LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 5
OPTIMALISASI INTERVENSI NON FARMAKOLOGI UNTUK MENGURANGI
TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG PRE OPERASI
RSUP DR. SITANALA TANGERANG
DISUSUN OLEH :
Nama : Indra Iskandar Dinata, Amk
NIP : 198911282022031003
Jabatan : Asisten Penata Anestesi Terampil
Unit Kerja : Instalasi Bedah/RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Instansi : Kementerian Kesehatan
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI INTERVENSI NON FARMAKOLOGI UNTUK MENGURANGI
TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG PRE OPERASI
RSUP DR. SITANALA TANGERANG
Telah diseminarkan
Tanggal 26 September 2022 di Bapelkes Cikarang
Coach, Menthor,
dr. Dina Indriyanti, MKM
NIP 197203162002122003
Ns. Destiawan Eko Utomo, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB
NIP.198012122005011004
Penguji,
Ns. Khaerudin, S.Kep, MKM
NIP. 197011011995011002
i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Nama : Indra Iskandar Dinata, AMK
NIP : 198911282022031003
Pangkat/Golongan : II/C
Jabatan : Asisten Penata Anestesi Terampil
Unit Kerja : RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Kertas Kerja Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dimanapun. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan 2 Tahun 2022 ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, sesuai arahan coach dan mentor. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.
Jakarta, 19 September 2022
Yang Membuat Pernyataan,
Indra Iskandar Dinata, Amk NIP.198911282022031003
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan aktualisasi ini dengan judul ”Optimalisasi intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang”. Penyelesaian aktualisasi ini merupakan rangkaian proses yang tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan rancangan aktualisasi ini, yaitu:
1. Direktur Utama RSUP Dr. Sitanala Tangerang yakni Bapak dr. Afrizal Hasan, M.K.M beserta jajarannya, yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
2. dr. H. M. Minanul Hakim, Sp.B selaku Kepala Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Sitanala Tangerang
3. Bapak Torang, S.Kep., Ners. selaku Kepala Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Sitanala Tangerang
4. Ns. Destiawan Eko Utomo, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB selaku Mentor yang selalu membimbing saya dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
5. dr. Dina Indriyanti, MKM Selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan semangat agar saya dapat segera menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
7. Sejawat Asisten Penata Anestesi di RSUP Dr.Sitanala Tangerang yang bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi tentang isu-isu yang terjadi di unit kerja.
8. Teman-teman kelompok 25B yang tak henti saling memberikan dukungan dan semangat setiap hari agar dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyusun aktualisasi ini. Untuk itu, saya menerima masukan dan saran yang membangun untuk dikaji dalam penyempurnaan aktualisasi ini.
Jakarta, 26 September 2022
Penulis Indra Iskandar Dinata
NIP. 198911282022031003
iii
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ii KATA PENGANTAR.......................................................................................................................iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR VIDEO.............................................................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan ................................................................................................................................ 8 C. Manfaat.............................................................................................................................. 8 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PROFIL PESERTA 10 A. Profil Rumah Sakit.........................................................................................................10 B. Visi dan Misi.....................................................................................................................11 C. Nilai-nilai Organisasi.....................................................................................................11 D. Motto .................................................................................................................................11 E. Struktur organisasi........................................................................................................11 F. Tugas Instalasi 12 G. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta...................................................................14 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI.........................17 A. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual..........................................................................17 B. Keterkaitan penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance........................................................26 C. Alternatif Pemecah Masalah sebagai Gagasan Kreatif .......................................29 D. Matriks Rancangan Aktulisasi ....................................................................................30 E. Timeline Rancangan Aktualisasi................................................................................41 F. Para Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi ..............................42 BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI 43 A. Deskripsi Proses Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS..............................................43 B. Capaian Kegiatan...........................................................................................................46 C. Matrix Nilai-nilai ASN....................................................................................................77 Rekapitulasi Matriks Habituasi Nilai-Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK).......................77 D. Rencana Tindak Lanjut.................................................................................................78
v BAB V PENUTUP 79 A. Kesimpulan ......................................................................................................................79 B. Saran..................................................................................................................................79 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................80 LAMPIRAN 81
vi
Lampiran 1. Foto ETT NKK di steril ulang karena terjadi kekosongan stok…..…….… 41 Lampiran 2 Bukti pengisian formulir pra anestesi masih belum lengkap 42 Lampiran 3. Data tidak adanya SOP Defibrilator.………………………………………………. 43
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Tabel 3.1. Uraian Tugas dan Permasalahan……………………………………….…… 14 Tabel 3.2 Analisis Isu Aktual dengan Teknik USG 17 Tabel 3.3. Bukti pendukung laporan operasi per bulan . 20 Tabel 3.4. Keterkaitan Isu dengan Peran PNS Menuju Smart Governance ... 23 Tabel 3.5. Rancangan Aktualisasi 27 Tabel 3.4. Timeline Rancangan Aktualisasi ... 38 Tabel 3.5. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya…………………………………... 39
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang ………. 9 Gambar 3.1. Obat pelumpuh otot yang tersedia di depo OK ……………………………. 16 Gambar 3.2. Analisis Isu Aktual dengan metode Fishbone Diagram..………………… 19 Gambar 3.3. Bukti pendukung yang menyatakan bahwa tidak adanya media untuk edukasi ke pasien di ruang pre operasi …………………………….. 21 Gambar 3.4. Bukti pendukung berupa SOP Asesment Pra Anestesi di ruang Pre Operasi …………………………………………………………………. 22 Gambar 4.1. Referensi materi untuk edukasi ………………………………………………….. 50 Gambar 4.2. koordinasi dengan Kepala Ruangan ……………………………………………. 50 Gambar 4.3. Membahas gagasan dengan Kepala Ruangan, dokter Anestesi dan Mentor …………………………………………….…………. 51 Gambar 4.4. Masukan dari mentor ……………………………..……………………….………… 51 Gambar 4.5. Kumpulan materi …………………………………..…………...……………………. 54 Gambar 4.6. Rancangan media edukasi …………………………………………………………. 54 Gambar 4.7. Proses pencetakan media edukasi di percetakan ………………………….. 58 Gambar 4.8. Tambahan dari saran dari mentor ………………………………………………. 58 Gambar 4.9. Penyempurnaan media edukasi ………………………………………………….. 59 Gambar 4.10. Kontrak waktu untuk sosialisasi ………………………………………………… 65 Gambar 4.11. Undangan sosialisasi dengan media Whastapp …………………………… 65 Gambar 4.12. Media edukasi untuk sosialisasi ………………………………………………... 66 Gambar 4.13. Sosisalisasi dengan teman sejawat ……………..………………….…..……. 66 Gambar 4.14. Kontrak waktu dengan pasien ………………………………………………….. 71 Gambar 4.15. Menyiapkan bahan untuk sosialisasi ke Pasien …………………………… 71 Gambar 4.16. Quisioner monitoring edukasi pasien ………………………………………… 76
ix
VIDEO Video 4.1. Saran dari teman sejawat ………………………..……………………………. 66 Video 4.2. Edukasi ke pasien …………………………………………………………………. 72 Video 4.3. Respon dari pasien ……………………………………………………………….. 72 Video 4.4. Video testimoni teman …………………………………………………………… 76
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2) tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Instansi Pemerintah. Seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsi ASN tersebut, seorang ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundangundangan dan memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya, berdasarkan pasal 12 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Rumah Sakit sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan yang salah satunya adalah pelayanan bedah yang Profesional dan Berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien. Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang merupakan salah satu Instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan baik yang terencana (elektif) maupun yang darurat (cito). Didukung tenaga yang kompeten, bersertifikasi, dan handal di bidang
1
pembedahan, serta fasilitas alat pembedahan yang canggih dan modern. Instalasi Bedah
RSUP Dr. Sitanala Tangerang terdiri dari 4 ruang Kamar Operasi, Ruang Pre Operasi, Ruang Pemulihan yang dapat melayani :
1. Tindakan Bedah Umum
2. Tindakan Bedah Orthopedi
3. Tindakan Bedah Plastik
4. Tindakan Bedah Kebidanan
5. Tindakan Bedah Mata
6. Tindakan Bedah Kusta
7. Tindakan Bedah THT
8. Tindakan Bedah Mulut
9. Tindakan Bedah Thoraks dan Kardiovaskuler
10. Tindakan Bedah Syaraf
Salah satu cakupan pelayanan Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang adalah cakupan Pelayanan Anestesi, baik di Kamar Operasi maupun diluar Kamar Operasi. Anestesi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana untuk menghilangkan rasa, baik rasa nyeri, takut dan rasa tidak nyaman sehingga pasien merasa lebih nyaman. Untuk mendapatkan hasil yang optimal selama operasi dan anestesi maka diperlukan tindakan preanestesi yang baik. Tindakan Preanestesi tersebut merupakan langkah lanjut dari hasil evaluasi preoperasi khususnya Anestesi untuk mempersiapkan kondisi pasien, baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk menjalani prosedur Anestesi dan diagnostik atau pembedahan yang akan direncanakan (Mangku & Senapathi, 2010).
Tujuan dari Pre anestesi :
a. Mengetahui status fisik klien preoperatif.
b. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi.
c. Memilih jenis/ teknik anestesi yang sesuai.
d. Mengetahui kemungkinan penyulit yang mungkin akan terjadi selama pembedahan dan atau pascabedah.
e. Mempersiapkan obat/alat guna menanggulangi penyulit yang dimungkinkan.
Persiapan Preanestesi di Rumah Sakit salah satunya meliputi persiapan psikologis, yaitu :
2
1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarganya agar mengerti perihal rencana anestesi dan pembedahan yang dijalankan, sehingga dengan demikian diharapkan pasien dan keluarga bisa tenang.
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan.
3. Memberikan obat sedative pada klien yang mengalami kecemasan berlebihan. Kecemasan/ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang waswas untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah-langkah dalam menghadapinya (Herdman, 2010). Cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam tingkatan. Sedangkan kecemasan adalah emosi dan pengalaman subjektif pada diri seseorang (Kusumawati dan Hartono, 2011). Kecemasan pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang di anggap pasien sebagai suatu ancaman dalam peran hidup, integritas tubuh, bahkan kehidupan itu sendiri (Smeltzer & Bare, 2013).
Sebuah penelitian yang bertujuan mengetahui tingkat kecemasan pasien pre operasi, didapatkan hasil bahwa dari 30 responden terdapat 17 (56,7%) responden mengalami kecemasan ringan, 12 (40%) responden mengalami tingkat kecemasan sedang pada waktu sebelum pembedahan. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pembedahan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kecemasan pasien. Di sinilah peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan pasien untuk memberikan edukasi yang jelas, memberikan pendampingan psikologis bersama keluarga agar pasien siap dan tenang menjalani pembedahan. Berdasarkan pengalaman peneliti berinteraksi dengan beberapa pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan, mereka mengatakan takut, sering menanyakan tentang operasinya dan bahkan ada yang meminta untuk ditemani. Dengan mengetahui kecemasan pasien sebelum pembedahan, tenaga kesehatan dapat memberikan penjelasan dan memberi gambaran tentang proses pembedahan, apa yang harus dilakukan pasien ketika merasakan nyeri, melibatkan keluarga untuk mendampingi pasien sehingga pasien tidak merasakan cemas lagi.
Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, usia, sistem ego, persepsi diri mengenai situasi yang tidak baik, kehilangan orang yang dikasihi, harga diri dan pengalaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi antara lain; dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, tingkat
3
pengetahuan, kekhawatiran terhadap nyeri, persepsi terhadap hasil bedah (Guendemann, B & Fersebner, 2016).
a. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangat penting terhadap tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi. Pendampingan atau kehadiran dari keluarga pasien dapat mengurangi rasa cemas. Seseorang dengan kondisi kecemasan tingkat tinggi tidak mampu berkonsentrasi terhadap informasi yang diberikan oleh perawat mengenai prosedur yang akan dilakukan. Adanya dukungan dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang dihadapi. Dukungan tersebut sangat bermanfaat dalam membuat seseorang membagikan kecemasan yang dialami dan mendapatkan solusi alternatif yang akan mempengaruhi pola pikirnya (Guendemann, B & Fersebner, 2016).
b. Dukungan petugas kesehatan
Dukungan dari petugas kesehatan memiliki peranan penting sebagai support system yang diberikan petugas kesehatan kepada pasien mulai dari masuk rumah sakit sampai ke ruang operasi. Dukungan dapat berupa komunikasi terapeutik, dukungan emosional/perhatian, penjelasan yang lengkap mengenai pembedahan yang akan dijalani. Seharusnya petugas kesehatan mampu menumbuhkan keyakinan klien dan keluarganya dalam rangka pemenuhan kebutuhan fisik/fisiologis klien sehingga klien percaya bahwa para professional yang terlibat dalam perawatannya benar-benar dapat memahami kebutuhan spesifiknya. Perawat yang mampu untuk mengekspresikan kekhawatiran dan kasih sayang kepada pasien dan keluarga, menunjukkan bahwa ketulusan perawat diterima sebagai pendukung. Dengan demikian, pasien dan keluarga merasa dihargai dan tercipta persepsi yang positif terhadap tenaga kesehatan (Maryunani, 2014).
c. Tingkat pengetahuan Informasi tentang pembedahan yang akan dikerjakan dapat mengurangi kecemasan pada pasien. Pemberian informasi adalah strategi utama dalam manajemen pre operasi yang bertujuan untuk mencegah gejala potensial menjadi komplikasi. Takut terhadap hal yang tidak diketahui dapat berkurang dengan pemberian informasi mengenai peristiwa yang akan berlangsung. Banyaknya informasi yang harus diberikan sebelum tindakan operasi tergantung pada latar belakang, minat dan tingkat stres dari pasien dan keluarganya. Pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pembedahan merupakan kunci keberhasilan proses pembedahan yang akan dilakukan. Dalam mempersiapkan klien
4
dan keluarganya, perawat harus memberikan informasi mengenai aktivitas perawatan diri setelah operasi misalnya, arah/rute ke fasilitas, ataupun penjelasan mengenai alasan tindakan bedah yang akan dijalaninya, dan lain-lain (Hawari, 2011).
d. Kekhawatiran terhadap nyeri Kekhawatiran terhadap nyeri akan mempengaruhi pasien dalam menjalani operasi, sehingga pasien membutuhkan informasi penjelasan mengenai nyeri yang akan dialaminya dan manajemen nyeri post operasi. Apabila klien mencapai harapan yang realistik terhadap nyeri dan mengetahui cara mengatasinya maka tingkat kecemasan klien akan berkurang (Hawari, 2011).
e. Persepsi terhadap hasil bedah
Pasien yang sering memikirkan kemungkinan hasil pembedahan maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami. Perawat bertugas membantu klien dan keluarga untuk mencapai harapan yang positif terhadap pembedahan. Faktor penyebab kecemasan pada pasien yang menjalani operasi ialah ketakutan akan kematian 38,1% pasien, ketakutan yang tidak diketahui 24,3%, kerugian finansial 19,7%, dan cemas terhadap hasil operasi 19,2%. Pasien yang cemas terhadap tindakan selama operasi sebanyak 1,7% (Nigussie et al., 2014). Hasil penelitian menyatakan bahwa pasien akan merasa cemas terhadap beberapa kategori diantaranya
1. Pengalaman bedah bisa mengatasi rasa takut.
2. Lingkungan ICU dan periode pasca operasi menjadi pengalaman yang sulit.
3. Pengalaman yang tidak menyenangkan misalnya haus, intubasi serta nyeri.
4. Hubungan dengan professional perawatan kesehatan, impersonality (Gois et al., 2012).
Mengingat dampak kecemasan pada pasien menjelang operasi/pembedahan dapat mengganggu pelaksanaan operasi dan anestesi, maka perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan tersebut yaitu dapat dilakukan dengan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik farmakologi merupakan teknik yang dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan atau medikasi. Sedangkan teknik non farmakologi untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan imajinasi terbimbing, distraksi audio, relaksasi otot progresif dan relaksasi nafas dalam (Gusti, 2014). Pasien yang mengalami kecemasan pre operasi sering kali diberikan terapi farmakologi untuk menurunkan kecemasan yang dirasakan. Namun obat-obatan yang diberikan tidak sedikit
5
memberikan efek negatif pada tubuh pasien, seperti rasa kantuk dan depresi pernapasan. Intervensi non farmakologi juga dapat diberikan pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi. Intervensi non farmakologi dapat berupa pendidikan untuk menjelaskan proses yang akan terjadi sebelum hingga setelah operasi serta memberikan teknik relaksasi untuk dapat menurunkan kecemasan pasien. Intervensi non farmakologi ini memiliki resiko yang sangat rendah bahkan hampir tidak ada resiko yang akan terjadi pada pasien selama diberikan untuk mengatasi kecemasan (Brand, Munroe and Gavin, 2013). Oleh karena itu, literatur review ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai beberapa intervensi non farmakologi yang dapat diberikan untuk menurunkan kecemasan pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi.
Didapatkan beberapa intervensi non farmakologi di dalam review ini yang dapat menurunkan kecemasan pada pasien, salah satunya adalah pemberian edukasi di ruang pre operasi. Contoh dari edukasi yang dapat diberikan yaitu edukasi mengenai relaksasi nafas dalam. Edukasi ini disampaikan secara verbal kepada pasien selama 5-10 menit. Selain itu juga disajikan dalam bentuk leaflet dan menyarankan pasien tersebut membawa leaflet ketika keluar rumah sakit. Intervensi edukasi pre operatif memberikan hasil penurunan kecemasan lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak diberikan intervensi tersebut (Poorolajal, Ashtarani and Alimohammadi, 2017). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan menghembuskan napas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam dapat meningkatkan ventilasi paru, meningkatkan oksigenasi darah, dan dapat menurunkan tingkat kecemasan. Leaflet adalah selembar kertas yang mengandung isi tertentu berisikan tulisan dan gambar untuk menyampaikan sebuah pesan dan mudah dibawa (Suiraoka, 2012). Leaflet termasuk media cetak yang bermanfaat menyampaikan pesan dan diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan. Menurut hasil penelitian Rizki tahun 2019 di RSUD Ungaran, didapatkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi.
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat, atau panik, menggunakan alat ukur/instrument yang dikenal dengan: Amsterdam preoperative anxiety and information Scale (APAIS) (Berth, H., Petrwski, K., & Balck, F. (2007). APAIS versi Indonesia (Perdana, dkk 2015) terdiri dari enam item questioner (form quisioner terlampir) yaitu :
6
1. Mengenal anestesi
a. Saya takut dibius (1, 2, 3, 4, 5).
b. Saya terus menerus memikirkan tentang pembiusan (1, 2, 3, 4, 5).
c. Saya ingin tahu sebanyak mungkin tentang pembiusan (1, 2, 3, 4, 5).
2. Mengenai pembedahan/ operasi
a. Saya takut di operasi (1, 2, 3, 4, 5)
b. Saya terus menerus memikirkan tentang operasi (1, 2, 3, 4, 5)
c. Saya ingin tahu sebanyak mungkin tentang operasi (1, 2, 3, 4, 5)
Dari kuisioner tersebut, untuk setiap item mempunyai nilai 1 - 5 dari setiap jawaban yaitu : 1=tidak, 2=tidak terlalu, 3=sedikit, 4=agak, 5=banyak. Jadi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. 7 - 12 : Kecemasan ringan.
b. 13 - 18 : Kecemasan sedang.
c. 19 - 24 : Kecemasan berat.
d. 25 - 30 : Kecemasan berat sekali / panik.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan teman sejawat, di dapatkan tingkat kecemasan pada pasien sebelum tindakan anestesi/pembiusan di ruang pre operasi RSUP Dr. Sitanala berbeda-beda.
Dari total 16 pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi dan pembedahan di dapatkan data sebagai berikut :
a. Kecemasan Ringan =10 pasien ( 62,5 % )
b. Kecemasan Sedang = 5 pasien ( 31,25 % )
c. Kecemasan Berat = 1 pasien ( 6,25 % )
d. Panik = 0 pasien
Dengan demikian, peserta coba membuat sebuah gagasan/ide untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Dalam hal ini peserta menggunakan teknik non farmakologi yaitu menggunakan teknik relaksasi nafas dalam untuk membuat media edukasi berupa leaflet dan x banner. Dengan edukasi ini, diharapkan pengetahuan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan bertambah dan tingkat kecemasan pasien berkurang.
Maka dari itu, dalam mewujudkan pelayanan anestesi dan pembedahan yang optimal peserta mengangkat gagasan “Optimalisasi intervensi non farmakologi untuk
7
mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala
Tangerang” .
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan aktualisasi ini adalah peserta Latsar CPNS diharapkan dapat menanamkan, mengaktualisasikan dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan tugas dan fungsinya pada kegiatan aktualisasi di lingkungan kerja sehingga menjadi ASN yang Profesional dan Berkarakter.
2. Tujuan khusus
Tujuan pelaksanaan aktualisasi ini adalah melaksanakan “Optimalisasi intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi
RSUP Dr. Sitanala Tangerang”, sehingga tingkat kecemasan pasien bisa terkendali dan ketika pasien dilakukan tindakan pembiusan serta tindakan pembedahan pasien merasa aman, nyaman dan tenang.
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Manfaat dari dilakukannya aktualisasi ini adalah dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan Kepenataan Pra Anestesi juga menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi peserta dalam menerapkan nilai-nilai dasar ASN ke dalam lingkungan kerja.
2. Bagi Organisasi
Manfaat Aktualisasi ini bagi Instalasi diharapkan agar terlaksananya tindakan anestesi/pembiusan dan pembedahan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang dengan lancar sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang.
3. Bagi Masyarakat
Edukasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat, pengetahuan dan wawasan sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi/pembiusan. Selain itu dapat meningkatkan kepuasaan dan
8
kepercayaan pasien terhadap pelayanan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PROFIL PESERTA
A. Profil Rumah Sakit
RSUP Dr. Sitanala Tangerang adalah rumah sakit vertikal milik Kementerian
Kesehatan yang merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan. RSUP Dr. Sitanala Tangerang berada di tengah Kota
Tangerang, berjarak kurang lebih 14,1 km dari Bandar Udara Internasional Soekarno
Hatta. RSUP Dr. Sitanala Tangerang memiliki luas lahan 52 hektar dan luas bangunan ± 10 hektar, memiliki total 200 bed dan 25 poliklinik, jumlah tenaga medis berjumlah
187 orang. Jumlah sumber daya manusia (SDM) terdiri dari staf klinis (dokter, dokter gigi, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) dan staf non klinis (staf administrasi dan keuangan).
Sejarah berdirinya di mulai dengan Rumah Sakit yang merupakan pemindahan dari Leprosarium Lenteng Agung Sewan terletak di Desa Karangsari Kampung Sewan
Tangerang dengan Luas + 54 hektar. Pada tanggal 28 Juli 1951 : Rumah Sakit Sewan diresmikan oleh Ny.Rahmi Hatta selaku Ibu Wakil Presiden RI Pertama. Rumah Sakit
Sewan di rubah namanya menjadi “Pusat Rehabilitasi Sitanala” oleh Menteri Kesehatan
RI saat itu Prof. Dr. Satrio, untuk menghargai jasa seorang dokter yang pertama kali menangani penderita kusta yaitu, dr. JB. Sitanala. Selanjutnya “Pusat Rehabilitasi
Sitanala” menjadi “RSK Dr. Sitanala Tangerang” dengan Keputusan Menteri Kesejatan
Momor 140, Tahun 1978. RSK Dr. Sitanala Tangerang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 199/MENKES/III/2009, tanggal 16 Maret 2009. RSK Dr. Sitanala Tangerang ditetapkan
menajdi Rumah Sakit PK-BLU, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No.4/KMK.05/2010, tanggal 5 Januari 2010. RSK Dr. Sitanala Tangerang Terakreditasi
Penuh Tingkat Dasar, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.01/C.III/SK/2010, tanggal 26 Juli 2010.
Berjalannya waktu terus berkembang dan sejak November 2019 telah bertransformasi menjadi RSUP Dr. Sitanala Tangerang yang saat ini di pimpin oleh
Direktur Utama dr. H. Afrizal Hasan, MKM
10
B. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi RSUP terpercaya dalam pelayanan kesehatan komprehensif dan berstandar nasional
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan prima, responsive dan berorientasi pada keselamatan pasien.
2. Meningkatkan penggunaan System Teknologi Informasi, IPTEK Kedokteran dan Kesehatan secara Berkesinambungan.
3. Melaksanakan Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
4. Mewujudkan RS yang nyaman, aman dan ramah lingkungan (green hospital).
5. Mewujudkan tata kelola Rumah Sakit yang Visioner, Transparan dan Akuntabel.
C. Nilai-nilai Organisasi
Nilai organisasi yang ada di RSUP Dr. Sitanala Tangerang adalah:
a. Empati
b. Responsive
c. Profesional
d. Sinergi
D.Motto
“Melayani dengan Ramah, Sabar dan Kasih Sayang”
E. Struktur organisasi
RSUP Dr. Sitanala Tangerang dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut
Direktur Utama. Direktur utama membawahi Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang & Direktorat SDM, Keuangan dan Umum. Direktorat-direktorat tersebut membawahi 6 bidang, 17 subbidang/ seksi/ instalasi, serta unit-unit non struktural yang terdiri dari Dewan Pengawas, Komite Medik, dan Satuan Pemeriksaan Internal. Komite adalah ‘wadah’ non struktural 3 yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Berikut struktur organisasi
11
RSUP Dr. Sitanala Tangerang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 77
Tahun 2019:
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SITANALA
TANGERANG
Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang
F. Tugas Instalasi
Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan baik yang terencana (elektif) maupun yang darurat (cito). Didukung tenaga yang kompeten, bersertifikasi dan handal di bidang pembedahan, serta fasilitas alat pembedahan yang canggih dan modern. Pelayanan bedah dimulai saat pasien diterima di ruang persiapan operasi, dilanjutkan ketika pasien mendapatkan pelayanan/tindakan pembedahan dan penatalaksanaan pasca operasi di ruang pulih sadar (recovery room).
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah berdasarkan jenis layanan meliputi pemberian pelayanan untuk menunjang pelayanan Anestesiologi dan pemberian pelayanan untuk menunjang pelayanan Bedah Spesialis dan Sub Spesialis.
Cakupan pelayanan Instalasi Bedah meliputi :
12
1. Cakupan Pelayanan Anestesi
Pelayanan Anestesi meliputi pelayanan Anestesi di dalam Kamar Operasi, termasuk sedasi moderat dan sedasi dalam pada jadwal terencana maupun diluar jadwal terencana (cito) seperti pada kasus operasi emergensi. Pelayanan Anestesi di Rumah Sakit harus seragam sesuai dengan pedoman dan Standar Pelayanan Operasional (SPO) yang ada. Dokter Anestesi yang bertugas bertanggung jawab terhadap semua tindakan Anestesi mulai dari masa Pre Anestesi sampai Pasca
Anestesi. Dokter Anestesi bertanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan wawasan serta keterampilannya termasuk para petugas Anestesi yang lainnya
2. Cakupan pelayanan pada Pasien dengan Anestesi Local
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan Anestesi Regional/ General dan atau Sedasi Moderat dan Dalam, pelayanan Bedah dilakukan dengan
menggunakan Anetesi Local/Sedasi Ringan. Pemilihan jenis obat Anestesi Local ditentukan oleh dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP) atau dokter bedah. Pasien di monitor secara kontinyu keadaan Haemodinamiknya dan di catat oleh Perawat di formulir pemantauan pasien selama Anestesi local dan di tanda tangani oleh DPJP.
3. Cakupan pelayanan Kamar Bedah
Pelayanan bedah yang dapat dilakukan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala
Tangerang meliputi pelayana bedah umum, bedah orthopedi, bedah plastic, kebidanan, mata, THT, bedah mulut, bedah syaraf, bedah thoraks kardiovaskuler dan bedah pada pasien kusta. Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam kerja untuk operasi terjadwal (elektif) dan setiap saat untuk operasi emergensi (cito).
4. Jenis operasi menurut waktunya
a. Bedah Terencana (elektif)
Bedah elektif adalah layanan tindakan pembedahan yang di jadwalkan ke Instalasi Bedah maksimal satu hari sebelum tindakan pembedahan. Pasien yang direncanakan untuk operasi harus sudah dilengkapi dengan pemeriksaanpemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan standar SMF bersangkutan dan SMF Anestesi.
b. Bedah Darurat
13
Bedah gawat darurat/cito adalah tindakan pembedahan yang membutuhkan
penanganan cepat dan tidak boleh di tunda karena bisa mengancam jiwa.
Pelayanan operasi gawat darurat dapat dilakukan setiap saat, baik di jam kerja ataupun di luar jam kerja.
c. Operasi One Day Care (ODC)
Layanan bedah sehari (ODC) adalah layanan tindakan pembedahan yang dilaksanakan dimana pasien datang dan pulang di hari yang sama (tidak menginap).
G. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta
Nama : Indra Iskandar Dinata, Amk
NIP : 198911282022031003
Jabatan : Asisten Penata Anestesi
Golongan : II/C
Unit Kerja : Instalasi Bedah, RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Instansi : Kementerian Kesehatan
Uraian tugas Asisten Penata Anestesi Terampil
a. Unsur Utama
1. Pelayanan asuhan kepenataan Anestesi
Perencanaan kegiatan pelayanan asuhan Kepenataan Anestesi
Menyusun rencana kerja Harian yang berhubungan dengan pekerjaan
Asisten Penata Anestesi
Menyusun rencana kerja Bulanan yang berhubungan dengan pekerjaan
Asisten Penata Anestesi
Menyusun rencana kerja Tahunan yang berhubungan dengan pekerjaan
Asisten Penata Anestesi
Penatalaksanaan pelayanan Anestesi
Menyusun rencana kebutuhan alat Anestesi, obat dan bahan Anestesi habis
pakai Harian
Menyusun rencana kebutuhan alat Anestesi, obat dan bahan Anestesi habis
pakai Bulanan
Menyusun rencana kebutuhan alat Anestesi, obat dan bahan Anestesi habis
pakai Tahunan
14
-
-
Melakukan inventarisasi alat, obat dan bahan Anestesi habis pakai yang tersedia
Melakukan inventarisasi penggunaan alat, obat dan bahan Anestesi habis pakai yang telah digunakan
Melaksanakan persiapan alat dan mesin Anestesi
Mempersiapkan dokumen pasien yang dibutuhkan dalam pelayanan Anestesi
Melakukan pengecekan administrasi pasien
Menyiapkan emergency KIT
Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik Anestesi
Melakukan persiapan alat-alat untuk Anestesi Regional
Melakukan monitoring tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, saturasi O2, frekuensi nafas, suhu) selama tindakan Anestesi
Melakukan pemeliharaan peralatan agar siap pakai
Melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan Anestesi yang akan dilakukan (jika pasien sadar)
Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan selama proses pelayanan Anestesi
Melakukan pencatatan laporan selama proses Anestesi
Melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Melakukan pelayanan terapi inhalasi
Melakukan kegiatan bantuan/partisipasi dalam bidang kesehatan
Partisipasi kegiatan dalam keadaan bencana
Melaksanakan pelayanan kesehatan terpadu
Membina peran serta masyarakat
b. Unsur Penunjang
2. Penunjang
- Pengajar/pelatih di bidang Penata Anestesi
Mengajar/melatih yang berkaitan dengan bidang penata Anestesi
- Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang Penata Anestesi
Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya/konferensi di bidang Penata Anestesi sebagai : pemrasaran/penyaji/narasumber
15
Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya/konferensi di bidang Penata
Anestesi sebagai : pembahas/moderator
Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya/konferensi di bidang Penata
Anestesi sebagai : peserta
Mengikuti/berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai : Ketua
Mengikuti/berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai : Anggota
- Keanggotaan dalam organisasi
Menjadi anggota Organisasi Profesi Nasional : sebagai Pengurus aktif
Menjadi anggota Organisasi Profesi Nasional : sebagai Anggota aktif
- Keanggotaan dalam tim penilai
Menjadi anggota tim penilai Jabatan Fungsional Penata Anestesi
16
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
A. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan teman sejawat, serta berkoordinasi dengan atasan langsung, dalam hal ini penanggung jawab anestesi, maka penulis mengidentifikasikan 3 isu yang ada di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang, khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sebagai Asisten Penata Anestesi. Adapun isu yang ditemukan penulis di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang adalah
No Tugas dan Fungsi
1 Menyiapkan peralatan dan obatobatan sesuai
dengan
perencanaan teknik
Anestesi
2 Melakukan
komunikasi efektif
pada pasien
tentang tindakan
anestesi yang akan
dilakukan
(jika pasien sadar)
Kondisi saat ini Kondisi yang di harapkan Isu
Bahan habis pakai dan obat-obatan
Anestesi yang
disediakan oleh
depo OK masih
kurang lengkap, obat masih sering kosong
Tidak terkajinya
tingkat
pengetahuan atau
pemahaman pasien di ruang Pre
Operasi tentang
tindakan yang akan
dilakukan sehingga
menyebabkan
kecemasan/ansietas
Bahan habis pakai dan obat-obatan
Anestesi yang
disediakan depo OK
tersedia dan terpenuhi
Belum
optimalnya
ketersediaan
bahan habis
pakai dan obatobatan Anestesi
di depo OK RSUP
Dr. Sitanala
Tangerang
Melakukan
komunikasi
Terapeutik agar
kecemasan pasien
berkurang atau
terkendali sehingga
proses pembiusan
dan pembedahan
berjalan lancer
Belum
optimalnya intervensi non farmakologis untuk
mengurangi
tingkat
kecemasan
pasien di ruang
Pre Operasi
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
17
Tabel 3.1. Uraian Tugas dan Permasalahan
3 Melakukan
pemeliharaan alat
siap pakai
(Defibrillator)
Tidak adanya
panduan serta
pencatatan
pemeliharaan
Petugas melakukan
pemeliharaan alat
Defibrillator setiap
hari dan di catat di
dalam buku catatan
pemeliharaan agar
bisa digunakan saat
keadaan darurat
Belum
optimalnya
pemeliharaan
alat Defibrilator
di ruang
Recovery Room
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
a. Isu
Belum optimalnya ketersediaan bahan habis pakai dan obat-obatan Anestesi di depo OK RSUP Dr. Sitanala Tangerang (sering terjadi kekosongan bahan habis pakai seperti
ETT NKK untuk tindakan pembedahan area atas, contoh odontektomy dan THT serta kekosongan obat seperti pancuronium, obat pelumpuh otot untuk operasi dengan durasi lama seperti Craniotomy)
Total jumlah pasien dengan tindakan area atas yang menggunakan ETT NKK seperti
Bedah Mulut dan THT selama bulan Mei ada 16 pasien (11,8 %) dari total 136 pasien dan Juni ada 20 pasien (11,6 %) dari total 172 pasien. Total pasien yang menggunakan
ETT NKK selama bulan Mei dan Juni ada 36 pasien. Dari total 36 pasien, 16 pasien (44,4%) di antaranya mengalami kekosongan ETT NKK, sehingga pada saat akan dilakukan tindakan pembiusan menggunakan ETT NKK yang sudah di reus dan di steril ulang. Data dukung ini saya dapatkan dari wawancara dengan petugas depo OK yang bertugas selama bulan Mei dan Juni Bukti ETT NKK di reus dan steril ulang
ETT NKK di steril ulang karena terjadi kekosongan stok (terlampir)
Dampak
1. Dapat menyebabkan penundaan operasi
Dokter IM Spesialis Anestesi menunda pembiusan pasien bedah syaraf dengan tumor otak karena obat pelumpuh otot Pancuronium (lama kerja yang Panjang 60120 menit) tidak tersedia dibanding Mivacurium (lama kerja yang singkat 15-30 menit) serta Atracurium dan Rocuronium (lama kerja menengah = 30-40 menit).
18
Gambar 3.1. Obat pelumpuh otot yang tersedia di depo OK RSUP Dr.Sitanala Tangerang
Keterangan : Obat pelumpuh otot yang tersedia di Kamar Operasi RSUP Dr. Sitanala
Tangerang hanya ada Atracurium, golongan pelumpuh otot yang mempunyai lama kerja menengah.
2. Petugas bolak balik Kamar Operasi dan depo OK dikarenakan kekurangan obatobatan yang disediakan dalam paket kurang lengkap sehingga menyebabkan monitoring terhadap pasien di Kamar Operasi kurang maksimal.
b. Isu
Belum optimalnya intervensi non farmakologis untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Bukti pengisian formulir pra anestesi masih belum lengkap (terlampir)
Dampak
1. Menghambat proses tindakan pembiusan.
Harusnya dokter Spesialis Anestesi dapat membius spinal dengan sekali suntikan, tapi karena pasien merasa cemas yang mengakibatkan pasien banyak bergerak, akhirnya penyuntikan di spinal berulang-ulang.
2. Mengurangi efektifitas kerja obat anestesi.
Terjadi pada pasien atas nama Ny. I, umur 35 tahun, diagnose Impaksi dengan tindakan Odontektomy dilakukan tindakan pembiusan General Anestesi (Intubasi) seharusnya dosis yang diberikan sesuai, tetapi dikarenakan pasien mengalami
Tingkat Kecemasan Berat sehingga membutuhkan dosis obat-obatan lebih banyak dari dosis seharusnya.
3. Tanda-tanda vital pasien tidak stabil
Ditandai dengan naiknya Tekanan Darah dan Nadi pasien.
19
Belum optimalnya pemeliharaan alat Defibrilator di ruang Recovery Room RSUP Dr. Sitanala Tangerang.
Data pendukung : SOP tidak ada, panduan cara pemeliharaan tidak ada, buku catatan pemeliharaan juga tidak ada.
Data tidak adanya SOP Defibrillator (terlampir)
Dampak
Terjadi kerusakan alat atau alat tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Dari hasil identifkasi isu yang telah dilakukan maka terkumpulah beberapa isu yang
akan di pilah untuk di jadikan prioritas isu. Kemudian prioritas isu tersebut kita angkat untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang akan dilakukan.
Dalam menentukan isu yang akan dipilih untuk diselesaikan permasalahannya, maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode analisis. Metode Analisis ini ada 2
Teknik, pertama menilai beberapa aspek, yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak (APKL). Dan Analisis lain yang digunakan adalah Analisis USG yang menilai aspek Urgensi, Seriousness, dan Growth.
Adapun penulis menganalisis isu tersebut menggunakan Metode Analisis Isu dengan Teknik USG. Hasil Analisis sebagai berikut :
Tabel 3.2. Analisis Isu Aktual dengan Teknik USG
1 Belum optimalnya ketersediaan bahan habis pakai dan obat-obatan Anestesi di depo OK RSUP Dr. Sitanala Tangerang
2 Belum optimalnya intervensi non farmakologis untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang
4 4 12 II
5 5 4 14 I
20
c. Isu
No Isu Kriteria (Skor) Jumlah Peringkat U S G
4
3 Belum optimalnya pemeliharaan alat
Defibrilator di ruang Recovery Room
RSUP Dr. Sitanala Tangerang
4 3 4 11 III
Setiap kriteria diberi skor nilai 1-5, dimana nilai 5 (sangat)
5 = Sangat penting, 4 = Penting, 3 = Cukup penting, 2 = Kurang penting, 1 = Tidak penting
a. Urgency (U)
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti
b. Seriousness (S)
Seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
c. Growth (G)
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya
Dari hasil table di atas dapat dilihat bahwa isu yang ditetapkan oleh penulis dan setelah berkonsultasi dengan menthor maka isu yang akan di angkat adalah “Belum optimalnya intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang.”
Akar penyebab masalah selanjutnya di diagnose menggunakan Fishbone Diagram. Diagram ini merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksploitasi dan menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan
21
Gambar 3.2. Analisis Isu Aktual dengan metode Fishbone Diagram
Mother Nature
Man
Ketersediaan SDM terbatas
Jumlah tenaga tidak sesuai dengan jumlah
Dokter Spesialis Anestesi
Tidak ada lembar balik
Beralihnya status RSK ke RSUP
Meningkatnya jumlah operasi
Belum optimalnya Intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan
pasien di ruang Pre Operasi
RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Media edukasi tidak tersedia Tidak mengikuti prosedur SOP
Tidak ada leaflet
Material
Penerapan assesment pra anestesi
masih rendah
Method
SOP dalam revisi dari RSK ke RSUP
22
Penyebab dari isu
1. Man (ketersediaan SDM terbatas)
Standar tenaga penata Anestesi adalah 1 Dokter Spesialis Anestesi minimal di damping oleh 2 Penata Anestesi. Jumlah tenaga
Anestesi yang ada di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang saat ini ada 6 orang. Jika jumlah Dokter Spesialis Anestesi
berjumlah 4 orang, maka total yang dibutuhkan minimal 8 Penata Anestesi. Jadi untuk saat ini tenaga Penata Anestesi belum memenuhi batas minimal yang seharusnya.
2. Mother Nature (Beralihnya status RSK ke RSUP)
Tabel 3.3. Bukti pendukung laporan operasi per bulan
1 FEBRUARI 2022 88 Di bulan Februari jumlah Operasi masih di bawah 100 pasien
2 MARET 2022 152 Bulan maret terjadi kenaikan signifikan dari bulan sebelumnya
3 APRIL 2022 123 Ada sedikit penurunan jumlah operasi di bulan April dan Mei
4 MEI 2022 136
dikarenakan memasuki bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri
5 JUNI 2022 172 Bulan Juni jumlah tindakan operasi naik lagi
Laporan Operasi Februari 2022.xlsx
Laporan Operasi Maret 2022.xlsx
Laporan Operasi April 2022.xlsx
Laporan Operasi Mei 2022.xlsx Laporan Operasi Juni 2022.xlsx
23
NO BULAN JUMLAH PASIEN KETERANGAN
3. Material (media edukasi tidak tersedia)
Gambar 3.3. Bukti pendukung yang menyatakan bahwa tidak adanya media untuk edukasi ke pasien di ruang pre operasi
24
4. Method (penerapan assessment pra anestesi masih rendah)
Gambar 3.4. Bukti pendukung berupa SOP Pra Anestesi di ruang Pre Operasi
Gagasan pemecah isu
Hasil analisis Fish Bone didapatkan isu terpilih yaitu Belum optimalnya intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan
pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang. Maka dari hasil penetapan Core isu diatas, gagasan yang akan diambil dalam
rancangan aktualisasi ini adalah “Optimalisasi intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien dengan media
edukasi di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang”.
25
B. Keterkaitan penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance
Agar mampu menginternalisasi nilai – nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas sebagai seorang ASN maka CPNS diwajibkan untuk melakukan
habituasi berupa aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan kegiatan pemecahan isu terkait permasalahan di instansi kerja. Sebagai
seorang asisten penata anestesi di Instalasi Bedah RSUP Dr. Sitanala Tangerang ada beberapa penyebab isu permasalahan terkait penerapan
pelaksanaan pelayanan yang seharusnya dapat terlaksana dengan baik diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4. Keterkaitan Isu dengan Peran PNS Menuju Smart Governance
No Penyebab Dari
Isu Utama Data / Fakta Yang Mendukung
1 Belum optimalnya
ketersediaan bahan
habis pakai dan
obat-obatan
Anestesi di depo OK
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
Sering terjadi kekosongan bahan habis
pakai seperti ETT NKK untuk tindakan
pembedahan area atas, contoh
Odontektomy dan THT serta
kekosongan obat seperti pancuronium,
obat pelumpuh otot untuk operasi
dengan durasi lama seperti
Craniotomy. Dalam hal ini contoh
kasusnya adalah kekurangan bahan
habis pakai seperti ETT NKK. Untuk itu
saya coba mensiasati kekosongan stok
yang terjadi dengan reusable.
Keterkaitan Isu
Sebagai seorang PNS saya harus
menjalankan setiap pekerjaan
sesuai tugas dan fungsinya serta
mengikuti peraturan atau SOP
yang sudah ditetapkan unit
kerja. Dalam hal ini berarti
bertanggung jawab dalam
penggunaan bahan habis pakai
dan obat-obatan Anetsesi.
Sebagai seorang Asisten Penata
Anestesi harus mampu
beradaptasi dengan kondisi yang
terjadi di lapangan dan responsif
terhadap perubahan yang terjadi
demi pencapaian tujuan
organisasi.
26
Manajemen ASN SMART ASN
2 Belum optimalnya intervensi non farmakologi untuk
mengurangi tingkat
kecemasan pasien
di ruang Pre Operasi
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
Data yang mendukung lampiran
gambar ETT NKK di reusable
Pra anestesi adalah sebuah penilaian
terhadap kondisi pasien yang dilakukan
sebelum tindakan Anestesi, dimana
hasil asesmen tersebut akan menjadi
dasar untuk menentukan proses
perencanaan Anestesi yang aman dan
sesuai, sebagai seorang Asisten Penata
Anestesi adalah suatu kewajiban dalam
melakukan assessment Pra Anestesi
sebelum pasien dilakukan tindakan
pembiusan, perwujudan terlaksananya
Pra Anestesi adalah dengan mengisi
form ceklist Pra Anestesi dengan
lengkap. Namun pada kenyataannya
masih ada yang belum terisi secara
lengkap, masih ada beberapa item
yang belum di ceklist semua.
Data yang mendukung yaitu lampiran
foto yang masih belum terisi lengkap.
Sebagai Penata Anestesi harus
melaksanakan tugas dalam
pelayanan anestesi dengan
menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman sesuai
dengan kewajibannya
melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan
fungsinya sebagai pelayan
publik.
Berinovasi untuk menyelesaikan
isu yang ada dengan cara
membuat media edukasi yang
menarik dalam bentuk video dan
leaflet, sehingga dalam
penyampaian nya nanti mudah di mengerti dan di fahami oleh
pasien.
27
3 Belum optimalnya
pemeliharaan alat
Defibrilator di ruang
Recovery Room
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
Dari hasil pengamatan dan observasi
saya di ruang Recovery Room RSUP Dr.
Sitanala Tangerang, pemeliharaan
defibrillator belum optimal. Self test
running hanya dilakukan sesekali oleh
petugas, namun hasil selt test runing
yang dilakukan tidak di catat ke dalam
pembukuan sebagai bukti laporan
pemeliharaan.
Dan setelah saya teliti dan
menindaklanjuti ke atasan ternyata
SOP nya juga tidak ada, panduan cara
pemeliharaan (self test runing) tidak
ada, buku catatan pemeliharaan juga
tidak tersedia.
Data pendukungnya yaitu daftar SOP
yang ada di Instalasi Bedah RSUP Dr.
Sitanala Tangerang tidak ada SOP
tentang pemeliharaan alat Defibrillator.
Sebagai Penata Anestesi saya
menjalankan tugas sesuai
dengan tupoksi dan dapat
dipertanggung jawabkan salah
satunya dalam bentuk
pendokumentasian
pemeliharaan alat-alat
Sebagai Penata Anestesi, saya
mencoba untuk beradaptasi
dengan kemajuan zaman dan
teknologi. Oleh karena itu, saya
mengajak teman sejawat dalam
upaya menjaga dan memelihara
alat-alat yang ada dan
mempelajari bagaimana cara
kerja dan fungsi nya untuk
mendapat wawasan yang luas.
28
C. Alternatif Pemecah Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Nama : Indra Iskandar Dinata, Amk
Nama Mentor : Ns. Destiawan Eko Utomo, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB
Unit Kerja : RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya ketersediaan bahan habis pakai dan obat-obatan Anestesi di depo OK RSUP Dr. Sitanala Tangerang.
2. Belum optimalnya intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala
Tangerang
3. Belum optimalnya pemeliharaan alat Defibrilator di ruang Recovery Room RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Isu yang Diangkat :
Belum optimalnya intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang
Gagasan Pemecahan Isu :
“Optimalisasi intervensi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang Pre Operasi RSUP Dr. Sitanala Tangerang”
29
D. Matriks Rancangan Aktulisasi
Tabel 3.5. Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahap Kegiatan
1 Pelaksanaan
konsultasi dan koordinasi
Output/Hasil Kerja
Terlaksananya
konsultasi kegiatan
dengan Ka.Ru, dokter penanggung
jawab dan mentor
Keterkaitan substansi mata
pelatihan
Menyiapkan
materi untuk di ajukan diskusi
Output : Tersedianya materi
yang akan diajukan
Saya akan mengajukan materi
edukasi yang terbaik untuk
meningkatkan pelayanan
(Berorientasi pelayanan)
Eviden :
Dokumen materi
edukasi
Saya akan meminta
persetujuan pelaksanaan
kegiatan kepada atasan yaitu
kepala instalasi, kepala
ruangan dan dokter Spesialis
Anestesi sebagai bentuk
keterbukaan dalam bekerja
sama dengan berbagai pihak.
(Kolaboratif)
Kontribusi
terhadap visi misi Penguatan nilai organisasi
Mewujudkan tata
kelola Rumah Sakit
yang Visioner, Transparan dan
Akuntabel.
Profesional Kemampuan melayani kebutuhan pasien sesuai
kompetensi dan
memberikan
pelayanan yang
berkualitas
30
Membuat
kesepakan waktu
dan tempat
Output : Kesepakatan jadwal
Saya akan menggunakan
bahasa yang sopan dan santun
dalam membuat janji
Eviden : Jadwal rencana
pertemuan
(Hamonis)
Saya akan hadir lebih awal dari
waktu yang disepakati (Loyal)
Saya akan bertanggung jawab
dengan janji yang sudah saya
sepakati (Akuntabel)
Membahas
gagasan atau
materi kegiatan
dengan dokter
anestesi, kepala
ruangan dan
menthor
Output : Terlaksananya
pembahasan
gagasan atau
materi
Saya menggunakan bahasa
yang sopan dalam berdiskusi
(Harmonis)
Saya menerima saran dan masukan dari atasan untuk
perbaikan
Eviden :
Dokumen materi
pembahasan
(Berorientasi Pelayanan)
31
Melakukan
perbaikan materi
jika ada saran dan masukan dari
dokter anestesi, kepala ruangan
dan menthor
Output : Terlaksananya
perbaikan
Saya akan memperbaiki setiap
saran dan masukan, baik dari
atasan maupun menthor untuk
meningkatkan pelayanan
2 Persiapan
membuat
rancangan media
edukasi
Mengumpulkan
materi edukasi
yang akan dibuat
Eviden : Tambahan materi
atau ide
Terlaksananya
pembuatan
rancangan
(Berorientasi Pelayanan)
Output : Terkumpulnya list materi yang akan
dijadikan media
edukasi
Saya melakukan perbaikan
tiada henti untuk mendapat
hasil yang di harapkan
(Berorientasi Pelayanan)
Saya mencari referensi untuk di jadikan materi edukasi dari
Mewujudkan tata
kelola Rumah Sakit
yang Visioner, Transparan dan Akuntabel.
Responsif
Memberikan pelayanan dengan
cepat
Eviden :
Daftar list materi
edukasi
berbagai sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan
(Akuntabel)
32
3 Pembuatan
media edukasi berupa
leaflet dan x banner
Melakukan
pembuatan
rancangan media
edukasi berupa
leaflet dan x banner
Output : Terbetuknya
rancangan media
edukasi Eviden : Rancangan final
Saya akan terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
(Adaftif)
Saya akan membuat rancangan
yang agar mudah di mengerti
oleh masyarakat
(Berorientasi Pelayanan)
Saya membuat rancangan
dengan penuh tanggungjawab
(Akuntabel)
Melakukan
pembuatan leaflet
dan x banner
Terlaksananya
pembuatan media
edukasi
Output : Terlaksananya
pembuatan leaflet
dan x banner
Saya memperbaiki kesalahan
dan kekurangan dalam
membuat media untuk menjadi
lebih baik terutama dalam
pelayanan sesuai tugas dan
fungsinya
Sesuai dengan visi
Rumah Sakit yaitu
Meningkatkan
Penggunaan Sistem
Teknologi Informasi, IPTEK Kedokteran dan
Kesehatan Secara
Berkesinambungan
Profesional
Kemampuan
melayani
kebutuhan
pasien sesuai
kompetensi
dan
memberikan
pelayanan
Eviden :
Leaflet dan x
banner final
(Kompeten)
Saya akan membuat leaflet dan
x banner yang sederhana
yang
berkualitas
33
Melakukan
tindaklanjut hasil
pembuatan media
edukasi ke
menthor
Output : Terlaksananya
konsultasi ke
menthor
namun mudah di fahami oleh
masyarakat
(Berorientasi Pelayanan)
Dalam melakukan menthoring
saya selalu mengedepankan
rasa hormat dan menghargai
supaya tercipta suasana yang
kondusif
Eviden :
Masukan dan saran
perbaikan media
edukasi
(Harmonis)
Saya akan bekerjasama
dengan menthor untuk
melakukan perbaikan
(Kolaboratif)
Menyempurnakan
media edukasi
setelah mendapat
masukan
Output : Terlaksananya
penyempurnaan
media edukasi
Melakukan perbaikan demi
meningkatkan pelayanan
(Berorientasi Pelayanan)
Saya menyempurnakan media
dengan teliti dan penuh
Eviden :
Media edukasi siap
di sosialisasikan
tanggungjawab
(Akuntabel)
34
4 Pelaksanaan
sosialisasi
materi
edukasi ke teman
sejawat dan
tim
Menyiapkan
kontrak waktu
dan tempat
Terlaksananya
sosialisasi
Output : Kesepakatan waktu
dan tempat
Saya datang lebih awal dari
waktu yang ditentukan
(Loyal)
saya akan bertanggung jawab
Sesuai dengan misi
RSUP Dr. Sitanala
Tangerang yaitu
Menyelenggarakan
Bermartabat
Bekerja berdasarkan
etika profesi
Eviden : Jadwal pertemuan
dengan janji yang saya buat (Akuntabel)
pelayanan prima, responsive dan berorientasi pada keselamatan pasien.
Menyiapkan
undangan Output : Tersebarnya
undangan
sosialisasi
Saya akan mengundang teman sejawat dan tim menggunakan
grup whatsapp yang ada (Adaftif)
Eviden : Undangan
sosialisasi
Saya menggunakan bahasa dan cara penyampaian yang
sopan dalam menyampaikan
undangan sosialisasi (Harmonis)
Menyiapkan
media edukasi Output : Tersedianya media
edukasi yang akan
di sosialisasikan
Saya menyiapkan materi
edukasi dengan sebaik
mungkin dan dengan kualitas
terbaik
(Kompeten)
35
Eviden : Media edukasi
berupa leaflet dan x banner
Saya membuat materi ini
dengan kualitas terbaik dan
penuh tanggungjawab (Akuntabel)
Saya menyiapkan materi untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat (Berorientasi Pelayanan)
Menyampaikan ke
teman sejawat
dan tim media
edukasi leaftlet
dan x banner cara
mengurangi tingkat
kecemasan pasien
Output : Terlaksananya
edukasi ke teman
sejawat dan tim
Saya menyampaikan sosialisasi ke teman sejawat dan tim
dengan ramah dan sopan agar
tidak menyinggung perasaan
sehingga tercipta lingkungan
Eviden : Dokumentasi
Absensi
kerja yang kondusif (Harmonis)
Saya mempraktekan edukasi
dengan teliti dan tanggungjawab (Akuntabel)
Meminta saran
masukan dari
teman sejawat
Output : Saran dan masukan
Saya menghargai testimoni dari teman sejawat (Harmonis)
36
5 Pelaksanaan
kegiatan
edukasi ke
pasien
Menyepakati
penyampaian
edukasi
Eviden : Dokumentasi
Absensi
Saya terbuka dalam menerima
masukan sebagai perbaikan
lebih lanjut
(Berorientasi Pelayanan)
Terlaksananya
kegiatan edukasi ke
pasien
Output : Terjadi kesepakatan
edukasi
Eviden : Tercapainya
kontrak waktu
dengan pasien
Saya meminta izin ke pasien
untuk penyampaian edukasi
dengan ramah
(Berorientasi Pelayanan)
Saya bertindak proaktif dalam
penyampaian edukasi (Adaftif)
Menyelenggarakan
pelayanan Prima,
Responsif dan
berorientasi pada
keselamatan pasien
Empati
Kesediaan untuk
peduli dan
memberikan
perhatian yang tulus
Menyiapakan
leaflet dan x
banner untuk
edukasi ke pasien
Output :
Leaflet dan x
banner tersedia
untuk di edukasikan
Eviden :
Leaflet dan x
banner
Saya berkolaborasi dengan
teman sejawat dan tim dalam
menyiapkan media edukasi (Kolaboratif)
Saya menyiapkan media
edukasi leaflet dan x banner
37
Melaksanakan
kegiatan edukasi
ke pasien
menggunakan
leaflet dan x
banner
Output : Tersampaikannya
edukasi ke pasien
sebaik mungkin dengan penuh
tanggungjawab
(Akuntabel)
Saya melakukan edukasi ke
pasien dengan sebaik mungkin
sesuai dengan tugas dan fungsi
( Kompeten )
Eviden : Dokumentasi
kegiatan
Saya menyampaikan edukasi
ke pasien dengan cermat, teliti
penuh rasa tanggungjawab
( Akuntabel )
Saya akan menyampaikan
edukasi ke pasien dengan
sabar dan ramah
(Berorientasi Pelayanan)
Meminta respon
dari pasien Output : Terkendali nya
tingkat kecemasan
Eviden :
Dokumentasi
kegiatan
Quisioner
Saya melakukannya semua
kegiatan yang bersangkutan
dengan pasien, selalu
mengutamakan ramah, sopan
dan santun
(Berorientasi pelayanan)
38
6 Pelaksanaan
Evaluasi
kegiatan
Terlaksananya
evaluasi kegiatan
Saya menerima respon dari
pasien tanpa memandang latar
belakangnya (Harmonis)
Saya menerima respon dari
pasien dengan terbuka agar
menjadi motivasi buat saya
dalam mengembangkan diri
menjadi lebih baik
(Kompeten)
Mewujudkan RS yang
nyaman, aman dan
ramah lingkungan
(green hospital).
Melakukan
penilaian tingkat
kecemasan pasien
apakah berkurang
atau terkendali
setelah dilakukan
edukasi
Output : Terkumpulnya data
tingkat kecemasan
pasien yang telah di
edukasi
Eviden :
Saya akan melaukan penilaian
dengan jujur dan
bertanggungjawab
(Akuntabel)
Saya melakukan penilaian
untuk dapat mengetahui
kekurangan dan dapat
melakukan perbaikan
Responsif Memberikan pelayanan dengan cepat Bermartabat
Bekerja berdasarkan
etika profesi
39
Meminta
testimoni dari
mentor dan rekan
sejawat
Dokumen penilaian
hasil edukasi ke
pasien
(Berorientasi Pelayanan)
Melakukan
penyususan
laporan kegiatan
Output : Tersampaikannya
testimoni dari
menthor dan rekan
sejawat
Saya akan bertindak proaktif
dalam meminta saran dan
masukan untuk perbaikan (Adaftif)
Saya akan menerima kritik dan
saran serta masukan
Eviden : Video testimoni
Output : Tersusunnya
laporan
(Harmonis)
Saya akan melakukan
penyusunan laporan kegiatan
Eviden : Dokumen kegiatan
laporan aktualisasi
dengan jujur, dan bertanggungjawab (Akuntabel)
Saya akan menyusun laporan ini dengan kualitas terbaik
(Kompeten)
40
E. Timeline Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.6. Timeline Rancangan Aktualisasi
AGUSTUS SEPTEMBER
No KEGIATAN
1 Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi
2 Persiapan membuat
rancangan media
edukasi
3 Pembuatan media
edukasi berupa leaflet dan x banner
4 Pelaksanaan sosialisasi
materi edukasi ke
teman sejawat dan tim
5 Pelaksanaan kegiatan
edukasi ke pasien
6 Pelaksanaan Evaluasi
kegiatan
Minggu II Minggu III
Minggu IV Minggu I
41
F. Para Pihak Yang Terlibat Dan Perannya Dalam Aktualisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi banyak actor dan pihak-pihak yang terlibat dan berperan dalam kegiatan Aktualisasi. Pihak-pihak tersebut berperan sesuai dengan
perannya masing-masing. Siapa sajakah pihak-pihak yang akan terlibat untuk menyelesaikan permasalahan mengurangi tingkat kecemasan pasien di ruang pre operasi, sebagai berikut :
Tabel 3.7. Pihak yang terlibat dan Perannya
No Pihak/Aktor yang terkait Peran dalam Kegiatan Aktualisasi
1 Ka.Ins Bedah Memberikan arahan sumber bahan materi untuk dipelajari, sebagai dukungan dalam kegiatan pembuatan media edukasi
2 Ka.Ru Instalasi Bedah Memberikan pengarahan atas usulan rancangan yang dibuat
3 Dokter Spesialis Anestesi Memberi masukan dalam pembuatan media edukasi
4 PJ Anestesi Memberi masukan dalam pembuatan media edukasi
5 Penulis Sebagai pelaksana aktualisasi sesuai dengan urutan kegiatan yang dijabarkan
6 Tim Instalasi Bedah Berpartisipasi atau ikut serta dalam melakukan kegiatan
7 Menthor Memberikan bimbingan mengenai kegiatan Aktualisasi
8 Coach Memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses pembelajaran, rancangan aktualisasi dan pelaksanaan aktualisasi
42
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Proses Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Kegiatan aktualisasi dilakukan di Ruang Pre Operasi Instalasi Bedah Lantai 3 RSUP Dr. Sitanala Tangerang. Periode pelaksanaan aktualisasi dilakukan sejak tanggal 5 Agustus sampai dengan 9 September 2022. Kegiatan yang dilakukan selama periode aktualisasi
yaitu terdiri dari 6 ( enam ) kegiatan disertakan dengan lampiran dokumentasi kegiatan. Kegiatan aktualisasi dilakukan berpedoman pada rancangan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (BerAKHLAK). No.
1 Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi
a. Menyiapkan materi untuk di ajukan diskusi
b. Membuat kesepakan waktu dan tempat
c. Membahas gagasan atau materi kegiatan yang akan di dengan dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
d. Melakukan perbaikan materi jika ada saran dan masukan dari dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
5-9 Agustus 2022
11 Agustus 2022 Terlaksana
11 Agustus 2022 Terlaksana
2 Persiapan membuat
a. Mengumpulkan materi edukasi yang akan dibuat
12 Agustus 2022 Terlaksana
5-9 Agustus 2022 Terlaksana
43
Waktu Pelaksanaan Status Realisasi
Kegiatan Tahapan Kegiatan
Terlaksana
rancangan media edukasi
3 Pembuatan media edukasi berupa leaflet dan x banner
b. Melakukan pembuatan rancangan media edukasi berupa leaflet dan x banner
a. Melakukan pembuatan leaflet dan x banner
b. Melakukan tindaklanjut hasil pembuatan media edukasi ke mentor
c. Menyempurnakan media edukasi setelah mendapat masukan
10 Agustus 2022 Terlaksana
15-17 Agustus 2022 Terlaksana
18 Agustus 2022 Terlaksana
4 Pelaksanaan sosialisasi materi edukasi ke teman sejawat dan tim
a. Menyiapkan kontrak waktu dan tempat 23 Agustus 2022 Terlaksana
b. Menyiapkan undangan 23 Agustus 2022 Terlaksana
c. Menyiapkan media edukasi 23 Agustus 2022 Telaksana
d. Menyampaikan ke teman sejawat dan tim media edukasi leaftlet dan x banner cara mengurangi tingkat kecemasan pasien
e. Meminta saran masukan dari teman sejawat
24 Agustus 2022 Terlaksana
24 Agustus 2022 Terlaksana
44
19 Agustus 2022 Terlaksana
5 Pelaksanaan
b.
d.
45
kegiatan edukasi ke pasien
Menyepakati penyampaian edukasi 25 Agustus 2022 –8 September 2022 Terlaksana
a.
Menyiapkan leaflet dan x banner untuk edukasi ke pasien 25 Agustus 2022 –8 September 2022 Terlaksana
Melaksanakan kegiatan edukasi ke pasien menggunakan leaflet dan x banner 25 Agustus 2022 –8 September 2022 Terlaksana
c.
Meminta respon dari pasien 25 Agustus 2022 –8 September 2022 Terlaksana
Evaluasi Kegiatan
Melakukan penilaian tingkat kecemasan pasien apakah berkurang/terkendali setelah dilakukan edukasi 9 September 2022 Terlaksana
Meminta testimoni dari mentor dan rekan sejawat 9 September 2022 Terlaksana
Melakukan penyususan laporan kegiatan 9 September 2022 Terlaksana
6 Pelaksanaan
a.
b.
c.
B. Capaian Kegiatan
Kegiatan 1/Tahapan Kegiatan Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi
1. Menyiapkan materi untuk di ajukan diskusi
2. Membuat kesepakan waktu dan tempat
3. Membahas gagasan atau materi kegiatan yang akan di dengan dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
4. Melakukan perbaikan materi jika ada saran dan masukan dari dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
Tanggal Pelaksanaan 5 Agustus-12 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan materi untuk di ajukan diskusi
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya telah mengajukan materi, ide dan gagasan pembuatan media edukasi yang mudah di mengerti kepada atasan demi memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Kompeten
Saya berusaha dan bekerja keras untuk mencari materi yang akan saya ajukan kepada atasan agar materi yang saya ajukan layak untuk dijadikan media edukasi. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Adaftif
Saya telah menyampaikan materi yang sudah terkumpul ke atasan untuk kemudian saya jadikan media edukasi yang kreatif sehingga mudah di mengerti. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku yang terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
46
Kolaboratif
Saya meminta persetujuan pelaksanaan kegiatan kepada atasan yaitu kepala instalasi, kepala ruangan dan dokter Spesialis Anestesi sebagai bentuk keterbukaan dalam bekerja sama dengan berbagai pihak.
Tindakan yang saya lakukan merupakan penerapan atas sikap perilaku terbuka dalam bekerjasama untuk
mendapatkan nilai tambah
Output Tersedianya materi yang akan diajukan
Eviden/bukti Dokumen materi edukasi
Tahapan Kegiatan 2. Membuat kesepakatan waktu dan tempat
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Akuntabel
Saya bertanggung jawab dengan janji yang sudah saya sepakati. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan beribtegritas tinggi.
Harmonis
Saya menggunakan bahasa yang sopan dan santun dalam membuat janji kepada pimpinan. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Output Kesepakatan jadwal
Eviden/bukti Jadwal rencana pertemuan
Tahapan Kegiatan 3. Membahas gagasan atau materi kegiatan dengan dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
47
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Harmonis
Saya menggunakan bahasa yang sopan dan santun serta menghargai setiap masukan yang ada di dalam berdiskusi tanpa memandang latar belakang seseorang. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Kolaboratif
Saya telah meminta saran dan masukan dari kepala ruangan, dokter anestesi dan mentor untuk
kemudian nantinya dapat di jadikan bahan dalam pembuatan media edukasi. Tindakan yang saya
lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan
nilai tambah
Output
Terlaksananya pembahasan gagasan atau materi
Eviden/hasil Dokumen materi pembahasan
Tahapan Kegiatan
4. Melakukan perbaikan materi jika ada saran dan masukan dari dokter anestesi, kepala ruangan dan menthor
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya telah menerima saran dan masukan dari atasan untuk perbaikan agar media yang saya kerjakan nanti mempunyai kualitas terbaik dan dapat diterima masyarakat. Tindakan yang saya lakukan ini
merupakan penerapan atas sikap perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Adaftif
Saya telah menerima masukan dan saran sebagai motivasi saya untuk lebih berkreativitas lagi dalam
membuat media edukasi. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku
terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
48
Output Terlaksananya perbaikan
Eviden/bukti Tambahan materi atau ide
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi Organisasi
Mewujudkan tata kelola Rumah Sakit yang Visioner, Transparan dan Akuntabel
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Profesional Kemampuan melayani kebutuhan pasien sesuai kompetensi dan memberikan pelayanan yang berkualitas
49
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Lampiran Kegiatan 1
Pelaksanaan konsultasi dan koordinasi
50
:
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan
1 Menyiapkan materi untuk di ajukan diskusi
Gambar 4.1. Referensi materi untuk edukasi
5-9 Agustus 2022
2 Membuat kesepakan waktu dan tempat
Gambar 4.2. Screenshot kesepakatan waktu
11 Agustus 2022
Membahas gagasan atau materi kegiatan yang
akan di dengan dokter anestesi, kepala
ruangan dan menthor
Ruangan, dokter Anestesi dan Mentor
11 Agustus 2022
4 Melakukan perbaikan materi jika ada saran dan
masukan dari kepala ruangan, dokter anestesi
dan mentor
mentor
12 Agustus 2022
51 3
Gambar 4.3. Membahas gagasan dengan Kepala
Gambar 4.4. Masukan dari
Kegiatan 2/Tahapan Kegiatan Persiapan membuat rancangan media edukasi
1. Mengumpulkan materi edukasi yang akan dibuat
2. Melakukan pembuatan rancangan media edukasi berupa leaflet dan x banner
Tanggal Pelaksanaan 5 Agustus-12 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan materi edukasi yang akan dibuat
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya memilih materi-materi yang sudah disiapkan agar menjadi media edukasi yang bermanfaat bagi
masyarakat. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan
perbaikan tiada henti untuk mendapat hasil yang di harapkan.
Akuntabel
Saya telah mengumpulkan data dengan cermat dan teliti sehingga mendapatkan data yang dapat
dipercaya dan relevan. Selain itu, saya juga akan bekerja keras untuk mendapatkan data yang lengkap
sesuai kebutuhan. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
Output
Terkumpulnya list materi yang akan dijadikan media edukasi
Eviden/bukti Daftar list materi edukasi
Tahapan Kegiatan
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
2. Melakukan pembuatan rancangan media informasi berupa leaflet dan x banner
Berorientasi Pelayanan
Saya telah membuat rancangan yang menarik agar mudah di mengerti oleh masyarakat. Tindakan yang
saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
52
Akuntabel
Saya sudah membuat rancangan dengan teliti, cermat serta penuh tanggungjawab. Tindakan yang saya
lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Adaftif
Saya telah membuat rancangan media edukasi yang menarik dan mudah di fahami. Tindakan yang saya
lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Output Terlaksananya pembuatan rancangan
Eviden/bukti Rancangan Final
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi
Organisasi
Meningkatkan penggunaan sistem teknologi informasi, IPTEK kedokteran dan kesehatan secara
berkesinambungan
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Responsif
Memberikan pelayanan dengan cepat
53
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Lampiran Kegiatan 2 : Persiapan membuat rancangan media edukasi
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan
1 Mengumpulkan materi edukasi yang akan dibuat
2 Melakukan pembuatan rancangan media
informasi berupa leaflet dan x banner
54
Gambar 4.5. Kumpulan materi
5-9 Agustus 2022
Gambar 4.6. Rancangan media edukasi
10 Agustus 2022
Kegiatan 3/Tahapan Kegiatan Pembuatan media edukasi berupa leaflet dan x banner
1. Melakukan pembuatan leaflet dan x banner
2. Melakukan tindaklanjut hasil pembuatan media edukasi ke mentor
3. Menyempurnakan media edukasi setelah mendapat masukan
Tanggal Pelaksanaan 15 Agustus-24 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan pembuatan leaflet dan x banner
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya sudah membuat leaflet dan x banner sebagai media edukasi ke masyarakat dengan menggunakan
kata-kata yang mudah di mengerti agar dapat diterima dengan baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Kompeten
Saya telah berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan media edukasi berupa leaflet dan x banner hingga menjadi media yang berguna bagi masyarakat. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Adaftif
Saya membuat media edukasi ini dengan ide dan gagasan terbaik sehingga menjadi media edukasi yang kreatif dan mudah di mengerti. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
Harmonis
Saya telah meminta mencetak media edukasi ini ke percetakan dengan menggunakan Bahasa yang sopan dan sikap santun tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Tindakan yang saya lakukan merupakan penerapan atas sikap perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
55
Kolaboratif
Saya sudah bekerja sama dengan pihak percetakan dalam dalam mencetak media edukasi ini dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Tindakan yang saya lakukan merupakan penerapan atas sikap perilaku memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
Output Terlaksananya pembuatan leaflet dan x banner
Eviden/bukti Leaflet dan x banner final
Tahapan Kegiatan 2. Melakukan tindak lanjut hasil pembuatan media edukasi ke menthor
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya menerima masukan-masukan dari mentor agar media yang saya buat menjadi sempurna. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan perbaikan tiada henti.
Harmonis
Dalam melakukan mentoring saya selalu mengedepankan rasa hormat dan menghargai supaya tercipta
suasana yang kondusif. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Kolaboratif
Saya bekerjasama dengan mentor untuk melakukan perbaikan media edukasi, menambahkan yang kurang, dan menyederhanakan menjadi media yang mudah di mengerti. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
Output Terlaksananya konsultasi ke menthor
Eviden/bukti Masukan dan saran perbaikan media edukasi
56
Tahapan Kegiatan 3. Menyempurnakan media edukasi setelah mendapat masukan
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya telah melakukan perbaikan dalam pembuatan media edukasi demi meningkatkan pelayanan prima kepada masayarakat sesuai dengan misi RSUP Dr. Sitanala Tangerang yaitu menyelenggarakan pelayanan prima, responsive dan mengutamakan keselamatan pasien. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel
Saya telah menyempurnakan media edukasi yang saya buat atas saran dan masukan dari mentor dengan cermat, teliti, disiplin dan penuh tanggungjawab. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Adaftif
Saya menjadikan saran dan masukan dari mentor sebagai semangat untuk perubahan lebih baik lagi.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
Output
Terlaksananya penyempurnaan media edukasi
Eviden/hasil Media edukasi siap di sosialisasikan
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi
Organisasi Sesuai dengan visi Rumah Sakit yaitu Meningkatkan Penggunaan Sistem Teknologi Informasi, IPTEK
Kedokteran dan Kesehatan Secara Berkesinambungan
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Profesional
Kemampuan melayani kebutuhan pasien sesuai kompetensi dan memberikan pelayanan yang berkualitas
57
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Lampiran Kegiatan ke 3 : Pembuatan media edukasi berupa leaflet dan x banner
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan
1 Melakukan pembuatan leaflet dan x banner
15-17 Agustus 2022
Melakukan tindaklanjut hasil pembuatan media
edukasi ke mentor
18 Agustus 2022
58
Gambar 4.7. Proses pencetakan media edukasi di percetakan
2
Gambar 4.8. Tambahan dari saran dari mentor
59 3 Menyempurnakan media edukasi setelah
masukan
mendapat
19 Agustus 2022
Gambar 4.9. Penyempurnaan media edukasi
Kegiatan 4/Tahapan Kegiatan Pelaksanaan sosialisasi materi edukasi ke teman sejawat dan tim
1. Menyiapkan kontrak waktu dan tempat
2. Menyiapkan undangan
3. Menyiapkan media edukasi
4. Menyampaikan ke teman sejawat dan tim media edukasi leaftlet dan x banner cara mengurangi tingkat kecemasan pasien
5. Meminta saran masukan dari teman sejawat
Tanggal Pelaksanaan 22 Agustus-24 Agustus 2022
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan kontrak waktu dan tempat
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar PNS
Loyal
Saya datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara.
Akuntabel
Saya bertanggung jawab dengan janji yang saya buat dan yang sudah ditentukan dalam melaksanakan sosialisasi kepada teman sejawat dan tim. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, betanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Harmonis
Saya meminta kesediaan waktu dan tempat untuk sosilisasi kepada teman sejawat dan tim dengan Bahasa yang sopan dan santun. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Output
Terlaksananya kesepakatan waktu dan tempat
60
Eviden/bukti Jadwal pertemuan
Tahapan Kegiatan 2. Menyiapkan undangan
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Akuntabel
Saya mengundang teman sejawat dan tim untuk mengadakan sosialisasi dengan penuh tanggung jawab agar pelaksanaan sosialisasi berjalan lancer. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas
sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Harmonis
Saya mengundang teman sejawat dan tim menggunakan grup whatsapp yang ada tanpa mengurangi rasa hormat dengan menggunakan bahasa dan cara penyampaian yang sopan dalam menyampaikan undangan sosialisasi. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Output
Eviden/bukti
Tersebarnya undangan sosialisasi
Undangan sosialisasi via whastapp
Tahapan Kegiatan 3. Menyiapkan media edukasi
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Kompeten
Saya telah menyiapkan media edukasi dengan sebaik mungkin dan dengan kualitas terbaik agar dalam
penyampaiannya dapat diterima dengan baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas
sikap perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Akuntabel
61
Saya telah meyampaikan edukasi ini dengan jujur dan penuh tanggungjawab. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksankan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Output Tersedianya media edukasi yang akan di sosialisasikan
Eviden/bukti Media edukasi berupa leaflet dan x banner
Tahapan Kegiatan 4. Menyampaikan ke teman sejawat dan tim media edukasi leaftlet dan x banner cara mengurangi tingkat
kecemasan pasien
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Harmonis
Saya menyampaikan sosialisasi ke teman sejawat dan tim dengan ramah dan sopan agar tidak menyinggung perasaan sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Akuntabel
Saya menyampaikan sosialisasi media edukasi ke teman sejawat dan tim secara cermat dan disiplin agar sosialisasi tersampaikan dengan baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksankan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
Kolaboratif
Saya menyampaikan sosialisasi ke teman sejawat dan tim dengan Bahasa yang mudah di fahami sehingga nantinya ketika teman sejawat dan tim mensosialisasikan media edukasi ini ke pasien menggunakan bahasa yang mudah di fahami juga serta edukasi tersampaikan dengan baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
62
Output Terlaksananya edukasi ke teman sejawat dan tim
Eviden/bukti
1. Dokumentasi
2. Absensi
Tahapan Kegiatan
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
5. Meminta saran masukan dari teman sejawat
Berorientasi Pelayanan
Saya terbuka dalam menerima masukan dari tim maupun teman sejawat sebagai perbaikan lebih lanjut.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan perbaikan tiada
henti.
Harmonis
Saya menghargai testimoni dari teman sejawat maupun tim tanpa memandang latar belakang maupun jabatan mereka. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
Kolaboratif
Saya menerima masukan dan saran dari teman sejawat dan tim untuk perbaikan agar pada saat sosialisasi
ke pasien nanti media edukasi yang disampaikan ke pasien diterima dengan baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan
nilai tambah.
Output
Eviden/bukti
Saran dan masukan
1. Dokumentasi
2. Absensi
63
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi Organisasi Sesuai dengan misi RSUP Dr. Sitanala Tangerang yaitu Menyelenggarakan pelayanan prima, responsive dan berorientasi pada keselamatan pasien.
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Bermartabat
Bekerja berdasarkan etika profesi
64
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Lampiran Kegiatan ke 4 : Pelaksanaan sosialisasi materi edukasi ke teman sejawat dan tim
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan
1 Menyiapkan kontrak waktu dan tempat
23 Agustus 2022
2 Menyiapkan undangan sosialisasi
23 Agustus 2022
Whastapp
65
Gambar 4.10. Kontrak waktu untuk sosialisasi
Gambar 4.11. Undangan sosialisasi dengan media
WhatsApp Video 2022-08-24 at 21.32.25.mp4
23 Agustus 2022
24 Agustus 2022
24
66 3
Menyiapkan media edukasi
Gambar 4.12. Media edukasi untuk sosialisasi
4 Menyampaikan ke teman sejawat dan tim media
edukasi leaftlet dan x banner cara mengurangi tingkat kecemasan pasien
Gambar 4.13. Sosisalisasi dengan teman sejawat
5 Meminta saran masukan dari teman sejawat
Video 4.1. Saran dari teman sejawat
Agustus 2022
Kegiatan 5/Tahapan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan edukasi ke pasien
1. Menyepakati penyampaian edukasi
2. Menyiapkan leaflet dan x banner untuk edukasi ke pasien
3. Melaksanakan kegiatan edukasi ke pasien menggunakan leaflet dan x banner
4. Meminta respon dari pasien
Tanggal Pelaksanaan 25 Agustus-2 September 2022
Tahapan Kegiatan 1. Menyepakati penyampaian edukasi
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya meminta izin ke pasien untuk penyampaian edukasi bagaimana cara mengurangi tingkat kecemasan
saat akan dilakukan tindakan pembiusan dan pembedahan dengan bahasa yang ramah. Tindakan yang
saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku ramah, cekatan, solutif dan dapat di andalkan
Adaftif
Saya bertindak proaktif ke pasien dalam penyampaian edukasi cara mengurangi tingkat kecemasan
sebelum dilakukan tindakan pembiusan dan pembedahan. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan
penerapan atas sikap perilaku bertindak proaktif
Output
Terjadi kesepakatan edukasi
Eviden/bukti Dokumentasi kontrak waktu
Tahapan Kegiatan 2. Menyiapkan leaflet dan x banner untuk edukasi ke pasien
67
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Kolaboratif
Saya berkolaborasi dengan teman sejawat dan tim dalam menyiapkan media edukasi. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
Akuntabel
Saya menyiapkan media edukasi leaflet dan x banner sebaik mungkin dengan penuh tanggungjawab. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Output Tersedianya leaflet dan x banner untuk di edukasikan
Eviden/bukti Leaflet dan x banner
Tahapan Kegiatan 3. Melaksanakan kegiatan edukasi ke pasien menggunakan leaflet dan x banner
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Kompeten
Saya melakukan edukasi ke pasien dengan sebaik mungkin sesuai dengan tugas dan fungsi. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik
Berorientasi Pelayanan
Saya menyampaikan edukasi ke pasien dengan sabra, cermat, teliti, ramah dan sopan agar apa yang disampaikan bisa di mengerti oleh pasien. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas
sikap perilaku memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Harmonis
68
Saya telah menyampaikan edukasi ke pasien dengan ramah tanpa memandang latar belakangnya.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya
Loyal
Saya melakukan sosialisasi kepada pasien dengan ramah, sopan dan santun serta menjaga sikap yang baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menjaga nama baik
sesame ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara
Output Tersampaikannya edukasi ke pasien
Eviden/bukti Dokumentasi kegiatan
Tahapan Kegiatan 4. Meminta respon dari pasien
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya meminta respon dari pasien tentang edukasi yang diberikan dengan ramah, sopan dan santun.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku ramah, cekatan, solutif dan dapat di andalkan
Harmonis
Saya menerima respon dari pasien tanpa memandang latar belakangnya. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Kompeten
Saya menerima respon dari pasien dengan terbuka agar menjadi motivasi buat saya dalam mengembangkan diri menjadi lebih baik. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
69
Output Terkendali nya tingkat kecemasan
Eviden/bukti Dokumentasi kegiatan
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi
Organisasi Menyelenggarakan pelayanan prima, responsive dan berorientasi pada keselamatan pasien.
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Profesional
Kemampuan melayani kebutuhan pasien sesuai kompetensi dan memberikan pelayanan yang berkualitas
70
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
Lampiran Kegiatan ke 5 : Pelaksanaan kegiatan edukasi ke pasien
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan
1 Menyepakati penyampaian edukasi
Gambar 4.14. Kontrak waktu dengan pasien
25 Agustus-2 September 2022
2 Menyiapkan leaflet dan x banner untuk edukasi
ke pasien
Gambar 4.15. Menyiapkan bahan untuk sosialisasi ke
Pasien
25 Agustus-2 September 2022
71
Melaksanakan kegiatan edukasi ke pasien menggunakan leaflet dan x banner
Edukasi Relaksasi
Nafas Dalam.mp4
Video 4.2. Edukasi ke pasien
25 Agustus-2 September 2022
4 Meminta respon dari pasien
Respon Pasien.mp4
Video 4.3. Respon dari pasien
25 Agustus-2 September 2022
72 3
Kegiatan 6/Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan
1. Melakukan penilaian tingkat kecemasan pasien apakah berkurang/terkendali setelah dilakukan edukasi
2. Meminta testimoni dari mentor dan rekan sejawat
3. Melakukan penyususan laporan kegiatan
Tanggal Pelaksanaan 03 - 09 September 2022
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan penilaian tingkat kecemasan pasien apakah berkurang atau terkendali setelah dilakukan edukasi
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya melakukan penilaian untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan edukasi yang sudah
dilakukan agar dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan sehingga dapat melakukan perbaikan.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan perbaikan tiada
henti Akuntabel
Saya melaukan penilaian dengan jujur dan bertanggungjawab. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Output Terkumpulnya data tingkat kecemasan pasien yang telah di edukasi
Eviden/bukti Dokumen penilaian hasil edukasi ke pasien ( quisioner )
Tahapan Kegiatan 2. Meminta testimoni dari mentor dan rekan sejawat
73
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
Berorientasi Pelayanan
Saya meminta testimoni dari mentor dan teman sejawat tentang edukasi yang sudah saya lakukan ke
pasien untuk kemudian jika ada saran dan masukan menjadi bahan perbaikan di kemudian hari.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melakukan perbaikan tiada henti Harmonis
Saya meminta testimoni kepada menthor dan teman sejawat dengan dengan bahasa yang baik, sopan dan santun. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku membangun lingkungan kerja yang kondusif
Kolaboratif
Saya meminta testimoni dari mentor dan teman sejawat mengenai edukasi yang sudah saya lakukan ke pasien serta menerima setiap masukan dan saran secara terbuka. Tindakan yang saya lakukan ini
merupakan penerapan atas sikap perilaku terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
Output
Eviden/bukti
Tersampaikannya testimoni dari menthor dan rekan sejawat
Video testimoni
Tahapan Kegiatan
Relevansi Kegiatan/Tahapan
Kegiatan dengan Nilai-nilai Dasar
PNS
3. Melakukan penyususan laporan kegiatan
Akuntabel
Saya melakukan penyusunan laporan kegiatan dengan jujur dan bertanggungjawab. Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Kompeten
74
Saya menyusun laporan ini dengan sebaik mungkin sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban.
Tindakan yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik
Loyal
Saya menyusun laporan ini sampai dengan selesai sesuai dengan apa yang sudah di kerjakan. Tindakan
yang saya lakukan ini merupakan penerapan atas sikap perilaku memegang teguh ideologi Pancasila, UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945, NKRI serta Pemerintahan yang sah
Output Tersusunnya laporan
Eviden/bukti Dokumen kegiatan laporan
Kontribusi terhadapa Visi dan Misi
Organisasi
Mewujudkan RS yang nyaman, aman dan ramah lingkungan (green hospital)
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Responsif ( Memberikan pelayanan dengan cepat )
Bermartabat ( Bekerja berdasarkan etika profesi )
75
LAMPIRAN DOKUMENTASI HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
76
Lampiran
No Tahapan Kegiatan Output Tanggal Pelaksanaan 1 Melakukan penilaian tingkat kecemasan pasien apakah berkurang/terkendali setelah dilakukan edukasi Gambar
09 September 2022 2 Meminta
Testimoni dari teman sejawat.mp4 Video
09 September 2022 3 Melakukan penyusunan laporan kegiatan 09 September 2022
Kegiatan ke 6 : Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan
4.16. Quisioner monitoring edukasi pasien
testimoni dari rekan sejawat
4.4. Video testimoni teman
C. Matrix Nilai-nilai ASN
Rekapitulasi Matriks Habituasi Nilai-Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)
77
Kegiatan Jumlah Aktualisasi Per-MP Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 R A R A R A R A R A R A R A 1 Berorientasi Pelayanan 3 2 2 2 2 3 2 1 3 3 1 2 13 13 2 Akuntabel 1 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 11 10 3 Kompeten 0 1 0 0 1 1 1 1 2 2 1 1 5 6 4 Harmonis 2 2 0 0 1 2 2 4 1 2 1 1 7 11 5 Loyal 1 0 0 0 0 0 2 1 0 1 0 1 3 3 6 Adaptif 0 2 1 1 0 2 1 0 1 1 1 0 4 6 7 Kolaboratif 1 2 0 0 1 2 0 2 1 1 0 1 3 8 Jumlah Aktualisasi Per Kegiatan 8 10 5 5 6 11 11 12 10 11 6 8 46 57
No Mata Pelatihan
No Kegiatan Tujuan Sasaran Cara/ Metode Waktu & Tempat
1 Mengajukan
usulan
pencetakan
leaflet danx
bannerrelaksasi
nafas dalam ke
pihak Humas
2 Monitoring
Edukasi ke
pasien tentang
relaksasi nafas
dalam
Usulan
pencetakan
leaflet dari
Humas
disetujui
Pasien pre operasi Pengusulan
Lembar
disposisi
Wawancara
Pelaksana Indikator
Oktober 2022 Indra
Iskandar Dinata
Keberhasilan
Leaflet dicetak
lembar
Memasang x banner di Poli
Anestesi
Mengetahui
Penerapan
media
edukasi
leaflet dan x
banner
teknik
relaksasi
nafas dalam
Pasien Edukasi November 2022 Indra
Iskandar
Dinata
Penerapan
edukasi ke
pasien dengan
leaflet dan x banner
78
D. Rencana Tindak Lanjut
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan selama masa aktualisasi adalah keberhasilan peserta LATSAR Golongan II angkatan 5 untuk melakukan Peningkatan Kedisiplinan Petugas Dalam
Melaksanakan Edukasi Relaksasi Nafas Dalam ke pasien di ruang Pre Operasi RSUP
Dr. Sitanala Tangerang.
1. Setiap kegiatan dan tahapan kegaitan pada pelaksanaan aktualisasi dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN : BerAKHLAK ( BerOrientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaftif, Kolaboratif ) guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan nilai-nilai dasar ASN pada setiap kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilakukan memiliki output atau hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Karena penerapan nilai-nilai dasar ASN pada setiap pekerjaan merupakan indikator keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.
2. Seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing memberikan kontribusi dalam upaya mengurangi tingkat kecemasan pasien sebelum dilakukan tindakan pembiusan dan pembedahan di ruang Pre Operasi. Hal ini dapat dilihat pada quisioner yang sudah di isi oleh pasien, dimana terdapat penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi.
B. Saran
Melakukan edukasi Relaksasi Nafas Dalam ke pasien harus tetap dilakukan dan dipertahankan bukan hanya karena tuntutan tugas tetapi harus ditanamkan sebagai kewajiban saat bertugas. Diharapkan dengan edukasi relaksasi nafas dalam, tingkat kecemasan pasien bisa terkendali sehingga tidak ada lagi pasien yang mengalami tingkat kecemasan berat yang akhirnya dalam mengatasi kecemasan tersebut dilakukan dengan tindakan Farmakologi yang bisa saja menghambat tindakan pembiusan. Untuk selanjutnya, peserta latsar berkoordinasi dengan pihak Humas untuk pencetakan leaflet dan x banner. Untuk x banner di pasang di poli anestesi agar pasien juga bisa membaca sendiri saat pasien melakukan konsultasi anestesi.
79
DAFTAR PUSTAKA
PERLAN RI. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta:Presiden RI
Tim Penyusun Modul Kesiapsiagaan Bela Negara. 2017. Kesiapsiagaan Bela Negara.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara
Tim Penyusun Modul Nilai-nilai Dasar ASN. 2017. Nilai-nilai Dasar ASN. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara
Tim Penyusun Modul Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart
Governance. 2017. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya
Smart Governance. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara
PERMENKES. 2019. PERMEKES Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Asisten Penata Anestesi. Jakarta:MENKES RI
PERMENKES. 2016. PERMENKES Nomor 18 TAHUN 2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Anestesi. Jakarta:MENKES RI
PERMENPANRB. 2017. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 10 Tahun 2017 tentang Jabatan Fungsional Asisten Penata
Anestesi. Jakarta:MENPANRB
PERMENPANRB. 2021. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 27 Tahun 2021 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta:MenpanRB
PERMENPANRB. 2022. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil
Negara. Jakarta:MenpanRB
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1. Foto ETT NKK di steril ulang karena terjadi kekosongan sto
Ini adalah salah satu contoh tidak lengkapnya pengisian form pra operasi. Dari total jumlah pasien yang dapat saya observasi yaitu sebanyak 23 pasien, 8 pasien ( 34,8 % ) di antaranya form pra operasi masih belum terisi dengan lengkap. Sementara sebanyak 15 pasien ( 65,2 % ) terisi dengan lengkap.
82
Lampiran 2. Bukti pengisian formulir pra anestesi masih belum lengkap
83
Lampiran 3. Data tidak adanya SOP Defibrilator
84
Lampiran 4. Quisioner penelitian sebelum dan sesudah revisi
85
Lampiran 5. Referensi materi untuk edukasi
Lampiran 6. Kontrak waktu dengan Kepala Ruangan, dokter Spesialis Anestesi dan mentor
86
Lampiran 7. Membahas gagasan dengan Kepala Ruangan, dokter Anestesi dan Mentor
Lampiran 8. Masukan dari mentor
87
Lampiran 9. Kumpulan materi
Lampiran 10. Rancangan media eduk
88
Gambar 11. Proses pencetakan media edukasi di percetakan
Lampiran 12. Tambahan saran dari mentor
89
Lampiran 13. Penyempurnaan media edukasi
Lampiran 14 Kontrak waktu untuk sosialisasi
Lampiran 15. Undangan sosialisasi dengan media Whastapp
WhatsApp Video
2022-08-24 at 21.32.25.mp4
90
Lampiran 16. Media edukasi untuk sosialisasi
Lampiran 17. Sosisalisasi dengan teman sejawat
Lampiran 18. Saran dari teman sejawat
91
Lampiran 19. Kontrak waktu dengan pasien
Lampiran 20. Menyiapkan bahan untuk sosialisasi ke Pasien
Respon Pasien.mp4
Lampiran 22. Respon dari pasie
92
Lampiran 21. Edukasi ke pasien
Lampiran 23. Quisioner monitoring edukasi pasien
Testimoni dari teman sejawat.mp4
Lampiran 24. Testimoni dari teman
93