![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
4 Method (Metode)
from Pengoptimalan Pengelolaan Untk Sediaan Obt Injeksi Yg Digunakn Berulang (MULTIPLE DOSE) Depo Ok Wing
Kurangnya komunikasi antara petugas farmasi dengan tenaga medis yang terkait.
Suasana kerja atau lingkungan kerja menjadi kurang kondusif.
Advertisement
Belum adanya SPO khusus terkait pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose)
Gambar 3.1.1 Diagram FishBone
Tuntutan pelayanan yang cepat
Kurangnya kesadaran tenaga medis akan pentingnya dalam menjaga mutu obat
Belum ada tata cara yang jelas untukpengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose)
Tidak dilakukannya teknik aseptik pada saat pengambilan sediaan obat(multipledose)
Belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obat Injeksi yang digunakan berulang (multiple dose) di Depo OK
Belum tersedianya label penandaanuntuk tanggal dibukanya obat dan tanggal batas waktu penggunaan obat tersebut
Material (Alat)
Kurangnya komunikasi antara petugas farmasi dengan tenagamedis yang terkait
Method (Metode)
Wing RSUP Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah pada tahun 2022
Isu yangterpilih adalah belum optimalnya pengelolaan untuk sediaan obatinjeksi yang digunakan berulang (multipledose) di Depo OK Wing RSUP Prof. DR.I.G.N.G
Ngoerah pada tahun 2022, dimana keadaan tersebut akan berdampak :
Dampak jika tidak ditangani :
1. Tidak dilakukannya teknik aseptik sebelum pengambilan obat injeksi multipledose;
2. Stabilitas obat menjadi berkurang;
3. Resiko masuknya mikroba pada obat, dimana ini dapat menyebabkan penularan penyakit infeksi pada pasien;
4. Dapat menurunkan efektifitas obat;
5. Pasien tidak dapat menerima obat yang terjamin mutunya
Dampak jika ditangani :
1. Prosedur teknik aseptik dilakukan dengan baik;
2. Stabilitas obat terjaga dan terjamin;
3. Efektifitas obat terjaga sehingga nantinya akan diperoleh output/hasil yang diinginkan;
4. Pasien menerima obat yang terjamin mutu dan kualitasnya;
5. Mengurangi terjadinya penularan penyakit infeksi pada pasien.
3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya SmartGovernance.
Tabel 3.2.1 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS
No. Penyebab Isu
1 Tuntutan pelayanan yang cepat di ruang operasi membuat kurangnya kesadaran tenaga medis akan pentingnya dalam menjaga mutu obat sehingga tidak dilakukannya teknik aseptik pada saat pengambilan sediaan obatmultipledose .
Keterkaitan Penyebab Isu dengan
Kedudukan dan Peran PNS
ManajemenASN :
Kurangnya kesadaran tenaga medis dalam melakukan tindakan aseptik sebelum pengambilan sediaan obat multiple dose membuat profesionalitas dalam bekerja menjadi kurang optimal.
2 Belum tersedianya label penandaan untuk tanggal dibukanya obat dan tanggal batas waktu penggunaan obat tersebut.
Smart ASN : Penggunaan label penandaan BUD belum dilakukan secara profesional. Dimana kita sebagai seorang ASN harus mampu berinovasi dalam mendukung meningkatkan pelayanan obat yang bermutu dan berkualitas.
3 Belum adanya standar acuan khusus terkait pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multiple dose) sehingga belum ada tata cara yang jelas untuk pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose).
ManajemenASN : Belum adanya standar acuan khusus terkait pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose) sehingga tidak ada prosedur yang jelas yang membuat profesionalitas dalam bekerja menjadi belum optimal.
4 Kurangnya komunikasi antara petugas farmasi dengan tenaga medis yang terkait.
Smart ASN : Petugas farmasi belum mengoptimalkan networking dengan tenaga medis (Dokter/residen, perawat) lainnya terkaitpengelolaan sediaan obat injeksi yangdigunakan secara berulang (multiple dose), dimana kondisi lingkungan kerja menjadi kurang kondusif.
Smart Governance atau tata kelola pemerintahan cerdas bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik. Dalam mendukung terwujudnya SmartGovernancedi perlukan Smart ASN yang memiliki nilai-nilai dasar BerAKHLAK. Dari Penyebab akar masalah yang ditemukan adalah belum optimalnya pemberian pelayanan secara profesional sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Salah satu penyebab isu yang diperoleh adalah belum tersedianya label penandaan BUD untuk tanggal dibukanya obat dan tanggal batas waktu penggunaan obat pada sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multiple dose), sehingga hal tersebut akan berdampak pada pelayanan obat yang diberikan khususnya di ruang operasi. Peran
ASN yang profesional sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu dan kualitas dalam pelayanan obat kepada pasien.
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik diharapkan penyebab isu tersebut dapat diatasi dengan melakukan gagasan pemecah isu melalui pengoptimalan pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multiple dose)di Depo OK WingRSUP Prof. DR.I.G.N.G Ngoerah. Adapun gagasan kreatif yang dapat dilakukan adalah pembuatan label penandaan obat BUD dan media edukasi berupa flyerstand tentang pentingnya dilakukan teknik aseptik dalam setiap pengambilan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose). Diharapkan gagasan inovasi dan kreatif ini dapat mendukung dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan obat secara profesional.
Alternatif pemecahan masalah di atas dilakukan untuk memberikan informasi terkait sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose) dengan benar dan tepat. Dengan adanya pelabelan BUD dan penempatan flyerstand yang dapat dilihat oleh para tenaga medis (Dokter/residen, perawat), diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan visi dan misi dari RSUP Prof. DR. I.G.N.G Ngoerah.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sosialisasi dan berkoordinasi dengan Apoteker koordinator Depo OK dan Kepala Instalasi Farmasi terkait rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.
2. Pembuatan label penandaan obat BUD dan flyer stand terkait pentingnya teknik aseptik dalam setiap pengambilan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multipledose)
3. Sosialisasi kepada para tenaga medis yang terkait (Dokter/residen, Perawat) dan rekankerja di Depo OK Wing tentang pengelolaan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang(multipledose)dengan menggunakan label penandaan obat BUD dan mediaedukasi flyerstand tentang pentingnya teknik aseptik dalam setiap pengambilan sediaan obat injeksi yang digunakan berulang (multiple dose).
4. Evaluasi kegiatan optimalisasi pengelolaan untuk sediaan obat injeksi yang digunakan berulang(multipledose).