“Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu Baru di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN ANGKATAN II TAHUN 2022

Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu

Baru di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”

Disusun oleh :

Nama : Stefani Purwandini, A.Md.Gz

NIP : 199705272022032005

NDH : 02

Jabatan : Nutrisionis Terampil

Instansi : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BEKERJASAMA DENGAN

UPTD PELATIHAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA BARAT

2022

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan aktualisasi ini berhasil diselesaikan dengan judul

“Pembuatan Buku Standar Bumbu Baru di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Laporan aktualisasi ini merupakan salah satu persyaratan dalam kegiatan latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang harus dipenuhi sebelum diberikan penugasan langsung terkait bidang pekerjaan yang akan ditekuni selanjutnya.

Dalam penyusunan laporan ini, tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dyah Widyastuti, SKM., MKM., RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan moril, serta waktunya.

2. Ibu Elly Rustiny, ST., MT selaku couch yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan saran yang membangun bagi perbaikan kualitas aktualisasi ini.

3. Bapak/Ibu selaku penguji rancangan yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan kualitas aktualisasi ini.

4. Ibu Sri Afiani S.S., S.Gz., RD selaku Kepala Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan (PPM) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang memberikan bimbingan dan dukungan.

5. Bapak/Ibu widyaiswara Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah membagi ilmunya kepada penulis dan seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

6. Ayah dan mama selaku orangtua yang telah mendukung dan mendoakan

7. Teh Asri, Teh Sundari, Teh Okky, Bu Herna, Bu Ida, dan A Heri yang telah membantu dan mendukung proses terlaksananya kegiatan aktualisasi ini.

8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis agar laporan ini dapat semakin berkualitas dan tersusun dengan baik.

Bandung, September 2022

Penulis

iii
KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL...................................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................viii BAB I .....................................................................................................................................1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................................1 1.2. Tujuan .....................................................................................................................3 1.3. Manfaat 3 1.4. Ruang Lingkup 3 BAB II 5 PROFIL INSTANSI DAN PESERTA 5 2.1. Profil Instansi 5 2.1.1. Visi Misi Presiden dan Kementerian Kesehatan 5 2.1.2. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 6 2.1.3. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 2.1.4. Budaya Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 8 2.1.5. Tugas dan Fungsi Organisasi 9 2.2. Profil Peserta 13 2.3. Sikap Perilaku Bela Negara 14 2.3.1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara 14 2.3.2. Analisis Isu Kontemporer 15 2.3.3. Kesiapsiagaan Bela Negara 16 2.4. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK 17 2.5. Kedudukan dan Peran ASN menuju Smart Governance 18 2.5.1. Manajemen ASN 18 2.5.2. Smart ASN .....................................................................................................20 2.6. Role Model ............................................................................................................21 BAB III .................................................................................................................................24 RANCANGAN AKTUALISASI..............................................................................................24 3.1. Identifikasi dan Deskripsi Isu di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung .24 3.2. Penetapan Core Isu...............................................................................................32
v 3.3. Analisis Penyebab Isu ...........................................................................................34 3.4. Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu.........................................................................36 3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi..............................................................................37 3.6. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) ..............48 3.7. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...................................................................48 BAB IV.................................................................................................................................50 PELAKSANAAN AKTUALISASI 50 4.1. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi 50 4.2. Deskripsi Capaian Aktualisasi 54 4.2.1. Kegiatan 1: Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder 54 4.2.2. Kagiatan 2 : Pengkajian Standar Bumbu Yang Ada 57 4.2.3. Kegiatan 3: Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu Dasar 65 4.2.4. Kegiatan 4: Pelaksanaan Sosialisasi Standar Bumbu 69 4.2.5. Kegiatan 5: Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi 74 4.3. Analisis Kemanfaatan dan Dampak Aktualisasi 75 4.3.1. Analisis Kemanfaatan 75 4.3.2. Analisis Dampak 76 4.4. Rekapitulasi Habituasi Core Values ASN (BerAKHLAK) 77 4.5. Rencana Tindak Lanjut 78 BAB V 79 PENUTUP 79 5.1. Kesimpulan 79 5.2. Lesson Learned 79 DAFTAR PUSTAKA 81 LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Lembar Persetujuan Rancangan Aktualisasi 83 Lembar Pengesahan Rancangan Aktualisasi................................................84 Lampiran 2. Pengamatan Standar Bumbu yang Ada........................................................85 Lampiran 3. Dokumentasi Pengamatan Standar Bumbu..................................................88 Lampiran 4. Hasil Pengamatan Uji Coba Bumbu..............................................................93 Lampiran 5. Hasil Evaluasi Kesesuaian Standar Bumbu..................................................95 Lampiran 6. Standar Resep Bumbu Baru.........................................................................97 Lampiran 7. Dokumentasi Uji Organoleptik Stadar Bumbu Baru.......................................98 Lampiran 8. Form Uji Organoleptik...................................................................................98 Lampiran 8. Hasil Uji Organoleptik Standar Bumbu Baru .................................................99 Lampiran 9. Draft Buku Panduan Standar Bumbu..........................................................101 Lampiran 10. Materi Sosialisasi......................................................................................101 Lampiran 11. Dokumentasi Sosialisasi 102 Lampiran 12. Absensi Sosialisasi 103
vi Lampiran 13. Notulensi Sosialisasi.................................................................................104 Lampiran 14. Lembar Persetujuan Buku Panduan Standar Bumbu................................105 Lampiran 15. Buku Panduan Standar Bumbu.................................................................106
vii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Metode USG 32 Tabel 3.2 Deskripsi Kriteria Urgency 33 Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria Seriourness 33 Tabel 3.4 Deskripsi Kriteria Growth 33 Tabel 3.5 Identifikasi Isu 37 Tabel 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi 38 Tabel 3.7 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi 47 Tabel 3.8 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi 47
viii
Gambar 2.1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 6 Gambar 2.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 7 Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 9 Gambar 2.4 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 11 Gambar 3.1 SOP Persiapan Hewani 25 Gambar 3.2 Buku Pedoman Menu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 25 Gambar 3.3 Perbandingan Gramasi Hewani Porsi Anak dan Dewasa 25 Gambar 3.4 Standar Bumbu Per Menu yang Lama 27 Gambar 3.5 SOP Persiapan Bumbu 27 Gambar 3.6 Standar Bumbu Lama 27 Gambar 3.7 Penyimpanan Bumbu di Freezer 27 Gambar 3.8 SOP Penggunaan APD 29 Gambar 3.9 Penggunaan APD yang Baik dan Benar 29 Gambar 3.10 Penggunaan APD yang Tidak Sesuai dengan SOP 29 Gambar 3.11 Contoh Kartu Stok Bumbu yang Loncat Tanggal 31
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 5 tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN), adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Program pemerintah dalam perwujudan pembangun Sumber Daya Manusia (SDM) periode 2019-2024 memerlukan

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan yang professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. ASN memiliki tiga fungsi diantaranya melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejalan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN yang mengamanatkan

Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Pelatihan Dasar Calon

Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS menjelaskan bahwa lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan untuk melakukan pengkajian pendidikan dan pelatihan ASN adalah LAN (Lembaga Administrasi Negara). Perlan menjelaskan amanat UU ASN dalam bentuk Pedoman

1

Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS

Golongan III dan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar

Calon PNS Golongan I dan II. Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan atau yang disebut habituasi.

Pembelajaran agenda habituasi didalam struktur kurikulum pembentukan karakter PNS merupakan pembelajaran agenda ke-IV (terakhir), namun dalam pelaksanaanya terdapat satu sesi pembelajaran yang disampaikan sebelum pembelajaran agenda I mengenai Sikap Perilaku

Bela Negara, agenda II mengenai nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK, dan agenda III mengenai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Agenda ke IV ini dipelajari peserta karena merupakan bentuk internalisasi ageda-agenda sebelumnya dan peserta dituntut untuk dapat mengaktualisasikan substansi materi yg telah dipelajari pada agenda sebelumnya di tempat kerja dalam agenda aktualisasi. Kegiatan aktualisasi ini diantaranya penyusunan rancangan aktualisasi yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan aktualisasi nanti.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat baik rawat inap maupun rawat jalan, dengan memperhatikan keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan dan mengoreksi kelainan metabolisme sehingga kegiatan pelayanan gizi dapat bersifat preventif, kuratif, relatif, dan promotif (DepKes RI 2005). Terdapat empat kegiatan utama yang dilakukan Instalasi Gizi yaitu diantaranya perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi dan Litbang gizi, pengelolaan administrasi gizi, sumberdaya manusia, pendidikan dan pelatihan pegawai terkait gizi, pengolahan dan penyaluran makanan pasien, dokter dan pegawai serta pelayanan asuhan gizi rawat ini dan rawat jalan, edukasi dan rujukan gizi.

Terlaksananya kegiatan pelayanan gizi tentunya tidak lepas dari proses pengolahan/produksi dan penyaluran makanan. Kegiatan pengolahan dan penyaluran makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung meliputi kegiatan perencanaan menu, kebutuhan bahan makanan, pengembangan menu, pelaksanaan kegiatan persiapan, pengolahan, penyaluran dan penyajian makanan, dan pengawasan sanitasi dan hygene makanan dan evaluasi mutu pelayanan gizi.

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat isu-isu menarik yang ada di instansi dan dapat diangkat untuk melakukan implementasi nilai-nilai dasar ASN dan peran ASN yang telah dipelajari selama Pelatihan Dasar CPNS serta diwujudkan dalam sebuah rancangan aktualisasi. Salah satu isu menarik yang ditemukan oleh penulis serta diangkat menjadi rancangan

2

aktualisasi adalah isu yang ada pada kegiatan persiapan pengolahan dan penyaluran makanan di instalasi gizi. Isu tersebut adalah Belum optimalnya strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.2. Tujuan

Tujuan dari rancangan aktualisasi ini yaitu sebagai berikut:

1) mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta peran dan kedudukan ASN di NKRI dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi

2) mampu mengidentifikasi dan menetapkan core issue, melakukan analisis penyebab coreissue, dan menentukan gagasan kreatif penyelesaian coreissue

3) mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam pelaksanaan tugas dan jabatan.

1.3. Manfaat

1) Manfaat Bagi Penulis

Sebagai sarana dalam implementasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta mempelajari dan menambah pengetahuan penulis terhadap kegiatan aktualisasi yang mencakup smart ASN dan manajemen ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehari-hari.

2) Manfaat Bagi Instansi

Sebagai salah satu alternatif solusi unit kerja khususnya Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien yang lebih efektif dan efisien.

3) Manfaat Bagi Pasien

Sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan khususnya yang dilakukan oleh Instalasi Gizi berupa pelayanan gizi makanan di rumah sakit dengan mengedepankan kepuasan pasien.

1.4. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam rancangan aktualisasi ini diantaranya yaitu:

1) Internalisasi nilai-nilai ASN BerAKHLAK serta kedudukan dan peran ASN dalam pelaksanaan tugas dan jabatan.

2) Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juli – 6 September 2022 di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3

3) Kegiatan aktualisasi ini melibatkan penulis, petugas pelaksana unit persiapan

bumbu, penanggung jawab unit Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan

(PPM) dan Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

4

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1. Profil Instansi

2.1.1. Visi Misi Presiden dan Kementerian Kesehatan

1. Visi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia

Visi Pemeritah Kabinet Indonesia Maju 2020-2024

"Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong"

2. Misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia

1) Peningkatan Kualitas Manusian Indonesia;

2) Struktur Ekonomi yang Produktif, Merata dan Berdaya Saing;

3) Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;

4) Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;

5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;

6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya;

7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;

8) Pengelolaan Pemerintah yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya;

9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

3. Visi dan Misi Kementerian Kesehatan RI

Sesuai Edaran Menteri PPN/ Bappenas No.B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019 tanggal 20 Desember 2019, visi KEMENKES RI yaitu:

“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk

Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”

Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes

menetapkan misi sebagai berikut:

a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh

penduduk Indonesia

b. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan

kesehatan

c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan

5

d. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) bandung merupakan rumah sakit kelas

A yang menjadi rujukan tertinggi (Top referal Hospital) di Provinsi Jawa Barat, juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pedidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun 2019. Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibagun dengan 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai pada tahun 1923. Kemudian diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het AlgemeeneBandoengscheZiekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “HetGemeenteZiekenhuijsJuliana”. Tenaga dokter pada waktu itu hanya ada 6 dokter berkebangsaan Belanda dan 2 orang dokter berkebangsaan Indonesia.

Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

6
2.1.2. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Gambar 2.1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan

Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman

Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini

RSHS memiliki 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung

Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal. Selain itu, sesuai dengan PP no 23. tahun 2005 dan berdasarkan SE Menkes RI no. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK- BLU).

1. Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumusan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Visi Pemerintah

Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

2. Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumusan misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ini mengacu pada Misi Pemerintah

Kabinet Indonesia Maju 2020-2024, yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Dalam mencapai visi misi tersebut, maka misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

7
2.1.3. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Gambar 2.2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.1.4. Budaya Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1) Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Motto dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas

Kami”. RSHS juga memiliki motto dalam inovasi pelayanan publik yaitu

“SomeahHadeKaSemah” yang artinya ramah kepada pelanggan. Jika dikaitkan dengan visi Kemenkes RI yaitu "Menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan".

2) Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tata nilai dari RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “PAMINGPIN PITUIN” yang merupakan memiliki pengertian dari Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas.

• Kepemimpinan adalah nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya

• Profesional adalah nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja perjalan kemitraan

• Inovatif adalah nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

• Tulus adalah keinginan untuk memberi pelayanan tanpa pamrih, proaktif, dan responsive

• Unggul adalah keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

• Integritas adalah nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

8

2.1.5. Tugas dan Fungsi Organisasi

A. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

9
Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

B. Tugas dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tugas pokok dari RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna. Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin antara lain:

a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran

b. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis

c. Pengelolaan pelayanan keperawatan

d. Pengelolaan pelayanan non medis

e. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

f. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

g. Pengelolaan keuangan dan barang milik Negara

h. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa

i. Pengelolaan sumber daya manusia

j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

k. Pelaksanaan kerja sama

l. Pengelolaan system informasi

m. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

n. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

C. Profil Instalasi Gizi

Instalasi Gizi merupakan wadah yang mengelola pelayanan gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal meliputi kegiatan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konseling gizi, pendidikan dan latihan penggerakan dan pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka peningkatan kualitas layanan.

Instalasi Gizi di RSUP Dr. Hasan Sadikin terbagi menjadi 5 Sub Instalasi diantaranya:

1) Sub Instalasi Administrasi Umum, Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan, dan Perbekalan

2) Sub Instalasi Perencanaan, Evaluasi, dan Penelitian dan Pengembangan Gizi

3) Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan

4) Sub Instalasi Mutu dan Pelayanan Makanan

5) Sub Instalasi Asuhan Gizi

10
11
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

D. Tugas dan Fungsi Instalasi Gizi

Berdasarkan Permenkes RI no 1673/Menkes/PER/XII/2005 mengenai

Struktur Organisasi dan Tata Kerja SOTK RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam Direktorat Perencanaan Organisasi dan Umum yang menyediakan fasilitas dan menyelenggrakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi, dan konseling gizi. Adapun fungsi dari Instalasi Gizi diantaranya adalah

1) Menyelenggarakan pengadaan, pengolahan, dan penyaluran makanan

2) Melaksanakan pelayanan Asuhan Gizi pada pasien rawat inap dan rawat jalan

3) Menyelenggarakan pendidikan dan penyuluhan gizi

4) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanan gizi

Penulis bertugas di sub Instalasi Penyaluran dan Pengolahan Makanan (PPM). Tugas Pokok Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan

a. Merencanakan dan mengevaluasi menu

b. Merencanakan kebutuhan bahan makanan/ makanan untuk kegiatan persiapan dan pengolahan bahan makanan

c. Merencanakan pengembangan menu, sistem produksi dan penyajian makanan

d. Melaksanakan kegiatan persiapan bahan makanan

e. Melaksanakan kegiatan pengolahan bahan makanan

f. Melaksanakan kegiatan penyaluran dan penyajian makanan

g. Melaksanakan kegiatan pengawasan sanitasi dan hygiene makanan

h. Melaksanakan pengendalian penggunaan bahan makanan dan makanan

i. Melaksanakan penjagaan mutu pelayanan makanan

j. Merencanakan dan mengawasi sarana prasarana pengolahan dan penyaluran makanan

k. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pengolahan dan penyaluran makanan

12

2.2. Profil Peserta

Nama : Stefani Purwandini, A.Md.Gz

NIP : 199705272022032005

Jabatan/Golongan : Nutrisionis Terampil/IIc

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Tempat Tugas : Sub Instalasi Penyaluran dan Pengolahan Makanan (PPM) di Instalasi

Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

KP.01.02/1/2590/2022 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, penulis ditugaskan sebagai Nutrisionis Terampil di Unit Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Nutrisionis terampil adalah jabatan fungsional Nutrisionis Keahlian yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan prinsip, konsep, dan metode operasional kegiatan di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Perdayagunaan Aparatur Negara No 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya, tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat di Rumah Sakit.

Adapun rincian tugas berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) diantaranya:

1) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dan standar-standar di Unit

Persiapan Hewani, Nabati, Sayuran dan Bumbu ;

2) Menyusun laporan kegiatan unit persiapan dan administrasi di unit persiapan SI

Pengolahan dan Penyaluran Makanan (PPM)

3) Menyusun laporan inventasisasi alat dan perlengkapan kerja di unit persiapan dan administrasi

4) Melaksanakan kegiatan administrasi PPM

5) Monitoring dan evaluasi penerapan hygiene sanitasi dan keamanan di unit persiapan SI PPM

6) Melaksanakan jumat bersih

7) Mengisi Form suhu

13

2.3. Sikap Perilaku Bela Negara

2.3.1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Berbagai masalah kebangsaan saat ini mengingatkan kita akan pentingnya pemantapan wawasan kebangsaan dan penumbuhkembangan kesadaran bela Negara. sehingga amanat UUD 1945 untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional dapat diwujudkan. Peran, tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin terselenggaranya roda pemerintahan, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Terdapat beberapa poin penting yang menjadi sejarah pergerakan bangsa Indonesia, diantaranya:

1) Berdirinya organisasi budi utomo yang diinisiasi oleh soetomo pada tanggal 20 Mei 1908

2) Terbentuknya perhimpunan Indonesia (PI) yang menjadi pelopor kemerdekaan Indonesia di kancah intenasional. kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.

3) Terselenggaranya Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April 1926 yang menghasilkan usulan sumpah pemuda.

4) Dilaksanakannya Kongres Pemuda II pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

5) Terbentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945.

6) Terbentuknya PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Dalam meningkatkan wawasan kebangsaan perlu diketahui juga bahwa Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

14

2.3.2. Analisis Isu Kontemporer

Saat ini, bangsa dan negara Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Perubahan lingkungan strategis tersebut memberikan berbagai dampak positif maupun negative. Dampak positif dari perubahan lingkungan strategis yaitu adanya perkembangan dunia digital, intelektual dan sosial sedangkan dampak negatifnya yaitu munculnya berbagai ancaman, gangguan, hambatan, serta tantangan. Hal ini yang memicu muncul berbagai isu kritikal salah satunya adalah isu kontemporer. Isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekrang atau menjadi trending topik pada saat ini. Contoh isu kontemporer diantaranya adalah korupsi, terorisme, narkoba, radikalisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi seperti cybercrime,HateSpeech,danHoax, dan lain sebagainya.

Untuk menghadapi berbagai macam isu yang memengaruhi kehidupan, kita harus mempunyai 6 modal insani, diantaranya modal intelektual, emosional, social, ketabahan, etika/moral, dan kesehatan. Modal ini harus kita yakini dalam hati karna modal ini mempengaruhi bagaimana pola pikir, bertindak dan bersikap apabila kita menjumpai faktor yang mmpengaruhi perubahan lingkungan strategis.

Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk menganalisis isu diantaranya

1. Pra analisis dilakukan dengan identifikasi isu dan deskripsi isu

2. Memahami isu dengan isu scanning

3. Menapis isu: ada dua teknik penapisan isu yaitu teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Kemudian ada Teknik USG :

U: urgency(seberapa mendesak suatu isu harus dibahas/dianalisis /ditindak lanjuti)

S: Seriousness(seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan)

G: Growth (seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Dari hasil Analisa didapatkan isu prioritas yang akan diangkat berdasarkan hasil skor yang paling tinggi.

4. Analisis Isu dengan cara fishbone, analisis swot, mindmapping

5. Rekomendasi alternatif penyelasaian isu

15

2.3.3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber

Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, Bela Negara merupakan sebuah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman. Untuk membangun sebuah negara yang maju dan berkarakter maka harus didukung oleh bangsa yang mampu dan siap untuk melakukan bela negara.

Pembangunan Karakter Bangsa diselenggarakan salah satunya melalui pembinaan kesadaran bela negara bagi setiap warga negara Indonesia. Kesadaran bela negara diaktualisasikan dengan cara melaksanakan kesiapsiagaan bela negara. Kesiapsiagaan bela negara bagi PNS bukalah kesiapsiagaan untuk melakukan perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu tapi bagaimana untuk melanjutkan perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia. kesiapsiagaan bela negara sangatlah penting karena ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dapat timbul sewaktu-waktu dan sering kali tidak dapat diprediksi. Jadi kewaspadaan dari setiap individu sangatlah dituntut untuk kesiapsiagaan bela negara.

Pembinaan kesadaran bela negara harus terus kita lakukan, salah satunya adalah melalui Pelatihan Pengembangan Karakter ASN/Pelatihan Dasar ASN BerAKHLAK. Di jaman dengan perubahan karakteristik lingkungan stratejik yang sangat cepat, kompleks, dinamis dan penuh ketidakpastian, membutuhkan perubahan pola pikir bagi kita semua. Kita tidak boleh lagi berpikir secara parsial dan juga berpikir secara kaku dan dituntut untuk berpikir secara fleksibel dan mengedepankan kolaborasi.

Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban bela negara. Oleh karena itu tiaptiap warga negara wajib memahami nilai-nilai bela negara dengan cara mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat maupun lingkungan pekerjaannya. Dalam implementasinya sebagai peserta pelatihan dasar CPNS, wujud aktualisasi dari nilai-nilai Bela Negara yang dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela

Negara yang akan dilakukan oleh peserta baik selama on campus di Lembaga diklat maupun selama off campus di instansi tempat bekerja peserta masing-masing. Adapun indicator nilai-nilai bela negara diantaranya yaitu :

1) Cinta tanah air

16

2) Sadar berbangsa dan bernegara

3) Setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara

4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara

5) Mempunyai kemampuan awal bela negara

2.4. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK

Berdasarkan Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. ASN sebagai pelayan publik diartikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk. Fungsi ini harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan harus dipertanggung jawabkan pada publik.

Untuk implementasinya, pemerintah menetapkan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap ASN yang ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021. Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (WorldClass Government), Pemerintah telah meluncurkan CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan EmployerBranding(Bangga Melayani Bangsa). CoreValuesASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.

1) Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan merupakan suatu tindakan/sikap seorang ASN yang mencerminkan adanya keinginan untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Terdapat tiga panduan perilaku/kode etik dalam berorientasi pelayanan yaitu diantaranya memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan dan melakukan perbaikan tiada henti.

2) Akuntabel:

Amanah yang diberikan. Akuntabel memiliki panduan perilaku yang perlu diketahui diataranya melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi, menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

17

4) Kompeten

Kompeten dapat diartikan sikap seseorang yang terus berlajar dan mengembangkan kapabilitas. Dalam hal ini yaitu mengembangkan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) dalam melaksanakan tugas dan jabatan. Terdapat tiga pandauan perilaku kompeten yaitu meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

5) Harmonis

Harmonis memiliki makna saling perduli dan menghargai perbedaan dengan panduan perilakunya diantaranya menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

6) Loyal

Loyal dimaknai dengan berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Loyalitas memiliki panduan perilaku diantaranya memegang teguh ideolog Pancasila, UUD 1945, serta pada NKRI dan pemerintah yang sah, menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.

7) Adaptif

Adaptif dimaknai dengan sikap mampu berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan. Nilai adaptif memiliki panduan perilaku diantaranya cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas dan bertindak proaktif.

8) Kolaboratif

Kolaboratif memiliki makna membangun kerjasama yang sinergis dengan panduan perilakunya yaitu memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

2.5. Kedudukan dan Peran ASN menuju Smart Governance

2.5.1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen asn mengatur tentang peran, hak dan kewajiban, dan kode etik asn.

Berdasarkan UU no 5 tahun 2014 kedudukan ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara

18

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh

Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan

perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Perbedaan asn dan pppk terkait dalam hak yang didapatkannya yaitu adanya jaminan pensiun dan hari tua.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Adapun hak yang dimiliki asn diantaranya mendapatkan gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi. Sedangkan kewajiban asn berdasarkan UU ASN adalah:

1) setia dan taat pada Pancasila, UUD RI 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah;

2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

Merit system adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang seseorang. Pemberlakuan merit system sangat bermanfaat bagi pegawai maupun organisasi/instansinya. Pelaksanaan sistem merit dalam pengelolaan SDM yaitu terlihat di sistem perencanaan SDM dimulai dari perencanaan kebutuhan pegawai, bagaimana pegawai ASN terpilih, dan penempatan pegawai sesuai perencaan. Jaminan merit sistem dalam monitoring dan penilaian antara lain dapat diwujudkan dengan adanya pangkat dan jabatan dalam ASN; Pengembangan karier ASN; Mutasi pegawai; Penilaian kinerja; dan adanya Promosi pegawai.

19

2.5.2. Smart ASN

Arah pembangunan ASN 2020-2024 menghendaki terwujudnya ASN berkualitas dan berdaya saing yang tercermin dalam Smart ASN. Smart ASN adalah Pegawai dengan kompetensi kinerja serta profesionalisme yg tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsive terhadap perubahan dan pencapaian tujuan. Profil Smart ASN digambarkan memiliki integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT, mampu berbahasa asing, berjiwa melayani, berjiwa entrepreneurship, serta memiliki jaringan luas (KemenPANRB, 2019). Kemampuan dan kompetensi dari Smart ASN yang sejalan dengan penerapan digitalisasi sistem pemerintahan diharapkan mampu memberikan percepatan layanan publik dan mendukung tercapainya Birokrasi Indonesia Berkelas Dunia. (Hidayati, 2022)

Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal. Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang. Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Literasi digital tidak hanya mampu meoprasikan alat melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. dengan itu, kita harus mengetahui etika bermedia digital.

Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan tata Kelola etika digital (netiquette).

Internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif maupun negative sehingga diperlukan pengetahuan dan kedewasaan dalam penggunaannya. Demikian pula agar informasi yang didapatkan juga semkain terbuka baik konten positif maupun konten negative. Sehingga kita perlu mengetahui dan menerapkan netiquete (etika berinternet) yaitu tata krama dalam menggunakan internet. Dalam bertatakrama di internet terdapat etika dan etiket yang perlu diketahui oleh pengguna. Etika itu sebagai system dan norma moral yagn menjadi pegangan bagi seseorang/kelompok dalam mengatur tingkahlakunya, sedangkan etiket itu sebagai tata ccara individu berinteraksi dengan idnvidu lainnya jadi etiket berlaku jika individu berinteraksi/berkomunikasi dengan oranglain. Sedangkan etika berlaku meskipun

individu sendirian. Terdapat 4 pilar literasi digital dintaranya kecakapan menggunakan media digital (digitalskills), budaya menggunakan digital (digitalculture), etis menggunakan media digital (digitalethics), dan aman menggunakan media digital (digitalsafety).

20

2.6. Role Model

Dr. Rita Ramayulis, DCN, M. Kes adalah ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga/IndonesiaSportNutrisionistAssociation (ISNA). Beliau lahir di Padang Panjang, tahun 1971 dan saat ini memiliki 4 orang anak. Selain sebagai ketua ISNA, beliau juga merupakan pengurus pada organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan menjabat sebagai wakil ketua MariszaCardobaFoundation(MCF) (women,children,andthe disable,especiallythosewholivewithautoimmunity).

Pada 1993, Rita menyelesaikan Diploma Pendidikan Gizi di Akademi Gizi Kementerian Kesehatan, Padang. Kemudian melanjutkan pendidikan Diploma IV Ilmu Gizi Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan memperoleh gelar Magister Gizi dan Kesehatan, dengan minat klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Ia juga menyelesaikan dan menerima gelar Doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Dr. Rita Ramayulis sudah memulai praktek sebagai nutrisionis di tahun 1994 sebagai seorang ASN dan ditempatkan di Nanggroe Aceh Darussalam. Sampai saat ini beliau aktif sebagai dokter nutrisionis dan menjadi konsultan gizi pada RoyalCaféHealthyCateringDiet, Rumah Sakit Royal Progress Sunter, Royal Sport Medicine Center Sunter, dan Royal Sport Performance Center Senayan City.

ISNA adalah merupakan salah satu organisasi yang mendukung perkembangan dan eksistensi ilmu gizi olahraga. ISNA dibawah kepemimpinan Dr. Rita dibentuk pada tahun 2018 berada sejajar dengan Asosiasi Dietisien Indonesia dan berada di bawah PERSAGI. Salah satu misi ISNA adalah mewadahi dan mengembangkan kompetensi ahli gizi peminat gizi dan kebugaran olahraga dalam rangka mendukung pemerintah dalam meningkatkan prestasi atlet olahraga serta derajat kesehatan dan kebugaran atlet pada khususnya dan masyarakat Indonesia di Indonesia. umum berdasarkan dasar bukti ilmu gizi olahraga. Semenjak dibentuk hingga saat ini ISNA sudah melakukan berbagai gebrakan, salah satunya dengan membuka

21

kelas pelatihan basic. Bertempat di Hotel Bumi Wiyata-Depok, Jawa Barat pada hari Minggu (28/04/2019) melaksanakan pelatihan SportiFitness yang ketiga kalinya. (Sport Nutrition) ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kepada nutrisionist yang setiap hari berkecimpung dengan masalah nutrisi dan gizi baik tenaga medis, pelatih kebugaran, petugas kesehatan di Puskesmas, perusahaan, bahkan sampai di pemerintahan.

Dr. Rita Ramayulis juga pernah menjabat sebagai ketua konsultan menu Sea Games pada tahun 2012. Kini, selain menjabat sebagai ketua ISNA, Rita juga menjadi konsultan nutrisi untuk program EmployeeWellnessdi Iradat Konsultan, konsultan nutrisi kebugaran untuk anak sekolah di Sekolah BPK Penabur di seluruh Jabodetabek, dan juga konsultan nutrisi untuk program Garda Medika ClientWellness. Selain itu beliau juga telah menulis lebih dari 36 buku gizi dan kesehatan ber ISBN dengan penerbit Gramedia dan Penebar Plus. Beliau juga aktif menulis berbagai artikel dan juga buku mengenai kesehatan dan juga gizi.

Salah satu penghargaan yang pernah diperoleh oleh beliau yaitu sebagai penulis terproduktif buku popular bidang pangan dan juga gizi selama 5 tahun terakhir dari tahun 2008-2013. Berbagai penghargaan sudah beliau peroleh diantaranya Penebar Plus Award

2010, Dosen Poltekkes Berprestasi 2012, Pergizi Pangan Award 2013, Indonesian Women Award2018, IndonesiaAward2019.

Sejak tahun 2000-2018, Dr. Rita telah melaksanakan kegiatan nutrisi dan fitnes di kantor-kantor di seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 100 perusahaan. Pandemi juga tidak melunturkan semangat beliau untuk terus produktif. Beliau mengisi berbagai webinar Kesehatan dan juga tetap aktif menulis berbagai artikel yang dipublis di media.

Lewat profesinya sebagai ahli gizi, dokter Rita Ramayulis menyebarkan kebaikan untuk saling menjaga kesehatan dengan mengedukasi masyarakat untuk memilih makanan yang sehat. Hal ini lah yang melandasi penulis untuk menjadikan beliau sebagai rolemodeluntuk implementasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK.

Berdasarkan pengamatan, dokter Rita Ramayulis telah menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK , diantaranya:

1) Berorientasi Pelayanan: Dr. Rita Ramayulis sudah memulai praktek sebagai nutrisionis di tahun 1994 sebagai seorang ASN dan ditempatkan di Nanggroe Aceh Darussalam. Disamping jabatannya sebagai ketua ISNA, hingga saat ini, beliau masih aktif melakukan pelayanan konseltan gizi di berbagai tempat dan aktif menjadi narasumber di berbagai seminar maupun webinar di seluruh Indonesia.

2) Akuntabel: IndonesiaSportNutrisionistAssociation(ISNA) dibentuk pada tahun 2018 merupakan salah satu organisasi yang mendukung perkembangan dan eksistensi ilmu

22

gizi olahraga. Belum genap satu tahun, dibawah kepemimpinan beliau, ISNA sudah melakukan berbagai gebrakan, salah satunya dengan membuka kelas pelatihan basic. Dr. Rita juga dipercaya sebagai wakil ketua Marisza Cardoba Foundation (MCF) (women,children,andthedisable,especiallythosewholivewithautoimmunity) dan pernah menjabat sebagai ketua konsultan menu Sea Games pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan beliau begitu berintegritas tinggi, jujur dan bertanggung jawab dalam mengemban tugas dan jabatannya sebagai seorang dokter nutrisionist.

3) Kompeten: Dr. Rita selalu menjadi narasumber di berbagai seminar dan webinar kesehatan mengenai gizi. Beliau juga aktif dalam organisasi PERSAGI dan telah menulis lebih dari 36 buku berISBN serta artikel artikel Kesehatan mengenai gizi dan makanan. Berbagai penghargaan sudah beliau peroleh salah satunya yang terbaru yaitu IndonesiaAward2019. Hal ini menunjukan nilai dasar kompeten yang dimiliki oleh beliau.

4) Harmonis: penerapan nilai harmonis dari sosok Dr. Rita Ramayulis dapat terlihat dari usaha beliau dalam mengharmonisasikan ISNA. Sikap saling perduli dan menghargai perbedaan dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif beliau terapkan dalam kepemimpinannya.

5) Loyal: Loyalitas beliau untuk membangun bangsa yang sehat dan bernutrisi ditunjukan dengan banyak menorehkan prestasi. Selain mengemban jabatannya, beliau tetap aktif sebagai konsultan gizi di tempat prakteknya.

6) Adaptif: Dr. Rita merupakan seorang dokter nutrisionist yang aktif menerbitkan buku dan menulis berbagai artikel Kesehatan mengenai gizi yang dipublish di berbagai media. Era pandemi ini menunutut kita semua untuk berinovasi dan beradaptasi dengan system digital. Beliau aktif menjadi narasumber di berbagai webinar dan aktif menguploadartikel Kesehatan singkat di media sosialnya.

7) Kolaboratif: dalam mengemban jabatan sebagai ketua ISNA, yang berada di bawah PERSAGI, ISNA berkolaborasi bersama DPP PERSAGI, PT Kimia Farma Diagnostika, dan juga KONI dalam hal pelatihan maupun sebagai konsultan gizi dan kebugaran atlit.

23

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi dan Deskripsi Isu di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Proses identifikasi isu dilakukan dengan mengggunakan metode environmental scanning. Environmentalscanningyaitu pengawasan, evaluasi dan penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan eksternal dan internal kepada orang-orang penting dalam perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:98). Dari bentuk pengawasan tersebut ditemukan masalah – masalah yang diindentifikasi melalui observasi serta Analisa tugas dan fungsi pokok di unit kerja sejak pertama kali dilakukan orientasi hingga saat ini yakni 3 bulan, yaitu dimulai bulan April – Juni. Sebagai seorang Nutrisionis yang bertugas di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terdapat beberapa isu yang ditemukan diantaranya dalam table berikut.

3.1.1. Isu Ke 1: Belum optimalnya standar pemotongan bahan makanan hewani di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

A. Uraian Data dan Fakta

Pemotongan BM hewani dilakukan oleh tim persiapan hewani nabati dan sudah terdapat SOP pemotongan hewani dan nabati. Dengan adanya uji coba menu baru di Instalasi Gizi yang dilakukan bertahap mulai April 2022, standar pemberian hewani untuk pasien dibedakan berdasarkan jenis dietnya. Untuk pasien anak hewani diberikan ½ porsi (25 gram) dan dewasa 1 porsi (50 gram) sehingga terdapat perbedaan cara pemotongan jika dibandingkan dengan SOP yang lama.

Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin melakukan pelayanan makan untuk pasien, pegawai dan dokter dengan jumlah rata-rata pasien yang makan 480-500 porsi dalam sehari. Jumlah tersebut tidak termasuk pasien yang makan cair, lumat/lembik, dan pasien puasa. Jadwal distribusi makan dilakukan dengan jadwal 3x makan utama yaitu pagi, siang, dan sore serta tiga kali dustribusi snack pada pukul 10.00. 15.00, dan 20.00.

Total tenaga penjamah makanan di Instalasi Gizi sebanyak 39 orang pegawai dengan rincian jumlah tim persiapan hewani nabati sebanyak 4 orang. Karena belum adanya perbaruan SOP sesuai dengan uji coba menu baru, para pegawai persiapan menggunakan SOP lama yang disesuaikan menurut dengan menu baru sehingga terdapat perbedaan standar pemotongan antar petugas dinas. Pemotongan standar

24

hewani yang sesuai yaitu melintang dan melawan arah serat sehingga dihasilkan daging yang empuk dan tidak alot tetapi karena jumlah gramasi yang berbeda misalnya untuk anak ½ porsi (25 gr) sehingga terkadang petugas pelaksana menemukan kesulitan untuk menyesuaikan teknik pemotongannya.

Gambar 3.1 SOP Persiapan

Gambar 3.1 SOP Persiapan

Hewani

Hewani

Gambar 3.2 Buku Pedoman Menu RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Gambar 3.3 Perbandingan Gramasi

Hewani Porsi Anak (25 gr) dan Dewasa (50 gr)

• Belum ada penyesuaian dan sosialisasi mengenai pemotongan hewani berdasarkan perubahan menu baru sehingga standar pemotongan mengikuti standar lama

• Rolling petugas dinas sehingga adanya perbedaan pemotongan

• Daging yang dipotong tidak sesuai dengan standar dapat berdampak pada proses proses pengolahan. Proses pengolahan daging dapat memakan waktu lebih lama dan output akhiir daging yang alot/kurang empuk.

25
B. Penyebab C. Dampak

• Ketidaksesuaian gramasi BM hewani yang dihasilkan. Standar hewani yang diharuskan yaitu ½ porsi (25 gram) untuk anak dan 1 porsi (50 gram) untuk dewasa dapat menjadi lebih kecil/lebih besar. Sehingga jika usai melewati proses pengolahan daging dapat menyusut dan dihasilkan gram daging yang jauh berbeda dari standar yang diharuskan.

• Bersiko meningkatkan foodcost BM hewani. Jika daging yang dipotong tidak sesuai maka akan ada perbedaan dari jumlah total permintaan hewani dan hasil hewani yang didistribusikan. Dikhawatirkan jumlah yang dihasilkan dapat kurang dari permintaan, sehingga jika tidak sesuai dengan permintaan maka petugas akan membuat bon permintaan hewani tambahan. Hal ini akan mengakibatkan foodcosthewani di Unit Instalasi Gizi meningkat yang akan berdampak pada laporan keuangan setiap bulannya.

D. Pihak Terdampak

• Pasien

• Instalasi Gizi

3.1.2. Isu Ke 2: Belum optimalnya strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

A. Uraian Data dan Fakta Instalasi Gizi melakukan uji coba menu baru yang dilakukan secara bertahap mulai April 2022. Instalasi Gizi menggunakan siklus menu yang cukup variatif yaitu 10+1 yang berarti setiap 10 hari terdapat menu yang beragam. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan lama rawat pasien di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sehingga mencegah adanya kebosanan yang dirasakan oleh pasien/keluarga. Adapun perubahan menu dilakukan setiap 1-2 tahun sekali dan dilakukan secara bertahap.

Sejak uji coba menu baru, proses persiapan bumbu masih menggunakan standar lama. Terdapat beberapa jenis standar bumbu dasar yang dimiliki RSHS yaitu bumbu sup, bumbu kuning, bumbu putih, dan bumbu tumis yang masing-masing

diperuntukan untuk menu yang berbeda. Adanya menu baru juga berpengaruh pada

bumbu yang harus dipersiapkan sehingga perlu adanya updatestandar bumbu.

Unit persiapan bumbu sudah memiliki SOP dalam pelaksanaannya. Namun, standarisasi bumbunya belum terdokumentasikan dengan baik, sehingga umumnya petugas pelaksana unit persiapan melakukan pengolahan bumbu menurut pada

kebiasaan yang sudah dilakukan sejak dulu (menggunakan standar lama) dan jika ada

26

petugas baru yang berdinas maka petugas senior akan membimbingnya sesuai dengan yang dia ketahui dan kebiasaan yang sudah dia lakukan sebelumnya. Belum adanya dokumentasi standar bumbu lama ini menyebabkan adanya perbedaan gramasi bahan pengolahan bumbu dasar.

Selain belum optimalnya penerapan standar bumbu, alur produksi bumbu juga masih perlu disempurnakan. Tidak adanya alur yang jelas dan tertulis dalam proses pengolahan menyebabkan proses penumpukan bumbu di freezer. Petugas persiapan bumbu melakukan pengolahan setiap tiga hari sekali, namun cenderung mengabaikan persediaan/stok bumbu yang ada di freezer.

27
Gambar 3.4 Standar Bumbu Per Menu yang Lama Gambar 3.5 SOP Persiapan Bumbu Gambar 3.6 Standar Bumbu Lama Gambar 3.7 Penyimpanan Bumbu di Freezer

B. Penyebab

• Perubahan menu secara berkala sehingga komposisi bumbu untuk satu resep mengikuti perubahan

• Kurang adanya koordinasi terkait komposisi bumbu tetap antara petugas persiapan bumbu dan petugas pengolahan makanan

• Kompoisisi dan gramasi bumbu yang berbeda untuk setiap jenisnya menyebabkan penetapan standar bumbu membutuhkan waktu yang cukup lama

C. Dampak

• Tidak adanya update standar bumbu baru menyebabkan adanya perbedaan output bumbu yang dihasilkan. Gramasi bahan pengolahan bumbu dengan teknik menakar menurut perkiraan berpengaruh pada hasil akhir pengolahan bumbu. Perbedaan output bumbu ini bergantung pada siapa petugas yang berdinas dan jumlah takaran yang digunakan. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi kecenderungan misalnya hasil bumbu dari petugas A selalu kental, sedangkan petugas B selalu encer.

• Ketidaksesuaian bumbu dengan resep menu baru. Dengan adanya uji coba menu baru, standar bumbu lama pun sedikitnya mengikuti perubahan menu. Contohnya menjadi disiapkannya standar bumbu bawang putih blender, jahe blender, bawang Bombay kotak, dan bawang Bombay slice untuk beberapa menu khusus. Beberapa standar bumbu tersebut tidak ada pada standar bumbu dasar sebelumnya sehingga persiapannya masih sesuai feeling

• Adanya perbedaan gramasi dari proses pengolahan bumbu juga berakibat pada proses pengolahan. Jika bumbu yang dihasilkan terlalu encer, maka hasil produksi makanan akan cenderung bening dan hambar. Selain itu juga jika bumbu terlalu kental dan pekat cita rasa dan bau makanan cenderung terlalu strongsehingga perlu disesuaikan dengan penambahan air dan bahan makanan lain.

• Meski bumbu adalah kondimen yang cenderung sedikit dan tak terlihat, namun jika proses pengolahan yang tidak sesuai serta tidak ada pengontrolan persediaan dapat mengakibatkan minusnya grafik keuangan dan menyebabkan peningkatan foodcost.

28

D. Pihak Terdampak

• Pasien

• Instalasi Gizi

3.1.3. Isu Ke 3: Belum optimalnya kepatuhan keamanan dan hygiene sanitasi makanan oleh penjamah makanan di sub instalasi PPM

A. Uraian Data dan Fakta

• Sebagian petugas penjamah makanan belum menerapkan SOP hygiene sanitasi makanan (5 moment dan 6 langkah cuci tangan)

• Kepatuhan penggunaan APD yang kurang optimal (masker, apron, aksesoris tangan, sepatu tertutup)

29
Gambar 3.8 SOP Penggunaan APD Gambar 3.9 Penggunaan APD yang baik dan benar Gambar 3.10 Penggunaan APD yang tidak sesuai SOP

B. Penyebab

• Kurangnya pengetahuan petugas mengenai hygiene sanitas makanan

C. Dampak

Meningkatnya resiko terjadinya kontaminasi silang dan infeksi nosokomial

D. Pihak Terdampak

• Pasien

• Petugas penjamah makanan

• Instalasi gizi

3.1.4. Isu Ke 4: Belum adanya SOP Nutrisionis sebagai penanggung jawab sub unit

Pengolahan dan Penyaluran Makan (PPM) di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

A. Uraian Data/Fakta

Di Instalasi Gizi, unit pengolahan dan penyaluran makanan (PPM) dibagi menjadi dua koordinator unit yaitu unit persiapan bahan makanan yang terdiri dari kegiatan pemotongan hewani nabati, sayur, buah dan persiapan bumbu. Kemudian ada unit pengolahan yang terdiri dari kegiatan pengolahan meni diit, non diit, lumat/lembik, dan enteral. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, unit PPM dibantu oleh 8 orang penanggung jawab yang merupakan lulusan D3 Tata Boga. Seiring berjalannya waktu, satu persatu penanggungjawab pensiun dan Instalasi Gizi dituntut untuk melakukan regenerasi. Berdasarkan Peraturan terbaru mengenai Jabatan fungsional Nutrisionis, maka tugas penanggung jawab di unit PPM digantikan oleh Terampil Nutrisionis (D3 Gizi). Per bulan Maret 2022, sejalan dengan pengadaan CPNS, Nutrisionis terampil lulusan D3 Gizi ditugaskasn di Unit PPM sebagai penanggung jawab. Hingga saat ini, 3 bulan berjalan, Nutrisionis terampil masih mengikuti alur kerja penanggungjawab yang sebelumnya dipegang oleh tataboga.

Belum adanya dokumentasi alur kerja dan SOP yang jelas sehingga tenaga nutrisionis yang baru masih diperbantukan dan mengikuti alur kerja hingga menjadi terbiasa.

B. Penyebab

Regenerasi dan perubahan kebutuhan SDM disesuaikan dengan jabatan fungsional nutrisionis.

C. Dampak

• Adanya perbedaan tata kelola, manajerial, serta perbedaan poin dalam SKP

Nutrisionis

• Bentrokan kinerja antar Nutrisionis

30

D. Pihak Terdampak

• Nutrisionis

• Sub Instalasi PPM di Instalasi Gizi

3.1.5. Isu Ke 5: Belum optimalnya pengisian kartu stok persediaan di Sub Instalasi

PPM di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

A. Uraian Data/Fakta

Kartu stok merupakan salah satu alat pencatatan dan pendokumentasian pengeluaran dan penggunaan barang di unit PPM Instalasi Gizi. Saat ini ada yang menggunakan pencatatan kartu stok secara rutin adalah unit persiapan bumbu dan lemari persediaan makanan kering PPM. Pencatatan kartu stok ini berfungsi untuk mengontrol dan memantau penggunaan dan pengeluaran bahan makanan agar tidak terjadi penumpukan atau kekosongan saat akan digunakan. Pencatatan kartu stok ini dilakukan oleh petugas yang berdinas di masing-masing unit. Ada 2 orang yang berdinas persiapan bumbu dan satu orang penanggung jawab PPM setiap harinya yang bertanggung jawab untuk mengisi kartu stok.

Namun dalam pelaksanaanya, terkadang banyak petugas yang kurang teliti dan lupa untuk mencatat kartu stok. Banyak ditemukan tanggal-tanggal kosong dan terlewat dalam kartu stok. Hal ini mennimbulkan ketidakcocokan jumlah bahan makanan yang riil dengan data yang ada di kartu stok.

B. Penyebab

Kurangnya kesadaran petugas penanggungjawab (sering lupa/pengisian disekaliguskan)

C. Dampak

Terjadinya penumpukan stok di freezer/lemari persediaan PPM

D. Pihak Terdampak

• Sub Instalasi PPM Instalasi Gizi

Gambar 3.11 Kartu Stok Bumbu yang Loncat Tanggal

Gambar 3.1 Kartu Stok Bumbu yang Loncat Tanggal

Gambar 3.2 Kartu Stok Bumbu yang Loncat Tanggal

Gambar 3.3 Kartu Stok Bumbu yang Loncat Tanggal

31

3.2. Penetapan Core Isu

Dari beberapa isu yang telah diidentifikasi, selanjutnya adalah penetapan core isu yag dianalisis menggunakan metode USG (Urgency,seriousness,dan Growth). Metode ini digunakan untuk memilih sebuah isu prioritas yang sudah diidentifikasi. Metode ini memiliki tiga indikator yaitu diantaranya :

1) Urgency : Seberapa penting dan mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti.

2) Seriousness : Seberapa serius isu dapat menimbulkan masalah lain.

3) Growth : Seberapa berkembang isu tersebut jika tidak tidak ditangani. Metode ini menggunakan skala skor 1-5, yang berarti semakin tinggi nilai skor maka semakin mendesak isu tersebut harus ditangani.

32
No ISU U S G SKOR PRIORITAS 1 Belum
standar pemotongan bahan makanan hewani di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 4 3 5 12 II 2 Belum optimalnya strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 4 4 5 13 I 3 Belum optimalnya kepatuhan keamanan dan hygiene sanitasi makanan oleh penjamah makanan di sub instalasi PPM 3 4 4 11 III 4 Belum adanya SOP Nutrisionis sebagai penanggung jawab sub unit Pengolahan dan Penyaluran Makan (PPM) di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 3 3 9 V 5 Belum optimalnya pengisian kartu stok persediaan di Sub Instalasi PPM di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3 3 4 10 IV
Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Metode USG
Keterangan: U= Urgency G= Growth S= Seriousness
optimalnya

Tabel 3.2 Deskripsi Kriteria URGENCY

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat mendesak Isu terjadi setiap hari

4 Mendesak Isu terjadi lebih dari 3 kali dalam seminggu

3 Cukup Mendesak Isu terjadi 2 – 3 kali dalam seminggu

2 Kurang Mendesak Isu terjadi 1 kali dalam seminggu

1 Tidak Mendesak Isu terjadi 1 kali dalam 2 minggu

Tabel 3.3 Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Serius

4 Serius

3 Cukup Serius

Merugikan pasien secara langsung dari segi materi dan pelayanan

Merugikan pasien secara langsung dari segi materi dan pelayanan

Merugikan pasien secara tidak langsung dari segi materi dan pelayanan

2 Kurang Serius Hanya merugikan petugas saja

1 Tidak Serius Tidak merugikan pihak manapun

Tabel 3.4 Desripsi Kriteria GROWTH

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Cepat Memburuk Berkembang sangat cepat di lingkungan kerja

4 Cepat Memburuk Berkembang cepat di lingkungan kerja

3 Cukup Cepat Memburuk Berkembang cukup cepat di lingkungan kerja

2 Kurang Cepat Memburuk Kurang cepat berkembang di lingkungan kerja

1 Tidak Cepat Memburuk Sangat kurang cepat berkembang di lingkungan kerja

33

Berdasarkan matrik analisis USG, maka dapat dapat disimpulkan isu yang menduduki peringkat pertama dengan skor 13 poin yang menjadi prioritas isu yang akan dibahas, dan ditindaklanjuti adalah “Belum optimalnya strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” dengan rumusan isu “Belumoptimalnyapenerapanstrandarisasibumbuuntukpengolahan menubarudiUnitInstalasiGiziRSUPDr.HasanSadikinBandung”.

3.3. Analisis Penyebab Isu

Setelah dilakukan analisis core Isu, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan metode fishbonediagram . Fishbone diagram merupakan analisis yang lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-EffectDiagram. Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang

mempengaruhi kualitas pada fishbone diagram terdiri dari 4S yaitu Surroundings (Lingkungan), Systems (Sistem), Skills (Keterampilan), dan Suppliers (Pemasok).

Faktor tersebut dituliskan pada bagian tulang daripada diagram tulang ikan dan permasalahan yang ingin diketahui penyebabnya terletak pada bagian kepala ikan.

34

3.4. Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu

Merujuk pada hasil analisis penyebab isu dengan menggunakan fishbone diagram, maka dapat ditetapkan gagasan kreatif penyelesaian isu tersebut adalah dengan “Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu Baru di Instalasi Gizi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Adapun buku panduan ini dibuat dalam bentuk flipchart/lembar balik dan e-book sehingga mudah diakses oleh petugas pelaksana persiapan bumbu. Selain itu juga akan dilakukan sosialisasi standar bumbu untuk pengolahan menu baru berikut penggunaan media buku panduannya. Pembuatan buku panduan standar bumbu ini diharapkan dapat menjadi acuan dan rujukan bagi petugas pelaksana persiapan bumbu dalam mengolah bumbu agar terciptanya keseragaman dalam tata cara dan hasil akhirnya.

36

3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.5 Identifikasi Isu

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu : 1) Belum optimalnya standar pemotongan bahan makanan hewani di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2) Belum optimalnya strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3) Belum adanya SOP Nutrisionis sebagai penanggung jawab sub unit Pengolahan dan Penyaluran Makan

(PPM) di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4) Belum optimalnya pengisian kartu stok persediaan di Sub Instalasi PPM di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

5) Belum optimalnya kepatuhan keamanan dan hygiene sanitasi makanan oleh penjamah makanan di sub

instalasi PPM

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya penerapan strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan buku panduan standar bumbu di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Kegiatan : 1) Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder

2) Pengkajian standar bumbu yang ada

3) Pembuatan buku panduan standar bumbu dasar

4) Pelaksanaan sosialisasi buku panduan standar bumbu

5) Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

37

3.6

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan BerAKHLAK

Kontribusi Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder

a. Membuat janji pertemuan dengan

mentor dan Kepala

Sub Instalasi PPM

Jadwal dan

ruangan untuk

bertemu mentor

Menghubungi mentor melalui

chat whatsApp secara ramah

dan sopan (Berorientasi

Pelayanan) untuk melakukan

konsultasi terkait isu dan

gagasan kreatif (Kolaboratif).

Penulis datang tepat waktu

sesuai janji konsultasi, dan

berniat menyampaikan hasil

rancangan aktualisasi kepada

mentor secara terbuka dan

transparan (Akuntabel).

b. Melakukan

konsultasi dengan

mentor dan Kepala

Sub Instalasi PPM

Notulensi

konsultasi core

isu dan

gagasan kreatif

Melakukan konsultasi untuk

mendapatkan masukan dan

arahan demi terlaksananya

aktualisasi yang baik dan

tercapainya tujuan (Berorientasi Pelayanan).

Memaparkan isu dan gagasan

kreatif dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas

tinggi saat konsultasi

(Akuntabel).

Kegiatan konsultasi

hasil identifikasi isu

dan gagasan kreatif

merupakan tindakan

berlandaskan gotong

royong antar tenaga

kesehatan untuk

meningkatkan

kesehatan pasien, merupakan bentuk

kontribusi untuk

terwujudnya VISI

RSHS yaitu

terwujudnya

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan

gotong royong dan

Misi

RSHS yaitu

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

Melakukan

koordinasi dengan

mentor dan

stakeholderlain, menyampaikan

usulan rancangan

dan gagasan isu

merupakan bentuk

tata nilai

Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, integritas

38
Tabel Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil

c.

Lembar

Mendengarkan arahan dari

mentor dengan baik,

menghargai segala masukan

dan saran demi menciptakan

lingkungan kerja yang

kondusif (Harmonis).

Meminta saran dan mencatat

notulensi saran dan masukan

mentor sebagai bentuk

perilaku patuh kepada

pimpinan sepanjang tidak

bertentangan dengan hukum

dan etika (Loyal).

Melakukan konsultasi dan

membuat rancangan

aktualisasi merupakan bentuk

tindakan proaktif (Adaptif).

Akuntabel: membuat lembar

tinggi, maju, dan sejahtera.

persetujuan

pelaksanaan

aktualisasi

persetujuan

pelaksanaan

aktualisasi

persetujuan pelaksanaan

aktualisasi

Loyal: melaksanakan

aktualisasi sesuai dengan SOP

dan arahan

mentor/stakeholder

Kolaboratif: melakukan

konsultasi dan kerjasama

dengan unit persiapan dan

pengolahan di sub instalasi

PPM

39
Meminta

Dampak Jika CoreValuesBerAKHLAK pada

kegiatan ini tidak dilaksanakan

2 Pengkajian

standar bumbu

yang ada

a. Mengkaji dan

melakukan uji coba

standar bumbu

yang sudah ada

Sebagai ASN, kita harus menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan setiap tugas dan jabatan di organisasi termasuk dalam kegiatan rancangan aktualisasi ini. Jika tahapan

kegiatan konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif tidak dilaksanakan sesuai dengan corevalues,kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar.

Data hasil uji

coba standar

bumbu yang

sudah ada

Berorientasi Pelayanan:

melakukan uji coba bumbu

merupakan bentuk perbaikan

tiada henti

Akuntabel: melakukan uji

coba standar bumbu dengan

jujur, cermat, bertanggung

jawab

Kompeten, Loyal:

melakukan uji coba sesuai

SOP

Adaptif: mampu berinovasi

dan bentindak proaktif saat

melakukan uji coba

Harmonis, Kolaboratif:

bekerja sama dengan

petugas unit pelaksana

persiapan bumbu dan

penanggung jawab unit PPM

dalam pelaksanaan uji coba

Upaya memberikan

pelayanan yang

terbaik berdasarkan

pada fakta yang

ditemukan di

lapangan, merupakan

bentuk kontribusi

untuk mewujudkan

misi RSHS yaitu

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang maju, tinggi, dan sejahtera.

Terlibatnya petugas

pelaksana dalam uji

coba standar bumbu

pelayanan

menunjukkan gotong

royong antar tenaga

- Mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa, dan mengevaluasi data

hasil uji coba. Hal ini merupakan

bentuk perwujudan

tata nilai

Integritas, inovatif, dan unggul.

- Melakukan

koordinasi dengan

tenaga kesehatan

lain, merupakan

bentuk perwujudan

tata nilai

Profesional dan kepemimpinan

b. Mengkaji dan mengevaluasi

kesesuaian standar

bumbu

Hasil evaluasi

kesesuaian standar bumbu

Berorientasi Pelayanan,

adaptif: mengevaluasi

kesesuaian untuk perbaikan

Akuntabel: melakukan

evaluasi secara jujur dan

kesehatan dan

pasien, merupakan

bentuk kontribusi

untuk Visi RSHS

yaitu terwujudnya

40

c. Melakukan

penyempurnaan

standar bumbu

sesuai dengan

menu baru

Standar bumbu

dasar baru

bertanggung jawab

Kompeten: melakukan

evaluasi kesesuaian untuk

menghasilkan bumbu yang

baik dan berkualitas

Berorientasi pelayanan:

Melakukan penyempurnaan

standar bumbu untuk

memahami dan memenuhi

kebutuhan cekatan, dan

solutif

Akuntabel: tindakan

penyempurnaan standar

bumbu secara jujur,

bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas

tinggi

Adaptif, kolaboratif:

mampu berionovasi dan

bentindak proaktif saat

penyempurnaan hasil uji coba

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong

41

d. Melakukan studi literatur panduan standar bumbu pada (PGRS)

penyelenggaraan

makan rumah sakit

Pedoman

penyusunan

standar bumbu

sesuai PGRS

Kompeten, Loyal: melakukan pengkajajian

literatur standar bumbu

sesuai PGRS

Adaptif: bertindak proaktif

dengan menyesuaikan

standar yang dibuat dengan

pengkajian literatur

Dampak Jika CoreValuesBerAKHLAK pada

kegiatan ini tidak dilaksanakan

3 Pembuatan buku

panduan standar

bumbu dasar

a. Menyusun draft ebook dan lembar

balik panduan standar bumbu

dasar

Uji coba standar bumbu tidak efektif, adanya kecurangan dalam proses uji coba sehingga hasil uji coba tidak akan sesuai. Jika tidak mampu adaptif dalam melakukan penyempurnaan maka standar bumbu lama dan standar bumbu baru tidak ada ada perbedaan yang signifikan. Hasil kaji standar bumbu yang tidak efektif akan menghambat pada proses kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan buku panduan standar bumbu.

Draft e-book dan lembar

balik panduan standar bumbu

dasar

Berorientasi Pelayanan,

Adaptif: Menyusun draft

buku panduan yang mudah

dimengerti dan dipahami

sehingga kebutuhan petugas

pelaksana dalam melakukan

pelayanan terpenuhi

Akuntabel, Kompeten,

Loyal: melakukan

penyusunan draft buku -

panduan dengan kualitas

terbaik dan disusun secara

ringkas, menarik dan mudah

dipahami

Terlibat langsung

dalam proses

pembuatan e-book

dan lembar balik

menunjukkan

kemandirian, merupakan bentuk

kontribusi untuk

terwujudnya Visi

RSHS yaitu

Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

Menyusun draft

buku panduan

dengan cermat, teliti, dan dan berinovasi

mengembangkan

kreatifitas untuk menghasilkan hasil yang terbaik. Hal

ini merupakan

bentuk tata nilai

Inovatif, Integritas, Unggul, Tulus, dan Proffesional

42

b. Menyusun panduan standar bumbu

Buku panduan standar bumbu

Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Harmonis:

Menyusun panduan untuk

memenuhi memenuhi

kebutuhan, cekatan, solutif

dan dapat diandalkan dan melakukan perbaikan untuk

mengatasi isu

Akuntabel: melakukan

penyusunan secara jujur dan

bertanggung jawab

Adaptif: penyusunan buku

panduan dengan

mengembangkan kreatifitas

dan berinovasi menyesuaikan

diri dengan perubahan digital

Loyal: melakukan

penyusunan buku panduan

secara professional sebagai

bentuk kontribusi

mewujudkan visi misi

organisasi

berlandaskan gotong

royong

Penggunaan

teknologi untuk

membantu proses

pelayanan, merupakan bentuk

kontribusi untuk

mewujudkan Misi

RSHS yaitu

menciptakan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang maju, tinggi, dan sejahtera

panduan standar bumbu dasar

Hasil final buku panduan standar bumbu

Berorientasi pelayanan, Harmonis: meminta bantuan

rekan kerja/mentor, dalam

penyusunan secara ramah

sehingga tetap menjaga

lingkungan kerja yang

kondusif

43
c. Melakukan editing, evaluasi dan proses percetakan buku

Dampak Jika

CoreValuesBerAKHLAK pada

kegiatan ini tidak dilaksanakan

Akuntabel, kompeten, Loyal: melakukan

penyusunan dan editing buku

panduan secara professional

sebagai bentuk kontribusi

mewujudkan visi misi

organisasi

Adaptif, Kolaboratif:

berkonsultasi dengan pihak designgraphicuntuk

penyempurnaan buku V yang efektif dan menarik

Draft buku panduan bumbu yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan petugas pelaksana, penyelesaian molor/melebihi waktu deadline, jika tidak mampu adaptif dalam pembuatan buku panduan standar bumbu dasar maka buku panduan tidak menarik dan efektif. Dalam pembuatan buku panduan diperlukan nilai-nilai dasar ASN, jika tidak diterapkan maka penyusunan buku panduan cenderung mengcopy buku standar bumbu yang lama, bersiko adanya plagiat, tidak sesuai dengan panduan menu baru jika tidak dikoreksi, dan beresiko banyak kesalahan saat percetakan jika tidak berkolaborasi dengan pihak-pihak tertentu.

4 Pelaksanaan

sosialisasi buku

panduan standar

bumbu

a. Membuat ijin

dengan mentor dan Kepala Sub

Instalasi PPM untuk

sosialisasi buku

panduan standar

bumbu

Lembar izin dan

jadwal

sosialisasi

Berorientasi pelayanan, Akuntabel, harmonis, kolaboratif: membuat ijin

pelaksanaan sosialisasi sesuai

dengan SOP kepada

mentor/stakeholder

Loyal, kompeten:

memenuhi kriteria

pelaksanaan ijin sosialisasi

Sosialisasi kepada

petugas pelaksana

dalam rangka

peningkatan

pelayanan merupakan

bentuk kontribusi

untuk mewujudkan

Visi RSHS yaitu

terwujudnya

Melakukan sosialisasi, Memberikan penjelasan

mengenai standar

bumbu baru, dan melakukan evaluasi merupakan

44

b. Membuat undangan sosialisasi

Undangan sosialiasi

melalui grup

whatsApp dan

peserta undangan (petugas pelaksana)

yang mengikuti sosialisasi

sesuai dengan SOP Indonesia maju yang

Berorientasi Pelayanan, kompeten: membuat

undangan agar sosialisasi

terlaksana dengan baik

Adaptif: membuat undangan

dengan media digital agar

lebih efektif dan efisien

Harmonis, Kolaboratif:

bekerjasama dengan petugas

pelaksana dalam share akan

dilaksanakannya sosialisasi

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong

royong dan misi

RSHS yaitu

menciptakan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang maju, tinggi, dan sejahtera

perwujudan tata nilai

Kepemimpinan, Proffesional, Tulus, Inovatif, integritas dan Unggul

c. Melakukan

sosialisasi terakit

panduan standar

bumbu dasar

Petugas pelaksana

memahami

standar bumbu

baru dan dapat menerapkannya

Berorientasi Pelayanan, adaptif, kompeten:

menjelaskan buku panduan

standar bumbu sesuai dengan

menu baru dengan ramah, menarik, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan

Harmonis: membantu

petugas pelaksana dalam

memahami buku panduan

standar bumbu

Kolaboratif: bekerjasama

dengan petugas pelaksana di

d. Melakukan evaluasi

kesesuaian standar Hasil perbandingan

standar bumbu

Berorientasi pelayanan,

Akuntabel: melakukan

evaluasi kesesuaian standar

45

bumbu dengan menu baru lama dengan standar bumbu

yang sudah

disempurnakan

bumbu dengan menu baru unit PPM instalasi gizi untuk

melaksanakan prosedur

persiapan standar bumbu

sesuai dengan panduan dan

SOP yang berlaku

Kompeten: membuat

perbandingan standar bumbu

dengan standar bumbu yang

sudah disempurnakan

Harmonis, Adaptif, Kolaboratif: menerima

masukan dari petugas

pelaksana usai sosialisasi, dan melakukan perbaikan setelah

evaluasi kesesuaian standar

bumbu

Dampak Jika CoreValuesBerAKHLAK pada

kegiatan ini tidak dilaksanakan

5 Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

a. Pengumpulan data capaian aktualisasi

Buku panduan bumbu tidak dimegerti secara menyeluruh oleh petugas pelaksana persiapan bumbu, petugas cenderung mengabaikan dan tetap melakukan persiapan bumbu seperti yang sudah dilakukan, tidak mau melakukan perubahan, penggunaan buku panduan bumbu tidak efektif/hanya dipajang dan tidak diterapkan.

Draft laporan aktualisasi

Penyusunan dan data capaian

aktualisasi dengan jujur dan bertanggung jawab

(Akuntabel, kompeten, berorientasi pelayanan)

Pelaksanaan kegiatan

aktualisasi ini untuk

meningkatkan

kualitas pelayanan, merupakan bentuk

Kegiatan ini berkaitan dengan nilai organisasi

Integritas, professional,

46

b. Konsultasi

laporan

aktualisasi oleh mentor dan couch

Notulensi konsultasi dan revisi laporan

aktualisasi

Proses revisi laporan

aktualisasi oleh mentor dan mentor, perbaikan laporan (akuntabel, kompeten, adaptif, dan kolaboratif)

kontribusi untuk

terwujudnya

Misi RSHS yaitu

mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

unggul, dengan melaporkan aktualisasi

Dampak Jika CoreValuesBerAKHLAK pada

kegiatan ini tidak dilaksanakan

Laporan aktualisasi disusun dengan tidak jujur, banyak kecurangan, dan cenderung asal. Tidak terlihat korelasi dan kebermaknaan dari hasil kegiatan aktualisasi.

47
48
3.6. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) Tabel 3.7 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi 3.7. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder 2 Pengkajian standar bumbu yang ada 3 Pembuatan buku panduan standar bumbu dasar 4 Pelaksanaan sosialisasi buku panduan standar bumbu 5 Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per MP Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 1. Berorientasi Pelayanan 2 3 3 4 1 13 2. Akuntabel 3 3 3 2 2 13 3. Kompeten 1 3 3 4 2 13 4. Harmonis 2 1 2 4 0 9 5. Loyal 2 2 3 1 0 8 6. Adaptif 1 4 3 3 1 12 7. Kolaboratif 2 2 1 4 1 10 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 13 18 18 22 7 78
Tabel 3.8 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

1 Penyampaian hasil

identifikasi isu dan

gagasan kreatif

kepada mentor

dan stakeholder

2 Pengkajian standar

bumbu yang ada

3 Pembuatan buku

panduan standar

bumbu dasar

4 Pelaksanaan

sosialisasi buku

panduan standar

bumbu

5 Penyusunan

Laporan Akhir

Aktualisasi

Keterangan warna : Pelaksanaan Agenda kegiatan

Hari Libur

Seminar Aktualisasi dan Evaluasi

49
Agustus
September
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6
No Kegiatan
2022
2022

BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Pelaksanaan habituasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), manajemen ASN, dan smart ASN diaktualisasikan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilaksanakan dengan 6 kegiatan dan setiap kegiatan memiliki beberapa kegiatan. Namun pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak sama persis seperti rencana kegiatan aktualisasi karena ada beberapa kegiatan yang bergeser urutannya sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 4.1

Hasil Rekapitulasi Pelaksanaan Aktualisasi No Rencana

1 Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder

• Membuat janji pertemuan dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

• Melakukan konsultasi dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi

PPM

• Melakukan revisi laporan sebagai hasil dari diskusi dan konsultansi dengan mentor

100%

• Bukti screenshoot WhatsApp mengenai jadwal pertemuan dengan mentor

• Notulensi rancangan kegiatan dan gagasan kreatif

• Draft RA yang telah direvisi

2 Pengkajian standar bumbu

• Mengkaji dan melakukan uji coba standar bumbu yang sudah ada

• Mengkaji dan mengevaluasi

kesesuaian standar bumbu

• Melakukan penyempurnaan

100%

• Hasil Pengamatan dan Uji Coba Standar Bumbu

• Hasil evaluasi kesesuaian standar bumbu

• Standar bumbu baru

• Hasil evaluasi dan persentase uji

organoleptik standar bumbu baru

50
Capaian (%) Evidence
Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan Tahapan Kegiatan

Rencana Kegiatan Aktualisasi Capaian (%) Evidence

Kegiatan Tahapan Kegiatan standar bumbu sesuai dengan menu baru

• Melakukan evaluasi dan uji organoleptik perbandingan standar bumbu

3 Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu Dasar

• Menyusun draft e-book dan lembar balik panduan standar bumbu dasar

• Penyusunan panduan standar bumbu

• Melakukan editing, dan finalisasi buku panduan standar bumbu

• Meminta persetujuan izin cetak kepada Kepala Sub Instalasi dan Kepala Instalasi Gizi

100%

• Poin Draft/ kerangka buku Panduan Standar Bumbu

• Buku panduan standar bumbu

• Hasil final buku panduan standar bumbu

• Lembar persetujuan buku pedoman standar bumbu

4 Pelaksanaan sosialisasi buku panduan standar bumbu

• Membuat ijin dengan mentor dan kepala sub Instalasi PPM untuk sosialisasi buku panduan standar bumbu

• Membuat undangan sosialisasi

• Membuat materi sosialisasi

• Melakukan sosialisasi terkait panduan standar bumbu

100%

• Bukti dokumentasi perizinan dengan mentor sebagai Kepala Instalasi dan kepala sub Instalasi

• Bukti screenshoot undangan sosialisasi melalui group WhatsApp

• Materi sosialisasi

• Absensi sosialisasi, dokumentasi sosialisasi, dan notulensi

5 Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

• Pengumpulan data capaian aktualisasi

• Konsultasi laporan aktualisasi oleh mentor dan couch

100%

• Draft laporan aktualisasi

• Draft hasil revisi

51
No

No

Tabel 4.2

Perbandingan pelaksanaan Kegiatan dan tahapan kegiatan Aktualisasi

Rencana Kegiatan Aktualisasi Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan Tahapan

1 Konsultasi hasil identifikasi isu

dan gagasan

kreatif kepada mentor dan stakeholder

2 Pengkajian standar bumbu yang ada

Kegiatan Kegiatan Tahapan Kegiatan

• Membuat janji pertemuan

dengan mentor

dan Kepala Sub

Instalasi PPM

• Melakukan

konsultasi

dengan mentor

dan Kepala Sub

Instalasi PPM

• Meminta persetujuan

pelaksanaan aktualisasi

• Mengkaji dan melakukan uji

coba standar

bumbu yang

sudah ada

• Mengkaji dan mengevaluasi

kesesuaian

standar bumbu

• Melakukan

penyempurnaan

standar bumbu

sesuai dengan

menu baru

• Melakukan studi

literatur panduan

standar bumbu

pada (PGRS)

penyelenggaraan

makan rumah

sakit

Konsultasi hasil identifikasi isu

dan gagasan

kreatif kepada

mentor dan stakeholder

• Membuat janji pertemuan

dengan mentor

dan Kepala Sub

Instalasi PPM

• Melakukan

konsultasi dengan

mentor dan

Kepala Sub

Instalasi PPM

• Melakukan revisi

laporan sebagai

hasil dari diskusi

dan konsultansi

dengan mentor

Keterangan

Tercapai

3 Pembuatan Buku Panduan

• Menyusun draft ebook dan lembar

balik panduan

Pengkajian standar bumbu

• Mengkaji dan melakukan uji

coba standar

bumbu yang

sudah ada

• Mengkaji dan mengevaluasi

kesesuaian

standar bumbu

• Melakukan

penyempurnaan

standar bumbu

sesuai dengan

menu baru

• Melakukan

evaluasi dan uji

organoleptik

perbandingan

standar bumbu

Tercapai

Pembuatan Buku Panduan

• Menyusun draft ebook dan lembar

balik panduan

Tercapai

52

Rencana Kegiatan Aktualisasi

Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan Tahapan Kegiatan Kegiatan Tahapan Kegiatan

Keterangan

Standar Bumbu

Dasar standar bumbu

dasar

• Menyusun

panduan standar

bumbu

• Melakukan editing, evaluasi dan proses percetakan buku

panduan standar

bumbu dasar

Standar Bumbu Dasar standar bumbu

dasar

• Penyusunan

panduan standar

bumbu

• Melakukan editing, dan finalisasi buku

panduan standar

bumbu

• Meminta persetujuan izin cetak kepada

Kepala Sub Instalasi dan

Kepala Instalasi

Gizi

4 Pelaksanaan

sosialisasi buku panduan standar bumbu

• Membuat ijin

dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

untuk sosialisasi

buku panduan

standar bumbu

• Membuat undangan sosialisasi

• Melakukan sosialisasi terakit panduan standar

bumbu dasar

• Melakukan evaluasi

kesesuaian

standar bumbu

dengan menu

baru

Pelaksanaan

sosialisasi buku

panduan standar bumbu

• Membuat ijin

dengan mentor dan kepala sub Instalasi PPM

untuk sosialisasi

buku panduan

standar bumbu

• Membuat undangan sosialisasi

• Membuat materi sosialisasi

• Melakukan sosialisasi terkait

panduan standar

bumbu

5 Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

• Pengumpulan data

capaian aktualisasi

• Konsultasi laporan aktualisasi oleh

mentor dan couch

Penyusunan

Laporan Akhir Aktualisasi

• Pengumpulan data

capaian aktualisasi

• Konsultasi laporan aktualisasi oleh

mentor dan couch

53
No
Tercapai Tercapai

4.2. Deskripsi Capaian Aktualisasi

4.2.1. Kegiatan 1: Konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif kepada mentor dan stakeholder

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan : 27 Juli – 29 Juli 2022

Lokasi : Sub Instalasi PPM, Instalasi Gizi RSHS

Tujuan Kegiatan : Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan kegiatan dan gagasan kreatif serta memperoleh draft RA yang telah direvisi

Tahapan Kegiatan : 1. Membuat janji pertemuan dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

3. Melakukan revisi laporan sebagai hasil dari diskusi dan konsultansi dengan mentor

Output/hasil : 1) Bukti screenshootWhatsApp mengenai jadwal pertemuan dengan mentor

54
2) Notulensi rancangan kegiatan dan gagasan kreatif

Aktualisasi Nilai-Nilai

3) Draft RA yang telah direvisi (Dokumenrevisikegiatanaktualisasi)

1. Judul Laporan dan Gagasan Kreatif: Pembuatan buku pedoman standar bumbu

2. Laporan perbandingan dilakukan setelah sosialisasi

1. Judul: Pembuatan buku panduan standar bumbu

2. Sebelum sosialisasi dilakukan uji organoleptik standar baru dan disampaikan hasilnya pada saat sosialisasi

Dasar : Nilai-nilai BerAKHLAK yang relevan dengan kegiatan :

1) Berorientasi Pelayanan : 3 MP

2) Akuntabel : 3 MP

3) Kompeten : 1 MP

4) Harmonis : 2 MP

5) Loyal : 1 MP

6) Adaptif : 1 MP

7) Kolaboratif : 2 MP

Visi dan Misi : Kegiatan konsultasi hasil identifikasi isu dan gagasan kreatif merupakan tindakan yang berlandaskan gotong royong antar tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesehatan pasien, merupakan bentuk kontribusi untuk terwujudnya VISI RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan Misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

Kontribusi terhadap

Melakukan koordinasi dengan mentor dan stakeholderlain, menyampaikan usulan rancangan dan gagasan isu merupakan bentuk tata nilai Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, integritas. Perwujudan nilai kepemimpinan berupa mampu menuntun diri

55

Deskripsi Proses :

secara individu untuk menganalisis dan menyampaikan isu serta gagasan. Nilai profesional diwujudkan dengan berorientasi pada menyampaikan rancangan aktualisasi dan rincian kegiatan kepada mentor dan stakeholder. Bentuk nilai inovatif dalam kegiatan ini yaitu mendiskusikan dan merancang kegiatan untuk aktualisasi dengan perbaruan yang merupakan tindakan proaktif. Nilai integritas yaitu faktor pendorong pencapaian hasil yang lebih baik.

1. Membuat janji pertemuan dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

Pada kegiatan ini, penulis menghubungi mentor melalui chat whatsApp dengan mengucapkan salam dan sapa (Berorientasi Pelayanan) untuk melakukan konsultasi terkait isu dan gagasan kreatif (Kolaboratif). Penulis datang tepat waktu sesuai janji konsultasi, dan berniat menyampaikan hasil rancangan aktualisasi kepada mentor secara terbuka dan transparan (Akuntabel).

2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

Pada kegiatan ini, penulis melakukan konsultasi untuk mendapatkan masukan dan arahan demi terlaksananya aktualisasi yang baik dan tercapainya tujuan (Berorientasi Pelayanan). Penulis memaparkan isu dan gagasan kreatif dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi saat konsultasi. Penyapaian rancangan aktualisasi beserta rincian kegiatan dan gagasan kreatifnya kepada mentor dilakukan demi mencapai dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Akuntabel). Penulis mendengarkan arahan dari mentor dengan baik, menghargai segala masukan dan saran demi menciptakan lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Penulis meminta saran dan mencatat notulensi saran dan masukan mentor sebagai bentuk perilaku patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika (Loyal). Kegiatan konsultasi ini melakukan konsultasi dan membuat rancangan aktualisasi merupakan bentuk tindakan proaktif (Adaptif).

56

3. Melakukan revisi laporan sebagai hasil dari diskusi dan konsultansi dengan mentor

Penulis menuntaskan laporan rancangan aktualisasi setelah seminar (Berorientasi pelayanan) sebagai bentuk tanggung

jawab dengan jujur dan cermat agar hasilnya maksimal (Akuntabel). Penulis juga melakukan konsultasi dan kerjasama dengan unit persiapan dan pengolahan di sub instalasi PPM (Kolaboratif).

Catatan Mentor : Terdapat masukan berupa perbaikan judul kegiatan aktualisasi dan judul laporan Rancangan Aktualisasi.

Hasil Kegiatan : - Memperoleh jadwal pertemuan dengan mentor

- Memperoleh konsultasi dengan mentor dan Kepala Sub Instalasi PPM

- Memperoleh draft RA yang telah direvisi

4.2.2. Kagiatan 2 : Pengkajian Standar Bumbu Yang Ada

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan : 1 Agustus – 30 Agustus 2022

Lokasi : Sub Instalasi PPM, Instalasi Gizi RSHS

Tujuan Kegiatan : - Melakukan uji coba standar bumbu yang ada

- Melakukan evaluasi standar bumbu

- Melakukan proses standarisasi bumbu

- Melakukan uji organoleptik standar bumbu baru

Tahapan Kegiatan : 1. Mengkaji dan melakukan uji coba standar bumbu yang sudah ada

2. Mengkaji dan mengevaluasi kesesuaian standar bumbu

3. Melakukan penyempurnaan standar bumbu sesuai dengan menu baru

4. Melakukan evaluasi dan uji organoleptik perbandingan standar bumbu

Output/hasil : 1. Hasil Pengamatan dan Uji Coba Standar Bumbu

57
58
(Proses Pengamatan Bumbu Putih)

(draft hasil pengamatan dan dokumentasi terlampir)

59
(Proses Pengolahan Bumbu Kuning) 2. Hasil evaluasi kesesuaian standar bumbu
60
(tabel hasil evaluasi dan dokumentasi terlampir) 3. Standar bumbu baru 4. Hasil evaluasi dan persentase uji organoleptic standar bumbu baru (kegiatan uji organoleptik bumbu)

(Form Penilaian Uji organoleptic)

Persentase uji organoleptik standar bumbu baru indicator warnadan kematangan. Indikator lainnya terlampir

Aktualisasi Nilai-Nilai : Nilai-nilai BerAKHLAK yang relevan dengan kegiatan :

61

Dasar

1. Berorientasi Pelayanan : 4 MP

2. Akuntabel : 3 MP

3. Kompeten : 4 MP

4. Harmonis : 1 MP

5. Loyal : 2 MP

6. Adaptif : 4 MP

7. Kolaboratif : 3 MP

Visi dan Misi : Kegiatan ini merupakan upaya memberikan pelayanan yang terbaik berdasarkan pada fakta yang ditemukan di lapangan, dan merupakan bentuk kontribusi terhadap misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang maju, tinggi, dan sejahtera.

Kontribusi terhadap

Terlibatnya petugas pelaksana dalam uji coba standar bumbu Pelayanan menunjukkan gotong royong antar tenaga kesehatan dan pasien, merupakan bentuk kontribusi untuk Visi RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong

Deskripsi Proses : 1. Mengkaji dan melakukan uji coba standar bumbu yang sudah ada

Penulis melakukan pengamatan dan uji coba pada standar bumbu yang sudah ada selama dua minggu dumulai dari 1 agustus – 12 agustus 2022 (kompeten) dengan cekatan dan memahami kebutuhan (berorientasi pelayanan). Uji coba standar bumbu ini dilakukan dari mulai dari proses penerimaan bahan makanan hingga proses pengolahan bumbu. Uji coba dan pengamatan dilakukan dengan jujur, cermat, dan bertanggung jawab tidak direkayasa (akuntabel) sesuai dengan SOP yang berlaku di instalasi gizi (Loyal). Dalam proses pengamatan dan uji coba, penulis mampu bersikap proaktif (adaptif), membantu petugas pelaksana dalam menyiapkan bumbu (harmonis) dan bekerjasama dengan dengan unit pelaksana persiapan bumbu (Kolaboratif). Dari kegiatan ini dihasilkan hasil pengamatan proses pengolahan setiap bumbu, dan uji organoleptik setiap bumbu dasar berupa data warna, tekstur, aroma, dan rasa.

62

2. Mengkaji dan mengevaluasi kesesuaian standar bumbu

Setelah dilakukan pengamatan dan uji coba standar bumbu, data hasil pengamatan dikaji dan dievaluasi kesesuaiannya dengan cekatan dan solutif untuk dilakukan perbaikan (berorientasi pelayanan, adaptif). Indikator yang dinilai adalah bahan makanan, tahapan, hasil akhir dan uji organoleptik. Evaluasi dilakukan secara jujur, cermat, dan bertanggung jawab (akuntabel). Bentuk evaluasi dari uji cob aini berupa ujiorganoleptik yaitu penilaian dari indicator warna, aroma, rasa, dan konsistensi oleh Nutrisionis dan Petugas Pemasak yang ahli (Kompeten, kolaboratif)

3. Melakukan penyempurnaan standar bumbu sesuai dengan menu baru

Hasil evaluasi kemudian dijadikan bahan dasar perbaikan dan standar acuan penyempurnaan standar bumbu baru sesuai dengan kebutuhan menu baru (berorientasi pelayanan).

Tindakan penyempurnaan standar bumbu secara jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi (akuntabel). Pada pelaksanaan penyusunan standar bumbu baru penulis mampu mengidentifikasi potensi masalah yang terjadi di pengolahan bumbu dan membuat solusinya (adaptif). Kegiatan standarisasi ini melibatkan petugas pelaksana dan penanggung jawab unit persiapan (kolaboratif) sehingga mendapatkan standar bumbu yang sesuai dengan menu baru juga memudahkan petugas pelaksana pada proses pengolahannya. Standar bumbu baru disusun dengan poin diantaranya: jenis bumbu, komposisi dan satuannya, tahapan, fungsi penggunaan bumbu.

4. Melakukan evaluasi dan uji organoleptik perbandingan standar bumbu

Setelah dilakukan standariasi, standar bumbu baru yang tersusun perlu dilakukkan uji coba dan uji organoleptic oleh Nutrisionis dan beberapa penangggung jawab lapangan sehingga dapat dilihat kesesuaian dan keberhasilan evaluasi (kompeten).

63

Proses uji organoleptik ini dilakukan pada standar bumbu dasar utama yaitu standar bumbu putih, bumbu kuning dan bumbu sop sebelum dan sesudah standarisasi. Uji organoleptik ini melibatkan 15 orang sampel yang diantaranya nutrisionis, dan penanggung jawab persiapan (Kolaboratif) dan dilakukan sesuai dengan kaidah uji organoleptik dan SOP yang berlaku (Loyal). Para panelis membuat penilaian menggunakan google form uji organoleptic yang dikirimkan melalui WhatsApp(Adaptif). Hasil dari uji organoleptik berupa persentase keberhasilan yang nantinya akan disampaikan pada sosialisasi secara akurat, sehingga petugas pelaksana mengetahui dan dapat memberikan saran untuk perbaikan kedepannya (berorientasi pelayanan).

Catatan Mentor : - Uji organoleptic dibuat pada tiga sampel bumbu utama yaitu bumu putih, bumbu kuning, dan bumbu sop

- Poin yang dinilai pertama sampel bumbu dasar asli, kedua bumbu dasar yang diimplementasikan langsung terhadap makanan sehingga dapat dinilai keberhasilannya.

- Sampel menggunakan sampel bumbu sebelum terstandar dan setelah terstandar sehingga dapat dilihat perbandingannya.

- Khusus untuk sampel bumbu sop masukan bumbu dasar baru yang merupakan masukan dari pertugas pelaksana sehingga dapat dilihat langsung apakah dapat digunakan atau menggunakan standar bumbu yang sudah terstandar.

Hasil Kegiatan : - Memperoleh hasil pengamatan dan uji coba standar bumbu yang ada

- Memperoleh hasil evaluasi kesesuaian standar bumbu

- Memperoleh standarisasi bumbu dasar baru

- Memperoleh pedoman penyusunan standar bumbu sesuai

PGRS

64

4.2.3. Kegiatan 3: Pembuatan Buku Panduan Standar Bumbu Dasar

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan : 15 Agustus – 31 Agustus 2022

Lokasi : Sub Instalasi PPM, Instalasi Gizi RSHS

Tujuan Kegiatan : - Melakukan penyusunan draft e-book dan lembar balik panduan standar bumbu dasar

- Melakukan penyusunan panduan standar bumbu

- Melakukan editing, evaluasi, dan proses percetakan buku panduan standar bumbu dasar

Tahapan Kegiatan : 1) Menyusun draft e-book dan lembar balik panduan standar bumbu dasar

2) Penyusunan panduan standar bumbu

3) Melakukan editing, dan finalisasi buku panduan standar bumbu

4) Meminta persetujuan izin cetak kepada Kepala Sub Instalasi dan Kepala Instalasi Gizi

Output/hasil : 1) Poin Draft/ kerangka buku Panduan Standar Bumbu

Kerangka buku Panduan Standar Bumbu =

1. Daftar Isi

2. Jenis Bumbu

3. Standar Resep Bumbu

4. Standar Bumbu Per Menu

2) Buku panduan standar bumbu

65

Link Draft Buku Panduan Standar Bumbu:

https://www.canva.com/design/DAFKJfkJIJ4/wTU3WtT_M35tc8mlj4KQw/edit?utm_content=DAFKJfkJIJ4&ut m_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_sour ce=sharebutton

3) Hasil final buku panduan standar bumbu

*buku panduan belum mendapatkan izin cetak oleh Kepala Sub Instalasi PPM, namun sudah mendapatkan tanda tangan lembar persetujuan

4) Lembar persetujuan buku panduan standar bumbu

66

Aktualisasi Nilai-Nilai

Dasar : Nilai-nilai BerAKHLAK yang relevan dengan kegiatan :

1. Berorientasi Pelayanan : 4 MP

2. Akuntabel : 2 MP

3. Kompeten : 3 MP

4. Harmonis : 2 MP

5. Loyal : 3 MP

6. Adaptif : 3 MP

7. Kolaboratif : 2 MP

Visi dan Misi : Terlibat langsung dalam proses pembuatan e-book dan lembar balik menunjukkan kemandirian, merupakan bentuk kontribusi untuk terwujudnya Visi RSHS yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Kontribusi terhadap

Deskripsi Proses :

Penggunaan teknologi untuk membantu proses pelayanan, merupakan bentuk kontribusi untuk mewujudkan Misi RSHS yaitu menciptakan kualitas hidup manusia Indonesia yang maju, tinggi, dan sejahtera

1. Menyusun draft e-book dan lembar balik panduan standar bumbu dasar

Pada kegiatan ini, penulis mengidentifikasi poin poin yang menjadi kebutuhan petugas pelaksana di lapangan dan secara proaktif melakukan penyusunan draft panduan standar bumbu buku panduan sehingga mudah dimengerti (Berorientasi pelayanan, adaptif). Kerangka buku panduan ini sebelumnya didiskusikan dengan stakeholder terkait dan dikonsultasikan dengan mentor (kolaboratif). Penyusunan draft buku panduan dengan kualitas terbaik dan disusun secara ringkas, menarik dan mudah dipahami juga sesuai dengan SOP dan kaidah buku panduan (Akuntabel, Kompeten, Loyal).

2. Penyusunan buku panduan standar bumbu

Pada tahap ini, penulis membuat format buku panduan standar bumbu yang mudah dipahami oleh petugas pelaksana agar dapat berjalan dengan optimal yang merupakan wujud dari nilai berorientasi pelayanan. Penyusunan buku panduan standar

67

bumbu dilakukan mengggunakan aplikasi design canva yang memuat berbagai design sehingga mudah untuk berkreatifitas (kompeten, adaptif). Buku panduan dibuat secara jujur dan bertanggung jawab (Akuntabel) serta semenarik mungkin dan mudah dipahami sehingga dapat membantu petugas dalam pelaksanaannya (Harmonis)

3. Melakukan editing, dan finalisasi buku panduan standar bumbu Pada tahap ini, editing dilakukan setelah mendapatkan evaluasi dari mentor, dan stake holder serta petugas pelaksana (Kolaboratif). Evaluasi dilakukan agar buku panduan sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat dimengerti oleh petugas pelaksana yang bertugas (Berorientasi pelayanan). Penyusunan buku panduan dengan mengembangkan kreatifitas dan berinovasi menyesuaikan diri dengan perubahan digital (adaptif). Setelah selesai dilakukan pengeditan, finalisasi buku panduan standar bumbu adalah pembubuhan tanda tangan lembar persetujuan dan lembar standar resep bumbu oleh Kepada Instalasi Gizi, Kepala Sub Unit Instalasi PPM, dan Kepala Unit Persiapan (Kompeten). Pada tahapan ini penyusunan dan editing buku panduan secara professional sebagai bentuk kontribusi mewujudkan visi misi organisasi (Loyal).

4. Meminta persetujuan izin cetak kepada Kepala Sub Instalasi dan Kepala Instalasi Gizi

Penulis menghubungi mentor selaku Kepala Instalasi Gizi dan Kepala Sub Instalasi PPM dengan salam dan sapa untuk meminta tanda tangan lembar persetujuan percetakan buku panduan standar bumbu (Berorientasi pelayanan, Loyal)

Catatan Mentor : - Standar bumbu ini sekaligus untuk menentukan RAB

Instalasi Gizi Tahun 2023

- Buku panduan Standar bumbu sudah rapi, bagus, dan mudah dipahami, sebelum dicetak direvisi dan dibuat lembar persetujuan

- Buku panduan sebaiknya dibuat lembar balik

68

Hasil Kegiatan : - Memperoleh hasil Poin Draft/ kerangka buku Panduan

Standar Bumbu

- Memperoleh buku panduan standar bumbu

- Memperoleh hasil final buku panduan standar bumbu

4.2.4.

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan : 25 Agustus – 2 September 2022

Lokasi : Sub Instalasi PPM, Instalasi Gizi RSHS

Tujuan Kegiatan : - Membuat ijin dengan mentor dan kepala sub Instalasi PPM untuk sosialisasi buku panduan standar bumbu

- Membuat undangan sosialisasi

- Membuat materi sosialisasi

- Melakukan sosialisasi terkait panduan standar bumbu

- Melakukan evaluasi kesesuaian standar bumbu dengan

menu baru

Tahapan Kegiatan : 1) Membuat ijin dengan mentor dan kepala sub Instalasi PPM untuk sosialisasi buku panduan standar bumbu

2) Membuat undangan sosialisasi

3) Membuat materi sosialisasi

4) Melakukan sosialisasi terkait panduan standar bumbu

5) Evaluasi kesesuaian standar bumbu dengan menu baru

Output/hasil : 1) Bukti dokumentasi perizinan dengan mentor dan Kepala Sub. Instalasi

69
Kegiatan 4: Pelaksanaan Sosialisasi Standar Bumbu 2) Bukti screenshoot undangan sosialisasi melalui group WhatsAp
70
3) Materi sosialisasi

(draft materi terlampir)

4) Absensi sosialisasi, dokumentasi sosialisasi, dan notulensi

(notulensi dan absensi sosialisasi)

71

(dokumentasi kegiatan sosialisasi)

5) Hasil perbandingan standar bumbu lama dengan standar bumbu yang sudah disempurnakan

(draft perbandingan terlampir)

Dasar : Nilai-nilai BerAKHLAK yang relevan dengan kegiatan :

Aktualisasi Nilai-Nilai

1) Berorientasi Pelayanan : 4 MP

2) Akuntabel : 2 MP

3) Kompeten : 4 MP

4) Harmonis : 4 MP

5) Loyal : 1 MP

6) Adaptif : 3 MP

7) Kolaboratif : 4 MP

Visi dan Misi : Sosialisasi kepada petugas pelaksana dalam rangka peningkatan pelayanan merupakan bentuk kontribusi untuk mewujudkan Visi RSHS yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan misi RSHS yaitu menciptakan kualitas hidup manusia Indonesia yang maju, tinggi, dan sejahtera.

Kontribusi terhadap

Deskripsi Proses : - Membuat ijin dengan mentor dan kepala sub Instalasi PPM untuk sosialisasi buku panduan standar bumbu

Pada tahapan ini, penulis memohon izin untuk

72

melakukan kegiatan sosialisasi buku panduan standar bumbu kepada mentor dan kepala sub Instalasi PPM dengan sopan dan membuat kesepakatan jadwal pelaksanaannya (Harmonis).

- Membuat undangan sosialisasi

Pada tahapan ini, penulis membuat undangan sosialisasi melalui group WhatsApp dengan harapan sosialisasi ini dapat menjadi sarana untuk menyelesaikan isu mengenai standar bumbu dan sarana benchmarking (Berorientasi pelayanan, akuntabel). Kegiatan

sosialisasi dilakukan setelah jam kerja dinas subuh dan sebelum jam kerja dinas siang, menyesuaikan dengan jam kerja petugas pelaksana agar tidak mengganggu proses penyelenggaraan makanan (Adaptif). Sosialisasi dilakukan pada hari Kamis, 1 September 2022 pukul 11.30 s.d selesai yang bertempat di ruang tengah PPM.

- Membuat materi sosialisasi

Penulis membuat materi sosialisasi yang singkat secara teliti, cermat, dan akurat dan mudah dimengerti oleh petugas pelaksana (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten). Materi dibuat menggunakan powerpoint, dengan isi materi mengenai hasil evaluasi standar bumbu dan buku panduan standar bumbu. Dalam powerpoint yang disampaikan hanya mencakup poin berupa permasalahan, dan upaya yang dilakukan secara proaktif (adaptif).

- Melakukan sosialisasi terkait panduan standar bumbu

Sosialisasi dilakukan tepat waktu pada pukul 11.30 (akuntabel) dibuka oleh penulis, dan dihadiri oleh kepala unit persiapan, kepala Instalasi Gizi, nutrisionis, penanggung jawab, dan pada petugas pelaksana (kolaboratif). Penyampaian materi sosialiasi dilakukan

oleh penulis dengan metode presentasi dan tanya jawab (kompeten).

73

- Evaluasi kesesuaian standar bumbu dengan menu baru

Penulis membuat laporan hasil perbandingan standar bumbu baru berupa persentase uji organoleptic dengan panelis nutrisionis. Persentase uji organoleptik yang dihasilkan diterjemahkan menjadi laporan deskriptif.

Catatan Mentor : - Sosialisasi dilakukan setelah sebelumnya dilakukan uji organoleotik oleh nutrisionis

- Di sosialisasi disampaikan hasil persentase uji organoleptik sehingga petugas pelaksana mengetahui

Hasil Kegiatan : - Memperoleh bukti dokumentasi perizinan dengan mentor dan Kepala Sub. Instalasi

- Memperoleh bukti screenshootundangan sosialisasi melalui group WhatsApp

- Memperoleh materi sosialisasi

- Memperoleh absensi sosialisasi, dokumentasi sosialisasi, dan notulensi

- Memperoleh hasil perbandingan standar bumbu lama dengan standar bumbu yang sudah disempurnakan

4.2.5. Kegiatan 5: Penyusunan Laporan Akhir Aktualisasi

Tanggal Pelaksanaan

Kegiatan : 1 – 6 September 2022

Lokasi : Sub Instalasi PPM, Instalasi Gizi RSHS

Tujuan Kegiatan : - Menyusun pengumpulan data capaian aktualisasi

- Melaksanakan konsultasi laporan aktualisasi oleh mentor dan couch

Tahapan Kegiatan : 1) Pengumpulan data capaian aktualisasi

2) Konsultasi laporan aktualisasi oleh mentor dan couch

Output/hasil : 1) Draft laporan aktualisasi

2) Notulensi konsultasi dan revisi laporan aktualiasi

Dasar : Nilai-nilai BerAKHLAK yang relevan dengan kegiatan :

Aktualisasi Nilai-Nilai

8) Berorientasi Pelayanan : 1 MP

9) Akuntabel : 1 MP

74

10)Kompeten : 2 MP

11)Harmonis : 0 MP

12)Loyal : 0 MP

13)Adaptif : 1 MP

14)Kolaboratif : 1 MP

Visi dan Misi : Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan, merupakan bentuk kontribusi untuk terwujudnya Misi

Kontribusi terhadap

RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

Deskripsi Proses : - Pengumpulan data capaian aktualisasi

Pada tahapan ini, penulis menyusun dan mengumpulkan data capaian aktualisasi. Segala output tahapan disusun dan dilampirkan ke dalam laporan aktualiasi sebagai bukti pelaksanaan. Laporan disusun sesuai dengan syarat laporan akhir aktualisasi.

- Konsultasi laporan aktualisasi kepada mentor dan couch

Pada tahapan ini, penulis melakukan konsultasi mengenai laporan aktualisasi kepada mentor dan couch. Laporan aktualisasi tidak ada revisi dari mentor, namun belum dilakukan konsultasi kepada couch.

Catatan Mentor : -

Hasil Kegiatan : - Memperoleh draft laporan aktualisasi

- Memperoleh notulensi konsultasi dan revisi laporan aktualiasi

4.3. Analisis Kemanfaatan dan Dampak Aktualisasi

4.3.1. Analisis Kemanfaatan

Setelah melakukan kegiatan aktualisasi selama 1 bulan di Instalasi Gizi RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung, kemanfaatan dalam kegiatan aktualisasi ini dapat dirasakan baik oleh penulis, petugas pelaksana, maupun organisasi. Kemanfaatan yang dirasakan oleh peserta diantaranya dapat mengidentifikasi isu, mencari gagasan kreatif untuk memecahkan isu, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS Ber-AKHLAK dalam

kehidupan sehari-hari di Instansi tempat bekerja, belajar manajemen waktu, dan lebih mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan.

75

Selain itu, kegiatan aktualisasi berupa pembuatan buku panduan merupakan penyelesaian dari salah satu isu yang terjadi di Instalasi Gizi ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi dan Instalasi gizi mempunyai dokumen standar bumbu yang diperlukan untuk keperluan pelayanan. Sebagai salah satu alternatif solusi unit kerja khususnya

Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien yang lebih efektif dan efisien.

Kemanfaatan juga dapat dirasakan oleh petugas pelaksana dan juga langsung oleh pasien. Kemanfaatan yang dirasakan oleh petugas pelaksana yaitu sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan khususnya yang dilakukan oleh

Instalasi Gizi berupa pelayanan gizi makanan di rumah sakit dengan mengedepankan kepuasan pasien. Selain itu juga memberikan kemudahan kepada petugas pelayanan dalam melakukan pelayanan khususnya petugas pengolahan sehingga output makanan yang dihasilkan dapat memuaskan.

4.3.2. Analisis Dampak

Kegiatan aktualisasi memberikan dampak yang dapat dirasakan oleh penulis maupun organisasi. Dampak yang dirasakan oleh penulis diantaranya adalah penulis memahami terkait nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, walaupun dilakukan secara informal, ASN-ASN di unit tempat penulis bekerja setidaknya dapat lebih memahami terkait nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK tersebut. Adapun dampak yang dirasakan oleh organisasi, dampak aktualisasinya dapat dilihat dari perbandingan capaian kondisi Isu sebelum dan setelah aktualisasi. Perbandingan capaiannya adalah pada saat sebelum aktualisasi, standar bumbu tidak terlaksana dengan baik. Standariasi standar bumbu terakhir diberlakukan sejak Februari 2019 dan dilaksanakan dengan baik, namun seiring berjalannya waktu ternyata terdapat pergeseran tata cara pengolahan bumbu karena menyesuaikan dengan kondisi sarana dan prasanan pengolahan bumbu. Hal tersebut mengakibatkan pengolahan bumbu yang dilakukan sudah jauh dari standar yang diettapkan sebekumnya. Sejalan dengan adanya pemberlakuan menu baru sejak bulan juli 2022, standar bumbu per menu pun mulai mengikuti perubahan

namun tidak terdokumentasi dengan baik sehingga bnayak petugas pelaksana yang lupa mengenai fungsi penggunaan terhadap menunya.

Setelah selesai kegiatan aktualisasi, adanya standar bumbu untuk menu baru dan setelah hasil uji organoleptik yang dilakukan dengan panelis nutrisionis dan

76

penanggung jawab PPM mengenai kesesuaian warna, rasa, aroma, konsistensi, dan kematangan mencapai nilai di atas 85%. Dari 15 panelis, 72% menyebutkan warna

bumbu menarik, 81,3% menyebutkan aroma bumbu sesuai, 84,6% menyebutkan rasa bumbu sesuai, 100% menyebutkan tingkat kematangan makanan matang.

per MP

77
4.4. Rekapitulasi Habituasi CoreValuesASN (BerAKHLAK)
Jumlah Aktualisasi
Rancangan Aktualisasi Pelaksanaan Aktualisasi 1. Berorientasi Pelayanan 13 16 2. Akuntabel 13 13 3. Kompeten 13 14 4. Harmonis 9 9 5. Loyal 8 8 6. Adaptif 12 13 7. Kolaboratif 10 12 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 78 85
No Mata Pelatihan

4.5. Rencana Tindak Lanjut

Setelah melaksanakan aktualisasi sebagai bentuk penyelesaian isu yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, adapun rencana tindak lanjut dari pelaksanaan aktualisasi sebagai berikut

No Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu

1 Monitoring evaluasi

standar bumbu dan

standarresepmelaluiuji

organoleptik makanan

pasien harian

2 Melakukan monitoring

Mengetahui

dampak

pembuatan buku

panduan buku

standar bumbu

dan standar resep

di Instalasi Gizi

pengolahan bumbu Melakukan pemantauan

pengolahan, permintaan, dan

pengeluarsan

bumbu

Petugas pelaksana

- Kuesioner Setiap hari, dan

direkap setiap

bulan

Pelaksanaan & Pihak Terkait Indikator Keberhasilan

- Nutrisionis - PJ Dinas

- Petugas

pelaksana

Kesesuaian output

makanan dengan

yang diharapkan, dari mulai warna, rasa, aroma, dan kematangan

Petugas pelaksana

- Kartu stok Setiap bulan - Nutrisionis - PJ Dinas

- Petugas

pelaksana

Terlaksananya

kegiatan monitoring

3 Membuat bon

perminatan bumbu

yang diintegrasikan

dengan bon permintaan

bahan makanan yang

lain

Melakukan

pengintegrasian

bon permintaan

bumbu dan bahan

makanan lainnya

Nutrisionis - Form excel / spreedsheets

Jangka Panjang - Kepala Unit

- Nutrisionis - PJ

Adanya bon

permintaan bahan

makanan dan bumbu

yang terintegrasi

78

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kegiatan aktualisasi ini merupakan suatu wadah bagi penulis dan peserta Latsar CPNS lainnya untuk mengidentifikasi masalah, bertindak proaktif dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN. Adapun dari kegiatan aktualisasi ini, dapat disimpulkan:

1) Penulis mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta peran dan kedudukan ASN di NKRI dalam melaksanakan tugas yang dilakukan untuk berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi khususnya RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

2) Penulis mampu mengidentifikasi dan menetapkan core issue yaitu “Belum optimalnya penerapan strandarisasi bumbu untuk pengolahan menu baru di Unit Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” , melakukan analisis penyebab core issue, dan menentukan gagasan kreatif penyelesaian coreissueyaitu “Pembuatan buku panduan standar bumbu di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

3) Penulis mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam pelaksanaan tugas dan jabatan. Kegiatan aktualisasi ini terdiri dari 5 kegiatan dan seluruh tahapan kegiatan dapat terlaksana, tidak ada kendala yang signifikan yang dapat menimbulkan terhambatnya atau tidak terlaksananya suatu kegiatan. Kegiatan aktualisasi ini sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan khususnya yang dilakukan oleh Instalasi Gizi berupa pelayanan gizi makanan di rumah sakit dengan mengedepankan kepuasan pasien.

5.2. Lesson Learned

Setelah menjalani kurang lebih 1 bulan masa aktualisasi di unit kerja, perubahan yang dialami diri penulis dalam menjalankan tugas dan kewajiban yaitu sebagai berikut:

1. Penulis menjadi lebih peka terhadap isu dan permasalahan yang terjadi di sekitar instansi dan lingkungan .serta menerapkan konsep benchmarking , berusaha berprikir

79

kritis untuk menganalisis dan mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada.

2. Penulis menjadi lebih mengenal dan mengetahui cara pendekatan terhadap berbagai karakter orang-orang. beberapa petugas pelaksana yang telah lama bekerja dan senior agak sulit menerima perubahan, di situlah letak tantangan penulis sebagai agen of change untuk membawa perubahan terhadap instansi.

3. Penulis menjadi lebih menghargai setiap pendapat, dan bersikap santun, sopan, dan berusaha menjaga hubungan yang bai kantar rekan kerja sehingga terjalin hubungan yang harmonis.

80

DAFTAR PUSTAKA

a. Daftar Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Permenkes RI no 1673/Menkes/PER/XII/2005 mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja

SOTK RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelatihan

Dasar CPNS

Sesuai Edaran Menteri PPN/ Bappenas No.B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019 tanggal 20

Desember 2019

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk

Pertahanan Negara

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor KP.01.02/1/2590/2022 tentang

Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil

Keputusan Menteri Negara Perdayagunaan Aparatur Negara No 23/KEP/M.OAN/4/2001

tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya

Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2018. PedomanPGRSInstalasiGiziRSUPDr.Hasan

Sadikin. Bandung

Kemenkes RI. 2013. PedomanPGRSPelayananGiziRumahSakit. Kementerian Kesehatan

RI: Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2019. ModulPelatihanDasarCalonPNSWawasanKebangsaan

danNilai-nilaiBelaNegara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2019. AnalisisIsuKontemporerModulPelatihanDasarCalon

PegawaiNegeriSipilGolonganIIdanGolonganIII. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2019. KesiapsiagaanBelaNegaraModulPelatihanDasarCalon

PegawaiNegeriSipilGolonganIIdanGolonganIII. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. BerorientasiPelayananModulPelatihanDasarCalon

PegawaiNegeriSipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. AkuntabelModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. KompetenModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri

81

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. HarmonisModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. LoyalModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. AdaptifModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. KolaboratifModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. ManajemenASNModulPelatihanDasarCalonPNS

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2017. AktualisasiModulPelatihanDasarCalonPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

b. Daftar Referensi Buku/Link Internet

Hasan, Erliana. 2019. MEMBANGUN SMARTAPARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENUJU

BIROKRASIBERKELASDUNIATAHUN2024. Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja: Vol. 12 No. 1: 1-12

FKM UI Website. 2021. Portofolio:Rita Ramayulis. https://www.fkm.ui.ac.id/portfolio/ritaramayulis/

Hidayati, Sarah. 2021. Terwujudnya Smart ASN 2024 Melalui Strategi Pengembangan KompetensiyangAdaptifdiEraDisruptif. https://abdinegaramuda.org/terwujudnya-smartasn-2024-melalui-strategi-pengembangan-kompetensi-yang-adaptif-di-era-disruptif/ Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pokok-Pokok Renstra Kemenkes 2020-2024. https://erenggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-119014-2tahunan-870.pdf

Kementerian Kesehatan RI. 2021. Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2020

LAN RI Website. 2022. TanamkanKesadaranBelaNegaraUntukPegawai,LANGelarPelatihan PengembanganKarakter. https://lan.go.id/?p=8646

Nugroho, Hendro. 2021. Bela Negara sebagai Karakter Dasar ASN.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14090/Bela-Negara-sebagai-Karakter-DasarASN.html

PANRB Website. 2022. Visi, Misi Presiden dan Wakil Presiden RI.

https://www.menpan.go.id/site/tentang-kami/tentang-kami/visi-misi-presiden-dan-wakilpresiden-ri

82
83
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Rancangan Aktualisasi

Lembar Pengesahan Rancangan Aktualisasi

84

Lampiran 2. Pengamatan Standar Bumbu yang Ada

85
86
87

Lampiran 3. Dokumentasi Pengamatan Standar Bumbu

88
1. Permintaan Bumbu 2. Penerimaan Bumbu 3. Pengolahan Bumbu Bumbu datang dan diserahkan ke Unit Bumbu
89
Pengolahan Bumbu Putih Pengolahan Bumbu Kuning
90
Pembuatan Bumbu Putih Pembuatan Bawang Goreng
91
Pembuatan Bumbu Tumis I dan Bumbu Tumis II Pembuatan Bawang Bombay kotak dan Bombay Slice Pembungkusan dan Pelabelan Bumbu
92
Penyimpanan Bumbu di Freezer Pengisian Kartu Stok Bumbu

Lampiran 4. Hasil Pengamatan Uji Coba Bumbu

Hasil Pengamatan Kesesuaian Standar Bumbu

No Indikator Hasil Pengamatan Kesesuaian Evaluasi Dokumentasi

1 Jenis Bumbu Bawang Bombay slice, dan kotak belum

terstandar

x (belum sesuai)

Standar bawang Bombay kotak, slice, dan bumbu blender

Gramasi Bumbu putih dan kuning :

- bawang merah

10 kg

- bawang putih

5 kg

- air secukupnya

- minyak 3 kg

- kemiri 4 kg

x (Belum sesuai)

-perbandingan bawang merah dan bawang

putih 2:1

- gramasi air dan minyak belum

terstandar

Bumbu tumis 1:

-Bawang merah dan putih sama berat

x (Belum sesuai)

-Perbandingan bawang merah dan bawang

putih 2:1

93

Bumbu tumis 2: -bawang bombay dan bawang putih dan bawang putih sama berat

Bumbu blender: belum ada gramasi standar, sehingga pada saat uji coba langsung dibuat standar

x (Belum sesuai)

-Perbandingan bawang merah dan bawang putih 2:1

(Sesuai) -bahan makanan: bw putih/jahe 500 gr

-air 250 ml

3 Proses pengolahan Waktu pengolahan x (Belum sesuai)

Waktu pengolahan dilakukan 2,5 hari untuk satu

bumbu sehingga

rentan terjadi

kontaminan

94

4 Organoleptik Warna : -bumbu putih: kusam

-bumbu kuning: kuning pucat

-bumbu sup: kusam (butek)

Aroma:

-bumbu sup

dan bumbu

putih: aroma

bawang putih

terlalu kuat

Tekstur: kental

(Beberapa

sudah sesuai

dan beberapa

belum sesuai)

Warna : -bumbu putih: putih pucat

-bumbu

kuning: kuning

cerah

Aroma: sesuai

dengan

perbandingan

gramasi bahan

makanan

Tekstur: kental

Hasil Evaluasi

No Jenis Bumbu Sebelum Terstandar Setelah Terstandar

1 Bumbu Putih Organoleptik = Warna = coklat abu gelap, kusam (mirip bumbu soup)

Aroma = khas kemiri

Tekstur = kental

Kematangan = matang

Organoleptik = Warna = Putih cerah

Aroma = perpaduan kemiri dan bawang

Tekstur = kental

Kematangan = matang

Perbandingan sebelum dan sesudah

2 Bumbu Kuning Organoleptik = Warna = kuning tua butek

Organoleptik = Warna = kuning cerah

95
Lampiran 5. Hasil Evaluasi Kesesuaian Standar Bumbu

3 Bumbu Soup

Aroma = khas kunyit

Tekstur = kental

Kematangan = matang

Aroma = perpaduan kunyit dan bawang

Tekstur = kental

Kematangan = matang

Organoleptik =

Perbandingan sebelum dan sesudah

Warna = coklat abu gelap

Aroma = khas bawang

Tekstur = kental

Kematangan = matang

Organoleptik =

Warna = coklat keabuan, cerah

Aroma = khas bawang

Tekstur = kental

Kematangan = matang

96
Evaluasi uji coba pertama Evaluasi uji coba kedua

Lampiran 6. Standar Resep Bumbu Baru

Link Finalisasi Standar Bumbu: https://drive.google.com/file/d/1UYmHTxfC8hKXuyP5_m3nKiSzXzix04HR/view?usp=sharing

97

Lampiran

7. Dokumentasi Uji Organoleptik Stadar Bumbu Baru

Link Form Uji Organoleptik: https://docs.google.com/for ms/d/e/1FAIpQLSejugegh_ SRcbw40XnyubWagwt781n 1qWyYUTOdpru36Gft1w/vie wform

98
Lampiran 8. Form Uji Organoleptik

Lampiran 8. Hasil Uji Organoleptik Standar Bumbu Baru

99
1. Standar Bumbu Putih Baru 2. Standar Bumbu Putih Lama 3. Standar Bumbu Kuning Baru 4. Standar Bumbu Kuning Lama 5. Standar Bumbu Sop Baru 6. Standar Bumbu Sop Lama
100
7. Sampel Bumbu Putih Terhadap Opor Tahu Cina 8. Sampel Bumbu Kuning Terhadap Ayam Fillet Bumbu Kemangi 9. Sampel Bumbu Sop Terhadap Sup Sayuran

Lampiran 9. Draft Buku Panduan Standar Bumbu

Lampiran 10. Materi Sosialisasi

Link Draft Buku Panduan Standar Bumbu: https://www.canva.com/design/DAF KJfkJIJ4/wTU3WtT_M35tc8mlj4KQw/edit?utm_con tent=DAFKJfkJIJ4&utm_campaign= designshare&utm_medium=link2&u tm_source=sharebutton

101

Lampiran 11. Dokumentasi Sosialisasi

102

Lampiran 12. Absensi Sosialisasi

103

Lampiran 13. Notulensi Sosialisasi

104

Lampiran 14. Lembar Persetujuan Buku Panduan Standar Bumbu

105

Lampiran 15. Buku Panduan Standar Bumbu

106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.