LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 7
OPTIMALISASI PEMERIKSAAN SWAB ANTIGEN MULAI DARI TEKNIS PELAYANAN, PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN, WAKTU TUNGGU HINGGAHASIL MENGGUNAKAN UJI
KESESUAIAN TAT (TURN AROUND TIME) DI LABORATORIUM RSUP Dr. HASAN
SADIKIN
DISUSUN OLEH : Deby Tri Robbianda NIP. 199407222022031001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/5d2ecc4ff7a089115f5ad841918779b4.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/bfe4231bd902dc47c9f3a8967f59b808.jpeg)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH ىلاعت و هناحبس atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi NilaiNilai Dasar ASN ini tepat pada waktunya. Laporan rancangan aktualisasi ini berisi uraian laporan rencana kegiatan yang mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nilai-nilai dasar tersebut diimplementasikan di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada unit Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini mendapat banyak bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
2. Dr. Delita Prihati. dr., Sp.PK(K).,M.Kes. selaku Kepala Instalasi Laboratorium Klinik RSUP
Dr. Hasan Sadikin sekaligus mentor yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Mhd. Rusydi, SPd., SKp., MH.Kes., selaku Coach dan faslitator pada agenda 3 dan 4 yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama proses pembelajaran distance learning untuk kami internalisasi dan aktualisasikan di Instansi kami masing-masing
4. Bapak Setia Kahadiwan ST, MM. Selaku penguji rancangan dan pelaksanaan aktualisasi yang telah memberikan saran yang membangun bagi perbaikan kualitas laporan rancangan aktualisi.
5. Bapak Rosmananda, SKM., MTP, selaku faslitator pada agenda 1 yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama proses pembelajaran distance learning untuk kami internalisasi dan aktualisasikan di Instansi kami masing-masing
6. Bapak Yugi Mugi Rahayu, S.Psi, MM.RS selaku fasilitator pada agenda 2 yang telah membimbing, memfasilitasi dan memotivasi penulis.
7. Seluruhpanitiapenyelenggara,WidyaswaraPelatihanDasarCPNSKementerianKesehatan Tahun 2022 UPTD Pelatihan Dinas Kesehatan Jawa Barat
8. Seluruh rekan di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
9. Seluruh rekan Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Kesehatan Tahun 2022
Penulis punsangatmengharapkankritikdansaranterkaitlaporanrancanganaktualisasi inisehinggapenulisdapatterusmeningkatkan,memperbaikirancanganaktualisasiiniyangjauh dari kata sempurna dan dapat dijadikan landasan pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi serta habituasi nilai-nilai dasarASN yangtentunya memberikan dampak positif bagiseluruh pihak.
Bandung, Oktober 2022
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/8880c9d56f09b58527a7c4e462e71404.jpeg)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat pemersatu persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019).
Berdasarkan UU No 05 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yangdiangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sambutannya menegaskan bahwa setiap
ASNbaikpegawaipusatmaupunpegawaidaerahdimanapunbertugasharusmemegang teguh nilai-nilai dasar serta semboyan yang sama yaitu Core Values “BerAKHLAK” (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) danEmployer Branding “Bangga Melayani Bangsa”. Diharapkan dengan core values ini ASN mempunyai orientasi memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat; menggunakan otoritas dan sumber daya secara akuntabel dengan loyalitas tinggi kepada masyarakat, bangsa dan negara serta menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis; meingkatkan kapasitas dan kompetensi menjadi keniscayaan dalam menghadapi era disrupsi; meningkatkan kolaborasi dalam penyelenggaraan pemerintahan baik lintas organisasi, daerah, ilmu dan profesi (Humas MENPANRB, 2021).
Oleh karena itu, sesuai dengan PerLAN No. 10 Tahun 2021 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani Masa Prajabatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan sebagai CPNS. Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019).
Aktualisasi dalam LATSAR CPNS merupakan suatu kegiatan yang dijalankan peserta
LATSAR sebagai upaya pemecahan isu strategis yang terdapat di lingkungan instansi kerja para peserta LATSAR. Kegiatan aktualisasi ini dimaksudkan pula sebagai wadah pembiasaan (habituasi) bagi para peserta untuk tanggap dan solutif terhadappermasalahan yangterjadi di lingkungan sekitar. Adapun bentuk Pendidikan dan Pelatihan yang penulis jalani saat ini ialah
Blended Learning yang terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu Pembelajaran Mandiri melalui platform MOOC Swajar; Distance Learning melalui platform LMS LAN dan Zoom dengan agenda pembelajaran synchronous & asynchronous terdiri dari Agenda I. Sikap Perilaku BelaNegara, Agenda II. Nilai-nilai Dasar PNS, Agenda III. Kedudukan dan Peran PNS dalam mendukung terwujudnya Smart Governance, Agenda IV. Habituasi; serta Pelaksanaan Habituasi melalui e-coaching (Humas LAN RI, 2021). Agenda Habituasi merupakan tahap akhirdan penentu kelulusan seorang CPNS (Rancangan Aktualisasi sebesar 20% dan PelaksanaanAktualisasi sebesar 30%). Dimana habituasi akan menilai apakah seorang ASN mampu menerepkan substansi mata Pelatihan ke dalam rancangan aktualisasi, pembibingan pembelajaran
aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan, melakukan aktualisasi di tempat kerja, menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksana aktualisasi dan melakukan seminar aktualisasi (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017).
Sehubung dengan penyusunan Rancangan Aktualisasi, penulis mengakatisu dan menggas
kegiatan kreatif sesuai dengan masalah yang ada ditempat kerja yaitu “Belum adanya uji keseuaian TAT(TurnAroundTime)pada pemeriksaan Swab Antigen mulai dari pelaksanaan teknis hingga mengeluarkan hasil” sehingga judul dari Laporan Rancangan Aktualisasi ini ialah “ Optimalisasi pemeriksaan Swab antigen mulai dari teknis pelayanan, persiapan alat dan bahan, waktu tunggu hingga hasil menggunakan uji kesesuaian TAT(TurnAroundTime)di Laboratorium RSUP Dr. Hasan Sadikin”
1.2Tujuan
Tujuan secara umum dari Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Kementerian
KesehatanTahun2022yaitumengaktualisasikankedudukandanperanPNSsebagaipelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekatpemersatu bangsa dengan menerapkan nilai-nilai
dasar Ber-AKHLAK dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya, yang berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi tercapainya kepuasan masyarakat, bertanggung jawab
atas kepercayaan yang diberikan, terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, salingpeduli dan menghargai perbedaan, berdedikasi dan mengutamkaan kepentingan Bangsa dan Negara
dengan terus berinovasi dalam menggerakan atau menghadapi perubahan dan senantiasa
membangun kerjasama yang sinergis.
1.3Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan Laporan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Kementrian Kesehatan Tahun 2022 ini antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Organisasi
Ada dua manfaat bagi organisasi yang diharapkan oleh penulis. Pertama, sebagai bentuk evaluasi dan pengoptimalan tugas dan fungsi ASN dalam menjalankan tugas dan fungsi serta kewajibannya di instansi tempat bekerja. Kedua, dapat membantu menyelesaikan isubelumoptimalnyapelayanandalamalurpendaftarandiLaboratoriumBiologiMolekuler RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Dalam kegiatan aktualisasi ini akan membantu memudahkan pelayanan dan mengurangi kesalahan input data pendaftaran di Laboratorium Biologi Molekuler sehingga meningkatkan kepuasan pelayanan publik.
3. Manfaat bagi Penulis
Ada beberapa manfaat yang penulis dapatkan pada kegiatan Rancangan Habituasi yaitu meningkatkan pengetahuan mengenai profil satker, struktur organisasi serta tugas dan fungsi jabatan yang diduduki di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kedua, menambah kemampuan menyadari isu yang terjadi di sekitar dan dapat memecahkannya dengan kreatif serta pembiasaan diri untuk mengimplementasi nilai-nilai dasar ASN Ber-AKHLAK pada kegiatan di satuan kerja.
1.4RuangLingkup
Adapun ruang lingkup atau batasan dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
a. Implementasi nilai-nilai dasar profesi ASN - BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
b. Waktu pelaksanaan aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 22 Agustus - 30 September 2022 di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
c. Output yangdiharapkan dari rancangan aktualisasiini yaitu penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan aktualisasi.
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan selesai pada tahun 1923
dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 15 Oktober 1923 diresmikandandiberinamaMetAlgemeeneBangoengscheZiekenhui.Padatahun1942, pecah
Perang Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang
pengelolaannya diselenggarakanoleh Dinas Kesehatan Militer.Kemudian,masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakitmiliter
Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun Byoin sampai tahun 1945.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh
Belanda sebagai rumah sakit militer dibawah pimpinan WJ. van Thiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.
Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja
Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W. J. van Thiel sampai tahun 1949, Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawat an meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, RSHS mengembangkan berbagai fasilitas (sarana, prasarana dan alat) sesuai dengan Master Plan Pengembangan RSHS sebagai Teaching Hospital. Master Plan RSHS yang mendukung fungsi RSHS sebagai RS Pendidikan, pertama kali dirancang pada tahun 1972, kemudian dikaji ulang dan dikembangkan menjadi Master Plan RSHS tahun 1982. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan, dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan peningkatan cakupan, jangkauan dan mutu pelayanan rumah sakit, melalui soft loan dari OECF/JBIC (Jepang), tersusun Master Plan RSHS tahun 1995 sebagai Model RS Pendidikan di Indonesia, dengan
filosofi integral pelayanan medis dan pendidikan kedokteran untuk peningkatan kualitas hidup manusia.
Masterplan 1995 Realisasi tahap pertama dan Master Plan tersebut adalah pembangunan
Gedung Gawat Darurat dan Bedah Sentral (Emergency Unit – Central Operating Theatre (EUCOT) termasuk Ruang Rawat Intensif, yang diselesaikan pada tahun 2001, dilengkapi dengan
fasilitas peralatan medik yang canggih pada masanya. Dari efisiensi biaya pembangunan tersebut, telah sekailgus dapat dibangun Gedung RawatInap Khusus (kelas VIP), berkapasitas
75 tempat tldur, yang kemudian diberi nama Paviliun Parahyangan.
RSHS kini miliki gedung anggrek khusus untuk layani pasien rawat jalan. Gedung Rawat jalan yang telah menjadi Master Plan tahun 2012 dan mulai dibangun tahun 2015 ini telah beroprasional. Gedung Anggrek yang menjadi one stop service pelayanan rawat jalan. Mulai dari pendaftaran, loket pembayaran, ruang pemeriksaan, sampai farmasi berada di satu gedung. Dengan demikian pelayanan kepada pasien lebih cepat dan mudah. Rencana kedepan, RSHS akan memindahkan ruang penyimpanan rekam medis sehingga lebih mudah dan dekat ke ruangan pemeriksaan selain itu akan anjungan pendaftaran mandiri agar pasien dapat langsung menuju klinik yang dituju. Untuk kenyamanan pasien anak, RSHS juga akan membangun taman bermain anak, serta ornamen-ornamen di dinding sebagai salah satu media edukasi serta meningkatkan kenyamanan pasien.
1. Visi RSHS Bandung
VISI PEMERINTAH KABINET INDONESIA MAJU 2020 - 2022
Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan
Gotong Royong
2. Misi RSHS Bandung
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju, dan Sejahtera
3. Motto RSHS Bandung
Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami
“PamingpinPituin” : Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya
Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan
Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik menghasilkan kualitas prima
Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/cbf08048da2c57b826b24952d4f609a8.jpeg)
6. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
a. Struktur Organisasi Instalasi LaboratoriumPatologi Klinik Rumah Sakit
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah
Sakit
b. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan salah satu unit pelayanan yang berfungsi sebagai unsur penunjang dalam penegakan diagnostik klinik bagi para klinisi di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Instalasi Laboratorium Klinik sudah berstandar ISO 15189, memiliki kebijakan-kebijakan dan prosedur yang di terapkan dilingkungan Instalasi Laboratorium Klinik yaitu memiliki komitmen perbaikan berkelanjutan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana dan alat yang diperlukan untuk menjamin mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.
Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri dari :
1. Laboratorium Anggrek (Laboratorium khusus flebotomi pasien rawat jalan)
2. Laboratorium Teratai
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/69dd505093d8c9b9b79bf6aa50056c97.jpeg)
3. Laboratorium Sentral terdiri dari beberapa unit diantaranya :
- Unit Hematologi Rutin
- Unit Kimia Klinik
- Unit Klinik Rutin
- Unit Imunoserologi
4. Laboratorium Mikrobiologi
5. Laboratorium Biomolekuler
6. Unit Pelayanan Darah
7. Laboratorium Patologi Anatomi
8. Laboratorium Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL)
Dengan total karyawan sampai dengan 2021 :
- 15 Dokter Konsulen
- 91 orang Pranata Laboratorium Kesehatan
- 31 Petugas Administrasi
- 16 orang Pekarya
- 7 orang Cleaning serviece
1) Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Laboratorium
a. Tugas Pokok
Menyediakan fasilitas baik sarana maupun prasarana dan sumber daya manusia non dokter untuk operasional pelayanan laboratorium
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Laboratorium Klinik untuk menunjang pelayanan di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Instalasi Laboratorium Klinik menyelenggarakan fungsi :
Fungsi pelayanan laboratorium
Fungsi administrasi dan pelaporan kegiatan
Fungsi penjaminanmutu pelayanan (Quality Assurance)
Fungsi pendidikan dan penelitian profesi dan non-profesi
2.2 Profil Peserta
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/919f7ebc551e1621ab2331ca45d23ad1.jpeg)
Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dari Kementerian Kesehatan.
Adapun profil lengkap adalah sebagai berikut :
Nama : Deby Tri Robbianda
NIP : 199407222022031001
Pangkat/Golongan : Pengatur / IIc
Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan
Terampil
Unit Kerja : Laboratorium Patologi Klinik
Instansi : Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Dalam pelaksanaanaktualisasi, kegiatan yangdilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran
KinerjaPegawai (SKP),inovasi, perintah dan/ atau tugas dari atasan.
2.3 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Nilai Dasar ASN bertujuan sebagai panduan perilaku bagi para ASN dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kinerja terbaik. Adapun nilai dasar tersebut meliputi aspek
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah tindakan atau perilaku yang mencerminkan komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Inti dari pelayanan prima yaitu dengan memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat, melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas, dan sigap, serta melakukan perbaikan terus menerus dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu ASN sebagai pelayan publik harusdapat memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Inti dari Berorientasi
Pelayanan ini ialah Responsivitas, Kualitas dan Kepuasan.
b. Akuntabel
Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien. Inti dari Akuntabelini
ialah Integritas, Konsisten, Dapat Dipercaya dan Transparan.
c. Kompeten
ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Dalam rangka menjabarkan dan mengoperasikan nilai Kompeten tersebut, dicerminkan dengan perilaku yang meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu oranglain belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Inti dari Kompeten ini adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas,kinerjaterbaik,sukses,keberhasilan, learningagilitydanahlidi bidangnya.
d. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-bedaNamunTetapSatuJua”,seorangpelayanpublikharusdapatmenghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif. Inti dari Harmonis ini adalah Peduli (Caring), Perbedaan (Diversity), dan Selaras (Sembodo).
e. Loyal
Loyal yang dimiliki seorang PNS merupakan sikapperilaku berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dannegara dalammelaksanakan tugas dan fungsinyasebagai seorang PNS. Panduan perilaku penanaman nilai loyal diantaranya yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesamaASN,pimpinan,instansi,negarasertamenjagarahasiajabatandannegara.Inti dari Loyal ini adalah Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme dan Pengabdian.
f. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilahyangseringkitadengaryaitu“YangAbadiadalahPerubahanitusendiri”,membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan. Inti dari Adaptif ini adalah Inovasi, Antuisi terhadap perubahan dan Proaktif.
g. Kolaboratif
Dalam konteks Nilai ASN, Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalkan nilai kolaboratif tersebut dicerminkan dengan perilaku yang memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan menggerakkan pemanfataan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Inti dari Kolaboratif ini adalah Kesediaan bekerja sama serta Sinergi untuk hasil yang baik.
BAB III
RANCANGANAKTUALISASI
3.1 Deskripsi Isu
Dalam suatu pembuatan rancangan aktualisasi, menentukan suatu isu adalah penting yang kemudian akan diangkat menjadi permasalahan utama yang perlu dengan segera mendapatkan pemecahan masalah. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi isu-isu yang nantinya akan dipilih satu untuk menjadi isu permasalahan utama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksut dengan isu adalah masalah yang dikedepenkan untuk ditanggapi. Isu muncul Ketika ada ketidaksesuaian antara pengharapan public dengan praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi. Isu bisa berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai. Berdasarkan pemaparan dalam Modul Aktualisasi (2017), terdapat 3 (tiga) kemampuan mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu yang perlu diperhatikan. Pertama, Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi danmampu memetakan hubungan. Kedua, Problem Solving, yaitu mampu mengembangkan dan memilih alternatif serta mampu memetakan actor terkaitdan perannyamasing-masing. Ketiga, Analysis, yaitu mampu berpikir
konseptual mengaitkan isu dengan substansi mata pelatihan yang didapat dalam pembelajaran latsar, lalu diidentifikasi bagaimana implikasi / dampak / manfaat dari sebuah
pilihan kebijakan / program / kegiatan / tahapan kegiatan.
Salah satu faktor yang menentukan akurasi hasil pemeriksaan laboratorium adalah kualitas sampel (contoh bahan) yang akan diperiksa. Untuk mendapatkan dan menjaga kualitas sampel yang akan diperiksa, laboratorium harus memiliki standar operasi prosedur (SOP), pedoman atau acuan penanganan spesimen yang merujuk pada guideline yang ditetapkan (prodia.co.id).
Untuk menggambarkan kondisi tubuh dengan baik dan akurat,diperlukan sampel yang
baikjuga.karenaitu sampelharusdiambil,dikumpulkan dan ditangani dengan cara yangtepat oleh petugas yang terlatih. Dalam penanganan sampel yang harus diperhatikan adalah suhu cahaya, pelabelan, pengemasan, transportasi sampel dan keselamatan petugas (prodia.co.id)
Oleh karena itu, jika sampel sudah diterima oleh petugas check in, sampel harus segera di tangani oleh ATLM yang bertugas untuk dikerjakan sesuai SOP nya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat beberapa isu atau permasalahan
yang ditemukan di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai berikut:
3.1.1. Isu ke-1 : Belum adanya uji kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan Swab antigen mulai dari pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Temuan isu pertama adalah belum adanya uji kesesuaian Turn Around Time (TAT) dari teknis pelayanan hingga hasil pada pemeriksaan swabantigen di RSUPDr. Hasan Sadikin. TAT adalah waktu yang dibutuhkan oleh jenis pemeriksaan tertentu mulai dari sampel diterima di laboratorium sampai hasil pemeriksaan laboratorium dicetak/dilaporkan ke ruangan. Selama pengerjaan antigen di lab, waktudari sampel datangsampai keluar hasil memerlukan waktu 1 jam. Tujuan uji kesesuaian TAT ini untuk mengevaluasi pengaruh
waktutunggupemeriksaanlaboratoriumterhadapkeputusanterapipadapasienjalandan rawat inap serta mengidentifikasi factor – factor yang berpengaruh pada waktu tunggu pemeriksaan laboratorium, dan tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
Selama pelayanan swab antigen sehari-hari pemanggilan pasien yang akan dilakukan tindakan/terapi terlebih dahulu dilakukan swab antigen. Namun pada saat pemanggilan pasien, petugas belum menggunakan pengeras suara, sehingga dilakukan pemanggilan berulang-ulang.
3.1.2. Isu ke-2 : Belum adanya survey kepuasan pasien pada pemeriksaan swab
praOP di unit IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin
Temuan isu kedua adalah belum adanya survey kepuasan pasien pada pemeriksaan swab praOP pada Unit IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin. Selama pemeriksaan swab praOP pasien dibiarkan menunggu di depan IGD untuk melakukan swab antigen sebelum dilakukan tindakan/terapi. Namun belum adanya survey kepuasan pasien sehingga belum dapat mengukur kepuasan pasien setelah dan sebelum mendapatkan tindakan.
Sebagai bahan evaluasi yang lebih baik ke depannya.
3.1.3. Isu ke-3 : Belum Optimalnya pemeriksaan PPI pada petugas swab dalam
melakukan tindakan swab pada pasien
Temuanisu ketigaadalah belum optimalnya pemeriksaan PPI pada petugas swaber saat
melakukan tindakan swab pada pasien. Diamana hal ini masih mandirinya petugas swab
saat menggunakan APD sebelum melakukan tindakan swab, mulai dari menggunakan
APD hingga melepaskan APD. padahal tindakan PPI pada swaber saat akan mau
melakukan swab tujuannya untuk pencegahan/preventif sehingga petugas swaber
meminimalisir terpaparnya infeksi virus.
3.2 Penetapan CoreIsu
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017). Dari beberapa isu atau permasalahan yang terjadi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin, penulis akan memilah/menapis isu menggunakan alat bantu Teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) hingga menghasilkan satu isu utama yangkemudian dianalisis/didalami lebih lanjut menggunakan Teknik Fish Bone. Teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah kriteria analisis yang menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG (skor 5) sampai tidak sangat USG (skor 1).Urgency dinilai dari seberapamendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness dinilai dari seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yangakan ditimbulkan. Growth dinilai dari seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebutjika tidak ditagani segera (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017).
Dari 3 (tiga) isu yang sedang terjadi akan ditapis menggunakan Teknik USG sehingga
pada Tabel
Belum adanya uji
kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada
Swab
mulai dari
teknis,
alat dan bahan
pasien pada
Berdasarkan tapisan USG diatas, dapat disimpulkan isu yang dipilih adalah sebagai berikut :
”Belum adanya uji kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan
Swab antigen mulai dari pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga
hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.
3.3 Analisis Faktor Penyebab CoreIsu
Berdasarkan 3 isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan USG dan dilanjutkan dengan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG tersebut menggunakan alat bantu diagram fishbone. Analisis terhadap core issue dilakukan untuk menggambarkan
permasalahan atau akar isu sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan isunya. Berikut
hasil analisis isu menggunakan diagram fishbone terhadap isu ”Belum adanya uji
kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan Swab antigen mulai dari
pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”
Belum ada keputusan resmi untuk waktu hasil px
Petugas belum dapat memutuskan waktu hasil px
tidak konsistennya petugas dalam waktu pengeluaran hasil
Belum adanya SOP ketentuan tempat penerimaan sampel
Belum adanya keputusan standar pelayanan penerimaan spesimen laboratorium
Belum adanya uji
kesesuaian TAT tentang px Swab Ag
MAN
adanya SOP mengenai waktu pengambilan sampel per periode tanpa melihat jumlah
Lingkungan
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/8bb61000c679140c1f7e23788ae5947b.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/240e101c0a7c27a4a33dfb29c48d5bf4.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/f8db3ad491bd965b4715b2cb781664c3.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/bd55d8043ef626d2bd7f8c2005806802.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/d5aa75e60da54db35c35bae1556bffd1.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/d5aa75e60da54db35c35bae1556bffd1.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/a11ff30cf13f271c8c6e647d06586d77.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/d5aa75e60da54db35c35bae1556bffd1.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/a9ccd675913326b8eab48b0e7de91c06.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/797027dcb961fe4e41639ff8a355ad7c.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/2984b9599ef4a4572fa2263e3a25b435.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/6be983b0d67342336ae7783a3a2a6c75.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/76fb08b34e80e051c6a8ce7aa61ded88.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/b24cd334f17eab56dd7b50f89b3d5590.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/5c7d3e2314b1fdbcedd99ed852367348.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/ae760ec2d9791cbdf63b3c0e014f4f5b.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230814042616-c6fb64a2decac1e6260d07bad540433d/v1/f284d17a8e411531c06e07c03aec1d54.jpeg)
adanya tenaga khusus pengambilan dan pengiriman sampel
Jumlah SDM terhadap pelayanan tidak seimbang
Jarak antara lab pemeriksaan dengan lokasi swab berjauhan
Belum adanya petunjuk teknis/SOP sesuai Uji TAT
”Belum adanya uji
kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan Swab antigen mulai dari pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”
Metode Material
- belum adanya ketentuan dilaksanakan uji
kesesuaian TAT px Ag -buku
Panduan pelayanan
- petunjuk pelayanan
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu
Setelah diperoleh akar permasalahan dari core issue, maka gagasan yang menjadi solusipenyelasaian
isu tersebut yaitu OPTIMALISASI PEMERIKSAAN SWAB ANTIGEN MULAI DARI TEKNIS
PELAYANAN, PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN, WAKTU TUNGGU HINGGA HASIL
MENGGUNAKAN UJI KESESUAIAN TAT (TURN AROUND TIME) DI LABORATORIUM RSUP
Dr. HASAN SADIKIN. Adapun kegiatan gagasan kreatif penyelesaian coreisu : NO KEGIATAN
1 Penelusuranterhadapalurpelayanandariteknispelayananhinggahasilpemeriksaanantigen
2. Pembuatan Digitalisasi Barcode QR Alur Pelayanan Pemeriksaan Swab Antigen Covid-19
3. Pembuatan SOP pemeriksaan swab antigen Covid-19
4. Tabel Capaian TAT Sebelum dan sesudah Aktualisasi dan Habituasi
Tabel 3.4 Gagasan Kreatif penyelesaian CoreIsu
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja Instalasi Laboratorium PatologiKlinikUnitLaboratoriumBiologiMolekulerdiRSUPDr.HasanSadikinBandung
1. Belum adanya uji kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan Swab antigen mulai dari pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Identifikasi Isu
2. Belum adanya survey kepuasan pasien pada pemeriksaan swabpraOPdi unitIGD RSUPDr. Hasan Sadikin
3. Belum Optimalnya pemeriksaan PPI pada petugas swab dalam melakukan tindakan swab pada pasien
Isu yang Diangkat
Belum adanya uji kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada Pemeriksaan Swab antigen mulai
dari pelaksanaan teknis, persiapan alat dan bahan hingga hasil di RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Gagasan Pemecahan Isu Pembuatan SOP sesuai uji Kesesuaian TAT pemeriksaan Swab Antigen
No Kegiatan Tahapan kegiatan Hasil Kegiatan/ Output
Nilai-Nilai Dasar ASN
Kontribusi
Terhadap
Visi/ Misi
Penguatan Nilai
Organisasi
1. Berkoordinasi
dengan Kepala
Instalasi
Laboratorium Klinik
dan Koordinator di
A. Berkonsultasi dan menyapaikan
usulan serta
meminta izin
untuk melakukan
1. Mendapat
respon yang
baik dengan
kegiatan yang
akan
Keterkaitan dengan
nilai-nilai BerAKHLAK : Berorientasi
Pelayanan : saya
Kegiatan ini
diharapkan
dapat
berkontribusi :
Sesuai dengan
tata nilai RSHS
yaitu
unit kerja
Laboratorium Biologi
molekuler
rancangan kegiatan aktualisasi
B. Mendiskusiskan
rencana rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan
C. meminta saran
dan masukan
terkait rancangan
gagasan dan
alternatif masalah
untuk isu yang
akan diangkat.
dilakukan
2. Menyamakan
persepsi
terhadap rancangan aktualisasi
yang akan
dialakukan
3. Melengkapi
kekurangan
darisarandan
solusi dan di
dapatkan
berkoordinasi dan
berkonsultasi dengan
Mentor-Atasan untuk
mengoptimalkan
pemeriksaan swab
antigen yang sudah
dilakukan uji
kesesuaian TAT (Turn
Around Time) untuk
mendapatkan
layanan yang
excellent.
Akuntabel :
Menjelaskan maksud
dantujuan rancangan
aktualisasi dengan
jelas dan penuh
kejujuran dan
tanggungjawab.
Visi RSHS
yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadia
n,
Berlandaskan
Gotong
Royong”
Profesional:
Nilai yang
berorientasi pada
pencapaian kinerja
melalui penjalinan
kemitraan
Inovatif :
Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan senantiasa
Misi RSHS
yaitu “
Mewujudkan
kualitas hidup
manusia
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan Tulus:
Kompeten : Saya
akan meningkatkan
kompetensidiridalam
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.
Keinginan untuk memberi tanpa
pamrih, proaktif dan responsif
Unggul:
berkomunikasi
menyampaikan
rancangan
optimalisasi
pemeriksaan swab
antigen sesuai uji
TAT yang sudah
dilakukan.
Harmonis : Saya
akan menghargai
saran dan masukan
dari mentor, couch
dan rekan kerja untuk
menyelesaiakan
rancangan aktualisasi
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik
menghasilkan
kualitas prima
Integritas : Nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah
dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
Loyal : Saya akan
bermusyawarah
dengan mentor dalam
menyelesaikan Uji
Kesesuaian TAT
pemeriksaan swab
antigen
2. Penelusuran
terhadap alur
pelayanan dari
teknis pelayanan
hingga hasil
pemeriksaan antigen
A. Meminta izin pada koordinator
B. Mempelajari alur
pelayanan hingga hasil pada
pemeriksaan
Swab antigen yang sudah
Adaptif : saya akan
memberikan gagasan
dan inovasi dalam
rancangan aktualisasi
dalam uji kesesuaian
Kolaboratif : saya
akan bekerja sama
dengan rekan kerja
dan unit terkait untuk
mengoptimalkan hasi
uji kesesuaian TAT
pada pemeriksaan
Swab antigen
1. Mengetahui
Prosedur teknis
pelayanan
hingga hasil
swab antigen
2. Bukti foto dari
SOP pemeriksaan
swab antigen
antar unit
Keterkaitan dengan
nilai-nilai BerAKHLAK :
Kegiatan ini
diharapkan
dapat
Sesuai dengan
tata nilai RSHS
yaitu
Berorientasi
Pelayanan : Dalam
penelusuran alur bila
didapat hal yang harus
diperbarui dilakukan
dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas
berkontribusi :
Profesional:
Visi RSHS
yaitu
“Terwujudnya
Indonesia
Maju yang
Nilai yang
berorientasi pada
pencapaian kinerja
melalui penjalinan
berjalan
C. Mengecek SOP alur pelayanan antar unitterkait (Instalasi Gawat Darurat, Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan)
terkait pelayanan
Akuntabel : melakukan
penelusuran alur
dengan jujur, cermat, bertanggung jawab, dan berintegrasi tinggi
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadia n, Berlandaskan Gotong Royong”
kemitraan
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
Kompeten : kegiatan
penelusuran alur
sebagai salah satu cara
mencapai keberhasilan
kegiatan aktualisasi
Misi RSHS yaitu “
Mewujudkan
kualitas hidup
manusia
melakukan perbaikan secara
berkesinambungan
Tulus:
Keinginan untuk
Adaptif : melakukan
revisi pada alur umtuk
menyesuaikan dengan
kegiatan yang lebih
efektif dan efisien
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.
memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul:
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik
Kolaboratif : Kegiatan
penelususran dan
pembuatan SOP
menghasilkan
kualitas prima
3. Melakukan uji
kesesuaian TAT (Turn Around Time)
pemeriksaan swab
antigen
A. Melakukan uji
kesesuaian TAT (Turn Around Time) pada data
Hc LAB
B. Menganalisa dan berkonsultasi dengan mentor dan koordinator
Uji Kesesuaian
TAT tersebut
untuk dilakukan
pembuatan SOP
yang efektif dan
dilakukan dengan
bantuan dan kerjasama
dari koordinator dan mentor .
Integritas :
Nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
1. mendapatkan data yang akan diolahsesuaiuji
kesesuaian TAT
2. Catatan konsultasi
3. Foto kegiatan
Keterkaitan dengan
nilai-nilai BerAKHLAK :
Berorientasi
Pelayanan : Dalam
melakukan uji
kesesuaian TAT untuk
membuat SOP yang
menunjang kualitas
pelayanan
Akuntabel :
melakukan uji
kesesuaian TAT
Kegiatan ini
diharapkan
dapat
berkontribusi : Visi RSHS
yaitu “Terwujudnya
Indonesia
Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadia
n,
Sesuai dengan
tata nilai RSHS
yaitu
Profesional: Nilai yang
berorientasi pada pencapaian kinerja
melalui penjalinan
kemitraan
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
efisien
dengan data yang
benar, dan dapat di
pertanggung jawabkan
Berlandaskan
menghasilkan suatu
Kompeten :
melakukan uji
kesesuian TAT dengan
teliti dan sesuai dengan
kompetensi Loyal : melakukan uji
kesesuian hingga
tuntas dan
mendapatkan hasil
yang maksimal
Gotong Royong” Misi RSHS
yaitu “
Mewujudkan
kualitas hidup
manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.
yang baru dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara berkesinambungan
Unggul:
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik
menghasilkan
kualitas prima
Integritas : Nilai yang
menggambarkan
Kolaboratif : dalam
melakukan uji
kesesuaian TAT
dilakukan dengan
bantuan dan kerjasama
mentordankoordinator
laboratorium
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
pemeriksaan swab
antigen sesuai uji
kesesuaian TAT
yang sudah
dilaksanakan
pemeriksaan
Swab antigen
setelah
dilakukan uji
kesesuaian TAT
antar unit
B. Meminta
masukan dan saran dari mentor dan koordinator di unit kerja
C. Melakukan
sosialisasi
tentang SOP yang sudah di buat di tiap-tiap unit terkait
2. Bukti foto
kegiatan
sosialisasi SOP
nilai-nilai BerAKHLAK : Berorientasi
Pelayanan : pembuatan SOP yang
sudah dilakukan uji
kesesuaian TAT
bertujuan untuk
meningkatkankualiatas
pelayanan yang lebih
efektif dan efisien
diharapkan
dapat
berkontribusi : Visi RSHS
yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadia
tata nilai RSHS
yaitu
Profesional: Nilai yang
berorientasi pada pencapaian kinerja
melalui penjalinan kemitraan
Inovatif : Nilai yang
Akuntabel : pembuatan SOP
dilakukan dengan data
yang benar, teliti, dan
dapat di pertanggung
jawabkan
Harmonis : Dalam
pembuatan SOP
memerlukan feedback
dan kepedulian anatar
seama rekan kerja
n, Berlandaskan Gotong
Royong”
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan
Misi RSHS
yaitu “
Mewujudkan
kualitas hidup
manusia
Indonesia
yang tinggi,
perbaikan secara berkesinambungan
Tulus: Keinginan untuk
memberi tanpa
pamrih, proaktif dan
Adaptif : SOP yang
sudah di buat
memerlukan proses
adaptasi untuk di implementasikan
maju dan sejahtera”. responsif
Unggul: Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik
menghasilkan
kualitas prima
Kolaboratif :
Pembuatan SOP
memerlukan kerja
sama dan bersinergi
antar rekan kerja
Integritas : Nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
5. Monitoring dan
Evaluasi
1. Melakukan monitoring dalam pelaksanaan pemeriksaan swab
antigen Covid-19
2. Membandingkan
Capaian waktu pemeriksaan swab
2. Grafik Capaian sebelum dan setelah habituasi
Keterkaitan dengan
nilai-nilai BerAKHLAK :
Berorientasi
Pelayanan : Pembuatan SOP yang
sudah dilkukan uji
Kesesuaian TAT bisa di
Kegiatan ini
diharapkan
dapat
berkontribusi :
Sesuai dengan tata nilai RSHS yaitu
Visi RSHS
yaitu “Terwujudnya
Profesional: Nilai yang
berorientasi pada
pencapaian kinerja
antigen sebelum dan
setelah Habituasi
3. Evaluasi dengan
Kepala Instalasi
Laboratorium Klink
implementasikan
dalam pelayanan untuk
meningkatkan kualitas
pelayanan.
Akuntabel
:melakukan kegiatan
dengan konsisten, jujur, dan bertanggung
jawab.
Kompeten
:melakukan evaluasi
penerapan habit baru
menunjukan keinginan
untuk terus belajar dan
menjawab tantangan
yang selalu berubah
Indonesia
Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadia n, Berlandaskan Gotong
Royong”
melalui penjalinan
kemitraan
Inovatif : Nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
melakukan
Misi RSHS
yaitu “
Mewujudkan
kualitas hidup
manusia
Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera”.
perbaikan secara
berkesinambungan
Tulus:
Keinginan untuk
memberi tanpa
pamrih, proaktif dan responsif
Unggul:
Adaptif : penerapan
SOP akan ada proses
adaptasi untuk
mengimplementasikan
nya
Keinginan untuk
menjadi yang
terbaik
menghasilkan
kualitas prima
Kolaboratif : kegiatan evaluasi dan monitoring dilakukan dengan bekerjasama
dengan seluruh reka kerja.
Integritas :
Nilai yang menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
tugas
Rancangan aktualisasi ini akan dilakukan mulai tanggal 22 Agustus - 30 September
2022 yang bertempat di Laboratorium Patologi Klinik unit Biologi Molekuler RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1 Berkoordinasi dengan Kepala InstalasiLaboratorium Klinik dan Koordinator Laboratorium Biologi Molekuler
2 Penelusuran terhadap alur pelayanan dari teknis pelayanan hingga hasil pemeriksaan Antigen
3 Melakukan Uji Kesesuaian TAT (Turn Around Time) Pemeriksaan Swab Antigen
4 Membuat SOP Pemeriksaan Swab Antigen sesuai TAT
5 Monitoring dan Evaluasi