LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 1 TAHUN 2022
Optimalisasi Pemberian Informasi Obat Insulin
di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Disusun Oleh :
Neni Suherni, A.Md. Farm.
NIP. 198706042022032001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
KATA PENGANTAR
Pujidansyukurpenulispanjatkan kehadiratAllahSWT,karena atasizin-Nya penulisdapat menyelesaikan laporan aktualisasi yang disusun untuk memenuhi salah satu penilaian kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022.
Penyususan Laporan Aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak lainnya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu Bapak dr. Azhar Jaya, SKM. MARS. yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022.
2. Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu Ibu apt, Cherry Rahayu, S.Si. M.KM. sebagai mentor selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian
Kesehatan Tahun 2022.
3. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yaitu Bapak Drs. Suherman, M.kes. yang telah menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 dengan baik.
4. Koordinator Pelatihan Manajemen dan Teknis Non Kesehatan Pelatihan Dasar CPNS Balai
Pelatihan Kesehatan Cikarang yaitu Ibu Verawati Lenny, M.KM. yang telah menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan ini dengan baik.
5. Bapak Setia Kahadiwan, ST. MM. sebagai coachselama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Kementerian Kesehatan ini yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang membangun kepada penulis dalam menyusun Laporan Rancangan Aktualisasi ini.
6. Kepada Bapak/Ibu Widyaswara serta seluruh Panitia Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022yang tidakdapatpenulis sebutkan satuper satuyang telahbekerja keras dalam memfasilitasi terlaksananya Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 ini dengan baik.
7. Seluruh rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 Golongan 2 Angkatan 1 pada umumnya dan Kelompok B pada khususnya yang telah berjuang bersama selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 ini.
8. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan tanpa henti sehingga saya dapat melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Tahun 2022 ini dengan sebaik-baiknya.
ii
Penulis menyadari bahwa Laporan Rancangan Aktualisasi Ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan membutuhkan saran serta kritik yang membangun demi terwujudnya penulisan yang lebih baik. Penulis berharap Laporan Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Bandung, 26 Agustus 2022
Penulis
Neni Suherni, A.Md. Farm. NIP. 198706042022032001
iii
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................. 1 1.1Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2Tujuan dan Manfaat........................................................................................... 2 1.3Ruang Lingkup 3 BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ................................................................. 4 2.1 Profil Instansi 4 2.2 Profil Peserta .................................................................................................... 11 2.3 Role Model........................................................................................................ 11 2.4 Nilai Nilai Dasar ASN BerAKHLAK 13 BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................................ 14 3.1 Deskripsi Isu 14 3.2 Penetapan CoreIsu .......................................................................................... 15 3.3 Analisis Faktor Penyebab CoreIsu ..................................................................... 16 3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu 19 3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi ............................................................................. 21 3.6 Martik Rekapitulasi Rencana Rancangan Aktualisasi Nilai Nilai ASN (BerAKHLAK)..... 29 3.7 Rencana Jadwal Aktualisasi 30 BAB IV. PELAKSANAAN AKTUALISASI 4.1 Pelaksanaan Aktualisasi ……………………………………………………………………………………. 31 4.2 Hasil Aktualisasi dan Pembahasan. 32 4.3 Matrik Rekapitulasi Realisasi Mata Pembelajaran.…………………………………………………..41 4.4 Rencana Tindak Lanjut 42
v BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 43 5.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………… 43 REFERENSI ............................................................................................................ 44
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang- Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen ASN yang baik dibutuhkan untuk menghasilkan PNS yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik yang professional dan berkualitas serta memepererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu cara dalam manajemen PNS adalah
Pelatihan Dasar CPNS.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah Lembaga pemerintah non kementerian yang diberikan kewenangan melakukan pengkajian, pendidikan, dan pelatihan ASN termasuk CPNS.
LAN mengeluarkan kebijakan yaitu Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia No. 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon PNS yang bertujuan mengembangkan potensi CPNS. Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang menyelenggarakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan sesuai dengan peraturan LAN tersebut, yaitu sesuai struktur kurikulum pembentukan karakter PNS berupa : 1) Agenda sikapperilakubelanegara;2)AgendanilainilaidasarPNS(BerAKHLAK);3)Agendakedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan 4) Agenda Habituasi.
Kegiatan aktualisasi penulis yaitu “ Optimalisasi Pemberian Informasi Obat Insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan” dilakukan di unit kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, khususnya di Depo Farmasi Rawat Jalan. Kegiatan ini dipilih melalui proses identifikasi dan pemilihan isu di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat, yang independent, akurat, tidak bias, terkini dan komperhensif yang dilakukan Apoteker kepada Dokter, Apoteker, Perawat profesi Kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar rumah sakit. Tujuan Pelayanan Informasi Obat ini adalah menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga Kesehatan lain dilingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit; menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat Kesehatan dan Bahan Medis
1
Habis Pakai terutama bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi; dan menunjang penggunaan obat yang rasional.
Pemberian Informasi obat dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait obat yang dikonsumsinya sehingga dapat mengubah perilaku dan akan mempengaruhi hasil klinis pasien. Selama ini pemberian informasi obat sudah dilakukan secara lisan dan singkat mengingat keterbatasan waktu dan jumlah pasien yang cukup banyak.
Pemberian informasi obat khususnya obat seperti insulin dapat menggunakan media informasi berupa video edukasi. Saat ini di Depo Farmasi Rawat Jalan belum tersedia media video edukasi sebagai alat bantu penyampaian informasi tentang penggunaan obat insulin. Berdasarkan hal itu maka diperlukaan adanya media digital untuk pemberian informasi obat seperti video edukasi, dengan tujuan pasien dapat mudah memamahi cara penggunaan obat yang tepat dengan media visual sehingga tercapai target terapi yang diharapkan.
1.2 Tujuan dan Manfaat.
Tujuan dari kegiatan rancangan aktualisasi ini adalah yaitu agar penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan dapat memecahkan isu yang ada di unit kerjanya dengan gagasan kreatif yang berkontribusi untuk memperkuat visi dan misi organisasi dengan menerapkan nilai nilai dasar PNS ( Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif ) dan pengetahuan tentang fungsi PNS dalam NKRI.
Adapun manfaat dari kegiatan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagi CPNS
Kegiatanrancanganaktualisasiinimemberikanpengetahuandanpemahamanbagi penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan mengenai bagaimana mengidentifikasi isu, memecahkan isu dan melaksanakan gagasan kreatif sehingga dapat menjadi PNS yang Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif sehingga dapat menjadi pelayan publik yang baik.
1.2.2 Bagi Unit Kerja
Kegiatan rancangan aktualisasi ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tanggap terhadap perbaikan dan pengembangan kinerja sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas unit kerja dalam melayani publik. Sehingga dapat tercapai visi dan misi organisasi serta mewujudkan citra organisasi yang baik.
2
1.2.3 Bagi Baplekes Cikarang
Kegiatan rancangan aktualisasi ini menjadi sarana evaluasi bagi Bapelkes Cikarang dalam melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan dan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta pelatihan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelatihan.
1.3 Ruang Lingkup.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan Golongan II Angkatan
1 diselenggarakan pada tanggal 25 April-27 Agustus 2022 melalui beberapa tahap yaitu :
1. Tanggal 25 April - 21 Mei 2022 : Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan MOOC ( MassiveOpen OnlineCourse ) secara daring dengan mengakses https://swajarasnpintar.lan.go.id/.
2. Tanggal 07 Juni – 05 Juli 2022 : Pelaksanaan pembelajaran dan pelatihan Distance Learning secara daring sinkronous dan asinkronous dengan mengakses https://kolabjar-asnpintar.lan.go.id/.
3. Tanggal 06 Juli- 16 Agustus 2022 : Pelaksanaan kegiatan aktualisasi di unit kerja masing-masing.
4. Tanggal 21 Agustus – 27 Agustus 2022 : Pelaksanaan pembelajaran kegiatan klasikal dan evaluasi kegiatan aktualisasi di Uplekes Jabar.
3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Rumah Sakit Umum Pusat ( RSUP ) Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit yang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur No. 38 Bandung 40161. Sebelumnya Rumah Sakit ini bernama Rumah Sakit Rantja Badak ( RSRB ), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Provinsi dan langsung dibawahDepartemenKesehatan.Padatahun1956,RSRBditetapkanmenjadiRumahSakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 kapasitas tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Untuk Mengatasi berbagai kendala yang dihadapi RS, khususnya terkait sistem keuangan, Departemen Kesehatan mengarahkan peneglolaan RS selaku Unit Pelaksana Teknis, menjadi Unit Swadana. Pada status sebagai Unit Swadana, periode 1992-1993, dimungkinan bagi pengelola rumah sakit untuk menggali berbagai potensi pendapatan disertai fleksibiltas pengelolaannya, sehingga RSHS mengembangkan Kerjasama Operasional (KSO) dalam pelayanan obat.
Pada periode selanjutnya, keterbatasan pemerintah dalam pembiayaan pelayanan rumah sakit yang makin menurun, sedangkan rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itulah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 119/2000 yang menetapkan RSHS sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan). Dengan otonomi dan felksibilitas yang lebih luas dalam pengelolaan rumah sakit sehingga kinerja RSHS dirasa semakin baik. Sejak tahun 2005 RSHS berserta rumah sakit lainnya berubah status dari Perjan menjadi Unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Pemerintah.
2. Dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Termasuk rumah sakit tipe A.
4. Rumah Sakit Pendidikan.
4
5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.
6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi dan Kedokteran Nuklir.
7. Terakreditasi Paripurna Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan JointCommitee Internasional(JCI).
5
Lokasi dan Denah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung :
Gambar 2.1. Lokasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.2. Denah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.1.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Visi : Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Misi : Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia.
Motto : Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami ( YourHealthisOurPriority).
2.1.2 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Nilai-nilai utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang dituangkan dalam janji
layanan :
PAMINGPIN PITUIN
• Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
• Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalinan kemitraan.
• Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan sentiasa melakukan perbaikan berkesinambungan.
• Tulus : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.
• Unggul : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
• Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, Amanah dan menjungjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
6
2.1.3 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat dari gambar di bawah :
Gambar 2.3. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.1.4 Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instalasi Farmasi merupakan unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Instalasi Farmasi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki jumlah sumber daya kefarmasian yang terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi.
2.1.5 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tentang
struktur Organisasi Tata Kelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Umum Pusat
Dr. Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Farmasi bertugas membantu Direktur Medik dan Keperawatan. Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin dipimpin oleh seorang
KepalaInstalasiFarmasi.GambarstrukturorganisasiInstalasiFarmasidapatdilihat di gambar dibawah :
7
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Instalasi Farmasi berada dibawah direksi Medik dan Keperawatan. Berikut tugas Instalasi Farmasi :
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan professional serta sesuai prosedur dan etik profesi.
2. Melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif, aman, bermutu dan efisien.
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan perbekalan farmasi guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan resiko.
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.
5. Melaksanakan Pendidikan, pelatihan dan pengembangan pelayanan kefarmasian.
6. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.
Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
8
2.1.6 Tugas Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.1.7 Fungsi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara efektif, efisien dan optimal.
c. Memproduksi sediaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan Kesehatan rumah sakit.
d. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
e. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
f. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
g. Melakukan penghapusan dan pemusnahan perbekalan farmasi yang sudah tidak dapat digunakan.
h. Mengendalikan persediaan perbekalan farmasi.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan pengelolaan perbekalan farmasi.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
a. Mengkaji instruksi pengobatan.
b. Melaksanakan pelayanan resep.
c. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan perbekalan farmasi.
d. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.
e. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga Kesehatan lain, pasien atau keluarga pasien, masyarakat dan institusi lainnya.
f. Melaksanakan konseling kepada pasien dan keluarga.
g. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO).
h. Melaksanakan Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
i. Melaksanakan visite.
j. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).
k. Melaksanakan dispensing sediaan khusus (penanganan sediaan sitotoksik, melakukan pencampuran obat suntik, menyiapkan nutrisi parenteral, dan melaksanakan pengemasan ulang sediaan yang tidak stabil).
9
2.1.8 Profil Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Depo Farmasi Rawat jalan atauOutPatientDepartement(OPD) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dipimpin oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Depo yang
membawahi 3 Apoteker lainnya dan 15 Tenaga Teknis Kefarmasian. Depo Farmasi
Rawat Jalan terletak di Gedung Anggrek RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, memiliki ruanganpenerimaan danpenyerahan resep, ruangpenyiapanobat, ruang racik obat, ruang penyimpanan obat, ruang konseling obat, ruang Apoteker dan ruang Tenaga Teknis Kefarmasian.
Depo Farmasi Rawat Jalan melayani seluruh pasien yang berobat ke poliklinik rawat jalan baik itu pasien dengan status pasien BPJS, Umum, Kontraktor dan Pegawai. Poliklinik di Instalasi Rawat Jalan seperti klinik lansia, klinik penyakit dalam dengan subspesialis rhematologi, endokrin, hematologi, ginjal hipertensi, paru, gastrohepatolgi, kardiovaskuler, dan infeksi, klinik bedah dengan subspesialis ortopedi, onkologi, urologi, vaskuler, klinik anak, klinik obgyn, klinik THT, klinik syaraf dan lainnya. Depo Farmasi Rawat Jalan menggunakan system distribusi Individual Prescription atau Resep Perseorangan, yang merupakan system penyiapan sediaan farmasi baik itu obat maupun alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) berdasarkan resep perseorangan sesuai resep/instruksi pengobatan yang ditulis oleh dokter baik secara manual atau secara elektronik untuk satu pasien dalam satu periode pengobatan. Pada resep terdapat nomor antrian berupa kode alfabet dari A-K, yang berarti :
• A : Resep < 5 item obat
• B : Resep > 5 item obat
• C : Resep alat Kesehatan dan BMHP
• D : Resep Kemoterapi
• E : Resep Umum dan Obat Program
• F : Resep Karyawan
• G : Resep Racikan
• H : Resep Lansia
• I : Resep Thalasemia
• J : Resep Hemofilia
• K : Resep Anak Endokrin dan Obgyn
10
Alur Pelayanan Resep di Depo Farmasi Rawat Jalan :
1. Penerimaan dan pengkajian administrasi resep
2. Pemasukkan data resep
3. Penyiapan obat
4. Pemeriksaan dan pengkajian farmasetika dan klinis obat
5. Penyerahan obat berserta PIO
6. Konseling
2.2 Profil Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan.
Nama : Neni Suherni, A.Md. Farm
NIP : 198706042022032001
Jabatan : Asisten Apoteker Terampil
Pangkat/Golongan : Pengatur-II/c
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung-Instalasi Farmasi
Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Kesehatan mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yaitu :
1. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi.
2. Perencanaan : Merakapitulasi data-data.
3. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya.
4. Dispensing resep individual dalam menyiapkan obat dan membuat etiket.
5. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik.
6. Pemilihan : Merekapitulasi data-data.
7. Menyimpan perbekalan farmasi.
8. Dispensing resep individual dalam menyerahkan perbekalan farmasi.
9. Dispensing resep individual dalam memeriksa perbekalan farmasi.
2.3 Role Model
Role model yang menjadi inspirasi dari penulis adalah Dr. Hj. Oki Setiana Dewi, S.Hum., M.Pd. adalah seorang aktris, penulis dan pendakwah berkebangsaan Indonesia. Ustazah Oki layak dijadikan contoh bagi para Muslimah bagaimana untuk terus berkarya, menuntut limu dan menjadi ibu rumah tangga. Nilai nilai BerAKHLAK yang beliau contohkan :
11
1. Berorientasi Pelayanan
Ustazah Oki menyebarkan ilmu pengetahuan terutama terkait ajaran islam dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Sehingga kita sebagai pendengar dapat dengan mudah memahami ilmu yang disampaikan.
2. Akuntabel
Ustazah Oki tetap memberikan cermah dan tetap menjalankan Pendidikannya meskipun beliau sedang hamil besar. Hal ini mencerminkan beliau seseorang yang bertanggung jawab dan berintegritas dalam melaksanakan tugasnya.
3. Kompeten
Ustazah Oki menyelesaikan jenjang kuliah S3 ditengah kesibukannya dan terus aktif memberikan ceramah terkait ajaran islam. Hal ini mencerminkan beliau terus berusaha meningkatkan kompetensi diri dan tetap konsisten memberikan ilmunya untuk orang lain.
4. Harmonis
Ustazah Oki memberikan cerminan bagi kita bagaimana seorang publik figur yang dapat membangun hubungan yang rukun dengan saudara- saudaranya juga dengan rekan kerjanya yang lain.
5. Loyal
Ustazah Oki dengan karya - karya film layar lebar yang beliau perankan mengharumkan nama bangsa, karena selain di Indonesia karya-karya beliau juga ditayangkan di negara lain seperti Malaysia.
6. Adaptif
Ustazah Oki aktif juga di media sosial seperti Instagram dan YouTube, untuk memberikan ceramah. Hal ini dilakukan agar ilmu yang beliau sampaikan dapat menjangkau semua kalangan termasuk generasi muda.
7. Kolaboratif
Ustazah Oki sering mengajak tokoh-tokoh muda untuk bersama-sama mengisi acara dakwah beliau dengan begitu acara yang beliau isi menjadi lebih menarik lagi.
12
2.4 Nilai Nilai BerAKHLAK
Nilai-nilai dasar PNS terangkum dalam BerAKHLAK, yaitu :
1. Berorientasi Pelayanan
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
• Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
• Menggunakan kekayaan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
• Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan.
3. Kompeten
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
• Membantu orang lain belajar.
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
• Suka menolong orang lain.
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
• Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI dan pemerintahan yang sah.
• Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara.
• Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifvitas.
• Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
• Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Menggerakan pemanfaatan sumber daya untuk tujuan bersama.
13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Isu
Identifikasi isu dilakukan berdasarkan Enviromental Scanning, observasi dan pengalaman penulis di unit kerja Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung selama masa kerja penulis sebagai CPNS Asisten Apoteker di Depo Farmasi
Rawat Jalan sebagai berikut :
1) Ketidaksesuaian Waktu Tunggu Obat Jadi.
Waktu Tunggu Obat Jadi (WTOJ) pada periode 3 bulan terakhir yaitu bulan November
2021-Januari 2022 tidak sesuai dengan standar, pada Permenkes No.129 Tahun 2008 yaitu < 30 menit. Hal ini terjadi karena berkurangnya jumlah SDM selama beberapa waktu akibat pandemi COVID-19. Dampaknya yaitu menurunnya kepuasan pelanggan atau pasien, menurunnya capaian indikator mutu instalasi farmasi dan menimbulkan komplain dari pelanggan atau pasien.
Tabel. Data Waktu Tunggu Obat Jadi (WTOJ)
2) Belum optimalnya pemberian informasi obat insulin.
Pemberian informasi obat dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang dibawah supervisi Apoteker. Karena terbatasnya jumlah Apoteker yang ada maka Asisten Apotekerjugaikutberperansertadalamkegiatanini.AsistenApotekeryangmelakukan kegiatan penyerahan obat ini harus mempunyai pengetahuan terkait informasi obat yang akandiberikanterutama obat-obatkhusus seperti sediaaninsulin injeksi. Sediaan insulin injeksi bila tidak tepat penggunaan dan waktu pemberiaan akan mengakibatkan efek samping yang cukup serius bagi pasien. Dalam kurun waktu 6 bulan <40% pasien mendapatkanedukasipenyuntikandan10%pasientidakpernahmendapatkanedukasi penyuntikan.
14
Nov 2021 Des 2021 Jan 2022 Standar (menit) 30 30 30 Capaian 36,18 35,12 46,92 Numerator (menit) 304.850 311.058 383.203 Denominator (lembar) 8.427 8.856 8.167 Populasi 8.427 8.856 8.167 Sampel 8.427 8.856 8.167
3) Belum optimalnya pengisian kartu stok obat. Pengisian kartu stok merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh petugas dalam proses pengambilan maupunpengembalian obat ke tempat penyimpanan obat. Namun kurangnya kedisiplinan petugas mengakibatkan kegiatan pengisian kartu stok obat menjadi kurang optimal. Pada saat jam pelayanan masih ada petugas yang lupa untuk mengisi kartu stok sehingga petugas yang selanjutnya harus melengkapi data pengambilan obat sebelumnya serta mengurangi jumlah stok.
4) Belum efisiennya persyaratan pengambilan obat. Adanya beberapa persyaratan yang harus dilampirkan pasien BPJS dalam proses pengambilan obat menjadi permasalahan dalam pelayanan resep obat. Sehingga pasien harus melengkapi kekurangan berkas, sehingga waktu penerimaan resep menjadi kurang efektif dan efisien. Dalam satu hari pelayanan resep pada sekitar 20 pasien yang harus melengkapi kekuranganpersyaratan seperti hasil laboratorium, hasil Patologi Anatomi, karcis pendaftaran, dan persyaratan lainnya.
5) Masih adanya obat yang kosong atau tidak tersedia di depo. Keterbatasan jumlah obat yang tersedia di Depo Farmasi menjadi salah satu permasalahan dalam pelayanan resep. Ketika obat tidaktersedia di Farmasi Jalan maka petugas bagian perbekalan akan mengambil ke depo lain atau Gudang farmasi. Hal ini mengakibatkan waktu pelayanan resep menjadi bertambah Dalam 1 hari pelayanan resep petugas bagian perbekalan farmasi mengambil obat ke depo lain atau Gudang farmasi sekitar 3-5 kali.
3.2 Penetapan CoreIsu.
Dilakukan penetapan isu dengan Teknik tapisan dengan menilai Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan (AKPL). Aktual artinya isu tersebut benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang komplek sehingga perlu segera dicarikan solusi secara komprehensif Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Hasil penapisan isu dapat dilihat ditabel dibawah ini.
1. Ketidaksesuaian Waktu Tunggu Obat Jadi. + + + + +
2. Belum optimalnya pemberian informasi obat insulin. + + + + +
3. Belum optimalnya pengisian kartu stok obat. + + + + +
4. Belum efisiennya persyaratan pengambilan obat. + + + - -
15
No. Isu A K P L Hasil
5. Masih adanya obat yang kosong atau tidak tersedia di depo. + + + - -
Keterangan : (+) Diangkat menjadi isu , (-) Tidak diangkat menjadi isu.
Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode AKPL didapatkan 3 isu yang sesuai dengan SKP dan kompetensi penulis. Selanjutnya akan dilakukan lagi penyaringan isu dengan metode Urgency,SeriousnessandGrowth(USG) untuk mendapatkan coreissue atau isu utama. Urgencyartinya seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalis dan ditindak lanjuti. Seriousnessartinya seberapa serius isu itu harus dibahas dan dikaitan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani dengan segera. Setiap aspek kemudian diberi skala Likert antara 1- 5, isu dengan nilai tertinggi akan terpilih menjadi isu utama dan dibuatkan gagasan penyelasaian isunya.
Keterangan : Berdasarkan skala Likert 1-5 (1= sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar)
Berdasarkan hasil analisis penapisan isu dengan metode USG maka didapatkan isu yang akan menjadi isu utama adalah Belum optimalnya pemberian informasi obat insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu.
Pelayanan kefarmasian rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang beroreintasi kepada pelayanan pasien, termasuk pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)
16
Tabel Penapisan Isu dengan Metode USG. No Isu Urgency Seriousness Growth Total Peringkat 1. Ketidak sesuain Waktu Tunggu Obat Jadi. 5 5 3 13 2 2. Belum optimalnya pemberian informasi obat insulin 5 5 5 15 1 3. Belum optimalnya pengisian kartu stok obat. 5 5 2 12 3
terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Depo Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung salah satunya adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pengobatan yang diterima pasien meliputi nama obat, dosis, aturan pakai, cara penggunaan obat, waktu penggunaan obat, efek samping obat, serta interaksi obat jika ada dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh pasien.
Dengan analisis diagramfishbonedibawahinidapat dilihatpenyebabbelum optimalnya pemberian informasi obat insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Minat Pasien
Lingkungan
Kondisi pandemi
Retriksi BPJS
Banyak pasien yang mendapatkan obat khusus
Pemberian informasi obat yang masih konfensional
Manusia Bahan Metode
Gambar 3.1. Diagram Fishbone
Belum adanya media edukasi yang efektif
Kemampuan petugas
Jumlah SDM yang terbatas
Belum optimalnya pemberian informasi obat insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan
Belum adanya mikrofon 2 arah
Belum adanya monitor layar informasi ditempat penyerahan obat
17
Dari diagram fishbone diatas maka dapat diambil kesimpulan : No. Penyebab
Upaya Pencegahan
1. Jumlah SDM yang terbatas. Untuk saat ini tidak bisa dilakukan penambahan jumlah SDM.
2. Banyaknya pasien yang mendapatkan obat khusus.
3. Belum adanya media edukasi yang efektif.
Memberikan penjelasan tentang cara penggunaan obat yang benar agar tercapai target terapi yang diinginkan.
Membuat video edukasi dan membuat xbanner yang memudahkan pasien dalam memperolehinformasipenggunaanobatyang benar dan tepat.
4. Pemberian informasi obatyang masih konvensional.
Membuat media informasi obat secara digital terutama untuk penggunaan obat khusus agar pasien dapat menggunakan obat dengan benar sehingga tercapai target terapi yang diinginkan.
5. Belum adanya monitor layar informasi di tempatpenyerahan obat.
Karena belum tersedianya monitor layar yang memuat informasi tentang penggunaan obat sehingga penggunaan media video edukasi diharapkan menjadi solusi yang efektif untuk pemberian informasi obat.
6. Kondisi pandemi
Volume suara petugas yang kecil karena memakai masker maka diperlukan metode lain untuk penyampaian informasi obat.
7. Retriksi BPJS
Pasien harus mendapatkan informasi penggunaan obat yang benar agar pasien tidak datang sebelum waktu kunjungan yang disesuaikan dengan ketentuan BPJS.
8. Minat pasien
9. Kemampuan petugas
Diperlukan media informasi yang mampu diakses secara mandiri oleh pasien.
Diperlukan media informasi yang dapat petugas pahami sehingga mampu menyampaikan informasi yang benar kepada pasien.
18
10. Belum adanya mikrofon 2 arah Untuk saat ini sedang diajukan untuk pengadaan mikrofon 2 arah untuk proses pelayanan termasuk penyerahan obat.
Dari diagram fishbone dan tabel diatas maka didapatkan gambaran bahwa kegiatan pemberian informasi obat masih belum optimal di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hal ini akan berdampak pada penggunaan obat yang tidak tepat dan membahayakan pasien, waktu pemberian obat tidak sesuai dengan waktu yang dianjurkan, kurangnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, tidak tercapainya target terapi yang diinginkan sehingga menimbulkan penyakit lain,menambah biaya pengobatan dan perawatan pasien, minimbulkan permasalahan hukum jika pasien akan menuntut pemberi layanan yang menyebabkan pasien cedera akibat dari kesalahan penggunaan obat dan menurunkan kepuasan pasien terhadap pelayanan dari unit kerja.
Untuk saat ini media edukasi memegang peranan penting dalam mendukung tercapainya optimalisasi pemberiaan informasi obat. Terutama untuk obat – obat dengan penggunaan khusus seperti insulin injeksi. Untuk penggunaan obat khusus ini pasien dituntut untuk bisa menggunakan sendiri secara mandiri di rumah. Penggunaan obat insulin injeksi merupakan terapi jangka panjang sehingga pemberian informasi obat harus dilakukan secara berkala untuk selalu memastikan pasien menggunakan obat secara benar baik itu dari segi lokasi penyuntikan, derajat posisi penyuntikan, dosis penyuntikan dan waktu penyuntikan. Saat ini dengan jumlah pasien yang banyak serta ketatnya peraturan BPJS untuk obat-obat khusus seperti insulin injeksi menjadi permasalahan yang harusdipecahkanuntukmencapaitargetterapiyangdiharapkan.Bagaimanakamisebagai pemberi layanan kefarmasian untuk memberikan informasi obat yang optimal. Gagasan kreatif yang dilakukan untuk penyelesaian isu belum optimalnya pemberian informasi obat insulin injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berupa video edukasi tentang penggunaan obat insulin secara benar berkaitan dengan materi agenda III yaitu Smart ASN yang mewujudkan ASN cakap di dunia digital untuk menunjang pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu.
Gagasan penyelesaian isu dibuat berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) daninovasi dengan mengaktualisasikan Nilai- Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK), tugas dan fungsi PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta menunjang visi dan misi organisasi serta menguatkan nilai organisasi unit kerja. Dalam menyelesaikan
19
permasalahan belum optimalnya pemberian informasi obat Insulin di Depo Farmasi Rawat
Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung maka didapatkan gagasan penyelesaian isu
“Optimalisasi Pemberian Informasi Obat Insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Rancangan kegiatan yang terpilih dalam rangka gagasan penyelesaian isu sebagai berikut :
1. Mengkaji Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan terkait kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO).
2. Melakukan konsultasi dengan atasan dan rekan kerja tentang materi terkait pemberian informasi obat dan media informasi pemberian informasi insulin yang dapat diakses pasien.
3. Membuat format kegiatan pemberian informasi obat insulin injeksi secara digital.
4. Melakukan uji coba kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi secara digital kepada rekan kerja di Depo Farmasi Rawat Jalan.
5. Melakukankegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulininjeksikepada pasien rawat jalan.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan.
20
3.5
Unit Kerja : Depo Farmasi Rawat Jalan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Identifikasi Isu :
1) Belum optimalnya pemberian informasi obat Insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan. (MP.Manajemen ASN dan Smart ASN)
2) Belum optimalnya pengisian kartu stok obat di Depo Farmasi Rawat Jalan. (MP.Manajemen ASN)
3) Ketidaksesuaian Waktu Tunggu Obat Jadi (WTOJ) pelayanan resep rawat jalan dengan Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit di Depo Farmasi Rawat Jalan. (MP.Manajemen ASN dan Berorientasi Pelayanan)
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pemberian informasi obat Insulin di Depo Farmasi Rawat Jalan.
Gagasan Pemecahan Isu : Menggunakan media video edukasi dan x-banneruntuk pemberian informasi obat dan membuat kuisioner untuk mengukur efektivitas media edukasi.
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelajaran Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1. Mengkaji SOP dan
kebijakan terkait
Pelayanan
Informasi Obat
1.Meminta izin kepada
atasan untuk mengkaji
SOP dan kebijakan
terkait pelayanan
informasi obat.
2. Mempelajari SOP dan
kebijakan terkait
Memahami SOP dan kebijakan
terkait Pelayanan
Informasi Obat.
Saya datang tepat waktu untuk
sebagai bentuk disiplin dan
tanggung jawab sebagai
seorang ASN.MP.Akuntabel
Selanjutnya ketika meminta izin
secara sopan kepada atasan
untuk mengkaji SOP dan
Sesuai dengan
visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mengkaji SOP dan
kebijakan terkait
pelayanan informasi obat
sejalan dengan tata nilai
RSHS terutama Unggul (keinginan untuk
menjadi yang terbaik dan
21
Matrik Rancangan Aktualisasi
2. Melakukan
konsultasi dengan
atasan dan rekan
kerja tentang
materi terkait
pemberian
informasi obat dan media informasi
pemberian obat
insulin yang dapat
diakses pasien.
pelayanan informasi
obat di rawat jalan.
kebijakan terkait Pelayanan
Informasi Obat.
MP.Harmonis selanjutnya saya
mempelajari SOP tersebut agar
dapat memahami kegiatan
pemberian informasi obat yang
sesuai aturan dan dipahami oleh
pasien.MP.Loyal, Kompeten, Berorientasi Pelayanan.
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
Misi : Peningkatan
Kualitas Manusia
Indonesia.
menghasilkan kualitas prima) dan Integritas (kejujuran, Amanah dan menjungjung etika
dalam menjalankan tugas)
1.Meminta izin atasan
untuk berkonsultasi
terkait materi dan media informasi yang akan digunakan.
2.Berkonsultasi dengan
rekan kerja terkait
materi serta media
informasi yang dapat di akses pasien.
Mendapatkan
arahan serta
masukkan terkait
materi serta media informasi
terkait kegiatan
dari atasan dan rekan kerja.
Saya datang tepat waktu sesuai
dengan waktu yang ditentukan
oleh atasan sebagai bentuk
disiplin dan tanggung jawab
sebagai ASN. MP.Akuntabel
Selanjutnya saya berkonsultasi
dengan atasan dan rekan kerja
dengan Bahasa yang
sopan.MP.Harmonis
Bekerjasama dengan rekan kerja
menentukan media informasi
yang akan digunakan.
MP.Kolaboratif
Dengan melakukan
konsultasi
dengan atasan
dan rekan kerja
terkait materi dan media
informasi yang
digunakan untuk
memberikan
pelayan yang
prima kegiatan
ini sejalan
Kegiatan melakukan
konsultasi dan meminta arahan kepada atasan
dan rekan kerja terkait materi dan media informasi yang akan digunakan untuk pelayanan sejalan
dengan tata nilai RSHS
Inovatif (keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan
senantiasa melakukan
22
3. Membuat format
kegiatan pemberian
informasi obat
insulin secara digital.
1.Merancang format
materi yang akan digunakan untuk
kegiatan pemberian
informasi obat sesuai
dengan arahan dari
atasan dan rekan kerja
berupa video edukasi.
2.Meminta izin kepada
atasan untuk
menggunakan video
yang sudah dibuat
Menerima saran dan kritik dari
atasan dan rekan kerja atasan
gagasan yang akan diambil demi
terciptanya pelayanan yang
prima terhadap pasien. MP.
Berorientasi pelayanan
Loyal,Kolaboratif,Kompeten, Harmonis ,Adaptif
denganvisiRSHS
yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan
gotong royong.
perbaikan
berkesinambungan) dan Profesional (berorientasi pada
pencapaian kinerja
melalui perjalinan kemitraan)
Mendapatkan
format materi
dan media informasi yaitu
video edukasi
yang sudah
disetujui oleh
atasan untuk
kegiatan
pemberian
informasi obat.
Pertama saya membuat
rancangan media informasi yang
akan digunakan berupa video
edukasi penggunaan insulin
injeksi dengan harapan dapat
memberikan pelayanan yang
prima dalam informasi
obat.MP.Berorientasi
Pelayanan, Adaptif
Selanjutnya saya meminta izin
dengan sopan kepada atasan
untuk
Dengan
membuat materi
serta media
informasi berupa
video edukasi
yang akan
dipergunakkan
untuk pelayanan, kegiatan ini
sejalan dengan
misi RSHS yaitu
peningkatan
Kegiatan membuat
rancangan materi serta
media informasi berupa
video edukasi tentang pemberian informasi
obat untuk menunjang kegiatan pelayanan
kefarmasian ini sejalan
dengan tata nilai RSHS
Inovatif (keinginan
untuk menghasilkan
sesuatu yang baru dan
senantiasa melakukan
23
4. Melakukan uji
coba optimalisasi
pemberian
informasi obat
insulin injeksi
secara digital
kepada rekan
dalam rencana
pelaksanaan kegiatan.
menggunakan video edukasi
tersebut di pelayanan
MP.Harmonis Selanjutnya saya
akan menerima saran, kritik dan
melakukan perbaikan terhadap
video edukasi, X-banner serta
leaflet agar media informasi
yang saya buat dapat diakses
oleh pasien sehingga pasien
paham terkait informasi yang
diterkandung didalamnya agar
tercapai target terapi yang
diinginkan. MP. Adaptif, Berorientasi pelayanan, Kompeten, Akuntabel.
1.Melakukan uji coba
video edukasi
penggunaan insulin
yang benar kepada
rekan kerja sehingga
mereka juga memahami
Mendapatkan
video edukasi
terkait
penggunaan
obat insulin
injeksi yang
mudah dipahami
Pertama saya meminta izin dan
kesediaan dengan sopan kepada
rekan kerja saya untuk
bekerjasama melakukan uji coba
terkait video edukasi yang saya
buat. MP.Harmonis
MP.Kolaboratif
kualitas manusia
berkesinambungan) dan
Indonesia. perbaikan yang
Unggul (keinginan
untuk menjadi yang
terbaik dan
menghasilkan kualitas
layanan yang prima)
Dengan
melakukan uji
coba kepada
rekan kerja serta
menilai umpan
balik dari mereka
setelah melihat
Kegiatan melakukan uji
coba video edukasi dan
menilai umpan balik dari
rekan kerja serta
melakukan perbaikan
terhadap kekurangan
dari video edukasi
24
5.
kerja di Depo
Farmasi Rawat
Jalan.
tentang penggunaan
insulin yang benar.
2.Menilai umpan balik
dari rekan kerja terkait
video edukasi yang
telah mereka dapatkan.
dan diakses
pasien sehingga
dapat
memberikan
informasi yang
benar bagi
pasien.
Selanjutnya saya mencatat dan
menilai umpan balik yang saya
dapat dari rekan kerja saya
terkait video edukasi sehingga
saya dapat melakukanperbaikan
sebagai bentuk tanggung jawab
saya melaksanakan tugas serta
menerima saran dan kritik yang
membangun agar video edukasi, x-banner serta yang saya buat
dapat dipergunakan untuk
pelayanan. MP.Adaptif,
Akuntabel, Kompeten, Kolaboratif, Berorientasi
pelayanan.
video edukasi
tersebut dan
melakukan
perbaikan
terhadap
kekurangan
video tersebut
maka kegiatan
ini sejalan
denganvisiRSHS
yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian
berlandaskan
gotong royong.
tersebut dengan tujuan
memberikan video
edukasi yang berkualitas yang dapat menunjang
pelayanan secara prima kepada pasien ini sejalan
dengan tata nilai RSHS
Inovatif, Tulus dan
Unggul.
Melakukan kegiatan optimalisasi
pemberian
1.Meminta izin kepada
pasien untuk kesediaan
pasien menerima video
edukasi terkait
Mendapatkan
pasien yang
bersedia
diberikan
Pertama saya meminta izin
kepada pasien untuk kesediaan
pasien menerima video edukasi
tersebut dengan bahasa yang
Dengan
melakukan
kegiatan
pemberian
Kegiatan optimalisasi
pemberian informasi
obat insulin kepada
pasien rawat jalan
25
informasi obat
insulin injeksi
kepada pasien
rawat jalan.
penggunaan obat
insulin injeksi.
2.Jika pasien bersedia
maka saya akan
mengirimkan video
tersebut ke no.Hp
pasien yang harus
pasien cantumkan
ketika proses
penyerahan obat.
informasi berupa
video edukasi
tentang
penggunaan
obat insulin
injeksi yang
benar dengan
harapan pasien
tersebut dapat
mempraktekan
dan
mendapatkan
hasil pengobatan
sesuai dengan
yangdiharapkan.
sopan MP. Harmonis, Akuntabel, Kompeten, Berorientasi pelayanan
Selanjutnya bila pasien bersedia
saya akan mengirim video
tersebut ke no.Hp pasien dan
saya akan meminta dengan
ramah kepada pasien agar
mengaplikasikan apa yang ada
di video edukasi tersebut dalam
penggunaan obat insulin injeksi
tersebut MP.Loyal agartercapai
target terapi dari pengobatan
yang di dapatkan pasien. MP.
Berorientasi pelayanan, Harmonis, Akuntabel
informasi obat
melalui video
edukasi
diharapkan
dapat
memberikan
pasien informasi
penggunaan
yang benar, hal
ini sejalan
denganvisiRSHS
yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian
berlandaskan
gotong royong.
Misi RSHS yaitu
peningkatan
melalui video edukasi ini sejalan dengan tata nilai RSHS yaitu Inovatif, Tulus, Unggul dan Integritas.
26
6. Melakukan evaluasi kegiatan
optimalisasi pemberian
informasi obat
insulin injeksi di Depo Farmasi
Rawat Jalan.
1.Meminta izin kepada
pasien terkait kesediaan
mengikuti kuisioner
melalui media WA
berupa G-Form yang
akan dikirim ke No.HP
pasien.
2.Melakukan
rekapitulasi data
kuisioner dengan
harapan dapat menilai
efektivitas penggunaan
video edukasi.
Mendapatkan
hasil pengukuran
dari efektivitas
penggunaan
video edukasi
sehingga dapat
terus melakukan
perbaikan demi
meningkatkan
kualitas layanan
serta tercapainya
target terapi
pengobatan
pasien.
Pertama saya akan meminta izin
terkait kesediaan pasien
mengikuti kuisioner dengan
bahasa yang sopan dan ramah
MP.Harmonis, Loyal,
Kolaboratif Selanjutnya ketika
sudah mendapatkan hasil saya
akan melakukan rekapitulasi
untuk mengukur efektivitas
penggunaan video edukasi
terhadap pelayanan. Sehingga
saya dapat melakukan perbaikan
terhadap pelayanan demi
memberikan pelayanan yang
prima kepada pasien.
MP.Adaptif,Berorientasi
pelayanan, Loyal, Adaptif
kualitas manusia
Indonesia.
Dengan
melakukan
evaluasi
terhadap kegiatan
optimalisasi
pemberian
informasi obat
insulin injeksi di
Depo Farmasi
Rawat Jalan hal
ini sejalan
dengan Visi
RSHS yaitu
Terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian
berlandaskan
Kegiatan evaluasi
terhadap kegiatan
optimalisasi pemberian
informasi obat insulin
injeksi di Depo Farmasi
Rawat Jalan dengan
melalui video edukasi ini sejalan dengan tata nilai
RSHS yaitu Profesional, Inovatif, Tulus, Integritas.
27
gotong royong
serta Misi RSHS
yaitu
Peningkatan
kualitas manusia
Indonesia.
28
29
No. Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per Mata Pelatihan. Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6 1. Berorientasi Pelayanan. 1 1 2 1 2 1 8 2. Akuntabel. 1 1 1 1 2 - 6 3. Kompeten. 1 1 1 1 1 - 5 4. Harmonis 1 2 1 1 2 1 8 5. Loyal. 1 1 - - 1 2 5 6. Adaptif. - 1 2 1 - 2 6 7. Kolaboratif. - 2 - 2 - 1 5 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 5 9 7 7 8 7
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.
III IV I II III
1. Mengkaji SOP dan kebijakan terkait Pelayanan Informasi Obat.
2. Melakukan konsultasi dengan atasan dan rekan kerja tentang materi terkait pemberian informasi obat dan media informasi pemberian obat insulin yang dapat diakses pasien.
3. Membuat format kegiatan terkait pemberian informasi obat insulin secara digital.
4. Melakukan uji coba optimalisasi pemberian informasi obat insulin secara digital kepada rekan kerja di Depo Farmasi Rawat Jalan.
5. Melakukan kegiatan optimalisasi pemberian informasi obatinsulininjeksikepadapasien rawat jalan.
6. Melakukan evaluasi kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan.
30
Kegiatan Juli
No.
Agustus
BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
4. 1 Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan untuk mencegah isu yang terdapat di unit kerja yaitu di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tanggal 06 Juli 2022- 20 Agustus 2022 yang terdiri dari 6 kegiatan. Berikut ini table capaian mengenai kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Tabel. Realisasi Aktualisasi
No. Nama Kegiatan Sumber Keterangan
1. Mengkaji SOP dan kebijakan terkait Pelayanan Informasi Obat.
2. Melakukan konsultasi dengan atasan dan rekan kerja tentang materi terkait pemberian informasi obat dan media informasi pemberian obat insulin yang dapat diakses pasien.
3. Membuat format kegiatan terkait pemberian informasi obat insulin secara digital.
4. Melakukan uji coba optimalisasi pemberian informasi obat insulin secara digital kepada rekan kerja di Depo Farmasi Rawat Jalan.
5. Melakukan kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi kepada pasien rawat jalan.
6. Melakukan evaluasi kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan.
Arahan atasan Terlaksana
Arahan atasan dan inovasi Terlaksana
Inovasi Terlaksana
Arahan atasan dan inovasi Terlaksana
Inovasi Terlaksana
Inovasi Terlaksana
31
4. 2 Hasil Aktualisasi dan Pembahasan
Tabel kegiatan 1
Kegiatan Mengkaji SOP dan kebijakan terkait Pelayanan Informasi Obat.
Tanggal 06 – 15 Juli 2022
Tahapan Kegiatan 1. Meminta izin kepada atasan untuk mengkaji SOP dan kebijakan terkait pelayanan informasi obat.
2. Mempelajari SOP dan kebijakan terkait pelayanan informasi obat di rawat jalan.
Hasil Memahami SOP dan kebijakan terkait pelayanan informasi obat.
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Saya datangtepatwaktuuntuk sebagaibentuk disiplindantanggungjawabsebagai seorang
ASN.MP.Akuntabel Selanjutnya ketika meminta izin secara sopan kepada atasan untuk
mengkaji SOP dan kebijakan terkait Pelayanan Informasi Obat. MP.Harmonis selanjutnya
saya mempelajari SOP tersebut agar dapat memahami kegiatan pemberian informasi obat yang sesuai aturan dan dipahami oleh pasien.MP.Loyal, Kompeten, Berorientasi
Pelayanan.
Uraian pencapaian Visi Misi :
Sesuai dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.Misi Peningkatan
Kualitas Manusia Indonesia.
Lampiran :
a. Dokumentasi kegiatan
32
b. Catatan bimbingan mentor
Tabel kegiatan 2
Kegiatan Melakukan konsultasi dengan atasan dan rekan kerja tentang materi terkait pemberian informasi obat dan media informasi pemberian obat insulin yang dapat diakses pasien.
Tanggal 06 – 25 Juli 2022
Tahap Kegiatan
1. Meminta izin atasan untuk berkonsultasi terkait media informasi yang akan digunakan.
2. Berkonsultasi dengan rekan kerja terkait materi serta media informasi yang dapat diakses pasien.
Hasil Mendapat arahan sertamasukkan terkait materi serta media informasi terkait kegiatan dari atasan dan rekan kerja.
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Saya datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh atasan sebagai bentuk disiplin dan tanggung jawab sebagai ASN. MP.Akuntabel Selanjutnya saya berkonsultasi
dengan atasan dan rekan kerja dengan sopan.MP.Harmonis
Bekerjasama dengan rekan kerja menentukan media informasi yang akan digunakan.
MP.Kolaboratif Menerima saran dan kritik dari atasan dan rekan kerja atasan gagasan yang akan diambil demi terciptanya pelayanan yang prima terhadap pasien. MP.
Berorientasi pelayanan Loyal,Kolaboratif,Kompeten, Harmonis ,Adaptif
33
Uraian pencapaian Visi Misi : Dengan melakukan konsultasi dengan atasan dan rekan kerja terkait materi dan media informasi yang digunakan untuk memberikan pelayan yang prima kegiatan ini sejalan dengan visi RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Lampiran :
a. Dokumentasi kegiatan
Tabel Kegiatan 3
Kegiatan Membuat format kegiatan pemberian informasi obat insulin secara digital.
Tanggal 06 Juli- 5 Agustus 2022
34
b. Catatan bimbingan mentor
Tahap Kegiatan
1. Merancangformat materiyangakandigunakanuntukkegiatan pemberian informasi obat sesuai dengan arahan dari atasan dan rekan kerja berupa video edukasi.
2. Meminta izin kepada atasan untuk menggunakan video yang sudah dibuat dalam rencana pelaksanaan kegiatan.
Hasil Mendapatkan format materi dan media informasi yaitu video edukasi yang sudah disetujui oleh atasan untuk kegiatan pemberian informasi obat.
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Pertama saya membuat rancangan media informasi yang akan digunakan berupa video edukasi penggunaan insulin injeksi dengan harapan dapat memberikan pelayanan yang prima dalam informasi obat.MP.Berorientasi Pelayanan, Adaptif Selanjutnya saya meminta izin dengan sopan kepada atasan untuk menggunakan video edukasi tersebut di pelayanan MP.Harmonis Selanjutnya saya akan menerima saran, kritik dan melakukan perbaikan terhadap video edukasi dan leaflet agar media informasi yang saya buat dapat diakses oleh pasien sehingga pasien paham terkait informasi yang diterkandung didalamnya agar tercapai target terapi yang diinginkan. MP. Adaptif, Berorientasi pelayanan, Kompeten, Akuntabel.
Uraian pencapaian Visi Misi :
Dengan membuat materi serta media informasi berupa video edukasi yang akan dipergunakkan untuk pelayanan, kegiatan ini sejalan dengan misi RSHS yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Lampiran :
a. Dokumentasi kegiatan
35
Tabel Kegiatan 4
Kegiatan Melakukan uji coba optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi secara digital kepada rekan kerja di Depo Farmasi Rawat Jalan
Tanggal 06 Juli- 15 Agustus 2022
Tahap Kegiatan
1. .Melakukan uji coba video edukasi penggunaan insulin yang benar kepada rekan kerja sehingga mereka juga memahami tentang penggunaan insulin yang benar.
2. Menilai umpan balik dari rekan kerja terkait video edukasi yang telah mereka dapatkan.
Hasil Mendapatkan video edukasi dan leaflet terkait penggunaan obat insulin injeksi yang mudah dipahami dan diakses pasien sehingga dapat memberikan informasi yang benar bagi pasien.
Link video edukasi : : https://youtu.be/SiORcFoxluM
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Pertama saya meminta izin dan kesediaan dengan sopan kepada rekan kerja saya untuk
bekerjasama melakukan uji coba terkait video edukasi yang saya buat. MP.Harmonis
MP.Kolaboratif Selanjutnya saya mencatat dan menilai umpan balik yang saya dapat dari
rekan kerja saya terkait video edukasi sehingga saya dapat melakukan perbaikan sebagai bentuk tanggungjawab saya melaksanakan tugasDengan melakukanuji coba kepada rekan
kerja serta menilai umpan balik dari mereka setelah melihat video edukasi tersebut dan melakukan perbaikan terhadap kekurangan videotersebut maka kegiatan ini sejalan dengan
visi RSHS yaitu Kegiatan melakukan uji coba video edukasi dan menilai umpan balik dari
36
b. Catatan bimbingan mentor
rekan kerja serta melakukan perbaikan terhadap kekurangan dari video edukasi tersebut dengan tujuan memberikan video edukasi yang berkualitas yang dapat menunjang pelayanan secara prima kepada pasien ini sejalan dengan tata nilai RSHS Inovatif, Tulus dan Unggul. 24 untuk video edukasi sebelum dipergunakan dalam pelayanan kepada pasien.
MP.Adaptif MP.Akuntabel MP.Kompeten.
Uraian pencapaian Visi Misi : Dengan melakukan uji coba kepada rekan kerja serta menilai umpan balik dari mereka setelah melihat video edukasi tersebut dan melakukan perbaikan terhadap kekurangan video tersebut maka kegiatan ini sejalan dengan visi RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Lampiran :
a. Dokumentasi kegiatan
b. Catatan bimbingan mentor
37
Tabel Kegiatan 5
Kegiatan Melakukan kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi kepada pasien rawat jalan.
Tanggal 06 Juli- 20 Agustus 2022
Tahap Kegiatan
1. Meminta izin kepada pasien untuk kesediaan pasien menerima video edukasi terkait penggunaan obat insulin injeksi.
2. Jika pasien bersedia maka saya akan mengirimkan video tersebut ke nomor handphone pasien yang harus pasien cantumkan Ketika proses pengambilan obat.
Hasil Mendapatkan pasien yang bersedia diberikan informasi berupa video edukasi tentang penggunaan obat insulin injeksi yang benar dengan harapan pasien tersebutdapat mempraktekan dan mendapatkan hasil pengobatan sesuai dengan yang diharapkan.
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Pertama saya meminta izin kepada pasien untuk kesediaan pasien menerima video edukasi
tersebut dengan 38ayer38 yang sopan MP. Harmonis, Akuntabel, Kompeten, Berorientasi pelayanan Selanjutnya bila pasien bersedia saya akan mengirim video tersebut ke no.Hp pasien dan saya akan meminta dengan ramah kepada pasien agar
mengaplikasikan apa yang ada di video edukasi tersebut dalam penggunaan obat insulin injeksi tersebut MP.Loyal agar tercapai target terapi dari pengobatan yang di dapatkan pasien. MP. Berorientasi pelayanan, Harmonis, Akuntabel
Uraian pencapaian Visi Misi :
Dengan melakukan kegiatan pemberian informasi obat melalui video edukasi diharapkan dapat memberikan pasien informasi penggunaan yang benar, hal ini sejalan dengan visi
RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Misi RSHS yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Lampiran :
a. Dokumentasi kegiatan
38
Kegiatan Melakukan evaluasi kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan.
Tanggal 06 Juli- 20 Agustus 2022
Tahap Kegiatan
1. Meminta izin kepada pasien terkait kesediaan mengikuti kuisioner melalui media WA berupa G-Form yang akan dikirim ke No.HP pasien.
2. Melakukan rekapitulasi data kuisioner dengan harapan dapat menilai efektivitas penggunaan video edukasi.
Hasil Mendapatkan hasil pengukuran dari efektivitas penggunaan video edukasi sehingga dapat terus melakukan perbaikan demi meningkatkan kualitas layanan serta tercapainya target terapi pengobatan pasien.
Nilai-nilai dasar yang melandasi :
Pertama saya akan meminta izin terkait kesediaan pasien mengikuti kuisioner dengan
39ayer39yangsopandanramah MP.Harmonis,Loyal,Kolaboratif Selanjutnya39ayer39
sudah mendapatkan hasil saya akan melakukan rekapitulasi untuk mengukur efektivitas penggunaan video edukasi terhadap pelayanan. Sehingga saya dapat melakukan perbaikan
terhadap pelayanan demi memberikan pelayanan yang prima kepada pasien.
MP.Adaptif,Berorientasi pelayanan, Loyal, Adaptif.
Uraian pencapaian Visi Misi :
39
Tabel Kegiatan 6
Denganmelakukanevaluasi terhadap kegiatan optimalisasi pemberian informasi obat insulin
injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan hal ini sejalan dengan Visi RSHS yaitu Terwujudnya
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
serta Misi RSHS yaitu Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Lampiran :
40
4.3. Matrik Rekapitulasi Realisasi Mata Pembelajaran
41
No Mata Pembelajaran Kegiatan Jumlah Aktualisasi per MP Ke -1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 RA A RA A RA A RA A RA A RA A RA A 1. Berorientasi Pelayanan 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 8 8 2. Akuntabel 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 - - 6 6 3. Kompeten 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - 5 5 4. Harmonis 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 8 8 5. Loyal 1 1 1 1 - - - - 1 1 2 2 4 4 6. Adaptif - - 1 1 2 2 1 1 - - 2 2 6 6 7. Kolaboratif - - 2 2 - - 2 2 - - 1 1 5 5 Jumlah aktualisasi per kegiatan 5 5 9 9 7 7 7 7 8 8 7 7 42 42
4.4. Rencana Tindak Lanjut
Nama Neni Suherni, A.Md. Farm
Jabatan Asisten Apoteker Terampil
Instansi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Produk hasil aktualisasi Video edukasi cara penggunaan insulin injeksi
Uraian rencana tindak lanjut
No Kegiatan jangka pendek < 1 tahun
1. Pembuatan Intruksi Kerja pelayanan resep insulin injeksi.
2. Pengusulan layar LCD di Depo Farmasi Rawat Jalan.
Sasaran Metode Nilai sikap yang
diperlukan
Hasil dan target Hambatan
Staf depo farmasi rawat jalan
Bimbingan dengan Kepala Instalasi
Berorientasi Pelayanan, Kolaboratif dan Kompeten.
Unit terkait Pengajuan usulan Berorientasi
Pelayanan, Kolaboratif, Harmonis.
Intruksi Kerja tercipta. Tidak ada
Pengajuan usulan tersampaikan ke unit terkait.
Membutuhkan waktu yang cukup lama.
42
5.1 Kesimpulan
Nilai nilai dasar Pegawai Negeri Sipil yang terangkum dalam BerAKHLAK yaitu Beroreintasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif harus tercermin dalam sikap dan perilaku seorang PNS. Begitu juga dengan fungsi dan tugas PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa harus diterapkan dalam pelaksanaan tugas seorang PNS. Aktualisasi dari nilai nilai dasar serta fungsi dan tugas PNS ini harus menjadi karakter PNS yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menciptalkan kinerja dan pelayanan yang berorientasi publik.
Aktualisasi dari “ Optimalisasi Pemberian Informasi Obat Insulin Injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” ini untuk mengatasi isu “Belum Optimalnya
Pemberian Informasi Obat Insulin Injeksi di Depo Farmasi Rawat Jalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” telah berorientasi kepada pelayanan publik dan menerapkan nilai nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK pada pengerjaanya. Dengan optimalisasi pemberian informasi obat insulin injeksi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta mutu pelayanan pemberian informasi obat sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien dan menjaga citra baik instansi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Hasil dari aktualisasi berupa video edukasi cara penggunaan insulin injeksi, yang telah diberikankepadapasien-pasiendenganaplikasiWhatApp.Videoyangdibuatberdasarkanhasil konsultasi dengan beberapa pihak serta media informasi terkait
5.2 Saran
Video edukasi terkait cara penggunaan obat insulin serta obat-obat khusus lainnya diharapkan bisa memberikan informasi yang tepat dan jelas terkait penggunaan obat. Diharapkan pengajuaan terkait display diruang tunggu depo farmasi rawat jalan akan segera disetujui sehingga dapat dijadikan salah satu alat untuk menyampaikan video edukasi. Sehingga ketika pasien sedang menunggu obat bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat.
43
BAB V PENUTUP
REFERENSI
Lembaga Administrasi Negara. 2021. BerorientasiPelayanan,ModulPelatihanDasarCalon
PegawaiNegeriSipil. LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.SmartASN,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Akuntabel,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Kompeten,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.LANRI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.LANRI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Loyal,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil.
LANRI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.LANRI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Kolaboratif,ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil.LANRI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2019 AnalisisIsuKontemporer,ModulPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipilGolonganIIdanGolonganIII. LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017.ManajemenAparaturSipilNegara,ModulPelatihanDasar CalonPegawaiNegeriSipil.LAN RI. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2019.KesiapsiagaanBelaNegara,ModulPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipilGolonganIIdanGolonganIII. LAN RI. Jakarta.
Situs Web RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. (http://web.rshs.or.id)
Tugas Pokok Jabatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) penulis.
44