LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN 2
ANGKATAN 2
Pemanfaatan Digitalisasi Dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (HandOver)
Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift Menggunakan Google Spreadsheetdi Depo Farmasi ICU
Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
DISUSUN OLEH :
Widya Wulandari, A.Md., Farm NIP. 199003192022032001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAH REPUBLIK INDONESIA
2022
`
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rancangan aktualisasi ini merupakan proses evaluasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Kesehatan serta habituasi kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) di unit kerja sesuai dengan profesi masing-masing ASN.
Dalam penulisan rancangan ini, penulis banyak menghadapi kendala dan kesulitan. Berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak laporan rancangan ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang telah menggagas pelatihan dasar CPNS Upelkes Jawa Barat
2. dr. Azhar Jaya SKM, MARS selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan dukungan.
3. Ibu Apt. Cherry Rahayu, S.Si., MKM selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin sekaligus mentor yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan motivasi.
4. Bapak Yugi Mugi Rahayu, S.Psi, MMRS selaku coachyang dengan sabar dan penuh perhatian memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
5. Segenap Widyaiswara dan MoT yang telah membagikan ilmunya yang berharga kepada para peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.
6. Seluruh teman-teman pelatihan dasar UPELKES JAWA BARAT tahun 2022 khususnya Golongan II Angkatan II yang telah bersama-sama melewati masa pelatihan dasar. Terima kasih untuk rasa senang, kerja sama dan persahabatan yang terjalin selama kita melakukan kegiatan ini Penulis meyakini dalam laporan rancangan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat terus ditingkatkan dan mengalami perbaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang untuk kemajuan bangsa dan negara.
i
Bandung, Juli 2022
Penulis
Widya Wulandari, A.Md., Farm
NIP 19900319202203200
ii
iii
Kata Pengantar i Daftar Isi iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan 2 1.2.2 Manfaat 2 1.3 Ruang Lingkup 3 BAB II Profil Instansi dan Peserta 2.1 Profil Instansi 4 2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 4 2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 2.2 Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 8 2.3 Profil Peserta 11 2.4 RoleModelTokoh Panutan BerAKHLAK 12 2.5 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK 17 BAB III Rancangan Aktualisasi 38 3.1 Deskripsi Isu 3.1.1 Kurang Optimalnya Pemanfaatan Digitalisasi dalam Kegiatan Serah 38 Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi di Depo Farmasi ICU 3.1.2 Kurang Optimalnya Pencatatan Protokol Terapi di Depo Farmasi ICU 39 3.1.3 Belum Optimalnya Pencatatan Lembar PPRA di Depo Farmasi ICU 39 3.2 Penetapan CoreIssue 39 3.3 Analisis Penyebab CoreIssue 41 3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIssue 42 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi 44 3.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValueASN BerAKHLAK 49 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan 50
DAFTAR ISI
iv BAB IV Pelaksanaan Aktualisasi 50 4.1 Kegiatan Aktualisasi 50 4.2 Laporan Kegiatan Aktualisasi 50 4.2.1 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 1 51 4.2.2 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 2 60 4.2.3 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 3 69 4.2.4 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 4 79 4.3 Kontribusi Gagasan Kreatif 92 4.4 Kendala Saat Pelaksanaan Kegiatan 92 4.5 EvidenceBased 93 4.6 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi 95 BAB V Penutup 96 5.1 Kesimpulan 96 5.2 Saran 97 5.3 Rencana Tindak Lanjut 97 Daftar Pustaka 98 Lampiran – Lampiran Lampiran 1 Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 1 54 Lampiran 2 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 1 Oleh 56 Mentor Lampiran 3 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 1 Oleh 57 Coach Lampiran 4 Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 2 63 Lampiran 5 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 2 Oleh 65 Mentor Lampiran 6 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 2 Oleh 66 Coach Lampiran 7 Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 3 72 Lampiran 8 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 3 Oleh 75 Mentor
v Lampiran 9 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 3 Oleh 76 Coach Lampiran 10 Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 4 82 Lampiran 11 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 4 Oleh 88 Mentor Lampiran 12 Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 4 Oleh 89 Coach
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha menciptakan bangsa Indonesia dengan masyarakat yang menaati peraturan dan hukum, maju, kontemporer, demokratis, sejahtera, adil, dan berkarakter maka Aparatur Sipil Negara menjadi kunci utama dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicitacitakan oleh bangsa Indonesia.
Aparatur Sipil Negara atau yang biasa disingkat dengan ASN berdasarkan UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdaraskan peraturan perundang-undangan. Sebagai pegawai pemerintah ASN memiliki tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengn ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan tugas ini ASN menjadi kepanjangan tangan antara masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Selaras dengan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, seorang ASN dituntut untuk dapat memberikan contoh yang baik terutama dalam berperilaku dilingkungan kerja maupun sekitar. ASN memiliki fungsi, tugas dan peran untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, oleh karena itu ASN harus memprioritaskan kepentingan publik dan masyarakat luas, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, taat kepada peraturan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut di atas kepentingan pribadinya.
Dengan adanya Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini diharapkan para Calon Pegawai Negeri Sipil dapat professional di bidang kerja, penyelenggaraan negara dapat berjalan dengan baik khususnya di bidang pembangunan kesehatan baik di seluruh sektor kesehatan, dalam hal ini fasilitas kesehatan rujukan yaitu Rumah Sakit.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting
1
dalam mewujudkan kesehatan bermutu, dimana Asisten Apoteker Terampil sebagai bagian dari tenaga kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Asisten apoteker adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan yang di duduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Kegiatan yang dapat diikuti yaitu Pelatihan Dasar bagi Calon PNS sebagai salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan bertindak professional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif SmartGovernanceyang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Dalam pelatihan dasar CPNS ini, peserta akan menjalani pelatihan dasar.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini dilakukan secara BlendedLearningyang
dimulai dari kegiatan MOOC yaitu pembelajaran mandiri kemudian kegiatan E-Learningyang dilakukan secaraSynchronousdan Asynchronous. Dan kegiatan klasikal yang dilakukan secara offline.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
a. Setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar (latsar) CPNS diharapkan peserta latsar
mampu mengaktualisasikan nilai – nilai dasar PNS dan peran serta kedudukan PNS dalam NKRI yang dipelajari peserta pelatihan dasar.
b. Mampu mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih dari segi teknologi dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan mewujudkan pelayanan yang prima.
1.2.2 Manfaat
a. Bagi Penulis
Meningkatkan pemahanan dan mampu menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK sehingga menjadi dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatan.
b. Bagi Unit Kerja
Mampu menyelesaikan permasalahan yang ditemukan pada unit kerja dan menciptakan suasana kerja yang mendukung yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan teknologi digital.
2
1.3 Ruang Lingkup
Pelaksanaan aktualisasi Golongan II Angkatan II berlangsung dari tanggal 26 Juli 2022 sampai 6 September 2022. Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan di depo farmasi ICU RSUP
DR. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan ini meliputi pemanfaatan dalam penggunaan digitalisasi pada saat serah terima (handover) terkait jumlah pasien, identitas pasien, keterisian bed di ruangan serta pelayanan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien. Hasil dari kegiatan ini adalah Apoteker dan Asisten Apoteker dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien secara berkesinambungan dalam pelayanan obat yang dibutuhkan setiap pasien.
3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1 Profil Instansi
2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pada tahun 1920, rumah sakit ini dibangun dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda dan selesai tahun 1923. Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikan dan diberi nama MetAlgemeeneBandoengscheZiekenhui. Lima tahun kemudian, tepatnya tanggal 30 April 1927, namanya berubah menjadi GemeenteZiekenhuisJuliana. Tenaga dokter pada
waktu itu hanya ada 6 dokter berkebangsaan BeLanda dan 2 orang dokter berkebangsaan
Indonesia, yaitu dr. Tjokro Hadidjojo dan dr. Djundjunan Setiakusumah. Diantara ke enam dokter
Belanda itu ada seorang ahli bedah yang tidak bekerja penuh. Pada tahun 1942, pecah Perang
Paslflk dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun byoin sampai tahun 1945. Setelah Jepang menyerah kepada
Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh Belanda sebagai rumah sakit militer dibawah pimpinan W J. vanThiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.
Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja
Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W. J. van Thiel sampai tahun 1949, Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS
Propinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Peran RSHS dalam dunia pendidikan diawali pada tahun 1957, saat berdirinya Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran (FKUP), sebagai sarana pendidikan bagi para calon dokter.
4
Selanjutnya status sebagai RS Pendidikan dikukuhkan pada tahun 1971, dilengkapi dengan
Piagam Kerjasarna antara RSHS dengan FKUP yang kemudian dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya (1974, 1578, 1986, 2003, dan 2008). Kerjasama dalam bidang pendidikan dan penelitian terus dikembangkan dan diperluas dengan berbagat Institusi pendidikan bagi tenaga medik, paramedik keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya, serta tenaga non kesehatan. Pengembangan RSHS sebagai model RS Pendidikan di Indonesia telah dituangkan dalam Master Plan RSHS tahun 1995.
Baiknya pengelolaan, RSHS membuahkan kepercayaan dari pemerintah Republik Indonesia untuk menetapkan RSHS menjadi Perusahaan Jawatan (PerJan). Pada tanggal 12 Desember 2000, yang memberikan otonomi dan fleksibiltas. Dalam pengelolaan rumah sakit, sehingga seluruh potensi yang ada di RSHS dapat lebih dioptimalkan. Proses pembangunan dan pelayanan begitu besar terlihat pada tahun 2001 RSHS telah melaksanakan pembangunan COT, EU, serta Paviliun Parahyangan serta kelengkapan alat canggih seperti MRI (Magnetic Resonance Imagine). Selain itu, dirasakan kesejahteraan terus membaik. Pada tahun 2014 RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Kelas A dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan nasional. RSHS melayani rujukan pasien baik dari dalam provinsi maupun dari luar provinsi.
Tahun 2018 dengan sederet prestasi yang telah dicapai yaitu Akreditas Nasional KARS, Akreditasi Internasional JCI, dan masih banyak lagi. RSHS terpilih menjadi rumah sakit pusat bencana nuklir nasional.
2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi RSHS berdasarakan Visi Pemerintah Kabinet Indonesia Maju 2 yaitu Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong.
Misi RSHS yaitu Mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera. Motto
RSHS adalah “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”. Dan tata nilai-nilai RSHS yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Inovatif, Profesional, Tulus, Unggul, Integritas).
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Tugas Pokok
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok diatas RSHS menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan Program dan Rencana Kegiatan
5
b) Pengelolaan Pelayanan Medis
c) Pengelolaan Pelayanan Penunjang Medis
d) Pelayanan Pengelolaan Keperawatan
e) Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Pelayanan Kesehatan
f) Pengelolaan Penelitian, Pengembangan, dan Penapisan Teknologi di Bidang
Pelayanan Kesehatan
g) Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
h) Pengelolaan Sumber Daya Manusia
i) Pelaksanaan Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat
j) Pelaksanaan Kerja Sama
k) Pengelolaan Sistem Informasi
l) Pelaksanaan Urusan Umum
m) Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
6
7
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2 Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pelayanan kesehatan ini meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, rumah sakit tidak dapat terlepas dari penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan, yang
merupakan faktor terpenting dalam penyembuhan penyakit pasien. Upaya pelayanan kesehatan dalam bidang tersebut mencakup peningkatan mutu pelayanan melalui
pengelolaan dan peningkatan ketepatan, rasionalisasi serta efisiensi penggunaan obatobatan dan alat kesehatan. Untuk memenuhi tugas dan tujuan tersebut maka disusun suatu organisasi yang mengatur segala kebutuhan rumah sakit akan obat-obatan dan alat
kesehatan serta melakukan pelayanan kefarmasian yaitu Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di suatu rumah sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa apoteker dan asisten apoteker yang
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional dan merupakan tempat penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas
seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dipimpin oleh seorang apoteker yang mempunyai kemampuan dan keterampilan ilmu kefarmasian, ilmu manajemen dan komunikasi antarpersonal yang memadai untuk memegang tanggung jawabnya yang sangat besar. IFRS bertanggung jawab pada seluruh pekerjaan kefarmasian, yang mencakup pengelolaan perbekalan farmasi (pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi), serta pelayanan farmasi klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
Pada dewasa ini, orientasi pelayanan kefarmasiaan telah mengalami perubahan, dari drugorientedmenjadi patientorientedyang mengacu kepada PharmaceuticalCare.
8
Instalasi Farmasi adalah unit kerja fungsional yang berada dibawah Direktorat
Medik dan Keperawatan dan mempunyai tugas melaksanaan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang merupakan kebutuhan semua pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin yang optimal meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta melakukan pelayanan farmasi klinik sesuai prosedur kefarmasian dan etik profesi. Pelayana kefarmasian adalah
pelayanan langsung kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
9
Kepala Instalasi Farmasi
Apt. Cherry Rahayu, S.Si., M.KM
Kepala Sub Instalasi Perbekalan
Perencanaan
Budiasih, S.Si., M.KM., Apt.
Gudang Farmasi
Bintang Juli Wicaksono, S.Farm., Apt.
Distribusi
Pratiwi Soenoro, Dra., M.Si., Apt.
Farmasi Klinik
Pratiwi Soenoro, Dra., M.Si., Apt.
Kepala Sub Instalasi Pelayanan
Kualitas
Putri Rizkita S.Farm., M.Si., Apt.
Kepala Sub Instalasi
Mutu dan Pengembangan
Pendidikan dan Pelatihan
Putri Rizkita S.Farm., M.Si., Apt
Administrasi dan ATKn
Siti Susiani, Dra., M.Si., Apt.
Kepala Sub Instalasi
Umum dan Operasional
Sumber Daya Manusia
Siti Susiani, Dra., M.Si., Apt.
Laporan dan I T
Ilman Silanas, S.Farm., M.Kes., Apt.
Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi
10
2.3 Profil Peserta
Nama : Widya Wulandari, A.Md., Farm
NIP : 199003192022032001
Jabatan/Golongan : Asisten Apoteker Terampil/II C
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tugas dan fungsi asisten apoteker pelaksana (Pengatur/Golongan IIC) berdasarkan
Permenkes No. 376 Tahun 2009 yang sebelumnya berdasarkan Permenpan RB No.
8 Tahun 2008 yang meliputi :
a) Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari berbagai sumber/acuan
dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan Farmasi
b) Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi
c) Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan
Farmasi Non Steril
d) Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi
dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Steril
e) Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral
f) Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka Penerimaan
Perbekalan Farmasi
g) Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan Perbekalan
Farmasi.
h) Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung
harga obatnya dalam rangka Dispensing Resep Individual
Adapun SKP yang memuat kegiatan tugas dan jabatan asisten apoteker di RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu meliputi :
1) Menyiapkan daftar permintaan obat ke Gudang farmasi
2) Menerima dan memeriksa obat dari Gudang farmasi
3) Menyimpan obat sesuai standar
11
4) Mematuhi pemantauan suhu penyimpanan obat
5) Menyusun draft laporan kegiatan pengelolaan obat
6) Mengisi data pengkajian resep terhadap persyaratan administrasi dan farmaseutik secara elektronik
7) Menyiapkan obat dan membuat etiket dalam rangka dispensing resep individual
8) Menyiapkan kebutuhan obat untuk tiap kali pemakaian untuk dispensing dosis unit
9) Membuat rincian pemakaian obat dan biayanya dalam rangka dispensing dosis unit
10) Menyusun draft laporan kegiatan farmasi klinik
11) Mematuhi pelaksanaan protokol kesehatan di Instalasi Farmasi
2.4 RoleModel Tokoh Panutan BerAKHLAK
Role Model Core Value BerAKHLAK merupakan contoh panutan yang dinilai dapat memberikan bukti nyata bahwa penerapan nilai-nilai berAKHLAK dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan pekerjaan. Dalam hal ini, Bapak Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018 – sekarang dapat dijadikan contoh panutan.
Berikut profil Bapak Ridwan Kamil sebagai berikut :
Nama Lengkap : H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T,M.U.D
Sapaan : Kang Emil
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 4 Oktober 1971
Agama : Islam
Jabatan Politik :
● Wali Kota Bandung (2013-2018)
● Gubernur Jawa Barat (2018-Sekarang)
12
NILAI – NILAI BerAKHLAK DALAM SEORANG TOKOH PANUTAN
BAPAK RIDWAN KAMIL.
1. Core Value Berorientasi Pelayanan
Dalam jiwa seorang pemimpin harus memiliki keberanian dan ketegasan dalam mengambil keputusan dan juga mengambil sebuah tindakan serta membutuhkan dorongan bagi seorang pemimpin untuk memotivasi masyarakat atau pengikutnya agar dapat melakukan berbagai tindakan dalam program yang berjalan. Seorang pemimpin yang baik dalam mengambil keputusan pada akhirnya akan mempengaruhi masyarakat ke dalam hal yang positif, salah satunya dengan cara memberikan inovasi baru sebagai jalan menuju perubahan yang lebih baik.
Sebagai pemimpin Ridwan Kamil membuktikan bahwa ia dapat menjadi panutan bagi masyarakat serta memberikan contoh yang positif sehingga bisa mempengaruhi masyarakat untuk mempunyai keinginan dan sikap pengembangan diri menjadi lebih baik, sehingga semua warga dan semua komponen daerah yang ada di wilayah kepemimpinannnya dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman. Hal ini bisa dilihat dan dirasakan dengan jelas oleh kita semua melalu media sosial pribadi beliau yang bisa diakses secara bebas tanpa kunci akun. Ridwan kamil biasa membagikan momen – momen kesehariannya dengan penuturan yang santun dan cara menyajikan postingan yang mudah untuk dapat diterima dan dimengerti oleh semua kalangan.
Dengan gaya Ridwan Kamil yang aktif di media sosial seperti instagram dan twitter sangat banyak sekali pengguna media sosial yang bisa menyalurkan aspirasinya sebagai warga masyarakat, baik sebagai warga provinsi Jawa Barat maupun warga negara Indonesia secara umum. Hal ini juga sangat bermanfaat untuk mempromosikan berbagai program yang sedang dan akan dilaksanakan sebagai pemimpin daerah.
Karya Nyata Kepemimpinan Ridwan Kamil dalam Implementasi Berorientasi
Pelayanan Kepada Masyarakat
1) JabarQuickResponse(Jabar QR)
Jabar QR adalah kanal aduan kemanusiaan bagi masyarakat Jawa Barat yang bisa memberikan solusi atau pertolongan pertama bagi permasalahan yang bersifat kemanusiaan dan darurat. Warga yang ingin melapor cukup menghubungi nomor
aduan 08111357777 atau bisa juga menghubungi lewat sejumlah akun media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, dengan kata kunci JabarQuickResponse
13
2) Layad Rawat dan Public Safety Center (PSC) 119
Program Layad Rawat adalah salah satu program di bidang kesehatan dengan
menghadirkan layanan kesehatan yang datang langsung ke rumah-rumah warga. Ini merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghadirkan
layanan yang promotif dengan menghadirkan pelayanan pemerintah kepada warga langsung di rumah mereka.
3) Street Library (Kolecer dan Candil)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Perpustakaan Jalanan atau
dinamakan Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) dan Maca Dina Digital Library (Candil) di Taman Sempur, Jalan Sempur, Kota Bogor, Sabtu (15/12/18). Program itu dibuat untuk merangsang minat baca masyarakat. Kolecer merupakan bantuan dana
corporatesocialresponsibility (CSR) dari Bank BJB. Pada postingan Ridwan Kamil tahun 2020 kita bisa melihat keterangan mengenai “Bandung Street Library”, konsep
“Bandung Street Library” ini tentunya cukup keren karena diharapkan dengan adanya
“Bandung Street Library” ini mampu menumbuhkan tingkat minat baca masyarakat warga Bandung khususnya atau siapapun yang memang ada di sekitar “Bandung Street Library” tersebut.
2. Core Value Akuntabel
Nilai akuntabel tercermin dari sosok Ridwan kamil dengan berbagai indikator nilai yang
dimilikinya. Nilai tanggung jawab yang tercermin dengan penerimaan beasiswa untuk kuliah di University of California, Berkeley dan ia mampu menunaikan amanat yang diberikan dengan
menyelesaikannya dengan lulus dengan gelar Master of Urban Design. Dan Ridwan kamil juga
mendapat kepercayaan untuk merancang berbagai bangunan dan dapat menyelesaikannya
dengan hasil yang indah dan mengagumkan. Ridwan Kamil juga ikut berpartisifasi dalam melestariakan lingkungan hidup dengan memiliki visi yang jelas dalam membangun kota yang lebih berwawasan lingkungan. Dia membangun dan membenahi taman-taman, memanfaatkan lahan kosong untuk dimanfaatkan menjadi lahan hijau dengan mengubahnya
menjadi kebun dan mendorong masyarakat untuk mengembangkan gaya hidup yang ramah
lingkungan seperti menggunakan sepeda dalam beraktivitas, hal tersebut tentu akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam segi kesehatan dan finansial dari penjualan hasil kebun.
3. Core Value Kompeten
14
Bapak Ridwan Kamil dari sisi background pendidikan sesuai kompetensinya sebagai
lulusan Master Of Urban Design melahirkan beberapa karya monumen dan bangunan seperti, Mesjid Merapi yang semua bahannya terbuat dari batako yang berasal dari abu letusan Gunung Merapi, Museum Tsunami Aceh, Rumah Botol, Masjid Al Irsyad, di Kawasan Kota Baru
Parahyangan.. Tidak hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri seperti Superblok di Cina, Marina Bay Waterfront Master Plan, Ningbow Newton di Tiongkok, dan masih banyak karya beliau lainnya
Bapak Ridwan kamil dengan kompetensi yang dimilikinya dengan berkarya sehingga mendapatkan pengakuan dengan mendapatkan berbagai penghargaan seperti Urban
Leadership Award dari Universitas Pensylvania (Amerika Serikat), Winner International Young Desaign Entrepreneur of the year dari British Counchil Indonesia, dua kategori penghargaan dari Indonesia Green Award dengan kategori penghargaan penginspirasi bumi dan berbagai penghargaan didalam maupun luar negeri.
4. Core Value Harmonis
Penerapan nilai harmonis menjadi salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi yang berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Penerapan nilai harmonis dapat tercemin melalui sikap adil, peduli, toleransi, memiliki rasa empati, dan keterbukaan terhadap perbedaan. Bapak Ridwan Kamil telah menerapkan nilai harmonis dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik dengan sangat baik. Pada tahun 2016 melansir artikel Kompas.com dengan judul, “Ridwan Kamil Bentuk Satgas Toleransi Lintas Agama”. Satgas ini akan bertugas mengamankan kegiatan ibadah tiap pemeluk agama dan dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh pihak kepolisian untuk mengamankan segala bentuk kegiatan ibadah. Hal tersebut menunjukan salah satu bentuk kepedulian dan sikap toleransi.
5. Core Value Loyal
15
Secara harfiah, loyal berarti setia atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari diri sendiri. Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan mengaktualisasikan panduan perilaku loyal yaitu, komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Berikut contoh sikap loyal yang diterapkan oleh Bapak Ridwan Kamil :
1) Saat masih menjabat sebagai Walikota Bandung, Ridwan Kamil diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Akan tetapi beliau mundur karena masa jabatannya sebagai Walikota belum usai. Keputusan Ridwan Kamil itu menunjukkan loyalitas kepada Kota Bandung.
2) Berita yang masih hangat di perbincangkan belakangan ini adalah tragedi hilangnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz yang diduga terseret derasnya arus sungai Aare di Swiss. Di tengah masa pencarian anaknya yang hilang, Ridwan Kamil harus kembali ke Indonesia demi melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat
karena cuti daruratnya hampir berakhir. Walau dengan berat hati, tetapi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur Jawa Barat harus tetap dilakukan sebagaimana mestinya. Ini bukti bahwa loyalitas yang beliau lakukan sangat besar terhadap bangsa dan negara, khususnya warga Jawa Barat.
6. Core Value Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilainilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Ada tujuh inovasi unggulan yang dipresentasikan Ridwan Kamil pada acara Innovative Government Award 2021 yakni, aplikasi Pikobar, OPOP (One Pesantren One Product), TRK (Tunjangan
Renumerasi Kinerja), Command Center Citarum, Jabar Future Leaders, Maskara (Mobil Aspirasi Kampung Juara), dan Patriot Desa. Seluruh Program yang disiapkan demi mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang berkembang pesat dalam waktu yang singkat. Salah
satunya Aplikasi PIKOBAR yaitu inovasi layanan kesehatan terintegrasi 1 pintu management Covid-19 bahkan mendapatkan penghargaan sebagai salah satu inovasi terbaik di Asia Pasifik.
7. Core Value Kolaboratif
16
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menilai pentingnya faktor kolaborasi
dalam menjalani pemerintahannya , salahsatunya kolaboratif dengan berbagai Lintas Sektor
untuk percepatan vaksinasi COVID-19 dalam Membentuk Herd Immunity.
Menurut beliau, jika semua pihak terlibat, mulai dari pemerintah, TNI, Polri, komunitas, perguruan tinggi, sampai masyarakat, kekebalan kelompok di Jabar dapat terbentuk akhir
2021. Dalam hal ini, Ridwan Kamil menargetkan kekebalan kelompok atau herd immunity terbentuk akhir 2021. Menurutnya, Target tersebut dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama, seperti Ikatan Alumni ITB yang menggelar sentra vaksinasi dengan sasaran 50 ribu orang dalam seminggu. Selain itu, Kang Emil menyebutkan dalam beberapa minggu terkahir, sejumlah institusi di Jabar sudah menggelar sentra vaksinasi maupun kegiatan vaksinasi massal. Terkait hal ini, dia berharap, pemerintah pusat menjamin suplai vaksin COVID-19 untuk Jabar. Karena, untuk mengejar herd immunity, vaksinasi harus dilakukan kepada 37 juta warga Jabar. Untuk mempercepat vaksinasi, Kang Emil akan menerpakan konsep 3 in 1 bagi vaksinasi anak usia 12-17 tahun. Jadi, satu orang anak bisa membawa kedua orang tuanya yang akan sekaligus divaksin. Adapun penyelenggaran vaksinasinya akan difokuskan di sekolah. Orang nomor satu di Jabar itu memastikan, apabila sesuai rencana, vaksinasi 400 ribu dosis per hari di Jabar akan terjadi pada tanggal 28 Agustus 2021.
2.5 Nilai Nilai Dasar ASN BerAKHLAK
ASN sebagaimana fungsinya yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) berfungsi sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publin dan sebagai perekat atau pemersatu bangsa. Dalam hal ini ASN dituntut untuk mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menerapkan perilaku tersebut diperlukan pemahaman mengenai arti dari BerAKHLAK yang memiliki arti Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
1. Berorientasi Pelayanan
Berdasarkan fungsi ASN sebagai pelayann publik, ASN diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas yang berorientasi kepada pemenuhan kepuasan pengguna layanan dalam hal ini adalah masyarakat. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada customersatisfactionadalah wujud pelayanan terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara. Budaya
17
pelayanan ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan kepada masyarakat.
Keberhasilan pelayanan publik akan bermuara pada kepercayaan masyarakat sebagai subjek pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik adalah suatu proses yang secara terus-menerus guna mewujudkan konsep good governance yang menjadi dambaan masyarakat sebagai pemegang hak utama atas pelayanan publik.
Selain tugas dan fungsi yang melekat pada pegawai ASN, pegawai ASN juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Peran tersebut dilaksanakan melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sehingga ASN tentu akan terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, yang membutuhkan kesadaran bersama untuk meningkatkan peran pegawai ASN khususnya dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik melalui perbaikan birokrasi di Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat secara umum
Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu memahami mengenai beberapa hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
a) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi. Dengan demikian menjadi kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakannya baik dilakukan sendiri (oleh birokrasi pemerintah) maupun bekerja sama dengan sektor swasta;
b) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara. Artinya, para birokrat penyelenggara pelayanan publik harus paham bahwa semua fasilitas yang mereka nikmati (gedung, peralatan, gaji bagi ASN, protokoler, dsb.) dibayar dengan pajak yang dibayarkan oleh warga negara. Oleh karena itu, ASN harus paham bahwa warga negara adalah agent (tuan) dan Saudara adalah client (pelayan). Konsekuensinya, Saudara sebagai ASN yang harus mengikuti kehendak masyarakat pengguna layanan, bukan sebaliknya masyarakat yang harus mengikuti kehendak Saudara.
c) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Karena sifatnya yang demikian, sebagai seorang ASN Saudara harus paham bahwa kegagalan dalam berkontribusi untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas akan berakibat pada kegagalan kita sebagai bangsa dalam mewujudkan cita-cita Bersama
d) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
18
dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi)
Panduan Perilaku yang Berorientasi Pada Pelayanan
Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
a. nilai dasar
b. kode etik dan kode perilaku
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. kualifikasi akademik
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
g. profesionalitas jabatan.
Berikut ini merupakan panduan perilaku/kode etik dari nilai dasar berorientasi pelayanan sebagai pedoman bagi ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
2. Ramah, cekatan, solutif dan bisa diandalkan
Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang bersifat jasa, sangat membutuhkan kerja sama dan partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, ASN harus mampu memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat kreatif, proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda beda. Tidak hanya itu saja, karena kondisi sosial ekonomi yang terus membaik, masyarakat pun terus menerus menuntut standard pelayanan yang semakin tinggi dan semakin responsif terhadap kemampuan dan kebutuhan yang beragam. Pelayanan yang baik harus cepat,
19
tepat, dapat diandalkan, tidak berbelit belit (bertele-tele), dan tidak ditundatunda. Sehingga kode etik ramah, cepat, solutif, dan dapat diandalkan sebagai
penjabaran dari nilai Berorientasi Pelayanan sangat diharapkan dapat tercermin dari perilaku Saudara sebagai ASN bukan hanya yang bertanggung
jawab di garis depan (front liner), melainkan menjadi tanggung jawab semua
pegawai ASN pada setiap level organisasi.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya
perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Alangkah
baiknya apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang merujuk pada
nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada publik.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
● Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
● Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
20
● Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
✔ Aspek – aspek akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
Akuntabilitas menunjukkan tanggung jawab dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyrakat. Dalam pendekatan akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability), akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini proses setiap individu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.
✔ Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder
21
a) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
b) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab.
c) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
d) AkuntabilitasOrganisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholderyang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
22
Gambar 3. Tingkatan Akuntabilitas
3. Kompeten
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas (ambiguity) (Millar, Groth, & Mahon, 2018). Faktor VUCA menuntut ecosystem organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi kemampuan teknikal dan generik, dimana setiap ASN dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan masa depan pekerjaan.
Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di atas, perlunya pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan aparatur. Demikian halnya untuk mendukung pemutakhiran keahlian ASN yang lebih dinamis, diperlukan pendekatan pengembangan yang lebih adaptif dan mudah diakses secara lebih luas oleh seluruh elemen ASN.
Gambar 6. Aspek Kompetensi
Sebagaimana yang tertera pada gambar 6, Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja.
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
23
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu.
3. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
Adapun panduan perilaku (Kode Etik) kompeten yaitu :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Republik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.
Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan/negara.
Keaneka ragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis
24
Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan samudra. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh indonesia. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan yang meliputi aspek aspek sebagai berikut:
1. Kesenian
2. Religi
3. Sistem Pengetahuan
4. Organisasi social
5. Sistem ekonomi
6. Sistem teknologi
7. Bahasa.
Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih Modul Harmonis 7 unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi kita harus mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.
Potensi dan Tantangan Keberagaman Bagi ASN
Kebhinekaan dan Keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan yang besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang berupa keuntungan dan manfaat yang antara lain berupa:
1. Dapat mempererat tali persaudaraan
2. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3. Memperkaya kebudayaan nasional
4. Sebagai identitas negara indonesia di mata seluruh negara di dunia
5. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata sehingga para wisatawan dapat tertaarik dan berkunjung di Indonesia
6. Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan
25
7. Sebagai pengetahuan bagi seluruh warga di dunia
8. Sebagai media hiburan yang mendidik
9. Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia
10.Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaan budaya yang kita miliki
Selain memberikan manfaat tersebut keanekaragaman juga memberikan tantangan kepada negara kita. Keberagaman bangsa Indonesia juga merupakan tantangan berupa ancaman, karena dengan adanya kebhinekaan tersebut mudah membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat yang lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
2. Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
3. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
4. Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas atau lemah.
5. Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan (disharmonis)
7. Menguatnya etnosentrisme dalam masyarakatyaitu berupa perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
8. Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya.
26
Sikap ASN dalam Keberagaman Berbangsa
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilainilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,transparan, akuntabel, dan memuaskan publik. Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Panduan perilaku (kode etik) nilai Harmonis yaitu :
1. Menghargai orang lain apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Nilai loyal dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core value yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu :
a) Faktor Internal
Strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government) Setelah mempelajari Materi Pokok 1 ini, peserta mampu menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Modul Loyal 10 sebagaimana tersebut di atas merupakan
upaya-paya yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Cita-cita mulia tersebut tentunya akan dapat dengan mudah terwujud jika instansi-instansi
pemerintah diisi oleh ASN-ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mampu menyelenggarakan pelayanan publik
27
bagi masyarakat, melaksanakan kebijakan publik serta mampu menjadi perekat dan persatuan bangsa.
Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Karena pentingnya sifat dan sikap ini, maka banyak ketentuan yang mengatur
perihal loyalitas ASN ini diantaranya yang terkait tentang :
1) Kedudukan dan peran ASN
2) Fungsi dan tugas ASN
3) Kode etik dan kode perilaku ASN
4) Kewajiban ASN
5) Sumpah/janji PNS
6) Disiplin PNS
b) Faktor Eksternal
Modernisasi dan globalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh segenap sektor baik swasta maupun pemerintah. Modernisasi dan globalisasi ini salah satunya ditandai dengan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi.
Perkembangan Teknologi Informasi ini ibarat dua sisi mata uang yang memilik dampak yang positif bersamaan dengan dampak negatifnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global. ASN harus mampu menggunakan cara-cara cerdas atau smart power dengan berpikir logis, kritis, inovatif, dan terus mengembangkan diri berdasarkan semangat nasionalisme dalam menghadapi tantangan global tersebut sehingga dapat memanfaatkan teknologi informsasi yang ada untuk membuka cakrawala berpikir dan memandang teknologi sebagai peluang untuk meningkatkan kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/perilaku.
Bersamaan dengan peluang pemanfaatan teknologi informasi sebagaimana diuraikan di atas, ASN milenial juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus (dan hanya dapat dihadapi) dengan sifat dan sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan negara, seperti information overload, yang dapat menyebabkan paradox of plenty, dimana informasi yang ada sangat melimpah namun tidak dimanfaatkan dengan baik
28
atau bahkan disalahgunakan. Tentunya sebagai seorang ASN akan banyak mengetahui
atau memiliki data dan informasi penting terkait bangsa dan negara yang tidak boleh
disalahgunakan pendistribusian dan penggunaannya.
Selain itu, masalah lain yang harus dihadapi dengan loyalitas tinggi oleh seorang ASN adalah semakin besar peluang masuknya budaya dan ideologi alternatif dari luar ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa yang berpotensi merusak tatanan budaya dan ideologi bangsa.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur
loyalitas pegawainya yaitu :
1. Taat pada peraturan
2. Bekerja dengan integritas
3. Tanggung jawab pada organisasi
4. Kemauan untuk bekerja sama
5. Rasa memiliki yang tinggi
6. Hubungan antar pribadi
7. Kesukaan terhadap pekerjaan
8. Keberanian mengutarakan ketidak setujuan
9. Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
29
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Kata kunci tersebut dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”
Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
1. Komitmen Pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji.
Dimana dalam bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau komponen sebuah organisasi pemerintah.
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan (loyalitas),
30
ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Sedangkan Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak disiplin adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara.
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
Seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilainilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administrasi publik, proses-proses kebijakan publik dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan. Dalam
31
kondisi di mana perubahan adalah sesuatu yang konstan, dengan nilai sosial ekonomi
masyarakat yang terus bergerak, disertai dengan literasi publik yang juga meningkat, maka cara sektor publik dalam menyelenggarakan fungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang memadai. Perubahan lingkungan strategis ini menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Tidak ada satu pun negara ataupun pemerintahan yang kebal akan perubahan ini, pun demikian dengan Indonesia. Selain isu pembangunan ekonomi yang mendorong kompetisi antar negara di atas, kerusakan lingkungan juga merupakan variabel penting dalam memahami perubahan lingkungan strategis. Perubahan iklim yang salah satunya menciptakan pemanasan global adalah isu lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah seluruh negara tanpa kecuali. Sebagian
besar negara-negara industri dan juga negaranegara berkembang masuk dalam
kategori penyumbang emisi terbesar sudah seharusnya mengambil peran penting dalam penanganan perubahan iklim ini. Dalam hal ini diperlukan perubahan cara kerja
melalui adaptasi dunia industri dan sektor terkait dengan cara beralih dari tradisi industri yang lama.
B. Kompetisi di Sektor Publik
Perubahan dalam konteks pembangunan ekonomi antar negara mendorong adanya pergeseran peta kekuatan ekonomi, di mana daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah negara dalam kompetisi global. Di sektor bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi, maka pelaku usaha dipaksa untuk menghasilkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidup dari konsekuensi perubahan zaman. Pelaku usaha dengan daya saing tinggi akan terus bertahan dan memenuhi permintaan atau selera pasar. Sebaliknya pelaku usaha yang tidak mampu bersaing akan mengalami kebangkrutan atau mati pada akhirnya.
C. Komitmen Mutu
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan pelayanan, serta literasi publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang mendorong komitmen mutu yang lebih baik. Penekanan pada mutu kerja juga secara makna juga tertuang dalam peran Pegawai ASN sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, yaitu “sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
32
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.”
Dalam hubungan itu, maka efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu menjadi kata kunci bagi ASN agar berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Konsekuensi penting dari komitmen mutu ini adalah bahwa ASN harus memastikan pelayanan publik
terselenggara sebaik mungkin dengan cara apapun, sekalipun harus melakukan perubahan, penyesuaian atau “adaptasi” tentunya.
D. Perkembangan Teknologi
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis. Pada masa di mana teknologi sudah menjadi tulang punggung seluruh business process di sektor bisnis maupun pemerintahan, maka penggunaan metode konvensional dalam bekerja sudah seyogyanya ditinggalkan.
Peralihan ini tidak saja bertumpu pada pembangunan infrastruktur teknologi, tetapi juga memastikan SDM, budaya kerja, mentalitas, dan yang tidak kalah penting yaitu tingkat aksesibilitas yang memastikan keadilan bagi warga negara untuk mendapatkan hak pelayanan.
Dengan semakin intensnya penggunaan internet dalam hampir semua business process pelayanan publik, isu keamanan atau cybersecurity menjadi perhatian serius, karena menyangkut keselamatan dan keamanan individu maupun organisasi.
Masyarakat harus beradaptasi terhadap penggunaan internet ini, bukan hanya dalam hal penggunaannya saja, tetapi juga harus diiringi dengan peningkatan kesadaran mengenai pentingnya melindungi diri dan organisasi dari kejahatan saiber. Adaptasi tidak berhenti di kemampuan menggunakan, tetapi juga antisipasi dari konsekuensi yang mungkin timbul dari pelaksanaan cara-cara baru dalam bekerja dengan teknologi.
Pelayanan publik berbasis digital menjadi salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga kebutuhan kemudahan bagi warga dalam mengakses dan mendapatkannya. Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menyesuaikan dengan peningkatan literasi digital masyarakat.
E. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Praktek administrasi publik yang terus berubah dan bercirikan adanya distribusi peran negara dan masyarakat juga telah dikenal dalam banyak literatur. Literatur
terkait New Public Management dan New Public Service menjadi rujukan penting
bagaimana perubahan praktek administrasi publik yang lebih 15 Modul Adaptif
33
memperhatikan peran dan kebutuhan masyarakat dibandingkan kondisi peran negara yang dominan pada Old Public Administration.
Praktek administrasi publik sebagai pengejawantahan fungsi pelayanan publik oleh negara dan pemerintah selalu berhadapan dengan tantangan yang terus berubah
dari waktu ke waktu. Tantangan ini menjadi faktor yang memaksa pemerintah untuk melakukan adaptasi dalam menjalankan fungsinya.
Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi lingkungan yang bercirikan ancaman VUCA. Johansen (2012) mengusulkan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu Vision, Understanding, Clarity, Agility. Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal berikut:
1. Hadapi Volatility dengan Vision
a. Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja Anda yang konstan dan tidak dapat diprediksi. Perubahan merupakan keniscayaan, oleh karena itu perubahan tidak untuk dilawan tetapi perlu ‘diterima dan dirangkul’ agar menunjang kinerja organisasi.
b. Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim, dan kembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan. Untuk menghadapi situasi volatility, pastikan Anda menetapkan tujuan fleksibel yang dapat diubah setiap saat bila diperlukan. Hal ini akan membantu navigasi situasi yang tidak menentu.
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
a. Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling. Hal ini membantu Anda memahami dan mengembangkan cara berpikir dan bertindak baru sebagai respons terhadap ancaman ketidakpastian.
b. Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive intelligence (CI) sebagai prioritas, sehingga Anda tidak ketinggalan. Tetap up to date dengan berita industri, dan dengarkan pelanggan Anda untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan.
c. Tinjau dan evaluasi kinerja Anda. Pertimbangkan dengan baik langkah yang akan Anda lakukan. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM organisasi.
34
d. Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga melatih Anda untuk bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan.
3. Hadapi Complexity dengan Clarity
a. Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda. Dalam situasi yang kompleks, komunikasi yang jelas membantu mereka memahami arah tim dan organisasi. Berkomunikasi secara jelas senada dengan berkomunikasi secara efektif.
b. Kembangkan tim dan dorong kolaborasi. Situasi VUCA seringkali terlalu rumit untuk ditangani oleh satu orang. Jadi, bangun tim yang dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan yang bergerak cepat. Terdapat 5 langkah membangun tim efektif yaitu :
1) Tetapkan kepemimpinan
2) Bangun hubungan dengan pegawai anda
3) Bangun hubungan diantara pegawai anda
4) Menumbuhkan Kerjasama dan kolaborasi tim
5) Tetapkan aturan dasar untuk tim
4. Hadapi Ambiguity dengan Agility
a. Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan. Buat rencana ke depan, tetapi bersiaplah untuk mengubahnya. Era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan campur tangan sistem cerdas dan otomasi dalam industri.
b. Pekerjakan dan promosikan orang-orang yang berhasil di lingkungan VUCA. Mereka umumnya kolaboratif dan memiliki keterampilan berpikir kompleks.
c. Dorong karyawan Anda untuk berpikir dan bekerja di luar area fungsional mereka. Rotasi pekerjaan dan pelatihan silang bisa menjadi cara terbaik untuk meningkatkan ketangkasan tim.
d. Hindari memimpin dengan mendikte atau mengendalikan mereka. Kembangkan lingkungan kolaboratif dan konsensus. Dorong debat, perbedaan pendapat, dan partisipasi dari semua orang.
e. Kembangkan “budaya ide”. Ini jenis budaya yang energik dan dapat mengubah tim dan organisasi menjadi lebih kreatif dan gesit.
Panduan perilaku (kode etik) terhadap nilai adaptif bagi ASN adalah :
35
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3) Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Morgan (2020) mengungkapkan lima tantangan yang dihadapi yaitu new behaviour, perkembangan teknologi, tenaga kerja milenial, mobilitas tinggi, serta globalisasi. World Economic Forum (WEF) (2021) juga ambil bagian dalam menganalisis tantangan global yang akan dihadapi yaitu adanya serangan cyber, perubahan iklim secara global, ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata pemusnah masal, krisis mata pencaharian penyakit menular, serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia.
Dibalik berbagai tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi Indonesia masih dihadapkan pada fragmentasi dan silo mentality. Hal tersebut oleh Caiden (2009) dianggap sebagai patologi birokrasi. Kolaborasi kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silo mentality. Fragmentasi dan silo mentality yang menjadi image negatif dari birokrasi pemerintah pada akhirnya dapat dikikis. Birokrasi akan berdiri dengan tegak dalam menatap tantangan global.
A. Kolaborasi Pemerintahan ( Collaborative Governance)
Collaborative governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu
membantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan mempertahankan tata kelola stuktur horizontal sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide. Selain
36
itu, Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Ansen dan Gash 2012 p 550) menjelaskan terkait model collaborative governance. Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue, commitment to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara. Desain kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan outcome yang diharapkan.
B. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting policy- making, joinedup government, concerned decision making, policy coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsepkonsep tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja yang dipandang relevan.
Panduan perilaku yang mangandung nilai kolaboratif yaitu :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama
37
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Isu
Di setiap unit kerja akan ditemukan beberapa isu yang mungkin terjadi yang disebabkan banyak hal. Pada bab ini, peserta diharapkan mampu dalam mengidentifikasi beberapa isu yang berkaitan dengan unit kerjanya dan menentukan Core Issue untuk dipecahkan masalahnya dan diharapkan dapat memberi solusi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
3.1.1 Kurang Optimalnya Pemanfaatan Teknologi Dalam Kegiatan Serah
Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU
a) Fakta
Sampai saat ini saat melakukan serah terima (operan/hand over) antar petugas farmasi saat pergantian shift masih menggunakan buku secara tertulis dan belum secara komputerisasi. Dari hasil observasi dan pengamatan masih sering ditemukan
ketidaklengkapan dalam penulisan laporan serah terima, yang memungkinkan terjadinya penyampaian informasi yang pelayanan terhadap pasien. Serah terima meliputi jumlah pasien, identitas pasien, catatan khusus dan status pasien (dirawat/pindah/meninggal dunia). Dan dalam proses penulisan manual pada buku operan dengan menuliskan data pasien satu per satu dan pekerjaan yang akan dioperkan pada shift selanjutnya memerlukan waktu 10-15 menit. Waktu menjadi kurang efektif dan menghambat proses pelayanan.
b) Dampak jika isu tidak diselesaikan :
1) Kurangnya pemanfaatan digitalisasi yang dalam hal ini merupakan suatu fasilitas yang diberikan Rumah Sakit berupa komputer dan mengupayakan pemberdayaan sumber daya teknologi.
Rencana kerja tidak tersusun secara rapi untuk petugas dinas berikutnya.
2) Dapat terjadi kesalahan penerimaan informasi dari petugas yang memberi laporan dengan petugas yang menerima laporan yang dapat mempengaruhi pelayanan terhadap pasien.
3) Penggunaan buku dan tulisan manual memungkinkan terjadinya kesalahan dalam interpretasi apa yang tertulis dalam laporan (tulisan tidak terbaca/tidak lengkap)
38
3.1.2 Kurang Optimalnya Pencatatan Protokol Terapi di Depo Farmasi ICU
a) Fakta
Protokol terapi merupakan formulir persetujuan penjaminan pembayaran dan menjadi salah satu syarat administrasi untuk pelayanan obat dengan harga yang mahal, permintaan alat khusus dan obat non retriksi Formularium Nasional. Dari hasil pengamatan, saat ini masih belum optimalnya pencatatan Protokol Terapi yang diterima dari dokter ke depo farmasi ICU. Pencatatan belum dilakukan secara rutin dan berkesinambungan sehingga terjadi penumpukan berkas yang belum diarsipkan.
b) Dampak jika isu tidak diselesaikan :
1) Berkas tidak tercatat secara rapi sehingga menyulitkan dan memerlukan waktu lebih banyak untuk pencarian berkas ketika berkas diperlukan
2) Dapat terjadi ketidaksesuaian penerimaan informasi antar petugas.
3.1.3 Belum Optimalnya Pencatatan Lembar PPRA di Depo Farmasi ICU
a) Fakta
Dari hasil pengamatan, masih belum dilakukan pencatatan lembar PPRA pada buku khusus untuk mendokumentasikan PPRA yang sudah dievaluasi. Evaluasi PPRA digunakan untuk memonitor penggunaan terapi antibiotik yang digunakan pasien selama dirawat di Rumah Sakit. Saat ini dilakukan pencatatan pemakaian antibiotik pada KOP sebagai acuan penggunaan antibiotik.
b) Dampak jika isu tidak diselesaikan :
1) Tidak terdokumentasikan pada buku khusus catatan penggunaan di depo farmasi ICU sebagai acuan terapi pengobatan pasien.
3.2 Penetapan CoreIssue
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat diperoleh sebuah solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa USG (Urgency,Seriousness,danGrowth). Analisis USG (Urgency,Seriousness,dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan,
39
dan perkembangan setiap variabel dengan skor 1 - 5.
a. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
1 Kurang Optimalnya Pemanfaatan Teknologi Dalam Kegiatan Serah Terima (HandOver) Tugas Antar Petugas Farmasi di Depo Farmasi ICU
2 Kurang optimalnya pencatatan Protokol Terapi di depo farmasi ICU
3 Belum optimalnya pencatatan lembar evaluasi PPRA di depo farmasi ICU
Skala :
Tabel 3.1 Penapisan Isu Menggunakan Metode USG
1 = Tidak Serius, Urgensi, Berdampak
2 = Kurang Serius, Urgensi, Berdampak
3 = Cukup Serius, Urgensi, Berdampak
4 = Serius, Urgensi, Berdampak
5 = Sangat Serius, Urgensi, Berdampak
Berdasarkan Analisis USG di atas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut :
“Kurang Optimalnya Pemanfaatan Teknologi dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (Hand Over) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU” dengan rumusan
40
No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat Kualitas U S G
3 3 3 9 1
2 2 3 7 3
2 3 3 8 2
isu “Belum optimalnya pemanfaatan penggunaan komputer dan internet dalam kegiatan
serah terima tugas (HandOver) antar petugas farmasi saat pergantian Shift di Depo Farmasi
ICU”
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu
Dari hasil analisis isu berdasarkan metode fishbone didapati kesimpulan bahwa akar masalah yang menyebabkan terjadi isu tersebut adalah faktor :
Manusia yang belum mengoptimalkan pemakaian digitalisasi dan pemanfaatan sumber daya teknologi berupa komputer dan pemanfaatan internet di unit kerja sehingga masih menggunakan buku manual yang disebabkan kurangnya pemahaman mengenai pengaplikasian digitalisasi dalam kegiatan serah terima.
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Operan Shift (HandOver) adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan depo farmasi pada saat pergantian shift kerja dan berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien. Serah terima (Hand Over) yang selama ini masih menggunakan buku secara tertulis, akan lebih mudah ketika menggunakan kecanggihan digitalisasi yaitu komputer dengan penggunaan aplikasi Google Spreadsheet yang dapat diakses secara online. Dari gagasan kreatif ini didapat kesimpulan judul dari
pemecahan masalah ini adalah “Pemanfaatan Digitalisasi Dalam Kegiatan Serah
41
Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo
Farmasi ICU Dengan MenggunakanGoogleSpreadsheet”.
Tujuan dari gagasan kreatif ini sebagai berikut :
1. Sebagai acuan untuk melaksanakan pengendalian mutu kerja depo farmasi
2. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya dengan tatanan yang rapi sehingga mudah dipahami
3. Meningkatkan komunikasi antar petugas farmasi
4. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar petugas farmasi
5. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
6. Menggunakan Google Spreadsheet akan lebih memudahkan dibanding penggunaan Microsoft Excel yang tidak dapat di akses secara online. Dimana dalam penggunaannya tidak terpaku pada 1 perangkat komputer melainkan dapat diakses menggunakan perangkat komputer yang berbeda dengan memasukkan email yang digunakan dalam input data. Jadi ketika terjadi padam listrik dapat menggunakan perangkat lain misalnya laptop atau menggunakan telepon pintar (smartphone) dengan cara mengunduh aplikasi pada telepon pintar
7. Semua staf di unit kerja terkait dapat memonitor dimana pun dan kapan pun perihal kondisi pelayanan di depo. Dengan memonitor jumlah pasien, keperluan-keperluan yang pasien butuhkan maka akan lebih memaksimalkan kesiapan karyawan saat akan melakukan pelayanan. Dan Apoteker Penanggung Jawab dapat memonitor apa saja yang terjadi di depo dan masalah-masalah yang mungkin timbul.
8. Dapat diedit secara online dimana pun dan kapan pun
9. Serah terima yang dilakukan sekarang secara manual memerlukan kebutuhan buku yang tidak sedikit.
42
3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Depo Farmasi ICU di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Identifikasi Isu : 1. Kurang Optimalnya Pemanfaatan Teknologi dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU
2. Kurang Optimalnya Pencatatan Protokol Terapi di Depo Farmasi ICU
3. Belum dioptimalkan Pencatatan Lembar PPRA di Depo Farmasi ICU Isu yang Diangkat : Kurang Optimal Pemanfaatan Teknologi dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.
Gagasan
Pemecahan Isu : Pemanfaatan Digitalisasi Dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (HandOver) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU dengan menggunakan Aplikasi GoogleSpreadsheet
Kegiat an Tahapan Kegiatan Output / Hasil
1. Menyampaikan isu
dan gagasan
kreatif kepada
Kepala Instalasi
Farmasi sebagai
mentor kegiatan.
1. Mempersiapkan data/bahan yang mendukung yang
diperlukan seperti
buku operan manual
dan laptop
2. Mengadakan pertemuan dengan
Kepala Instalasi
Persetujuan Kepala
Instalasi Farmasi
Substansi Mata
Isu dan gagasan yang diambil
merupakan suatu hal yang dirasa
perlu untuk dikaji dalam rangka
meningkatkan pelayanan
(Kompeten). Dalam hal ini, saya
menyampaikan gagasan tersebut
kepada Kepala Instalasi Farmasi
dan sebagai mentor kegiatan
dengan komunikasi yang baik
Peningkatan pelayanan
sangat erat kaitannya
dengan peningkatan mutu
kinerja pegawainya dan
dalam hal ini berhubungan
dengan Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat,
Nilai
Kegiatan menyampaikan
gagasan dari isu yang dipilih dalam
kegiatan aktualisasi
ini menguatkan nilai
Integritas dengan
tujuan untuk
meningkatkan mutu
43
N o
Keterkaitan
Pelatihan Kontribusi Terhadap
Penguatan
Organisasi 1 . 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Visi/Misi Organisasi
2. Merancang draft tabel pada Google
Spreadsheet dan
mensosialisasikan
gagasan kreatif yang akan
digunakan saat
kegiatan aktualisasi kepada petugas
depo farmasi ICU
(Apoteker
Penanggung Jawab dan Asisten Apoteker)
untuk
mendiskusikan
gagasan kreatif isu
3. Melakukan diskusi
mengenai peralihan
serah terima dari
buku manual ke
digitalisasi dengan
menggunakan
Google Spreadsheet
4. Meminta saran dan masukan
(Harmonis) dan supaya dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kualitas kinerja petugas farmasi depo ICU
(Kolaboratif). Peralihan serah terima dari manual ke digitalisasi
merupakan upaya dalam
meningkatkan pelayanan dan saya berusaha untuk membuat
gagasan yang aktual dan mudah
dipahami dan saya menerima
pendapat dan masukan dari
Kepala Instalasi Farmasi
(Adaptif)
mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
kinerja dan meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Serta menguatkan nilai
Tulus tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif serta bekerja secara
Professional dan melakukan Inovasi untuk membuat halhal baru dalam upaya peningkatan mutu kerja.
1. Membuat rancangan draft tabel serah terima
menggunakan Google Spreadsheet pada akun depo yang sudah tersedia
2. Menyampaikan gagasan kreatif yang akan
dilaksanakan yaitu peralihan dari buku manual menjadi digitalisasi.
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penggunaan
1. Rancangan tabel selesai dibuat
2. Setiap petugas memahami maksud dan tujuan dari gagasan ini.
Dalam hal pembuatan rancangan tabel yang akan digunakan nanti sebagai laporan serah terima digitalisasi merupakan suatu tindakan yang memerlukan wawasan dan pengetahuan yang cukup dalam mengaplikasikannya
karena pembuatan digitalisasi ini merupakan hal yang baru dalam
kegiatan serah terima di unit
kerja (Kompeten dan Adaptif)
Dan saya serta petugas lain di depo farmasi ICU menggunakan
sistem kerja dengan pelayanan 24
jam yang menuntut agar setiap
petugas dapat berkoordinasi
dengan baik dan bertanggung
Penggunaan teknologi
saat ini sangat
mempengaruhi sistem
kinerja dan dapat
meningkatkan kualitas
kinerja karena hampir
semua kegiatan berbasis
digital. Hal ini berkaitan
dengan Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin yang
bertujuan untuk
mewujudkan kualitas
hidup manusia yang
tinggi, maju dan
sejahtera. Dan dalam
kegiatan ini adanya sikap
gotong royong semua
Kegiatan sosialasi ini menguatkan nilai Kepimpinan yaitu nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya.
Serta kegiatan
dalam merancang tabel merupakan
suatu sikap yang
mencerminkan nilai Profesional yang
berorientasi pada
pencapaian kinerja
44
3. Menggunakan draft tabel laporan serah
terima yang sudah
dibuat pada Google
Spreadsheet saat
kegiatan serah
terima
digitalisasi ini yang
berupa pemanfaatan olah data
menggunakan
Google Spreadsheet.
4. Meminta saran
dan masukan untuk penyempurnaan gagasan.
jawab dalam melakukan
pelayanan terhadap pasien (Berorientasi pelayanan dan Akuntabel). Komunikasi yang baik sangat diutamakan guna
penyampaian informasi yang
tepat dan akurat. Sosialisasi
mengenai gagasan yang akan
dilakukan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan solusi yang dibutuhkan dalam
kegiatan serah terima. Kegiatan
serah terima merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan dan akan terus dilakukan setiap pergantian shift (Kolaboratif).
Saya akan membuat daftar
identitas pasien menggunakan Google Spreadsheet yang
berbasis online supaya dapat diakses oleh pihak berkaitan dengan kegiatan ini dan memudahkan pekerjaan saat pergantian shift(Adaptif)
petugas sesuai Visi RSUP
Dr. Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian dan berlandaskan gotong
royong
melalui perjalan kemitraan. Serta penguatan nilai
Tulus, memberi tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif.
1. Memindahkan operan dari buku
operan manual ke tabel yang sudah
disiapkan
2. Mengisi tabel dengan daftar isian yang meliputi bed, nama pasien,
1. Tabel dapat digunakan dalam kegiatan serah
terima
2. Meminimalisir penggunaan buku dan kertas (paperless)
Dalam kegiatan serah terima
tugas (Hand Over), informasi yang disampaikan akan berkaitan dengan pelayanan terhadap
pasien. Dalam hal ini depo
farmasi bertanggung jawab atas
semua pelayanan
kefarmasian(Berorientasi
Pelayanan). Saya dan semua
Dalam rangka mewujudkan kualitas
hidup manusia yang
tinggi, maju dan sejahtera
sesuai dengan Misi RSUP
Dr. Hasan Sadikin yaitu
salah satunya dengan cara
memberikan pelayanan
terbaik bagi pasien
Kegiatan ini merupakan suatu
sikap yang
mencerminkan nilai
Inovatif yaitu
menggambarkan keinginan untuk
melakukan sesuatu
hal yang baru dan
45
tanggal lahir, nomor rekam medis/nomor billing, operan, tindak lanjut operan, status pasien.
3. Membagikan link Google Spreadsheet
kepada pihak terkait. (Apoteker
Penanggung Jawab dan Asisten Apoteker)
petugas termasuk Apoteker
Penanggung Jawab yang terkait dapat memantau kondisi
pelayanan di depo baik saat di depo ataupun diluar depo karena dapat di akses secara online
dimanapun dan kapanpun (Adaptif, Kolaboratif, dan Kompeten). Dalam pengisian data identitas pasien, memerlukan kecermatan yang
baik karena memungkinkan
pasien memiliki nama yang sama.
Sehingga perlu ketelitian dari
setiap petugas untuk mengisi data dengan benar dan akurat
guna meminimalisir insiden yang
tidak diharapkan. (Akuntabel).
Pasien yang merupakan warga
negara Indonesia mempunyai hak
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik maka setiap
petugas wajib menjalankan
perannya dengan baik dan berusaha dengan maksimal
memberikan pelayanan terbaik
sehingga citra baik rumah sakit
akan terjaga (Loyal).
Pemanfaatan digitalisasi ini dapat
mengurangi penggunaan buku
dan kertas sehingga barang milik
negara dapat dikelola secara
efektif dan efisien (Akuntabel).
sehingga dapat
meningkatkan angka
kesembuhan bagi pasien
dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
senantiasa melakukan
perbaikan secara berkesinambungan. Penguatan nilai
Unggul untuk menjadi yang
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima. Serta
penguatan nilai
Integritas yang
menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung
tinggi etika dalam menjalankan tugas.
46
4. Melakukan monitoring dan evaluasi
1. Melakukan monitoring secara berkala dalam
penggunaan digitalisasi saat
kegiatan serah terima.
2. Memantau efektivitas
penggunaan digitalisasi saat
kegiatan serah terima.
3. Melakukan perbaikan untuk mengoptimalkan
penggunaan
Peningkatan mutu kinerja
Dengan seiring pemanfaatan
digitalisasi ini dilakukan untuk
kegiatan serah terima ini dapat
membentuk lingkungan kerja
yang kondusif (Harmonis)
Tujuan dari kegiatan ini adalah
menciptakan asuhan keperawatan
terhadap pasien secara
berkesinambungan dengan
pelaporan antar shift yang
terstruktur, rapi, dan mudah
dipahami. Maka diperlukan
perbaikan tiada henti untuk
mengoptimalkan penggunaan
digitalisasi saat kegiatan serah
terima (Berorientasi
Pelayanan). Seiring waktu, perubahan akan terus terjadi dan saya bersama petugas lain yang
terkait memaksimalkan
kemampuan untuk menjawab
tantangan perubahan
(Kompeten dan Adaptif).
Adapun kegiatan ini menggunakan digitalisasi yang
berbasis online dan dapat diakses
oleh pihak terkait kapanpun dan
dimana pun akan mewujudkan
kerja sama yang baik
(Kolaboratif)
Upaya mewujudkan
peningkatan kualitas
pelayanan dengan cara
peningkatan kualitas
kinerja sesuai dengan Misi
RSUP Dr. Hasan Sadikin
yaitu mewujudkan kualitas
hidup manusia yang
tinggi, maju dan
sejahtera. Dan kegiatan
ini memerlukan kerja
sama yang baik sesuai
dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian, berlandaskan gotong royong.
Kegiatan monitoring evaluasi ini
menguatkan nilai
Profesional yaitu
berorientasi pada
pencapaian kinerja
melalui perjalan
kemitraan serta
menguatkan nilai
Unggul yaitu
keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
47
48
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisa si per MP Ke -1 Ke-2 Ke3 Ke4 1. Berorientasi Pelayanan 0 3 2 3 8 2. Akuntabel 0 4 2 0 6 3. Kompeten 2 1 1 3 7 4. Harmonis 2 0 2 0 4 5. Loyal 0 0 1 0 1 5. Adaptif 1 3 3 1 8 6. Kolaboratif 2 3 2 3 10 Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 7 14 13 10 44
3.6 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValueASN (BerAKHLAK)
3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Rancangan
1 Menyampaikan isu dan gagasan kreatif kepada Kepala
Instalasi Farmasi selaku mentor kegiatan
2 Membuat rancangan draft tabel pada Google Spreadsheet dan mensosialisasikan gagasan kreatif yang akan dilakukan saat kegiatan aktualisasi
kepada petugas depo farmasi
ICU (Asisten Apoteker dan Asisten Apoteker)
3 Menggunakan draft tabel laporan serah terima yang sudah dibuat
4 Melakukan Monitoring dan Evaluasi
49
No Kegiatan Juli Agustus September 27 Jul-31 Juli 1 Agts-8 Agts 9 Agts16Agts 17 Agts24 Agts 25 Agts31 Agst 1 Sept-6 Sept
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1 Kegiatan Aktualisasi
Aktualisasi ini merupakan agenda habituasi yang dilaksanakan dari tanggal 27 Agustus 2022 – 6 September 2022. Adapun kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana jadwal
kegiatan pada rancangan aktualisasi yang sebelumnya. Terdiri dari 4 kegiatan yang berisi
tahapan-tahapan kegiatan dan memiliki keterkaitan dengan substansi mata pelatihan agenda II, kontribusi pada Visi/Misi dan Tugas Fungsi Organisasi, serta memiliki penguatan pada nilainilai organisasi.
4.2. Laporan Kegiatan Aktualisasi
Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
Nama : Widya Wulandari
NIP : 199003192022032001
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Jabatan : Asisten Apoteker Terampil
Rumusan Isu : Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan serah terima tugas (handover) antar petugas farmasi saat pergantian shift di depo farmasi ICU
Gagasan Kreatif : Pemanfaatan Digitalisasi Dalam Kegiatan Serah Terima Tugas (Hand Over) Antar Petugas Farmasi Saat Pergantian Shift di Depo Farmasi ICU Dengan Menggunakan GoogleSpreadsheet
Tanggal pelaksanaan : 27 Juli – 6 September 2022
Bukti – bukti
kegiatan : 1) Dokumentasi Persetujuan Kepala Instalasi Farmasi
2) Rancangan draft tabel laporan serah terima dan notulen sosialisasi
3) Tabel laporan serah terima pada Google Spreadsheet
4) Kuisioner kepada seluruh petugas depo farmasi ICU
50
4.2.1 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 1
Kegiatan
Menyampaikan isu dan gagasan kreatif kepada Kepala Instalasi Farmasi sebagai mentor kegiatan.
Tahapan Kegiatan
1. Mempersiapkan data/bahan yang mendukung yang diperlukan seperti buku operan manual dan laptop
2. Mengadakan pertemuan dengan
Kepala Instalasi untuk mendiskusikan gagasan kreatif isu
3. Melakukan diskusi mengenai peralihan serah terima dari buku manual ke digitalisasi dengan menggunakan Google Spreadsheet
4. Meminta saran dan masukan
Output/Hasil
1) Data/bahan pendukung siap digunakan
2) Persetujuan Kepala Instalasi Farmasi
3) Saran dari mentor kegiatan
Keterangan
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Isu dan gagasan yang diambil
merupakan suatu hal yang dirasa perlu
untuk dikaji dalam rangka meningkatkan pelayanan (Kompeten). Dalam hal ini, saya menyampaikan gagasan tersebut
kepada Kepala Instalasi Farmasi dan sebagai mentor kegiatan dengan
komunikasi yang baik, sikap yang sopan dan santun serta berbicara dengan
bahasa yang baik (Harmonis) dan supaya dapat bekerja bersama-sama
untuk meningkatkan kualitas kinerja petugas farmasi depo ICU
(Kolaboratif). Peralihan serah terima
Terlaksana tgl
28 Juli 2022
51
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
dari manual ke digitalisasi merupakan
upaya dalam meningkatkan pelayanan, mempertanggung jawabkan segala yang
dikerjakan (Akuntabel) dan saya
berusaha untuk membuat gagasan yang
aktual dan mudah dipahami dan saya
menerima pendapat dan masukan dari
Kepala Instalasi Farmasi (Loyal dan Adaptif). Dengan visi yang sama dalam
diskusi yaitu bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat hal ini khususnya pasien yang dirawat di ruangan ICU (Berorientasi Pelayanan)
Peningkatan pelayanan sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu
kinerja pegawainya dan dalam hal ini
berhubungan dengan Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu terwujudnya
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan menyampaikan gagasan dari isu yang dipilih dalam kegiatan aktualisasi ini menguatkan nilai Integritas dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu kinerja dan meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Serta menguatkan nilai
Tulus tanpa pamrih memberikan
masukan dan bertindak proaktif serta
bekerja secara Professional dan melakukan Inovasi untuk membuat halhal baru dalam upaya peningkatan mutu kerja.
52
53
Lampiran 1. Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 1
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Bahan pendukung sebelum melakukan diskusi yaitu buku manual operan saat kegiatan serah terima yang masih dilakukan sebelum menggunakan digitalisasi.
54
Gambar 1 (Kegiatan 1) Buku Manual Operan Kegiatan Serah Terima Tugas
Gambar 2 (Kegiatan 1) Diskusi dengan Mentor
Kegiatan penyampaian gagasan kreatif kepada Kepala Instalasi Farmasi sekaligus
Mentor kegiatan merupakan suatu tindakan Adaptif yakni melakukan sesuatu hal yang baru dan bertindak secara proaktif dengan melihat serta mencari pemecahan permasalahan dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam diskusi ini, membahas mengenai penyampaian gagasan kreatif peralihan kegiatan serah terima tugas (handover) dari manual menggunakan buku menjadi digitalisasi dengan memanfaatkan aplikasi Google Spreadsheet.
Selain itu juga membahas mengenai keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan aplikasi tersebut dan meminta masukan serta saran dari mentor. Hasil akhir dari diskusi tersebut adalah persetujuan dari mentor untuk melaksanakan gagasan kreatif ini.
55
Gambar 3 (Kegiatan 1) Persetujuan Mentor
56
Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 1 Oleh Mentor
Lampiran 3. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 1 oleh Coach
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Media
Coaching dan Paraf Coach
Tahapan Kegiatan :
1. Mempersiapkan data/bahan yang mendukung yang diperlukan
seperti buku operan manual dan laptop
2. Mengadakan pertemuan dengan Kepala Instalasi untuk
mendiskusikan gagasan kreatif isu
3. Melakukan diskusi mengenai peralihan serah terima dari buku
manual ke digitalisasi dengan menggunakan Google Spreadsheet
4. Meminta saran dan masukan
Output Kegiatan Terhadap Pemecahan Isu
Persetujuan Kepala Instalasi Farmasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Isu dan gagasan yang diambil merupakan suatu hal yang dirasa
perlu untuk dikaji dalam rangka meningkatkan pelayanan (Kompeten). Dalam hal ini, saya menyampaikan gagasan
tersebut kepada Kepala Instalasi Farmasi dan sebagai mentor
kegiatan dengan komunikasi yang baik, , sikap yang sopan dan
santun serta berbicara dengan bahasa yang baik (Harmonis)
dan supaya dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan
kualitas kinerja petugas farmasi depo ICU (Kolaboratif).
rancangan aktualisasi sudah siap untuk dilaksanakan
dalam masa off pelatihan setelah mendapat penguatan
dari mentor dan masukan dari penguji dan lebih rinci
dalam menerapkan nilai-nilai dasar ASN
Kolabjar
57
Peralihan serah terima dari manual ke digitalisasi merupakan
upaya dalam meningkatkan pelayanan dan saya berusaha untuk
membuat gagasan yang aktual dan mudah dipahami, mempertanggung jawabkan segala yang dikerjakan
(Akuntabel) dan saya menerima pendapat dan masukan dari
Kepala Instalasi Farmasi (Loyal dan Adaptif). Dengan visi
yang sama dalam diskusi yaitu bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat hal ini khususnya pasien yang
dirawat di ruangan ICU (Berorientasi Pelayanan)
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Peningkatan pelayanan sangat erat kaitannya dengan
peningkatan mutu kinerja pegawainya dan dalam hal ini
berhubungan dengan Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan menyampaikan gagasan dari isu yang dipilih dalam
kegiatan aktualisasi ini menguatkan nilai Integritas dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu kinerja dan meningkatkan
pelayanan pada masyarakat. Serta menguatkan nilai Tulus
tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif serta
58
bekerja secara Professional dan melakukan Inovasi untuk membuat hal-hal baru dalam upaya peningkatan mutu kerja.
59
4.2.2 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 2
Kegiatan Merancang draft tabel pada Google Spreadsheet dan mensosialisasikan gagasan kreatif yang akan digunakan saat kegiatan aktualisasi kepada petugas depo farmasi ICU (Apoteker Penanggung Jawab dan Asisten Apoteker)
Tahapan Kegiatan
1. Membuat rancangan draft tabel serah terima menggunakan Google Spreadsheet pada akun depo yang sudah tersedia
2. Menyampaikan gagasan kreatif yang akan dilaksanakan yaitu peralihan dari buku manual menjadi digitalisasi melalui sosialisasi serta menjelaskan tujuan dan manfaat dari gagasan kreatif ini
3. Meminta saran dan masukan untuk penyempurnaan gagasan.
Output/Hasil
1. Rancangan tabel selesai dibuat
2. Notulen Sosialisasi
3. Saran untuk perbaikan
Keterangan Terlaksana 29 – 30 Juli 2022
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan Dalam hal pembuatan rancangan tabel yang akan digunakan nanti sebagai laporan serah terima digitalisasi merupakan suatu tindakan yang memerlukan wawasan dan pengetahuan yang cukup dalam mengaplikasikannya karena pembuatan digitalisasi ini merupakan hal yang baru dalam kegiatan serah terima di unit kerja (Kompeten dan Adaptif)
60
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi
Dan saya serta petugas lain di depo
farmasi ICU menggunakan sistem kerja
dengan pelayanan 24 jam yang
menuntut agar setiap petugas dapat
berkoordinasi dengan baik dan bertanggung jawab dalam melakukan pelayanan terhadap pasien
(Berorientasi pelayanan, Loyal dan Akuntabel). Komunikasi yang baik, bahasa yang tepat sangat diutamakan
guna penyampaian informasi yang
tepat dan akurat (Harmonis).
Sosialisasi mengenai gagasan yang
akan dilakukan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan solusi yang dibutuhkan dalam kegiatan serah
terima. Kegiatan serah terima
merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan dan akan terus
dilakukan setiap pergantian shift
(Kolaboratif). Saya akan membuat daftar identitas pasien menggunakan Google Spreadsheet yang berbasis
online supaya dapat diakses oleh pihak
berkaitan dengan kegiatan ini dan
memudahkan pekerjaan saat
pergantian shift(Adaptif)
Penggunaan teknologi saat ini sangat
mempengaruhi sistem kinerja dan
dapat meningkatkan kualitas kinerja
karena hampir semua kegiatan berbasis
digital. Hal ini berkaitan dengan Misi
RSUP Dr. Hasan Sadikin yang bertujuan
untuk mewujudkan kualitas hidup
61
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
manusia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dan dalam kegiatan ini
adanya sikap gotong royong semua
petugas sesuai Visi RSUP Dr. Hasan
Sadikin yaitu terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian dan berlandaskan
gotong royong
Kegiatan sosialasi ini menguatkan nilai
Kepimpinan yaitu nilai yang
menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
Serta kegiatan dalam merancang tabel
merupakan suatu sikap yang
mencerminkan nilai Profesional yang
berorientasi pada pencapaian kinerja
melalui perjalan kemitraan. Serta
penguatan nilai Tulus, memberi tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif.
62
Pada gambar 1 (Kegiatan 2) ini merupakan tindak lanjut dari hasil diskusi dengan mentor dan mulai merancang draft tabel menggunakan Google Spreadsheet yang akan digunakan untuk kegiatan serah terima tugas. Pembuatan tabel pada Google Spreadsheet ini menggunakan akun depo farmasi ICU dan link Google Spreadsheet ini akan ditanam pada komputer depo farmasi ICU. Proses rancangan tabel ini dilakukan oleh peserta dengan menimbang segala yang dibutuhkan dalam proses kegiatan serah terima meliputi kolom bed (kamar), nama pasien, nomor rekam medis/nomor billing, tanggal lahir pasien, operan, tindak lanjut serta status pasien. Aplikasi Google Spreadsheet merupakan media olah data yang dapat diakses secara online yang memungkinkan penggunanya melakukan kolaborasi dalam suatu pekerjaan. Maka diperlukan koneksi internet serta jaringan yang baik untuk mengoperasikannya. Link pada tabel tersebut yang akan digunakan dalam kegiatan serah terima tugas dan akan dibagikan kepada seluruh petugas depo farmasi ICU baik itu Apoteker dan Asisten Apoteker. Pengaturan pada Google Spreadsheet memungkinkan semua pengguna sebagai editorsehingga dapat mengoreksi atau menambahkan operan yang terlewatkan atau yang perlu diperbaiki.
63
Lampiran 4. Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 2
Gambar 3 (Kegiatan 2) Rancangan Draft Tabel Laporan Serah Terima
Gambar 4 (Kegiatan 2) Sosialisasi Melalui Media WhatsApp dan Notulen Sosialisasi
Setelah dilakukan proses merancang draft tabel yang dipersiapkan untuk kegiatan serah terima tugas, langkah selanjutnya yaitu mensosialisasikan rencana kegiatan tersebut kepada seluruh petugas depo farmasi ICU dengan menggunakan PPT dalam bentuk pdf dan dibagikan melalui media WhatsApp Group dep farmasi ICU. Sosialisasi ini dilakukan pada tanggal 30 Juli 2022 sehingga pada saat peralihan yang dimulai pada tanggal 1 Agustus 2022, diharapkan seluruh petugas depo farmasi ICU memahami tujuan dan manfaat dari penggunaan Google Spreadsheet, memahami sepenuhnya mengenai peralihan dari manual ke digital, dan memahami serta mampu mengoperasikan Google Spreadsheet ini dalam kegiatan serah terima tugas ini. Kemudian dibuat notulen sosialisasi bahwa seluruh petugas telah menerima informasi tersebut serta memahami tujuan dan manfaat dari kegiatan ini
Link sosialisasi dalam bentuk PPT sebagai berikut :
https://docs.google.com/presentation/d/1RizGeU-fr0l3x0KYqmARNHzH7wjLjph/edit#slide=id.p1
64
65
Lampiran 5. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 2 Oleh Mentor
Gambar 5 (Kegiatan 2) Kendali Pembelajaran Oleh Mentor
Lampiran 6. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 2 Oleh Coach
Penyelesaian Kegiatan
Tahapan Kegiatan :
1. Membuat rancangan draft tabel serah terima menggunakan
Google Spreadsheet pada akun depo yang sudah tersedia
2. Menyampaikan gagasan kreatif yang akan dilaksanakan yaitu
peralihan dari buku manual menjadi digitalisasi melalui
sosialisasi serta menjelaskan tujuan dan manfaat dari gagasan
kreatif ini
3. Meminta saran dan masukan untuk penyempurnaan gagasan.
Output Kegiatan Terhadap Pemecahan Isu
1. Rancangan tabel selesai dibuat
2. Notulen Sosialisasi
3. Saran untuk perbaikan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Dalam hal pembuatan rancangan tabel yang akan digunakan nanti
sebagai laporan serah terima digitalisasi merupakan suatu tindakan
yang memerlukan wawasan dan pengetahuan yang cukup dalam
mengaplikasikannya karena pembuatan digitalisasi ini merupakan hal
yang baru dalam kegiatan serah terima di unit kerja (Kompeten dan
Adaptif)
Catatan Coaching Media Coaching dan Paraf Coach
66
keren lanjutkan Kolabjar
Dan saya serta petugas lain di depo farmasi ICU menggunakan sistem
kerja dengan pelayanan 24 jam yang menuntut agar setiap petugas
dapat berkoordinasi dengan baik dan bertanggung jawab dalam
melakukan pelayanan terhadap pasien (Berorientasi pelayanan, Loyal dan Akuntabel). Komunikasi yang baik, Bahasa yang tepat
sangat diutamakan guna penyampaian informasi yang tepat dan akurat (Harmonis). Sosialisasi mengenai gagasan yang akan dilakukan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman dan solusi yang dibutuhkan
dalam kegiatan serah terima. Kegiatan serah terima merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan dan akan terus dilakukan setiap
pergantian shift (Kolaboratif). Saya akan membuat daftar identitas
pasien menggunakan Google Spreadsheet yang berbasis online supaya
dapat diakses oleh pihak berkaitan dengan kegiatan ini dan
memudahkan pekerjaan saat pergantian shift(Adaptif)
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Penggunaan teknologi saat ini sangat mempengaruhi sistem kinerja
dan dapat meningkatkan kualitas kinerja karena hampir semua
kegiatan berbasis digital. Hal ini berkaitan dengan Misi RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang bertujuan untuk mewujudkan kualitas hidup manusia
yang tinggi, maju dan sejahtera. Dan dalam kegiatan ini adanya sikap
gotong royong semua petugas sesuai Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu
terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
dan berlandaskan gotong royong
Penguatan Nilai Organisasi
67
Kegiatan sosialasi ini menguatkan nilai Kepimpinan yaitu nilai yang
menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
Serta kegiatan dalam merancang tabel merupakan suatu sikap yang
mencerminkan nilai Profesional yang berorientasi pada pencapaian
kinerja melalui perjalan kemitraan. Serta penguatan nilai Tulus, memberi tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif.
68
4.2.3 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 3
Kegiatan Menggunakan draft tabel laporan serah terima yang sudah dibuat pada
Google Spreadsheet saat kegiatan serah terima
Tahapan Kegiatan
1. Memindahkan operan dari buku operan manual ke tabel yang sudah disiapkan
2. Melengkapi identitas pasien pada tabel digital yang meliputi bed, nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis/nomor billing, operan, tindak lanjut operan, status pasien.
3. Membagikan link Google Spreadsheet kepada pihak terkait. (Apoteker Penanggung Jawab dan Asisten Apoteker)
Output/Hasil
1. Tabel Laporan Serah Terima Pada Google Spreadsheet
2. Meminimalisir penggunaan buku dan kertas (paperless)
3. Link dibagikan melalui WAG
Keterangan Terlaksana mulai tgl 1
Agustus 2022 dan masih berlanjut
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Dalam kegiatan serah terima tugas (Hand Over), informasi yang
disampaikan akan berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien. Dalam hal ini depo farmasi bertanggung jawab atas semua pelayanan kefarmasian(Berorientasi
69
Pelayanan). Saya dan semua
petugas termasuk Apoteker
Penanggung Jawab yang terkait dapat
memantau kondisi pelayanan di depo
baik saat di depo ataupun diluar depo
karena dapat di akses secara online
dimanapun dan kapanpun (Adaptif, Kolaboratif, dan Kompeten).
Dalam pengisian data identitas pasien, memerlukan kecermatan yang baik
karena memungkinkan pasien
memiliki nama yang sama. Sehingga
perlu ketelitian dari setiap petugas
untuk mengisi data dengan benar dan
akurat guna meminimalisir insiden
yang tidak diharapkan. (Akuntabel).
Pasien yang merupakan warga negara
Indonesia mempunyai hak
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik maka setiap petugas wajib
menjalankan perannya dengan baik
dan berusaha dengan maksimal
memberikan pelayanan terbaik
sehingga citra baik rumah sakit akan
terjaga (Loyal). Pemanfaatan
digitalisasi ini dapat mengurangi
penggunaan buku dan kertas
sehingga barang milik negara dapat
dikelola secara efektif dan efisien
(Akuntabel). Dengan seiring
pemanfaatan digitalisasi ini dilakukan
untuk kegiatan serah terima ini dapat
membentuk lingkungan kerja yang
kondusif (Harmonis)
70
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi
Dalam rangka mewujudkan kualitas
hidup manusia yang tinggi, maju dan
sejahtera sesuai dengan Misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin yaitu salah satunya
dengan cara memberikan pelayanan
terbaik bagi pasien sehingga dapat
meningkatkan angka kesembuhan
bagi pasien dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Kegiatan ini merupakan suatu sikap
yang mencerminkan nilai Inovatif
yaitu menggambarkan keinginan
untuk melakukan sesuatu hal yang
baru dan senantiasa melakukan
perbaikan secara berkesinambungan.
Penguatan nilai Unggul untuk
menjadi yang terbaik dan
menghasilkan kualitas prima. Serta
penguatan nilai Integritas yang
menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung tinggi etika dalam menjalankan tugas.
71
Lampiran 7. Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 3
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Gambar 6 (Kegiatan 3) Peralihan kegiatan serah terima dari buku ke digital
Pada gambar 1 (kegiatan 3) ini merupakan peralihan kegiatan serah terima tugas dari buku manual ke komputerisasi dengan memanfaatkan Google Spreadsheet. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan komputerisasi dan internet yang menjadi fasilitas rumah sakit, paperless, mengurangi beban rumah sakit dalam hal penggunaan buku dan juga pada era digitalisasi yang merupakan era penerapan teknologi modern dimana dunia memang sedang fokus kepada teknologi-teknologi yang bersifat digital.
Link yang dapat diakses untuk laporan kegiatan serah terima tugas sebagai berikut :
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1Zlp2AcPaLPHhrgGYNVQVCaJqZ9R0CO49LdfAVYAg
Jug/edit#gid=0
72
Peralihan kegiatan serah terima ini dilakukan mulai periode 1 Agustus 2022 dengan menggunakan Google Spreadsheet maka buku manual serah terima tugas sudah tidak digunakan lagi. Link dibagikan kepada seluruh petugas depo farmasi ICU melalui WhatsApp Group pada tanggal 31 Juli 2022 untuk memungkinkan seluruh petugas mengakses dimana pun dengan menggunakan gawai pribadi dan link juga ditanam pada komputer depo farmasi ICU.
73
Gambar 7 (Kegiatan 3) Bukti Kegiatan Membagikan Link Melalui WAG
Pada gambar 3 (kegiatan 3) merupakan proses input data pasien di ruangan Intensive CareUnit(ICU) dan NeonatalIntensiveCareUnit(NICU) meliputi posisi bed/kamar pasien, nama pasien, nomor rekam medis/nomor billing, tanggal lahir pasien, operan yang akan diserah terima kan, tindak lanjut operan, serta status pasien. Input data ini dilhat dari kartu obat pasien (KOP).
Kegiatan ini adalah proses serah terima tugas dengan melaporkan tugas kepada shift selanjutnya yang perlu ditindak lanjuti dan belum terselesaikan di shift sebelumnya. Pada kegiatan ini, komunikasi yang baik sangat diperlukan yang bertujuan untuk tercapainya pelayanan yang prima.
74
Kegiatan Serah Terima Tugas (Hand Over) di Depo Farmasi ICU
Gambar 3 (Kegiatan 3) Proses Kegiatan Serah Terima Tugas (HandOver)
Gambar 4 (Kegiatan 3) Serah Terima Tugas Antar Shift di Depo Farmasi ICU
75
Lampiran 8. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan 3 Oleh Mentor
Gambar 8 (Kegiatan 3) Kendali Pembelajaran Oleh Mentor
Lampiran 9. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan 3 oleh Coach
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Media Coaching dan Paraf Coach
Tahapan Kegiatan :
1. Memindahkan operan dari buku operan manual ke tabel yang sudah
disiapkan
2. Melengkapi identitas pasien yang meliputi bed, nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis/nomor billing, operan, tindak lanjut operan, status pasien.
3. Membagikan link Google Spreadsheet kepada pihak terkait.
(Apoteker Penanggung Jawab dan Asisten Apoteker)
Output Kegiatan Terhadap Pemecahan Isu
1. Tabel dapat digunakan dalam kegiatan serah terima
2. Meminimalisir penggunaan buku dan kertas (paperless)
3. Link dibagikan melalui WAG
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Dalam kegiatan serah terima tugas (Hand Over), informasi yang
disampaikan akan berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien. Dalam
hal ini depo farmasi bertanggung jawab atas semua pelayanan
kefarmasian(Berorientasi Pelayanan). Saya dan semua petugas
termasuk Apoteker Penanggung Jawab yang terkait dapat memantau
kondisi pelayanan di depo baik saat di depo ataupun diluar depo
karena dapat di akses secara online dimanapun dan kapanpun
keren lanjutkan Kolabjar
76
(Adaptif, Kolaboratif, dan Kompeten). Dalam pengisian data
identitas pasien, memerlukan kecermatan yang baik karena
memungkinkan pasien memiliki nama yang sama. Sehingga perlu
ketelitian dari setiap petugas untuk mengisi data dengan benar dan
akurat guna meminimalisir insiden yang tidak diharapkan.
(Akuntabel). Pasien yang merupakan warga negara Indonesia
mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik maka
setiap petugas wajib menjalankan perannya dengan baik dan berusaha
dengan maksimal memberikan pelayanan terbaik sehingga citra baik
rumah sakit akan terjaga (Loyal). Pemanfaatan digitalisasi ini dapat
mengurangi penggunaan buku dan kertas sehingga barang milik
negara dapat dikelola secara efektif dan efisien (Akuntabel). Dengan
seiring pemanfaatan digitalisasi ini dilakukan untuk kegiatan serah
terima ini dapat membentuk lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis)
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
Dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera sesuai dengan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu salah
satunya dengan cara memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan bagi pasien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini merupakan suatu sikap yang mencerminkan nilai Inovatif
yaitu menggambarkan keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang
77
baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Penguatan nilai Unggul untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan
kualitas prima. Serta penguatan nilai Integritas yang menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung tinggi etika dalam menjalankan
tugas.
78
4.2.4 Laporan Pelaksanaan Kegiatan ke 4
Kegiatan Melakukan monitoring dan evaluasi
Tahapan Kegiatan
1. Melakukan monitoring secara berkala dalam penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima.
2. Melakukan perbaikan untuk mengoptimalkan penggunaan
3. Melakukan sosialisasi lanjutan setelah perbaikan yang dilakukan
4. Memantau efektivitas penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima.
Output/Hasil
1. Paperless
2.Sosialisasi Lanjutan
3.Form Kuisioner kepada User
(Apoteker dan Asisten Apoteker)
Melalui Media Google Form
4. Peningkatan Mutu Kinerja
Keterangan Terlaksana
mulai tgl 9
Agustus 2022 dan masih berlanjut
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan asuhan keperawatan terhadap pasien secara
berkesinambungan dengan pelaporan antar shift yang terstruktur, rapi, dan mudah dipahami (Loyal) Maka
diperlukan perbaikan tiada henti untuk mengoptimalkan penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima (Berorientasi Pelayanan). Seiring waktu, perubahan akan terus terjadi dan saya bersama petugas lain yang
79
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi
terkait memaksimalkan kemampuan
untuk menjawab tantangan
perubahan (Kompeten dan Adaptif). Adapun kegiatan ini
menggunakan digitalisasi yang
berbasis online dan dapat diakses oleh
pihak terkait kapanpun dan dimana
pun akan mewujudkan kerja sama
yang baik serta memberikan
kesempatan untuk memberikan
masukan dan saran untuk
mengoptimalkan penggunaan tabel
tersebut dalam kegiatan serah terima (Harmonis dan Kolaboratif).
Evaluasi yang dilakukan juga
mencerminkan suatu sikap
memberikan inovasi dalam proses
perbaikan yang dilakukan secara
berkala guna meningkatkan kualitas
kinerja dan memudahkan dalam hal
penggunaannya serta
mempertanggung jawabkan apa yang
dikerjakan dengan transparansi data
pasien yang di rawat di ruangan ICU (Akuntabel dan Adaptif)
Upaya mewujudkan peningkatan
kualitas pelayanan dengan cara
peningkatan kualitas kinerja sesuai
dengan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
yaitu mewujudkan kualitas hidup
manusia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dan kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang baik
sesuai dengan visi RSUP Dr. Hasan
80
Sadikin yaitu terwujudnya Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong.
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Kegiatan monitoring evaluasi ini menguatkan nilai Profesional yaitu
berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan serta menguatkan nilai Unggul yaitu
keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. Dan menguatkan nilai Tulus memberi tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif. Kegiatan ini juga menguatkan nilai Inovatif yaitu
menggambarkan keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
81
Lampiran 10. Bukti Pelaksanaan Kegiatan ke 4
Revisi Tabel Laporan Serah Terima Pada Google Spreadsheet
82
Gambar 9 (Kegiatan 4). Tabel Laporan Serah Terima Sebelum di Revisi
Gambar 10 (Kegiatan 4) Tabel Laporan Serah Terima Yang Sudah di Revisi
Pada proses monitoring dan evaluasi terdapat perbaikan pada tabel serah terima tugas yang telah dibuat karena seiring waktu berjalan, saat kegiatan serah terima tugas memiliki hambatan. Pada tabel serah terima yang sudah di revisi terdapat penambahan kolom dan isi konten yaitu menambahkan tanggal masuk pasien k ruangan ICU, kolom Nomor Rekam Medis dan Nomor Billing dipisahkan, dan penambahan isi konten pada kolom Operan yaitu kolom khusus evaluasi PPRA dan kultur serta Protokol Terapi (PT). Tujuannya adalah agar lebih terperinci lagi saat serah terima dilakukan dan sebagai pengingat untuk petugas karena tugas yang diserah terimakan kepada shift berikutnya sering berkaitan dengan PPRA dan PT. Penambahan kolom tanggal masuk pasien juga berguna untuk mengetahui berapa lama pasien dirawat di ICU.
Sosialisasi Lanjutan Pasca Revisi Tabel
Pada tahapan kegiatan ini, dilakukan sosialisasi lanjutan ketika sudah dilakukan perbaikan. Sosialisasi ini dimaksud agar seluruh petugas memahami dan mampu menggunakan tabel serta memahami tujuan dari isi konten tabel tersebut guna memudahkan pekerjaan. Sosialisasi lanjutan ini dilakukan melalui WAG dengan membagikan video tutorial mengenai cara pengisian tabel dan informasi perubahan pada tabel.
Gambar 11 (Kegiatan 3) Sosialisasi Lanjutan Pasca Revisi Tabel
Link video sosialisasi lanjutan sebagai berikut : https://drive.google.com/drive/my-drive
83
84
Kuisioner Kepada Petugas Depo Farmasi ICU Sebagai User Pertanyaan Kuisioner
85
Jawaban Kuisioner
Setelah gagasan kreatif di laksanakan selama 3 minggu, tentunya akan ada perbaikan dan saran dari petugas sebagai pelaksana kegiatan yang dibutuhkan dalam rangka
mengoptimalkan pemanfaatan digitalisasi ini dan bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan. Evaluasi dilakukan guna mengukur keefektifan gagasan kreatif ini dilakukan dalam
kegiatan serah terima tugas dan menilai dampak yang dihasilkan terhadap pelayanan. Evaluasi yang dilakukan dengan cara membuat kuisioner dengan memanfaatkan aplikasi Google Form dan telah didapatkan hasil jawaban dari 11 orang yang merupakan petugas depo farmasi ICU yang terdiri dari Apoteker dan Asisten Apoteker.
Berdasarkan dari hasil survey menggunakan kuisioner yang sudah dilakukan terhadap seluruh petugas depo farmasi ICU yang terdiri dari Apoteker dan Asisten Apoteker sebagai user, didapatkan hasil sebagai berikut :
Jawaban
1 Apakah peralihan serah terima tugas dari manual ke digital memberikan manfaat? 100 %
2 Apakah penggunaan Google Spreadsheet mudah digunakan dalam kegiatan serah terima ? 100 %
3 Apakah penggunaan Google Spreadsheet dalam kegiatan serah terima tugas ini memberikan dampak positif terhadap pelayanan ? 100 %
4
Seberapa efektif dan efisienkah penggunaan Google Spreadsheet dalam kegiatan serah terima tugas antar shift ?
54,5 % Sangat efektif dan efisien
45,5 % Efektif dan efisien
Masukan dan Saran Berdasarkan Hasil Kuisioner
Pelaksanaan aktualisasi ini mulai dilakukan mulai tanggal 1 Agustus 2022 yang
merupakan peralihan laporan serah terima tugas dari manual ke digital dengan
memanfaatkan Google Spreadsheet dengan tujuan agar dapat diakses secara online.
Melalui tahapan rancangan tabel dan sosialisasi awal serta lanjutan dan pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan digitalisasi terdapat saran dan masukan dari petugas
sebagai pelaksana yaitu lebih mengoptimalkan lagi dalam penggunaan laporan secara digital dan lebih mengupayakan draft tabel untuk lebih memudahkan dalam proses
pengoperasian saat melaksanakan kegiatan. Dan mencari solusi ketika jaringan tidak
mendukung. Saran lainnya yaitu dengan merekap laporan kegiatan serah terima setiap
bulannya, file pada Google Spreadsheet di download dalam format Excel dan laporan
86
No Pertanyaan
disimpan sebagai arsip. Adapun evaluasi ini langsung ditindak lanjut saat pergantian bulan.
Laporan kegiatan serah terima tugas pada bulan Agustus 2022 diarsipkan saat berpindah ke bulan berikutnya. Dan laporan bulan berikutnya menggunakan link yang baru.
Berikut link untuk laporan kegiatan serah terima tugas di bulan berikutnya : https://docs.google.com/spreadsheets/d/1e-
uSL0z7S1Ks8MeiT7Y0I8E7TUMdR_JgZtxQmwR4Wus/edit?pli=1#gid=1624354460
File yang sudah di download disimpan dalam folder khusus data laporan kegiatan serah terima tugas.
87
Lampiran 11. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 4 Oleh Mentor
88
Gambar 12 (Kegiatan 4) Kendali Pembelajaran Oleh Mentor
Lampiran 12. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Kegiatan ke 4 oleh Coach
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Media Coaching dan Paraf Coach
Tahapan Kegiatan :
1. Melakukan monitoring secara berkala dalam penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima.
2. Melakukan perbaikan untuk mengoptimalkan penggunaan
3. Melakukan sosialisasi kembali setelah perbaikan yang dilakukan
4. Memantau efektivitas penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima.
Output/Hasil Kegiatan
1. Paperless
2.Sosialisasi Lanjutan
3.Form Kuisioner kepada User (Apoteker dan Asisten Apoteker)
Melalui Media Google Form
4. Peningkatan Mutu Kinerja
sudahokmantap,optimalkankegiatanevaluasi
pelaksanaanaktualisasidarigagasankreatifnya,dan lengkapidokumenpengendalianmentornya
ok...lanjutkansudahmasukevaluasidanmonitoring untukmenginventarisirkontribusigagasan kreatifnyaterhadapkegiatanpelayananya
sudahlengkaptinggalperkuatevidancebasenya
denganrekaphasilsurveydantestimonipengguna atauyangmemanfaatkangagasankreatifnya
Media WhatsApp dan Kolabjar
89
Tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan asuhan keperawatan
terhadap pasien secara berkesinambungan dengan pelaporan
antar shift yang terstruktur, rapi, dan mudah dipahami (Loyal)
Maka diperlukan perbaikan tiada henti untuk mengoptimalkan
penggunaan digitalisasi saat kegiatan serah terima
(Berorientasi Pelayanan). Seiring waktu, perubahan akan
terus terjadi dan saya bersama petugas lain yang terkait
memaksimalkan kemampuan untuk menjawab tantangan
perubahan (Kompeten dan Adaptif). Adapun kegiatan ini
menggunakan digitalisasi yang berbasis online dan dapat diakses
oleh pihak terkait kapanpun dan dimana pun akan mewujudkan
kerja sama yang baik serta memberikan kesempatan untuk
memberikan masukan dan saran untuk mengoptimalkan
penggunaan tabel tersebut dalam kegiatan serah terima
(Harmonis dan Kolaboratif). Evaluasi yang dilakukan juga
mencerminkan suatu sikap memberikan inovasi dalam proses
perbaikan yang dilakukan secara berkala guna meningkatkan
kualitas kinerja dan memudahkan dalam hal penggunaannya
serta mempertanggung jawabkan apa yang dikerjakan dengan
transparansi data pasien yang di rawat di ruangan ICU
(Akuntabel dan Adaptif)
Kontribusi Terhadap Visi/Misi Organisasi
90
Upaya mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dengan cara
peningkatan kualitas kinerja sesuai dengan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera. Dan kegiatan ini memerlukan kerja sama yang baik sesuai
dengan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu terwujudnya Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong
royong.
Penguatan Nilai – Nilai Organisasi
Kegiatan monitoring evaluasi ini menguatkan nilai Profesional yaitu
berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan serta
menguatkan nilai Unggul yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik
dan menghasilkan kualitas prima. Dan menguatkan nilai Tulus
memberi tanpa pamrih memberikan masukan dan bertindak proaktif.
Kegiatan ini juga menguatkan nilai Inovatif yaitu menggambarkan
keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang baru dan senantiasa
melakukan perbaikan secara berkesinambungan
91
4.3 Kontribusi Gagasan Kreatif Terhadap Kegiatan Pelayanan
Berdasarkan hasil survey kuisioner yang telah dilakukan minggu lalu didapat kesimpulan mengenai kontribusi gagasan kreatif terhadap kegiatan pelayanan sebagai berikut :
Bagi Seluruh Petugas Depo Farmasi ICU (Apoteker dan Asisten Apoteker)
Seluruh petugas depo farmasi sebagai user yang menggunakan tabel laporan serah terima ini dalam kegiatan serah terima tugas bahwa gagasan kreatif ini memberikan dampak positif terhadap pelayanan salah satunya adalah memudahkan pekerjaan
sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan dari segi waktu yang menjadi lebih efisien dalam membuat laporan serah terima tugas setiap shift nya. Selain dari sisi kemudahan, pelaksanaan kegiatan ini memberikan pengetahuan baru untuk seluruh petugas bahwa digitalisasi dapat dimanfaatkan secara baik untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.
Bagi Instansi
Kegiatan ini merupakan hal yang baru dilakukan di depo farmasi sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Kegiatan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dan data laporan serah terima dapat diarsip secara lebih rapi dan terstruktur serta meminimalisir penggunaan kertas dan buku (paperless) sehingga mengurangi beban rumah sakit dalam hal pengadaan buku. Laporan serah terima tugas merupakan kegiatan asuhan keperawatan terhadap pasien secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasien yang dirawat di ruang IntensiveCareUnit(ICU) dan NeonatalIntensiveCareUnit(NICU)Data pasien perlu diinput secara benar dan rinci supaya meminimalisir kejadian tidak diharapkan serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.
Dari hasil testimoni yang telah disampaikan oleh rekan-rekan depo farmasi ICU sekaligus pelaksana kegiatan, didapatkan hasil testimoni yaitu peningkatan efektifitas terhadap pelayanan karena mempersingkat waktu dalam membuat laporan kegiatan serah terima tugas setiap shift. Pada saat laporan kegiatan masih menggunakan manual, petugas memerlukan waktu yang lebih banyak untuk menulis laporan kegiatan sehingga pelayanan menjadi kurang efektif. Serta gagasan ini memberikan kemudahan dalam penggunaan dalam melaporkan kegiatan serah terima tugas antar shift.
4.4 Kendala Pada Saat Pelaksanaan Kegiatan
Dari setiap kegiatan seringkali ditemukan banyak kendala yang mungkin terjadi dan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun pada saat pelaksanaan kegiatan aktualisasi
92
ini hambatan atau kendala yang muncul adalah masih belum optimalnya pengoperasian tabel
laporan serah terima tugas (HandOver) antar shift yakni masih ada kolom tabel yang kosong
seperti tanggal masuk pasien ke ruangan ICU atau nomor billing yang belum di cantumkan. Dan terjadi hambatan lain seperti ketika jaringan sedang tidak dalam kondisi stabil maka
kegiatan laporan serah terima tugas dengan menggunakan Google Spreadsheet tidak dapat dilakukan karena internet tidak dapat digunakan.
4.5 Evidence Based
Peralihan kegiatan ini dari manual ke digitalisasi merupakan suatu bentuk pemanfaatan teknologi berbasis komputer yang dalam era seperti ini sangat memudahkan pekerjaan dan memiliki nilai efektifitas yang tinggi serta meminimalisir penggunaan buku dan kertas (paperless). Berdasarkan dari hasil survey melalui kuisioner yang dilakukan pada minggu ketiga telah didapatkan hasil terkait dengan dengan penggunaan digitalisasi dalam kegiatan serah terima tugas (HandOver) kepada seluruh petugas di depo farmasi ICU sebagai useratau pelaksana kegiatan. Survey melalui kuisioner ini dilaksanakan dengan menggunakan metode berbasis digital yaitu Google Formulir yang terdiri dari beberapa pertanyaan terkait dengan pelaksanaan kegiatan serta dampak yang dihasilkan terhadap pelayanan. Adapun pertanyaan yang dicantumkan dalam kuisioner kepada seluruh petugas depo farmasi ICU dengan jumlah 11 orang adalah sebagai berikut :
penggunaan Google Spreadsheet
penggunaan Google Spreadsheet
kegiatan serah terima tugas ini memberikan dampak positif terhadap pelayanan ?
Seberapa efektif dan efisienkah penggunaan
93
No Pertanyaan Jawaban 1 Apakah
100 % 2 Apakah
mudah
100 % 3 Apakah
100
4
54,5
45,5
peralihan serah terima tugas dari manual ke digital memberikan manfaat?
digunakan dalam kegiatan serah terima ?
dalam
%
Google Spreadsheet dalam kegiatan serah terima tugas antar shift ?
% Sangat efektif dan efisien
% Efektif dan efisien
Dari hasil kuisioner yang sudah dilaksanakan, seluruh petugas menjawab 4 pertanyaan yang
mana 3 pertanyaan teratas memperoleh nilai 100%. Dapat disimpulkan bahwa seluruh
petugas depo farmasi merasakan manfaat dari peralihan kegiatan ini menjadi digitalisasi serta mudah dalam penggunaan tabel serah terima tugas pada Google Spreadsheet. Dan dari hasil testimoni melalui wawancara secara langsung bahwa gagasan ini dapat dilanjutkan meskipun
masa aktualisasi telah berakhir karena penggunaan Google Spreadsheet ini memberikan dampak positif terhadap pelayanan secara langsung dimana petugas dapat mengoptimalkan
pekerjaannya karena gagasan ini dapat mempersingkat waktu pada saat membuat laporan
kegiatan antar shift sehingga pelayanan dapat menjadi lebih baik.
Selain dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, pada kuisioner terdapat kolom saran untuk masukan yang dapat disampaikan kepada penulis untuk lebih mengoptimalkan kegiatan ini.
Beberapa saran pun sudah disampaikan yaitu dengan hasil sebagai berikut :
1) Melanjutkan kegiatan ini meskipun masa aktualisasi telah selesai
2) Mempertahankan kegiatan yang sudah berjalan yaitu peralihan dari manual ke digitalisasi dalam kegiatan serah terima tugas
3) Lebih mengoptimalkan pada proses pembuatan laporan agar data yang di input merupakan data yang teraktual
4) Mengoptimalkan pelaporan PPRA dan PT pada laporan kegiatan serah terima tugas
5) Merekap laporan kegiatan perbulan sebagai arsip
6) Mencari solusi pada saat terjadinya koneksi internet terputus dan jaringan tidak stabil
7) Membuat tabel lebih baik dari segi estetik
94
4.6 Matriks Rekapitulasi Realisasi Habituasi
95
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi Per Mata Pelatihan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 1 Berorientasi Pelayanan 0 3 3 3 2 3 3 4 8 13 2 Akuntabel 0 2 4 3 2 3 0 3 6 11 3 Kompeten 2 2 1 2 1 3 3 4 7 11 4 Harmonis 2 3 0 3 2 2 0 3 4 11 5 Loyal 0 3 0 2 1 2 0 3 1 10 6 Adaptif 1 2 3 3 3 3 1 4 8 12 7 Kolaboratif 2 3 3 3 2 2 3 4 10 12 Jumlah Mata Pelatihan yang Diaktualisasikan per Kegiatan 7 18 14 19 13 18 10 25 44 80
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Agenda habituasi ini merupakan bagian dari sistem Pelatihan Dasar yang terintegrasi. Pembuatan rancangan aktualisasi merupakan bagian dari agenda habituasi yang berfungsi memberikan gambaran kegiatan yang dilakukan oleh CPNS selama menjalani masa habituasi di unit kerjanya masing-masing.
Pembuatan rancangan aktualisasi mengajarkan CPNS sebagai peserta Pelatihan Dasar untuk mengidentifikasi isu, mencari solusi dari isu yang ditemukan, memetakan alokasi waktunya dan nantinya mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk laporan aktualisasi.
Kegiatan yang dilakukan selama masa aktualisasi merupakan implementasi dari nilainilai dasar ASN yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang dapat diakronimkan menjadi BerAKHLAK. Selain itu, ASN juga dibekali pemahaman mengenai Manajemen ASN dan Smart ASN guna untuk siap menghadapi perubahan dan tantangan di masa depan. Proses pembelajaran ini memiliki tujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK, Manajemen ASN dan Smart ASN didalam lingkungan pekerjaan dan dapat mewujudkan cita-cita bangsa.
Dalam rancangan aktualisasi ini, penulis memilih isu “Kurang optimalnya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan serah terima tugas (Hand Over) antar petugas farmasi saat pergantian shift”. Terpilihnya isu utama ini dimulai dengan ditemukannya 3 isu yang kemudian dilakukan penapisan isu menggunakan metode USG (Urgency,Seriousness,Growth).
Pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan serah terima ini belum pernah dilakukan di depo farmasi ICU. Hal ini merujuk dari kegiatan yang sebelumnya menggunakan buku manual sebagai laporan serah terima tugas saat pergantian shift. Core Value ASN yang dominan dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah Adaptif. Hal ini merupakan suatu tindakan
inovatif dan memberikan gagasan kreatif yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemberdayaan teknologi yang sudah ada serta tujuan utamanya adalah meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap pasien. Gagasan ini juga merupakan implementasi dari Smart ASN yaitu wawasan IT.
96
Penulis berharap apa yang digagaskan ini dan diimplementasikan di unit kerja dapat memberikan efek positif dan memberikan kontribusi nyata dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan serta membangun kolaborasi yang lebih baik bagi petugas farmasi baik Apoteker Penanggung Jawab maupun Asisten Apoteker. Dan akan senantiasa meningkatkan
pengetahuan dan wawasan guna untuk menghadapi tantangan masa depan yang akan selalu berubah.
5.2 Saran
Dalam proses pembuatan draft tabel, diharapkan kedepannya akan berkolaborasi dengan bagian SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) untuk draft tabel yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.
5.3 Rencana Tindak Lanjut
Pengoptimalan penggunaan tabel serah terima dan memperbaiki tabel serah terima dari segi estetika agar lebih mudah digunakan. Serta penggunaan tabel menggunakan 1 link saja supaya mudah di akses.
97
DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 78 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Mirdin, A. A. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Handoko, R. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel. Jakarta: Lembaga Adminitrasi Negara.
Jalis, A. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kompeten. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Sembodo, J. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Rahmanendra, D. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Loyal. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Y. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Sejati, T. A. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Lembaga Administrasi Negara.
Website
http://web.rshs.or.id/
98
99
100
101
102
103
104