6 minute read

BAB III ANALISISISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DANFUNGSI

Next Article
DAFTAR SINGKATAN

DAFTAR SINGKATAN

3.1 Identifikasi dan Analisis IsuAktual

3.1.1 Identifikasi Isu

Advertisement

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata isu adalah masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya). Arti lainnya dari isu adalah kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. Yang perlu ditekankan terkait dalam pengertian isu adalah adanya/disadarinya suatu fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat menjadi menarik perhatian orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental

Scanning(peduli terhadap masalah organisasi), ProblemSolving(mampu memilih alternatif), dan Analysis (mampu berfikir konseptual). Dari hasil pengamatan selama bertugas di Instalasi Farmasi khusunya di Depo OK Wing RSUP Prof.

DR.I.G.N.G Ngoerah, adapun beberapa isu yang diperoleh diantaranya :

Tabel 3.1.1 Tabel Identifikasi Isu

No. Uraian Tugas Isu

Teridentifikasi

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan Keterkaitan dengan Agenda 3

1 Terlaksananya pelayanan kefarmasian sesuai standar akreditasi terkait penyimpanan perbekalan farmasi

(sediaan farmasi, Alkes, dan BMHP).

Belum optimalnya penempelan stiker LASA dan

High Alert pada obat di Depo OK

Wing RSUP Prof.

DR.I.G.N.G

Ngoerah pada tahun 2022.

Saat ini dalam data manajemen resiko farmasi terkait insiden kesalahan dispensingobat menunjukkan skor resiko hampir mencapai angka 5.

Dimanadi Depo

Semua sediaan obat yang tergolong obat

LASA dan High

Alertharus sudah tertempel stiker/label LASA dan HighAlert di Depo OK Wing untuk mencegah terjadinya dispensing eror dan menurunkan

Manajemen

ASN:

Belum optimalnya penempelan stiker

LASA dan High

Alert yang terjadi di Depo OK Wing disebabkan karena kurangnya penerapan manajemen ASN, dimana kurangnya kesadaran dari

2 Terlaksananya

pelayanan kefarmasian sesuai standar akreditasi terkait memeriksa dan menyimpan perbekalan farmasi

(sediaan farmasi, Alkes,

OK Wing masih adanya sediaan obat injeksi yang tidak tertempel stiker

LASAdan angka kejadian terkait manajemen resiko farmasi. petugas farmasi akan pentingnya menjaga keselamatan pasien. Apabila penempelan stiker

HighAlert.

LASA dan High

Alert dilakukan secara optimal, ini dapat mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.

Hal ini berkaitan dengan profesionalitas seorang Asisten

Apoteker dalam menjalankan tugasnya.

Belum optimalnya penanganan untuk obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa berbeda dalam satu wadah penyimpanan di

Depo OK Wing

RSUP

Prof.DR.I.G.N.G

Ngoerahpada

Di Depo OK

Wing masih ditemukannya sediaan obat injeksi yang memiliki tanggal kadaluwarsa yang berbeda dalam satu tempat/wadah penyimpanan, hal ini dapat

Untuk obat injeksi yang memiliki tanggal kadaluwarsa yang berbeda dalam satu tempat/wadah, diharapkan dapat dipisah dengan sekat dan diberi tanggal masa kadaluwarsanya sehingga dapat

Smart ASN : Terkait isu tersebut, disebabkan karena kurangnya profesionalitas dan integritas petugas dalam menjalankan tugasnya

Smart

Governance : dan BMHP). tahun 2022. menimbulkan kejadian obat yang mendekati tanggal kadaluwarsa dan sulit untuk diretur ke

Gudang atau dijalankan di depo-depo yang lain. terlihat jelas atau dapat dengan sediaan obat injeksi tersebut dimasukkan ke dalam klip dan disertai tanggal kadaluwarsanya.

Belum optimalnya penanganan obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa berbeda dalam satu wadah penyimpanan juga menunjukkan belum optimalnya tata kelola penyimpanan obat yang baik dan cerdas di Depo OK Wing.

3 Terlaksananya

pelayanan kefarmasian sesuai standar akreditasi terkait menyimpan perbekalan (sediaan farmasi, Alkes, dan BMHP).

Belum optimalnya pengelolaan sediaan injeksi yang digunakan berulang (multipledose) di Depo OK

Wing RSUP

Prof.

DR.I.G.N.G

Ngoerah pada tahun 2022.

Saat ini dalam data manajemen resiko farmasi terkait insiden kesalahan dispensing obat menunjukkan skor resiko hampir mencapai angka 5. Di depo OK Wing ditemukan sediaan obat injeksi yang digunakan

Semua obat injeksi yang digunakan berulang

(multiple dose) diberikan label

BUD (Beyond Use Date). Serta diharapkan semua tenaga medis yang terkait selalu menerapkan teknik aseptik sebelum mengambil obat multipledose.

Smart ASN :

Terkait isu tersebut, terjadi karena belum adanya profesionalitas dan integritas dari petugas farmasi dan tenaga medis yang terkait dalam melakukan pelayanan publik yang berkualitas.

Diharapkan petugas farmasi dapat mampu berinovasi untuk memberikan

4 Terlaksananya pencatatan dan pelaporan implan yang tidak tersedia berulang

(multiple dose) yang belum ada pelabelan/ penandaan

BUD (Beyond Use Date) serta masih ditemukannya beberapa tenaga medis

(residen anestesi/ perawat) tidak melakukan teknik aseptik sebelum mengambil sediaan obat injeksi multiple dose. sebuah gagasan dalam menangani isu tersebut dan dapat membangun jejaring kerja/ networking antar devisi

Masih terjadinya pensterilan alat implan yang banyak, dimana alat tersebut akhirnya tidak terpakai di Depo OK

Wing RSUP

Prof.

Masih ditemukannya banyak alat implan yang sudah steril tetapi tidak jadi digunakan di Depo OK

Wing, dimana kejadian ini sering dikomplain dari

Diharapkan agar residen bedah memprioritaskan alat implan yang dibutuhkan saja yang diamprahkan, sehingga dapat meminimalisir pensterilan alat implant yang terlalu banyak.

Manajemen

ASN: Terkait isu tersebut, terjadi karena kurangnya profesionalitas residen bedah dalam mengamprah alat implan sehingga kinerja dalam bekerja

5 Terlaksananya pelayanan kefarmasian sesuai standar akreditasi terkait menerima, menseleksi persyaratan administrasi

Resep

DR.I.G.N.G

Ngoerah pada tahun 2022. pihak CSSD Serta dapat dibuatkan buku dokumentasi pengamprahan alat implan sebagai arsip di

Depo OK Wing untuk pengampahan yang terlalu banyak. menjadi kurang efisien

Masih terjadinya penulisan

Resep untuk obat narkotika dan psikotropika yang kurang lengkap di Depo OK Wing

RSUP Prof.

DR.I.G.N.G

Ngoerah pada tahun 2022

Masih ditemukannya

Resep obat narkotika dan psikotropika yang kurang lengkap dan jelas di Depo OK Wing

Diharapkan dokter anestesi agar menuliskan

Resep obat narkotika dan psikotropika dengan lengkap dan jelas.

Manajemen

ASN:

Terjadinya penulisan resep narkotika dan psikotropika yang kurang lengkap disebabkan karena kurangnya profesionalitas dari dokter/ residen anestesi.

Dimana resep yang ditulis tidak lengkap dapat menyebabkan kesalahan pemberian obat serta pelayanan obat menjadi terhambat .

3.1.2 Analisis Isu

a. Pemilahan/Penapisan Isu Analisis isu harus memenuhi APKL yaitu Aktual, Problematik, KekhalayakandanLayak. Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan dari suatu masalah yang dijabarkan pada tabel di bawah ini :

1 Belum optimalnya penempelan stiker LASA dan HighAlert pada obat di Depo OK Wing RSUP Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022.

2 Belum optimalnya penanganan untuk obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa berbeda dalam satu wadah penyimpanan di Depo OKWing RSUP Prof. DR.I.G.N.G

Ngoerah pada tahun 2022.

3 Belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose) di Depo OK Wing

RSUP Prof.DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022.

4 Masih terjadinya pensterilan alat implan yang banyak, dimana alat tersebut akhirnya tidak terpakai di Depo OK Wing RSUP

Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022.

5 Masih terjadinya penulisan Resep untuk obat narkotika dan psikotropika yang kurang lengkap di Depo OK Wing RSUP

Prof.DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022.

Keterangan :

A : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat

P : isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya

K : isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak

L : isu yang masuk akal dan realistis untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

+ : memenuhi syarat

- : tidak memenuhi syarat b. Penetapan CoreIsu

Berdasarkan identifikasi isu-isu yang terjadi, ada tiga isu yang memenuhi syarat. Selanjutkan dari tiga isu yang memenuhi syarat tersebut, akan ditentukan prioritas isu dengan menggunakan metode analisis teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan menetapkan rentang penilaian dari (1-5) yang dijabarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1.3 Prioritas Isu berdasarkan teknik USG (Urgency,Seriousness,Growth)

No Deskripsi Isu

1 Belum optimalnya penanganan untuk obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa berbeda dalam satu wadah penyimpanan di Depo OK Wing RSUP Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun

2022.

2 Belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang(multipledose)di Depo OK Wing RSUP Prof.

DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022.

3 Masih terjadinya penulisan Resep untuk obat narkotika dan psikotropika yang kurang lengkap di Depo OK Wing RSUP Prof.

DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022

Keterangan :

3 4 4 11

4 5 5 14

4 4 4 12

U : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti

S : seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan

G : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera

Rentang penilaian :

1 : sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;

2 : tidak mendesak/gawat dan dampak;

3 : cukup mendesak/gawat dan dampak;

4 : mendesak/gawat dan dampak;

5 : sangat mendesak/gawat dan dampak.

Berdasarkan analisis isu dengan teknik USG diperoleh prioritas isu adalah c. Analisis Penyebab CoreIsu

“Belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose)di Depo OK Wing RSUP Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022”.

Berikut adalah pengelompokan penyebab belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose)di Depo OK Wing RSUP Prof.DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022 berdasarkan faktor 4 M yaitu : Man,Measurement,Method,Material.

Tabel 3.1.4 Stratifikasi Penyebab Isu

No Faktor 4 M Penyebab Dampak

1 Man (Tenaga SDM)

Tuntutan pelayanan yang cepat membuat kurangnya kesadaran tenaga medis akan pentingnya dalam menjaga mutu obat sehingga tidak dilakukannya teknik aseptik pada saat pengambilan sediaan obat multipledose.

2 Material(Alat) Belum tersedianya label penandaan BUD untuk tanggal dibukanya obat dan tanggal batas waktu penggunaan obat tersebut

Stabilitas obat menjadi berkurang dan kemungkinan resiko masuknya mikroorganisme ke dalam sediaan obat multipledose.

3 Measurement (Pengukuran)

Belum adanya standar acuan khusus terkait pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multiple dose) sehingga belum ada tata cara yang jelas untuk pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose).

Resiko obat menjadi rusak sehingga stabilitas obat dan efektifitas obat tersebut menjadi menurun.

Kegiatan menjadi tidak dapat berjalan efektif karena tidak ada acuan/aturan yang jelas sehingga keefektifan kerja menjadi menurun.

This article is from: