga dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan orang banyak. Kabar gembira terakhir, Bahana Mahasiswa terpilih menjadi pemenang dalam Lomba Penerbitan Media Online Pers Mahasiswa. Diadakan Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Jakarta. Bahana ikuti lomba dengan mengirimkan tulisan bertemakan lingkungan yang dimuat di www.bahanamahasiswa.co untuk dinilai dewan juri. Hasilnya karya Bahana Mahasiswa tersebut dinyatakan sebagai pemenang. Tentu ini jadi penyemangat dikala Bahana tengah dirundung masalah tak dapat cetak sebab uangnya ditahan Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan. Namun ini tak buat para kru patah arang. Karena itu kami setia menghadirkan informasi yang bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

3


Pembaca setia, Kali ini kami hadirkan laporan utama tentang pendirian ruang kelas baru dan gedung pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau yang bermasalah. Laporan ini berisi informasi soal pemalsuan tandatangan dalam pembuatan gedung Pascasarjana FISIP UR. Juga soal pembangunan ruang kelas baru yang terhenti karena subkontraktornya melarikan diri. Untuk dapatkan informasi lebih dalamnya, kami juga sajikan bincangbincang dengan Kasat Reskrim Hariwiyawan Harun menyoal kasus ini. Menambah pengetahuan sejarah, kami kilas kembali sejarah Kerajaan Gunung Sahilan di Kabupaten Kampar. Sedangkan dirubrik Artikel Ilmiah, kami sajikan kekayaan makna dari sebuah bangunan khas Suku Talang Mamak.

Jeffri Sianturi mewakili Bahana menerima hadiah pemenang Lomba Penerbitan Media Online Pers Mahasiswa

Nah, untuk menambah semangat dan motivasi pembaca, kami hadirkan kisah perjalanan belajar mahasiswa Fakultas Pertanian UR yang bepergian ke empat negara dalam rubrik Sempena. Juga perjalanan sukses salah satu alumni Fakultas Ekonomi yang kini menjadi Direktur di OJK. Tidak ketinggalan, kami juga hadirkan rubrik Bedah Buku dan Opini. Dosen Fakultas Hukum Erdianto menulis pendapatnya terkait kebijakan adanya Lapas khusus bagi narapidana kasus narkoba. Sedangkan bagi pecinta program Mata Najwa, ulasan terkait program tersebut dihadirkan dalam buku Mantra Layar Kaca yang dibahas di rubrik Bedah Buku. Semoga informasi yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi pembaca. Selamat membaca.# STT : Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No.1031/SK/Ditjen PPG/STT/1083. ISSN : 0215-7667. Penerbit : Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Riau. Pelindung : Prof.Dr.Ir H. Aras Mulyadi, DEA (Rektor), Penasehat : Syafrial, M.Pd (Wakil Rektor III).

Pemimpin Umum Ahlul Fadli

Redaktur Pelaksana Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Sirkulasi Martha Novia Kristina Simanullang

Pemimpin Redaksi Nurul Fitria

Redaktur/Layouter Eko Permadi

Perpustakaan dan Dokumentasi Aisyah Nurul Surraya

Pemimpin Perusahaan Suryadi

Litbang Agus Alfinanda

Sekretaris Umum Trinata Pardede

Staff Iklan Ade Syintia, Wilingga

Reporter Ade Syintia, Aisyah Nurul Surraya, Eka Kurniawati, Eko Permadi, Martha Novia, Rizky Ramadhan, Wilingga

Bendahara Umum Eka Kurniawati

Fotografer/Perwajahan/Cover Rizky Ramadhan

Alamat Redaksi/Iklan: Kampus UR Gobah Jl. Pattimura No.9 Pekanbaru. Telp (0761) 47577. Dicetak pada: CV WITRA IRZANI. Isi diluar tanggung jawab percetakan. Redaksi menerima tulisan berupa opini dan artikel karya orisinil. Redaksi berhak melakukan penyuntingan. Contact Us Facebook: Bahana Riau. Twitter: @bahana_riau. Email: bahanaur@gmail.com. Instagram: bahana_mahasiswa_ur.Website: bahanamahasiswa.co

4

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015


JALAN RUSAK DILINGKUNGAN KAMPUS GOBAH DAN FAPERIKA Henni Febrianti - PSIK UR Saya sudah 3 semester kuliah di PSIK Universitas Riau. Sepertinya kampus UR Gobah kurang diperhatikan. Terutama jalan di lingkungan kampus setiap hujan, jalannya tergenang air. Banyak lobang dan batu tajam. Membuat teman-teman merasakan sulitnya melintas dengan kendaraan bermotor. Alangkah baiknya jalan kampus Gobah diperbaiki agar semua mahasiswa mudah dan nyaman untuk melintas. Jawaban Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Sujianto :

Seorang mahasiswa melintas di jalan rusak. Tepat di depan Gedung O Fakultas Hukum UR

Jalan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Gobah sedang di usahakan. Untuk diperbaiki, Anggaran tahun 2015 itu tidak ada dari kampus. Tapi diusahakan ke Walikota Pekanbaru untuk anggaran perubahan, dan sudah di Dinas Pekerjaan Umum kota. Telah dilakukan pengukuran volume jalan. #

S I S T E M P E L A Y A N A N D A N FASILITAS RUMAH SAKIT UR Sintia Tri Anggraini - Pariwisata, FISIP UR Kritik untuk Rumah Sakit atau semua pihak di Universitas Riau, tentang sistem pelayanan dan fasilitas yang didapat tidak sesuai dengan UKT yang mahal. Seharusnya sesuai agar menunjang kepuasan kami membayar UKT.

Jawaban Direktur Rumah Sakit Pendidikan UR, Zulharman : Terimakasih atas kritikannya. Uang Kuliah Tunggal (UKT) tidak mencukupi untuk pemenuhan fasilitas RSP UR. Pasalnya dana yang dipungut dari sekitar 40 ribu mahasiswa UR hanya sebesar Rp 50 ribu. Dana inilah yang jadi subsidi. Jika dikaitkan dengan fasilitas yang kami sediakan, tidak sebanding. Misalnya jika ada kecelakaan, mendapatkan tindakan darurat di UGD RSP bisa saja gratis. Ada yang berbayar jika memerlukan obat dari RSP.

Untuk pelayanan, karena anggaran terbatas tidak bisa dilakukan 24 jam. Sekarang pelayanan dibuka dari pukul 9 pagi hingga 1 siang, serta pukul 7 hingga 9 malam. Datanglah sesuai jadwal. Kami mengusulkan untuk peningkatan fasilitas dan pelayanan dibuat konsep asuransi. Setiap semester mahasiswa bayar Rp 100 ribu, sehingga ada subsidi untuk RSP sekitar Rp 3 miliaran. Dengan adanya dana, tentu fasilitas dan pelayanan bisa ditingkatkan.#

Juga tes urine - RSP hanya memungut Rp 55 ribu, sedangkan di RS lain bisa sampai Rp 250 rb. Sehingga jika di hitung-hitung subsidi dari kampus tidaklah cukup. Kalaupun ada bantuan dari Pemerintah , itu juga belum jelas.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

5


Suryadi Pemimpin Perusahaan Bahana Mahasiswa Universitas Riau

S

SENIN 28 SEPTEMBER, Trinata Pardede, Sekretaris Bahana Mahasiswa Universitas Riau, menyambangi ruang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Syafrial. Hajatnya hendak menanyakan surat permohonan pencairan dana cetak. Sesuai prosedur, surat dimasukkan dahulu ke bagian tata usaha. Seorang petugas mengatakan, surat Bahana sudah di ruangan Wakil Rektor.

Karena majalah inilah Syafrial melontarkan kalimat pada Trinata Pardede, kalian kalau tidak bisa dibina, dibinasakan! Alhasil, dana cetak pun tidak dikeluarkan. Trinata keluar dengan tangan hampa. Usai pertemuan ini, Trinata mengabari Pemimpin Umum Bahana, Ahlul Fadli. Malamnya, Badan Pengurus Harian atau BPH Bahana bertemu. Semuanya sepakat untuk bertemu dengan Syafrial.

Apa nak dikata, tiba di ruangan Syafrial, Trinata Pardede justru dihadapkan pada pertanyaan soal majalah Bahana yang terbit edisi Agustus lalu.

Rabu siang, saya, Jeffri, Trinata dan Eko Permadi menghadap Syafrial di ruangannya. Kala itu Syafrial tengah sibuk menandatangani proposal PKM yang menumpuk di meja kerjanya. Pertemuan ini sudah diagendakan sebelumnya oleh Ahlul Fadli dan Syafrial. Namun Ahlul Fadli berhalangan hadir dan mengutus saya beserta kru lain.

Majalah edisi ini memuat laporan soal pencemaran nama baik yang korban dan pelakunya sama-sama akademisi di Fakultas Ekonomi, Universitas Riau. Marnis sebagai korban dan Sri Indarti sebagai pelaku. Kasusnya sempat pada tahap penyidikan dan telah dinyatakan P21 oleh Kejaksaan Tinggi Riau. Selangkah lagi hendak dilimpahkan ke pengadilan, keduanya berdamai. Lalu keluarlah Surat Perintah Penghentian Penyidikan atau SP3 dari Penyidik Kepolisian Daerah Riau. (Baca majalah Bahana Mahasiswa edisi Agustus 2015, Damai Sebelum Ke Meja Hijau).

6

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

“Saya ditelpon oleh Wakil-wakil Dekan, sampai Rektor juga menelpon saya, kenapa kalian masih mengangkat laporan itu? Itukan sudah damai. Apa untungnya bagi kalian? Kalian tahu dampaknya apa?� tanya Syafrial. Perlu diketahui, saat kru Bahana mulai liputan soal kasus ini, Sri Indarti dan Marnis belumlah berdamai. Bahkan saat beberapa kali dijumpai, Marnis beserta


pengacaranya ngotot sekali agar penyidik segera melimpahkan berkas yang telah di P21 oleh Kejati Riau segera disidang di pengadilan. Namun keduanya menemui jalan kesepakatan damai. Untuk menjalankan kerja jurnalisme yang baik, informasi damai ini tentu tidak boleh Bahana lewatkan. Sehingga majalah yang seharusnya cetak pada April lalu, kami perpanjang deadlinenya hingga Agustus. Ini karena beberapa pertimbangan. Pertama, Bahana harus wawancara kembali pihak-pihak terkait termasuk Penyidik dan Jaksa. Pertimbangan lain, karena Juni dan Juli adalah masa Ramadhan dan mahasiswa mulai libur semester. Jikalau Bahana mengabaikan informasi damai ini, tentulah laporan yang akan terbit ini tidak berimbang dan kurang lengkap. Persoalan Bahana dapat untung apa, Bahana bukanlah lembaga komersil. Dana cetak Bahana bersumber dari seluruh mahasiswa. Tentu majalah ini wajib diperoleh oleh mahasiswa kembali, karena ini adalah hak mereka. Dan Bahana tidak pernah memungut biaya sepersen pun dari mahasiswa dan dosen saat membagikan majalah. Menjawab pertanyaan Syafrial soal dampak, Bahana tidak punya hak untuk mengintervensi pembaca. Persoalan dampak itu adalah hak pembaca setelah melihat laporan yang diterbitkan Bahana. Yang kita inginkan saat menulis hal ini, supaya ada perbaikan ke depannya. Saya bertanya pada Syafrial, dari laporan Bahana ini, mana hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta? Syafrial tidak menjawab pertanyaan ini.

Jika seandainya ada hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta, pembaca dan narasumber punya hak jawab. Hak untuk mengklarifikasi. Diberikan kesempatan seluasluasnya untuk memberikan tanggapan terhadap tulisan, terkait adakah yang tidak sesuai dengan fakta. Klarifikasi disertai dengan pernyataan yang benar dan menggaris bawahi keterangan yang salah di media yang dikomplain oleh si pembaca. Namun tidak ada hak untuk menghentikan penerbitan. (baca undang-undang pers nomor 40 tahun 1999 dan peraturan dewan pers tentang hak jawab). Syafrial justru menganjurkan Bahana agar menyerahkan liputan-liputan Bahana pada Rektor sebelum diterbitkan. Dengan kata lain, ini seperti penyensoran. Arahannya ini tidak sesuai dengan asas dunia pers yang bebas dan demokratis. Ia mengaku pernah menjadi wartawan pada masa orde baru. Dan pernah merasakan bagaimana pada masa itu liputannya tidak dinaikkan. Syafrial tentulah tahu bagaimana susahnya hidup pers pada masa kepemimpinan Suharto. “Ini perintah Rektor. Apa yang saya sampaikan ini sesuai dengan perintah Rektor,� terang Syafrial kala itu. Perdebatan sore itu pun tidak menemukan hasil. Syafrial tetap bersikeras menahan uang cetak Bahana jika Bahana tidak menurut perintah Rektor. Senin, 2 November Bahana coba surati Rektor. Isinya permohonan audiensi. Sesuai agenda, Rabu 4 November diadakan pertemuan. Rektor berhalangan hadir dan menyerahkan surat tersebut ke Wakil Rektor Bidang

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

7


Kemahasiswaan. Syafrial yang dijumpai pagi itu di ruanganya tetap enggan berbicara. “Kalau Bahana masih tetap ngotot dengan gayanya dan tidak mau dibina, kita tidak usah bicara,” kata Syafrial. Sambil berdiri, tanpa mempersilakan duduk, perdebatan kembali terjadi. Alhasil uang cetak Bahana tetap tidak dikeluarkan. KEJADIAN INI TIDAK PERTAMA TERJADI DI BAHANA. Masa-masa sulit Bahana sudah terjadi pada awal terbit. Dikarenakan liputan Bahana yang kritis. Misal pada masa Abu Bakar. Kala itu Abu Bakar sebagai Pemimpin Redaksi Bahana. Gara-gara mengkritik perhelatan budaya melayu pada 1990, Abu Bakar dipecat dari kepengurusan Bahana oleh almarhum Bosman Saleh, Rektor UR kala itu. Sedangkan Zulmizan, Sekretaris Redaksi Bahana pada masa itu diturunkan jadi reporter. Setelah itu jabatan Pemimpin Redaksi diembankan pada Riva Muzamri. Generasi ini dikenal patuh pada Rektor. Sebab Rektor melakukan penyensoran terhadap liputanliputan Bahana sebelum diterbitkan. Saat Zulmizan jadi Pemimpin Redaksi, Bahana kembali kritis. Tidak ada lagi penyensoran. Pemimpin Umum Bahana yang semula ditampuk oleh Pembantu Rektor III, diambil alih oleh Zulmizan. Itulah awal mulanya Pemimpin Umum Bahana dipimpin langsung oleh kru Bahana. “Kita melakukan kudeta tak berdarah,” kata Zulmizan saat mengenang masa itu. Almarhum M. Diah yang menjabat sebagai Rektor kala itu juga memberi ruang kebebasan pada Bahana. Masa inilah, motto Bahana yang

8

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

semula mengawal almamater nusantara menjadi mengembangkan tradisi akademis yang kritis. Perjalanan Bahana mengawal kebijakan kampus tidak selamanya mulus. Masa-masa sulit itu kembali menimpa Bahana. Saat itu, Rahmat selaku Pembantu Rektor III kembali menyusahkan Bahana dalam hal pencairan dana cetak. Alasan utamanya soal SK Bahana. Padahal sejak Bahana dibentuk, Rektor almarhum Muchtar Lutfi telah mensahkan Bahana lewat sepucuk Surat Keputusan (SK) Rektor Unri No.368/PT.22/0.1982 tentang penerbitan surat kabar kampus mahasiswa, tanggal 9 September 1982. Karena pada saat itu masa orde baru, segala penerbitan pers harus dapat izin dari pemerintah. Maka keluarlah STT dari Menteri Penerangan RI dengan No 1013/SK/ Ditjen PPG/STT/1983 tanggal 30 Mei 1983. Perdebatan Bahana dengan Rahmat kala itu sangat panjang. Alumni turun tangan. Niat hendak membubarkan Bahana pun muncul. Tak tanggungtanggung, Rahmat gelar pertemuan di Hotel Pangeran. Kala itu hadir beberapa alumni, Wakil Dekan selingkungan Universitas Riau, BEM dan Presidium BLM. Namun sebagian yang hadir malam itu tidak sepakat Bahana dibubarkan. Kini, Syafrial sepertinya mengulang masa-masa kelam Bahana. Syafrial telah menciderai kebebasan pers bagi Bahana Mahasiswa. Pantaskah Bahana dibubarkan? Pantaskah Bahana mengalami penyensoran? Pantaskah Bahana tidak didanai lagi cetaknya? Atau bahkan dibinasakan?#


By: Aqiz

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

9


KASUS DIUJUNG

LELANG

LELANG SEBUAH TRANSAKSI EKONOMI. Dimana adanya proses menjual dan membeli. Yang diperjualbelikan adalah barang atau jasa dengan sistem penawaran terbuka untuk umum. Pemilik barang akan menawarkan barangnya secara terbuka. Bagi mereka yang tertarik akan menawarkan. Mendapatkan harga yang cocok untuk suatu barang/jasa tersebut, maka mereka dapat memilikinya. Jika dibahas terkait lelang dalam sebuah institusi, pastilah berkaitan dengan pengadaan barang atau jasa. Bisa untuk pengadaan barang yang bergerak atau tak bergerak. Pengadaan barang dalam wujud bangunan yang gunakan jasa pekerja konstruksi ataupun jasa konsultasi. Berbicara dalam lingkup yang lebih dekat, dilingkungan kampus. Jika berbicara lelang, proyek pengadaan fasilitas tentu paling sering dibahas. Lelang pengadaan barang untuk keperluan kantor hingga lelang proyek pengadaan bangunan. Tak khayal semuanya demi peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana. Tentunya dengan lelang, diharapkan kedua pihak mendapatkan keuntungan dan bukan saling merugi. Pihak kampus dapatkan barang yang baik, sedangkan penyedia jasa peroleh harga yang pantas. Namun, jika perhitungan tak pas, bagai berjalan ditepi jurang. Salah melangkah, jatuh terperosok jadi hasil akhir. Dua proses lelang di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP UR) dapat dikategorikan lelang yang tak menguntungkan. Pasalnya dua proses lelang di fakultas ini berujung ke unsur pidana.

Ilustrasi Oleh Rizky Ramadhan

10

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Pertama, lelang gedung Pasca Sarjana FISIP. Gedungnya memang telah dibangun, namun menurut audit BPKP ada hal yang tidak sesuai dengan kontrak sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Fisik bangunan ini setelah dibangun mengalami keretakan dibeberapa bagian. Belum lagi adanya bagian yang seharusnya tak


dibuat—dua buah tiang—tapi malah dibuat oleh kontraktor. Tak hanya sampai disitu. Ternyata perusahaan yang mengerjakan proses lelang juga bermasalah. Dengan memalsukan tandatangan, dokumen serta data-data terkait perusahaan, salah satu oknum berhasil mendapatkan proyek di FISIP UR. Kasus lelang gedung ini tengah dalam penyelidikan dan pelaku diduga telah melakukan tindak pidana penyalahgunaan wewenang serta rekayasa dan pemalsuan data. Lelang kedua, ruang kelas baru yang diharapkan dapat digunakan mahasiswa FISIP untuk belajar. Dengan adanya ruang kelas baru, pihak kampus tentu berharap proses belajar lebih efisien. Tak perlu sampai berdesakdesakan hingga beratus-ratus mahasiswa masuk dalam 1 ruangan kelas yang tak memadai. Atau bisa lebih banyak mahasiswa yang diterima difakultas karena ruangannya lebih banyak. Yang pasti saat adanya pembangunan, tentu harapan berjalannya pembelajaran lebih baik diprioritaskan. Namun lelang ini kembali bermasalah. Pasalnya perusahaan yang memenangkan proses lelang dinilai tak kompeten dalam mengerjakan proyek. Kekurangan sumber daya manusia, sehingga ia mencari kontraktor lain. Malangnya, kontraktor malah melarikan diri. Imbas yang dirugikan tentunya pihak kampus yang mana ruang kelas baru tadi tak jadi dibangun. Dari audit investigasi BPKP, proyek ini juga merugikan negara hingga Rp 200 juta. Pasalnya ada kelebihan pembayaran yang dilakukan kepada perusahaan. Efek berantai lainnya kerugian besar dialami perusahaan pemenang lelang. CV Siak Setia Jaya harus kembalikan kerugian negara tersebut. Pada akhirnya pemilik perusahaan ini harus menjual harta benda demi menutupi kesalahan yang telah diperbuat. Keduanya jatuh kedalam jurang. Ada yang perlu diperhatikan jika kita membahas proses lelang. Hal-hal merugikan sebenarnya dapat dihindari jika orang-orang yang mengurus proses lelang adalah orang yang kompeten. Ketidaktahuan dan kurangnya kompetensi Pejabat Pembuat Komitmen akan mempengaruhi hasil lelang. Sangat penting jika seorang PPK dipilih berdasarkan kompetensinya, bukan sekedar karena ia menduduki jabatan eselon tertentu. Sebab tanggungjawab PPK diatur jelas dalam Peraturan Presiden atau Perpres nomor 54 tahun 2010. Dipasal 11 dijelaskan PPK memiliki kewenangan untuk menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang atau jasa. Rencana. Ia sudah bekerja sebelum

pengadaan dilaksanakan. Ia adalah orang yang paling tahu apa sebenarnya barang ataupun jasa yang diperlukan. Jika terjadi sebuah kesalahan pada proses pengadaan, tentu ini dikembalikan kepada kesalahan perencanaan. Siapakah yangbertanggungjawab? Tentu saja PPK. Ia yang membuat rencananya. Ia harus teliti melihat spesifikasi barang ataupun jasa yang dibutuhkan. Ia juga dituntut untuk bisa dengan tepat menetapkan harga dari barang atau jasa. Maka memahami spesifikasi pengadaan sangat penting bagi PPK. Jika tak bisa menetapkan dengan tepat, jaringjaring hukum sudah siap berada dibelakang punggung PPK. Kasus yang paling sering menjerat ialah mark-up. Melipatgandakan harga pasar dari barang atau jasa. Hal lainnya ialah kejelian dalam membuat kontrak kerja. Kontrak adalah dasar hukum yang mengikat penyedia dengan pengguna barang atau jasa. Sehingga segala jenis pekerjaan yang nantinya dilakukan penyedia barang atau jasa haruslah sesuai dengan kontrak. Sehingga bisa dikatakan dari tiap kecakapan satu dan lainnya dari PPK akan mempengaruhi hasil dari lelang. Berhasil atau masuk tong sampah. Bagaimana dengan PPK dikampus? Tentu harapannya mereka adalah orang-orang yang kompeten, sehingga jangan lagi sampai muncul hal-hal yang tidak diharapkan dari sebuah proses pembangunan dikampus. Untuk memajukan kampus diperlukan orang yang kompeten, sehingga tak lagi menyebabkan masalah yang bawa dampak negatif untuk kawah candradimuka universitas ini.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

11


12

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015


Gedung Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Foto : Rizky Ramadhan

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

13


DOKUMEN PALSU UNTUK GEDUNG PASCA FISIP UR

Menyoal pembangunan gedung Pasca Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Mulai dari pemalsuan tandatangan hingga pemalsuan dokumen. Bagaimana ujung perkara ini?

Oleh Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Tampak depan gedung Pascasarjana FISP yang baru di Panam. Foto : Rizky BM

S

SUATU PAGI TEPAT 24 AGUSTUS LALU KRU BAHANA, Jeffri dan Suryadi melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor ke Kuantan Singingi. Lebih dikenal Kuansing. Perjalanan menghabiskan waktu empat jam. Sampai ditujuan jelang shalat dzuhur, bunyi kaset mengaji terdengar dari Mesjid Raya. Setelah istirahat, mencari alamat PT Usaha Kita Abadi biasa disebut PT UKA jadi tujuan. Jalan Abdur Rauf RK II RT 005 RW 001 Kelurahan Sungai Jering Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing. Itu alamat yang didapat dari Hariwiyawan Harun, Mantan Kasatreskrim Polresta Pekanbaru ketika bincang awal Agustus lalu. Memasuki jalan tersebut, celingakcelinguk mengarah kesisi kanan-kiri jalan perhatikan plang gedung. Nama yang dicari tentu PT Usaha Kita Abadi. Namun tak satupun diperoleh. Kendaraan kami berhenti di turunan jalan. “Kalau kita jalan terus arahnya ke hutan,” kata Heni, Alumni Fakultas

14

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. Ia berdomisili di Kuansing sekaligus jadi penunjuk jalan menuju lokasi. “Kita balik saja, tadi nampak ada banyak alat berat. Mungkin saja itu,” saran Suryadi. Perjalanan mencari PT UKA terus berlanjut. Rumah bercat abu rokok ini beda dengan kebanyakan rumah disekitarnya. Dipagari tembok setinggi hampir dua meter. Umbulumbul terpancang sepanjang pagar rumah. Sisi kanan rumah terdapat gerbang selebar hampir tiga meter. Saat kru Bahana masuk lewat gerbang ini, terlihat lahan kosong dipenuhi alat-alat berat yang terparkir. Alat berat, truk tonase besar dan mesin pembuat aspal. Dibelakang rumah ada laki-laki, kulit sawo matang pakai kaos hitam bertulis england vespa dan celana jeans biru. “Apakah ini PT UKA?” tanya kami.


Gedung Pascasarjana FISIP Gobah terbakar pada 2010 silam. Foto : Internet “Iya, ini PT UKA.” “Tapi ini rumah kan?” “Iya sekalian kantor PT UKA juga disini,” jawabnya lagi. Lelaki yang menjawab pertanyaan kami adalah Yudi Pegawai PT UKA. Dia bilang bos tempatnya bekerja memang Ratna Mulyani. “Lagi tak ada dirumah, diluar kota,” kata Yudi. Hanya sedikit informasi yang kami dapat dari Yudi. Ia banyak menjawab tak tahu terhadap pertanyaan yang kami lontarkan.

MENGKILAS KEMBALI LIPUTAN BAHANA MAHASISWA PADA 2010. Kala itu Bahana menuliskan liputan berjudul ‘Berakhir 27 September’. Isinya menyoal kebakaran yang terjadi di gedung Pasca Sarjana FISIP UR. Bangunan-bangunan di kampus Gobah tersebut habis dilalap si jago merah. Dua puluh tujuh ruangan tempat mahasiswa pasca sarjana belajar

hilang sudah. Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa Koperasi Mahasiswa juga turut lesap dimakan api. Ali Yusri, Dekan FISIP kala itu ambil kebijakan. Perkuliahan pasca sarjana dipindah ke kampus Panam. Sampai dengan gedung baru dibangun, kuliah dilaksanakan di kampus Jalan HR Subrantas tersebut. Mewujudkan keinginan untuk sediakan gedung Pasca Sarjana FISIP, diadakanlah lelang 2 tahun kemudian. Lelang ini merupakan proses penawaran kepada para perusahaan kontraktor untuk melakukan kerjasama. Dalam kasus

ini, lelang bertujuan untuk mencari kontraktor yang sanggup membangun gedung Pasca Sarjana. Pada 2 Oktober diumumkan melalui Layanan Pengadaan secara Elektronik atau LPSE, bahwa ada proyek pengadaan gedung Pasca Sarjana FISIP UR. Kelompok Kerja jasa konstruksi Unit Layanan Pengadaan atau Pokja ULP yang bertugas urus lelang ini. Pokja merilis harga perkiraan nilai pembangunan sebesar Rp 9.504.906.000. Dengan rincianrincian yang dipaparkan, maka perusahaan yang berminat dapat mendaftar hingga 9 Oktober. Namun sayangnya tak banyak perusahaan yang tertarik mendaftar kerjakan proyek ini. Pokja buat laporan Berita Acara lelang proyek dinyatakan gagal. “Waktu lelang pertama ada yang daftar tapi tak sampai 3 perusahaan,” ujar Iskandar, Ketua Pokja lelang proyek ini. Ia dosen di Fakultas Teknik UR.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

15


Pekerjaan tak terlaksana, Pokja segera laporkan hal ini ke Kuasa Pengguna Anggaran atau KPA yang dipegang Rektor UR kala itu. Ashaluddin Jalil. KPA anjurkan diadakan lelang tahap kedua. Waktu pendaftaran kembali dibuka selama seminggu. Pada 16 Oktober pendaftaran akan ditutup. Kali ini banyak yang mendaftar. Tercatat ada 14 perusahaan yang mendaftarkan diri. Sebagai syarat pendaftaran, peserta haruslah mengirimkan data perusahaan. Hanya 4 perusahaan yang menyerahkan. Diantaranya PT Eli Baskowi Kara, PT Daya Tama Beta Mulia, PT Indah Harisanda dan PT Rama Wijaya. Keempat perusahaan memasuki tahap selanjutnya. Evaluasi. Evaluasi yang dilakukan bertahap, mulai dari evaluasi administrasi hingga teknis. Dua gugur saat evaluasi administrasi. Hingga evaluasi teknis tak ada lagi peserta yang memenuhi kriteria. Semuanya gagal memenuhi syarat yang ditetapkan. Keesokan hari, 17 Oktober 2010 Pokja kembali memberikan laporan kepada KPA. Bahwa lelang kedua juga bernasib sama. Pilihan akhir, KPA berkonsultasi dengan Inspektorat Jendral Kementrian Pendidikan Tinggi Nasional.

Hasilnya Inspektorat sarankan agar dilakukan konsultasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan dan Jasa Pemerintah atau LKPP. “Kita masukkan daftar pertanyaan terkait solusi yang bisa diberikan karena sudah dua kali gagal lelang. Suratnya ditulis tangan,” cerita Iskandar. Setelah menjelaskan keadaan bahwa 2 kali lelang berujung kegagalan, saran dilakukannya Penunjukkan Langsung atau PL jadi solusi. Deputi Layanan Hukum dan Penyelesaian Sanggah LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah menjawab dengan surat yang berisikan tulisan tangan bahwa KPA dapat melakukan penunjukkan langsung.

TERKAIT PENYEDIAAN BARANG DAN JASA SECARA JELAS TERCANTUM DALAM ATURAN PEMERINTAH. Yaitu dalam Peraturan Presiden atau Perpres 2010 nomor 54 dengan perubahan Perpres nomor 35 tahun 2011. Juga dalam perubahan Perpres 70 tahun 2012, 172 tahun 2014 dan nomor 4 tahun 2015. Peraturan ini menyoal pengadaan barang dan jasa pemerintahan.

Dalam pasal 17 dijelaskan ULP memiliki tugas khusus untuk menetapkan penyediaan barang dan jasa melalui Penunjukkan Langsung atau PL. Paket konstruksi untuk PL ditetapkan standar nilai tertingginya Rp 100 miliar. Perusahaan yang bersedia melaksanakan proyek dengan sistem PL harus memenuhi syarat tertentu. Masih dalam aturan yang sama di pasal 19 dijelaskan syarat-syaratnya. Pertama perusahaan tersebut memenuhi kriteria keahlian, memiliki pengalaman dan kemampuan teknis pekerjaan konstruksi. Penyedia jasa ini tentunya juga harus memiliki sumber daya manusia atau karyawan. Modal dan peralatan pengadaan tentu jadi hal penting yang harus dimiliki. Selain itu perusahaan tidak boleh masuk dalam daftar hitam— penyedia barang dan jasa yang pernah dikenakan sanksi oleh kementrian, lembaga, pemerintah daerah ataupun suatu institusi— tidak sedang dikenai sanksi pidana dan tidak dalam pengawasan pengadilan. Kondisi keuangan penyedia jasa ini juga tidak boleh dalam keadaan pailit, harus dalam kondisi baik. Dan terakhir perusahaan harus memiliki nomor pokok wajib pajak dan memenuhi kewajiban membayar pajak. Terkait kriteria bisakah suatu proyek dilakukan dengan PL juga dijelaskan dalam aturan ini. Perusahaan konstruksi bisa ikut jika menangani keadaan darurat dan tidak pernah direncanakan. Contohnya jika terjadi bencana alam, melakukan tindakan pencegahan bencana ataupun terhentinya secara mendadak pelayanan publik. Keadaan mendadak lainnya seperti adanya pekerjaan konferensi internasional mendadak yang dihadiri Presiden atau wakilnya. Atau hal ini dilakukan untuk pertahanan negara. Kondisi lainnya jika suatu pekerjaan konstruksi hanya dapat dilakukan oleh suatu perusahaan penyedia barang dan jasa, pabrikan atau hak paten. Tapi dengan catatan

16

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015


FOTO WEBSITE LPSE

Pengumuman lelang di website LPSE. Ada 14 badan usaha yang mendaftar Foto : Internet kondisi ini mendapatkan izin dari pemerintah. Kriteria lainnya, PL bisa dilaksanakan jika barang atau jasa tersebut telah memiliki tarif resmi yang ditetapkan pemerintah. Dalam kasus gedung Pasca Sarjana, PL dilakukan karena tahapan-tahapan normal yang harusnya dilalui tak terpenuhi. Atas rekomendasi LKPP maka PL bisa dilakukan. “Tentu rekanan yang dicari harus kompeten dan bagus,” ujar Hariwiyawan menjelaskan. Dalam pelaksanaan PL, KPA dipersilakan menunjuk perusahaan yang tadinya telah mendafatar namun tak lulus. Ia juga bisa menunjuk perusahaan yang tak mendaftarkan diri dalam lelang. Keputusan diberikan kepada pihak penyelenggara lelang dengan memenuhi kriteria yang ada.

“WAKTU ITU KITA UNDANG 3 PERUSAHAAN,” ujar Iskandar. Setelah PL disetujui, ada 3 perusahaan yang cocok memenuhi kriteria tersebut. PT Pembangunan Perumahan, PT Total Bangun Persada dan PT Waskita Karya. PT Pembangunan Perumahan menolak karena sedang mengerjakan proyek pembangunan Rumah Sakit Pendidikan UR. Sedangkan PT Total Bangun Persada

mengatakan proyek berada dibawah standar mereka. sehingga penolakanpun diajukan. Tinggal PT Waskita Karya yang dipandang memenuhi kriteria PL untuk proyek ini. Gayung bersambut, Iskandar mendapat panggilan untuk datang ke ruang ULP. “Ada pihak dari PT Waskita Karya yang mau ketemu waktu itu,” cerita Iskandar. Di tempat pertemuan itu ada RSW yakni Manager Marketing PT Waskita Karya dan Safrihardi, PNS Dinas Pekerja Umum Riau. Iskandar katakan bahwa Safrihardi pernah jadi ketua lelang di UR untuk gedung dosen Fakultas Ekonomi. “Dipertemuan itu Ruswandi bilang PT Waskita tak bisa ikut lelang karena nilai proyek tak sampai Rp 25 miliar,” ujar Iskandar. Di pertemuan itu Ruswandi memberikan tawaran. Ia bisa

membantu menjalankan proyek namun dikerjakan oleh perusahaan mitra PT Waskita. Ia katakan bahwa PT UKA Usaha Kita Abadi yang diusulkannya merupakan koperasi mitra yag semua pekerja dan peralatannya dari PT Waskita Karya. Ruswandi katakan ia menjadi komisaris di PT UKA tersebut. “Dengar itu kita yakin saja dan minta dia masukkan penawaran,” ujar Iskandar. Pada 23 Oktober, Ruswandi melengkapi administrasi berupa penyerahan data perusahaan PT UKA. Ia berikan berkas penawaran yang ditandatangani Ratna Mulyani selaku Direktur PT UKA. Iskandar katakan seharusnya Direktur langsung yang memasukkan penawaran, namun berhalangan hadir, sehingga diwakili Komisaris, Ruswandi. “Dokumennya ditandatangan atas nama Ratna,” tambahnya. Iskandar juga katakan bahwa Ruswandi pada saat pertemuan bawa surat kuasa, namun kini semua dokumendokumen sudah hilang. “Tidak ada surat kuasa dari Ratna kepada Ruswandi. Ratna sudah kita periksa, bahkan ia katakan tak pernah menandatangani dokumen terkait proyek ini,” ujar Hariwiyawan. Setelah data masuk, maka evaluasi pun diadakan. Mengecek data

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

17


perusahaan serta tenaga kerja. Saat itu Ruswandi memberikan daftar pekerja serta kartu identitas dan sertifikat pekerja di PT Waskita. Menurut Iskandar hal ini membuat mereka tambah yakin bahwa PT UKA bagian dari Waskita. “Ya Ruswandi kerja sebagai marketing disana, dia punya semua data pekerja. Ya tinggal capluk saja,” ujar Hariwiyawan. Ia menyatakan saat penyelidikan meminta keterangan saksi, tak ada yang mengetahui soal proyek tersebut. Tidak ada pemberitahuan, bahkan yang namanya terdaftar sebagai pekerja sudah pindah keluar daerah. Proses evaluasi selesai dan dibuat Berita Acaranya. Menurut Iskandar saat itu tak semua anggota Pokja yang hadir. Hanya Ekki Ghadafi, Renaldi, Effendi Sembiring, Misparman dan dirinya. Berita acara ini berisi absen yang harus ditandatangani Direktur. “Saya serahkan ke bagian administrasi biar Pokja lain dan Direkturnya menyusul tandatangan,” ujar Iskandar. Keesokan hari, tandatangan tim Pokja yang tak hadir, Zulfikar, Mawardi dan Rudiman sudah dibubuhkan dilembar absen. Tandatangan Direktur PT UKA juga ada. Proses berlanjut dengan perjanjian kontrak dan pencairan dana. “Dokumen dari Ruswandi direkayasa dan tandatangan dipalsukan. Direkturnya juga sama sekali tak pernah hadir dalam pertemuan,” jelas Hariwiyawan.

HARIWIYAWAN JELASKAN TIMNYA MENYELIDIKI KASUS INI LEBIH DALAM. Ruswandi tak hanya menyalahgunakan wewenang, namun ia juga melakukan rekayasa dan pemalsuan dokumen. Secara garis besar Hari jelaskan penyalahgunaan wewenang terkait jabatannya sebagai Komisaris di PT UKA. Namun ia mengatas namakan tindakannya sebagai Direktur. “Tanpa surat kuasa,” ujar Hariwiyawan.

18

“Dokumen dari RSW direkayasa dan tandatangan dipalsukan. Direkturnya juga sama sekali tak pernah hadir dalam pertemuan,” jelas Hariwiyawan. Sedangkan rekayasa dan pemalsuan dokumen berkaitan dengan berkasberkas dari PT UKA. Kesemuanya tanpa diketahui oleh Direktur, Ratna Mulyani. Data perusahaanpun dimanipulasi dengan gunakan data dari 14 karyawan PT Waskita. RSW juga memalsukan surat perjanjian sewa peralatan. “Kita saat ini kerjasama dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk audit investigasi kerugian negara akibat tindakan ini,” ujar Hariwiyawan. Ia juga jelaskan telah melakukan kunjungan kelapangan untuk mengecek fakta pekerjaan. Yang ditemukan banyak bagian gedung yang retak serta ada penambahan dua tiang diluar kontrak yang disepakati. Mantan Kepala Bagian Umum dan Perlengakapan FISIP, Ekki Ghadafi katakan tandatangan dipalsukan adalah masalah internal perusahaan. Yang ia ketahui selaku salah satu tim Pokja lelang ini, uang sudah dikirim ke rekening yang bersangkutan. “Saya pernah lihat bukti pengiriman uang pembangunan gedung itu ke Ratna,” ujar Ekki. “Ya itu pandai-pandai RSW, waktu kita tanya yang di Kuansing— Ratna—tidak tahu sama sekali,” ujar Hariwiyawan. Kini Hariwiyawan pindah tugas ke Polda Riau, tugasnya digantikan Ajung Komisaris Polisi Aryo Bimo. Ia jelaskan sampai saat ini tidak ada indikasi perkara akan dihentikan. “Tidak ada peti es, perkara jalan terus,” ujar Aryo. SEPULUH MENIT KAMI BERBINCANG DENGAN YUDI UNTUK DAPATKAN INFORMASI SOAL RATNA. Namun karena tak tahu banyak hal, jawaban yang diharapkan tak kunjung di dapat. Tiba-tiba seorang lelaki mendekati

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Yudi dan keduanya langsung berbicara. Terdengar lelaki itu menanyakan siapa kami dan apa tujuan datang ke rumah itu. Yudi menjelaskan kami mencari Direktur PT UKA. “Kita tidak tahu orang itu pakai perusahaan kita,” ujar lelaki tersebut. Ia mengaku sebagai anak dari Ratna dan bekerja di Polres Kuansing sebagai Penyidik bidang korupsi. “Apa hubungan antara Ruswandi dengan Ratna?” ketika pertanyaan ini terlontar, ia nyatakan tak ada hubungan antar keduanya. Ia pun tak mengenal Ruswandi. Menurut keterangan Hari, antara Ruswandi dan Ratna memiliki hubungan kekerabatan dimana Ratna adalah kakak ipar Ruswandi. Ia jelaskan bahwa PT UKA adalah milik Ratna sejak dulu. Kantornya beralamat di Jalan Abdul Rauf. Tak pernah pindah. Ketika kami meminta untuk dapat dipertemukan dengan Ratna, ia menolak. Alasannya Ratna sering sakit sejak adanya kasus ini. Lelaki yang akhirnya diketahui sebagai menantu dari Ratna ini katakan mereka tak tahu sama sekali terkait proyek, tandatangan atau pemalsuan dokumen. Mereka saja kaget saat mendapati surat panggilan dari Polres Pekanbaru. Saat kami hendak mengambil foto bangunan kantor dari PT UKA, menantu Ratna tersebut tidak memperbolehkan kami. Kru bahana sudah mencoba 3 kali mengkonfirmasi Ruswandi di tempatnya bekerja PT Waskita Karya di jalan Sutomo. Namun tidak pernah jumpa. Edi, karyawan di Waskita karya katakan “Ruswandi jarang masuk kantor. Tak tahu kemana.”


MENDATAR

MENURUN

1. Syair ungkapan dukacita 3. Crow 5. Tawaran (eng) 7. Makanan khas Jepang berbahan kedelai 8. Sandiwara panggung 9. Besar (Sinonim) 11. antara protagonis dan antagonis 14. Rentang waktu 15. Padang rumput di Argentina 16. Kol

1. Uap air 2. Rumah asli eskimo 3. Jenis batuan beku dalam 4. Hewan endemik Australia 6. Proses peragian tempe 9. Simpanan dokumen 10. Lonceng 12. Sedekah 13. Penampilan musik

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

19


KANTOR KITA SEKARANG LAGI SEPI. Anggota saya suruh kejar ahli ke Bandung biar cepat selesai,” ucap Komisaris Polisi Hariwiyawan Harun.

Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi nasional. Hasilnya, Inspektorat menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan dan Jasa Pemerintah (LKPP).

Hariwiyawan Harun— Mantan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru— bersama Penyidik lainnya sedang menangani kasus penyalahgunaan wewenang oleh seorang Komisaris Perusahaan, pada pembangunan gedung Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau. Selain itu juga terjadi rekayasa atau pemalsuan dokumen perusahaan oleh RSW— Komisaris PT. Usaha Kita Abadi atau UKA sebagai perusahaan pengerjaan proyek.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama Pokja jasa kontruksi Unit Layanan Pengadaan atau ULP langsung disuruh konsultasikan masalah itu. Mereka tanyakan apa yang harus dilakukan setelah dua kali lelang gagal. Sesuai dengan formulir isian yang dibuat Deputi Layanan Hukum dan penyelesaian Sanggah LKPP menyarankan KPA melakukan PL kepada penyedia yang berkompeten. PPK dan Pokja supaya berikan rekomendasi tertulis untuk melakukan PL.

Awalnya terkait pembangunan gedung Pasca ini diadakan pelelangan. Namun tidak ada yang mendaftar, dan akhirnya dinyatakan lelang gagal. Diberikanlah laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran atau KPA, mantan Rektor UR Ashaluddin Jalil. Ia memberikan rekomendasi kepada Kelompok Kerja atau Pokja untuk melakukan lelang ulang. Saat itu juga dilakukan lelang ulang, pengumuman pelelangan umum pasca kualifikasi. Jadwal akhir kirim berkas 16 Oktober 2012.

Dari sinilah persoalan muncul.

Sampai tanggal akhir pengiriman Pokja membuka dokumen penawaran informasi terhadap penawaran yang masuk. Ada empat belas perusahaan yang mendaftar. Namun hanya empat perusahaan yang kirim data lengkap. Ada PT Eli Baskowi Kara, PT Daya Tama Beta Mulia, PT Indah Harisanda dan PT Rama Wijaya. Setelah diperiksa, dua perusahaan tidak lolos dalam proses evaluasi administrasi dan dua lagi dievaluasi teknis. Tidak ada perusahaan yang memenuhi syarat, hari itu juga Pokja buat hasil evaluasi kedua. Isinya tidak ada penawaran yang lulus dievaluasi administrasi dan teknis. Lelang kedua dinyatakan gagal. Hasilnya dilaporkan ke KPA 17 Oktober dan dilakukan konsultasi dengan

20

Tanpa sepengetahuan Ratna Mulyani—Direktur PT UKA yang juga kakak iparnya—Ruswandi memakai nama perusahaan. Ia juga menandatangani semua berkas administrasi yang diperlukan untuk dapat PL pembangunan gedung Pasca Sarjana. Ruswandi tanda tangan di atas nama Ratna Mulyani. Hari jelaskan saat ini timnya terus melakukan pengembangan kasus terhadap hasil audit investigasi yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan atau BPKP Perwakilan Riau. Dari hasil audit diperkirakan sebesar Rp 1,6 miliar jadi nilai kerugian negara akibat dari pembangunan gedung pasca sarjana tersebut. Agustus lalu, sebelum Hariwiyawan pindah tugas Ke Polda Riau, bersama seorang Penyidik, menjelaskan kasus ini pada kru Bahana Mahasiswa, Suryadi, Ahlul Fadli dan Jeffri Sianturi.

Bagaimana awal mula pemalsuan itu dilakukan? RSW itu sebagai marketing di PT Waskita Karya. Awalnya perusahaan ini yang diminta oleh PPK—Pejabat Pembuat Komitmen—untuk

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

BEDA yang Tanda Tangan melaksanakan proyek pembangunan gedung Pasca Sarjana FISIP. Karena perusahaan ini tidak sanggup melaksanakan proyek, Ruswandi lalu menawarkan PT UKA sebagai pelaksana kegiatan. Ruswandi sebagai Komisaris di PT UKA. Lalu? PT UKA diminta untuk melengkapi administrasi. Pada 23 Oktober 2012. Ruswandi menyerahkan profil PT UKA kepada Pokja—Kelompok Kerja— Kemudian Pokja berikan gambar rancangan gedung, daftar analisa harga dan peraturan pekerjaan fisik. Pada 24 Oktober 2012 Ruswandi berikan dokumen penawaran PT UKA dengan merekayasa dokumen dan tanda tangan.


yang jadi ahi teknis adalah karyawan PT Waskita Karya.

Hariwiyawan di ruang kerjanya. Foto : Istimewa

Setelah itu?

NAMA Tak Jadi Soal Rekayasa bagaimana? Nama Direkturnya Ratna Mulyani, tapi yang tanda tangan Ruswandi. Ruswandi mengakui itu. Apa keterangan Ratna Mulyani saat diperiksa? Ratna Mulyani saat diperiksa tidak tahu menahu soal proyek itu. Ruswandi memakai nama temantemannya di PT Waskita Karyawa sebagai karyawan di PT UKA. Padahal itu tidak betul. Ruswandi punya kartu identitas hingga ijazah temantemannya. Saat kami tanya satu persatu nama-nama tersebut, mereka bilang tidak ada pemberitahuan tentang proyek itu. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang pindah keluar daerah.

Pada 25 Oktober 2012, Pokja jasa kontruksi melaksanakan klarifikasi dan negosiasi ke PT UKA yang dihadiri RSW. Hasilnya, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan dan tata cara perhitungan biaya telah sesuai dengan harga penawaran Rp. 9.362.332.000. Dinegosiasi jadi Rp 9,3 M. Klarifikasi hanya membandingkan fotokopi dokumen penawaran dengan dokumen yang dibawa Ruswandi tanpa dilakukan pembuktian. Lalu apa yang dilakukan oleh Pokja? Untuk melengkapi administrasi Penunjukkan Langsung atau PL, Pokja Unit Layanan Pengadaan membuat dokumen berita acara rapat klarifikasi dan negosiasi disertai daftar hadir. Disitu ada nama dan tanda tangan tujuh orang Pokja, nama Ratna Mulyani, Direktur PT UKA namun ditanda tangani oleh Ruswandi. Penandatanganan dilaksanakan diruang ULP. Kapan kontrak mulai disepakati? 31 Oktober 2012, PPK dan Ruswandi menandatangani surat perjanjian pelaksanaan kerja kontrak. Ruswandi tetap memberi tanda tangannya di atas nama Ratna Mulyani tanpa ada surat kuasa. PPK dan Pokja juga tidak pernah meminta itu. Kenapa Pokja tidak meminta surat kuasa? Fakta memang terima saja. Mereka tidak ada yang mempermasalahkan. Saat diperiksa, ada yang menjawab saat itu hanya ikut tanda tangan, tidak ada melihat tanda tangan itu. Ya, terserah mau lihat atau tidak. Faktanya memang seperti itu. Fakta kontrak ? Di kontrak Direktur PT UKA ya Ratna Mulyani, tapi kan yang tandatangan Ruswandi. Panitia tahu yang menandatangi kontrak adalah Ruswandi, karena Ratna Mulyani tidak mengetahui pekerjaan itu. Faktanya PT UKA tidak pernah melakukan pekerjaan. Dalam kontrak

Fakta Pekerjaan ? Hasil pengecekan yang pertama kali dilapangan ditemukan bagian gedung yang retak. Saat datang yang kedua kali ditemukan ada penambahan dua tiang baru yang bukan merupakan hasil pekerjaan 2012. Tidak ada dalam kontrak. Pendamping bilang masih masa retensi. Kok retensi, masanya kan cuma enam bulan. Kita tanya siapa yang kerjakan, dia bilang PT Waskita masih bertanggung jawab. Kenapa ada kunjungan sampai dua kali? Saya lupa saat itu ada kegiatan apa disana. tapi kita sering kesana ‘jemput bola’ ketika mau minta data ke ULP, jadi sering ke UR. Saat lihat ke gedung pasca sarjana, ada penambahan tiang diluar kontrak. Mereka bilang itu hanya mempercantik. Yang jelas tidak ada dalam kontrak. Ruswandi ada yang bantu? Karena tidak punya karyawan, Ruswandi minta bantuan AG pensiunan karyawan Waskita Karya. AG diminta jadi tim pendukung dilapangan dan mencari pekerja. Ada juga minta bantuan dana dengan pengusaha yang tinggal di Bengkalis karena Ruswandi butuh dana. Saat diperiksa ia membenarkan ada bantu biayai perusahaan. Sejauh ini ada unsur pidana lain ? Dari awal ada unsur melawan hukum. Kita masih fokus terhadap kerugian negara yang disampaikan BPKP dari hasil audit investigasi senilai 1,6 M. Tapi nanti akan diperkuat ahli dari pihak Kementrian Pekerjaan Umum. Surat sudah sampai disana anggota sudah saya suruh kejar ke Bandung.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

21


KONTRAKTOR HILANG, KELAS BARU MELAYANG

Hilangnya kontraktor sebabkan ruang kelas baru yang direncanakan tak rampung. Penyelidikan dihentikan karena kerugian negara sudah dikembalikan.

Oleh Suryadi Lahan kelas yang tidak jadi dibangun. Foto : Rizky BM

P 22

PADA 2011 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PUNYA KEINGINAN. Menambah Ruang Kelas Baru atau RKB jadi rencana. Ditujukan untuk jadi ruang kelas bagi para mahasiswa yang jumlahnya terus bertambah tiap tahun. Lokasinya sudah ditetapkan. Di sebelah mushalla fakultas, dekat dengan homestay Mahasiswa Pecinta Alam Sakai FISIP. Empat ruangan akan dibangun. Keinginan ini diamini dengan siapnya dana pembangunan sebesar Rp 900 juta. Sumbernya dari dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Nasional atau BOPTN. Dibuatlah pengumuman untuk lelang perusahaan penyedia jasa dan barang yang berminat kerjakan proyek ini. Proyek pembangunan RKB di FISIP UR.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Seperti biasa proses lelang berjalan, setelah diumumkan perusahaan yang berminat mendaftarkan diri dan ajukan penawaran. Dari perusahaan yang mendaftar dan lulus evaluasi administrasi maupun teknis, terpilih CV Siak Setia Jaya. Perusahaan ini yang selanjutnya akan membangun ruang kelas tersebut. Tapi yang jadi soal, bisakah bangunan itu selesai dalam 2 bulan?

SIANG HARI DIPENGHUJUNG AGUSTUS. Bermodalkan informasi dari lpsesiak.go.id dua kru Bahana melakukan perjalanan ke Kabupaten Siak Sri Indrapura. Tujuannya hanya satu, mencari kantor CV Siak Setia Jaya di Suak Lanjut nomor 52. Itulah alamat perusahaan yang tertera si LPSE Siak. Dengan sepeda motor kru bahana menempuh perjalanan sekitar 2 jam


menuju Siak. Setibanya disana, kami mulai mencari daerah Suak Lanjut dengan bangunan nomor 52. Namun alamat ini tak ditemukan. Ketika bertanya pada seorang siswi sekolah menengah atas, ia beritahu kembali ketitik awal masuk jalan. Karena jika kami teruskan perjalanan, hanya rumah penduduk yang didapat. Berbalik arah jadi pilihan. Penelusuran kembali dilakukan, namun hasilnya masih sama saja. Nihil. Tak dapat kami temukan alamat perusahaan ini. Kembali bertanya jadi pilihan, kali ini arah yang ditujukkan Jalan Suak Lanjut di pinggir sungai Siak. Menurut lelaki yang menunjukkan arah, didaerah tersebut banyak perusahaan. “Tapi tak ada plang namanya,” ujarnya menambahkan. Tak membuang waktu, daerah yang ditunjukkan tadi segera didatangi. Banyak rumah dibangun didaerah ini. Rumah nomor 52 ditemukan, tidak besar, rumah kayu berbentuk panggung. “Ini rumah saya, bukan kantor,” ujar Muar, pemilik rumah tersebut. Kembali ke nol, perusahaan yang kerjakan pembangunan kelas FISIP tak juga didapat. Ketika kami mendatangi sebuah warung, didalamnya ada 5 lelaki yang sedang mengobrol sambil merokok. Mereka tahu CV Siak Setia Jaya dan pemiliknya bernama Nonet. “Alamatnya di Jalan Sutomo. Tanya saja dengan orang disana. Semua tahu dengan Nonet,” ujar lelaki di warung itu. Alamat yang ditunjukkan kembali didatangi. Dan kali ini tepat. Memang tak ada plang yang menyatakan rumah itu adalah kantor sebuah perusahaan kontraktor. “Bapak lagi diluar, setelah dzuhur baru pulang,” ujar istrinya. Hingga dzuhur Nonet tak juga kembali. Kami disarankan untuk mencarinya di masjid Jalan Sutomo tersebut. Ia memang berada disana. Setelah perkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan kami, ia bersedia diwawancara.

Rumah Muar di jalan Suak Lanjut No.52. Foto : Jeffri BM

Jamarusen nama asli Nonet. Ia mendirikan perusahaan ini sejak 2003 dan membenarkan soal adanya lelang di FISIP UR. Perusahaannya menjadi pemenang untuk bangun kelas. Namun muncul masalah usai ia dinyatakan sebagai pemenang lelang. Setelah dapatkan kontrak proyek tersebut, perusahaan tak segera mengerjakan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi terkait kurangnya sumberdaya manusia yang bekerja. Waktu dua bulan semakin mepet dan fakta pekerjaan belum terlihat. Nonet dipanggil Hery Suryadi, saat itu ia menjadi Pembantu Dekan II FISIP. “Saya dimintai penjelasan kenapa pekerjaan tidak berjalan

sebagaimana mestinya,” ujar Nonet. Setelah bertemu dengan Hery tersebut, ia dipertemukan dengan Ekki Ghadafi. Lalu Ekki memperkenalkannya kepada Joko. Dengan kontraktor ini, perusahaan Nonet mulai membangun kelas tersebut. “Yang saya pertemukan dengan dia bukan Joko tapi Romi Sakirman,” ujar Ekki yang kini menjabat Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Hukum. Ia jelaskan alasannya mempertemukan kontraktor dengan Nonet karena hanya ingin membantu. Pasalnya usai penandatanganan kontrak, tak ada pekerjaan yang dilakukan. “Tapi ujung-ujungnya proyek itu tak selesai juga,” tambahnya.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

23


Saat dapat kesempatan bertemu Syukur, kru Bahana tanyakan kebenaran informasi. Syukur katakan ia dapat informasi itu dari Hendri. Sebab saat itu ia bertugas meliput berita di Kejari. “Saya bicara langsung dengan dia. Tapi sekarang kelanjutan kasusnya tak tahu, sebab Hendri sudah pindah,” ujarnya. Mengkonfirmasi berita di media tak dapat titik terang. Konfirmasi pihak kejaksaan harus dikejar.

Bekas kantor nonet sekarang ditinggali keluarganya. Foto: Jeffri BM

Ekki katakan, ia kenal dengan Romi karena ia turut mengerjakan pembangunan gedung Gelanggang Remaja—sekretariat lembaga mahasiswa—di FISIP.

BERITA TERKAIT PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KELAS BARU FISIP INI TERSIAR SETAHUN YANG LALU. Namun tak ada yang jelas memberitakan kelanjutan kasus ini.

“Soal kasus Hery Suryadi itu kami tak tahu, tak pernah ditangani disini. Yang ada dulu Yohanes Oemar ada,” ujarnya. Ia beritahu jika masih mau mencari, coba dicek kebagian pidana khusus. Orang yang ditemui Abdul Farid. Kami kembali di oper ke staffnya, Ari. Pertanyaan yang sama, dan ia katakan tak tahu soal kasus ini. “Banyak yang baru disini, saya juga tak pernah dengar kasus itu. Coba saja surati untuk meminta data,” usulnya.

Merealisasikan usulan, surat permintaan data diajukan terkait kasus yang dimaksud. Menanti Media riauaksi.com memberitakan, konfirmasi, kami datangi Hendri Hanafi, Kepala Seksi Intelejen riauaksi.com. Mencari wartawan Kejaksaan Negeri Pekanbaru—Kasi yang menuliskan berita tersebut. Intel Kejari—tengah tangani kasus di Dari penjelasan wartawan dimedia UR. Dugaannya penyelewengan ini diperoleh penulisnya adalah dana yang melibatkan mantan Muhammad Syukur dan editornya Pembantu Dekan II FISIP kala itu. Evi Endri atau Ombak. Hery Suryadi. Hanya itu tanpa ada Syukur tengah dilapangan, kami penggalian lebih dalam mengenai temui editornya, Ombak. Ketika duduk perkara dan penyelewengan ditanya kejelasan informasi kasus ini dana apa. ia katakan bukan dia editornya, Usaha mendapatkan konfirmasi melainkan orang lain. Tak dapat diajukan kepada Hendri. Namun kejelasan, kami datangi media sayang, ia telah dipindahkan ke Pusat lainnya yang juga beritakan informasi Pelaporan dan Analisis Transaksi sama. Adanya keterlibatan Hery Keuangan atau PPATK. Konfirmasi Suryadi dalam penyelewengan dana. dialihkan ke pengganti Hendri, Hendra Wijaya. Ia menempati posisi Media lain yang beritakan hal ini adalah politikriau.com. penulisnya Hendri sebelumnya. Menantikan giliran dapat wawancara, kru bahana Sani sudah tak bekerja disini. Tapi kami bertemu dengan editornya Ali dialihkan bertemu dengan Yasrizal, Azumar sekaligus Pemimpin Redaksi. staff intelejen. “Benar informasinya, tapi sekarang tidak tahu perkembangan kasus ini.”

24

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Saat mengecek perkembangan surat permintaan data, kami kembali berhadapan dengan Yasrizal. Ia tanya maksud surat meminta data perkara yang diajukan. Setelah dijelaskan kasus yang melibatkan petinggi FISIP kala itu baru ia paham. “Mungkin data soal kasus RKB ini,” ujarnya. Ia beritahu datang 3 hari lagi karena mereka perlu mencari berkas-berkasnya. Tiga hari berlalu, ketika dicek, Yasrizal bilang akan membalas permintaan kami dengan surat. Benar saja surat balasannya tiba dengan isi sebagai berikut. Kejaksaan Negeri Pekanbaru tidak pernah melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan penyelewengan dana Universitas Riau. Terkait dengan kasus yang melibatkan saudara Hery Suryadi yang pernah dipanggil oleh Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Pekanbaru pada tanggal 13 Juni 2012, tidak ada kaitannya dengan dugaan penyelewengaan dana Universitas Riau yang dimaksud. Sehingga kami belum bisa memberikan data yang saudara maksud. Surat ditanda tangani langsung oleh Edy Birton, SH. MH Kepala Kejaksaan Negeri Pekanbaru. Kru bahana ajukan permintaan wawancara dengan Yasrizal. Ia menolak dan katakan lebih baik wawancara Hendra. Saya sempat berbincang singkat terkait pengetahuan Yasrizal dalam kasus ini. Ia katakan masuk dalam tim bersama Hendri tangani perkara ini. Dalam penyelidikan ia bertugas


sebagai pencatat. Namun ia katakan tak ingat dengan yang dicatatnya. Mengikuti saran Yasrizal, kami kru bahana ajukan permintaan wawancara dengan Hendra Wijaya. Sembari menantikan konfirmasi dari Hendra, kami mencoba hubungi Hendri Hanafi di PPATK. Kontak Hendri tak diperoleh, namun kami bisa berkomunikasi dengan rekannya Rusli Safrudin. Melalui email saya menanyakan kesediaan Hendri beri penjelasan terkait perkara ini. Namun Rusli memberitahukan bahwa hasil koordinasinya dengan Hendri. Melalui rekannya itu, Hendri nyatakan kasus yang pernah ia tangani sepenuhnya dilimpahkan kepada penyidik Kejari. Akhirnya setelah dilempar kesana kemari untuk dapatkan penjelasan, Hendra Wijaya mau berbicara. Hery Suryadi pernah dipanggil oleh Kejaksaan Negeri Pekanbaru pada Juli 2012. Ia diperiksa terkait pembangunan Ruang Kelas Baru atau RKB tahun 2011. Dari hasil Audit investigasi BPKP Perwakilan Riau menemukan kelebihan pembayaran pada pembangunan tersebut. Dari temuan ini negara dirugikan sebesar Rp200 juta. “Kerugian Rp. 200 juta itu sudah dikembalikan ke negara,” kata Hendra Wijaya. Bukti pengembalian uang Rp. 200 juta ke negara itu lewat rekening bank Mandiri cabang Pekanbaru. Kerugian ini dikembalikan pada negara pada Agustus tahun 2012 sebelum BPKP mengumumkan hasil

Rumah Nonet sekaligus CV. Siak Setia Jaya. Foto: Jeffri BM

Pasalnya, usai menangkan proyek dan tandatangan kontrak, Nonet tak kerjakan pembangunan. “Saya harus jual Kemudian ia dikenalkan kepada mobil dan kebun kontraktor yang ia untuk ganti ketahui bernama Joko. Awalnya kerugian negara pembangunan Rp 200 juta itu,” berjalan. Sesekali Nonet datang cerita Nonet. meninjau pekerjaan.

audit pada November di tahun yang sama.

Hery Suryadi menjelaskan perkara ini pada kru Bahana via BBM. Ia membenarkan pernah dipanggil oleh Kasi Intelijen Pekanbaru terkait pembangunan Ruang Kelas Baru. Saat itu Hery menjelaskan pada Hendri Hanafi selaku Kasi Intelijen, bahwa ia tidak ada keterlibatan sama sekali dalam proyek pembangunan tersebut. “Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK saat itu Pak Yanuar. FISIP hanya sebagai penerima barang,” tegas Hery Suryadi. “Saya harus jual mobil dan kebun untuk ganti kerugian negara Rp 200 juta itu,” cerita Nonet.

Imbas dari proyek yang dimenangkannya bukanlah membawa untung bagi perusahaan CV Siak Setia Jaya. Ujungujungnya Nonet harus berurusan dengan pihak kejaksaan dan merogoh koceknya dalam-dalam.

Namun makin hari, ia makin jarang melihat para pekerjanya. “Saya terkendala jarak Siak dan Pekanbaru,” ujarnya. Efeknya pembangunan tak bisa dilanjutkan karena kontraktor melarikan diri. Ia terus berusaha menghubungi Joko tersebut tapi tak pernah ada jawaban. Ia akhirnya dipanggil oleh Kejari dan BPKP. Nonet akui ia telah lalai karena tak mengontrol pekerjaan tersebut. “Rumah kontraktor itupun sudah dijual, jaksa juga tak bisa menemukannya,” cerita Nonet. Akhirnya bangunan tak selesai, kontraktor lari dan Nonet berakhir dengan membayar kerugian negara sebesar Rp. 212.539.282 hasil dari audit. Kejari Pekanbaru langsung menghentikan penyelidikan. “Kan tidak ada lagi kerugian negara, sudah dikembalikan,” kata Hendra Wijaya.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

25


Tambak : Desa Kecil Desa Beradat Cerita kehidupan ala desa kecil yang berada di Kabupaten Pelalawan.

Oleh Suryadi

U

JUNG DARI JALAN DESA TAMBAK ADALAH SUNGAI, disebut sungai Segati, tempat masyarakat mencari ikan. Nelayan desa mencari ikan di sungai ini menggunakan jala dan ada yang memancing. Rakit dan perahu bertambat pada kayu yang dipancang dalam sungai hingga ke dasar. Rakit ini dibawa menyusuri sungai mencari lokasi yang akan disinggahi untuk mengambil ikan. Kini, mencari ikan di sungai dilakukan masyarakat dengan menyentrum ikan dalam sungai. Diantara nelayan pencari ikan terkadang harus bercekak—beradu pendapat— satu sama lain karena tidak senang dengan cara menangkap ikan yang ekstrim. Cara lainnya terkadang gunakan cara meracun ikan dalam sungai. Orang desa bilang ini tuba atau menuba. Satu pagi saya pergi kantor Camat Langgam. Ada pengumuman dilarang menuba dan menyentrum ikan dalam sungai, bagi yang kedapatan melakukan itu akan ditangkap dan diproses secara hukum.

26

Jenis ikan di sungai Segati beragam jenis. Masyarakat menamakan ikanikan ini, Toman, Baung, Gabus, Kopiek, Barau, Kalu, Singkek dan banyak jenis ikan lain. Ukuran dan berat ikan pun cukup besar bisa mencapai 8 kilogram satu ekornya. Tidak sulit untuk mendapatkan ikan di sungai ini. Thamrin warga desa Tambak katakan, dulu lebih gampang mendapatkan ikan di sungai. “Kalau mau makan ikan, cukup bawa pancing ke belakang rumah. Hanya beberapa menit sudah bisa pulang bawa ikan untuk di makan,� cerita Thamrin. Selain tempat mencari ikan, sungai juga menjadi pusat kegiatan seharihari masyarakat desa Tambak. Mencuci pakaian, mandi dan buang air. Masyarakat membuat jamban terapung di atas rakit. Tak jarang terkadang ada yang buang air di saat yang lain sedang mencuci dan mandi di sekitar rakit. Warna air sungai kecokletan dan terasa payau. Tepian sungai masih ditutupi dedaunan, ilalang dan pohon-pohan kayu. Sungai ini memiliki adat dan pantang larangan. Ada anak-anak sungai yang

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Sungai Segati. Digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Foto: Maya (Warga Tambak)

tiap tahun dilelang oleh Ninik Mamak dan tokoh adat masyarakat Desa Tambak. Proses pelelangan di mulai pada bulan puasa. Pemenang lelang berhak mengambil ikan dalam sungai yang ia dapatkan dari lelang selama satu tahun. Setelah masa lelang habis sungai dikembalikan pada Ninik Mamak. Bulan puasa tiba, lelang kembali di lakukan. Begitu Ninik Mamak menjaga sungai, sangat dilarang bagi mereka masyarakat menjual anak sungai. Uang dari hasil pelelangan bisa mencapai belasan juta rupiah dari lima belas anak sungai yang ada. Uang dari hasil lelang dibagikan pada


Masjid, organisasi Karang Taruna dan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. “Tahun ini uang sungai di pegang oleh Ketua Karang Taruna semua,” sindir Zulfikar, Bilal Masjid. DESA TAMBAK MEMILIKI RUMAH IBADAH UNTUK YANG MUSLIM. Ada satu masjid tua, Masjid Istiqamah. Ada surau kecil, dari papan dan berpanggung tepat di pinggir sungai. Sejarah berdiri surau ini karena pernah ada konflik antara suku Maliling dan Melayu. “Dulu ada sindir menyindir antar suku di sini,” kenang Zulfikar. Zulfikar disindir dibilang miskin oleh almarhum Datuk Rajo Abdul Aziz, pernah jadi Kepala Desa Tambak. Zulfikar waktu itu jadi guru ngaji di Surau Suluk. Surau ini berada di belakang Taman Kanak-kanak juga di pinggir sungai.

Sindir menyindir suku ini sampai pada rumah tangga warga lain yang kawin antara Melayu dan Maliling. Kata Zulfikar ada yang sampai cerai. Karena konflik ini mereka yang Melayu bangun surau baru dan tempat belajar mengaji pindah di surau itu. Mereka bilang ini surau dagang karena dibuat oleh pedagang. Depan surau ini ada pemakaman warga, diantara makam ada makam keramat yang selalu dikunjungi orang dari berbagai daerah, kabupaten di Provinsi Riau. Makam keramat Tuan Syekh H. Imam Syafii, Tuan Guru dari pada persulukan tariqat Naqsabandiyah. Tiap hari kedua dibulan Syawal orang-orang mengunjungi makam ini. Desa Tambak akan ramai dipadati oleh orang dari berbagai daerah, mereka memarkir kendaraan

sepanjang jalan agar bisa menuju makam keramat. Orang yang datang disambut dengan silat Pangean, silat yang dikenal berasal dari Kuantan Singingi. Pendekar desa siap berpakaian, memencak, beradu jurus, beradu kemampuan. Silat pangean desa Tambak berada di bawah perguruan pendekar Malin Kuning sekarang gurunya Saidi Marjohan. Belajar silat dibuka tiap bulan ramadhan. Selesai tarawih dan sebulan lamanya peserta belajar bela diri silat ini. Sekarang peminat silat sudah jauh berkurang. Ramadhan tahun ini hanya satu orang yang belajar. “Sudah sedikit peminat silat ini sekarang,” keluh Romansyah. Romansyah yang mengatur persilatan desa Tambak sebelum Saidi Marjohan datang dan menurunkan ilmu silat. Jumat malam, 29 Agustus 2014 diaksanakan Musyawarah Besar

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

27


ketiga silat pangean. Semua pendekar dari sepuluh laman datang ke desa Tambak. Panggung, gelanggang, tenda dan celempong disiapkan depan rumah guru menyambut kedatangan pendekar. Seyogyanya Musyawarah, pendekar membahas sebab kemunduran silat pangean dalam generasinya. “Kita sudah undang semua pendekar dan malam ini kita bahas bagaimana perguruan ini semakin baik ke depannya,” ujar Saidi Marjohan. Berbagai masukkan datang dari pendekar. “Saya usulkan kita para pendekar atau guru-guru silat turun langsung ke laman-laman agar lebih mengetahui persoalan yang terjadi,” kata Datuk Rajo Bilang Bungsu, Abdul Wahid. Jadi, Selesai ziarah tadi pengunjung makam shalat zuhur dan makan bersama yang telah disediakan Panitia. Begini tradisi masyarakat desa Tambak mengisi bulan Syawal. HARI-HARI DI BULAN SYAWAL BAGI MASYARAKAT TAMBAK LEBIH BANYAK DIHABISKAN UNTUK BERZIARAH DARI MAKAM SATU KE

28

MAKAM YANG LAIN, dari daerah satu ke daerah yang lain. Ini dilakukan mulai lepas Idul Fitri. Untuk sillaturrahmi pada sesama saudara dan kerabat dilakukan pada malam penyambutan Idul Fitri. Usai shalat isya dilakukan takbiran dari rumah ke rumah tanpa ada satu rumah pun yang terlewatkan yang disinggahi. Tiap rumah yang disinggahi disediakan makanan. “Sampai tak tolok lai makan tu,” kata Hendri masyarakat desa Tambak. Satu hari, saya dan teman Kuliah Kerja Nyata namanya Arjinal diajak Zulfikar Bilal Masjid untuk makan siang di rumahnya. Lauknya asam pedas ikan barau, rendang ayam, ada racikan mentimun sebagai tambahan. Makan bersama itu cukup membuat basah baju dan muka berkeringat karena makan yang disajikan baru saja selesai dimasak dan masih hangat. Selesai menyantap makanan kami dihidang seceret air kopi hangat. Sambil minum Zulfikar bercerita tentang petugas masjid yang dibagi-bagi berdasarkan latar belakang suku. Mayoritas suku Melayu

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

menjadi penghuni desa Tambak. Yang lain, maliling dan piliang yang kini sudah berbaur dan sulit diketahui keaslian sukunya karena sudah menggunakan bahasa Melayu daerah setempat. Jadi, dalam cerita Zulfikar, yang memegang kekuasaan sebagai Imam masjid mereka yang berlatar belakang suku Maliling. Sebagai Bilal dan Siak mereka yang bersuku Melayu. Siak sama dengan Ghorim. Ini tradisi yang turun temurun. Jika imam wafat, mereka yang Maliling rapat memilih Imam berikutnya. “Tidak boleh orang di luar Maliling ikut dalam rapat itu, kalau pun dibolehkan tidak berhak memberi keputusan,” jelas Zulfikar. Begitu juga dengan Bilal dan Siak.#

Desa Tambak, Langgam, Pelalawan, Foto: Google Maps

Surau Al-Barokah. Dulu namanya Surau Dagang. Foto: Maya


Hukum Beri Daging Qurban ke Non Muslim Oleh Ust Tajuddin Lc Imam Mesjid Arfaunnas UR HARI BESAR BAGI UMAT ISLAM pada bulan Dzulhijjah telah berlalu. Hari besar, biasa disebut Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban. Hari itu, kegiatan yang dilakukan umat muslim diawali dengan melakukan shalat berjamaah di pagi hari dilanjutkan memotong hewan qurban. Bisa berbentuk lembu, kerbau dan kambing. Setelah dipotong, panitia yang bertugas akan bagikan daging-dagingnya kepada masyarakat. Namun muncul pertanyaan, bolehkah daging qurban ini dibagikan kepada non muslim? Daging qurban secara umum dibagikan kepada tiga golongan. Pertama, orang yang berqurban. Kedua, fakir miskin sebagai shodaqoh, ketiga,kerabat, tetangga, pengunjung dan semisalnya sebagai hadiah. Dasar ketentuan ini adalah firman Allah Subhanahuwataala: “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir”. Surat Al Hajj ayat 28. Maka makanlah sebagian darinya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang mengharap. Ayat 36. Lafadz “makanlah sebagian darinya” pada surat Al-Hajj ayat 28 menunjukkan bahwa orang yang berqurban diizinkan memakan sebagian dari daging hewan yang telah diqurbankannya. Lafadz ini menjadi dalil golongan yang pertama. Perintah untuk memberi makan orang sengsara lagi fakir pada ayat yang sama yaitu lafadz “berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir” menunjukkan bahwa daging qurban diberikan kepada orang-orang fakir miskin sebagai shodaqoh. Lafadz ini menjadi dalil golongan yang kedua. Perintah untuk memberikan kepada Qoni’ dan Mu’tarr pada surat Al-Hajj ayat36 yaitu lafadz, beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang mengharap. Menunjukkan bahwa daging qurban diberikan kepada kerabat, keluarga, tetangga, pengunjung dan semisalnya sebagai hadiah. Penjelasannya, Qoni’ adalah orang yang bersikap nerima (qonaah) dengan keadaannya sehingga tidak meminta-

minta meskipun kekurangan, sementara Mu’tarr adalah orang yang mengharapkan untuk diberi daging qurban meskipun tidak meminta secara langsung. Lafadz ini menjadi dalil golongan yang ketiga. Lebih dari itu riwayat hadits menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sendiri mendistribusikan daging qurban dengan membaginya menjadi tiga bagian, sebagaimana riwayat berikut, Dari Ibnu Abbas ketika mendeskripsikan qurban Rasulullah SAW, Ibnu Abbas berkata; beliau memberi makan keluarganya sepertiga, memberi makan tetanggatetangganya yang miskin sepertiga, dan bershodaqoh kepada peminta-minta sepertiga. Riwayat Abu Musa AlAshfahany dalam Wadho’if dan beliau berkata hadis hasan. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar juga berfatwa demikian. Orang non muslim boleh diberi daging qurban tanpa membedakan non muslim. Allah memerintahkan memberi orang miskin yang sengsara dengan lafadz Al Faqirol Baais’ dan juga memerintahkan memberi Qoni’ dan Mu’tarr dengan lafadz Walmu’tarol Qoni’, semuanya disebut dengan lafadz umum dan mutlak tanpa dibatasi Muslim saja. Karena itu boleh hukumnya memberi orang non muslim daging qurban selama dia tergolong Faqir, Qoni’ dan Mu’tarr. Dalam kehidupan ada perbedaan dalam pemikiran daging qurban buat non muslim bagi para ulama, sebagian membolehkan. Lainnya berpandangan kalau itu makruh juga ada yang anggap kalau itu rukhson, keringanan. Mereka diantaranya, Al Hasan dan Abu Tsaur pembagian itu rukhson. Imam Malik berpendapat boleh saja diberikan tapi jika diberikan selain non muslim akan lebih baik. Berbeda sedikit dengan pandangan dari Imam Al laits yang sebutkan hal itu makruh apalagi jika itu sudah masak. Juga Syekh Ibnu Qudamah katakana, kalau memberikan daging kepada non muslim kedudukan disamakan dengan memberikan sedekah. Pemberian daging Qurban boleh diberikan kepada orang non muslim, hal ini didasarkan keumuman firman Allah surat Al Muntahanah ayat 8 Artinya : Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Surat ke 60 ayat 8. Begitu juga perintah nabi kepada Asma’ Binti Abi Bakar yang merasa damai untuk tetap memberi harta kepada ibunya walau dalam keadaan non muslim. Jadi, secara umum para ulama cenderung pada pendapat membolehkan. Khususnya bila non-Muslim itu termasuk fakir yang sangat membutuhkan bantuan atau tinggal di tengah-tengah masyarakat Muslim.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

29


Bedanya Najwa Menyampaikan Berita

“

SAYA NAJWA SHIHAB, TUAN RUMAH MATA NAJWA�.

Kata-kata ini telah familiar didengar oleh penikmat setia acara talkshow yang dibawakan oleh Najwa. Presenter dan reporter yang telah malang melintang didunia jurnalistik. Perempuan yang tidak percaya

diri dengan rambut berantakan ini telah memiliki program khusus di salah satu televisi swasta, Metro Tv. Mata Najwa nama program yang sudah tayang sejak 25 November 2009. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini percaya bahwa menyaksikan sebuah berita ditelevisi hanya gunakan kedua mata saja tidak cukup. Magister hukum dari Universitas Melbourne ini tetapkan, selain indra penglihatan, mata, ada mata lainnya yang harus digunakan juga. Mata akal dan mata hati. Jadilah programnya ini sebagai media lain untuk menikmati berita dengan cara berbeda.

Najwahihab. S Foto :

Topik yang dibahas dalam program ini kebanyakan adalah persoalan politik. Bagi tim produksi, hal ini jadi tantangan besar. Bagaimana cara agar permasalahan politik dapat dicerna oleh berbagai kalangan yang menikmati acara. Pertanyaan besar yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh tim serta Najwa sendiri. Dengan mengedepankan prinsip kredibilitas, serta hadirkan pembicara yang tepat, program ini terus berlangsung hingga kini.

Internet

Najwa dengan ciri khas tatapan mata yang tajam memperhatikan pembicara dapat terlihat selama program berlangsung. Tangannya yang sesekali menuliskan kata-kata dicatatan serta pertanyaannya yang tajam dan cerdas ia lontarkan membuat program ini pantas

30

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

disaksikan. Hal ini membuat Fenty Effendi mengabadikan perjalanan acara ini serta topik yang dibahasnya dalam buku Mantra Layar Kaca. Mantra ini bukan soal jimat yang dibaca acap kali tampil dipanggung mewah. Bukan pula intrik khusus agar acara tampil mulus. Mantra layar kaca sebagai substitusi rahasia sukses penyelenggaraan Mata Najwa lima tahun belakangan. BAB PERTAMA DIMULAI DENGAN EPISODE DUNIA DALAM KOTAK AJAIB. Fenty mengabadikan episodeepisode awal Mata Najwa yang mengangkat berita heboh penghujung tahun 2009. Namun program ini tidak hanya menghadirkan informasi terkait berita heboh saja. Ia mengulas peran media massa yang telah lari dari substansinya. Loyalitas kepada publik. Mata Najwa mengkritisi tanggungjawab jurnalis yang abai. Isu terhangat tahun itu cerita soal Bank Century, episode dalam Mata Najwa mengangkat tajuk Century for


sebutan Cicak versus Buaya jilid satu. Setelah banyak membahas isu-isu politik terhangat, Mata Najwa terjebak. Tim menyadari isu yang dibahas selalu saja menyoal politik. Memang konsep dari program ini tidak memihak dalam bahas suatu masalah. Tidak pro ataupun kontra. Istilah Najwa “Bukan debat yang noise, asal berisik, melainkan membawa voice, suara.” Dicari solusi menghadirkan informasi yang lebih ringan untuk pemirsa dengan hadirkan episode Masih adakah Si ‘Bung’?Episode ini membahas kisah-kisah inspiratif Bung Hatta yang dapat dijadikan suri tauladan bagi generasi masa depan. Cerita lengkap episode-episode serta foto ataupun analisa permasalahan selalu dihadirkan ditiap bab oleh Fenty.

Judul

: Mantra Layar Kaca

Tahun Terbit

: 2015

Penulis

: Fenty Effendy

Penerbit

: Media Indonesia Publishing

Tebal Halaman

: 325 hlm; 23x18 cm

Dummies. Kasus kucuran dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun ke Bank Century. Perhatian publik tersita kala itu. Banyak pertanyaan yang harus dijawab. Sayang, tokoh utamanya Wakil Presiden saat itu Budiono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak hadir. Hanya Jusuf Kalla yang hadir. Jawaban terhadap pertanyaan rakyat tak diperoleh kala itu. Cerita lainnya dibahas dalam episode Republik Maling. Wawancara pertama dilayar kaca Anggodo Widjojo. Tersangka penyuapan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Candra Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Belakangan kasus ini dikenal dengan

Adapula episode dengan tema Inspirasi negeri. Kali ini mengulik tokoh berpengaruh yang membuat perubahan inspiratif untuk siapa saja. Hadirkan Tri Rismaharini, Walikota Surabaya. Ia buat perubahan besar di kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia itu. Membuat taman-taman baru, efisiensi anggaran dengan sistem elektronik terpadu dan kegigihannya menutup lokalisasi Dolly. Tak hayal, ia terima 51 penghargaan nasional maupun internasional. Termasuk, Mayor of the Month atau walikota terbaik di dunia. Namun Risma kembali hadir dalam Mata Najwa edisi wali pilihan kota saat itu tersiar kabar Risma akan mundur dari jabatannya di Februari 2014. Pasalnya PDIP, partai pengusung Risma menunjuk kadernya Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Walikota Surabaya. Wisnu adalah anggota DPRD yang mendukung pemakzulan terhadap Risma pada 2011 silam. Alasannya, Risma menaikkan pajak reklame dijalan protokol Surabaya. Risma tak kuasa menahan keterlibatan emosinya dalam memimpin Surabaya. Dia hanya terisak tangis saat Najwa bertanya soal keputusan mengundurkan diri.

Usai tayang, dukungan pada Risma datang. Dukungan publik lewat social media memintanya bertahan. Bahkan dukungan terus mengalir hingga berhari-hari. Sampai memantik Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri berkunjung ke Surabaya dan minta Risma bertahan. KISAH-KISAH TIAP EPISODE MATA NAJWA TERUS DIBAHAS FENTY DARI BAB KE BAB.Mulai dari awal mengudara hingga saat pemilihan Presiden Indonesia ketujuh berlangsung. Mata Najwa berusaha berikan pencerahan dan pemahaman kepada masyarakat terkait kedua pasang calon orang nomor 1 Indonesia. Tetap pada moto awalnya menghadirkan berita dengan cara berbeda. Menggunakan mata akal dan mata hati untuk dapat memahami sebuah informasi. Fenty bisa mendokumentasikan semua hal yang terjadi selama program berjalan karena peroleh kesempatan emas. Ia diperbolehkan ikuti proses persiapan sampai show selesai. Di studio maupun luar studio. Dengan perspektif pihak ketiga, memandang Mata Najwa secara independen. Mantra layar kaca disajikan secara atraktif. Kendati terdiri dalam beberapa episode dengan tema berbeda, ia meramu semuanya baik. Foto-foto terbaik saat show menambah kesan pembaca berada dalam pertunjukan itu. Catatan Najwa setiap episodenya, berima, penuh makna juga ditampilkan. Dilengkapi catatan berisi informasi, analisis masalah yang diangkat dan acara Mata Najwa dari pihak ketiga dapat menambah pengetahun pembaca. Kekurangan dalam buku ini, Fenty dapat terus menceritakan isi dari program, namun pembaca kurang dapat gambaran bagaimana proses sebelum dan sesudah program mengudara. Namun tetap saja, buku ini layak dibaca untuk mengkilas kembali topik yang pernah disajikan Najwa Shihab. Selamat Membaca.#Eko Permadi

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

31


Istana Kerajaan Gunung Sahilan. Foto : Agus BM

Wewenang Mengatur Adat Istiadat pada Khalifah Kuntu Menyibak sejarah kerajaan Gunung Sahilan di Rantau Kampar Kiri. Mulai dari penaklukan oleh Majapahit hingga lahirnya Kerajaan Pagaruyung. Sampai membahas aturan-aturan adat yang berlaku di kerajaan tersebut.

Oleh Agus Alfinanda

B

ANGUNAN SIMETRIS ITU TERLIHAT BERBEDA DARI BANGUNAN DI SEKELILINGNYA. Atapnya berbentuk limas dengan dua kubah di atasnya. Melihat arsitekturnya, ia bagaikan dua bangunan yang dijadikan satu. Sebab terjadi renovasi pada 2010 yang mana perbaikan hanya dilakukan di bagian depan. Sementara bagian belakang masih terlihat seperti sediakala ia baru dibuat.

32

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Ia biasa disebut Istana Kerajaan Gunung Sahilan. Terletak di Kecamatan Gunung Sahilan yang sekarang menjadi bagian wilayah administrasi Kabupaten Kampar. Gunung Sahilan merupakan pemekaran dari Kecamatan Kampar Kiri. Sekarang istana ini dijaga Azirman yang menikahi Sarbiati, cucu dari raja terakhir, Tengku Sulung. DITULISKAN SEJARAH DALAM BUKU ADAT ISTIADAT KAMPAR KIRI YANG DITULIS TENGKU HAJI IBRAHIM, Sekretaris Kerajaan Gunung Sahilan pada 1939. Raja pertama Kerajaan Gunung Sahilan merupakan keturunan Raja Pagaruyung, bernama Tengku Yang Dipertuan Bujang Sakti bergelar Sultan Panyubayang.


Memerintah sejak 1700 hingga 1730. Dalam buku itu Kerajaan Gunung Sahilan juga ditulis sebagai Kerajaan Kampar Kiri. Dalam portal media Melayuonline.com, sebelum Kerajaan Gunung Sahilan berdiri, di wilayah Kampar Kiri pernah berdiri satu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan. Pemerintahan ini bernama Kesultanan Kuntu. Kesultanan Kuntu didirikan oleh Kesultanan Aru Barumun yang telah memeluk Islam. Kesultanan Aru Barumun sendiri didirikan oleh kerajaan Samudera Pasai pertama, Sultan Malik As Saleh pada 1299. Wilayah Kesultanan Kuntu dialiri sungai Kampar. Sungai ini menjadi bandar perdagangan rempah-rempah pada masa kekuasaan Kesultanan Aru Barumun. Sungai lain yang juga merupakan satu garis perdagangan adalah sungai Batanghari. Kedua sungai ini menjadi jalur perdagangan yang banyak dikunjungi pedagangan mancanegara. Termasuk India dan Gujarat. Kedua sungai ini juga merupakan urat nadi perekonomian Kerajaan Darmasraya sebelum ditakluk oleh Kesultanan Aru Barumun. Masih dalam Melayuonline.com, takluknya Kesultanan Kuntu tidak terlepas dari ekspedisi Pamalayu dua yang dilancarkan oleh Kerajaan Majapahit. Sebelum Kerajaan Darmasraya takluk di bawah kekuasaan Kesultanan Aru Barumun, Kerajaan Darmasraya yang dipimpin oleh Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa terlebih dahulu tunduk atas ekspedisi Pamalayu satu yang dilancarkan oleh Kerajaan Singasari. Atas keberhasilan Kerajaan Singasari, Dara Petak dan Dara Jingga putri Raja Darmasraya dikirim ke Jawa dan menikah dengan Raden Wijaya. Raden Wijaya lalu mendirikan Kerajaan Majapahit karena Kerajaan Singasari telah runtuh. Kerajaan Majapahit semakin berkembang di tanah Jawa. Mengetahui Kerajaan Darmasraya dikuasi oleh Kesultanan Aru Barumun, Kerajaan Majapahit melancarkan ekspedisi Pamalayu dua. Ekspedisi ini dipimpin oleh Adityawarman anak dari Adwayawarmma, petinggi kerajaan Majapahit. Adwayawarmma juga menikahi anak Raja Darmasraya bernama Dara Jingga. Aditywarman berhasil mengambil alih kekuasaan Darmasraya dari Kesultanan Aru Barumun pada 1347. Termasuk berhasil menaklukan Kesultanan Kuntu pada 1349. Dengan kata lain, sungai Kampar Kiri dan sungai Batanghari berhasil dikuasai. Adityawarman lalu mendirikan Kerajaan Pagaruyung. Berdirinya kerajaan gunung sahilan dibagi dalam lima luhak. Masing-masing luhak Kuntu, luhak Ujung Bukit, luhak Batu Sanggan, luhak Ludai dan Luhak Gunung Sahilan. Tiap luhak dipimpin seorang Khalifah dan diberi tanggung jawab dan wewenang yang berbeda. Khalifah di Gunung Sahilan diberi kewenangan mengurus hal-hal dalam istana seperti perencanaan,

jadwal pertemuan kunjungan raja dan segala sesuatu yang menyangkut istana. Khalifah Ujung Bukit berwenang mengatur urusan keagamaan. Mengurusi masalah keamanan merupakan kewenangan Khalifah Batu Sanggan. Khalifah yang tidak diberi kewenangan apa pun adalah Khalifah Ludai. “Karena dia anak Raja,” kata Bustamir. Bustamir seorang Khalifah di Kuntu yang dalam masa Kerajaan Gunung Sahilan diberi kewenangan mengurusi masalah adat istiadat. Khalifah Kuntu pertama yang menjabat bergelar Datuk Rajo Godang. BERKAITAN DENGAN ADAT ISTIADAT, ada aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan hewan dan manusia dan alam. Dalam hal hubungan manusia dan alam, adat istiadat mengatur urusan dalam hal mengelola hutan ulayat. Kata Bustamir, alam itu anugerah Tuhan dan harus dilestarikan. “Hancur hutan hancur pula lah binatang,” tegas Bustamir. Dalam hal mengelola hutan ulayat, masyarakat Kerajaan Gunung Sahilan mengenal sistem pancung alas. Pancung alas merupakan sistem bagi hasil antara pengolah hutan ulayat dengan pengelola. Pengelola hutan ulayat dipercayakan pada Penghulu suku. “Pengulu suku itu tidak satu orang, kalau satu orang habis hutan dijual,” kata Bustamir sambil tertawa. Dalam buku Ensiklopedia Kebudayaan Melayu Riau yang disusun oleh tim Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kemasyarakatan Universitas Riau, pemakaian hasil-hasil hutan telah diawasi sedemikian rupa dengan keharusan meminta izin dengan Penghulu Negeri atau pembesar adat seperti Datuk. Ada ungkapan dalam hal pengolahan alam. Kehutan berbunga kayu, ke ladang berbunga emping, ke jurang berbunga pasir, ke tambang berbunga emas, dan kelaut berbunga karang. Artinya, dalam setiap pengolahan alam harus ada pembagian hasil. Pembagian itu sebesar 2,5 persen dari hasil olahan. Kata Bustamir, hasil dari pembagian itu digunakan untuk pembangunan kampung, kegiatan masyarakat bahkan untuk kegiatan sosial. Tengku M Syukur Thaydis menulis Dalam buku rangkuman Adat Istiadat Kampar Kiri. Ia katakan hutan ulayat bukanlah milik Raja, Khalifah dan bukan pula milik Penghulu adat. Hutan ini milik bersama dari suku, dikelola dan dilindungi secara bersama-sama oleh pemilik tanah ulayat tersebut.Tengku M Syukur Thaydis anak dari Tengku H Abdullah yang Dipertuan Sakti, Raja terakhir Gunung Sahilan. Terkait hubungan manusia, dengan manusia, tak lepas dari membicarakan adat istiadat yang berlaku mengatur tata cara perkawinan. Sebelum meminang, antara lakilaki dan perempuan harus melakukan pendekatan terlebih dahulu.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

33


kenduri. Namun, kalau menghantar cincin dengan dikepit berarti kenduri yang akan dihelat secara kecil-kecilan. DALAM MASYARAKAT KERAJAAN GUNUNG SAHILAN JUGA DIKENAL PENEGAK HUKUM. Mereka bertugas menyelesaikan perkara yang terjadi. Terdakwa dalam masyarakat adat disebut Simudai, juga dikenal Simudalai atau pendakwa. Pengacara yang bertindak dari nenek mamak langsung. Namun untuk Hakim yang bertugas menyelesaikan perkara tidak boleh ada hubungan dengan orang-orang yang berperkara.

Istana Kerajaan Gunung Sahilan dilihat dari samping. Foto: Agus BM

Setelah itu jika merasakan kecocokan pihak laki-laki mengantarkan tanda ke pada pihak perempuan. Ungkapan adat mengatakan, ompeh-ompeh bumbun tinjau-tinjau jurang. Maksudnya, pihak laki-laki biasanya mengantar tanda berupa kain terlebih dahulu. Kain yang dihantarkan ke pihak perempuan akan diserahkan terlebih dahulu oleh pihak perempaun tersebut kepada ninik mamak yang bersangkutan. “Kalau ninik mamak setuju, kain itu diserahkan kembali pada pihak laki-laki,” kata Bustamir sambil menghisap rokok. Dari sinilah pinangan dimulai dengan memberi tanda berupa cincin. Cincin yang diberikan merupakan cincin adat atau cincin pusaka. Ketika tanda sudah diberikan, antar laki-laki dan perempuan sudah memiliki kesepakat yang kuat dan dilarang berulah. Jika perempuan mangkir dari janji maka pihak perempuan harus mengganti cincin tersebut dua kali lipat. Jika laki-laki yang mangkir dari perjanjian maka cincin yang telah diantar menjadi milik pihak perempuan. Dalam kebiasaan perkawinan biasanya tidak terlepas dari yang namanya kenduri. Besar atau kecilnya perhelatan kenduri ini dilihat dari proses saat menghantar cincin di pihak perempuan. Jika saat menghantar cincin dengan iring-iringan, istilah masyarakat, payung baapik, maka akan dihelat kenduri secara besar-besaran. Kata Bustamir, seluruh masyarakat harus diundang tanpa terkecuali. Kenduri yang dihelat secara besar-besaran harus meminta izin terlebih dahulu dengan ninik mamak. Sebab ninik mamak akan memberikan gong yang akan dibunyikan pada saat

34

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Dalam memberi putusan pada masa itu dikenal dengan tiga istilah. Abuk baampeh, ini artinya hakim memutuskan berdamai. Miang bakiki yang artinya hakim memberi putusan benar atau salah. Putusan lain dikenal dengan hukum buang, istilah pada masa itu disebut puntung babasuh. Artinya seorang yang kesalahannya tidak dapat dimaafkan secara agama harus diusir dari kampung. Adat istiadat ini tetap berlaku meski Belanda mulai masuk pada 1901. Pembesar kerajaan menghadapi Belanda dengan cara diplomasi. Ini dilakukan untuk menghindari peperangan dan korban jiwa. Tengku M Thaydis dalam bukunya menuliskan beberapa persyaratan yang diajukan pada Belanda saat itu. Belanda tidak diperkenankan ikut campur dalam tatanan kehidupan masyarakat. Belanda tidak boleh menyebut Kerajaan Gunung Sahilan sebagai daerah jajahan, serta Belanda harus tunduk dengan Kerajaan.

SEIRING KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA, pada 1945 Kerajaan Gunung Sahilan pun memilih menyerahkan Kerajaan pada Republik Indonesia. Faktor lain yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Gunung Sahilan adalah, susahnya mencari pengganti Raja. Sebab yang menjadi Raja harus dari garis keturunan Ibu dan masih dalam lingkup istana. Pada masa itu beberapa keturunan Raja ada yang menikah dengan perempuan di luar kerajaan. Adat istiadat pun tidak berlaku lagi. “Kini banyak masyarakat Rantau Kampar Kiri yang kurang tahu tentang sejarah Kerajaan Gunung Sahilan,” kata Tengku Sutan Mansur, yang juga anak Raja Terakhir Gunung Sahilan. Tengku Muhammad Isa yang juga merupakan keturunan kerajaan mengatakan, “Ayah saya selalu berpesan jangan pernah berkeinginan jadi raja, luruskanlah sejarah terlebih dahulu.”#


Agar Mata Tetap Sehat

Mata, alat optik untuk melihat suatu objek. Salah satu indra yang sangat penting untuk lakukan kegiatan sehari-hari. Apa yang akan terjadi jika mata kamu bermasalah. Misalnya sudah tidak bisa melihat benda dengan jarak yang jauhnya 5 meter didepanmu. Tentu ini akan pengaruhi kegiatan kamu. Maka penting untuk menjaga kedua mata tetap sehat. Bagaimana caranya? Pertama, posisi dan jarak pandang. Jangan membaca dengan posisi berbaring. Posisi mata yang lebih rendah dari objek yang dilihat, ini tidak baik. Ditambah lagi jarak antara objek yang dilihat juga harus diperhatikan. Seperti melihat layar laptop, komputer ataupun televisi haruslah berjarak minimal 30 cm.

Virus HERPES ZOSTER

Kedua, nutrisi dan lindungi mata. Konsumsilah makanan kaya vitamin A, seperti wortel dan rimbang. Selain itu jika bepergian gunakanlah pelindung mata seperti kacamata. Ini melindungi mata dari debu yang beterbangan. Terakhir, ceklah kesehatan mata. Pemeriksaan rutin mata setiap enam bulan sekali juga baik untuk dilakukan. Selain itu jangan terlalu sering begadang dan membuat mata kamu lelah sepertis memandang layar monitor cukup lama. Mata juga butuh istirahat. Agar mata kamu tetap sehat. Semoga tips ini bermanfaat.

Afriwanti Shara Mahasiswa FKIP PGSD UR 2013

Assalamualaikum Wr. Wb Dokter, saya ingin bertanya. Dibagian bawah kelopak mata saya terdapat benjolan. Apakah sebabnya sehingga benjolan ini muncul? Apakah ini karena virus Herpes Zoster? Apakah bisa diobati? Terima kasih. Lia Astuti

Jawab Lia, sebelumnya saya jelaskan dulu, bahwa benjolan di mata bawah dapat disebabkan oleh banyak hal. Diantaranya infeksi, bakteri, virus maupun karena reaksi alergi. Untuk virus Herpes Zoosler, tidak menutup kemungkinan dapat menginfeksi kelopak mata bagian bawah.

Penyebab mata terkena infeksi baik bakteri maupun virus bisa karena faktor lost atau kesalahan sendiri, kuman (agent) dan environment. Faktor menurunnya imunitas tubuh juga bisa jadi penyebab, sehingga memudahkan infeksi baik bakteri maupun virus berkembang.

Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Zoster bukanlah penyakit langka. Penyakit ini dapat diobati. Gejala bisa seperti nyeri, dan biasanya diderita pada usia tua.

Pencegahannya hidup sehat dengan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga kuman tidak mudah untuk masuk dan kita tidak terinfeksi baik virus maupun bakteri. Pengobatannya, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan akan diberikan obat sesuai penyebab dan gejala dari yang ditimbulkan.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

35


Rumah Talang. Foto : Gun Faisal

Bantalak Tak Nampak

ala Talang Mamak Arsitektur Imajinatif kaya makna dari salah satu suku asli Riau. Sebelum tergerus zaman, Dosen Arsitektur UR memilih untuk abadikan makna tersebut.

R

UMAH PANGGUNG ITU BERDIRI DITENGAH LAHAN KOSONG. Jajaran pohon pinang mendampingi. Kulit kayu dulu dipilih untuk jadi dinding bangunan persegi tersebut. Jajaran daun rumbia tersusun rapi. Namun, termakan usia buat beberapa bagian rumah tampak bolong. Kulit kayu yang jadi dinding bangunan ini juga mulai lapuk terpapar hujan dan sinar mentari. Rumah panggung ini milik salah satu masyarakat suku Talang Mamak. Suku asli Provinsi Riau menyebar disekitar aliran Sungai Indragiri. Terutama di Kabupaten Indragiri Hulu atau Inhu. Mulanya, mereka

36

Oleh Riska Anggraini

berasal dari pedalam Jambi disebut dengan suku Tuha. Suku yang pertama kali datang dan berhak atas sumber daya alam di Inhu. Inhu merupakan kabupaten di Riau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi dibagian selatan. Sedangkan disisi barat dan timur, ia berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hilir. Kabupaten Pelalawan ada dibagian utara Inhu. Luasan wilayahnya sekitar 8.198,26 kilometer persegi. Di Indragiri Hulu, suku Talang Mamak ini tersebar dibeberapa kecamatan. Ada di Kecamatan Batang Gangsal, Seberida, Rakit Kulim dan Rengat

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Barat. Sedangkan di Jambi, suku ini berkelompok di Dusun Semarantihan Desa Suo-suo Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo. Hingga 2010 tercatat ada 1507 kepala keluarga yang ada di suku ini— sekitar 7010 jiwa. Perkampungan Talang Mamak terus berkembang awalnyaatu, talang Durian Cacar, kini sudah jadi 7 talang. Yaitu Talang Durian Cacar, Perigi, Sungai Parit, Gedabu, Sungai Limau, Selantai dan Tujuh Buah Tangga. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Talang Mamak memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan.


Mereka biasanya berladang karet atau mencari hasil hutan seperti jernang, rotan dan labi-labi. Untuk makanan biasanya mereka berburu atau mengambil hasil alam. Termasuk dalam membuat rumah, suku Talang Mamak pun bergantung dengan alam. Namun seiring berjalannya waktu, rumahrumah masyarakat Talang Mamak mulai ikut berubah. Dulunya kulit kayu dijadikan bahan untuk dinding rumah, kini sudah berganti dengan bilah-bilah papan. Begitu pula dengan atap jajaran rumbia, beberapa sudah menggantinya dengan seng. Perkembangan ini membuat beberapa rumah tersebut mengalami perubahan bentuk, fungsi serta tata ruang. Ini mendorong Gun Faisal untuk melakukan penelitian terhadap bangunan tempat tinggal suku tersebut. Gun Faisal Dosen Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Riau. Saat studi Program Pasca Sarjana, ia buat tesis tentang gaya bangunan rumah masyarakat Talang Mamak. Kala itu ia mengambil Magister dalam program studi Arsitektur dan Perencanaan di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Dalam tesisnya, Gun fokus membahas bagaimana bentuk dan tata ruang dari bangunan suku Talang Mamak. Ia membagi dua kategori berdasarkan bentuk bangunan. Pertama, bangunan relatif asli. Maksudnya bangunan

Gun Faisal. Foto : Istimewa tersebut masih sesuai dengan informasi awal rumah suku Talang Mamak. Kedua, yang mengalami perubahan bentuk. Menurut Gun bangunan ini dibuat setelah menghancurkan bangunan asli, atau dibangun disebelah bangunan asli. Penelitian dilakukan selama satu bulan di Desa Talang Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim , Inhu. Ia melakukan penelitian dengan sampel 44 rumah. Jadilah tesis dengan judul Tipomorfologi Rumah Suku Talang Mamak mengantarkan ia raih gelar Magister. PERJALANAN MENUJU LOKASI PENELITIAN GUNAKAN JALUR DARAT. Dari Pekanbaru menuju Desa Talang Durian, berbagai moda transportasi bergantian digunakan. Dengan mobil, jarak 285 kilometer ditempuh hingga Simpang Kelayang, Kecamatan Kelayang, Inhu. Kemudian berganti gunakan motor trail sejauh 18 kilometer menuju desa. Medan terjal dihadapi dalam bentuk jalan setapak ke pemukiman. Dari satu pemukiman dengan lainnya memiliki jarak yang jauh. Sehingga pemukiman didasarkan pada kelompok atau banjar. Tiap banjar memiliki nama sesuai dengan nama lelaki tertua dalam kelompok itu. Sehingga dalam satu banjar, maka memiliki hubungan kekerabatan baik anak, keponakan atau menantu. Batas antar satu banjar dengan lainnya sesuai dengan kondisi alam. Pemisah tersebut bisa sungai atau pohon besar seperti pohon sialang, beringin atau

Masyarakat suku talang mamak. Foto : Gun Faisal

durian. Sedangkan batas antar satu rumah dengan lainnya dalam satu banjar ditandai dengan pohon pinang atau batas lain yang dibuat. Bentuk dari rumah suku Talang Mamak dikategorikan memiliki jenis arsitektur vernakular. Bangunan yang memanfaatkan alam sekitar sebagai materialnya. Tipe rumah ini tidak melepaskan budaya serta adat istiadat lokal sebagai identitas. Rumah panggung masyarakat Talang Mamak berbentuk persegi dan persegi panjang. Dindingnya terbuat dari kulit kayu tarap, meranti, ramin dan durian burung. Untuk menaiki rumah dibuat tangga dari batang pohon kecil. Dengan bentuk rumah panggung, tiang menjadi struktur utama bangunan ini. Jumlah tiang kayu yang digunakan beragam, bisa 12,16 atau 20 tiang kayu. Tergantung luasan rumah. Tiang-tiang ini harus dari kayu yang kuat, seperti kayu Kulim, Kapinis, Meranti, Malabai dan Petaling. Kayu ini ada yang dibenam dalam tanah, ada juga yang membuatnya berupa sandi, masyarakat Talang Mamak menyebutnya umpak. Kayu yang dibenam dalam tanah harus bagian pangkal kayu, sedangkan bagian ujung mengarah ke atas. “Untuk mengukur besaran atau luas bangunan, masyarakat Talang Mamak menggunakan bagian tubuh berupa depa atau hasta,� jelas Gun Faisal. Untuk menopang tiang utama, ditambahkan tiang pendukung yang

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

37


umumnya paran dibuat dibagian haluan atau tampuan. Dan ruang bagian ketiga, tampuan ialah ruang dibagian belakang. Jika tidak dibuat paran, maka ruangan yang pasti ditambahkan didekatnya ialah pandapuran dan jungkar ayam—ruangan yang disekat untuk meletakkan ayam jantan. Pandapuran dijadikan tempat masak dan makan dan dipastikan harus di ruang tampuan. Jika tidak, dipercaya kesialan ataupun penyakit akan mendatanggi si pemilik rumah.

Jungkar ayam dan tangga turkis. Foto : Gun Faisal wawancara, penggambaran ulang sampel dan dokumentasi. disebut masyarakat Talang Mamak tungkai. Lalu ditambah panggar untuk menghubung masing-masing tungkai. Semua material mulai dari tiang utama, rasuk untuk peletakan lantai, dinding hingga atap rumah terbuat dari bahan alam sekitar. Kayu yang digunakan sebagai struktur bangunan harus mengarah ke arah matahari hidup atau timur dan semuanya harus searah. Untuk bagian atap terbuat dari daun sikai, rumbia dan salak, serta lantainya beralaskan bambu. Rotan digunakan sebagai pengikat kerangka bangunan, dinding maupun atap rumah. “Sekarang sudah banyak yang berubah,” kata Gun. Masyarakat Talang Mamak yang mau membangun rumah sudah pakai paku untuk melekatkan papan buat dinding rumah. Atapnya sudah seng dan tiang penyangga sudah disemen. Gun menetapkan niat, sebelum semuanya berubah maka ia harus teliti rumah Suku Talang Mamak yang asli. Pria asal Taluk Kuantan ini meneliti seluruh keadaan rumah masyarakat Talang Mamak, mulai bentuk luar rumah hingga kondisi dalamnya. Metode yang digunakan kualitatif dengan grounded theory, pengumpulan data lewat survey,

38

SEPERTI RUMAH PADA UMUMNYA, ia dijadikan tempat tinggal bagi penghuninya. Begitu pula bagi masyarakat Talang Mamak. Namun ada 3 kegiatan yang wajib dilakukan di rumah oleh masayarakat ini. Paling utama adalah adakan begawai, upacara perkawinan suku Talang Mamak. selain itu ada naik tambak— upacara kematian—dan bedukun atau upacara pengobatan suku. Syarat upacara ini dapat dilangsungkan di rumah suku Talang Mamak, rumah haruslah memiliki 3 ruangan terbuka didalamannya. Ruang haluan, tangah dan tampuan. Haluan berarti ruangan dibagian depan. Biasanya dijadikan tempat menyambut tamu. Disinilah para tamu dari ketiga upacara tersebut disambut. Ruang setelah haluan adalah tangah, ruangan yang berada ditengah bangunan. Beberapa rumah masyarakat membuat paran—sejenis ruangan dilantai atas—yang digunakan untuk meletakkan barang-barang berladang dibagian tangah. Adapula paran ginding yang dijadikan tempat tidur bagi anak gadis. Untuk menaiki paran ataupun paran ginding dibuat tangga turkis—tangga dari sebatang kayu yang diulir. Tapi

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Tambahan bagi rumah yang dijadikan bedukun, maka ia akan membangun surauan, tempat sesajen. Surauan biasanya dibangun dirumah yang pemiliknya punya kemampuan bedukun serta rumahnya besar. Selain itu dibagian depan pintu masuk, ada juga masyarakat yang membuat palantaran. Ia dijadikan tempat bersantai bagi penghuni rumah. Ia sepeti teras dirumah berbentuk panggung itu. Yang unik dari rumah suku Talang Mamak ialah konsep batas tiap ruang tersebut. Jika pada rumah biasanya tiap ruang diberi sekat dinding ataupun partisi, bagi mereka, ruangan di rumah tersebut terbuka saja. Dinding hanya melapisi 4 sisi bangunan membatasi sisi luar dan dalam rumah. Sedangkan pembatas dari tiap ruang ialah bantalak atau bandul. Ia berupa kayu melintang yang diletakkan dilantai secara permanen. Menyatu dengan tiang penyangga rumah. Ia jadi dinding yang tak terlihat membatasi tiap ruang. “Mereka memakai imajinasi untuk membatasi dan membedakan tiap ruangan,” ucap Gun Faisal. Dalam membangun rumah, masyarakat Talang Mamak menyebutnya managak rumah. Ada upacara yang dilakukan dengan menggunakan tanaman sitawar, sidingin, sipuleh, bangun-bangun dan sitajam. Tanaman ini diberi mantra-mantra dan diletakkan pada lokasi yang akan dibangun rumah. Upacara ini dikenal upacara palas tawar.


Masyarakat Talang Mamak membangun rumah secara bergotong royong hingga tiang dan kerangka rumah terbentuk. Selanjutnya pengerjaan dilakukan sendiri oleh pemilik rumah, boleh juga mengupah pada orang yang ahli dalam membuat rumah. Tiang yang pertama kali didirikan dalam membangun rumah ini disebut tiang tuha. Sebelum tiang ini ditancapkan dalam tanah, diletakkan uang logam pada lubang yang akan ditancapkan tiang tersebut. Ini diyakini membawa rezeki. Setelah tiang-tiang berdiri dan rumah akan ditempati, tiang-tiang tersebut dililitkan dengan daun rumbia, masyarakat Talang Mamak menyebutnya sirawa-rawai. Tujuannya untuk menghilangkan hal-hal gaib. Selanjutnya segala upacara dibuat di rumah yang sudah dibangun. Kemampuan untuk membangun rumah besar dan bisa lakukan upacara surauan, bedukun, begawai dan naik tambak menentukan status sosial pemiliknya. Pemilik rumah yang memiliki strata sosial yang tinggi, seperti patih—Kepala suku—, batin, dan manti, bisa memiliki rumah yang besar. Namun bagi masyarakat biasa, rumah yang dibangun biasanya rumah kecil.

SELAMA 1 BULAN GUN MENELITI RUMAH SUKU TALANG MAMAK. ia meneliti 44 rumah yang tersebar dalam 7 banjar. Ditiap banjar, ia bisa meneliti 5 hingga 9 rumah. Dalam tesisnya, ia melampirkan foto-foto dari rumah tersebut. Dalam penelitian, banyak aspek yang diperhatikan Gun. Diantaranya jumlah ruang, bentuk dan material dasar pembuatan atap. Selain itu juga memperhatikan bentuk dinding rumah serta material yang digunakan. Untuk tiang dan lantai, bentuk serta bahan pembuat lantai rumah juga diperhatikan. Gun juga memperhatikan arah mata angin sebuah rumah dibangun. Dari 44 rumah tersebut, Gun mendapatkan hasil bahwa rumah suku Talang Mamak saat ini masih mempertahankan bentuk rumah panggung. Mereka juga membangun rumah menghadap arah matahari hidup atau timur. Dimana hal ini dipercaya mendatangkan rezeki. Rumah yang dibangun haluannya pun dipengaruhi letak jalan. Haluan pada umumnya berada disisi utara dan selatan, sama dengan posisi jalan. Untuk atap, bentuk atap seluruh rumah ialah pelana dengan material bahan yang digunakan beragam. 15,9 persen bangunan gunakan seng untuk atap, 50 persen mempertahankan daun dan sisanya mengkombinasikan daun dan seng.

Sedangkan bahan dinding sudah banyak yang gunakan papan, mencapai 61,4 persen. Sedangkan 8 rumah—18,2 persen— bertahan gunakan kulit kayu. 1 rumah gunakan bambu dan sisanya mengkombinasikan papan dengan kulit kayu. Beralih pada lantai rumah, 72,8 persen sudah beralih gunakan papan sebagai lantai. Hanya 13,6 persen yang gunakan bambu sedangkan sisanya mengkombinasikan kedua bahan tersebut. Gun juga kelompokkan rumah suku Talang Mamak dalam 3 tipe. Rumah kecil, sedang dan besar. Rumah kecil adalah rumah yang memiliki 4 hingga 5 ruang. Selain 3 ruang utama, mereka hanya menambahkan pandapuran dan paran ginding. Sedangkan tipe sedang ia punya 6 hingga 7 ruang. Ia menambahkan dua ruang selain yang ada di tipe rumah kecil, paran dan jungkar ayam. Sedangkan tipe terakhir ia menambahkan palantaran serta surauan. Gun memberikan saran agar penelitiannya ini dapat dikembangkan lagi. Selain arsitektur, penelitian bisa membahas antropologi dan sosial budaya masyarakat Talang Mamak. Seperti meneliti bagaimana proses managak rumah dan tata cara pembangunannya lebih dalam tulisnya dalam bagian saran di tesisnya.

Bantalak dan Bandul. Foto : Gun Faisal

Ia juga menambahkan bahwa penelitian harus segera dilakukan. Pasalnya arus perubahan di pemukiman berjalan cepat sehingga dapat dimungkinkan keaslian rumah ini mulai menghilang.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

39


Lapas Khusus Narkotika Dr. Erdianto Effendi, SH, M.Hum.

D

Dosen Hukum Pidana dan Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Riau

DUA MASALAH BESAR DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA INDONESIA SAAT INI. Pertama, menumpuknya perkara di pengadilan melebihi kapasitas kemampuan penegak hukum. Lalu menumpuknya jumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas. Masalah pertama dapat diatasi dengan mengetatkan persyaratan banding, kasasi dan peninjauan kembali. Solusi kedua, memperbanyak pendekatan restorative justice sehingga tak semua perkara perlu diproses ke dalam sistem peradilan pidana. Masalah over kapasitas jumlah narapidana, dapat diatasi dengan diselesaikannya masalah pertama. Jika tidak semua perkara harus naik ke pengadilan, maka penghuni Lapas tidak akan banyak. Pembangunan baru atau penambahan ruangan Lapas tidak akan banyak manfaatnya jika masalah pertama tidak diatasi.

Selain memiliki sisi negatif, sebuah sistem pasti ada sisi positifnya. Wacana pembangunan Lapas khusus ini memberi efek positif. Selain mengurangi jumlah narapidana secara signifikan, pembangunan Lapas juga memberi kelebihan lainnya. Pertama, para narapidana memang memerlukan perlakuan khusus. Tindak pidana narkotika adalah tindak pidana khusus, secara kriminologis dan viktimologis. Para pelaku tak jarang juga korban dari sindikat narkotika internasional. Ketika mereka adalah pecandu maka penanganannya tidak selesai hanya dengan penjatuhan pidana. Diperlukan tindakan lain yaitu rehabilitasi. Idealnya Lapas Khusus Narkotika dibangun linear dengan Panti Rehabilitasi plus penyediaan pendidikan bagi narapidana.

Berhadapan dengan fakta banyaknya narapidana narkotika yang hampir mendominasi jumlah narapidana di Lapas, muncul wacana untuk membangun Lapas Khusus Narkotika.

Kedua, terpisahnya narapidana narkotika dari narapidana lainnya. Dengan bergabungnya narapidana, mereka justru menjadi perpanjangan tangan peredaran narkotika di dalam Lapas. Tempat yang seharusnya menyadarkan mereka, justru seolah menjadi ladang bisnis baru. Dengan dipisahkan, maka kebijakan ini dapat memutus mata rantai peredaran narkotika internasional.

Sisi Negatif

Sistem dan SDM

Dilihat dari aspek anggaran, membangun Lapas khusus ini tentu membebani anggaran negara. Apalagi saat negara dalam keadaan sulit ekonomi. Masih banyak kebutuhan dasar harus dipenuhi ketimbang membangun Lapas khusus Narkotika.

Aspek positif tersebut, akan sia-sia jika tidak diikuti kebijakan pembangunan sumber daya manusia penyelenggara. Pembangunan Lapas khusus harus diimbangi dengan jumlah petugas yang tidak sekedar kompeten. Namun juga sejalan dengan integritas para petugas nantinya.

Secara psikologis, pembangunan Lapas ini juga melukai perasaan masyarakat yang aktif menentang penyalahgunaan narkotika. Pembangunan ini seakan memberikan perlakuan istimewa. Jika dianggap perlu, bukan tidak mungkin pada waktunya dianggap perlu membangun Lapas Khusus Korupsi, Lapas Khusus terorisme dan lain sebagainya. Sisi Positif

40

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Selain itu, sistem pemidanaan para penyalahguna narkotika juga harus didukung infrastrukturnya. Seperti adanya tenaga rehabilitasi, tenaga pendidik dan petugaspetugas lain yang diperlukan. Mereka harus mampu membersihkan para penyalahguna, bukan malah sebaliknya ikut terkontaminasi.#


Direktur OJK yang Tak Bisa Lepas dari Olahraga Perjalanan hidup alumni Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau yang sukses menjadi Direktur. Baginya olahraga dan bekerja adalah hal yang tak bisa ditinggalkan.

Oleh Jeffri Novrizal Torade Sianturi

Djonieri. Foto : Istimewa

KALAU DOSEN TAK MASUK, KAMI LANGSUNG KELUAR MAIN BOLA.” Kata-kata ini diucapkan oleh pria yang hampir menginjak usia emas— 50 tahun—ketika mengenang masa kuliahnya. Ia katakan jika tak bermain dengan rekan seangkatan dikampus, senior pun tak jadi masalah untuk diajak bermain. Hal ini dijadikan pilihan untuk mengisi waktu kosong tak adanya perkuliahan. Ia, lelaki kelahiran Kepulauan Riau, 18 Juni 1966. Mengenang masa perkuliahannya di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UR era 80an. Saat itu jurusan tempat ia menimba ilmu memiliki hubungan kerjasama dengan Universitas Sumatera Utara. Beberapa tenaga pengajar didatangkan dari Medan dan beberapa dosen di UR dikirim kesana untuk ikut program pengembangan bidang akuntansi. Akibatnya beberapa dosen selama setahun tak

mengajar. Alhasil waktu kosong diisi dengan berolahraga.

Djonieri pun sempat ditunjuk sebagai pengajar.

USAI MENAMATKAN PENDIDIKAN MENENGAH ATAS, Djonieri disarankan oleh orangtua dan kakaknya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Riau. Jurusan Akuntansi jadi pilihan kala itu. “Kata kakak, tamat dari sana gampang cari kerja,” ucap Djonieri. Pada 1987 pun ia tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Riau.

Tak hanya belajar dari grup, ia juga aktif ikuti seminar tentang akuntan dan keuangan di kampus. Membahas keuangan, metode audit sampai pengenalan program akuntansi terbaru. Akuntan dari Bank Indonesia kerap diundang dalam seminar.

Diawal perkuliahan Djonieri cukup canggung. Sebab saat SMA, ia memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami Akuntansi, ia bergabung dalam Grup Studi dan Praktikum Akuntansi. Grup ini sering buat kelompok belajar membahas mata kuliah yang tidak dipahami. Mulai dari istilah-istilah dalam ilmu akuntansi hingga tata cara perhitungan dalam akuntansi itu sendiri. Pengajarnya senior dijurusan akuntansi. Lama belajar di grup ini,

Disela keaktifannya dalam grup studi ataupun ikuti seminar, ia tak dapat meninggalkan hobinya. Olahraga. Kata Makmur Kasim, rekan kuliah Djonieri—kini sebagai Chairman Executive Operation Riau Pos Group—ketika dosen tak masuk, Djoneri akan hilang dari kelas dan pergi bermain bola. Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa yang berdiri di kampus UR Gobah sekarang, bekas lapangan bola tempat Djonieri dan kawan-kawan bermain. “Kita beli bolanya di belakang kampus saat itu,” ujar Makmur.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

41


Djonieri bersama Club 6B-Harvard Pernah Fakultas Ekonomi dapat Business School. Foto : Istimewa undangan untuk hadiri kegiatan di Jakarta. Semestinya yang berangkat adalah Ketua Senat Fakultas. Karena Terus libur dan akhirnya beralih kedekatan dengan pegawai bagian dengan main bola membuat Djonieri umum fakultas, Makmur akhirnya bosan. Mereka kumpul sebanyak tiga diminta untuk menghadiri kegiatan angkatan dan mendatangi Rektor. itu. Makmur mengajak Djonieri. Almarhum Bosman Saleh kala itu Djonieri pun minta Muhammas perkuliahan sebagai Rektor akan menjanjikan, kembali aktif esok. Adrian—rekan sesama pengurus Benar saja, sejak pertemuan dengan hima, kini jadi Dosen di Universitas Rektor kuliah dijurusan akuntansi Islam Negeri Syarif Hidayatullah kembali aktif. Jakarta—juga diikutkan. Tugas Adrian untuk mencatat hal penting Karena hobi berolahraga Djonieri juga ketika kegiatan berlangsung. bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa bidang olahraga. Djonieri Sebelum berangkat, mereka juga mendirikan Perguruan Pencak menemui Pembantu Rektor III, kala Silat Nasional Perisai Diri cabang itu almarhum M Diah. M. Diah Universitas Riau—Kampus Gobah. katakan, uang Persatuan Orangtua “Saya pernah jadi Ketua,” katanya. Mahasiswa atau Potma yang ada Djonieri pun sering mewakili tidak cukup buat ongkos. “Tapi ada universitas dalam ajang kejuaraan uang kegiatan Senat Mahasiswa FE pencak silat di berbagai tempat. yang belum dicairkan.” Mereka pun Semasa kuliah, Djonieri terlibat dalam kepengurusan Hima Akuntansi. Makmur yang kala itu sebagai Ketua Hima Akuntansi mempercayakan Djonieri sebagai sekretarisnya. “Awalnya dia tidak mau bergabung, karena sering saya paksa akhirnya mau juga,” kenang Makmur. Berbagai kegiatan seperti seminar di percayakan pada Djonieri.

42

menyepakati uang itu yang digunakan untuk biaya mereka ke Jakarta. Berangkatlah mereka ke Jakarta gunakan Bus Merpati Hitam dengan waktu tempuh 36 jam. “Tidak ada pesawat kayak sekarang,” kenang Makmur. Sekembali dari Jakarta, mereka langsung dijumpai oleh Ketua Senat Mahasiswa FE.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

“Cilake, kalian habiskan uang kami pegi ke Jakarta.” “Undangan itu diserahkan pegawai ke kami. Salahkan lah die,” ucap Makmur sambil tertawa mengingat percakapannya dengan Ketua Senat yang marah. Pasalnya uang untuk kegiatan senat dipakai oleh Djonieri dan kawan-kawan. “Salahkanlah bapak, die yang kasih uang itu,” Makmur kembali tertawa. Cerita jelang masa kuliah berakhir, Djoineri tak lepas dari Makmur. Mereka berdua ujian skripsi dalam satu ruangan dan duduk bersebelahan. Secara bergantian, masing-masing penguji bertanya pada Djonieri dan Makmur. Hasilnya, Djonieri dapat nilai C sementara Makmur B. “Dapat nilai segitu sudah paling mantap, dari pada ulang lagi,” ucap Makmur. Kata Iswandi Phili, Pembimbing sekaligus Penguji Djonieri, segala tugas yang diberikan pada Djonieri saat bimbingan selalu dikerjakan. PADA 1994, DJONIERI RESMI MENYANDANG GELAR SARJANA EKONOMI.Jakarta jadi tujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. “Biar bisa lebih berkembang lagi,” ucap Djonieri.


Djonieri sempat bekerja di Bank Sertivia. Tak berapa lama pindah ke PT Pull Internasional Line anak usaha Temasek Group. Ia pernah menjabat Head of Accounting di perusahaan ini. Masa reformasi 1998, ia pindah ke Badan Pengawasan Pasar Modal Kementerian Keuangan. Sejak meleburnya Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan—Bappepam LK— Kementrian Keuangan dan Badan Pengawasan Bank Indonesia jadi Otoritas Jasa Keuangan atau OJK pada 2012, Djonieri menjabat sebagai Direktur Perencanaan Keuangan. Ia punya tugas untuk membuat anggaran keuangan, standar akuntansi internal dan aturan keuangan OJK. Hasilnya, ia pernah juara satu Diklat Administrasi Umum dan Pendidikan untuk tingkat direktur dari Kementerian Keuangan dan OJK. Djonieri tidak hanya bergulat pada pekerjaannya. Secara akademis ia juga sudah menamatkan program Magister di Belanda dan Doktoral di Australia. Mulai 2011, ia mengabdikan ilmunya dengan menjadi Dosen Program Magister Akuntansi tentang tata kelola perusahaan dan etika bisnis di Universitas Indonesia. Serta mengajar Pendidikan Profesi Akuntansi tentang etika bisnis di Univesitas Trisakti sejak 2012.

memperhatikan negosiasi antar anggota kelompok kerja.

tiap negara dalam melakukan pengenalan pada masyarakat.

Tahun lalu, ia juga mengikuti kegiatan yang sama di Harvard Business School, Harvard University. Pesertanya hanya 8 orang. Masingmasing dari Amerika Serikat, Inggris, India, Amerika Latin, Indonesia dan Vietnam.

Djonieri juga menjadi Coordinator Bappeam-LK for working group on mutual recognition of prospectus for primary offerings of plain debt and equality, untuk ASEAN Capital Market Forum and Bappepam-LK. Organisasi ini satu tingkat dari yang di atas.

Rentang 2009 hingga 2010, Djonieri menyempatkan waktunya mengikuti ASUC summer school Australia dan Complain Management Australia dari Australian securities and invesment commission. Serta hadir pada kegiatan Taronto Leadership Program Singapore dari Amonetary Authority of Singapore.

Forum ini dituntut membuat aturan dalam menghadapi ASEAN Economic Community—AEC—atau Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2016. Aturan yang dibuat harus sesuai dengan kondisi negara peserta AEC. AEC merupakan kerjasama ekonomi negara ASEAN yang memberlakukan sistem satu pasar dalam perdagangan barang, jasa investasi modal dan tenaga kerja.

Tidak hanya itu, saat bekerja di Bappepam LK, Djonieri menjadi Coordinator Bappepam LK for working group on promotion of cross listings on ASEAN exchanges and corporate governance ranking initiatives. Group ini masuk dalam ASEAN Capital Market Forum and Bapepam-LK. Forum ini fokus membahas kemampuan pasar modal

MESKI SIBUK DENGAN PEKERJAAN DAN TANGGUNGJAWABNYA SEBAGAI DOSEN, Djonieri tetap berkecimpung didunia olahraga. Badminton olahraga yang rutin ia lakukan sekarang. “Aku sekarang jadi Ketua perlombaan olahraga antar OJK dengan wartawan,” ucapnya di penghujung telepon.#

Djonieri dengan keluarga. Foto : Istimewa

Semasa menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Riau, Djonieri juga menyempatkan waktu untuk belajar bahasa inggris. Kemahiran dalam berbahasa inggris menghantarkannya ke berbagai negara dalam tiap kegiatan. Pada 2015, ia ikut leadership course for executive di University of Pennsylvania Wharton Business School. Ini program khusus buat pimpinan suatu lembaga yang rutin dibuka tiap tahun oleh penyelenggara. “Waktu itu cuma sendiri dari Indonesia,” ucap Djonieri. Dalam kegiatan ini, peserta diajarkan bagaimana mengambil keputusan yang lebih

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

43


Belajar Lingkungan dan Bencana Diempat Negara Cerita mahasiswa berprestasi yang dapatkan ilmu di 4 negara berbeda. Bermodalkan keinginan belajar kuat, ia menggali ilmu menyoal kelola lingkungan serta penanggulangan bencana

Oleh Eko Permadi

B

BERBAGAI PERWAKILAN DARI NEGARA DI ASIA TENGGARA BERKUMPUL. Pada 2014 saat itu dipilih Malaysia jadi tuan rumah. Para peserta Young South East Asia Leadership—Program kepemimpinan yang diikuti pemudapemudi dari Asia Tenggara dengan membuat konsep program yang bermanfaat untuk orang banyak— tengah berkumpul. Ada dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam dan Myanmar. Agendanya, membahas program yang dapat diterapkan lintas negara Asean. “Kita sepakat buat Saver School.” Saver school adalah program pendidikan yang diberikan kepada anak usia dini. Dari pertemuan itu disepakati tema yang diberikan terkait pendidikan menghadapi bencana. “Saat terjadi bencana, anak-anak tidak boleh panik. Apalagi gurunya,” jelas perwakilan Indonesia yang ikuti program ini. Ikuti program ini, menjadi kebanggaan bagi pria yang mewakili Indonesia tersebut. Pengalaman berharga yang ia dapatkan adalah

44

dapat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Ia senang sebab bisa berjabatan tangan dan menyapa orang nomor satu di Amerika tersebut. “Saya senang sekali kita teriak ‘Obama, kemari, kemari’. Dia datang dan menyapa delegasi Indonesia,” ceritanya. Ini bukan kali pertama ia mewakili Indonesia ke luar negeri. Namun sudah kali kelima dan ia berharap bisa mendapatkan kesempatan lainnya. Belajar diluar negeri dan menerapkannya di Indonesia, inilah keinginan Ahmad Anhar Syahputra.

ANHAR ALUMNI FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS RIAU. Siang itu, di bangku ruang tunggu Sekolah Menengah Pertama Santa Maria—di Jalan Ronggowarsito, Pekanbaru—Anhar ceritakan pengalamannya. Dengan duduk lesehan menyilangkan kaki, serta segelas air disebelah kiri, ia mengawali kisahnya.

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

Anhar (nomor dua dari kir) foto bersama rombongan Indonesia. Foto : Istimewa

Bermula dari sebuah seminar motivasi yang diselenggarakan oleh Unit Penelitan dan Pengembangan Bahasa disingkat UP2B UR. Kala itu, Afni Deswita sebagai pembicara. Ia cerita pengalaman pernah ikut program pertukaran pelajar ke Amerika. Anhar yang jadi peserta kegiatan tersebut termotivasi. Kalau dia bisa kenapa saya tidak. Pernyataan itu mendorong Anhar untuk bisa menjadi Afni selanjutnya. Namun ia hadapi masalah. Bahasa. Hal ini jadi kendala terbesar untuk dapat wujudkan keinginannya. Pasalnya Anhar tak mahir berbahasa Inggris. Ia berasal dari keluarga sederhana. Tak miliki biaya cukup untuk peroleh bimbingan belajar bahasa di lembaga pendidikan swasta. Tak patah arang, ia berusaha peroleh cara lain untuk bisa mahir berbahasa Inggris. Ia cari video tutorial—video berisikan langkah-langkah dan penjelasan—belajar bahasa Inggris yang mudah dan cepat di Youtube. Ia belajar sendiri. “Tiga bulan pertama


Di AEC, Anhar tak hanya belajar bahasa inggris. Komunitas ini beri materi tentang kemampuan komunikasi, pembuatan proposal, cara menulis esai, riwayat hidup dan berbagi informasi program internasional. Lelaki yang kini bekerja sebagai guru di SMP Santa Maria itu lalu mencoba program internasional. Namun puluhan program menolaknya. “Mungkin Allah suruh kenali negeri sendiri dulu,” ungkap Anhar. September 2011, Anhar ke Jawa Barat, mewakili Riau di ajang Indonesia Youth Camp. Sebuah seminar tentang kepribadian yang baik. Pembicaranya dari Kanada, Malaysia dan Australia. Di tengah seminar, ia dapat telepon masuk dalam kandidat Agriculture Student Simposium atau ASS di Malaysia.

belajar, ingin nangis rasanya,” keluh Anhar sambil terdiam sejenak. Semangat belajar kian menggebugebu. Ia datangi Rangga Rahadi Putra. Rangga— panggilannya— pendiri Agriculture English Club disingkat AEC. Ia merintis AEC bersama Anggi, Ajeng dan seorang dosen, Santi sejak April 2010. Kata Rangga, AEC wujud nyata bagi mereka yang ingin keluar negeri. Komunitas ini berdiri dengan tujuan agar mahasiswa pertanian mahir bahasa Inggris. Anhar bergabung di dalamnya. Kelasnya tiap Sabtu sore. Anhar ingin belajar lebih capat. Kadang mendatangi rumah rangga, ataupun sebaliknya. “Enam bulan saya gembleng terus Anhar,” kata Rangga. Aminda anggota AEC, katakan, mereka sering beri motivasi untuk belajar bahasa Inggris.”Kadang sambil bakar jagung kita belajar conversation,” celetuk Rangga.

Rekomendasi datang dari Ahmad Rifai, Wakil Dekan III Faperta ketika itu. Di simposium ini peserta diwajibkan mempresentasikan hasil penelitian tentang pertanian. Bidang pendidikan, teknologi, agribisnis, perkebunan dan perikanan. Anhar sampaikan kalau ia tak punya bahan penelitian. Ahmad Rifai beri usul untuk mengangkat penelitian dosen.

mengurangi pupuk kimia. Pupuk ini bisa digunakan ke semua tanaman dan berguna mempercepat hormon pertumbuhan. Fifi tidak mempermasalahkan jika ia tak tampil. Menurutnya ini untuk mengharumkan nama UR juga. Fifipun percaya dengan kemampuan Anhar bisa menjelaskan penelitian ini dalam bahasa inggris dengan baik. Kerja kerasnnya terbayar. Ia mendapat kesempatan seperti Afni. Walau tak sampai ke Amerika, namun ia bisa mewakili Indonesia di tingkat dunia. PENGALAMAN PERTAMA BELAJAR DILUAR NEGERI TERWUJUD PADA 2012. Anhar pergi ke Malaysia. Ia bersama 10 delegasi Indonesia lainnya yang juga ikuti ASS ini. Pria yang bercita-cita ingin lanjutkan pendidikannya di jenjang S2 ini mewakili Universitas Riau, sisanya Institut Pertanian Bogor atau IPB. “Kuncinya tak mau kalah, walau bahasa inggris blepotan, whatever lah,” cetus Anhar. Anhar sungguh takjub. Ia bertemu mahasiswa pertanian dari seluruh

Anhar lalu temui Fifi Puspita, meminta izin untuk mengangkat penelitiannya. Fifi Puspita Sekretaris Jurusan Agroteknologi kala itu. Fifi sepakat asal namanya tercantum. Menurut Fifi, penelitiannya tentang trichoalgae sudah dapat hak paten jadi tak bisa disalahgunakan. Trichoalgae berupa biopestisida dan pupuk hayati. Gunanya

Anhar berkunjung ke Universitas George Washington. Foto : Istimewa BAHANA MAHASISWA 45 penjuru dunia. Selama di Malaysia, Edisi Oktober November 2015 lelaki yang bercita-cita jadi guru ini


Masih ditahun yang sama, Anhar berangkat ke Yogyakarta. Di Provinsi Daerah Istimewa itu Anhar ikuti pelatihan Model United Nation. Pelatihan bagaimana cara-cara bersidang di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saat itu ia ditugaskan di Majelis Umum. Ia dapat materi perjuangkan masyarakat asli daerah Afghanistan. “Lawannya kelewat bagus. Yang sudah sering tampil debat internasional,” kenang Anhar.

Berfoto bersama di East-WEST CENTER. Foto : Istimewa 2011.Selanjutnya rombongan menuju Tokyo. Anhar sempat panik, karena makanan di Ibu Kota Jepang ini mahal.”Untung bawa SuperBubur dari Indonesia,” ujarnya sambil tertawa.

Dua Minggu di Jepang, ia belajar jadi pemuda yang lebih aktif. Berorganisasi dan peduli tentang lingkungan sekitar. Ia juga turun langsung ke lapangan, seperti penanaman pohon dan sosialisasi masyarakat sadar Anhar mengikuti bencana.

Di 2012 itu juga Anhar kembali menginjakkan kaki diluar negeri. Unesco Youth Peace Negara Sepulang dari Ambassador di Thailand. kedua, Jepang, ia Disana ia presentasi Jepang. Ia diwajibkan tentang kebencanaan. ikuti mengabdikan Karena kemampuannya, Unesco diri pada ia jadi duta Unesco untuk bidang masyarakat. Loocking kebencanaan. by Disaster, Didirikannya kegiatan Indonesia Student kepemudaan Security. Komunitas ini yang peduli bencana. beri penyuluhan ke sekolah. Anhar menulis esai tentang Materinya mengenali bencana peranan pemuda menangani banjir. dan bagaimana menyelamatkan diri Ia angkat banjir di kampung saat terjadi bencana. Targetnya anakhalamannya sendiri, Pasir anak usia dini. Pangaraian, Rokan Hulu. Anhar semakin tertarik dengan isu Senday tempat pertama yang bencana dan lingkungan. Pada 2012 dikunjungi rombongan. Kota ini juga, ia ke Thailand lebih dari dua terkena tsunami pada Minggu disana. Negara ketiga yang ia

46

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

datangi. Anhar mengikuti Unesco Youth Peace Ambassador. Disana ia presentasi tentang kebencanaan. Karena kemampuannya, ia jadi duta Unesco untuk bidang kebencanaan. Karena semakin hobi dengan isu bencana, pada 2013 Anhar sampai di negeri Paman Sam, Amerika. Satu bulan di sana, ia belajar tentang bencana dan lingkungan. Hawai tempat pertama ia berkelana. “Dulu hanya bisa nonton Jurassic Park, sekarang saya dilokasi syutingnya,” kenang Anhar. Di Hawai Anhar belajar pengolahan sampah ramah lingkungan. Kata Anhar, sampah disana didaur ulang oleh sebuah perusahaan. Anhar beri contoh, botol itu ditulis pajak kebersihan satu dollar. Artinya, pembeli turut membayar perusahaan untuk daur ulang botol. Dua Minggu lamanya belajar teori dan terjun ke lapangan di Hawai, perjalanan dilanjutkan ke Colorado. Di puncak pegunungan Rockie, Gunung Elbert Colorado, Anhar belajar manajemen hutan. Sebab, hutan negara bagian ini pernah terbakar. Karena manajemennya bagus, api tak sampai merembet jauh. “Saya diajak mengitari


Anhar sedang diskusi soal kebencanaan. Foto : Istimewa

pegunungan itu. Indah sekali,” ujarnya. Di Colorado, rombongan menginap di Colorado of University. Pengelolaan sampah di tempat ini juga bagus. Warga sudah bisa memilah sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik di kemas kembali, dijual ke perusahaan untuk didaur ulang. Ada juga pemanfaatan energi matahari. Setiap rumah dan kantor dipasang panel surya. Pemerintah setempat gencar buat program itu. Ditambah dengan kesadaran masyarakat akan hemat energi. Satu minggu di Colorado rombongan beranjak ke Washington DC. Rombongan hanya tiga hari di Ibu Kota Amerika Serikat tersebut. Agendanya hanya presentasi hasil yang didapatkan selama studi dan penyampaian rencana kedepan didepan pejabat tinggi Amerika. Anhar menyempatkan diri mengunjungi White House dan Pentagon, markas Departemen

Pertahanan Amerika. “Tak boleh berhenti, nanti ditembak.” Pulang dari Amerika, ia dirikan Aloha Disaster and Environment Club. Komunitas yang peduli terhadap bencana dan lingkungan. Komunitas ini didanai beberapa bulan oleh Amerika. ProgramnyaCoffee Break with Disaster, kunjungan ke sekolah yang ada di Pekanbaru dan pengenalan bencana. “Kalau sudah kenal kan pasti ingin tahu,” kata pria kelahiran 23 Maret 1989 ini. Nur Jamaliah, anggota Aloha jelaskan, kalau terjadi bencana, komunitas berperan agar korban bencana terutama anak-anak tidak trauma. Biasa disebut trauma hiling. Program rutin komunitas ini memberikan motivasi pada anakanak tiap akhir pekan. Mereka juga buat seminar-seminar tentang bencana dan lingkungan.

Dari Anhar, Jamaliah dapat motivasi. “Insya Allah November ini ke Bangladesh,” ujar Jamaliah. GRAMEDIA, SALAH SATU TOKO BUKU BESAR DI PEKANBARU. Memasuki lantai dua gedung yang berlokasi di Jalan Sudirman ini, pengunjung dapat melihat banyak jajaran buku. Baik yang ditata di meja dengan label Best Seller atau tersusun rapi di rak buku. Satu diantara banyaknya judul buku yang ditawarkan, terselip satu buku berjudul Yuk Keliling Dunia Gratis Melalui Program Internasional. Isinya bercerita pengalaman seseorang keliling dunia sambil menimba ilmu dengan waktu yang terbatas. Semua itu diperoleh tanpa biaya pribadi. Ya, buku itu mengisahkan perjalanan Anhar selama belajar di luar negeri. Menurut rekannya, Jamaliah, Anhar haruslah menceritakan pengalamannya tersebut agar dapat memotivasi orang lain.#

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015

47


48

BAHANA MAHASISWA Edisi Oktober - November 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.