Edukasi Diabetes Melitus Pd Pasien Dicharge Planning Dgn Terapi Insulin Injeksi Di Ruang Plamboyan

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN III

OPTIMALISASI EDUKASI DIABETES MELITUS PADA PASIEN DICHARGE

PLANNING DENGAN TERAPI INSULIN INJEKSI

DI RUANG RAWAT INAP MEDIS FLAMBOYAN

RSUP PROF.DR.I.G.N.G NGOERAH DENPASAR TAHUN 2022

DISUSUN OLEH

LUH GEDE CANDRA PRATIWI A. Md,Kep

NIP 199104072022032002

KERJASAMA

BAPELKES CIKARANG, KEMENKES RI

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pihak dalam pembuatan laporan aktualisasi ini dalam rangka pelaksanaan Latsar CPNS Kemenkes di Bapelkesmas Bali tahun 2022. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ns. I Made Udayana, SST, SH, S.Kep, M.Kes selaku Mentor yang banyak memberikan dukungan, motivasi dan masukkannya dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan atualisasi.

2. A.A.G.R. Darmasemaya, SKM, M.SePH selaku Coach yang membimbing, memberikan motivasi dan arahan dalam pelaksanaan penyusunan laporan aktualisasi.

3. Ns. Ida Ayu Made Dwi Andayani S,Kep selaku Penanggung Jawab Ruangan unit kerja yang memberikan masukan, arahan dan persetujuan dalam pemilihan isu sampai tersusunnya laporan aktualisasi.

4. Rekan CPNS tahun 2022 di RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar terutama golongan II angkatan 3 yang telah memberikan motivasi, semangat, bantuan serta kebersamaan dan rekan seperjuangan.

5. Keluarga yang senantiasa membantu, memberikan motivasi, mendukung dan mendoakan.

6. Seluruh staf Bapelkes Semarang, Kemenkes RI serta UPTD Bapelkesmas Bali, Dinas Kesehatan Propinsi Bali dan yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta sehingga diklat latsar dapat berlangsung dengan baik dan lancar

Harapan penulis, laporan aktualisasi ini dapat menjadi bukti pelaksanaan nilai-nilai

BerAKHLAK dan memenuhi syarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Bapelkes Bali. Demikian laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi sesama demi kemajuan ASN dalam memajukan bangsa dan negara.

Denpasar, 2022

Penulis

Luh Gede Candra Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dijelaskan bahwa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ( Latsar CPNS ) adalah Pendidikan dan Pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasi kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan Kompetensi Sosial Kulturan dengan Kompetensi Bidang.

Sejalan dengan ditetapkannya UU No. 5 Th 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ( UU ASN ) dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Selain itu arus globalisasi yang disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih kita dihadapkan dengan tantangan untuk dapat mengikuti pola perkembanganya. Menghadapi hal tersebut sebagai Pegawai Negeri Sipil perlu meningkatkan daya saing dan kompetensi diri dalam meningkatkan peranannya dalam untuk memberikan pelayanan yang unggul kepada masyarakat. Melalui penyelenggaraan pelatihan ini diharapkan terbentuk karakter Pegawai Negeri Sipil yang professional sesuai bidang tugasnya dan mampu mengelola tantangan dan masalah yang beragam dengan perspektif whole of government yang didasari nilai – nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (berAKHLAK) berdasarkan kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil (ManagementASN) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat dalam rangka wujud nyata bela negara.

Melihat isu yang sedang berkembang di Indonesia yaitu saat ini Indonesia sedang menghadapi triple burden / beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit yaitu Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti Covid 19, Penyakit Menular belum teratasi dengan baik dan Penyakit Tidak Menular cenderung naik setiap tahunnya. Tantangan

kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak Menular seperti Diabetes melitus. Upaya kita harus terus menekan angka kejadian supaya rendah dalam rangka mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan termasuk target SDGs 2030.

Diabetes melitus merupakan penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat tubuh tidak mampu menghasilkan insulin atau insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh (IDF, 2019). Prevalensi diabetes melitus setiap tahun mengalami peningkatan diseluruh dunia. Menurut Internasional Diabetes Federation tahun 2019, diperkirakan orang yang menderita diabetes sebanyak 463 juta orang. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 mencapai 578 juta orang, dan 700 juta orang pada tahun 2045 (IDF, 2019). Sementara itu kondisi di lapangan menunjukan bahwa di RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH kasus pasien dengan Diabetes Melitus masih banyak.

Penyakit diabetes melitus ditandai dengan adanya kondisi hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah yang melebihi batas normal sehingga menjadi karakteristik dari beberapa penyakit terutama penyakit diabetes melitus (PERKENI, 2019). Keadaan hiperglikemia diartikan dengan kadar glukosa sewaktu melebihi angka 200mg/dL (Brady, 2013). Penderita dengan hiperglikemia disarankan untuk menjalani terapi insulin, namun sebuah studi menunjukkan jika terapi insulin sering dikaitkan dengan resiko terjadinya komplikasi hipoglikemia (Mendez & Umpierrez, 2014). Hipoglikemia ditandai dengan kadar gula darah yang rendah yaitu kurang dari 70 mg/dl. Adapun gejala hipoglikemia yang dirasakan oleh penderita diabetes melitus bermacam-macam seperti kelemahan, kebingungan, pandangan kabur, gelisah, sering merasa lapar, merasa kesemutan, berkeringat dingin dan jantung terasa berdebar (PERKENI, 2019).

Kepatuhan penderita diabetes melitus dalam penatalaksanaan pengobatan adalah dengan mematuhi 4 pilar diabetes melitus. Empat pilar diabetes melitus tersebut meliputi edukasi/pengetahuan, diet yang tepat, aktivitas fisik dan penggunaan obat-obatan (Putra & Berawi, 2015). Salah satu pilar diabetes melitus yaitu edukasi/pengetahuan dapat berupa pola makan, aktifitas fisik, perawatan kaki, penggunaan obat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan Kesehatan dengan benar. Pengetahuan yang baik tentang pilar diabetes melitus salah satunya edukasi/pengetahuan dapat menumbuhkan kepedulian dan sikap tehadap penyakit diabetes melitus agar tidak terjadinya komplikasi (Yurnalis et al., 2020).

Dari hasil observasi dan wawancara studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya, pada 12 orang penyandang DM di kota Depok dan seorang pasien DM yang sedang mengalami perawatan di salah satu RS di Jakarta diperoleh bahwa hipoglikemia pada pasien sering terjadi pada saat pasien lupa makan tetapi tetap mengkonsumsi obat jenis sulfonylurea. Mereka

beranggapan bahwa obat oral yang mereka konsumsi dapat menyembuhkan DM, sehingga mereka selalu disiplin untuk mengkonsumsinya pagi dan sore tanpa diikuti dengan asupan makanan yang sesuai. Terkadang hipoglikemia juga terjadi saat aktivitas yang berlebihan seperti olahraga yang terlalu lama.

Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti sebelumnya menunjukkan dari 10 penderita diabetes yang berkunjung didapatkan 7 penderita diabetes hanya mengetahui jika dirinya mengalami hiperglikemia namun tidak bisa membedakan saat terjadi hipoglikemia, 3 penderita lainnya cukup paham tentang kondisi saat terjadi hiperglikemia dan hipoglikemia.

Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah terjadi pada pasien Diabetes Melitus karena disfungsi pancreas, resistensi insulin, disfungsi hati. Sedangkan keadaan yang menyebabkan

terjadinya penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) dapat dipicu oleh penggunaan insulin atau obat glikemik oral, hiperinsulinemia, endokrinopati, disfungsi hati, disfungsi ginjal kronis, efek agen farmakologis, tindakan pembedahan neoplasma, dan gangguan metabolik bawaan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Tanda dan gejala ketidakstabiln kadar glukosa darah dibagi menjadi dua yaitu tanda gan gejala hiperglikemia serta tanda dan gejala hipoglikemia yang masing-masing memiliki tanda gejalan mayor dan minor. Tanda dan gejala mayor hiperglikemia meliputi pasien mengatakan sering merasa lelah atau lesu, dan kadar glukosa darah/urine pasien tinggi. Sedangkan tandan dan gejala minor hiperglikemia meliputi pasien mengeluh mulutnya terasa kering, sering merasa haus dan jumlah urine pasien meningkat.Tanda dan gejala mayor hipoglikemia meliputi pasien mengatakan sering merasa ngantuk dan pusing, serta kadar glukosa darah/urine pasien rendah. Sedangkan tanda dan gejala minor hipoglikemia meliputi pasien mengeluh sering merasa kesemutan pada ekstremitasnya, sering merasa lapar, pasien tampak gemetar ,kesadaran pasien menurun, berprilaku aneh, pasien tampak sulit berbicara dan berkeringat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Dari beberapa tanda yang disebutkan tersebut, masih banyak yang masyarakat yang belum mengenalnya.

Penyakit Tidak Menular khususnya diabetes melitus adalah penyakit yang sebenarnya kita bisa cegah, dengan mengenali faktor risikonya dan merubah gaya hidup yang lebih sehat, dengan cara CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress). Untuk menjawab permasalahan dan tantangan kesehatan dimasa pandemi, maka diperlukan Strategi yang harus dilakukan yaitu memperkuat kemampuan edukasi dan komunikasi dimana saja dan kapan saja tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular berupa edukasi melalui media cetak dan elektronik, sosial virtual zoom, iklan layanan masyarakat, atau tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Memperkuat jejaring

kemitraan baik antar sesama profesi kesehatan maupun dengan mitra potensial yang memiliki visi misi yang sama dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di lapangan. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dengan mencari pola strategi yang sesuai dengan karakteristik social budaya masyarakat.

Self care merupakan salah satu teori keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea Orem. Definisi self care menurut Orem adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Tomey & Alligoo, 2006). Tujuan dari self care ini adalah meningkatkan kemandirian pasien. Teori ini meyakini bahwa semua manusia memiliki kebutuhan- kebutuhan self care dan mereka memiliki hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Perawat mengupayakan agar pasien mampu mandiri dalam memenuhi semua kebutuhan tersebut, begitu pula dengan pasien DM. Pasien DM diharapkan mampu melakukan diabetes self care management tanpa bantuan dari orang lain karena perilaku tersebut merupakan tanggung jawab setiap pasien DM (Bai et al., 2009).

Situasi dilematik yang dihadapi adalah pasien diharuskan untuk mencegah hiperglikemi dengan mempertahankan kadar gula darah normal melalui pengelolaan terapi insulin, mengkonsumsi obat oral ataupun dengan modifikasi gaya hidup seperti melalui olahraga dan diet dengan teratur. Di lain hal, pasien juga menghadapi ketakutan dan kekhawatiran akan efek samping terapi yang dapat menyebabkan komplikasi hipoglikemia (Wu et al, 2011).

Penelitian Cefalu (2005) & Doriguzzi (2012) menjelaskan bahwa strategi utama dalam mengontrol hipoglikemia adalah memberikan edukasi pada pasien tentang gejala awal hipoglikemia, bagaimana menolong atau merawat diri sendiri saat hipoglikemi terjadi. Pasien diajarkan dalam mengatur waktu kebutuhan makan, membatasi jumlah karbohidrat yang dimakan, sering memonitor gula darah dan belajar mengenali hubungan penurunan tingkat gula darah dengan gejala hipoglikemi. Namun hasil studi pasien DM di Hongkong yang mendapatkan terapi insulin dan pernah mengalami hipoglikemia menemukan hasil kontradiktif terhadap strategi pencegahan hipoglikemia tersebut. Penelitian yang dilakukan pada 120 pasien DM di Hongkong yang mendapatkan terapi insulin, menemukan bahwa 18 responden (15%) mengalami peningkatan ketakutan dan kekhawatiran terhadap pengalaman hipoglikemia. Pada penelitian tersebut, 42,5% dari total sampel dilaporkan melakukan kontrol gula darah secara rutin. Menariknya, dari 18 responden yang mengalami ketakutan dan kekhawatiran terhadap pengalaman hipoglikemia, ditemukan 8 responden melakukan kontrol gula darah secara rutin (Shiu & Wong, 2002).

Dengan melakukan pengontrolan gula darah secara rutin tidak menjamin bahwa seorang pasien akan merasa mampu dan siap dalam menerapkan strategi mencegah hipoglikemia. Pengalaman hipoglikemia adalah pengalaman unik yang mungkin akan dirasakan berbeda setiap individu dalam mempersepsikannya (Richmond, 1996). Terkadang pasien merasa enggan untuk menceritakan pengalamannya terhadap orang lain (Shiu & Wong, 2002). Di Indonesia, peneliti juga belum menemukan publikasi riset terkait persepsi dan pengalaman pasien menghadapi hipoglikemia.

Dengan adanya perubahan paradigma pelayanan Kesehatan yang berfokus pada pasien (patient-centred) daripada berfokus hanya pada penyakit maka tenaga kesehatan khususnya perawat harus memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap pengalaman hipoglikemi dari perspektif diabetisi (Cryer, 2008; Stewart, 2001). Pemahaman itu dapat dijadikan perawat sebagai salah satu bahwa perawat melihat pasien secara menyeluruh meliputi aspek bio-psikososio dan spiritual. Sejalan dengan fenomena tentang begitu kompleksnya masalah yang dihadapi pasien dalam mengontrol gula darahnya termasuk pengalaman yang menakutkan jika menghadapi hipoglikemia dan hiperglikemi.

Selain menjalankan peran utamanya dalam penanganan dan perawatan pasien, RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH juga memiliki fungsi sebagai tempat untuk memfasilitasi edukasi kepada masyarakat. Dilihat dari masih ada kasus ketidakstabilan kadar gula darah yang terjadi di Ruang Flamboyan RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH. Yang mana setelah dikaji disebabkan oleh kemampuan dan pemahaman yang kurang dari penderita dan keluarga pasien. Disinilah dibutuhkan peran kami sebagai perawat untuk mendukung program tersebut sebagai salah satu bentuk profesionalitas dan loyalitas terhadap instansi. Dengan demikian kesadaran dari diri masing – masing individu perlu ditingkatkan dalam menerapkan implementasi edukasi, tidak melakukan pekerjaan hanya sebagai rutinintas dan berupaya meningkatkan kompetensi diri. Selain itu kondisi yang akan dialami oleh penderita Diabetes melitus yang membutuhkan jangka waktu perawatan yang tidak singkat. Dari uraian tersebut maka peserta mengusulkan judul “OPTIMALISASI EDUKASI DIABETES MELITUS PADA PASIEN DICHARGE PLANNING

DENGAN TERAPI INSULIN INJEKSI”.

1.2 Tujuan

Kegiatan aktualisasi secara umum bertujuan untuk “menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)” pada isu permasalahan yang ada dilingkungan kerja.

Tujuan Khusus dari kegiatan aktualisasi ini adalah meningkatkan edukasi diabetes melitus dan terapi insulin pada pasien dengan rencana pulang.

1.3 Manfaat

a. Bagi Penulis

Manfaat yang didapat oleh peserta Pelatihan Dasar yaitu peserta dapat memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN di tempat kerja. Kegiatan ini juga memiliki manfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang diabetes melitus dan terapi insulin secara efektif.

b. Bagi Unit Kerja

Manfaat bagi unit kerja yaitu mendapatkan kontribusi dari peserta Pelatihan Dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka mengamalkan salah satu misi RSUP yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau.

c. Bagi Masyarakat

Manfaat bagi pasien dan masyarakat yaitu menambah pengetahuan kesehatan khususnya tentang diabetes melitus dan terapinya.

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1

Visi dan Misi

RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar memiliki visi dan misi antara lain :

a. Visi

Menjadi Rumah Sakit Unggul dan Mandiri Tahun 2024

b. Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau

2. Menyelenggarakan pendidikan terintegrasi dan pelatihan tenaga kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya

3. Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit

4. Menciptakan tata kelola RS yang baik

5. Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku kepentinganterkait

2.2 Nilai – Nilai Organisasi

Untuk selalu mempersembahkan pelayanan terbaik RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH

Memiliki Motto Iklas Melayani, dengan 5 keyakinan dasar :

1. Integritas

Keselarasan antara ucapan, pikiran, dan perbuatan

2. Profesional

Melaksanankan tugas dengan penuh tanggungjawab sesuai keahlian dan terus

mengupayakan pengembangan diri

3. Tat Twam Asi

Peduli, berselaras, peka dalam melayani kebutuhan pelanggan, tulus dan ikhlas

4. Efektif

Memanfaatkan sumber daya sesuai kebutuhan pelanggan, tulus, ikhlas

5. Kebersamaan

Mampu bekerjasama dengan kompetensi yang sesuai dengan tugas untuk

mencapai visi dan misi organisasi

2.3 Tugas Organisasi

Dalam menjalankan berbagai tugas dan tata kelola instansi RSUP telah membentuk susunan Struktur Organisasi. Masing-masing jabatan mewakili tugas dan fungsi khusus secara fungsional dalam mendukung program sesuai visi dan misi RSUP.

Struktur Organisasi RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH

JABATAN NAMA

Direktur Utama dr. I Wayan Sudana, M.Kes

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang

Dr. dr. Ketut Ariawati, Sp. A (K)

Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian Drg. Tri Fajari Agustini, Sp. KGA, MARS

Direktur Keuangan dan BMN Agustinus Pasalli, SE, MM

Direktur Umum dan Operasional Dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, MHSM

Tabel 2.1 Susunan Direksi RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar

Gambar 2.1 Susunan Direksi RSUP

Struktur Organisasi Ruangan

Direktur Pelayanan Medik dan Penunjang

Ka. Instalasi Rawat Inap

Case Manager

Ka. Instalasi Sub Rawat Inap Bedah

Ka. Instalasi Sub Rawat Inap Medis

Ka. Instalasi Sub Rawat Inap Ibu dan Anak

Ka. Instalasi Sub Rawat Inap VIP

Penanggun g Jawab Ruang

Gandasturi

Penanggu ng Jawab Ruang

Flamboya n

Penanggu ng Jawab Ruang

Bakung

Timur

Penanggu ng Jawab Ruang

Kamboja

Penanggu ng Jawab Ruang Leli

Penanggu ng Jawab Ruang

Nagasari

Penanggu ng Jawab Ruang Nusa Indah

Perawat Primer I

Perawat Primer II

Perawat Primer III

Administrasi Pos Nutrisionis

Perawat Asosiate

Perawat Asosiate

Perawat Asosiate

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruangan

Pramusaji

Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2019

tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar dapat dijabarkan tugas dan fungsi organisasi yang berfokus pada pencapaian pelayanan kesehatan yang paripurna adalah sebagai berikut :

Pasal 3

RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar mempunyai tugas menyelenggarakanpelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalamPasal 3, RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana program dan anggaran;

b. pengelolaan pelayanan medis;

c. pengelolaan pelayanan penunjang medis;

d. pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;

e. pengelolaan pelayanan keperawatan;

f. pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanankesehatan;

g. pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisanteknologi di bidang pelayanan kesehatan;

h. pengelolaan keuangan dan barang milik negara;

i. pengelolaan sumber daya manusia;

j. pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubunganmasyarakat;

k. pelaksanaan kerja sama;

l. pengelolaan sistem informasi;

m. Pelaksanaan urusan umum; dan

n. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

2.4 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

Sesuai dengan SK yang telah ditetapkan tanggal 17 Februari tahun 2022, dengan nomor KP.01.02/1/3307/2022, telah menyatakan Luh Candra Pratiwi, A.Md.Kep dengan jabatan perawat terampil. Berdasarkan permenpan RB no 35 tahun 2019, seorang perawat dengan jenjang jabatan perawat terampil memiliki tugas dan peran yang kemudian dituangkan ke dalam SKP :

1. Memastikan masing-masing pasien kelolaannya telah divisite oleh DPJP sebelum jam 11.00

WITA

2. Memastikan DPJP sudah melakukan verifikasi pada assessmen awal rawat inap dan CPPt

3. Memastikan DPJP sudah melakukan finger print

4. Membuat laporan ke PJ mengenai DPJP yang belum visite

5. Memastikan pasien yang akan dioperasi sudah dilakukan persiapan dengan lengkap

6. Melaporkan kendala-kendala yang ditemukan terkait persiapan pasien operasi ke PJ

7. Memastikan jadwal operasi terinput di SIMRS

8. Memastikan tidak terjadi penundaan/pembatalan operasi

9. Melaksanakan manajemen risiko dan proses risiko yang sudah ditetapkan minimal 1 laporan per ruangan. Butir kegiatan terkait:

a. Melakukan komunikasi terapeutik

b. Melaksanakan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam rangka melakukan upaya

c. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman/pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko

d. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman dan bebas risiko penularan infeksi

e. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan Perawatan Paliatif

f. Memberikan dukungan/fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal

10. Menerima informasi terkait daftar risiko dan proses risiko yang ada di masing-masing ruang perawatan minimal 1 laporan per ruangan

11. Menginput data indicator mutu ruangan

12. Melaporkan kejadian insiden keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung

13. Mengumpulkan data PPRA

BAB III

ANALISA ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi dan Analisa Isu Aktual

3.1.1 Identifikasi Isu

Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang ada di RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar terhadap pasiennya yang menempati tempat perawatan untuk keperluan observasi diagnose terhadap rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya. Untuk klasifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien, RSUP membuat beberapa kategori ruang perawatan salah satunya Ruang Rawat Inap Medis. Dimana Ruang Flamboyan merupakan bagian dari kategori tersebut. Salah satu kasus penyakit yang sering di Ruang Flamboyan adalah diabetes melitus. Baik pada kondisi pasien yang sudah kronik maupun pasien yang baru terdiagnosa dengan penyakit tersebut.

Selama rawat inap kebutuhan pasien dibantu dan dipantau oleh petugas medis salah satunya perawat. Menurut dari uraian hak pasien yang ditetapkan bahwa antara lain pasien berhak memperoleh layanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis daan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan, pasien berhak didampingi keluarganya dalam kondisi kritis serta berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan perundangan-undangan. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan perawat mampu memenuhi kebutuhan pasiennya. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dan peran perawat yang telah ditentukan oleh instansi.

Tanpa mengesampingkan profesionalitas dalam bekerja perawat melibatkan kontribusi keluarga bahkan sejawat profesi lainnya demi mewujudkan pelayanan yang unggul. Serta dapat mengembangkan kompetensi dirinya dalam mendidik dan mengedukasi pasien dan keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat dari yang kurang paham dan tidak tahu menjadi mampu berperan dalam mendukung program terapi yang diberikan. Selain itu untuk menghilangkan stigma budaya bahwa perawat bekerja secara monoton dan sekedarnya dengan memperhatikan lingkungan, sarana dan prasarana medis yang digunakan kepada pasien.

Berdasarkan hasil observasi ataupun pengamatan yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Flamboyan ada beberapa isu terkait dengan proses pelayanan keperawatan antara lain :

a. Kurang efektifnya pemberlakuan jam berkunjung di ruang rawat inap

Masih tingginya kunjungan oleh teman ataupun keluarga pada pasien yang dirawat inap menunjukkan bahwa peraturan tata tertib mengenai jam berkunjung masih diabaikan. Hal ini nampak pada masih banyaknya kehadiran kerabat pasien pada saat jam-jam petugas medis aktif melaksanakan tugasnya. Kurangnya penertiban serta edukasi mengenai kunjungan pasien khususnya pada masa yang masih hangat dengan masalah penyebaran virus covid tentu akan berdampak terhadap proses penyembuhan pasien.

b. Kurang disiplinnya penggunaan masker pada penunggu Menanggapi isu penyebaran virus covid yang masih beredar walaupun kecenderungan yang muncul kasus menurun, ternyata menyebabkan disiplin dalam penggunaan masker oleh penunggu pasien berkurang. Hal tersebut tentunya sangat tidak sesuai dengan protokol Kesehatan yang disarankkan terutama kondisi ruangan rawat inap dengan kapasitas untuk 2 pasien di ruang Flamboyan.

c. Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang sudah dikenal oleh masyarakat umum. Namun kesadaran untuk mencegah bahkan mengobati secara efektif pada kasus ini masih kurang pelaksanaannya. Untuk pasien rawat inap terapi yang sering diberikan untuk kasus ini berupa insulin injeksi, yang mana masih banyak pasien yang belum mampu dan ragu melakukannya secara mandiri.

3.1.2 Analisa Penetapan Isu Aktual

Sebagai perawat yang mampu mengaplikasikan nilai dan karakter SMART ASN, dituntut untuk menilai apakah isu-isu dalam instansi tersebut layak untuk dibahas dan selanjutnya mampu untuk mempriorotaskan masalah utama yang harus diselesaikan. Berdasarkan isu yang dikemukakan sebelumnya dilakukan metode kelayakan APKL dan dilakukan teknik skoring untuk menentukan prioritas secara USG.

Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat actual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di lingkungan unit kerja. Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG

a. Teknik Analisa Pemilihan Isu dengan Metode APKL

1 Kurang efektifnya pemberlakuan jam berkunjung di ruang rawat inap

2 Kurang disiplinnya penggunaan masker pada penunggu

3 Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

Keterangan :

A : Aktual

P : Problematik

K : Kehalayakan

L : Layak

( + ) : Memenuhi syarat

( - ) : Tidak Memenuhi Syarat

+ Tidak memenuhi Syarat

+ + Tidak Memenuhi Syarat

Memenuhi Syarat

Tabel 3.1 Analisa Metode APKL

b. Analisa Metode USG

1. Kurang efektifnya pemberlakuan jam berkunjung di ruang rawat inap

2 Kurang disiplinnya penggunaan masker pada penunggu

3 Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

Keterangan

U : Urgency

S : Seriousness

G : Growth

5 4 4 14 III

5 5 4 14 II

5 5 5 15 I

Tabel 3.2 Analisa Metode USG

Cara penilaian dengan menentukan nilai dari masing – masing isu dengan ketentuan nilai:

1 : Sangat kecil / rendah pengaruhnya

2 : Kecil pengaruhnya

3 : Sedang / cukup

4 : Besar / tinggi pengaruhnya

5 : Sangat besar / tinggi pengaruhnya

Berdasarkan dari analisis dari kedua metode tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa isu utama yang paling menonjol yaitu ”Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi”.

3.1.3 Analisis Penyebab Isu Utama

Sebagai ASN yang professional dihadapkan dengan isu-isu yang muncul pada instansinya, diharapkan mampu menggali akar penyebab dari isu-isu tersebut. Dalam anallisa akar penyebab isu tersebut digunakan teori Fishbone yang menggambarkan sebuah hubungan antara sebab dan akibat untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi. Dengan mengetahui penyebab dari suatu isu diharapkan dapat lebih focus dalam menentukan gagasan untuk penyelesaian isu.

Untuk mencari penyebab dari isu yang terjadi faktor yang dapat digunakan sebagai penentunya adalah 6M yaitu metode, manpower, material, mothernature/lingkungan,

machine, measurement. Dari ke enam faktor yang disebutkan tidak semua harus dicantumkan.

Untuk isu yang muncul pada laporan ini dapat digambarkan sesuai diagram berikut :

Manusia: Lingkungan

Belum terampil

Anggapan harus disuntik oleh perawat

Suasana perawatan tidak kondusif

Ketakutan melakukan kesalahan

Produksi alat edukasi minim

Kontribusi keluarga yang rendah Promosi Kesehatan kurang

Tidak tersedianya metode edukasi yang berkesinambungan

Alat/Material Metode

Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

Cara Edukasi kurang menarik

Dari diagram tulang ikan diatas dapat disimpulkan beberapa penyebab yang membuat

Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin yaitu ketakutan melakukan kesalahan, kontribusi keluarga yang rendah, promosi kesehatan tidak mencukupi, sarana edukasi yang terbatas.

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

Sarana edukasi terbatas

3.1.4 Gagasan Kreatif

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan guna menindaklanjuti isu yang muncul dengan memberikan penyuluhan serta membagikan link video edukasi. Yang dapat diakses secara mudah dan kapan saja.

3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance

Beberapa factor yang memicu timbulnya isu-isu yang terkait pada instansi bisa disebabkan juga oleh belum maksimalnya peran perawat selaku bagian dari ASN dalam menjalankan tugasnya dalam melaksanakan pelayanan. Dimana selain menjalankan tugasnya yang langsung berkaitan dengan tindakan invasive ke pasien, perawat juga berperan dalam memberikan edukasi.

Dengan memberikan edukasi yang baik perawat telah menunjukkan nilai profesionalitas dan sekaligus dapat meningkatkan kompetensi dirinya dengan terus mempelajari ilmu yang selalu berkembang dan mensosialisasikan ke masyarakat. Sehingga akan terbangun citra positif terhadap profesi yang sekaligus meningkatkan nilai unggul instansi yang sesuai dengan Smart Governance yang bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan public, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik.

3.3

Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif Mengingat adanya kendala yang mungkin muncul seperti waktu pelayanan yang terbatas, beban kerja yang cukup tinggi, serta situasi dan kondisi pasien yang tidak dapat diprediksi, bahkan tingkat kemampuan penerimaan setiap individu yang berbeda. Diperlukan adanya Kerjasama secara kolaboratif lintas profesi dalam menyelesaikan permasalahan dari isu yang muncul. Seperti merangkul dan bekerja sama dengan pihak lain seperti PKRS, dan ahli gizi.

3.4 Dampak Isu

Adapun dampak yang dapat terjadi bila isu tidak ditangani secara langsung dapat berdampak pada pasien yakni komplikasi bahkan mengancam keselamatan. Sedangkan bagi instansi sendiri ialah tidak terealisasikannya misi menyelenggarakan pelayanan Kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau.

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI

4.1.Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Nama : Luh Gede Candra Pratiwi

Jabatan : Perawat Terampil

Unit Kerja : Ruang Flamboyan, RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar

Identifikasi Isu :

1. Kurang efektifnya pemberlakuan jam berkunjung di ruang rawat inap

2. Kurang disiplinnya penggunaan masker pada penunggu

3. Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

Isu yang diangkat : “Kurang optimal edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi”.

Gagasan Pemecahan Isu :

1. Penyusunan video edukasi mengenai terapi insulin injeksi pada pasien diabetes melitus.

2. Pelaksanaan uji coba video edukasi kepada mentor, coach, penanggung jawab ruangan dan tim PKRS RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH

3. Pelaksanaan sosialisasi video edukasi kepada perawat ruangan dan pasien.

4. Pelaksanaan evaluasi efektivitas video kepada pasien.

4.1

Tabel Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar PNS (beAkhlak)

No. Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Evidence

Keterkaitan Dengan

Substansi

Mata Pelatihan Agenda 2

Kontribusi Terhadap Visi

Misi

Organisasi

Penguatan Nilai

Organisasi

1. Penyusunan video

edukasi mengenai

diabetes melitus dan

terapi insulin injeksi

Tersusunnya

video edukasi

tentang

diabetes

melitus dan

Dengan adanya

konsultasi dan koordinasi

dengan mentor, Penanggung Jawab

ruangan, dan pihak dari

Penyusunan dan

pembuatan video

edukasi

merupakan media

edukasi yang

Manajemen ASN:

Sebagai seorang ASN

yang berperan

sebagai pelayan

public harus

memberikan

pelayanan profesional.

Smart ASN:

Wujud smart ASN

dalam pembuatan

terapi insulin injeksi.

RSUP PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH dalam

pembuatan video

menunjukkan adanya

penerapan misi yaitu

“Membangun jejaring

kesehatan dan

kerjasama dengan

pemangku

kepentingan terkait”

dan

“Menyelenggarakan

mudah dipahami

oleh masyarakat

luas sehingga

dapat

meningkatkan

pemahamannya

sesuai dengan nilai

dasar keyakinan:

Profesional, melaksanakan

tugas dengan

penuh tanggung

1.1

video edukasi adalah

berwawasan global

yang dimana saya

mencari refrensi

meteri mengenai

diabetes melitus serta

terapinya dan nilai

meningkatkan bahasa

asing dan IT,

khususnya IT saya

membuat video

edukasi dengan

meningkatkan

kreatifitas yang saya

miliki.

Menyiapkan

bahan dan

referensi edukasi

materi tentang

diabetes melitus

Bahan dan referensi yang akan digunakan tersedia.

Berorientasi Pelayanan

(Responsif, Kualitas)

Saya menyiapkan bahan dan

referensi, kemudian

menyusunnya sesuai dengan

isu aktual yang sedang

terjadi pada pelayanan, dan

pelayanan kesehatan

yang paripurna, mandiri dan

terjangkau” yang

nantinya akan mencapai

visi “Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun 2024”.

jawab sesuai

keahlian dan terus

mengupayakan

pengembangan diri

Efektif, memanfaatkan

sumber daya

sesuai kebutuhan

dengan

menggunakan

waktu tenaga dan

biaya secara tepat

Kebersamaan,

mampu

bekerjasama dengan

kompetensi yang

sesuai dengan

tugasnya untuk

mencapai visi misi organisasi.

menyusun gagasan yang

dapat digunakan sebagai

penyelesaian masalah di instansi tempat saya berkerja.

Akuntabel (Integritas)

Saya bertanggungjawab atas

kepercayaan yang diberikan

dalam melaksanakan tugas

dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas

tinggi saat mengumpulkan

materi untuk pembuatan

video edukasi sehingga dapat

dipercaya.

Kompeten (Kinerja terbaik, Learning Agility)

Saya mengerjakan rancangan

aktualisasi dengan sebaik

mungkin, membuat inovasi

terbaru dan kreatif yang bisa

1.2 Membuat janji

dengan Penanggung

Jawab ruangan, mentor dan coach

untuk

berkonsultasi

mengenai

rancangan

aktualisasi yang

akan disusun.

1.3 Melakukan proses

bimbingan

mengenai laporan

rancangan

aktualisasi

dengan

Penanggung

Jawab

Mendapatkan

kesepakatan

waktu dan tempat untuk

berkonsultasi.

diaplikasikan pada instansi

tempat bekerja.

Akuntabel (Integritas)

Saya menghubungi

Penanggung Jawab ruangan

mentor dan coach untuk

membuat janji konsultasi

dengan sigap menanggapi

respon dari Penanggung

Jawab ruangan mentor dan coach.

Notulensi dan

catatan

masukan dari

Penanggung

Jawab ruangan, mentor dan coach.

Akuntabel (Integritas, Konsisten)

Saya menghadiri bimbingan

tepat waktu sesuai dengan

yang telah disepakati, menggunakan pakaian yang

rapi serta sopan santun.

ruangan, dan mentor

Harmonis (Selaras) dan

Kolaboratif (Kesediaan bekerjasama)

Saya mendengarkan serta

menghargai seluruh saran

dan masukan yang diberikan

oleh Penanggung Jawab

ruangan, mentor dan coach.

Membuat draft

video edukasi.

Mengedit draft video edukasi

tentang diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi

Tersusunnya

draft video edukasi.

Tersusunnya

video edukasi

tentang diabetes

melitus dan terapi insulin injeksi

Kompeten (Ahli di

Bidangnya)

Saya membuat video edukasi

tentang diabetes melitus

dengan sebaik mungkin,

menggunakan aplikasi terkini

untuk menciptakan media

edukasi yang kreatif dan menarik.

Adaptif (Inovasi)

Saya merancang media

edukasi ini dengan kreatif

dan semenarik mungkin.

1.4

2. Pelaksanaan uji coba

video edukasi kepada

mentor, coach,

penanggung jawab

ruangan dan tim PKRS

RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH.

Terlaksananya

uji coba video

video edukasi

tentang

diabetes

melitus dan terapi insulin

injeksi kepada

mentor, coach,

Pelaksanaan uji coba ini

dilakukan untuk evaluasi

sekaligus sosialisasi

program edukasi dengan

sejawat agar tautan

video dapat digunakan

secara efektif .

Merupakan wujud dari

keterkaitan dengan misi

Melakukan uji coba

ini merupakan

upaya sosialisasi

kepada teman

sejawat dan penyatuan persepsi sesuai

dengan nilai dasar

Manajemen ASN:

Pelaksanaan uji coba

media edukasi

bersama dengan

mentor, coach,

penanggung

jawab

ruangan dan tim PKRS

RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH merupakan

wujud tanggung

jawab, profesionalisme dan

penanggung

jawab ruangan

dan tim PKRS

RSUP

PROF.Dr.I.G.N.

G NGOERAH.

organisasi:

Menyelenggarakan

penelitian kesehatan

berbasis rumah sakit

serta Menciptakan

tata kelola RS yang

baik, Membangun

jejaring kesehatan

dan kerjasama

dengan pemangku

kepentinganterkait

yang nantinya akan

mencapai visi “Menjadi

keyakinan: Profesional Melaksanakan

tugas dengan

penuh

tanggungjawab

sesuai keahlian

dan terus

mengupayakan pengembangan

diri. Efektif, memanfaatkan sumber daya

pengembangan

kompetensi yang

bertujuan untuk

memberikan

pelayanan publik yang

professional dan

berkualitas

Smart ASN:

Wujud SMART ASN

dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah

penggunaan teknologi

informasi yang

menarik dan mudah

dipahami

2.1 Menyiapkan video

edukasi tentang

diabetes melitus dan terapi insulin

injeksi

Draft video tersusun

Berorientasi Pelayanan (Kualitas)

Saya menyiapkan media

edukasi yang menarik, mudah dipahami

Akuntabel (Dapat dipercaya)

Rumah Sakit Unggul

dan Mandiri Tahun

2024”.

sesuai kebutuhan dengan menggunakan

waktu tenaga dan biaya secara tepat.

Kebersamaan Mampu bekerjasama

dengan

kompetensi yang

sesuai dengan

tugas untuk

mencapai visi dan misi organisasi

2.2

Menayangkan

video edukasi

tentang diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi

Saya menyelesaikan video

edukasi dengan tepat waktu.

Adaptif (Inovasi)

Saya menyelesaikan video

edukasi yang mudah

dipahami oleh pasien.

foto kegiatan. Kompeten (Kinerja terbaik)

Saya menayangkan video

edukasi tanpa adanya

hambatan serta memahami

isi dari video edukasi yang

saya buat.

2.3

Meminta

masukan dari tim PKRS

Notulensi masukan dari tim PKRS

Kolaboratif (Kesediaan

bekerjasama, Sinergi untuk

hasil yang lebih baik)

Saya menerima setiap

masukan dari tim PKRS dan menghargai setiap masukan dan koreksi yang telah

diberikan.

Harmonis (Perbedaan (diversity))

3.

sosialisasi video

edukasi kepada

perawat ruangan.

Terlaksananya

edukasi

melalui video, yang bekerja

sama dengan

Saya menanggapi dengan

positif setiap masukan yang

diberikan oleh tim PKRS.

Loyal (Kontribusi)

Saya menerima masukan

dengan lapang dada untuk

menghasilkan media edukasi

yang dapat dipahami dengan

mudah.

Dengan terlaksananya

edukasi sesuai program

yang dicanangkan

diharapkan dapat lebih

memudahkan

Kegiatan

melakukan edukasi

kepada pasien

merupakan

cerminan dari nilai-

Manajemen ASN:

Pemberian edukasi

kepada pasien dengan

bekerja sama dengan

perawat ruangan

merupakan bentuk

seorang ASN yang

perawat ruangan.

masyarakat dalam

mengakses pembelajaran

yang dibutuhkan dan

meningkatkan

pengetahuannya, sesuai

dengan misi :

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

nilai:

Integritas, kesetaraan antara

ucapan, pikiran, dan tindakan Efektif, memanfaatkan

sumber daya

Pelaksanaan

3.1

menunjukkan

integritas dengan

kemampuan

bekerjasama yang

baik dan menjadi

pelayan publik yang

professional dan

berkualitas

Smart ASN:

Wujud SMART ASN

dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah

dalam pengelolaan

datanya

menggunakan media

digital.

Menginformasikan

rancangan

aktualisasi kepada

perawat ruangan

mengenai

Optimalisasi

Foto kegiatan. Berorientasi Pelayanan

(Kualitas)

Saya menginformasikan

kegiatan aktualisasi yang

akan dilakukan dengan sikap

yang paripurna, mandiri dan

terjangkau. Serta

Menyelenggarakan

pendidikan

terintegrasi dan

pelatihan tenaga

kesehatan yang

berdaya saing dan

berbudaya yang

nantinya akan mencapai

visi “Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun 2024”.

sesuai kebutuhan

dengan

menggunakan

waktu tenaga dan biaya secara tepat dan menerapkan

Tat Twam Asi, peduli, belarasa, peka dalam

melayani

kebutuhan

pelanggan, tulus ikhlas.

Edukasi diabetes

melitus pada

pasien discharge

planning dengan

terapi insulin

injeksi

yang ramah, sopan santun

kepada perawat ruangan.

Akuntabel (Integritas)

Saya bertanggung jawab

penuh atas rancangan

aktualisasi yang saya

sampaikan.

3.2

Melakukan

sosialisasi

tentang link video

edukasi mengenai

diabetes melitus

dan terapi insulin

injeksi kepada

perawat ruangan.

Foto kegiatan. Kompeten

(Ahli di bidangnya)

Saya melakukan sosialisasi

mengenai video edukasi

dengan jelas, dan membatu

teman perawat dalam

memahami isi edukasinya.

Harmonis (Selaras)

Saya melakukan diskusi

bersama teman perawat

dengan sikap sopan santun

dan menggunakan bahasa

yang mudah dipahami.

Kolaboratif

(Kesediaan bekerjasama)

3.3 Mejelaskan cara mengakses video

edukasi secara langsung kepada pasien.

Saya menerima masukan dari

perawat ruangan dengan sikap terbuka.

Foto kegiatan. Berorientasi Pelayanan (Responsif)

Saya menjelaskan cara

mengakses video kepada

pasien dengan ramah hingga

pasien paham dan mampu

mengakses video edukasi.

Adaptif (Proaktif) dan Loyal (dedikasi)

Saya secara tanggap

memberi penjelasan Kembali

apabila pasien tampak belum mengerti.

4. Pelaksanaan evaluasi

efektivitas video

kepada pasien

Terlaksananya

evaluasi proses dan hasil edukasi.

Proses evaluasi dilakukan

untuk mengetahui

efektifitas dan kontribusi

proses edukasi yang

telah dilakukan sesuai

dengan misi RSUP

Observasi dan

evaluasi inovasi

rancangan aktualisasi ini merupakan kegiatan penilaian

Manajemen ASN:

Kegiatan ini

merupakan wujud

tanggung jawab, profesionalisme dan

pengembangan

kompetensi yang

bertujuan untuk

memberikan

pelayanan publik yang

professional dan

berkualitas

Smart ASN:

Wujud SMART ASN

dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah

dalam pengelolaan

datanya

menggunakan media

digital

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH yaitu:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau, dan

menciptakan tata

kelola RS yang baik

Yang nantinya

diharapkan untuk

mencapai Visi RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH yakni

“Menjadi Rumah Sakit

Unggul dan Mandiri

Tahun 2024”.

terhadap

kemampuan

khalayak

menerima informasi yang

telah diberikan, dimana sesuai

dengan nilai RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH yakni

Integritas, kesetaraan anatara

ucapan, pikiran, dan tindakan

Profesional, melaksanakan

tugas dengan penuh tanggung

jawab sesuai

keahlian dan terus

mengupayakan

4.1 Mengevaluasi

pasien mengenai

diabetes melitus

dan terapi insulin

injeksi dengan

posttest.

Foto kegiatan

posttest.

Berorientasi Pelayanan

(Kepuasan)

Saya meminta umpan balik

dari pasien mengenai

penyampaian edukasi yang

telah saya lakukan.

Akuntabel

(Dapat dipercaya)

Saya melakukan evaluasi

kepada pasien dengan cara

pretest dan posttest, serta

bertanggung jawab terhadap

data yang didapatkan.

pengembangan diri

Efektif, memanfaatkan

sumber daya

sesuai kebutuhan

dengan

menggunakan

waktu tenaga dan

biaya secara tepat

Tat Twam Asi, peduli, belarasa, peka dalam

melayani

4.2 Menyusun

laporan evaluasi

hasil kegiatan

edukasi diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi,

Laporan

evaluasi hasil

kegiatan tersusun.

Akuntabel

(Dapat dipercaya)

Saya menyusun laporan

evaluasi hasil kegiatan

dengan cermat dan dapat

dipertanggung jawabkan

mengenai laporan yang telah

saya buat.

Loyal (Kontribusi)

kebutuhan

pelanggan, tulus ikhlas.

4.3

Melaporkan hasil

evaluasi edukasi

melalui video yang telah dilaksanakan.

Notulen kegiatan.

Saya menyusun laporan

evaluasi dengan sungguhsungguh sehingga dapat

digunakan sebagai bahan

evaluasi dalam

pengembangan pelayanan unit kerja.

Kompeten (Ahli di bidangnya)

Saya menyampaikan hasil

evaluasi dengan bahasa yang

mudah dimengerti, lugas dan

jelas serta menguasai seluruh

isi dari hasil evaluasi yang

saya paparkan.

Adaptif (Proaktif) dan

Harmonis (Selaras)

Saya menerima seluruh kritik

dan saran dari penanggung

jawab ruangan, mentor dan

coach guna menyelesaikan

laporan rancangan aktualiasi

yang saya buat dengan

sempurna.

Kolaboratif (Sinergi untuk

hasil yang lebih baik)

Saya memohon pendapat

dan masukan dari

penanggung jawab ruangan,

mentor dan coach sebagai

bahan perbaikan.

Jadwal Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi dijabarkan sebagai berikut :

4.2 Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan/ Tahapan Kegiatan

1. Melapor kepada pimpinan/ mentor terkait

yang akan dilakukan

2. Menyiapkan bahan konsultasi

3. Melakukan konsultasi dan meminta arahan

mentor

4. Meminta arahan dan persetujuan dari

mentor

5. Merancang materi sebagai bahan

6. Berkonsultasi dengan bagian PKRS rumah

dalam pembuatan media video

7. Melakukan koordinasi dan kolaborasi

dengan pihak ahli gizi dan PKRS dalam

Juli – 6 Agustus 2022

4.2.Penjadwalan

8. Membuat video edukasi sesuai materi

9. Berkoordinasi dengan Pihak PKRS untuk

10. Uji coba mengunggah video edukasi

11. Menayangkan rancangan video tutorial alur kepada Penanggung Jawab

12. Melakukan koordinasi waktu dan tempat

13. Menginformasikan kepada perawat di Ruang Flamboyan untuk mengikuti

14. Mengimplementasikan edukasi dengan

15. Melakukan evaluasi efektifitas penggunaan

16. Menyampaikan hasil observasi dan evaluasi

4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Pihak-pihak yang terlibat serta peranannya dalam kegiatan aktualisasi dapat dituangkan dalam table sebagai berikut:

4.3 Tabel Para Pihak dan Peranannnya dalam Aktualisasi No Para Pihak Peran Dalam Aktualisasi Keterangan

1 Mentor Membimbing CPNS selama masa aktualisasi dan melakukan penilaian terhadap sikap dan perilaku

2 Coach Meningkatkan kompetensi peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi. Menfasilitasi peserta untuk dapat mengidentifikasi isu dan gagasan.

3 Penanggung Jawab Ruang Flamboyan

Mengarahkan dan memberikan ijin dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi yang direncanakan

4 Ahli Gizi Memberikan masukan mengenai landasan teori sesuai materi

5 Bagian PKRS Memberikan ijin dalam pembuatan video edukasi

Ns. I Made Udayana, SST, SH, S.Kep, M.Kes

A.A.G.R. Darmasemaya, SKM, M.SePH

Ns. Ida Ayu Made Dwi Andayani, S.Kep

Ice Arisani, S.Gz

I Nyoman Iwan

Paramartha,S.Kom

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1. Deskripsi Proses Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

1. Kegiatan I (18 Juli 2022 sampai 25 Juli 2022)

Kegiatan yang saya laksanakan pada minggu pertama yaitu melakukan konsultasi kepada Penanggung Jawab Ruang Flamboyan dan Mentor terkait pelaksanaan aktualisasi.

Serta memohon bimbingan serta arahan dalam penyusunan materi edukasi untuk video yang akan dibuat.

1.1 Menyiapkan bahan dan referensi edukasi materi tentang diabetes melitus

a. Nilai berAkhlak: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten

Tahapan pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan beberapa panduan materi dan tinjauan teori secara bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan informasi yang benar sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberikan masukan yang solutif dan dapat diandalkan, sehingga dapat membantu orang lain belajar.

b. Analisa dampak

Apabila bahan dan referensi tidak disiapkan dengan baik maka landasan teori yang relevan tidak bisa disampaikan. Sehingga materi yang disajikan tidak adapat dipertanggung jawabkan.

c. Dokumentasi

Bukti dari kegiatan ini adalah terkumpulnya dokumen materi edukasi terapi insulin dan diabetes melitus

Gambar 5.1.1 Gambar dokumentasi materi

1.2

Membuat janji dengan Penanggung Jawab ruangan, mentor dan coach untuk berkonsultasi mengenai rancangan aktualisasi yang akan disusun.

a. Nilai BerAkhlak: Akuntabel

Dalam berkoordinasi dan berkonsultasi mengenai penyusunan laporan aktualisasi mengenai “Optimalisasi Edukasi Diabetes Melitus Pada Pasien Discharged Planning dengan Terapi Insulin Injeksi di Ruang Rawat Inap Medis Flamboyan RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH Denpasar Tahun 2022” dengan Penanggung Jawab Ruang Flamboyan, Mentor dan Coach saya melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat disiplin dan berintegritas tinggi.

b. Analisa dampak

Apabila tidak berkoordinasi dengan penanggung jawab ruangan maka kegiatan akan sulit dilaporkan. Kegiatan menjadi tidak sah dan tidak menunjukkan perilaku yang baik.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah tersusunnya waktu yang disepakati untuk melakukan konsultasi yang disepakati.

Gambar 5.1.2 Foto Kontrak Waktu Bersama Penanggung Jawab Ruangan

1.3 Melakukan proses bimbingan mengenai laporan rancangan aktualisasi dengan Penanggung Jawab ruangan, dan mentor.

a. Nilai BerAkhlak : Akuntable, Harmonis, Kolaboratif

Dalam melakukan tugas bimbingan ini saya melaksanakannya dengan cermat, disiplin, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi, selaras, serta terbuka dalam bekerja sama.

b. Analisa dampak

Dengan melakukan bimbingan mengenai laporan kegiatan ini diharapkan tersusun laporan sesuai dengan harapan dan aturan yang berlaku dengan instansi serta materi yang terkandung didalamnya sesuai dengan teori yang berlaku.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah Notulensi hasil diskusi antara pesertalatsar dengan Penanggung Jawab Ruangan Flamboyan sebagai lokus pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan Mentor.

Gambar 5.1.3 Notulensi hasil konsultasi

dengan Penanggung Jawab Ruang Flamboyan

1.4 Membuat draft video edukasi.

a. Nilai BerAkhlak: Kompeten, Adaptiv

Dalam menyusun bahan dan materi yang diperlukan untuk video edukasi saya berusaha untuk meningkatkan kompetensi untuk menjawab tantangan, serta terus berinovasi mengembangkan kreativitas.

b. Analisa Dampak

Apabila tidak menyusun bahan dan materi video maka video tidak dapat disusun dengan baik.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah tersusunnya draft video

Gambar 5.1.4 Draft Video

1.5 Mengedit draft video edukasi tentang diabetes melitus dan terapi insulin injeksi

a. Nilai BerAkhlak: Kompeten, Adapun nilai nilai ASN yang saya terapkan dalam menyusun dan menyelesaikan video edukasi saya berusaha untuk meningkatkan kompetensi untuk menjawab tantangan untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Analisa Dampak

Apabila tidak dilakukan editing pada proses pembuatan video maka kualitas dan tampilan dari video yang dihasilkan kurang optimal.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah proses penyatuan bahan dan materi video yang sudah disiapkan dengan menggunakan program editing.

5.1.5 Proses Editing

2. Kegiatan II ( 24 Juli 2022 – 6 Agustus 2022)

Kegiatan yang saya laksanakan pada minggu kedua yaitu penyampaian materi edukasi dan pelaksanaan uji coba video edukasi kepada mentor, penanggung jawab, ruangan dan tim PKRS untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang sesuai.

2.1 Menyiapkan video edukasi tentang diabetes melitus dan terapi insulin injeksi

a. Nilai BerAkhlak: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Adaptive Ketika menyusun materi video saya berusaha untuk memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, melaksanakan tugas dengan berintegritas tinggi, serta bertindak proaktif terhadap perubahan

b. Analisa Dampak

Video yang sudah dibuat kemudian dipersiapkan sehingga siap ditampilkan dengan baik. Sehingga dapat menghindari kemungkinan kerusakan yang dapat mengganggu pengunggahan video ke media social.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah videoedukasisiapdigunakan

Gambar 5.2.1 Gambar Persiapan Video

2.2 Menayangkan video edukasi tentang diabetes melitus dan terapi insulin injeksi .

a. Nilai BerAkhlak: Kompeten

Ketika memperlihatkan hasi video yang saya buat saya berusaha menampilkan kemampuan kompetensi diri dalam melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan ilmu dan teknologi yang terbaru. Sehingga dapat menyuguhkan edukasi melalui media edukasi yang menarik sesuai perkembangan terkini.

b. Analisa Dampak

Apabila video tidak ditayangkan kita tidak dapat menilai apakah video dapat disaksikan dengan lancar atau tidak serta kesesuaian dengan materi yang disiapkan.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah foto kegiatan saat menyampaikan hasil video kepada pembimbing.

2.3 Meminta masukan dari tim PKRS, dan mentor

a. Nilai BerAkhlak: Kolaboratif, Harmonis, Loyal

Dalam menyusun materi video saya tidak lupa meminta saran,masukan, dan bimbingan dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, memupuk rasa menghargai, serta berdidakasi dalam menjaga nama baik instansi

Gambar 5.2.2 Bukti foto penayangan video

b. Analisa Dampak

Dengan melakukan konsultasi maka dapat meningkatkan kolaborasi dari berbagai pihak sehingga dapat memperkaya isi dari materi serta menyepakati kesesuaian video.

c. Dokumentasi

Bukti kegiatan dari tahapan ini adalah tersusunnya materi video yang relevan dan mudah dipahami

Gambar 5.2.3 Notulensi konsultasi

Gambar 5.2.4 Foto Kegiatan Konsultasi

3. Kegiatan III ( 7 Agustus 2022 – 13 Agustus 2022)

Adapun kegiatan yang saya laksanakan pada minggu ini yaitu melaksanakan edukasi melalui video, yang bekerja sama dengan perawat ruangan.

3.1 Menginformasikan rancangan aktualisasi kepada perawat ruangan mengenai optimalisasi edukasi diabetes melitus pada pasien discharge planning dengan terapi insulin injeksi

a. Nilai BerAkhlak: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel

Dalam menyampaikan program yang saya kerjakan kepada rekan perawat ruangan saya menyampaikan dengan ramah dan cekatan, serta menunjukan sikap dapat diandalkan. Serta berusaha untuk tidakmenyalahgunakankewenanganjabatan dalam melaksanakan tugas dengan berintegritas tinggi

b. Analisa dampak

Apabila tidak diinformasikan kepada rekan sejawat mengenai jenis dan tujuan kegiatan maka tidak kegiatan tidak dapat dilaksanakan dengan lancar.

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah berupa foto dokumentasi.

3.2

Gambar 5.3.1 Foto Kegiatan Penyampaian Rencana Kegiatan Sosialisasi Kepada Perawat Ruangan

Melakukan sosialisasi tentang link video edukasi mengenai diabetes melitus dan terapi insulin injeksi kepada perawat ruangan.

a. Nilai BerAkhlak: Kompeten, Harmonis, Kolaboratif

Dalam melaksanakan sosialisasi mengenai edukasi melalui media video saya berusaha

selalu meningkatkan kapabilitas dan melaksanakan tugas dengan kualitas

terbaik, menyampaikan isi dan tujuan kegiatan dengan tetap mewujudkan

lingkungan yang kondusif, dan memberi kesempatan dari pihak lain untuk berkontribusi.

B. Analisa Dampak

Apabila tidak dilakukan sosialisasi mengenai video kepada rekan sejawat maka akan terjadi penyampaian informasi yang tidak sejalan dan berbeda, sehingga tujuan dari kegiatan tidak dapat terwujud.

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah berupa foto dokumentasi.

3.3 Menjelaskan cara mengakses video edukasi secara langsung kepada pasien.

a. Nilai BerAkhlak: Berorientasi Pelayanan, Adaptif, Loyal Dalam menyampaikan cara megakses video kepada pasien saya menunjukkan sikap ramah sehingga pasien paham dan mampu mengakses video edukasi, menunjukkan sikap proaktif terhadap respon pasien yang belum paham, dan berperilaku menjaga nama baik instansi.

b. Analisa Dampak

Apabila tidak dijelaskan kepada pasien mengenai cara mencari dan mengakses video maka informasi tidak dapat diperoleh dengan sesuai.

Gambar 5.3.2 Foto Kegiatan Sosialisasi Kepada Perawat Ruangan

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah berupa foto dokumentasi saat memberi edukasi ke pasien.

4. Kegiatan IV ( 14 Agustus 2022 – 20 Agustus 2022)

Adapun kegiatan yang saya laksanakan pada minggu ini yaitu melaksanakan penilaian dan evaluasi hasil sosialisasi edukasi melalui video kepada pasien dan keluarga yang terlibat. Serta melaporkan hasil sosialisasi kepada penanggung jawab ruangan dan mentor.

4.1 Mengevaluasi pasien mengenai diabetes melitus dan terapi insulin injeksi dengan post test.

a. Nilai BerAkhlak: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel

Dalam menyampaikan tujuan kegiatan dan menggali kemampuan pasien saya menunjukkan sikap yang ramah dan cekatan, serta menunjukan sikap dapat diandalkan. Serta berusaha untuk tidakmenyalahgunakankewenanganjabatan dalam melaksanakan tugas dengan berintegritas tinggi.

b. Analisa Dampak

Apabila tidak dilakukan evaluasi kita tidak dapat mengukur sejauh mana efektifitas dari edukasi melalui video yang diperoleh pasien dan keluarga.

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah berupa foto dokumentasi dan lampiran hasil post tes.

Gambar 5.3.3 Foto Kegiatan Sosialisasi Kepada Pasien

4.2 Menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan.

a. Nilai BerAkhlak: Akuntabel, Loyal

Dalam menyusun laporan evaluasi hasil edukasi melalui media video saya melakukannya dengan bertanggungjawab serta disiplin, serta menyusun laporan dengan berdedikasi sehingga dapat menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan pelayanan unit kerja.

b. Analisa Dampak

Apabila tidak disusunnya laporan hasil kegiatan edukasi tersebut maka tidak ada bukti hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan.

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan kegiatan optimalisasi edukasi diabetes melitus pada pasien discharged planning dengan terapi insulin injeksi di ruang rawat inap medis flamboyan. Dimana berdasarkan sampel yang didapatkan setelah

mendapatkan edukasi melalui video dan dilakukan evaluasi dengan memberikan post test melalui kuisioner didapatkan hasil :

1. Pernyataan no 1 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

2. Pernyataan no 2 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

3. Pernyataan no 3 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

4. Pernyataan no 4 yang menjawab dengan benar ada 4 orang

5. Pernyataan no 5 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

6. Pernyataan no 6 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

7. Pernyataan no 7 yang menjawab dengan benar ada 4 orang

Gambar 5.4.1 Foto Kegiatan Evaluasi

8. Pernyataan no 8 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

9. Pernyataan no 9 yang menjawab dengan benar ada 4 orang

10. Pernyataan no 10 yang menjawab dengan benar ada 5 orang

Selanjutnya hasil evaluasi tersebut dapat diterjemahkan dalam grafik sebagai berikut:

EVALUASI EDUKASI

PERNYATAAN 10

PERNYATAAN 9

PERNYATAAN 8

PERNYATAAN 7

PERNYATAAN 6

PERNYATAAN 5

PERNYATAAN 4

PERNYATAAN 3

PERNYATAAN 2

PERNYATAAN 1

Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 10 pernyataan yang diberikan seluruh peserta evaluasi mampu menjawab dengan benar dan memperoleh nilai diatas 70.

Sehingga dapat kita lihat bahwa setelah pasien mendapatkan edukasi melalui video pengetahuan pasien lebih optimal.

4.3 Melaporkan hasil evaluasi edukasi melalui video yang telah dilaksanakan dengan melakukan post test.

a. Nilai BerAkhlak: Kompeten, Adaptif, Harmonis, Kolaboratif

Dalam menyampaikan hasil dari kegiatan sosialisasi edukasi melalui media video ini saya memaparkannya dengan menunjukan kompetensi yang baik, terus berusaha berinovasi dan mengembangkan kreatifitas, menghargai setiap pandangan dan masukan sehingga dapat mewujudkan kerjasama yang bersinergis.

Gambar 5.4.2 Gambar Grafik Evaluasi

b. Analisa Dampak

Pelaporan hasil kegiatan merupakan bukti dokumentasi pelaksanaan dari edukasi. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

c. Dokumentasi

Adapun bukti dari kegiatan ini adalah berupa notulen.

Gambar 5.4.3 Notulensi Laporan Kegiatan

5.2 Capaian Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Evidence Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan Agenda 2 yang

direncanakan

Keterkaitan

Substansi Mata

Pelatihan Agenda 2 yang

Dilaksanakan

1 Penyusunan

video edukasi

mengenai

diabetes melitus

dan terapi

insulin injeksi

Manajemen

ASN:

Sebagai seorang

ASN yang

berperan

sebagai pelayan

public harus

memberikan

Tersusunnya video edukasi

tentang diabetes melitus

dan terapi insulin injeksi

Kontribusi Terhadap

Visi MisiOrganisasi Penguatan Nilai

Organisasi

Dengan adanya

konsultasi dan

koordinasi dengan

mentor, Penanggung

Jawab ruangan, RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH dalam

pembuatan video

menunjukkan adanya

penerapan misi yaitu

“Membangun

jejaring kesehatan

dan kerjasama

dengan pemangku

kepentingan

Penyusunan dan

pembuatan

video edukasi

merupakan

media edukasi

yang mudah

dipahami oleh

masyarakat luas

sehingga dapat

meningkatkan

pemahamannya

sesuai dengan

nilai dasar

keyakinan: Profesional,

pelayanan

profesional.

Smart ASN:

Wujud smart

ASN dalam

pembuatan

video edukasi

adalah

berwawasan

global yang

dimana saya

mencari refrensi

meteri

mengenai

diabetes melitus

serta terapinya

dan nilai

meningkatkan

bahasa asing

dan IT,

khususnya IT

saya membuat

video edukasi

terkait” dan

“Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan yang

paripurna, mandiri

dan terjangkau”

yang nantinya akan

mencapai visi

“

Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun 2024”.

melaksanakan

tugas dengan

penuh tanggung

jawab sesuai

keahlian dan terus

mengupayakan

pengembangan

diri Efektif, memanfaatkan

sumber daya

sesuai

kebutuhan dengan

menggunakan

waktu tenaga

dan biaya secara tepat

Kebersamaan, mampu

bekerjasama dengan kompetensi yang sesuai

dengan

meningkatkan

kreatifitas yang

saya miliki.

1.1 Menyiapkan

bahan dan referensi edukasi

materi tentang

diabetes melitus

Bahan dan referensi yang

akan digunakan tersedia.

Kami

berkomitmen

memberikan

pelayanan prima

demi kepuasan

masyarakat

dengan

Memahami dan

memenuhi

kebutuhan

masyarakat

saat

menyiapkan

bahan

Edukasi yang

Berkualitas

sesuaidengan

nilai

Berorientasi

Saya telah

menyiapkan bahan

sosialisasi

mengenai

materi edukasi

diabetes

melitus yang

berkualitas

yang sesuai

dengan nilai

Berorientasi

pelayanan.

dengan

tugasnya untuk mencapai visi misi organisasi.

1.2 Membuat janji

dengan Penanggung

Jawab ruangan,

mentor dan coach

untuk

berkonsultasi

mengenai rancangan

aktualisasi yang

disusun

Mendapatkan kesepakatan

waktu dan tempat untuk

berkonsultasi.

Pelayanan, Akuntabel, kompeten.

Saya

berkoordinasi

untuk menyusun

jadwal konsultasi

dengan Bahasa

yang sopan

santun serta

dengan cepat dan

sigap menanggapi

respon dari

penanggung

jawab ruangan

mentor dan coach

sesuai dengan

nilai Akuntabel

1.3

bimbingan

mengenai laporan

rancangan

aktualisasi

Catatan masukan dari

pembimbing

Saya melakukan

bimbingan

konsultasi sesuai

dengan

kesepakatan

Melakukan proses

dengan

penanggung

jawab ruangan

mentor dan coach.

waktu yang

dibuat, serta

menghargai

seluruh masukan

mentor dan

bekerja sama

mewujudkan

tujuan kegiatan.

Sesuai nilai

Akuntabilitas, Harmonis, Kolaboratif.

1.4 Membuat draft video edukasi Tersususnnya draft video edukasi Saya

mengumpulkan

materi untuk

menyusun video

dengan sebaik

mungkin

menggunakan

kemampuan

terbaik dan sesuai

perkembangan

1.5 Mengedit draft

video edukasi

tentang diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi.

Tersusunnya video edukasi

tentang edukasi diabetes

melitus dan terapi insulin

injeksi

teknologi terkini.

Sesuai dengan

nilai Kompeten

Saya melakukan

rancangan video

edukasi sesuai

perkembangan

teori dan

teknologi terkini.

Sesuai dengan

nilai Kompeten.

2 Pelaksanaan uji

coba video

edukasi kepada

mentor, coach, penanggung

jawab ruangan

dan tim PKRS

RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH.

Terlaksananya uji coba

video video edukasi

tentang diabetes melitus

dan terapi insulin injeksi

kepada mentor, coach, penanggung jawab

ruangan dan tim PKRS

RSUP PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH.

https://youtu.be/CZ-

aO_3ba_0

Pelaksanaan uji coba

ini dilakukan untuk

evaluasi sekaligus

sosialisasi program

edukasi dengan

sejawat agar tautan

video dapat digunakan

secara efektif .

Merupakan wujud dari

keterkaitan dengan

misi organisasi:

Melakukan uji

coba ini merupakan

upaya sosialisasi

kepada teman sejawat dan penyatuan persepsi sesuai

dengan nilai

dasar

keyakinan: Profesional

Manajemen

ASN: Pelaksanaan uji

coba media

edukasi

bersama

dengan mentor, coach, penanggung

jawab ruangan

dan tim PKRS

RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH

merupakan

wujud tanggung

jawab, profesionalisme dan pengembangan

kompetensi

yang bertujuan

untuk

memberikan

Menyelenggarakan

penelitian

kesehatan berbasis

rumah sakit serta

Menciptakan tata

kelola RS yang

baik, Membangun

jejaring kesehatan

dan kerjasama

dengan pemangku

kepentinganterkait

yang nantinya akan

mencapai visi

“Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun

2024”.

Melaksanakan

tugas dengan penuh

tanggungjawab

sesuai keahlian dan terus mengupayakan

pengembangan

diri.

Efektif, memanfaatkan

sumber daya

sesuai

kebutuhan dengan

menggunakan

waktu tenaga dan biaya

secara tepat.

Kebersamaan

Mampu

bekerjasama dengan kompetensi

pelayanan

publik yang

professional dan

berkualitas

Smart ASN: Wujud SMART

ASN dalam

pelaksanaan

kegiatan ini

adalah

penggunaan

teknologi

informasi yang

menarik dan

mudah

dipahami

edukasi tentang

diabetes melitus

dan terapi insulin

injeksi

yang sesuai dengan tugas untukmencapai visi dan misi organisasi

Pelayanan (Kualitas)

Saya menyiapkan

media edukasi

yang menarik,

mudah dipahami

2.1 Menyiapkan video

Draft video tersusun Berorientasi

2.2 Menayangkan

video edukasi

tentang diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi

Akuntabel (Dapat dipercaya)

Saya

menyelesaikan

video edukasi

dengan tepat

waktu.

Adaptif (Inovasi)

Saya

menyelesaikan

video edukasi

yang mudah

dipahami oleh

pasien.

foto kegiatan. Kompeten (Kinerja terbaik)

Saya

menayangkan

video edukasi

tanpa adanya

hambatan serta

memahami isi dari

2.3 Meminta

masukan dari tim PKRS

Notulensi masukan dari tim PKRS

video edukasi

yang saya buat.

Kolaboratif (Kesediaan bekerjasama, Sinergi untuk

hasil yang lebih

baik)

Saya menerima

setiap masukan

dari tim PKRS dan

menghargai

setiap masukan

dan koreksi yang

telah diberikan.

Harmonis (Perbedaan (diversity))

Saya menanggapi

dengan positif

setiap masukan

yang diberikan

oleh tim PKRS.

Loyal (Kontribusi)

Saya menerima

masukan dengan lapang dada untuk

menghasilkan

media edukasi

yang dapat

dipahami dengan mudah.

3 Pelaksanaan

sosialisasi video

edukasi kepada perawat ruangan.

Terlaksananya edukasi

melalui video, yang

bekerja sama dengan perawat ruangan.

Manajemen

ASN: Pemberian

edukasi kepada

pasien dengan

bekerja sama

Dengan terlaksananya

edukasi sesuai

program yang dicanangkan

diharapkan dapat

lebih memudahkan

masyarakat dalam

mengakses

pembelajaran yang

dibutuhkan dan

meningkatkan

pengetahuannya,

Kegiatan melakukan edukasi kepada pasien merupakan cerminan dari

nilai-nilai: Integritas, kesetaraan

antara ucapan, pikiran, dan

tindakan

dengan perawat

ruangan

merupakan

bentuk seorang

ASN yang

menunjukkan

integritas

dengan

kemampuan

bekerjasama

yang baik dan

menjadi pelayan

publik yang

professional dan

berkualitas

Smart ASN:

Wujud SMART

ASN dalam

pelaksanaan

kegiatan ini

adalah dalam

pengelolaan

datanya

sesuai dengan misi :

Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan yang

paripurna, mandiri

dan terjangkau.

Serta

Menyelenggarakan

pendidikan

terintegrasi dan

pelatihan tenaga

kesehatan yang

berdaya saing dan

berbudaya yang

nantinya akan

mencapai visi

“Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun 2024”.

Efektif, memanfaatkan sumber daya

sesuai

kebutuhan dengan

menggunakan

waktu tenaga

dan biaya

secara tepat dan menerapkan

Tat Twam Asi, peduli, belarasa, peka dalam melayani kebutuhan pelanggan, tulus ikhlas.

menggunakan

media digital.

3.1 Menginformasikan

rancangan aktualisasi kepada

perawat ruangan

mengenai

Optimalisasi

Edukasi diabetes

melitus pada

pasien discharge

planning dengan

terapi insulin

injeksi

Foto kegiatan. Berorientasi

Pelayanan (Kualitas)

Saya

menginformasikan

kegiatan

aktualisasi yang

akan dilakukan

dengan sikap

yang ramah,

sopan santun

kepada perawat

ruangan.

Akuntabel (Integritas)

Saya bertanggung

jawab penuh atas

rancangan

aktualisasi yang

saya sampaikan.

Melakukan

sosialisasi

tentang link video

edukasi mengenai

diabetes melitus

dan terapi insulin

injeksi kepada

perawat ruangan.

Foto kegiatan.

Kompeten (Ahli di bidangnya)

Saya melakukan

sosialisasi

mengenai video

edukasi dengan

jelas, dan

membatu teman

perawat dalam

memahami isi

edukasinya.

Harmonis (Selaras)

Saya melakukan

diskusi bersama

teman perawat

dengan sikap

sopan santun dan

menggunakan

bahasa yang

mudah dipahami.

Kolaboratif

3.3 Mejelaskan cara mengakses video

edukasi secara langsung kepada

pasien.

(Kesediaan bekerjasama)

Saya menerima

masukan dari

perawat ruangan

dengan sikap

terbuka.

Foto kegiatan. Berorientasi

Pelayanan (Responsif)

Saya menjelaskan

cara mengakses

video kepada

pasien dengan

ramah hingga

pasien paham dan

mampu

mengakses video

edukasi.

Adaptif (Proaktif)

dan Loyal (dedikasi)

4. Pelaksanaan

evaluasi

efektivitas video

kepada pasien Manajemen

ASN: Kegiatan ini merupakan

wujud tanggung

jawab, profesionalisme

dan pengembangan

kompetensi

yang bertujuan

untuk

Terlaksananya evaluasi

proses dan hasil edukasi.

Saya secara

tanggap memberi

penjelasan

Kembali apabila

pasien tampak

belum mengerti.

Proses evaluasi

dilakukan untuk

mengetahui efektifitas

dan kontribusi proses

edukasi yang telah

dilakukan sesuai

dengan misi RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH yaitu:

Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan yang

paripurna, mandiri

dan terjangkau, dan menciptakan

tata kelola RS yang

baik Yang nantinya

Observasi dan evaluasi inovasi

rancangan aktualisasi ini merupakan kegiatan penilaian terhadap kemampuan

khalayak menerima informasi yang

telah diberikan, dimana sesuai

dengan nilai RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

memberikan

pelayanan

publik yang

professional dan

berkualitas Smart ASN:

Wujud SMART

ASN dalam

pelaksanaan

kegiatan ini

adalah dalam

pengelolaan

datanya

menggunakan

media digital

diharapkan untuk

mencapai Visi RSUP

PROF.Dr.I.G.N.G

NGOERAH yakni

“Menjadi Rumah

Sakit Unggul dan

Mandiri Tahun

2024”.

NGOERAH yakni

Integritas, kesetaraan

anatara ucapan, pikiran, dan tindakan Profesional, melaksanakan

tugas dengan

penuh tanggung

jawab sesuai

keahlian dan

terus

mengupayakan

pengembangan

diri Efektif, memanfaatkan sumber daya sesuai

kebutuhan dengan

menggunakan

waktu tenaga dan biaya

4.1 Mengevaluasi

pasien mengenai

diabetes melitus

dan terapi insulin

injeksi dengan

pretest dan posttest.

Foto kegiatan posttest.

Berorientasi

Pelayanan (Kepuasan)

Saya meminta

umpan balik dari

pasien mengenai

penyampaian

edukasi yang

telah saya

lakukan.

Akuntabel (Dapat dipercaya)

Saya melakukan

evaluasi kepada

pasien dengan

post tes serta

secara tepat

Tat Twam Asi, peduli, belarasa, peka dalam melayani kebutuhan pelanggan, tulus ikhlas.

4.2 Menyusun

laporan evaluasi

hasil kegiatan

edukasi diabetes

melitus dan terapi

insulin injeksi,

Laporan evaluasi hasil

kegiatan tersusun.

EVALUASI EDUKASI

PERNYATAA…

PERNYATAA…

PERNYATAA…

bertanggung

jawab terhadap

data yang

didapatkan.

Akuntabel (Dapat dipercaya)

Saya menyusun

laporan evaluasi

hasil kegiatan

dengan cermat

dan dapat

dipertanggung

jawabkan

mengenai laporan

yang telah saya

buat.

Loyal (Kontribusi)

Saya menyusun

laporan evaluasi

dengan sungguh-

sungguh sehingga

dapat digunakan

sebagai bahan

4.3 Melaporkan hasil evaluasi edukasi

melalui video yang telah dilaksanakan.

evaluasi dalam pengembangan pelayanan unit

kerja.

Notulen kegiatan. Kompeten

(Ahli di bidangnya)

Saya

menyampaikan

hasil evaluasi

dengan bahasa

yang mudah

dimengerti, lugas

dan jelas serta

menguasai

seluruh isi dari

hasil evaluasi

yang saya

paparkan.

Adaptif (Proaktif)

dan Harmonis (Selaras)

Saya menerima

seluruh kritik dan

saran dari

penanggung

jawab ruangan, mentor dan coach guna

menyelesaikan

laporan aktualiasi

yang saya buat

dengan

sempurna.

Kolaboratif

(Sinergi untuk

hasil yang lebih

baik)

Saya memohon

pendapat dan

masukan dari

penanggung

jawab ruangan, mentor dan coach

sebagai bahan

perbaikan.

5.2.1 Tabel Capaian Pelaksanaan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar PNS

5.3 Kualitas dan Kemanfaatan Aktualisasi

5.3.1 Kualitas Aktualisasi

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dimulai pada tanggal 18 Juli 2022 – 23 Agustus 2022

dengan pelaksanaan efektif hari Senin-Minggu, yang mana seluruhtahapan yang ada pada rencana kegiatan sudah dapat dilaksanakan seluruhnya.

Dimana kegiatan dimulai dengan memohon ijin kepada Penanggung Jawab Ruangan untuk menentukan tempat dilaksanakannya aktualisasi sesuai dengan pengamalan nilai

ASN yaitu Akuntabel dimana saya berusaha menunjukan sikap bertanggung jawab dan tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan dalam pelaksanaan aktualisasi.

Kemudian dengan berkoordinasi dalam penyusunan materi serta video sesuai dengan perkembangan teori seta teknologi yang terkini dengan mentor, coach dan penanggung jawab ruangan serta tim PKRS menunjukkan bahwa kegiatan aktualisasi tersebut bersifat Adaptif, serta membutuhkan Kolaborasi yang baik dari berbagai pihak untuk dapat menunjukkan Kompetensi yang dimiliki.

Dari hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan kemudian dilakukan pelaporan evaluasi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan secara bertanggung jawab dan menunjukan sifat loyal terhadap instansi. Hasil yang didapat dari evaluasi terhadap pasien menunjukkan dengan video edukasi yang ditayangkan pengetahuan pasien lebih meningkat dan video yang tersedia dirasakan lebih membantu.

Dalam pelaksanaan aktualisasi melibatkan rekan perawat dalam memberikan sosialisasi kepada pasien yang membutuhkan edukasi mengenai diabetes melitus dan cara memberikan suntikan insulin melalui media video.

Dengan tersedianya media edukasi yang sudah tersedia di media social pasien dan keluarga dapat lebih mudah dalam mengakses materi yang berguna dan bermanfaat terutama cara memberikan suntikan insulin di rumah. Serta pasien dapat membuka video edukasi kapan saja ketika merasa diperlukan.

Adapun tetimoni yang diberikan rekan perawat terkait dengan adanya video edukasi mengenai sosialisasi dari kegiatan aktualisasi ini yaitu:

“Om Swastiastu. Selamat Siang, salam sehat. Perkenalkan nama saya A.A. Istri

Yudi Maharani sebagai perawat di Ruang Flamboyan. Saat ini saya memberikan sedikit testimoni terhadap kegaiatan aktualisasi yang telah dilakukan CPNS atas nama Luh Gede Candra Paratiwi tentang edukasi diabetes melitus dan pemberian terapi insulin injeksi.Dari kegiatan ini manfaatnya yaitu, dengan adanya media edukasi berupa video pemberian edukasi kepada pasien akan lebih mudah dan sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada masa ini. Selain itu peran perawat sebagai pemberi edukasi kepada pasien lebih optimal karena dengan media yang digunakan lebih efesien dan efektif. Saran dari saya adalah perlunya mencantumkan link edukasi untuk pasien yang akan direncanakan pulang dalam lembar catatan keperawatan sehingga ketika diperlukan pasien dapat menggunakannya. Demikian tanggapan dari saya, apabila ada yang kurang berkenan saya mohon maaf saya tutup dengan Parama Shanti, Om Shanti,Shanti, Shanti Om, selamat siang, salam sehat, terima kasih”.

Testimoni dari Perawat Ruang Flamboyan : A.A Istri Yudi Maharani

Berdasarkan tanggapan rekan perawat tersebut dapat disimpulkan :

- Manfaat dari kegiatan ini yaitu peran perawat sebagai pemberi edukasi kepada pasien khususnya tentang edukasi diabetes melitus dan pemberian terapi insulin injeksi kepada pasien lebih optimal.

- Adapun saran yang dikemukakan yaitu perlunya pencantuman link edukasi pada lembar catatan keperawatan yang bisa dibawa pulang oleh pasien

Terdapat pula paparan testimoni hasil wawancara kepada salah satu pasien yang menerima sosialisasi melalui video edukasi :

“Selamat siang, saya adalah pasien yang baru mengalami gangguan gula darah

dan harus mendapat obat suntik insulin. Dengan menggunakan video yang ada ini akan lebih mudah untuk belajar bersama anak dan cucu cara menyuntikaan insulin di rumah. Selain itu juga lebih tahu tentang penyakit gula darah

Terimakasih”.

Testimoni dari salah satu pasien di Ruang Flamboyan

Berdasarkan tanggapan dari pasien tersebut didapatkan kesimpulan :

1. Dengan adanya video edukasi yang sudah tersebar di media social maka pasien dapat lebih mudah mengakses video saat diperlukan.

2. Pasien lebih memahami mengenai penyakit yang dialaminya,

5.3.2 Kemanfaatan Aktualisasi

a. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi

Berikut beberapa manfaat dengan dilaksanaan aktualisasi terhadap Visi dan Misi Organisasi yaitu sebagai berikut, Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait teraplikasi dalam kegiatan melakukan konsultasi dengan penanggung jawab ruangan, mentor dan tim PKRS. Menciptakan tata kelola Rumah Sakit yang baik dalam menyiapkan draft video edukasi. Menyelenggarakan Pendidikan Terintegrasi dan Pelatihan Tenaga Kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya dapat tercapai dengan sosialisasi mengenai penyegaran materi keperawatan kepada rekan perawat. Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit dan Menciptakan Tata Kelola Rumah Sakit yang baik terwujud dalam melakukan edukasi kepada pasien. Menjadi Rumah Sakit Unggul dan Mandiri akan dapat terwujud dari hasil akhir kegiatan dengan keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan.

b. Penguatan Nilai Organisasi

Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi terdapat beberapa penguatan nilai organisasi diantaranya:

1. Integritas

Mengupayakan pengembangan diri sesuai perkembangan dan kemajuan jaman dalam upaya menunjukkan karakter, nilai diri yang selaras dan konsisten dalam mewujudkan tujuan dalam pelaksanaan tugas.

2. Profesional

Melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab sesuai kompetensi diri yang dimiliki. Melayani kebutuhan pasien dengan baik serta dengan menaati protokol yang telah ditetapkan.

3. Tat Twam Asi

Menunjukkan kepekaan, rasa peduli dan tulus ikhlas dalam melayani dan malaksanakan tugas.

4. Efektif

Menggunakan ketersediaan sumber daya dengan sesuai kebutuhannya. Sehingga sasaran penggunaanya menjadi tepat.

5. Kebersamaan

Membangun kerja sama dan kolaborasi sesuai dengan kompetensi dan tugasnya dalam menyusun suatu karya yang bermanfaat untuk kepentingan khalayak

BAB VI

RENCANA TINDAK LANJUT

6.1 Penetapan Isu Lanjutan/ Alternatif

Adanya pemberian edukasi tentang diabetes melitus dan cara pemberian terapiinsulin injeksi membantu meningkatkan pemamhaman dan kemampuan pasien dalam tatalaksananya di rumah. Namun masih ada faktor yang mempengaruhi terjadinya kesalahan ataupun kegagalan dalam pemberian terapi injeksi insulin. Tingkat kepatuhan dan disiplin terhadap ketaatan dalam penggunaan terapi insulin secara suntikan masih belum optimal. Hal ini bisa disebabkan oleh salah satunya yaitu rasa bosan ataupun takut karena cara pemberian terapinya yang secara suntikan.

Dari pemaparan ini dapat disimpulkan isu yang muncul yaitu “Belum optimalnya tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus terhadap penggunaan insulin secara injeksi di Ruang

Flamboyan RSUP Prof DR.I.G.N.G. Ngoerah”

6.2 Gagasan Kreatif Pemecahan Masalah Lanjutan

Diperlukan beberapa edukasi tambahan yang menggambarkan edukasi mengenai dampak yang signifikan terhadap ketidakpatuhan penggunaan terapi insulin injeksi sesuai instruksi Sebagai perawat yang mendampingi pasien selama 24 jam selama perawatan serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai dampak dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari ketidakpatuhan penggunaan terapi yang dianjurkan sekaligus mengatasi isu yang telah dikemukakan maka gagasan yang dapat diberikan penulis diantaranya adalah: “Optimalisasi

Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus terhadap Penggunaan Insulin Secara Injeksi di Ruang

Flamboyan RSUP Prof DR.I.G.N.G. Ngoerah”.

6.3 Rencana Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS Lanjutan

1. Tahap penyusunan materi edukasi dan video edukasi Pada tahapan kegiatan ini penulis akan menyusun materi edukasi yang bahan edukasinya dikonsultasikan dengan atasan ataupun pihak-pihak terkait. Output dari kegiatan ini adalah terdapatnya video materi edukasi.

2. Tahap pelaksanaan sosialisasi video edukasi kepada perawat yang memberikan pelayanan di ruang Flamboyan. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan sosialisasi kepada perawat yang akan memberikan edukasi kepada pasien dimana terdapat bukti berupa daftar hadir dan dokumentasi kegiatan.

3. Tahap pelaksanaan sosialisasi kepada pasien yang mengalami diabetes melitus di ruang Flamboyan. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya sosialisasi kepada pasien berupa

terdapatnya dokumentasi kegiatan.

4. Tahap pelaksanaan evaluasi kepada pasien melalui cek list pemantauan. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya evaluasi kegiatan terhadap kepatuhan pasien yang dinilai berdasarkan kriteria dalam ceklist.

5. Tahap terakhir adalah penyusunan laporan kegiatan oleh penulis yang akan dilaporkan kepada pihak terkait. Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan kegiatan oleh penulis yang nantinya dapat dilaporkan kepada atasan.

Kegiatan pada rencana aktualisasi dapat dijabarkan pada Penjadwalan sebagai berikut:

1. Penyusunan materi edukasi

3. Pelaksanaan sosialisasi kepada perawat

4. Pelaksanaan sosialisasi kepada perawat.

5. Pelaksanaan evaluasi kepada pasien.

6. Penyusunan laporan kegiatan oleh penulis.

Tabel 6.1 Jadwal Kegiatan RTL

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pelaksanaan aktualisasi “OPTIMALISASI EDUKASI DIABETES MELITUS

adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan penyusunan bahan sosialisasi video edukasi terdapat kegiatan yang dimulai dengan menyusun bahan materi dan teori maupun penyusunan draft video edukasi serta melakukan konsultasi kepada pihak-pihak terkait telah menerapkan nilai-nilai dasar BerAkhlak yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten. Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Selain itu kegiatan ini sejalan dengan Visi-Misi RSUP Prof.DR.I.G.N.G. Ngoerah serta memberi penguatan pada nilai organisasi yaitu Profesional, Kebersamaan dan Efektif. Terdapat output dari kegiatan ini adalah tersusunnya bahan sosialisasi, draft video edukasi dan terlaksananya konsultasi atasan dan pihak terkait.

2. Kegiatan pelaksanaan sosialisasi kepada perawat untuk mengoptimalkan edukasi dan menyamakan tujuan telah menerepkan nilai-nilai dasar BerAkhlak yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang mana kegiatan ini sejalan dengan visi misi RSUP Prof.DR.I.G.N.G. Ngoerah serta terdapat penguatan nilai organisasi yaitu Kebersamaan.

3. Kegiatan pelaksanaan sosialisasi video kepada pasien dengan membagikan link video edukasi dimana terdapat nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif. Kegiatan ini sejalan dengan visi misi RSUP Prof DR.I.G.N.G. Ngoerah yang terdapat penguatan nilai organisasi yaitu Integritas, Efektif, Tat Twam Asi. Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya edukasi melalui video.

4. Kegiatan pelaksanaan evaluasi terhadap edukasi yang telah dilaksanakan dengan menilai langsung serta hasil penilaian dari pengisian kuisioner dengan melaporkan hasil kegiatan. Dimana nilai ASN yang diterapkan yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

5. Setelah pelaksanaan kegiatan aktualisasi berupa edukasi melalui media video di ruang Flamboyan RSUP Prof Ngoerah, maka didapat pemahaman dan keterampilan pasien lebih meningkat setelah mendapat edukasi dan sosialisasi dari perawat.

7.2 Komitmen Keberlanjutan Aktualiasasi

Saya selaku penulis dalam masa Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil menyatakan komiten untuk senantiasa melakukan keberlanjutan aktualisasi sebagai habituasi di dalam unit kerja. Sehingga nantinya dapat memberikan manfaat bagi organisasi maupun masyarakat secara luas. Saya akan senantiasa mengaplikasikan semua nilai BerAkhlak dalam melaksanakan tugas setiap harinya serta peka terhadap permasalahan yang ada pada unit kerja sehingga muncul ideide lain untuk mengatasi permasalahan atau isu tersebut untuk meningkatkan kualitas dan mutu layanankepada pasien. Setelah permasalahan atau isu yang sudah dipilih selama masa aktualisasi dilaksanakan maka saya akan melanjutkan rencana kegiatan yang akan dilanjutkan sebagai habituasi pada unit kerja sesuai rencana tindak lanjut yang telah disusun. Saya berharap pihakpihak terkait tetap memberikan dukungan serta masukan dan arahan untuk mendukung saya dalam mengubah unit kerja menjadi pelayan publik yang berkualitas dan BerAkhlak.

Daftar Pustaka

Aini dkk.(-). Faktor_FaktoryangBerhubungandenganKepatuhanPenderitaDiabetesMelitus Dalam Menjalankan Diit. Diakses pada 2 Juli 2022, dari https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/2281/2262

Bab II Tinjauan Pustaka.(-). Diakses 2 Juli 2022 dari http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/1360/2/BAB%20II.pdf

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.(2021). Salinan Peraturan Lembaga AdministrasiNegaraNomor1Tahun2021tentangPelatihanDasarCalonPegawai Negeri Sipil. Diakses pada 2 Juli 2022, dari http: //ppid.lan.go.id/wpcontent/uploads/2021/02/17.-Peraturan-Lembaga-Administrasi-Negara-Nomor-1Tahun-2021-tentang-Pelatihan-Dasar-Calon-Pegawai-Negeri-Sipil.pdf

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.(2021). SalinanKeputusanKepalaLembaga AdministrasiNegaraNomor:93/K.1/PDP.07/2021tentangPedomanPenyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Diakses pada 2 Juli 2022, dari http: //ppid.lan.go.id/wp-content/uploads/2021/02/19.-Keputusan-Kepala-LAN-PedomanPenyelenggaraan-Latsar-CPNS-FINAL-Lengkap.pdf

Purwanto, Bambang, SKM, MKM.(2022). MasalahdanTantanganKesehatanIndonsiaSaatini. Diakses pada 2 Juli 2022, dari https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalahdan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini

Prastiwi, M. (2021). GambaranPengetahuanHiperglikemiadanHipoglikemiaPadaPenderita Diabetes Melitus di Puskesmas Karangpandan. Diakses pada 2 Juli 2022, dari http://eprints.ums.ac.id/93096/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Sutawardana, dkk. (2016). StudiFenomenologiPengalamanPenyandangDiabetesMelitus Yang Pernah Mengalami Episode Hipoglikemi. Diakses pada 2 Juli 2022, dari https://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/download/3840/2994

Lembar Konsultasi

PENGENDALIAN LAPORAN AKTUALISASI OLEH COACH

Nama : Luh Gede Candra Pratiwi, A.Md.Kep

NIP : 199104072022032002

Unit kerja : RSUP PROF.DR.I.G.N.G.NGOERAH

Jabatan : Perawat Terampil

Penyelesaian Kegiatan

Catatan Coach/Mentor Waktu dan Media Coaching

1.

kegiatan aktualisasi sudah sejauh mana

Melanjutkan pembuatan laporan

aktualisasi dan pelaksanaan kegiatan

aktualisasi sesuai rencana kegiatan

serta mengirim link video.

-

Tgl 6/8/22 pkl 20.00

Via zoom

Tgl 26/8/22 Via Whatsapp

Mengetahui

Coach Peserta Latsar CPNS Gol.2.3

( A.A.G.R. Darmasemaya, SKM. MScPH)

(Luh Gede Candra Pratiwi, A.Md.Kep

Penyampaian perkembangan laporan aktuliasasi dan pelaksanaan

2. Pengiriman link video edukasi

1. Diabetes Melitus merupakan suatu kondisi dimana kadar gula darah yang tinggi pada tubuh

2. Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme karena kadar insulin kurang dalam tubuh

3. Diabetes Melitus adalah penyakit yang bersifat tidak menular dan bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat

4. Penderita Diabetes Melitus memerlukan obat agar tidak terjadi komplikasi diabetes

5. Lokasi suntikan insulin bisa dilakukan di seluruh area tubuh

6. Saat akan menyuntikkan insulin, insulin pen harus dikocok terlebih dahulu

7. Posisi insulin pen saat melakukan suntikan harus tegak lurus dengan tubuh

8. Setelah selesai menyuntikkan, insulin bisa langsung dicabut

9. Setelah selesai menyuntikkan, area bekas suntikan perlu dipijat

10. Insulin pen bisa diletakkan pada suhu ruangan

Foto Bukti Konsultasi dengan Mentor

Gambar 4 Dokumentasi dengan Mentor

Foto Bukti Konsultasi dengan Coach

Gambar 5 Dokumentasi dengan Coach

Lampiran Lembar Pengesahan Rancangan

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN III

OPTIMALISASI EDUKASI DIABETES MELITUS PADA PASIEN DICHARGE

PLANNING DENGAN TERAPI INSULIN INJEKSI

DI RUANG RAWAT INAP MEDIS FLAMBOYAN

RSUP SANGLAH DENPASAR

Telah di seminarkan

Tanggal 15 Juli 2022 di Bapelkes Cikarang

Coach

A.A.G.R. Darmasemaya, SKM, M.SePH

NIP. 196611181990021002

Penguji

Mentor

Ns. I Made Udayana, SST, SH, S.Kep, M.Kes

NIP. 198704112002121003

Dwinta Pratiwi Adi, SKM, M.Kes

NIP. 196511141988032007

Latar Belakang

Adanya kasus ketidakstabilan kadar gula darah pada penderita DM yang masih cukup tinggi di ruang Rawat Inap Flamboyan menunjukkan kemampuan dan tingkat pemahaman masyarakat yang rendah. Dimana Kasus ini merupakan suatu kasus

yang penanganannya bergantung dari kemampuan dan perilaku dari subyek itu sendiri. Minimnya paparan edukasi yang didapat menjadi factor penyebab masalah

tersebut. Sejalan dengan fenomena tentang begitu kompleksnya masalah yang

dihadapi pasien dalam mengontrol gula darahnya termasuk pengalaman yang menakutkan jika menghadapi hipoglikemia dan hiperglikemi

OPTIMALISASI EDUKASI DIABETES MELITUS PADA PASIEN DICHARGE

PLANNING DENGAN TERAPI INSULIN INJEKSI

Keterkaitan Penyebab Isu Dengan Kedudukan dan Peran PNS

untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governence

PERAN EDUKASI YANG BELUM MAKSIMAL

Belum maksimalnya peran perawat selaku bagian dari ASN

Smart Governance

Visi : “MenjadiRumahSakitUngguldanMandiriTahun

• Misi:

• Menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau

• Menyelenggarakan pendidikan

terintegrasi dan pelatihan tenaga

kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya

• Menyelenggarakan penelitian

kesehatan berbasis rumah sakit

• Menciptakan tata kelola RS yang baik

• Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku

kepentingan terkait

Nilai – Nilai Organisasi

• Integritas

• Profesional

• Tat Twam Asi

• Efektif

• Kebersamaan

MOTO : IKHLAS MELAYANI

Alternatif Pemecahan

Masalah sebagai

Gagasan Kreatif

lebih mengoptimalkan edukasi

edukasi tentang penyakit diabetes melitus serta tekhnik pemberian

terapi insulin secara injeksi

memberikan penyuluhan serta membagikan link video edukasi.

Gagasan Pemecahan Isu :

1. Penyusunan video edukasi mengenai terapi insulin injeksi pada pasien diabetes melitus.

2. Pelaksanaan uji coba video edukasi kepada mentor, coach, penanggung jawab ruangan dan tim PKRS RSUP PROF.Dr.I.G.N.G NGOERAH.

3. Pelaksanaan sosialisasi video edukasi kepada perawat ruangan dan pasien.

4. Pelaksanaan evaluasi efektivitas video kepada pasien.

KEGIATAN 1

Penyusunan video edukasi mengenai diabetes melitus dan terapi

insulin injeksi

KEGIATAN 2

Pelaksanaan uji coba video edukasi kepada mentor, coach, penanggung

jawab ruangan dan tim PKRS RSUP Sanglah.

https://youtu.be/CZ-aO_3ba_0

KEGIATAN 3

Pelaksanaan pemberian edukasi mengenai diabetes melitus pada pasien

discharge planning dengan terapi insulin injeksi melalui video edukasi kepada perawat ruangan.

KEGIATAN 4 Pelaksanaan evaluasi pemahaman pasien discharge planning mengenai diabetes melitus dan terapi insulin injeksi

KUALITAS DAN KEMANFAATAN AKTUALISASI

Capaian Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

MEWUJUDKAN VISI MISI INSTANSI DENGAN MENERAPKAN NILAI

BERAKHLAK SERTA APLIKASI NILAI ORGANISASI

TESTIMONI PERAWAT : PERAN PERAWAT

SEBAGAI EDUKATOR

LEBIH OPTIMAL

TESTIMONI PASIENQ :PENGETAHUAN

PASIEN LEBIH

MENINGKAT

Penetapan Isu

Lanjutan/ Alternatif

“Belum optimalnya tingkat kepatuhan pasien diabetes

melitus terhadap penggunaan insulin secara injeksi di Ruang

Flamboyan RSUP Prof DR.I.G.N.G. Ngoerah”

Gagasan Kreatif Pemecahan

Masalah Lanjutan

“Optimalisasi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus terhadap

Penggunaan Insulin Secara Injeksi di Ruang Flamboyan RSUP Prof

DR.I.G.N.G. Ngoerah”

Rencana

Aktualisasi Nilai-Nilai

Dasar PNS Lanjutan

1. Tahap penyusunan materi edukasi.

2. Tahap pelaksanaan sosialisasi kepada perawat yang memberikan pelayanan di ruang Flamboyan

3. Tahap pelaksanaan sosialisasi kepada pasien yang mengalami diabetes melitus di ruang Flamboyan

4. Tahap pelaksanaan evaluasi

5. Tahap terakhir adalah penyusunan laporan kegiatan

ANALISA DAMPAK

Kegiatan yang dilaksanakan sesuai

tahapan dengan menerapkan nilai

BerAkhlak tentunya menentukan hasil

dari produk yang dapat membantu

mewujudkan suatu penyelesaian isu yang

terjadi sehingga manfaatnya dapat

diterima.

Kesimpulan

Dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi berupa edukasi melalui media video di ruang Flamboyan RSUP

Prof Ngoerah, maka didapat pemahaman dan keterampilan pasien lebih meningkat setelah mendapat edukasi dan sosialisasi dari perawat.

Komitmen Keberlanjutan Aktualiasasi

Melanjutkan komitmen

menerapkan nilai BerAkhlak dalam melaksanakan tugas dan

menghadapi isu yang muncul dalam pelayanan di instansi

TERIMA KASIH