![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
4 minute read
Table3.1.2datapengetahuanpencegahanresikojatuh
from Pemilahan & Pembuangn Smph Medis Oleh Ptgs Kesehatan Dgn PmbuatnVideo diIRNA Teratai Lt 5 Utara
Perawat 22 orang
- Berdasarkan Tabeldiatastentangpengetahuanpencegahan risikojatuh pada bulan juni 2022, yang mendapatkan skor tinggi sebanyak 9%, sedang 68% dan mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 23%.
Advertisement
Dampak : a. Dapat menyebabkan kejadian tidak diinginkan (KTD). b. Meningkatkan hari rawat karena terjadi KTD. c. Tidak terlaksana kebijakan keselamatan tentang pencegahan pasien jatuh. d. Menurunkan citra perawat yang tidak kompeten. e. Menurunkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Kondisi yang diinginkan : a. Perawat konsisten dalam pencatatan penilaian risiko jatuh di kajian awal dan kajian ulang Morse Fall Scale dan di sistem informasi manajemen generic open source (SIMGOS) RSUP Fatmawati. b. Perawat dapat menilai skor pengkajian risiko jatuh untuk mencegah kejadian tidak diininkan (KTD). c. Perawat menerapkan pemasangan kancing kuning dan sign safety risiko jatuh pada pasien dengan skor >51. d. Perawat mengetahui dampak jika tidak diterapkan penilain pengkajian risiko jatuh.
Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan SMART ASN
Dengan Belum maksimal terlaksananya kepatuhan perawat terhadap pemasangan kancing kuning dan safety sign risiko jatuh dalam penerapan pencegahan risiko jatuh menggambarkan kinerja petugas yang belum professional dalam pelaksanaanya.
Petugas yang terlibat belum dapat melaksanakan fungsi ASN yang baik yaitu memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, serta melakukan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab. Sedangkan dengan tidak melakukan kajian ulang penilaian risiko jatuh diaplikasisisteminformasimanajemengenericopensourceSIMGOS,halinimenjadikan kajian ulang penilaian risiko jatuh tidak termonitor dengan baik. Artinya disini perawat belum sepenuhnya menerapkan kompetensi literasi digital dan culture digital.
3. Masih kurangnya kepatuhan pencatatan intake/output (balance cairan) pada lembar EWSS di IRNA lantai 5 utara RSUP Fatmawati.
Keseimbangan cairan dan elektrolitdi dalamtubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Saat pasien dalam perawatan keseimbangan cairan dihitung berdasarkan banyaknya cairanmasukdancairankeluarsetiap24jam.Informasimengenaikeseimbangancairan ini diperlukan dalam pengambilan keputusan dan dinyatakan dalam balance, dalam pengukuran balance yang tepat, penting diketahui factor-faktor yang memengaruhi serta pencatatan yang akurat. Kondisi balance dapat dinyatakan dalam positif dan negatif, berdasarkan hasil pengukuran. Hal tersebut diaplikasikan pada pengisian intake output formulir balance cairan yang ada pada berkas rekam medis.
Diruang rawat Gd. Teratai lantai 5 utara RSUP Fatmawati merawat pasien dengan berbagaimacampenyakit,salahsatunyaadalahpasiendenganCKDonHD,CHF,Sirosis Hepatis sehingga pencatatan intake output serta perhitungan balance cairan sangatlah diperlukan.
Data dan Fakta :
Dari hasil pengamatan saya serta wawancara yang dilakukan kepada teman sejawat di Ruang Rawat Inap gedung teratai lantai 5 utara, pencatatan intake output serta penghitungan balance cairan masih belum optimal, karena dalam perawatan, terdapat beberapa pasien tidak menggunakan kateter urine, saat dikaji berapa banyak minum dan urine, pasien atau keluarga juga mengaku lupa. Hal tersebut membuat perawat kesulitan dalam melakukan monitoring balance cairan.
Pasien 36 orang
Dampak :
Dampak yang ditimbulkan akibat kurang akuratnya pencatatan dan pengukuran balance cairan yaitu tidak terpantaunya status hidrasi pasien serta pasien beresiko kelebihan atau kekurangan cairan tanpa terpantau.
Kondisi yang diharapkan :
Dapat melakukan pencatatan balance cairan dengaan optimal sehingga status hidrasi pasien bisa terpantau dengan baik.
Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan SMART ASN
Tugas perawat dalam pendokumentasian intake output cairan selama dalam perawatan merupakan salah satu bukti perawat telah melakukan asuhan keperawatan.
Hal ini sesuai dengan peran dan fungsi ASN sebagai pelayan publik. Namun, formulir pencatatan intake output belum masuk kedalam system SIMGOS.
B. Penetapan Core Isu
Berdasarkan isu tersebut, penulis memilih satu isu untuk dilakukan analisa. Teknik menapis isu yang digunakan ialah metode USG (Urgency, Seriousness, Growth), terlihat pada tabel dibawah ini:
Isu yang diambil adalah “Belum optimalnya pemilahan dan pembuangan sampah medis oleh petugas kesehatan di IRNA Teratai Lantai 5 utara RSUP Fatmawati”, karena memiliki skor kriteria USG yang paling tinggi yaitu Bernilai 15.
1. Urgency bernilai 5, dikarenakan terkait pemilahan dan pembuangan sampah medis adalah untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan (KTD) yang dapat membahayakan manusia maupun petugas yang berada di rumah sakit.
2. Seriousness bernilai 5, dikarenakan apabila tidak ditangani akan berdampak akan menjadi kebiasaan bagi petugas Kesehatan sehingga tidak optimalnya pemilahan dan pembuangan sampah medis, dan akan meningkatkan terjadinya kejadian tidak diinginkan (KTD).
3. Growth diberi nilai 5, apabila hal ini terus berlanjut dapat,merugikan banyak pihak, Risiko terjadi kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan Rumah Sakit. Menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja, dan jangka Panjang penurunan mutu pelayanan baik perawat ataupun rumah sakit
C. Penentuan Penyebab Core Isu
Dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab isu “Belum optimalnya penerapan pemilahandanpembuangansampahmedisolehpetugaskesehatandiIRNATerataiLantai 5 utara RSUP Fatmawati” menggunakan teknik fishbone untuk analisis akar penyebab masalah.
Jarak antara pembuangan sampah dan nurse station terlalu jauh 10 m
Gambar3.2.1fishboneanalisis
Perawat terbiasa membuang sampah di tempat yang terdekat
Perilaku petugas kesehatan dalam pemilahan sampah medis belum sesuai standar
Tidak tersedianya petunjuk pemilahan sampah medis di ruangan
SOP pemilahan sampah belum dipatuhi
Belum optimalnya pemilahan dan pembuangan sampah medis oleh petugas kesehatan di IRNA Teratai Lantai 5 utara
Ketersediaan tempat sampah lengkap ada di spoelhoek surrounding sistem skill suppliers
Berdasarkan table analisis diatas, didapatkan beberapa akar masalah yaitu :
1. Pemilahan sampah belum dilakukan sesuai standar, dibuktikan dengan salah satu contoh pembuangan botol infus di plastic kuning (infeksius).
2. Perawat terbiasa membuang sampah ditempat yang dekat, karena jarak antara tempat pembuangan sampah ke ruang perawat kurang lebih 10 meter.
3. Ketersediaan tempat sampah lengkap hanya di spoelhoek.
4. Tidakadanya petunjuk pemilahan sampah diruangan.
Keterkaitan Penyebab Isu dengan kedudukan dan Peran ASN untuk
Mendukung terwujudnya Smart Governance
Berdasarkan fishbone analisis isu yang ada, dapat dilihat bahwa salah satu penyebab terjadinya isu “ Belum Optimalnya Pemilahan dan Pembuangan Sampah Medis oleh Petugas kesehatan di IRNA Teratai Lantai 5 utara RSUP Fatmawati” yaitu pemilahan sampah belu belum dilakukan sesuai standar. Pemilahan sampah sesuai standar dapar terbentuk dari pemahaman tentang SOP yang ada dan penerapan perilaku BerAKHLAK. Selain itu, penerapan SMART ASN untuk mendukung terwujudnya SMART Governance dapat diterapkan untuk mengatasi isu tersebut yaitu dengan resosialisasi pemahaman tentang pemilahan dan pemuangan sampah medis dengan video.
D. Alternative Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Isu : Belum optimalnya pemilahan dan pembuangan sampah medis oleh petugas kesehatan di IRNA Teratai lantai 5 uatara RSUP Fatmawati.
Penyebab : pemilahan sampah belum dilakukan sesuai standar.
Gagasan penyelesaian isu : Optimalisasi Pemilahan dan Pembuangan Sampah Medis oleh Petugas Kesehatan dengan pembuatan video pemilahan dan pembuangan sampah medis di IRNA Teratai Lantai 5 Utara RSUP Fatmawati.