LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN 2 ANGKATAN 1
EFISIENSI PENDISTRIBUSIAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI (BMHP) DI DEPO FARMASI IGD
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH :
MUH. TAUFIK HIDAYAT
NIP. 199611062022031002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi Nilai – Nilai ASN BerAKHLAK dengan judul “Efisiensi Pendistribusian Alat Kesehatan di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” ini dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Penyusunan Laporan Aktualisasi ini sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pelatihan dasar di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
Laporan Aktualisasi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Suherman, M.Kes. selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.
2. Ibu apt. Cherry Rahayu, S.Si., M.KM. selaku mentor penulis yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam menganalisa isu – isu yang dimuat dalam
Laporan Aktualisasi.
3. Bapak Setia Kahadiwan, S.T., M.M. selaku coach penulis yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam menganalisa isu – isu yang dimuat dalam
Laporan Aktualisasi.
4. Bapak dan Ibu Staff Widyaiswara dan seluruh karyawan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah banyak memberikan pembelajaran selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Kemenkes Golongan 2 Angkatan 1 Tahun 2022.
5. Ibu apt. Dra. Pratiwi, S.Si selaku Apoteker Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD RSUP
Dr. Hasan Sadikin yang telah memberikan dukungan, nasehat, dan semangat.
6. Orang tua dan semua keluarga yang selalu mendukung baik moral maupun materi serta doa bagi penulis.
7. Para Staff Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin yang telah memberi dukungan dan semangat.
8. Para Staff Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin yang telah memberi dukungan dansemangat.
9. Para Sahabat Gangster Squad dan Wacana yang telah mendukung dan membantu.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Aktualisasi ini.
iii
Penulis menyadari bahwa Laporan Aktualisasi Nilai – Nilai BerAKHLAK ini mungkin masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf serta meminta kritik dan saran yang membangun demi pengembangan diri maupun keilmuan dari Aktualisasi ini. Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat bermanfaat dan mampu menjadi referensi di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Bandung, 21 Agustus 2022
Muh. Taufik Hidayat
iv
v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 I.2 Tujuan dan Mafaat...................................................................................... 2 I.3 Ruang Lingkup ........................................................................................... 2 BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA II.1 Profil Instansi 3 II.2 Profil Peserta............................................................................................. 5 II.3 Role Model................................................................................................ 6 II.4 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK 7 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI III.1 Deskripsi Isu............................................................................................ 8 III.2 Penetapan Core Isu.................................................................................. 9 III.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu............................................................11 III.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu......................................................12 III.5 Matrik Rancangan Aktualisasi....................................................................13 III.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) ...........16 III.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi 16 BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI IV.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi...................................................................18 IV.2 Capaian Kegiatan Aktualisasi ....................................................................18 IV.3 Hasil Aktualisasi ......................................................................................23 IV.4 Kendala dan Solusi..................................................................................26 IV.5 Rencana Tindak Lanjut ............................................................................26 BAB V PENUTUP .................................................................................................. 27 REFERENSI.......................................................................................................... 28
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan dengan berbagai karakteristik yang unik, seperti tingginya stres pekerjaan, aktivitas selama 24 jam, pengambilan keputusan dan prosedur secara individual, banyaknya obat dan alat Kesehatan yang tersedia dan terbatasnya tinjauan pengobatan oleh farmasis. Sementara itu pasien yang dilayani di IGD memiliki karakteristik pasien dengan risiko tinggi, pengobatan dengan risiko tinggi, dan keterbatasan riwayat pasien.
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien dan mengelola perbekalan farmasi. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Salah satu tujuan pelayanan kefarmasian yaitu melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan / menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan / pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Rancangan aktualisasi ini berisi mengenai rencana penerapan nilai – nilai
BerAKHLAK serta peran dan kedudukan Smart ASN di dalam terwujudnya Smart Governance dengan bimbingan coach dan mentor. Kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh penulis diharapkan mampu untuk memecahkan isu permasalahan berkaitan dengan pengelolaan distribusi alat kesehatan di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1
I.2 Tujuan dan Mafaat
a. Tujuan
Untuk mengefisiensikan distribusi bahan medis habis pakai pada pelayanan kefarmasian di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
b. Manfaat
Dari hasil kegiatan aktualisasi ini akan diperoleh data yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun kebutuhan bahan medis habis pakai bagian orthopedi sebagai paket pengobatan yang akan digunakan kepada pasien di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam kegiatan aktualisasi ini adalah mengendalikan pendistribusian dan mengumpulkan data pemakaian bahan medis habis pakai dari permintaan bagian orthopedi di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang akan dilaksanakan pada 6 Juli – 16 Agustus 2022. Sehingga dapat menghasilkan distribusi dalam pengelolaan sediaan farmasi secara efisien
2
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
II.1 Profil Instansi
Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur
oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tanggal 15 Oktober 1923
diresmikan dan diberi nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui. Lima tahun
kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi Gemeente ZiekenhuisJuliana. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6 dokter berkebangsaan
Belanda dan 2 orang dokter berkebangsaan Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah. Diantara ke enam dokter Belanda itu ada seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh. Pada tahun 1942, pecah Perang Pasifik dan rumah
sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan
oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun Byoin sampai tahun 1945. Setelah Jepang menyerah
kepada Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagai rumah sakit militer dibawah pimpinan W J. Van Thiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.
Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan
Kotapraja Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W.J. Van Thiel sampai tahun 1949, setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri
Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah Departemen
Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8
Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada
tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).
3
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan Rumah Sakit kelas A yang menjadi
rujukan tertinggi (TopReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat, juga menjadi Rumah
Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun
2019. Beberapa unggulan RSHS antara lain, menjadi Pusat Unggulan Nasional dalam
Bidang Kedokteran Nuklir & menjadi satu – satunya Pusat Pendidikan Spesialis
Kedokteran Nuklir, pelayanan Teknologi / Reproduksi Berbantu, Pelayanan Kardiologi, Pelayanan Onkologi & Infeksi dan Pelayanan Transplantasi Ginjal.
• Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
• Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera.
• Tata Nilai
PAMINGPIN PITUIN = Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Sumber : web.rshs.or.id/tentang-kami/struktur-organisasi/
4
II.2 Profil Peserta
Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II dari instansi Kementerian Kesehatan RI. Adapun profil lengkap peserta sebagai berikut :
Nama : Muh. Taufik Hidayat, A.Md. Farm
NIP : 199611062022031002
Pangkat / Gol. : Pengatur – II / c
Jabatan : Asisten Apoteker Terampil
Satuan Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Unit Kerja : Instalasi Farmasi – Depo Farmasi IGD
Menurut Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 bahwa Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Pelayanan farmasi klinik
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
a. Pemilihan
b. Perencanaan kebutuhan
c. Pengadaan
d. Penerimaan
e. Penyimpanan
f. Pendistribusian
5
g. Pemusnahan dan penarikan
h. Pengendalian
i. Administrasi
II.3 RoleModel
Salah satu sosok yang menjadi panutan oleh penulis adalah Adi Hidayat Warsono atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Adi Hidayat (UAH). Beliau adalah seorang ulama yang dikenal dengan kemampuan beliau dalam mengingat letak ayat yang berada di dalam kitab suci Al – Qur’an maupun nomor hadits. Memiliki istri dan 3 orang anak tidak membuat beliau sibuk mengurus keluarga akan tetapi membagi waktunya untuk membagikan ilmu tentang agama kepada masyarakat Indonesia. Karena bagi Ustadz Adi, membagikan ilmu agama merupakan suatu tanggung jawab dari seorang ulama.
Gambar 2.1 UstadzAdiHidayat,Lc., M.A. Sumber: www.google.com
Memiliki segudang prestasi sejak Sekolah Dasar hingga pada tingkat S2 dan diangkat sebagai Ketua Dewan Khatib Jami’ Dakwah Islamiyyah di Tripoli pada akhir tahun 2009 tidak menjadikan beliau lupa dengan negeri kelahirannya Indonesia. Pada awal tahun 2011 Ustadz Adi kembali ke Indonesia dan mulai mengisi ceramah – ceramah diberbagai tempat serta membuka diri apabila diajak berdialog lintas agama. Ceramah
Ustadz Adi Hidayat juga disajikan dalam bentuk video yang dapat ditonton melalui kanal Youtube sebagai bentuk pemanfaatan beliau terhadap teknologi yang ada saat ini.
Hal – hal positif inilah yang berusaha diterapkan oleh Penulis dengan menyesuaikan fungsi dan tugas dengan apa yang telah dicontohkan Ustadz Adi Hidayat.
6
II.4 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Menerapkan nilai – nilai BerAKHLAK dalam keseharian saat menjalankan tugas sangatlah penting untuk mencerminkan diri kita sebagai ASN yang seutuhnya. Penerapan ini didasari oleh kesadaran diri kita untuk mengayomi dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sehingga nama ASN akan selalu disandingkan dengan citra yang baik. Adapun corevaluenilai – nilai ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Berorientasi Pelayanan, yaitu melakukan segala upaya untuk mencapai pelayanan prima sehingga masyarakat merasa terpuaskan.
2. Akuntabel, yaitu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab serta disiplin dalam aspek apapun.
3. Kompeten, yaitu meningkatkan kualitas diri secara maksimal dalam melaksanakan tugas agar hasil yang dicapai juga maksimal.
4. Harmonis, yaitu membangun serta menjaga komunikasi baik kepada rekan kerja maupun kepada pelanggan tanpa membeda – bedakan latar belakangnya.
5. Loyal, yaitu mampu menjaga nama baik sesama ASN dan juga menjaga keutuhan Pancasila dan UUD 1945, serta rahasia negara.
6. Adaptif, yaitu mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang sedang terjadi serta bersikap proaktif dan terus berinovasi dalam melaksanakan tugas.
7. Kolaboratif, yaitu mampu menerapkan kolaborasi dengan pihak manapun untuk meningkatkan proses pencapaian visi dan cita – cita bersama sehingga menghasilkan output kinerja yang maksimal bagi masyarakat.
7
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
III.1 Deskripsi Isu
III.1.1 Kelengkapan resep pada fase administrasi di Depo Farmasi IGD
a.) Kurang lengkapnya informasi yang diberikan oleh dokter pada saat menuliskan resep seperti tidak membubuhkan stempel dokter, aturan pakai kurang lengkap, atau bahkan hanya menuliskan nama pasien sebagai identitas tanpa disertai nomor rekam medis dan tanggal lahir disebabkan kurang tertibnya dan atau kurangnya sosialisasi kepada dokter tentang penulisan resep yang benar sesuai dengan standar akreditasi.
b.) Dampaknya akan menghambat kelancaran didalam pelayanan sehingga waktu menjadi tidak efisien atau bahkan dapat menjadi bahan telusur oleh tracer apabila resep yang tidak lengkap tersebut lolos dalam fase administrasi.
III.1.2 Sisa pemakaian bahan medis habis pakai pasien dari bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD
a.) Kurang efisiennya pendistribusian bahan medis habis pakai di Depo Farmasi IGD didalam melayani permintaan gypsona, elastic verban, softban, cervical collar, armsling, dan skintraksi pada pasien Orthopedi ditandai dengan seringnya terdapat pengembalian sisa bahan medis habis pakai yang tidak terpakai ke Depo Farmasi IGD oleh perawat di keesokan paginya.
b.) Dampaknya akan berimbas kepada tingginya cost jika pasien Orthopedi tersebut berstatus sebagai pasien umum serta menambah stok secara fisik namun tidak secara system dikarenakan sulit untuk mencari tahu pengembalian tersebut berasal dari pasien siapa.
III.1.3 Koordinasi antara perawat di ruang perawatan dan petugas depo farmasi terkait obat pasien
a.) Miskomunikasi yang terjadi antara perawat dari ruang perawatan dengan petugas depo farmasi tentang obat pasien seperti obat yang terlewatkan oleh petugas depo farmasi pada saat melakukan dispensing atau perawat yang tidak mengecek loker obat secara teliti sehingga menganggap bahwa obat
8
belum dilayani oleh petugas depo farmasi.
b.) Dampaknya akan membuat pemberian obat kepada pasien sedikit terlambat sehingga menurunkan ketepatan waktu pemberian obat kepada pasien.
III.2 Penetapan CoreIsu
Di dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu yang bersifat aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas salah satunya ialah menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth).
a) Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
b) Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
c) Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Tabel Penetapan CoreIsu dengan Analisis USG
9
No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat Kualitas U S G 1 Kelengkapan resep pada fase administrasi di Depo Farmasi IGD 5 4 2 11 II 2 Sisa pemakaian bahan medis habis pakai pasien dari bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD 4 5 5 14 I 3 Koordinasi antara perawat di ruang perawatan dan petugas depo farmasi terkait obat pasien 3 4 3 10 III
Tabel Deskripsi Kriteria URGENCY
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
5 Sangat mendesak Isu terjadi setiap hari
4 Mendesak Isu terjadi lebih dari 3 kali dalam seminggu
3 Cukup Mendesak Isu terjadi 2 – 3 kali dalam seminggu
2 Kurang Mendesak Isu terjadi 1 kali dalam seminggu
1 Tidak Mendesak Isu terjadi 1 kali dalam 2 minggu
Tabel Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
5 Sangat serius
4 Serius
3 Cukup Serius
Merugikan pasien secara langsung dari segi materi dan pelayanan
Merugikan pasien secara langsung dari segi pelayanan
Merugikan pasien secara tidak langsung dari segi pelayanan
2 Kurang Serius Hanya merugikan petugas saja
1 Tidak Serius Tidak merugikan pihak manapun
Tabel Deskripsi Kriteria GROWTH
Nilai Indikator Deskripsi Indikator
5 Sangat Cepat Memburuk
Berkembang sangat cepat di lingkungan kerja
4 Cepat Memburuk Berkembang cepat di lingkungan kerja
3 Cukup Cepat Memburuk Berkembang cukup cepat di lingkungan kerja
2 Kurang Cepat Memburuk Kurang cepat berkembang di lingkungan kerja
1 Tidak Cepat Memburuk
Sangat kurang cepat berkembang di lingkungan kerja
Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih sebagai CoreIsu adalah
“Sisa pemakaian bahan medis habis pakai pasien dari bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD” dengan rumusan isu ”Kurang efisiennya pendistribusian
10
bahan medis habis pakai terhadap permintaan Residen Orthopedi di Depo
Farmasi IGD” .
III.3 Analisis Faktor Penyebab CoreIsu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis seperti Fishbone yang lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai
Cause-and-EffectDiagram. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab – sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming
Kategori yang digunakan oleh penulis adalah menggunakan kategori 5S yaitu Surroundings (lingkungan), Systems (Sistem), Skills (Keterampilan), Suppliers (Pemasok), Safety(Keselamatan).
Surroundings Systems
Mengikuti instruksi senior
Pelayanan IGD yang harus cepat
Oknum yang memanfaatkan celah
Pengalaman dokter yang masih kurang
Kurangnya komunikasi antar petugas depo farmasi
Skills
Kondisi pasien yang buruk
Safety
Tidak adanya paket dalam penggunaan alkes
Penyebab Akibat Kurang efisiennya pendistribusian alat
Permintaan berlebih / double oleh dokter
kesehatan terhadap
permintaan Residen
Orthopedi di Depo
Tidak adanya kontrol oleh depo farmasi
Beban kerja berlebih pada dokter
Suppliers
Farmasi IGD
11
III.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu
Untuk mencari gagasan kreatif yang dapat dilakukan, pertama perlu dicari alternatif penyelesaian dari akar penyebab yang terdapat dalam diagram fishbone. Adapun gagasan kreatif penyelesaian isu terhadap akar penyebab yaitu:
No. Penyebab Gagasan Kreatif
1. Mengikutiinstruksisenior
2. Pengalaman dokter yang masihkurang
3. Oknumyangmemanfaatkancelah
4. Tidak adanya paketdalam penggunaan alkes
5. Permintaanberlebih/ double olehdokter
6. Bebankerja berlebihpada dokter
7. Kurangnya komunikasi antar petugas depo farmasi
8. Tidak adanya kontrololehdepo farmasi
9. Pelayanan IGD yang harus cepat
10. Kondisi pasien yang buruk
Menelaah instruksi yang diberikan terlebih dahulu serta mencari referensi terkait dengan jumlah yang biasanya digunakan dalam satu kali tindakan
Membatasi jumlah permintaan bmhp dan segera membuat paket pemakaian bmhp bagi pasienorthopedi
Menambahkan jumlah dokter jaga di IGD agar beban kerja dapat lebih ringan dan juga fokus dalam bekerja.
Meningkatkan komunikasi antar petugas apabila ingin bergantian dalam istirahat sehingga pengeluaran distribusi dapatlebih terkontrol
Bersikap tenang dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan sehingga apa yang diharapkan dapat berjalan dengansesuai
Berdasarkan teknik analisis diatas dengan menggunakan fishbone maka gagasan kreatif dalam menyelesaikan isu tersebut dengan merujuk pada rumusan isu “Kurang efisiennya pendistribusian alat kesehatan terhadap permintaan Residen
Orthopedi di Depo Farmasi IGD” yaitu dengan mengontrol pengeluaran alat kesehatan dan membuat acuan berupa paket pemakaian alat kesehatan terhadap permintaan dokter sehingga jumlah penggunaan alat kesehatan lebih tepat dan akurat Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN yang
12
berfungsi sebagai pelayan publik dengan tugas memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
13
III.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Depo Farmasi IGD di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Identifikasi Isu :
1. Kelengkapan resep pada fase administrasi di Depo Farmasi IGD.
2. Sisa pemakaian alat kesehatan pasien dari bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD.
3. Koordinasi antara perawat di ruang perawatan dan petugas depo farmasi terkait obat pasien.
Isu Yang Diangkat : Kurang efisiennya pendistribusian alat kesehatan terhadap permintaan Residen Orthopedi di Depo Farmasi IGD
Gagasan Pemecahan Isu : Mengontrol pengeluaran alat kesehatan dan membuat acuan berupa paket pemakaian alat kesehatan terhadap permintaan dokter sehingga jumlah penggunaan alat kesehatan lebih tepat dan akurat. Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN yang berfungsi sebagai pelayan publik dengan tugas memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
1. Melakukan pengendalian distribusialat kesehatandari permintaan bagianOrthopedi diDepoFarmasi IGD
1. Memintaizinkepada Apoteker PenanggungJawab DepoFarmasiIGD tentangpengendalian distribusialat kesehatanyangakan dilakukan.
2. Memberikan sosialisasipada ResidenOrthopedi yangdatangmeminta alatkesehatanterkait pengendalianalat kesehatanyang dilakukan.
Penggunaanalat kesehatanyanglebih terkendalisehingga meningkatkan efisiensipenggunaan alatkesehatanpada permintaanbagian OrthopedidiDepo FarmasiIGD
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Mengawali kegiatan ini dengan niat meningkatkan kualitas pelayanan MP. Berorientasi Pelayanan, menjaga nama baik Rumah Sakit dari kemungkinan dampak yang akan terjadi MP. Loyal, serta menjadi ajang meningkatkan kompetensi dan kapabilitas MP. Kompeten.
Dilanjutkan dengan bertemu Apoteker
Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD dengan berpakaianrapihdanmeminta izindengancara yang santun sebagai bentuk menjaga lingkungankerjayangkondusif MP. Harmonis.
Kemudian menyampaikan kepada Residen
Orthopedi yang datang melakukan permintaan terkait pengendalian alat kesehatan sebagai bentuk sinergi untuk hasil yang lebih baik MP. Kolaboratif.
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Dengan melakukan
pengendalian distribusi alat kesehatan serta adanya kerja sama dengan dokter terkait tentunya akan menghasilkankualitashidup manusia yang sejahtera
karena mendapatkan pelayananmaksimaldengan cost yang efisien. Hal ini sejalan dengan Misi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, majudansejahtera.
Di dalam pengendalian distribusi alat kesehatan ini tentunya disertai jiwa integritas dan juga profesional sehingga segala tahapan berjalan denganlancardimanahal inisesuaidengantatanilai dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yakni kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus,unggul,integritas.
14
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Mengumpulkan dan membandingkan datapemakaian alatkesehatan sebelumdan setelah dilakukannya pengendalian distribusi menggunakan lembar pemakaianBMHP pasienOrthopedi
3. Menerapkanbatas jumlahsementara daripermintaanalat kesehatanoleh bagianOrthopedi.
4. Mencatatpemakaian alatkesehatandari setiappasien Orthopedi.
1. Memintaizinkepada Apoteker PenanggungJawab DepoFarmasiIGD untukmengakses arsiplembar pemakaianBMHP.
2. Mencarilembar pemakaianBHMP yangberasaldari pasienOrthopedi denganrangeberkas 2minggusebelum kegiatandilakukan.
3. Mengumpulkandata pemakaianalat kesehatandari lembarBMHP sebelumdansetelah adanyapengendalian distribusi.
4. Membandingkandata yangtelah dikumpulkanantara sebelumadanya pengendalian distribusidansetelah adanyapengendalian distribusi.
Selanjutnya membatasi sementara jumlah permintaan alat kesehatan dari Residen Orthopedi sebagai bentuk tanggung jawab dan jugaefisiensiterhadapbarangmiliknegara MP. Akuntabel.
Lalu melakukan pencatatan pemakaian alat kesehatanyangdimintaolehResidenOrthopedi dengan jujur dan bertanggung jawab MP. Akuntabel.
Hasilperbandingan yangakanmenjadi dasardalam membuatacuan pemakaianalat kesehatanuntuk pasienOrthopedidi DepoFarmasiIGD
Meminta izin kepada Apoteker Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD untuk melakukan akses berkas dari lembar pemakaian BMHP pasien tentunya sebagai sikap menghargai beliau selaku atasan yang bertanggung jawab denganDepoFarmasiIGD MP. Harmonis.
Lalu kemudian melakukan pencarian lembar pemakaianBMHPdaripasienOrthopedidengan sikapproaktif MP. Adaptif.
Selanjutnya mengumpulkan data pemakaian alat kesehatan dari lembar BMHP yang telah didapatkandenganpenuhtransparansidanrasa tanggungjawab MP. Akuntabel.
Setelah itu dilakukan perbandingan data antara sebelum dan setelah adanya pengendalian sebagai dasar dalam membuat acuan demi memperbaiki pendistribusian yang belumefisien MP. Berorientasi Pelayanan.
Melakukan pengumpulan dan membandingkan data
demi meningkatkan
pelayanan dan juga
kepuasan masyarakat
tentunya bagian dari
kemandirian didalam
melakukan perubahan
dimanahalinisangatsesuai
denganVisiRSUPDr.Hasan
Sadikin Bandung yakni
terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Dalam proses pengumpulan dan perbandingan data tentunya haruslah diiringi dengan sikap integritas dansikapprofesionalagar tercipta pelayanan yang unggul. Hal ini sejalan dengantatanilaiRSUPDr. Hasan Sadikin Bandung yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus,unggul,integritas.
15
3. Membuatacuan berupapaket pemakaianalat kesehatanuntuk pasienOrthopedi
1. Melakukantelaah hasilperbandingan yangtelahdiperoleh.
2. Menghitungjumlah pemakaianalat kesehatanrata – rata perpasienOrthopedi.
3. Melakukanprintout tentanghasilrata –ratapemakaianalat kesehatanuntuk digunakansebagai acuandalam pendistribusianalat kesehatanpada pasienOrthopedi.
Acuanyang digunakansebagai paketalatkesehatan dalammelayani pasienOrthopedi
Proses menelaah dilakukan dengan sikap antusias dalam menggerakkan perubahan MP. Adaptif dan juga dengan sikap yang konsisten MP. Akuntabel.
Kemudian melakukan perhitungan rata – rata dari pemakaian alat kesehatan oleh pasien Orthopedi dengan penuh dedikasi MP. Loyal agarterciptahasilyangterbaik MP. Kompeten dan tentu saja demi meningkatkan kualitas pelayanan MP. Berorientasi Pelayanan.
Dan yang terakhir adalah melakukan cetak hasil dari perhitungan rata – rata yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bentuk kepedulian terhadap pasien agar mendapatkan low-costdenganpelayananyangmaksimal MP. Harmonis, MP. Berorientasi Pelayanan.
Acuan pengeluaran distribusi alat kesehatan yangdiciptakaninitentunya
akan sangat membantu
efisiensi sehingga
pelayanan yang diperoleh
oleh pasien efektif dan efisien.Halinisangatsesuai
denganMisiRSUPDr.Hasan
Sadikin Bandung yaitu
mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dansejahtera.
Serangkaian proses kegiatan yang akhirnya menghasilkan paket alat kesehatan dengan niat awal yang tulus demi perubahan pelayanan yang lebih baik dan tentunya dengan sikap profesional dan integritas tentu saja sudah sangat sesuai dengan tata nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus,unggul,integritas.
16
III.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
III.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
1. Melakukan pengendalian distribusi alat kesehatan dari permintaan bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD
2. Mengumpulkan dan membandingkan data pemakaian alat kesehatan sebelum dan setelah dilakukannya pengendalian distribusi menggunakan lembar pemakaian BMHP pasien
Orthopedi.
3. Membuat acuan berupa paket pemakaian alat kesehatan untuk pasien Orthopedi
17
No. Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per MP 1 2 3 1. Berorientasi Pelayanan 1 1 2 4 2. Akuntabel 2 1 1 4 3. Kompeten 1 0 1 2 4. Harmonis 1 1 1 3 5. Loyal 1 0 1 2 6. Adaptif 0 1 1 2 7. Kolaboratif 1 0 0 1 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 7 4 7
Kegiatan Juli Agustus II III IV V I II III
No.
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI
IV.1 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
Deskripsi secara umum kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Aktualisasi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2. Waktu Pelaksanaan : 06 Juli – 16 Agustus 2022
3. Judul Aktualisasi : Efisiensi Pendistribusian Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
4. Jumlah Kegiatan : 3 Kegiatan
Tahapan kegiatan dalam aktualisasi dibagi didalam 3 kegiatan utama. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
1. Melakukan pengendalian distribusi alat kesehatan dari permintaan bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD.
2. Mengumpulkan dan membandingkan data pemakaian alat kesehatan sebelum dan setelah dilakukannya pengendalian distribusi menggunakan lembar pemakaian BMHP pasien Orthopedi.
3. Membuat acuan berupa paket pemakaian alat kesehatan untuk pasien Orthopedi.
IV.2 Capaian Kegiatan Aktualisasi
18
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per MP Ke-1 Ke-2 Ke-3 Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Berorientasi Pelayanan 1 1 1 1 2 2 4 4 2 Akuntabel 2 2 1 1 1 1 4 4 3 Kompeten 1 1 0 0 1 1 2 2 4 Harmonis 1 1 1 1 1 1 3 3 5 Loyal 1 1 0 0 1 1 2 2 6 Adaftif 0 1 1 1 1 1 2 3 7 Kolaboratif 1 1 0 0 0 0 1 1 Jumlah MP yang Diaktualisasikan per Kegiatan 7 8 4 4 7 7 18 19
Tabel 4.1 Matrik Rekapitulasi Realisasi MP
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengendalian distribusi alat kesehatan dari permintaan bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD
Diawali dengan meminta izin kepada Apoteker Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD untuk melaksanakan kegiatan dan dilanjutkan memberitahukan kepada Residen
Orthopedi yang datang ke depo untuk meminta BMHP bahwa selama kegiatan aktualisasi akan diterapkan pembatasan terhadap permintaan dokter tersebut dan selanjutnya disesuaikan oleh kebutuhan terapi pasien apabila terdapat tambahan. Seluruh permintaan itu kemudian dituliskan kedalam Lembar Pemakaian BMHP masing – masing pasien.
a) Pemberian informasi kepada Residen Orthopedi mengenai pembatasan permintaan BHMP
19
Gambar 4.1 Bukti memberikan informasi terkait pembatasan BMHP kepada Residen Orthopedi
20
b) Membatasi jumlah permintaan Residen Orthopedi
Gambar 4.2 Bukti pembatasan BMHP terhadap permintaan Residen Orthopedi.
c) Pencatat permintaan Residen Orthopedi kedalam Lembar Pemakaian BMHP
Gambar 4.3 Bukti pencatatan permintaan Residen Orthopedi ke dalam Lembar Pemakaian BMHP.
2. Mengumpulkan dan membandingkan data pemakaian alat kesehatan sebelum dan setelah dilakukannya pengendalian distribusi menggunakan lembar pemakaian BMHP pasien Orthopedi
Diawali dengan meminta izin kepada Apoteker Penanggung Jawab Depo Farmasi IGD untuk diberi akses berkas lembar BMHP yang telah dibundle di dalam dus sehingga menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi nantinya. Lalu dilakukan pencarian Lembar Pemakaian BMHP dari pasien Orthopedi kemudian dibandingkan antara pemakaian sebelum dan pada saat aktualisasi.
1) Mencari lembar pemakaian BHMP
21
Gambar 4.4 Melakukan pencarian Lembar Pemakaian BMHP dari pasien Orthopedi.
2) Mengumpulkan data pemakaian alat kesehatan dari lembar BMHP sebelum dan setelah adanya pengendalian distribusi
22
Gambar 4.5 Bukti pengumpulan Lembar Pemakaian BMHP dari Pasien Orthopedi
3) Membandingkan data yang telah dikumpulkan antara sebelum adanya pengendalian distribusi dan setelah adanya pengendalian distribusi
23
Gambar 4.6 Kegiatan melakukan perbandingan pemakaian BMHP antara sebelum dan setelah adanya pembatasan
3. Membuat acuan berupa paket pemakaian BMHP untuk pasien Orthopedi
1) Menghitung jumlah pemakaian BMHP rata – rata per pasien Orthopedi
IV.3 Hasil Aktualisasi
a. Penggunaan BMHP yang lebih terkendali sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan pada permintaan bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD
24
Gambar 4.6 Hasil tangkapan layar perhitungan pemakaian BMHP di aplikasi Excel.
Gambar 4.7 Bukti terkendalinya penggunaan BMHP di Depo Farmasi IGD.
b. Hasil perbandingan yang akan menjadi dasar dalam membuat acuan pemakaian
25
BMHP untuk pasien Orthopedi di Depo Farmasi IGD
Gambar 4.8 Bukti perbandingan yang akan dijadikan acuan dalam mengefisiensikan penggunaan BMHP di Depo Farmasi IGD.
c. Acuan yang digunakan sebagai paket alat kesehatan dalam melayani pasien Orthopedi
Gambar 4.9 Bukti tangkapan layar dari acuan yang akan digunakan dalam memenuhi permintaan Residen Orthopedi.
IV.4 Kendala dan Solusi
Adapun kendala yang dihadapi selama masa Aktualisasi ialah ketika pasien dalam kondisi CITO maka hal ini tidak dapat diberlakukan pembatasan BMHP. Solusinya yaitu sebagai Petugas dengan sikap Adaptif maka disini kita harus menyesuaikan dan juga memprioritaskan keselamatan pasien.
IV.5 Rencana Tindak Lanjut
Aktualisasi yang telah dilaksanakan akan dilakukan tindak lanjut, dengan rencana pada table 4.5. dibawah ini :
NO KEGIATAN WAKTU PIHAK TERKAIT
1 Mengevaluasi acuan dan menyesuaikan dengan kondisi yang baru
Situasional Residen Orthopedi
26
Table 4.1 Rencana Tindak Lanjut
BAB V PENUTUP
Laporan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK ini merupakan langkah yang harus ditempuh sebelum bekerja secara nyata di unit kerja masing – masing. Dalam Aktualisasi ini diterapkan nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional. Nilai – nilai dasar tersebut antara lain Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan pada aktualisasi di Depo Farmasi IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ialah sebagai berikut :
1. Melakukan pengendalian distribusi Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dari permintaan bagian Orthopedi di Depo Farmasi IGD
2. Mengumpulkan dan membandingkan data pemakaian Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sebelum dan setelah dilakukannya pengendalian distribusi menggunakan lembar pemakaian BMHP pasien Orthopedi.
3. Membuat acuan berupa paket pemakaian Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) untuk pasien Orthopedi
Seluruh kegiatan yang disebutkan di atas bertujuan agar penulis dapat mengimplementasikan nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam bekerja dan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dengan tujuan kepuasan masyarakat.
27
REFERENSI
Hidayat, Muh Taufik. 2020. “Identifikasi Medication Error Fase Prescribing pada Pasien di IGD Anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” dalam Laporan Tugas Akhir. Makassar: Akademi Farmasi Yamasi Makassar
Idris Irfan, dkk. 2019. “Analisis Isu Kontemporer” dalam Modul Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Quantum Akhyar Institute. Artikel “Sekilas Tentang Adi Hidayat”. Diakses pada 27 Juni 2022
Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2021. Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 20 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Kementerian PAN- RB
Rusli. 2016. “Farmasi Rumah Sakit dan Klinik” dalam Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan.
28
@vic_felico muh.taufik_hidayat@yahoo.com . @VicFelico Nama : Muh. Taufik Hidayat NIP : 199611062022031002 Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pengendalian Permintaan BMHP Orthopedi 01 Mengumpulkan dan Membandingkan Lembar Pemakaian BMHP Othopedi 02 Membuat Acuan dari Permintaan Orthopedi 03
Pengendalian Permintaan BMHP
Orthopedi
Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah
pengendalian terkait permintaan BMHP oleh
Residen Orthopedi dengan cara tidak memberikan
sepenuhnya dari jumlah permintaan melainkan
memberikan secukupnya dulu.
Residen Orthopedi dapat lebih menyesuaikan jumlah permintaan yang
dibutuhkan untuk menangani pasien.
Lebih bertanggung jawab dalam
menjaga kerahasiaan pasien.
Mengumpulkan dan Membandingkan
Lembar Pemakaian BMHP Othopedi
Disini proses pengumpulan Lembar Pemakaian
BMHP dari Pasien Orthopedi sebelum serta setelah
dilakukannya pengendalian lalu kemudian
dibandingkan satu sama lain.
Membuat Acuan dari Permintaan
Orthopedi
Kegiatan terakhir ialah membuat acuan untuk digunakan
sebagai tolak ukur jumlah dari BMHP yang harus
diberikan kepada Residen Orthopedi apabila melakukan
permintaan BMHP kepada Depo Farmasi IGD
Mengurangi cost budget sehingga
penggunaan BMHP bisa lebih efektif
untuk terapi pasien.
Dari semua kegiatan
aktualisasi yang telah
dilakukan, tentunya akan
ada hasil kegiatan.
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per MP Ke-1 Ke-2 Ke-3 Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Berorientasi Pelayanan 1 1 1 1 2 2 4 4 2 Akuntabel 2 2 1 1 1 1 4 4 3 Kompeten 1 1 0 0 1 1 2 2 4 Harmonis 1 1 1 1 1 1 3 3 5 Loyal 1 1 0 0 1 1 2 2 6 Adaftif 0 1 1 1 1 1 2 3 7 Kolaboratif 1 1 0 0 0 0 1 1 Jumlah MP yang Diaktualisasikan per Kegiatan 7 8 4 4 7 7 18 19
KENDALA DAN SOLUSI
Adapun kendala yang dihadapi selama masa Aktualisasi ialah ketika pasien dalam kondisi CITO maka
hal ini tidak dapat memungkinkan diberlakukannya pembatasan BMHP. Solusinya yaitu sebagai
Petugas dengan sikap Adaptif maka disini kita harus menyesuaikan dan juga memprioritaskan
keselamatan pasien.
RENCANA TINDAK LANJUT
NO. KEGIATAN WAKTU PIHAK TERKAIT
1. Mengevaluasi acuan dan menyesuaikan dengan kondisi yang baru
Situasional Residen Orthopedi
KESIMPULAN SARAN
Dengan adanya paket
BMHP ini diharapkan dapat mengurangi cost pasien dan meningkatkan efisiensi penggunaan BMHP
Dapat lebih meningkatkan
pelayanan kefarmasian lagi di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung