DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 1 Struktur Organisasi BBLK Jakarta 5 Gambar 2 Role Model 8 Gambar 3 Sampel dengan Pelabelan Ulang 15 Gambar 4 Arsip From Manual 16 Gambar 5 Fishbone 19 Gambar 6 Catatan arahan dari mentor mengenai rancangan IK Microbial Cleanliness 36 Gambar 7 SNI 14683 37 Gambar 8 Dokumentasi pembuatan jadwal bertemu dengan mentor 37 Gambar 9 Dokumentasi dengan mentor 38 Gambar 10 Dokumen proses mencari referensi 38 Gambar 11 Format Instruksi Kerja 40 Gambar 12 Rancangan Microbial Cleanliness 41 Gambar 13 Rancangan IK Microbial Cleanliness yang disetujui oleh mentor 41 Gambar 14 Dokumentasi pembuatan format rancangan aktualisasi 42 Gambar 15 Dokumentasi pembuatan rancangan IK Microbial Cleanliness 42 Gambar 16 Dokumentasi Konsultasi dengan mentor 43 Gambar 17 Instruksi Kerja (IK) Microbial Cleanliness yang telah dicetak 45 Gambar 18 Link Instruksi Kerja (IK) Microbial Cleanliness yang telah diupload di portal 46 Gambar 19 Arsip Instruksi Kerja (IK) Microbial Cleanliness 46 Gambar 20 Alur Kerja Pengujian Microbial Cleanliness 47 Gambar 21 Dokumentasi proses mencetak IK Microbial Cleanliness 48 Gambar 22 Dokumentasi penyerahan IK Microbial Cleanliness ke bagian Mutu BIMTEK 49 Gambar 23 Dokumentasi proses mengarsipkan IK Microbial Cleanliness............................50 Gambar 24 Dokumentasi penempelan alur pengujian Microbial Cleanliness .......................50 Gambar 25 Dokumentasi proses pengujian Microbial Cleanliness 52
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara pasal 10, ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat pemersatu bangsa. Tugas ASN sesuai pasal 11 adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh PPK sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Selain itu, ASN juga memiliki peran sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 12 sebagai perencana, pelaksana, dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi kolusi dan nepotisme.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah ditetapkan oleh PPK dan mendapatkan Nomor Induk pegawai (NIP) sesuai dengan Peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil pasal 34 wajib mengikuti masa percobaan atas masa prajabatan selama 1 (satu) tahun yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Proses Pelatihan Dasar tersebut dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Lebih lanjut ketentuan Pelatihan Dasar ini diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil, Keputusan Kepala LAN Nomor : 93/K.1/PDP.01/2021
Tentang Pedoman
Penyelenggaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Kepala LAN
Nomor : 94/K.1/PDP.01/2021
Sipil.
Tentang Kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Dengan mengikuti Pelatihan Dasar ini diharapkan dapat membentuk kader ASN
berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi: Berorientasi
pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adapttif dan Kolaboratif atau biasa
kita sebut BerAKHLAK serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam NKRI, dan
menguasai kompetensi teknis bidang tugas, sehingga mampu melaksanakan tugas dan
1
perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat. Dengan demikian peserta
Pelatihan Dasar ini dapat menjadi Aparatur Sipil Negara yang profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik ASN bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan. Setiap melakukan pekerjaan harus memiliki panduan kerja sehingga hasil pekerjaan bisa dipertanggungjawabkan. Sebagai pranata laboratorium kesehatan harus mengikuti Intruksi Kerja yang ada di Laboratorium dalam memeriksa sampel. Pemeriksaan Microbial Cleanliness merupakan pemeriksaan baru yang ada di BBLK Jakarta. Oleh karena itu penulis melakukan aktualisasi “ Pembuatan Intruksi Kerja (IK) Microbial Cleanliness”.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari laporan aktualisasi ini adalah:
1. Melakukan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) sebagai Aparatur Sipil Negara di instansi tempat bekerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil Negara;
2. Ikut berperan dalam upaya peningkatkan komitmen mutu ASN dalam rangka mengembangkan inovasi-inovasi melalui keterbukaan informasi;
3. Ikut berperan dalam upaya penambahan pengembangan ruang lingkup pengujian alat kesehatan masker medis melalui pengujian MicrobialCleanlinessyang menjadi bagian untuk mendapatkan ijin beredar di pasaran.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini meliputi semua proses pelaksanaan aktualisasi dalam penerapan core values ASN Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta nilai – nilai Smart
ASN, Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole Government (WoG). Kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan yaitu pembuatan Instruksi Kerja MicrobialCleanliness.
Instruksi kerja dalam hal ini adalah prosedur kerja atau cara melakukan pemeriksaan
MicrobialCleanliness Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta pada tanggal 6 Juli 2022 sampai dengan 16 Agustus 2022.
2
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
A. Profil Instansi
1. Sejarah Balai Besar Laboratorium Jakarta
Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan. BBLK jakarta telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), Komite Akreditasi Laboratorium (KALK dan ISO 9001. BBLK Jakarta diberi amanat untuk melaksanakan program – program pemerintah dan melayani masyarakat umum dalam bidang pelayanan laboratorium kesehatan.
Berikut ini adalah sejarah singkat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta :
▪ Berdiri pada tahun 1972 dengan nama Labkesda yang merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
▪ Tahun 1978, menjadi Balai Labkes DKI Jakarta dengan status sebagai UPT
Depkes RI
▪ Tahun 2006, ditingkatkan statusnya menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta (Permenkes No. 558/Menkes/Per/VII/2006)
▪ Tahun 2008, mendapatkan Sertifikat Areditasi dari KAN atas penerapan ISO/IEC 17025: 2005 sebagai Laboratorium Penguji
▪ Tahun 2010, menjadi PK Badan Layanan Umum (BLU) dengan SK Menkeu No.34/KMK.05/2010
▪ Tahun 2013, mendapat Sertifikat Akreditasi KALK
▪ Tahun 2019, Mendapat Sertifikat Akreditasi atas penerapan ISO/IEC 9001:2015
sistem Manajemen Mutu dan ISO/IEC 17043:2010 sebagai Penyelengara Uji
Profisiensi, akreditasi SNI ISO/IEC 15189:2012 sebagai Lab. Medik dan Sertifikasi
Lab. Lingkungan
▪ Tahun 2019 ditunjuk oleh DitJen Farmalkes Kemenkes sebagai Laboratorium
pemeriksa Post Market Surveillance bagi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
▪ Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementrian Kesehatan
tertanggal 26 Oktober 2020
3
2. TugaspokokdanFungsiOrganisasi
Berdasarkan permenkes Nomor 52 Tahun 2020 tentang organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan, BBLK Jakarta memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat, dan pemberian bimbingan teknis di bidang laboratorium kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, BBLK
Jakarta menyelengarakan fungsi
a. Penyusunan rencana , program dan anggaran;
b. Pelaksanaan pelayanan/ pemeriksaan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat
c. Pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu laboratorium kesehatan
d. Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja
e. Pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan
f. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan
g. Pengelolaan data dan sistem informasi pemantauan, evaluasi dan pelaporan
3. Visi,MisidanNilaiOrganisasi
a. VisiOrganisasi
Menjadi Laboratorium Kesehatan Pembina dan Rujukan Nasional yang unggul dan terpercaya.
b. MisiOrganisasi
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium yang responsif, profesional, berkualitas,inovatif dan kompetitif;
2. Menerapkan sistem manajemen laboratorium kesehatan secara konsisten;
3. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang teknis dan manajemen laboratorium kesehatan;
4. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan teknologi terkini;
5. Meningkatkan kemitraan dalam jejaring laboratorium kesehatan;
6. Mengembangkan tata kelola administrasi dan keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
4. Nilai – NilaiOrganisasi
SMART
Semangat, Melayani dengan hati, Akurat, Responsif dan Transparan
4
5. StrukturOrganisasi
B. Profil Peserta
Nama : Tri Retno Jumaliyani
NIP : 199203272022032004
Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
Instansi Kerja : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Penulis ditempatkan di unit kerja Instalasi Laboratorium Mikrobiologi dengan
Jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil. Berdasarkan Permen PAN No 08 tahun
2006 Pranata Laboratorium kesehatan tingkat terampil adalah pranata laboratorium
kesehatan keterampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metode operasional di bidang
5
Gambar 1 StrukturOrganisasiBBLKJakarta
laboratorium kesehatan. sedangkan tugas pokoknya adalah melaksanakan tugas pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan , patologi anatomi (hispatologi, sipatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler) biologi dan fisika.
Berdasarkan Undang – undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 11, Tugas ASN adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat negara
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
Kewajiban ASN adalah sebagai berikut ;
a. Setia dan taat kepada Pancasila , UUD 1945, NKRI dan pemerintah yang sah
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan dan dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. Menaati ketentuan peraturan perundang – undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab
f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
Tugas pokok dan fungsi pranata laboratorium kesehatan menurut PERMENPAN tahun 2006, yaitu ;
a. Menyusun rencana kegiatan
b. Mempersiapkan pasien secara sederhana
c. Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk pengambilan spesimen sampel di lapangan
d. Menerima spesimen sampel
e. Mengambil spesimen sampel dengan tindakan sederhana
6
f. Mengambil spesimen/sampel di lapangan secara sederhana
g. Mempersiapkan pengiriman spesimen sampel rujukan
h. Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan spesimen/sampel
i. Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan sampel secara khusus
j. Mempersiapkan spesimen sampel secara sederhana
k. Membuat sediaan
l. Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen/sampel secara khusus
m. Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara mikroskopik
n. Melakukan pemeriksaan spesimen sampel dengan metode cepat
o. Melakukan pemeriksaan di lapangan secara sederhana
p. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum
q. Melakukan perbaikan peralatan laboratorium sederhana
Tugas pokok penulis sebagai pranata laboratorium kesehatan terampil di laboratorium mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, yaitu ;
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan pengujian sampai selesai hasil pengujian di instalasi
b. Menyelesaikan setiap permasalahan/ keluhan pelanggan terkait pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
c. Mencari dan melakukan kajian referensi
d. Menyusun prosedur / instruksi kerja pengujian
e. Melakukan uji coba metode dan validasi metode
f. Membuat laporan hasil validasi metode
g. Membuat rencana dan persiapan validasi parameter untuk akreditasi
h. Melakukan validasi metode parameter perluasan ruang lingkup akreditasi
i. Membuat laporan hasil validasi metode pengujian
j. Membuat rencana, persiapan dan pengujian parameter air minum.
7
C. Role Model
Dalam rancangan aktualisasi ini yang menjadi Role model adalah S.Rivai saragi, SKM selaku Kepala Instalansi laboatorium Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Jakarta. Alasanya karena beliau adalah salah satu PNS yang mengimplentasikan nilai – nilai BerAKHLAK dalam melaksanakn tugasnya sebagai ASN,
diantaranya :
1. Berorientasi Pelayanan, beliau selalu baik, ramah terhadap semua pegawai.
2. Akuntabel, beliau sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaanya.
3. Kompeten, beliau sangat berpengalaman dan menguasai tentang tugasnya sebagai Kepala Instalansi Mikrobiologi BBLK Jakarta sesuai dengan kompetensinya.
4. Harmonis, beliau selalu menjaga lingkungan di laboratorium mikrobiologi selalu kondusif
5. Loyal, beliau rela mengorbankan waktunya di hari libur untuk masuk ketika ada hal yang harus di kerjakan diluar jam kerja.
6. Adaptif, beliau selalu belajar dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat
8
Gambar 2 Role Model
7. Kolaboratif, beliau juga bekerja sama dengan instalansi lain untuk tercapainya pelayanan yang prima di BBLK Jakarta.
D.Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Dalam batasan
pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari
penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang menyatakan bahwa salah satu
fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik. Selain sebagai pelayan publik fungsi ASN yaitu
sebagai pelaksanan kebijakan publik dan perekat pemersatu bangsa.
Untuk membentuk pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB
Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi CoreValuesdan
EmployerBrandingAparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan
budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (WorldClassGovernment), Pemerintah telah meluncurkan
CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK danEmployerBranding(Bangga Melayani Bangsa). Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan CoreValuesdan
EmployerBrandingASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB
ke-62. CoreValuesASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
CoreValuestersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh
ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dalam kehidupan seharihari.
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core values
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Kata kunci dari berorientasi pelayanan
9
adalah responsivitas , kualitas dan kepuasan. Panduan prilaku berorientasi pelayanan yaitu :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. Ramah , cekatan , solusif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Akuntabel adalah bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitasdan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat. Kata kunci dari akuntabel adalah integritas, komitmen, dapat dipercaya dan tranparan. Panduan prilaku dari akuntabel yaitu :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab , cermat disiplin dan berintegritas tinggi
b. Mengunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Nilai kompeten adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Pengertian yang digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Kata kunci untuk nilai kompeten adalah kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility dan ahli dibidangnya. Panduan prilaku nilai kompeten yaitu ;
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
10
4. Harmonis
Nilai harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.Kata kunci dari nilai harmonis adalah peduli perbedaan (diversity) dan selaras. Panduan prilaku wujud nilai harmonis yaitu :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValuesASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan perundang-undangangan yang berlaku. Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian. Panduan prilaku dari wujud nilai loyal yaitu ;
a. Memegang teguh ideologi pancasila, UUD 1945 , setia pada NKRI serta pemerintah yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, instansi, dan negara.
c. Menjaga rahasila jabatan dan negara
6. Adaptif
Adaptif merupakan karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Adaptif dalam Core Values ASN dimaknai bahwa terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi perubahan. Kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan perilaku adaptif adaalh inovasi, antusias terhadap perubahan. Panduan perilaku sebagai wujud adaptif yaitu ;
a. Cepat menyesuaikan diri menghadap perubahan.
b. Terus berinovasi mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
11
7. Kolaboratif
Kolaboratif dimaknai dengan membangun kerjasama yang sinergis. Kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan perilaku kolaboratif adalah kesediaan bekerja sama, sinergi untuk hasil yang lebih baik. Panduan perilaku yang menunjukan wujud nilai kolaboratif yaitu ;
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah .
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
12
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena atau kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia sebagai masalah yang dikedepankan untuk ditanggapai/kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya/kabar angin/desas- desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal). Isu kritikal secara umum terbagi kedalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu isu saat ini yang sedang terjadi, isu berkembang, dan isu isu potensial.
Setelah melakukan pengamatan kegiatan sehari – hari di Instalasi Laboratorium Mikrobiologi BBLK Jakarta, ditemukan beberapa isu yang bisa diangkat untuk dicari pemecahan masalahnya. Identifikasi isu dalam rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di BBLK Jakarta didasari pada masalah yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK). Dalam proses meningkatkan mutu pelayanan di Laboratorium Mikrobiologi BBLK Jakarta ditemukan beberapa isu yang mengganggu proses kinerja di laboratorium sehingga perlu untuk dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya. Diantaranya isu tersebut adalah sebagai berikut.
1. Isuke1
BelumbisadilakukanpengujianparameterMicrobialCleanlinesspada maskermedis.
Berdasarkan SNI 8489 tahun 2018 Masker medis adalah bagian dari pakaian pelindung yang didesain untuk melindungi bagian wajah pemakai, termasuk daerah membran mukosa hidung dan mulut, dari kontak dengan darah dan cairan tubuh lainya selama prosedur medis pemakaianya. Selain itu juga berfungsi membatasi penyebaran kontaminasi biologis dari pengguna masker(petugas pelayanan kesehatan) ke pasien. Hal ini karena pekerja terutama profesi di pelayana kesehatan, yang terlibat dalam pengobatan dan perawatan pasien yang terluka atau sakit dapat terpapar aerosol biologis yang dapat menularkan penyakit. Penyakit ini mungkin disebabkan oleh mikroorganisme, dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kehidupan dan
13
kesehatan. Selama rekayasa pengendalian tidak dapat menghilangkan semua kemungkinan paparan, maka perhatian difokuskan pada pengurangan potensi paparan melalui udara dengan penggunaan masker medis. Apalagi pada dua tahun terakhir adanya wabah covid 19, dimana semua orang wajib untuk menggunakan masker untuk mengurangi penyebaran covid 19. Oleh karena itu pengujian Microbial Cleanliness diperlukan untuk mengetahui cemaran bakteri di masker. Jangan sampai masker yang digunakan sudah membawa bakterinya. Untuk melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar sehingga didapatkan hasil yang sesuai dengan keadaan sampel di perlukan IK.
Berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 Instruksi kerja (IK) merupakan perintah tertulis atau tidak tertulis untuk melaksankan pekerjaan dengan tujuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan dilakukan sesuai persyaratan K3 yang telah di tetapkan. Selain itu juga instruksi kerja harus dilaksanakan dan ditinjau ulang secara berkala terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan oleh personal dengan melibatkan para pelaksana yang memiliki kompetensi kerja dalam menggunakan prosedur.
a. Data/fakta
BBLK Jakarta ditunjuk sebagai salah satu laboratorium yang ikut melaksanakan pengujian masker medis sebelum bererdar di pasaran. Berdasarkan SNI 14683 ada 4 parameter pemeriksaan untuk masker medis sebelum beredar di masyarakat yaitu BFE, differential pressure, microbial Cleanliness dan splash resistance. Setiap produk masker medis yang akan beredar minimal memenuhi standar di 3 parameter pengujian masker medis. Hanya ada 2 metode yang sudah bisa dilakukan di BBLK Jakarta untuk pengujian masker medis yaitu BFE dan differential pressure Parameter Microbial Cleanliness merupakan salah satu pemeriksaan masker medis. Namun di BBLK Jakarta belum memiliki Instruktur Kerja (IK)
MicrobialCleanliness.
b. Dampak
Belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinessmasker medis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. Sehingga pengujian masker medis belum bisa memenuhi minimal parameter pengujian masker medis layak untuk beredar di pasaran.
c. Terdampak
Masyarakat dan BBLK Jakarta
14
2. Isukedua
Kurangoptimalnyapenambahanlabeljenispemeriksaanpadasampel
Jenis pemeriksaan merupakan macam – macam pemeriksaan laboratorium yang ada di laboratorium. Setiap masyarakat yang datang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium akan memilih jenis pemeriksaan yang mereka inginkan. Oleh karena itu mengetahui jenis pemeriksaan menjadi hal penting sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium. Laboratorium mikrobiologi lingkungan di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagian besar pengerjaanya masih manual. Sample setelah sampai di laboratorium mikrobiologi kemudian dicocokan barcode sampel dengan form laboratorium. Selanjutnya dari form laboratorium terlihat jenis pemeriksaan kemudian di tulis di label. Setelah label ditulis kemudian di tempelkan di sampel. Hal ini menyebabkan tidak efisien waktu selain itu juga menghabiskan banyak kertas. Banyak kertas form pemeriksaan yang menumpuk hanya digunakan untuk melihat jenis pemeriksaan. Selain itu juga sampel yang datang ke laboratorium tidak bisa langsung di kerjakan harus ada proses untuk pemberian label kembali
a. Data/fakta
Kurang optimalnya cara pemberian label jenis pemeriksaan pada sampel. Informasi jenis pemeriksaan masih menggunakan form laboratorium sehingga di laboratorium harus ditempel ulang label untuk mempermudah proses pendistribusian sampel. Banyaknya arsip kertas form laboratorium. Dalam sehari kurang lebih ada 100 sampel yang datang jadi butuh waktu lebih hanya untuk menempel label jenis pemeriksaan.
15
Gambar 3 Sampel dengan Pelabelan Ulang
b. Dampak
Tidak efisien waktu dan boros kertas.
c. Terdampak
Petugas laboratorium
3. Isuketiga
KurangoptimalnyapenggunaansistemSILKdiLaboratoriumMikrobiologi BalaibesarLaboratoriumKesehatanJakarta
Aplikasi SILK merupakan aplikasi yang di gunakan untuk operasional laboratorium seperti untuk pendaftaran, pembayaran, distribusi sampel, pengujian, input hasil pengujian, dan cetak hasil pengujian.
a. Data/fakta
Di laboratorium Mikrobiologi BBLK Jakarta menggunakan SILK untuk penerimaan sampel, input hasil dan mencetak hasil pengujian Di laboratorium Mikrobiologi alat yang ada seperti BFE, VITEX belum terintegrasi dengan SILK. Untuk pengisian hasil masih manual. Validasi hasil pun masih manual belum menggunakan sistem SILK.
b. Dampak
Pengisian hasil yang manual bisa menyebabkan human eror dalam pengisian hasil. Validasi hasil yang masih manual menyebabkan penumpukan kertas hasil.
c. Terdampak
Petugas laboratorium
16
Gambar 4 Arsip From Manual
B. Penetapan CoreIsu
Berdasarkan identifikasi isu diatas didapatkan tiga rumusan masalah yaitu
1. Belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinesspada masker medis
2. Kurang optimalnya penambahan label jenis pemeriksaan pada sampel
3. Kurang optimalnya penggunaan sistem SILK di Laboratorium Mikrobiologi BBLK
Jakarta
Untuk menetapkan core isu, maka dilakukan tapisan isu menggunakan metode
USG yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
1 Belum bisa dilakukan pengujian
2 Kurang optimalnya Penambahan label jenis pemeriksaan pada sampel
3 Kurang optimalnya penggunaan sistem SILK di Laboratorium Mikrobiologi BBLK Jakarta
5 4 4 13 I
3 3 3 9 II
3 2 3 8 III
Berdasarkan analisis tapisan isu dengan metode USG di atas, maka isu yang menjadi prioritas adalah belum bisa dilakukan pengujian MicrobialCleanlinesspada masker medis.
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut untuk dibahas dan
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa
keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalahyang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang ditimbulkan masalah – masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
17
No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat Kualitas U S G
parameter
Tabel 3. 1 PenetapanCoreIsudenganAnalisisUSG
MicrobialCleanlinesspada masker medis
No Komponen
Tabel 3. 2 PenjelasanUSG
Keterangan
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab
isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Nilai Urgency/Mendesak Seriousness/Keseriusan Growth/Berkembangnya Masalah
5 Isu sangat mendesak untuk segera diselesaikan
4 Isu mendesak untuk segera diselesaikan
3 Isu cukup mendesak untuk segera diselesaikan
2 Isu kurang mendesak untuk segera diselesaikan
1 Isu tidak mendesak untuk segera diselesaikan
Isu sangat serius untuk
segera dibahas dan dicari
solusinya karena berdampak
ke hal yang lain
Isu serius untuk segera
dibahas dan dicari solusinya
karena akan berdampak ke
hal lain
Isu Cukup serius untuk
segera dibahas dan dicari
solusinya karena akan
berdampak ke hal yang lain
Isu Kurang serius untuk
segera dibahas dan di cati
solusinya karena kurang
berdampak ke hal yang lain
Isu tidak begitu serius untuk
dibahas dan dicari solusinya
karena tidak berdampak ke
hal yang lain
Isu sangat cepat berkembang harus segera dicegah
Isu cepat berkembang untuk harus segera dicegah
Isu cukup cepat berkembang harus segera dicegah
Isu Kurang cepat berkembang
Isu tidak cepat berkembang
18
Tabel 3. 3 DeskripsiKriteria BobotUSG
C. Analisis Faktor Penyebab CoreIsu
Setelah penetapan core isu menggunakan metode USG, selanjutnya dilakukan analisis core isu “ Belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinesspada masker medis “ menggunakan metode fishbone untuk mencari akar penyebab masalah dari core isu.
Belum ada IK
MicrobialCleanliness Belum ada referensi
Parameter baru
Metode baru
material
Belum tahu langkah kerja pemeriksaan icrobialCleanliness
methode man
Mechine
Gambar 5 Fishbone
Belum bisa
dilakukan
pengujian parameter
Microbial Cleanliness pada
masker medis
Berdasarkan hasil analisa isu menggunakan diagram fishbone ditemukan faktor
penyebab belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinesspada masker medis sebagai berikut :
Tabel 3. 4 Faktor – faktor penyebab masalah dan upaya pencegahanya
No Faktor – faktor penyebab belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinesspada masker medis
1 Belum ada referensi mengenai Microbial Cleanliness.
2 Pranata Laboratorium belum mengetahui langkah
kerja pemeriksaan MicrobialCleanliness
3 Belum ada IK pemeriksaan MicrobialCleanliness
4 Pemeriksaan Microbial Cleanliness merupakan metode baru.
Upaya Pencegahanya
1. Mencari referensi mengenai microbial Cleanliness
2. Membuat IK pemeriksaan
MicrobialCleanliness
19
D.Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut diatas dengan berdasarkan penyebabnya adalah pembuatan Instruksi Kerja (IK) Microbial Cleanliness. Dengan pembuatan IK MicrobialCleanlinessdiharapakan pemeriksaan MicrobialCleanlinessdapat dilakukan sehingga pengujian masker medis bisa dilakukan di BBLK Jakarta .
Gagasan tersebut terkait kedudukan, peran, kode etik, dan kode perilaku ASN yang akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Kedudukan ASN
Sebagai unsur aparatur negara, seorang ASN memiliki kedudukan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan pimpinan dan instansi pemerintah. Pembuatan Instruksi
Kerja mendukung kedudukan ASN karena dalam pelaksanaan pemeriksaan laboratorium harus memiliki aturan dan cara untuk mengerjakan sampel dan mengeluarkan hasil sesuai dengan nilai rujukan.
b. Peran ASN
Peran ASN adalah sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan yang profesional sesuai tugas dan fungsi pokok sebagai pranata laboratorium kesehatan, penulis melakukan analisis isu yang terjadi dilingkungan kerja dan merancang kegiatan untk diterapkan di tempat kerja dalam rangka mengatasi isu terkait yaitu pembuatan intruksi kerja (IK) Microbial Cleanliness.
c. Kode Etik dan Kode perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat kehormatan ASN yang berisi berbagai pengaturan perilaku diantaranya melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi. Dengan pembuatan IK Microbial Cleanliness sudah menunjukan penerapan kode etik dan kode perilaku. Pranata laboratorium dituntut untuk bekerja sesuai dengan panduan atau IK dan sesuai kompetensinya sehingga hasil yang dikeluarkan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun bentuk kegiatan penyelesain core isu adalah sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan pembuatan IK MicrobialCleanliness
2. Melaksanakan pembuatan IK MicrobialCleanliness
3. Mencetak dan mengarsipkan IK yang sudah dibuat dan disetujui mentor
4. Melakukan dan menerapkan pemeriksaan MicrobialCleanlinesssesuai dengan IK.
20
E. Matrik Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. 5 MatrikRancanganAktualisasi
UnitKerja : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil , Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
IdentifikasiIsu :
1. Belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinessmasker medis
2. Kurang optimalnya penambahan jenis pemeriksaan di sampel
3. Kurang optimalnya penggunaan sistem SILK di Laboratorium Mikrobiologi BBLK Jakarta
Diangkat : Belum bisa dilakukan pengujian parameter MicrobialCleanlinessmasker medis
Isuyang
PemecahanIsu : :
Gagasan
Pembuatan Instruksi Kerja (IK) MicrobialCleanliness
1. Melakukan persiapan pembuatan IK MicrobialCleanliness
2. Melaksanakan pembuatan Instruksi Kerja (IK) MicrobialCleanliness
3. Mencetak dan mengarsipkan IK yang sudah dibuat dan disetujui mentor
4. Melakukan dan menerapkan pemeriksaan MicrobialCleanlinesssesuai dengan IK.
21
1 Melakukan
persiapan
pembuatan IK
Microbial
Cleanliness
Membuat janji
bertemu dengan
mentor untuk
berkonsultasi.
- Jadwal
pertemuan
- Dokumentasi
Saya mengawali kegiatan ini
dengan maksud memberikan
pelayanan prima sebagai bentuk
memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat di masa pandemi covid
Melakukan
persiapan
pembuatan IK
MicrobialCleanliness
ikut berpartisipasi
Terlaksananya
kegiatan
persiapan
pembuatan IK
Mengkonsultasikan
pembuatan IK
dengan Kepala
Instalasi
Laboratorium
Mikrobiologi
- Catatan
- Dokumentasi
yang semua orang wajib
menggunakan masker, penulis
berharap bisa berpartisipasi
memastikan masker yang dipakai
aman bagi masyarakat. MP
Berorientasi Pelayanan. Sebelum
berkonsultasi dengan mentor, saya
memberikan
kontribusi terhadap
visi BBLK Jakarta
menjadi
Laboratorium
kesehatan
pembina dan
Microbial Cleanliness
menguatkan
nilai–nilai SMART
BBLK Jakarta
yaitu, semangat, melayani dengan hati,akurat,
22
Kegiatan Output /Hasil KeterkaitanSubstansiMata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Tahapan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Melaksanakan pembuatan IK
Microbial
Cleanliness
Mencari Referensi Referensi
membuat jadwal bertemu mentor dan
saya berkomitmen datang menemui
mentor. MP Akuntabel. Dalam
berkomunikasi dengan mentor ketika
berkonsultasi saya menggunakan kata
yang sopan dan santun untuk
menjaga hubungan tetap terjalin
dengan baik. MP Harmonis. Penulis
bertekad untuk mengerjakan tugas
pembuatan IK ini dengan kualitas
terbaik.MPKompeten.
Penulis mencari referensi untuk
pembuatan IK MicrobialCleanlinessini
juga untuk meningkatkan
kemampuan dan kompetensi diri
dibidangnya.MPKompeten.
rujukan nasional
yang unggul dan
terpercaya dan
MISI BBLK Jakarta
yaitu
meningkatkan
kompetensi SDM
dibidang teknis
dan manajemen
laboratorium
kesehatan
responsif dan transparan.
Menyiapkan format
rancangan
pembuatan IK
Menyusun
rancangan IK
Microbial
Dokumentasi
contoh format IK
Dokumentasi
saat sedang
menyusun
Penulis menyiapkan format
rancangan pembuatan IK Microbial
Cleanliness dengan harapan setelah
penulis melakukan pembuatan
instruksi kerja dengan benar akan
mendapatkan instruksi kerja yang
Melaksanakan
pembuatan intruksi
kerja (IK) Microbial
Cleanliness ikut
berpartisipasi
memberikan
Terlaksananya kegiatan pembuatan IK
Microbial
Cleanliness
menguatkan nilai
23
2
Cleanliness rancangan IK terbaik. MP kompeten. Penulis
melaksanakan tugas dengan baik dan
benar, ikhlas dan setulus hati agar
tercipta suasana yang nyaman dan
kondusif. MP Harmonis. Penulis
menyusun IK Microbial Cleanliness
untuk memenuhi penambahan
parameter pengujian masker medis
dalam meningkatkan kualitas
pengujian masker medis dan
kontribusi pada VISI
BBLK Jakarta
Menjadi
Laboratorium
Kesehatan
Pembina dan
rujukan nasional
yang unggul dan
terpercaya dan
misi BBLK Jakarta
– nilai SMART
BBLK Jakarta
yaitu, semangat, melayani dengan hati, akurat, responsif dan transparan.
Konsultasi terkait
IK Microbial Cleanliness
Jadwal pertemuan dengan mentor
Dokumentasi
berkontribusi dalam pengembangan
ruang lingkup pengujian masker
medis di Instalasi Mikrobiologi
lingkungan. MP. Berorientasi
Pelayanan. Penulis menyusun IK
Microbial Cleanliness sesuai dengan
kompetensi penulis sebagai pranata
laboratorium kesehatan terampil. MP
Kompeten. Dengan adanya
pengujian Microbial Cleanliness
merupakan bentuk inovasi mengikuti
perkembangan metode pemeriksaan
meningkatkan
saran dan
prasarana sesuai dengan perkembangan teknologiterkini
24
yang ada. MPAdaptif.
Selanjutnya dilanjutkan untuk
mengkonsultasikan terkait IK
Microbial Cleanliness yang telah
disusun kepada mentor, saya
membuat kejelasan janji bertemu
dengan mentor. MP Akuntabel.
Penulis mengkonsultasikan instruksi
kerja (IK) yang telah dibuat dan
disusun untuk dikoreksi agar
mendapatkan output instruksi kerja
(IK) dengan kualitas terbaik. MP
Berorientasi pelayanan. Dalam
menyusun IK ini penulis juga menjalin
kerja sama dengan teman sejawat
dan dibantu mentor. MP
Kolaboratif.
25
Mencetak dan
mengarsipkan
IK yang sudah
dibuat serta
sudah disetujui
mentor
Mencetak IK
Microbial
Cleanlinessyang
sudah disetujui
mentor
Dokumentasi
kegiatan
Setelah IK Microbial Cleanliness
disetujui oleh kepala Instalasi
Mikrobiologi selanjutnya penulis
mencetak IK menggunakan barang
milik negara secara bertanggung
jawab. MPAkuntabel. Penulis dalam
menyelesaikan tugas dilakukan
dengan Ikhlas tidak perhitungan
Mencetak dan
mengarsipkan IK
ikut berpartisipasi
memberikan
kontribusi pada Visi
BBLK Jakarta
menjadi
Terlaksananya
kegiatan
mencetak dan
mengarsipkan IK
Microbial
Cleanliness yang
Mengarsipkan IK
yang sudah
dicetak.
Dokumentasi
kegiatan
secara material. MPLoyal.
Penulis bertanggungjawab atas
hasil susunan dan cetakan IK
Microbial Cleanliness. MP
Akuntabel. IK yang sudah dicetak
selanjutnya diberikan kebagian
BIMTEK untuk di upload di portal dan
Laboratorium
Kesehatan
pembina dan
rujukan nasional
yang unggul dan
terpercaya dan
misi
sudah dibuat serta disetujui mentor menguatkan nilai
– nilai SMART
BBLK Jakarta
Memberikan file IK
kebagian Instalansi
Mutu untuk di upload di portal
Dokumentasi
kegiatan
ditinjau kembali. Penulis bersikap
santun dan sopan kepada bagian
instalasi BIMTEK dalam memberikan
file IK agar tercipta lingkungan kerja
yang kondusif . MP Harmonis.
Dalam hal ini penulis bekerja sama
dengan Instalansi BIMTEK untuk
meningkatkan
sarana dan
prasarana sesuai
dengan
perkembangan
teknologiterkini.
yaitu, semangat, melayani dengan
hati, akurat, responsif dan transparan.
26 3
Mencetak dan menempelkan alur
langkah kerja
pemeriksaan
Microbial Cleanlinessdi area laboratorium.
Dokumentasi
kegiatan
mengupload IK Microbial Cleanliness
yang telah disetujui atasan. MP
Kolaboratif. Dalam hal ini penulis
bekerja sama dengan instalasi
BIMTEK untuk mengupload IK
Microbial Cleanliness yang tealh
disteujui atasan. MP
Kolaboratif.Dalam hal ini penulis
mengikuti perubahan di era digital
dalam penyimpanan file, selain
hardcopy juga ada softcopy. MP
Adaptif.
Selanjutnya, instruksi kerja
yang tealh jadi selain di upload di
portal juga disimpan dan diarsipkan
untuk menjaga rahasia Instansi. MP
Loyal. Penulis menyelesaikan
pembuatan IK dengan kinerja terbaik
dari penulis. MPKompeten.
Mengeprint alur kerja
pemeriksaan dan ditempelkan di area
laboratorium sehingga pranata
27
Melakukan dan menerapkan
pemeriksaan
Microbial
Cleanliness
sesuai dengan IK yang sudah
dibuat.
Melakukan
pemeriksaan
laboratorium sesuai
dengan IK yang
sudah dibuat
laboratorium mengetahui langkah
kerja pemeriksaan Microbial
Cleanliness. MP.Kompeten.
Dokumentasi
kegiatan
Penulis melakukan pemeriksaan
MicrobialCleanlinesssesuai dengan IK
yang telah sehingga hasil yang
dikeluarkan bisa
dipertanggungjawabkan. MP
Akuntabel. Penulis melakukan
pemeriksaan Microbial Cleanliness
dengan kinerja terbaik sehingga
didapatkan hasil dengan kualitas
terbaik. MP Berorientasi
pelayanan.
Melakukan dan
menerapkan IK pada
pemeriksaan
laboratorium ikut
berpartisipasi
memberikan
kontribusi visi BBLK
Jakarta menjadi
laboratorium
kesehatan
pembina dan
Terlaksananya
kegiatan
melakukan dan menerapkan
pemeriksaan
Microbial
Cleanliness
sesuai IK yang
sudah dibuat
menguatkan nilai
– nilai SMART
28
4
rujukan nasional
yang unggul dan
terpercaya dan misi
meningkatkan
saran dan
prasarana sesuai
dengan
perkembangan
teknologiterkini.
BBLK Jakarta
yaitu, semangat, melayani dengan hati, akurat, responsif dan transparan.
29